• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pengetahuan dan Sikap Pelajar Terhadap Program Generasi Berencana di SMA Negeri 13 Medan Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Pengetahuan dan Sikap Pelajar Terhadap Program Generasi Berencana di SMA Negeri 13 Medan Tahun 2015"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

KUESIONER

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PELAJAR TERHADAP PROGRAM GENERASI BERENCANA DI SMA NEGERI 13 MEDAN

TAHUN 2015

I. Identitas Responden

No. Responden :

Jenis Kelamin Responden : Umur Responden :

II. Sumber Informasi

1. Darimana Anda mendapat informasi mengenai Program Generasi Berencana?

a. Media cetak

b. Media elektronik

c. Keluarga

d. Guru

e. Teman

2. Darimana Anda mendapat informasi mengenai wadah PIK (Pusat Informasi

dan Konseling)?

a. Media cetak

b. Media elektronik

c. Keluarga

d. Guru

(2)

III.Pengetahuan

1. Apa yang dimaksud dengan Generasi Berencana?

a. Remaja yang memiliki pengetahuan, bersikap dan berperilaku sebagai remaja

untuk menyiapkan perencanaan yang matang dalam kehidupan berkeluarga.

(3)

b. Remaja yang memiliki pengetahuan untuk kehidupan keluarga. (2)

c. Remaja yang berperilaku bersih dan sehat. (1)

d. Remaja yang sehat secara jasmani dan rohani serta mental dan sosial. (0)

2. Bagaimana ciri-ciri remaja yang termasuk ke dalam kategori Generasi

Berencana?

a. Berperilaku sehat, menunda usia perkawinan, terhindar dari resiko TRIAD

KRR (Seksualitas, HIV/AIDS dan NAPZA), bercita-cita mewujudkan

keluarga kecil bahagia dan sejahtera. (3)

b. Berperilaku bersih dan sehat, menunda usia perkawinan hingga 22 tahun,

terhindar dari resiko TRIAD KRR (Seksualitas, HIV/AIDS dan NAPZA),

bercita-cita untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. (2)

c. Berperilaku bersih dan sehat, memakai obat-obatan terlarang dan alkohol,

menunda usia perkawinan, bercita-cita untuk memiliki keluarga kecil bahagia.

(1)

d. Remaja yang berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). (0)

3. Apa yang dimaksud dengan Program Generasi Berencana?

a. Suatu program untuk memfasilitasi terwujudnya remaja yang berperilaku

(3)

(Seksualitas, HIV/AIDS dan NAPZA), bercita-cita mewujudkan keluarga

kecil bahagia dan sejahtera. (3)

b. Suatu program untuk memfasilitasi terwujudnya remaja yang berperilaku

bersih dan sehat, menunda usia perkawinan hingga 22 tahun, terhindar dari

resiko TRIAD KRR (Seksualitas, HIV/AIDS dan NAPZA), bercita-cita untuk

mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. (2)

c. Suatu program yang dibentuk untuk meingkatkan kualitas remaja di Indonesia

agar kelak dapat menjadi penerus bangsa. (1)

d. Suatu program dibentuk agar remaja yang bergabung di dalam program ini

dapat menjadi trendsetter di kalangannya. (0)

4. Apa yang menjadi dasar dibentuknya Program Generasi Berencana?

a. Tingginya jumlah remaja di Indonesia yang berperilaku hidup tidak sehat

yang dapat mempengaruhi kualitas bangsa beberapa tahun yang akan datang.

(3)

b. Tingginya jumlah remaja yang melakukan seks bebas dan pemakaian NAPZA.

(2)

c. Jumlah remaja di Indonesia yang terus meningkat. (1)

d. Jumlah remaja di Indonesia yang terus menurun. (0)

5. Apakah tujuan dari Program Generasi Berencana?

a. Meningkatkan kualitas remaja di Indonesia. (3)

b. Mengurangi jumlah pernikahan dini pada remaja di Indonesia. (2)

c. Menekan angka laju kepadatan penduduk di Indonesia. (1)

(4)

6. Apakah manfaat dari Program Generasi Berencana?

a. Sebagai sumber informasi yang berkaitan dengan penyiapan dan perencanaan

diri remaja dalam menyongsong kehidupan berkeluarga yang lebih baik. (3)

b. Sebagai sumber informasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan pada

remaja. (2)

c. Sebagai sumber informasi bagi remaja. (1)

d. Sebagai fasilitator untuk meningkatkan jumlah remaja di Indonesia. (0)

7. Siapa saja yang menjadi sasaran Program Generasi Berencana?

a. Remaja yang belum menikah, Mahasiswa/i yang belum menikah, keluarga

yang memiliki remaja maupun yang tidak memiliki remaja, masyarakat peduli

remaja. (3)

b. Remaja yang belum menikah, Mahasiswa/i yang belum menikah, keluarga

yang memiliki remaja, masyarakat peduli remaja. (2)

c. Remaja, pelajar, keluarga yang memiliki remaja, masyarakat peduli remaja. (1)

d. Seluruh remaja di Indonesia. (0)

8. Masalah kesehatan apa yang menjadi fokus utama di dalam Program Generasi

Berencana?

a. Kesehatan Reproduksi Remaja. (3)

b. Kesehatan Reproduksi Pelajar. (2)

c. Kesehatan Reproduksi Mahasiswa/i. (1)

(5)

9. Masalah kesehatan apa yang menjadi substansi inti di dalam Program Generasi

Berencana?

a. Seks bebas, HIV/AIDS, NAPZA, IMS. (3)

b. Seks bebas, Narkotika, HIV/AIDS, IMS. (2)

c. Penyakit kulit dan kelamin, NAPZA, HIV, penyalah gunaan ganja. (1)

d. Aborsi. (0)

10.Masalah kesehatan apa yang menjadi substansi dasar di dalam Program

Generasi Berencana?

a. Pendewasaan Usia Perkawinan dan 8 Fungsi Keluarga. (3)

b. Pendewasaan Usia Perkawinan dan Konseling Kesehatan Reproduksi. (2)

c. 8 Fungsi Keluarga (1)

d. Kesehatan Reproduksi Remaja. (0)

11.Wadah/kelompok apakah yang dibentuk untuk mengatasi masalah kesehatan

remaja yang menjadi kajian di dalam Program Generasi Berencana?

a. PIK Remaja/Mahasiswa. (3)

b. Generasi Berencana. (2)

c. BKKBN. (1)

(6)

12.Kegiatan apa yang dilakukan oleh wadah/kelompok tersebut untuk mengatasi

masalah kesehatan remaja yang menjadi kajian di dalam Program Generasi

Berencana?

a. Penyuluhan dan Konseling. (3)

b. Pencegahan dan Konseling. (2)

c. Konseling. (1)

d. Pengobatan. (0)

13.Apakah nama instansi pemerintahan di Indonesia yang menaungi Program

Generasi Berencana?

a. BKKBN. (3)

b. Dinas Kesehatan. (0)

c. Puskesmas. (0)

d. Rumah Sakit. (0)

14.Pada tahun berapa Program Generasi Berencana dibentuk?

a. 2009 (3)

b. 2010 (0)

c. 2008 (0)

d. 2014 (0)

15.Apakah dasar hukum pembentukan Program Generasi Berencana?

a. UU No. 52 Tahun 2009 (3)

b. UU No. 52 Tahun 2008 (0)

c. UU No. 52 Tahun 2010 (0)

(7)

IV.Sikap

No.

Pernyataan

Jawaban

SS S TS STS

1. Program Generasi Berencana merupakan solusi

dalam mengatasi permasalahan kesehatan di

kalangan remaja/pelajar.

2. Program Generasi Berencana berperan penting

dalam meningkatkan kualitas remaja/pelajar.

3. Saya tertarik dengan Program Generasi

Berencana.

4. Saya berminat untuk melaksanakan Program

Generasi Berencana.

5. Manfaat dari Program Generasi Berencana terlihat

jelas di lingkungan sekolah saya.

6. Penundaan usia perkawinan bukan merupakan

kajian dalam Program Generasi Berencana.

7. Saya berencana untuk melakukan perkawinan di

umur 20 tahun.

8. Pusat Informasi dan Konseling (PIK) yang

merupakan wadah dari Program Generasi

Berencana.

9. Pengetahuan saya mengenai Program Generasi

Berencana semakin bertambah setelah menjadi

(8)

10. Pusat Informasi dan Konseling (PIK) yang

merupakan wadah dari Program Generasi

Berencana sangat membantu remaja/pelajar

khususnya perempuan untuk mendapatkan

informasi mengenai kesehatan repro duksi

remaja.

11. Sebagai anggota PIK, saya memahami dengan

jelas materi mengenai Program Generasi

Berencana.

12. Sebagai anggota PIK, saya merasa wadah PIK ini

harus dibentuk di semua sekolah yang terdapat

remaja.

13. Sebagai anggota PIK, saya harus melakukan

penyuluhan mengenai Program Generasi

Berencana kepada semua orang.

14. Sasaran Program Generasi Berencana tidak

memiliki batas umuran dan bisa dilaksanakan oleh

(9)

PEDOMAN WAWANCARA (BPPKB)

1. Bagaimana proses dan alur kerjasama BPPKB dengan institusi pendidikan

dalam melaksanakan Program Generasi Berencana?

Jawab : Pada awalnya pihak kami mengundang pihak pihak seluruh sekolah

di kota Medan dan mensosialisasikan menganai Program Generasi Berencana

tersebut agar mereka berminat untuk bekerja sama, tetapi banyak pihak

sekolah yang tidak peduli dan hanya SMA Negeri 13 Medan, SMA

Harapan Mandiri dan SMA Al Wasyiah yang ingin bekerja sama untuk

Program Generasi Berencana tersebut.

2. Bagaimana peran BPPKB dalam mensosialisasikan mengenai Program

Generasi Berencana di kota Medan khususnya untuk di kalangan pelajar dan

institusi pendidikan?

Jawab : Dengan mengundang pihak pihak sekolah dan bekerja sama juga

dengan dinas pendidikan agar Program Generasi Berencana ini dapat

berjalan lancar dan meningkatkan kesehatan remaja kita dan kami juga

melatih guru BP untuk menjadi Pembina wadah PIK yang ada di sekolah

tersebut.

3. Mengapa informasi mengenai Program Generasi berencana belum merata di

kalangan pelajar dan institusi pendidikan di kota Medan?

Jawab : Semua sekolah khususnya tingkat SLTA sudah diberi informasi,

tetapi banyak pihak yang tidak peduli karena hal ini tidak bersangkutan

(10)

4. Adakah kendala dalam menjalankan Program Generasi Berencana tersebut?

Jawab : Pihak sekolah yang tidak peduli dan masalah dana operasional.

5. Apa solusi dari pihak BPPKB sendiri dalam mengatasi kendala tersebut?

Jawab : Kalau untuk pihak sekolah yang tidak peduli, kami akan mencoba

untuk mensosialisasikannya lagi karena sebenarnya ingin juga semua sekolah

khususnya tingkat SLTA bekerja sama dengan kami untuk Program Generasi

Berencana ini, dan kami juga sudah menempel sticker Generasi Berencana di

beberapa sekolah agar mereka tertarik dan berminat dengan program tersebut.

PEDOMAN WAWANCARA (SMAN 13 MEDAN)

1. Darimana pihak sekolah mendapatkan informasi mengenai Program Generasi

Berencana?

Jawab : Waktu itu kami diundang oleh BPPKB, kalau tidak salah semua

sekolah juga diundang untuk membahas Program Generasi Berencana ini.

2. Mengapa pihak sekolah tertarik dengan Program Generasi Berencana

tersebut?

Jawab : Karena Program ini bagus untuk remaja, materi yang disampaikan

pun pas dengan masalah yang sering dialami oleh remaja sekarang yaitu

TRIAD KRR.

3. Kegiatan apa sajakah yang sudah dilakukan yang berhubungan dengan

(11)

Jawab : Sampai saat ini masih penyuluhan di SMP Negeri 28 Medan dan

di beberapa kelas di sekolah kita ini, karena susah sekali untuk

mendapatkan izin dari pihak luar yang akan diberi penyuluhan.

4. Adakah kendala dalam menjalankan Program Generasi Berencana tersebut?

Jawab : Masalah dana, izin dari pihak luar dan kepengurusan wadah PIK

tersebut karena masa mereka menjadi anggota hanya 2 tahun saja, cepat

berganti jadi wawasan yang didapatkan belum sampai tuntas.

5. Apa solusi dari pihak sekolah sendiri dalam mengatasi kendala tersebut?

Jawab : Kalau masalah kepengurusan kami rasa tidak ada solusi, tetapi

kalau masalah dana nanti akan dibicarakan dengan komite sekolah karena

anak- anak kalau dibawa kegiatan penyuluhan kan perlu dana untuk transport,

snack dan makanan mereka. Dan masalah perizinan dari pihak luar mungkin

nanti kami akan bekerjasama dengan dinas pendidikan untuk mendapat

(12)
(13)
(14)
(15)
(16)

29 2 15 5 5 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 1 3 3 0 0 34 1

30 2 16 5 5 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 0 0 36 1

31 2 15 5 5 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 0 0 37 1

32 2 16 5 4 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 0 0 37 1

33 1 14 2 5 3 3 3 3 1 3 0 3 3 2 1 2 3 0 0 31 2

34 1 16 2 4 3 2 2 2 2 3 3 3 3 0 1 3 3 0 0 32 2

35 1 15 5 5 3 2 2 3 3 1 3 0 3 2 1 3 3 0 0 32 2

36 2 16 5 5 3 2 1 3 2 3 1 0 3 0 0 2 0 0 0 24 3

37 2 15 2 5 3 3 3 2 2 3 0 0 1 3 1 3 3 0 0 29 2

38 2 15 5 5 3 2 2 3 3 3 0 0 3 3 3 3 3 3 0 37 1

39 2 15 5 5 3 2 1 3 3 2 1 0 1 0 0 2 0 0 0 23 3

40 1 16 5 5 3 2 2 3 2 3 1 3 1 2 3 2 3 0 0 32 2

41 2 15 5 5 3 2 2 3 2 3 0 3 1 2 3 2 3 0 0 31 2

42 2 16 2 5 3 2 1 3 2 2 1 0 3 0 0 2 0 0 0 23 3

43 2 16 2 5 3 2 1 3 2 2 1 0 3 0 0 2 0 0 0 23 3

44 2 16 5 5 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 1 3 3 0 0 35 1

45 2 16 5 5 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 1 3 3 0 0 34 1

46 2 15 5 5 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 0 0 38 1

47 2 16 2 5 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 0 0 38 1

48 2 15 2 5 3 2 1 3 3 2 1 0 3 0 0 2 0 0 0 25 3

49 2 15 5 5 3 3 2 2 2 3 0 3 3 2 0 2 3 0 0 30 2

50 2 15 1 2 3 2 1 3 2 2 1 0 3 0 0 3 3 0 0 25 3

51 2 16 5 5 3 2 3 3 2 3 1 2 1 3 1 3 3 0 0 32 2

(17)

S1 : Sumber Informasi Program Genre : 1=media cetak 2=media elektronik 3=keluarga 4=guru 5=teman S2 : Sumber Informasi PIK : 1=media cetak 2=media elektronik 3=keluarga 4=guru 5=teman

P1 : Apa yang dimaksud dengan genre : 0=d 1=c 2=b 3=a

P8 : Masalah kesehatan yang menjadi fokus utama program genre : 0=d 1=c 2=b 3=a P9 : Masalah kesehatan yang menjadi substansi inti program genre : 0=d 1=c 2=b 3=a P10 : Masalah kesehatan yang menjadi substansi dasar program genre : 0=d 1=c 2=b 3=a P11 : Wadah program genre : 0=d 1=c 2=b 3=a

P12 : Kegiatan dalam wadah program genre : 0=d 1=c 2=b 3=a P13 : Instansi yang menaungi program genre : 0=b,c,d 3=a P14 : Tahun berapa program genre dibentuk : 0=b,c,d 3=a P15 : Dasar hukum dibentuknya program genre : 0=b,c,d 3=a PT : Nilai pengetahuan total >34=baik 25-33=sedang <25=kurang PK : Kategori pengetahuan, 1= baik 2= sedang 3=kurang

(18)
(19)

2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 1 1 26 2

3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 0 1 35 1

2 3 3 3 2 1 2 3 3 2 2 3 1 0 30 2

3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 0 1 36 1

3 3 3 3 2 0 2 3 3 3 3 3 0 0 31 2

3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 26 2

Keterangan :

S1 : Program genre merupakan solusi dalam mengatasi permasalahan kesehatan remaja : 0=STS 1=TS 2=S 3=SS S2 : Program genre berperan dalam meningkatkan kualitas remaja : 0=STS 1=TS 2=S 3=SS

S3 : Saya tertarik dengan program genre : 0=STS 1=TS 2=S 3=SS

S4 : Saya berminat melaksanakan program genre : 0=STS 1=TS 2=S 3=SS

S5 : Manfaat program genre terlihat di lingkungan sekolah : 0=STS 1=TS 2=S 3=SS S6 : Penundaan usia perkawinan bukan merupakan program genre : 0=SS 1=S 2=TS 3=STS S7 : Saya berencana kawin di umur 20 tahun : 0=SS 1=S 2=TS 3=STS

S8 : PIK merupakan wadah dalam program genre : 0=STS 1=TS 2=S 3=SS

S9 : Pengetahuan saya tentang program genre bertambah setelah menjadi anggota PIK : 0=STS 1=TS 2=S 3=SS S10 : PIK sangat membantu remaja untuk mendapat informasi mengenai kesehatan reproduksi : 0=STS 1=TS 2=S 3=SS S11 : Sebagai anggota PIK, saya memahami materi program genre : 0=STS 1=TS 2=S 3=SS

S12 : Wadah PIK harus dibentuk di semua sekolah yang terdapat remaja : 0=STS 1=TS 2=S 3=SS S13 : Saya harus melakukan penyuluhan program genre kepada semua orang : 0=SS 1=S 2=TS 3=STS S14 : Sasaran program genre tidak memiliki batas umuran : 0=SS 1=S 2=TS 3=STS

(20)

1. Karateristik Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid <=15 34 65.4 65.4 65.4

>15 18 34.6 34.6 100.0

Total 52 100.0 100.0

2. Sumber Informasi

informasi mengenai program GenRe

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid MediaCetak 1 1.9 1.9 1.9

Frequency Percent Valid Percent

(21)

3. Pengetahuan Responden

apa yang dimaksud genre

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

bagaimana ciri-ciri remaja termasuk kategori genre

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

apa yang dimaksud program genre

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

apa yang menjadi dasar dibentuknya program genre

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid b 25 48.1 48.1 48.1

a 27 51.9 51.9 100.0

(22)

tujuan dari program genre

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

masalah kesehatan yang menjadi fokus utama program genre

Frequency Percent Valid Percent

(23)

masalah kesehatan yang menjadi substansi inti program genre

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid c 6 11.5 11.5 11.5

a 46 88.5 88.5 100.0

Total 52 100.0 100.0

masalah kesehatan yang menjadi substansi dasar program genre

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

wadah yang dibentuk untuk mengatasi masalah kesehatan remaja dalam

program genre

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Kegiatan yang dilakukan wadah/kelompok untuk mengatasi masalah

kesehatan remaja dalam Program Generasi Berencana

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid b 12 23.1 23.1 23.1

a 40 76.9 76.9 100.0

(24)

instansi yang menaungi program genre

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid b 6 11.5 11.5 11.5

a 46 88.5 88.5 100.0

Total 52 100.0 100.0

tahun berapa program genre dibentuk

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid b 52 100.0 100.0 100.0

kategori pengetahuan responden

Frequency Percent Valid Percent

(25)

4. Sikap Responden

Program Generasi Berencana merupakan solusi dalam mengatasi

permasalahan kesehatan di kalangan remaja/pelajar

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid S 9 17.3 17.3 17.3

SS 43 82.7 82.7 100.0

Total 52 100.0 100.0

Program Generasi Berencana berperan penting dalam meningkatkan

kualitas remaja/pelajar.

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid S 12 23.1 23.1 23.1

SS 40 76.9 76.9 100.0

Total 52 100.0 100.0

Saya tertarik dengan Program Generasi Berencana.

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid S 20 38.5 38.5 38.5

SS 32 61.5 61.5 100.0

Total 52 100.0 100.0

Saya berminat untuk melaksanakan Program Generasi Berencana.

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid S 28 53.8 53.8 53.8

SS 24 46.2 46.2 100.0

(26)

Manfaat dari Program Generasi Berencana terlihat jelas di lingkungan

sekolah saya.

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Penundaan usia perkawinan bukan merupakan kajian dalam Program

Generasi Berencana

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Saya berencana untuk melakukan perkawinan di umur 20 tahun.

Frequency Percent Valid Percent

(27)

Pusat Informasi dan Konseling (PIK) yang merupakan wadah dari Program

Generasi Berencana.

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid S 21 40.4 40.4 40.4

SS 31 59.6 59.6 100.0

Total 52 100.0 100.0

Pengetahuan saya mengenai Program Generasi Berencana semakin

bertambah setelah menjadi anggota PIK.

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid S 18 34.6 34.6 34.6

SS 34 65.4 65.4 100.0

Total 52 100.0 100.0

Pusat Informasi dan Konseling (PIK) yang merupakan wadah dari Program

Generasi Berencana sangat membantu remaja/pelajar khususnya

perempuan untuk mendapatkan informasi mengenai kesehatan reproduksi

remaja

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid S 19 36.5 36.5 36.5

SS 33 63.5 63.5 100.0

Total 52 100.0 100.0

Sebagai anggota PIK, saya memahami dengan jelas materi mengenai

Program Generasi Berencana.

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid TS 7 13.5 13.5 13.5

S 28 53.8 53.8 67.3

(28)

Sebagai anggota PIK, saya memahami dengan jelas materi mengenai

Program Generasi Berencana.

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid TS 7 13.5 13.5 13.5

S 28 53.8 53.8 67.3

SS 17 32.7 32.7 100.0

Total 52 100.0 100.0

Sebagai anggota PIK, saya merasa wadah PIK ini harus dibentuk di semua

sekolah yang terdapat remaja.

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid STS 4 7.7 7.7 7.7

S 14 26.9 26.9 34.6

SS 34 65.4 65.4 100.0

Total 52 100.0 100.0

Sebagai anggota PIK, saya harus melakukan penyuluhan mengenai

Program Generasi Berencana kepada semua orang.

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid SS 27 51.9 51.9 51.9

S 25 48.1 48.1 100.0

(29)

Sasaran Program Generasi Berencana tidak memiliki batas umuran dan

bisa dilaksanakan oleh siapa saja.

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid SS 21 40.4 40.4 40.4

S 21 40.4 40.4 80.8

TS 5 9.6 9.6 90.4

STS 5 9.6 9.6 100.0

Total 52 100.0 100.0

kategori sikap responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik 22 42.3 42.3 42.3

Sedang 26 50.0 50.0 92.3

Kurang 4 7.7 7.7 100.0

(30)

Gambar 1.1 Wawancara dengan responden

(31)
(32)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002. Prosedur Suatu Penelitian: Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Aryani, Nurapni. 2010. Efektifitas PIK-KRR Terhadap Peningkatan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja di SMU Swasta AL- Wasliyah 1 Medan Tahun 2010. Universitas Sumatera Utara. [skripsi]

BKKBN, 2010. BKKBN: 51 Persen Remaja Jabodetabek Tidak Perawan.

Available: www.berita.liputan6.com , diakses tanggal 20 September 2015.

BKKBN, 2013. Remaja dan Permasalahannya Jadi Perhatian Dunia. http://www.bkkbn.go.id/ViewBerita.aspx?BeritaID=840. Diakses tanggal 9 September 2015.

Brutu, M.A. 2013. Tayangan Iklan Layananan Masyarakat dan Sikap Siswa

Mengenai Program Generasi Berencana (Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Iklan Layanan Masyarakat “Dua Anak Lebih Baik” di Televisi Terhadap Sikap Siswa Mengenai Program Generasi Berencana di SMA Kemala Bhayangkari 1 Medan). Universitas Sumatera Utara. [skripsi]

Daradjat, Zakiah. 2003. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang.

Fauzan, F. & Sirait, B.A. 2002. Pendidikan seks bagi remaja. Cerita Remaja

Indonesia. Diperoleh dari :

http://ceria.bkkbn.go.id/referensi/substansi/174. Diakses tanggal 10 September 2015.

Hurlock, Elizabeth B. 1999. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi V. Jakarta: Erlangga.

Kurniasih, Adiyah. 2011. Pelaksanaan PIK-KRR (Pusat Informasi Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja) SMA di Medan Tahun 2011. Universitas Sumatera Utara. [skripsi]

Monks, Franz. J. 1998. Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai

Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University.

Monks, 2009. Tahap Perkembangan Masa Remaja. Jakarta: PT. Grafindo.

(33)

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Papalia, Diane E., Sally W. Olds, and Ruth D. Feldman. 2001. Human

Development. 8th Edition. Boston: Mc Graw Hill.

Santrock, John. W. 2003. Adolescence: Perkembangan Remaja. Edisi VI. Jakarta: Erlangga.

Sarwono W. S, 1998. Teori-teori Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Grafindo Persada.

Sarwono W. S, 2011. Psikologi Remaja(Edisi Revisi). Jakarta: PT. Grafindo Persada.

Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto.

United Nations Population Fund, 2005. Analisis Situasi Kesehatan Reproduksi. Kebijakan dan Strategi Nasional Kesehatan Reproduksi di Indonesia.

Wirdhana, Indra, dkk. 2012. Pedoman Pengelolaan Pusat Informasi dan

Konseling Remaja dan Siswa. Jakarta: BKKBN.

Wirdhana, Indra, dkk. 2013. Materi Pegangan Kader Tentang Bimbingan dan

Pembinaan Keluarga. Jakarta: BKKBN.

(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif-kuantitatif, yaitu menggambarkan

pengetahuan dan sikap siswa terhadap Program Generasi Berencana. Metode

penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk

membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di SMA Negeri 13 Medan yang terletak di

Jalan Brigjen Zein Hamid KM 7, Kel. Titi Kuning, Kec. Medan Johor, Sumatera

Utara.

Adapun alasan pemilihan lokasi ini yaitu :

- SMA Negeri 13 Medan bekerjasama dengan BPPKB untuk melaksanakan

Program Generasi Berencana melalui wadah PIK(Pusat Informasi dan

Konseling) Remaja.

- SMA Negeri 13 Medan terletak di daerah kanal yang dikenal sebagai daerah

rawan narkoba serta perilaku seks bebas dan cocok dengan profil Program

Generasi Berencana tersebut.

- Belum pernah dilakukan penelitian di lokasi ini sebelumnya.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Juli 2015 sampai Desember 2015.

(35)

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah 52 orang anggota wadah PIK(Pusat

Informasi dan Konseling) Remaja di SMA Negeri 13 Medan.

3.3.2 Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah seluruh populasi anggota wadah

PIK(Pusat Informasi dan Konseling) Remaja di SMA Negeri 13 Medan yang

berjumlah 52 orang (total sampling) selain itu juga dilakukan indepth interview

kepada Kepala Dinas BKKBN dan Kepala Sekolah SMA Negeri 13 Medan.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan, penulis menggunakan

metode pengumpulan data sebagai berikut :

1. Data Primer


Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang meliputi

data pengetahuan dan sikap siswa tentang Program Generasi

Berencana.

2. Data Sekunder


Data sekunder meliputi gambaran umum sekolah yang diperoleh dari

dokumen sekolah sebagai lokasi penelitian, serta data mengenai jumlah

(36)

3.5 Defenisi Operasional 1. Karakteristik Siswa

- Umur yaitu lamanya hidup seseorang responden dihitung sejak ia lahir

sampai saat penelitian berdasarkan tahun.

- Jenis kelamin yaitu perbedaan ciri biologis responden, dalam hal ini dibagi

menjadi dua kategori yaitu : laki-laki dan perempuan.

2. Sumber informasi adalah asal keterangan yang diperoleh pelajar mengenai

Program Generasi Berencana, antara lain, media elektronik, media cetak,

keluarga responden, guru dan teman.

- Media Elektronik yaitu media informasi bagi responden yang menjadi

sumber keterangan mengenai Program Generasi Berencana bagi

responden. Seperti Handphone, Gadget, Televisi.

- Media Cetak yaitu media informasi bagi responden yang menjadi sumber

keterangan mengenai Program Generasi Berencana bagi responden.

Seperti Majalah, Koran.

- Keluarga yaitu seluruh anggota keluarga yang mempunyai hubungan

darah dengan responden.

- Guru adalah orang yang mengajarkan pelajaran di sekolah tersebut.

3. Pengetahuan yaitu hasil tahu responden terhadap Program Generasi

Berencana.

(37)

5. Program Generasi Berencana yaitu program yang dilaksanakan di SMA

Negeri 13 Medan

3.6 Metode Pengukuran

3.6.1 Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan

sebagainya).

Berdasarkan Arikunto (2002), aspek pengukuran dengan kategori dari jumlah

nilai yang ada dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu:

1. Tingkat pengetahuan baik, apabila nilai yang diperoleh >76% dari nilai

tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 45 yaitu > 34

2. Tingkat pengetahuan sedang, apabila nilai yang diperoleh 56-75% dari nilai

tertinggi seluruh pertanyaan dengan total 45 yaitu 25 - 33

3. Tingkat pengetahuan kurang, apabila nilai yang diperoleh <56% dari nilai

tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 45 yaitu < 25

3.6.2 Sikap

Sikap adalah juga respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek

tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan

(senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya). Hal

ini untuk mengetahui sikap responden diukur dengan memberikan skor terhadap

kuesioner yang telah diberikan bobot (skala Likert). Jumlah pernyataan 14 (10

(38)

pernyataan positif(pernyataan nomor 1, 2, 3, 4, 5, 8, 9, 10, 11 dan 12) sebagai

berikut :

- Jawaban sangat setuju, diberi skor 3 (tiga)

- Jawaban setuju, diberi skor 2 (dua)

- Jawaban tidak setuju, diberi skor 1 (satu)

- Jawaban sangat tidak setuju, diberi skor 0 (nol)

dan untuk pernyataan negatif(pernyataan nomor 6, 7, 13 dan 14) sebagai berikut :

- Jawaban sangat setuju, diberi skor 0 (nol)

- Jawaban setuju, diberi skor 1 (satu)

- Jawaban tidak setuju, diberi skor 2 (dua)

- Jawaban sangat tidak setuju, diberi skor 3 (tiga)

Berdasarkan Arikunto (2002), aspek pengukuran dengan kategori dari

jumlah nilai yang ada dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu :

1. Sikap baik, apabila nilai yang diperoleh >76% dari nilai tertinggi seluruh

pertanyaan dengan total nilai 42 yaitu > 32

2. Sikap sedang, apabila nilai yang diperoleh 56-75% dari nilai tertinggi seluruh

pertanyaan dengan total 42 yaitu 24-31

3. Sikap kurang, apabila nilai yang diperoleh <56% dari nilai tertinggi seluruh

(39)

3.7 Metode Pengolahan dan Analisa Data

3.7.1 Pengolahan Data

Proses pengolahan data dilakukan melalui tahap berikut:

1. Pemeriksaan Data (Editing)

Data yang sudah terkumpul dalam isian kuesioner diperiksa apakah jawaban

semua pertanyaan sudah terisi, tulisannya cukup jelas, relevan dengan

pertanyaan dan konsisten dengan jawabannya.

2.Pengkodean Data (Coding)

Pemberian kode yang dimaksudkan untuk mempermudah pada saat analisi

data dan juga mempercepat pada saat entry data, yaitu dengan memberikan

kode pada pertanyaan penelitian kuesioner.

3.Pemasukan Data (Entry)

Tahapan ini dilakukan dengan cara memasukkan data ke dalam komputer

untuk diolah dan dianalisis melalui program SPSS for window.

4.Pengecekan Data (Cleaning)

Adalah pengecekan data yang sudah dientry, apakah ada kesalahan atau tidak.

3.7.2 Analisa Data

Analisa dilakukan pada setiap variabel dari hasil penelitian dengan

(40)

mempengaruhi pengetahuan dan sikap pelajar terhadap Program Generasi

Berencana di SMA Negeri 13 Medan.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

SMA Negeri 13 Medan yang beralamat di Jl. Brigjen Zein Hamid KM. 7

titi Kuning - Medan, berdiri pada tahun 1983 dengan Nama SMAN 12 Medan dan

kemudian pada tahun 1990-an berubah nama menjadi SMAN 13 Medan. SMA

Negeri 13 Medan memliki beberapa fasilitas yang berguna untuk mendukung

kegiatan belajar mengajar, yaitu ruangan laboratorium, perpustakaan, ruang

komputer, ruang media, ruang doa, lapangan basket, auditorium, dan ruangan

kelas yang dipakai untuk proses belajar mengajar.

SMA Negeri 13 Medan memiliki wadah PIK (Pusat Informasi dan

Konseling) semenjak tahun 2010 yang dibina oleh Bapak Asman Situmorang, SPd

dan memiliki jumlah anggota sebanyak 52 orang yang terdiri dari 5 anggota

laki-laki dan 47 anggota perempuan.

4.2 Karakteristik Responden 4.2.1 Umur

Distribusi umur pelajar di SMA Negeri 13 Medan Tahun 2015 dapat

(41)

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pelajar Berdasarkan Kelompok Umur di SMA Negeri 13 Medan Tahun 2015

No. Umur (Tahun) n (%)

Pembagian kelompok umur didasarkan atas nilai median umur responden

yaitu 15 tahun. Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa frekuensi pada

kelompok umur ≤15 tahun yaitu sebanyak 34 orang (65,4%) dan pada kelompok

umur >15 tahun yaitu sebanyak 18 orang (34,6%).

4.2.2 Jenis Kelamin

Distribusi jenis kelamin pelajar di SMA Negeri 13 Medan Tahun 2015

dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pelajar Berdasarkan Kelompok Jenis Kelamin di SMA Negeri 13 Medan Tahun 2015

No. Jenis Kelamin n (%)

berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 5 orang(9,6%) dan perempuan sebanyak

(42)

1.

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa sumber informasi responden

mengenai Program Generasi Berencana paling banyak diperoleh melalui teman

yaitu 29 orang(55,8%), kemudian melalui media elektronik yaitu 20

orang(38,5%), melalui keluarga yaitu 2 orang(3,8%) dan melalui media cetak 1

orang(1,9%).

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pelajar Berdasarkan Sumber Informasi Mengenai Wadah PIK(Pusat Informasi dan Konseling)

No. Sumber Informasi n (%)

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa sumber informasi responden

mengenai wadah PIK (Pusat Informasi dan Konseling) paling banyak diperoleh

melalui teman yaitu 44 orang (84,6%), kemudian melalui guru yaitu 5 orang

(9,6%), melalui media elektronik yaitu 2 orang (3,8%) dan melalui keluarga yaitu

1 orang (1,9%).

4.3 Analisa Univariat

4.3.1 Pengetahuan Responden

Adapun pengetahuan responden terhadap Program Generasi Berencana di

(43)

pengertian generasi berencana, ciri-ciri remaja yang termasuk kategori generasi

berencana, pengertian program generasi berencana, dasar dibentuknya program

generasi berencana, tujuan program generasi berencana, manfaat program

generasi berencana, sasaran program generasi berencana, masalah kesehatan yang

menjadi fokus utama program generasi berencana, masalah kesehatan yang

menjadi substansi inti program generasi berencana, masalah kesehatan yang

menjadi substansi dasar generasi berencana, wadah untuk mengatasi masalah

kesehatan dalam program generasi berencana, kegiatan yang dilakukan wadah

tersebut, instansi pemerintah yang menaungi program generasi berencana, tahun

dibentuk program generasi berencana dan dasar hukum program generasi

berencana dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Pengertian Generasi Berencana

Pengertian generasi berencana n %

- Remaja yang memiliki pengetahuan, bersikap dan berperilaku sebagai remaja untuk menyiapkan perencanaan yang matang dalam kehidupan berkeluarga. - Remaja yang berperilaku bersih dan sehat. - Remaja yang sehat secara jasmani dan

rohani serta mental dan sosial.

48

Dari Tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa pengetahuan responden tentang

pengertian generasi berencana yang menjawab remaja yang memiliki

pengetahuan, bersikap dan berperilaku sebagai remaja untuk menyiapkan

perencanaan yang matang dalam kehidupan berkeluarga sebanyak 48 orang

(44)

remaja yang sehat secara jasmani dan rohani serta mental dan sosial sebanyak 1

orang(1,9%).

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Ciri-Ciri Generasi Berencana

Ciri-ciri generasi berencana n %

- Berperilaku sehat, menunda usia perkawinan, terhindar dari resiko TRIAD KRR (Seksualitas, HIV/AIDS dan NAPZA), bercita-cita mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. - Berperilaku bersih dan sehat, menunda

usia perkawinan hingga 22 tahun, terhindar dari resiko TRIAD KRR (Seksualitas, HIV/AIDS dan NAPZA), bercita-cita untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

- Remaja yang berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Dari Tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa pengetahuan responden tentang

ciri-ciri generasi berencana yang menjawab berperilaku sehat, menunda usia

perkawinan, terhindar dari resiko TRIAD KRR (Seksualitas, HIV/AIDS dan

NAPZA), bercita-cita mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera sebanyak

14 orang(26,9%), berperilaku bersih dan sehat, menunda usia perkawinan hingga

22 tahun, terhindar dari resiko TRIAD KRR (Seksualitas, HIV/AIDS dan

(45)

sebanyak 37 orang(71,2%) dan remaja yang berperilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) sebanyak 1 orang(1,9%).

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Pengertian Program Generasi Berencana

Pengertian program generasi berencana n %

- Suatu program untuk memfasilitasi terwujudnya remaja yang berperilaku sehat, menunda usia perkawinan, terhindar dari resiko TRIAD KRR (Seksualitas, HIV/AIDS dan NAPZA), bercita-cita mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

- Suatu program untuk memfasilitasi terwujudnya remaja yang berperilaku bersih dan sehat, menunda usia perkawinan hingga 22 tahun, terhindar dari resiko TRIAD KRR (Seksualitas, HIV/AIDS dan NAPZA), bercita-cita untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

- Suatu program yang dibentuk untuk meingkatkan kualitas remaja di Indonesia agar kelak dapat menjadi penerus bangsa.

8

Dari Tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa pengetahuan responden tentang

pengertian program generasi berencana yang menjawab suatu program untuk

memfasilitasi terwujudnya remaja yang berperilaku bersih dan sehat, menunda

(46)

HIV/AIDS dan NAPZA), bercita-cita untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia

dan sejahtera sebanyak 34 orang(65,4%), Suatu program yang dibentuk untuk

meingkatkan kualitas remaja di Indonesia agar kelak dapat menjadi penerus

bangsa sebanyak 10 orang(19,2%), suatu program untuk memfasilitasi

terwujudnya remaja yang berperilaku sehat, menunda usia perkawinan, terhindar

dari resiko TRIAD KRR (Seksualitas, HIV/AIDS dan NAPZA) dan bercita-cita

mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera sebanyak 8 orang (15,4%).

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Dasar Dibentuknya Program Generasi Berencana

Dasar dibentuk program generasi berencana n %

- Tingginya jumlah remaja di Indonesia yang berperilaku hidup tidak sehat yang dapat mempengaruhi kualitas bangsa beberapa tahun yang akan datang.

- Tingginya jumlah remaja yang melakukan seks bebas dan pemakaian NAPZA.

27

25

51,9

48,1

Total 52 100

Dari Tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa pengetahuan responden tentang

dasar dibentuknya program generasi berencana yang menjawab tingginya jumlah

remaja di Indonesia yang berperilaku hidup tidak sehat yang dapat

mempengaruhi kualitas bangsa beberapa tahun yang akan datang sebanyak 27

orang(51,9%) dan tingginya jumlah remaja yang melakukan seks bebas dan

pemakaian NAPZA sebanyak 25 orang(48,1%).

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Tujuan Program Generasi Berencana

Tujuan program generasi berencana n %

- Meningkatkan kualitas remaja di Indonesia.

15

34

28,8

(47)

- Mengurangi jumlah pernikahan dini pada remaja di Indonesia.

- Menekan angka laju kepadatan penduduk di Indonesia.

3 5,8

Total 52 100

Dari Tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa pengetahuan responden tentang

tujuan program generasi berencana yang menjawab mengurangi jumlah

pernikahan dini pada remaja di Indonesia sebanyak 34 orang(65,4%),

meningkatkan kualitas remaja di Indonesia sebanyak 15 orang(28,8%) dan

menekan angka laju kepadatan penduduk sebanyak 3 orang(5,8%).

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Manfaat Program Generasi Berencana

Manfaat program generasi berencana n %

- Sebagai sumber informasi yang berkaitan dengan penyiapan dan perencanaan diri remaja dalam menyongsong kehidupan berkeluarga yang lebih baik.

- Sebagai sumber informasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan pada remaja. - Sebagai sumber informasi bagi remaja.

40

tentang manfaat program generasi berencana yang menjawab sebagai sumber

informasi yang berkaitan dengan penyiapan dan perencanaan diri remaja dalam

menyongsong kehidupan berkeluarga yang lebih baik sebanyak 40 orang(76,9%),

sebagai sumber informasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan pada remaja

sebanyak 10 orang(19,2%) dan sebagai sumber informasi bagi remaja sebanyak 2

(48)

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Sasaran Program Generasi Berencana

Sasaran program generasi berencana n % - Remaja, pelajar, keluarga yang memiliki

remaja, masyarakat peduli remaja. 21 40,4

- Seluruh remaja di Indonesia.

- Remaja yang belum menikah, mahasiswa/i yang belum menikah, keluarga yang memiliki remaja maupun yang tidak memiliki remaja, masyarakat peduli remaja.

- Remaja yang belum menikah, mahasiswa/i yang belum menikah, keluarga yang memiliki remaja, masyarakat peduli.

tentang sasaran program generasi berencana yang menjawab remaja, pelajar,

keluarga yang memiliki remaja, masyarakat peduli remaja sebanyak 21

orang(40,4%), remaja yang belum menikah, mahasiswa/i yang belum menikah,

keluarga yang memiliki remaja maupun yang tidak memiliki remaja, masyarakat

peduli remaja sebanyak 18 orang(34,6%), seluruh remaja di Indonesia sebanyak

(49)

menikah, keluarga yang memiliki remaja, masyarakat peduli remaja sebanyak 2

orang(3,8%).

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Masalah Kesehatan Yang Menjadi Fokus Utama Program Generasi Berencana

Fokus utama program generasi berencana n %

- Kesehatan Reproduksi Remaja. - Kesehatan Reproduksi Pelajar.

tentang masalah kesehatan yang menjadi fokus utama program generasi berencana

yang menjawab kesehatan reproduksi manusia sebanyak 27 orang(51,9%),

kesehatan reproduksi remaja sebanyak 24 orang(46,2%) dan kesehatan reproduksi

pelajar sebanyak 1 orang(1,9%).

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Masalah Kesehatan Yang Menjadi Substansi Inti Program Generasi Berencana

Substansi inti program generasi berencana n %

- Seks bebas, HIV/AIDS, NAPZA, IMS. - Penyakit kulit dan kelamin, NAPZA, HIV,

penyalah gunaan ganja.

(50)

berencana yang menjawab seks bebas, HIV/AIDS, NAPZA, IMS sebanyak 46

orang(88,5%) dan penyakit kulit dan kelaminm NAPZA, HIV, penyalahgunaan

ganja sebanyak 6 orang (11,5%).

Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Masalah Kesehatan Yang Menjadi Substansi Dasar Program Generasi Berencana

Substansi dasar program generasi berencana n %

- Pendewasaan Usia Perkawinan dan 8 Fungsi Keluarga.

- Pendewasaan Usia Perkawinan dan Konseling Kesehatan Reproduksi.

Dari Tabel 4.14 di atas dapat dilihat bahwa pengetahuan reponden tentang

masalah kesehatan yang menjadi substansi dasar program generasi berencana

yang menjawab pendewasaan usia perkawinan dan 8 fungsi keluarga sebanyak 25

orang(48,1%), pendewasaan usia perkawinan dan konseling kesehatan reproduksi

sebanyak 14 orang(26,9%) dan kesehatan reproduksi remaja sebanyak 13

orang(25%).

Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Wadah Untuk Mengatasi Masalah Kesehatan Dalam Program Generasi Berencana

Wadah program generasi berencana n %

(51)

Dari Tabel 4.15 di atas dapat dilihat bahwa pengetahuan responden

tentang wadah untuk mengatasi masalah kesehatan dalam program generasi

berencana yang menjawab PIK Remaja/Mahasiswa sebanyak 31 orang(59,6%),

remaja peduli kesehatan sebanyak 12 orang(23,1%) dan BKKBN sebanyak 9

orang(17,3%).

Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Kegiatan Yang Dilakukan Wadah Program Generasi Berencana

Kegiatan wadah program generasi berencana n %

- Penyuluhan dan Konseling.

tentang kegiatan yang dilakukan wadah program generasi berencana yang

menjawab penyuluhan dan konseling sebanyak 40 orang(76,9%) dan pencegahan

dan konseling sebanyak 12 orang(23,1%).

Tabel 4.17 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Instansi Pemerintah Yang Menaungi Program Generasi Berencana

instansi program generasi berencana n %

- BKKBN.

(52)

menjawab BKKBN sebanyak 46 orang(88,5%) dan dinas kesehatan sebanyak 6

orang (11,5%).

Tabel 4.18 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Tahun Dibentuk Program Generasi Berencana Tahun dibentuk program generasi berencana n %

- 2009

responden tentang tahun dibentuk program generasi berencana yang menjawab

2010 sebanyak 51 orang (98,1%) dan 2009 sebanyak 1 orang (1,9%).

Tabel 4.19 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Dasar Hukum Program Generasi Berencana

Tahun dibentuk program generasi berencana n %

- UU No. 52 Tahun 2010 52 100,0

Total 52 100

Dari Tabel 4.19 di atas dapat dilihat bahwa pengetahuan responden

tentang dasar hukum program generasi berencana yang menjawab UU No.52

Tahun 2010 sebanyak 52 orang (100%).

Berdasarkan hasil penelitian, kategori pengetahuan responden terhadap

Program Generasi Berencana di SMA Negeri 13 Medan Tahun 2015 dapat dilihat

pada tabel berikut ini :

Tabel 4.20 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan Terhadap Program Generasi Berencana di SMA Negeri 13 Medan Tahun 2015

Pengetahuan n %

(53)

Sedang 27 51,9

Kurang 6 11,5

Total 52 100

Dari Tabel 4.20 di atas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden

dalam kategori sedang sebanyak 27 orang (51,9%), kategori baik sebanyak 19

orang (36,5%) dan kategori kurang sebanyak 6 orang (11,5%).

4.3.2 Sikap Responden

Adapun sikap responden terhadap Program Generasi Berencana di SMA

Negeri 13 Medan Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.21 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Terhadap Program Generasi Berencana di SMA Negeri 13 Medan Tahun 2015

1. Program Genre merupakan

solusi dalam mengatasi

masalah kesehatan di

kalangan remaja/pelajar

43 82,7 9 17,3 - - - - 52 100

2. Program Genre berperan

penting dalam meningkat

(54)

6. Penunda usia perkawinan bukan merupakan kajian dalam Program Genre

9 17,3 7 13,5 19 36,5 17 32,7 52 100

7. Saya berencana melakukan

perkawinan pada umur 20 1 1,9 3 5,8 28 53,8 20 38,5 52 100

8. PIK merupakan wadah dari

Program Genre 31 59,6 21 40,4 - - - - 52 100

9. Pengetahuan saya tentang

Program Genre bertambah setelah menjadi anggota PIK

11. Sebagai anggota PIK, saya

memahami dengan jelas materi mengenai Program Genre

17 32,7 28 53,8 7 13,5 - - 52 100

12. Sebagai anggota PIK, saya

merasa wadah PIK ini harus dibentuk di semua

sekolah yang terdapat

remaja

34 65,4 14 26,9 - - 4 7,7 52 100

13. Sebagai anggota PIK, saya

harus melakukan

penyuluhan mengenai

Program Genre kepada semua orang

Dari Tabel 4.20 di atas dapat distribusi sikap responden mengenai program

generasi berencana merupakan solusi dalam mengatasi permasalahan kesehatan di

kalangan remaja/pelajar yang menjawab sangat setuju sebanyak 43 orang(82,7%).

Program Generasi Berencana berperan penting dalam meningkatkan kualitas

(55)

tertarik dengan Program Generasi Berencana yang menjawab sangat setuju

sebanyak 32 orang(61,5%).

Selanjutnya untuk pernyataan saya berminat untuk melaksanakan Program

Generasi Berencana yang menjawab setuju sebanyak 28 orang(53,8%). Manfaat

dari Program Generasi Berencana terlihat jelas di lingkungan sekolah saya yang

menjawab setuju sebanyak 29 orang(55,8%). Penundaan usia perkawinan bukan

merupakan kajian dalam Program Generasi Berencana yang menjawab tidak

setuju sebanyak 19 orang (36,5%). Saya berencana untuk melakukan perkawinan

di umur 20 tahun yang menjawab tidak setuju sebanyak 28 orang(53,8%). PIK

merupakan wadah dari Program Generasi Berencana yang menjawab sangat

setuju sebanyak 31 orang (59,6%). Pengetahuan saya mengenai Program Generasi

Berencana semakin bertambah setelah menjadi anggota PIK yang menjawab

sangat setuju sebanyak 34 orang (65,4%). PIK merupakan wadah dari Program

Generasi Berencana sangat membantu remaja/pelajar khususnya perempuan untuk

mendapat informasi mengenai kesehatan reproduksi yang menjawab sangat setuju

sebanyak 33 orang (63,5%).

Pernyataan berikutnya yaitu sebagai anggota PIK saya memahami dengan

jelas materi mengenai Program Generasi Berencana yang menjawab setuju

sebanyak 28 orang (53,8%). Sebagai anggota PIK, saya merasa wadah PIK ini

harus dibentuk di semua sekolah yang terdapat remaja yang menjawab sangat

setuju sebanyak 34 orang (65,4%). Sebagai anggota PIK saya harus melakukan

penyuluhan mengenai Program Generasi Berencana kepada semua orang yang

(56)

sasaran Program Generasi Berencana tidak memiliki batas umur dan bisa

dilaksanakan oleh siapa saja yang menjawab sangat setuju sebanyak 21 orang

(40,4%).

Berdasarkan hasil penelitian, kategori sikap responden terhadap Program

Generasi Berencana di SMA Negeri 13 Medan Tahun 2015 dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

Tabel 4.22 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Sikap Terhadap Program Generasi Berencana di SMA Negeri 13 Medan Tahun 2015

Sikap n %

Baik 22 42,3

Sedang 26 50,0

Kurang 4 7,7

Total 52 100

Dari Tabel 4.22 di atas dapat dilihat bahwa tingkat sikap responden dalam

kategori sedang sebanyak 26 orang (50,0%), kategori baik sebanyak 22 orang

(57)

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Karateristik Responden

Berdasarkan hasil pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner

yang telah diberi skor dan dianalisis secara kuantitatif yang bersifat deskriptif

dapat dilihat pada tabel 4.1 bahwa umur responden yang paling banyak berada

pada umur ≤15 tahun yaitu sebanyak 34 orang (65,4,0%). Hal ini berhubungan

karena pada tingkat sekolah menengah atas/ sederajat usia siswanya biasanya

berada pada kisaran umur 14-19 tahun dimana menurut Monks (2001) umur

tersebut tergolong dalam usia remaja.

Berdasarkan tabel 4.2 untuk distribusi berdasarkan jenis kelamin terdapat

perbedaan jumlah yang signifikan. Jumlah responden perempuan di dalam

penelitian ini sebanyak 47 orang (90,4%) dan laki laki sebanyak 5 orang (9,6%).

Hal ini disebabkan karena Pusat Informasi dan Konseling (PIK) yang merupakan

wadah dari Program Generasi Berencana selain membahas mengenai TRIAD

(58)

mengenai kesehatan reproduksi remaja perempuan sehingga mayoritas anggota

dari wadah PIK (Pusat Informasi dan Konseling) ini adalah perempuan.

5.2 Gambaran Sumber Informasi Responden

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa sumber informasi responden

mengenai Program Generasi Berencana paling banyak diperoleh melalui teman

yaitu 29 orang(55,8%) dan berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa sumber

informasi responden mengenai wadah PIK(Pusat Informasi dan Konseling) paling

banyak diperoleh melalui teman yaitu 44 orang(84,6%). Hal ini sejalan dengan

Santrock (2007) yang mengatakan bahwa peran terpenting dari teman sebaya

adalah : 1).Sebagai sumber informasi mengenai dunia di luar keluarga, 2).Sumber

kognitif, untuk pemecahan masalah dan perolehan pengetahuan, 3).Sumber

emosional, untuk mengungkapkan ekspresi dan identitas diri.

5.3 Gambaran Pengetahuan Responden

Pengetahuan responden di dalam penelitian ini terkait dengan pengetahuan

tentang pengertian generasi berencana, ciri-ciri remaja yang termasuk kategori

generasi berencana, pengertian program generasi berencana, dasar dibentuknya

program generasi berencana, tujuan program generasi berencana, manfaat

(59)

kesehatan yang menjadi fokus utama program generasi berencana, masalah

kesehatan yang menjadi substansi inti program generasi berencana, masalah

kesehatan yang menjadi substansi dasar generasi berencana, wadah untuk

mengatasi masalah kesehatan dalam program generasi berencana, kegiatan yang

dilakukan wadah tersebut, instansi pemerintah yang menaungi program generasi

berencana, tahun dibentuk program generasi berencana dan dasar hukum program

generasi berencana.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tingkat pengetahuan

responden dalam kategori sedang sebanyak 27 orang(51,9%), kategori baik

sebanyak 19 orang (36,5%) dan kategori kurang sebanyak 6 orang(11,5%). Hal ini

menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden terhadap Program Generasi

Berencana di SMA Negeri 13 Medan masih tergolong ke dalam kategori sedang.

Pengetahuan responden terhadap Program Generasi Berencana dan

masalah kesehatan yang yang menjadi kajiannya yaitu TRIAD KRR didukung

dengan adanya wadah PIK (Pusat Informasi dan Konseling). Hal ini sejalan

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aryani(2010) yaitu pengetahuan

remaja sebelum mengikuti PIK (Pusat Informasi dan Konseling) sebagian besar

(60%) rendah dan setelah mengikuti PIK(Pusat Informasi dan Konseling) menjadi

(96.7%) baik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Pembina wadah PIK(Pusat

Informasi dan Konseling) di SMA Negeri 13 Medan, diketahui bahwa pelaksaan

wadah PIK (Pusat Informasi dan Konseling) tersebut belum berjalan dengan baik

(60)

diberi penyuluhan mengenai Program Generasi Berencana, dana untuk melakukan

penyuluhan mengenai Program Generasi Berencana, transportasi untuk menuju ke

sekolah yang akan diberi penyuluhan, dsb. Hal itu juga didukung oleh hasil

penelitian Kurniasih (2011) bahwa pelaksanaan PIK diperoleh hasil bahwa 75%

yang melaksanakan PIK dengan baik dan 25% yang tidak melaksanakan atau

melakukan PIK karena tidak adanya dukungan dari kepala sekolah/pengambil

kebijakan, ketua PIK yang kurang aktif membina anggota dalam mengelola

kelompok PIK dan kegiatannya pun tidak berjalan akibat kendala dukungan dana

yang tidak mencukupi. Pihak BPPKB juga kurang aktif dalam memantau dan

mengevaluasi kegiatan yang telah ada yang menyebabkan pelaksanaan wadah PIK

(Pusat Informasi dan Konseling) tidak berjalan dengan baik dan meyebabkan

pengetahuan anggota PIK (Pusat Informasi dan Konseling) tersebut masih

tergolong ke dalam kategori sedang.

Ditinjau dari sumber informasi, hasil analisis data menunjukkan bahwa

sumber informasi yang paling banyak diperoleh yaitu melalui teman. Informasi

tentang Program Generasi Berencana ini dapat disampaikan oleh guru di sekolah,

dan juga orang tua di rumah, akan tetapi baik guru maupun orang tua masih belum

memberikan gambaran tentang manfaat dari program tersebut. Hal ini

dikarenakan bahwa setiap responden di SMA Negeri 13 Medan merasa lebih

paham dan mengerti mengenai Program Generasi Berencana yang disampaikan

oleh temannya sendiri dibandingkan dengan guru, keluarga maupun media

elektronik karena pada umumnya informasi yang disampaikan oleh teman lebih

(61)

Selain itu, kegiatan yang dilakukan anggota PIK(Pusat Informasi dan

Konseling) di SMA Negeri 13 Medan lebih terfokus di bagian konseling, sehingga

pemberian informasi mengenai Program Generasi Berencana sangat sedikit dan

mempengaruhi pengetahuan responden karena minimnya informasi yang mereka

terima.

5.4 Gambaran Sikap Responden

Sikap adalah respon tertutup dari seseorang terhadap stimulus

(rangsangan) pada objek tertentu yang melibatkan faktor pendapat dan emosi

yang bersangkutan seperti senang atau tidak senang, setuju atau tidak tidak setuju,

baik atau tidak baik (Notoatmodjo, 2010).

Metode pengukuran sikap yang dianggap dapat diandalkan dan dapat

memberikan penafsiran terhadap sikap manusia adalah pengukuran melalui skala

sikap (attitude scale). Suatu skala sikap tidak lain daripada kumpulan pernyataan-

pernyataan sikap. Pernyataan sikap adalah rangkaian kalimat yang mengatakan

sesuatu mengenai objek sikap yang diukur. Suatu pernyataan sikap dapat berisi

halhal positif mengenai objek sikap, yaitu berisi pernyataan yang mendukung atau

yang memihak pada objek sikap. Pernyataan ini disebut pernyataan yang

favorable. Sebaliknya suatu pernyataan sikap dapat pula berisi hal-hal negatif

mengenai objek sikap. Hal negatif dalam pernyataan sikap ini sifatnya tidak

memihak atau tidak mendukung terhadap objek sikap dan karenanya disebut

dengan pernyataan yang unfavorable (Notoatmodjo, 2012).

Dalam penelitian ini sikap responden terkait dengan program generasi

(62)

pernyataan negatif dengan menggunakan skala likert.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tingkat sikap responden

dalam kategori sedang sebanyak 26 orang (50,0%), kategori baik sebanyak 22

orang (42,3%) dan kategori kurang sebanyak 4 orang (7,7%). Hal ini

menunjukkan bahwa sikap responden masih tergolong ke dalam kategori sedang.

Sejalan dengan Azwar (2007) ada beberapa faktor yang mempengaruhi

sikap, yaitu : Pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting,

pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan/agama dan pengaruh

faktor emosional. Berdasarkan hasil wawancara dengan Pembina wadah

PIK(Pusat Informasi dan Konseling) di SMA Negeri 13 Medan, diketahui bahwa

kegiatan yang sudah dilakukan oleh wadah PIK (Pusat Informasi dan Konseling)

dalam 4 tahun terakhir ini hanya penyuluhan mengenai Program Generasi

Berencana di SMP Negeri 28 Medan dan beberapa kelas di SMA Negeri 13

Medan itu sendiri. Kegiatan yang dilakukan, yaitu penyuluhan mengenai Program

Generasi Berencana kepada remaja di luar lingkungan sekolah responden yang

tidak memiliki wadah PIK (Pusat Informasi dan Konseling) merupakan bentuk

pengalaman di dalam diri responden. Minimnya kegiatan yang sudah dilakukan

responden, yaitu penyuluhan mengenai Program Generasi Berencana di SMP

Negeri 28 Medan dan beberapa kelas di SMA Negeri 13 Medan itu sendiri sejalan

dengan minimnya pengalaman responden dalam menjalani Program Generasi

Berencana. Semakin sering responden melakukan kegiatan penyuluhan mengenai

Program Generasi Berencana maka pengetahuan mereka juga akan bertambah

(63)

sekolah yang diberi penyuluhan juga bertambah sehingga Program Generasi

Berencana dapat berjalan lebih baik lagi.

Selain pengalaman, faktor yang dapat mempengaruhi sikap yaitu pengaruh

dari orang yang dianggap penting, yang dalam pelaksanaan Program Generasi

Berencana ini yaitu seperti guru dan pihak BPPKB. Berdasarkan hasil wawancara

dengan beberapa anggota PIK (Pusat Informasi dan Konseling) diketahui bahwa

pihak BPPKB tidak pernah datang ke sekolah mereka untuk memberikan

informasi maupun mengevaluasi kegiatan di dalam wadah PIK (Pusat Informasi

dan Konseling) tersebut sehingga mereka juga kurang mendapatkan informasi

mengenai Program Generasi Berencana, tetapi mereka pernah mendapatkan

informasi mengenai Program Generasi Berencana saat BPPKB memberikan

informasi mengenai Program Generasi Berencana di Universitas Negeri Medan

(UNIMED), padahal seharusnya BPPKB juga berperan aktif untuk memberikan

informasi yang terbaru mengenai Program Generasi Berencana khususnya kepada

anggota PIK(Pusat Informasi dan Konseling) di SMA Negeri 13 Medan yang

merupakan wadah dari program tersebut dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan

yang dilakukan oleh wadah PIK (Pusat Informasi dan Konseling) yang dilakukan

untuk mengetahui sudah sejauh apa promosi dan sosialisasi mengenai Program

Generasi Berencana yang dilakukan oleh wadah PIK (Pusat Informasi dan

Konseling) agar Program Generasi Berencana ini berjalan dengan baik.

Di dalam penelitian ini dibutuhkan strategi promosi kesehatan yaitu di

dalam bidang Advokasi, yang sejalan dengan hasil wawancara kepada Kepala

(64)

dengan program ini karena tidak berhubungan dengan nilai akademik pelajar.

Advokasi adalah suatu upaya pendekatan kepada orang lain yang dianggap

berpengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau kegiatan yang

dilaksanakan yaitu di dalam penelitian ini adalah Dinas Pendidikan. BPPKB Kota

Medan dapat melakukan pendekatan kepada Dinas Pendidikan untuk

mensosialisasikan Program Generasi Berencana agar program ini dapat dikenal

oleh seluruh institusi pendidikan di kota Medan khususnya di institusi yang

banyak terdapat remaja berusia 10-24 tahun. Selain itu Dinas Pendidikan juga

dapat membantu menjalankan Program Generasi Berencana ini contohnya dengan

cara memasukkan materi Program Berencana ke dalam kegiatan yang wajib

dilakukan di sekolah contohnya kegiatan Pramuka, agar ke depannya pengetahuan

(65)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana telah diuraikan

sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan :

1. Karateristik responden dapat diketahui bahwa kelompok umur terbanyak

berada pada umur ≤15 tahun yaitu sebanyak 34 orang.

2. Karateristik responden dapat diketahui bahwa kelompok jenis kelamin

terbanyak berada pada jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 47 orang.

3. Sumber informasi mengenai Program Generasi Berencana diperoleh melalui

teman yaitu 29 orang dan sumber informasi mengenai wadah PIK(Pusat

Informasi dan Konseling) diperoleh melalui teman sebanyak 44 orang.

4. Dilihat dari tingkatan pengetahuan responden terhadap Program Generasi

Berencana di SMA Negeri 13 Medan tergolong ke dalam kategori sedang

karena kurangnya informasi yang diterima oleh responden dan Wadah PIK

yang kurang berjalan dengan baik.

5. Dilihat dari tingkatan sikap bahwa sebagian besar sikap responden terhadap

Program Generasi Berencana di SMA Negeri 13 Medan tergolong ke dalam

kategori sedang karena minimnya pengalaman yang didapat oleh responden di

Wadah PIK dan tidak adanya peran aktif dari pihak yang dianggap penting,

yaitu BPPKB.

(66)

6.2 Saran

1. Disarankan kepada pihak sekolah agar lebih meningkatkan pengetahuan

pelajar terhadap Program Generasi Berencana melalui pembinaan dan

pengawasan terhadap wadah PIK(Pusat Informasi dan Konseling) agar

kegiatan di dalam wadah tersebut berjalan dengan baik.

2. Disarankan kepada pihak BPPKB agar membuat perencanaan program untuk

mendukung kegiatan yang dilakukan oleh wadah PIK(Pusat Informasi dan

Konseling tersebut).

3. Disarankan kepada pihak BPPKB agar lebih sering mensosialisasikan

mengenai Program Generasi Berencana ini kepada institusi pendidikan di

Gambar

Gambar 1.1 Wawancara dengan responden
Gambar 1.3 Sticker Generasi Berencana dari BKKBN di lokasi penelitian
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pelajar Berdasarkan Kelompok Jenis  Kelamin di SMA Negeri 13 Medan Tahun 2015
Tabel  4.4   Distribusi Frekuensi Pelajar Berdasarkan Sumber Informasi  Mengenai Wadah PIK(Pusat Informasi dan Konseling)
+7

Referensi

Dokumen terkait

they want to build a minimal onneted graph with these nodes, i.e., a tree. We know that no matter whih tree they hoose to build, they have to onstrut

“ ...Secara umum masyarakat internasional memang tidak menghendaki atau telah menghapuskan pidana badan ( corporal punishment ) kecuali negara-negara yang tunduk pada

(C) Kecepatan aliran udara di atas sayap lebih besar dari pada kecepatan aliran udara di bawah sayap.. (D) Kecepatan aliran udara di atas sayap lebih kecil dari pada

terhadap hasil belajar matematika materi garis dan sudut siswa kelas. VII MTs Al-

[r]

1) Penyaluran tulangan dalam fondasi telapak harus sesuai dengan ketentuan pasal 14. 2) Gaya tarik atau tekan pada tulangan di masing-masing penampang harus disalurkan. pada

Judul Tesis : Hubungan Perilaku Caring dengan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien (RSU CND) Meulaboh.. Nama Mahasiswa :

Manakala terjadi perbuatan hukum yang berkenaan de­ ngan tanah bekas hak milik adat sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 4 Peraturan Menteri Pertanian dan Agraria No­ mor 2 Tahun