KUESIONER
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PELAJAR TERHADAP PROGRAM GENERASI BERENCANA DI SMA NEGERI 13 MEDAN
TAHUN 2015
I. Identitas Responden
No. Responden :
Jenis Kelamin Responden : Umur Responden :
II. Sumber Informasi
1. Darimana Anda mendapat informasi mengenai Program Generasi Berencana?
a. Media cetak
b. Media elektronik
c. Keluarga
d. Guru
e. Teman
2. Darimana Anda mendapat informasi mengenai wadah PIK (Pusat Informasi
dan Konseling)?
a. Media cetak
b. Media elektronik
c. Keluarga
d. Guru
III.Pengetahuan
1. Apa yang dimaksud dengan Generasi Berencana?
a. Remaja yang memiliki pengetahuan, bersikap dan berperilaku sebagai remaja
untuk menyiapkan perencanaan yang matang dalam kehidupan berkeluarga.
(3)
b. Remaja yang memiliki pengetahuan untuk kehidupan keluarga. (2)
c. Remaja yang berperilaku bersih dan sehat. (1)
d. Remaja yang sehat secara jasmani dan rohani serta mental dan sosial. (0)
2. Bagaimana ciri-ciri remaja yang termasuk ke dalam kategori Generasi
Berencana?
a. Berperilaku sehat, menunda usia perkawinan, terhindar dari resiko TRIAD
KRR (Seksualitas, HIV/AIDS dan NAPZA), bercita-cita mewujudkan
keluarga kecil bahagia dan sejahtera. (3)
b. Berperilaku bersih dan sehat, menunda usia perkawinan hingga 22 tahun,
terhindar dari resiko TRIAD KRR (Seksualitas, HIV/AIDS dan NAPZA),
bercita-cita untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. (2)
c. Berperilaku bersih dan sehat, memakai obat-obatan terlarang dan alkohol,
menunda usia perkawinan, bercita-cita untuk memiliki keluarga kecil bahagia.
(1)
d. Remaja yang berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). (0)
3. Apa yang dimaksud dengan Program Generasi Berencana?
a. Suatu program untuk memfasilitasi terwujudnya remaja yang berperilaku
(Seksualitas, HIV/AIDS dan NAPZA), bercita-cita mewujudkan keluarga
kecil bahagia dan sejahtera. (3)
b. Suatu program untuk memfasilitasi terwujudnya remaja yang berperilaku
bersih dan sehat, menunda usia perkawinan hingga 22 tahun, terhindar dari
resiko TRIAD KRR (Seksualitas, HIV/AIDS dan NAPZA), bercita-cita untuk
mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. (2)
c. Suatu program yang dibentuk untuk meingkatkan kualitas remaja di Indonesia
agar kelak dapat menjadi penerus bangsa. (1)
d. Suatu program dibentuk agar remaja yang bergabung di dalam program ini
dapat menjadi trendsetter di kalangannya. (0)
4. Apa yang menjadi dasar dibentuknya Program Generasi Berencana?
a. Tingginya jumlah remaja di Indonesia yang berperilaku hidup tidak sehat
yang dapat mempengaruhi kualitas bangsa beberapa tahun yang akan datang.
(3)
b. Tingginya jumlah remaja yang melakukan seks bebas dan pemakaian NAPZA.
(2)
c. Jumlah remaja di Indonesia yang terus meningkat. (1)
d. Jumlah remaja di Indonesia yang terus menurun. (0)
5. Apakah tujuan dari Program Generasi Berencana?
a. Meningkatkan kualitas remaja di Indonesia. (3)
b. Mengurangi jumlah pernikahan dini pada remaja di Indonesia. (2)
c. Menekan angka laju kepadatan penduduk di Indonesia. (1)
6. Apakah manfaat dari Program Generasi Berencana?
a. Sebagai sumber informasi yang berkaitan dengan penyiapan dan perencanaan
diri remaja dalam menyongsong kehidupan berkeluarga yang lebih baik. (3)
b. Sebagai sumber informasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan pada
remaja. (2)
c. Sebagai sumber informasi bagi remaja. (1)
d. Sebagai fasilitator untuk meningkatkan jumlah remaja di Indonesia. (0)
7. Siapa saja yang menjadi sasaran Program Generasi Berencana?
a. Remaja yang belum menikah, Mahasiswa/i yang belum menikah, keluarga
yang memiliki remaja maupun yang tidak memiliki remaja, masyarakat peduli
remaja. (3)
b. Remaja yang belum menikah, Mahasiswa/i yang belum menikah, keluarga
yang memiliki remaja, masyarakat peduli remaja. (2)
c. Remaja, pelajar, keluarga yang memiliki remaja, masyarakat peduli remaja. (1)
d. Seluruh remaja di Indonesia. (0)
8. Masalah kesehatan apa yang menjadi fokus utama di dalam Program Generasi
Berencana?
a. Kesehatan Reproduksi Remaja. (3)
b. Kesehatan Reproduksi Pelajar. (2)
c. Kesehatan Reproduksi Mahasiswa/i. (1)
9. Masalah kesehatan apa yang menjadi substansi inti di dalam Program Generasi
Berencana?
a. Seks bebas, HIV/AIDS, NAPZA, IMS. (3)
b. Seks bebas, Narkotika, HIV/AIDS, IMS. (2)
c. Penyakit kulit dan kelamin, NAPZA, HIV, penyalah gunaan ganja. (1)
d. Aborsi. (0)
10.Masalah kesehatan apa yang menjadi substansi dasar di dalam Program
Generasi Berencana?
a. Pendewasaan Usia Perkawinan dan 8 Fungsi Keluarga. (3)
b. Pendewasaan Usia Perkawinan dan Konseling Kesehatan Reproduksi. (2)
c. 8 Fungsi Keluarga (1)
d. Kesehatan Reproduksi Remaja. (0)
11.Wadah/kelompok apakah yang dibentuk untuk mengatasi masalah kesehatan
remaja yang menjadi kajian di dalam Program Generasi Berencana?
a. PIK Remaja/Mahasiswa. (3)
b. Generasi Berencana. (2)
c. BKKBN. (1)
12.Kegiatan apa yang dilakukan oleh wadah/kelompok tersebut untuk mengatasi
masalah kesehatan remaja yang menjadi kajian di dalam Program Generasi
Berencana?
a. Penyuluhan dan Konseling. (3)
b. Pencegahan dan Konseling. (2)
c. Konseling. (1)
d. Pengobatan. (0)
13.Apakah nama instansi pemerintahan di Indonesia yang menaungi Program
Generasi Berencana?
a. BKKBN. (3)
b. Dinas Kesehatan. (0)
c. Puskesmas. (0)
d. Rumah Sakit. (0)
14.Pada tahun berapa Program Generasi Berencana dibentuk?
a. 2009 (3)
b. 2010 (0)
c. 2008 (0)
d. 2014 (0)
15.Apakah dasar hukum pembentukan Program Generasi Berencana?
a. UU No. 52 Tahun 2009 (3)
b. UU No. 52 Tahun 2008 (0)
c. UU No. 52 Tahun 2010 (0)
IV.Sikap
No.
Pernyataan
Jawaban
SS S TS STS
1. Program Generasi Berencana merupakan solusi
dalam mengatasi permasalahan kesehatan di
kalangan remaja/pelajar.
2. Program Generasi Berencana berperan penting
dalam meningkatkan kualitas remaja/pelajar.
3. Saya tertarik dengan Program Generasi
Berencana.
4. Saya berminat untuk melaksanakan Program
Generasi Berencana.
5. Manfaat dari Program Generasi Berencana terlihat
jelas di lingkungan sekolah saya.
6. Penundaan usia perkawinan bukan merupakan
kajian dalam Program Generasi Berencana.
7. Saya berencana untuk melakukan perkawinan di
umur 20 tahun.
8. Pusat Informasi dan Konseling (PIK) yang
merupakan wadah dari Program Generasi
Berencana.
9. Pengetahuan saya mengenai Program Generasi
Berencana semakin bertambah setelah menjadi
10. Pusat Informasi dan Konseling (PIK) yang
merupakan wadah dari Program Generasi
Berencana sangat membantu remaja/pelajar
khususnya perempuan untuk mendapatkan
informasi mengenai kesehatan repro duksi
remaja.
11. Sebagai anggota PIK, saya memahami dengan
jelas materi mengenai Program Generasi
Berencana.
12. Sebagai anggota PIK, saya merasa wadah PIK ini
harus dibentuk di semua sekolah yang terdapat
remaja.
13. Sebagai anggota PIK, saya harus melakukan
penyuluhan mengenai Program Generasi
Berencana kepada semua orang.
14. Sasaran Program Generasi Berencana tidak
memiliki batas umuran dan bisa dilaksanakan oleh
PEDOMAN WAWANCARA (BPPKB)
1. Bagaimana proses dan alur kerjasama BPPKB dengan institusi pendidikan
dalam melaksanakan Program Generasi Berencana?
Jawab : Pada awalnya pihak kami mengundang pihak pihak seluruh sekolah
di kota Medan dan mensosialisasikan menganai Program Generasi Berencana
tersebut agar mereka berminat untuk bekerja sama, tetapi banyak pihak
sekolah yang tidak peduli dan hanya SMA Negeri 13 Medan, SMA
Harapan Mandiri dan SMA Al Wasyiah yang ingin bekerja sama untuk
Program Generasi Berencana tersebut.
2. Bagaimana peran BPPKB dalam mensosialisasikan mengenai Program
Generasi Berencana di kota Medan khususnya untuk di kalangan pelajar dan
institusi pendidikan?
Jawab : Dengan mengundang pihak pihak sekolah dan bekerja sama juga
dengan dinas pendidikan agar Program Generasi Berencana ini dapat
berjalan lancar dan meningkatkan kesehatan remaja kita dan kami juga
melatih guru BP untuk menjadi Pembina wadah PIK yang ada di sekolah
tersebut.
3. Mengapa informasi mengenai Program Generasi berencana belum merata di
kalangan pelajar dan institusi pendidikan di kota Medan?
Jawab : Semua sekolah khususnya tingkat SLTA sudah diberi informasi,
tetapi banyak pihak yang tidak peduli karena hal ini tidak bersangkutan
4. Adakah kendala dalam menjalankan Program Generasi Berencana tersebut?
Jawab : Pihak sekolah yang tidak peduli dan masalah dana operasional.
5. Apa solusi dari pihak BPPKB sendiri dalam mengatasi kendala tersebut?
Jawab : Kalau untuk pihak sekolah yang tidak peduli, kami akan mencoba
untuk mensosialisasikannya lagi karena sebenarnya ingin juga semua sekolah
khususnya tingkat SLTA bekerja sama dengan kami untuk Program Generasi
Berencana ini, dan kami juga sudah menempel sticker Generasi Berencana di
beberapa sekolah agar mereka tertarik dan berminat dengan program tersebut.
PEDOMAN WAWANCARA (SMAN 13 MEDAN)
1. Darimana pihak sekolah mendapatkan informasi mengenai Program Generasi
Berencana?
Jawab : Waktu itu kami diundang oleh BPPKB, kalau tidak salah semua
sekolah juga diundang untuk membahas Program Generasi Berencana ini.
2. Mengapa pihak sekolah tertarik dengan Program Generasi Berencana
tersebut?
Jawab : Karena Program ini bagus untuk remaja, materi yang disampaikan
pun pas dengan masalah yang sering dialami oleh remaja sekarang yaitu
TRIAD KRR.
3. Kegiatan apa sajakah yang sudah dilakukan yang berhubungan dengan
Jawab : Sampai saat ini masih penyuluhan di SMP Negeri 28 Medan dan
di beberapa kelas di sekolah kita ini, karena susah sekali untuk
mendapatkan izin dari pihak luar yang akan diberi penyuluhan.
4. Adakah kendala dalam menjalankan Program Generasi Berencana tersebut?
Jawab : Masalah dana, izin dari pihak luar dan kepengurusan wadah PIK
tersebut karena masa mereka menjadi anggota hanya 2 tahun saja, cepat
berganti jadi wawasan yang didapatkan belum sampai tuntas.
5. Apa solusi dari pihak sekolah sendiri dalam mengatasi kendala tersebut?
Jawab : Kalau masalah kepengurusan kami rasa tidak ada solusi, tetapi
kalau masalah dana nanti akan dibicarakan dengan komite sekolah karena
anak- anak kalau dibawa kegiatan penyuluhan kan perlu dana untuk transport,
snack dan makanan mereka. Dan masalah perizinan dari pihak luar mungkin
nanti kami akan bekerjasama dengan dinas pendidikan untuk mendapat
29 2 15 5 5 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 1 3 3 0 0 34 1
30 2 16 5 5 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 0 0 36 1
31 2 15 5 5 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 0 0 37 1
32 2 16 5 4 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 0 0 37 1
33 1 14 2 5 3 3 3 3 1 3 0 3 3 2 1 2 3 0 0 31 2
34 1 16 2 4 3 2 2 2 2 3 3 3 3 0 1 3 3 0 0 32 2
35 1 15 5 5 3 2 2 3 3 1 3 0 3 2 1 3 3 0 0 32 2
36 2 16 5 5 3 2 1 3 2 3 1 0 3 0 0 2 0 0 0 24 3
37 2 15 2 5 3 3 3 2 2 3 0 0 1 3 1 3 3 0 0 29 2
38 2 15 5 5 3 2 2 3 3 3 0 0 3 3 3 3 3 3 0 37 1
39 2 15 5 5 3 2 1 3 3 2 1 0 1 0 0 2 0 0 0 23 3
40 1 16 5 5 3 2 2 3 2 3 1 3 1 2 3 2 3 0 0 32 2
41 2 15 5 5 3 2 2 3 2 3 0 3 1 2 3 2 3 0 0 31 2
42 2 16 2 5 3 2 1 3 2 2 1 0 3 0 0 2 0 0 0 23 3
43 2 16 2 5 3 2 1 3 2 2 1 0 3 0 0 2 0 0 0 23 3
44 2 16 5 5 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 1 3 3 0 0 35 1
45 2 16 5 5 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 1 3 3 0 0 34 1
46 2 15 5 5 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 0 0 38 1
47 2 16 2 5 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 0 0 38 1
48 2 15 2 5 3 2 1 3 3 2 1 0 3 0 0 2 0 0 0 25 3
49 2 15 5 5 3 3 2 2 2 3 0 3 3 2 0 2 3 0 0 30 2
50 2 15 1 2 3 2 1 3 2 2 1 0 3 0 0 3 3 0 0 25 3
51 2 16 5 5 3 2 3 3 2 3 1 2 1 3 1 3 3 0 0 32 2
S1 : Sumber Informasi Program Genre : 1=media cetak 2=media elektronik 3=keluarga 4=guru 5=teman S2 : Sumber Informasi PIK : 1=media cetak 2=media elektronik 3=keluarga 4=guru 5=teman
P1 : Apa yang dimaksud dengan genre : 0=d 1=c 2=b 3=a
P8 : Masalah kesehatan yang menjadi fokus utama program genre : 0=d 1=c 2=b 3=a P9 : Masalah kesehatan yang menjadi substansi inti program genre : 0=d 1=c 2=b 3=a P10 : Masalah kesehatan yang menjadi substansi dasar program genre : 0=d 1=c 2=b 3=a P11 : Wadah program genre : 0=d 1=c 2=b 3=a
P12 : Kegiatan dalam wadah program genre : 0=d 1=c 2=b 3=a P13 : Instansi yang menaungi program genre : 0=b,c,d 3=a P14 : Tahun berapa program genre dibentuk : 0=b,c,d 3=a P15 : Dasar hukum dibentuknya program genre : 0=b,c,d 3=a PT : Nilai pengetahuan total >34=baik 25-33=sedang <25=kurang PK : Kategori pengetahuan, 1= baik 2= sedang 3=kurang
2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 1 1 26 2
3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 0 1 35 1
2 3 3 3 2 1 2 3 3 2 2 3 1 0 30 2
3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 0 1 36 1
3 3 3 3 2 0 2 3 3 3 3 3 0 0 31 2
3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 26 2
Keterangan :
S1 : Program genre merupakan solusi dalam mengatasi permasalahan kesehatan remaja : 0=STS 1=TS 2=S 3=SS S2 : Program genre berperan dalam meningkatkan kualitas remaja : 0=STS 1=TS 2=S 3=SS
S3 : Saya tertarik dengan program genre : 0=STS 1=TS 2=S 3=SS
S4 : Saya berminat melaksanakan program genre : 0=STS 1=TS 2=S 3=SS
S5 : Manfaat program genre terlihat di lingkungan sekolah : 0=STS 1=TS 2=S 3=SS S6 : Penundaan usia perkawinan bukan merupakan program genre : 0=SS 1=S 2=TS 3=STS S7 : Saya berencana kawin di umur 20 tahun : 0=SS 1=S 2=TS 3=STS
S8 : PIK merupakan wadah dalam program genre : 0=STS 1=TS 2=S 3=SS
S9 : Pengetahuan saya tentang program genre bertambah setelah menjadi anggota PIK : 0=STS 1=TS 2=S 3=SS S10 : PIK sangat membantu remaja untuk mendapat informasi mengenai kesehatan reproduksi : 0=STS 1=TS 2=S 3=SS S11 : Sebagai anggota PIK, saya memahami materi program genre : 0=STS 1=TS 2=S 3=SS
S12 : Wadah PIK harus dibentuk di semua sekolah yang terdapat remaja : 0=STS 1=TS 2=S 3=SS S13 : Saya harus melakukan penyuluhan program genre kepada semua orang : 0=SS 1=S 2=TS 3=STS S14 : Sasaran program genre tidak memiliki batas umuran : 0=SS 1=S 2=TS 3=STS
1. Karateristik Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid <=15 34 65.4 65.4 65.4
>15 18 34.6 34.6 100.0
Total 52 100.0 100.0
2. Sumber Informasi
informasi mengenai program GenRe
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid MediaCetak 1 1.9 1.9 1.9
Frequency Percent Valid Percent
3. Pengetahuan Responden
apa yang dimaksud genre
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
bagaimana ciri-ciri remaja termasuk kategori genre
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
apa yang dimaksud program genre
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
apa yang menjadi dasar dibentuknya program genre
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid b 25 48.1 48.1 48.1
a 27 51.9 51.9 100.0
tujuan dari program genre
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
masalah kesehatan yang menjadi fokus utama program genre
Frequency Percent Valid Percent
masalah kesehatan yang menjadi substansi inti program genre
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid c 6 11.5 11.5 11.5
a 46 88.5 88.5 100.0
Total 52 100.0 100.0
masalah kesehatan yang menjadi substansi dasar program genre
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
wadah yang dibentuk untuk mengatasi masalah kesehatan remaja dalam
program genre
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Kegiatan yang dilakukan wadah/kelompok untuk mengatasi masalah
kesehatan remaja dalam Program Generasi Berencana
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid b 12 23.1 23.1 23.1
a 40 76.9 76.9 100.0
instansi yang menaungi program genre
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid b 6 11.5 11.5 11.5
a 46 88.5 88.5 100.0
Total 52 100.0 100.0
tahun berapa program genre dibentuk
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid b 52 100.0 100.0 100.0
kategori pengetahuan responden
Frequency Percent Valid Percent
4. Sikap Responden
Program Generasi Berencana merupakan solusi dalam mengatasi
permasalahan kesehatan di kalangan remaja/pelajar
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid S 9 17.3 17.3 17.3
SS 43 82.7 82.7 100.0
Total 52 100.0 100.0
Program Generasi Berencana berperan penting dalam meningkatkan
kualitas remaja/pelajar.
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid S 12 23.1 23.1 23.1
SS 40 76.9 76.9 100.0
Total 52 100.0 100.0
Saya tertarik dengan Program Generasi Berencana.
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid S 20 38.5 38.5 38.5
SS 32 61.5 61.5 100.0
Total 52 100.0 100.0
Saya berminat untuk melaksanakan Program Generasi Berencana.
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid S 28 53.8 53.8 53.8
SS 24 46.2 46.2 100.0
Manfaat dari Program Generasi Berencana terlihat jelas di lingkungan
sekolah saya.
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Penundaan usia perkawinan bukan merupakan kajian dalam Program
Generasi Berencana
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Saya berencana untuk melakukan perkawinan di umur 20 tahun.
Frequency Percent Valid Percent
Pusat Informasi dan Konseling (PIK) yang merupakan wadah dari Program
Generasi Berencana.
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid S 21 40.4 40.4 40.4
SS 31 59.6 59.6 100.0
Total 52 100.0 100.0
Pengetahuan saya mengenai Program Generasi Berencana semakin
bertambah setelah menjadi anggota PIK.
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid S 18 34.6 34.6 34.6
SS 34 65.4 65.4 100.0
Total 52 100.0 100.0
Pusat Informasi dan Konseling (PIK) yang merupakan wadah dari Program
Generasi Berencana sangat membantu remaja/pelajar khususnya
perempuan untuk mendapatkan informasi mengenai kesehatan reproduksi
remaja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid S 19 36.5 36.5 36.5
SS 33 63.5 63.5 100.0
Total 52 100.0 100.0
Sebagai anggota PIK, saya memahami dengan jelas materi mengenai
Program Generasi Berencana.
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid TS 7 13.5 13.5 13.5
S 28 53.8 53.8 67.3
Sebagai anggota PIK, saya memahami dengan jelas materi mengenai
Program Generasi Berencana.
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid TS 7 13.5 13.5 13.5
S 28 53.8 53.8 67.3
SS 17 32.7 32.7 100.0
Total 52 100.0 100.0
Sebagai anggota PIK, saya merasa wadah PIK ini harus dibentuk di semua
sekolah yang terdapat remaja.
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid STS 4 7.7 7.7 7.7
S 14 26.9 26.9 34.6
SS 34 65.4 65.4 100.0
Total 52 100.0 100.0
Sebagai anggota PIK, saya harus melakukan penyuluhan mengenai
Program Generasi Berencana kepada semua orang.
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid SS 27 51.9 51.9 51.9
S 25 48.1 48.1 100.0
Sasaran Program Generasi Berencana tidak memiliki batas umuran dan
bisa dilaksanakan oleh siapa saja.
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid SS 21 40.4 40.4 40.4
S 21 40.4 40.4 80.8
TS 5 9.6 9.6 90.4
STS 5 9.6 9.6 100.0
Total 52 100.0 100.0
kategori sikap responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 22 42.3 42.3 42.3
Sedang 26 50.0 50.0 92.3
Kurang 4 7.7 7.7 100.0
Gambar 1.1 Wawancara dengan responden
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2002. Prosedur Suatu Penelitian: Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Aryani, Nurapni. 2010. Efektifitas PIK-KRR Terhadap Peningkatan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja di SMU Swasta AL- Wasliyah 1 Medan Tahun 2010. Universitas Sumatera Utara. [skripsi]
BKKBN, 2010. BKKBN: 51 Persen Remaja Jabodetabek Tidak Perawan.
Available: www.berita.liputan6.com , diakses tanggal 20 September 2015.
BKKBN, 2013. Remaja dan Permasalahannya Jadi Perhatian Dunia. http://www.bkkbn.go.id/ViewBerita.aspx?BeritaID=840. Diakses tanggal 9 September 2015.
Brutu, M.A. 2013. Tayangan Iklan Layananan Masyarakat dan Sikap Siswa
Mengenai Program Generasi Berencana (Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Iklan Layanan Masyarakat “Dua Anak Lebih Baik” di Televisi Terhadap Sikap Siswa Mengenai Program Generasi Berencana di SMA Kemala Bhayangkari 1 Medan). Universitas Sumatera Utara. [skripsi]
Daradjat, Zakiah. 2003. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang.
Fauzan, F. & Sirait, B.A. 2002. Pendidikan seks bagi remaja. Cerita Remaja
Indonesia. Diperoleh dari :
http://ceria.bkkbn.go.id/referensi/substansi/174. Diakses tanggal 10 September 2015.
Hurlock, Elizabeth B. 1999. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi V. Jakarta: Erlangga.
Kurniasih, Adiyah. 2011. Pelaksanaan PIK-KRR (Pusat Informasi Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja) SMA di Medan Tahun 2011. Universitas Sumatera Utara. [skripsi]
Monks, Franz. J. 1998. Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai
Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University.
Monks, 2009. Tahap Perkembangan Masa Remaja. Jakarta: PT. Grafindo.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Papalia, Diane E., Sally W. Olds, and Ruth D. Feldman. 2001. Human
Development. 8th Edition. Boston: Mc Graw Hill.
Santrock, John. W. 2003. Adolescence: Perkembangan Remaja. Edisi VI. Jakarta: Erlangga.
Sarwono W. S, 1998. Teori-teori Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Grafindo Persada.
Sarwono W. S, 2011. Psikologi Remaja(Edisi Revisi). Jakarta: PT. Grafindo Persada.
Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto.
United Nations Population Fund, 2005. Analisis Situasi Kesehatan Reproduksi. Kebijakan dan Strategi Nasional Kesehatan Reproduksi di Indonesia.
Wirdhana, Indra, dkk. 2012. Pedoman Pengelolaan Pusat Informasi dan
Konseling Remaja dan Siswa. Jakarta: BKKBN.
Wirdhana, Indra, dkk. 2013. Materi Pegangan Kader Tentang Bimbingan dan
Pembinaan Keluarga. Jakarta: BKKBN.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif-kuantitatif, yaitu menggambarkan
pengetahuan dan sikap siswa terhadap Program Generasi Berencana. Metode
penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk
membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di SMA Negeri 13 Medan yang terletak di
Jalan Brigjen Zein Hamid KM 7, Kel. Titi Kuning, Kec. Medan Johor, Sumatera
Utara.
Adapun alasan pemilihan lokasi ini yaitu :
- SMA Negeri 13 Medan bekerjasama dengan BPPKB untuk melaksanakan
Program Generasi Berencana melalui wadah PIK(Pusat Informasi dan
Konseling) Remaja.
- SMA Negeri 13 Medan terletak di daerah kanal yang dikenal sebagai daerah
rawan narkoba serta perilaku seks bebas dan cocok dengan profil Program
Generasi Berencana tersebut.
- Belum pernah dilakukan penelitian di lokasi ini sebelumnya.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Juli 2015 sampai Desember 2015.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah 52 orang anggota wadah PIK(Pusat
Informasi dan Konseling) Remaja di SMA Negeri 13 Medan.
3.3.2 Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah seluruh populasi anggota wadah
PIK(Pusat Informasi dan Konseling) Remaja di SMA Negeri 13 Medan yang
berjumlah 52 orang (total sampling) selain itu juga dilakukan indepth interview
kepada Kepala Dinas BKKBN dan Kepala Sekolah SMA Negeri 13 Medan.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan, penulis menggunakan
metode pengumpulan data sebagai berikut :
1. Data Primer
Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang meliputi
data pengetahuan dan sikap siswa tentang Program Generasi
Berencana.
2. Data Sekunder
Data sekunder meliputi gambaran umum sekolah yang diperoleh dari
dokumen sekolah sebagai lokasi penelitian, serta data mengenai jumlah
3.5 Defenisi Operasional 1. Karakteristik Siswa
- Umur yaitu lamanya hidup seseorang responden dihitung sejak ia lahir
sampai saat penelitian berdasarkan tahun.
- Jenis kelamin yaitu perbedaan ciri biologis responden, dalam hal ini dibagi
menjadi dua kategori yaitu : laki-laki dan perempuan.
2. Sumber informasi adalah asal keterangan yang diperoleh pelajar mengenai
Program Generasi Berencana, antara lain, media elektronik, media cetak,
keluarga responden, guru dan teman.
- Media Elektronik yaitu media informasi bagi responden yang menjadi
sumber keterangan mengenai Program Generasi Berencana bagi
responden. Seperti Handphone, Gadget, Televisi.
- Media Cetak yaitu media informasi bagi responden yang menjadi sumber
keterangan mengenai Program Generasi Berencana bagi responden.
Seperti Majalah, Koran.
- Keluarga yaitu seluruh anggota keluarga yang mempunyai hubungan
darah dengan responden.
- Guru adalah orang yang mengajarkan pelajaran di sekolah tersebut.
3. Pengetahuan yaitu hasil tahu responden terhadap Program Generasi
Berencana.
5. Program Generasi Berencana yaitu program yang dilaksanakan di SMA
Negeri 13 Medan
3.6 Metode Pengukuran
3.6.1 Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan
sebagainya).
Berdasarkan Arikunto (2002), aspek pengukuran dengan kategori dari jumlah
nilai yang ada dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu:
1. Tingkat pengetahuan baik, apabila nilai yang diperoleh >76% dari nilai
tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 45 yaitu > 34
2. Tingkat pengetahuan sedang, apabila nilai yang diperoleh 56-75% dari nilai
tertinggi seluruh pertanyaan dengan total 45 yaitu 25 - 33
3. Tingkat pengetahuan kurang, apabila nilai yang diperoleh <56% dari nilai
tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 45 yaitu < 25
3.6.2 Sikap
Sikap adalah juga respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek
tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan
(senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya). Hal
ini untuk mengetahui sikap responden diukur dengan memberikan skor terhadap
kuesioner yang telah diberikan bobot (skala Likert). Jumlah pernyataan 14 (10
pernyataan positif(pernyataan nomor 1, 2, 3, 4, 5, 8, 9, 10, 11 dan 12) sebagai
berikut :
- Jawaban sangat setuju, diberi skor 3 (tiga)
- Jawaban setuju, diberi skor 2 (dua)
- Jawaban tidak setuju, diberi skor 1 (satu)
- Jawaban sangat tidak setuju, diberi skor 0 (nol)
dan untuk pernyataan negatif(pernyataan nomor 6, 7, 13 dan 14) sebagai berikut :
- Jawaban sangat setuju, diberi skor 0 (nol)
- Jawaban setuju, diberi skor 1 (satu)
- Jawaban tidak setuju, diberi skor 2 (dua)
- Jawaban sangat tidak setuju, diberi skor 3 (tiga)
Berdasarkan Arikunto (2002), aspek pengukuran dengan kategori dari
jumlah nilai yang ada dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu :
1. Sikap baik, apabila nilai yang diperoleh >76% dari nilai tertinggi seluruh
pertanyaan dengan total nilai 42 yaitu > 32
2. Sikap sedang, apabila nilai yang diperoleh 56-75% dari nilai tertinggi seluruh
pertanyaan dengan total 42 yaitu 24-31
3. Sikap kurang, apabila nilai yang diperoleh <56% dari nilai tertinggi seluruh
3.7 Metode Pengolahan dan Analisa Data
3.7.1 Pengolahan Data
Proses pengolahan data dilakukan melalui tahap berikut:
1. Pemeriksaan Data (Editing)
Data yang sudah terkumpul dalam isian kuesioner diperiksa apakah jawaban
semua pertanyaan sudah terisi, tulisannya cukup jelas, relevan dengan
pertanyaan dan konsisten dengan jawabannya.
2.Pengkodean Data (Coding)
Pemberian kode yang dimaksudkan untuk mempermudah pada saat analisi
data dan juga mempercepat pada saat entry data, yaitu dengan memberikan
kode pada pertanyaan penelitian kuesioner.
3.Pemasukan Data (Entry)
Tahapan ini dilakukan dengan cara memasukkan data ke dalam komputer
untuk diolah dan dianalisis melalui program SPSS for window.
4.Pengecekan Data (Cleaning)
Adalah pengecekan data yang sudah dientry, apakah ada kesalahan atau tidak.
3.7.2 Analisa Data
Analisa dilakukan pada setiap variabel dari hasil penelitian dengan
mempengaruhi pengetahuan dan sikap pelajar terhadap Program Generasi
Berencana di SMA Negeri 13 Medan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
SMA Negeri 13 Medan yang beralamat di Jl. Brigjen Zein Hamid KM. 7
titi Kuning - Medan, berdiri pada tahun 1983 dengan Nama SMAN 12 Medan dan
kemudian pada tahun 1990-an berubah nama menjadi SMAN 13 Medan. SMA
Negeri 13 Medan memliki beberapa fasilitas yang berguna untuk mendukung
kegiatan belajar mengajar, yaitu ruangan laboratorium, perpustakaan, ruang
komputer, ruang media, ruang doa, lapangan basket, auditorium, dan ruangan
kelas yang dipakai untuk proses belajar mengajar.
SMA Negeri 13 Medan memiliki wadah PIK (Pusat Informasi dan
Konseling) semenjak tahun 2010 yang dibina oleh Bapak Asman Situmorang, SPd
dan memiliki jumlah anggota sebanyak 52 orang yang terdiri dari 5 anggota
laki-laki dan 47 anggota perempuan.
4.2 Karakteristik Responden 4.2.1 Umur
Distribusi umur pelajar di SMA Negeri 13 Medan Tahun 2015 dapat
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pelajar Berdasarkan Kelompok Umur di SMA Negeri 13 Medan Tahun 2015
No. Umur (Tahun) n (%)
Pembagian kelompok umur didasarkan atas nilai median umur responden
yaitu 15 tahun. Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa frekuensi pada
kelompok umur ≤15 tahun yaitu sebanyak 34 orang (65,4%) dan pada kelompok
umur >15 tahun yaitu sebanyak 18 orang (34,6%).
4.2.2 Jenis Kelamin
Distribusi jenis kelamin pelajar di SMA Negeri 13 Medan Tahun 2015
dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pelajar Berdasarkan Kelompok Jenis Kelamin di SMA Negeri 13 Medan Tahun 2015
No. Jenis Kelamin n (%)
berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 5 orang(9,6%) dan perempuan sebanyak
1.
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa sumber informasi responden
mengenai Program Generasi Berencana paling banyak diperoleh melalui teman
yaitu 29 orang(55,8%), kemudian melalui media elektronik yaitu 20
orang(38,5%), melalui keluarga yaitu 2 orang(3,8%) dan melalui media cetak 1
orang(1,9%).
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pelajar Berdasarkan Sumber Informasi Mengenai Wadah PIK(Pusat Informasi dan Konseling)
No. Sumber Informasi n (%)
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa sumber informasi responden
mengenai wadah PIK (Pusat Informasi dan Konseling) paling banyak diperoleh
melalui teman yaitu 44 orang (84,6%), kemudian melalui guru yaitu 5 orang
(9,6%), melalui media elektronik yaitu 2 orang (3,8%) dan melalui keluarga yaitu
1 orang (1,9%).
4.3 Analisa Univariat
4.3.1 Pengetahuan Responden
Adapun pengetahuan responden terhadap Program Generasi Berencana di
pengertian generasi berencana, ciri-ciri remaja yang termasuk kategori generasi
berencana, pengertian program generasi berencana, dasar dibentuknya program
generasi berencana, tujuan program generasi berencana, manfaat program
generasi berencana, sasaran program generasi berencana, masalah kesehatan yang
menjadi fokus utama program generasi berencana, masalah kesehatan yang
menjadi substansi inti program generasi berencana, masalah kesehatan yang
menjadi substansi dasar generasi berencana, wadah untuk mengatasi masalah
kesehatan dalam program generasi berencana, kegiatan yang dilakukan wadah
tersebut, instansi pemerintah yang menaungi program generasi berencana, tahun
dibentuk program generasi berencana dan dasar hukum program generasi
berencana dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Pengertian Generasi Berencana
Pengertian generasi berencana n %
- Remaja yang memiliki pengetahuan, bersikap dan berperilaku sebagai remaja untuk menyiapkan perencanaan yang matang dalam kehidupan berkeluarga. - Remaja yang berperilaku bersih dan sehat. - Remaja yang sehat secara jasmani dan
rohani serta mental dan sosial.
48
Dari Tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa pengetahuan responden tentang
pengertian generasi berencana yang menjawab remaja yang memiliki
pengetahuan, bersikap dan berperilaku sebagai remaja untuk menyiapkan
perencanaan yang matang dalam kehidupan berkeluarga sebanyak 48 orang
remaja yang sehat secara jasmani dan rohani serta mental dan sosial sebanyak 1
orang(1,9%).
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Ciri-Ciri Generasi Berencana
Ciri-ciri generasi berencana n %
- Berperilaku sehat, menunda usia perkawinan, terhindar dari resiko TRIAD KRR (Seksualitas, HIV/AIDS dan NAPZA), bercita-cita mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. - Berperilaku bersih dan sehat, menunda
usia perkawinan hingga 22 tahun, terhindar dari resiko TRIAD KRR (Seksualitas, HIV/AIDS dan NAPZA), bercita-cita untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
- Remaja yang berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Dari Tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa pengetahuan responden tentang
ciri-ciri generasi berencana yang menjawab berperilaku sehat, menunda usia
perkawinan, terhindar dari resiko TRIAD KRR (Seksualitas, HIV/AIDS dan
NAPZA), bercita-cita mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera sebanyak
14 orang(26,9%), berperilaku bersih dan sehat, menunda usia perkawinan hingga
22 tahun, terhindar dari resiko TRIAD KRR (Seksualitas, HIV/AIDS dan
sebanyak 37 orang(71,2%) dan remaja yang berperilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) sebanyak 1 orang(1,9%).
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Pengertian Program Generasi Berencana
Pengertian program generasi berencana n %
- Suatu program untuk memfasilitasi terwujudnya remaja yang berperilaku sehat, menunda usia perkawinan, terhindar dari resiko TRIAD KRR (Seksualitas, HIV/AIDS dan NAPZA), bercita-cita mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
- Suatu program untuk memfasilitasi terwujudnya remaja yang berperilaku bersih dan sehat, menunda usia perkawinan hingga 22 tahun, terhindar dari resiko TRIAD KRR (Seksualitas, HIV/AIDS dan NAPZA), bercita-cita untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
- Suatu program yang dibentuk untuk meingkatkan kualitas remaja di Indonesia agar kelak dapat menjadi penerus bangsa.
8
Dari Tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa pengetahuan responden tentang
pengertian program generasi berencana yang menjawab suatu program untuk
memfasilitasi terwujudnya remaja yang berperilaku bersih dan sehat, menunda
HIV/AIDS dan NAPZA), bercita-cita untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia
dan sejahtera sebanyak 34 orang(65,4%), Suatu program yang dibentuk untuk
meingkatkan kualitas remaja di Indonesia agar kelak dapat menjadi penerus
bangsa sebanyak 10 orang(19,2%), suatu program untuk memfasilitasi
terwujudnya remaja yang berperilaku sehat, menunda usia perkawinan, terhindar
dari resiko TRIAD KRR (Seksualitas, HIV/AIDS dan NAPZA) dan bercita-cita
mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera sebanyak 8 orang (15,4%).
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Dasar Dibentuknya Program Generasi Berencana
Dasar dibentuk program generasi berencana n %
- Tingginya jumlah remaja di Indonesia yang berperilaku hidup tidak sehat yang dapat mempengaruhi kualitas bangsa beberapa tahun yang akan datang.
- Tingginya jumlah remaja yang melakukan seks bebas dan pemakaian NAPZA.
27
25
51,9
48,1
Total 52 100
Dari Tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa pengetahuan responden tentang
dasar dibentuknya program generasi berencana yang menjawab tingginya jumlah
remaja di Indonesia yang berperilaku hidup tidak sehat yang dapat
mempengaruhi kualitas bangsa beberapa tahun yang akan datang sebanyak 27
orang(51,9%) dan tingginya jumlah remaja yang melakukan seks bebas dan
pemakaian NAPZA sebanyak 25 orang(48,1%).
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Tujuan Program Generasi Berencana
Tujuan program generasi berencana n %
- Meningkatkan kualitas remaja di Indonesia.
15
34
28,8
- Mengurangi jumlah pernikahan dini pada remaja di Indonesia.
- Menekan angka laju kepadatan penduduk di Indonesia.
3 5,8
Total 52 100
Dari Tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa pengetahuan responden tentang
tujuan program generasi berencana yang menjawab mengurangi jumlah
pernikahan dini pada remaja di Indonesia sebanyak 34 orang(65,4%),
meningkatkan kualitas remaja di Indonesia sebanyak 15 orang(28,8%) dan
menekan angka laju kepadatan penduduk sebanyak 3 orang(5,8%).
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Manfaat Program Generasi Berencana
Manfaat program generasi berencana n %
- Sebagai sumber informasi yang berkaitan dengan penyiapan dan perencanaan diri remaja dalam menyongsong kehidupan berkeluarga yang lebih baik.
- Sebagai sumber informasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan pada remaja. - Sebagai sumber informasi bagi remaja.
40
tentang manfaat program generasi berencana yang menjawab sebagai sumber
informasi yang berkaitan dengan penyiapan dan perencanaan diri remaja dalam
menyongsong kehidupan berkeluarga yang lebih baik sebanyak 40 orang(76,9%),
sebagai sumber informasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan pada remaja
sebanyak 10 orang(19,2%) dan sebagai sumber informasi bagi remaja sebanyak 2
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Sasaran Program Generasi Berencana
Sasaran program generasi berencana n % - Remaja, pelajar, keluarga yang memiliki
remaja, masyarakat peduli remaja. 21 40,4
- Seluruh remaja di Indonesia.
- Remaja yang belum menikah, mahasiswa/i yang belum menikah, keluarga yang memiliki remaja maupun yang tidak memiliki remaja, masyarakat peduli remaja.
- Remaja yang belum menikah, mahasiswa/i yang belum menikah, keluarga yang memiliki remaja, masyarakat peduli.
tentang sasaran program generasi berencana yang menjawab remaja, pelajar,
keluarga yang memiliki remaja, masyarakat peduli remaja sebanyak 21
orang(40,4%), remaja yang belum menikah, mahasiswa/i yang belum menikah,
keluarga yang memiliki remaja maupun yang tidak memiliki remaja, masyarakat
peduli remaja sebanyak 18 orang(34,6%), seluruh remaja di Indonesia sebanyak
menikah, keluarga yang memiliki remaja, masyarakat peduli remaja sebanyak 2
orang(3,8%).
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Masalah Kesehatan Yang Menjadi Fokus Utama Program Generasi Berencana
Fokus utama program generasi berencana n %
- Kesehatan Reproduksi Remaja. - Kesehatan Reproduksi Pelajar.
tentang masalah kesehatan yang menjadi fokus utama program generasi berencana
yang menjawab kesehatan reproduksi manusia sebanyak 27 orang(51,9%),
kesehatan reproduksi remaja sebanyak 24 orang(46,2%) dan kesehatan reproduksi
pelajar sebanyak 1 orang(1,9%).
Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Masalah Kesehatan Yang Menjadi Substansi Inti Program Generasi Berencana
Substansi inti program generasi berencana n %
- Seks bebas, HIV/AIDS, NAPZA, IMS. - Penyakit kulit dan kelamin, NAPZA, HIV,
penyalah gunaan ganja.
berencana yang menjawab seks bebas, HIV/AIDS, NAPZA, IMS sebanyak 46
orang(88,5%) dan penyakit kulit dan kelaminm NAPZA, HIV, penyalahgunaan
ganja sebanyak 6 orang (11,5%).
Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Masalah Kesehatan Yang Menjadi Substansi Dasar Program Generasi Berencana
Substansi dasar program generasi berencana n %
- Pendewasaan Usia Perkawinan dan 8 Fungsi Keluarga.
- Pendewasaan Usia Perkawinan dan Konseling Kesehatan Reproduksi.
Dari Tabel 4.14 di atas dapat dilihat bahwa pengetahuan reponden tentang
masalah kesehatan yang menjadi substansi dasar program generasi berencana
yang menjawab pendewasaan usia perkawinan dan 8 fungsi keluarga sebanyak 25
orang(48,1%), pendewasaan usia perkawinan dan konseling kesehatan reproduksi
sebanyak 14 orang(26,9%) dan kesehatan reproduksi remaja sebanyak 13
orang(25%).
Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Wadah Untuk Mengatasi Masalah Kesehatan Dalam Program Generasi Berencana
Wadah program generasi berencana n %
Dari Tabel 4.15 di atas dapat dilihat bahwa pengetahuan responden
tentang wadah untuk mengatasi masalah kesehatan dalam program generasi
berencana yang menjawab PIK Remaja/Mahasiswa sebanyak 31 orang(59,6%),
remaja peduli kesehatan sebanyak 12 orang(23,1%) dan BKKBN sebanyak 9
orang(17,3%).
Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Kegiatan Yang Dilakukan Wadah Program Generasi Berencana
Kegiatan wadah program generasi berencana n %
- Penyuluhan dan Konseling.
tentang kegiatan yang dilakukan wadah program generasi berencana yang
menjawab penyuluhan dan konseling sebanyak 40 orang(76,9%) dan pencegahan
dan konseling sebanyak 12 orang(23,1%).
Tabel 4.17 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Instansi Pemerintah Yang Menaungi Program Generasi Berencana
instansi program generasi berencana n %
- BKKBN.
menjawab BKKBN sebanyak 46 orang(88,5%) dan dinas kesehatan sebanyak 6
orang (11,5%).
Tabel 4.18 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Tahun Dibentuk Program Generasi Berencana Tahun dibentuk program generasi berencana n %
- 2009
responden tentang tahun dibentuk program generasi berencana yang menjawab
2010 sebanyak 51 orang (98,1%) dan 2009 sebanyak 1 orang (1,9%).
Tabel 4.19 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Dasar Hukum Program Generasi Berencana
Tahun dibentuk program generasi berencana n %
- UU No. 52 Tahun 2010 52 100,0
Total 52 100
Dari Tabel 4.19 di atas dapat dilihat bahwa pengetahuan responden
tentang dasar hukum program generasi berencana yang menjawab UU No.52
Tahun 2010 sebanyak 52 orang (100%).
Berdasarkan hasil penelitian, kategori pengetahuan responden terhadap
Program Generasi Berencana di SMA Negeri 13 Medan Tahun 2015 dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel 4.20 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan Terhadap Program Generasi Berencana di SMA Negeri 13 Medan Tahun 2015
Pengetahuan n %
Sedang 27 51,9
Kurang 6 11,5
Total 52 100
Dari Tabel 4.20 di atas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden
dalam kategori sedang sebanyak 27 orang (51,9%), kategori baik sebanyak 19
orang (36,5%) dan kategori kurang sebanyak 6 orang (11,5%).
4.3.2 Sikap Responden
Adapun sikap responden terhadap Program Generasi Berencana di SMA
Negeri 13 Medan Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.21 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Terhadap Program Generasi Berencana di SMA Negeri 13 Medan Tahun 2015
1. Program Genre merupakan
solusi dalam mengatasi
masalah kesehatan di
kalangan remaja/pelajar
43 82,7 9 17,3 - - - - 52 100
2. Program Genre berperan
penting dalam meningkat
6. Penunda usia perkawinan bukan merupakan kajian dalam Program Genre
9 17,3 7 13,5 19 36,5 17 32,7 52 100
7. Saya berencana melakukan
perkawinan pada umur 20 1 1,9 3 5,8 28 53,8 20 38,5 52 100
8. PIK merupakan wadah dari
Program Genre 31 59,6 21 40,4 - - - - 52 100
9. Pengetahuan saya tentang
Program Genre bertambah setelah menjadi anggota PIK
11. Sebagai anggota PIK, saya
memahami dengan jelas materi mengenai Program Genre
17 32,7 28 53,8 7 13,5 - - 52 100
12. Sebagai anggota PIK, saya
merasa wadah PIK ini harus dibentuk di semua
sekolah yang terdapat
remaja
34 65,4 14 26,9 - - 4 7,7 52 100
13. Sebagai anggota PIK, saya
harus melakukan
penyuluhan mengenai
Program Genre kepada semua orang
Dari Tabel 4.20 di atas dapat distribusi sikap responden mengenai program
generasi berencana merupakan solusi dalam mengatasi permasalahan kesehatan di
kalangan remaja/pelajar yang menjawab sangat setuju sebanyak 43 orang(82,7%).
Program Generasi Berencana berperan penting dalam meningkatkan kualitas
tertarik dengan Program Generasi Berencana yang menjawab sangat setuju
sebanyak 32 orang(61,5%).
Selanjutnya untuk pernyataan saya berminat untuk melaksanakan Program
Generasi Berencana yang menjawab setuju sebanyak 28 orang(53,8%). Manfaat
dari Program Generasi Berencana terlihat jelas di lingkungan sekolah saya yang
menjawab setuju sebanyak 29 orang(55,8%). Penundaan usia perkawinan bukan
merupakan kajian dalam Program Generasi Berencana yang menjawab tidak
setuju sebanyak 19 orang (36,5%). Saya berencana untuk melakukan perkawinan
di umur 20 tahun yang menjawab tidak setuju sebanyak 28 orang(53,8%). PIK
merupakan wadah dari Program Generasi Berencana yang menjawab sangat
setuju sebanyak 31 orang (59,6%). Pengetahuan saya mengenai Program Generasi
Berencana semakin bertambah setelah menjadi anggota PIK yang menjawab
sangat setuju sebanyak 34 orang (65,4%). PIK merupakan wadah dari Program
Generasi Berencana sangat membantu remaja/pelajar khususnya perempuan untuk
mendapat informasi mengenai kesehatan reproduksi yang menjawab sangat setuju
sebanyak 33 orang (63,5%).
Pernyataan berikutnya yaitu sebagai anggota PIK saya memahami dengan
jelas materi mengenai Program Generasi Berencana yang menjawab setuju
sebanyak 28 orang (53,8%). Sebagai anggota PIK, saya merasa wadah PIK ini
harus dibentuk di semua sekolah yang terdapat remaja yang menjawab sangat
setuju sebanyak 34 orang (65,4%). Sebagai anggota PIK saya harus melakukan
penyuluhan mengenai Program Generasi Berencana kepada semua orang yang
sasaran Program Generasi Berencana tidak memiliki batas umur dan bisa
dilaksanakan oleh siapa saja yang menjawab sangat setuju sebanyak 21 orang
(40,4%).
Berdasarkan hasil penelitian, kategori sikap responden terhadap Program
Generasi Berencana di SMA Negeri 13 Medan Tahun 2015 dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 4.22 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Sikap Terhadap Program Generasi Berencana di SMA Negeri 13 Medan Tahun 2015
Sikap n %
Baik 22 42,3
Sedang 26 50,0
Kurang 4 7,7
Total 52 100
Dari Tabel 4.22 di atas dapat dilihat bahwa tingkat sikap responden dalam
kategori sedang sebanyak 26 orang (50,0%), kategori baik sebanyak 22 orang
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Karateristik Responden
Berdasarkan hasil pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner
yang telah diberi skor dan dianalisis secara kuantitatif yang bersifat deskriptif
dapat dilihat pada tabel 4.1 bahwa umur responden yang paling banyak berada
pada umur ≤15 tahun yaitu sebanyak 34 orang (65,4,0%). Hal ini berhubungan
karena pada tingkat sekolah menengah atas/ sederajat usia siswanya biasanya
berada pada kisaran umur 14-19 tahun dimana menurut Monks (2001) umur
tersebut tergolong dalam usia remaja.
Berdasarkan tabel 4.2 untuk distribusi berdasarkan jenis kelamin terdapat
perbedaan jumlah yang signifikan. Jumlah responden perempuan di dalam
penelitian ini sebanyak 47 orang (90,4%) dan laki laki sebanyak 5 orang (9,6%).
Hal ini disebabkan karena Pusat Informasi dan Konseling (PIK) yang merupakan
wadah dari Program Generasi Berencana selain membahas mengenai TRIAD
mengenai kesehatan reproduksi remaja perempuan sehingga mayoritas anggota
dari wadah PIK (Pusat Informasi dan Konseling) ini adalah perempuan.
5.2 Gambaran Sumber Informasi Responden
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa sumber informasi responden
mengenai Program Generasi Berencana paling banyak diperoleh melalui teman
yaitu 29 orang(55,8%) dan berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa sumber
informasi responden mengenai wadah PIK(Pusat Informasi dan Konseling) paling
banyak diperoleh melalui teman yaitu 44 orang(84,6%). Hal ini sejalan dengan
Santrock (2007) yang mengatakan bahwa peran terpenting dari teman sebaya
adalah : 1).Sebagai sumber informasi mengenai dunia di luar keluarga, 2).Sumber
kognitif, untuk pemecahan masalah dan perolehan pengetahuan, 3).Sumber
emosional, untuk mengungkapkan ekspresi dan identitas diri.
5.3 Gambaran Pengetahuan Responden
Pengetahuan responden di dalam penelitian ini terkait dengan pengetahuan
tentang pengertian generasi berencana, ciri-ciri remaja yang termasuk kategori
generasi berencana, pengertian program generasi berencana, dasar dibentuknya
program generasi berencana, tujuan program generasi berencana, manfaat
kesehatan yang menjadi fokus utama program generasi berencana, masalah
kesehatan yang menjadi substansi inti program generasi berencana, masalah
kesehatan yang menjadi substansi dasar generasi berencana, wadah untuk
mengatasi masalah kesehatan dalam program generasi berencana, kegiatan yang
dilakukan wadah tersebut, instansi pemerintah yang menaungi program generasi
berencana, tahun dibentuk program generasi berencana dan dasar hukum program
generasi berencana.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tingkat pengetahuan
responden dalam kategori sedang sebanyak 27 orang(51,9%), kategori baik
sebanyak 19 orang (36,5%) dan kategori kurang sebanyak 6 orang(11,5%). Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden terhadap Program Generasi
Berencana di SMA Negeri 13 Medan masih tergolong ke dalam kategori sedang.
Pengetahuan responden terhadap Program Generasi Berencana dan
masalah kesehatan yang yang menjadi kajiannya yaitu TRIAD KRR didukung
dengan adanya wadah PIK (Pusat Informasi dan Konseling). Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aryani(2010) yaitu pengetahuan
remaja sebelum mengikuti PIK (Pusat Informasi dan Konseling) sebagian besar
(60%) rendah dan setelah mengikuti PIK(Pusat Informasi dan Konseling) menjadi
(96.7%) baik.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Pembina wadah PIK(Pusat
Informasi dan Konseling) di SMA Negeri 13 Medan, diketahui bahwa pelaksaan
wadah PIK (Pusat Informasi dan Konseling) tersebut belum berjalan dengan baik
diberi penyuluhan mengenai Program Generasi Berencana, dana untuk melakukan
penyuluhan mengenai Program Generasi Berencana, transportasi untuk menuju ke
sekolah yang akan diberi penyuluhan, dsb. Hal itu juga didukung oleh hasil
penelitian Kurniasih (2011) bahwa pelaksanaan PIK diperoleh hasil bahwa 75%
yang melaksanakan PIK dengan baik dan 25% yang tidak melaksanakan atau
melakukan PIK karena tidak adanya dukungan dari kepala sekolah/pengambil
kebijakan, ketua PIK yang kurang aktif membina anggota dalam mengelola
kelompok PIK dan kegiatannya pun tidak berjalan akibat kendala dukungan dana
yang tidak mencukupi. Pihak BPPKB juga kurang aktif dalam memantau dan
mengevaluasi kegiatan yang telah ada yang menyebabkan pelaksanaan wadah PIK
(Pusat Informasi dan Konseling) tidak berjalan dengan baik dan meyebabkan
pengetahuan anggota PIK (Pusat Informasi dan Konseling) tersebut masih
tergolong ke dalam kategori sedang.
Ditinjau dari sumber informasi, hasil analisis data menunjukkan bahwa
sumber informasi yang paling banyak diperoleh yaitu melalui teman. Informasi
tentang Program Generasi Berencana ini dapat disampaikan oleh guru di sekolah,
dan juga orang tua di rumah, akan tetapi baik guru maupun orang tua masih belum
memberikan gambaran tentang manfaat dari program tersebut. Hal ini
dikarenakan bahwa setiap responden di SMA Negeri 13 Medan merasa lebih
paham dan mengerti mengenai Program Generasi Berencana yang disampaikan
oleh temannya sendiri dibandingkan dengan guru, keluarga maupun media
elektronik karena pada umumnya informasi yang disampaikan oleh teman lebih
Selain itu, kegiatan yang dilakukan anggota PIK(Pusat Informasi dan
Konseling) di SMA Negeri 13 Medan lebih terfokus di bagian konseling, sehingga
pemberian informasi mengenai Program Generasi Berencana sangat sedikit dan
mempengaruhi pengetahuan responden karena minimnya informasi yang mereka
terima.
5.4 Gambaran Sikap Responden
Sikap adalah respon tertutup dari seseorang terhadap stimulus
(rangsangan) pada objek tertentu yang melibatkan faktor pendapat dan emosi
yang bersangkutan seperti senang atau tidak senang, setuju atau tidak tidak setuju,
baik atau tidak baik (Notoatmodjo, 2010).
Metode pengukuran sikap yang dianggap dapat diandalkan dan dapat
memberikan penafsiran terhadap sikap manusia adalah pengukuran melalui skala
sikap (attitude scale). Suatu skala sikap tidak lain daripada kumpulan pernyataan-
pernyataan sikap. Pernyataan sikap adalah rangkaian kalimat yang mengatakan
sesuatu mengenai objek sikap yang diukur. Suatu pernyataan sikap dapat berisi
halhal positif mengenai objek sikap, yaitu berisi pernyataan yang mendukung atau
yang memihak pada objek sikap. Pernyataan ini disebut pernyataan yang
favorable. Sebaliknya suatu pernyataan sikap dapat pula berisi hal-hal negatif
mengenai objek sikap. Hal negatif dalam pernyataan sikap ini sifatnya tidak
memihak atau tidak mendukung terhadap objek sikap dan karenanya disebut
dengan pernyataan yang unfavorable (Notoatmodjo, 2012).
Dalam penelitian ini sikap responden terkait dengan program generasi
pernyataan negatif dengan menggunakan skala likert.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tingkat sikap responden
dalam kategori sedang sebanyak 26 orang (50,0%), kategori baik sebanyak 22
orang (42,3%) dan kategori kurang sebanyak 4 orang (7,7%). Hal ini
menunjukkan bahwa sikap responden masih tergolong ke dalam kategori sedang.
Sejalan dengan Azwar (2007) ada beberapa faktor yang mempengaruhi
sikap, yaitu : Pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting,
pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan/agama dan pengaruh
faktor emosional. Berdasarkan hasil wawancara dengan Pembina wadah
PIK(Pusat Informasi dan Konseling) di SMA Negeri 13 Medan, diketahui bahwa
kegiatan yang sudah dilakukan oleh wadah PIK (Pusat Informasi dan Konseling)
dalam 4 tahun terakhir ini hanya penyuluhan mengenai Program Generasi
Berencana di SMP Negeri 28 Medan dan beberapa kelas di SMA Negeri 13
Medan itu sendiri. Kegiatan yang dilakukan, yaitu penyuluhan mengenai Program
Generasi Berencana kepada remaja di luar lingkungan sekolah responden yang
tidak memiliki wadah PIK (Pusat Informasi dan Konseling) merupakan bentuk
pengalaman di dalam diri responden. Minimnya kegiatan yang sudah dilakukan
responden, yaitu penyuluhan mengenai Program Generasi Berencana di SMP
Negeri 28 Medan dan beberapa kelas di SMA Negeri 13 Medan itu sendiri sejalan
dengan minimnya pengalaman responden dalam menjalani Program Generasi
Berencana. Semakin sering responden melakukan kegiatan penyuluhan mengenai
Program Generasi Berencana maka pengetahuan mereka juga akan bertambah
sekolah yang diberi penyuluhan juga bertambah sehingga Program Generasi
Berencana dapat berjalan lebih baik lagi.
Selain pengalaman, faktor yang dapat mempengaruhi sikap yaitu pengaruh
dari orang yang dianggap penting, yang dalam pelaksanaan Program Generasi
Berencana ini yaitu seperti guru dan pihak BPPKB. Berdasarkan hasil wawancara
dengan beberapa anggota PIK (Pusat Informasi dan Konseling) diketahui bahwa
pihak BPPKB tidak pernah datang ke sekolah mereka untuk memberikan
informasi maupun mengevaluasi kegiatan di dalam wadah PIK (Pusat Informasi
dan Konseling) tersebut sehingga mereka juga kurang mendapatkan informasi
mengenai Program Generasi Berencana, tetapi mereka pernah mendapatkan
informasi mengenai Program Generasi Berencana saat BPPKB memberikan
informasi mengenai Program Generasi Berencana di Universitas Negeri Medan
(UNIMED), padahal seharusnya BPPKB juga berperan aktif untuk memberikan
informasi yang terbaru mengenai Program Generasi Berencana khususnya kepada
anggota PIK(Pusat Informasi dan Konseling) di SMA Negeri 13 Medan yang
merupakan wadah dari program tersebut dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh wadah PIK (Pusat Informasi dan Konseling) yang dilakukan
untuk mengetahui sudah sejauh apa promosi dan sosialisasi mengenai Program
Generasi Berencana yang dilakukan oleh wadah PIK (Pusat Informasi dan
Konseling) agar Program Generasi Berencana ini berjalan dengan baik.
Di dalam penelitian ini dibutuhkan strategi promosi kesehatan yaitu di
dalam bidang Advokasi, yang sejalan dengan hasil wawancara kepada Kepala
dengan program ini karena tidak berhubungan dengan nilai akademik pelajar.
Advokasi adalah suatu upaya pendekatan kepada orang lain yang dianggap
berpengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau kegiatan yang
dilaksanakan yaitu di dalam penelitian ini adalah Dinas Pendidikan. BPPKB Kota
Medan dapat melakukan pendekatan kepada Dinas Pendidikan untuk
mensosialisasikan Program Generasi Berencana agar program ini dapat dikenal
oleh seluruh institusi pendidikan di kota Medan khususnya di institusi yang
banyak terdapat remaja berusia 10-24 tahun. Selain itu Dinas Pendidikan juga
dapat membantu menjalankan Program Generasi Berencana ini contohnya dengan
cara memasukkan materi Program Berencana ke dalam kegiatan yang wajib
dilakukan di sekolah contohnya kegiatan Pramuka, agar ke depannya pengetahuan
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana telah diuraikan
sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan :
1. Karateristik responden dapat diketahui bahwa kelompok umur terbanyak
berada pada umur ≤15 tahun yaitu sebanyak 34 orang.
2. Karateristik responden dapat diketahui bahwa kelompok jenis kelamin
terbanyak berada pada jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 47 orang.
3. Sumber informasi mengenai Program Generasi Berencana diperoleh melalui
teman yaitu 29 orang dan sumber informasi mengenai wadah PIK(Pusat
Informasi dan Konseling) diperoleh melalui teman sebanyak 44 orang.
4. Dilihat dari tingkatan pengetahuan responden terhadap Program Generasi
Berencana di SMA Negeri 13 Medan tergolong ke dalam kategori sedang
karena kurangnya informasi yang diterima oleh responden dan Wadah PIK
yang kurang berjalan dengan baik.
5. Dilihat dari tingkatan sikap bahwa sebagian besar sikap responden terhadap
Program Generasi Berencana di SMA Negeri 13 Medan tergolong ke dalam
kategori sedang karena minimnya pengalaman yang didapat oleh responden di
Wadah PIK dan tidak adanya peran aktif dari pihak yang dianggap penting,
yaitu BPPKB.
6.2 Saran
1. Disarankan kepada pihak sekolah agar lebih meningkatkan pengetahuan
pelajar terhadap Program Generasi Berencana melalui pembinaan dan
pengawasan terhadap wadah PIK(Pusat Informasi dan Konseling) agar
kegiatan di dalam wadah tersebut berjalan dengan baik.
2. Disarankan kepada pihak BPPKB agar membuat perencanaan program untuk
mendukung kegiatan yang dilakukan oleh wadah PIK(Pusat Informasi dan
Konseling tersebut).
3. Disarankan kepada pihak BPPKB agar lebih sering mensosialisasikan
mengenai Program Generasi Berencana ini kepada institusi pendidikan di