• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MELALUI PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS III A SD NEGERI 1 PRINGSEWU BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MELALUI PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS III A SD NEGERI 1 PRINGSEWU BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MELALUI PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA

KELAS III A SD NEGERI 1 PRINGSEWU BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh HAPIAH

Penelitian dilatar belakangi oleh refleksi yang dilakukan guru dalam pembelajaran di kelas III A SDN 1 Pringsewu Barat Kabupaten Pringsewu yang selama ini hanya terpusat pada guru, media pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi sehingga pembelajaran terkesan monoton. Komunikasi yang terjalin hanya searah sehingga siswa pasif dan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik rendah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa siswa pada pembelajaran tematik di kelas III A SDN 1 Pringsewu Barat melalui penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL).

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan 2 siklus yang didalamnya terdapat empat tahap pada tiap-tiap tahap siklusnya yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi/pengamatan, dan refleksi. Pengumpulan data aktivitas belajar menggunakan lembar observasi sedangkan untuk hasil belajar menggunakan tes.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dengan menggunakan media contextual teaching and learning pada pembelajaran tematik kelas III A SDN 1 Pringsewu Barat dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang dilaksanakan pada siklus 1 pertemuan ke-1 dengan tema peristiwa mencapai rata-rata 55% dan siklus 1 pertemuan ke 2 mencapai 75%. hal ini menunjukkan bahwa ada nya peningkatan hasil hasil belajar siswa pada siklus 1 petemuan ke 1 dan pertemuan ke 2. Sedangkan siklus II petemuan ke 1 dengan tema bencana alam mencapai rata-rata 90% dan siklus II pertemuan ke 2 mencapai rata-rata 100%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada siswa pada siklus II pertemuan ke 1 dan ke 2. Dengan demikian terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklus dan setiap pertemuan.

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur dan kerendahan hati, karya ini kupersembahkan untuk:

Suami tercinta Muhammad Ali. H.S. B.A yang senantiasa memberi dukungan, doa dan semangat sampai selesainya penulisan skripsi ini.

Untuk anak-anakku tersayang Sepki Arizki, Fischa Annisa, M. Fatwa Ridho serta menantuku Alfa Hanum dan cucu Aniqo Laila Arizki yang selalu mendoakan,

menghibur, dan mendukung ku dalam segala aktivitas.

Teman-teman SI-SKGJ PGSD FKIP Unila angkatan 2010

Teman – teman SD Negeri I Pringsewu Barat

(8)

MOTO

“sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah

selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang

lain dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”.

(9)

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat allah SWT, karena atas rahmat dan

Hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul “ Peningkatan Hasil Belajar Tematik Melalui Penerapan

Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Siswa Kelas III A SD

Negeri 1 Pringsewu Barat Pada Tahun Pelajaran 2013-2014” adalah salah satu

syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah mengesahkan skripsi ini;

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung yang telah menyetujui skripsi ini;

3. Bapak Dr. Darsono, M.Pd selaku Ketua Program Studi SI PGSD FKIP

Universitas Lampung yang telah memberi izin atas terlaksananya pembuatan

(10)

4. Bapak Drs. Nazaruddin Wahab selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan waktunya untuk bimbingan dan dukungan dalam penyelesaian

skripsi ini;

5. Bapak Drs. A. Sudirman, M.H selaku Dosen Pembahas yang telah

memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini;

6. Bapak dan ibu Dosen selaku Tim Pengajar dalam pelaksanaan Program S1

PGSD dalam jabatan yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan

selama penulis menyelesaikan studi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung;

7. Ibu Eva Rahmaini, S.Pd selaku kepala sekolah SD Negeri 1 Pringsewu Barat

Kabupaten Pringsewu yang telah memberikan Izin melaksanakan Penelitian;

8. Ibu Amiyati, S.Pd selaku teman sejawat yang telah bersedia menjadi Guru

kolaborasi dan membantu selama pelaksanaan penelitian;

9. Rekan-rekan Mahasiswa S1 PGSD dalam jabatan FKIP Unversitas Lampung

sebagai rekan diskusi dalam pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini;

10.Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat ditulis satu

persatu.

Akhir kata penulis menyadari bahwa mungkin skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna, akan tetapi besar harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Juni 2014

(11)

DAFTAR ISI

halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR GRAFIK ... iv

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang ... 1

B. Identifikasi masalah ... 4

C. Rumusan masalah dan permasalahan ... 5

D. Tujuan penelitian ... 5

E. Manfaat ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar ... 7

B. Pengertian Hasil Belajar ... 8

C. Pendekatan Tematik ... 9

1. Pengertian Pendekatan Tematik ... 9

2. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Tematik…...………... 10

D. Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning ... 10

1. Pengertian Model Pembelajaran Contextual Taeching and Learning ... 11

2. Tujuh Komponen Pembelajaran Contextual Taeching and Learning ... 11

E. Langkah – langkah Pembelajaran ... 13

F. Penelitian Yang Relevan ... 13

G. Materi Pelajaran Pada Pembelajaran Tematik ... 13

1. Tema Peristiwa ... 13

2. Tema Bencana Alam ... 14

H. Kerangka Pikir ... 15

(12)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian ... 18

B. Setting Penelitian ... 20

C. Subjek Penelitian ... 22

D. Alat pengumpulan Data ... 22

E. Teknik Pengumpulan Data ... 23

F. Teknik Analis Data ... 24

1. Skor Penilaian Ganda ... 24

2. Ketuntasan Hasil Belajar ... 24

3. Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Siswa ... 24

4. Nilai Rata-Rata Kelas ... 24

5. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ... 25

G. Indikator Keberhasilan ... 25

H. Prosedur Penelitian ... 26

1. Tahap Prapenelitian Siklus 1 ... 26

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian Siklus I. ... 26

3. Tahap Prapenelitian Siklus II ... 30

4. Tahap Pelaksanaan Penelitian Siklus II ... 30

I. Instrument Penelitian ... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah ... 34

B. Hasil Penelitian Pelaksanaan Siklus I pertemuan ke-1 ... 37

C. Hasil Penelitian Pelaksanaan Siklus I pertemuan ke-2 ... 41

D. Hasil Penelitian Pelaksanaan Siklus II pertemuan ke-1 ... 46

E. Hasil Penelitian Pelaksanaan Siklus II pertemuan ke-1 ... 50

F. Pembahasan ... 54

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 58

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel halaman

1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas III Pelajaran

PKN SD Negeri 1 Pringsewu Barat ... 3

2. Perbandingan Pendekatan CTL dengan Pendekatan

Tradisional ... 12

3. ketuntasan hasil belajar siswa ... 24

4. Daftar Siswa SD Negeri 1 Pringsewu Barat Tahun Pelajaran

2013/2014 ... 36 5. Hasil Evaluasi Pembelajaran Tematik Siklus I Pertemuan Ke-1

Kelas III A SD Negeri 1 Pringsewu Barat Tahun Ajaran 2013/2014…. 39

6. Hasil Observasi Guru pada Siswa Pada Pembelajaran Tematik Siklus I Pertemuan Ke-1 kelas III SD Negeri 1Pringsewu

Barat Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 40

7. Hasil Evaluasi Pembelajaran Tematik Siklus I Pertemuan Ke-2

Kelas III SD Negeri 1 Pringsewu Barat Tahun Ajaran 2013/2014 ... 44

8. Hasil Observasi Guru pada Siswa Pada Pembelajaran

Tematik Siklus I Pertemuan Ke-2 kelas III SD Negeri 1Pringsewu Barat Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 45

9. Hasil Evaluasi Pembelajaran Tematik Siklus II Pertemuan Ke-1

Kelas III SD Negeri 1 Pringsewu Barat Tahun Ajaran 2013/2014 ... 48

10.Hasil Observasi Guru pada Siswa Pada Pembelajaran Tematik Siklus I Pertemuan Ke-2 kelas III SD Negeri 1Pringsewu Barat

Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 49

11.Hasil Evaluasi Pembelajaran Tematik Siklus II Pertemuan Ke-1

(14)

12.Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Pembelajaran Tematik Siklus II Pertemuan Ke-2 kelas III SD Negeri 1Pringsewu

Barat Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 55

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman

1. Kerangka Pikir ... 17

2. Siklus PTK Menurut Kurt Lewin Dengan Dua Siklus ... 19

3. Model PTK Menurut Kurt Lewin ... 20

(16)

DAFTAR GRAFIK

Grafik halaman

(17)

BAB 1 PENDAHULAN

A. Latar Belakang

Pembangunan Pendidikan mempunyai titik berat untuk meningktkan akses

dan kualitas pendidikan masyarakat. Pendidikan sebagai sektor pembangunan

yang sangat strategi suatu aspek penting dalam penentuan Human

Development Index. Pembangunan sektor pendidikan terutama pendidikan

dasar dan menengah merupakan pondasi bagi pembangunan dan sumber daya

manusia bangsa. Keberhasilan pembangunan dibidang pendidikan akan

tercermin dari meningkatnya produktifitas dan daya saing antar bangsa dan

sumber daya manusia Indonesia.

Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, menyebutkan pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan diselenggarakan oleh satuan pendidikan, yaitu kelompok layanan

pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan di jalur formal, non formal,

(18)

2

(UU No.20 Tahun 2003,pasal 13). Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi (pasal 14). Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.

Beralih dari pembicaraan di atas penulis ingin membahas secara khusus

tentang kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dengan pendekatan

tematik. Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum

operasional yang berbasis kompetensi sebagai hasil refleksi pemikiran dan

pengkajian yang mendalam dari kurikulum yang telah berlaku beserta

pelaksananya. Oleh karena itu proses pembelajaran dilaksanakan pada kelas

rendah perlu dihubungkan dengan kehidupan nyata sebagai pengalaman yang

pernah mereka alami secara langsung. Pada tingkat sekolah dasar kelas

rendah khususnya kelas III SDN 1 Pringsewu Barat, kurikulum ini

dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan tematik

adalah model pembelajaran terpadu dengan menggunakan tema untuk

menggabungkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan

pengalaman kepada siswa. Penggabungan ini sangat penting dalam

meningkatkan penalaran, sedangkan kemampuan penalaran yang tinggi

marupakan salah satu indikator dari meningkatan sumber daya manusia yang

berkualitas. Dengan pembelajaran ini diharapkan siswa untuk aktif

membangun pengetahuannya sendiri melalui pengalamannya secara langsung.

Berdasarkan pengamatan bahwa kelas III A pada SD Negeri 1 Pringsewu

(19)

3

Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang masih rendah pada beberapa

mata pelajaran.

Tabel 1. Hasil Observasi Siswa Kelas III Pelajaran Tematik SD Negeri 1 Pringsewu Barat.

NO Mata Pelajaran KKM Tuntas Tidak Tuntas

1 PPKN 62 15 siswa (75%) 5 siswa (25%)

2 Bahasa Indonesia

63 6 siswa (30%) 14 siswa (70%)

3 Matematika 60 8 siswa (40%) 12 siswa (60%)

4 IPA 62 7 siswa (35%) 13 siswa (65%)

5 IPS 62 15 siswa (75%) 5 siswa (25%)

Sumber Data Siswa SD Negeri 1 Pringsewu Barat Kelas III A Tahun Pelajaran 2013/2014

Dari tabel di atas bahwa pada setiap mata pelajaran kelas III SDN 1

Pringsewu Barat : Matematika sebesar 40% atau 8 siswa dengan nilai KKM

60 bisa dikatakan tuntas, IPA sebesar 35% atau 7 siswa dengan nilai KKM 62

bisa dikatakan tuntas, Bahasa Indonesia sebesar 30% atau 6 siswa dengan

nilai KKM 62. Hal ini dapat menunjukan bahwa hasil belajar siswa pada

pembelajaran tematik, yaitu pada mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa

Indonesia di kelas III SD Negeri 1 Pringsewu Barat masih rendah. Rendahnya

hasil belajar tersebut disebabkan karena guru dalam proses pembelajarannya

masih mendominasi kelas, siswa masih kesulitan dalam menghubungkan

tema dengan beberapa mata pelajaran dan siswa kurang dilibatkan secara

aktif dalam proses pembelajaran.

Oleh karena itu peneliti mengadakan suatu tindakan dalam upaya

(20)

4

mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia. Sehubungan dengan

permasalahan di atas, maka diperlukan upaya-upaya untuk dicari alternative

metode yang tepat dengan tingkat kemampuan berpilih siswa mengatasi

kesulitannya dengan tujuan agar materi yang disampaikan dapat diterima,

dipahami, dan dikuasi oleh siswa secara optimal. Salah satu upaya yang akan

dilakukan adalah dengan menggunakan model pembelajaran Contextual

Teaching and Learning dimana siswa dapat menghubungkan materi

pelajaran dengan situasi kehidupan nyata. Dengan model pembelajaran ini,

diharapkan dapat membantu siswa memberikan motivasi dalam belajar.

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan uraian di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Guru dalam proses pembelajarannya masih menjadi pusat pembelajaran

sedangkan siswa nya pasif;

2. Belum ditemukan strategi pembelajaran yang tepat di SD Negeri 1

Pringsewu Barat;

3. Siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga

menjadi pasif;

4. Metode yang digunakan guru masih bersifat konvensional;

5. Siswa kelas III A SD N 1 Pringsewu Barat masih mengalami kesulitan

dalam memahami materi pelajaran yang menghubungkan tema dengan

beberapa mata pelajaran;

6. Rendahnya hasil belajar siswa kelas III A pada mata pelajaran

(21)

5

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, “rendah nya hasil

belajar tematik siswa kelas III A SD Negeri 1 Pringsewu Barat tahun

2013/2014” sebagai berikut:

1. Apakah dengan pendekatan tematik melalui model pembelajaran

Contektual Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil belajar

siswa kelas III A SD Negeri 1 Pringsewu Barat tahun ajaran 2013/2014?

D. Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar siswa melalui

pendekatan tematik dengan model pembelajaran Contextual teaching and

Learning di kelas III A SD Negeri 1 Pringsewu Barat tahun ajaran

2013/2014.

E. Manfaat

Adapun manfaat dan kegunaan hasil penelitian:

1. Bagi siswa

a. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa;

b. Untuk meningkatkan hasil belajar, pemahaman, kemampuan;

c. Untuk meningkatkan prestasi.

2. Bagi Guru

a. Digunakan sebagai alternative strategi pembelajaran untuk

(22)

6

(KTSP) yang berbasis model pembelajaran Contextual Teaching and

Learning;

b. Memberikan informasi dalam memilih model dan pendekatan

pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa;

c. Guru menjadi lebih profesional dan dapat memperbaiki segala

kesalahan dalam menyelenggarakan pendidikan.

3. Bagi sekolah

a. Bagi dunia pendidikan sumbangan pemikiran untuk meningkatkan mutu

pembelajaran di SD Negeri 1 Pringsewu Barat;

b. Sekolah dapat mengembangkan kurikulum sendiri dari bawah dan dapat

menjadi sekolah yang mandiri;

c. Memberikan referensi bagi sekolah dalam menggunakan model dan

pendekatan pembelajaran yang bervariasi agar siswa dapat memahami

materi pelajaran dengan baik.

4. Bagi Peneliti

a. Menambah wawasan guru sehingga dapat mengembangkan dan

menerapkan metode pembelajaran Contextual Teaching and Learning

(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar

Belajar merupakan proses perubahan pada diri sendiri. Tanpa belajar seorang

tidak akan mungkin mengembangkan segala potensi yang ada pada dirinya

secara maksimal, sehingga sulit baginya untuk dapat menguasai ilmu

pengetahuan teknologi dan seni. Proses kegiatan belajar mengajar ada dua

kegiatan utama yang terjadi yaitu bekajar dan mengajar. Pada proses tersebut

terjadi perubahan pengetahuan, perasaan dan keterampilan. Belajar

mempunyai bentuk pertumbuhan, perkembangan dalam diri seseorang yang

dinyatakan dalam cara, prilaku, berkat pengalaman dan latihan. Belajar

menurut Oemar Hamalik (2010 : 18) bukan suatu tujuan tetapi merupakan

suatu proses untuk mencapai tujuan. Belajar merupakan proses perubahan

pada diri seseorang.

Secara psikologis, “Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya”, sebagaimana dikemukakan oleh slameto

(2003 : 2) menurut definisinya “Belajar ialah suatu proses usaha yang

(24)

8

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengelamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya”.

Selanjutnya Trianto (2010 : 16) secara umum mengemukakan bahwa “Belajar

diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman

dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau

karakteristik seseorang sejak lahir”. Syaiful Sagala (2010 : 13)

mengemukakan “Belajar merupakan tindakan atau perilaku siswa yang

kompleks, sebagai tindakan belajar hanya dialami oleh siswa sendiri”.

Cronbach (dalam Riyanto, 2010 : 5) mengatakan bahwa “Belajar itu merupakan perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman”. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar dapat terjadi karena adanya proses perubahan perilaku yang terjadi pada diri seseorang sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

B. Pengertian Hasil Belajar

Dengan berakhirnya suatu proses belajar, maka siswa memperoleh suatu hasil

belajar, sebagaimana dikemukakan oleh Dimyati dan Mudjiono (2009 : 3)

“hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak

mengajar. Di sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi

belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal puncak

proses belajar”.

(25)

9

belajar”. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah nilai yang diperoleh siswa melalui tes setelah selesai proses pembelajaran.

C. Pendekatan Tematik

1. Pengertian Pendekatan Tematik

Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran

terpadu yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkin kan

siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif menggali dan

menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuwan secara holistik,

bermakna dan autentik.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Rusman (2001 : 254) bahwa pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik, siswa akan memahamin konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungnya dengan konsep lain yang telah dipahaminya.

Menurut Trianto (2009 : 70) “Pembelajaran tematik adalah pembelajaran

terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata

pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang

bermakna”. Tema yang diberikan merupakan pokok pikiran atau gagasan

pokok yang menjadi topik pembelajaran.

(26)

10

pendekatan tematik adalah pembelajaran terpadu yang menghubungkan tema dengan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.

2. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Tematik

Menurut Kunandar (2007 : 10) pendekatan tematik memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari dari pendekatan tematik yaitu:

a) Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan peserta didik.

b) Memberikan pengalaman dalam kegiatan belajar mengajar yang relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik; c) Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan

bermakna;

d) Mengembangkan keterampilan berfikir anak didik sesuai dengan persoalan yang dihadapi;

e) Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja sama; f) Memiliki sikap toleransi komunikasi dan tanggap terhadap

terhadap gagasan orang lain;

g) Menyajikan kegitan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang dihadapi dalam lingkungan peserta didik.

Selain memiliki kelebihan pendekatan tematik juga memiliki kelemahan.

Adapun kelemahan pendekatan tematik terjadi jika dilakukan oleh guru

tunggal, misalnya seorang guru kelas kurang menguasai secara mendalam

penjabaran tema sehingga pembelajaran tematik akan merasa sulit untuk

mengaitkan tema dengan materi pokok setiap mata pelajaran.

D. Model pembelajaran Contextual Teaching dan Learning (CTL)

(27)

11

proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.

Menurut Nurhadi dalam (Rusman, 2011: 189) pembelajaran kontektual Contextual Teaching Learning merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliknya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

2. Tujuh Komponen Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Menurut Kesuma (2009 : 62) ada tujuh komponen dalam pembelajaran Contextual Teaching and Learning :

a) Konstruktivisme (constructivism)

Merupakan landasan berfikir pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong;

b) Menemukan (Inquiry)

Menemukan merupakan kegiatan inti dari kegiatan pembelajaran berbasis Contextual Teaching and Learning. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa bukan hasil dari mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi dari hasil menemukan sendiri. Guru harus merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan apapun yang diajarkannya;

c) Bertanya (questioning)

Bertanya dalam kegiatan pembelajaran dipandang sebagai kegiatan Guru untuk mendorong, membimbing dam menilai kemampuan berfikir siswa. Bagi siswa bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inquiry, yaitu menggali informasi, menginformasikan apa yang sudah diketahui dan meng- arahkan perhatian pada aspek yang hendak di ketahuinya;

d) Masyarakat Belajar (learning Community)

Merupakan hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing antara teman, antar kelompok dan antara yang tahu dengan yang belum tahun;

e) Permodelan (Modeling)

Dalam pendekatan Contextual Teaching and Learning, guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Seorang siswa bisa ditunjuk untuk memberi contoh temannya cara melafalkan suatu kata;

(28)

12

Adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir kebelakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan dimasa lalu;

g) Penilaian Sebenarnya (Authentic Assesment)

Adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Penilaian autentik dilakukan secara terintegarasi dengan proses pembelajaran. Penilan ini dilakukan secara terus menerus selama kegiatan berlangsung pembelajaran berlangsung. Oleh sebab itu tekanannya diarahkan pada proses belajar bukan kepada hasil belajar.

Secara ringkas tujuh pilar Contextual Teaching and Learning

dan kelemahan pembelajaran tradisional dapat disusun dalam table berikut :

Tabel 2. Perbandingan Pendekatan CTL dengan Pendekatan Tradisional Asas-asas

CTL

Model Lama Model Baru

Konstruktive Inquiry Bertanya Masyarakat belajar Permodelan Refleksi Penilain otentik

Belajar berpusat kepada guru, formal, serius.

Pengetahuan diperoleh siswa dengan duduk manis, mengingat seperangkat fakta, memisahkan kegiatan fisik dengan itelektual. Belajar adalah kegiatan konsumtif, menyerap informasi dan

membosankan.

Indivudualis dan persaingan yang melelahkan

Pembelajaran yang one way, seragam, takut mencoba, takut salah.

Pembelajaran yang terkotak-kotak,

mengandalkan respon, eksternal guru.

Penilain hasil paper, test, kognitif.

Belajar berpusat pada siswa untuk mengkontruksi bukan menerima.

Pengetahuan diperoleh dengan menemukan, menyatukan rasa, karsa dan karya.

Belajar merupakan kegiatan produktif, menggali

informasi, menghasilkan pengetahuan dan keputusan.

Kerjasama dan maju bersama, saling membantu

Pembelajaran yang multy ways, mencoba hal-hal baru.

Pembelajaran komperensif, evaluasi diri sendiri/eksternal dan internal.

(29)

13

E. Langkah-Langkah Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Menurut Yatim Riyanto (2010 : 168) terdapat langkah-langkah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning, yaitu sebagai berikut: 1. Kembangkan fikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan

cara bekerja sendiri, dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya;

2. Laksanakanlah sejauh mungkin kegiatan inuiri untuk semua topic; 3. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya;

4. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok); 5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran;

6. Lakukan refleksi diakhir pertemuan;

7. Lakukan penilaian sebenarnya dengan berbagai cara.

F. Penelitian Yang Relevan

Sebelum dilakukan penelitian, dilakukan pengumpulan literature mengenai

penelitian yang relevan dengan judul yang akan diteliti.

1. Hasil penelitian Edi Subagyo (2010) model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kela V SD Negeri Wates pada materi pokok bangun datar. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil tes belajar siswa pada siklus I memiliki rata-rata 6,27 meningkat menjadi 7,2 pada siklus II. Demikian pula dengan persentase siswa yang mencapai KKM pada siklus I persentasenya yaitu 50% meningkat menjadi 78,5% pada siklus II.

2. Hasil penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran dengan model Contextual Teaching and Learning. Hasil penelitian Rindang Wijayanti (2011) menujukan bahwa model pembelajaran Contextual Teaching and Learning berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari tes belajar siswa yang menggunakan model Contextual Teaching and Learning memiliki rata-rata 15,92 sedangkan kelas yang tidak menggunakan pembelajaran Contextual Teaching and Learning memilki rata-rata 12,11. Hasil penelitian itu menujukan bahwa dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning berpengaruh meningkatkan hasil belajar siswa.

G. Materi Pelajaran pada Pembelajaran Tematik 1. Tema Peristiwa

(30)

14

pengalaman dapat berupa pengalaman yang menyenangkan dan

pengalaman yang menyedihkan. Menceritakan pengalaman

pribadi sangat menyenangkan.

1.2. IPA Tentang cuaca

Cuaca adalah keadaan udara disuatu tempat pada waktu tertentu.

Cuaca sangat berpengaruh dalam kehidupan setiap makhluk di

bumi. Cuaca yang sering dialami, diantaranya : cerah, panas,

dingin dan hujan. Awan adalah gumpalan kabut. Awan memiliki

bentuk yang berubah-ubah sesuai dengan keadaan cuaca. Bentuk

awan antara lain awan sirus, awan cumulus, dan awan stratus.

1.3. Matematika Tentang Persegi Menghitung luas persegi

Luas persegi disamping adalah 9 satuan

persegi.

Diperoleh dari = 3 satuan x 3 satuan

Luas persegi = sisi x sisi

2. Tema Bencana Alam

2.1.Bahasa Indonesia Tentang Menceritakan sesuatu

Peristiwa adalah kejadian atau hal yang benar-benar terjadi terjadi

Sebuah peristiwa dapat kamu alami, kamu lihat ataupun kamu dengar.

Adapun langkah-langkah dalam menceritakan peristiwa, yaitu sebagai

berikut:

a. Peritiwa apa yang kamu alami, lihat, dan kamu dengar.

1 2 3

4 5 6

(31)

15

b. Waktu peristiwa itu terjadi

c. Tempat peristiwa terjadi

d. Sebab peristiwa terjadi

e. Urutan kejadian peristiwa itu terjadi.

2.2. Matematika Tentang Pecahan

1. Menjelaskan sudut sebagai jarak putar

2. Membangun bangun datar sesuai dengan sifat-sifatnya

3. Menghitung keliling datar

4. Menghitung keliling bangun persegi

5. Menghitung keliling bangun persegi panjang

2.3. IPA Tentang kenampakan permukaan bumi

1. Mengidentifikasikan berbagai bentuk permukaan bumi.

2. Menjelaskan sebagian besar bahwa bumi terdiri dari air.

3. Menyimpulkan melalui pengamatan bahwa bumi itu bulat pipih.

H. Kerangka Berfikir

Contextual Taeching and Learning adalah konsep belajar yang membantu

guru mengaitkan antara materi dengan yang diajarkan sesuai dengan situasi

dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan

yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Pendekatan digunakan pada anak usia dini yang berada dikelas rendah, yaitu

kelas 1-3 karena pada siswa mengalami perkembangan yang luar biasa dalam

kemampuan mereka memahami segala hal yang ada dilingkungannya sebagai

(32)

16

Pada usia tersebut, siswa masih berfikir segala sesuatu yang utuh dan perlu

didorong seluruh potensinya, agar dapat berkembang secara optimal.

Penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dalam

penelitian ini dapat menjadi alternative guru untuk meningkatkan hasil belajar

siswa. Dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning siswa

dapat mengalaminya sendiri untuk menemukan materi pembelajaran dan

membantu siswa menghubungkan materi pelajaran dengan situasi kehidupan

nyata. model pembelajaran Contextual Teaching and Learning ini cocok

[image:32.595.138.520.365.702.2]

digunakan pada model pembelajaran tematik.

Gambar 1. Kerangka Pikir Kondisi awal Tindakan dalam kelas Kondisi akhir Guru belum menerapkan metode

pembelajaran CTL

Diduga dengan menggunakan metode pembelajaran

berbasis CTL hasil belajar dan aktivitas siswa pada

mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia

mengalami peningkatan Guru

menerapkan model

pembelajaran

berbasis CTL

Siklus 1

Hasil nya aktivitas siswa meningkat

Hasil belajar siswa pada mata

pelajaran mayoritas rendah

Siklus 2

(33)

17

I. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian

tindakan kelas yaitu : apabila dalam pembelajaran Tematik menggunakan

penerapan model Contextual Teaching and Learning dengan memperhatikan

langkah-langkah secara tepat maka akan meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar siswa kelas III A SD Negeri 1 Pringsewu Barat Tahun Pelajaran

(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom

Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan

oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan

merefleksikan tindakan kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan

memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa

meningkat.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua siklus. Setiap siklus terdiri

dari dua pertemuan dengan alokasi waktu 3 x 35 menit. Analisis data yang

digunakan adalah data kuantitatif dan kualitatif. Desain penelitian ini

menerapkan model penelitian tindakan kelas menurut Kurt Lewin (dalam

Kusumah dan Dwitagama, 2008 : 20) dengan konsep action research yang

terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan,

pengamatan, dan refleksi.

Adapun siklus PTK menurut Kurt Lewin dapat dilihat pada gambar 2

(35)
[image:35.595.118.503.85.716.2]

19

Gambar 2 : siklus PTK Menurut Kurt Lewin Dengan Dua Siklus Perencanaan

Refleksi Tindakan

Pengamatan

Refleksi Perubahan

Perencanaan

Tindakan

(36)

20

B. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 23 maret- 28 april 2014 di SD

Negeri 1 Pringsewu Barat Kabupaten Pringsewu tahun pelajatan 2013/2014.

Dalam pelaksaannya menggunakan model penelitian tindakan kelas

(Classroom Action Research).menurut Kurt Lewin yang teridir dari empat

komponen. Hubungan komponen tersebut dipandang sebagai siklus yang

[image:36.595.135.514.322.544.2]

dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3: Model PTK Menurut Kurt Lewin

Berdasarkan gambar 3 di atas, hal pertama yang harus dilakukan adalah

merencanakan sesuatu sebelum melaksanakan proses pembelajaran, melaksakan

tindakan dalam proses pembelajaran, melakukan pengamatan terhadap tindakan

yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran, dan merefleksi hasil Pelaksanaan

Tindakan

Refleksi

(37)

21

pembelajaran sehingga dapat melakukan perencanaan yang lebih matang.

Keempat tahapan ini terus berulang setiap siklus.

Dalam penelitian ini dilakukan dua kali siklus. Dan setiap siklus meliputi:

1. Tahap perencanaan

a) materi pelajaran pada setiap tema

b) silabus pada setiap tema.

c) Jaringan tema dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

d) Kisi-kisi soal tes

e) Soal evaluasi dan kunci jawaban

f) Contoh gambar seri pada setiap tema

g) Table pengamatan

h) Soal latihan

2. Tahap pelaksanaan tindakan

Ada 3 tahapan dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu:

a) Kegiatan awal

b) Kegiatan inti

c) Kegiatan akhir

3. Tahap pengamatan mencangkup pembuatan instrument penelitian, metode

pengumpulan data berupa nilai tes siswa setelah mendapatkan tindakan,

(38)

22

[image:38.595.145.501.145.394.2]

4. Tahap refleksi dilakukan melalui diskusi teman sejawat.

Gambar 4. Prosedur Pelaksanaan PTK

C. Subjek Penelitian

Dalam penelitian tindakaan (PTK) yang menjadi subjek penelitian adalah

siswa kelas III Tahun Ajaran 2013/2014 SD Negeri 1 Pringsewu Barat

dengan jumlah siswa sebanyak 20 siswa terdiri dari siswa perempuan 6 dan

siswa laki-laki 14.

D. Alat pengumpulan Data

Alat pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi observasi

dan diskusi: Orientasi

Lapangan

Siklus 1

Siklus 2

Perencanaan

Tindakan

pengamatan

Perencanaan

Tindakan

pengamatan refleksi

(39)

23

1. Tes : Menggunakan butir soal/instrument soal untuk mengukur hasil

belajar siswa.

2. Observasi : Menggunakan lembaran observasi untuk mengukur

tingkat aktivitas siswa dalam proses pembelajaran melalui pendekatan

tematik dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning

3. Diskusi : Menggunakan lembar hasil observasi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam PTK ini meliputi tes, observasi, dan diskusi

anatara guru, teman sejawat, dan kolaborator.

1. Tes : dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa.

2. Observasi : dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar

siswa dalam proses pembelajaran dan implementasi pembelajaran

melalui pendekatan tematik dengan model pembelajaran Contextual

Teaching and Learning dengan menggunakan lembar observasi.

Aspek indikator antara penilain :

a. Interaksi siswa dengan guru selama proses pembelajaran

b. Kegiatan siswa dalam kelompok

c. Interaksi anatar sesame siswa selama proses pembelajaran

d. Partisipasi siswa sebagai kelompok lain

e. Motivasi dan kegairahan siswa dalam belajar.

3. Diskusi antar guru, teman sejawat atau kolaborator untuk merefleksi hasil

(40)

24

F. Teknik Analis Data 1. Skor Pilihan Ganda

Dalam menentukan skor pilihan ganda digunakan cara tanpa hukuman,

yaitu apabila banyaknya angka hitung dari banyaknya jawaban yang

cocok dengan kunci jawaban

Rumus : S = R

Keterangan: S = skor

R = Jawaban

1.= jawaban benar

0 = jawaban salah

2. Ketuntasan hasil belajar

Ketuntasan hasil belajar siswa setelah mengerjakan tes pada setiap siklus

[image:40.595.149.517.472.576.2]

pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini :

Tabel 3. ketuntasan hasil belajar siswa No Nilai siswa Jumlah

siswa

persentasi Keterangan 1 < 60

2 ≥ 60

Jumlah

3. Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa Nilai akhir : jumlah seluruh skor X 100

Skor maksimal

4. Nilai Rata-Rata Kelas

(41)

25

X = ∑X / N Keterangan :

X : Nilai rata-rata kelas

∑X : jumlah nilai hasil belajar seluruh siswa N : jumlah siswa

5. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa

Menentukan persentase ketuntasan klasikal belajar siswa menggunakan

rumus :

K : jumlah siswa yang tuntas X 100 Jumlah seluruh siswa

K = ketuntasan klasikal

G. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan adalah suatu kriteria yang digunakan untuk melihat

tingkat keberhasilan dari kegiatan PTK dalam meningkatkan atau

memperbaiki mutu PBM di kelas. Indikator keberhasilan harus realistik dan

dapat diukur.

Indikator keberhasilan di harapkan dapat diperoleh pada setiap tahapan siklus

yang diterapkan kepada siswa selama penelitian berlangsung. Indikator dalam

penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila siswa secara

individual telah mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) sama

dengan 60 atau lebih dan secara klasikal dikatakan tuntas dalam kegiatan

belajarnya jika terdapat lebih dari 80% dari keseluruhan siswa yang mendapat

(42)

26

H. Prosedur Penelitian

Dalam pelaksanaannya penulis menggunakan dua siklus sebagai dasar

penelitian tindakan kelas. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan dengan

alokasi waktu 3 X 35 menit. Penelitian ini menggunakan model penelitian

tindakan kelas menurut Kurt Kelvin yang terdiri dari empat komponen yaitu:

Tahap perencanaan, pelaksanaa, pengamatan dan refleksi. Tahap tindakan

yang dilaksanakan dalam penelitian ini meliputi kegiatan prapenelitian dan

pelaksanaan penelitian.

1. Siklus I

Sebelum melaksanakan penelitian, diadakan kegiatan prapenelitian

yang langkah-langkah nyasebagai berikut:

1.1Tahap Prapenelitian siklus 1

Sebelum melaksanakan penelitian, diadakan kegiatan prapenelitian

yang langkah-langkah nya sebagai berikut:

a) Membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan

masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 orang.

b) Menjelaskan tentang proses pembelajaran yang akan

dilaksanakan, tugas dan kewajiban, serta tanggung jawab siswa

selama proses pembelajaran.

c) Melaksanakan tes kepada siswa terutama untuk mengukur

kemampuan awal siswa.

1.2Tahap Pelaksanaan Penelitian Siklus 1

(43)

27

Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan: adapun prosedur

pelaksanaanya sebagai berikut:

a) Perencanaan adalah persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan

penelitian tindakan kelas, antara lain:

b) Menyusun rencana pembelajaran

c) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama

proses pembelajaran di kelas.

d) Membuat lembar analisis pencapaian observasi hasil belajar

siswa untuk mengetahui sejauh mana hasil pencapaian serta

ketuntasan belajar pada setiap indikator.

1.3Pelaksanaan tindakan

Pelksanaan tindakan yang sesuai dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran yang telah dibuat dengan menggunakan model

pembelajaran contextual teaching and learning. Secara garis besar

prosedur yang dilakukan adalah pendahuluan, kegiatan inti, dan

penutup.

a) Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan diawali dengan memotovasi siswa dan

membangun suasana belajar yang penuh semngat, melakukan

apersepsi dengan cara mengingatkan kembali materi tanya jawab,

menyampaikan tujuan pembelajaran, dan mengajak siswa

bernyayi.

(44)

28

1. Penyajian materi

Penyajian materi dilakukan secara klasikal dalam waktu lebih

kurang 15-20 menit dari waktu yang tersedia. Penyajian materi

meliputi pokok-pokok materi secara garis besar.

2. Belajar dalam kelompok

Setelah materi diberikan. Siswa di kelompokan didalam

kelompok-kelompok kecil yang telah ditentukan.

Masing-masing kelompok diberi waktu untuk mencari bahan bacaan

dan diberikan lembar observasi serta membahasnya dengan

cara kerjasama serta saling berdikusi dalam kelompok mereka.

3. Model pembelajaran contextual teaching and learning.

Selama proses pembelajaran, masing-masing kelompok

diminta Untuk mencari bahan bacaan dan membacanya serta

menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri. Kemudian di

masing-masing kelompok diminta untuk mengamati kondisi

cuaca yang terjadi pada hari ini dan mendiskusikan dengan

mengisi tabel pengamatan.

4. Pembahasan lembar observasi

Masing-masing kelompok lalu membahas hasil diskusinya

dengan bimbingan guru.

c) Penutup

Setelah kegiatan inti selesai, guru melakukan refleksi dengan

(45)

29

kegiatan ini guru juga memberikan pujian kepada masing-masing

kelompok yang dapat menceritakan kembali hasil temuannya.

1.4 Pengamatan

a. Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap proses

pembelajaran yang dilaksanakan. Kemudian mengamati kegiatan

siswa dengan menggunakan lembar pengamatan (observasi)

siswa yang telah dipersiapkan. Pengamatan ditujukan pada

kegiatan belajar siswa yang masing-masing dicatat melalui

lembar pengamatan yang telah disediakan.

b. Menilai tindakan dengan menggunakan format evaluasi

c. Selain itu dilakukan pemotretan untuk mendokumentasikan

kejadian-kejadian khusus selama pelaksanaan pembelajaran.

1.5 Refleksi

a. Menganalisis data pada waktu melakukan pengamatan, analisis

dilakukan dengan cara membandingkan hasil yang telah

dicapaidengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan

sebelumnya.

b. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan

model pembelajaran contextual teaching and learning.

c. Hasil analisis yang dijadikan sebagai bahan untuk membuat

perencanaan tindakan baru jika pembelajaran belum berhasil

(46)

30

2. Tahap Prapenelitian siklus II

Sebelum melaksanakan penelitian, diadakan kegiatan prapenelitian yang

langkah-langkah nya sebagai berikut:

a. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing

kelompok terdiri dari 5-6 orang.

b. Menjelaskan tentang proses pembelajaran yang akan dilaksanakan

tugas dan kewajiban, serta tanggung jawab siswa selama

proses pembelajaran.

c. Melaksanakan tes kepada siswa terutama untuk mengukur

kemampuan awal siswa.

2.1Tahap Pelaksanaan Penelitian Siklus II

Pada tahap pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan dua siklus

Setiap siklus terdiri dari II pertemuan. Adapun prosedur

pelaksanaannya sebagai berikut:

a. menganalisis silabus/kurikulum tingkat satuan pendidkan

b. menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

c. menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama

proses pembelajaran dikelas.

d. Mempersiapkan alat peraga berupa gambar untuk membantu siswa

memahami materi pelajaran. Membuat lembar analisis pencapian

hasil belajar siswa untuk mengetahui sejauh mana pencapaian

aktivitas dan hasil belajar serta ketuntasan belajar pada setiap

(47)

31

e. Membuat lembar analisis pencapaian observasi hasil belajar siswa.

2.2Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yang sesuai dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran yang telah dibuat dengan menggunakan model

pembelajaran contextual teaching and learning. Secara garis besar

prosedur yang dilakukan adalah pendahuluan, kegiatan inti, dan

penutup.

a) Pendahualan

Pada kegiatan pendahuluan diawali dengan memotivasi siswa dan

membangun suasana belajar yang penuh semngat, melakukan

apersepsi dengan cara mengingatkan kembali materi tanya jawab,

menyampaikan tujuan pembelajaran, dan mengajak bernyanyi.

b) Kegiatan inti

1. Penyajian materi

Penyajian materi di kaukan secara klasikal dalam waktu lebih

kurang 15-20 menit dari waktu yang tersedia. Penyajian materi

meliputi pokok-pokok materi secara garis besar.

2. Belajar dalam kelompok

Setelah materi diberikan. siswa dikelompokan didalam

kelompok-kelompok kecil yang telah ditentukan.

Masing-masing kelompok diberi waktu untuk mencari bahan bacaan

dan diberikan lembar observasi serta membahasnya dengan

(48)

32

3. Model pembelajaran contextual teaching and learning

Selama proses pembelajaran, masing-masing kelompok

diminta untuk mencari bahan bacaan dan membacanya serta

menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri. Kemudian di

masing-masing kelompok diminta untuk mengamati kondisi

cuaca yang terjadi pada hari ini dan mendiskusikan dengan

mengisi tabel pengamatan.

c) Penutup

Setelah kegiatan inti selesai, guru melakukan refleksi dengan

menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Dalam kegiatan ini gur juga memberikan pujian kepada

masing-masing kelompok yang dapat menceritakan kembali hasil

temuannya.

2.3 Pengamatan

a) Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap proses

pembelajaran yang dilaksanakan. Kemudian mengamati kegiatan

siswa dengan menggunakan lembar pengamatan (observasi) siswa

yang telah dipersiapkan. Pengamatan ditujukan pada kegiatan

belajar siswa yang masing-masing dicatat melalui lembar

pengamatan yang telah disediakan.

b)Menilai tindakan dengan menggunakan format evaluasi

c) Selain itu dilakukan pemotretan untuk mendokumentasikan

(49)

33

2.4 Refleksi

1. Menganalisis data pada waktu melakukan pengamatan, analisis

dilakukan dengan cara membandingkan hasil yang telah

dicapaidengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan

sebelumnya.

2. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat

menerapkan model pembelajaran contextual teaching and

learning.

3. Hasil analisis yang dijadikan sebagai bahan untuk membuat

perencanaan tindakan baru jika pembelajaran belum berhasil

pada tahap berikutnya.

I. Instrument Penelitian 1. Instrument tes

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah test pilihan ganda

yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus I dan siklus II pilihan ganda

dan essay dalam proses pembelajaran.

2. Lembar kerja siswa

3. Lembar kerja siswa digunakan untuk membantu guru dalam proses

pembelajaran dan membantu siswa dalam memahami materi

(50)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pelaksanaan penelitian dilakukan pada kelas III A SD Negeri 1

Pringsewu Barat, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Penggunaan model pembelajaran contextual teaching and learning dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik kelas III SD

Negeri 1 Pringsewu Barat tahun ajaran 2013/2014

2. Hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik terus mengalami peningkatan

yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang

dilaksanakan. Adapun hasil belajar siswa pada siklus 1 pertemuan ke-1

dengan tema peristiwa mencapai rata-rata 55% dan siklus 1 pertemuan ke 2

mencapai 75%. hal ini menunjukkan bahwa ada nya peningkatan hasil hasil

belajar siswa pada siklus 1 petemuan ke 1 dan pertemuan ke 2.

3. Sedangkan siklus II petemuan ke 1 dengan tema peristiwa alam mencapai

rata-rata 90% dan siklus II pertemuan ke 2 mencapai rata-rata 100%. hal ini

menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II

pertemuan ke 1 dan 2. Dengan demikian terdapat peningkatan hasil belajar

(51)

59

B. Saran

Adapun saran yang yang ingin penulis sampaikan, yaitu sebagai berikut:

1. Para guru yang mengajar dikelas rendah seperti kelas I, II, III dapat

meningkatkan proses pembelajarannya dengan memberikan penguatan untuk

memotivasi siswa dalam belajar dan menghubungkan dengan kehidupan

nyata.

2. Untuk membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran, sebaiknya

guru menggunakan model pembelajaran contextual teaching and learning,

karena model ini dapat membantu siswa untuk menemukan materi yang

dipelajari dan berhubungan dengan situasi kehidupan nyata.

3. Guru meningkatkan proses pembelajarannya dengan menggunakan model

(52)

DAFTAR PUSTAKA

Abadi, Rinawan. 2010. Buku Panduan pendidik Ilmu Pengetahuan Alam. Klaten.Indonesia : PT. intan Pariwara.

Dimyati, Mudjiono.2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta :Rineka Cipta.

Edi Subagiyo. 2010. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Wates Pada Pokok Bahasan Bangun Datar Sebagai Implementasi Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Semarang. UNNES.

Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Kesuma, dkk. 2009. Contextual Teaching and learning. Yogyakarta : Rahayasa Research and Training.

Kesuma, Wijaya. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Edisi II. Jakarta Pusat.: Permata Puri Media.

Kunandar. 2007. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta.: Rajawali Pers.

Ngapiningsih. 2010. Buku Panduan pendidik Matematika. Klaten.Indonesia : PT. intan Pariwara.

Rindang Wijayanti. 2011. Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV di SDIT Nurul Falah Cilincing Jakarta Utara. Jakarta: 2011.

Rusman. 2001. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta :Rajawali Pers.

Saiful Sagala. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

(53)

61

Undang-undang No 20 Tahun 2003 Pendidikan Nasional.

Yatim Riyanto.2010. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Gambar

Tabel 1. Hasil Observasi Siswa Kelas III Pelajaran Tematik  SD Negeri 1 Pringsewu Barat
Tabel 2. Perbandingan Pendekatan CTL dengan Pendekatan Tradisional
Gambar 1.  Kerangka Pikir
Gambar 2 : siklus PTK Menurut Kurt Lewin Dengan Dua Siklus
+4

Referensi

Dokumen terkait

dapat menyelesaikan tugas akhir penelitian yang berjudul **SINTES1S KOMPOSIT FezOj-SERBUK BIJI KAPUK SEBAGAI ABSORBEN PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT&#34;

[r]

menggambarkannya dengan melakukan sketsa terlebih dahulu dilanjutkan dengan menyiapkan properti yang dibutuhkan dan pada saat memotret harus diperhatikan teknik

Dengan data yang lengkap mengenai SDM Batan dan Program yang terkait, diharapkan dapat disusun Pola Diklat Berjenjang yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan SDM

Arahan dalam mengumpulkan data perlu ditambah kalimat “ untuk membantu dalam perancangan prosedur percobaan dan pemilihan alat dan bahan” agar siswa lebih memahami

Pembentukan Undang - Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme di Indonesia, merupakan kebijakan dan langkah antisipatif yang bersifat proaktif yang

individu berdasarkan indikator kinerja utama (KPI) dan kompetensi yang telah didesain dalam penelitian ini. Pendekatan ini merupakan salah satu altnatif untuk

[r]