ii ABSTRAK
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi Di SDN 1 Way Kepayang Kecamatan Kedondong Pesawaran
Oleh : Zurizal NPM. 1013109076
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Way Kepayang Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran dengan objek penelitian siswa kelas IV dengan jumlah 32 siswa. Selama ini dalam proses belajar mengajar pada kelas IV khususnya mata pelajaran IPA sering timbul permasalahan seperti : 1). Kurangnya penggunaan metode yang bervariasi sehingga membosankan 2). Perserta didik kurang fokus dalam pembelajaran 3). Rendahnya prestasi belajar peserta didik
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan pembelajaran dikelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dalam peningkatan hasil belajar, penelitian ini dilaksanakan melalui siklus I dan II dengan bebrapa tahap yaitu pengumpulan data, analisis data.
Pada siklus I pertemuan 1, aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan IPA menunjukkan nilai persentase sebesar 34,38 % dan pada siklus I pertemuan 2, aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan IPA menunjukkan nilai persentase sebesar 46,88%, dan terlihat terjadi peningkatan sebesar 12,25%. Dari kedua hasil tersebut dapat diambil rata-rata sebesar 60,63% dan pada kriteria keberhasilan menunjukkan tingkat aktivitas siswa masih "sedang" dalam proses pembelajaran Pendidikan IPA dengan menggunakan metode demonstrasi.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia secara terus menerus telah dilakukan dengan baik secara konvensional maupun inovatif, seperti pelatihan dan peningkatan kualiflkasi guru, penyempumaan kurikulum, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan lainnya. Walaupun berbagai upaya telah dilakukan, namun hingga kini mutu pendidikan belum menunjukan peningkatan yang berarti baik pada jenjang pendidikan dasar, menengah, maupun pada jenjang pendidikan tinggi.
pendidikan merupakan suatu syarat mutlak untuk mmpercepat masyarakat yang demokratis, masyarakat yang berdisiplin, masyarakat yang bersatu, penuh toleransi dan pengertian serta dapat bekerja sama. (Ruminiati : 2007)
Dalam hal ini fungsi sekolah sangatlah penting untuk menciptakan manusia sebagai sumber daya yang baik. Hal ini tidak terlepas dari peran seorang gum dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar di sekolah. Kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kompetensi dan ketepatan guru memilih dan menggunakan metode pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan kurikulum dan potensi siswa merupakan kompetensi dan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru (Kosasih, 1992). Hal ini didasari oleh asumsi bahwa ketepatan guru dalam memilih model pembelajaran akan bepengaruh terhadap kualitas proses pembelajaran yang di lakukan (Wahab, 1986).
Sementara itu, kondisi pembelajaran IPA saat itu lebih diwamai oleh pendekatan yang menitik beratkan pada metode pembelajaran konvensional seperti pemaparan dalam penyampaian materi yang kurang menarik dan kurang mampu merangsang siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran bersifat guru-sentris (teacher centered), siswa kurang berani bertanya dan mengemukakan pendapatnya. Kecenderungan pembelajaran demikian mengakibatkan lemahnya pengembangan potensi din siswa dalam pembelajaran sehingga hasil belajar yang dicapai masih dibawah kreteria ketuntasan minimum (KKM).
Pada pembelajaran konvensional berakibat rendahnya hasil belajar siswa yang diduga kuat akibat motivasi, minat dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran masih rendah. Suasana belajar seperti itu, semakin menjauhkan peran Pembelajaran IPA dalam upaya mempersiapkan warga negara yang baik. Sehubungan dengan permasalahan di atas, diperlukan adanya suatu model yang mampu menempatkan siswa pada posisi yang lebih aktif, kreatif, mendorong pengembangan potensi dan kemampuan yang dimiliki serta menemukan makna yang dalam dari apa yang dipelajarinya.
Metode demonstrasi ialah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembelajaran tertentu pada siswa. Suatu upaya praktik 'dengan menggunakan peragaan yang ditujukan pada siswa yang tujuannya ialah agar siswa lebih mudah memahami dengan mempraktik'an dari apa yang telah diperoleh dan dapat mengatasi suatu permasalahan apabila terdapat perbedaan.
Menurut Faturahman (2008) metode demonstrasi memiliki 4 keterampilan yakni: (1) dapat membimbing siswa kearah berfikir satu saluran pikiran, (2) dapat merangsang siswa untuk lebih aktifdalam mengikuti proses belajar, (3) perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang didemonstrasikan. Jadi dalam proses pembelajaran anak didik akan lebih terarah dan mengurangi perhatian anak didik kepada permasalahan lain, dan (4) dapat menambah pengalaman anak didik.
Berdasarkan kenyataan di lapangan, hasil semester 1 siswa kelas IV SDN 1 Way Kepayang Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran Tengah siswa yang memperoleh nilai tinggi (6,00 - 10,00) lebih sedikit dari yang nilai rendah (4,26 - 5,49). Sebagai contoh dapat dilihat dari hasil ulangan catur wulan 1 tahun pelajaran 2011-2012 sbb:
Table 1.1 Hasil Belajar Siswa Kelas IV Semester I Mata Pelajaran IPA Tahun Pelajaran 2011/2012
No Nilai Jumlah Persentase (%) Tingkat/Predikat
1 >9,50 - 0 Istimewa
2 8,00 - 9,49 5 15,63 Amat Baik 3 6,00 - 7,99 7 21,88 Baik 4 5,50-5,59 10 31,25 Cukup 5 4,26 - 5,49 10 31,25 Kurang
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari jumlah 32 orang siswa yang mengikuti ulangan umum semester I tahun pelajaran 2010-2011 yang memperoleh nilai tinggi (6,00 - 10,00) ada 12 orang (37,50%) lebih sedikit dibandingkan dengan yang memperoleh nilai rendah (4,26 - 5,59) ada 20 orang (62,50%).
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian-uraian dari latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai masalah berikut:
1. Kurangnya penggunaan metode yang bervariasi sehingga membosankan 2. Perserta didik kurang fokus dalam pembelajaran
3. Rendahnya prestasi belajar peserta didik
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah penggunaan metode demonstrasi dalam meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA?
2. Bagaimana meningkatnya pemahaman, prestasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adaiah untuk:
Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA kelas IV SDN 1 Way Kepayang Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran dengan menggunakan metode demonstrasi.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Siswa, yaitu meningkatkan prestasi belajar pada pelajaran IPA kelas IV SDN 1 Way Kepayang Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran dengan menerapkan metode demonstrasi.
2. Guru Kelas IV, dapat menambah wawasan dan pengalaman tentang penerapan metode demonstrasi dalarn Pendidikan IPA, sehingga menjadi guru yang profesional.
3. Sekolah, yaitu hasil penelitian tindakan kelas ini dapat dijadikan acuan bagi pengembang pembelajaran IPA menjadi yang bermakna.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka Pengertian Belajar
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung
serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal
balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan
tertentu. Tanpa disadari dalam kehidupan setiap individu mulai dari
lahir hingga dewasa sesuai dengan kebutuhan belajar adalah kegiatan
yang dialami oleh setiap manusia dalam kehidupannya.
“Kata belajar menunjuk arti apa yang harus dilakukan seseorang
sebagai subyek yang menerima pelajaran, bukan sekedar menghapal,
bukan pula sekedar mengingat”. (Sardiman,1998:34).
“Belajar pada dasarnya merupakan suatu proses yang ditandai dengan
adanya perubahan pengetahuan, pemahaman, dan sikapnya. Belajar
adalah proses yang aktif, yaitu mereaksi semua situasi yang berada
disekitar individu, yang mengarah pada suatu tujuan”. (Tim MKDK
IKIP Semarang,1995:25).
Belajar pada hakikatnya perubahan pada diri seseorang sebagai subjek
didik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Karena belajar
tiga ranah, maka bagaimana agar belajar benar-benar terjadi. Ada
beberapa teori belajar yang akan penulis paparkan dalam pembahasan
ini untuk melihat bagaimana hakikatnya belajar yang sesungguhnya.
Hasil belajar dari gabungan kata hasil dan kata belajar.
Menurut Skiner dalam Ruminiati (2007), belajar merupakan suatu
proses atau suatu penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara
progressif. Pengertian belajar ialah suatu perubahan dalam
kemungkinan atau peluang terjadinya respons. Skinner berpendapat
bahwa ganjaran merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses
belajar. Skinner membedakan respons menjadi dua macam, yaitu
respondent conditioning dan operant conditioning. respondent
conditioning adalah respon yang diperoleh dari beberapa stimulus yang
teridentifikasi dan respon tersebut bersifat relative tetap. Seorang dapat
dikatakan belajar jika dalam diri orang tersebut terjadi suatu aktivitas
yang mengakibatkan pembahan tingkah laku yang dapat diamati relatif
lama.
Belajar merupakan salah satu paktor yang mempengaruhi dan berperan
penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu
Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran diidentifikasikan dengan kata "mengajar" berasal dari
mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar. Jadi
pembelajaran adalah" suatu aktivitas yang dengan sengaja untuk
memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu
tujuan yaitu tercapainya tujuan kurikulum. Pembelajaran merupakan
suatu kegiatan yang dirancang oleh guru untuk membantu,
membimbing dan memotivasi siswa mempelajari suatu informasi
tertentu dalam suatu proses yang telah dirancang secara masak
mencakup segala kemungkinan yang terjadi.
Menurut Corey dalam Ruminiati (2007: 14), pembelajaran adalah
suatu proses dimana lingkungan seseorang dikelola secara disengaja
untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu,
sehingga dalam kondisi-kondisi khusus akan menghasilkan respon
terhadap situasi tertentu juga. Menurut Nuraini dalam Ruminiati
(2007: 15), konsep pembelajaran merupakan system lingkungan yang
dapat menciptakan proses belajar pada diri siswa selaku peserta didik
dan guru sebagai pendidik dengan didukung seperangkat kelengkapan
sehingga terjadi pembelajaran. Jadi, dalam pembelajaran semua
kegiatan guru diarahkan untuk membantu siswa mempelajari suatu
materi tertentu baik berupa pelajafan, keterampilan, sikap kerohanian
dan sebagainya.
Pengertian pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun
prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran
Pengertian Prestasi Belajar
Dengan berakhimya suatu proses pembelajaran maka siswa
memperoleh suatu hasil belajar yaitu yang berkaitan dengan tingkat
kemampuan dan penguasaan yang di capai oleh siswa setelah
mengikuti pembelajaran. Prestasi belajar merupakan suatu hal yang
berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap suatu materi
yang telah diajarkan. Ahmadi (dalam Poerwanti, 2008: 4) menjelaskan:
"Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dalam suatu usaha dalam hal
ini usaha belajar diwujudkan dalam prestasi dalam nilai setiap
mengikuti tes."
Udin. S (dalam Poerwanti, 2008: 2) menyatakan sebagai berikut:
"Prestasi belajar dalam ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar
yang terdiri dari pengetahuan, ingatan, pemahaman, aplikasi dan
penerapan." Prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai
oleh individu setelah mengalami proses belajar dalam jangka waktu
tertentu. Prestasi belajar juga dapat diartikan sebagai kemampuan
maksimal yang dicapai seseorang dalam suatu usaha yang dihasilkan
pengetahuan dan nilai-nilai kecakapan hidup.
Mata Pelajaran IPA Di Sekolah
lingkungan alam, mengembangkan keterampilan, wawasan dan
kesadaran teknologi dalam kaitan dengan pemanfaatannya bagi
kehidupan sehari-sehari.
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di kelas IV menuntut
agar guru dapat menguasai bahan pelajaran serta mengorganisasi kelas.
Jika dalam memberikan materi pembelajaran IPA seorang guru
menggunakan metode demonstrasi, sebelumnya guru sudah
mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam demonstrasi
tersebut.
2.2 Metode Mengajar dan Pembelajaran 2.2.1 Pengertian Metode Pembelajaran
Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus dimiliki
oleh seorang guru dalam suatu kegiatan pembelajaran. Metode
mengajar merupakan cara atau teknik yang digunakan guru dalam
melakukan interaksi dengan siswa pada saat proses pembelajaran
berlangsung.
Beberapa prinsip dalam penggunaan metode mengajar yang berkaitan
dengan faktor perkembangan kemampuan siswa menurut Winataputra,
2004 "Strategi Belajar Mengajar"
1) Metode mengajar harus memungkinkan dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa lebih jauh terhadap materi pelajaran (curiosity). 2) Metode mengajar harus memungkinkan dapat memberikan peluang
3) Metode mengajar harus memungkinkan siswa belajar melalui pemecahan masalah.
4) Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk selalu ingin menguji kegemaran sesuatu (sikap skeptis).
5) Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk melakukan penemuan terhadap sesuatu topik permasalahan.
6) Metode mengajar harus memungkinkan siswa mampu menyimak. 7) Metode mengajar harus memungkinkan siswa mampu untuk
belajar secara mandiri.
8) Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk belajar secara bekerja sama.
9) Metode mengajar hams memungkinkan siswa untuk termotivasi dalam belajarnya.
Penggunaan metode mengajar dalam pembelajaran ditinjau dari segi
prosesnya memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setiap
pembelajaran harus bertujuan, sehingga dalam proses
pembelajarannya akaii memerlukan suatu cara dan teknik yang
efektif yang memungkinkan dapat mencapai tujuan tersebut.
2. Sebagai gambaran aktivitas yang harus ditempuh oleh siswa dan
guru dalam kegiatan pembelajaran. Tahapan-tahapan kegiatan
belajar mengajar pada dasamya adalah proses atau prosedur
penggunaan metode-metode dengan yang digunakan dalam
pembelajaran tersebut.
3. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan alat penilaian
pembelajaran. Karakteristik metode mengajar dapat dijadikan
pertimbangan untuk penilaian, misalnya kegiatan pembelajaran
4. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan bimbingan dalam
kegiatan pembelajaran, apakah dalam kegiatan pembelajaran
tersebut perlu diberikan bimbingan secara individu atau kelompok.
2.2.2 Macam-macam Mctode Pembelajaran a. Metode Ceramah
Metode ceramah masih banyak digunakan dalam dunia pendidikan,
khususnya dalam pembelajaran secara klasikal. Metode ceramah
merupakan suatu cara penyajian bahan atau penyampaian bahan
pelajaran secara lisan dari guni dari guru.
b. Metode Diskusi
Metode ini sering digunakan dalam pembelajaran kelompok,
Metode' mengajar diskusi merupakan cara mengajar dalam
pembahasan dan menyajian materinya melalui suatu problema atau
pertanyaan yang hams diselesaikan berdasarkan pendapat atau
keputusan secara bersama.
c. Metode Simulasi
Metode simulasi merupakan metode mengajar yang dapat
digunakan dalam pembelajaran ketompok. Mengajar dengan
simulasi obyeknya bukan benda atau kegiatan yang sebenamya,
tetapi kegiatan mengajar yang sifatnya pura-pura. Simulasi dapat
dilakukan oleh siswa dengan menuntut adanya kemampuan siswa
dalam berinteraksi dengan kelompok. Jenis model simulasi
1. Bermain peran
2. Sosio drama
3. Permainan simulasi dan sebagainya
d. Metode Eksperimen
Metode eksperimen merupakan metode mengajar yang dalam
penyajian atau pembahasan meterinya melalui percobaan atau
mencobakan sesuatu
serta mengamati secara proses. Metode eksperimen sulit
dipisahkan dengan demonstrasi karena keduanya memungkinkan
dapat digunakan secara bersamaan.
e. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang
menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara
langsung obyeknya atau caranya meiakukan sesuatu untuk
mempertunjukkan proses tertentu.
2.3 Pengertian Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi biasanya berkenaan dengan tindakan-tindakan atau
prosedur yang dilakukan misalnya proses mengerjakan sesuatu, proses
menggunakan sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara lain, atau
untuk mengetahui/melihat kebenaran sesuatu. Metode demonstrasi adalah
pertunjukan tentang proses terjadinya sesuatu peristiwa, sampai pada
Menurut Sanjaya (2006: 150), metode demonstrasi adalah metode penyajian
pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang
suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenamya atau sekedar tiruan
yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik
bahasan yang harus didemonstrasikan. Dengan demikian metode demonstrasi
adalah metode yang digunakan guru untuk mempertujukkan gerakan dengan
proses yang benar.
Dengan demikian dan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
metode demonstrasi adalah metode pengajaran dengan menggunakan peragaan
untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana
beijalannya suatu proses pembentukan tertentu pada siswa. Untuk
memperjelas pengertian tersebut dalam praktiknya dapat di lakukan oleh guru
atau anak didik itu sendiri adapun sebaiknya dalam demonstrasi pelajaran
tersebut guru harus terlebih dulu mendemonstrasikan dengan sebaik-baiknya,
baru di ikuti murid-muridnya yang sesuai dengan petunjuk.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi.
Menurut Sanjaya (2006), metode demonstrasi memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan metode demonstrasi diantaranya:
1. Melalui demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperlihatkan benda pelajaran yang dijelaskan. 2. Proses pembelajaran akan lebih menarik sebab siswa tak hanya
mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
3. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.
1. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bias gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu sehingga dapat memakan waktu yang banyak. 2. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan dan tempat yang memadai, yang berarti penggunaan metode ini memeriukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan ceramah.
3. Demonstrasi memeriukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekeija iebih professional. Disamping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.
Langkah-Langkah Menggunakan Metode Demonstrasi
Menurut Abimanyu (2008), langkah-langkah menggunakan metode demonstrasi yaitu :
1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang hams dilakukan: Rumuskan tujuan yang hams dicapai oleh siswa.
Menyusun materi yang akan diajarkan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
Menyiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan untuk mempermudah penguasaan materi yang telah disiapkan.
Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi segala peralatan yang diperlukan.
2. Tahap Pelaksanaan a. Langkah Pembukaan
Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya :
Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan denganjelas apa yang didemonstrasikan.
Tanyakan pelajaran sebelumnya.
Timbulkan motivasi siswa dengan mengemukakan anekdot atau kasus di masyarakat yang ada kaitannya dengan pelajaran yang akan dibahas.
Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa danjuga tugas- tugas apa yang harus dilakukan disamping dalam demonstrasi nanti.
dan dipersiapkan oleh guru. Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan.
Pusatkan kepada siswa kepada hal-hal penting yang harus dikuasai dari demonstrasi yang dilakukan oleh guru sehingga semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan sebaik-baiknya.
Ciptakan suasana kondusif dan hindari suasana yang menegangkan. Berikan. kesempatan siswa untuk aktif dan kritis mengikuti proses demonstrasi termasuk memberi kesempatan bertanya dan komentar-komentar.
c. Langkah Mengakhiri Demonstrasi
Jika demonstrasi telah selesai, yang dilakukan guru selanjutnya:
Meminta siswa merangkum atau menyimpulkan pokok-pokok atau langkah kegiatan demonstrasi.
Memberi kesempaten kepada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami.
Melakukan evaluasi, balk evaluasi hasil belajar maupun evaluasi bersama tentangjalannya proses demunstrasi.
Tindak lanjut baik berupa tugas berikutnya maupun tugas-tugas untuk mendalami materi yang baru diajarkan.
2.4 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka di atas dirumuskan hipotesis penelitian tindakan
kelas sebagai berikut: Apabila dalam pembelajaran IPA menggunakan metode
demonstrasi dengan langkah-langkah yang tepat maka dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa kelas IV SDN 1 Way Kepayang Kecamatan Kedondong
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting Penelitian
3.1.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN 1 Way Kepayang Kecamatan Kedondong
Kabupaten Pesawaran. Penulis mengambil lokasi atau tempat ini dengan
pertimbangan penulis adalah sebagai guru kelas IV SDN 1 Way Kepayang
Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran sehingga akan dapat
memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subjek
penelitian yang sangat sesuai dengan kemampuan penulis.
3.1.2 Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan pada semester
ganjil yaitu dari bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober Tahun Pelajaran
2011/2012.
3.1.3 Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaboratif partisipatif antara
peneliti dengan guru kelas IV SDN 1 Way Kepayang Kecamatan Kedondong
Kabupaten Pesawaran. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN 1
Way Kepayang dengan jumlah siswa 32 orang yang terdiri dari 18 orang
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan seluruh data yang telah diperoleh
berdasarkan instrument penelitian, kemudian data tersebut diberikan
kode-kode tertentu berdasarkan jenis dan sumbernya. Selanjutnya peneliti
melakukan interpretasi terhadap keseluruhan data sesuai dengan tujuan
penelitian. Data yang di atas adalah data kualitatif dan kuantitatif adapun data
kualitatif diperoleh dari Aktivitas siswa dalam pembelajaran dapat dilihat dari
kuisioner, observasi, sedangkan data kualitatif di dapat dari hasil evaluasi
pembelajaran.
3.3 Alat Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan beberapa alat pengumpulan data, hal ini
dimaksudkan untuk mendapatkan data yang lengkap dan valid, yang dapat
mendukung keberhasilan dalam penelitian ini. Alat yang digunakan antara
lain:
1. Lembar panduan observasi, instrument ini dirancang penelitian untuk
mengamati aktivitas belajar siswa dan kinerja guru. Observasi yang
peneliti gunakan yaitu observasi terstruktur sehingga pengamat hanya
tinggal membutuhkan tanda checklist ( √ ) pada tempat yang disediakan.
2. Tes Hasil Belajar, instrument ini digunakan untuk menjaring data
mengenai peningkatan hasil belajar siswa khususnya mengenai
penguasaan terhadap materi yang dibelajarkan dengan menggunakan
3.4 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisis dengan menggunakan
analisis kualitatif.
Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang terdiri atas: data
aktivitas siswa dan data kinerja guru selama kegiatan pembelajaran serta
data pendapat siswa dan data pendapat guru mengenai penerapan metode
Demonstrasi. Data tersebut diperoleh dari lembar observasi dan lembar
kuesioner.
3.5 Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan yang difokuskan pada
situasi kelas, atau lazim dikenal dengan classroom action research (Wardani,
dkk. 2007: 13).
Prosedur pelaksanaan yang akan ditempuh adalah bentuk daur/siklus yang
terdiri dari empat kegiatan pokok, yaitu: perencanaan (planning), pelaksanaan
(acting)., pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting), prosedur
dst
Gambar: prosedur penelitian tindakan kelas
diadopsi dari Wardani, dkk. 2007: 1.3
3.6 Urutan Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga siklus dan masing-masing siklus
memiliki empat tahap kegiatan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi, dan refleksi.
Siklus I
1. Tahap Perencanaan
a. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama
proses pembelajaran di kelas. Pelaksanaan
Observasi Perencanaan
Refleksi
Pelaksanaan
Observasi Perencanaan
Refleksi SIKLUS I
b. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mengacu
pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sesuai dengan
materi yang telah ditetapkan.
c. Menyusun lembar kerja siswa (LKS)
d. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati kegiatan siswa dan
guru selama pembelajaran berlangsung dan kuisioner/angket pendapat
siswa dan guru mengenai penggunaan metode demonstrasi yang
diberikan setelah selesai proses pembelajaran.
e. Menyusun soal pre test dan post test
2. Tahap Pelakasanaan Tindakan
a. Pendahuluan
1) Melaksanakan kegiatan awal, yaitu guru melaksanaan tes awal
(pretest) untuk mengetahui tentang pengetahuan awal siswa
sebelum materi diberikan dan guru menyiapkan alat yang akan
didemonstrasikan.
2) guru meminta siswa menyimak yang akan didemonstrasikan.
b. Pada kegiatan inti
1) Guru menjelaskan kepada siswa tentang materi IPA dengan cara
mendemonstrasikan materi yang akan diajarkan sehingga siswa
tidak jenuh.
2) Guru meminta beberapa siswa kedepan kelas untuk memperagakan
c. Pada kegiatan akhir
1) Siswa diberikan kesempatan oleh guru untuk menanyakan hal-hal
yang tidak dimengerti.
2) Siswa beserta guru menyimpulkan materi pelajaran sekaligus
menindaklanjuti dengan memberikan postest kepada siswa untuk
melihat tingkat penguasaan materi pelajaran IPA.
1. Tahap Observasi
a. Melakukan pengamatan terhadap siswa daft guru melalui metode
demonstrasi dalam pembelajaran IPA di kelas IV.
b. Mencatat pada lembar observasi setiap kegiatan dan perubahan siswa
dan guru selama pembelajaran beriangsung dan kuisioner/angket
pendapat siswa dan guru mengenai penggunaan metode demonstrasi
yang diberikan setelah selesai proses pembelajaran.
2. Tahap Refleksi
a. Menganalisis temuan yang didapatkan pada saat melakukan tahap
observasi.
b. Manganalisis keberhasilan dan kekurangan proses pembelajaran
dengan menggunakan metode demonstrasi.
c. Melakukan refleksi terhadap kesesuaian metode demonstrasi yang
digunakan dalam proses pembelajaran.
Siklus II
Pada akhir siklus I telah dilakukan refleksi oleh semua tim peneliti untuk
mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan guru sebagai acuan dalam
pelaksanaan siklus II. Adapun pelaksanaan pada siklus II ini meliputi:
1. Tahap Perencanaan
a. Mendata masalah dan kendala yang dihadapi dalam proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I.
b. Merancang perbaikan untuk proses pembalajaran pada siklus II
berdasarkan refleksi dari siklus I.
c. Menyiapkan perangkat peinbelajaran yang akan digunakan selama
proses pembelajaran di kelas.
d. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mengacu
pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sesuai dengan
materi yang telah ditetapkan.
e. Menganalisis standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan
dituangkan dalam bentuk metode demonstrasi. Menyiapkan lembar
observasi untuk mengamati kegiatan guru dan siswa selama
pembelajaran berlangsung dan angket yang diberikan kepada guru dan
siswa setelah selesai proses pembelajaran.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
1) Tahapan Persiapan
a. Merumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa.
b. Menyusun materi yang akan diajarkan untuk mencapai tujuan yang
telah dirumuskan.
c. Menyiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan
dilakukan untuk mempermudah penguasaan materi yang telah
disiapkan.
d. Melakukan uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi segala
peralatan yang diperlukan.
2) Pembukaan
Sebelum pelajaran dimulai ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
diantaranya:
a. Mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat
memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
b. Menanyakan pelajaran sebelumnya.
c. Memotivasi siswa dengan mengemukakan anekdot atau kasus di
masyarakat yang ada kaitannya dengan pelajaran yang akan
dibahas.
d. Mengemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa dan juga
tugas-tugas apa yang harus dilakukan disamping dalam
e. Melaksanakan tes awal (preetest) untuk mengetahui pengetahuan
siswa sebelum diberikan materi.
3) Pada kegiatan inti
a. Melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan metode
demonstrasi.
b. Guru menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan
didemonstrasikan sebelum memulai memberikan materi IPA. Guru
meminta siswa mengamati apa yang akan didemonstrasikan.
c. Guru menjelaskan materi IPA yaitu dengan mendemonstrasikan
pelajaran tersebut sehingga siswa tidak jenuh.
d. Beberapa siswa diminta guru untuk menjelaskan ulang secara garis
besar materi yang diberikan guru melalui metode demonstrasi
4) Pada kegiatan akhir
a. Melaksanakan langkah-langkah sesuai dengan tahap perencanaan.
b. Siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang tidak
dimengerti.
c. Guru menyimpulkan materi pelajaran sekaligus menindaklanjuti
dengan memberikan tes formatif kepada siswa untuk melihat
tingkat penguasaan materi pembelajaran IPA.
3. Tahap Observasi
a. Melakukan pengamatan terhadap siswa dan guru melalui metode
b. Mencatat pada lembar observasi setiap kegiatan dan pembahan siswa
dan guru selama pembelajaran berlangsung dan kuisioner/angket
pendapat siswa dan guru mengenai penggunaan metode demonstrasi
yang diberikan setelah selesai proses pembelajaran.
4. Tahap Refleksi
a. Merefleksikan kelebihan dan kekurangan dengan menggunakan
metode demonstrasi.
b. Merefleksikan hasil belajar siswa dengan penggunaan metode
demonstrasi dalam pembelajara IPA.
c. Menganalisis temuan dan hasil akhir penelitian.
d. Mengumpulkan dan menyusun data hasil pelaksanaan siklus I, dan II
untuk digunakan dalam penyusun Penelitian Tindakan Kelas.
Dari tahap kegiatan pada siklus I dan II hasil yang diharapkan yaitu:
1) Perubahan pembelajaran dari teacher centered menjadi student centered.
2) guru memiliki kemampuan dalam merancang dan mendemonstrasikan
pembelajaran yang akan digunakan dalam setiap pembelajaran.
3) Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa khususnya pada mata
pelajaran IPA.
3.7Indikator Keberhasilan
Penelitian tindakan kelas ini dapat dikatakan berhasil bila dapat digunakan
hasil belajar siswa dengan metode demonstrasi yang akan digunakan oleh
seorang guru di dalam proses belajar mengajar.
Penelitian menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP), yaitu dalam
melakukan penelitian mengacu pada kriteria pencapaian tujuan (instruksional)
yang telah dirumuskan. Nilai-nilai yang telah diperoleh siswa dihubungkan
dengan tingkat pencapaian penguasaan (mastery) siswa tentang materi
pengajaran. Disamping penguasaan materi penelitian ini juga dapat dikatakan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan, refleksi atas pengembangan
pembelajaran untuk dapat peningkatan aktivitas dan prestasi hasil belajar siswa,
dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan guru dengan
menggunakan metode demonstrasi pada penggunaan alat peraga sebagai media
pembelajaran berupa bola, kelereng, meja, kursi, mobil-mobilan, yang
menggunakan batu baterai tentang energi dan perubahannya siswa kelas IV SD
Negeri 1 Way Kepayang Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran yaitu:
1. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPA dengan menggunakan metode
demonstrasi lebih baik.
2. Prestasi hasil belajar siswa meningkat melalui kolaborasi peneliti dari siklus
pertama sampai siklus kedua.
3. Pembelajaran yang disajikan guru dengan menggunakan metode demonstrasi
dapat menciptakan suasana belajar yang aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan
menyenangkan.
1.1.2 Saran
Dalam rangka memperbaiki pelaksanaan tindakan berikutnya, dan untuk
meningkatkan mutu pembelajaran IPA di sekolah dasar, maka penulis
1. Dengan menggunakan metode demonstrasi pada alat peraga yang dijadikan
sebagai media pembelajaran adalah satu alternatif yang layak dikembangkan
oleh seorang guru untuk mengatasi masalah rendahnya prestasi hasil belajar
IPA pada siswa.
2. Persiapan guru untuk melaksanakan praktek pada alat peraga harus lebih
ditingkatkan, sehingga tampak guru mahir dalam memainkan perannya pada
metode demonstrasi yang dilakukan agar tidak mengalami hambatan dalam
proses belajar mengajar.
3. Dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi hasil belajar siswa secara
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SDN 1 WAY KEPAYANG KECAMATAN KEDONDONG PESAWARAN
(SKRIPSI)
Oleh
ZURIZAL
NPM.1013109076
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PNDIIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi Di SDN 1 Way Kepayang Kecamatan Kedondong Pesawaran
Oleh :
Zurizal NPM. 1013109076
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Way Kepayang Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran dengan objek penelitian siswa kelas IV dengan jumlah 32 siswa. Selama ini dalam proses belajar mengajar pada kelas IV khususnya mata pelajaran IPA sering timbul permasalahan seperti : 1). Kurangnya penggunaan metode yang bervariasi sehingga membosankan 2). Perserta didik kurang fokus dalam pembelajaran 3). Rendahnya prestasi belajar peserta didik
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan pembelajaran dikelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dalam peningkatan hasil belajar, penelitian ini dilaksanakan melalui siklus I dan II dengan bebrapa tahap yaitu pengumpulan data, analisis data.
Pada siklus I pertemuan 1, aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan IPA menunjukkan nilai persentase sebesar 34,38 % dan pada siklus I pertemuan 2, aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan IPA menunjukkan nilai persentase sebesar 46,88%, dan terlihat terjadi peningkatan sebesar 12,25%. Dari kedua hasil tersebut dapat diambil rata-rata sebesar 60,63% dan pada kriteria keberhasilan menunjukkan tingkat aktivitas siswa masih "sedang" dalam proses pembelajaran Pendidikan IPA dengan menggunakan metode demonstrasi.
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
N a m a : ZURIZAL
NPM : 1013109076
Program Studi : S.1 PGSD Dalam Jabatan
Jurusan : FKIP
Judul : Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
IPA Kelas IV Dengan Menggunakan Metode
Demonstrasi Di SDN 1 Way Kepayang Kecamatan
Kedondong Pesawaran
Menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan
sepanjang sepengatuhan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau
ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan
penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.
Bandar Lampung, Pebruari 2012
Yang membuat pernyataan,
Judul : Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran IPA Kelas IV Dengan Menggunakan
Metode Demonstrasi Di SDN 1 Way Kepayang
Kecamatan Kedondong Pesawaran
Nama Mahasiswa : ZURIZAL
Nomor Pokok Mahasiswa 1013109076
Program Studi : S1 PGSD Dalam Jabatan
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan,
Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd NIP. 19510507 198103 1 002
Dosen Pembimbing,
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Penguji :Drs. Tambat Usman, M.H ____________
Penguji :Drs. Djalaludin Genap, M.Si ____________
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si NIP. 19600315 198503 1 003
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Lampung Selatan tanggal 2 Januari 1964, putra
ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Usman dan Ibu Rohana.
Pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 1 Kedondong lulus tahun 1980, Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Kedondong lulus tahun 1983, kemudian
melanjutkan ke Sekolah Pnedidikan Guru (SPG) PGRI Kedondongselesai tahun
1986. Tahun 2005 melanjutkan pendidikan pada jenjan D2 PGSD di Universitas
Terbuka Pokjar Kedondong dan lulus tahun 2008.
Tahun 1989 s.d 1999 penulis sebagaitenaga pengajar honorer di SDN 1
Way Kepayang, kemudian tahun 2000 diangkat sebagai guru PNS di SDN 1 Way
Kepayang. Tahun 2010 terdaftar sebagai mahasiswa S1 PGSD di FKIP
PERSEMBAHAN
Tugas akhir Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini penulis persembahkan kepada:
1. Kedua orangtua ku tercinta yang telah mendidik sejak kecil dengan penuh
kasih sayang dan selalu mendo’akan akan keberhasilanku.
2. Istriku Sri Wagiyati, S.Pd dan anak-anakku tersayang Bambang Suparmin,
Dwi Setyo Wahyudi, Try Dustury, Risa Kholifah, dan Kevin Rizki
El Ramadhanyang selalu mendo’akan atas keberhasilanku.
3. Saudara dan adik-adiku serta keponakanku yang telah memberikan semangat
dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
4. Almamater Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas
Lampung yang telah banyak memberikan sumbangan pemikiran dengan
memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman sebagai bekal mengabdi bagi
MOTTO
Bukan karena kita tidak tahu melainkan kemalasan
Yang menghambat kemajuan
Kegagalan adalah awal dari keberhasilan dan
pengalaman adalah guru yang paling berharga
Saya memang bukan yang terbaik
SANCA WACANA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia
yang dilimpahkan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian tindakan
kelas dengan judul : "Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
IPA di Kelas IV Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi di SD Negeri 1 Way
Kepayang Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran" ini dengan baik.
Dalam pembuatan penelitian tindakan kelas ini, penulis menyadari
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki, sehingga banyak
mendapat petunjuk dan bantuan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan kepada yang
terhormat :
1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pndidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Dr. Darsono, M. Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan. Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.
4. Bapak Drs. Tambat Usman, MH., selaku Dosen Pembimbing sekaligus
sebagai penguji yang telah banyak membantu mengarahkan, membimbing,
dan memberi dorongan dengan kesabaran dan tulus sampai tugas akhir
elektronik ini terwujud.
5. Bapak Drs. Djalaludin Genap, M.Si., Selaku Dosen Pembahas yang telah
memberi dorongan dengan kesabaran dan tulus sampai tugas akhir elektronik
ini terwujud.
6. Bapak Tamzuri, S.Ag Kepala SD Negeri 1 Way Kepayang dan Dewan Guru
7. Teman-teman senasib dan seperjuangan, telah memberikan bantuan dan
motivasi dalam menyelesaikan studi ini.
8. Semua pihak yang secara langsung dan tidak langsung telah memberikan
konstribusi baik moral maupun spiritual dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga tugas akhir elektronik ini dapat bermanfaat bagi pembaca
umumnya dan penulis khususnya. Tegur, kririk, dan saran yang membangun demi
peningkatan kualitas tugas akhir ini masa mendatang terus penults harapkan.
Bandar Lampung, Pebruari 2012
Penulis,
ZURIZAL
DAFTAR ISI
2.1.4 Mata Pelajaran IPA di Sekolah ...
2.2 Metode Mengajar dan Pembelajaran ...
2.3 Pengertian Metode Demonstrasi ...
3.6 Urutan Penelitian Tindakan Kelas ...
3.7 Indikator Keberhasilan ...
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...
4.1 Hasil Penelitian...
4.1.1 Penetapan Kelas dan Waktu Penelitian ....
4.1.2 Persiapan Perangkat Pembelajaran ...
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Gambar Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
2 Diagram Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IPA
22
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Hasil belajar Siswa Kelas IV Semester I Mata Pelajaran IPA
Tahun Pelajaran 2011/2012
4.1 Jadwal Pertemuan Pelaksanaan Pertemuan
4.2 Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus I
pertemuan I
4.3 Distribusi hasil test siswa siklus I pertemuan pertama
4.4 Hasil observasi siswa dalam pembelajaran siklus I pertemuan
kedua
4.5 Hasil test siswa siklus I pertemuan Kedua
4.6 Hasil observasi siswa siklus II pertemuan I
4.7 Hasil test belajar siswa siklus II pertemuan I
4.8 Hasil observasi siswa dalam pembelajaran siklus II pertemuan 2
4.9 Hasil test belajar siswa siklus II pertemuan 2
4.10 Data hasil belajar siswa siklus 1 dan 2