ABSTRAK
PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MELALUI PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA
KELAS III A SD NEGERI 1 PRINGSEWU BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Oleh HAPIAH
Penelitian dilatar belakangi oleh refleksi yang dilakukan guru dalam pembelajaran di kelas III A SDN 1 Pringsewu Barat Kabupaten Pringsewu yang selama ini hanya terpusat pada guru, media pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi sehingga pembelajaran terkesan monoton. Komunikasi yang terjalin hanya searah sehingga siswa pasif dan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik rendah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa siswa pada pembelajaran tematik di kelas III A SDN 1 Pringsewu Barat melalui penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL).
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan 2 siklus yang didalamnya terdapat empat tahap pada tiap-tiap tahap siklusnya yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi/pengamatan, dan refleksi. Pengumpulan data aktivitas belajar menggunakan lembar observasi sedangkan untuk hasil belajar menggunakan tes.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dengan menggunakan media contextual teaching and learning pada pembelajaran tematik kelas III A SDN 1 Pringsewu Barat dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang dilaksanakan pada siklus 1 pertemuan ke-1 dengan tema peristiwa mencapai rata-rata 55% dan siklus 1 pertemuan ke 2 mencapai 75%. hal ini menunjukkan bahwa ada nya peningkatan hasil hasil belajar siswa pada siklus 1 petemuan ke 1 dan pertemuan ke 2. Sedangkan siklus II petemuan ke 1 dengan tema bencana alam mencapai rata-rata 90% dan siklus II pertemuan ke 2 mencapai rata-rata 100%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada siswa pada siklus II pertemuan ke 1 dan ke 2. Dengan demikian terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklus dan setiap pertemuan.
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur dan kerendahan hati, karya ini kupersembahkan untuk:
Suami tercinta Muhammad Ali. H.S. B.A yang senantiasa memberi dukungan, doa dan semangat sampai selesainya penulisan skripsi ini.
Untuk anak-anakku tersayang Sepki Arizki, Fischa Annisa, M. Fatwa Ridho serta menantuku Alfa Hanum dan cucu Aniqo Laila Arizki yang selalu mendoakan,
menghibur, dan mendukung ku dalam segala aktivitas.
Teman-teman SI-SKGJ PGSD FKIP Unila angkatan 2010
Teman – teman SD Negeri I Pringsewu Barat
MOTO
“sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah
selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang
lain dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”.
SANWACANA
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat allah SWT, karena atas rahmat dan
Hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi dengan judul “ Peningkatan Hasil Belajar Tematik Melalui Penerapan
Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Siswa Kelas III A SD
Negeri 1 Pringsewu Barat Pada Tahun Pelajaran 2013-2014” adalah salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah mengesahkan skripsi ini;
2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung yang telah menyetujui skripsi ini;
3. Bapak Dr. Darsono, M.Pd selaku Ketua Program Studi SI PGSD FKIP
Universitas Lampung yang telah memberi izin atas terlaksananya pembuatan
4. Bapak Drs. Nazaruddin Wahab selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan waktunya untuk bimbingan dan dukungan dalam penyelesaian
skripsi ini;
5. Bapak Drs. A. Sudirman, M.H selaku Dosen Pembahas yang telah
memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini;
6. Bapak dan ibu Dosen selaku Tim Pengajar dalam pelaksanaan Program S1
PGSD dalam jabatan yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan
selama penulis menyelesaikan studi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung;
7. Ibu Eva Rahmaini, S.Pd selaku kepala sekolah SD Negeri 1 Pringsewu Barat
Kabupaten Pringsewu yang telah memberikan Izin melaksanakan Penelitian;
8. Ibu Amiyati, S.Pd selaku teman sejawat yang telah bersedia menjadi Guru
kolaborasi dan membantu selama pelaksanaan penelitian;
9. Rekan-rekan Mahasiswa S1 PGSD dalam jabatan FKIP Unversitas Lampung
sebagai rekan diskusi dalam pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini;
10.Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat ditulis satu
persatu.
Akhir kata penulis menyadari bahwa mungkin skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna, akan tetapi besar harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, Juni 2014
DAFTAR ISI
halaman
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... ii
DAFTAR GAMBAR ... iii
DAFTAR GRAFIK ... iv
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang ... 1
B. Identifikasi masalah ... 4
C. Rumusan masalah dan permasalahan ... 5
D. Tujuan penelitian ... 5
E. Manfaat ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar ... 7
B. Pengertian Hasil Belajar ... 8
C. Pendekatan Tematik ... 9
1. Pengertian Pendekatan Tematik ... 9
2. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Tematik…...………... 10
D. Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning ... 10
1. Pengertian Model Pembelajaran Contextual Taeching and Learning ... 11
2. Tujuh Komponen Pembelajaran Contextual Taeching and Learning ... 11
E. Langkah – langkah Pembelajaran ... 13
F. Penelitian Yang Relevan ... 13
G. Materi Pelajaran Pada Pembelajaran Tematik ... 13
1. Tema Peristiwa ... 13
2. Tema Bencana Alam ... 14
H. Kerangka Pikir ... 15
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian ... 18
B. Setting Penelitian ... 20
C. Subjek Penelitian ... 22
D. Alat pengumpulan Data ... 22
E. Teknik Pengumpulan Data ... 23
F. Teknik Analis Data ... 24
1. Skor Penilaian Ganda ... 24
2. Ketuntasan Hasil Belajar ... 24
3. Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Siswa ... 24
4. Nilai Rata-Rata Kelas ... 24
5. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ... 25
G. Indikator Keberhasilan ... 25
H. Prosedur Penelitian ... 26
1. Tahap Prapenelitian Siklus 1 ... 26
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian Siklus I. ... 26
3. Tahap Prapenelitian Siklus II ... 30
4. Tahap Pelaksanaan Penelitian Siklus II ... 30
I. Instrument Penelitian ... 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah ... 34
B. Hasil Penelitian Pelaksanaan Siklus I pertemuan ke-1 ... 37
C. Hasil Penelitian Pelaksanaan Siklus I pertemuan ke-2 ... 41
D. Hasil Penelitian Pelaksanaan Siklus II pertemuan ke-1 ... 46
E. Hasil Penelitian Pelaksanaan Siklus II pertemuan ke-1 ... 50
F. Pembahasan ... 54
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 58
B. Saran ... 58
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas III Pelajaran
PKN SD Negeri 1 Pringsewu Barat ... 3
2. Perbandingan Pendekatan CTL dengan Pendekatan
Tradisional ... 12
3. ketuntasan hasil belajar siswa ... 24
4. Daftar Siswa SD Negeri 1 Pringsewu Barat Tahun Pelajaran
2013/2014 ... 36 5. Hasil Evaluasi Pembelajaran Tematik Siklus I Pertemuan Ke-1
Kelas III A SD Negeri 1 Pringsewu Barat Tahun Ajaran 2013/2014…. 39
6. Hasil Observasi Guru pada Siswa Pada Pembelajaran Tematik Siklus I Pertemuan Ke-1 kelas III SD Negeri 1Pringsewu
Barat Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 40
7. Hasil Evaluasi Pembelajaran Tematik Siklus I Pertemuan Ke-2
Kelas III SD Negeri 1 Pringsewu Barat Tahun Ajaran 2013/2014 ... 44
8. Hasil Observasi Guru pada Siswa Pada Pembelajaran
Tematik Siklus I Pertemuan Ke-2 kelas III SD Negeri 1Pringsewu Barat Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 45
9. Hasil Evaluasi Pembelajaran Tematik Siklus II Pertemuan Ke-1
Kelas III SD Negeri 1 Pringsewu Barat Tahun Ajaran 2013/2014 ... 48
10.Hasil Observasi Guru pada Siswa Pada Pembelajaran Tematik Siklus I Pertemuan Ke-2 kelas III SD Negeri 1Pringsewu Barat
Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 49
11.Hasil Evaluasi Pembelajaran Tematik Siklus II Pertemuan Ke-1
12.Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Pembelajaran Tematik Siklus II Pertemuan Ke-2 kelas III SD Negeri 1Pringsewu
Barat Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 55
DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
1. Kerangka Pikir ... 17
2. Siklus PTK Menurut Kurt Lewin Dengan Dua Siklus ... 19
3. Model PTK Menurut Kurt Lewin ... 20
DAFTAR GRAFIK
Grafik halaman
BAB 1 PENDAHULAN
A. Latar Belakang
Pembangunan Pendidikan mempunyai titik berat untuk meningktkan akses
dan kualitas pendidikan masyarakat. Pendidikan sebagai sektor pembangunan
yang sangat strategi suatu aspek penting dalam penentuan Human
Development Index. Pembangunan sektor pendidikan terutama pendidikan
dasar dan menengah merupakan pondasi bagi pembangunan dan sumber daya
manusia bangsa. Keberhasilan pembangunan dibidang pendidikan akan
tercermin dari meningkatnya produktifitas dan daya saing antar bangsa dan
sumber daya manusia Indonesia.
Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, menyebutkan pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan diselenggarakan oleh satuan pendidikan, yaitu kelompok layanan
pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan di jalur formal, non formal,
2
(UU No.20 Tahun 2003,pasal 13). Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi (pasal 14). Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
Beralih dari pembicaraan di atas penulis ingin membahas secara khusus
tentang kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dengan pendekatan
tematik. Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum
operasional yang berbasis kompetensi sebagai hasil refleksi pemikiran dan
pengkajian yang mendalam dari kurikulum yang telah berlaku beserta
pelaksananya. Oleh karena itu proses pembelajaran dilaksanakan pada kelas
rendah perlu dihubungkan dengan kehidupan nyata sebagai pengalaman yang
pernah mereka alami secara langsung. Pada tingkat sekolah dasar kelas
rendah khususnya kelas III SDN 1 Pringsewu Barat, kurikulum ini
dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan tematik
adalah model pembelajaran terpadu dengan menggunakan tema untuk
menggabungkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman kepada siswa. Penggabungan ini sangat penting dalam
meningkatkan penalaran, sedangkan kemampuan penalaran yang tinggi
marupakan salah satu indikator dari meningkatan sumber daya manusia yang
berkualitas. Dengan pembelajaran ini diharapkan siswa untuk aktif
membangun pengetahuannya sendiri melalui pengalamannya secara langsung.
Berdasarkan pengamatan bahwa kelas III A pada SD Negeri 1 Pringsewu
3
Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang masih rendah pada beberapa
mata pelajaran.
Tabel 1. Hasil Observasi Siswa Kelas III Pelajaran Tematik SD Negeri 1 Pringsewu Barat.
NO Mata Pelajaran KKM Tuntas Tidak Tuntas
1 PPKN 62 15 siswa (75%) 5 siswa (25%)
2 Bahasa Indonesia
63 6 siswa (30%) 14 siswa (70%)
3 Matematika 60 8 siswa (40%) 12 siswa (60%)
4 IPA 62 7 siswa (35%) 13 siswa (65%)
5 IPS 62 15 siswa (75%) 5 siswa (25%)
Sumber Data Siswa SD Negeri 1 Pringsewu Barat Kelas III A Tahun Pelajaran 2013/2014
Dari tabel di atas bahwa pada setiap mata pelajaran kelas III SDN 1
Pringsewu Barat : Matematika sebesar 40% atau 8 siswa dengan nilai KKM
60 bisa dikatakan tuntas, IPA sebesar 35% atau 7 siswa dengan nilai KKM 62
bisa dikatakan tuntas, Bahasa Indonesia sebesar 30% atau 6 siswa dengan
nilai KKM 62. Hal ini dapat menunjukan bahwa hasil belajar siswa pada
pembelajaran tematik, yaitu pada mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa
Indonesia di kelas III SD Negeri 1 Pringsewu Barat masih rendah. Rendahnya
hasil belajar tersebut disebabkan karena guru dalam proses pembelajarannya
masih mendominasi kelas, siswa masih kesulitan dalam menghubungkan
tema dengan beberapa mata pelajaran dan siswa kurang dilibatkan secara
aktif dalam proses pembelajaran.
Oleh karena itu peneliti mengadakan suatu tindakan dalam upaya
4
mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia. Sehubungan dengan
permasalahan di atas, maka diperlukan upaya-upaya untuk dicari alternative
metode yang tepat dengan tingkat kemampuan berpilih siswa mengatasi
kesulitannya dengan tujuan agar materi yang disampaikan dapat diterima,
dipahami, dan dikuasi oleh siswa secara optimal. Salah satu upaya yang akan
dilakukan adalah dengan menggunakan model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning dimana siswa dapat menghubungkan materi
pelajaran dengan situasi kehidupan nyata. Dengan model pembelajaran ini,
diharapkan dapat membantu siswa memberikan motivasi dalam belajar.
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Guru dalam proses pembelajarannya masih menjadi pusat pembelajaran
sedangkan siswa nya pasif;
2. Belum ditemukan strategi pembelajaran yang tepat di SD Negeri 1
Pringsewu Barat;
3. Siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga
menjadi pasif;
4. Metode yang digunakan guru masih bersifat konvensional;
5. Siswa kelas III A SD N 1 Pringsewu Barat masih mengalami kesulitan
dalam memahami materi pelajaran yang menghubungkan tema dengan
beberapa mata pelajaran;
6. Rendahnya hasil belajar siswa kelas III A pada mata pelajaran
5
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, “rendah nya hasil
belajar tematik siswa kelas III A SD Negeri 1 Pringsewu Barat tahun
2013/2014” sebagai berikut:
1. Apakah dengan pendekatan tematik melalui model pembelajaran
Contektual Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas III A SD Negeri 1 Pringsewu Barat tahun ajaran 2013/2014?
D. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar siswa melalui
pendekatan tematik dengan model pembelajaran Contextual teaching and
Learning di kelas III A SD Negeri 1 Pringsewu Barat tahun ajaran
2013/2014.
E. Manfaat
Adapun manfaat dan kegunaan hasil penelitian:
1. Bagi siswa
a. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa;
b. Untuk meningkatkan hasil belajar, pemahaman, kemampuan;
c. Untuk meningkatkan prestasi.
2. Bagi Guru
a. Digunakan sebagai alternative strategi pembelajaran untuk
6
(KTSP) yang berbasis model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning;
b. Memberikan informasi dalam memilih model dan pendekatan
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa;
c. Guru menjadi lebih profesional dan dapat memperbaiki segala
kesalahan dalam menyelenggarakan pendidikan.
3. Bagi sekolah
a. Bagi dunia pendidikan sumbangan pemikiran untuk meningkatkan mutu
pembelajaran di SD Negeri 1 Pringsewu Barat;
b. Sekolah dapat mengembangkan kurikulum sendiri dari bawah dan dapat
menjadi sekolah yang mandiri;
c. Memberikan referensi bagi sekolah dalam menggunakan model dan
pendekatan pembelajaran yang bervariasi agar siswa dapat memahami
materi pelajaran dengan baik.
4. Bagi Peneliti
a. Menambah wawasan guru sehingga dapat mengembangkan dan
menerapkan metode pembelajaran Contextual Teaching and Learning
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses perubahan pada diri sendiri. Tanpa belajar seorang
tidak akan mungkin mengembangkan segala potensi yang ada pada dirinya
secara maksimal, sehingga sulit baginya untuk dapat menguasai ilmu
pengetahuan teknologi dan seni. Proses kegiatan belajar mengajar ada dua
kegiatan utama yang terjadi yaitu bekajar dan mengajar. Pada proses tersebut
terjadi perubahan pengetahuan, perasaan dan keterampilan. Belajar
mempunyai bentuk pertumbuhan, perkembangan dalam diri seseorang yang
dinyatakan dalam cara, prilaku, berkat pengalaman dan latihan. Belajar
menurut Oemar Hamalik (2010 : 18) bukan suatu tujuan tetapi merupakan
suatu proses untuk mencapai tujuan. Belajar merupakan proses perubahan
pada diri seseorang.
Secara psikologis, “Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya”, sebagaimana dikemukakan oleh slameto
(2003 : 2) menurut definisinya “Belajar ialah suatu proses usaha yang
8
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengelamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya”.
Selanjutnya Trianto (2010 : 16) secara umum mengemukakan bahwa “Belajar
diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman
dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau
karakteristik seseorang sejak lahir”. Syaiful Sagala (2010 : 13)
mengemukakan “Belajar merupakan tindakan atau perilaku siswa yang
kompleks, sebagai tindakan belajar hanya dialami oleh siswa sendiri”.
Cronbach (dalam Riyanto, 2010 : 5) mengatakan bahwa “Belajar itu merupakan perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman”. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar dapat terjadi karena adanya proses perubahan perilaku yang terjadi pada diri seseorang sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
B. Pengertian Hasil Belajar
Dengan berakhirnya suatu proses belajar, maka siswa memperoleh suatu hasil
belajar, sebagaimana dikemukakan oleh Dimyati dan Mudjiono (2009 : 3)
“hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Di sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi
belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal puncak
proses belajar”.
9
belajar”. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah nilai yang diperoleh siswa melalui tes setelah selesai proses pembelajaran.
C. Pendekatan Tematik
1. Pengertian Pendekatan Tematik
Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran
terpadu yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkin kan
siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif menggali dan
menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuwan secara holistik,
bermakna dan autentik.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Rusman (2001 : 254) bahwa pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik, siswa akan memahamin konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungnya dengan konsep lain yang telah dipahaminya.
Menurut Trianto (2009 : 70) “Pembelajaran tematik adalah pembelajaran
terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang
bermakna”. Tema yang diberikan merupakan pokok pikiran atau gagasan
pokok yang menjadi topik pembelajaran.
10
pendekatan tematik adalah pembelajaran terpadu yang menghubungkan tema dengan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
2. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Tematik
Menurut Kunandar (2007 : 10) pendekatan tematik memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari dari pendekatan tematik yaitu:
a) Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan peserta didik.
b) Memberikan pengalaman dalam kegiatan belajar mengajar yang relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik; c) Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan
bermakna;
d) Mengembangkan keterampilan berfikir anak didik sesuai dengan persoalan yang dihadapi;
e) Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja sama; f) Memiliki sikap toleransi komunikasi dan tanggap terhadap
terhadap gagasan orang lain;
g) Menyajikan kegitan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang dihadapi dalam lingkungan peserta didik.
Selain memiliki kelebihan pendekatan tematik juga memiliki kelemahan.
Adapun kelemahan pendekatan tematik terjadi jika dilakukan oleh guru
tunggal, misalnya seorang guru kelas kurang menguasai secara mendalam
penjabaran tema sehingga pembelajaran tematik akan merasa sulit untuk
mengaitkan tema dengan materi pokok setiap mata pelajaran.
D. Model pembelajaran Contextual Teaching dan Learning (CTL)
11
proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.
Menurut Nurhadi dalam (Rusman, 2011: 189) pembelajaran kontektual Contextual Teaching Learning merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliknya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
2. Tujuh Komponen Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Menurut Kesuma (2009 : 62) ada tujuh komponen dalam pembelajaran Contextual Teaching and Learning :
a) Konstruktivisme (constructivism)
Merupakan landasan berfikir pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong;
b) Menemukan (Inquiry)
Menemukan merupakan kegiatan inti dari kegiatan pembelajaran berbasis Contextual Teaching and Learning. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa bukan hasil dari mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi dari hasil menemukan sendiri. Guru harus merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan apapun yang diajarkannya;
c) Bertanya (questioning)
Bertanya dalam kegiatan pembelajaran dipandang sebagai kegiatan Guru untuk mendorong, membimbing dam menilai kemampuan berfikir siswa. Bagi siswa bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inquiry, yaitu menggali informasi, menginformasikan apa yang sudah diketahui dan meng- arahkan perhatian pada aspek yang hendak di ketahuinya;
d) Masyarakat Belajar (learning Community)
Merupakan hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing antara teman, antar kelompok dan antara yang tahu dengan yang belum tahun;
e) Permodelan (Modeling)
Dalam pendekatan Contextual Teaching and Learning, guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Seorang siswa bisa ditunjuk untuk memberi contoh temannya cara melafalkan suatu kata;
12
Adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir kebelakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan dimasa lalu;
g) Penilaian Sebenarnya (Authentic Assesment)
Adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Penilaian autentik dilakukan secara terintegarasi dengan proses pembelajaran. Penilan ini dilakukan secara terus menerus selama kegiatan berlangsung pembelajaran berlangsung. Oleh sebab itu tekanannya diarahkan pada proses belajar bukan kepada hasil belajar.
Secara ringkas tujuh pilar Contextual Teaching and Learning
dan kelemahan pembelajaran tradisional dapat disusun dalam table berikut :
Tabel 2. Perbandingan Pendekatan CTL dengan Pendekatan Tradisional Asas-asas
CTL
Model Lama Model Baru
Konstruktive Inquiry Bertanya Masyarakat belajar Permodelan Refleksi Penilain otentik
Belajar berpusat kepada guru, formal, serius.
Pengetahuan diperoleh siswa dengan duduk manis, mengingat seperangkat fakta, memisahkan kegiatan fisik dengan itelektual. Belajar adalah kegiatan konsumtif, menyerap informasi dan
membosankan.
Indivudualis dan persaingan yang melelahkan
Pembelajaran yang one way, seragam, takut mencoba, takut salah.
Pembelajaran yang terkotak-kotak,
mengandalkan respon, eksternal guru.
Penilain hasil paper, test, kognitif.
Belajar berpusat pada siswa untuk mengkontruksi bukan menerima.
Pengetahuan diperoleh dengan menemukan, menyatukan rasa, karsa dan karya.
Belajar merupakan kegiatan produktif, menggali
informasi, menghasilkan pengetahuan dan keputusan.
Kerjasama dan maju bersama, saling membantu
Pembelajaran yang multy ways, mencoba hal-hal baru.
Pembelajaran komperensif, evaluasi diri sendiri/eksternal dan internal.
13
E. Langkah-Langkah Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Menurut Yatim Riyanto (2010 : 168) terdapat langkah-langkah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning, yaitu sebagai berikut: 1. Kembangkan fikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan
cara bekerja sendiri, dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya;
2. Laksanakanlah sejauh mungkin kegiatan inuiri untuk semua topic; 3. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya;
4. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok); 5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran;
6. Lakukan refleksi diakhir pertemuan;
7. Lakukan penilaian sebenarnya dengan berbagai cara.
F. Penelitian Yang Relevan
Sebelum dilakukan penelitian, dilakukan pengumpulan literature mengenai
penelitian yang relevan dengan judul yang akan diteliti.
1. Hasil penelitian Edi Subagyo (2010) model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kela V SD Negeri Wates pada materi pokok bangun datar. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil tes belajar siswa pada siklus I memiliki rata-rata 6,27 meningkat menjadi 7,2 pada siklus II. Demikian pula dengan persentase siswa yang mencapai KKM pada siklus I persentasenya yaitu 50% meningkat menjadi 78,5% pada siklus II.
2. Hasil penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran dengan model Contextual Teaching and Learning. Hasil penelitian Rindang Wijayanti (2011) menujukan bahwa model pembelajaran Contextual Teaching and Learning berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari tes belajar siswa yang menggunakan model Contextual Teaching and Learning memiliki rata-rata 15,92 sedangkan kelas yang tidak menggunakan pembelajaran Contextual Teaching and Learning memilki rata-rata 12,11. Hasil penelitian itu menujukan bahwa dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning berpengaruh meningkatkan hasil belajar siswa.
G. Materi Pelajaran pada Pembelajaran Tematik 1. Tema Peristiwa
14
pengalaman dapat berupa pengalaman yang menyenangkan dan
pengalaman yang menyedihkan. Menceritakan pengalaman
pribadi sangat menyenangkan.
1.2. IPA Tentang cuaca
Cuaca adalah keadaan udara disuatu tempat pada waktu tertentu.
Cuaca sangat berpengaruh dalam kehidupan setiap makhluk di
bumi. Cuaca yang sering dialami, diantaranya : cerah, panas,
dingin dan hujan. Awan adalah gumpalan kabut. Awan memiliki
bentuk yang berubah-ubah sesuai dengan keadaan cuaca. Bentuk
awan antara lain awan sirus, awan cumulus, dan awan stratus.
1.3. Matematika Tentang Persegi Menghitung luas persegi
Luas persegi disamping adalah 9 satuan
persegi.
Diperoleh dari = 3 satuan x 3 satuan
Luas persegi = sisi x sisi
2. Tema Bencana Alam
2.1.Bahasa Indonesia Tentang Menceritakan sesuatu
Peristiwa adalah kejadian atau hal yang benar-benar terjadi terjadi
Sebuah peristiwa dapat kamu alami, kamu lihat ataupun kamu dengar.
Adapun langkah-langkah dalam menceritakan peristiwa, yaitu sebagai
berikut:
a. Peritiwa apa yang kamu alami, lihat, dan kamu dengar.
1 2 3
4 5 6
15
b. Waktu peristiwa itu terjadi
c. Tempat peristiwa terjadi
d. Sebab peristiwa terjadi
e. Urutan kejadian peristiwa itu terjadi.
2.2. Matematika Tentang Pecahan
1. Menjelaskan sudut sebagai jarak putar
2. Membangun bangun datar sesuai dengan sifat-sifatnya
3. Menghitung keliling datar
4. Menghitung keliling bangun persegi
5. Menghitung keliling bangun persegi panjang
2.3. IPA Tentang kenampakan permukaan bumi
1. Mengidentifikasikan berbagai bentuk permukaan bumi.
2. Menjelaskan sebagian besar bahwa bumi terdiri dari air.
3. Menyimpulkan melalui pengamatan bahwa bumi itu bulat pipih.
H. Kerangka Berfikir
Contextual Taeching and Learning adalah konsep belajar yang membantu
guru mengaitkan antara materi dengan yang diajarkan sesuai dengan situasi
dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Pendekatan digunakan pada anak usia dini yang berada dikelas rendah, yaitu
kelas 1-3 karena pada siswa mengalami perkembangan yang luar biasa dalam
kemampuan mereka memahami segala hal yang ada dilingkungannya sebagai
16
Pada usia tersebut, siswa masih berfikir segala sesuatu yang utuh dan perlu
didorong seluruh potensinya, agar dapat berkembang secara optimal.
Penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dalam
penelitian ini dapat menjadi alternative guru untuk meningkatkan hasil belajar
siswa. Dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning siswa
dapat mengalaminya sendiri untuk menemukan materi pembelajaran dan
membantu siswa menghubungkan materi pelajaran dengan situasi kehidupan
nyata. model pembelajaran Contextual Teaching and Learning ini cocok
[image:32.595.138.520.365.702.2]digunakan pada model pembelajaran tematik.
Gambar 1. Kerangka Pikir Kondisi awal Tindakan dalam kelas Kondisi akhir Guru belum menerapkan metode
pembelajaran CTL
Diduga dengan menggunakan metode pembelajaran
berbasis CTL hasil belajar dan aktivitas siswa pada
mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia
mengalami peningkatan Guru
menerapkan model
pembelajaran
berbasis CTL
Siklus 1
Hasil nya aktivitas siswa meningkat
Hasil belajar siswa pada mata
pelajaran mayoritas rendah
Siklus 2
17
I. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan tinjauan pustaka di atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian
tindakan kelas yaitu : apabila dalam pembelajaran Tematik menggunakan
penerapan model Contextual Teaching and Learning dengan memperhatikan
langkah-langkah secara tepat maka akan meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa kelas III A SD Negeri 1 Pringsewu Barat Tahun Pelajaran
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom
Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan
oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan
merefleksikan tindakan kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan
memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa
meningkat.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua siklus. Setiap siklus terdiri
dari dua pertemuan dengan alokasi waktu 3 x 35 menit. Analisis data yang
digunakan adalah data kuantitatif dan kualitatif. Desain penelitian ini
menerapkan model penelitian tindakan kelas menurut Kurt Lewin (dalam
Kusumah dan Dwitagama, 2008 : 20) dengan konsep action research yang
terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan,
pengamatan, dan refleksi.
Adapun siklus PTK menurut Kurt Lewin dapat dilihat pada gambar 2
19
Gambar 2 : siklus PTK Menurut Kurt Lewin Dengan Dua Siklus Perencanaan
Refleksi Tindakan
Pengamatan
Refleksi Perubahan
Perencanaan
Tindakan
20
B. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 23 maret- 28 april 2014 di SD
Negeri 1 Pringsewu Barat Kabupaten Pringsewu tahun pelajatan 2013/2014.
Dalam pelaksaannya menggunakan model penelitian tindakan kelas
(Classroom Action Research).menurut Kurt Lewin yang teridir dari empat
komponen. Hubungan komponen tersebut dipandang sebagai siklus yang
[image:36.595.135.514.322.544.2]dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3: Model PTK Menurut Kurt Lewin
Berdasarkan gambar 3 di atas, hal pertama yang harus dilakukan adalah
merencanakan sesuatu sebelum melaksanakan proses pembelajaran, melaksakan
tindakan dalam proses pembelajaran, melakukan pengamatan terhadap tindakan
yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran, dan merefleksi hasil Pelaksanaan
Tindakan
Refleksi
21
pembelajaran sehingga dapat melakukan perencanaan yang lebih matang.
Keempat tahapan ini terus berulang setiap siklus.
Dalam penelitian ini dilakukan dua kali siklus. Dan setiap siklus meliputi:
1. Tahap perencanaan
a) materi pelajaran pada setiap tema
b) silabus pada setiap tema.
c) Jaringan tema dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
d) Kisi-kisi soal tes
e) Soal evaluasi dan kunci jawaban
f) Contoh gambar seri pada setiap tema
g) Table pengamatan
h) Soal latihan
2. Tahap pelaksanaan tindakan
Ada 3 tahapan dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu:
a) Kegiatan awal
b) Kegiatan inti
c) Kegiatan akhir
3. Tahap pengamatan mencangkup pembuatan instrument penelitian, metode
pengumpulan data berupa nilai tes siswa setelah mendapatkan tindakan,
22
[image:38.595.145.501.145.394.2]4. Tahap refleksi dilakukan melalui diskusi teman sejawat.
Gambar 4. Prosedur Pelaksanaan PTK
C. Subjek Penelitian
Dalam penelitian tindakaan (PTK) yang menjadi subjek penelitian adalah
siswa kelas III Tahun Ajaran 2013/2014 SD Negeri 1 Pringsewu Barat
dengan jumlah siswa sebanyak 20 siswa terdiri dari siswa perempuan 6 dan
siswa laki-laki 14.
D. Alat pengumpulan Data
Alat pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi observasi
dan diskusi: Orientasi
Lapangan
Siklus 1
Siklus 2
Perencanaan
Tindakan
pengamatan
Perencanaan
Tindakan
pengamatan refleksi
23
1. Tes : Menggunakan butir soal/instrument soal untuk mengukur hasil
belajar siswa.
2. Observasi : Menggunakan lembaran observasi untuk mengukur
tingkat aktivitas siswa dalam proses pembelajaran melalui pendekatan
tematik dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning
3. Diskusi : Menggunakan lembar hasil observasi.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam PTK ini meliputi tes, observasi, dan diskusi
anatara guru, teman sejawat, dan kolaborator.
1. Tes : dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa.
2. Observasi : dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar
siswa dalam proses pembelajaran dan implementasi pembelajaran
melalui pendekatan tematik dengan model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning dengan menggunakan lembar observasi.
Aspek indikator antara penilain :
a. Interaksi siswa dengan guru selama proses pembelajaran
b. Kegiatan siswa dalam kelompok
c. Interaksi anatar sesame siswa selama proses pembelajaran
d. Partisipasi siswa sebagai kelompok lain
e. Motivasi dan kegairahan siswa dalam belajar.
3. Diskusi antar guru, teman sejawat atau kolaborator untuk merefleksi hasil
24
F. Teknik Analis Data 1. Skor Pilihan Ganda
Dalam menentukan skor pilihan ganda digunakan cara tanpa hukuman,
yaitu apabila banyaknya angka hitung dari banyaknya jawaban yang
cocok dengan kunci jawaban
Rumus : S = R
Keterangan: S = skor
R = Jawaban
1.= jawaban benar
0 = jawaban salah
2. Ketuntasan hasil belajar
Ketuntasan hasil belajar siswa setelah mengerjakan tes pada setiap siklus
[image:40.595.149.517.472.576.2]pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini :
Tabel 3. ketuntasan hasil belajar siswa No Nilai siswa Jumlah
siswa
persentasi Keterangan 1 < 60
2 ≥ 60
Jumlah
3. Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa Nilai akhir : jumlah seluruh skor X 100
Skor maksimal
4. Nilai Rata-Rata Kelas
25
X = ∑X / N Keterangan :
X : Nilai rata-rata kelas
∑X : jumlah nilai hasil belajar seluruh siswa N : jumlah siswa
5. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa
Menentukan persentase ketuntasan klasikal belajar siswa menggunakan
rumus :
K : jumlah siswa yang tuntas X 100 Jumlah seluruh siswa
K = ketuntasan klasikal
G. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan adalah suatu kriteria yang digunakan untuk melihat
tingkat keberhasilan dari kegiatan PTK dalam meningkatkan atau
memperbaiki mutu PBM di kelas. Indikator keberhasilan harus realistik dan
dapat diukur.
Indikator keberhasilan di harapkan dapat diperoleh pada setiap tahapan siklus
yang diterapkan kepada siswa selama penelitian berlangsung. Indikator dalam
penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila siswa secara
individual telah mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) sama
dengan 60 atau lebih dan secara klasikal dikatakan tuntas dalam kegiatan
belajarnya jika terdapat lebih dari 80% dari keseluruhan siswa yang mendapat
26
H. Prosedur Penelitian
Dalam pelaksanaannya penulis menggunakan dua siklus sebagai dasar
penelitian tindakan kelas. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan dengan
alokasi waktu 3 X 35 menit. Penelitian ini menggunakan model penelitian
tindakan kelas menurut Kurt Kelvin yang terdiri dari empat komponen yaitu:
Tahap perencanaan, pelaksanaa, pengamatan dan refleksi. Tahap tindakan
yang dilaksanakan dalam penelitian ini meliputi kegiatan prapenelitian dan
pelaksanaan penelitian.
1. Siklus I
Sebelum melaksanakan penelitian, diadakan kegiatan prapenelitian
yang langkah-langkah nyasebagai berikut:
1.1Tahap Prapenelitian siklus 1
Sebelum melaksanakan penelitian, diadakan kegiatan prapenelitian
yang langkah-langkah nya sebagai berikut:
a) Membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan
masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 orang.
b) Menjelaskan tentang proses pembelajaran yang akan
dilaksanakan, tugas dan kewajiban, serta tanggung jawab siswa
selama proses pembelajaran.
c) Melaksanakan tes kepada siswa terutama untuk mengukur
kemampuan awal siswa.
1.2Tahap Pelaksanaan Penelitian Siklus 1
27
Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan: adapun prosedur
pelaksanaanya sebagai berikut:
a) Perencanaan adalah persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan
penelitian tindakan kelas, antara lain:
b) Menyusun rencana pembelajaran
c) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama
proses pembelajaran di kelas.
d) Membuat lembar analisis pencapaian observasi hasil belajar
siswa untuk mengetahui sejauh mana hasil pencapaian serta
ketuntasan belajar pada setiap indikator.
1.3Pelaksanaan tindakan
Pelksanaan tindakan yang sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah dibuat dengan menggunakan model
pembelajaran contextual teaching and learning. Secara garis besar
prosedur yang dilakukan adalah pendahuluan, kegiatan inti, dan
penutup.
a) Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan diawali dengan memotovasi siswa dan
membangun suasana belajar yang penuh semngat, melakukan
apersepsi dengan cara mengingatkan kembali materi tanya jawab,
menyampaikan tujuan pembelajaran, dan mengajak siswa
bernyayi.
28
1. Penyajian materi
Penyajian materi dilakukan secara klasikal dalam waktu lebih
kurang 15-20 menit dari waktu yang tersedia. Penyajian materi
meliputi pokok-pokok materi secara garis besar.
2. Belajar dalam kelompok
Setelah materi diberikan. Siswa di kelompokan didalam
kelompok-kelompok kecil yang telah ditentukan.
Masing-masing kelompok diberi waktu untuk mencari bahan bacaan
dan diberikan lembar observasi serta membahasnya dengan
cara kerjasama serta saling berdikusi dalam kelompok mereka.
3. Model pembelajaran contextual teaching and learning.
Selama proses pembelajaran, masing-masing kelompok
diminta Untuk mencari bahan bacaan dan membacanya serta
menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri. Kemudian di
masing-masing kelompok diminta untuk mengamati kondisi
cuaca yang terjadi pada hari ini dan mendiskusikan dengan
mengisi tabel pengamatan.
4. Pembahasan lembar observasi
Masing-masing kelompok lalu membahas hasil diskusinya
dengan bimbingan guru.
c) Penutup
Setelah kegiatan inti selesai, guru melakukan refleksi dengan
29
kegiatan ini guru juga memberikan pujian kepada masing-masing
kelompok yang dapat menceritakan kembali hasil temuannya.
1.4 Pengamatan
a. Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap proses
pembelajaran yang dilaksanakan. Kemudian mengamati kegiatan
siswa dengan menggunakan lembar pengamatan (observasi)
siswa yang telah dipersiapkan. Pengamatan ditujukan pada
kegiatan belajar siswa yang masing-masing dicatat melalui
lembar pengamatan yang telah disediakan.
b. Menilai tindakan dengan menggunakan format evaluasi
c. Selain itu dilakukan pemotretan untuk mendokumentasikan
kejadian-kejadian khusus selama pelaksanaan pembelajaran.
1.5 Refleksi
a. Menganalisis data pada waktu melakukan pengamatan, analisis
dilakukan dengan cara membandingkan hasil yang telah
dicapaidengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
b. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan
model pembelajaran contextual teaching and learning.
c. Hasil analisis yang dijadikan sebagai bahan untuk membuat
perencanaan tindakan baru jika pembelajaran belum berhasil
30
2. Tahap Prapenelitian siklus II
Sebelum melaksanakan penelitian, diadakan kegiatan prapenelitian yang
langkah-langkah nya sebagai berikut:
a. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing
kelompok terdiri dari 5-6 orang.
b. Menjelaskan tentang proses pembelajaran yang akan dilaksanakan
tugas dan kewajiban, serta tanggung jawab siswa selama
proses pembelajaran.
c. Melaksanakan tes kepada siswa terutama untuk mengukur
kemampuan awal siswa.
2.1Tahap Pelaksanaan Penelitian Siklus II
Pada tahap pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan dua siklus
Setiap siklus terdiri dari II pertemuan. Adapun prosedur
pelaksanaannya sebagai berikut:
a. menganalisis silabus/kurikulum tingkat satuan pendidkan
b. menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
c. menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama
proses pembelajaran dikelas.
d. Mempersiapkan alat peraga berupa gambar untuk membantu siswa
memahami materi pelajaran. Membuat lembar analisis pencapian
hasil belajar siswa untuk mengetahui sejauh mana pencapaian
aktivitas dan hasil belajar serta ketuntasan belajar pada setiap
31
e. Membuat lembar analisis pencapaian observasi hasil belajar siswa.
2.2Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan yang sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah dibuat dengan menggunakan model
pembelajaran contextual teaching and learning. Secara garis besar
prosedur yang dilakukan adalah pendahuluan, kegiatan inti, dan
penutup.
a) Pendahualan
Pada kegiatan pendahuluan diawali dengan memotivasi siswa dan
membangun suasana belajar yang penuh semngat, melakukan
apersepsi dengan cara mengingatkan kembali materi tanya jawab,
menyampaikan tujuan pembelajaran, dan mengajak bernyanyi.
b) Kegiatan inti
1. Penyajian materi
Penyajian materi di kaukan secara klasikal dalam waktu lebih
kurang 15-20 menit dari waktu yang tersedia. Penyajian materi
meliputi pokok-pokok materi secara garis besar.
2. Belajar dalam kelompok
Setelah materi diberikan. siswa dikelompokan didalam
kelompok-kelompok kecil yang telah ditentukan.
Masing-masing kelompok diberi waktu untuk mencari bahan bacaan
dan diberikan lembar observasi serta membahasnya dengan
32
3. Model pembelajaran contextual teaching and learning
Selama proses pembelajaran, masing-masing kelompok
diminta untuk mencari bahan bacaan dan membacanya serta
menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri. Kemudian di
masing-masing kelompok diminta untuk mengamati kondisi
cuaca yang terjadi pada hari ini dan mendiskusikan dengan
mengisi tabel pengamatan.
c) Penutup
Setelah kegiatan inti selesai, guru melakukan refleksi dengan
menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Dalam kegiatan ini gur juga memberikan pujian kepada
masing-masing kelompok yang dapat menceritakan kembali hasil
temuannya.
2.3 Pengamatan
a) Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap proses
pembelajaran yang dilaksanakan. Kemudian mengamati kegiatan
siswa dengan menggunakan lembar pengamatan (observasi) siswa
yang telah dipersiapkan. Pengamatan ditujukan pada kegiatan
belajar siswa yang masing-masing dicatat melalui lembar
pengamatan yang telah disediakan.
b)Menilai tindakan dengan menggunakan format evaluasi
c) Selain itu dilakukan pemotretan untuk mendokumentasikan
33
2.4 Refleksi
1. Menganalisis data pada waktu melakukan pengamatan, analisis
dilakukan dengan cara membandingkan hasil yang telah
dicapaidengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
2. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat
menerapkan model pembelajaran contextual teaching and
learning.
3. Hasil analisis yang dijadikan sebagai bahan untuk membuat
perencanaan tindakan baru jika pembelajaran belum berhasil
pada tahap berikutnya.
I. Instrument Penelitian 1. Instrument tes
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah test pilihan ganda
yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus I dan siklus II pilihan ganda
dan essay dalam proses pembelajaran.
2. Lembar kerja siswa
3. Lembar kerja siswa digunakan untuk membantu guru dalam proses
pembelajaran dan membantu siswa dalam memahami materi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pelaksanaan penelitian dilakukan pada kelas III A SD Negeri 1
Pringsewu Barat, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Penggunaan model pembelajaran contextual teaching and learning dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik kelas III SD
Negeri 1 Pringsewu Barat tahun ajaran 2013/2014
2. Hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik terus mengalami peningkatan
yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang
dilaksanakan. Adapun hasil belajar siswa pada siklus 1 pertemuan ke-1
dengan tema peristiwa mencapai rata-rata 55% dan siklus 1 pertemuan ke 2
mencapai 75%. hal ini menunjukkan bahwa ada nya peningkatan hasil hasil
belajar siswa pada siklus 1 petemuan ke 1 dan pertemuan ke 2.
3. Sedangkan siklus II petemuan ke 1 dengan tema peristiwa alam mencapai
rata-rata 90% dan siklus II pertemuan ke 2 mencapai rata-rata 100%. hal ini
menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II
pertemuan ke 1 dan 2. Dengan demikian terdapat peningkatan hasil belajar
59
B. Saran
Adapun saran yang yang ingin penulis sampaikan, yaitu sebagai berikut:
1. Para guru yang mengajar dikelas rendah seperti kelas I, II, III dapat
meningkatkan proses pembelajarannya dengan memberikan penguatan untuk
memotivasi siswa dalam belajar dan menghubungkan dengan kehidupan
nyata.
2. Untuk membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran, sebaiknya
guru menggunakan model pembelajaran contextual teaching and learning,
karena model ini dapat membantu siswa untuk menemukan materi yang
dipelajari dan berhubungan dengan situasi kehidupan nyata.
3. Guru meningkatkan proses pembelajarannya dengan menggunakan model
DAFTAR PUSTAKA
Abadi, Rinawan. 2010. Buku Panduan pendidik Ilmu Pengetahuan Alam. Klaten.Indonesia : PT. intan Pariwara.
Dimyati, Mudjiono.2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta :Rineka Cipta.
Edi Subagiyo. 2010. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Wates Pada Pokok Bahasan Bangun Datar Sebagai Implementasi Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Semarang. UNNES.
Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Kesuma, dkk. 2009. Contextual Teaching and learning. Yogyakarta : Rahayasa Research and Training.
Kesuma, Wijaya. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Edisi II. Jakarta Pusat.: Permata Puri Media.
Kunandar. 2007. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta.: Rajawali Pers.
Ngapiningsih. 2010. Buku Panduan pendidik Matematika. Klaten.Indonesia : PT. intan Pariwara.
Rindang Wijayanti. 2011. Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV di SDIT Nurul Falah Cilincing Jakarta Utara. Jakarta: 2011.
Rusman. 2001. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta :Rajawali Pers.
Saiful Sagala. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
61
Undang-undang No 20 Tahun 2003 Pendidikan Nasional.
Yatim Riyanto.2010. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana.