BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kerja Praktek
Dalam era globalisasi ini, dimana pembangunan dilaksanakan di segala
bidang dan salah satu tujuan pembangunan tersebut adalah mencapai masyarakat adil
dan makmur. Perkembangan pembangunan ini tidak terlepas dari perkembangan
teknologi yang semakin pesat sehingga mendorong timbul dan berkembangnya
industri-industri saat ini. Pada pelaksanaannya sektor industri adalah suatu program
prioritas untuk mempercepat peningkatan laju pertumbuhan ekonomi yang
mengakibatkan tingkat persaingan disektor industri semakin ketat, hal ini disebabkan
banyak perusahaan yang bergerak dibidang yang sama.
Keberhasilan untuk memenuhi tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun
jangka panjang tidak terlepas dari usaha manajemen dalam melaksanakan
fungsi-fungsinya, yaitu fungsi perencanaan dan pengendalian, bila salah satu fungsi tersebut
tidak ada maka perusahaan tidak berjalan dengan baik, apabila
perencanaan-perencanaan yang dibuat tidak diikuti dengan pengendalian maka tujuan perusahaan
tidak akan terwujud. Oleh karena itu, menjadi tugas manajemen untuk merencanakan
perusahaannya. Sehingga dapat terlihat apakah kinerja perusahaannya sudah sesuai
dapat segera diambil keputusan secara cepat dan tepat. Dengan demikian nampaklah
bahwa anggaran adalah alat bagi manajemen untuk membantu menjalankan
fungsi-fungsinya.
Anggaran lazim dipergunakan sebagai sistem perencanaan, koordinasi dan
pengawasan dalam perusahaan. Anggaran nampaknya cukup memadai untuk
dipergunakan sebagai alat perencanaan yang baik, sehingga koordinasi dan
pengawasan yang dilaksanakan dapat memadai pula. Dengan demikian jelaslah
bahwa anggaran dapat dipergunakan sebagai salah satu alat pengendalian kegiatan
perusahaan.
Anggaran menjadi masalah yang cukup menarik untuk dibahas, karena
dengan disusunnya anggaran, maka dapat dilihat taksiran-taksiran dari hasil-hasil atau
pengeluaran-pengeluaran, jauh sebelum kegiataan dilaksanakan.
Anggaran merupakan rencana tentang perusahaan, rencana ini mencakup
berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu
sama lain. Tujuan anggaran di bidang ekonomi adalah untuk mensejahtrakan dan
menaikan taraf hidup masyarakat. Untuk itu di perlukan adanya kegiatan
pembangunan secara sektoral maupun territorial. Pembagunan sektoral yang
mencakup sector-sektor pertanian, industry, pertambangan, ekonomi, kesehatan
rakyat, pendidikan dan pengajaran dan sebagainya.
Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) merupakan salah satu instansi
sertifikasi, dan inspeksi teknik dalam rangka pengembangan industry bahan dan
barang teknik. Dalam menghadapi era globalisasi saat ini di perlukan sebuah layanan
jasa yang mendukung teknologi dalam meningkatkan sebuah produk dan tenaga
industry yang diakui secara nasional dan internasional.Sebuah produk memiliki
beberapa tingkatan kualitas yang di lihat dari kegunaan dan fungsi produk itu sendiri.
Setiap tahun Balai Besar bahan Dan barang Tehnik (B4T) menyusun anggaran
belanja, penyusunan itu bertujuan sebagai pedoman pengeluaran dan penerimaan
anggaran agar terjadi keseimbangan yang dinamis, dalam rangka melaksanakan
kegiatan perusahaan demi peningkatan produksi. Peningkatan kesempatan kerja serta
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi anggaran belanja merupakan hal yang
utama dalam pengelolaan keuangan, anggaran belanja merupakan pedoman bagi
pemerintah dalam melaksanakan kegiatannya dan berfungsi sebagai alat pengawas
bagi masyarakat terhadap penyajian anggaran.
Pada saat ini sebuah perusahaan Balai besar Bahan Dan Barang Tehnik (B4T)
selalu terhubung dengan rencana pembangunan yang disusun pemerintah, salah
satunya sasaran bidang ekonomi yang dituju adalah untuk menaikan tarif kegiatan
yang telah dipilihnya. Hal tersebut membuat kenaikan anggaran tiap tahunpun
semakin meningkat disebabkan adanya kenaikan permintaan jasa Pengujian, adanya
Regulasi tentang penerapan SNI, adanya penambahan bangunan dan semakin
Anggaran sering digunakan untuk menilai para menejer. bonus, kenaikan gaji,
dan promosi adalah semua hal yang di pengaruhi oleh kemampuan seorang manejer
untuk mencapai atau melampaui tujuan yang direncanakan. Oleh karna itu,anggaran
mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku menejer. Prilaku positif muncul
ketika tujuan tiap menejer sejalan dengan tujuan organisasi. Sebaliknya, prilaku
disfungsional muncul ketika prilaku individu tidak sesuai dengan tujuan organisasi.
Salah satu contoh perilaku disfungsional adalah bahwa karyawan dapat secara
sadar berusaha untuk tidak menunjukan kinerja yang lebih baik dari yang
dianggarkan agar mengurangi kemungkinan penentuan tingkatan kinerja yang
dianggarkan lebih tinggi. Akibat buruk lainnya dapat muncul di saat manejer tersebut
terus menerus merasa gagal dalam mencapai sasaran yang ditetapkan dalam
anggaran. Dalam situasi, ini seseorang dapat kehilangan minat kerja, mengurangi
standar prestasi individu, hilang rasa percaya diri dan sebagainya.
Dalam rangka menghindari prilaku disfungsional tersebut, dilaksanakan
anggaran parsitipatif. Anggaran partisipatif memungkinkan para menejer tingkat
bawah untuk turut serta dalam pembuatan anggaran. Selain itu juga mendorong rasa
bertanggung jawab pada menejer tingkat bawah dan mendorong kreativitas. Karena
adanya keturutsertaan dalam merencakan anggaran, tujuan anggaran akan menjadi
lebih realistis sehingga tercipta kesesuaian tujuan yang lebih besar. Partisipasi
penyusunan anggaran merupakaan pendekataan yang secara umum dapat
Selain partisipasi anggaran, Komite terhadap organisasi juga berpengaruh
terhadap kinerja seseorang. Komitmen organisasi, didefinisikan sebagai suatu
keadaan di mana seseorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dengan
tujuan-tujuannya, Serta berminat memelihara keanggotaan dalam organisasi itu,
Komitmen organisasi yang tinggi akan meningkatkan kinerja yang tinggi pula.
Keterlibataan yang tinggi berarti orang tersebut akan melakukan pekerjaannya secara
khusus dan komitmen pada organisasi yang tinggi berarti pemihakan pada organisasi
yang memperkerjakaannya. Apabila seseorang telah memiliki komitmen tinggi
terhadap suatu organisasi, maka orang tersebut akan berusaha sebaik mungkin
melakukan setiap aktivitasnya demi kepentingan organisasi. Terutama bagi manejer,
sebagai bagian penting dalam sebuah organisasi, komitmennya terhadap organisasi
sangatlah dibutuhkan agar setiap tugas manajerial yang dilakukannya memberikan
hasil yang baik sehingga dapat membantu tercapainya tujuan organisasi.
UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara mengamatkan bahwa
laporan pertanggungjawaban APBN/APBD harus disusun dan disajikan sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintah, dan Standar tersebut disusun oleh suatu
komite Standar yang Independen dan ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
Standar Akuntansi Pemerintahan tersebut bertujuan untuk mewujudkan akuntabilitas
Berdasarkan uraian tersebut maka penulis mengambil judul:
“TINJAUAN ATAS IMPLEMENTASI ANGGARAN BELANJA PADA
BALAI BESAR BAHAN DAN BARANG TEHNIK (B4T).
1.2. Maksud Dan Tujuan Kerja Praktek
Maksud dari kerja praktek adalah untuk mengetahui tentang proses Anggaran
belanja pada Balai Besar Barang dan Tehnik (B4T). Sedangkan tujuan dari kerja
praktek ini adalah untuk:
1. Untuk mengetahui prosedur penyusunan anggaran belanja pada Balai Besar
Bahan Dan Barang Tehnik (B4T).
2. Untuk mengetahui pelaksanaan anggaran belanja pada Balai Besar Bahan Dan
Barang Tehnik (B4T).
3. Untuk Mengetahui realisasi anggaran belanja pada Balai Besar Bahan Dan
Barang Tehnik (B4T).
4. Untuk Mengetahui Hambatan Di Balai Besar Bahan Dan Barang Tehnik (B4T).
5. Untuk Mengetahui Upaya Untuk Mengetahui Hambatan di Balai Besar Bahan
1.3. Kegunaan Kerja Praktek
Hasil yang diharapkan dari kerja prktek ini dapat memberiakn manfaat bagi
semua pihak yang terkait dan membutuhkannya. Adapun manfaat yang dapat
diperoleh, yaitu:
1. Bagi Perusahaan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran atau
informasi serta masukan positif bagi manajemen perusahaan yang berhubungan
dengan penyajian anggaran khususnya anggaran belanja sebagai bahan pertimbangan
dalam mengambil keputusan agar mampu meningkatkan kinerjanya pada masa yang
akan datang.
2. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukkan dan perbandingan yang
dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta menjadi informasi dasar yang
memadai tentang penyajian anggaran Khususnya anggaran belanja pada balai besar
bahan dan barang tehnik (B4T).
3. Bagi Pihak Lain
Dapat menjadi tambahan referensi dan tambahan informasi mengenai
1.4. Metode Kerja Praktek
Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini, penulis melaksanakan kerja
praktek dengan menggunakan metode Block Release, yaitu suatu penelitian yang
dilaksanakan pada waktu tertentu (Wena, 1996: 228). Penyusunan laporan kerja
praktek ini tentunya memerlukan pengumpulan data. Adapun teknik pengumpulan
data yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut:
1. Field Research (Studi Lapangan)
Yaitu penelitian yang dilakukan penulis dengan cara terjun langsung pada objek
penelitian. Penelitian lapangan yang dilakukan melelui metode pengambilan data
yang tersedia di lapangan yaitu :
a. Pengamatan (Observation)
Mengadakan penelitian dengan mengunjungi, mengamati, serta
mengikuti secara langsung jalannya kegiatan instansi sehingga
memperoleh kebenaran data.
b. Wawancara (Interview)
Tehnik Pengumpulan data dengan mengadakan komunikasi langsung
dengan pimpinan maupun karyawan perusahaan yang berhubungan
2. Library Research (Studi Kepustakaan)
Yaitu Suatu kegiatan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mempelajari, meneliti dan menelaah berbagai macam bahan bacaan yang ada di
perpustakaan baik buku-buku, diktat dan bahan-bahan lain yang ditulis dan disusun
oleh beberapa penulis yang erat hubungannya dengan masalah yang dibahas. Juga
catatan-catatan pribadi penulis yang pernah didapat selama mengikuti perkuliahan.
1.5. Lokasi Dan Waktu Kerja Praktek
Kegiatan Kerja Praktek dilaksanakan di Balai Besar Bahan dan barang Tehnik
(B4T), Yang bertempatkan di Jalan Sangkuriang 14 Bandung 40135.Telp. 022 –
2504088, 2504828, 2510682. Fax 022 – 2502027. Website :www.b4t.go.id dan
e-mail : info@b4t.go.id.
Dalam pelaksanaan kerjanya Penulis ditempatkan di Bagian Kasir atau
Keuangan.Kerja Praktek dilaksanakan mulai tanggal 1 Juli sampai dengan 29 Juli
2010. Adapun waktu kerjanya adalah sebagai berikut : Senin s/d Kamis
(07.00-16.00), sedangkan Jum’at (07.30-16.00).
Berikut ini adalah tabel waktu pelaksanaan kegiatan kerja praktek :
Tabel -1
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
B4T didirikan pada tahun 1909 di Batavia (Jakarta sekarang) oleh pemerintah
Hindia Belanda dengan nama Laboraturium Voor Metal Onderzoek dan berada
dibawah naungan Burgelizke Openbake Warken (Departemen Pekerjaan Umum
sekarang).
Pada tahun 1912 diperluas menjadi Laboraturium Voor Material
Onderzoek.Yang semula balai ini hanya mengurus benda-benda metal diperluas
dengan benda material lainnya.
Pada tahun 1921 lokasi balai dipindahkan ke Bandung.Tepatnya ke lokasi
Technische Hogeschool (Institut Teknologi Bandung sekarang). Tahun 1934
kedudukan balai berpindah ke naungan Van Ekonomische (Departemen
Perekonomian dan Perdangangan)
Pada tahun 1942 dibawah kekuasaan pemerintah Jepang balai berubah nama
menjadi Laboraturium Zeiro Sikendya dan kemudian berubah lagi menjadi
Laboraturim Kogio Sikendya.
Tahun 1945 Indonesia merdeka dan balai ini kembali berubah nama menjadi
Kemakmuran. Pada periode tahun 1952 – 1960 balai ini dua kali beralih naungan,
yaitu dari Kementerian Perekonomian ke Kementerian Perindustrian. Pada tahun
1961 balai ini menempati Jalan Sangkuriang Bandung dengan nama Balai Penelitian
Bahan-bahan. Pada tahun 1963 kedudukan balai berada di bawah Perindustrian
Rakyat.
Tahun 1971 kedudukan balai berada di bawah naungan Lembaga Penelitian
dan Pendidikan Industri.Pada tahun 1974 kedudukan balai berada di bawah
Puslitbang Industri Logam dan Mesin Departemen Perindustrian.
Tahun 1980 kedudukan balai dibawah Badan Litbang Industri Departemen
Perindustrian dan berubah nama menjadi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Industri Bahan dan Barang Teknik. Dan pada akhir tahun 2002 balai ini berubah
nama menjadi Balai Besar Bahan dan Barang Teknik yang disingkat dengan B4T dan
dipakai hingga sekarang.
2.1.1. Moto dan Etika Pelayanan
1. Moto
a. Tanggap/Responsive
b. Terjamin/Guaranteed
2. Etika Pelayanan
a. Respon
b. Amanah
c. Memuaskan
d. Hati – hati
2.1.2. Badan Hukum Instansi
Balai Besar Bahan dan Barang Teknik merupakan balai resmi pemerintah
yang berada di bawah naungan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri,
Departemen Perindustrian.Badan hukum oleh Menteri Perindustrian Republik
Indonesia.Nomor : 13 / M – IMD / PER / 6 / 2006.
2.2. Visi Dan Misi Perusahaan 2.2.1. Visi
Menjadi lembaga Terkemuka dalam bidang penjaminan dan peningkatan mutu
bahan dan barang tehnik yang didukung oleh penelitian.
2.2.2. Misi
Memberikan pelayanan teknis yang professional melalui jasa
Terapan untuk meningkatkan Mutu Produk dan tenaga industry yang diakui secara
Nasional dan Internasional.
2.3. Struktur Organisasi
Gambar2.1 Struktur Organisasi Instansi KEPALA
BALAI BESAR BAHAN & BARANG TEKNIK
2.4. Uraian Tugas Perusahaan
1. Kepala B4T
Mengerjakan hal-hal sebagai berikut :
a. Sebagai pimpinan di B4T.
b. Mengawasi jalannya aktivitas di B4T
c. Menetapkan tugas dari kepala bidang yang ada.
d. Mengawasi dan mengkoordinir kegiatan-kegiatan dari setiap
kepala bidang yang ada.
2. Kepala Bidang Pengembangan Jasa dan Teknik
Mengerjakan hal- hal berikut
a. Sebagai pimpinan di divisi pengembangan jasa dan teknik.
b. Menetapkan kegiatan lelang.
c. Membuat surat laporan kegiatan lelang.
d. Menyetujui senua dokumen yang masuk ke divisi pengembangan
jasa dan teknik.
e. Menentukan pemenang kegiatan lelang.
3. Kepala seksi Pengembangan Kompetensi dan Sarana Riset
Mengerjakan hal-hal berikut
b. Mengawasi kegiatan lelang
c. Mengecek data perusahaan peserta lelang.
d. Mengecek data perusahaan pemenang lelang
4. Kepala Seksi Informasi
Mengerjakan hal-hal berikut
a. Mengawasi jaringan server di B4T
b. Mengawasi semua sistem yang berjalan di B4T
c. Admin di sistem pelelangan
5. Bendahara
Mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bagian dalam bidang keuangan dan
menyusun laporan keuangan organisasi.
Adapun Uraian tugas dari bendahara adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab atas keuangan Balai Besar Bahan Dan Barang
Tehnik.
b. Mengelola Dan Mengatur Pembukuan Keuangan.
c. Menyusun Dan Mengendalikan Anggaran.
2.5. Kegiatan Perusahaan
1. Pengujian bahan
Pengujian bahan dapat dilakukan pada berbagai produk Cat, Oil atau Pelumas,
Semen, pupuk, Mineral atau bantuan berbagai jenis air dan limbah industry dalam
rangka kesesuaian dengan persyarataan standar yang berlaku seperti SNI,ASTM,
British Standar, JlS atau Standar Lainnya.
2. Pengujian Barang Tehnik
Bahan dan barang tehnik yang dapat diuji mencakup berbagai produk industry
logam, komponen Otomotif, Ban kendaraan Bermotor, Sepeda motor, Acumulator
Barang-barang listrik, Lampu (Pijar, Swaballast, Fluorescent), Baterai Kering,
Produk Elektronika (Audio/Vidio), Elektronika Konsumsi, Peralatan Teknologi
informatika,Produk karet, Barang Plastik, Pipa Besi, Pipa baja, Pipa PVP atau
Polietilina, Pompa, Pengujian tidak merusak, Pengujian barang logam dan pengujian
Metalografi, dalam rangka kesesuaikan dengan persyaratan Standar yang berlaku
seperti SNI, ASTM, British Standar, JlS atau Standar Lainnya.
3. Kalibrasi
Peranan kalibrasi pada kegiatan industry merupakan salah satu tolak ukur
jaminan.mutu suatu produk, Sehingga semua alat ukur sangat perlu dilakukan
KALIBRASI, Sesuai persyarataan standar atau spesifikasi teknis yang berlaku.
Laboratorium kalibrasi B4T memiliki SDM yang professional dibidangnya yang
telah berpengalaman melakukan kalibrasi di lingkungan industry, BUMN, Instansi
Pemerintah maupun Perguruaan tinggi di Indonesia. Pada tahun 1994 diakreditasi
komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan akreditasi No. LK-002-IDN, Sesuai
aturan peryarataan standar ISO/IEC 17025.
4. Sertifikasi Produk
Sertifikasi produk ditunjukan untuk memberikan jaminan kepastian mutu
produk kepada konsumen sesuai persyarataan dan spesifikasi teknik yang berlaku.
Lembaga sertifikasi produk atau B4T-LSPro telah mendapatkan akreditas dari
komite akreditasi Nasional (KAN) pada tahun 2005 dengan register No.
LSPr-013-IDN, sesuai aturan persyarataan standar pedoman BSN 4001-2001 Atau ISo. IEC
BAB III
PEMBAHASAN KERJA PRAKTEK
3.1. Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek
Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di Balai Besar Bahan Dan Barang Tehnik
(B4T), Penulis ditempatkan di Bagian Keuangan. Dimana penulis diberikan
pengarahan dan bimbingan mengenai kegiatan yang dilakukan dibagian
keuangan,oleh staf dibagaian keuangan di Balai Besar Bahan Dan Barang Tehnik
(B4T).
Bagian Keuangan merupakan salah satu bagian yang ada pada perusahaan
Balai Besar Bahan dan Barang Tehnik (B4T). Guna memiliki kebutuhan suatu
perusahaan atau instansi sebagai sarana yang biasa digunakan untuk melaksanakan
kegiatan yang menyangkut keuangan, salah satunya mengenai masalah Anggran Kas.
dalam pelaksanaan tersebut penulis diberikan pengarahan dan bimbingan mengenai
kegiatan instansi.
Adapun secara umum tugas-tugas lain bagian keuangan yaitu sebagai berikut :
1. Penyusunan rencana dan program pengelolaan administrasi keuangan dan
program kerja Dinas;
2. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan
anggaran, koordinasi pengelola dan pengendali keuangan dan menyusun
laporan keuangan Dinas.
3. Evaluasi dan pelaporan lingkup pengelolaan administrasi keuangan dan
program kerja Dinas.
3.1.1. Pengertian Anggaran, Belanja, Anggaran Belanja 3.1.1.1. Pengertian Anggaran
Anggaran sangat penting bagi sebuah perusahaan karena anggaran
berfungsi sebagai tolak ukur penilaian kemajuan perusahaan dalam mencapai
tujuannya. Anggaran berguna dalam proses perencanaan karena anggaran dapat
meningkatkan komunikasi dan koordinasi, begitu juga dalam proses pengendalian
anggaran berguna karena menyediakan basis untuk pengevaluasian kerja. Anggaran
memperlihatkan biaya dan pendapatan yang diharapkan untuk setiap departemen.
Oleh karena itu, anggaran memberikan tolak ukur bagi evaluasi kinerja aktual
departemen.
Pengertian anggaran (budget) dalam arti sempit adalah rencana kerja
keuangan sedangkan dalam arti luas yaitu anggaran merupakan suatu proses yang
terus menerus yang dimulai dari tahap penyusunan anggaran sampai pada tahap
pengesahan dan pertanggungjawaban oleh pihak yang terkait.
Menurut (Simamora, 2003 : 320) menyatakan bahwa :
“Anggaran (budget) adalah sebuah rencana yang memperlihatkan
tujuan perusahaan dan bagaimana manajemen bermaksud
memperoleh dan menggunakan sumber daya tersebut untuk mencapai tujuan tadi.”
Sedangkan menurut (Nafarin, 2004 : 9) :
“Anggaran adalah suatu rencana tertulis mengenai kegiatan suatu
organisasi yang dinyatakan secara kualitatif dan umumnya
dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu. “
Berdasarkan pendapat dari para ahli diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang memperlihatkan
tujuan perusahaan pada satu waktu (periode) tertentu.
Anggaran menjadi landasan yang penting untuk mengevaluasi kinerja
perusahaan. Oleh karena itu, anggaran mendorong efisiensi dan berfungsi sebagai
penangkal pemborosan dan inefisiensi proses penyusunan sebuah anggaran memaksa
manajer untuk mempertimbangkan secara cermat tujuan dan sasaran perusahaan
menetapkan instrumen untuk mencapainya. Anggaran juga membantu
mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas manajer. Anggaran yang disusun secara
masak-masak merupakan standar yang paling baik untuk membandingkan kinerja
aktual. Hal ini dikarenakan anggaran menampung taksiran dampak semua varibel
3.1.1.2. Pengertian Belanja
Belanja daerah merupakan penurunan dalam manfaat ekonomis selama
periode tertentu dalam bentuk arus keluar, arus defisit aset, atau terjadinya karena
utang yang mengakibatkan berkurangnya ekuitas dana, selain yang berkaitan dengan
distribusi kepada para peserta ekuitas pada pemerintah daerah tersebut.
Menurut Abdul hakim (2002:68) menyatakan bahwa :
“Belanja adalah semua pengeluaran pemerintah daerah pada suatu
periode anggaran.”
Sedangkan definisi belanja menurut IASC (2002:62) adalah :
“Penurunan dalam manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau deplesi aset atau terjadinya utang yang mengakibatkan berkurangnya ekuitas dana, selain yang berkaitan dengan retribusi kepada para peserta ekuitas dana.”
3.1.1.3. Pengertian Anggaran Belanja
Anggaran belanja merupakan pedoman pelaksanaan kegiatan pengeluaran
keuangan daerah yang disusun untuk kurun waktu tertentu. Dengan kata lain,
anggaran belanja menggambarkan seluruh kebijaksanaan yang dilakukan oleh
pemerintah daerah dan merupakan suatu sarana untuk mewujudkan pembangunan
daerah yang luas, nyata dan bertanggungjawab.
Menurut http://id.wikipedia.org/wiki/Anggaran_belanja, adalah :
mengilustrasikan penjualan antara 2 barang atau lebih. Dengan kata lain, anggaran belanja merupakan rencana organisasi yang dinyatakan dalam istilah moneter.Terdapat berbagai jenis anggaran belanja, yakni anggaran belanja penjualan, anggaran belanja produksi, anggaran belanja tunai, anggaran belanja pemasaran, anggaran belanja proyek, anggaran belanja pendapatan, dan anggaran belanja ekspeditur.”
Menurut Aliminsyah dan Pandji (2003:53) menyatakan bahwa :
Anggaran Belanja adalah : “suatu anggaran yang memperlihatkan
pendapatan yang sedang berjalan persis sama dengan pengeluaran
yang sedang berjalan”.
Kesimpulannya bahwa anggaran belanja merupakan penjabaran rencana ke
dalam jangka kuantitatif, tiap rencana yang menyangkut keuangan, digunakan sebagai
taksiran serta untuk mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan di kemudian hari,
tiap rencana yang sistematis untuk penggunaan tenaga kerja, bahan-bahan dan faktor
produksi lainnya, rencana pengeluaran dan penerimaan pemerintah di kemudian hari
dalam jangka waktu satu tahun.
Berikut ini penulis mengutip dari pendapat para ahli akuntansi mengenai
anggaran kas yaitu:
Pengertian anggaran kas menurut M. Munandar (2000;311), adalah:
“Budget yang merencanakan lebih terperinci tentang jumlah kas beserta perubahan-perubahannya dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang, baik berupa penerimaan kas maupun
perubahan berupa pengeluaran kas”.
“Anggaran kas menunjukan rencana sumber dan penggunaan kas selama tahun anggaran yang terdiri dari rencana penerimaan kas (aliran kas masuk) dan perencanaan pengeluaran kas (aliran kas keluar)”.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa anggaran kas mencakup
dua sektor, yaitu:
1. Sektor penerimaan kas yang pada umumnya berasal dari penjualan tunai,
penagihan piutang, penjualan aktiva tetap dan penerimaan lainya (non
operating).
2. Sektor pengeluaran kas yang pada umumnya berupa pengeluaran biaya-biaya,
baik biaya utama (operating) maupun bukan biaya utama (non operating).
Sedangkan menurut Lukman Syamsudin (2000; 123) anggaran kas adalah :
“Anggaran kas adalah suatu alat yang dapat dipergunakan manajer keuangan untuk meramalkan atau memperkirakan kebutuhan-kebutuhan dana jangka pendek dan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan uang kas selama periode budget”.
Sejalan dengan pengertian anggaran kas di atas dapat dinyatakan bahwa
yang dimaksud dengan anggaran kas adalah :
1. Anggaran kas merupakan suatu proyeksi dari arus kas masuk, arus kas keluar
dan sebagai alat pengendalian kas.
2. Anggaran kas merupakan rencana aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukan
di masa yang akan datang.
3. Anggaran kas menggambarkan perubahan jumlah kas yaitu perubahan berupa
3.1.2. Fungsi Anggaran Belanja
Fungsi dari Anggaran Belanja menurut Abdul hakim (2002:13) adalah :
a. Sebagai pedoman pemerintah daerah dalam mengelola keuangan daerah
adalah satu periode di masa yang akan datang.
b. Sebagai alat ukur untuk meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan
masyarakat daerah
c. Sebagai alat pengawasan bagi masyarakat daerah terhadap
kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah daerah.
d. Sebagai alat mengevaluasian kinerja pemerintah daerah dalam periode
tertentu.
3.1.3. M acam-macam Anggaran
Menurut R.A Supriyono (2001; 440), bahwa dari segi penyusunannya
anggaran tahunan dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:
1. Anggaran Tetap
Anggaran tetap atau anggaran statis adalah anggaran yang penyusunannya
hanya didasarkan kepada estimasi suatu tingkatan kegiatan yang sifatnya konstan
yang akan dicapai oleh perusahaan untuk periode tertentu yang akan datang.
2. Anggaran Fleksible
Anggaran fleksible atau anggaran skala turun naik adalah anggaran yang
perusahaan untuk periode yang akan datang. Penyusunan anggaran fleksible akan
lebih sulit daripada penyusunan tetap, karena harus memisahkan biaya yang
dianggarkan menjadi biaya tetap dan biaya variable.
Keunggulan terletak pada dua hal :
1. Anggaran fleksible dapat dicapai sebagai alat perencanaan laba dengan lebih
baik, yaitu melalui analisa hubungan biaya-volume laba.
2. Anggaran fleksible dapat digunakan untuk menganalisis penyimpangan biaya
dengan lebih baik.
3.1.4. Syarat Penyusunan dan Pelaksanaan Anggaran yang Baik
Agar anggaran dapat memberikan manfaat bagi perusahaan, menurut R.A
Supriyono (2000; 95), harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Adanya organisasi yang sehat
Organisasi yang sehat adalah organisasi yang membagi tugas fungsional dengan
jelas dan menentukan garis wewenang dan tanggung jawab yang tegas.
2. Adanya sistem akuntansi dana yang memadai
Sistem akuntansi yang memadai adalah :
a) Penggolongan rekening yang sama antara anggaran dan realisasinya,
sehingga dapat dibandingkan dan dihitung penyimpangannya.
b) Pencatatan akuntansi memberikan informasi mengenai realisasi
c) Laporan didasarkan pada akuntansi pertanggungjawaban
3. Adanya penelitian dan analisis
Penelitian dan analisis diperlukan sebagai alat pengukur prestasi, sehingga
anggaran dapat dipakai untuk menganalisis prestasi.
4. Adanya dukungan dari pelaksana
Anggaran dapat dipakai sebagai alat yang baik bagi manajemen. Jika ada
dukungan antara para pelaksana dari tingkat atas maupun bawah.
3.2. Teknik Pelaksanaan Kerja Praktek
Dalam melaksanaan kerja praktek pada bagian Keuangan dilaksanakan kurang
lebih 1 bulan mulai dari tanggal 1 July 2010 sampai dengan 29 july 2010. selama
melaksanakan kerja praktek pada Balai Besar Bahan Dan barang Tehnik (B4T),
Penulis ditempatkan pada bagian Keuangan, dimana bagian ini mempunyai fungsi
dan peranan yang sangat penting. Penulis diberikan kesempatan unutk membantu
mengerjakan pekerjaan- pekerjaan yang ada, diantaranya:
1. Melakukan kegiatan rutin yang dilakukan di bagian keuangan, seperti
mengklasifikasikan nota dan kwitansi sesuai dengan koderingnya, member cap
pada kwitansi yang sudah diverifikasi, dan kegiatan lainnya.
2. Melakukan pengamatan langsung bagaimana anggaran kas tersebut dilakukan.
3. Mendengarkan arahan dari pembimbing di Balai Besar Bahan Dan Barang
3.3. Pembahasan Hasil Kerja Praktek
3.3.1. Jenis-Jenis Anggaran Belanja di Balai Besar Bahan Dan Barang Tehnik (B4T)
Secara umum anggaran belanja menurut Abdul Hakim (2002:69)
dikelompokan menjadi lima kelompok, yaitu :
1. Belanja Administrasi Umum
Belanja administrasi umum adalah semua pengeluaran pemerintah daerah
yang tidak berhubungan secara langsung dengan aktivitas atau pelayanan
publik. Belanja administrasi umum terdiri dari :
1) Belanja Pegawai
Merupakan pengeluaran pemerintah daerah utuk orang/personel atau
yang tidak berhubungan secara langsung dengan aktivitas atau biaya tetap
pegawai. Belanja ini meliputi :
a. biaya gaji dan tunjangan
b. biaya perawatan
c. biaya pengembangan SDM
2) Belanja barang
Merupakan pengeluaran pemerintah daerah untuk penyediaan barang
dan jasa yang tidak berhubungan langsung dengan pelayanan publik.
a. biaya bahan habis pakai
b. biaya jasa kantor
c. biaya cetak dan penggandaan
d. biaya langganan
e. biaya pakaian dinas
3) Belanja perjalanan dinas
Merupakan pengeluaran pemerintah untuk biaya perjalanan pegawai
atau dewan yang tidak berhubungan secara langsung dengan pelayanan
publik. Belanja ini meliputi :
a. biaya perjalanan dinas
b. biaya perjalanan pindah
c. biaya pemulangan pegawai yang gugur, dipensiunkan dan cuti
besar.
4) Belanja pemeliharaan
Merupakan pengeluaran pemerintah daerah untuk pemeliharaan barang
daerah yang tidak berhubungan secara langsung dengan pelayanan publik.
Belanja ini meliputi :
a. biaya pemeliharaan gedung kantor
b. biaya pemeliharaan rumah dinas dan asrama
d. biaya pemeliharaan perlengkapan kantor
e. biaya pemeliharaan peralatan kantor
f. biaya pemeliharaan emplasement kantor
2. Belanja Operasi dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Publik
Belanja ini merupakan semua pengeluaran pemerintah daerah yang
berhubungan dengan aktivitas atau pelayanan publik. Belanja ini meliputi:
1) Belanja Pegawai
Merupakan pengeluaran pemerintah daerah untuk orang/personel yang
berhubungan secara langsung dengan aktivitas atau biaya pegawai yang
bersifat variabel. Belanja ini meliputi :
a. Honorarium
b. Upah lembur
c. Upah
d. Upah paket
e. Insentif
3. Belanja Barang
Merupakan pengeluaran pemerintah daerah untuk penyediaan barang dan
jasa yang behubungan dengan pelayanan publik. Belanja ini meliputi :
a. Biaya sewa
4. Belanja Perjalanan Dinas
Merupakan pengeluaran pemerintah untuk biaya perjalanan pegawai yang
berhubungan secara langsung dengan pelayanan publik. Belanja ini meliputi:
a. Biaya perjalanan dinas dalam daerah
b. Biaya perjalanan dinas luar daerah
5. Belanja Pemeliharaan
Merupakan pengeluaran pemerintah daerah untuk pemeliharaan barang daerah
yang berhubungan secara langsung dengan pelayanan publik. Belanja ini meliputi:
a. Biaya pemeliharaan gedung pelayanan umum
b. Biaya pemeliharaan kendaraan
c. Biaya pemeliharaan perlengkapan operasional
d. Biaya pemeliharaan peralatan operasional
e. Biaya pemeliharaan emplasement
f. Biaya pemeliharaan mesin
g. Biaya pemeliharaan sungai dan saluran/kanal
h. Biaya pemeliharaan umum
6. Belanja Tak Tersangka
Belanja tak tersangka adalah pengeluaran pemerintah yang dilakukan oleh
pemerintah daerah untuk membiayai kegiatan yang tak teduga dan kejadian luara
7. Belanja Modal
Belanja modal merupakan pengeluaran pemerintah daerah yang manfaatnya
melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan daerah dan
selanjutnya akan menambah belanja yang bersifat rutin seperti biaya operasi dan
pemeliharan. Belanja ini meliputi :
1) Belanja Publik
Belanja yang manfaatnya dapat dinikmati secara langsung oleh masyarakat
umum.
2) Belanja Aparatur
Belanja yang manfaatnya tidak dapat dinikmati oleh masyarakat, tetapi
dirasakan secara langsung oleh aparatur.
3.3.2. Prosedur Penyusunan Anggaran Belanja Pada Balai Besar Bahan Dan Barang Tehnik (B4T)
Anggaran kas yang disusun oleh Balai besar bahan dan barang tehnik (B4T)
Mempunyai fungsi sebagai pedoman arah kegiatan, alat koordinasi, alat penentu
prioritas dan juga alat pengendalian.
Proses penyusunan anggaran kas terbagi ke dalam dua pendeketan yaitu:
Dalam pendekatan ini anggaran ditetapkan oleh direksi (manajemen
puncak) kemudian secara hieraki dijabarkan ke masing-masing direktorat
dan selanjutnya sampai kepada unit anggaran paling kecil.
2. Pendekatan Bottom Up
Pendekatan ini biasannya disebut sebagai participative budget yaitu
penyususan anggaran melalui konsultasi dan kesepakatan antara pimpinan
puncak dengan pimpinan pada semua tingkatan manajemen yang
bertanggung jawab pada pelaksanaan anggaran perusahaan.
Adapun tujuan digunakannya perpaduan antara kedua pendekatan
tersebut sebagai berikut:
1. Agar semua tingkatan yang ada di manajemen mempunyai komitmen
terhadap anggaran tersebut.
2. Anggaran sebagai alat pengendalian, agar setiap unit dalam organisasi
dapat berjalan dengan baik.
3. Kebijakan manajemen dalam menentukan sasaran dan tujuan
perusahaan dapat dijabarkan pada anggaran yang akan di susun.
Tahapan-tahapan dalam penyusunan anggaran kas pada Balai besar
bahan dan barang tehnik (B4T) adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan Anggaran Kas
Para pengurus balai besar bahan dan barang tehnik (B4T)
yang akan datang. Dengan Melihat anggaran kas tahun sebelumnya
sebagai acuan untuk penyusunan anggaran kas yang akan dating.
2. Usulan Anggaran Kas
Para pengurus mengadakan rapat dengan kepala bagian untuk
memberitahukan tentang rancangan anggaran kas yang telah
direncanakan untuk periode yang akan dating.
3. Pengesahan Oleh Anggota
Aatas usulan yang telah diusulkan oleh pengurus, maka pengurus
mengadakan para rapat dengan para anggota. Setelah mendapat
persetujuan dari para rapat selanjutny di adakan rapat pengesahan
dengan semua anggota balai besar bahan dan barang tehnik (B4T).
3.3.3. Perbandingan Realisasi Anggaran Belanja Pada Tahun 2008 dan 2009 di Balai Besar Bahan Dan Barang Tehnik (B4T)
Laporan realisasi anggaran mengambarkan perbandingan antara anggaran
tahun 2009 dengan realisasinya, mencakup unsur-unsur pendapatan dan belanja
selama periode 1 Januari – 31 Desember 2009.
B4T Bandung selain mengelola dana yang bersumber dari APBN, juga
mengelola dana yang merupakan pendapatan ( bukan pajak ) dari pihak-pihak yang
memerlukan pelayanan jasa dari B4T Bandung. Realisasi Anggaran dalam tahun
Tabel 1
Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2009 dan TA 2008
Tabel 3.1Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran
a. Dalam tahun 2009, B4T Bandung mempunyai anggaran belanja sebesar
Rp.22.210.389.000,00 dan estimasi atas pendapatan ( PNBP ) B4T Bandung
sebesar Rp.13.379.474.000,00. Dibanding dengan jumlah anggaran belanja
tahun 2008 sebesar Rp.42.639.431.000,00 berarti terdapat penurunan sebesar
Rp.20.429.042.000,00 atau 47,91%, sedangkan pada estimasi pendapatan
(PNBP) dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar Rp.9.750.000.000,00 ada
kenaikan sebesar Rp.3.629.474.000,00 atau 37,22 %
b. Dari anggaran dalam tahun 2009 sebesar Rp 22.210.389.000,00 realisasi
dianggarkan pada tahun 2009). Realisasi penerimaan pendapatan (PNBP)
mencapai jumlah Rp.12.441.121.995,00 atau 92,99 % dari jumlah yang
ditargetkan pada tahun 2009 sebesar Rp.13.379.474.000,00.
Dibanding dengan realisasi belanja tahun 2008 sebesar Rp.32.837.050.563,00
jumlah pengeluaran tahun 2009 mengalami penurunan sebesar
Rp.12.337.869.219,00 atau 37,57 %. Penurunan ini disebabkan adanya
penurunan pada belanja modal sebesar Rp.14.200.098.500,00 atau 90 % dari
anggaran tahun 2008 dan belanja pegawai sebesar Rp.314.183.120,00 atau
4,30% dari anggaran tahun 2008, sedangkan pada belanja barang mengalami
kenaikan sebesar Rp.2.176.412.401,00 atau 22,28% dari anggaran tahun 2008.
Pada realisasi penerimaan PNBP dalam tahun 2009 terdapat kenaikan sebesar
Rp.3.201.573.718,00 atau 34,65% dibandingkan realisasi penerimaan PNBP
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan kerja pelaksanaan kerja praktek tersebut dan setelah
Penulis menganalisa, memahami dan mempelajari serta menguraikan masalah tentang
perbandingan anggaran belanja barang dan jasa, maka penulis mencoba
menyimpulkan beberapa hasil dari kerja praktek yang dilakukan di Balai Besar Bahan
Dan Barang Tehnik (B4T) kota Bandung, yaitu :
1. Jenis-jenis anggaran belanja barang dan jasa pada Balai Besar Bahan Dan Barang
Tehnik (B4T) Kota Bandung untuk penyediaan barang dan jasa yang tidak
berhubungan langsung dengan public sudah lengkap yaitu, belanja bahan habis
pakai, belanja cetak dan penggandaan, belanja langganan, belanja pakaian dinas,
belanja makan dan minum dan belanja perjalanan dinas.
2. Perbandingan realisasi anggaran belanja Di Balai Besar Bahan Dan Barang
Tehnik Kota Bandung
a. Dalam tahun 2009, B4T Bandung mempunyai anggaran belanja sebesar
Rp.22.210.389.000,00 dan estimasi atas pendapatan ( PNBP ) B4T Bandung
sebesar Rp.13.379.474.000,00. Dibanding dengan jumlah anggaran belanja
Rp.20.429.042.000,00 atau 47,91%, sedangkan pada estimasi pendapatan
(PNBP) dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar Rp.9.750.000.000,00 ada
kenaikan sebesar Rp.3.629.474.000,00 atau 37,22 %
b. Dari anggaran dalam tahun 2009 sebesar Rp 22.210.389.000,00 realisasi
belanjanya mencapai Rp.20.499.181.344,00 atau 92,30 % (dari jumlah yang
dianggarkan pada tahun 2009). Realisasi penerimaan pendapatan (PNBP)
mencapai jumlah Rp.12.441.121.995,00 atau 92,99 % dari jumlah yang
ditargetkan pada tahun 2009 sebesar Rp.13.379.474.000,00.
Dibanding dengan realisasi belanja tahun 2008 sebesar Rp.32.837.050.563,00
jumlah pengeluaran tahun 2009 mengalami penurunan sebesar
Rp.12.337.869.219,00 atau 37,57 %. Penurunan ini disebabkan adanya
penurunan pada belanja modal sebesar Rp.14.200.098.500,00 atau 90 % dari
anggaran tahun 2008 dan belanja pegawai sebesar Rp.314.183.120,00 atau
4,30% dari anggaran tahun 2008, sedangkan pada belanja barang mengalami
kenaikan sebesar Rp.2.176.412.401,00 atau 22,28% dari anggaran tahun 2008.
Pada realisasi penerimaan PNBP dalam tahun 2009 terdapat kenaikan sebesar
Rp.3.201.573.718,00 atau 34,65% dibandingkan realisasi penerimaan PNBP
1.2. Saran
Setelah penulis melakukan penganalisaan dari data yang diperoleh dari Balai
Besar Bahan Dan Barang Tehnik (B4T) Kota Bandung periode anggaran tahun 2008
Dan 2009, maka penulis menyarankan sebagai berikut :
Jenis-jenis anggaran belanja barang dan jasa di Balai Besar Bahan Dan Barang
Tehnik (B4T) Kota Bandung sudah lengkap, sebaiknya dipertahankan agar lebih baik
dengan cara dirancang sedemikian rupa dan dijalankan sesuai dengan fungsinya.
Adanya Realisasi terkadang melebihi anggaran yang direncanakan, agar hal tersebut
tidak terjadi maka komite anggaran harus merancang anggaran secara sistematis agar
TINJAUAN ATAS INPLEMENTASI ANGGARAN BELANJA
PADA BALAI BESAR BAHAN DAN BARANG TEHNIK (B4T)
DI BANDUNG
KERJA PRAKTEK
Diajukan untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Kerja Praktek
Program Strata Satu Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia
SUMAYAH
21106003
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
Adisaputro, Gunawan 2003. Anggaran Perusahaan, Edisi 2003/2004,
Yogyakarta : BPFE.
Budisantoso, Totok dan sigit Triandaru, 2006, Bank dan Lembaga Keuangan
Lain, Edisi kedua, Jakara : Selemba Empat.
Christina, Ellen, M. Fuad, Sugiarto, dan Edy Sukarna, 2001. Anggaran
Perusahaan Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
R. A., Supriyono, 2001. Akuntansi Manajemen, Edisi pertama, Cetakan pertama. Yogyakarta :
Penerbit BPFE.
Firdaus, Rachmat dan Maya Ariyanti, 2004, Manajemen Perkreditan Bank Umum, Edisi
Kedua, Bandung : Alfabeta.
Tuggal, Amin Widjaja, 2000. Dasar-dasar Budgetting, Cetakan pertama.Jakarta:
DATA PRIBADI
Nama : Sumayah
Nim : 21106003
Tempat, Tanggal Lahir : Brebes, 08 September 1988
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Raya Ciseureuh No.1 RT 01/RW 01
Ketanggungan, Brebes, Jawa Tengah
PENDIDIKAN
Tahun 1994-2000 : SDN Ciseureuh 1
Tahun 2000-2003 : SLTP Negri 3 Ketanggungan
Tahun 2003-2006 : SMK Karya Bhakti Brebes
Tahun 2006 Sampai sekatang : Terdaftar Sebagai Mahasiswa
Universitas Komputer Indonesia
(UNIKOM)
Bandung, Fakultas Ekonomi, Program
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Bismillahirrahmanirrohim.
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Illahi Robbi, Tuhan pencipta alam
semesta yang telah memberikan rahmat-Nya kepada penulis dengan segala petunjuk dan
kemudahan hingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini dengan baik.
Shalawat serta salam penulis tujukan kepada pimpinan besar dan sauri teladan sepanjang zaman,
Rasulullah SAW.
Laporan Kerja Praktek dengan judul “TINJAUAN ATAS IMPLEMENTASI
ANGGARAN BELANJA PADA BALAI BESAR BAHAN DAN BARANG TEHNIK (B4T)
BANDUNG ” ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menempuh Program Strata I pada
Fakultas Ekonomi Progran Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)
Bandung.
Kesempurnaan adalah suatu hal yang selalu ingin dicapai oleh seluruh umat manusia,
namun manusia tidak akan pernah terlepas dari sifat alpa dan lalai. Penulis sadari bahwa Laporan
Kerja Praktek ini masih jaug dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak sagat diharapkan. Semoga dibalik kekurangan Laporan Kerja Praktek ini masih dapat
memberikan manfaat.
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang
sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan serta bimbingan, sehingga
memberikan dukungan dan masukan. Dengan segala kerendahan hati penulis sampaikan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc. Selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
2. Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra., SE M.Si. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Komputer Indonesia.
3. Sri Dewi Anggadini, S.E.,M.Si., Selaku Ketua Program Studi Akuntansi, Fakultas
Ekonomi.
4. Siti Kurnia Rahayu, S.E., M.AK., AK Selaku Pembimbing yang telah membantu dan
memberi informasi dalam pembuatan laporan kerja praktek ini.
5. Seluruh Dosen Universitas Komputer Indonesia, Terimakasih atas ilmu yang di berikan.
6. Dra. Ratnawati K.,MBA Selaku Kepala Balai Besar bahan Dan Barang Tehnik (B4T).
7. Dra. Rita Puspitasari Selaku Sub Bagian Keuangan.
8. Ibu Budi Astusti Dan Ibu Euis Selaku pembimbing Perusahaan Dan seluruh Staf Balai
Besar Bahan Dan Barang Tehnik (B4T) yang memberikan pengarahan, bimbingan selama
penulis melakukan penelitian.
9. Seluruh Staf dan Karyawan Balai Besar dan Barang Tehnik (B4T).
10. Kepada Kakaku tercinta Yang Selalu Memberikan Semangat, Doa Kepada Penulis.
11. Purwangga bagja herdayandi makasih atas bantuan dan semangatnya Membantu Penulis
14. Makasih Buat Teman-Teman AK4 Semua Seperjuangan Semoga Selalu Kompak Dan
Semangat.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga laporan kerja praktek ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan bagi kita semua, dan semoga Doa, Dorongan, Perhatian dan
pengertian yang diberikan kepada penulis mendapat balasan pahala yang berlipat dari Allah
SWT. Amien Ya Robbal alamin.
Terimakasih
Wasasalamua’laikum Wr.Wb.
Bandung, Desember 2010
Penulis