• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERMINTAAN KOMODITAS KOPI DI SUMATERA UTARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PERMINTAAN KOMODITAS KOPI DI SUMATERA UTARA."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERMINTAAN KOMODITAS KOPI

DI SUMATERA UTARA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Sains

Program Studi Ilmu Ekonomi

Oleh :

IRNA MAULIDA NASUTION

NIM : 8146162009

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Irna Maulida Nasution. Analisis Permintaan Komoditas Kopi di Sumatera Utara. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016.

Konsumsi kopi meningkat dari tahun ke tahun sehingga peningkatan produksi kopi di Indonesia memiliki peluang besar untuk mengekspor kopi ke negara-negara pengkonsumsi kopi utama dunia seperti Uni Eropa, Amerika Serikat dan Jepang. Kopi juga salah satu komoditi andalan perkebunan yang mempunyai peran sebagai penghasil devisa negara, sumber pendapatan bagi petani, penciptaan lapangan pekerjaan, pendorong agribisnis dan agroindustri. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan mengetahui seberapa besar pengaruh dan elastisitas harga kopi, harga teh, harga gula, jumlah penduduk dan pendapatan perkapita terhadap permintaan kopi di Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan data sekunder serta data antar waktu (time series) selama tahun 1999 – 2013, pengolahan data dilakukan dengan bantuan software EViews 6.0. Hasil estimasi menunjukkan bahwa variabel harga Teh dan Pendapatan Perkapita berpengaruh positif dan signifikan, Harga kopi dan Jumlah Penduduk berpengaruh negatif dan signifikan sedangkan harga gula tidak berpengaruh signifikan terhadap Permintaan Kopi di Propinsi Sumatera Utara.

Kata Kunci : Permintaan, Komoditas Kopi, Agribisnis, Agroindustri, Harga Teh, Pendapatan Perkapita, Jumlah Penduduk, Harga Kopi.

(6)

ABSTRACT

Irna Maulida Nasution. Demand Analysis Commodities Coffee in North Sumatra. Medan State University Graduate Program, 2016.

Coffee consumption increases from year to year to increase coffee production in Indonesia has a huge opportunity to export coffee to the countries of the world's major coffee drinkers such as the EU, US and Japan. Coffee is also a mainstay of the plantation commodities which have a role as a foreign exchange, source of income for farmers, job creation, the driving agribusiness and agro-industries. This study aims to see and know how much influence and the price elasticity of coffee, tea prices, the price of sugar, population and per capita income of the demand for coffee in North Sumatra. This study uses secondary data as well as data over time (time series) for the year 1999-2013, the data processing is done with the help of software EViews 6.0. The result indicates that the variable price of tea and Income Per Capita positive and significant impact, coffee prices and Population significant negative effect while the price of sugar does not significantly influence Demand Coffee in North Sumatra Province.

Keywords : Demand, Commodities Coffee, Agribusiness, Agro-Industry, Tea Prices, Per Capita Income, Population, Coffee Prices.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmad dan karunianya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan tesis ini. Dengan judul “Analisis Permintaan Komoditas Kopi di Sumatera Utara”.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan ribuan terima kasih kepada ayahanda H. Parlaungan Nasution dan Ibunda Almh. Hj. Roihanum Lubis , karena berkat doanyalah penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. dan kepada suamiku tercinta Bedi Ismail, SE yang terus berada di samping penulis mendorong dan menyemangati , serta anak- anakku Nadya Loemongga dan Aby Syihab Ismail yang selalu siap membantu dan seluruh anggota keluarga yang terus memberikan doa serta dorongan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan tesis ini.

Peneliti dapat menyelesaikan perkuliahan dan penulisan tesis ini dalam waktu yang telah ditetapkan dengan usaha, bantuan bimbingan dan dorongan berbagai pihak . Oleh karena itu penulis dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam – dalamnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd, Direktur Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan

3. Ibu Dr. Fitra Waty, M.Si, Ketua Program Studi Magister Ilmu Ekonomi Universitas Negeri Medan

4. Bapak Dr. H. M. Yusuf Harahap, M.Si dan Bapak Dr. Saidun Hutasuhut M.Si, Pembimbing I dan Pembimbing II , yang telah banyak memberikan bimbingan , masukan dan saran bagi penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

5. Bapak Dr. Dede Ruslan , M.Si, Bapak Dr. Eko Wahyu Nugrahadi, M.Si dan Bapak Dr. Rahmanta Ginting, M.Si, Penguji yang telah banyak memberikan masukan yang sangat berharga bagi penulis .

(8)

7. Bapak dan Ibu staf Administrasi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan .

8. Rekan – rekan mahasiswa satu angkatan , rekan seperjuangan , terutama teman – teman di kelas Eksekutif (B) Angkatan 2014 Prodi Ilmu Ekonomi yang penulis tak dapat sebutkan satu persatu yang telah mendorong dan memberi bantuan moril kepada penulis untuk dapat menyelesaikan penulisan tesis ini . Terima kasih atas kebersamaan dan kekompakan selama ini.

9. Bapak Kepala Kantor Biro Pusat Statistik Sumatera Utara yang memberikan dukungan moril kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis ini.

Penulis menyadari tesis ini masih lebih jauh dari sempurna , namun harapan penulis dapat bermanfaat bagi pembaca. Mohon maaf atas kesalahan dan kesilapan penulis selama ini . Semoga Allah SWT memberikan berkah kepada kita.

Medan , Juli 2016 Penulis,

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1. Kerangka Teori ... 9

2.1.1. Teori Permintaan (Demand) ... 9

2.1.2. Komoditi Kopi ... 22

2.1.3. Penduduk ... 26

2.1.4. Teori Pendapatan Perkapita ... 27

2.2. Penelitian Terdahulu ... 28

2.3. Kerangka Penelitian ... 31

2.4. Hipotesis ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

3.1. Ruang Lingkup Penelitian ... 33

3.2. Jenis dan Sumber Data ... 33

3.3. Pembentukan Model ... 33

3.4. Teknik Analisis Data ... 35

3.4.1. Analisis Permintaan Kopi ... 35

3.4.2. Analisis Elastisitas Permintaan ... 36

3.5. Definisi Operasional ... 37

3.6. Uji Asumsi Klasik dan Signifikansi ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN ………... 43

4.1. Deskripsi Data ………... 43

4.1.1. Perkembangan Permintaan Kopi ... 43

4.1.2. Perkembangan Harga Kopi ... 45

4.1.3. Perkembangan Harga Teh... 46

4.1.4. Perkembangan Harga Gula... 48

4.1.5. Perkembangan Jumlah Penduduk ... 50

4.1.6. Perkembangan Pendapatan Perkapita ... 51

(10)

4.2. Pengujian Persyaratan Analisis ... 52

4.2.1. Hasil Uji Normalitas ... 53

4.2.2. Pengujian Masalah Autokorelasi ... 54

4.2.3. Uji Multikolinearitas ... 56

4.3. Hasil Penelitian ... 58

4.3.1. Uji t Statistik (Uji Parsial) ... 60

4.3.2. Uji F Statistik (Uji Serempak) ... 61

4.3.3. Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 62

4.4. Pembahasan …… ... 62

4.5. Elastisitas Permintaan ... 67

4.5.1. Elastisitas Permintaan Terhadap Harga ... 67

4.5.2. Elastisitas Harga Silang ... 68

4.5.3. Elasitisitas Pendapatan ... 68

BAB V SIMPULAN DAN SARAN …... 69

5.1. Simpulan …... 69

5.2. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 71

LAMPIRAN ... 74

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1. Pendapatan Perkapita dan Jumlah Penduduk Sumatera

Utara Tahun 2009 – 2013 ... 2

Tabel 1.2. Luas Lahan dan Produksi Kopi Sumatera Utara Tahun 2009 – 2013 ... 5

Tabel 1.3. Harga kopi, Teh dan Gula serta Pendapatan Perkapita Sumatera Utara Tahun 2009 – 2013 ... 6

Tabel 2.1. Jenis Elastisitas Berdasarkan Nilai Koefisien Elastisitas (e) 20 Tabel 3.1. Koefisien Pengaruh Jangka Pendek Dan Jangka Panjang Model ... 35

Tabel 4.1. Hasil Uji Durbin-Watson (D-W test) ... 53

Tabel 4.2. Hasil Uji LM ... 54

Tabel 4.3. Nilai Matriks Korelasi Variabel-Variabel Bebas ... 55

Tabel 4.4. Nilai VIF dari Korelasi Variabel-Variabel Bebas ... 55

Tabel 4.5. Hasil Estimasi Model Permintaan Kopi (PK) ... 57

Tabel 4.6. Elastisitas Permintaan Terhadap Harga, Elastisitas Harga Silang dan Elastisitas Pendapatan ... 65

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Kurva Permintaan ... 9 Gambar 4.1. Permintaan Kopi di Sumatera Utara Tahun 1999-2013 ... 42 Gambar 4.2. Perkembangan Harga Kopi di Sumatera Utara Tahun

1999-2013... 44 Gambar 4.3. Perkembangan Harga Teh di Sumatera Utara

Tahun1999-2013... 46 Gambar 4.4. Perkembangan Harga Gula di Sumatera Utara Tahun

1999-2013 ... 47 Gambar 4.5. Perkembangan Jumlah Penduduk Sumatera Utara Tahun

1999-2013 ... 49 Gambar 4.6. Perkembangan Pendapatan Perkapita Sumatera Utara

Tahun 1999-2013 ... 50 Gambar 4.7. Hasil Uji Normalitas pada Model Penelitian Permintaan

Kopi (PK) ... 52

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data Penelitian ... 74

Lampiran 2. Hasil Estimasi Model Permintaan Kopi ... 75

Lampiran 3. Hasil Uji Normalitas ... 76

Lampiran 4. Hasil Uji Autokorelsi ... 77

Lampiran 5. Hasil Uji Multikolinearitas ... 78

Lampiran 6. Surat Pengangkatan Dosen Pembimbing Tesis ... 79

Lampiran 7. Surat Undangan Seminar Proposal Tesis ... 80

Lampiran 8. Surat Undangan Ujian Tesis ... 81

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu komoditas unggulan dari sub sektor perkebunan di Indonesia adalah komoditas kopi. Disamping memiliki peluang pasar yang baik di dalam negeri maupun luar negeri dan juga sebagian besar produksi kopi di Indonesia merupakan komoditas perkebunan yang dijual ke pasar dunia.

Menurut International Coffe Organization (ICO), konsumsi kopi meningkat dari tahun ke tahun sehingga peningkatan produksi kopi di Indonesia memiliki peluang besar untuk mengekspor kopi ke negara-negara pengkonsumsi kopi utama dunia seperti Uni Eropa, Amerika Serikat dan Jepang. Biji kopi Indonesia juga dipasok ke gerai-gerai penjual kopi (coffe shop) seperti Sterbucks dan Quick Check yang berlokasi di Indonesia maupun yang berada di luar negeri (Anonimous, 2011)

Kopi juga salah satu komoditi andalan perkebunan yang mempunyai peran sebagai penghasil devisa negara, sumber pendapatan bagi petani, penciptaan lapangan pekerjaan, pendorong agribisnis dan agroindustri. Produksi kopi Indonesia telah mencapai 600 ribu ton pertahun dan lebih dari 80 persen berasal dari perkebunan rakyat. Devisa yang diperoleh dari ekspor kopi dapat mencapai US $ 824,02 juta di tahun 2009, dengan melibatkan 1,97 juta KK yang menghidupi 5 juta jiwa keluarga petani (Anonimous, 2011)

Soeharjo (1991) menyatakan bahwa pengembangan agroindustri merupakan tindakan yang secara serentak akan dapat mengembangkan sektor

(15)

pertanian. Dengan konsep keterkaitan, permintaan terhadap hasil pertanian akan meningkat, sebagai akibat berkembangnya agroindustri maka idealnya lokasi pengembangan agroindustri tersebut ditempatkan di pedesaan, sesuai dengan prinsip mendekati bahan baku. Disamping karena produk pertanian sebagai bahan baku agroindustri tersebut umumnya dapat dihasilkan didaerah pedesaan.

Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang memiliki potensi sumber daya alam (SDA) yang beragam terutama pada sektor pertanian dan perkebunan yang menghasilkan bahan pangan maupun komoditi ekspor. Dari data statistik jumlah penduduk Sumatera Utara mencapai 13,326 juta jiwa di tahun 2013 dan sebagian besar penduduknya tinggal dipedesaan yaitu mencapai 6,773 juta jiwa atau sekitar 50,83 persen dengan pendapatan perkapita di tahun 2013 sebesar Rp. 10,488 juta, sementara itu penduduk yang bekerja di sektor pertanian sekitar 43,45 persen (BPS, 2014)

Dengan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang berlimpah tersebut, industrialisasi pedesaan (agroindustri) patut untuk digalakkan, dalam hal ini adalah industri untuk mengolah bahan dari hasil pertanian setempat (Sari, 2002)

Tabel 1.1. Pendapatan Perkapita dan Jumlah Penduduk Sumatera Utara Tahun 2009 – 2013

Tahun Pendapatan Perkapita (Rp) Jumlah Penduduk (Jiwa)

2009 8.675.860 13.248.386

2010 9.138.730 12.982.204

2011 9.574.785 13.103.596

(16)

Tabel 1.1 menunjukkan jumlah penduduk dan pendapatan perkapita di Sumatera Utara dari tahun 2009 hingga tahun 2013, dimana jumlah penduduk Sumatera Utara mencapai 13.248.386 jiwa dengan pendapatan perkapitanya sebesar Rp 8.675.860,- . Tahun 2010 hasil dari Sensus Penduduk (SP2010) tercatat jumlah penduduk di Sumatera Utara sebanyak 12.982.204 dengan pendapatan perkapitanya sebesar Rp. 9.138.730 meningkat di tahun 2011 menjadi sebesar Rp. 9.574.785 sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk sebanyak 13.103.596 jiwa.

Peningkatan jumlah penduduk di tahun 2012 juga diiringi dengan peningkatan pendapatan perkapitanya, yaitu sebanyak 13.215.401 jiwa dengan pendapatan perkapita sebesar Rp. 10.028.302,-. Hingga tahun 2013 jumlah penduduk kembali meningkat menjadi sebanyak 13.326.307 jiwa dengan pendapatan perkapita sebesar Rp. 10.448.190,-.

Komoditi kopi di Sumatera Utara merupakan hasil dari perkebunan rakyat, namun demikian ternyata kopi mampu menyumbang bagi devisa yang cukup besar bagi propinsi Sumatera Utara dan kopi tersebut termasuk andalan komoditi ekspor.

(17)

Kopi merupakan salah satu komoditi pertanian yang sangat dipengaruhi oleh pasar global. Konsumen komoditas pertanian ini sebagian besar berada di negara maju sedangkan produsennya sebagian besar berada di negara sedang berkembang (Soekartawi, 2002). Kopi juga merupakan komoditas perdagangan global yang penting dan menjadi sumber devisa utama sejumlah negara yang sedang berkembang. Komoditas ini diyakini sebagai salah satu cash crops yang penting dan vital bagi kehidupan lebih dari 25 juta petani kopi skala kecil di negara yang sedang berkembang (Ilyas, 1991)

Pada dasawarsa terakhir perkembangan kopi Indonesia menunjukkan perbaikan, baik dari sisi produksi maupun dari sisi lahan (areal) tanamannya. Pengelola perkebunan kopi terbesar di Indonesia adalah perkebunan rakyat (PR) yang luasnya mencapai 94,2 persen dari total luas tanaman kopi di Indonesia, namun hanya beberapa kawasan yang sangat cocok untuk menjadi sentra produksi kopi seperti Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu serta Sumatera Utara. Pertumbuhan produksi kopi di Lampung dan Sumatera Utara mencapai 14 persen per tahun, sedangkan pertumbuhan luas areal tanaman untuk daerah Lampung mencapai 9,1 persen dan Sumatera Utara mencapai 4,1 persen, hal ini menggambarkan bahwa produktifitas untuk kedua kawasan tersebut sudah mengalami perbaikan (Hiraw,2006)

(18)

Sedangkan kopi robusta umumnya hidup pada dataran rendah pada ketinggian dibawah 600 m diatas permukaan laut. Pada Tabel 1.2 dibawah ini disajikan data luas lahan dan produksi kopi Sumatera Utara pada tahun 2009 – 2013, sebagai berikut

Tabel 1.2. Luas Lahan dan Produksi Kopi Sumatera Utara Tahun 2009 - 2013

Tahun Luas Lahan Kopi (Ha) Produksi (Ton)

2009 79.544,10 53.721,48

2010 78.709,56 55.600,05

2011 80.121,00 56.747,00

2012 79.120,00 55.313,29

2013 80.638,00 57.671,00

Sumber : BPS, Sumut Dalam Angka Tahun 2010-2014

Tabel 1.2 menjelaskan bahwa luas lahan di Propinsi Sumatera Utara pada tahun 2009 adalah 79.544,10 ha dengan produksi sebesar 53.721,48 ton, dan pada tahun 2010 luas lahan kopi Sumatera Utara adalah 78.709,56 ha dengan produksi sebesar 55.600,05 ton dan terus mengalami peningkatan. Tahun 2011 luas lahan kopi Sumatera Utara menjadi 80.121,00 ha dengan total produksi menjadi 56.747,00 ton. Luas lahan kopi di tahun 2012 menjadi sebesar 79.180,00 ha dengan produksi sebesar 55.313,29 ton, sedangkan di tahun 2013 luas lahan menjadi sebesar 80.638,00 ha dan produksi menjadi sebesar 57.672,00 ton.

(19)

oleh harga, harga substitusi atau harga komplementernya, selera dan keinginan jumlah konsumen dan pendapatan konsumen yang bersangkutan (Soekartawi, 2002).

Produksi atau produktifitas kopi merupakan indikator yang menunjukkan besarnya kebutuhan dan permintaan akan kopi. Produktifitas kopi yang dihasilkan di Indonesia secara umum dan Sumatera Utara secara khusus masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan daerah penghasil kopi lainnya, hal ini menyebabkan Sumatera Utara masih mendatangkan komoditi kopi dari luar daerah untuk memenuhi permintaaan masyarakat (kebutuhan domestik) dan luar negeri (untuk ekspor). Dalam memenuhi permintaan komoditi kopi tersebut Sumatera Utara mendatangkannya dari daerah Aceh dan daerah lainnya.

Banyak faktor yang mempengaruhi permintaan kopi di Sumatera Utara, diantaranya adalah harga kopi itu sendiri, harga barang substitusi seperti teh dan harga barang komplemen yaitu gula, disamping tentu saja tingkat pendapatan penduduk dan selera konsumen. Perkembangan harga kopi, harga teh dan harga gula serta pendapatan perkapita di Sumatera Utara disajikan dalam Tabel 1.3.

Tabel 1.3. Harga Kopi, Teh dan Gula Serta Pendapatan Perkapita Sumatera Utara Tahun 2009 - 2013

(20)

Tabel 1.3 menjelaskan harga komoditi kopi yang relatif berfluktuatif, sedangkan harga teh dan harga gula serta pendapatan perkapita cenderung menunjukkan pola peningkatan. Di tahun 2009 harga kopi mencapai Rp. 1.422/ Kg, sementara di tahun 2010 menjadi sebesar Rp. 1.393 dan anjlok di tahun 2011 menjadi sebesar Rp. 177/ Kg. Tahun 2012 harga kopi kembali normal mencapai Rp. 2.259 dan menjadi sebesar Rp. 1.690/ Kg.

Permintaan kopi yang terus meningkat setiap tahunnya ternyata tidak diikuti dengan peningkatan harga kopi itu sendiri bahkan menunjukkan kecenderungan negatif yang artunya meskipun harga kopi mengalami penurunan namun permintaan kopi tetap meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, pendapatan perkapita dan komoditi pengganti kopi yaitu teh serta komoditas penunjang yaitu gula.

Dari uraian dan penjelasan diatas menunjukkan bahwa komoditi kopi memiliki potensi yang menjanjikan untuk dikembangkan sebagai komoditi primadona di Sumatera Utara, dengan demikian akan memberikan kontribusi yang positif bagi peningkatan kesejahteraan petani kopi di Sumatera Utara, oleh karena itu penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis permintaan komoditi kopi di Sumatera Utara, maka penelitian ini berjudul; “Analisis permintaan komoditas kopi di Sumatera Utara”.

1.2. Rumusan Masalah

Dari uraian-uraian tersebut, penulis merumuskan masalah-masalah sebagai berikut :

(21)

2. Seberapa besar nilai elastisitas permintaan kopi terhadap harga kopi, harga teh, harga gula, jumlah penduduk dan pendapatan perkapita di Sumatera Utara?

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk melihat dan mengetahui seberapa besar pengaruh dan elastisitas harga kopi, harga teh, harga gula, jumlah penduduk dan pendapatan perkapita terhadap permintaan kopi di Sumatera Utara.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Menjadi bahan informasi dan masukan bagi pemerintah daerah sebagai bahan pertimbangan dalam upaya memutuskan dan mengimplementasikan kebijakan di bidang komoditas kopi.

(22)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

1. Dari nilai koefisien determinasi pada hasil estimasi maka variabel Permintaan Kopi di Propinsi Sumatera Utara mampu dijelaskan oleh variabel-variabel Harga Kopi, Harga Teh, Jumlah Penduduk dan Pendapatan Perkapita mampu dijelaskan dengan model yang digunakan.

2. Variabel-variabel yang digunakan menjelaskan variabel Permintaan Kopi di Propinsi Sumatera Utara menunjukkan arah pengaruh yang sesuai dengan hipotesis. Harga Teh dan Pendapatan Perkapita berpengaruh positif dan signifikan, Harga kopi dan Jumlah Penduduk berpengaruh negatif dan signifikan sedangkan harga gula tidak berpengaruh signifikan terhadap Permintaan Kopi di Propinsi Sumatera Utara.

3. Besarnya nilai koefiasien variabel-variabel yang menjelaskan variabel Permintaan Kopi di Propinsi Sumatera Utara, yang terbesar adalah variabel jumlah penduduk, diikuti berturut-turut oleh variabel harga teh, pendapatan perkapita, harga kopi dan harga gula.

5.2. Saran

1. Sebaiknya pemerintah bersama dengan pengusaha kopi dalam negeri saling memberikan dukungan dalam artian, pemerintah memudahkan regulasi dan kebijakan tanpa memberatkan dengan berbagai macam administrasi dan

(23)

70

syarat-syarat yang memberatkan pengusaha sedangkan disisi pengusaha selain berkontribusi dalam penyerapan tenaga kerja dalam negeri juga harus meningkatkan kualitas produk dengan terus melakukan evaluasi dan penelitian secara berkesinambungan serta memajukan produk dalam negeri untuk kemajuan dan perkembangan komoditas kopi dalam negeri. Komoditas kopi yang sesuai selera pasar disamping harga dan mutu yang terjamin akan meningkatkan permintaan kopi dalam negeri dan mampu bersaing dengan produk luar yang semakin banyak ragam dan variasinya.

2. Selayaknya pemerintah mampu menstabilkan harga-harga dan barang-barang yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat, disamping mengendalikan harga komoditas lainnya yaitu kopi sebagai minuman yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat selain komoditas teh dan gula. Harga-harga barang yang stabil akan memberikan dampak positif terhadap permintaan kopi.

Gambar

Gambar 2.1. Kurva Permintaan ............................................................
Tabel 1.1. Pendapatan Perkapita dan Jumlah Penduduk Sumatera Utara
Tabel 1.2. Luas Lahan dan Produksi Kopi Sumatera Utara
Tabel 1.3. Harga Kopi, Teh dan Gula Serta Pendapatan Perkapita  Sumatera Utara Tahun 2009 - 2013
+2

Referensi

Dokumen terkait

1) Timbangan telah terealisasi dibuat sesuai dengan perencanaan dan perancangan alat dengan menggunakan satu sensor Load Cell dengan kapasitas maksimal beban 10 kg.

Dalam makalah ini dilanjutkan dengan pengamatan sifat magnetik dan serapan gelombang mikro pada bahan NiFe 2 O 4 yang disubstitusi ion La 3+ dengan metode ko-presipitasi..

Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai kajian pustaka yang berkaitan dengan judul dalam penelitian ini yaitu mengenai tumbuh kembang remaja, aspek fisik kesehatan

Dengan demikian secara tidak langsung dapat disimpulkan bahwa book value berpengaruh terhadap harga saham.22 Price Book Value PBV merupakan rasio antara harga per lembar saham

Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas pelayanan yang terdiri atas bukti fisik ( tangibles ), keandalan ( reliability),

Mispersepsi tentang hakekat program reformasi birokrasi ini menimbulkan potensi resensi yang besar ketika pada akhriny pelaksanaan program reformasi birokrasi

Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah keluarga Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan sebanyak 21884 KK (Kepala Keluarga) dengan sampel penelitian. Teknik

penjelasan bahwa Distribusi berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian popok sekali pakai merek Mamamia di Kota Semarang atau dengan kata lain bahwa