• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Pajak USU)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Pajak USU)"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI STRATA -1 MEDAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG WIRAUSAHAWAN MEMULAI USAHA KECIL

(STUDI KASUS PADA PAJAK USU)

DRAFT SKRIPSI OLEH: FAJRINUR

030502044

DEPARTEMEN MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Uuntuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan

(2)

ABSTRAK

Fajrinur, (2007). Melakukan Penelitian berjudul Analisis Faktor-faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Pajak USU Kampus Universitas Sumatera Utara) pada tahun 2007. Dosen pembimbing Dra. Marhaini, MS. Ketua Departemen Manajemen Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, Msi. Dosen Penguji I; Dra. Setri Hiyanti Siregar. Dosen Penguji II; Drs. Bongsu Hutagalung, Msi.

Krisis ekonomi Indonesia pada tahun 1997, telah diikuti oleh pertambahan tenaga kerja disektor informal seperti pada usaha kecil, salah satu usaha kecil tersebut adalah di kampus Universitas Sumatera Utara, seperti Pajak USU. Di lokasi ini terdapat berbagai pedagang mikro (usaha kecil) yang berjualan makanan dan pedagang yang menjual barang non makanan dengan konsumen yang cukup ramai.

Wirausahawan merupakan seorang penjuang yang tangguh, pada awalnya mungkin dia membangun usahanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, tetapi begitu usahanya berkembang, maka wirausahawan tersebut dapat menjadi penolong bagi beberapa orang maupan banyak orang. Sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan isu yang sangat menarik untuk dicermati dan disikapi. Hal ini dapat dilihat pada saat krisis melanda, dimana banyak pengusaha besar yang gulung tikar, akan tetapi sebagian besar Usaha kecil Menengah (UKM) tetap eksis sampai sekarang.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis kuantitatif melalui analisis regresi berganda, dan dilengkapi dengan pengujian asumsi klasik. Responden yang digunakan adalah pedagang makanan pada Pajak USU dengan jumlah 27 responden yang diambil melalui metode purposive sampling.

Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel peluang dan variabel emosional serta pengaruh yang negatif dan tidak signifikan untuk variabel modal, pendidikan, dan pengalaman, terhadap memulai usaha kecil pada Pajak USU.

(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil studi kasus pada Pajak USU”. Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen Program studi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari skripsi ini masih kurang dari kesempurnaan, karena itu penulis mengharap saran dan kritik dari semua pihak yang dapat membangun untuk menjadikan skipsi ini lebih baik lagi. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Pada kesempatan ini dengan kerendahan hati, penulis ingin menghanturkan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan skripsi ini, terutama kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. DR. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi selaku Ketua Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Sektaris Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara.

(4)

5. Ibu Dra. Setri Hiyanti Siregar selaku dosen penguji I; dan Bapak Drs. Bongsu Hutagalung, MSi selaku dosen penguji II yang telah memberikan memberikan masukan untuk penyempurnaan penulisan skripsi ini.

6. Seluruh dosen dan pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk semua jasa-jasanya dan memberikan bantuan selama perkuliahan. Dan seluruh karyawan Departemen manajemen.

7. Seluruh pedagang usaha mikro khususnya pedagang makanan di lingkungan Pajak USU yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner yang diedarkan dan mau diwawancarai oleh penulis.

8. Kedua orang tuaku tercinta H. Rusly dan Azizah Tengku Ben, atas kasih sayang, doa, kesabaran, motivasi yang tak pernah mengenal lelah. Darah, keringat, dan air mata kalian tak pernah dapat tergantikan dengan apapun. Ayah-Mamiku terima kasih atas semuanya.

9. Abang dan adik-adikku, Azmar, ST, Atie, SPd, Rizal (Sang calon sarjana yang kubanggakan) dan kedua adinda tersayang, Mulia dan Dedek nan lembut hati yang telah memberikan semangat, kasih sayang, perhatian, bantuan moril dan material yang tak henti-hentinya.

10.Keluarga M. Yusuf dan Ny. Nurantiah (om dan Bundaku), sepupuku semata wayang Aneuk Riskey terima kasih atas kasih sayang dan dukungannya yang tulus serta telah menerimaku sebagai anggota baru dikeluarganya.

11.Keluarga Umar B. Hasibuan, S.Fam dan Trie Astuti, Amd, adikku Naifasya Hanun Hasibuan yang selalu menyayangiku dalam suka maupun duka.

(5)

13.Teman-teman terbaikku yang selalu memberi bantuan dan semangat selama ini, Farida,SE ”Vie, Syarifah,SE ”ipeh, Triono Best,S.sos (terima kasih kalian selalu ada). Meylda, Dhani, Ananda, Leli ”Lyra (calon Sarjana Ekonomi). Teman seperjuanganku, Yanti, Suar, wina, Seri, ViE, Junita, cha, ’aya (teman selamanya ya!). Teman-teman kostku: Ijur Sweety, Nora, Rahmi, kak hotna, kak adhe, QQ, Aad, Diana, Mi2, Eza, Fi3 (hanya kasih sayang ini untuk kalian dan tak pernah ku lupakan kita pernah bersama-sama). Friend biside me, Antonyku, Verryku, AKP Rijal, Hasrad, irza, Sayed, Fendhy, Arga, Aan, Adiet, Arie, Gulo, Deni, Fida, B’Sabri, B’sutris, Luna, Prity, Lala, Dinza, Zulfa, anak2 Roll, Clueb Hendonis, Dhe Javu, Nagoya dan Anak-anak Resimen Mahasisawa KP USU (karena kalian hidup ini penuh warna).

14.Semua teman-teman Departemen Manajemen stambuk 2003 (ganjil/genap) yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Akhirnya, semoga kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dibalas oleh Allah SWT dengan sebaik-baik balasan.

Medan, November 2007 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Hipotesis ... 5

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

E. Kerangka Konseptual ... 6

F. Metode Penelitian ... 7

1. Batasan Operasional ... 7

2. Defenisi Operasional Variabel ... 8

3. Skala Pengukuran Variabel ... 9

4. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 10

5. Responden ... 10

6. Jenis Data ... 11

7. Teknik Pengumpulan Data ... 11

8. Metode Analisis Data ... 12

BAB II URAIAN TEORITIS ... 16

A. Pengertian Usaha Kecil dan Ciri-ciri Usaha Kecil ... 16

B. Pengertian Wirausahawan dan Ciri-ciri Wirausahawan ... 18

C. Faktor-faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil ... 23

(7)

BAB III GAMBARAN UMUM PAJAK USU ... 29

A. Analisis Deskriptif Responden ... 37

1. Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 37

2. Karateristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 38

3. Karateristik Responden Berdasarkan Umur ... 39

4. Karateristik Responden Berdasarkan Status ... 39

5. Karateristik Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja . 40 6. Karateristik Responden Berdasarkan yang Membuat Pembukuan ... 41

B. Analisis Deskriptif Variabel ... 41

1. Variabel Modal ... 42

C. Analisis Deskriptif Statistik ... 48

D. Analisis Statistik Kuantitatif ... 49

1. Uji Validitas ... 49

2. Uji Reliabilitas ... 51

E. Analisis Kelayakan Model ... 52

1. Pengujian Normalitas Data ... 52

2. Pengujian Multikolinieritas ... 53

3.Pengujian Autokorelasi ... 53

(8)

F. Analisis regresi Berganda ... 55

G. Pengujian Hipotesis ... 58

1. Uji Signifikan Simultan (Uji – F) ... 58

2. Uji Signifikan Individual (Uji – t) ... 60

3.Uji Koefision Determinan (R2) ... 62

H. Hasil Penelitian ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 65

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan UKM (Usaha Kecil Menengah) Menurut

Sektor Ekonomi tahun 2004/2005 ... 2

Tabel 1.2 Defenisi Operasional variabel ... 9

Tabel 1.3 Intrumen Skala Likert ... 10

Tabel 3.1 Data Pribadi Pedagang di Pajak USU ... 33

Tabel 3.2 Data Pribadi Pedagang di Pajak USU Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 35

Tabel 4.1 Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 37

Tabel 4.2 Karateristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 38

Tabel 4.3 Karateristik Responden Berdasarkan Umur ... 39

Tabel 4.4 Karateristik Responden Berdasarkan Status ... 39

Tabel 4.5 Karateristik Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja ... 40

Tabel 4.6 Karateristik Responden Berdasarkan yang Membuat Pembukuan 41 Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Variabel Modal ... 42

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Variabel Peluang ... 43

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Variabel Pendidikan ... 44

Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden Variabel Emosional ... 45

Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden Variabel Pengalaman ... 46

Tabel 4. 12 Distribusi Jawaban Responden Variabel Memulai Usaha Kecil ... 47

Tabel 4.13 Reliabilitas Kuesioner ... 51

Tabel 4.14 Coefficients(a) ... 53

(10)
(11)

DAFTAR GAMBAR

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usaha kecil menengah merupakan unit usaha yang banyak dijumpai (dominan) pada setiap negara, salah satunya termasuk Indonesia. Pada umumnya UKM (Usaha Kecil Menengah) terbagi dua yaitu: usaha kecil dan usaha menengah. Usaha kecil juga merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah, peran penting tersebut telah mendorong banyak negara termasuk juga Indonesia agar terus berupaya untuk mengembangkan UKM (Usaha Kecil Menengah).

Di samping UKM (Usaha Kecil Menengah) ada usaha mikro, usaha mikro adalah usaha yang bersifat menghasilkan pendapatan dan dilakukan oleh rakyat kecil (menengah). Ciri-ciri usaha mikro antara lain, modal usahanya tidak lebih dari Rp 10 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan), tenaga kerja tidak lebih dari lima orang, sebagian besar menggunakan anggota keluarga dan menghadapi persaingan yang ketat. (www.smeru.or.id / newslet microbusinesses.2004).

(13)

kecil telah memainkan peran penting dalam hal menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha, dan mendukung pendapatan rumah tangga (Kuncoro, 2000:15).

Tabel 1.1

Perkembangan UKM (usaha kecil menengah) Menurut Sektor Ekonomi tahun 2004-2005

No Sektor Ekonomi Jumlah Unit Pertambahan

2004 2005 Jumlah % 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan

dan Perilklanan 8 Keuangan, Persewaan, dan

Jasa perusahaan

5.990 6.716 725 12,1

9 Jasa-jasa 7.095 6.573 -522 -7,36

Total 59.580 63.361 3.781 5,18

Sumber: BPS (Biro Pusat Statistik, tahun 2006).

Alasan yang lain UKM (Usaha Kecil Menengah) telah menjadi isu yang menarik untuk dicermati dan disikapi, karena ada beberapa alasan:

1. Saat krisis sektor UKM (Usaha Kecil Menengah) masih dapat bertahan (tetap eksis).

2. Perhatian pemerintah terhadap sektor UKM (Usaha Kecil Menengah) yang masih kurang dan dikotomi antara pelaku usaha mikro dengan pelaku usaha menengah dan pelaku ekonomi pasar.

(14)

4. Sektor UKM (Usaha Kecil Menengah) memiliki peran penting dalam kostribusinya cukup besar dalam struktur perekonomian Indonesia. Menurut Queen, dkk dalam (Pandji, 2002:244), faktor-faktor yang mendorong wirausahawan untuk memulai usaha kecil antara lain, inovatif, berani mengambil resiko dan proaktif. Akan tetapi faktor-faktor yang mendorong wirausahawan untuk memulai usaha kecil yang lebih dominan adalah modal, peluang, pendidikan,emosional, dan peng (Pandji, 2003:243). Dan menurut Longenecker faktor-faktor yang mendorong wirausahawan memulai usaha kecil adalah pengalaman.

Dengan faktor-faktor tersebut seorang wirausahawan mampu menciptakan ide-ide yang cemerlang, optimis dalam berusaha untuk memikirkan dan mengembangkan gagasan baru untuk diminati banyak orang. Serta memiliki motivasi untuk berkarya yang secara mandiri tidak bergantung pada orang lain dan selalu berinisiatif untuk maju dalam melakukan yang terbaik untuk mencapai keberhasilan usaha.

Fenomena yang terjadi saat ini adalah terdapat banyaknya pedagang UKM (Usaha Kecil Menengah) dengan berbagai macam dagangan yang berbeda antara satu pedagang dengan pedangan lainnya. Cara pedagang usaha kecil ini memasarkan usahanya pada umumnya menggunakan strategi bervariasi dengan usaha besar, yakni harganya yang lebih murah dibandingkan dengan tempat lainnya dan porsi makanan yang banyak.

(15)

dikalangan mahasiswa dan siswi sekolah di kota Medan serta kalangan masyarakat pada umumnya. Dengan mendagangkan berbagai macam hasil produksi dagangan yang ditawarkan oleh para pedagang cukup banyak perhatian para konsumen. Hal ini merupakan salah satu alasan mengapa Pajak USU merupakan usaha mikro yang banyak diminati oleh para konsumen.

Pajak USU merupakan salah satu tempat UKM (Usaha Kecil Menengah) yang berada di kampus Universitas Sumatera Utara. Pada awalnya Pajak USU merupakan kumpulan dari berbagai pedagang, mereka berjualan dengan mendirikan tenda-tenda untuk menjual berbagai macam proses produksi dagangan dan kebutuhan mahasiswa. Kemudian setelah direnovasi pada tahun 2005 Pajak USU tampaknya lebih eksis dan lebih berkembang. Hal ini dapat dilihat dengan tersedianya lapangan parkir bagi para pengunjung, selain itu dapat dilihat juga bertambahnya pedagang yang berjualan dan ada juga dagangan yang sama.

Menurut penelitian Siregar (1996:4), pedagang yang berjualan di lingkungan Pajak USU rata-rata mempunyai tenaga kerja sebanyak 1 (satu) sampai 3 (tiga) orang yang sebagian besar berasal dari keluarganya sendiri, teman ataupun tetangga mereka.

Pajak USU termasuk usaha mikro, apabila dilihat dari ciri-ciri dan pengertiannya. Akan tetapi karena pengertian yang masih tumpang tindih antara usaha mikro dengan usaha kecil, maka usaha mikro dimasukkan ke dalam katagori usaha kecil.

(16)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Apakah faktor modal, peluang, pendidikan, emosional, dan pengalaman berpengaruh positif terhadap memulai usaha kecil pada Pajak USU?

C. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang hendak dicari kebenarannya melalui riset. Dikatakan jawaban sementara karena hipotesis pada dasarnya merupakan jawaban dari permasalahan yang telah dirumuskan dalam perumusan masalah, sedangkan kebenaran dari hipotesis perlu diuji terlebih dahulu melalui analisis data (Suliyanto, 2006:53).

Berdasarkan latar belakang masalah dan kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

“Variabel modal, peluang, pendidikan, emosional dan pengalaman berpengaruh positif terhadap memulai usaha kecil pada Pajak USU”.

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian. 1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai peneliti adalah:

(17)

2. Manfaat Penelitian a. Bagi penulis

Penelitian ini merupakan suatu kesempatan untuk menerapkan teori-teori dan literatur yang penulis peroleh di bangku perkuliahan, dan mencoba membandingkan dengan yang ada di lapangan.

b. Bagi pedagang

Untuk memberikan sumbangan saran dan masukan mengenai memulai usaha dan apa saja yang harus dipersiapkan.

c. Bagi pihak lain

Sebaga referensi maupun perbandingan dalam melakukan penelitian pada bidang yang sama.

E. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah pondasi utama di mana sepenuhnya proyek penelitian ditujukan, dalam hal ini merupakan jaringan antar variabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan, dan dielaborasi dari perumusan masalah yang telah diindentifikasi melalui proses wawancara, obsevasi, dan survei literatur (Kuncoro, 2003:44).

(18)

Menurut Pandji memulai usaha adalah suatu langkah untuk menjalankan semua rencana usaha, baik rencana yang akan dijalankan itu untuk usaha besar ataupun untuk usaha kecil.

Maka dengan demikian dalam kerangka penelitian ini dikemukakan variabel yang akan diteliti, yaitu modal, peluang, pendidikan, emosional dan pengalaman sebagai X1, X2, X3, X4,X5 dan memulai usaha kecil sebagai Y.

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

Sumber: (Pandji, 2002), dan (Longenecker, 2000), diolah penulis

F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel Independen (X) yang terdiri dari faktor modal (X1), peluang (X2), peluang (X3 ), emosional (X4 ) dan pengalaman (X5).

b. Variabel dependen (Y) yakni memulai usaha kecil pada Pajak USU. c. Responden penelitian ialah pedagang makanan yang berjualan makanan di

Pajak USU.

Memulai Usaha Kecil Faktor-faktor yang

mendorong wirausahawan a. Modal

(19)

2. Defenisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diteliti, yang terdiri dari:

a. Variabel bebas adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain. Adapun yang menjadi variabel bebas pada penelitian ini adalah:

a. Modal (X1) yaitu sejumlah dana (alat) yang akan dipergunakan dalam memulai usaha baik untuk usaha kecil maupun besar dan untuk perkembangan berjalannya usaha.

b. Peluang (X2) yaitu kesempatan yang diindenfikasi dan dirinci untuk melihat potensi usaha bagi wirausahawan kemudian diimplementasi untuk memberikan keuntungan bagi wirausahawan itu sendiri.

c. Pendidikan (X3) yaitu keahlian (skill) dan teknik-teknik yang diperoleh oleh wirausahawan dalam memulai usaha kecil.

d. Emosional (X4) yaitu tindakan pribadi seseorang yang mampu mempengaruhi emosinya dalam mengambil keputusan dalam memulai usaha yang meliputi: dorongan pribadi, karena tidak mempunyai pekerjaan.

e. Pengalaman (X5) suatu keadaan yang pernah dialami, dijalani dan dirasakan. Kemudian diambil suatu keputusan untuk dijadikan pedoman dalam memulai usaha.

(20)

Tabel 1.2

Defenisi Operasional Variabel

Variabel Indikator Skala ukur

Modal (X1) a. Jumlah modal b. Sumber modal c. Perolehan modal

Likert

Peluang (X2) a. Lokasi yang strategis b. Retribusi yang murah c. Izin usaha

d. Jaminan keamanan

Likert

Pendidikan (X3) a. Tingkat pendidikan b. Jenis pendidikan non

formal

Likert

Emosional (X4) a. Dorongan pribadi b. Usaha sampingan c. Usaha turun temurun

dari keluarga

d. Tidak mempunyai pekerjaan lain

Likert

Pengalaman (X4) a. Pengalaman dari orang lain

Sumber: Diolah peneliti dari berbagai sumber.

3. Skala Pengukuran Variabel

(21)

Tabel 1.3 Intrumen skala likert

No Pertanyaan Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Kurang Setuju 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

Sumber: Sugiono, (2004)

4. Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Pajak USU yaitu, kampus Universitas Sumatera Utara Medan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2007 sampai dengan September 2007.

5. Responden

(22)

6. Jenis Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yakni: a. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden yang terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan daftar pertayaan/ kuesioner dan wawancara dengan responden.

b. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah, informasi dari tempat penelitian ataupun internet untuk mendukung penelitian ini.

7. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara

Dilakukan dengan semua pedagang usaha makanan di Pajak USU khususnya pedagang makanan.

b. Observasi

Melakukan pengamatan langsung pada objek yang diteliti. c. Daftar pertanyaan / kuesioner

Mengumpulkan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pertanyaan pada responden yang terpilih, yakni pedagang makanan .

d. Studi dokumentasi

(23)

8. Metode Analisis Data

1. Metode Analisis Deskriptif

Yaitu merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada melalui pengumpulan, menyusun dan menganalisis data sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai objek penelitian.

2. Metode Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda dilakukan untuk mengadakan prediksi nilai dari variabel terikat yaitu memulai usaha kecil (Y) dengan ikut memperhitungkan nilai-nilai variabel bebas yang terdiri dari modal (X1), peluang (X2), Pendidikan (X3), emosional (X4), dan pengalaman (X5) sehingga dapat diketahui pengaruh terhadap memulai usaha kecil pada Pajak USU. Analisis regresi berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi software SPSS (Statistic Product and Service Solution) 12,0 for Windows. Adapun model persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:

Dimana: Y = Memulai usaha kecil a = Konstanta

b1-b5 = Koefision regresi X1 = Modal

X2 = Peluang X3 = Pendidikan X4 = Emosional X5 = Pengalaman e = Standard error

(24)

3. Pengujian Hipotesis

a. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah suatu kuesioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur melakukan tugasnya mencapai sasaran. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata dan benar. Reliabilitas menujukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Dikatakan konsistensi jika beberapa pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang berbeda-beda (Jogiyanto, 2004:120).

b. Uji Signifikan Simultan (Uji–F)

Uji–F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh bersama-sama terhadap variabel terikat. Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0, artinya secara bersama-sama tidak dapat pengaruh dari variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5), yaitu faktor modal, peluang, pendidikan, emosional dan pengalaman terhadap memulai usaha kecil, yaitu variabel terikat (Y). Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠b5), artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh dari (X1, X2, X3, X4, X5), yaitu faktor modal, peluang, pendidikan, emosional dan pengalaman terhadap memulai usaha kecil, yaitu variabel terikat (Y).

Kriteria pengambilan keputusan:

(25)

c. Uji signifikan silmutan (Uji–t)

Uji–t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel secara bebas individual terhadap variabel terikat. Ho : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh dari variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5), yaitu faktor modal, peluang, pendidikan, emosional, dan pengalaman terhadap memulai usaha kecil, yaitu variabel terikat (Y). Ha : b1 ≠, artinya secara parsial terdapat pengaruh dari variabel bebas (X1, X2, X3, X4,X5), yaitu faktor modal, peluang, pendidikan, emosional, dan pengalaman terhadap memulai usaha kecil, yaitu variabel terikat (Y).

Kriteria pengambilan keputusan:

Ho diterima jika thitung < ttabel pada = 5 % Ha diterima jika thitung > ttabel pada = 5 % d. Koefision Determinan (R2)

Koefision determinan (R2) pada intinya mengukur seberapa kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika R2 semakin mengecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5) terhadap variabel terikat (Y) semakin mengecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.

(26)

Sebelum dapat menggunakan model regresi linier berganda dalam menganalisis variabel-variabel, maka terlebih dahulu diuji syarat-syarat yang harus dipenuhi. Dengan kata lain menguji dengan model asumsi klasik, yakni sebagi berikut:

1. Uji Normalitas Data

Pengujian normalitas data dilakukan untuk melihat normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Model regresi yang baik adalah distribusi normal atau mendekati normal.

2. Pengujian Multikolinearitas (korelasi yang sempurna)

Pengujian ini untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas. Jika terjadi korelasi maka dinamakan telah terdapat problem multikolinearitas pada penelitian ini.

3. Pengujian Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi linier terjadi korelasi antara kesalahan penganggu periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 (sebelumnya).

4. Pengujian Homoskesdastisitas/Heteroskesdatisitas

(27)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Pengertian Usaha Kecil dan Ciri-ciri Usaha Kecil a. Pengertian Usaha Kecil

Pengertian usaha kecil secara jelas tercantum dalam Undang-undang tentang usaha kecil Nomor 5 tahun 1995, yang disebut usaha kecil adalah memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Memiliki kekayaan (aset) bersih paling banyak Rp 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

2. Memiliki hasil penjualan tahunan (omset) paling banyak Rp 1 miliyar. 3. Milik Warga Negara Indonesia.

4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, atau terafiliasi baik langsung maupun tidak langsung oleh usaha besar atau usaha menengah, berbentuk badan usaha perseorangan, badan usaha tidak berbadan hukum (Iwantono: 2002:4).

Menurut UU Nomor 9 Tahun 1999 ditetapkan bahwa usaha kecil adalah suatu unit usaha yang memiliki nilai asset neto (tidak termasuk tanah dan bangunan) tidak melebihi Rp 200 Juta atau penjualan pertahun tidak lebih besar dari Rp 1 Miliar, milik WNI, berdiri sendiri dan berafiliasi langsung atau tidak langsung dengan usaha menengah atau besar dan berbentuk badan usaha perseorangan, baik berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum.

(28)

mikro adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan bersifat tradisional dan informal dalam arti belum terdaftar, belum tercatat dan berbadan hukum, dan hasil penjualan tahunan paling banyak RP 100 Juta. Sedangkan menurut (Biro Pusat Statistik) BPS (2005), usaha kecil adalah unit usaha dengan jumlah pekerja paling sedikit 5 (lima) orang dan paling banyak 19 (sembilan belas) orang termasuk pengusaha.

b. Ciri-ciri Usaha Kecil

Menurut istilah umum ketenagakerjaan (http://www.Usaha kecil menengah) ciri-ciri industri berskala kecil adalah:

a. Pemilik adalah golongan ekonomi lemah dan pada umumnya sekaligus menjadi pimpinan (single ownership and management).

b. Hubungan kerja antara pengusaha dan pekerja masih bersifat kekeluargaan. c. Tidak mampu menyediakan jaminan (collateral) yang berguna untuk

mendapatkan kredit dari dunia perbankan.

d. Administrasi perusahaan pada umumnya masih bersifat sederhana, kurang teratur, dan belum berbadan hukum.

Menurut Hutasuhut dalam (www.smeru.or.id) ciri-ciri dan watak usaha kecil adalah sebagai berikut:

a. Mempunyai kepercayaan yang kurang kuat pada diri sendiri.

(29)

c. Mempunyai kemampuan dalam mengambil resiko dan mengambil keputusan secara tepat dan cermat.

d. Mempunyai jiwa kepemimpinan, suka bergaul dan menanggapi saran dan kritik.

e. Berjiwa inovatif, kreatif dan berorientasi kemasa depan.

B. Wirausahawan dan Ciri-ciri Wirausahawan a. Pengertian Wirausahawan

Para ahli mendefenisikan wirausahawan dari pandangan atau segi yang berbeda-beda. Dari segi karateristik perilaku, wirausahawan (enterpreuer) adalah mereka yang mendirikan, mengolola, mengembangkan perusahaan atau usaha milik sendiri, atau mereka yang bisa menciptakan pekerjaan bagi orang lain. Defenisi ini mengandung asumsi bahwa setiap orang yang mempunyai kemauan normal bisa menjadi seorang wirausahawan asalkan mau dan mempunyai kesempatan untuk belajar dan berusaha.

Pengertian wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan sumber daya seperti financial (money), bahan mentah (materials), dan tenaga kerja (labour) untuk dapat menghasilkan suatu produk baru, bisnis baru, proses produksi, dan pergembangan organisasi usaha.

(30)

wirausahawan itu merupakan salah satu pelopor dalam bisnis, inovator, penanggung jawab resiko yang mempunyai visi kedepan dan memiliki keunggulan dalam berprestasi dibidang usaha (Suryana, 2003:11).

Kewirausahaan merupakan semangat perilaku dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri atau pelayanan yang lebih baik terhadap pelanggan / masyarakat, dengan selalu berusaha mencari dan melayani langganan lebih banyak dan lebih baik, menyediakan produk yang lebih baik dan lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efesien, melalui keberanian mengambil resiko, kreativitas, inovasi, serta kemampuan manajemen (Sutrisno, 2003:3).

b. Ciri-ciri Wirausahawan

Menurut Sulipan, (2005) memberikan kesimpulan bahwa ciri-ciri seorang wirausahawan yang baik adalah sebagai berikut:

1. Mempunyai semangat dan kemampuan untuk mengatasi kesulitan dan permasalahan.

2. Mempunyai kemampuan dalam menilai kesempatan-kesempatan didalam berwirausaha.

3. Mempunyai keberanian untuk mengambil resiko dalam menjalankan usahanya dalan mengejar suatu keuntungan.

4. Mempunyai daya, kreasi, imajinasi dalam mengembangkan bidang usaha yang digeluti.

(31)

6. Memiliki kemampuan, kemajuan, dan tekad bulat dalam mengembangkan bidang usahanya guna mencapai kemajuan dan tujuan.

7. Membawa teknik baru dalam mengorganisasikan usahanya secara tepat guna, efektif, dan efesien.

8. Berusaha tidak komsumtif dan selalu menanamkan kembali keuntungan yang diperoleh di dalam kegiatan bidang usahanya.

Sedangkan ciri-ciri wirausahawan secara umum adalah sebagai berikut: 1. Mempunyai kemauan yang kuat untuk berusaha.

2. Mempunyai perjuangan yang tidak mengenal lelah dalam berusaha. 3. Percaya pada kenyakinan terhadap diri sendiri untuk maju.

4. Bertanggung jawab atas kemampuan, dan kemajuan dalam bidang usahanya.

5. Pandai dalam cara bernegosiasi untuk memajukan bidang usahanya. 6. Berpikir positif untuk maju dalam bidang usahanya.

7. Berinisiatif, kreatif, dan disiplin terhadap kegiatan usahanya.

c. Manfaat Membuka Usaha Sendiri

(32)

dilakukan untuk dirinya sendiri. Ada beberapa keuntungan menarik yang bisa didapatkan dari membuka usaha sendiri (Sarosa, 2003:5) adalah sebagai berikut: 1. Pontensi penghasilan yang tak terbatas

Membuka usaha berbeda dengan bekerja sebagai karyawan di perusahaan orang lain. Kalau bekerja sebagi karyawan, penghasilan adalah sebesar gaji (mungkin ditambah dengan tunjungan-tunjangan bila ada), di mana gaji dan tunjangan tersebut telah ditetapkan berdasarkan jabatan (masa kerja) oleh pemilik perusahaan. Dalam hal ini seseorang hanya bisa menerima keputusan yang dibuat oleh pemilik perusahaan. Sebaliknya, bila membuka usaha sendiri maka penghasilan yang didapatkan bisa dalam jumlah yang lebih besar, bahkan tidak terbatas, tergantung dari kinerja dan pengolahan usaha. Seseorang wirausahawan bebas menentukan berapa yang akan didapatnya, potensi untuk menerima penghasilan yang tidak terbatas ini merupakan daya tarik yang mengiurkan bagi seseorang untuk berwirausaha.

2. Memaksimalkan kemampuan

(33)

berkreasi, akan tetapi maju tidaknya usaha tersebut tergantung pimpinannya dalam mengelola usaha tersebut.

3. Bebas mengatur waktu kerja

Dengan menjadi karyawan, sebenarnya seseorang telah melakukan suatu transaksi dengan perusahaan tempat bekerja, yaitu jual beli. Seseorang telah menjual waktu dan kemampuannya untuk digunakan oleh perusahaan. Jika bekerja sebagai karyawan maka ada keterbatasan untuk bisa mengatur waktu, sebagian besar waktu dihabiskan di luar rumah. Akan tetapi seseorang, dapat mengatur waktu kerjanya sendiri jika memulai membuka usaha, bahkan jika usaha tersebut di rumah. Wirausahawan adalah seperti orang bebas yang mempunyai tanggung jawab, semakin sukses seorang wirausahawan semakin banyak waktu luangnya. Seorang wirausahawan bukanlah seseorang yang makin sibuk jika usahanya mulai berkembang.

4. Sikap mental yang mandiri

(34)

manajemen (manajemen diri sendiri) merupakan hal yang sangat penting yang

harus dilakukan oleh seorang wirausahawan untuk memberikan contoh bagi para bawahan atau karyawannya.

C. Faktor-faktor yang mendorong wirausahawan memulai usaha Kecil. Faktor apa sebenarnya yang mengerakkan seseorang untuk memiliki usaha sendiri. Pertanyaan ini kerap muncul ketika kesuksesan seseorang dipublikasi pada media, pengakuan ini bukanlah suatu hal yang mudah didapatkan. Lust of power atau haus akan kekuasaan dapat dikatakan sebagai alasan seseorang ingin

menjadi wirausahawan, mereka yakin apabila mereka punya power atau kekuasaan, mereka dapat melakukan sesuatu lebih lancar dan lebih efisien (Abdinagoro, 2004:2). Dengan pengetahuan dan kemampuan yang mereka miliki dapatlah merubah cara pengerjaan sesuatu apapun (Pandji, 2002:243), maka faktor-faktor yang mendorong wirausahawan memulai usaha kecil adalah sebagai berikut:

1. Modal

(35)

jelas mempunyai keinginan yang sama. Apabila seseorang mempunyai jiwa wirausahaan, maka dia mampu menciptakan nilai tambah dari keterbatasan. 2. Peluang

Banyak orang membayangkan dirinya mengolola bisnis milik mereka sendiri, membuat keputusan-keputusan kunci, dan menghasilkan keuntungan. Peluang merupakan suatu kesempatan dalam menjalankan usaha. Seorang wirausahawan harus dapat melihat dan memanfaatkan peluang sehingga dapat memberikan keuntungan bagi usahanya. Peluang atau kesempatan tidak datang berulang-ulang, tetapi mungkin hanya sekali saja dalam waktu yang sangat singkat, sehingga diperlukan antisipasi dan waktu yang tepat untuk melihat berbagai peluang agar tidak mengalami kegagalan. Para wirausahawan harus dapat mengukur dan memperkirakan ukuran pertumbuhan dan potensi laba dari setiap peluang yang ada, dan berhati-hati dalam mengevaluasi peluang sebelum memilih pasar dan sasaran yang ingin dicapai.

Ada tiga fase pendekatan mengindefikasi peluang dalam bisnis, yaitu: 1. Menemukan gagasan.

2. Mengindefikasi peluang yang ada.

3. Melaksanakan manajemen usaha yang diciptakan. 3. Pendidikan

(36)

mempumyai laporan keuangan yang sederhana, hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh melalui pendidikan formal, seperti: dari SMU atau Perguruan Tinggi, dan pendidikan non formal, seperti: pelatihan tentang UKM atau kursus.

4. Emosional

Suatu keadaan yang mampu mempengaruhi tindakan seseorang untuk melakukan suatu rencana yang dikehendakinya. Tindakan emosional itu juga merupakan dorongan pribadi seseorang untuk melakukaan suatu kegiatan. Dengan dorongan emosi maka orang dapat bertindak sesuai dengan keinginannya.

5. Pengalaman

(37)

D. Tahap Menyusun Rencana Usaha

Penyusunan rencana usaha bisa dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah berikut, (Musrofi, 2004:139).

1. Bidang usaha

Sebelum memulai usaha tentu timbul pertanyaan dari mana memulainya. Hal tersebut dapat dimulai dari ide usaha yang usaha dipilih, diterapkan, dan selanjutnya ditindak lanjuti. Persoalan yang sebenarnya, usaha yang di jalankan tersebut bergerak dibidang apa. Pada umunya kadang kala wirausahawan terjebak dalam persoalan ini. Mereka tidak menyadari atau mengetahui kearah mana usahanya akan berjalan untuk selanjutnya.

2. Visi dan tujuan

Seseorang yang memulai usaha dari nol, biasanya tidak mau berpikir tentang nasib usahanya dalam jangka panjang, yang penting jalan dan menguntungkan, begitu kira-kira yang sering ada dibenak orang. Hal ini pun tidak masalah. Namun, jauh lebih baik apabila ada visi dan misi, meskipun usaha itu dimulai dari usaha kecil.

Dengan adanya visi, diharapkan orang akan tekun, dan terus menerus termotivasi menuju visi tersebut. Apabila tidak punya visi, hanya terfokus pada keuntungan jangka pendek. Ketika usaha kurang menguntungkan langsung mencari usaha baru atau memilih usaha yang lain, dan seterusnya. Dan bisa juga berhenti atau trauma untuk memulai usaha karena takut gagal lagi.

(38)

diperiksa dan terukur, apakah tujuan tersebut tercapai atau tidak. Tujuan yang terukur memenuhi lima kriteria, yaitu: spesifik (spesifik), Measurable (terukur), Accountabiliting (pertanggung jawaban), Realistic (realistik atau relevan).

3. Strategi

Strategi merupakan jawaban dari pertanyaan bagaimana cara mencapai apa yang diinginkan dan dituju mempunyai implikasi pada semua aspek usaha, yang meliputi beberapa aspek yaitu: aspek pasar/pemasaran, aspek teknik/produksi, aspek lokasi, dan aspek manajemen.

Aspek Pasar/Pemasaran

Pemasaran merupakan pertukaran produk atau jasa dengan uang. Pasar merupakan sekelompok orang yang akan memanfaatkan produk atau jasa tersebut. Sebelum menjual produk atau jasa kepada pasar, yang pertama kali harus dilakukan adalah mengidentifikasi pasar tersebut. Proses pemasaran strategis, dengan aktivitas utama berupa pemilihan nilai yang mencakup aktivitas:

a. Segmentasi pasar (segmentation). b. Penentuan target pasar (targeting). c. Penentuan posisi pasar (positioning).

Proses pemasaran praktis dengan aktivitas inti berupa penciptaan nilai yang mencakup 4P yaitu:

a. Spesifikasi produk atau jasa (product). b. Penetapan harga jual (price).

(39)

d. Promosi (promotion). 3.2. Aspek Teknik/Produksi

Rencana produksi pada dasarnya mencakup bagaimana proses produksi atau mekanisme usaha, penentuan apa saja fasilitas produksi yang dibutuhkan, berapa kapasitas produksi, bagaimana menyediakan bahan baku dan bahan pembantu, penyediaan mesin dan alat perlengkapan lainnya.

3.3. Aspek Lokasi

Lokasi adalah faktor penting dalam usaha, jika seseorang akan memulai usaha, pemikiran dan pertimbangannya hanya terfokus pada keberhasilan jangka pendek. Aspek pemilihan lokasi usaha perlu dikaji secara serius karena menyangkut masalah efesiensi. Pada prinsipnya ada 3 (tiga) faktor yang menjadi bahan perbandingan untuk memilih lokasi usaha yaitu:

1. Bahan baku, pasar dan transportasi. 2. Lingkungan.

3. Lain-lain yang menunjang. 3.4. Aspek Manajemen

(40)

BAB III

GAMBARAN UMUM PAJAK USU

A. Sejarah Singkat Pajak USU

Pajak USU merupakan hasil kebijakan dari pihak rektorat USU dalam upaya melakukan pembenahan kampus USU. Pada umumnya pedagang yang sekarang berjualan di Pajak USU adalah pedagang-pedagang yang berdagang di sembarang tempat di lingkungan kampus USU, seperti di jalan Abdul Hamid dan jalan Dr. Mansyur Medan. Ada juga mereka yang berjualan di bawah pepohonan, trotoar jalan, halaman gedung kuliah, halaman laborotarium, dan tempat-tempat lainnya di lingkungan kampus USU.

Keberadaan para pedagang di lingkungan kampus USU, pada awalnya tidak menimbulkan masalah, tetapi dengan bertambahnya jumlah pedagang yang berjualan dan adanya pengusuran pedangang kaki lima yang berjualan di pinggir jalan Dr.Mansyur oleh Pemko Medan, maka jumlah pedagang di lingkungan Pajak USU semakin banyak sehingga timbul masalah sampah yang tidak terkendali, tempat berjualan dijadikan sebagai tempat perjudian, dan terganggu keindahan yang mengakhibatkan lingkungan kampus USU terlihat kumuh.

(41)

Fakultas Ilmu Politik (FISIPOL), ditambah dengan para pedagang yang mendaftar kemudian, maka jumlah semua pedagang pada saat itu sebanyak 35 (tiga puluh lima) pedagang.

Penyalahgunaan lokasi yang diberikan kepada para pedagang dengan menjadikan lokasi sebagai tempat perjudian, munculnya masalah sampah, ketertiban dan sebagainya. Karena tidak terkontrol jumlah para pedagang menyebabkan pihak rektorat melakukan penertiban ulang dengan cara mengatur ulang para pedagang, dan penertiban ini dilakukan oleh pihak Satpam USU dengan melakukan registrasi ulang para pedagang.

Pada saat melakukan penertiban lokasi yang ada untuk pedagang menjadi 3 (tiga) lokasi resmi yaitu stadion kampus USU, Fakultas Teknik, dan yang paling populer adalah Pajak USU (Pajus). Setelah berjalan lebih kurang 6 (enam) bulan, perpustakaan USU dan Pascasarjana Ekonomi USU membuat rencana untuk membangun tempat ibadah (mushola) di tempat para pedagang berjualan. Dengan demikian lokasi Pajak USU dipindahkan ke lokasi yang terletak diantara Fakultas Ekonomi, Fakultas Ilmu Politik (FISIPOL), Fakultas Hukum, dan Pascasarjana USU.

Lokasi inilah yang disebut Pajak USU yang menjadi tempat penelitian penulis. Dibandingkan dengan 2 (dua) lokasi yang lainnya, Pajak USU adalah lokasi pedagang yang jauh lebih populer di kalangan mahasiswa USU, bahkan mahasiswa dari perguruan lainnya serta kalangan siswa SMP dan SMU di kota Medan.

(42)

bersumber dari hasil wawancara dengan sejumlah siswa SMP dan SMU, mahasiswa dan mahasiswi USU, perguruan tinggi lainnya dan masyarakat biasa menjawab bahwa mereka lebih mengenal istilah Pajak USU dibandingkan dengan istilah lainnya.

Para pedagang merasakan dampak positif apabila berjualan di lokasi resmi dibandingkan saat mereka berjualan di bawah perpohonan, trotoar jalan, halaman gedung kuliah, halaman laboratorium, dan tempat lainnya di lingkungan USU. Jika dahulu para pedagang harus siap-siap angkat kaki karena ada penertiban dari pihak Satpam USU, tetapi sekarang mereka tidak perlu takut hal itu terjadi lagi karena mereka sudah berjualan di tempat yang strategis yaitu Pajak USU.

B. Prosedur Perizinan Pajak USU 1. Pendaftaran Pedagang

(43)

Pedagang yang belum mendapatkan izin, harus melakukan perjanjian dengan menandatangani peraturan yang berlaku antara lain:

1. Aktivitas pedagang yang diizinkan sampai jam 6 (enam) sore.

2. Tidak dibenarkan berjualan makanan pada bulan ramadhan (puasa) kecuali kebutuhan mahasiswa lainnya.

3. Tidak boleh membuang sampah sembarang.

4. Diwajibkan menjaga ketertiban seperti tidak boleh ada perjudian. 2. Pelaksanaan Keamanan

Para pedagang yang berjualan di Pajak USU mendapatkan jaminan sepenuhnya untuk berjualan. Untuk itu para pedagang diwajibkan untuk membayar uang keamanan kepada pihak Satpam USU sebesar Rp 5.000,- (lima ribu rupiah) per hari untuk tiap tempatnya. Tetapi dari wawancara yang penulis lakukan dengan beberapa pedagang, ada sebagian pedagang yang mengatakan membayar uang tambahan sebanyak Rp 3.000,- (tiga ribu rupiah) sampai Rp 5.000,- (lima ribu rupiah) per hari untuk biaya jaga malam, biaya lampu sebesar 20.000,- (dua puluh ribu rapiah). Pembayaran ini dilakukan setiap harinya oleh pihak Satpam USU dengan mendatangi tiap-tiap tempat berjualan para pedagang yang berada di Pajak USU maupun yang bukan di Pajak USU tetapi lokasi para pedagang berjualan masih dalam kawasan lingkungan USU.

3. Pelaksanaan Kebersihan

(44)

tujuan pihak USU adalah menciptakan Pajak USU yang mandiri dan tidak membuat pihak-pihak lain merasa terganggu, dengan ketentuan para pedagang membayar uang air dan listrik sebesar Rp 40.000,- (empat puluh ribu rupiah) tiap bulan.

C. Gambaran Umum Pedagang di pajak USU

Para pedagang di Pajak USU memiliki latar belakang yang berbeda-beda, perbedaan tersebut yang meliputi jenis kelamin, umur, status, pendidikan terakhir, dan alamat tempat tinggal para pedagang. Secara umum gambaran pedagang dapat dilihat pada hasil penyebaran kuesioner, wawancara, dan observasi yang dilakukan oleh penulis untuk penelitian ini, dapat dilihat pada Tabel 3.1

Tabel 3.1

Data Pribadi Pedagang di Pajak USU

No Nama Jenis

(45)

No.153 16 Mariana Hsn Perempuan 43 1 tahun Komplek Titipapan

Indah Marealan

26 Theresia Perempuan 25 2,5 tahun Padang Bulan-Medan

27 Yenni Zahara Perempuan 44 6 bulan Jl. Kemenyan Raya No.82 Simalingkar

(46)

Para pedagang di Pajak USU tinggal pada alamat yang berbeda-beda, pada umumnya pedagang yang sudah lama berjualan di Pajak USU alamat tinggal mereka disekitar lingkungan USU, tetapi pedagang yang baru membuka usahanya di Pajak USU alamat tempat tinggal mereka bukan hanya sekitar lingkungan USU. Walaupun lokasi alamat pedagang yang berbeda-beda, pedagang yang beralamat tinggal yang jauh dari lingkungan USU tidak menjadikan hal itu sebagai hambatan dalam masalah bagi mereka, karena mereka juga dapat sampai pada lokasi berjualan setiap pagi hari sama seperti pedagang lainnya yang tinggal di lingkungan USU.

Pedagang di Pajak USU memiliki tingkat pendidikan yang berbeda-beda, pendidikan para pedagang ada yang hanya sebatas tingkat SLTP, lulusan SMU/MA, Diploma, dan ada juga yang sudah memperoleh gelar sarjana Strata 1. Dapat dilihat dalam Tabel 3.2

Tabel 3.2

Data Pribadi Pedagang Pajak USU Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Nama Jenis Kelamin Umur Pendidikan 8 Kasmawati Perempuan 55 tahun Diploma 9 Samsuri Laki-laki 32 tahun Diploma 10 Sri Suherni Perempuan 53 tahun Diploma 11 Agustini Perempuan 43 tahun SMA

(47)

13 Ainus Sopia Perempuan 43 tahun SMA

14 Budi Laki-laki 40 tahun SMA

15 Elis Perempuan 35 tahun SMA

16 Elmaniati Perempuan 52 tahun SMA

17 Henika Perempuan 24 tahun SMA

18 Junaidi Laki-laki 33 tahun SMA 19 Mariana Hasan Perempuan 43 tahun SMA 20 Priyono Laki-laki 35 tahun SMA 21 Rahman Lubis Laki-laki 45 tahun SMA 22 Rahmat Syahputra Laki-laki 39 tahun SMA 23 Surtaningsih Perempuan 54 tahun SMA 24 Sri Suryani Perempuan 37 tahun SMA 25 Anik Supratmi Perempuan 35 tahun SLTP 26 Israwati Perempuan 54 tahun SLTP

27 Rajab Laki-laki 55 tahun SLTP

Sumber: hasil Penelitian 2007 (data diolah)

D. Konsumen di Pajak USU

(48)

BAB IV ANALISIS DATA

Pada penelitian ini digunakan dua metode untuk menganalisis data primer yang telah diperoleh, yaitu: metode analisis deskriptif dan metode analisis kuantitatif. Metode analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui secara umum gambaran responden penelitian. Sedangkan metode analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui validitas dan realibilitas data serta pengaruh antara variabel bebas (modal, pendidikan, peluang, emosional, dan pengalaman) terhadap variabel terikat (memulai usaha kecil) melalui pengolahan data primer dari kuesioner. Proses penganalisaan data ini peneliti menggunakan bantuan software SPSS 12.0 for windows.

A. Analisis Deskriptif Responden

1. Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.

Berdasarkan data-data kuesioner yang disebarkan kepada 27 responden, diperoleh data mengenai jenis kelamin responden penelitian. Jumlah dan persentasi antara laki-laki dan perempuan dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1

Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-laki 10 27,04%

Perempuan 17 62,96%

Total 27 100%

(49)

Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah perempuan, yakni sebanyak 17 responden (62,96%) dan selebihnya adalah laki-laki, yakni sebanyak 10 responden (27,04%).

2. Karateristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan. Tabel 4.2

Karateristik Responden BerdasarkanTingkat Pendidikan Tingkat pendidikan Jumlah Persentase

Strara 1 5 18,6%

Diploma 5 18,6%

SMA/SMU 14 51,8%

SLTP 3 11,2%

Total 27 100%

Sumber: Penelitian 2007 (data diolah)

(50)

3. Karateristik Responden Berdasarkan Umur Tabel 4.3

Karateristik Responden Berdasarkan Umur Umur responden Jumlah Persentase

26 – 35 12 44,4%

36 – 45 9 33,3%

46 – 55 3 11,2%

Total 27 100%

Sumber: Penelitian 2007 (data diolah)

Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa rata-rata usia responden adalah 35 tahun, dengan komposisi usia responden antara 26-35 tahun sebanyak 12 responden (44,4%), usia antara 36-45 tahun sebanyak 9 responden (33,3%), usia antara 46-55 tahun sebanyak 3 responden (11,2%). Kondisi usia pedagang juga merupakan faktor untuk membuat mahasiswa lebih akrab.

4. Karateristik Responden Berdasarkan Status Tabel 4.4

Karateristik Responden Berdasarkan Status

Keterangan Jumlah Persentase

Kawin/berumah tangga

24 88,8%

Belum Kawin 3 11,2%

Total 27 100%

Sumber: Penelitian 2007 (data diolah)

(51)

yang belum kawin atau belum berumah tangga hanya 3 responden (11,2%), oleh karena itu sebagian dari pedagang dibantu oleh anak dan istrinya dalam menjalankan usaha dagangnya.

5. Karateristik Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja Tabel 4.5

Karateristik Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja Tenaga kerja Jumlah Persentase

2 5 18,5 %

3 12 44,4%

4 6 22,2%

5 4 14,8%

Total 27 100%

Sumber: Penelitian 2007 (data diolah)

(52)

6. Karateristik Responden Berdasakan yang Membuat Pembukuan Tabel 4.6

Karateristik Responden Berdasarkan yang Membuat Pembukuan

Keterangan Jumlah Persentase

Laporan L/R 14 51,8%

Neraca 4 14,8%

Catatan harian 9 33,4%

Total 27 100%

Sumber: Penelitian 2007 (data diolah)

Pada Tabel 4.6 dapat dilihat responden yang membuat pembukuan terhadap usahanya, mulai dari neraca, laporan laba/rugi dan catatan harian. Responden yang membuat laporan laba/rugi, yakni sebanyak 14 (empat belas) responden (51,8%), Sementara responden yang membuat neraca sebagai pembukuannya, yakni 4 (empat) responden (14,8%). Selebihnya semua pedagang hanya membuat pembukuannya adalah catatan harian, yakni sebanyak 9 (sembilan) responden (33,4%). Hal ini mungkin karena usaha yang mereka lakoni masih sangat sederhana walaupun demikian mereka sudah dapat menghitung laba dan rugi berdasarkan keahlian mereka.

B. Analisis Deskriptif Variabel

(53)

1. Variabel Modal

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada 27 responden. Variabel modal terdiri dari 3 (tiga) pertanyaan (item). Distribusi jawaban responden tentang variabel modal dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Variabel Modal Item

Sumber: Penelitian 2007 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa persentase untuk pertanyaan nomor 1 (satu), tanggapan responden sangat setuju sebanyak 10 responden (37,05%), setuju 11 responden (40,74%), dan kurang setuju 6 responden (22,23%), Sementara pada nomor 1 (satu) tidak ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Selanjutnya pertanyaan nomor 2 (dua), tanggapan responden sangat setuju 11 responden 40,74%), setuju 8 responden (29,65%), kurang setuju juga 8 responden (29,63%).

(54)

2. Variabel Peluang

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada 27 responden. Variabel peluang terdiri dari 4 (empat) pertanyaan (item). Distribusi jawaban responden tentang variabel peluang dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8

Distribusi Jawaban Responden Variabel Peluang Item

Sumber: Penelitian 2007 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa persentase untuk pertanyaan nomor 4 (empat), tanggapan responden sangat setuju 17 responden (62,96%), setuju 9 responden (33,34%), dan 1 responden (3,70%) menjawab kurang setuju, tidak ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Untuk pertanyaan nomor 5 (lima), tanggapan responden sangat setuju 8 responden (29,64%), setuju 12 responden (44,45%), kurang setuju 4 responden (14,81%), tidak setuju 2 responden (7,40%), dan 1 responden (3,70%) menjawab sangat tidak setuju.

(55)

7 (tujuh), tanggapan responden sangat setuju 13 responden (48,15%), setuju 12 responden ( 44,45%), kurang setuju 2 responden (7,40%), tidak ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Dari data diatas menunjukkan bahwap peluang merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam memulai usaha kecil.

3. Variabel Pendidikan

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada 27 responden. Variabel pendidikan terdiri dari 2 (dua) pertanyaan (item). Distribusi jawaban responden tentang variabel pendidikan dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9

Distribusi Jawaban Responden Variabel Pendidikan Item

Sumber: Penelitian 2007 (data diolah)

(56)

4. Variabel Emosional

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada 27 responden. Variabel emosional terdiri dari 4 (empat) pertanyaan (item). Distribusi jawaban responden tentang variabel emosional dapat dilihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.10

Distribusi Jawaban Responden Variabel Emosional Item

Sumber: Penelitian 2007 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa persentase untuk pertanyaan nomor 10 (sepuluh), tanggapan sangat setuju 7 responden (25,92%), setuju juga 7 responden (25,92%), kurang setuju 4 responden (14,81%), tidak setuju 6 responden (22,23%), dan 3 responden (11,12%) menjawab sangat tidak setuju. Untuk pertanyaan nomor 11 (sebelas), tanggapan responden sangat setuju 12 responden (44,46%), setuju 8 responden (29,62%), kurang setuju 5 responden (18,52%), tidak setuju 1 responden (3,70%), dan sangat tidak setuju juga 1 responden (3,70%).

(57)

Untuk pertanyaan nomor 13 (tiga belas), tanggapan responden sangat setuju 10 responden (37,04%), setuju juga 10 responden (37,05%), kurang setuju 2 responden (7,40%), tidak setuju 1 responden (3,70%), sangat tidak setuju 9 responden (33,34%). Dari data diatas dapat dilihat bahwa tidak ada responden yang tidak menjawab setiap butir pertanyaan yang diajukan, maka dapat dilihat variabel emosional merupakan salah satu variabel yang perlu dipertimbangkan dalam memulai usaha kecil.

5. Variabel Pengalaman

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada 27 responden. Variabel pengalaman terdiri dari 2 (dua) pertanyaan (item). Distribusi jawaban responden tentang variabel pengalaman dapat dilihat pada tabel 4.11.

Tabel 4.11

Distribusi Jawaban Responden Variabel Pengalaman Item

Sumber: Penelitian 2007 (data diolah)

(58)

tidak setuju. Maka dapat disimpulkan bahwa semua responden yang ada di Pajak USU rata-rata sudah menjalankan usaha yang sama sebelum mereka berdagang di Pajak USU.

6. Variabel Memulai Usaha kecil

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada 27 responden. Variabel memulai usaha terdiri dari 5 (lima) pertanyaan (item). Distribusi jawaban responden tentang variabel memulai usaha kecil dapat dilihat pada tabel 4.12.

Tabel 4.12

Distribusi Jawaban Responden Variabel Memulai Usaha Kecil Item

Sumber: Penelitian 2007 (data diolah)

(59)

(delapan belas) tanggapan responden sangat setuju 7 responden (25,92%), setuju 9 responden (33,33%), kurang setuju 4 responden (14,80%), tidak setuju 3 responden (11.12%), sangat tidak setuju 4 responden (14.81%).

Pada pertanyaan nomor 19 (sembilan belas), tanggapan responden sangat setuju 5 responden (18,52%), setuju 7 responden (25,92%), kurang setuju 5 responden (18,52%), tidak setuju 6 responden (22,23%), sangat tidak setuju 4 responden (14,81%). Untuk pertanyaan nomor 20 (dua puluh), tanggapan responden sangat setuju 6 responden (22,23%), setuju 11 responden (40,74%), kurang setuju 2 responden (7,40%), tidak setuju 5 responden (18,50%), sangat tidak setuju 3 responden (11,12%).

C. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis regresi linear berganda dengan menggunakan metode enter, karena dengan metode enter seluruh variabel akan dimasukan kedalam analisis untuk dapat diketahui apakah variabel independen mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel dependen. Data akan diolah menurut data enter pada input SPSS versi 12,0.

Pada Tabel Variabel Entered Removedb (terlampir) menunjukan hasil analisis statistik deskriptif sebagai berikut:

a. Variabel yang dimasukkan kedalam persamaan adalah variabel independen yaitu variabel modal, peluang, pendidikan, emosional dan pengalaman.

b. Tidak ada variabel independen yang dikeluarkan (removed).

(60)

Pada Tabel deskriptif Statistik (terlampir) menunjukkan analisis statistics deskriptif sebagai berikut:

a. Rata-rata variabel modal = 13,6296 variabel peluang =17,4444 variabel pendidikan = 9,5185 veriabel emosional = 13,5158 dan variabel pengalaman = 13,5185.

b. Standar deviasi pada variabel modal = 1,11452 variabel peluang = 1,01274 variabel pendidikan = 1,05139 variabel emosional = 1,71801 dan standar deviasi variabel pengalaman = 1,05139.

c. Rata-rata variabel memulai usaha kecil (Y) = 19,4444 dan standar deviasi = 1,88788.

d. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 27 pedagang usaha makanan di Pajak USU.

D. Analisis statistik kuantitatif 1. Uji Validitas

Kuesioner disebarkan untuk menjadi sumber data yang baik, maka perlu digunakan uji validitas dan realibitas. Uji ini dilakukan dengan tujuan agar data-data yang diambil valid dan realibel, artinya benar-benar mengukur apa yang hendak diukur dan konstan dalam pengambilan data.

Valid berarti data-data yang diperoleh dengan penggunaan alat (instrument) misalnya kuesioner, benar-benar dapat menjawab tujuan penelitian (Pratisto, 2004:241).

(61)

1). Jika rhitung > rtabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid. 2). Jika rhitung < rtabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid.

Pada hasil pengolahan dengan menggunakan bantuan software SPSS 12.0 untuk melakukan pengujian terhadap validitas dan reliabilitas pada tiap pertanyaan dan kuesioner yang akan diajukan, diperoleh data output sebagai berikut:

1. Pada kelompok Item Total Statistics, Scale Mean if Item Deleted menerangkan rata-rata total jika variabel tersebut dihapus.

2. Corrected Item Total Correlation merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrument. Untuk mengetahui validitas butir pertanyaan tersebut harus dibandingkan dengan r tabel - r tabel pada = 0,05 dengan derajat bebas (df) = jumlah kasus - 2.

Jumlah kasus adalah 27, jadi df = 27 - 2 = 25 r (0,05 : 25) pada uji satu arah = 0,396

3. Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel maka butir pertanyaan tersebut valid. 4. Jika rhitung negatif atau rhitung < rtabel maka butir pertanyaan tersebut tidak

valid.

5. rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation.

6. Dari 20 butir pertanyaan yang dibuat pada kuesioner, ternyata butir pertanyaan 11 tidak valid karena rhitung < rtabel.

(62)

Dengan porsedur yang sama, kembali dilakukan uji validitas dengan membuang butir pertanyaan 11 maka akan diperoleh output sebagai berikut:

rtabel pada = 5% dengan derajat bebas df = 19 – 2 = 17 Maka diperoleh r (0,05:17) pada uji satu arah = 0,482.

Pada output dapat dilihat bahwa nilai Corrected Item Total Correlation (rhitung) semuanya lebih besar dari rtabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 19 butir pertanyaan tersebut valid (terlampir).

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan tingkat keandalan suatu intrumen penelitian. Intrumen yang reliabel adalah intrumen yang apabila digunakan berulangkali untuk objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiono, 2003:110).

Pengujian yang dilakukan dengan program software SPSS 12.0 for windo ws. Butir pertanyaan yang dinyatakan sudah valid dalam uji validitas akan

ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut: 1). Jika ralfa positif atau >rtabel maka pertanyaan reliabel. 2). Jika ralfa negatif atau < rtabel maka pertanyaan tidak reliabel.

Tabel 4.13 Realibilitas Kuesioner

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.939 19

Sumber: Penelitian 2007 (data diolah)

(63)

reliabel dan kuesioner telah dapat disebarkan dan dijadikan sebagai intrumen dalam penelitian ini.

E. Analisis Kelayakan Model

Sebelum dapat menggunakan model regresi linier berganda dalam menganalisis variabel-variabel, maka terlebih dahulu diuji syarat-syarat yang harus dipenuhi. Dengan kata lain menguji dengan model asumsi klasik, yakni sebagi berikut:

1. Pengujian Normalitas Data

Pengujian normalitas data dilakukan untuk melihat normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Model regresi yang baik adalah distribusi normal atau mendekati normal. Untuk melihat normalitas data menggunakan pendekatan grafik yaitu Normality Probability Plot.

Gambar 4.1

Normality Probability Plot

0.00.2Observed Cum Prob0.40.60.81.0

0.00.20.40.60.81.0

Expected Cum Prob

(64)

Pada output SPSS P-P Plot of Regression, bahwa data cenderung lurus mengikuti garis diagonal sehingga data dalam penelitian ini cenderung terdistribusi normal seperti terlihat pada Gambar 4.1

2. Pengujian Multikolinearitas (korelasi yang sempurna)

Pengujian ini untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas. Jika terjadi korelasi maka dinamakan telah terdapat problem multikolinearitas pada penelitian ini. Cara mendeteksinya adalah dengan melihat nilai Variance Inflation Factor.

Tabel 4.13

Nilai Value Inflaction Factor (VIF) dan Tolerance

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients Collinearity Statistics

B Std. Error Beta

a Dependent Variable: Memulai_Usaha

Sumber: Penelitian 2007 (Data diolah)

Suatu model regresi bebas dari problem multikolinearitas jika nilai VIF < 5. Pada Tabel 4.13 di atas dapat dilihat bahwa VIF < 5 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukan problem multikolinearitas pada penelitian ini. 3. Pengujian Autokorelasi

(65)

Hipotesisinya sebagai berikut: 1). Ho = Tidak ada autokorelasi 2). H1 = ada autokorelasi

Tabel 4.14

Model Summary(b)

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 .662(a) .438 .304 1.57487 1.978

a Predictors: (Constant), Pengalaman, Pendidikan, Peluang, Modal, Emosional b Dependent Variable: Memulai_Usaha kecil

Sumber: Penelitian 2007 (data diolah)

Pada Tabel 4.14 telah diperoleh Durbin-Watson (DW) hitung. Dengan

menggunakan nilai signifikan = 5 % dan jumlah sampel (n) = 27 serta jumlah

variabel independen (k) = 6 maka dari tabel Durbin-Watson diperoleh du = 1,86 dan 4 – du = 2,14. Oleh karena itu DW hitung (1,978) ≥ du (1,86) maka Ho diterima atau tidak terjadi autokorelasi dalam model ini.

4. Pengujian Homoskesdastisitas / Heteroskesdatisitas

Pengujian heteroskesdatisitas untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan antara variance dari residual suatu pengamatan kepengamatan lainnya. Jika variance dari residual dari suatu pengamatan kepengamatan lainnya tetap maka akan disebut homoskesdastisitas dan jika variance berbeda disebut heteroskesdatisitas. Model regresi yang baik adalah

(66)

Gambar 4.2

Scatterplot

-2-1012 Regression Standardized Residual

-3-2

-10

1

2

Regressi

on

Student

ized

Residual

Dependent Variable: Memulai Usaha Scatterplot

Sumber: Penelitian 2007 (data diolah)

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa titik tidak membentuk pola tertentu yang teratur tetapi titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi atau dengan kata lain data penelitian ini dianggap bersifat homoskesdastisitas.

F. Analisis Regresi Berganda

(67)

Tabel 4.15

a Dependent Variable: Memulai_Usaha kecil

Sumber: Penelitian 2007 (data diolah)

Model regresi untuk persamaan ini dapat dilihat dari Tabel Coefficients(a) pada kolom B, yaitu:

Y = 22,301X1 - ,0673 X2 + 0,380 X3 – 0,496 X4 + 0,302 – 0,178 X5 + e Persamaannya dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Konstanta sebesar 22,301 menyatakan bahwa jika tidak ada faktor modal, peluang, pendidikan, emosional, dan pengalaman maka memulai usaha kecil pada Pajak USU tetap ada sebesar 22,301.

(68)

sehingga pola hubungan yang dimiliki modal (X1) dengan memulai usaha kecil pada Pajak USU adalah negatif.

3. Koefision regresi (X2) sebesar 0,380 artinya setiap peningkatan variabel peluang (X2) sebesar satuan nilai, maka akan meningkat memulai usaha kecil pada Pajak USU sebesar 0,380. Ini menunjukkan hubungan berbanding lurus antara faktor peluang (X2) dengan memulai usaha kecil pada Pajak USU maka pola hubungan positif.

4. Koefision regresi (X3) sebesar -0.496 artinya setiap peningkatan variabel pendidikan (X3) sebesar satuan nilai, maka akan terjadi penurunan memulai usaha kecil pada Pajak USU sebesar -0,496, begitu juga sebaliknya jika variabel pendidikan (X3) mengalami penurunan sebesar satuan nilai maka memulai usaha kecil pada pajak USU maka akan mengalami peningkatan sebesar 0,496 sehingga pola hubungan yang dimilik pendidikan (X3) dengan memulai usaha kecil pada Pajak USU adalah negatif.

5. Koefision regresi (X4) sebesar 0,302 artinya setiap peningkatan variabel emosional (X4) sebesar satuan nilai, maka akan meningkat memulai usaha kecil pada Pajak USU sebesar 0,302. Ini menunjukkan hubungan berbanding lurus antara faktor emosional (X4) dengan memulai usaha kecil pada Pajak USU maka pola hubungan positif.

(69)

sebesar 0,178 sehingga pola hubungan yang dimiliki pengalaman (X5) dengan memulai usaha pada Pajak USU adalah negatif.

G. Pengujian Hipotesis

1. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Uji–F dapat menunjukkan apakah semua variabel bebas (modal, peluang, pendidikan, emosional, dan pengalaman) yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh yang sama-sama terhadap variabel terikat (memulai usaha kecil) pada Pajak USU.

Langkah-langkah dalam pengujian adalah sebagai berikut: a. Menentukan model hipotesis untuk Ho dan Ha

b. Mencari nilai Ftabel dengan cara menentukan tingkat kesalahan ( ) dan menentukan derajat kebebasan (df).

c. Mencari nilai Fhitung dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS versi 12,0. d. Menentukan kriteria pengambilan keputusan.

e. Kesimpulan:

Hasil pengujian yang telah dilakukan:

a. Model hipotesis yang dipergunakan dalam uji-F adalah sebagai berikut: Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0

(70)

Ha : b1≠ b2≠ b3≠ b4≠ b5 ≠ 0

Artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3, X4, dan X5) yaitu variabel modal, peluang, pendidikan, emosional, dan pengalaman terhadap memulai usaha kecil pada Pajak USU (Y).

b. Ftabel dapat dilihat pada = 5%.

Dengan derajad bebas pembilang = k – 1 = 6 – 1 = 5.

Dan derajad penyebut = n – k = 27 – 5 = 22, maka Ftabel (0,05 : 5) = 2,68. c. Mencari nilai Fhitung dengan menggunakan tabel ANOVA sebagai hasil

pengolahan data SPSS versi 12,0.

Tabel 4.16

a Predictors: (Constant), Pengalaman, Pendidikan, Peluang, Modal, Emosional b Dependent Variable: Memulai_Usaha kecil

Sumber: Penelitian 2007 (data diolah)

d. Kriteria pengambilan keputusan:

Ho diterima jika Fhitung < Ftabel pada = 5 % Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada = 5 % e. Dari tabel ANOVA diperoleh Fhitung sebesar 3,272

Maka Ha diterima karena Fhitung > Ftabel pada = 5 %

Gambar

Tabel 4.18  Analisis Coefficien Determinan (Model Summary) ....................  62
Gambar 4.2 Scatterplot  ...............................................................................
Tabel 1.1 Perkembangan UKM (usaha kecil menengah) Menurut Sektor Ekonomi
Gambar 1.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi penulis dengan judul “ Hubungan Pengelolaan Kelas Ditinjau Dari Jenis Kelamin Guru terhadap Prestasi Belajar Siswa Dikelas X SMA Negeri 8 Medan

“Hubungan Motivasi dan Beban Kerja dengan Kinerja Perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Langsa ”. Peneliti

Dalam hal ini kita dapat menggunakan komputer dengan memanfaatkan parallel port yang akan mengatur jalanya aliran listrik ke lampu yang di kendali kan oleh bahasa pemrograman

Merupakan kegiatan pembinaan kepada Pemerintahan Nagari dalam rangka pengelolaan keuangan nagari di Basa Ampek Balai Tapan dengan jumlah pagu anggaran yang tersedia

Dimana pembuatan hompage ini bertujuan agar seluruh pengguna komputer khususnya pengguna internet di Indonesia dapat lebih mengenal hardware komputer yang mereka miliki jadi

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 16 Tahun 2010 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan Dalam Kabupaten Pesisir Selatan

Dengan cara kerja program terdiri atas kegiatan menginput data dari faktor-faktor yang diketahui dan menampilkan hasil keluaran/output dalam bentuk tabel yang terurut berdasarkan

PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2014 DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 2015 SKPD KECAMATAN LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN.. Pembinaan Pengawasan Administrasi Keuangan