Yang bertanda tangan dibawah ini, penulis, pembimbing, dan pihak perusahaan tempat penelitian, bersedia menyatakan :
“Bahwa hasil penelitian ini dapat di onlinekan sesuai dengan peraturan yang berlaku,
untuk kepentingan riset dan pendidikan”.
Bandung, 13 September 2013
Penulis, Pihak Perusahaan,
Reddy Handani Irwan Sobrian
NIM 21109076 NIK 710420
Mengetahui,
Pembimbing,
Sri Dewi Anggadini, SE., M. Si. NIP 4127.34.003
Catatan:
ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi saya ini asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik sarjana, baik di UNIKOM maupun di perguruan tinggi lain. 2. Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing.
3. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sangsi akademis sesuai dengan aturan yang berlaku.
Bandung, Juli 2013
Yang membuat pernyataan,
CURRICULUM VITAE Data Diri
Nama Lengkap : Reddy Handani
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 3 Mei 1991
Jenis Kelamin : Pria
Persaudaraan : 1 dari 2
Berat/ Tinggi Badan : 50kg/ 178cm
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Alamat Rumah : Jl. Nyengseret no. 81, Bandung
No. Telepon/ HP : (022) 522 0206/ 0856 2488 4144
(Studi Kasus PT. Telkom Tbk, Bandung)
Effect Of Accounting Information Systems And Audit Information Systems
to Internal Control
SKRIPSI
Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
REDDY HANDANI NIM 21109076
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya maka penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi dan Audit Sistem Informasi terhadap Pengendalian Internal”.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak terdapat
kekurangan karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan karya
tulis ini. Pada kesempatan ini penulis menghaturkan rasa terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor UNIKOM
2. Prof. Dr. Hj. Ernie Tisnawati Sule SE., M. Si
3. Dr. Surtikanti, SE. M.Si. Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi
4. Sri Dewi Anggadini SE., M. Si., yang sudah sangat dengan sabar
membimbing penulis
5. Lilis Puspitawati SE., M.Si., selaku Dosen Wali
6. Bapak Sirat Mustakim, Bapak Dedi, dan Bu Hanna selaku pembimbing
penulis dari PT. Telkom yang banyak membantu penulis dalam melakukan
penelitian
7. Teman – teman FE UNIKOM 2009, khususnya kelas AK 2
8. Orang tua tercinta, Johan Sofyan, dan Ida Nuraida, serta adik Anissa Nurtiana,
9. Sahabat penulis yang sudah sangat banyak membantu dalam proses
pengerjaan penelitian ini, Aris, Ibu Nelly, dan keluarga
10. Keluarga besar alm. Lili Syarief, khususnya Bi Lies, Bi Rani atas
dukungannya
11. Keluarga besar Hoolahoop, Yuda, Fadli, Depay, Colil, Derry, Dede, Moyo,
Reach & Records, dan Give Me Five serta semua teman satu skena
12. Gita Kania, Aldy Ramadhan, Mochamad Andika, Aska Pratama, atas suntikan
semangat dan ilmu olah datanya, Arseal sebagai satu-satunya, Gilang Arya
selaku saudara sekamar yang banyak membantu, teman-teman senior
UNIKOM, Mba Donna, Teh Senny, seluruh karyawan UNIKOM, dan semua
yang telah mensupport penulis yang tidak cukup untuk disertakan disini.
Akhir kata, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Semoga dengan telah diselesaikannya skripsi ini, bisa membantu
penulis dalam menambah wawasan tentang penelitian dan menjadi lebih baik dalam
penulisan penelitian berikutnya.
Bandung, 31 Juli 2013
viii DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ……… i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ………. ii
MOTTO ………. iii ABSTRACT ……….. iv
ABSTRAK ………. v
KATA PENGANTAR………. vi
DAFTAR ISI………... viii
DAFTAR TABEL……….………...…xiv
DAFTAR GAMBAR……….………... xv
BAB I PENDAHULUAN………... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ……… 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah …...………... 7
1.2.1 Identifikasi Masalah……...……… 7
1.2.2 Rumusan Masalah …………...………... 8
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ………...……… 9
1.3.1 Maksud Penelitian ..………... 9
1.3.2 Tujuan Penelitian ………..………. 9
1.4 Kegunaan Penelitian ………...……… 10
1.4.2 Kegunaan Akademis ………..…….. 10
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ………...………..… 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS.12 2.1 Kajian Pustaka………... 12
2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi …....………..….. 12
2.1.1.1 Pengertian Sistem ……...…..………..…… 12
2.1.1.2 Pengertian Informasi ………..……….…...…… 13
2.1.1.3 Pengertian Akuntansi ……….….………... 14
2.1.1.4 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ………. 15
2.1.1.5 Indikator Teknologi Informasi ……….………. 16
2.1.1.6 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi ………... 23
2.1.2 Audit Sistem Informasi …………...………. 24
2.1.2.1 Pengertian Audit ..…..……….… 24 2.1.2.2 Pengertian Audit Sistem Informasi …...………. 25 2.1.2.3 Indikator Audit Sistem Informasi .……….……. 27
2.1.2.4 Tujuan Audit Sistem Informasi ...………... 28
2.1.3 Pengendalian Internal ………..……….... 30
2.1.3.1 Pengertian Pengendalian Internal ………….………... 30
2.1.3.2 Jenis Pengendalian Internal ..……..………..…….. 32
x
2.2 Penelitian Terdahulu ……….. 37
2.3 Kerangka Pemikiran ………...………... 45
2.3.1 Hubungan Sistem Informasi Akuntansi dengan Pengendalian Internal ………...………. 46
2.3.2 Hubungan Audit Sistem Informasi Akuntansi dengan Pengendalian Internal ……..………... 47 2.4 Hipotesis Awal ………..………...………..………... 48
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN………...………. 51
3.1 Objek Penelitian ………...……….. 51
3.2 Metode Penelitian ………...……… 51
3.2.1 Desain Penelitian ………...……….. 52
3.3 Operasionalisasi Variabel ………...….………...……… 56
3.4 Sumber Data ………..………. 60
3.5 Alat Ukur Penelitian ………... 60
3.5.1 Uji Validitas ……….………….……….….. 60 3.5.2 Uji Reliabilitas ……….………..….. 62
3.6 Populasi dan Penarikan Sampel ………...……….. 63
3.7 Metode Pengumpulan Data ……… 65
3.8 Metode Pengujian Data ………. 66
3.8.1 Analisis Deskriptif (Kualitatif) ……… 66
3.8.3 Analisis Korelasi Pearson Product Moment ………...… 68
3.8.4 Analisis Determinasi ……… 69
3.8.5 Pengujian Asumsi Klasik Regresi Linier Berganda ……… 69
3.8.6 Analisis Korelasi Parsial ……….. 72
3.8.7 Uji Hipotesis ……… 74
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….……….. 78
4.1 Hasil Penelitian ……….. 78
4.1.1 Gambaran Umum PT. Telkom Indonesia, tbk …….……… 78
4.1.1.1 Sejarah PT. Telkom Indonesia, tbk ……… 79
4.1.1.2 Struktur Organisasi PT. Telkom Indonesia, tbk ……… 80
4.1.1.3 Uraian Tugas Direktorat Keuangan PT. Telkom Indonesia, tbk ……….. 84
4.1.1.4 Aktivitas PT. Telkom Indonesia, tbk ………. 90
4.1.1.5 Karakteristik Responden ……….... 92
4.1.2 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ……….. 94
4.1.2.1 Hasil Pengujian Validitas ……….. 94
4.1.2.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ………... 95
4.1.3 Analisis Deskriptif ………... 95
4.1.3.1 Analisis Deskriptif Sistem Informasi Akuntansi ……… 96
xii
4.1.3.2 Analisis Deskriptif Audit Sistem Informasi …………. 107 4.1.3.2.1 Rincian Indikator Audit Sistem Informasi ... 112
4.1.3.3 Analisis Deskriptif Pengendalian Internal …………... 114 4.1.3.3.1 Rincian Indikator Pengendalian Internal …..120 4.1.3 Analisis Verifikatif ……….... 123
4.1.3.1 Korelasi Sistem Informasi Akuntansi dengan
Pengendalian Internal ketika Audit Sistem Informasi
Tidak Berubah ………...…. 128 4.1.3.2 Korelasi Audit Sistem Informasi terhadap Pengendalian
Internal ketika Sistem Informasi Akuntansi Tidak
Berubah ………...… 131
4.1.3.3 Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi dan Audit Sistem
Informasi terhadap Pengendalian Internal ………….. 135
4.2 Pembahasan ………. 138
4.2.1 Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terhadap Pengendalian
Internal PT. Telkom Indonesia, tbk ………...… 138 4.2.2 Pengaruh Audit Sistem Informasi terhadap Pengendalian Internal
PT. Telkom Indonesia, tbk ……… 140
4.2.3 Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi dan Audit Sistem Informasi
tehadap Pengendalian Internal PT. Telkom Indonesia, tbk …... 142
5.1 Simpulan ………. 144
5.2 Saran ………... 146
DAFTAR PUSTAKA………..……….. 150
149
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir. 2003. Pengenalan Sistem Informasi, Andi, Yogyakarta.
Andri ,Kristanto. 2003. Perancangan Sistem Informasi. Gava Media, Yogyakarta Arens, Alvin A., & James K. Loebbecke. 1993. Auditing : Pendekatan Terpadu, buku kedua. Salemba Empat. Jakarta.
Arens. Et al. 2010. Auditing dan Pelayanan Verifikasi. Jakarta: Indeks
Arikunto, S. 2001. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Azhar Susanto. 2009.”Sistem Akuntansi Prosedur dan Metode”, Yogyakarta : BPFE.
B. Romney, Marshall, & Steinbart. 2005. Accounting Information System. Salemba Empat, Yogyakarta.
B. Romney, Marshall. 2003. Accounting Information System 9th edition. Salemba Empat, Yogyakarta.
Bodnar, James A. dan Hoopwood, William S. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Salemba Empat, Jakarta.
Bodnar, George H. 2004. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Keenam. Salemba. Empat, Jakarta.
Charles T. Horngren dan Walter T. Harrison Jr. 2007. Akuntansi Jilid Satu, edisi Tujuh. Jakarta : Erlangga.
Ely Suhayati, Sri Dewi Anggadini, 2009, Akuntansi Keuangan, Edisi Pertama. Yogyakarta:Graha Ilmu.
George H. Bodnard, William S. Hopwood. 2006. Sistem Informasi Akuntansi, edisi 9. Andi.Yogyakarta.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang : BP Universitas Diponegoro.
Gondodiyoto, Sanyoto. 2003. Audit Sistem Informasi Pendekatan Konsep. Media Global Edukasi, Jakarta
Gondodiyoto, Sanyoto. 2007. Audit Sistem Informasi ; Pendekatan CobIT. Mitra Wacana Media, Indonesia.
H. Sajady, Ph.D. 2008. Evaluation Of The Effectivities Of Accounting Information
Systems . International Journal of Information Science & Technology, Volume 6,
Number 2
Hall. A. James. 2007. Accounting Information Systems. Edisi ketiga.Terjemahan. Amir AbadiYusuf :Salemba Empat.
Hiro Tugiman. 1996. Perkembangan dan Tantangan Internal Auditing di Indonesia. PT Karya Putri Wardhani. Bandung
Husein Umar. 2001. Metode Penelitian Bisnis untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Indrajit, Richardus Eko. 2001. Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi Informasi. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta
Jogiyanto. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi.: Andi. Yogyakarta. Lilis Puspitawati, Sri DewiAnggadini. 2011. Sistem Informasi Akuntansi. Graha Ilmu.Yogyakarta.
Mulyadi, 2002. Auditing, Buku Dua, Edisi Ke Enam. Salemba Empat, Jakarta. Mulyadi. 1993. Sistem Akuntansi, edisi k-3. STIE YKPN, Yogyakarta.
Mulyadi. 2001. Sistem Informasi Akuntansi.Empat. Yogyakarta
151
O'Brien, James A. 2005. Introduction to Information System, 12th Edition. McGraw Hill Companies Inc., New York.
Sugiyono, Dr. 2010. Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Penerbit. Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian: Alfabet. Bandung.
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfa Beta.
Susanto, Azhar. 2004. SIA Konsep dan Pengembangan Berbasis Komputer. Lingga Jaya, Bandung.
Suyanto. 2000. Refleksi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia Memasuki Millenium III. Adicitra. Yogyakarta.
Tata Sutabri. 2011. Sistem Informasi Akuntansi. Andi. Yogyakarta
W. Wilkinson, Joseph. 1990. Sistem Informasi Akuntansi :Pendekatan Komputer. Erlangga. Jakarta.
Weber, Ron. 1999. Information System Control and Audit. Prentice – Hall, Inc., New Jersey.
http://ilmuakuntansi.web.id/
www.okezone.com
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Perkembangan dunia bisnis di Indonesia dari masa ke masa terasa semakin
kompetitif. Karena semakin banyaknya perusahaan asing yang berekspansi ke
peta persaingan bisnis di Indonesia, maka diperlukan berbagai kualitas dari dalam
perusahaan. Untuk dapat bersaing secara wajar dan sehat dalam rangka mencapai
kerangka tujuannya masing-masing selain dapat menghasilkan output (baik barang atau jasa yang berkualitas) serta dapat diserap dengan baik oleh para calon
konsumen, pihak perusahaan juga harus dapat melaksanakan proses produksi
secara terkendali serta terarah sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Hal ini
dilakukan untuk mencapai tingkat efektivitas dan efesiensi operasi yang di
inginkan yang bermuara pada peningkatan profit perusahaan (Elsha Indah Cecilia,
2011).
Pengendalian intern dalam perusahaan sangat penting, sehingga
perusahaan dapat melakukan evaluasi diri dan mengambil tindakan yang perlu
untuk memperbaiki sistem pengendalian intern yang ada saat ini. Serta dapat
digunakan sebagai bahan kajian ataupun study komparatif dalam mengevaluasi sistem pengendalian intern perusahaan pada umumnya. Pada era informasi dan
globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan yang sangat
pesat dengan tingkat persaingan ketat. Oleh karena itu perusahaan-perusahaan
2
umtuk mempertahankan eksistensinya, sehingga pengetahuan merupakan
kekuatan yang sangat penting untuk membantu manajer dalam pengambilan
keputusan.Informasi yang berkualitas yaitu informasi yang akurat, relevan, dan
tepat waktu sehingga keputusan bisnis yang tepat dapat dibuat yang disesuaikan
dengan sistem informasi yang diterapkan di masing-masing perusahaan. Dengan
demikian, pengelolaan sistem informasi merupakan hal yang sangat penting untuk
dilakukan (Tiolina Evi, 2009).
Gondodiyoto (2003:75), berpendapat bahwa tujuan utama dari sistem
pengendalian internal adalah :
1. Mengamankan aset organisasi
2. Memperoleh informasi yang akurat dan dapat dipercaya
3. Meningkatkan efektifitas dan efesiensi kegiatan
4. Mendorong kepatuhan pelaksanaan terhadap kebijaksanaan organisasi/
pimpinan
Struktur pengendalian interen mengarahkan aktivitas organisasi usaha
untuk mencapai tujuan. Sistem ini terdiri dari kebijakan dan prosedur-prosedur
untuk menyediakan jaminan yang memadaibahwa tujuan perusahaan dapat tercapi
tanpa hambatan. Konsep struktur pengendalian interen didasarkan dua premis
utama, yakni tanggung jawab manajemen dan jaminan yang memadai (Idris
Asmuni, 2005.)
Pada organisasi yang besar, manajemen berada jauh dari aktivitas operasi
perusahaan. Sebagai pengganti kehadiran, manajemen harus mengandalkan diri
dan tujuan organisasi, serta untuk mengatur aktivitas yang menjadi tanggung
jawab utama manajer. Pengendalian mencakup rentang aktivitas yang cukup luas,
seperti pengawasan kuantitas persediaan, konsumsi bahan habis pakai dalam
proses produkisi maupun dalam kegiatan administrasi, serta pembayaran tagihan
dalam periode potongan. Pengendalian internal yang baik merupakan faktor kunci
pengelolaan organisasi yang efektif (George H. Bodnar, 2006).
Dikutip dari pernyataan Uchok Sky Khadafi dalam Forum Indonesia
untuk Transportasi Anggaran (FITRA), telah memaparkan 24 BUMN yang dinilai
sebagai sarang korupsi dan merugikan negara. Hal ini dikarenakan beberapa hal
yang mendasari kerugian ini. "Kelemahan sistem pengendalian intern, terbagi
menjadi tiga, sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan, dimana pencatatannya
tidak akurat dan proses penyusunan laporan tidak sesuai ketentuan" ujar
Koordinator Investigasi dan Advokasi Seknas FITRA Uchok Sky Khadafi dalam
keterangan tertulis, Senin (17/7/2012) Ditambahkan Uchok, sistem pengendalian
pelaksanaan anggaran juga menjadi sebab hilangnya potensi penerimaan negara
dari sektor BUMN. "Perencanaan tidak memadai, penyimpangan terhadap
perundang-undangan bidang teknis tertentu, kebijakan yang tidak tepat dan
penetapan kebijakan yang tidak tepat," tambahnya.
Selain itu, kelemahan struktur pengendalian intern juga berpengaruh
terhadap penyelenggaraan BUMN. "Tidak memiliki SOP yang formal, tidak ada
pemisahan tugas dan fungsi yan memadai," tandasnya. Sebelumnya, FITRA
merilis 24 BUMN terkorup. Telkom menempati BUMN terkorup dan kemudian
4
pernyataan Uchok Sky Khadafy menyinggung kelemahan Sistem Pengendalian
Internal pada beberapa perusahaan BUMN, termasuk PT. Telkom, tbk. Hal ini
menyebabkan tindak pidana korupsi, dan hal-hal yang merugikan Negara terjadi.
Masyarakat telah semakin tergantung pada sistem informasi akuntansi,
yang juga telah berkembang semakin kompleks untuk memenuhi peningkatan
kebutuhan atas informasi.Sejalan dengan peningkatan kompleksitas sistem dan
ketergantungan pada sistem tersebut, perusahaan menghadapi peningkatan resiko
atas sistem mereka yang sedang dinegoisasikan tersebut. Empat jenis ancaman
perusahaan yaitu; (1) kehancuran karena bencana alam dan politik, (2) kesalahan
pada software dan tidak berfungsinya peralatan, (3) tindakan tidak sengaja, dan (4) tindakan sengaja (kejahatan komputer). Ancaman dari tindakan disengaja,
yang biasanya disebut sebagai kejahatan komputer, berbentuk sabotase, yang
tujuannya adalah menghancurkan sistem atau beberapa komponennya. Penipuan
komputer adalah jenis kejahatan komputer lainnya, dengan tujuan untuk mencuri
benda berharga seperti uang, data, atau waktu/ pelayanan komputer.Kini
perusahaan-perusahaan menyadari masalah-masalah tersebut dan mengambil
langkah positif untuk meningkatkan pengendalian dan keamanan komputer (Agus
Prasetyo Utomo, 2006).
Untungnya perusahaan-perusahaan kini menyadari masalah-masalah
tersebut dan mengambil langkah positif untuk meningkatkan pengendalian dan
keamanan komputer. Contohnya mereka menjadi proaktif dalam pendekatan
mereka. Mereka kini menyediakan pegawai tetap untuk menangani masalah
ukutan-ukuran pengedalian. Banyak perusahaan yang membuat dan menerapkan
kebijakan keamanan informasi secara formal. Mereka membuat pengendalian
sebagai bagian dari proses pengembangan aplikasi, dan memindahkan data yang
sensitive keluar dari sistem klien/ server yang tidak aman ke lingkungan yang lebih aman, seperti komputer utama (mainframe) (Marshall B. Romney, 2003).
Barangkali aspek yang paling penting dari sistem informasi akuntansi
adalah peranannya dalam proses pengendalian internal organisasi. Istilah proses
pengendalian internal mengindikasikan tindakan yang diambil dalam suatu
organisasi untuk mengatur dan mengarahkan aktivitas dalam organisasi tersebut
(George H. Bodnar, 2004).
Dengan semakin berkembangnya teknologi, khususnya teknologi
informasi dan komputer, maka banyak perusahaan yang sudah mengadopsi sistem
informasi akuntansi berbasis komputer sebagai bagian penting dari kelancaran
kegiatan operasi perusahaan. Namun dikarenakan suatu sistem informasi
akuntansi yang telah terkomputerisasi adalah investasi jangka panjang yang
mahal, maka beberapa perusahaan masih tetap mengaplikasikan sistem akuntansi
konvensional. Dengan sistem informasi akuntansi, resiko terjadinya kekeliruan
dan kesalahan pencatatan atau kekeliruan perhitungan dapat di minimalisasi
sehingga mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami kerugian. Suatu sistem
yang berkualitas, dirancang, dibangun, dan dapat bekerja dengan baik apa- bila
bagian bagian yang terintegrasi dengan sistem tersebut beroperasi sesuai dengan
tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Salah satu didalam sistem
6
tersebut adalah pengendalian internal (internal control) (Elsha Indah Cecilia, 2011).
Perkembangan penggunaan komputer dalam bisnis akan mempengaruhi
metode pelaksanaan audit, demikian pula dengan ilmu pengetahuan lainnya. Satuan
usaha (organisasi/ perusahaan) disebut menggunakan sistem berkomputer (PDE)
apabila dalam memproses data penyusunan laporan keuangan menggunakan
komputer dan tipe dan jenis tertentu. Baik dioperasikan oleh perusahaan sendiri atau
pihak lain. Kebutuhan terhadap auditing di sistem berkomputer (EDP Auditing)
semakin perlu untuk dipenuhi agar tujuan auditing tetap dapat dicapai secara efektif
dan efisien. Meskipun tujuan dasar auditing tetap tidak berubah, tapi proses audit
mengalami perubahan yang signifikan baik dalam pengumpulan dan evaluasi bukti
maupun pengendaliannya. Auditor harus mempelajari keahlian-keahlian baru untuk
bekerja secara efektif dalam suatu lingkungan bisnis yang berkomputerisasi untuk
meriview teknologi komputer.Auditor harus memahami dan mempertimbangkan sifat
sistem PDE. Sistem ini akan mempengaruhi sistem akuntansi dan sistem
pengendalian intern yang akhirnya akan mempengaruhi luas, lingkup dan jangka
waktu audit (Nanang Sasongko, 2013)
PT Telekomunikasi Indonesia disebut sebagai badan usaha milik negara
(BUMN) yang paling "korup" dari 144 BUMN induk berdasarkan hasil
pemeriksaan anggaran yang dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan tahun 2005
-2011. Potensi kerugian negara di BUMN itu sebesar Rp 12 miliar dan 130,2 juta
dollar AS. "Ada enam temuan kasus (dugaan penyimpangan penggunaan
Koordinator Investigasi dan Advokasi Sekretaris Nasional Forum Indonesia untuk
Transparansi Anggaran (FITRA) di Jakarta, Minggu (15/7/2012).
Uchok mengatakan, potensi kerugian negara dalam 144 BUMN induk
mencapai Rp 4,9 triliun, 305 juta dollar AS, dan 3,3 juta yen Jepang dengan total
dugaan penyimpangan penggunaan keuangan sebanyak 2.757 kasus. Dari jumlah
itu, 1.527 kasus masih dalam proses tindak lanjut. "Sisanya belum ditindak
lanjuti," kata Uchok. Potensi kerugian negara itu, kata Uchok, terjadi akibat
lemahnya sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan, lemahnya sistem
pengendalian pelaksanaan anggaran, dan lemahnya pengendalian internal.
Dalam pernyataannya, Uchok menyebutkan sistem pengendalian akuntansi
dan pelaporan yang tidak akurat, dimana akan mempengaruhi kehandalan
informasi akuntansi. Lalu penyusunan laporan tidak sesuai yang disebabkan
karena terjadinya error dan sumber data yang tidak akurat.
Atas permasalahan yang dikemukakan diatas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi dan Audit Sistem Informasi Terhadap Pengendalian Internal di PT. Telkom tbk, Bandung”.
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Menetapkan masalah-masalah yang akan dianalisis terhadap suatu
perusahaan. Dalam penelitian ini, dikutip dari pernyataan Koordinator Investigasi
8
1. Sistem Informasi Akuntansi diindikasikan tidak baik, karena pengendalian
akuntansi dan pelaporan PT. Telkom Indonesia, tbk pencatatannya
menurutnya tidak akurat , hal ini akan berpengaruh pada tingkat keandalan
informasi akuntansi serta catatan mengenai pertanggungjawaban aset
perusahaan
2. Audit Sistem Informasi diindikasi tidak baik, karena penyusunan laporan
PT. Telkom Indonesia, tbk tidak sesuai ketentuan. Hal ini bisa terjadi
karena terjadinya error di komputer, dan atau sumber data yang tidak akurat atau otorisasi yang kurang tepat
3. Pengendalian Internal PT. Telkom Indonesia, tbk kondisinya diindikasi
tidak baik karena tidak memiliki SOP (Standart Operating Procedure) yang formal serta pemisahan tugas dan fungsi yang memadai. Hal ini
melenceng dari tujuan Pengendalian Internal yaitu mendorong kepatuhan
pelaksanaan terhadap kebijaksanaan organisasi/ pimpinan, dan mengukur
kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh
manajemen
1.2.2 Rumusan Masalah
Atas dasar latar belakang diatas, maka penelitian ini mempunyai rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Seberapa besar pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terhadap
2. Seberapa besar pengaruh Audit Sistem Informasi terhadap Pengendalian
Internal di PT Telkom Indonesia, tbk
3. Bagaimana pengaruh Sistem Informasi Akuntansi dan Audit Sistem
Informasi terhadap Pengendalian Internal pada PT Telkom Indonesia, tbk
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi dan data
mengenai bagaimana pengaruh sistem informasi akuntansu dan audit sistem
informasi terhadap pengendalian internal di PT. Telkom Indonesia, tbk
1.3.2 Tujuan Penelitian
Berdasar rumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui besar pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terhadap
Pengendalian Internal di PT. Telkom Indonesia, tbk
2. Untuk mengetahui besar pengaruh Audit Sistem Informasi terhadap
Pengendalian Internalpada di PT Telkom Indonesia, tbk
3. Untuk mengetahui besar pengaruh Sistem Informasi Akuntansi dan Audit
Sistem Informasi terhadap Pengendalian Internal pada PT Telkom
10
1.4 Kegunaan Penelitian
Melalui penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan kegunaan
sebagai berikut:
1.4.1 Kegunaan Praktis
Bagi perusahaan BUMN, khususnya PT. Telkom Indonesia, tbk
diharapkan dapat memberikan informasi tentang Sistem Informasi Akuntansi dan
Audit Sistem Informasi untuk melakukan Pengendalian Internal yang ideal.
1.4.2 Kegunaan Akademis
1. Bagi pengembangan ilmu akuntansi, memberikan referensi tentang
keterkaitan antara Sistem Informasi Akuntansi dan Audit Sistem
Informasi terhadap Pengendalian Internal di PT. Telkom Indonesia,
tbk.
2. Bagi civitas akademika, dapat menambah informasi sumbangan
pemikiran dan kajian dalam penelitian pengaruh Sistem Informasi
Akuntansi dan Audit Sistem Informasi terhadap Pengendalian Internal
di PT. Telkom Indonesia, tbk.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah perusahaan BUMN, PT Telkom Indonesia, tbk
yang berada di Jl Japati, kota Bandung. Waktu yang penelitian, dijelaskan dalam
tabel berikut :
1.1 Tabel Waktu Penelitian
Kegiatan Bulan
2012-2013
9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 Pra Survei:
1. Persiapan Judul 2. Persiapan Teori 3. Pengajuan Judul 4. Mencari Perusahaan
Usulan Penelitian:
1. Penulisan UP 2. Bimbingan UP 3. Seminar UP 4. Revisi UP Pengumpulan Data Pengolahan Data
Penyusunan Skripsi:
1. Bimbingan Skripsi 2. Sidang Skripsi
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, & HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1.1Pengertian Sistem
Pengertian Sistem menurut Indrajit (2001: 2) bahwa sistem mengandung arti
kumpulan-kumpulan dari komponen-komponen yang dimiliki unsur keterkaitan
antara satu dengan lainnya. Menurut Jogianto (2005: 2),sistem adalah kumpulan dari
elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.sistem ini
menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata adalah suatu objek
nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi.
Sistem informasi menurut Azhar Susanto (2004 : 55) merupakan
komponen-komponen dari subsistem yang saling berhubungan dan bekerja sama secara harmonis
untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi. Menurut
Jogiyanto Hartono (2005:34), sistem dapat didefiniskan dengan pendekatan prosedur,
sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedurnya yang
mempunyai tujuan tertentu. Dengan pendekatan komponen, sistem dapat
didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu dengan
Menurut Jerry Fitzgrald, et,al, (2001:1) sistem adalah kumpulan dari
elemen-elemen yang berinteraksi dan lebih menekankan pada komponennya untuk mencapai
tsuatu tujuan tertentu. James A. O’ Brien (2005) berpendapat sistem adalah
sekelompok yang saling berhubungan, bekerja sama, untuk mencapai tujuan bersama
dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur.
2.1.1.2Pengertian Informasi
Dalam Undang-Undang ITE, pengertian informasi elektronik adalah satu atau
sekumpulan data elektronik diantaranya meliputi teks, simbol, gambar, tanda-tanda,
isyarat, tulisan, suara, bunyi, dan bentuk-bentuk lainnya yang telah diolah sehingga
mempunyai arti. Menurut Suyanto (2000: 6), data berupa catatan historis yang dicatat
dan diarsipkan tanpa maksud dan segera diambil kembali untuk pengambilan
keputusan. Data yang telah diletakkan dalam konteks yang lebih berarti dan berguna
yang dikomunikasikan kepada penerima untuk digunakan di dalam pembuatan
keputusan disebut informasi.
Menurut Davis dalam Abdul Kadir (2003: 28), Informasi adalah data yang
telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat
bagi pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang.Informasi merupakan
kumpulan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi
14
Menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini (2011:13), informasi
adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi
yang menerimanya. Sedang menurut Abdul Kadir (2003:31), informasi adalah data
yang telah diproses sedemikian tupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang
yang menggunakan data tersebut.
2.1.1.3Pengertian Akuntansi
Horngren Harrison (2007:4) menyatakan bahwa: Akuntansi adalah sistem
informasi yang mengukur aktivitas bisnis, memroses data menjadi laporan, dan
mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan. FASB
mendefinisikan akuntansi secara umum adalah :
“Accounting is the body knowledge and functions concered with systematic originating, recording, classifying, processing, summarizing, alayzing, interpreting, and supplying of dependable and significant information covering, transaction, and event which are, in part at least, of financial character, required for te management and operation of an entity and for report that have to be submitted there on to meet fiduciary and other responsibilities.”
Definisi Akuntansi Menurut American Accounting Association dalam Ely
Suhayati (2009:2) adalah sebagai berikut : “Akuntansi adalah Proses
mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomis, untuk
memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka
Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini (2011), menyimpulkan:
1. Akuntansi merupakan proses yang terdiri dari identifikasi, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi. (Bagian ini menjelaskan tentang kegiatan ekonomi).
2. Informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi diharapkan berguna dalam pengambilan keputusan mengenai kesatuan usaha yang bersangkutan. (Segi keguanaan dari akuntansi).
2.1.1.4Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah kesatuan struktur pada suatu entitas
bisnis yang menggunakan sumber daya fisik dan komponen lainnya untuk mengubah
data ekonomi menjadi informasi akuntansi dengan tujuan memuaskan kebutuhan
informasi bagi berbagai pengguna (Wilkinson et al, 2000). Sistem informasi akuntansi menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini (2011) dapat
didefinisikan sebagai suatu sistem yang berfungsi untuk mengorganisasi formulir,
catatan, dan laporan yang dikoordinasi untuk menghasilkan informasi keuangan yang
dibutuhkan dalam pembuatan keputusan manajemen dan pimpinan perusahaan dan
dapat memudahkan pengelolaan perusahaan.
Menurut Bodnar (2000:4), Sistem Informasi Akuntansi adalah kumpulan
sumber daya seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi
informasi. Sistem Informasi Akuntansi adalah sistem informasi formal dalam
pengertian yang paling lazim yang mencakup semua karakteristik yang sudah kita
16
lagi, ruang lingkup SIA adalah bersifat menyeluruh, yaitu menyangkut semua
kegiatan dan semua pihak yang terlibat dalam perusahaan (Joseph Wilkinson, 1990).
Dikutip dari http://ilmuakuntansi.web.id/, Sistem Informasi Akuntansi
merupakan sistem informasi fungsional yang mendasari sistem informasi fungsional
yang lainnya seperti sistem informasi keuangan, sistem informasi pemasaran, sistem
informasi produksi dan sistem informasi sumber daya manusia. Sistem-sistem
informasi lain membutuhkan data keuangan dari sistem informasi akuntansi.
2.1.1.5Indikator Sistem Informasi Akuntansi
Adapun komponen-komponen Sistem Informasi Akuntansi menurut Azhar
Susanto (2009:193-245), adalah sebagai berikut:
1. Hardware
2. Software
3. Brainware
4. Prosedur 5. Database
6. Jaringan & komunikasi
Dari pengertian komponen-komponen Sistem Informasi Akuntansi menurut
Azhar Susanto (2009:193-245), penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Hardware
Hardware merupakan peralatan phisik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan, memasukan, memproses, menyimpan dan mengeluarkan hasil
a. Bagian Input
Peralatan input merupakan alat-alat yang dapat digunakan untuk memasukan
data kedalam komputer seperti, keyboard, mouse, scanner,dll. b. Bagian Pengolahan
CPU (Central Prossesing Unit) yang selama ini mungkin kita kenal adalah merupakan rumah atau (box) dari komponen-komponen lainnya, seperti : 1) Processor (otak komputer)
2) Memory
3) Motherboard
4) Hardisk
5) Floppy disk
6) CD ROM
7) Expansion slot
8) Devices controller (multi I/O, VGA card, Sound card)
9) Komponen lainnya (fan, baterai, conector, dll)
10)Power supply
c. Bagian Output
Peralatan Output merupakan peralatan – peralatan yang digunakan untuk
mengeluarkan informasi hasil pengolahan data. Beberapa macam peralatan
18
d. Bagian Komunikasi
Peralatan komunikasi adalah peralatan yang harus digunakan agar komunikasi
data bisa berjalan dengan baik. Seperti, Network card untuk LAN, wireless
LAN, dan lain-lain.
2. Software
Software adalah kumpulan dari program-program yang digunakan untuk menjalankan aplikasi tertentu pada Komputer, sedangkan program merupakan
kumpulan dari perintah-perintah komputer yang tersusun secara sistematis.
Pengelompokan software meliputi : a. Operating sistem (sistem operasi)
Berfungsi untuk mengendalikan hubungan antara komponen-komponen yang
terpasang dalam komputer. Misalnya antara keyboard dengan CPU, Layar monitor, dan lain-lain. Contohnya :Microsoft windows.
b. Interpreter dan comlier
1) Interpreter merupakan software yang berfungsi sebagai penterjemah bahasa yang dimengerti manusia kedalam bahasa komputer atau bahasa
mesin perintah per perintah. Contoh :Microsoft access, Oracle, Pascal, dll.
c. Perangkat lunak aplikasi
Merupakan software jadi yang siap untuk digunakan.Software ini dibuat oleh perusahaan perangkat lunak (software house) baik dalam maupun luar negeri. 3. Brainware
SDM Sistem Informasi dan Organisasi Sumber Daya Manusia SIA merupakan
sumber daya yang terlibat dalam pembuatan sistem informasi.Pengumpulan dan
pengolahan data, pendistribusian dan pemanfaatan informasi yang dihasilkan oleh
sistem informasi tersebut.Brainware dikelompokan sebagai berikut : a) Pemilik sistem informasi
Pemilik sistem informasi merupakan sponsor terhadap dikembangkannya
sistem informasi. Selain bertanggung jawab terhadap biaya dan waktu yang
digunakan untuk pengembangan, si pemilik juga berperan sebagai penentu
apakah sistem tersebut diterima atau ditolak.
b) Pemakai sistem informasi
Biasanya para pemakai merupakan orang yang hanya akan menggunakan
sistem informasi yang telah di kembangkan (end user) mereka menentukan. yaitu, masalah yang harus dipecahkan, kesempatan yang harus diambil,
kebutuhan yang harus dipenuhi, batasan-batasan bisnis yang harus termuat
20
4. Prosedur
a. Prosedur
Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara
berulang-ulang dengan cara yang sama. Prosedur penting dimiliki bagi suatu
organisasi agar segala sesuatu dapat dilakukan secara seragam.
b. Aktivitas
Pada dasarnya melakukan sesuatu kegiatan berdasarkan Informasi yang
masuk dalam persepsi yang dimiliki tentang informasi tersebut, karena itu
aktivitas merupakan fungsi dari sistem informasi.
c. Fungsi
Fungsi merupakan kumpulan aktivitas yang mendukung operasi bisnis suatu
suatu organisasi.Mereka biasanya meliputi beberapa aktivitas berbeda yang
saling membantu untuk hal-hal yang sifatnya lebih umum.
5. Database
a. Database
Sistem database merupakan sistem pencatatan dengan menggunakan komputer yang memiliki tujuan untuk memelihara informasi agar selalu siap
pada saat diperlukan.
b. Media dan Sistem penyimpanan data
1) Media penyimpanan data berurutan melalui media ini record-record data akan dibaca dengan cara yang sama dengan saat penyimpanan. Sebagai
contoh adalah pita magnetic (magnetic tape).
2) Media penyimpanan secara langsung – memungkinkan pemakai (user) membaca data dalam urutan yang dibutuhkan tanpa perlu memperhatikan
urutan penyusunan secara physic dari media penyimpanan data tersebut. c. Sistem Pengolahan
Ada dua cara pengolahan data yaitu :
1) Pengolahan secara Batch (mengumpulkan terlebih dahulu) 2) Pengolahan secara On-line
d. Organisasi Database
1) Organisasi data pada database tradisional
Memiliki tujuan agar sistem informasi secara efektif memberikan
informasi yang akurat, relevan, tepat waktu dan lengkap. Tapi ada
beberapa kelemahan dalam sistem ini seperti:
a) Data rangkap dan tidak konsisten
b) Kesulitan mengakses data
c) Data terisolasi
d) Data sulit diakses secara bersamaan
e) Masalahkeamanan data
22
2) Organisasi database modern
Memberikan banyak keuntungan bagi implementasi Sistem Informasi
Akuntansi.
e. Model-model data.
Secara umum model data terbagi dalam beberapa model yaitu:
1) Model hierarki – model data yang menggambarkan hubungan antara data
berdasarkan tingkatnya
2) Model network – model data yang menggambarkan hubungan antara data berdasarkan kepentingannya
3) Model relasi – model data yang disusun berdasarkan pada hubungan antar
dua entitas/ organisasi
6. Teknologi Jaringan Komunikasi
a. Perkembangan teknologi jaringan komunikasi
1) Penggabungan komputer dan komunikasi
2) Jaringan informasi superhighway
b. Komponen-komponen dan fungsi dari sistem telekomunikasi
c. Topologi jaringan telekomunikasi ada empat topologi jaringan yang
digunakan yaitu :
1) Star network
2) Bus network
4) Hibryd network
d. Jaringan berdasarkan Geografi
1) LAN (Local Area Network) Merupakan jaringan yang ada pada lokasi tertentu misalnya suatu ruang atau suatu gedung.
2) WAN (Wide Area Network) Merupakan jaringan yang tersebar ke beberapa lokasi. Atau biasa juga di bilang kalau WAN adalah kumpulan
dari beberapa LAN yang terhubung secara On-line melalui moden atau
internet.
2.1.1.6Tujuan Sistem Informasi Akuntansi
Tujuan sistem informasi akuntansi adalah untuk menyajikan informasi
akuntansi kepada berbagai pihak yang membutuhkan informasi tersebut, baik pihak
internal maupun pihak eksternal. Sistem akuntansi adalah sistem informasi, atau salah
satu subset/subsistem dari suatu sistem informasi organisasi.Menurut James A. Hall
(2001), pada dasarnya tujuan disusunnya sistem informasi dapat dilihat dibawah ini.
Tujuan Sistem Informasi Akuntansi
1. Untuk mendukung fungsi kepengurusan (stewardship) manajemen suatu organisasi/ perusahaan, karena manajemen bertanggungjawab untuk menginfomasikan pengaturan dan penggunaan sumber daya organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut.
2. Untuk mendukung
pengambilan keputusan manajemen, karena sistem
24
3. Untuk mendukung
kegiatan operasi perusahaan hari demi hari. Sistem informasi membantu personil operasional untuk bekerja lebih efektif dan efisien.
Menurut Mulyadi (1993), sistem informasi akuntansi memiliki empat tujuan dalam penyusunannya, yaitu :
1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha
2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian maupun struktur informasinya.
3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yaitu untuk memperbaiki tingkat keandalan (reliability) informasi akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan.
4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi.
2.1.2 Audit Sistem Informasi 2.1.2.1Pengertian Audit
American Accounting Association Committee dalam Basic Auditing Concepts
telah mendefinisikan audit sebagai: “Suatu proses sistematis yang secara obyektif
memperoleh dan mengevaluasi bukti yang terkait dengan pernyataan mengenai
tindakan atau kejadian ekonomi untuk menilai tingkat kesesuaian Antara pernyataan
tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan serta mengkomunikasikan hasilnya kepada
pihak-pihak yang berkepentingan.”
Menurut Mulyadi (2002), audit didefinisikan sebagai suatu proses sistematik
untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai
tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada yang berkepentingan.”
Sedangkan menurut Arens, et al (2010:4),
“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person”
Pendapat auditor atas laporan keuangan menurut SPAP (PSA 29 SA Seksi
508) ada 5 jenis pendapat, yaitu :
1. Wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion )
Pendapat wajar tanpa pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2. Wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (unqualified opinion with explanatory language)
Keadaan tertentu mungkin mangharuskan auditor menambahkan suatu paragraph penjelasan (atau bahasa penjelasan yang lain) dalam laporan auditnya.
3. Wajar dengan pengecualian (qualified opinion)
Pendapat wajar dengan pengecualian, menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan.
4. Pendapat tidak wajar (adverse opinion)
Pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia 5. Tidak berpendapat (disclaimer opinion)
Pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakan bahwa auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan.
26
Istilah auditing sitem informasi digunakan umumnya untuk menjelaskan
perbedaan dua jenis aktivitas yang terkait dengan komputer. Salah satunya adalah
untuk menjelaskan proses mengkaji ulang dan mengevaluasi pengendalian internal
dalam sebuah sistem pemrosesan data elektronik. Jenis aktivitas ini umumnya
dilakukan oleh para auditor selama menguji kelayakan dan dapat disebut auditing
melalui komputer (George H. Bodnar, 565 : 2004).
Gondodiyoto (2003), menyatakan bahwa audit sistem informasi merupakan
suatu pengevaluasian untuk mengetahui bagaimana tingkat kesesuaian antara aplikasi
sistem informasi dengan prosedur yang telah ditetapkan dan mengetahui apakah suatu
sistem informasi telah didesain dan diimplementasikan secara efektif, dan ekonomis,
memiliki mekanisme pengamanan aset yang memadai, serta menjamin integritas data
yang memadai.
Menurut Gellegos, Richardson, dan Borthick dalam Sanyoto (2007:442):
Computer auditing is the evaluation of computer information system, practices, and operations to assure the integrity of an entity’s information.
computer auditors evaluation of system, practices, and operations may include one or both of the following:
Assestment of internal controls within the CIS environment to assure
the validity, reliability, and security of information
Assestment of the efficiency and effectiveness of CIS environment in
economic terms.
2.1.2.3Indikator Audit Sistem Informasi
James A. Hall (2007:4-5) menyatakan bahwa Information Technology Audit
atau IT audit memfokuskan pada aspek-aspek dari sistem informasi yang terdapat di
dalam suatu organisasi.Audit jenis ini meliputi penilaian terhadap implementasi,
operasi, dan pengendalian dari sistem informasi itu sendiri. Karena sistem informasi
modern meliputi penggunaan teknologi informasi dalam setiap aspeknya, maka IT
audit merupakan suatu komponen audit yang sangat penting baik itu internal audit
maupun eksternal audit.
Menurut penelitian Maniah (2008), model Audit SI Akademik terdiri dari
beberapa parameter-parameter pembentuk model audit SI yang saling berhubungan.
Parameter-parameter tersebut adalah :
1. Proses bisnis internal bagian Akademik
2. Metodologi kerangka dasar TI (korelasi ITSM dengan proses TI pada
COBIT).
28
Menurut Ron Weber, dalam bukunya “Information System Control and Audit”
(1999) terdapat tiga instrumen Audit Sistem Informasi, yaitu:
1. Wawancara (interview)
Auditor melakukaan wawancara dengan orang-orang yang berhubungan
dengan sistem yang berjalan dalam perusahaan
2. Check List
Check List digunakan untuk mengetahui kehandalan sistem dengan mengajukan pertanyaan kepada pihak-pihak terkait. Kemudian auditor
memeriksa jawaban-jawaban yang diberikan untuk menentukan
kehandalan sistem
3. Control Flowchart
Control Flowchart menunjukkan pengendalian apa yang ada dalam perusahaan dan dimana letak pengendalian tersebut
2.1.2.4Tujuan Audit Sistem Informasi
Menurut Ron Weber (1999), faktor-faktor yang mendorong pentingnya
1. Mendeteksi agar komputer tidak dikelola secara kurang terarah, tidak ada visi,
misi, perencanaan sistem informasi pimpinan tertinggi organisasi kurang peduli,
tidak ada pelatihan dan pola karir personal yang baik, dan sebagainya
2. Mendeteksi resiko kehilangan data
3. Mendeteksi resiko pengambilan keputusan yang salah akibat informasi hasil
proses sistem komputerisasi yang salah atau tidak lengkap
4. Menjaga asset perusahaan karena nilai hardware, software, dan personel yang lazimnya tinggi
5. Mendeteksi error komputer
6. Menjaga kerahasiaan, maksudnya adalah bahwa sistem informasi berbasis
komputer hendaknya mempunyai kemampuan untuk memproteksi aman,
terjaganya privasi para penggunanya dan sebagainya
7. Mendeteksi resiko penyalahgunaan komputer.
Secara umum tujuan Audit Sistem Informasi adalah untuk mendukung audit
yang sudah dikenal, yaitu financial dan operational audit.Sanyoto (2007:446) menyatakan:
30
sistem informasi (pusat/instalasi computer), atau untuk mengevaluasi sistem-sistem aplikasi computer tertentu yang sedang dikembangkan (yistem development) maupun yang sudah dioperasikan (post implementation audit).” Dalam “Tinjauan Umum Audit Sistem Informasi”, Kusrini (2009)
menyatakan, tujuan audit sistem informasi adalah untuk meninjau dan
mengevaluasipengendalian internal yang melindungi sistem tersebut. Ketika
melakukan audit sistem informasi, seorang auditor harus memastikan tujuan-tujuan
ini terpenuhi:
1. Perlengkapan keamanan melindungi perlengkapan komputer, program,komunikasi, dan data dari akses yang tidak sah, modifikasi ataupenghancuran.
2. Pengembangan dan perolehan program dilaksanakan sesuai denganotorisasi khusus dan umum dari pihak manajemen
3. Modifikasi program dilaksanakan dengan otorisasi dan persetujuan daripihak manajemen
4. Pemrosesan transaksi, file laporan dan catatan komputer lainnya telahakurat dan lengkap.
5. Data sumber yang tidak akurat atau yang tidak memiliki otorisasi yang tepatdiidentifikasi dan ditangani sesuai dengan kebijakan manajerial yang telahditetapkan.File data komputer telah akurat, lengkap dan dijaga kerahasiaannya
2.1.3 Pengendalian Internal
2.1.3.1Pengertian Pengendalian Internal
Pengendalian internal (internal control) adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga asset, memberikan informasi yang akurat
dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta
mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan (Marshall B. Romney,
Menurut Bodnar (2006), pengendalian internal merupakan suatu proses yang
dipengaruhi oleh dewan direksi perusahaan, manajemen, dan personel lain yang
dirancang untuk memberikan jaminan yang masuk akal terkait dengan tercapainya
reliabilitas pelaporan keuangan, efektivitas dan efisensi operasi, dan kesesuaian
dengan peraturan yang berlaku.Pengendalian dibutuhkan untuk mengurangi eksposur
terhadap resiko. Organisasi merupakan sasaran berbagai macam eksposur yang dapat
mengganggu operasi perusahaan atau bahkan eksistensi kelangsungan hidup
perusahaan. Eksposur mencakup potensi dampak finansial akibat suatu kejadian
dikalikan dengan probabilitas terjadinya suatu kejadian. Oleh karena itu, eksposur
adalah resiko dikalikan konsekuensi finansial atas resiko tersebut.
Eksposur umum : Biaya terlalu tinggi
Pendapatan yang cacat
Kerugian akibat kehilangan aktiva
Akuntansi yang tidak akurat
Interupsi bisnis
Sanksi hukum
Ketidakmampuan untuk bersaing
Kecurangan dan pencurian
Ikatan Akuntan Indonesia (2007:319.2) mendefiniskan pengendalian internal
32
personel lain entitas yang didesain untuk memmberikan keyakinan yang memadai
tentang pencapaian dua golongan tujuan berikut ini yaitu: a) keandalan pelaporan
keuangan, b) efektivitas dan efisiensi operasi dan kepatuhan terhadap hukum dan
peraturan yang berlaku.
Menurut Tunggal (1995) pengendalian intern meliputi organisasi dan semua
metode serta ketentuan-ketentuan yang terkoordinasi dalam suatu perusahaan untuk
mengamankan kekayaan, memelihara kecermatan dan sampai seberapa jauh dapat
dipercayanya data akuntansi. Tujuan sistem pengendalian intern yang efektif dapat
digolongkan sebagai berikut :
1. Untuk menjamin kebenaran data akuntansi
2. Untuk mengamankan harta kekayaan dan catatan pembukuannya
3. Untuk menggalakan efesiensi usaha
4. Untuk mendorong ditaatinya kebijakan pimpinan yang telah digariskan
2.1.3.2Jenis Pengendalian Internal
Pengendalian internal dalam suatu perusahaan dapat dibedakan menjadi dua
jenis pengendalian yaitu pengendalian umum dan pengendalian aplikasi.Pengendalian
umum pada intinya memperhatikan keseluruhan lingkungan pemrosesan transaksi
yang meliputi pengendalian terhadap rencana pengorganisasian pemrosesan transaksi,
pengedalian terhadap akses data (Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini, 2011).
Menurut Josep Wilkinson, unsur-unsur pengendalian umum adalah :
Organisasi, dengan tujuan untuk menciptakan pengendalian internal dalam
lingkungan pengolahan data elektronik yaitu fungsi otorisasi dan fungsi
akuntansinya dimasukkan ke dalam program komputer, perlu diadakan pemisahan
fungsi-fungsi perancangan dan penyusunan program, fungsi operasi dan fungsi
fasilitas pengolah data, fungsi penyimpan data.
Pengendalian terhadap sistem dan program merupakan pengendalian umum yang
menangani terhadap fungsi pengembangan sistem dan program.
Pengendalian terhadap fasilitas pengolahan data, meliputi pengendalian terhadap
operasi konversi data, operasi komputer, perpustakaan, fungsi pengendalian.
Pengendalian aplikasi menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini
(2011) dipusatkan pada sekitar siklus pemrosesan transaksi, tujuannya adalah untuk
memberikan kepastian yang layak bahwa transaksi diotorisasi secara sah serta dicatat,
diproses dan dilaporkan secara akurat, dengan demikian pengendalian aplikasi dapat
dikelompokkan menurut pengendalian masukan, pengendalian pemrosesan, dan
pengendalian keluaran.
1. Pengendalian Masukan
Tujuan pengendalian masukan untuk sistem pemrosesan berdasarkan
komputer dan untuk sistem pemrosesan manual sama yaitu untuk memberikan
34
dan semua data telah dideteksi, dikoreksi serta diserahkan kembali untuk
diproses.
2. Pengendalian Pemrosesan
Pengendalian pemrosesan transaksi berdasarkan komputer harus meyakinkan
bahwa data diproses komputer secara akurat dan lengkap yang mencakup file
dan program yang tepat, semua transaksi dan recorddapat ditelusuri dengan mudah. Pengendalian pemrosesan dapat dikelompokkan menurut kategori
pengecekan logika pemrosesan, pengendalian “run to run”, pengecekan file
dan program serta jalinan jejak audit.
3. Pengendalian keluaran
Pengendalian keluaran ditetapkan untuk mengetahui apakah hasil pemrosesan
telah lengkap, akurat dan dibagikan kepada pemakai yang tepat.Tujuan ini
dipenuhi terutama dengan peninjauan ulang keluaran dan registernya
(distribusi keluaran terkendali).
2.1.3.3Indikator Pengendalian Internal
Menurut Mulyadi (2002), terdapat lima komponen dari pengendalian internal, yaitu :
1. Lingkungan pengendalian 2. Penaksiran Resiko
3. Aktivitas Pengendalian
Pengendalian internal terdiri dari lima komponen utama, secara garis besar
penjelasan kelima komponen tersebut seperti yang dikemukanan oleh Sukrisno Agoes
(2004), yaitu :
a. Lingkungan pengendalian yang merupakan corak suatu organisasi yang dapat
mempengaruhi kesadaran personil suatu organisasi untuk melakukan
pengendalian disekelilingnya. Lingkungan pengendalian mempunyai 6 komponen
utama yaitu: integritas dan nilai etika, komitmen terhadap kompetensi,
berperannya dewan komisaris dan komite audit, adanya struktur organisasi,
pemberian wewenang dan tanggung jawab, dan kebijakan terhadap praktik
sumber daya manusia.
b. Penaksiran resiko. Penaksiran resiko merupakan suatu proses untuk
mengidentifikasikan resiko/ ancaman yang muncul akibat aktivitas operasi
perusahaan.
c. Aktivitas pengendalian merupakan arahan terhadap kebijakan dan prosedur yang
membantu memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan oleh para
personilnya.
d. Informasi dan komunikasi. Adanya informasi yang dihasilkan sistem akuntansi
yang terdiri dari metode dan catatan yang dibangun untuk mencatat, mengolah,
meringkas dan melaporkan transaksi entitas dan untuk memelihara akuntabilitas
36
e. Pemantauan adalah proses penentuan kualitas kinerja pengedalian internal
sepanjang waktu yang meliputi penentuan desain dan operasi pengendalian tepat
waktu dan pengambilan tindakan koreksi.
Lingkungan pengendalian (Tiolina Evi, 2007) perusahaan mencakup sikap
para manajemen dan karyawan terhadap pentingnya pengendalian yang ada di
organisasi tersebut. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap lingkungan
pengendalian adalah filosofi manajemen (manajemen tunggal dalam persekutuan atau
manajemen bersama dalam perseroan) dan gaya operasi manajemen (manajemen
yang progresif atau yang konservatif), struktur organisasi (terpusat atau
terdesentralisasi) serta praktik kepersonaliaan. Ada beberapa komponen dalam
pengendalian lingkungan antara lain:
1. Filosofi manajemen dan gaya operasi 2. Integritas dan nilai-nilai etis
3. Komitmen terhadap kompetensi 4. Dewan direksi dan panitia audit 5. Struktur organisasi
6. Tugas tanggung jawab dan otoritas 7. Kebijakan SDM dan Prektek 8. Pengaruh eksternal.
2.1.3.4Tujuan Pengendalian Internal
Menurut James A. Hall (2007:181) sistem pengendalian internal digunakan
oleh organisasi untuk mencapai empat tujuan utama, yaitu:
2. Untuk memastikan akurasi dan dapat diandalkannya catatan dan informasi
akuntansi
3. Untuk mempromosikan efesiensi operasi perusahaan
4. Untuk mengukur kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan
oleh manajemen
Menurut Warren dkk (2005 : 236) Tujuan Pengendalian Intern :
a. Aktiva dilindungi dan digunakan untuk pencapaian tujuan usaha.
Pengendalian internal dapat dilindungi aktiva dari pencurian, pengelapan,
penyalahgunaan, atau penempatan aktiva pada lokasi yang tidak tepat.Salah satu
pelanggaran paling paling serius terhadap pengendalian internal adalah
penggelapan oleh karyawan.
b. Informasi bisnis akurat
Informasi bisnis yang akurat dperlukan demi keberhasilan usaha.Penjagaan aktiva
dan informasi yang akurat sering berjalan seiring.Sebabnya adalah karena
karyawan yang ingin menggelapkan aktiva juga perlu menutupi penipuan tersebut
dengan menyesuaikan catatan akuntansi.
c. Karyawan mematuhi peraturan dan ketentuan
Perusahaan harus mematuhi perundang-undangan dan peraturan yang berlaku
serta standar pelaporan keuangan.
38
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti dan Sumber Judul Penelitian Hasil Penelitian 1 Tiolina Evi : Prosiding
2 Gede Karya (2004) ; audit sistem informasi yang dikembangkan dalam penelitian ini bersifat umum, dapat diterapkan untuk sistem informasi yang manual, semi manual atau terotomatisasi dengan menggunakan teknologi komputer. Model dan prosedur ini mencakup fungsi manajamen dan fungsi aplikasi sistem informasi sehingga mencakup seluruh aspek fungsional sistem informasi.
2. Model dan prosedur audit sistem informasi yang dirancang lebih ditujukan untuk secara efektif dapat mengetahui tingkat As (asset safeguard), Di
40 intern, terdapat hubungan positif antara penerapan sistem informasi akuntansi dengan efektivitas pelaksanaan sistem pengendalian intern, pengaruh diterapkannya sistem informasi akuntansi yaitu jenis laporan, frekuensi laporan, keakuratan laporan, ketepatan waktu laporan, kegunaan laporan,
5 Nugraha Pramana Putra; Jurnal Ilmiah Jurusan berpengaruh positif dan siginfikasn terhadap dan signifikan terhadap suatu organisasi yang memiliki program pelatihan dan pendidikan bagi user.
Kinerja sistem informasi akuntansi berpengaruh positif dan signifikasn terhadap dukungan top manajemen
Teoritis Atas Faktor quality of financial reports
Effective internal controls
over financial reporting are
widely recognized as being fundamental to high-quality information systems and
high-quality financial information.
The recent theoretical work of Lambert, Leuz, and Verrecchia [2007] suggests
that the quality of firms’
information systems, which includes internal control over
financial reporting, has both a
42
independent audits of their internal control to empirically test whether the effectiveness
of firms’ internal control
affects idiosyncratic risk, beta risk, and costs of equity. In cross-sectional tests, we find that firms with ICDs exhibit
significantly higher betas,
idiosyncratic risk, and cost of
equity capital relative to firms
not reporting ICDs. These differences persist after controlling for other factors that prior research shows to be related to these risk measures. We also structure intertemporal change analysis tests designed to investigate whether initial disclosure, repeated disclosure, or remediation of internal control problems cause
predictable changes in firms’ semua audit dilandasi standar yang menyangkut profesionalisme yang dibutuhkan. Oleh karena itu, pelaksanaan audit PDE tidak dapat menghilangkan kebutuhan akan pengalaman dan penilaian professional auditor.
Tiga pendekatan kunci
metode auditing
berdasarkan komputer (EDP Auditing) adalah auditing disekitar komputer, auditing melalui komputer, dan auditing dengan komputer. Cara yang digunakan dalam EDP auditing adalah data uji, pengujian terpadu, simulasi parallel, teknik modul audit terpasang dan audit dengan bantuan mikrokomputer
Audit meliputi struktur pengendalian intern yang diterapkan perusahaan, yang
mencakup : (1)
pengendalian yang sudah diprogram.
Proses audit PDE terdiri dari tahap-tahap mulai dari tahap pemeriksaan pendahuluan, tahap pemeriksaan rinci, tahap pengujian kesesuaian , tahap pengujian kebenaran bukti, dan tahap penilaian secara umum atas hasil pengujian.
Audit PDE melibatkan software audit untuk membantu pengujian serta evaluasi record dan file perusahaan. Penggunaan software audit memerlukan pertimbangan antara biaya dan manfaat.
Auditor atau stafnya dalam melaksanakan audit di lingkungan PDE harus mempunyai keahlian minimum tentang sistem berkomputer (PDE).
44
melakukan penjualan, mengirimkan barang, melakukan penagihan, memberikan otorisasi atas penjualan dan melakukan pencatatan, sudah di gunakannya formulir-formulir yang bernomor
urut tercetak