• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS PADA BOLA BASKET DENGAN ALAT YANG DIMODIFIKASI SISWA KELAS V SDN 7 GADINGREJO PRINGSEWU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS PADA BOLA BASKET DENGAN ALAT YANG DIMODIFIKASI SISWA KELAS V SDN 7 GADINGREJO PRINGSEWU"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS PADA BOLA BASKET DENGAN

ALAT YANG DIMODIFIKASI SISWA KELAS V SDN 7 GADINGREJO PRINGSEWU

Oleh

MARNILAWATI

Penddidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan hidup aktif serta sikap sportif melalui kegiatan pendidikan jasmani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajaran gerak dasar Overhead Pass dengan metode memodifikasi bola basket pada siswa kelas V SDN 7 Gadingrejo Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012.

Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas(Class room Action Reserch), dengan Dua siklus, dimana pada setiap siklus menggunakan tindakkan yang berbeda-beda. Siklus pertama dengan penggunaan modifikasi bola plastik dalam melakukan gerak dasar Overhead Pass, dan siklus kedua dengan penggunaan modifikasi bola plastic dengan seutas tali yang dipancangkan dalam melakukan gerak dasar Overhead Pass .

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa V SDN 7 Gadingrejo Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 29 siswa. Pengumpulan data diambil dari tes berupa pengamatan keterampilan gerak dasar Overhead Pass yang meliputi posisi awal, posisi persiapan, posisi akhir.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keterampilan gerak dasar Overhead Pass melalui penggunaan modifikasi bola basket pada setiap siklusnya, adapun peningkatan pada setiap siklus adalah sebagai berikut siklus pertama sebesar 51,72%, siklus kedua sebesar 89,65%.

(2)

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS PADA BOLA BASKET DENGAN

ALAT YANG DIMODIFIKASI SISWA KELAS V SDN 7 GADINGREJO PRINGSEWU

(Skripsi)

Oleh MARNILAWATI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS PADA BOLA BASKET DENGAN

ALAT YANG DIMODIFIKASI SISWA KELAS V SDN 7 GADINGREJO PRINGSEWU

Oleh

MARNILAWATI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

i

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1 :Overhead Pass ... 15

Gambar 2 : Melempar Bola Berpasangan ... 20

Gambar 3 : Melempar Bola Dengan Tali ... 20

Gambar 4 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas ... 25

Gambar 5 : Diagram Batang Rata-rata Siswa Yang Mendapatkan Nilai RK dan < RK Gerak DasarOverhead PassDisetiap Siklus ... 34

(5)

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

G. Ruang Lingkup ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani ... 8

B. Belajar Motorik ... 10

C.Pertumbuhan dan Perkembangan Siswa ... 12

D.Overhead Pass ... 15

E. Modifikasi ... 16

F. Alat Yang Dimodifikasi Pada Bola Basket ... 18

G. Kerangka Pikir ... 20

H. Hipotesis... 22

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 23

B. Setting Penelitian ... 25

C. Subyek Penelitian ... 25

D. Proses Pembelajaran Tindakan ... 26

E. Instrumen Penelitian ... 29

F. Teknik Analisis Data ... 30

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 31

B. Pembahasan ... 35

(6)

ii

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 39

B. Saran ... 39

DAFTAR PUSTAKA ... 41

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Instrument Penelitian ... 29 2. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Overhead Pass

Pada Tes Awal ... 31 3. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Overhead Pass

Siklus Ke satu ... 32 4. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Overhead Pass

Siklus Ke dua ... 33 5. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pembelajaran

(8)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua :Heru Sulistianta, S.Pd. M.Or ...

Penguji

Bukan Pembimbing :Drs.Wiyono M.Pd ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si NIP. 19600315 198503 1 003

(9)

PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Marnilawati

NPM : 1013118023

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul Meningkatkan

Keterampilan Gerak Dasar Overhead Pass Pada Bola Basket Dengan Alat yang Dimodifikasi Siswa Kelas V SDN 7 Gadingrejo Pringsewuadalah benar-benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 3 Mei sampai dengan 17 Mei 2012. Skripsi ini bukan hasil plagiat, ataupun hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya, apabila dikemudian hari terjadi kesalahan, penulis bersedia menerima sanksi akademik sebagaimana yang berlaku di Universitas Lampung.

Bandar Lampung, 2012

(10)

Judul Skripsi : MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS PADA BOLA BASKET DENGAN ALAT YANG DIMODIFIKASI SISWA KELAS V SDN 7 GADINGREJO PRINGSEWU

Nama Mahasiswa :Marnilawati Nomor Pokok mahasiswa : 1013118023

Program Studi : Pendidikan Jasmani Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Pembimbing

(11)

SANWACANA

Asalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.

Skripsi dengan judulMENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR

OVERHEAD PASS PADA BOLA BASKET DENGAN ALAT YANG DIMODIFIKASI SISWA KELAS V SDN 7 GADINGREJO PRINGSEWUadalah dalam rangka

memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Bapak Drs. Baharuddin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.

3. Bapak Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or. Selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis

4. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd. selaku Pembahas atau penguji utama.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

6. Segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan kelancaran dalam urusan administrasi.

7. Kepala SDN 1 Panje Rejo Gadingrejo Prengsewu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada siswa kelas V Tahun Pelajaran 2011/2012.

8. Siswa-siswi kelas V SDN 1 Panje Rejo Gadingrejo Prengsewu Tahun Pelajaran 2011/2012, terima kasih atas waktu dan kerjasamanya.

9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 S1 Dalam jabatan, ayo sukseskan program S1 secepatnya. Semangat.

(12)

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Wasalamualaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, 2012 Penulis

(13)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan melalui aktiVtas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan indiVdu secara menyeluruh. Melalui Pendidikan Jasmani, siswa diharapkan mampu

mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktiVtas jasmani, olahraga, dan kesehatan. Pada sekolah dasar, ada empat sasaran yang diharapkan dalam program Pendidikan Jasmani, sebagai berikut : a) Meningkatkan keselarasan pertumbuhan dan perkembangan antara jasmani, rohani, mental dan kehidupan bermasyarakat; b) mengembangkan keterampilan bermasyarakat; c) Menanamkan nilai dan sikap yang positif; dan d) Mengembangkan pengetahuan dan kebiasaan yang diperlukan untuk hidup sehat.

Pada saat ini, Pendidikan Jasmani di seluruh dunia adalah salah satu

(14)

2

Jasmani di sekolah dasar diharapkan akan membantu mewujudkan tujuan-tujuan yang menyangkut perkembangan bidang masyarakat, kerjasama, kesan tentang pribadi yang menyenangkan, pengambilan keputsan, ekspresi yang kreatif, keterampilan motorik, kesegaran jasmani, dan pengetahuan serta pemahaman tentang gerakan manusia. Oleh karena itu tingkat keberhasilan para murid sekolah dasar akan dipengaruhi oleh kemampuannya untuk melaksanakan pola-pola gerakan yang efektif dan efisien. Bagi anak, gerakan adalah satu alat komunikasi non-verbal dan ungkapan atau ekspresi yang paling sering digunakan. Melalui gerakan tersebut anak dapat membentuk kesan-kesan tentang pribadinya dan lingkungannya.

Pada dasarnya, Pendidikan Jasmani adalah pendidikan untuk anak dalam dan melalui gerakan. Definisi ini menunjukkan suatu pandangan tentang gerak yang sedang berkembang dan peranannya yang potensial dalam keseluruhan pendidikan bagi anak. Anak-anak adalah peneliti yang aktif dan anak adalah pencoba aktif dan suka belajar sendiri sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuan dirinya sendiri.

Tingkat perkembangan dan cara belajar individu harus dihormati dalam meyakinkan bahwa kemampuan mereka belajar berhubungan dengan kepercayaan terhadap diri mereka sendiri. Semua akan berhak untuk

(15)

3

bagi anak-anak kecil dan merupakan bagian yang melekat dengan program pendidikan secara keseluruhan. Guru bertugas untuk membantu peserta didik bergerak secara optimal, meningkatkan kualitas unjuk kerja (performance) dan kemampuan belajar dan kesehatannya.

Materi-materi yang terkandung dalam Pendidikan Jasmani meliputi: pengalaman mempraktikkan keterampilan dasar permainan dan olahraga; aktiVtas pengembangan; uji diri/ senam; aktiVtas rikmis; aquatic (aktiVtas air); dan pendidikan luar kelas (out door). Salah satu keterampilan gerak dasar yang harus dipelajari dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani adalah

mempraktikkan keterampilan gerak dasar dalam permainan bola basket seperti overhead pass serta nilai kedisiplinan, keberanian, kerjasama, menghargai teman, dan juga tanggung jawab. Gerakan-gerakan dasar dalam bola basket yang dipelajari pada semester pertama ini dan diharapkan dapat dilakukan dengan gerakan yang benar sehingga pembelajaran tuntas.

Berdasarkan hasil observasi di SDN 7 GADINGREJO PRINGSEWU, pada saat pembelajaran gerak dasar bola basket terutama gerak dasar overhead pass atau operan di atas kepala sebagian besar siswa belum optimal dalam

(16)

4

operan, dikarenakan hanya satu bola yang digunakan. Selebihnya siswa hanya duduk atau berdiri menunggu antri, sehingga pembelajaran terkesan kaku dan membosankan, siswa mendapatkan pengalaman gerak yang sedikit. Dan pada akhirnya tujuan pembelajaran pun tidak tercapai karena sebagian besar siswa masih kesulitan melakukan lemparan atas kepala dan hasil lemparan masih banyak yang belum melambung.

Telah dikemukan oleh para ahli, bahwa usaha membelajarkan siswa harus disesuaikan dengan sifat-sifat khas pada fase perkembangan siswa tersebut. Jangan sampai terjadi pengalaman belajar yang disajikan tidak sesuai dengan periode (usia) siswa tertentu. Pada usia 7-12 tahun anak-anak yang duduk di sekolah dasar ( SD) berada pada fase operasional konkret. Jadi, proses pembelajaran perlu dirancang dan dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga memungkinkan bagi anak melihat (seeing), berbuat sesuatu (doing), melibatkan diri dalam proses belajar (undergoing) dan mengalami secara langsung apa yang dipelajari (experiencing).

(17)

5

modifikasi sesuai yang dibutuhkan pada materi tersebut. Model ini sangat sesuai dengan materi Pendidikan Jasmani di sekolah yang pencapaian tujuan pendidikannya melalui aktiVtas jasmani yang berupa gerak jasmani atau olahraga. Dengan penggunaan alat modifikasi diharapkan akan tercipta pembelajaran yang menyenangkan, menarik dan dapat meningkatkan

motivasi/semangat anak untuk melakukan gerak sehingga pembelajaran efektif dan efisien.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa guru dituntut agar mampu menggunakan media ataupun alat-alat bantu yang dapat disediakan oleh sekolah dan sekurang-kurangnya guru dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi dapat membantu dalam pencapaian tujuan pengajaran yang diharapkan. Dari bermacam-macam bantuan yang dapat diberikan, melakukan modifikasi atau mengubah alat standar dengan alat buatan yang menyerupai diharapkan mampu menciptakan pembelajaran PAIKEM.

Atas latar belakang inilah, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul“Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Overhead Pass Pada Bola Basket Dengan Alat yang Dimodifikasi Siswa Kelas V SDN 7 Gadingrejo Pringsewu”.

B. Identifikasi Masalah

(18)

6

1. Sebagian besar siswa masih rendah kemampuan overhead pass bola basketnya.

2. Sebagian besar hasil lemparan overhead pass siswa tidak melambung di atas kepala dikarenakan ukuran bola standar yang berat.

C. Batasan Masalah

Agar penelitian tidak terlalu luas maka penulis membatasi masalah pada upaya meningkatkan keterampilan gerak dasar overhead pass dengan penggunaan alat modifikasi berupa bola plastik dan tali dengan subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN 7 GADINGREJO PRINGSEWU tahun pelajaran 2011/2012.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

”Apakah penggunaan alat yang dimodifikasi pada bola basket dapat

meningkatkan keterampilan gerak dasar overhead pass pada siswa kelas V di SDN 7 GADINGREJO PRINGSEWU?”

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah penelitian, maka tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Ingin memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran gerak dasar overhead

(19)

7

2. Ingin memperbaiki dan meningkatkan keterampilan gerak dasar overhead pass dengan penggunaan alat modifikasi yang tepat pada siswa kelas V di SDN 7 GADINGREJO PRINGSEWU.

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar overhead pass

2. Bagi guru

Memberikan sumbangan pemikiran mengenai model pembelajran yang dapat digunakan dalam pembelajaran Penjaskes, sehingga anak dapat mengoptimalkan segenap kemampuannya dan tercapailah keberhasilan pembelajaran.

3. Bagi siswa

Upaya mengoptimalkan kemampuan gerak dasar yang akan menunjang dalam pencapaian kemampuan gerak spesialisasi (terampil) pada usia dewasa.

G. Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :

(20)

8

(21)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk jasmani dan pendidikan melalui aktiVtas jasmani. Pendidikan untuk jasmani mengandung pengertian bahwa jasmani merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan dengan mengabaikan aspek yang lain, sedangkan pendidikan melalui aktiVtas jasmani mengandung pengertian bahwa tujuan pendidikan dapat dicapai melalui aktiVtas jasmani. Tujuan pendidikan ini umumnya menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga aspek tersebut dapat dibentuk melalui aktiVtas jasmani yang berupa gerak jasmani atau olahraga.

Muhajir (2007: 8) menjelaskan bahwa Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportiVtas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktiVtas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan

(22)

mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien, dan efektif. (Kurikulum Penjas, 2004)

Menurut Lutan dkk(2002:13) bahwa pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang melibatkan interaksi antara peserta didik dengan lingkungan yang dikelola melalui aktiVtas jasmani secara sistematik menuju pembentukan manusia seutuhnya. Artinya dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus mempertimbangkan keseluruhan kepribadian anak, sehingga pengukuran proses dan produk memiliki kedudukan yang sama penting. AktiVtas jasmani diartikan sebagai kegiatan peserta didik untuk meningkatkan keterampilan motorik dan nilai-nilai fungsional yang mencakup kognitif, afektif dan sosial, sehingga melalui kegiatan pendidikan jasmani diharapkan anak didik dapat tumbuh dan berkembang sehat dan segar jasmaninya, serta perkembangan pribadinya secara harmonis.

Lutan dkk (2002: 7) menjelaskan bahwa pentingnya Pendidikan Jasmani dalah untuk menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan, mencoba kegiatan yang sesuai minat anak dan menggali potensi dirinya. Melalui Pendidikan Jasmani anak-anak

menemukan saluran yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya akan gerak, menyalurkan energi yang berlebihan agar tidak mengganggu keseimbangan perilaku dan mental anak, menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna dan merangsang perkembangan yang bersifat menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial, dan moral.

1. Belajar Motorik

(23)

asosiasi antara kesan yang diperoleh alat indera (stimulus) dan impuls untuk berbuat (respons).

Dengan belajar maka akan dihasilkan perubahan tingkah laku yang meliputi tiga ranah yakni, ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor.

a. Ranah kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi. Ketiga kemampuan pertama, yaitu pengetahuan, pemahaman dan aplikasi, digolongkan sebagai tingkat kognitif rendah, selanjutnya ketiga ketiga kemampuan lainnya yaitu, analisis, sintesis dan evaluasi disebut sebagai tingkat kognitif tinggi.

b. Ranah afektif meliputi: penerimaan, perhatian, penanggapan, penyesuaian, penghargaan dan penyatuan.

c. Ranah psikomotor meliputi: peniruan, penggunaan, ketelitian, koordinasi, dan naturalisasi.

Belajar juga sebuah proses yang sering diartikan penambahan pengetahuan. Gerak diartikan sebagai suatu proses perpindahan suatu benda dari suatu posisi keposisi lain yang dapat diamati secara objektif dalam suatu dimensi ruang dan waktu. Belajar gerak adalah belajara yang diwujudkan melalui respon-respon moskular dan diekspresikan dalam gerakan tubuh.

(24)

a. Tahap Kognitif

Merupakan tahap awal dalam belajar motorik, dalam tahap ini seseorang harus memahami mengenai hakikat kegiatan yang dilakukan dan juga harus

memperoleh gambaran yang jelas baik secara verbal maupun Vsual mengenai tugas gerakan atau model teknik yang akan dipelajari agar dapat membuat rencana pelaksanaan yang tepat.

b. Tahap Fiksasi

Pada tahap ini pengembangan keterampilan dilakukan melalui adanya praktek secara teratur agar perubahan prilaku gerak menjadi permanen. Selama latihan harus adanya semangat dan umpan balik untuk mengetahui apa yang dilakukan itu benar atau salah. Pola gerakan sudah sampai pada taraf merangkaikan urutan-urutan gerakan yang didapatkan secara keseluruhan dan harus dilakukan secara berulang-ulang sehingga penguasaan terhadap gerakan semakin meningkat. c. Tahap Otomatis

Setelah melakukan latihan gerakan dalam jangka waktu yang relatif lama, maka akan memasuki tahap otomatis. Secara fisiologi hal ini dapat diartikan bahwa pada diri seseorang tersebut telah terjadi kondisi reflek bersyarat, yaitu terjadinya pengerahan tenaga mendekati pola gerak reflek yang sangat efisien dan hanya akan melibatkan unsur motor unit yang benar-benar diperlukan untuk gerakan yang diinginkan. Pada tahap ini kontrol terhadap penampilan gerakan semakin tepat dan konsisten.

2. Pertumbuhan dan PerkembanganSiswa

(25)

perubahan yang ditandai dengan adanya perubahan fisik dan psikis baik secara kuantitas maupun kualitas. Perubahan fisik dapat terlihat pada perubahan tinggi dan berat badan, tanggal dan tumbuhnya gigi dsb. Perubahan psikis secara tidak langsung dapat terlihat dalam bentuk atau wujud perilaku seperti:

a) Perkembangan perspektual (pengalaman ruang, pengamatan wujud situasi) b) Perkembangan penguasaan dan control motorik (koordinasi penginderaan dan

gerak)

c) Perkembangan penguasaan pola-pola keterampilan mental-fisik (cerdas, tangkas, cermat)

d) Perkembangan pengetahuan, bahasa dan berpikir.

Proses berkembang ini dibagi atas fase-fase tertentu. Dengan mengetahui tugas-tugas perkembangan pada fase tertentu, memberikan informasi dan landasan dalam menentukan alternatif model pembelajaran yang cocok sehingga proses belajar mengajar lebih efektif , agar kemampuan dasar anak dapat dikembangkan seoptimal mungkin. Menurut Dimyati (2006: 5) bila siswa belajar, maka akan terjadi perubahan mental pada diri siswa. Perkembangan mental dapat terjadi bila pertumbuhan jasmani telah matang (siap), selain itu faktor motivasi baik dari diri indiVdu, atau lingkungan bersifat mendorong akan sangat baik untuk perkembangan mental siswa. Selain

mengetahui perkembangan kognitif dan afektif anak, perlu juga diketahui tahap

perkembangan motorik anak. Sehingga dapat ditentukan aktiVtas yang diperlukan untuk menunjang dan menyesuaikan dengan tahap perkembangan tersebut.

(26)

cenderung lebih baik dalam keterampilan yang memerlukan kekuatan atau melibatkan otot besar, sedangkan anak perempuan lebih baik dalam keterampilan yang

memerlukan kecermatan atau melibatkan otot halus. Sebagian keterampilan yang menakjubkan telah diperoleh dan banyak yang telah didapat. Tahun-tahun antara usia enam sampai dua belas tahun adalah ideal untuk belajar keterampilan motorik.

Rentangan dan dalamnya perhatian anak terhadap keterampilan motorik akan sangat ditentukan oleh kesempatan yang ada. Pengajaran yang sistematik dalam keterampilan motorik pada usia ini akan lebih penting dari pada tingkat usia yang lain. Susunan kegiatan secara luas akan meningkatkan keunikan keterampilan secara mendasar dan progesif dalam penyajian harus direncanakan, dan keterampilan-keterampilan yang berkaitan dengan aspek-aspek kesegaran dan keterampilan khusus harus

dikembangkan.

Anak-anak dapat memperoleh penguasaan dalam beberapa cabang olahraga secara menakjubkan. Akan tetapi hanya dari spesialisasi ini adalah bahwa mereka hanya menjiplak tanpa menerima sesuai dengan kemampuan mereka. Oleh karena itu, perlu diciptakan berbagai kesempatan yang perlu bagi mereka untuk mengembangkan keterampilan mereka secara meluas.

(27)

3. Overhead Pass

Bola basket termasuk jenis permainan yang kompleks. Untuk dapat bekerjasama

dengan baik, tentu ia harus menguasai teknik melempar, menangkap, menggiring bola

dengan baik. Passing atau operan merupakan salah satu teknik dasar yang dipelajari

dalam permainan bola basket. Operan yang dilakukan harus taktis, tepat waktu dan

akurat agar dapat berpeluang untuk membuat angka. Mengetahui saatnya mengoper,

tidak hanya memberikan kesempatan untuk membuat skor tapi juga untuk mencegah

kehilangan bola dari penjagaan lawan.

Gambar 1. Gerak Dasar Overhead Pass.

Hal Wissel (2000: 76) menjelaskan bahwa operan di atas kepala (overhead

pass)sering dipakai dalam permainan bola basket terutama pada saat pemain dijaga

ketat dan bola harus melewati lawan, sehingga operan ini digunakan untuk

melepaskan diri dan melakukan terobosan mengelakkan serangan lawan. Adapun

pelaksanaan operan ini dimulai dengan posisi baan yang seimbang, pegang bola di

atas kepala dengan siku ke dalam dan berbentuk sudut 90 derajat. Jangan bawa bola

kebelakang kepala, karena dalam posisi tersebut susah untuk melakukan operan

dengan cepat, dan mudah dicuri lawan. Kaki melangkah ke depan sasaran, kumpulkan

(28)

cepat. Pada saat melakukan gerakan lecutan, jari mengarah pada target dan telapak

tangan ke bawah.

4. Modifikasi

Belajar keterampilan adalah suatu proses aktif dan belajar selalu baik bila

diindiVdualisasikan. Anak yang sedang blajar, harus mendapat kesempatan untuk belajar dan diberi peluang untuk melakukannya. Perlengkapan dan materi untuk belajar motorik yang sesuai harus disediakan. Anak-anak tidak boleh dipaksakan untuk menunggu dalam barisan terlalu lama hanya sekedar untuk menunggu giliran. Kegiatan harus cukup menantang dan menstimulasi usaha-usaha kearah belajar agar proses belajar efisien dan efektif.

(29)

Lutan (1988) menyatakan : modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan, dengan tujuan agar : a) Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran; b) Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi; dan c) Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.

Modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan kondisi lingkungan pembelajaran. Modifikasi lingkungan pembelajaran ini dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa klasifikasi seperti yang diuraikan di bawah ini :

a. Peralatan

Peralatan ialah sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh siswa untuk melakukan kegiatan/aktiVtas di atasnya, di bawahnya,di dalam/di antaranya, misalnya : bangku Swedia, gawang, start block, mistar, peralatan lompat tinggi, bola, alat pemukul dsb. Peralatan yang dimiliki sekolah-sekolah, biasanya kurang memadai dalam arti kata kuantitas maupun kualitasnya. Peralatan yang adapun dan sangat sedikit jumlahnya itu biasanya peralatan standar untuk orang dewasa. Guru dapat menambah/mengurangi tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang digunakan untuk aktiVtas pendidikan jasmani. Misalnya memodifikasi berat ringannya, besar kecilnya, panjang pendeknya. maupun menggantinya dengan peralatan lain sehingga dapat digunakan untuk berbagai bentuk kegiatan pendidikan Jasmani

b. Penataan ruang gerak

Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara menata ruang gerak siswa dalam kegiatannya. Misalnya :

(30)

c. Jumlah siswa yang terlibat

Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara mengurangi atau menambah jumlah siswa yang terlibat dalam melakukan tugas ajar tersebut. Misal: belajar passing atas sendiri, berpasangan, bertiga, berempat dst.

5. Alat yang Dimodifikasi Pada Bola Basket

Dalam permainan bola basket digunakan bola yang terbuat dari bahan sintesis yang ukuran untuk putra keliling lingkaran 749-780 mm dan berat 567-650 gram, untuk bola putri keliling lingkaran 724-737 dan berat 510-567 gram (Nuril Ahmadi 2007:9). Namun dalam pembelajaran di sekolah khususnya yang di ajarkan pada anak SD maka perlu dilakukan modifikasi alat yang menyerupai bola basket standar. Hal ini dilakukan guna memperkenalkan bola basket dengan lebih mudah dan tidak

menyulitkan siswa dalam belajar karena beratnya.

Untuk tahap pembelajaran sebaiknya alat tersebut terbuat dari bahan yang aman dimana ukuran besar dan beratnya tidak usah standar. Bola modifikasi dari bola basket standar dipilih yang lebih ringan. Alat yang dimodifikasi adalah berupa bola basket dimodifikasi dengan bola plastik dan tali yang dipancangkan pada tiang dengan ketinggian tertentu agar lemparan anak benar di atas kepala.

Dengan alat yang dimodifikasi maka dapat dilakukan beberapa bentuk pembelajaran gerak dasar overhead passdengan berbagai sikap. Tujuannya adalah untuk

(31)

dilakukan dengan jumlah ulangan yang cukup banyak, diharapkan pula kemampuan serta fungsi motorik anak akan menjadi lebih baik.

Latihan gerak dasar yang pertama adalah dengan melakukan passing berpasangan menggunakan bola plastic. Tujuannya adalah untuk memotivasi anak melakukan lemparan dengan bantuan temannya yang ada di depan (seperti pada gambar 1). Jarak antara pasangan diatur atau disesuaikan dengan kemampuan siswa. Dengan diawali dari sikap berdiri kemudian tarik kedua tangan ke atas lalu lempar bola kepada temannya.

Gambar 1. Melempar Bola Berpasangan.

Selanjutnya jika anak telah melakukan latihan berulang kali dengan melempar temannya, maka pada pembelajaran berikutnya siswa hasil lemparan siswa harus melewati tali yang dipasang oleh guru. Tujuan merentangkan seutas tali sebagi sasaran untuk dilewati oleh bola seperti terlihat pada gambar 2 adalah untuk

(32)

Gambar 2.Melempar Bola Dengan Tali. B. Kerangka Berpikir

Hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh guru sebagai pengajar dan murid yang melakukan proses belajar. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa iu sendiri tidak terlepas dari peranan guru dalam memilih dan menerapkan teknik dan penggunaan alat bantu yang tepat dalam materi tersebut. Pemilihan alat bantu atau pemodifikasian alat pembelajaran yang tepat akan sangat membantu dalam tercapainya efektivitas suatu pembelajaran. Dan untuk mengetahui apakah pembelajaran telah efektif maka digunakanlah alat pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan.

Hasil belajar terlihat dari perubahan yang menyangkut ranah kognitif, afektif dan

(33)

Overhead pass merupakan teknik dasar dalam bermain bola basket. Terknik dasar ini adalah salah satu indikator yang harus dicapai dalam ketuntasan sub materi bola basket. Dengan tercapainya tujuan pembelajaran Pendidikan Jasmani diharapkan siswa mampu mempraktikkan gerak dasar overhead pass dengan baik dan benar.

Peneliti merasa tertarik untuk memberikan pendekatan baru dengan menggunakan alat yang dimodifikasi seperti bola standar diganti dengan bola plastik saat proses

pembelajaran sehingga anak dapat berinteraksi secara efektif dengan lingkungan belajar yang khusus. Penggunaan bola plastik ditujukan untuk memberikan kemudahan dalam hal berat bola sehingga anak tidak merasa keberatan saat melakukan lemparan. Demikian halnya dengan yang menerima lemparan tidak akan merasa takut untuk melakukan lempar tangkap karena berat bola yang tidak akan sakit jika mengenai tubuh. Selain bola plastik akan digunakan juga tali yang dipasang lebih tinggi dari siwa, tujuannya adalah membuat lambungan lemparan overhead pass yang benar yaitu di atas kepala.

Penggunaan alat modifikasi ini akan menarik karena siswa merasakan hal yang baru. Sehingga pada akhirnya siswa akan melakukan tugas gerak dengan konsep mendalam dan tercapailah efektivitas pembelajaran karena siswa telah mencapai ketuntasan belajar.

C. Hipotesis Tindakan

Menurut Kunandar (2009: 89) bahwa hipotesis dalam penelitian tindakan bukan hipotesis perbedaan atau hubungan melainkan hipotesis tindakan. Rumusan hipotesis memuat tindakan yang diusulkan untuk menghasilkan perbaikan yang diinginkan. Adapun rumusan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah :

(34)

1

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metodologi penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis

mengikuti aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan yang hidup dan berguna bagi masyarakat, maupun bagi peneliti sendiri.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut Arikunto dkk (2007: 58) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. Dalam PTK bukan hanya peneliti yang merasakan hasil tindakan tetapi bila perlakuan dilakukan pada responden maka responden dapat juga merasakan hasil perlakuan.

(35)

2

dengan merencanakan tindakan, melakukan pengamatan selama proses penelitian dan penilaian.

Menurut Arikunto dkk (2007: 61) menjelaskan bahwa tujuan PTK adalah untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran, meningkatkan professionalisme dan menumbuhkan budaya akademik. Tujuan PTK ini dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam menyelesaikan berbagai persoalan pembelajaran, sehingga dihasilkan hal-hal sebagai berikut :

1. Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah. 2. Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas. 3. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat

bantu, dan sumber belajar lainnya.

4. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa

5. Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah pendidikan anak di sekolah 6. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan

(36)

3

Gambar 3. Spiral Penelitian Tindakan Kelas. (Hopkins dalam Arikunto dkk, 2007)

PTK terdiri dari rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu (a) perencaaan tindakan (planning), (b) penerapan tindakan (action), (c) observasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan, (d) refleksi dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan).

B. Setting Penelitian

1. Tempat penelitian : Penelitian dilakukan di Lapangan SD Negeri 7 Gadingrejo Pringsewu

(37)

4

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 7 GADINGREJO

PRINGSEWU yang berjumlah 29 siswa, yaitu 13 siswa putra dan 16 siswa putri.

D. Proses Pembelajaran Penelitian Tindakan Kelas

1. Siklus Pertama (3xpertemuan) a. Rencana

1. Merancang skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-yang dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. 2. Menyiapkan instrumen penilaian berupa indikator-indikator gerak

dasar overhead pass yang meliputi tahap awalan, tahap gerakan dan tahap akhir.

3. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera). 4. Mempersiapkan alat modifikasi berupa bola basket berbahan

plastik yang ringan.

5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama.

b. Tindakan

1. Siswa dibariskan melakukan doa, absen dan pemberian persepsi dan motivasi

2. Siswa melakukan pemanasan dengan bentuk permainan.

(38)

5

4. Guru mendemonstrasikan bentuk latihan yang akan dilakukan, yaitu gerakan overhead pass.

5. Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh guru sebanyak 5 kali.

6. Guru melakukan koreksi kesalahan gerakan overhead pass 7. Siswa melakukan gerakan overhead pass yang telah diperbaiki.

c. Observasi

1. Observasi dilakukan selama pemberian tindakan. Observasi dilakukan untuk melihat sejauh mana siswa mampu melakukan lemparan dari atas kepala.

2. Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu pengulangan dan dievaluasi dari hasil tindakan siklus pertama.

d. Refleksi

1. Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan 2. Merumuskan rencana tindakan untuk siklus kedua

2. Siklus II (3xpertemuan) a. Rencana

1. Merancang skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-yang dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. 2. Menyiapkan instrumen penilaian berupa indikator-indikator gerak

(39)

6

3. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera). 4. Mempersiapkan alat modifikasi berupa bola basket berbahan

plastik yang ringan dan tali.

5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama.

b. Tindakan

1. Siswa dibariskan melakukan doa, absen dan pemberian persepsi dan motivasi.

2. Siswa melakukan pemanasan dengan bentuk permainan.

3. Siswa dibagi menjadi lima kelompok berhadapan sesuai dengan banyaknya bola plastik dengan seutas tali yang dipancangkan pada tiang untuk memperbaiki hasil lambungan lemparan

4. Guru mendemonstrasikan bentuk latihan yang akan dilakukan, yaitu gerakan overhead pass.

5. Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh guru sebanyak 5 kali.

6. Guru melakukan koreksi kesalahan gerakan overhead pass 7. Siswa melakukan gerakan overhead pass yang telah diperbaiki. b. Observasi

(40)

7

2. Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu pengulangan.

c. Refleksi

Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan

penelitian yang dilakukan pada tiap siklusnya. Alat ini berupa indikator dari penilaian keterampilan gerak dasar yaitu: 1) sikap persiapan; 2) sikap pelaksanaan ; 3) gerak akhir.

Instrumen untuk menganalisis keterampilan gerak dasar meroda yang diadaptasi dari Hal Wissel (2000: 77) dimana penilaian dilakukan pada setiap indikator gerakan dengan bobot nilai 0-1.

Tabel 1. Format Penilaian Gerak Dasar Overhead Pass.

No Indikator Deskriptor Nilai

0 1 1 Fase Persiapan - Lihat target

- Sikap berdiri yang seimbang

- Tangan sedikit di belakang bola

- Posisi pegangan tangan rileks

- Bola di atas dahi

- Siku masuk ke dalam

2 Fase Pelaksanaan - Lihat target

- Pandangan mata jauh ke depan

- Rentangkan lutut, punggung dan lengan

- Lenturkan pergelangan tangan dan

jari-jari

(41)

8

3 Fase Follow Through - Lihat target

- Lengan direntangkan

- Telapak tangan ke bawah

- Jari-jari menunjuk pada target

diadaptasi dari Hal Wissel (2000)

F. Teknik Analisis Data

Setelah tindakan dilakukan, maka hasil penilaian dianalisis guna melihat prosentase kualitas hasil tindakan pada setiap siklus. Untuk menghitung prosentase keberhasilan siswa digunakan rumus :

100% n

f   

Keterangan :

(42)

40

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:

1. Dengan penggunaan modifikasi bola plastik dalam melakukan gerak dasar overhead pass untuk proses pembelajaran dapat memperbaiki dan

meningkatkan gerak dasar overhead pass pada Siswa Kelas V SD Negeri 7 Gadingrejo Pringsewu

(43)

41

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat diajukan saran sebagai berikut :

1. Kepada para guru pendidikan jasmani, modifikasi pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai acuan ke depan dalam proses pembelajaran gerak dasar overhead pass dalam Basket.

2. Untuk siswa Kelas V SD Negeri 7 Gadingrejo Pringsewu agar selalu berupaya meningkatkan gerak dasar overhead pass dalam Basket.

(44)

42

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Arma dan Manadji, Agus. 1994.Dasar- Dasar Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Adam, Iain. 1988.Mengajar Untuk Pemahaman.Direktorat Pendidikan Guru dan tenaga Teknis Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta

Arikunto, Suharsimi dkk. 2007.Penelitian Tindakan Kelas. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2004.Kurikulum Pendidikan Jasmani. Jakarta. Dimyati dan Mudjiono. 2006.Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Husdarta dan Saputra, Yudha M. 1999/2000.Perkembangan Peserta Didik.

Depdikbud. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta Kunandar. 2009.Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Penerbit Rajawali Pers. Jakarta.

Lutan, Rusli. 1988.Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Jakarta.

Lutan, Rusli, dkk. 2002.Pendidikan Kebugaran Jasmani: Orientasi Pembinaan Di Sepanjang Hayat. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Dirjen OR. Jakarta

Muhajir. 2007.Pendidikan Jasmani Teori dan Praktek. PT Erlangga. Jakarta. ______. 2007.Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.PT Erlangga. Bandung.

Roji. 2006.Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Erlangga. Jakarta Sujana, Nana. 1991.Teori-Teori Belajar untuk Pengajaran. Lembaga penerbit

(45)

43

Syaodih Sukmadinata, Nana. 2007.Landasan Psikologi Proses Pendidikan. PT Remaja Pusda karya. Bandung.

Tim Penyusun Kamus Bahasa Pusat. 2005.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka. Jakarta.

Universitas Lampung. 2007.Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung. Wissel, Hal. 2000.Bola Basket: Langkah Untuk Sukses. PT Grafindo Persada.

(46)

44

Gambar

Gambar 1. Gerak Dasar Overhead Pass.
Gambar 1. Melempar Bola Berpasangan.
Gambar 2. Melempar Bola Dengan Tali.
Gambar 3. Spiral Penelitian Tindakan Kelas.(Hopkins dalam Arikunto dkk, 2007)
+2

Referensi

Dokumen terkait

This study aims at identifying the types of swearing words used by all characters in Blood Father Movie and the factors contribute to those swearing.. It is a

Penjelasan di atas memiliki makna dengan diadakannya upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam mencegah penyalahgunaan narkoba yang dilakukan melalui pembelajaran

Alhamdulillahi robbil‘aalamiin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat, hidayah, karunia dan nikmat yang telah dilimpahkan sehingga penulis

Hasil yang didapatkan oleh penulis dalam penelitian ini antara lain motif yang terdapat dalam penggunaan ganja yang dilakukan oleh anggota Lingkar Ganja Nusantara yaitu

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai pelaksanaan lima komponen pembelajaran kooperatif model STAD menurut Slavin (2008: 12) diuraikan sebagai berikut : 1)

Penelitian yang bertujuan untuk, (1) mengevaluasi perbedaan penggunaan mulsa jerami dan pola tanam tumpangsari terhadap pertumbuhan gulma, (2) mengetahui penggunaan mulsa jerami

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK KELOMPOK B MELALUI PERMAINAN POHON HURUF.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Dan pada hakekatnya apabila seseorang sudah berniat menjadi seorang pelatih salah satu cabang olahraga, maka sebenarnya ia sudah harus mempersiapkan dirinya untuk menjadi contoh