• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Metode Regresi Logistik dengan Analisis Diskriminan untuk Mengetahui Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Tindakan Diet Penurunan Berat Badan pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perbandingan Metode Regresi Logistik dengan Analisis Diskriminan untuk Mengetahui Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Tindakan Diet Penurunan Berat Badan pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2014"

Copied!
154
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN METODE REGRESI LOGISTIK DENGAN

ANALISIS DISKRIMINAN UNTUK MENGETAHUI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP TINDAKAN

DIET PENURUNAN BERAT BADAN PADA MAHASISWA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

TAHUN 2014

SKRIPSI

Oleh :

EKO PRANATA NIM. 101000262

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERBANDINGAN METODE REGRESI LOGISTIK DENGAN

ANALISIS DISKRIMINAN UNTUK MENGETAHUI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP TINDAKAN

DIET PENURUNAN BERAT BADAN PADA MAHASISWA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

EKO PRANATA NIM. 101000262

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi :PERBANDINGAN METODE REGRESI

LOGISTIK DENGAN ANALISIS

DISKRIMINAN UNTUK MENGETAHUI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP TINDAKAN DIET PENURUNAN

BERAT BADAN PADA MAHASISWA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN 2014

Nama Mahasiswa : Eko Pranata

No. Induk Mahasiswa : 101000262

Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat

Peminatan : Biostatistika dan Informasi Kesehatan

Tanggal Lulus : 28 Januari 2015

Disahkan Oleh : Komisi Pembimbing

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Abdul Jalil Amri Arma, M.Kes Arnita, S.Si, M.Si

NIP. 195812021991031001 NIP. 197606212008122001

Medan, Januari 2015 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan,

(4)

ABSTRAK

Regresi logistik memiliki beberapa kesamaan dengan analisis diskriminan, salah satunya adalah jenis variabel dependen yang digunakan yaitu bersifat katagorik (nominal atau ordinal). Perbandingan uji dilakukan untuk melihat perbedaan kedua hasil uji tersebut dengan menggunakan kasus faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tindakan diet penurunan berat badan pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara tahun 2014.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan hasil uji metode regresi logistik dengan analisis diskriminan dalam meneliti faktor-faktor yang memengaruhi tindakan diet penurunan berat badan pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara tahun 2014.

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei bersifat explanatory research,

populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dari angkatan 2014 – 2011, kemudian diambil 183 orang yang akan dijadikan sebagai sampel.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dalam pengambilan keputusan, dimana pada regresi logistik terdapat 5 variabel (indeks massa tubuh, citra tubuh, pengetahuan gizi, pengaruh teman sebaya dan pengaruh media massa) yang berpengaruh terhadap tindakan diet (p<0,05) sedangkan pada analisis diskriminan terdapat 4 varriabel (indeks massa tubuh, citra tubuh, pengetahuan gizi, dan pengaruh media massa) yang berpengaruh terhadap tindakan diet (p<0,05). Namun tidak ada perbedaan dalam menentukan variabel mana yang paling berpengaruh terhadap tindakan diet, yaitu variabel citra tubuh.

Disarankan bagi peneliti lain hendaknya dapat menentukan dengan tepat data yang akan dibandingkan sebelum melakukan analisis, sehingga dapat memenuhi syarat-syarat dari penggunaan kedua uji tersebut.

(5)

ABSTRACK

Logistic regression has some similarities with discriminant analysis, one type of dependent variable used is categorical (nominal or ordinal). Comparison tests was performed to see the difference in the results using factors affected to dietary measures on students of Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara in 2014.

The purpose of this research was to compare the results using logistic regression method and discriminant analysis in examining factors affected to weight loss diet acts on students of Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara in 2014.

Explanatory research was performed. The population is the entire bachelor students of Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara from 2014 to 2011. The sample size obtained was 183 respondent.

The logistic regression analysis results that five variables (body mass index, body image, nutrition knowledge, peer influence and mass media) affected to dietary measures (p <0.05), while the discriminant analysis results (body mass index, body image, nutrition knowledge, and mass media) affected to dietary measures (p <0.05).

There was no difference results using logistic regression method and discriminant analysis in determining which the strong predictors affected to dietary measures, that is body image variable.

It is suggested to other researcher should be able to determine exactly the data that will be compared before analysis, so that can fulfill the requirement needed.

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Eko Pranata

Tempat/Tanggal Lahir : Perkebunan Pangkatan, 30 Juli 1992

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Menikah

Nama Orang Tua : Ayah Sujono

Ibu Kamisah

Anak ke : 1 (satu) dari 4 (empat) bersaudara

Alamat Rumah : Desa Perkebunan Pangkatan Emplasmen Kec.

Pangkatan Kab. Labuhan Batu

Riwayat Pendidikan

Tahun 1998 – 2004 : SD Negeri No. 112198 Perkebunan Pangkatan

Tahun 2004 – 2007 : Mts Al-Ittihad Aek Nabara

Tahun 2007 – 2010 : SMA Negeri 1 Bilah Hulu

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang mana telah melimpahkan rahmat

dan karunia-Nya sehingga tugas skripsi yang berjudul : “Perbandingan Metode

Regresi Logistik Dengan Analisis Diskriminan Untuk Mengetahui

Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Tindakan Diet Penurunan Berat Badan

Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara Tahun 2014” dapat diselesaikan. Shalawat dan salam senantiasa

tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi teladan utama

bagi umat manusia.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.Skripsi ini terkhusus

untuk ayah dan ibu tercinta yang telah membesarkan, mendidik, membimbing

dengan penuh kasih saying dan selalu mendoakan hingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

Selama penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dan

dukungan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Sujono dan Ibunda Kamisah yang

telah memberikan doa tanpa kenal waktu, semangat, nasihat, dukungan,

(8)

Prasetya, Febri Prayogi dan Desi Pramita yang senantiasa selalu

mendukung dan mendoakan.

2. Bapak Drs. Abdul Jalil Amri Arma, M.Kes selaku Dosen Pembimbing I

dan Ibu Arnita S.Si, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, ilmu, arahan, motivasi, serta dukungannya dalam

penyelesaian skripsi ini.

3. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, M.Si dan Ibu Maya Fitria, SKM, M.Kes selaku

dosen penguji yang telah meluangkan waktu untuk memberikan masukkan

dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, M.S selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Dr. Ir. Gerry Silaban M.Kes selaku Dosen Pembimbing Akademik.

6. Bapak Drs. Heru Santosa, M.S, Ph.D selaku Ketua Departemen

Kependudukan dan Biostatistika.

7. Ibu Dr. Ir. Erna Mutiara, M.Kes selaku dosen peminatan Biostatistika dan

Informasi Kesehatan yang telah sangat banyak memberikan ilmu dan

bimbingan tentang statistik.

8. Para Dosen dan Staff di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara khususnya Departemen Kependudukan dan Biostatistika

yang telah banyak memberikan ilmu dan bimbingan.

9. Teman-teman tercinta dan seperjuangan, Muhammad Arif, Anggi Mutiah

Sakdiah, Cyndi Olivia, Dian Parama Artha, Ziad Husaini, Dicky Arie

(9)

Simbolon atas dukungan, doa dan semangat yang diberikan kepada

penulis.

10.Teman-teman stambuk 2010 serta peminatan Biostatistika dan Informasi

Kesehatan yang selalu mendukung dan mendoakan.

11.Abang, Kakak, dan Adik-adik junior di FKM USU yang banyak

membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

12.Bang Romzi selaku pegawai di peminatan Biostatistika dan Informasi

Kesehatan yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

13.Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang

tidak bisa disebutkan namanya satu per satu.

Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh

karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk

perbaikan menuju yang lebih baik. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita

semua.

Medan, Januari 2015 Penulis,

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN... i

ABSTRAK ... ii

1.4. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II. TINJAUAU PUSTAKA... 11

2.1. Perbandingan antara Regresi Logistik dengan Analisis Diskriminan ... 11

2.2. Regresi Logistik ... 11

2.2.1. Estimasi Parameter ... 14

2.2.2. Uji Signifikansi Parameter ... 15

2.2.3. Uji Kesesuaian Model ... 16

2.3. Analisis Diskriminan ... 17

2.3.1. Proses Dasar Analisis Diskriminan ... 19

2.3.2. Uji Normalitas ... 20

2.3.3. Uji Kesamaan Matriks Kovarians ... 20

2.3.4. Persamaan Fungsi Diskriminan ... 21

2.3.5. Cut Off Score ... 22

2.4. Diet Penurunan Berat Badan ... 23

2.4.1. Jenis Diet ... 24

2.4.2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Tindakan Diet ... 25

2.4.3. Dampak Perilaku Diet ... 28

2.4.4. Remaja ... 29

2.4.5. Perkembangan Remaja ... 29

(11)

BAB III. METODE PENELITIAN ... 32

3.1. Jenis Penelitian... ... 32

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian... ... 32

3.3. Populasi dan Sampel... ... 32

3.3.1. Populasi... ... 32

3.3.2. Sampel... ... 32

3.4. Metode Pengumpulan Data... ... 34

3.4.1. Data Primer... ... 34

3.4.2. Data Sekunder... ... 34

3.5. Definisi Operasional Variabel... ... 34

3.6. Aspek Pengukuran... ... 35

3.6.1. Variabel Independen... ... 35

3.6.2. Variabel Dependen... ... 39

3.7. Teknik Analisis Data ... 40

3.8. Validitas dan Reliabilitas... ... 40

3.8.1. Validitas ... 40

3.8.2. Reliabilitas ... 40

3.8.3. Pelaksanaan Uji Validitas dan Reliabilitas ... 41

BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 44

4.1. Profil Fakultas Kesehatan masyarakat Universitas Sumatera Utara ... 44

4.2. Analisis Univariat... ... 45

4.2.1. Karakteristik Responden... ... 45

4.2.2. Citra

4.2.7. Tindakan Diet Penurunan Berat Badan ... 58

4.3. Analisis Bivariat Untuk Regresi Logistik... ... 60

4.3.1. Uji Chi-Square... ... 60

4.4. Analisis Multivariat Regresi Logistik... ... 62

4.4.1. Uji Kelayakan Model Regresi ... 62

4.4.2. Model Persamaan Regresi Logistik ... 64

4.5. Analisis Bivariat Untuk Analisis Diskriminan... ... 65

4.5.1. Uji Normalitas... ... 65

4.5.2. Uji t... ... 65

4.5.3. Uji Mann-Whitney ... 66

4.6. Analisis Multivariat Diskriminan... ... 67

4.6.1. Uji Asumsi ... 67

4.6.2. Model Persamaan Analisis Diskriminan ... 70

(12)

4.6.4. Ketepatan Klasifikasi Model Persamaan Diskriminan ... 73

BAB V. PEMBAHASAN ... 76

5.1. Perbandingan Hasil Uji Metode Regresi Logistik dengan Analisis Diskriminan ... 76

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN... 80

6.1. Kesimpulan ... 80

6.2. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Data ... 41

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin dan Indeks Massa Tubuh ... 45

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Citra Tubuh ... 46

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Citra Tubuh ... 48

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Pengetahuan Gizi ... 48

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Gizi ... 50

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Pengaruh Keluarga ... 50

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengaruh Keluarga . 52 Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Pengaruh Teman Sebaya ... 52

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengaruh Teman Sebaya ... 54

Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Pengaruh Media Massa ... 55

Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengaruh Media Massa ... 57

Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Tindakan Diet Penurunan Berat Badan ... 58

Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Responden tentang Tindakan Diet Penurunan Berat Badan ... 59

Tabel 4.14. Hasil Uji Chi-Square ... 60

Tabel 4.15. Hasil Uji Regresi Logistik ... 63

Tabel 4.16. Hasil Uji Normalitas Data ... 65

Tabel 4.17. Hasil Uji t ... 66

Tabel 4.18. Hasil Uji Mann-Whitney ... 67

Tabel 4.19. Hasil Uji Kesamaan Varians dengan Box’s M ... 68

Tabel 4.20. Hasil Uji Korelasi Pearson ... 69

Tabel 4.21. Hasil Uji Analisis Diskriminan ... 70

Tabel 4.22. Hasil Uji Wilk’s Lambda ... 72

Tabel 4.23. Hasil Pengklasifikasian Responden ... 73

(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(15)

ABSTRAK

Regresi logistik memiliki beberapa kesamaan dengan analisis diskriminan, salah satunya adalah jenis variabel dependen yang digunakan yaitu bersifat katagorik (nominal atau ordinal). Perbandingan uji dilakukan untuk melihat perbedaan kedua hasil uji tersebut dengan menggunakan kasus faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tindakan diet penurunan berat badan pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara tahun 2014.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan hasil uji metode regresi logistik dengan analisis diskriminan dalam meneliti faktor-faktor yang memengaruhi tindakan diet penurunan berat badan pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara tahun 2014.

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei bersifat explanatory research,

populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dari angkatan 2014 – 2011, kemudian diambil 183 orang yang akan dijadikan sebagai sampel.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dalam pengambilan keputusan, dimana pada regresi logistik terdapat 5 variabel (indeks massa tubuh, citra tubuh, pengetahuan gizi, pengaruh teman sebaya dan pengaruh media massa) yang berpengaruh terhadap tindakan diet (p<0,05) sedangkan pada analisis diskriminan terdapat 4 varriabel (indeks massa tubuh, citra tubuh, pengetahuan gizi, dan pengaruh media massa) yang berpengaruh terhadap tindakan diet (p<0,05). Namun tidak ada perbedaan dalam menentukan variabel mana yang paling berpengaruh terhadap tindakan diet, yaitu variabel citra tubuh.

Disarankan bagi peneliti lain hendaknya dapat menentukan dengan tepat data yang akan dibandingkan sebelum melakukan analisis, sehingga dapat memenuhi syarat-syarat dari penggunaan kedua uji tersebut.

(16)

ABSTRACK

Logistic regression has some similarities with discriminant analysis, one type of dependent variable used is categorical (nominal or ordinal). Comparison tests was performed to see the difference in the results using factors affected to dietary measures on students of Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara in 2014.

The purpose of this research was to compare the results using logistic regression method and discriminant analysis in examining factors affected to weight loss diet acts on students of Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara in 2014.

Explanatory research was performed. The population is the entire bachelor students of Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara from 2014 to 2011. The sample size obtained was 183 respondent.

The logistic regression analysis results that five variables (body mass index, body image, nutrition knowledge, peer influence and mass media) affected to dietary measures (p <0.05), while the discriminant analysis results (body mass index, body image, nutrition knowledge, and mass media) affected to dietary measures (p <0.05).

There was no difference results using logistic regression method and discriminant analysis in determining which the strong predictors affected to dietary measures, that is body image variable.

It is suggested to other researcher should be able to determine exactly the data that will be compared before analysis, so that can fulfill the requirement needed.

(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Statistik sekarang ini sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat global,

baik kalangan akademis, ilmuan, praktisi bisnis, kesehatan terutama kalangan

peneliti. Metode statistik memainkan peranan yang sangat penting bagi hampir

dari keseluruhan usaha atau kegiatan manusia. Statistika merupakan pengetahuan

yang berhubungan dengan cara mengumpulkan atau memperoleh data,

mengolah/menganalisis data, serta menarik kesimpulan/menginterpretasi

berdasarkan kumpulan data tersebut (Sudjana, 1992).

Pada umumnya statistik dipelajari dalam dua bidang, yaitu deskriptif dan

induktif. Statistik deskriptif atau lebih tepat disebut metode statistik deskriptif

adalah penanganan data numerik yang tidak melakukan generalisasi hasil pada

sampel ke populasi. Dengan statistik ini digambarkan sekelompok unsur

(manusia, nilai tes, dll). Bila dibuat generalisasi, prakiraan, perkiraan ataupun

kesimpulan berisiko meter yang digunakan adalah statistik induktif melalui proses

inferensi statistik.

Masalah dalam kehidupan sehari-hari tidak hanya didasarkan pada

hubungan satu variabel atau dua variabel saja, akan tetapi cenderung melibatkan

banyak variabel. Pengujian statistik yang melibatkan banyak variabel dinamakan

analisis multivariat. Sebagaimana yang kita ketahui, terdapat beberapa jenis

(18)

Saat ini semakin banyak analisis multivariat yang diaplikasikan dalam

berbagai bidang ilmu untuk melengkapi analisis statistik univariat dan analisis

bivariat dalam analisis data. Analisis multivariat merupakan lanjutan dari analisis

univariat dan analisis bivariat. Menurut Santoso (2010) secara umum analisis

multivariat atau metode multivariat berhubungan dengan metode-metode statistik

yang secara bersama-sama (simultan) melakukan analisis terhadap lebih dari dua

variabel pada setiap objek atau orang. Jadi, bisa dikatakan analisis multivariat

merupakan perluasan dari analisis univariat (seperti uji t) atau bivariat (seperti

korelasi dan regresi sederhana).

Analisis multivariat adalah suatu analisis data dengan menganalisis banyak

faktor secara bersamaan. Analisis multivariat diklasifikasikan menjadi dua yaitu

analisis dependensi dan analisis interdependensi. Analisis dependensi bertujuan

untuk menerangkan atau memprediksi variabel dependen dengan menggunakan

dua atau lebih variabel independen. Sedangkan analisis interdependensi bertujuan

untuk memberikan makna terhadap seperangkat variabel atau membuat

kelompok-kelompok secara bersama-sama.

Beberapa yang termasuk dalam analisis dependensi yaitu analisis regresi

logistik berganda, analisis diskriminan, analisis korelasi kanonik dan Multivariate analysis of varians (MANOVA). Sedangkan yang termasuk analisis interdependensi yaitu analisis faktor, analisis cluster, corespondence analysis dan

multidimensional scaling.

Dalam penelitian mengenai kesehatan, regresi logistik sering digunakan

(19)

menginterpretasikan hasilnya. Regresi logistik adalah suatu model matematik

yang digunakan untuk mempelajari hubungan antara satu atau beberapa variabel

independen dengan satu variabel dependen yang bersifat dikotomus (binary)

(Yasril dan Heru, 2009). Regresi logistik terbagi menjadi dua, yaitu regresi

logistik sederhana dan regresi logistik berganda. Perbedaan diantara keduanya

hanya terdapat pada jumlah variabel independennya. Pada regresi logistik

sederhana hanya terdapat satu variabel independen, sedangkan pada regresi

logistik berganda terdapat dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel

dependen yang bersifat dikotomus.

Regresi logistik merupakan salah satu uji multivariat yang banyak

digunakan dalam berbagai bidang disiplin ilmu seperti matematika, ekonomi,

pemasaran, bisnis, kesehatan dan lain-lain. Pada regresi logistik, variabel

independen dan variabel dependen yang digunakan berupa data kategorik

(nominal atau ordinal), dengan variabel dependen yang bersifat dikotomus

(binary). Tujuan dari regresi logistik adalah pembuatan sebuah model regresi untuk memprediksi besar variabel dependen yang berupa sebuah variabel binary

menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui besarnya (Santoso,

2010).

Regresi logistik memiliki beberapa kesamaan dengan analisis diskriminan,

salah satunya adalah jenis variabel dependen yang digunakan yaitu bersifat

katagorik (nominal atau ordinal), sedangkan jenis data variabel independen yang

digunakan pada regresi logistik dan analisis diskriminan berbeda. Analisis

(20)

dengan ciri adanya variabel dependen dan independen (Santoso, 2010). Menurut

Yasril dan Heru (2009), analisis diskriminan merupakan teknik menganalisis data,

dimana variabel dependen merupakan variabel katagorik (nominal atau ordinal)

sedangkan variabel independen merupakan variabel numerik (interval atau rasio).

Menurut Karson (1937), analisis diskriminan menggambarkan baik prosedur

populasi atau prosedur inferensi untuk mengalokasikan objek kelompok, oleh

karena itu prosedur memiliki sifat statistik tertentu yang bergantung pada struktur

tertentu. Ketelitian diperlukan dalam mengembangkan dan menggambarkan

fungsi diskriminan dan perbedaan antara fungsi diskriminan sebagai parameter

populasi dan sampel sebagai estimator.

Sama halnya dengan regresi logistik, analisis diskriminan bertujuan

membuat suatu fungsi diskriminan dari variabel independen yang bisa

membedakan kelompok variabel dependen berdasarkan pada nilai variabel

independen. Fungsi diskriminan dapat dituliskan sebagai berikut : Zjk = a + W1X1k

+ W2X2k +...+ WnXnk sedangkan persamaan regresi logistik dapat dituliskan

sebagai berikut : . Persamaan regresi logistik

tidak menghasilkan nilai pada variabel dependen tetapi menghasilkan nilai

peluang kejadian pada variabel dependen. Sedangkan pada persamaan model

analisis diskriminan menghasilkan nilai z-Score yang berfungsi untuk mengetahui seorang responden (objek penelitian) masuk pada grup yang satu atau tergolong

pada grup lainnya. Perbedaan yang tampak ialah analisis diskriminan memiliki

beberapa asumsi yang harus dipenuhi yang tidak dimiliki oleh regresi logistik,

(21)

tidak adanya data outlier pada variabel independen dan tidak ada multikolinearitas

antar variabel independen, sedangkan pada regresi logistik tidak terdapat asumsi

apapun.

Regresi logistik termasuk dalam non-parametric statistic, sedangkan analisis diskriminan termasuk dalam parametric statistic. Oleh karena itu dalam membandingkan hasil uji regresi logistik dengan analisis diskriminan tidak

menggunakan parameter berupa distribusi populasi, nilai mean dan standar

deviasi, melainkan hanya hasil akhir dari kedua uji tersebut yaitu berdasarkan

pengambilan keputusan dalam menentukan variabel independen mana saja yang

memengaruhi variabel dependen yang dilihat dari nilai signifikansi setiap variabel

independen dan pengambilan keputusan dalam menentukan variabel independen

mana yang paling kuat memengaruhi variabel dependen.

Dalam aplikasinya, statistik dapat digunakan untuk memprediksi atau

meramalkan angka morbiditas dan mortalitas dalam suatu masyarakat. Kesehatan

dapat dibangun dengan mengetahui nilai morbiditas dan mortalitas dalam suatu

masyarakat. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

komponen bangsa dalam rangka meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu

diusahakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat

diterima serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Upaya-upaya kesehatan

ini sesuai dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan tertuang

(22)

kesehatan (promotif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) (Depkes RI, 2010).

Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

maka sangat diperlukan peran seluruh elemen masyarakat, termasuk remaja.

Perkembangan dari seorang anak menjadi dewasa pasti melalui fase remaja. Masa

ini terjadi dari usia 12 sampai 21 tahun, dengan pembagian 12 sampai 15 tahun

adalah masa remaja awal, 15 sampai 18 tahun adalah remaja pertengahan dan 18

sampai 21 tahun adalah masa remaja akhir (Monks, 2004). Pada fase ini fisik

seseorang terus berkembang, demikian pula aspek sosial maupun psikologisnya.

Perubahan ini membuat seorang remaja mengalami banyak ragam gaya hidup,

perilaku, tidak terkecuali pengalaman dalam menentukan makanan apa yang akan

dikonsumsi. Hal terakhir inilah yang akan berpengaruh pada keadaan gizi seorang

remaja (Khomsan, 2003).

Remaja mempunyai kebutuhan nutrisi yang spesial karena pada saat

tersebut terjadi pertumbuhan yang pesat dan terjadi perubahan kematangan

fisiologis sehubungan dengan timbulnya pubertas. Perubahan pada masa remaja

akan memengaruhi kebutuhan dalam penggunaan zat gizi. Hal ini disertai dengan

pembesaran organ dan jaringan tubuh yang cepat. Perubahan hormon yang

menyertai pubertas juga menyebabkan banyak perubahan fisiologis yang

memengaruhi kebutuhan gizi pada remaja (Tim Penulis Poltekes Depkes Jakarta I,

2010).

Namun, disisi lain perilaku gizi yang salah banyak dijumpai pada remaja.

(23)

remaja lebih memilih untuk berperilaku makan yang salah. Umumnya, jika remaja

tahu berat badannya bertambah, maka mereka akan mengurangi porsi makan

untuk menurunkan berat badan dan tidak sarapan pagi. Ada juga yang mengganti

pola makan mereka dengan mengkonsumsi makanan yang tidak berlemak dan

rendah karbohidrat yang akan menimbulkan keadaan gizi mereka tidak seimbang

bahkan bisa menimbulkan gangguan kesehatan (Khomsan, 2003).

Remaja adalah usia yang identik dengan pertumbuhan dan perubahan fisik,

yang sering dikenal dengan istilah pubertas. Ketika memasuki pubertas tersebut

remaja menjadi lebih peduli terhadap penambahan berat badan mereka, terutama

bagi remaja putri yang mengetahui bahwa tubuhnya sedang mengalami

pertambahan jumlah jaringan lemak sehingga menjadikan lebih mudah gemuk

apabila mengkonsumsi makanan berkalori tinggi.

Ketidakpuasan terhadap tubuh lebih banyak dialami oleh remaja

perempuan dari pada remaja laki-laki. Pada umumnya, remaja perempuan lebih

kurang puas dengan keadaan tubuhnya dan memiliki lebih banyak gambaran

tubuh yang negatif dibandingkan dengan remaja laki-laki selama masa pubertas.

Hal tersebut dikarenakan pada saat usia remaja, seorang perempuan akan

mengalami peningkatan lemak tubuh yang membuat tubuhnya semakin jauh dari

bentuk tubuh yang ideal, sedangkan remaja laki-laki menjadi lebih puas karena

massa otot yang meningkat. (Brooks-Gunn & Paikoff dalam Santorck, 2003).

Hasil penelitian Winzeler (2005) menyatakan bahwa remaja laki-laki lebih

bangga dengan tubuhnya dan lebih puas dengan berat badannya sebesar 73% dari

(24)

majalah perempuan Glamour, diperoleh hasil bahwa dari 4000 remaja perempuan, hanya 19% saja yang merasa puas akan tubuhnya, dan sisanya 81% merasa tidak

puas dan cenderung melakukan diet. Namun pada remaja laki-laki juga timbul

ketidakpuasan terhadap tubuhnya karena keinginan untuk menjadi lebih besar,

lebih tinggi dan berotot (Evans, 2008). Hal ini dikarenakan adanya figur ideal

yang menjadi panutan yang dapat diperoleh dari faktor luar seperti media. Media

dapat memengaruhi gambaran ideal akan sosok tubuh seseorang, baik itu laki-laki

maupun perempuan. Semakin sering remaja itu melihat sosok tubuh sempurna,

maka semakin besar obsesi untuk bisa seperti model dalam majalah (Harmatz,

Gronendyke & Thomas, dalam Mills & D’Alfonso, 2007).

Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

memiliki bentuk tubuh yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, ada yang

kurus, gemuk dan normal atau ideal. Dari survei peneliti sebelumnya, kebanyakan

mahasiswa dengan bentuk tubuh dalam kategori gemuk melakukan tindakan diet

penurunan berat badan dengan mengurangi porsi makan dari sebelumnya untuk

tujuan mendapatkan bentuk tubuh yang ideal.

Berdasarkan paparan di atas, penulis tertarik untuk meneliti mengenai

perbandingan metode regresi logistik dengan analisis diskriminan dalam studi

kasus untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tindakan diet

penurunan berat badan pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat

(25)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah bagaimana perbandingan hasil uji metode regresi

logistik dengan analisis diskriminan dalam meneliti apa saja faktor-faktor yang

memengaruhi tindakan diet penurunan berat badan pada mahasiswa Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara tahun 2014.

1.3Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui perbandingan hasil uji metode regresi logistik dengan

analisis diskriminan dalam meneliti faktor-faktor yang memengaruhi tindakan

diet penurunan berat badan pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara tahun 2014.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang memengaruhi tindakan diet

penurunan berat badan pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara tahun 2014.

2. Untuk melihat variabel mana yang sangat berpengaruh terhadap tindakan

diet penurunan berat badan pada mahasiswa Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara tahun 2014.

3. Untuk melihat perbandingan hasil uji regresi logistik dengan analisis

diskriminan dalam menguji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

tindakan diet penurunan berat badan pada mahasiswa Fakultas Kesehatan

(26)

4. Untuk melihat pengklasifikasian subjek penelitian dengan berdasarkan

variabel independen.

1.4Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan untuk

melakukan penelitian lebih lanjut dan dapat memberikan tambahan

informasi bagi pengguna statistik mengenai Regresi Logistik dan Analisis

Diskriminan.

2. Bagi peneliti, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran

dan penambah pengetahuan serta memahami kajian penerapan uji statistik

khususnya Regresi Logistik dan Analisis Diskriminan dalam menerapkan

teori dengan praktik di lapangan.

3. Bagi mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perbandingan antara Regresi Logistik dengan Analisis Diskriminan

Regresi logistik dan analisis diskriminan adalah suatu metode statistik

multivariat yang tergolong dalam analisis dependensi. Analisis dependensi

bertujuan untuk menerangkan atau memprediksi variabel dependen dengan

menggunakan dua atau lebih variabel independennya.

2.2 Regresi Logistik

Analisis regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk

menentukan hubungan sebab-akibat antara satu variabel dengan variabel yang

lain. Variabel penyebab disebut dengan bermacam istilah, seperti variabel

penjelas, variabel eksplanatorik, variabel independen atau variabel X (karena

seringkali digambarkan dalam grafik sebagai absis atau sumbu X). Variabel

terkena akibat dikenal sebagai variabel yang dipengaruhi, variabel dependen,

variabel terikat atau variabel Y. Kedua variabel ini dapat merupakan variabel

acak, namun variabel yang dipengaruhi harus selalu variabel acak. Analisis regresi

adalah salah satu analisis yang paling populer dan luas pemakaiannya. Hampir

semua bidang ilmu yang memerlukan analisis sebab-akibat boleh dipastikan

mengenal analisis ini.

Regresi logistik merupakan salah satu bagian dari analisis regresi yang

digunakan untuk memprediksi probabilitas kejadian suatu peristiwa dengan

mencocokkan data pada fungsi logit kurva logistik. Metode ini merupakan model

(28)

umumnya, metode ini menggunakan satu atau beberapa variabel bebas dengan

satu variabel tak bebas bersifat dikotomi. Regresi logistik juga digunakan secara

luas pada bidang kedokteran, ilmu sosial dan bahkan pada bidang pemasaran,

seperti prediksi kecenderungan pelanggan untuk membeli suatu produk atau

berhenti berlangganan.

Regresi logistik tidak memerlukan asumsi normalitas, heteroskedastisitas

dan autokorelasi, dikarenakan variabel terikat yang terdapat pada regresi logistik

merupakan variabel dummy (0 dan 1), sehingga residualnya tidak memerlukan ketiga pengujian tersebut. Untuk asumsi multikolinearitas, karena hanya

melibatkan variabel-variabel bebas, maka masih perlu untuk dilakukan pengujian.

Untuk pengujian multikolinearitas ini dapat digunakan uji kesesuaian (goodness of fit test) yang kemudian dilanjutkan dengan pengujian hipotesis guna melihat variabel bebas mana saja yang signifikan dan dapat tetap digunakan dalam

penelitian. Selanjutnya di antara variabel bebas yang signifikan, dapat dibentuk

suatu matriks korelasi, dan apabila tidak terdapat variabel bebas yang saling

memiliki korelasi yang tinggi, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

gangguan multikolinearitas pada model penelitian (David W. Hosmer, 2011).

Regresi logistik merupakan salah satu metode statistik nonparametrik

untuk menguji hipotesis. Metode regresi logistik adalah metode matematika yang

menggambarkan hubungan antara satu atau lebih variabel bebas dengan satu

variabel tak bebas yang dikotomi yang variabelnya dianggap hanya mempunyai

(29)

solusi atau gagal pada analisis regresi logistik tunggal dan regresi logistik

berganda.

Pada umumnya analisis regresi membentuk suatu persamaan untuk

memprediksi variabel dependen berdasarkan variabel independennya. Model

regresi logistik ganda adalah model regresi logistik dengan variabel

independennya lebih dari satu variabel. Fungsi probabilitas untuk setiap observasi

adalah sebagai berikut :

Dimana jika y = 0 maka f(y) = 1-π dan jika y = 1 maka f(y) = π. Fungsi

regresi logistik dapat dituliskan sebagai berikut :

dengan k=banyaknya variabel independen

Nilai z antara - dan + sehingga nilai f(z) terletak antara 0 dan 1 untuk

setiap z yang diberikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa model logistik

sebenarnya menggambarkan probabilitas atau risiko dari suatu objek. Model

regresi logistik dapat dituliskan sebagai berikut :

Untuk mempermudah pendugaan parameter regresi maka model regresi

logistik diatas dapat diuraikan dengan menggunakan transformasi logit dari π(x).

(30)

Model tersebut merupakan fungsi dari parameter-parameternya. Pada

regresi logistik, variabel dependen diekspresikan sebagai y = π(x) + dimana

mempunyai salah satu dari kemungkinan dua nilai, yaitu =1-π(x) dengan

peluang π(x) jika y = 1 dan = -π(x) dengan peluang 1-π(x) jika y = 0 dan

mengikuti distribusi binomial dengan rataan nol dan varians

(Lemeshow, 2000).

2.2.1 Estimasi Parameter

Dalam regresi linier dikenal istilah last square yang digunakan untuk estimasi parameter model, sedangkan untuk regresi logistik digunakan prinsip

estimasi maximum likelihood. Prinsip dari maximum likelihood ini adalah parameter populasi diestimasi dengan cara memaksimumkan kemungkinan dari

data observasi. Setiap observasi untuk model regresi logistik adalah variabel

random dari distribusi Bernoulli (Netter et al., 1996).

Menurut Hosmer dan Lemeshow (1989), fungsi likelihood distribusi Bernoulli untuk n sampel independen adalah sebagai berikut :

Untuk log-likelihood atau logaritma natural fungsi probabilitas bersamanya adalah sebagai berikut :

(31)

Taksiran parameter , diperoleh dengan mendiferensialkan fungsi log-likelihood terhadap dengan k = 0;1. Nilai maksimum diperoleh bila hasil diferensial fungsi log-likelihood bernilai nol (0). Diperlukan metode iterasi untuk mendapatkan taksiran pada metode maksimum likelihood karena tidak bisa diperoleh taksiran parameter dari pendeferensialan fungsi log-likelihood.

2.2.2 Uji Signifikansi Parameter

Uji signifikan parameter ini dilakukan untuk mengetahui apakah taksiran

parameter berpengaruh berpengaruh terhadap model atau tidak secara signifikan,

serta mengetahui seberapa besar pengaruh masing-masing parameter tersebut. Uji

signifikansi parameter terdapat dua tahap, yaitu :

1. Uji signifikansi parameter model secara terpisah (parsial)

Uji signifikansi parameter model secara terpisah (parsial) dilakukan untuk

mengetahui signifikansi parameter terhadap variabel dependen. Uji yang

digunakan untuk mengetahui signifikansi parameter model secara terpisah

adalah dengan menggunakan uji Wald (Hosmer dan Lemeshow, 2000)

dengan hipotesis sebagai berikut :

H0: βj = 0

Ha: βj≠ 0 ; j = 1,2,...,p

SU :

Statistik uji W mendekati distribusi Chi-square dengan derajat

bebas 1 dengan adalah taksiran standart error parameter. Daerah

(32)

2. Uji signifikansi parameter model secara serentak

Uji signifikansi parameter model secara serentak dilakukan dengan uji

rasio likelihood. Suatu statistik uji rasio likelihood G adalah fungsi dari L0

dan L1 yang berdistribusi X2 dengan derajat bebas p. Pengujian secara serentak dilakukan untuk memeriksa kemaknaan koefisien β secara

keseluruhan dengan hipotesis sebagai berikut :

H0: β1= β2= ... = βp = 0

Ha: paling tidak terdapat satu βj≠ 0 ; j = 1,2,...,p

SU :

Daerah penolakan H0 adalah G > X2(v,α) atau p value < α (Hosmer

dan Lemeshow, 2000).

2.2.3 Uji Kesesuaian Model

Uji kesesuaian model digunakan untuk menilai apakah model sesuai

dengan data atau tidak. Untuk mengetahui apakah model sesuai atau tidak

terhadap data yang ada menggunakan uji Hosmer dan Lemeshow. Jika uji Hosmer

dan Lemeshow dipenuhi maka model dinilai dapat memprediksi nilai

observasinya.

Menurut Hosmer dan Lemeshow (1989), uji Hosmer dan Lemeshow yang

biasa ditulis dengan uji Ĉ dihitung berdasarkan taksiran probabilitas. Pada uji ini

sampel dimasukkan ke sejumlah g kelompok dengan tiap-tiap kelompok memuat n/10 sampel pengamatan, dengan n adalah jumlah sampel. Jumlah kelompok ada

sekitar 10, dengan kelompok pertama memuat sampel yang memiliki

(33)

Kelompok kedua memuat sampel yang memiliki taksiran probabilitas

sukses terkecil kedua, dan seterusnya (Liu, 2007).

Statistik uji Ĉ yang dihitung berdasarkan nilai y = 1 dirumuskan dengan

hipotesis sebagai berikut :

H0 : Model sesuai, tidak terdapat perbedaan antara hasil observasi dengan hasil

prediksi.

Ha : Model tidak sesuai, terdapat perbedaan antara hasil observasi dengan hasil

prediksi.

SU :

Dimana adalah rata-rata taksiran probabilitas sukses kelompok ke-k, Ok adalah jumlah sampel kejadian sukses dalam kelompok ke-k, adalah total sampel kelompok ke-k dengan k = 1, 2, ..., g. Statistik uji Ĉ mendekati distribusi

Chi-square dengan df = g-2. Daerah penolakan H0 adalah

2.3 Analisis Diskriminan

Analisis diskriminan merupakan teknik menganalisis data, dimana variabel

dependen merupakan data kategorik (nominal dan ordinal) sedangkan variabel

independen berupa data interval atau rasio. Analisis diskriminan ini termasuk

dalam analisis multivariat dengan metode dependensi. Ada dua metode dalam

analisis multivariat yaitu metode dependensi dan metode interdenpendensi.

Metode dependensi yaitu variabel-variabelnya tidak saling bergantung satu

dengan yang lain, sedangkan metode interdenpendensi adalah antarvariabelnya

(34)

kategori disebut Two-Group Discriminant Analysis , sedangkan jika lebih dari dua kelompok atau kategori disebut dengan Multiple Discriminant Analysis.

Analisis diskriminan bertujuan untuk mengklasifikasikan suatu individu

atau observasi ke dalam kelompok yang saling bebas (mutually exclusive/disjoint) dan menyeluruh (exhaustive) berdasarkan jumlah variabel independen. Menurut Johnson dan Wichern (2007) analisis diskriminan digunakan untuk

mengklasifikasikan individu ke dalam salah satu dari dua kelompok atau lebih.

Suatu fungsi diskriminan layak untuk dibentuk, bila terdapat perbedaan nilai

rataan di antara kelompok-kelompok yang ada.

Persamaan fungsi diskriminan yang dihasilkan untuk memberikan

peramalan yang paling tepat untuk mengklasifikasi individu kedalam kelompok

berdasarkan skor variabel independen. Sebelum fungsi diskriminan dibentuk,

perlu dilakukan pengujian terhadap perbedaan nilai rataan dari

kelompok-kelompok tersebut. Menurut Santoso (2010), terdapat beberapa asumsi yang harus

dipenuhi dalam pengujian ini, yaitu :

1. Multivariate Normality atau variabel independen seharusnya berdistribusi normal, jika tidak berdistribusi normal akan menyebabkan masalah pada

ketepatan fungsi model diskriminan.

2. Matriks kovarians dari semua variabel independen seharusnya sama

(equal).

3. Tidak ada korelasi antar variabel independen. Jika dua variabel

independen mempunyai korelasi yang kuat, dikatakan terjadi

(35)

4. Tidak adanya data yang sangat ekstrim (outlier) pada variabel independen. Jika ada data outlier yang tetap diproses, hal ini bisa berakibat kurangnya

ketepatan klasifikasi dari fungsi diskriminan.

2.3.1 Proses Dasar Analisis Diskriminan

Menurut Santoso (2010), terdapat beberapa proses dasar yang harus

dilakukan dalam analisis diskriminan, diantaranya yaitu :

1. Memisah variabel-variabel menjadi variabel dependen dan variabel

independen.

2. Menentukan metode untuk membuat fungsi diskriminan. Pada prinsipnya

ada dua metode dasar, yaitu :

a. Simultaneous Estimation

Semua variabel dimasukkan secara bersama-sama kemudian dilakukan

proses diskriminan.

b. Step-Wise Estimation

Variabel dimasukkan satu per satu ke dalam model diskriminan. Pada

proses ini tentu ada variabel yang tetap ada pada model, dan ada

kemungkinan satu atau lebih variabel independen yang dibuang dari

model.

3. Menguji signifikansi dari fungsi diskriminan yang telah terbentuk dengan

menggunakan Wilk’s Lambda, Pilai, F-test dan lainnya.

4. Menguji ketepatan klasifikasi dari fungsi diskriminan, termasuk

(36)

5. Melakukan interpretasi terhadap fungsi diskriminan tersebut.

6. Melakukan uji validasi fungsi diskriminan.

2.3.2 Uji Normalitas

Untuk menguji kenormalan ganda (Multivariate Normality) adalah dengan mencari nilai jarak kuadrat untuk setiap pengamatan yaitu dengan rumus sebagai

berikut :

Dimana :

= Nilai jarak kuadrat untuk setiap pengamatan ke-i

Xi = Pengamatan ke-i (i=1, 2, ..., n)

= Rata-rata variabel independen

S-1 = Kebalikan (inverse) matriks varians-kovarians S

Kemudian diurutkan dari yang paling kecil ke yang paling besar.

Selanjutnya dibuat plot dimana i = urutan 1, 2, ..., n. Bila hasil plot dapat

didekati dengan garis lurus maka dapat disimpulkan bahwa peubah ganda

menyebar normal.

2.3.3 Uji Kesamaan Matriks Kovarians

Dalam analisis diskriminan, matriks kovarians seluruh variabel

independen seharusnya sama (equal). Untuk menguji kesamaan matriks kovarians digunakan rumus dengan hipotesis sebagai berikut :

H0 : S1=S2

Ha : S1≠S2

(37)

Dengan :

Keterangan :

S = Matriks kovarians dalam kelompok gabungan

Si = Matriks kovarians kelompok ke-i (i = 1, 2, ..., k)

ni = Jumlah responden pada kelompok ke-i

k = banyaknya kelompok

p = Jumlah peubah pembeda (Y) dalam fungsi diskriminan = 1

Daerah penolakan H0 adalah jika .

2.3.4 Persamaan Fungsi Diskriminan

Analisis diskriminan membentuk suatu persamaan yang dikenal dengan

persamaan fungsi diskriminan. Suatu fungsi diskriminan dibentuk, bila terdapat

perbedaan nilai rataan di antara kelompok-kelompok yang ada. Fungsi

diskriminan dapat dibentuk dengan menggunakan uji Wald yaitu :

Dimana :

X = Vektor pengamatan

= Vektor rata-rata variabel independen

(38)

Dimana uji Wald tersebut diatas akan menghasilkan model atau persamaan fungsi diskriminan sebagai berikut :

Y = b0 + b1Xi1 + b2Xi2 + ... + bjXij Dimana :

Y = Skor fungsi diskriminan dari responden ke-i

b0 = Konstanta (intercep)

bj = Koefisien fungsi diskriminan dari variabel ke-j

Xij = Variabel bebas ke-j dari responden ke-i (i = 1, 2, ..., n)

(Johnson dan Wichern, 2007).

2.3.5. Cut Off Score

Hasil z-score yang didapat dari persamaan fungsi diskriminan yang terbentuk selanjutnya dibandingkan dengan cut off score untuk mengetahui apakah responden tersebut termasuk kedalam grup tidak diet atau grup diet.

Pembuatan cut off score dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Dimana :

Zcu = Angka kritis yang berfungsi sebagai cut off score.

NA = Jumlah sampel di grup tidak diet.

NB = Jumlah sampel di grup diet.

ZA = Angka centroid pada grup tidak diet.

(39)

Jika angka skor kasus lebih besar dari nilai angka kritis (Zcu), maka

responden tersebut masuk kedalam grup tidak diet. Sedangkan jika angka skor

kasus lebih kecil dari nilai angka kritis (Zcu), maka responden tersebut masuk

kedalam grup diet (Santoso, 2010).

2.4 Diet Penurunan Berat Badan

Diet berasal dari bahasa Yunani, yaitu diaita yang berarti cara hidup. Menurut Saraswati (2006), diet adalah membatasi dengan cermat konsumsi kalori

atau jenis makanan tertentu. Pada prinsipnya diet adalah membatasi konsumsi

makanan sampai di bawah kebutuhan ideal tubuh. Dengan demikian, diet tidak

saja berarti menurunkan berat badan, tetapi mengatur dan membatasi jumlah

asupan makanan yang dibutuhkan tubuh yang bersangkutan agar terjadi

keseimbangan energi.

Menurut tim kedokteran EGC tahun 1994 (dalam Hartantri, 1998) diet

adalah kebiasaan yang diperbolehkan dalam hal makanan dan minuman yang

dimakan oleh seseorang dari hari ke hari, terutama yang khusus dirancang untuk

mencapai tujuan dan memasukkan atau mengeluarkan bahan makanan tertentu.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dikatakan bahwa fungsi diet itu

sendiri bermacam-macam. Saraswati (2013) membagi diet itu sendiri menjadi diet

normal, diet untuk menaikkan dan menurunkan berat badan, diet khusus penyakit

tertentu, diet alergi makanan, diet kelompok usia tertentu, dan diet ibu menyusui

dan mengandung. Akan tetapi didalam masyarakat pada umumnya, diet dilakukan

untuk tujuan penurunan berat badan. Maka dari itu dalam penelitian ini, diet yang

(40)

Hill, dkk (1992) berpendapat bahwa perilaku diet menjadi populer di

masyarakat, termasuk di kalangan remaja karena dipandang sebagai usaha yang

mudah dilakukan, ekonomis, dan yang terpenting tanpa efek samping yang nyata.

Menurut French (1995), diet dapat memberi keuntungan psikososial yaitu

berkurangnya berat badan maka penampilan diri menjadi semakin baik. Hal ini

tentu membuat seseorang dengan bentuk badan yang tidak ideal atau memiliki

berat badan lebih dari normal akan melakukan tindakan diet penurunan berat

badan untuk memperbaiki penampilannya dan menumbuhkan rasa percaya diri

akan bentuk tubuhnya.

Tubuh ideal menjadi dambaan bagi kebanyakan kaum perempuan, namun

tidak menutup kemungkinan bahwa kaum lelaki tidak menginginkan bentuk tubuh

yang ideal. Untuk itu baik kaum perempuan maupun kaum lelaki melakukan

banyak cara untuk dapat menurunkan berat badan agar terlihat lebih menarik dan

lebih percaya diri dalam beraktifitas.

2.4.1 Jenis Diet

Kim dan Lennon (2006), menjabarkan beberapa perilaku diet kedalam dua

kelompok, yaitu :

1. Diet Sehat

Diet dapat diasosiasikan dengan perubahan perilaku ke arah yang lebih

sehat, seperti mengubah pola makan dengan mengkonsumsi makanan

rendah kalori dan melakukan aktifitas fisik secara wajar. Diet sehat adalah

penurunan berat badan yang dilakukan dengan jalan perubahan perilaku ke

(41)

mengkonsumsi makanan rendah kalori dan rendah lemak, menambah

aktifitas fisik secara wajar. Diet sehat dilakukan dengan memperhitungkan

asupan makanan sehari hari yang diperbolehkan.

2. Diet Tidak Sehat

Orang-orang yang melakukan diet semata-mata bertujuan untuk

memperbaiki penampilan akan cenderung menempuh cara-cara yang tidak

sehat untuk menurunkan berat badan. Diet tidak sehat adalah penurunan

berat badan yang dilakukan dengan melakukan perilaku-perilaku yang

membahayakan kesehatan, seperti melewatkan waktu makan dengan

sengaja, penggunaan obat-obatan penurunan berat badan, mengkonsumsi

penahan nafsu makan serta muntah dengan sengaja.

2.4.2 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Tindakan Diet

Menurut McDuffie dan Kirkley dalam Kurnianingsih (2009)

mengemukakan secara umum faktor-faktor yang memengaruhi tindakan diet

penurunan berat badan pada remaja yaitu :

1. Status Gizi

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan

dan penggunaan zat-zat gizi (Almatsier, 2001). Cara untuk mengetahui

status gizi seseorang ada berbagai macam cara, salah satunya dengan

menghitung nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) berdasarkan berat badan dan

tinggi badan seseorang tersebut.

Dwyer (1997) mengatakan bahwa orang yang memiliki berat badan

(42)

memiliki berat badan lebih ringan. Pada umumnya memang seseorang

yang memiliki berat badan lebih melakukan banyak cara untuk dapat

menurunkan berat badanya sampai seperti yang diinginkan.

2. Citra Tubuh

Citra tubuh merupakan gambaran kombinasi tentang keakuratan

satu persepsi mengenai ukuran tubuh, perasaan dan perilaku yang

menerima atau menolak perasaan tersebut (Heinberg, 1996). Seseorang

yang menilai buruk akan bentuk tubuhnya cenderung akan melakukan

tindakan diet untuk mendapatkan bentuk tubuh ideal.

3. Pengetahuan tentang Diet

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah

seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmojo,

2003).

Pengetahuan tentang diet berarti seseorang tersebut telah

melakukan penginderaan terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan

diet, baik melalui indera penglihatan maupun pendengaran.

4. Sikap Keluarga

Keluarga memberikan pengaruh yang besar terhadap sikap dan

perilaku makan remaja. Pada umumnya seorang remaja putri meniru pola

(43)

(2009), komentar negatif dan sindiran tentang bentuk tubuh dan ukuran

tubuh yang dilontarkan oleh keluarga akan menyakiti hati anak dan

mengakibatkan anak tersebut mengembangkan hubungan dan kebiasaan

yang tidak sehat dengan makanan.

5. Sikap Teman Sebaya

Davis (1999) mengatakan bahwa teman sebaya dapat memberikan

pengaruh buruk terhadap kebiasaan yang tidak sehat seperti melakukan

upaya penurunan berat badan dan kebiasaan makan yang salah dan

timbulnya persaingan sekaligus tekanan untuk menjadi yang terkurus dan

terkecil. Pada umumnya para remaja merasa lebih nyaman berteman

dengan seseorang yang sebaya karena dapat memberikan keamanan

emosional dan memiliki masalah yang sama. Levine dalam Field (2001)

berpendapat bahwa perilaku mengontrol berat badan berhubungan dengan

teman sebaya, tekanan yang ditimbulkan oleh teman sebaya ditemukan

dapat meningkatkan resiko terjadinya perilaku makan menyimpang.

6. Media Massa

Media massa memiliki pengaruh yang besar terhadap perubahan

sikap dan perilaku remaja, apalagi di jaman yang modern seperti sekarang

ini. Malinauskas (2006) menyatakan bahwa media massa dipercaya

mendorong dan memberi tekanan pada remaja putri untuk membentuk

tubuh yang ideal, hal ini akan mengakibatkan seseorang menjadi cemas

akan berat dan bentuk tubuhnya. Penelitian yang dilakukan oleh Bergs

(44)

diet di majalah juga dapat memengaruhi perilaku diet, sebesar 44% remaja

putri tingkat menengah yang membaca artikel tentang diet akan

menunjukkan perubahan perilaku makan menjadi ekstrim, lebih ketat, dan

tidak sehat selama lima tahun kedepan, selain itu juga menimbulkan

perilaku makan dan kesehatan yang salah seperti penggunaan pil diet,

laksatif, memuntahkan makanan dengan sengaja untuk mengontrol berat

badan.

2.4.3 Dampak Perilaku Diet

Menurut Hawks (2008), tindakan diet penurunan berat badan

menimbulkan beberapa dampak bagi seseorang yang melakukannya, yaitu :

1. Dampak Biologis

Diet akan meningkatkan level systemic cortisol. Cortisol merupakan pertanda dari timbulnya stress yang merupakan predictor terhadap level

rasa lapar dan hal lain merupakan faktor yang beresiko terhadap timbulnya

tulang yang rapuh.

2. Dampak Psikologis

Individu yang melakukan diet biasanya akan lebih depresi dan emosional

dari pada individu yang tidak diet, dan akan mengalami kecemasan serta

kurangnya penyesuaian diri yang baik pada area sosialisasi, kematangan,

tanggung jawab dan struktur nilai intrapersonal.

3. Dampak Kognitif

(45)

yang disebabkan oleh kecemasan yang dihasilkan oleh efek stress terhadap

diet.

2.4.4 Remaja

Istilah remaja berasal dari kata latin, yaitu adolescere yang berarti perkembangan menjadi dewasa (Monks, 1999). Menurut Santork (2003), masa

remaja adalah masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa

yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial.

Masa remaja memiliki batasan yang berbeda-beda menurut beberapa ahli.

Hall (dalam Santrock, 2003) menyatakan bahwa usia remaja adalah masa antara

usia 12 sampai 23 tahun. Monks (1999) berpendapat bahwa batasan usia remaja

antara 12 sampai 21 tahun yang terbagi dalam tiga fase, yaitu remaja awal (12-15

tahun), remaja tengah/madya (15-18 tahun), dan remaja akhir (18-21 tahun).

2.4.5 Perkembangan Remaja

1. Perkembangan Fisik

Menurut Dacey & Travers (2004), perkembangan fisik remaja ditandai

dengan adanya suatu periode yang disebut pubertas. Pada masa pubertas, hormone

seseorang menjadi aktif dalam memproduksi dua jenis hormon yang berhubungan

dengan pertumbuhan, yaitu Follicle-Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH).

Perkembangan secara cepat dari kedua hormon tersebut menyebabkan

terjadinya perubahan sistem biologis seorang anak. Pada anak perempuan,

(46)

periode haid pertama. Selain itu terjadi juga pertumbuhan otot yang cepat,

tumbuhnya rambut pubis serta suara yang semakin halus.

Perubahan yang terjadi pada anak laki-laki yaitu suara yang semakin berat,

pertumbuhan otot dan pertumbuhan rambut tubuh. Perkembangan fisik remaja

akan berlangsung sangat cepat sejak awal terjadinya pubertas.

2. Perkembangan Kognitif

Tahap ini merupakan tahap yang paling tinggi dalam perkembangan

kognitif individu, dimana remaja mempunyai kemampuan untuk memanipulasi

informasi dan mempunyai pemikiran yang lebih luas lagi. Pada masa remaja,

proses pembentukan gambaran tubuh sudah diikuti dengan proses kognisi.

Pproses kognisi tersebut berupa pemikiran dan keinginan untuk

mengidentifikasikan diri sesuai dengan tokoh idolanya. Proses pembentukan

gambaran tubuh yang baru pada masa remaja ke dalam diri adalah bagian dari

tugas perkembangan yang sangat penting (Dacey & Kenny, 2001).

3. Perkembangan Sosial

Menurut Handel (dalam Rice, 1990), sejak masa puber, remaja umumnya

mulai memperhatikan dan membandingkan hal-hal khusus seperti penampilan

fisik (misalnya bentuk tubuh) dan kemampuan sosialisasinya dengan lingkungan

pergaulan dan tokoh idolanya.

Salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit adalah yang

berhubungan dengan penyesuaian social. Remaja harus menyesuaikan diri dengan

(47)

menyesuaikan dengan orang dewasa di luar lingkungan keluarga dan sekolah

(Hurlock, 1999).

2.5 Kerangka Konsep

Berdasarkan rumusan teori diatas maka peneliti dapat merumuskan

kerangka konsep penelitian berdasarkan variabel-variabel yang akan diteliti

sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independen

1. Indeks Massa Tubuh 2. Citra Tubuh

3. Pengetahuan Tentang Diet 4. Sikap Keluarga

5. Sikap Teman Sebaya 6. Media Massa

Variabel Dependen

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei bersifat explanatory research

yaitu untuk mengetahui dan menjelaskan perbandingan hasil uji regresi logistik

dengan analisis diskriminan dalam meneliti faktor-faktor yang memengaruhi

tindakan diet penurunan berat badan pada mahasiswa Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara tahun 2014.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara pada bulan November 2014.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa S1 Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dari angkatan 2011 – 2014

dengan jumlah mahasiswa sebanyak 2.556 orang.

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian mahasiswa S1 Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Penentuan besar sampel

(49)

Keterangan :

n = Besar sampel

Z1-α/2 = Nilai tingkat kepercayaan sebesar 95% = 1,96

Z1-β = Nilai tingkat kekuatan uji (power test) 80% = 0,84

Po = Nilai proporsi populasi yang melakukan diet pada penelitian

sebelumnya (0,41 dalam Amriani, 2014)

Pa = Nilai proporsi populasi yang diteliti (0,31)

Dengan menggunakan rumus di atas, maka besar sampel dalam penelitian

ini dapat dihitung sebagai berikut :

Berdasarkan perhitungan besar sampel diatas, didapatkan besar sampel

yang diteliti sebesar 183 responden. Pemilihan sampel dengan menggunakan

metode purposive sampling yaitu cara pengambilan sampel yang dilakukan atas dasar pertimbangan peneliti yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki

telah ada dalam anggota sampel yang diambil. Unsur tersebut adalah berat badan

responden tidak tergolong dalam berat badan kurang (kurus) yang diketahui

(50)

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

Data yang diperoleh dengan cara melakukan wawancara secara langsung

kepada responden dengan berpedoman pada kuesioner yang telah dipersiapkan

terlebih dahulu oleh peneliti.

3.4.2. Data Sekunder

Data yang diperoleh dengan cara mengadakan pencatatan tentang

data-data yang diperlukan dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara.

3.5. Definisi Operasional Variabel

Adapun definisi operasional variabel pada penelitian yaitu :

1. Indeks Massa Tubuh adalah ukuran kondisi tubuh responden dengan

membandingkan berat badan dengan tinggi badan responden.

2. Citra tubuh adalah persepsi responden terhadap kondisi tubuh yang

dimilikinya.

3. Pengetahuan gizi adalah segala sesuatu mengenai gizi dan diet yang diketahui

oleh responden.

4. Sikap keluarga adalah anjuran dari anggota keluarga (ayah, ibu, saudara)

kepada responden untuk menurunkan berat badan.

5. Sikap teman sebaya adalah anjuran dari teman sebaya kepada responden untuk

(51)

6. Media massa adalah pengaruh yang diberikan media massa baik media

elektronik maupun media cetak kepada responden mengenai bentuk tubuh

yang ideal.

7. Tindakan diet penurunan berat badan adalah perilaku mengatur pola makan

dengan tujuan menurunkan berat badan.

3.6. Aspek Pengukuran

Pada masing-masing metode regresi logistik dan analisis diskriminan akan

dilakukan pengujian data dengan besar sampel yang memenuhi kriteria untuk ke

dua uji tersebut.

3.6.1. Variabel Independen

Variabel independen pada regresi logistik adalah data dengan skala

nominal atau ordinal, oleh karena itu akan dilakukan pengkategorian pada variabel

independen. Pengkategorian pada variabel independen (citra tubuh, pengetahuan

gizi, pengaruh keluarga, pengaruh teman sebaya dan pengaruh media massa)

dengan berdasarkan nilai mean atau median. Jika data dari skor total hasil

kuesioner berdistribusi normal maka kategori dapat dibuat berdasarkan nilai

mean, sedangkan jika data dari skor total hasil kuesioner berdistribusi tidak

normal maka kategori dapat dibuat dengan menggunakan nilai median. Untuk itu

akan dilakukan uji normalitas pada variabel independen, kecuali variabel status

gizi.

Pengkategorian yang akan dilakukan pada variabel independen adalah

(52)

1. Indeks massa tubuh

Pengukuran indeks massa tubuh dilakukan dengan melakukan

perhitungan sebagai berikut :

Data berskala ordinal untuk regresi logistik dengan

pengkatagorikkan sebagai berikut :

0. Berat Badan Normal, jika nilai IMT 18,5-22,9

1. Berat Badan Berlebih, jika nilai IMT ≥ 23 (WHO, 2000)

Sedangkan untuk analisis diskriminan, data yang digunakan adalah

data dengan skala rasio.

2. Citra tubuh

Pengukuran citra tubuh dilakukan dengan menggunakan kuesioner

yang terdiri dari 10 pernyataan. Jika jawaban sangat setuju diberi skor 3,

setuju diberi skor 2, tidak setuju diberi skor 1, dan sangat tidak setuju

diberi skor 0 untuk pernyataan nomor 1 sampai 6. Sedangkan untuk

pernyataan nomor 7 sampai 10, jika jawaban sangat setuju diberi skor 0,

setuju diberi skor 1, tidak setuju diberi skor 2, dan sangat tidak setuju

diberi skor 3.

Data berskala nominal untuk regresi logistik dengan

pengkatagorikkan sebagai berikut :

a. Titik potong dari nilai rata-rata/mean :

0. Baik, jika skor total ≥ mean (14,52)

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian
Tabel 3.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Data
Tabel 3.1. Lanjutan
Tabel 3.1. Lanjutan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa butir saran yang penting untuk diperhatikan dan dipertimbangkan ialah (i) mempertahankan dan mengembangkan aspek pengetahuan dan keterampilan secara

Terimakasih saya ucapkan kepada ibu dan bapak dosen jurusan Teknik Arsitektur UIN Maliki Malang atas bimbingan, perhatian, dukungan, dan motivasi selama saya menuntut ilmu

Background merupakan lokasi atau setting dimana animasi itu berada. Background dapat dibuat secara sederhana atau kompleks sesuai keinginan. Atau sesuai dengan tema cerita

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efek suplementasi besi dengan kombinasi besi dan vitamin B6 terhadap kadar hemoglobin dan hematokrit pada tenaga kerja

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meninjau bukti dari 5 tahun terakhir (2006-2011) mengenai hubungan antara durasi tidur dan obesitas pada anak – anak dan untuk

Terima Ho  kesimpulan : bahwa tidak ada beda rata-rata ouput perjam dari kelima operator pada taraf nyata 0,05.. Keputusan dan Kesimpulan Hipotesis  ada

Perbandingan Lebar Retak pada Balok Runtuh Geser Perendaman 28 Hari Pada balok beton dengan keruntuhan geser, retak aktual yang terjadi berada di bawah retak