• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancangan Turbocarjer Untuk Meningkatkan Performansi Motor Diesel Daya 80 HP Putaran 2250 RPM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Rancangan Turbocarjer Untuk Meningkatkan Performansi Motor Diesel Daya 80 HP Putaran 2250 RPM"

Copied!
157
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANGAN TURBOCARJER UNTUK MENINGKATKAN PERFORMANSI

MOTOR DIESEL

DAYA : 80 HP

PUTARAN : 2250 RPM

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

RUSLI INDRA HARAHAP N I M : 0 4 0 4 0 1 0 6 4 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(2)

SKRIPSI

MOTOR BAKAR

RANCANGAN TURBOCARJER UNTUK MENINGKATKAN PERFORMANSI MOTOR DIESEL

DAYA : 80HP

PUTARAN : 2250 RPM

OLEH :

RUSLI INDRA HARAHAP N I M : 0 4 0 4 0 1 0 6 4

Telah disetujui dari Hasil Seminar Skripsi Periode ke– Tanggal 10 Oktober 2009

Dosen Pembanding I Dosen Pembanding II

Tulus B. Sitorus, ST,MT Ir. Mulfi hazwi, Msc

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang

Maha Kuasa, atas berkat, rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan

Tugas Sarjana ini dengan baik. Adapun Tugas Sarjana ini merupakan tugas akhir

untuk menyelesaikan studi pada jenjang Pendidikan Sarjana (S1) Teknik Mesin

menurut kurikulum Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Sumatera Utara Medan.

Tugas Sarjana ini merupakan bagian dari mata kuliah “Motor Bakar” yaitu

dengan judul, “RANCANGAN TURBOCARJER UNTUK

MENINGKATKAN PERFORMANSI MOTOR DIESEL DAYA 8O HP

PUTARAN 2250 RPM”. Dalam menyelesaikan Tugas ini penulis telah

mencoba semaksimal mungkin guna tersusunnya Tugas Sarjana ini. Namun

Penulis masih menyadari bahwa tulisan ini tidak lepas dari

kekurangan-kekurangan baik dalam penulisan maupun penyajian Tugas Sarjana ini. Untuk itu

dengan segala kerendahan hati Saya mengharapkan kritik dan saran dari semua

pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan Tugas Sarjana ini.

Dengan terselesainya Tugas Sarjana ini, pada kesempatan ini Penulis

mengucapkan terima-kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Orang Tua (B.N harahap/ R. Siregar) dan seluruh keluarga tercinta yang

telah memberikan dukungan baik moril maupun materil.

2. Bapak Ir.Isril Amir selaku dosen pembimbing Tugas Sarjana yang telah

meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan

(4)

3. Bapak Dr. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri selaku Ketua Departemen Teknik

Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara .

4. Bapak Tulus Burhanuddin, ST, MT selaku Sekretaris Departemen Teknik

Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara .

5. Seluruh Staf Pengajar dan Pegawai di Lingkungan Departemen Teknik

Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. .

6. Ucapkan terima-kasih kepada Mahasiswa Teknik Mesin khususnya sesama

rekan-rekan stambuk 2004.

Akhir kata, Penulis mengharapkan, semoga Tugas Sarjana ini dapat

bermanfaat untuk kita semua.

Medan, Oktoberr 2009

Penulis

(5)

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK USU M E D A N

SPESIFIKASI : RANCANGAN TURBOCARJER UNTUK PERFORMANSI MOTOR DIESEL

TUGAS SARJANA

N A M A : RUSLI INDRA HARAHAP

N I M : 0 4 0 4 0 1 0 6 4 MATA PELAJARAN : MOTOR BAKAR

DAYA : 80HP PUTARAN : 2250 RPM

DIBERIKAN TANGGAL : 01 / 04 / 2009 SELESAI TANGGAL : 25 / 09 / 2009

MEDAN, 01 Oktober 2009

KETUA DEPARTEMEN TEKNIK MESIN, DOSEN PEMBIMBING,

Dr. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri IR. ISRIL AMIR

NIP. 132 018 668 NIP. 130 517 501

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

SPESIFIKASI TUGAS ... iii

KARTU BIMBINGAN ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR NOTASI ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Penulisan ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Metodologi Penulisan ... 3

1.5 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Motor Diesel ... 5

2.2 Motor Diesel Shovel Loader ... 8

2.3 Turbocarjer ... 8

(7)

2.3.2 Manfaat Pemakaian Turbocarjer ... ... 9

2.3.3 Klasifikasi Turbocarjer ... ... 11

2.3.3.1 Turbocarjer Sistem Tekanan Konstan ... 11

2.3.3.2 Turbocarjer Sistem Pulsa ... 12

2.3.3.3 Turbocarjer Sistem Konverter- Pulsa ... 13

2.3.4 Bagian-Bagian Utama Turbocarjer ... 14

2.3.4.1 Turbin ... 16

2.3.4.2 Kompresor ... 19

2.4 Siklus Termodinamika Motor Diesel dengan Turbocarjer ... 24

2.5 Perbandingan Siklus Termodinamika Motor Diesel dengan Turbocarjer dan tanpa Turbocarjer ... 27

BAB III PERHITUNGAN & ANALISA TERMODINAMIKA ... 28

3.1 Idealisasi Analisa Termodinamika ... 28

3.2 Mekanisme Kerja Turbocarjer ... 30

3.3 Penetapan Siklus Termodinamika ... 32

3.4 Bahan Bakar yang Digunakan ... 33

3.5 Perbandingan Bahan Bakar dan Udara (F/A) ... 34

3.6 Pemilihan Perbandingan Kompresi ... 36

3.7 Perhitungan Termodinamika Motor Diesel dengan Turbocarjer ... 36

3.7.1 Laju Aliran Gas Buang Masuk Turbin ... 38

3.7.2 Laju Aliran Udara Melalui Kompresor ... 41

(8)

3.7.4 Kondisi Udara Masuk dan Keluar Turbin ... 43

3.7.5 Kondisi Udara Masuk dan Keluar Kompresor ... 45

3.7.6 Perhitungan Termodinamika pada Ruang Bakar ... 48

3.7.7 Tekanan Indikator Rata-Rata ... 57

3.7.8 Tekanan Efektif Rata-Rata ... 58

3.7.9 Kerja Indikator ... 58

3.7.10 Kerja Efektif ... 59

3.7.11 Kerja Mekanik yang Hilang ... 60

3.7.12 Daya Indikator ... 60

3.7.13 Daya Efektif ... 61

3.7.14 Konsumsi Bahan Bakar Tiap Jam ... 61

3.7.15 Pemakaian Bahan Bakar Spesifik ... 63

3.8 Perhitungan Termodinamika Motor Diesel tanpa Turbocarjer ... 64

3.8.1 Perhitungan Termodinamika dalam Ruang Bakar ... 65

3.8.2 Tekanan Indikator Rata-Rata ... 73

3.8.3 Tekanan Efektif Rata-Rata ... 73

3.8.4 Kerja Indikator ... 74

3.8.5 Kerja Efektif ... 75

3.8.6 Kerja Mekanik yang Hilang ... 75

3.8.7 Daya Indikator ... 76

3.8.8 Daya Efektif ... 76

3.8.9 Konsumsi Bahan Bakar Tiap Jam ... 77

(9)

3.9 Persentase Kenaikan Daya Efektif ... 79

3.10 Persentase Penurunan Pemakaian Bahan Bakar Spesifik ... 79

3.11 Efesiensi Turbocarjer ... 80

3.12 Daya Turbin dan Kompresor Turbocarjer ... 81

3.13 Putaran Turbin dan Kompresor ... 83

BAB IV PERHITUNGAN TURBOCARJER ... 86

4.1 Perencanaan Turbin ... 86

4.1.1 Temperatur dan Tekanan gas Keluar Nosel ... 88

4.1.2 Perhitungan Segitiga kecepatan ... 92

4.1.3 Temperatur dan Tekanan Gas Keluar Turbin ... 97

4.1.4 Perhitungan Dimensi Turbin ... 98

4.1.5 Pemeriksaan Kekuatan Sudu Turbin ... 101

4.1.6 Diameter Poros Turbin ... 108

4.1.7 Pemeriksaan Kekuatan Poros Turbin ... 111

4.2 Perencanaan Kompresor ... 113

4.2.1 Kerja Spesifik ... 114

4.2.2 Tinggi Tekan Kompresor ... 115

4.2.3 Kecepatan Udara Masuk Kompresor ... 115

4.2.4 Volume Aliran Masuk Kompresor Sentrifugal (Vs) ... 115

4.2.5 Perhitungan Dimensi Kompresor ... 116

4.2.6 Segitiga Kecepatan pada Kompresor ... 121

(10)

BAB V KESIMPULAN & SARAN ... 131

5.1 Turbocarjer ... 131

5.2 Motor Bakar ... 132

5.3 Saran ... 133

DAFTAR PUSTAKA ... 134

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Skema instalasi sederhana turbocarjer 9

Gambar 2.2 Turbocarjer sistem tekanan konstan

(constant pressure system) 11

Gambar 2.3 Turbocarjer sistem pulsa (pulse system) 12

Gambar 2.4 Turbocarjer sistem konverter pulsa (pulse-converter system) 13

Gambar 2.5 Bagian-bagian assembling turbocarjer 14

Gambar 2.6 Turbin gas radial aliran masuk kantilever 17

Gambar 2.7 Diagram segitiga kecepatan dari turbin radial kantilever 17

Gambar 2.8. Turbin gas radial aliran masuk campur 18

Gambar 2.9 Diagram segitiga kecepatan dari turbin radial campur 18

Gambar 2.10 Kompresor tipe V 19

Gambar 2.11 Kompresor rotary 20

Gambar 2.12 Kompresor aksial 21

Gambar 2.13 Kompresor sentrifugal 22

Gambar 2.14 Siklus ideal tekanan terbatas pada mesin Diesel 25

Gambar 2.15 Siklus ideal tekanan terbatas dengan menggunakan

turbocarjer 26

Gambar 2.16 Perbandingan mesin Diesel dengan dan tanpa turbocarjer

pada siklus tekanan terbatas dengan rasio kompresi

(12)

Gambar 3.1 Mekanisme kerja sederhana turbocarjer waktu

langkah buang 30

Gambar 3.2 Diagram P-V untuk siklus ideal tekanan terbatas pada motor Diesel 33

Gambar 3.3 Diagram P-V untuk siklus tekanan terbatas dengan turbocarjer 36

Gambar 3.4 Diagram h-s untuk turbin 43

Gambar 3.5 Diagram h-s untuk kompresor 45

Gambar 3.6 Diagram P-V siklus gabungan pada motor Diesel 64 Gambar 3.7 Performa kompresor turbocarjer 83

Gambar 4.1 Diagram h-s untuk turbin gas radial aliran masuk 87

Gambar 4.2 Segitiga kecepatan masuk 92

Gambar 4.3 Segitiga kecepatan keluar 93

Gambar 4.4 Hubungan antara sudut aliran masuk (α2) dengan jumlah sudu turbin gas 99

Gambar 4.5 Diagram h-s untuk kompresor 113

Gambar 4.6 Diagram Cordier 120

Gambar 4.7 Segitiga kecepatan masuk kompresor 121

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Perbandingan umum untuk beberapa jenis kompresor 23

Tabel 3.1 Perbandingan motor diesel dengan turbocarjer dan

tanpa turbocarjer 85

Tabel 4.1 Baja paduan untuk poros 108

Tabel 4.2 Jenis-jenis faktor koreksi berdasarkan daya yang akan

(14)

DAFTAR NOTASI

Notasi Arti Satuan

A Luas m2

AF Perbandingan udara dengan bahan bakar kgudara/kgb.bakar

b1 Lebas sisi masuk impeler kompresor m

b2 Lebar sisi keluar impeler kompresor m

C Kecepatan absolut m/s

Cb Faktor beban lentur

Cm2 Kecepatan relatif masuk m/s

Co Kecepatan pancar (spouting velocity) m/s

Cpa Kalor panas spesifik udara kJ/kgK

Cpe Kalor panas spesifik gas kJ/kgK

c Panjang chord m

cs Kecepatan udara masuk kompresor m/s

DN Diameter hubungan kompresor m

Dp Diameter poros m

Ds Diameter mata impeller m

F Konsumsi bahan bakar spesifik kg/hp-hr

FA Perbandingan bahan bakar udara kgb.bakar/kgudara

Fh Konsumsi bahan bakar tiap jamnya kg/hr

Fi Konsumsi bahan bakar indikator kg/hp-hr

(15)

g Gravitasi m/s2

H Tinggi tekan kompresor m kol.udara

h Enthalpi kJ/kg

KT Faktor koreksi momen puntir

L Panjang langkah m

LHV Nilai kalor pembakaran bawah kJ/kg

L’ Jumlah udara aktual yang dibutuhkan kg/ mole

M Bilangan much number

Mg Mole gas hasil pembakaran mole/kg

Mp Momen puntir kg.mm

ma Berat molekul udara kg/ mole

. eg

m Laju aliran gas masuk turbin kg/s

. K

m Laju aliran udara melalui kompresor kg/s

N Putaran rpm

Nb Daya efektif hp

Ni Daya indikator hp

P Tekanan Pa

Pd Daya perencanaan kW

in

q Kalor masuk persatuan massa kJ/kg

r Jari-jari m

Sy Kekuatan tarik bahan MPa

Sf Faktor keamanan

(16)

Sf2 Faktor alur pasak

T Temperatur K

TMA Titik mati atas

TMB Titik mati bawah

U Energi dalam kJ/kg

u Kecepatan tangensial m/s

V Volume m3

s '

υ Kapasitas isap m3/s

W Kerja total kJ

' T

W Daya turbin hp

' K

W Daya kompresor hp

w Kecepatan relatif masuk m/s

Y Kerja spesifik kJ/kg

Z Jumlah sudu

z Fungsi dari sudut chamber dan thickness chord ratio

2

α Sudut aliran masuk turbin

1

β Sudut sudu pada sisi masuk kompresor

3

β Sudut sudu pada aliran keluar pada turbin

2

β Sudut sudu pada sisi keluar kompresor

r 2

β Sudut sudu pada sisi masuk root pada turbin

r 3

β Sudut sudu pada sisi keluar root pada turbin

a

(17)

e

γ Eksponen gas

r

γ Koefisien gas hasil pembakaran

φ Faktor diagram

Φ Koefisien kecepatan

ψ Koefisien kembebanan sudu

λ Perbandingan tekanan

N

λ Koefisien kehilangan nosel

σ Faktor slip

ct

σ Tegangan tarik sentrifugal MPa

d

σ Tegangan maksimum yang diizinkan MPa

maks gb)

(σ Tegangan lengkung MPa

'

σ Tegangan maksimum yang terjadi MPa

g

τ Tegangan geser maksimum yang terjadi MPa

g

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berpengaruh

terhadap hasil-hasil industri dalam bidang teknologi. Hal ini sangat terlihat jelas

misalnya balam bidang teknologi otomotif, dimana hasil-hasil industri dalam

bidang otomotif mengalami pengembangan dari waktu ke waktu.

Di sisi lain, perkembangan teknologi tersebut dapat juga menimbulkan

masalah bagi lingkungan hidup, yaitu pencemaran ataupun polusi seperti yang

terjadi di negeri kita ini. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia membuat suatu

kebijakan seperti yang tertuang dalam Strategi Produksi Bersih, dimana agar

setiap industri dan juga teknologi haruslah akrab dengan lingkungan serta

pemakaian atau konsumsi energi yang sehemat mungkin.

Sehingga, dengan sendirinya hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi para

ahli perancang otomotif sehinggga, mereka terus berupaya dan berinovasi

menciptakan kendaraan-kendaraan yang rendah polusi, hemat bahan bakar serta

juga mempunyai performa yang tinggi.

Untuk memperoleh tujuan tersebut banyak cara yang ditempuh, salah satu

diantaranya dengan pemakaian turbocarjer. Turbocarjer merupakan mekanisme

untuk mensuplai udara dengan kepadatan yang melebihi kepadatan udara atmosfer

ke dalam silinder untuk ditekan pada langkah kompresi, sehingga daya motor

akan meningkat, selain daya yang meningkat, turbocarjer juga menurunkan

(19)

terjadi dengan sempurna, dan juga dengan turbocarjer pemakaian bahan bakar

spesifik dapat dikurangi.

Dengan meningkatnya performansi mesin motor bakar, tingkat polusi

udara yang berkurang, dan juga pemakaian bahan bakar spesifik yang lebih hemat,

sehingga penggunaan turbocarjer ini dapat dikembangkan untuk digunakan dalam

mesin-mesin terutama kenderaan. Dengan pertimbangan tersebut sehingga penulis

tertarik untuk merencanakan suatu turbocarjer yang digunakan untuk kenderaan.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan perencanaan ini adalah untuk merencanakan turbocarjer yang

digunakan pada motor diesel 6 silinder pengerak kenderaan Shovel Loader

Tipe S6D102-1. Perencanaan turbocarjer tersebut meliputi analisa termodinamika,

perhitungan ukuran-ukuran utama serta gambar teknik turbocarjer tersebut.

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah

a. Analisa termodinamika motor diesel 6 silinder dengan menggunakan

turbocarjer

b. Perhitungan perencanaan turbocarjer

c. Ukuran-ukuran utama turbocarjer

(20)

1.4 Metodologi Penulisan

Metode penulisan yang digunakan pada penulisan skripsi ini adalah

sebagai berikut

a. Survei lapangan, yang dilakukan di PT INALUM yaitu berupa peninjauan

langsung ke lokasi tempat turbocarjer tersebut digunakan.

b. Studi literatur, berupa studi kepustakaan, kajian dari buku-buku dan

tulisan-tulisan yang terkait.

c. Browsing internet, berupa studi artikel-artikel, gambar-gambar, dan buku

elektronik (e-book), serta data-data lain yang berhubungan.

d. Diskusi, berupa tanya jawab dengan dosen pembimbing dan dosen

pembanding yang ditunjuk oleh Departemen Teknik Mesin Fakultas

Teknik Universitas Sumatera Utara.

1.6 Sistematika Penulisan

Skripsi ini dibagi menjadi beberapa bab dengan garis besar tiap bab adalah

sebagai berikut

Bab I : Pendahuluan

Bab ini berisikan latar belakang penulisan, tujuan yang hendak dicapai,

batasan masalah, metodologi penulisan, dan sistematika susunan laporan.

Bab II : Tinjauan Pustaka

Bab ini berisikan landasan teori mengenai teori mengenai motor diesel,

pemakaian turbocarjer itu sendiri serta bagian utama turbocarjer yang

(21)

Bab III : Analisa Termodinamika

Bab ini berisikan data-data turbocarjer, dimana pada data-data tersebut akan

dicari analisa termodinamikanya pada motor diesel 6 silinder jenis Shovel

Loader S6D 102-1 dengan memakai turbocarjer dan juga didapatkan

penghematan bahan bakar spesifiknya.

Bab IV : Perhitungan Ukuran-Ukuran Utama

Bab ini berisikan mengenai perhitungan bagian-bagian utama pada turbocarjer

yang meliputi perhitungan dimensi dari perencanaan turbin dan kompresor

turbocarjer.

Bab V : Kesimpulan

Bab ini sebagai penutup berisikan kesimpulan yang diperoleh dari

perencanaan turbocarjer tersebut yang meliputi analisa termodinamika dan

ukuran-ukuran utama turbocarjer tersebut.

Daftar Pustaka

Daftar pustaka berisikan literatur-literatur yang digunakan untuk menyusun

laporan ini.

Lampiran

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Motor Diesel

Motor bakar adalah mesin kalor dimana gas panas diperoleh dari proses

pembakaran di dalam mesin itu sendiri dan langsung dipakai untuk melakukan

kerja mekanis, yaitu menjalankan mesin tersebut.

Sedangkan motor diesel sering disebut motor penyalaan-kompresi oleh

karena cara penyalaan bahan bakarnya dilakukan dengan menyemprotkan bahan

bakar ke dalam udara yang telah bertekanan dan bertemperatur tinggi, sebagai

akibat dari proses kompresi.

Prinsip kerja motor diesel yaitu torak yang bergerak translasi (bolak-balik)

di dalam silinder dihubungkan dengan pena engkol dari poros engkol yang

berputar pada bantalannya, dengan perantaraan batang pengerak atau batang

penghubung. Campuran bahan bakar dan udara dibakar di dalam ruang bakar,

yaitu ruangan yang dibatasi oleh dinding silinder, kepala torak dan kepala silinder.

Gas pembakaran yang terjadi itu mampu menggerakkan torak yang selanjutnya

memutar poros engkol. Pada kepala silinder terdapat katup isap dan katup buang.

Katup isap berfungsi memasukkan udara segar ke dalam silinder,

sedangkan katup buang berfungsi mengeluarkan gas pembakaran, yang sudah

tidak terpakai, dari dalam silinder ke atmosfir. Pada langkah isap hanya udara

segar saja yang masuk dalam silinder. Pada waktu torak hampir mencapai “titik

(23)

temperatur dan tekanan nyala bahan bakar, maka bahan bakar akan terbakar

dengan sendirinya.

Persyaratan ini dapat dipenuhi apabila digunakan perbandingan kompresi

yang cukup tinggi, berkisar antara 12 sampai 25 . Perbandingan kompresi yang

rendah pada umumnya digunakan pada motor diesel berukuran besar dan putaran

rendah. Dalam perancangan biasanya cenderung mempergunakan perbandingan

kompresi yang serendah-rendahnya berdasarkan pertimbangan kekuatan material,

hal ini dikarenakan perbandingan kompresi yang tinggi akan menghasilkan

temperatur dan tekanan pembakaran yang tinggi pula.

Daya yang dihasilkan oleh motor diesel diperoleh dari hasil pembakaran

bahan bakar di dalam ruang bakar. Makin banyak bahan bakar yang dapat dibakar,

makin besar daya yang dapat dihasilkan. Hal ini terjadi jika tersedia udara

secukupnya, biasanya dengan faktor kelebihan udara yang lebih besar.

Namun demikian pada mesin empat langkah terdapat impitan katup (valve

overlap) yaitu waktu selama kedua katup isap dan katup buang ada dalam keadaan

sama-sama terbuka, sehingga sebahagian udara segar juga keluar dari dalam

silinder. Hal ini merupakan kerugian yang tidak dapat dihindari. Jadi, udara yang

dimasukkan ke dalam silinder tidak semuanya digunakan untuk pembakaran.

Jika sebuah mesin empat langkah dapat mengisap udara pada kondisi

isapannya sebanyak volume langkah toraknya untuk setiap langkah isapnya, maka

hal ini merupakan sesuatu hal yang ideal. Namun, hal tersebut tidak terjadi dalam

(24)

Perbandingan dalam jumlah udara yang terisap sebenarnya tehadap jumlah

yang terisap dalam keadaan ideal, dinamai “efisiensi volumetrik”, yang

didefenisikan dalam persamaan di bawah ini,

Berat udara segar terisap (p,T)

ηv =

Berat udara segar sebanyak volume langkah torak pada (p,T)

Besarnya efisiensi volumetrik tergantung pada kondisi isap ( p, T) yang

ditetapkan . Misalnya, jika saringan udara pada saluran masuk, yang diperoleh

dengan menetapkan (p, T) sesudah saringan adalah lebih besar dari pada dengan

menetapkan (p, T) sebelum saringan. Akan tetapi, dalam pengujian prestasi mesin

biasanya tidak dipergunakan saringan udara sehingga kekeliruan tersebut dapat

dihindari. Oleh karena itu maka (p, T) ditetapkan sebagai kondisi udara atmosfir.

Efisiensi volumetrik merupakan fungsi dari kecepatan udara yang terisap,

dimana maksimum terjadi pada suatu putaran poros tertentu. Dengan demikian

merupakan fungsi dari faktor kelebihan udara, yaitu turun dengan turunnya

kerapatan udara.

Dengan mempergunakan turbocarjer, udara akan dipaksa masuk ke dalam

ruang bakar sehingga efisiensi volumetrik menjadi naik, dengan demikian daya

poros pun akan naik. Disamping peningkatan efisiensi volumetrik diharapkan

dapat memperoleh kerja persiklus yang lebih besar dengan volume langkah torak

yang sama, atau dengan perkataan lain dengan turbocarjer diharapkan bisa

diperoleh tekanan efektif rata-rata yang lebih besar sehingga menghasilkan daya

(25)

2.2 Motor Diesel Shovel Loader

Motor Diesel Shovel Loader ialah motor diesel yang digunakan sebagai

penggerak kendaraan Shovel Loader Tipe S6D102-1. Shovel Loader adalah suatu

alat yang digunakan untuk mengangkut beban, dimana beban tersebut diangkut

dalam bucket.

2.4 Turbocarjer

2.4.1 Pengertian Turbocarjer

Turbocarjer merupakan mekanisme untuk mensuplai udara dengan

kerapatan yang melebihi kerapatan udara atmosfer ke dalam silinder untuk ditekan

pada langkah kompresi, sehingga daya motor akan meningkat. Turbocarjer

pemakaiannya sangat efisien dimana energi yang digunakan untuk menggerakkan

kompresor untuk menghisap udara masuk ruang bakar adalah berasal dari energi

gas buang yang digunakan untuk menggerakkan turbin.

Salah satu tujuan turbocarjer adalah untuk meningkatkan kerapatan udara

yang akan dimasukkan ke dalam silinder mesin. Dengan meningkatnya kerapatan

udara sehingga, akan lebih banyak bahan bakar yang terbakar dan menyebabkan

peningkatan daya keluaran dari mesin yang diberikan volume langkah dari

(26)

Adapun skema instalasi sederhana daripada turbocarjer adalah sebagai

berikut ini

Gambar 2.1 Skema instalasi sederhana turbocarjer

Sumber: http/www.howstuffworks.com/how turbocharging works

2.4.2 Manfaat Pemakaian Turbocarjer

Adapun manfaat utama dari pemakaian turbocarjer pada motor diesel

adalah sebagai berikut ini

a. Memperbesar daya motor

b. Mesin menjadi lebih kompak lagi pula ringan, maksudnya dengan

memakai turbocarjer maka dapat mengurangi dari pada besarnya mesin itu

sendiri.

c. Dengan turbocarjer dapat bekerja lebih efisien, karena pemakaian bahan

bakar spesifiknya lebih rendah.

d. Dengan memakai turbocarjer maka proses pembakaran udara dan bahan

bakar akan berjalan dengan sempurna sehingga emisi gas buang juga dapat

(27)

Pada mesin penyalaan bunga api (spark ignition engine) yang memakai

turbocarjer , pemakaian bahan bakar spesifik biasanya menjadi lebih besar. Hal ini

disebabkan, terutama karena perbandingan kompresinya harus diperkecil untuk

mencegah detonasi, juga karena banyaknya bahan bakar yang keluar dari dalam

silinder sebelum digunakan.

Pemakaian turbocarjer pada mesin penyalaan bunga api ini haruslah

mencakup unsur kompromi antara efisiensi dan kebutuhan, misalnya pada mesin

pesawat dan mobil balap. Pada mesin pesawat terbang, turbocarjer digunakan

untuk memperoleh daya yang sebesar-besarnya pada waktu tinggal landas dan

untuk mengatasi berkurangnya kerapatan udara pada ketinggian yang lebih tinggi.

Persoalan detonasi dapat diatasi dengan menggunakan bahan bakar dengan

mempunyai nilai oktan yang lebih tinggi. Pada mobil balap yang lebih

mementingkan daya dari pada efisiensi, banyak memakai turbocarjer.

Pada motor diesel dengan turbocarjer dapat bekerja dengan efisiensi,

pemakaian bahan bakar spesifik lebih rendah, khususnya pada unit lebih murah

harganya. Keuntungan lain yang diperoleh dari motor diesel dengan turbocarjer

adalah dapat mempersingkat periode persiapan pembakaran sehingga karakteristik

pembakaran menjadi lebih baik. Disamping itu terbuka kemungkinan untuk

menggunakan bahan bakar dengan bilangan setana yang lebih rendah. Karena

turbocarjer dapat memasukkan udara yang lebih banyak, dapat diharapkan

(28)

2.3.3 Klasifikasi Turbocarjer

Dalam prakteknya ada tiga metode pengoperasian turbocarjer yang

dipergunakan untuk memanfaatkan energi yang berguna pada gas buang yaitu :

a. Turbocarjer sistem tekanan konstan ( constant pressure system )

b. Turbocarjer sistem pulsa ( pulse system )

c. Turbocarjer sistem konverter- pulsa ( pulse-converter system)

2.3.3.1 Turbocarjer sistem tekanan konstan ( constant pressure system )

Pada sistem turbocarjer tekanan konstan ini adalah bertujuan untuk

menjaga atau memelihara agar tekanan gas buang pada motor bakar dalam

keadaan konstan dan tekanan yang dihasilkan lebih tinggi dari pada tekanan

atmosfer sehingga turbin turbocarjer dapat beroperasi secara maksimum. Tujuan

pembuatan saluran gas buang yang besar dan lebar adalah untuk menyerap

tekanan yang tidak konstan dan oleh karenanya energi kinetik di dalam saluran

gas buang harus dihilangkan.

Gambar 2.2 Turbocarjer sistem tekanan konstan ( constant pressure system )

(29)

Keuntungan memakai turbocarjer pada metode tekanan konstan ialah :

a. Efesiensi turbin yang tinggi selama aliran tetap ( steady flow )

b. Sangat efisien dan konsumsi bahan bakar yang ekonomis pada

perbandingan tekanan kompresor dan turbin yang tinggi.

Kerugian memakai turbocarjer pada metode tekanan konstan adalah :

a. Tidak semua gas buang dapat digunakan untuk menggerakkan turbin.

b. Membutuhkan saluran gas buang yang besar.

c. Performansi yang rendah pada putaran rendah dan berbeban.

d. Asselerasi turbocarjer yang rendah.

2.3.3.2 Turbocarjer sistem pulsa ( pulse system )

Turbocarjer sistem pulsa adalah bertujuan untuk menggunakan energi

kinetik di dalam proses pembuangan gas buang ( blow down ) untuk

menggerakkan turbin turbocarjer, yang secara idealnya tidak ada terjadi

peningkatan tekanan gas buang. Untuk mencapai tujuan tersebut saluran buang

yang segaris haruslah lebih kecil.

Gambar 2.3 Turbocarjer sistem pulsa ( pulse system )

(30)

Keuntungan memakai turbocarjer dengan sistem pulsa ini adalah :

a. Sebagian besar energi gas buang dapat digunakan langsung.

b. Menghasilkan percepatan putaran mesin yang responsif terhadap

pembebanan tiba-tiba.

c. Dapat menggunakan saluran gas buang yang lebih pendek dan kecil.

d. Asselerasi turbocarjer yang tinggi.

e. Performansi yang tinggi pada putaran rendah dan berbeban.

f. Energi gas buang yang berguna tinggi pada turbin

Kerugiannya memakai turbocarjer dengan sistem pulsa ini adalah :

a. Pemanfaatan energi gas buang tidak efektif.

b. Efesiensi turbin yang rendah.

c. Saluran buang yang rumit dengan jumlah silinder yang banyak.

2.3.3.3 Turbocarjer sistem konverter-pulsa ( pulse-converter system)

Pada turbocarjer sistem konverter pulsa ini bertujuan untuk mengubah

energi kinetik di dalam proses pembuangan menjadi peningkatan tekanan pada

[image:30.595.172.427.523.675.2]

turbin dengan membuat satu atau lebih diffuser.

Gambar 2.4 Turbocarjer sistem konverter- pulsa ( pulse-converter system)

(31)

Keuntungan memakai turbocarjer sistem konverter-pulsa adalah

performansi mesin yang tinggi, sedangkan kerugiannya adalah performansi yang

rendah pada putaran rendah dan tinggi dan hanya untuk mesin dengan jumlah

silinder tertentu ( empat, delapan dan enam belas).

Secara umum, motor diesel berukuran besar seperti automotif, truk, dan

mesin industri biasanya menggunakan turbocarjer sistem pulsa ( pulse system ).

Pada perencanaan ini penulis merencanakan turbocarjer sistem pulsa.

2.3.4 Bagian-Bagian Utama Turbocarjer

Bagian utama turbocarjer terdiri dari sebuah turbin gas dan sebuah

kompresor. Gambar 2.5 ini merupakan gambar dari assembling turbocarjer yang

[image:31.595.150.507.399.681.2]

telah dilepas bagian-bagiannya.

Gambar 2.5 Bagian-bagian assembling turbocarjer

(32)

Keterangan gambar :

1. Clamp 18. Exhaust Stud

2. Hose ( waste gate pressure bleed ) 19. Waste gate housing

3. Fitting 20. Bearing housing

4. Clip ( waste gate lever ) 21. Nut ( turbine shaft )

5. Rod ( waste gate ) 22. Compressor

6. Adjusting nut 23. Turbine Shaft

7. Nut 24. Piston ring seal

8. Control Diaphragm ( waste gate ) 25. Heat shield

9. Bolt 26. Bolt

10.Bracket ( waste gate control diaphragm) 27. Compressor housing

backing

11.Locking plate ( compressor housing ) 28. O-ring

12.Compressor housing 29. Piston ring seal

13.O-ring 30. Thrust collar

14.Bolt 31. Thrust bearing

15.Locking Plate ( turbine housing ) 32. Snap ring

16.Clamp Plate ( turbine housing ) 33. Journal bearing

(33)

2.3.4.1 Turbin

Turbin turbocarjer digerakkan oleh energi berguna yang dikandung oleh

gas buang. Aliran gas buang dari hasil pembakaran bahan bakar dari dalam ruang

bakar menggerakkan sudu-sudu turbin, diserap energinya dan diubah menjadi

bentuk energi mekanis ini merupakan daya poros pada turbin yang dipergunakan

untuk menggerakkan kompresor

Berdasarkan arah aliran fluida, ada dua tipe turbin yang digunakan pada

turbocarjer, yaitu aliran radial aliran masuk dan turbin gas aliran aksial. Turbin

radial aliran masuk banyak dipakai dalam ukuran kecil, di dalam bidang

transportasi pada motor bensin dan diesel yang menggunakan menggunakan

turbocarjer, di bidang penerbangan digunakan pada unit helikopter yang berguna

pada saat start awal. Keuntungan utama turbin gas radial aliran masuk adalah

kerja yang dihasilkan oleh sebuah tingkat tunggal turbin adalah sama dengan dua

atau lebih di dalam turbin gas aksial, hal ini disebabkan turbin gas radial aliran

masuk mempunyai putaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan turbin aksial,

karena daya yang dihasilkan adalah sebuah fungsi kuadrat dari putaran (P u2)

sehingga kerja lebih besar dibandingkan turbin aksial tingkat tunggal.

Turbin gas radial aliran masuk mempunyai keuntungan lainnya harga/

biayanya lebih rendah dibandingkan dari pada turbin gas aksial, hal tersebutlah

yang menjadikan dasar pemilihan utama turbin gas radial aliran masuk untuk

turbocarjer motor diesel.

Ada dua jenis turbin gas radial aliran masuk menurut konstruksi sudu, yaitu :

a. Turbin gas radial aliran masuk kantilever ( cantilever radial inflow turbine )

(34)

Turbin gas radial aliran masuk kantilever tidak menggunakan sudut aliran

masuk secara radial, pada jenis turbin kantilever ini tidak terjadi percepatan

melalui rotor. Jenis kantilever jarang digunakan karena efesiensinya rendah pada

[image:34.595.199.417.202.336.2]

dan juga proses pembuatannya yang sulit.

Gambar 2.6 Turbin gas radial aliran masuk kantilever

Sumber : Boyce, Gas Turbine Engineering Handbook, 2002

Kontruksi dan segitiga kecepatan yang dibentuk oleh turbin gas radial

aliran masuk kantilever dapat dilihat pada gambar 2.7 berikut ini

Gambar 2.7 Susunan dan diagram segitiga kecepatan dari turbin radial

tipe kantilever

[image:34.595.176.447.468.662.2]
(35)
[image:35.595.201.447.92.257.2]

Gambar 2.8 Turbin gas radial aliran masuk campur

Sumber : Boyce, Gas Turbine Engineering Handbook, 2002

Sedangkan untuk kontruksi dan segitiga kecepatan yang dibentuk oleh

turbin gas radial aliran masuk campur dapat dilihat pada gambar berikut ini

Gambar 2.9 Susunan dan diagram segitiga kecepatan dari turbin radial

aliran masuk campur (90 degree IFR)

Sumber : Dixon, Fluid Mechanics, Thermodynamics of Turbomachinery,1998

Atas pertimbangan tersebut maka dalam perancangan ini jenis turbin yang

[image:35.595.166.476.385.589.2]
(36)

2.3.4.2 Kompresor

Kompresor pada turbocarjer berfungsi untuk memampatkan udara dari

udara atmosfer, sehingga udara yang dihasilkan merupakan udara yang

bertekanan. Tekanan udara yang dihasilkan sesuai dengan kemampuan kompresor

itu sendiri. Kompresor dapat diklasifikasikan atas dua tipe, yaitu dynamic dan

positive discplacement.

a. Kompresor Positif (positive discplacement)

Kompresor ini tersedia dalam dua jenis reciprocating dan putar/rotary.

1). Komprosor Reciprocating

Kompresor reciprocating adalah kompresor yang menghasilkan udara

bertekanan akibat adanya gerak naik turun piston dalam silinder.

Kompresor reciprocating tersedia dalam berbagai konfigurasi, terdapat

empat jenis yang paling banyak digunakan yaitu horizontal, vertikal dan ,

[image:36.595.185.422.489.670.2]

horizontal berlawanan (balance-opposed).

Gambar 2.10 Kompresor Tipe V

(37)

2). Kompresor Putar (rotary)

Kompresor beroperasi pada kecepatan tinggi dan umumnya menghasilkan

hasil keluaran yang lebih tinggi dibandingkan kompresor reciprocating. Biaya

investasinya rendah, bentuknya kompak, ringan dan mudah perawatannya,

sehingga kompresor ini sangat populer di industri. Biasanya digunakan

dengan ukuran 30 sampai 200 hp atau 22 sampai 150 kW.

(a) (b)

[image:37.595.147.485.251.575.2]

(c) (d)

Gambar 2.11 Kompresor Rotary, terdiri dari

a). Roots Compressor

b). Rotary sliding vane compressor

c). Twin-screw rotary screw compressor

d). Single-screw rotary screw compressor

(38)

b. Kompresor Dinamis ( dynamic compressor)

1). Kompresor Aksial

Kompresor aksial terdiri dari barisan tingkat. Masing-masing tingkat

terdiri dari barisan sudu-sudu roda jalan diikuti oleh barisan sudu-sudu

roda jalan diikuti oleh barisan sudu-sudu stator. Fluida kerja

mula-mula dipercepat oleh sudu-sudu roda jalan dan kemudian diperlambat

dalam laluan sudu stator yang di dalamnya energi kinetik yang

dipindahkan dalam roda jalan dikonversikan menjadi tekanan statik.

Proses ini berulang dalam tingkat berikutnya. Jumlah tingkat yang

diperlukan tergantung perbandingan tekanan keseluruhan yang

diinginkan.

Gambar 2.12 Kompresor Aksial

(39)

2). Kompresor Sentrifugal

Dalam permesinan, yang mana juga disebut sebagai turbo-blowers atau

turbo-compressors, satu atau lebih impeller dirotasikan pada kecepatan

yang tinggi di dalam sebuah rumah kompresor. Udara yang terlempar

masuk ke dalam pusat dari impeller, akan ditingkatkan kecepatannya, lalu

udara akan terlempar pada ujung luar ( outer edge ) karena adanya gaya

sentrifugal yang terjadi pada impeller. Udara yang meninggalkan impeller

dengan peningkatan tekanan dan kecepatan yang tinggi udara akan

memasuki diffuser, pada diffuser akan mengubah energi kinetik udara

[image:39.595.231.420.371.577.2]

yang mengalir melewati impeller menjadi energi tekanan.

Gambar 2.13 Kompresor Sentrifugal

(40)

Untuk menentukan jenis perencanaan kompresor untuk turbocarger

dibutuhkan beberapa perbandingan-perbandingan yang secara umum, seperti yang

[image:40.595.99.545.201.731.2]

terdapat pada tabel 2.1 berikut ini

Tabel 2.1 Perbandingan umum untuk beberapa jenis kompresor

Item Reciprocating Vane

compressor

Screw

compressor

Centrifugal

compressor

Efesiensi pada

beban penuh

Tinggi Medium-tinggi Tinggi Tinggi

Efesiensi pada

beban sebagian

Tinggi karena

bertahap-tahap

Buruk Buruk Buruk

Efesiansi tanpa

beban

Tinggi (10 % -

25 %

Medium (30%-

40 %)

Tinggi-buruk

( 25%-60%)

Tinggi Medium

(20 %-30 %)

Tingkat

kebisingan

Bising Tenang Tenang jika

tertutup

Tenang

Ukuran Besar Kompak Kompak Kompak

Penggantian

minyak pelumas

Sedang

Rendah-medium

Rendah Rendah

Getaran Tinggi Hampir tidak

ada

Hampir tidak

ada

Hampir tidak

ada

Perawatan Banyak bagian

peralatan yang

dipakai

Sedikit bagian

peralatan yang

dipakai

Sangat sedikit

peralatan yang

dipakai

Sensitif

terhadapdebu

dan udara

Kapasitas tinggi

Rendah-medium

Rendah-tinggi Medium-tinggi

Tekanan

Medium-sangat tinggi

tinggi

Medium-tinggi

Medium-tinggi

(41)

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka dipilihlah jenis kompresor

sentrifugal, hal ini dikarenakan kompresor ini memiliki kapasitas yang relatif

tinggi. Alasan lain pemilihan kompresor sentrifugal karena ruangan yang

dibutuhkan lebih kecil, dapat bekerja dengan putaran tinggi, tekanan yang

dihasilkan tinggi serta dapat langsung dikopel dengan poros motor penggerak

yaitu poros turbin.

2.4 Siklus Termodinamika Motor Diesel dengan Turbocarjer

Perencanaan yang bagus dari mesin diesel dengan menggunakan

turbocarjer bergantung pada pemilihan sistem untuk pengiriman energi gas buang

dari katup buang ke turbin dan kegunaan energi tersebut pada turbin turbocarjer.

Idealnya semua energi yang meninggalkan silinder dikirimkan ke turbin , tetapi

dalam keadaan aktualnya atau sebenarnya ada beberapa yang hilang, dikarenakan

adanya terjadinya pindahan panas di sekitarnya, tetapi hal ini tidak mencapai 5 %.

Siklus ideal termodinamis dari mesin diesel dapat ditunjukkan pada

gambar 2.14 yang menunjukkan energi yang terkandung dan berguna di dalam

sistem pembuangan. Katup buang akan terbuka pada titik mati bawah pada titik 5

dimana tekanan silinder lebih besar dari pada tekanan atmosfer, yaitu pada akhir

pipa pembuangan. Jika katup buang terbuka maka secara isentropik dan reversibel

akan menuju pada tekanan atmosfer yaitu pada titik 6, dimana daerah kerja dapat

digambarkan pada daerah 5-6-1. Daerah kerja yang digambarkan pada daerah titik

5-6-1, dimana pada daerah tersebutlah untuk memanfaatkan energi gas buang

ditempatkan turbocarjer pada daerah tersebut yang disebut juga dengan blow-

(42)
[image:42.595.171.438.100.311.2]

Gambar 2.14 Siklus ideal tekanan terbatas pada mesin diesel

Sumber : Bernard and Rodica, Diesel Engine Reference Book, 1999

Pada Gambar 2.15 menunjukkan bahwa turbocarjer meningkatkan tekanan

pada saluran masuk, dari sini proses masuk (12-1) pada tekanan P1 dimana P1

berada pada di atas tekanan atmosfer.Pa. Blow-down energi ditunjukkan pada

daerah 5-8-9, saluran gas buang pada tekanan P7 juga berada di atas tekanan

atmosfer Pa. Proses gas buang yang berasal dari silinder ditunjukkan oleh garis

5,13,11 dimana pada titik 5,13 adalah periode terjadi blow-down energi ketika

katup buang terbuka dan tekanan gas yang tinggi diekspansikan keluar pada

saluran gas buang.

Proses 13,11 menunjukkan proses pembuangan gas sisa yang tinggal

ketika piston bergerak dari titik mati atas ke titik mati bawah yang menggerakkan

sebagian besar gas buang dari silinder ke saluran pembuangan. Gas tersebut juga

berada di atas tekanan atmosfer dan oleh karena itu juga mempunyai energi yang

berguna untuk diekspansikan menjadi tekanan atmosfer. Daerah kerjanya dapat

(43)

menggerakkan turbin ditunjukkan pada daerah 13-9-10-11, Untuk memperoleh

energi tersebut maka tekanan masuk turbin seketika itu juga harus meningkat pada

titik tekanan P5 ketika katup buang terbuka, yang diikuti ekspansi isentropik dari

gas buang melalui P7 sampai ke tekanan atmosfer ( P8=Pa) . Selama proses

pergerakan pembuangan tekanan masuk turbin yaitu pada titik P7. Energi yang

[image:43.595.160.478.248.445.2]

berguna pada turbin diberikan pada daerah 7-8-10-11.

Gambar 2.15 Siklus ideal tekanan terbatas dengan menggunakan turbocarjer

Sumber : Bernard and Rodica, Diesel Engine Reference Book, 1999

Pada penjelasan pada gambar 2.15 di atas siklus ideal tekanan terbatas

motor bakar diesel dengan menggunakan turbocarjer tekanan konstan, sangat

berbeda dengan yang digunakan pada turbocarjer sistem pulsa yaitu perbedaannya

terdapat pada penambahan penggunaan energi yang digunakan pada daerah

5-7-13. Tekanan masuk turbin yang diperlukan yaitu mencapai tekanan P5 ketika

katup buang terbuka pertama kalinya, kemudian menuju sepanjang garis 5,6,7.

Turbin juga mempunyai daerah aliran efektif yang kecil, ketika katup

(44)

dikarenakan saluran buang kecil maka tekanan pun akan turun. Laju aliran massa

gas buang akan meningkat ketika katup terbuka. Dan laju aliran massa gas buang

tersebut akan menuju turbin sehingga energi yang berguna dimanfaatkan untuk

memutar turbin. Dimana dalam hal ini energi gas buang yang dimanfaatkan pada

sistem pulsa lebih besar dari pada sistem tekanan konstan

2.5 Perbandingan Siklus Termodinamika Motor Diesel dengan Turbocarjer

dan tanpa Turbocarjer

Pada gambar 2.16 berikut ini menunjukkan siklus tekanan terbatas dari

mesin diesel tanpa dan dengan turbocarjer. Karena tekanan masuk dari gas buang

berada di atas tekanan atmosfer, dan lebih banyak bahan bakar yang dapat

dibakar, tekanan di dalam silinder melalui siklus tersebut dan terutama selama

[image:44.595.194.433.439.608.2]

pembakaran, menjadi lebih tinggi untuk siklus yang memakai turbocarjer.

Gambar 2.16 Perbandingan mesin diesel dengan dan tanpa turbocarjer

pada siklus tekanan terbatas dengan rasio kompresi sama.

(45)

BAB III

PERHITUNGAN & ANALISA TERMODINAMIKA

3.1 Idealisasi Analisa Termodinamika

Proses-proses termodinamika yang terjadi di dalam motor bakar torak

sangatlah kompleks untuk dianalisa menurut teori, maka untuk memudahkan

analisa proses tersebut perlu dilakukan beberapa idealisasi yaitu :

a. Fluida kerja dianggap sebagai gas sempurna (gas ideal).

b. Proses pembakaran dianggap sebagai proses pemanasan fluida kerja.

c. Proses kompresi dan ekspansi berlangsung secara isentropik.

d. Pada akhir ekspansi, yaitu pada waktu torak mencapai TMB, fluida kerja

didinginkan sehingga tekanan dan temperaturnya turun mencapai tekanan

dan temperatur atmosfer.

e. Tekanan fluida kerja di dalam silinder selama langkah buang dan langkah

isap adalah konstan.

Dari idealisasi di atas, maka akan dapat dianalisa kondisi setiap titik pada

siklus kerja. Dengan diperolehnya hasil dari kondisi idealisasi, maka akan dapat

diperkirakan hasil dari proses sebenarnya dengan mengalikan hasil yang didapat

dari siklus ideal tersebut dengan faktor yang menyatakan penyimpangan keadaan

(46)

Penyimpangan dari siklus ideal itu terjadi karena dalam keadaan yang

sebenarnya terjadi kerugian yang antara lain disebabkan oleh hal berikut ini :

a. Kebocoran fluida kerja kerena penyekatan oleh cincin torak dan katup tak

dapat sempurna.

b. Katup tidak dibuka dan ditutup tepat di TMA dan TMB karena

pertimbangan dinamika mekanisme katup dan kelembaman fluida kerja.

c. Fluida kerja bukanlah udara yang dapat dianggap sebagai gas ideal dengan

kalor spesifik yang konstan selama proses siklus berlangsung.

d. Proses pembakaran memerlukan waktu, jadi tidak berlangsung sekaligus.

Akibatnya proses pembakaran berlangsung pada volume ruang bakar yang

berubah-ubah, proses pembakaran tidak berlangsung pada volume atau

pada tekanan konstan.

e. Terdapat kerugian kalor yang disebabkan oleh perpindahan kalor dari

fluida kerja ke fluida pendingin, terutama pada langkah kompresi,

ekspansi, dan pada waktu gas buang meninggalkan silinder.

f. Terdapat kerugian kalor yang dibawa oleh gas buang dari dalam silinder

ke atmosfer sekitarnya. Energi tersebut tak dapat dimanfaatkan lagi untuk

(47)

3.2 Mekanisme Kerja Turbocarjer

Adapun mekanisme kerja sederhana dari turbocarjer adalah seperti gambar

3.1 berikut ini

[image:47.595.129.469.136.445.2]

Gambar 3.1 Mekanisme kerja sederhana dari turbocarjer pada waktu langkah

buang

Keterangan gambar :

1. engine 4. kompresor (blower)

2. piston 5. saluran gas buang

3. turbin gas 6. saluran masuk

1 4

3

5 6

(48)

Adapun mekanisme kerja sederhana dari turbocarjer di atas adalah ketika

piston melakukan langkah buang, dimana gas buang yang masih bertemperatur

tinggi dan juga bertekanan yang tinggi diekspansikan keluar ke saluran buang (

exhaust manifold ) dengan laju aliran gas buang yang tinggi masuk ke turbin

turbocarjer dan akan memutar turbin, dengan berputarnya turbin maka kompresor

juga akan ikut berputar.

Sehingga udara atmosfer akan masuk ke kompresor , dan akan masuk ke

dalam ruang bakar dengan udara yang mempunyai tekanan yang tinggi dan juga

kerapatan udara yang tinggi pula. Putaran turbocarjer dapat mencapai putaran

80.000 rpm sampai 130000 rpm (literatur 3). Turbocarjer pada kondisi putaran

mesin yang tinggi, akan dihasilkan tekanan gas buang yang masuk turbocarjer

yang tinggi pula, hal ini mengakibatkan jumlah udara dan tekanan yang disuplai

ke ruang bakar akan melebihi jumlah udara dan tekanan udara suplai yang

ditentukan hal ini akan berpengaruh kepada tingkat ketahanan material ruang

bakar itu sendiri.

Untuk menghindari tekanan yang berlebih masuk ke turbin turbocarjer

maka dibuatlah mekanisme waste gate valve hal ini bertujuan untuk mengurangi

tekanan yang masuk turbin turbocarjer. Dalam perancangan ini diasumsikan

(49)

3.3 Penetapan Siklus Termodinamika

Secara umum ada tiga jenis siklus termodinamika yang berlaku pada motor

bakar torak, yaitu :

a. Siklus volume konstan ( Siklus Otto)

b. Siklus tekanan konstan

c. Siklus tekanan terbatas ( Siklus Dual )

Siklus tekanan terbatas ( siklus dual ) merupakan siklus ideal bagi motor

bakar torak yang proses pembakarannya berlangsung pada kondisi yang

mendekati volume konstan dan terus berlanjut pada tekanan konstan.

Keunggulan bahan bakar diesel adalah diukur dari kualitas kesiapan

penyalaannya, angka setana dari bahan bakar merupakan pengukur kualitas

penyalaan, semakin besar angka setana maka semakin besar ketahanannya

terhadap detonasi. Dengan adanya bahan bakar dengan angka setana yang tinggi,

putaran motor akan naik lebih tinggi dan lebih banyak bahan bakar yang

diinjeksikan ke dalam ruang bakar hingga penyalaan sendiri terjadi, yang

mengakibatkan tekanan naik tajam disaat awal pembakaran.

Sehingga motor bakar diesel putaran tinggi lebih cocok didekati oleh

siklus tekanan terbatas (siklus dual), dimana pembakaran dibagi dalam dua daerah

yakni daerah volume konstan dilanjutkan daerah tekanan konstan. Siklus yang

ditetapkan sebagai siklus ideal bagi motor bakar yang direncanakan disini adalah

(50)
[image:50.595.206.401.88.245.2]

Gambar 3.2 Diagram P-V untuk siklus ideal tekanan terbatas pada motor diesel

Keterangan gambar :

0-1 : Langkah isap tekanan konstan

1-2 : Langkah kompresi isentropis

2-3a : Pembakaran pada volume konstan

3a- 3 : Pembakaran pada tekanan konstan

3 – 4 : Langkah ekspansi isentropis

4- 1 : Proses pengeluaran kalor pada volume konstan

3.4 Bahan Bakar yang Digunakan

Bahan bakar yang baik merupakan hal yang memegang peranan utama

dalam pengoperasian motor bakar agar diperoleh pembakaran yang sempurna,

bilangan setana untuk bahan bakar diesel putaran tinggi berkisar diantara 40

sampai 60. Zat tambahan untuk menaikkan bilangan oktana bens=in adalah

“tetraethyl lead“. Nilai kalor bahan bakar untuk motor diesel putaran tinggi pada

(51)

Pada umumnya bahan bakar untuk motor diesel banyak yang memakai

dari jenis bahan bakar cair yaitu jenis paraffin atau alkanes dengan rumus molekul

CnH2n+2. Direncanakan jenis bahan bakar cair yang digunakan yaitu jenis paraffin

atau alkanes yaitu C13H28 yang merupakan Medium Diesel Oil.

Adapun medium diesel oil mempunyai nilai kalor bahan bakar seperti berikut ini

HHV : 19110 Btu/lb = 44449,86 kJ / kg

LHV : 18000 Btu/ lb = 41868 kJ/kg

3.5 Perbandingan Bahan Bakar dan Udara ( F/A)

Adapun standar untuk perbandingan bahan bakar dan udara ( F/A ) untuk

motor bakar diesel adalah :

70

18≤ AF ≤ atau 0,014≤FA≤0,056

dimana bila

F/A < 0,014; berarti bahan bakar yang diinjeksikan kurang dari semestinya

F/A > 0,056; udara tidak cukup untuk melakukan pembakaran sempurna

atau bahan bakar tidak habis terbakar, hal ini akan

menyebabkan asap hitam pada gas buang.

Reaksi pembakaran bahan bakar dengan udara secara kimia dapat ditulis:

C13H28 + 20 (O2 + (3,76) N2) 13 CO2 +14 H2O + 20 (3,76) N2 + Qkal

sehingga,

(52)

Adapun perbandingan bahan bakar dengan udara adalah sebagai berikut: th A F       = 2 2 28 13 2 , 75

20 O N

H C + th A F       = 6 , 2105 640 184 + th A F     

= 0,0670163

th A F       = 92 , 14 1

Pada motor bakar diesel faktor kelebihan udara mempunyai peranan yang

sangat penting karena motor bakar diesel ini menggunakan pemampatan udara

untuk membakar bahan bakar, lain halnya dengan motor bakar bensin yang

menggunakan percikan bunga api untuk membakar bahan bakar. Oleh karena itu

untuk menjamin terjadinya pembakaran sempurna diambil faktor kelebihan udara

sebesar (α) 210% atau 2,1.

Faktor kelebihan udara untuk: - motor bakar diesel (α) = 200% - 300%

- motor bakar bensin (α) = 5% - 20% Sehingga persamaan kimianya menjadi;

C13H28 + 42 O2 + 157,92 N2 13 CO2 + 14 H2O + 157,92 N2 + 22 O2 + Qkal

Dan perbandingan bahan bakar dengan udara adalah sebagai berikut:

(53)

3.6 Pemilihan Perbandingan Kompresi

Perbandingan kompresi suatu motor bakar akan mempengaruhi efesiensi

termis dan tekanan efektif rata-rata yang dihasilkan. Perbandingan kompresi yang

tinggi akan memberikan efesiensi dan tekanan efektif rata-rata yang tinggi.

Namun pemilihan perbandingan kompresi yang tinggi selalu dikaitkan dengan

kekuatan bahan terhadap temperatur dan tekanan yang tinggi, adapun nilai

perbandingan kompresi yang umum digunakan pada motor diesel adalah berkisar

antara 12 ~ 25.

Pada perencanaan ini perbandingan kompresi yang dipilih sesuai dengan

data survey Shovel Loader S6D 102-1 yang digunakan pada PT INALUM adalah

CR = 18.

3.7 Perhitungan Termodinamika Motor Diesel dengan Turbocarjer.

Adapun siklus termodinamika yang digunakan dalam perhitungan adalah

siklus tekanan terbatas (siklus dual) dengan menggunakan turbocarjer.

Gambar 3.3 Diagram P -V ideal untuk siklus ideal tekanan terbatas yang

(54)

Proses yang terjadi

0 – 1 : Langkah isap pada tekanan konstan

1 – 2 : Langkah kompresi isentropis

2 – 3a : Proses pembakaran pada volume konstan

3a – 3 : Pembakaran pada tekanan konstan

3 - 4 : Langkah ekspansi isentropis

4 – 1 : Proses pengeluaran kalor pada volume

konstan

4 - 5 –6 : Langkah idealisasi isentropis

4-6-7 dan 10-7-8-9 : Daerah yang menggambarkan kerja

maksimum yang berguna untuk

menggerakkan turbin turbocarjer

5’-6-8-9 : Daerah yang menggambarkan energi yang

berguna untuk menggerakkan turbin

turbocarjer

4,10 : Periode ketika katup buang terbuka dan

gas yang bertekanan tinggi diekspansikan

keluar melalui saluran buang.

9,10,5’ : Menunjukkan proses pembuangan ketika

piston bergerak dari titik mati bawah ke

titik mati atas dari silinder ke saluran

buang. Tekanan gas ini berada diatas

(55)

3.7.1 Laju aliran gas buang masuk turbin

Persamaan laju aliran gas buang masuk turbin adalah sebagai berikut ini :

(

)

3600

' .

a i i c s eg

m L N F m = µ+∆

dimana :

eg m

.

= Laju aliran gas buang melalui turbin ( kg/s)

µ = Koefisien perubahan molar gas

sc = Koefisien udara pembilasan

Untuk mesin dengan turbocarjer koefisien udara pembilasan

nilainya 0,06 ~ 0,2, dalam perencanaan ini diambil koefisien udara

pembilasan senilai 0,2

Fi = Konsumsi bahan bakar indikator ( kg/hr-hp)

Ni = Daya indikator (hp)

L’ = Jumlah udara aktual yang dibutuhkan (mole/kg)

ma = Berat molekul udara sebesar 28,95 kg /mole

Dimana, untuk bahan bakar C13H28 ( merupakan medium diesel oil pada

putaran tinggi), bilangan molekul :

C = 12

H = 1

persentase;

C = 0,847

184 156

= = 84,78 %

H = 0,152

184 28

(56)

persentase kandungan ;

O2 = 21 %

N2 = 79 %

Sehingga jumlah teoritis udara yang dibutuhkan untuk pembakaran

bahan bakar 1 kg ditentukan dengan rumus :

      + = 32 4 12 21 , 0 1

' c h o

o L       + = 32 0 4 152 , 0 12 847 , 0 21 , 0 1 ' o L

(

0,0705 0,038

)

21 , 0 1 ' = + o L 517 , 0 ' = o L mole/kg

Sedangkan jumlah udara aktual yang dibutuhkan untuk pambakaran 1 kg bahan

bakar dipengaruhi oleh adanya faktor kelebihan udara adalah :

' '

o

L

L (mole/kg)

) 517 , 0 ( 1 , 2 ' =

L mole/kg

0858 , 1 '=

L mole/kg

Karbondioksida M CO2 = 0,0705

12 847 , 0

12 = =

c

mole

Uap air M H2O = 0,076

2 152 , 0

2 = =

H

mole

Oksigen M O2 = 0,21 ( α -1 ) L’o

= 0,21 ( 2,1 -1) 0,517 mole/kg

(57)

Nitrogen N2 = 0,79 α L’o

= 0,79 .2,1 (0,517)

= 0,8578 mole/kg

Sehingga jumlah total dari pembakaran adalah sebagai berikut :

Mg = M CO2 + M H2O + M O2 + N2

Mg = 0,0705 mole/kg + 0,076 mol/kg + 0,1194 mole/kg + 0,8578 mole/kg

Mg = 1,1237 mol/kg

dimana koefisien perubahan molar menjadi :

1,0348

/ 0858 , 1

/ 1237 , 1

' = =

=

kg mole

kg mole

L Mg µ

Hubungan antara daya indikator dan konsumsi bahan bakar dirumuskan sebagai

berikut ini :

i i

h FN

F =

Fh =FNb

dimana :

Fh = konsumsi bahan bakar indikator spesifik (kg/hr)

Fi = konsumsi bahan bakar indikator (kg/hp.hr)

Ni = daya indikator (hp)

Nb = daya efektif (hp)

Dalam hal ini konsumsi bahan bakar spesifik dari data survey yaitu 168

gr/hp.hr, karena hasil yang didapatkan dengan data tersebut tidak sesuai dengan

perhitungan maka konsumsi bahan bakar spesifik yang direncanakan adalah

(58)

sehingga konsumsi bahan bakar tiap jamnya :

Fh =FNb

Fh =0,14[kg/hp.hr](122hp)

Fh = 17,08 kg/hr

Sehingga laju aliran massa gas buang dapat dicari

(

)

3600

' .

a i i c s eg

m L N F m = µ+∆

(

)

17,08 / (1,0858 3600/ )(28,95 / )

2 , 0 0348 , 1

. kg hr mole kg kg mole

meg = +

184 , 0 .

=

eg

m kg/s

3.7.2 Laju aliran udara melalui kompresor

Persamaan laju aliran massa udara melalui kompresor adalah sebagai

berikut ini :

(

1

)

3600

' '

a i i c s k

m L N F m = +∆

keterangan :

k m

.

= Laju aliran massa udara pada kompresor (kg/s)

µ = Koefisien perubahan molar gas

sc = Koefisien udara pembilasan

Untuk mesin dengan turbocarjer koefisien udara pembilasan

nilainya 0,06 ~ 0,2, dalam perencanaan ini diambil koefisien udara

pembilasan senilai 0,2.

Fi = Konsumsi bahan bakar indikator ( kg/hr.hp)

(59)

L’ = Jumlah udara aktual yang dibutuhkan (mole/kg)

ma = Berat molekul udara sebesar 28,95 kg /mole

Dimana, hubungan daya indikator dengan konsumsi bahan bakar indikator

yaitu :

i i

h FN

F =

) 122 ( ] . / [ 14 ,

0 kg hphr hp

Fh =

Fh = 17,08 kg/hr

sehingga laju aliran massa udara melalui kompresor adalah :

(

1

)

3600

' .

a i i c s k

m L N F m = +∆

(

)

17,08 / (1,0858 3600/ )(28,95 / ) 2

, 0 1

' kg hr mole kg kg mole

mk = +

179 , 0

' = k

m kg/s

3.7.3 Penetapan Perencanaan

Data-data yang direncanakan dalam perhitungan termodinamika ini,

adalah laju aliran masa gas buang masuk turbin, laju aliran udara melalui

kompresor, temperatur dan tekanan udara masuk turbin. Temperatur suhu masuk

turbocarjer adalah 500º C – 600º C, dalam hal ini direncanakan temperatur masuk

turbin turbocarjer adalah 790,17 K, sedangkan perbandingan tekanan udara yang

disuplai oleh kompresor adalah 2 ∼ 2,5 dalam hal ini direncanakan Psup = 2,011

x105 Pa, sedangkan tekanan masuk turbin adalah Pt = P5 = (0,8 ∼ 0,9) Psup dalam

hal ini direncanakan P5 = 0,825 Psup , sehingga tekanan masuk turbin diperoleh Pt

(60)

Oleh karena itu, diperoleh data perencanaan sebagai berikut yang akan digunakan

pada perhitungan termodinamika sebagai berikut :

184 , 0 .

=

eg

m kg/s

179 , 0

' = K

m kg/s

T5’ = 790,17 K

P5’ = 1,659 x 10 5 Pa

3.7.4 Kondisi Udara Masuk dan Keluar Turbin

Gambar 3.4 berikut ini adalah diagram h-s dari kondisi gas buang masuk

dan keluar turbin, keadaan gas buang masuk turbin dalam keadaan stagnasi

ditunjukkan pada titik 01, dan keadaan gas buang keluar turbin pada keadaan

stagnasi yaitu pada titik 02, sedangkan keadaan gas keluar dalam keadaan

stagnasi isentropik pada titik 02s.

[image:60.595.214.396.477.643.2]

02

Gambar 3.4 Diagram h – s untuk turbin

(61)

Turbin ini digerakkan oleh gas buang dari motor bakar yang dihubungkan

langsung dengan kompresor, sehingga kerja yang diperlukan untuk memutar

kompresor adalah kerja yang dihasilkan turbin.

Dimana kerja yang dihasilkan oleh turbin adalah:

)

( 01 02

.

h h m h

WT =∆ tT = −

dari data perencanaan telah diketahui bahwa T5 = T01 dan T6 = T02, sehingga :

T01 = 790,17 K

P01 = 1,659 x 105 Pa

= eg m

.

0,184 kg/det

pada temperatur T01, dengan cara interpolasi diperoleh entalpinya,

T01 = 790,17 K

h01 = 811,17 kJ/kg

untuk mencari temperatur keluar turbin secara stagnasi isentropik dapat dicari

dengan persamaan ;

k k s P P T T 1 01 02 01 02 −       =

sehingga tekanan udara keluar turbin isentropik dapat ditentukan, dalam hal ini

dimana tekanan keluar turbin akan sama dengan tekanan udara atmosfer

P02 = 1,01325 x105 Pa.

4 , 1 1 4 , 1 5 5 02 10 659 , 1 10 01325 , 1 17 , 790 −       ×× = Pa Pa K T s = s

(62)

dimana diambil efisiensi isentropik dari turbin

= T

η 0,75 – 0,90

dalam hal ini diambil efisiensi isentropik turbin 0,8.

Sehingga, dengan menggunakan efisiensi turbin, maka didapat temperatur keluar

turbin dalam keadaan stagnasi.

K K

T K

15 , 686 17

, 790

17 , 790 8

,

0 02

− − =

T02 = 706,954 K

maka entalpi pada T02 = 706,954 K dengan cara interpolasi pada tabel Lampiran 5

dapat diperoleh:

h02 = 720,759 kJ/kg

3.7.5 Kondisi Udara Masuk dan Keluar Kompresor

Gambar 3.5 berikut ini menunjukkan diagram h – s untuk kondisi udara

masuk dan keluar kompresor menuju ruang bakar. Dimana keadaan udara masuk

stagnasi menunjukkan pada titik 01, sedangkan keadaan udara keluar kompresor

stagnasi pada titik 02, titik 02s menunjukkan kondisi keluar kompresor pada

keadaan stagnasi isentropik.

[image:62.595.232.401.559.702.2]

02

Gambar 3.5 Diagram h – s untuk kompresor

(63)

Dalam perencanaan ini keadaan suhu masuk kompresor direncanakan

adalah sebesar 303 K, untuk keadaan udara masuk kompresor dalam hal ini

dianggap tidak ada terjadinya kerugian tekanan melalui saringan sehingga :

T01 = 303K

P01 = 1,01325 x105 Pa

Dimana kerja kompresor :

)

( 02 01

.

h h m

Wc = −

pada T01 = 303 K, dengan cara interpolasi dapat diperoleh entalpinya :

h01 = 303,488 kJ/kg

Dalam perencanaan ini, daya kompresor sama dengan daya turbin, karena daya

yang digunakan kompresor pada turbocharger sama dengan daya pada turbin.

Sesuai dengan hukum termodinamika pertama, bahwa:

) ( 0

. .

KJ W

Q− =

Di dalam turbocarjer proses alirannya adalah adiabatik, sehingga

. Q =

.

W, dan

persamaannya menjadi :

Wt =Wk

) (

)

( 02 01

. 02 01 .

h h m h

h

meg − = k

0,184 kg/det (811,17 kJ/kg – 720,759 kJ/kg) = 0,179 kg/det (h - 303,488 kJ/kg) 02

sehingga diperoleh nilai h : 02

02

h = 396,424 kJ/kg

pada entalpi h = 396,424 kJ/kg, dengan cara interpolasi dapat dicari suhu T02 02 :

(64)

Untuk kompresor berlaku efisiensi isentropik :

(

)

)

( 02 01

01 02 T T T T s k −− = η

dimana efisiensi isentropik kompresor:

k

η = 0,7 ~ 0,9

dalam hal ini di pilih ηk= 0,74, sehingga :

(

)

(

K K

)

K T s 303 49 , 395 303 74 , 0 02 − − = s

T02 = 371,44 K

Dimana hubungan isentropik dari kompresor :

k k s P P T T 1 01 02 01 02 −       =       4 , 1 1 4 , 1 5 02 10 01325 , 1 303 44 , 371 −     × =       Pa P K K 1 4 , 1 4 , 1 5 02 303 44 , 371 10 01325 ,

1

     × = K K Pa P 02

P = 2,011 x 105 Pa

sehingga diperoleh tekanan dan temperatur yang disuplai kompresor pada keadaan

stagnasi adalah:

T02 = 395,49 K

02

(65)

3.7.6 Perhitungan Termodinamika pada Ruang Bakar

Gambar

Gambar 2.4 Turbocarjer sistem konverter- pulsa ( pulse-converter system)
Gambar 2.5  Bagian-bagian assembling turbocarjer
Gambar 2.6 Turbin gas radial aliran masuk kantilever
Gambar 2.9   Susunan dan diagram segitiga kecepatan dari  turbin radial
+7

Referensi

Dokumen terkait

masalah-masalah yang berkaitan dengan tanggung jawab pada siswa.. memiliki tanggung jawab, seharusnya lebih percaya kemampuan diri dalam mengerjakan ulangan atau

Dalam hal terdapat pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain yang belum diminta pada saat proses pemeriksaan tetapi diperlukan dan diminta

Secara sederhana, yang dimaksud dalam judul tesis ini adalah bagaimana teknik atau langkah-langkah yang dilakukan trainer-trainer Lembaga Pengembangan Sumber Daya Insani

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pelelangan Nomor: 16.44/DAK.SD/167/PPBJ/434.101/2011 tanggal 17 Nopember 2011 untuk paket pekerjaan sebagai berikut :. Kegiatan :

Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.. sekaligus pembimbing, dan Anastasia Yuni Widyaningrum,

organik tidak menghasilkan perbedaan kecernaan (KBK maupun KBO) yang nyata dengan kontrol, namun dalam hal ini suplementasi Cr organik lebih baik daripada suplementasi Cr

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapati beberapa kesimpulan. 1) Sinyal elektroensefalografi (EEG) dapat diakuisisi dengan perangkat keras instrumentasi satu

Sehingga dari penelitian ini diharapkan nantinya kita dapat memanfaatkan laboratorium Politeknik Akamigas Palembang dengan baik dan dapat melakukan upaya pengelolaan