• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN KIT IPA DAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS IV SDN 2 JATIBARU TANJUNG BINTANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN KIT IPA DAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS IV SDN 2 JATIBARU TANJUNG BINTANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN

KIT IPA DAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS IV SDN 2 JATIBARU TANJUNG BINTANG

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh NGATMIN

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan masalah dan meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran melalui penggunaan KIT IPA. Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 2 Jatibaru Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan.

Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas/classroom Action Research sebanyak 3 putaran. Setiap putaran terdiri 4 tahap yaitu : Rencana Tindakan, Pelaksanaan Tindakan, Observasi, dan Refleksi. Subjek penelitian ini adalah 32 siswa kelas IV. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Data dikumpulkan dengan tes dan observasi, kemudian dianalisis dengan teknik analisis kualitatif dan statistika deskriptif.

Penggunaan KIT IPA realistik dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran khususnya menyelesaikan masalah melalui pendidikan IPA. Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan penggunaan KIT IPA semakin meningkat hal ini terlihat dari data rata-rata per siklus, siklus I 73,99%, siklus II 77,99% dan siklus III 89,99%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: penggunaan KIT IPA realistik dapat meningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan masalah. Hal tersebut ditandai adanya peningkatan rata-rata hasil belajar IPA dari siklus I adalah 58,13, siklus II adalah 62,81 dan siklus III 73,75.

Simpulan dari penelitian ini adalah dengan menggunakan KIT IPA dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa serta Penggunaan KIT IPA ini dapat digunakan sebagai salah satu pembelajaran IPA.

(2)

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN

KIT IPA DAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA

KELAS IV SDN 2 JATIBARU TANJUNG BINTANG

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh :

NGATMIN

Skripsi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

50

DAFTAR LAMPIRAN

1.

Ijin Penelitian ...

51

2.

Surat Keterangan Penelitian ...

51

3.

Daftar Kelompok Mahasiswa PTK ...

51

2.

Jadwal kegiatan PTK...

52

3.

Hasil observasi prapenelitian ...

53

4.

Lembar observasi pengelolaan pembelajaran ...

54

5.

Rancangan Pembelajaran ...

55

6.

Alat Peraga ...

67

7.

Gambar Pelaksanaan Pembelajaran ...

69

8.

Lembar Kerja Siswa (LKS) ...

71

9.

Lembar Tes Individu ...

77

10.

Aspek yang diamati ...

80

(4)

viii

DAFATAR ISI

Halaman Judul

Lembar Pengesahan

Kata Pengantar

Daftar Isi

Hal.

BAB I. PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah ...

1

B.

Identifikasi Masalah ...

5

C.

Rumusan Masalah ...

5

D.

Tujuan Penelitian ...

6

E.

Manfaat Penelitian ...

6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A.

Teori Belajar...

8

B.

Aktivitas Belajar ...

10

C.

Hasil Belajar ...

12

D.

Metode Pembelajaran ...

13

E.

Kerangka Pikir ...

14

F.

Hipotesis Tindakan ...

16

BAB III. METODE PENELITIAN

A.

Seting Penelitian...

17

B.

Subjek Penelitian ...

22

C.

Instrumen Pengumpulan Data ...

22

D.

Data dan Metode Pengumpulan Data ...

22

E.

Teknik Analisis Data ...

24

F.

Indikator Kinerja ...

27

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.

Hasil Penelitian ...

28

B.

Tahapan Siklus...

28

C.

Pembahasan .... ...

42

BAB V. PENUTUP

A.

Kesimpulan ...

46

B.

Saran ...

46

DAFTAR PUSTAKA

(5)

vi

MOTTO

MENJADIKAN ANAK DIDIK GIAT BELAJAR,

BERPRESTASI, BERKEPRIBADIAN SOSIAL DAN

BERTAQWA

(6)

iii

MENGESAHKAN

1.

Tim Penguji :

Penguji

: Drs. Rapani, M.Pd ...

Penguji

Bukan Pembimbing

: Dra. Cut Rohani, M.Pd ...

2.

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si

NIP : 19600315 198503 1 003

(7)

iv

PERNYATAAN

Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama

: Ngatmin

NPM

: 1013079079

Program Study : S1 PGSD Dalam Jabatan

Judul PTK

: Upaya meningkatkan aktivitas dan belajar Ilmu

Pengetahuan Alam dengan menggunakan KIT IPA

dan Metode Demontrasi pada siswa kelas IV SD

Negeri 2 Jatibaru tahun pelajaran 2011/2012

.

Menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas ini adalah hasil pekerjaan

saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah

dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan seperlunya dan

apabila dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar maka saya sanggup

untuk dituntut berdasarkan undang-undang dan peraturan yang berrlaku.

Lampung Selatan, 21 Mei 2012

Yang membuat pernyataan

(8)

ii

Judul Skripsi

: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS

DAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN

ALAM DENGAN MENGGUNAKAN KIT IPA

DAN METODE DEMONTRASI PADA

SISWA KELAS IV SDN 2 JATIBARU

TANJUNG BINTANG TAHUN PELAJARAN

2011/2012.

Nama Mahasiswa

: NGATMIN

Nomor Pokok Mahasiswa

: 1013079079

Jurusan

: Ilmu Pendidikan

Program Study

: S1 PGSD Dalam Jabatan

Fakultas

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Dosen Pembimbing

(9)

v

RIWAYAT HIDUP PENELITI

Nama

: NGATMIN

Tempat/Tgl. Lahir : Tanjungbintang, 4 Oktober 1963

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Guru Sekolah Dasar Negeri 2

Jatibaru Kecamatan Tanjung bintang Kabupaten Lampung Selatan.

Pendidikan yang telah ditempuh oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1.

Sekolah Dasar Negeri I Jatibaru Kecamatan Tanjungbintang Kabupaten

Lampung Selatan lulus 1977.

2.

SMP Negeri 3 Tanjungkarang Bandar Lampung lulus tahun 1983.

3.

SPG Negeri 2 Tanjungkarang Bandar Lampung lulus tahun 1986.

4.

Universitas Terbuka Lampung Diploma II /D.II lulus tahun 2008.

5.

Universitas Lampung Program S1 PGSD tahun 2010.

Pada tanggal 12 Desember 1986 peneliti berumah tangga/berkeluarga dengan

seorang srikandi nan cantik jelita, dan sampai sekarang dikaruniai 3 orang putra

(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan laporan

penelitian tindakan kelas ini.

Laporan penelitian tindakan kelas ini disusun sebagai syarat peneliti untuk

mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu baik berupa dukungan, motivasi maupun

materi, terutama kepada :

1.

Prof. Dr. Ir. Sugeng P Hariyanto, M.S selaku Rektor Universitas Lampung

2.

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

3.

Drs. Baharuddin, M.Pd. selaku ketua jurusan FKIP Universitas Lampung.

4.

Dr. Darsono, M.Pd. selaku ketua program sekolah.

5.

Drs. Rapani, M.Pd. selaku dosen pembimbing PTK.

6.

Dra. Cut Rohani, M.Pd. selaku dosen pembahas PTK.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa laporan penelitian tindakan kelas ini

tidak terlepas dari berbagai kekurangan, maka dengan segala kerendahan hati

peneliti mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak, untuk modal peneliti

dimasa mendatang. semoga laporan ini bermanfaat demi pengembangan ilmu

pengetahuan. Amin.

Tanjungbintang, 21 Mei 2012

(11)

1

BAB. I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah investasi masa depan bangsa. Baik buruknya suatu

peradaban kelak, sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan saat ini.

Pendidikan sains mempunyai potensi besar untuk memainkan peran strategis

dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk menghadapi era industrialisasi

dan globalisasi. Potensi tersebut dapat terwujud jika pendidikan sains

berorientasi pada pengembangan kemampuan berpikir dan berbahasa,

penyiapan peserta didik menghadapi isu sosial dampak penerapan Iptek,

penanaman nilai-nilai etika dan estetika, kemampuan memecahkan masalah,

pengembangan sikap kemandirian, kreatifitas serta tanggung jawab. Namun

kenyataan di lapangan, ditemukan bahwa pembelajaran sains (IPA) dianggap

sebagai pelajaran yang sulit dan menjadi masalah bagi peserta didik. Sehingga

minat untuk pembelajaran sains menjadi rendah yang berpengaruh pada

pembelajaran dan hasil belajar.

Secara umum, pembelajaran sains di Indonesia saat ini belum berorientasi

pada proses belajar, namun lebih mementingkan pada produk belajar, yakni

pengetahuan. Interaksi guru dan murid sekedar transfer pengetahuan dari

(12)

2

Beberapa kelemahan pembelajaran sains selama ini antara lain kurikulum dan

pembelajaran sains yang diterapkan saat ini merupakan pembelajaran yang

berorientasi pada disiplin ilmu. Materi yang diajarkan kepada peserta didik

lebih bersifat abstrak dan jauh dari pengalaman peserta didik.

Materi yang diajarkan kepada peserta didik pada dasarnya merupakan materi

yang dipersiapkan untuk mengikuti pelajaran pada tahap berikutnya,

konsekuensi dari hal ini adalah timbulnya kerugian bagi para peserta didik

yang tidak mengikuti salah satu tahap tersebut (dalam arti tidak meneruskan

ke jenjang yang lebih tinggi lagi); metode pembelajaran yang digunakan

sekarang masih mengandalkan ceramah yang kadang kala disertai dengan

percobaan verifikasi alat peraga yang sudah jadi dan bahkan tidak

menggunakan alat peraga yang tersedia. Dalam hal ini, sebagian guru tidak

memperhatikan dan mengefektifkan alat peraga dalam pembelajaran.

Akibatnya peserta didik hanya pasif dan sulit untuk berkembang apalagi

sampai pada tingkat mental dan emosionalnya.

Keterkaitan antara konsep dan teori dengan aplikasi pengalaman kehidupan

sehari-hari sangat minim. Hal ini menyebabkan cara berpikir peserta didik

menjadi rendah daya pemahamannya terhadap pelajaran yang diberikan oleh

guru. Dengan demikian, pembelajaran sains saat ini masih jauh dari

peningkatan kreativitas dan ketrampilan proses sains. Dalam proses belajar

mengajar di sekolah, saat ini tidak atau belum memberi kesempatan yang

maksimal kepada peserta didik untuk mengembangkan kreativitasnya. Dengan

(13)

3

dengan gaya yang selalu memaksa peserta didik untuk menghafal berbagai

konsep tanpa disertai pemahaman terhadap konsep tersebut.

Kalau kita cermati, proses belajar yang diperoleh peserta didik lebih banyak

pada “belajar tentang” (learning about thing) daripada “belajar menjadi”

(learning how to be).

Pendidikan memberikan kesempatan dan pengalaman dalam proses pencarian

informasi, menyelesaikan masalah dan membuat keputusan bagi

kehidupannya sendiri. Guru harus merubah peran dan fungsinya dalam proses

pembelajaran yang tidak lagi bersifat teacher centre learning.

Sekolah efektif adalah sekolah yang mampu mendidik siswanya mencapai

tujuan pembelajaran sesuai dengan jenis, satuan dan jenjang pendidikan.

Karakteristik sekolah efektif adalah bahwa warga sekolah memahami,

menghayati, dan mempraktekkan visi, misi dan tujuan sekolah sebagai sistem

sehingga hasil kerja sekolah disadari sebagai hasil upaya kolektif warga

sekolah. Sistem tersebut terdiri dari sejumlah komponen yang saling

berinteraksi sehingga dibutuhkan kerjasama antara sekolah dengan stake

holder yang kompak, cerdas, dan dinamis. Pihak sekolah memiliki harapan

yang tinggi terhadap prestasi belajar siswanya, dan dukungan dari stake holder

dalam penyelenggaraan pendidikan memiliki kepentingan terhadap layanan

dan produk yang dihasilkan sekolah. Profesionalisasi pendidik dan tenaga

(14)

4

Menurut Jiyono, (2007:157) bahwa penguasaan materi guru IPA pada 7

propinsi di Indonesia baru sekitar 55%, kemampuan guru menggunakan

alat-alat peraga masih rendah, kebanyakan sekolah belum memiliki alat-alat-alat-alat IPA

sebagai alat bantu pembelajaran. Banyak alat-alat yang tersedia telah rusak

dan diantaranya ada sebagian alat-alat yang tidak pernah digunakan dan

sekolah tidak berupaya mengadakan alat-alat IPA yang belum tersedia.

Alat bantu dalam pembelajaran ialah ruang kelas, bahan-bahan rujukan dan

sebagainya. Ruang kelas merupakan elemen penting dalam melancarkan lagi

pembelajaran. Terdapat juga ruang kelas yang tidak mencukupi disekolah.

Kadang-kala mencapai 60 orang murid atau siswa dalam satu kelas dan

keadaan ini adalah terlalu sesak serta sangat jauh dari siswi di sekolah-sekolah

di negara-negara maju.

Keadaan demikian akan membuat para siswa tidak akan nyaman. Alat bantu

pembelajaran yang lain ialah buku-buku atau bahan rujukan. Jika siswa rajin

atau selalu untuk menggunakan bahan rujukan lain selain daripada yang

diberikan oleh guru, kemungkinan besar siswa itu akan pandai dan jika

sebaliknya siswa tersebut mungkin juga pandai tetapi tidaklah begitu

cemerlang.

Hasil pengamatan awal menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran dalam

menggunakan alat peraga masih kurang. Agar tujuan dari proses

pembelajaran dapat dicapai sesuai dengan yang diinginkan, maka guru

(15)

5

pembelajaran, memahami cara menerapkan model pembelajaran, mengerti

konsep dari pembelajaran, agar dalam aplikasinya tidak terjadi kekeliruan

sehingga berpengaruh pada keluaran “hasil” bagi peserta didik. Sering sekali

guru kurang aktif dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas

sehingga mengalami kegagalan, hasil belajar siswa tidak sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang diharapkan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, peneliti mengidentifikasi apa yang

terjadi dalam proses pembelajaran, sehingga menyebabkan tidak tercapainya

tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

Temuan pada waktu observasi di SD ini :

1. Kurangnya motivasi belajar siswa terhadap materi pelajaran.

2. Dalam penyampaian materi alat peraga belum efektif digunakan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan dan identifikasi masalah maka

rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Apakah melalui penggunaan KIT IPA dapat meningkatkan aktivitas

belajar siswa pada siswa kelas IV SDN 2 Jatibaru, Kecamatan Tanjung

(16)

6

2. Apakah melalui penggunaan KIT IPA dapat meningkatkan hasil belajar

siswa pada siswa kelas IV SDN 2 Jatibaru, Kecamatan Tanjung Bintang,

Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011 / 2012.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan penelitian dalam proses perbaikan

pembelajaran tersebut adalah :

- Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA melalui penggunaan

KIT IPA.

- Untuk mengetahui keadaan hasil belajar pada pembelajaran melalui

penggunaan KIT IPA.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN 2 Jatibaru Kecamatan Tanjungbintang

Kabupaten Lampung Selatan ini menurut peneliti memiliki beberapa manfaat,

yaitu :

Bagi Siswa :

- Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siswa dapat meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar.

Bagi Guru :

(17)

7

- Membantu guru berkembang secara profesional.

- Memperluas pengalaman mengajar di kelas dalam rangka perencanaan

pembelajaran yang efektif.

- Sebagai acuan memperbaiki proses pembelajaran dan landasan

meningkatkan proses pembelajaran di kelas.

Bagi Sekolah :

- Sebagai sumbangan yang positif untuk memecahkan masalah

pembelajaran yang dihadapi di sekolah.

(18)

8

BAB. II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Belajar

Belajar adalah “suatu pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang

dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan

latihan.”

Menurut Slameto (1995:2), dan Winkel (1996:53), berpendapat bahwa;

“Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya, belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstant.”

Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap

pengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia.

Proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi

yang bersangkutan. Prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang

dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.”

Menurut S. Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah:

“Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat.

Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif,

affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika

(19)

9 Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar,

karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil

dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus

bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli

mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai

dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu

dapat kita temukan satu titik persamaan. Berdasarkan pengertian- pengertian di

atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat

kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai

informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi

belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari

materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang

studi setelah mengalami proses belajar mengajar.

Pengertian lainnya, prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai

menurut kemampuan yang tidak dimiliki dan ditandai dengan perkembangan serta

perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang diperlukan dari belajar dengan

waktu tertentu, prestasi belajar ini dapat dinyatakan dalam bentuk nilai dan hasil

tes atau ujian.

B. Aktivitas Belajar

Belajar merupakan aktifitas yang kompleks, dimana setelah belajar tidak hanya

(20)

10 mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mengembangkan pemikirannya

karena belajar proses kognitif, Martinis Yamin (2007:106).

Selain itu belajar Menurut Watsot dalam kutipan Asri Budiningsih adalah:

Proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang

dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diukur (Asri

Budiningsih 2005:22).

Menurut (Nana Sudjana 2008:28) definisi belajar adalah:

Proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai

pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu.

Dari beberapa definisi belajar di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

suatu kegiatan interaksi antar individu untuk memperoleh perubahan kemampuan,

perubahan tingkah laku yang didapat dari pengalaman dan akan bertahan lama.

Menurut Baharudin, Esa Nur Wahyuni, (2008 : 13-17).

Ciri- ciri belajar adalah :

“Perubahan perilaku relatif permanent. Ini berarti bahwa perubahan tingkah

laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak

berubah ubah. Tetapi perubahan tersebut tidak akan terpancang seumur hidup.

Sesuatu yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk

(21)

11 Sebaiknya guru pada sekolah dasar agar dapat meningkatkan hasil belajar peserta

didik, perlu memahami faktor yang mempengaruhi merosotnya hasil belajar

siswa.

Menurut Baharudin, Nur Wahyuni (2008 : 13-17).

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar digolongkan menjadi tiga

kelompok yaitu :

- Faktor stimulus.

- Faktor metode mengajar.

- Faktor individu.

Berikut ini akan dijelaskan secara garis besar mengenai ketiga faktor tersebut :

1. Faktor Stimulus, yang dimaksud dengan faktor stimulus adalah segala hal di

luar individu yang merangsang untuk mengadakan reaksi atau perubahan,

penegasan serta suasana lingkungan eksternal yang diterima.

2. Faktor Metode Mengajar, metode mengajar guru sangat mempengaruhi

terhadap belajar siswa, dengan kata lain metode yang dipakai guru sangat

menentukan dalam mencapai prestasi belajar siswa. “metode adalah cara,

yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan”. Jadi jelaslah

(22)

12 3. Faktor Individual, selain kedua faktor di atas, faktor individual sangat besar

sekali pengaruhnya terhadap kegiatan belajar siswa, bahwa pertumbuhan dan

usia seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Semakin dewasa

individu semakin meningkat pula kematangan berbagai fungsi fisiologisnya.

C. Hasil belajar

Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar yang

dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh siswa.

Proses belajar merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa. Nana

Sudjana, (2009:11).

Skinner berpandangan bahwa :

“Belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar maka responya menjadi

lebih baik dan sebaliknya bila tidak belajar responya menjadi menurun.

Sedangkan menurut Gagne belajar adalah seperangkat proses kognitif yang

mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi

kapasitas baru (Dimyati, 2002 : 10). Sedangkan menurut kamus umum bahasa

Indonesia belajar diartikan berusaha (berlatih dsb) supaya mendapat suatu

kepandaian” ( Purwadarminta, 1985 : 109).

Menurut Penulis :

Hasil belajar adalah suatu nilai yang menunjukkan hasil belajar yang tinggi yang

(23)

13

Penggunaan KIT IPA

Langkah-langkah penggunaan KIT IPA menurut Jiyono, (2007:5-6).

Dalam penerapan penggunaan KIT IPA, siswa dibagi berkelompok terdiri 4-5

orang secara heterogen. Materi yang diberikan dalam bentuk teks, setiap anggota

bertanggung jawab untuk mempelajari bahan yang diberikan. Hasil diskusi dalam

kelompok ahli akan disampaikan kembali pada kelompok asal.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dijelaskan secara sederhana

langkah-langkah yang dilakukan dalam penggunaan KIT IPA sebagai berikut :

- Siswa dibagi dalam beberapa kelompok beranggotakan 4-5 orang secara

heterogen.

- Setiap kelompok diberi tugas, sejumlah anggota kelompok tersebut (tiap siswa

dalam kelompok mendapat tugas yang berbeda).

- Tiap siswa dalam kelompok membaca bagian tugas yang diperoleh.

Guru memerintahkan siswa yang mendapat tugas yang sama untuk berkumpul

membentuk kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan tugas tersebut.

Keunggulan Penggunaan KIT IPA :

- Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya

(24)

14 - Siswa tidak hanya mempelajari materi yang disampaikan guru, siswa juga

harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada anggota

kelompok lainnya.

- Meningkatkan kerjasama secara kooperatif untuk mempelajari materi

yang ditugaskan.

Jadi kondisi pembelajaran yang dikelola dengan baik dalam penggunaan KIT IPA

akan tercipta suasana belajar mengajar yang menyenangkan sehingga akan dapat

mempengaruhi pencapaian tujuan pendidikan.

D. Kerangka Fikir

Penggunaan KIT IPA dalam pelajaran IPA memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap nilai hasil belajar siswa yang didasarkan pada tingkat kemampuan,

namun kelompok siswa yang menggunakan KIT IPA (kelompok siswa yang

mempunyai kemampuan tinggi) mendominasi perolehan hasil belajar, atau

menduduki peringkat tertinggi. Faktor-faktor yang berpengaruh pada aktualitas

bakat dalam unjuk kerja nhyata antara lain kuatnya daya juang, minat dan konsep

diri positif. Setiap individu tidak ada yang sama. Perbedaan individu ini pula

yang menyebabkan perbedaaan tingkah laku belajar dikalangan anak didik yang

tidak dapat belajar sebagaimana mestinya.

Dari pendapat diatas dapat dikatakan semakin tinggi tingkat kemampuan, semakin

(25)

15 rendahnya tingkat kemampuan maka semakin rendah pula peluangnya untuk

memperoleh prestasi peringkat tinggi.

Dengan demikian dapatlah diambil kesimpulan bahwa dengan kondisi seperti ini

terdapat kecenderungan motivasi belajar siswa meningkat. Siswa menjadi tidak

cemas dan timbul rasa percaya diri dalam melakukan. Hal ini sesuai hubungan

yang secara parsial antara lingkungan belajar dengan motivasi berprestasi siswa.

Oleh karena itu disarankan guru menciptakan suasana lingkungan belajar yang

konduksif sehingga memungkinkan siswa untuk belajar dengan mudah, nyaman

dan sejahtera. Melalui penggunaan KIT IPA menjadikan siswa kelas IV SD

(26)

16 Secara skematis dapat disusun dalam gambar berikut ini.

Gambar I. Kerangka pikir penelitian tindakan kelas

Penggunaan KIT IPA

Hasil Perlakuan

a. Merumuskan secara jelas

b. Dengan dipimpin guru siswa

membentuk kelompok-kelompok

belajar, memilih (ketua, sekretaris dan pelapor) mengatur tempat duduk, ruangan, sarana sesuai tujuan diskusi. Tugas pimpinan kelompok belajar yaitu mengatur dan mengarahkan diskusi, mengatur arah pembicaraan.

c. Melaksanakan diskusi. Setiap anggota

hendaknya tahu persis apa yang akan didiskusikan dan bagaimana cara berdiskusi. Diskusi harus berjalan dalam suasana bebas, setiap anggota tahu bahwa mereka mempunyai hak bicara yang sama.

d. Melaporkan hasil diskusinya,

hasil-hasil tersebut ditanggapi oleh semua siswa, terutama kelompok lain. Guru memberi alasan dan penjelasan terhadap laporan tersebut.

e. Akhirnya siswa mencatat hasil

diskusi, dan guru mengumpulkan laporan hasil diskusi dari masing-masing kelompok.

Aktivitas siswa

A. Visual activities

Indikator :

1. Membaca

2. Memperhatikan gambar

3. Demontrasi

4. Percobaan

B. Oral activities

1. Indikator :

2. Bertanya

3. Memberikan saran

4. Mengeluarkan pendapat

5. Diskusi

C. Listening activities

Indikator :

1. Mendengarkann uraian

2. Mendengarkan percakapan

3. Mendengarkan diskusi

4. Mendengarkan presentasi

D. Mental activities

Indikator :

1. Mengingat

2. Menganalisa

3. Mengambil keputusan

4. Memecahkan soal

5. Melaporkan hasil

Tes siklus I, siklus II dan siklus III

(27)

17

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian pada tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran diatas,

hipotesis tindakan penelitian ini adalah jika menggunakan KIT IPA dengan

benar, dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pelajaran

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas IV SD Negeri 2 Jatibaru, Kecamatan

(28)

18 BAB. III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Seting Penelitian ini menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas

(classroom Action Research) mengadopsi model Kemmis dan Mc Teggart

(Depdiknas 2004:2) yang dinamakan alur/langkah tindakan kelas, dapat

digambarkan sebagai berikut :

Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis dan Mc Taggart meliputi empat alur/ langkah :

Gambar I. Alur penelitian tindakan kelas.

Gambar 2. Alur Pelaksanaan Tindakan dalam PTK model Kemmis dan Mc Taggart (Depdiknas 2004:2)

Rencana Tindakan

Rencana Tindakan Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan Tindakan Observasi

Observasi

Refleksi

Refleks

(29)

19

Siklus I

1. Perencanaan

(1) Tahap pra penelitian

(2) Tahap pelaksanaan tindakan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini meliputi :

a. Membuat rancangan pembelajaran yang akan diterapkan.

b. Menyusun skenario pembelajaran menggunakan KIT IPA sesuai

dengan materi yang akan diberikan.

c. Membuat lembar observasi belajar siswa dalam kelompok.

d. Membuat evaluasi

2. Pelaksanaan

a. Penyajian materi

Penyajian materi secara garis besar

b. Belajar dalam kelompok

Membagikan lembar kegiatan pada masing-masing kelompok yang

membantu siswa dalam menyelesaikan pertanyaan yang harus dijawab

pada lembar kegiatan.

c. Memberikan tes individual untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

(30)

20

3. Observasi

Observasi dilakukan sejak proses pembelajaran mulai berlangsung dikelas

dengan menggunakan lembar observasi aktifitas siswa yang diamati oleh

guru, dan lembar aktifitas siswa yang telah dipersiapkan.

4. Refleksi

Refleksi meliputi kegiatan menganalisis, memahami dan membuat

kesimpulan hasil pengamatan dan catatan lapangan.

Siklus II

2. Perencanaan

(1) Tahap pra penelitian

(2) Tahap pelaksanaan tindakan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini meliputi :

a. Membuat rancangan pembelajaran yang akan diterapkan.

b. Menyusun skenario pembelajaran menggunakan KIT IPA sesuai

dengan materi yang akan diberikan.

c. Membuat lembar observasi belajar siswa dalam kelompok.

(31)

21

3. Pelaksanaan

a. Penyajian materi

Penyajian materi secara terperinci.

b. Belajar dalam kelompok

Membagikan lembar kegiatan pada masing-masing kelompok yang

dapat membantu siswa dalam menyelesaikan pertanyaan yang harus

dijawab pada lembar kegiatan.

c. Memberikan tes individual untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

individu.

4. Observasi

Observasi dilakukan sejak proses pembelajaran mulai berlangsung dikelas

dengan menggunakan lembar observasi aktifitas siswa yang diamati oleh

guru, dan lembar aktifitas siswa yang telah dipersiapkan.

5. Refleksi

- Refleksi meliputi kegiatan menganalisis, memahami dan membuat

kesimpulan hasil pengamatan dan catatan lapangan.

Siklus III

1. Perencanaan

(32)

22

Pada tahap ini berdasarkan hasil pengamatan pada kegiatan siklus I dan II

sebagai evaluasi akhir memberikan tes kembali sebelum dilakukan

penelitian pada tahap pelaksanaan tindakan

b. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini meliputi :

- Membuat rancangan pembelajaran yang akan diterapkan.

- Menyusun skenario pembelajaran menggunakan KIT IPA sesuai

dengan materi yang akan diberikan.

- Membuat lembar observasi belajar siswa dalam kelompok.

- Membuat evaluasi.

2. Pelaksanaan

a. Penyajian materi

Penyajian materi secara terperinci.

b. Belajar dalam kelompok

Membagikan lembar kegiatan pada masing-masing kelompok yang

membantu siswa dalam menyelesaikan pertanyaan yang harus dijawab

pada lembar kegiatan.

c. Memberikan tes individual untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

individu.

(33)

23

Observasi dilakukan sejak proses pembelajaran mulai berlangsung dikelas

dengan menggunakan lembar observasi aktifitas siswa yang diamati oleh

guru, dan lembar aktifitas siswa yang telah dipersiapkan.

4. Refleksi

Refleksi meliputi kegiatan menganalisis, memahami dan membuat

kesimpulan hasil pengamatan dan catatan lapangan.

B. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada kelas IV SD Negeri 2 Jatibaru semester genap

tahun pelajaran 2011/2012. Jumlah siswa 32 orang, yang terdiri dari 15

siswa laki-laki dan 17 siswa perermpuan dan 1 orang guru.

C. Instrumen Pengumpulan Data

Intrumen yang digunakan adalah perangkat tes, lembar observasi (aktivitas

siswa dan aktivitas guru). Lembar observasi aktivitas siswa yang mencakup :

- Memperhatikan penjelasan guru.

- Berdiskusi/bertanya antara siswa dalam kelompok.

- Mengerjakan lembar kerja kelompok.

- Menanggapi pertanyaan kelompok lain pada saat presentase.

D. Data dan Metode Pengumpulan Data

(34)

24

Data yang diperoleh setelah diadakan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Data kualitatif yang terdiri atas :

- Data aktivitas siswa dari setiap siklus selama pembelajaran dengan

menggunakan pembelajaran KIT IPA.

- Data hasil observasi pengamatan guru, mitra dalam mengamati

tindakan penelitian pada saat proses pembelajaran berlangsung

pada siklus I, II dan III.

b. Data Kuantitatif yang terdiri dari hasil tes belajar siswa berupa nilai

tes pada akhir setiap siklus I, II dan II, nilai lembar kerja siswa, dan

nilai kerja kelompok siswa pada siklus pertama dan kedua.

2. Metode Pengumpulan Data

a. Data aktivitas siswa.

Data aktivitas siswa diperoleh dari observasi selama pembelajaran

berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan cara mengamati aktivitas

yang dilakukan siswa yang terdapat dalam lembar observasi.

Dalam penelitian ini, lembar observasi aktivitas siswa diamati oleh

observer.

Aspek yang diamati yaitu perilaku yang sesuai dengan kegiatan

pembelajaran yaitu sebagai berikut :

1. Memperhatikan penjelasan guru.

(35)

25

3. Mengerjakan lembar kerja kelompok.

4. Menanggapi pertanyaan kelompok lain pada saat presentasi.

[image:35.612.153.490.221.375.2]

5. Bertanya kepada kelompok yang presentasi.

Tabel 1. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa

No. Nama Aspek aktivitas yang diamati

1 2 3 4 5

1 Kelompok I

2 Kelompok II

b. Data Hasil Belajar.

Data hasil belajar diperoleh melalui data hasil belajar siswa dalam

ranah kognetif adalah soal-soal evaluasi yang mewakili indikator atau

kompetensi dengan tingkat kesukaran yang bervariasi.

E. Teknik Analisis Data

Setelah data penelitian diperoleh, selanjutnya dianalisis data untuk

mengetahui aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan KIT IPA

pada siswa kelas IV SD N 2 Jatibaru tahun pelajaran 2011/2012.

Teknik analisis data dapat dijelaskan sebagai berikut :

(36)

26

Dalam pengumpulan aktivitas siswa selama pembelajaran dilakukan dengan

menggunakan lembar observasi aktivitas siswa.

Data aktivitas diperoleh berdasarkan perilaku yang sesuai dan relevan dengan

tujuan pembelajaran.

Data nilai aktivitas siswa dari setiap siklus akan dianalisis dan diuraikan pada

[image:36.612.158.510.308.455.2]

tabel lembar data aktivitas belajar siswa sebagai berikut:

Tabel 2. Lembar Data Aktivitas Belajar Siswa

No Nama Siklus Skor

%

Aktivitas Kategori

I II III

1 2 3

Jumlah skor Skor maksimum Nilai rata-rata

Kriteria penilaian menurut Arikunto (2001 : 245) untuk data aktivitas siswa

sebagai berikut :

a. Skor yang diperoleh dari masing-masing siswa adalah skor dari setiap

aspek aktivitas.

b. Persentase setiap siswa diperoleh dengan rumus :

% aktivits siswa = x 100%

c. Nilai aktivitas tiap siswa

Nilai aktivitas setiap siswa = % aktivitas (dihilangkan %nya).

(37)

27

d. Nilai rata-rata aktivitas siswa diperoleh dengan rumus :

Nilai rata-rata aktivitas siswa = ∑

Untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa digunakan pedoman Memes

( 2001 : 36 ) sebagai berikut :

Bila nilai aktivitas siswa ≥ 75,6 maka dikategorikan aktif. Bila nilai siswa

59,4 ≤ nilai siswa < 75,6 maka dikategorikan cukup aktif. Bila nilai siswa

< 59,4 maka dikategorikan kurang aktif.

2. Analisis data Hasil Belajar

Data hasil belajar siswa diperoleh dari penilaian hasil tes akhir pada setiap

siklus yang mewakili tiap-tiap indikator.

Data nilai hasil belajar siswa tiap siklus akan dianalisis dan diuraikan pada

[image:37.612.156.509.517.649.2]

tabel 3 lembar data perolehan hasil belajar siswa sebagai berikut ;

Tabel 3. Lembar Data Perolehan Hasil Belajar Siswa

No Nama Siklus Skor

%

PHB Kategori

I II III

1 2 3

Jumlah skor Skor maksimum Nilai rata-rata

Proses analisis untuk data pencapaian hasil belajar siswa adalah sebagai

berikut :

(38)

28

a. Skor yang diperoleh dari masing-masing siswa dalam jumlah skor dari

setiap soal.

b. Persentase pencapaian hasil belajar siswa diperoleh dengan rumus:

% pencapaian hasil belajar = x 100%

c. Nilai hasil belajar siswa adalah :

Nilai hasil belajar setiap siswa = % hasil belajar siswa (dihilangkan %

nya).

d. Nilai rata-rata hasil belajar siswa dikelas diperoleh dengan rumus :

Rata-rata HB siswa = ∑

Kriteria penilaian menurut Arikunto (2001 : 245) untuk kategori rata-rata

pencapaian hasil belajar siswa adalah :

Bila nilai siswa ≥ 81 maka dikategorikan baik sekali, bila 66 ≤ nilai siswa

< 81 maka dikategorikan baik. Bila 56 ≤ nilai siswa < 66 maka

dikategorikan cukup, bila 41 ≤ nilai siswa < 56 maka dikategorikan

kurang, bila nilai siswa < 41 maka dikategorikan gagal.

F. Indikatror Kinerja

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan hasil

belajar siswa dari siklus ke siklus berikutnya. Peningkatan hasil belajar siswa

terlihat rata per sklus, pada siklus I rata 58,13, pada siklus ke II

rata-rata 62,81 dan pada siklus III rata-rata-rata-rata nilai meningkat menjadi 73,75.

Skor yang diperoleh Skor maksimal setiap siswa

(39)

47

BAB.V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus dan

berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan menggunakan KIT IPA memiliki dampak positif

dalam meningkatkan aktivitas belajar Ilmu Pengetahuan Alam yang

ditandai meningkatnya aktivitas siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I

73,99%, siklus II 77,99% dan siklus III 86,66%.

2. Nilai hasil belajar siswa ada peningkatan dari setiap siklus, pada siklus I

rata 58,13, pada siklus ke II rata 62,81 dan pada siklus III

rata-rata nilai meningkat menjadi 73,75.

B. Saran

Berdasarkan hasil repleksi siklus I, siklus II dan siklus III maka dapat

disarankan untuk penelitian selanjutnya adalah:

1. Siswa agar lebih proaktif dalam proses pembelajaran yang sedang

(40)

48

2. Guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode

pengajaran yang sesuai, walaupun dalam taraf yang sederhana, sehingga

siswa berhasil memecahkan masalah yang dihadapinya.

3. Hendaknya Kepala Sekolah dapat memotivasi pembelajaran dengan

(41)

49

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, 2001.

Kriteria Penilaia.

Rineka Cipta, Jakarta.

Baharudin, Esa Nur W, 2008.

Teori Belajar dan Pembelajaran.

Ar-Ruzz Media

Group, Jogjakarta

Budiningsih, Asri, 2005.

Pengertian Hasil Belajar.

Gaung Persada (JP) Press

Jakarta, Jakarta.

Jiyono, 2007.

Kemampuan Penggunaan Alat Peraga

. Depdiknas Jakarta.

Kemmis, Mc Teggart, 2004. C

lassroom Action Research.

Depdiknas Jakarta

Martinis, Yamin, 2007

.

Pengertian Hasil Belajar.

Gaung Persada (JP) Press

Jakarta, Jakarta.

Memes, 2001.

Pedoman Tingkat Keaktifan Siswa

. Depdiknas, Jakarta.

Nasution. S, 1996.

Pengertian Hasil Belajar.

Depdiknas,

Jakarta.

Purwadarminta, 1985.

Pengertian Belajar.

Kamus umum bahasa Indonesia

Depdikbud, Jakarta.

Rifa’i Ahmad, 2007.

Media Pengajaran.

Sinar Baru Algesindo, Bandung.

Gambar

Gambar Pelaksanaan Pembelajaran ..................................................
Gambar I. Kerangka pikir penelitian tindakan kelas
Gambar I.  Alur penelitian tindakan kelas.
Tabel 1.  Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa
+3

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 7 menunjukkan bahwa dari sampel pedagang pengumpul didapat bahwa tingkat pendidikan yang paling banyak terdapat di tingkat pendidikan SLTA sebanyak 4 orang (57

an campuran yang dimaksud dalam peraturan ini adalah perkawinan dua orang yang di Indonesia tunduk pada hukum yang berlainan. Seperti seseorang yang tunduk kepada hukum

Kepada masyarakat adalah menghindari penggunaan peralatan makan dan minum ber- sama, dengan cara memisahkan peralatan makan dan minum penderita hepatitis A agar tidak digu- nakan

Hal ini menegaskan pentingnya akuntabilitas publik dalam peningkatan kinerja manejerial, karena dengan adanya akuntabilitas kepada masyarakat, masyarakat tidak hanya

mereka berjualan tanpa melihat keuntungan yang didapatkan, akan tetapi lebih kepada bagaimana pelanggan mendapatkan kepuasan ketika membeli di tempat tersebut. Selanjutnya

Gambar 5b dan Gambar 5c terlihat agak datar pada interval frekuensi 10 Hz sampai 1000 Hz, hal ini menunjukan suatu DC konduktivitas yang berarti konduktivitas komposit (AgI) 0,3 (

The study on the students’ perception of remedial learning program in vocational school is to investigate feelings, thoughts, opinions and beliefs about remedial teaching according

H02b : µ2bPK = µ2bMA, artinya tidak terdapat perbedaan harapan pemberi kerja tentang kompetensi mahasiswa akuntansi dengan kompetensi mahasiswa akuntansi mengenai akun-akun