• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP 2 Bandung Dalam Mensosialisasikan Peraturan Larangan Berjualan di Area Stasiun di KTA Bandung (Study Deskriptif Proses Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP 2 Bandung Dalam Mensosialisasikan Per

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Proses Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP 2 Bandung Dalam Mensosialisasikan Peraturan Larangan Berjualan di Area Stasiun di KTA Bandung (Study Deskriptif Proses Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP 2 Bandung Dalam Mensosialisasikan Per"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

Bandung Dalam Mensosialisasikan Peraturan Larangan Berjualan Kepada Pedagang Asongan Di Area Stasiun Di Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas

Oleh :

ANNISA RACHMAWATI NIM. 41809876

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(2)
(3)
(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA DIRI

1. Nama : Annisa Rachmawati

2. Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 12 Oktober 1990 3. Nomor Induk Mahasiswa : 41809876

4. Program Studi : Ilmu Komunikasi (Humas) 5. Jenis Kelamin : Perempuan

6. Kewarganegaraan : Indonesia

7. Agama : Islam

8. Alamat : Jl. Pagarsih No. 126/87 Rt 01/Rw 09 Bandung 40231

9. Status : Belum Menikah

10. E-mail : Icharahmawati38@yahoo.co.id

11. Orang Tua

(5)

2. Nama Ibu : Etty Sugiarti Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

PENDIDIKAN

NO PENDIDIKAN FORMAL TAHUN

1 TK. Karya Baru Bandung 1995 – 1996

2 SDN Jamika 1 Bandung 1996 – 2002

3 SLTP Swadaya 1 Bandung 2002 – 2005

4 SMA Pasundan 2 Cimahi 2007 – 2009

5 Universitas Komputer Indonesia 2009 - Sekarang

NO PENDIDIKAN NON FORMAL TAHUN

1 Pendidikan Agama Islam Madrasah Ali-Yasin Bandung

1995-2005

ORGANISASI

NO ORGANISASI TAHUN

(6)

SEMINAR DAN PELATIHAN

NO SEMINAR DAN PELATIHAN TAHUN

1 Peserta Pelatihan Dasar Komputer “Dac Easy Accounting”

2009

2 Peserta Mentoring Agama Islam 2010

3 Peserta Study Tour Media Massa 2011

4 Peserta Seminar Event Management 2012

5 Peserta Seminar Master Of Ceremony 2012

6 Peserta Seminar Nasional “ Wajah Baru Dunia Periklanan” ARS (Advertising Real Show)

2013

7 Peserta Diskusi Entrepreneurship 2013

8 Peserta Pelatihan Membuat Toko Online 2013

9 Peserta Lego Ergo Scio 2014

PENGALAMAN BEKERJA

NO PENGALAMAN BEKERJA TAHUN

1 SPG Blitz Anime Store Bandung 2009

2 SPG Distro Varrazy Bandung 2010

3 SPG Distro Rizver Bandung 2012

4 Praktek Kerja Lapangan di Divisi Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor

(7)

Pusat Bandung

Demikian CV ini dibuat dengan sesungguhnya, untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Bandung, Agustus 2014 Hormat saya,

(8)

ix

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ...xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 13

1.2.1 Pertanyaan Makro ... 13

1.2.2 Pertanyaan Mikro ... 13

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 14

1.3.1 Maksud Penelitian ... 14

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 15

1.4. Kegunaan Penelitian ... 16

(9)

x

2.1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 17

2.1.2 Tinjauan Tentang Komunikasi ... 27

2.1.2.1 Pengertian Komunikasi ... 27

2.1.2.2 Unsur- unsur Komunikasi ... 28

2.1.2.3 Fungsi Komunikasi ... 29

2.1.2.4 Tujuan Komunikasi ... 29

2.1.2.5 Teknik Komunikasi ... 31

2.1.3 Tinjauan Tentang Humas ... 32

2.1.3.1 Pengertian Humas ... 32

2.1.3.2 Fungsi Humas ... 36

2.1.3.3 Tugas Humas ... 37

2.1.3.4 Lingkup Humas ... 38

2.1.3.5 Tujuan Humas ... 38

2.1.3.6 Program Kerja Humas ... 40

2.1.3.7 Teknik Humas ... 41

2.1.4 Tinjauan Tentang Proses Humas ... 43

2.1.4.1 Pengertian Proses Humas ... 43

2.1.4.2 Tahapan Proses Humas ... 44

2.1.5 Tinjauan Tentang Pedagang Asongan ... 48

(10)

xi

2.1.6.1 Awal Mula Diberlakukan ... 50

2.1.7 Tinjauan Tentang Sosialisasi ... 56

2.1.7.1 Pengertian Sosialisasi ... 56

2.1.7.2 Bentuk Sosialisasi ... 57

2.1.8 Tinjauan Tentang Komunikasi Organisasi ... 57

2.1.8.1 Pengertian Komunikasi Organisasi ... 57

2.1.8.2 Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi ... 58

2.2 Kerangka Pemikiran ... 59

2.2.1 Kerangka Teoritis ... 59

2.2.2 Kerangka Konseptual ... 62

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Sejarah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) ... 66

3.1.1 Visi dan Misi PT. KAI (Persero) ... 71

3.1.2 Logo dan Arti Lambang PT. KAI (Persero) ... 72

3.1.3 Tujuan Perusahaan ... 73

3.1.4 Budaya PT. KAI (Persero) ... 74

3.1.5 Slogan PT. KAI (Persero) ... 76

3.1.6 Sejarah PT. KAI (Persero) Daop 2 Bandung ... 77

3.1.6.1 Sejarah Divisi Humas PT. KAI Daop 2 Bandung ... 78

(11)

xii

3.2.2.1 Studi Pustaka ... 87

3.2.2.2 Studi Lapangan ... 88

3.2.3 Teknik Penentuan Informan ... 91

3.2.3.1 Informan Penelitian ... 91

3.2.3.2 Informan Pendukung ... 92

3.2.4 Teknik Analisa Data ... 93

3.2.5 Uji Keabsahan Data ... 96

3.2.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 98

3.2.6.1 Lokasi Penelitian ... 98

3.2.6.2 Waktu Penelitian ... 98

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Identitas Informan ... 101

4.1.1 Jadwal Wawancara Dengan Informan ... 102

4.1.2 Profil Informan ... 106

4.2 Hasil Penelitian ... 111

(12)

xiii

Pedagang Asongan Di Area Stasiun Di Kota Bandung. ... 116

4.2.3 Aksi dan Komunikasi Yang Dilakukan Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung Dalam Mensosialisasikan Peraturan Larangan Berjualan Kepada Pedagang Asongan Di Area Stasiun Di Kota Bandung ... 120

4.2.4 Evaluasi Program Yang Dilakukan Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung Dalam Mensosialisasikan Peraturan Larangan Berjualan Kepada Pedagang Asongan Di Area Stasiun Di Kota Bandung. ... 126

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 130

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 158

5.2 Saran ... 161

DAFTAR PUSTAKA ... 163

LAMPIRAN - LAMPIRAN ... 166

(13)

163

Daftar Pustaka

Buku

Ardianto, Elvinaro. 2010. Metodologi Penelitian Untuk Public Relations Kuantitatif Dan Kualitatif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma, Dan Diskursus Teknologi Komunikasi Di Masyarakat. Jakarta :Kencana.

Effendy, Onong Uchjana. 1997. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek Cetakan Ke-sepuluh Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

---. 2000. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

---. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.

Hasan, Erlina. 2010. Komunikasi Pemerintahan Cetakan kedua. Bandung: Refika Aditama.

Iriantara, Yosal. 2004. Manajemen Strategi Public Relations. Jakarta : Ghaliha Indonesia.

Jefkins, Frank. 1992. Public Relations Edisi Keempat. Jakarta : Erlangga.

(14)

Maleong, J Lexy. 2006. Metodelogi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Mukhtar. 2013. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta Selatan : Referensi (GP Press Group).

Pace Wayne R, Faules F.Don. 2001. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Ruslan, Rosady. 2010. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.

Soekanto, Soerjono. 1993. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2008, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung :Alfabeta.

Yulianita, Neni. 2005. Dasar-dasar Public Relations. Bandung : Pusat penerbitan Unisba.

Sumber Lain

 Internet Searching

http://yoeprat.blogspot.com/2013/12/pola-hidup-pedagang-asongan-di-stasiun.html(Diakses,28februari2014,5:10)

www.Kereta-api.co.id

(15)

Karya Ilmiah

Skripsi Pratiwi Sri Fitri, Universitas Komputer Indonesia, 2013 Bandung.

Skripsi, Marlanti Lia, Universitas Komputer Indonesia, 2013, Bandung.

Skripsi, Febriani Azifa Dwi, Universitas Mercu Buana 2012, Jakarta

Dokumen

Catatan Peneliti, 2014

Company Profile PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung

Data Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung Dokumentasi Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2

(16)

v

Alhamdulillahi Robbil‟ Alamin, Segala puji dan syukur kita panjatkan

kehadiran Allah SWT. Dzat yang maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah selalu kepada jungjungan baginda Rosululloh Nabi Muhamad SAW beserta keluarda dan para sahabatnya yang telah memberikan pencerahan kepada seluruh umat manusia di dunia.

Adapun tujuan dari Penyusunan Skripsi ini adalah sebagai bukti bahwa peneliti akan melaksanakan Sidang Akhir Skripsi pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas Universitas Komputer Indonesia.

Peneliti bersyukur mempunyai keluarga yang paling peneliti sayangi, yang telah memenuhi kebutuhan peneliti baik itu materil maupun inmaterial. Mamah dan Mpah, selaku orang tua peneliti yang sudah banyak memberikan supportnya, doanya dan kesabarannya selama ini, sehingga peneliti mampu menyelesaikan Skripsi ini. Semoga kelak peneliti dapat memberikan yang terbaik untuk kalian.

(17)

vi

Dalam kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati, saya sebagai peneliti ingin mengucapkan terimakasih Kepada Yang Terhormat :

1. Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) yang telah mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian ini dan memberikan pengesahan penelitian ini sehingga dapat digunakan sebagai literatur bagi yang membutuhkan.

2. Drs. Manap Solihat, M. Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi dan juga Dosen Wali peneliti yang telah banyak membantu peneliti saat melakukan kegiatan perkuliahan maupun saat mengurus berbagai perizinan yang cukup membantu kelancaran peneliti.

3. Rismawaty., S.Sos., M.Si selaku dosen pembimbing peneliti, terimakasih atas support dan arahan ibu dalam membimbing peneliti untuk menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.

(18)

vii

5. Kesekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi, Mba Astri, Mba Ratna, yang telah meluangkan waktunya kepada peneliti, membantu tentang segala keperluan peneliti selama perkuliahan.

6. Bapak Zunerfin, selaku Manager Humas PT. KAI (Persero) Daop 2 Bandung yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di kantor Humasda.

7. Bapak Kuswardoyo, Bapak Rusen, Bapak Arie selaku staff humasda yang telah banyak membantu peneliti dalam mendapatkan informasi yang peneliti butuhkan.

8. Keluarga Besar PT. KAI (Persero) Daop 2 Bandung yang sangat ramah kepada peneliti.

9. Teteh dan Adikku terimakasih atas support, doa , dan pengertiannya kepada peneliti selama dalam proses penyusunan ini.

10. Terimakasih kepada Sahabat- sahabatku Vita Mancung, Didit Ndut, Roby Hernes, Dethi Rosma, Henhen Hendriyani, Eka Fitri, Aldilla, Shally Tsania, Winda, Anisa Muslimah, Nuri Rizky, Della Pancawati, Dessy Putri, Ressa Echot, Nenden Sari, Gangan, Yudha aduy. yang selalu memberikan suportnya dan meluangkan waktunya untuk peneliti. Semoga silaturahmi dan kekompakan kita selalu terjaga.

(19)

viii

Akhir kata, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu peneliti dalam penyusunan Skripsi, Aamiin.

Bandung, Agustus 2014

Peneliti

(20)

17 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Disini penulis melakukan penelitian yang berjudul “Proses Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung Dalam Mensosialisasikan Peraturan Larangan Berjualan Kepada Pedagang

Asongan Di Area Stasiun Di Kota Bandung.” Sebelumnya Penulis melihat

(21)

18

(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis ialah penelitian ini Penelitian ini meneliti tentang proses humas PT.Biofarma sedangkan peneliti meneliti proses humas PT. KAI Daop 2 Bandung

Kesimpulan dari Penelitian Penelitian ini memperlihatkan bahwa Proses Public Relations PT. Bio Farma (Persero) dalam program info imunisasi berjalan dengan baik

2) Penelitian terdahulu yang kedua adalah tentang Proses Kerja Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat Melalui Pengelolaan Website www.kejati-jabar.go.id Dalam Membangun Citra Positif Lembaganya Dari Lia Marlanti, Unikom 2013. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengumpulan fakta,perencanaan,aksi dan komunikasi serta evaluasi.

(28)

24.496.000 pengunjung terhitung catatan terakhir pada bulan juni 2012 yang diprediksi kedepan semakin banyak jumlah pengunjungnya Perbedaan Penelitian Ini dengan penelitian peneliti yaitu Penelitian ini meneliti tentang proses humas PT.Kejaksaan tinggi jawabarat, sedangkan peneliti meneliti proses humas PT. KAI Daop 2 Bandung Kesimpulan Dari penelitian ini adalah Kesimpulan bahwa proses kerja humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat melalui pengelolaan website www.kejati-jabar.go.id dalam membangun citra positif lembaganya bertujuan untuk memperkenalkan instansi Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, memberikan citra positif lembaga kepada masyarakat, pengenalan struktur keorganisasian Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dan mempermudah masyarakat untuk mengetahui perkembangan penanganan perkara dan hasilnya sudah cukup baik itu terlihat dari hasil yang telah dicapai yaitu pengunjung website yang semakin bertambah dari tahun ke tahunnya.

3) Penelitian yang ketiga ini yaitu tentang Proses Kerja Humas PT. Jamsostek (PERSERO) Dalam Pengelolaan Media Internernal Untuk Memberikan Informasi Perkembangan Perusahaan Pada Karyawan, Dari Dwi Azifa Febriani, Universitas Mercu Buana 2012.

(29)

identifikasi masalah, , Perencanaan Program, Implementasi dan Evaluating

Hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian ini Biro Humas PT. Jamsostek belum sepenuhnya melakukan proses kerja tahapan humas dalam mengelola media internalnya. Ada beberapa tahapan yang tidak dilakukan oleh Humas PT Jamsostek, selain itu isi dari media internal bulletin MGJ juga kurang transparan dalam memberikan informasi perkembangan perusahaan pada karyawannya.

Perbedaan Penelitian, Penelitian ini meneliti tentang Proses Kerja Humas PT. Jamsostek (PERSERO) Dalam Pengelolaan Media Internernal Untuk Memberikan Informasi Perkembangan Perusahaan Pada Karyawan. Sedangkan peneliti meneliti proses humas PT. KAI Daop 2 Bandung.

(30)

2.1.2 Tinjauan Tentang Komunikasi

2.1.2.1 Pengertian Komunikasi

Banyak sekali definisi tentang komunikasi, namun pada dasarnya semua definisi tersebut menekankan pada adanya suatu kesamaan diantara para pelaku komunikasi. Berikut penulis paparkan beberapa definisi atau pengertian komunikasi dari beberapa sumber, yaitu sebagai berikut :

Komunikasi atau coomunocation berasal dari kata latin communicatio dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna.” (Effendy, 2000:9)

Sedangkan komunikasi menurut Carl I Hovland dalam Effendy,

“Ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.” (Hovland dalam Effendy, 2000 :5)

Devito menegaskan bahwa komunikasi adalah,

“Kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih, yakni kegiatan menyampaikan dan menerima pesan, yang mendapat distorsi dari gangguan, dalam suatu konteks, yang menimbulkan efek dan kesempatan untuk arus balik.” (Devito dalam effendy, 2000:5)

(31)

umpan balik serta gangguan-gangguan dari komunikator dan komunikan atau dari sumber lainnya.

2.1.2.2 Unsur – unsur komunikasi

Dibawah ini merupakan unsur – unsur dalam proses komunikasi yaitu sebagai berikut :

1. Sender adalah komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.

2. Encoding adalah penyandian, yakni proses pengalihan pikiran kedalam bentuk lambang.

3. Massage adalah pesan merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.

4. Media adalah saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator ke komunikan.

5. Decoding adalah pengawasandian yaitu proses dimana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

6. Receiver adalah komunikan yang menerima pesan dari komunikator.

7. Feedback adalah umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator. 8. Noise adalah gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses

(32)

yang berbeda dengan pesan oleh komunikator kepadanya. (Effendy, 1997 : 18)

2.1.2.3 Fungsi Komunikasi

Bertolak dari pengertian dan pemaknaan komunikasi yang telah diuraikan pada halaman sebelumnya, dapat menyatakan bahwa komunikasi merupakan dasar bagi semua interaksi manusia, termasuk didalamnya interaksi kelompok. Oleh sebab itu komunikasi dikatakan memiliki peran dominan dalam kehidupan manusia sehingga fungsi komunikasi adalah mencapai tujuan peran tersebut antara lain :

1. Mencapai pengertian satu sama lainnya 2. Membina kepercayaan

3. Mengkoordinir tindakan 4. Merencanakan Strategi

5. Melakukan pembagian pekerjaan 6. Melakukan aktifitas kelompok 7. Berbagi rasa (Hasan, 2010:22) 2.1.2.4 Tujuan Komunikasi

(33)

Berlo (1960:8-9) mengemukakan tujuan komunikasi dapat ditinjau dari dua aspek yakni aspek yang bersifat umum dan aspek pesifik. Tujuan komunikasi dilihat secara umum meliputi hal-hal berikut: informatif, persuasif, enterainment.

Ditinjau dari aspek informatif, komunikasi berhubungan dengan kemampuan intelektual seseorang untuk bertindak rasional, logis, dan konkrit, bisa saja suatu komunikasi berkembang namun tidak jelas pemberian dari mana, faktanya apa ,serta dalam konteks apa, harus pula di cermatin situasi dari kondisi yang berkembang saat itu dan sebelumnya.

Sedangkan komunikasi ditinjau dari aspek persuasive,berkaitan erat dengan kejiwaan dan emosional. Artinya berkomunikasi secara persuasif adalah, berkomunikasi dalam rangka mempengaruhi orang lain dengan usaha mengubah keyakinan, nilai, atau sikap mereka.

Bettinghous (1974), “komunikasi manusia secara persuasif

adalah dalam rangka mempengaruhi orang lain dengan usaha mengubah keyakinan, nilai, atau sikap mereka”. Pengungkapan pesan melalui cara-cara verbal dan non verbal untuk memperoleh respons tertentu dari individu atau kelompok lain juga merupakan bentuk komunikasi persuasive.

(34)

(penciptaan bersama dari suatu pernyataan identifikasi atau kerja sama diantara sumber pesan dengan penerima pesan yang diakibatkan oleh pengguna simbol-simbol). Sementara itu komunikasi bertujuan untuk menghibur (to entertaint), berkaitan dengan hal-hal yang menyenangkan, misalnya berbentuk hiburan, kesenian, lawakan, dan semacam dengan itu. (Hasan, 2010:26)

Sedangkan tujuan komunikasi yang bersifat spesifik dikemukakan oleh Barlo (1960:10) dapat diartikan sebagai:

1. Suatu kondisi yang tidak kontradiktif secara logika atau tidak konsisten dengan komunikasi itu sendiri.

2. Berpusat pada perilaku, yaitu diekspresikan dalam pengertian perilaku manusia.

3. Cukup relefan bagi kita untuk dapat menghubungkannya dengan perilaku komunikasi yang aktual.

4. Konsisten dengan cara orang – orang berkomunikasi. (Hasan, 2010:27)

2.1.2.5 Teknik Komunikasi

Istilah teknik berasal dari bahasa yunani technikos yang berarti keterampilan atau keperigelan. Berdasarkan keterampilan berkomunikasi yang dilakukan komunikator, teknik komunikasi diklarifikasikan menjadi :

(35)

c. Komunikasi pervasif (perpasive communication) d. Komunikasi koersive (coersive communication) e. Komunikasi instruktif (instruktive communication) f. Hubungan manusiawi (human relation)

(Effendy, 2003:55)

2.1.3 Tinjaun Tentang Humas atau Public Relations

2.1.3.1 Pengertian Humas atau Public Relations

Istilah “Public” dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai “Publik”, yaitu sebagai slah satu kelompok dalam masyarakat dimana

didalam masyarakat yang sifatnya heterogen yang homogen, inilah yang dapat dikategorikan sebagai “Publik”. Sedangkan dalam Bahasa

Indonesia, kata Relations (tanpa huruf “S” dibelakangnya) diterjemahkan sebagai “Hubungan”, tapi dalam kaitannya dengan

public pelations, relations yang dimaksud adalah dengan menggunakan huruf ”S” dibelakangnya ini berarti menunjukan arti yang sifatnya „jamak”. Dengan demikian “Hubungan disini adalah dalam arti yang

jamak pula”.

Dari pengertian kata „Relations‟ diatas, maka jelaslah bahwa

(36)

publik yang perlu dilayani dan dibina hubungan baiknya.(Yulianita, 2007:21)

Dari gambaran diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa pengertian Public Relations secara harfiah adalah gabungan dari dua buah kata yaitu :

a. Public, yaang diterjemahkan dalam bahasa indonesia dengan kata “Publik” namun pengertian publik adalah seperti yang

telah dijelaskan.

b. Relations, yang diterjemahkan dalam bahasa indonesia adalah “hubungan-hubungan” dalam arti yang menyangkut banyak

hubungan.

Dengan demikian pengertian Public Relations jika dilihat dan diterjemahkan dari asal katanya adalah “Hubungan-hubungan publik”. Ini berarti dapat mengindikasikan bahwa jika publik relations diterjemahkan dengan “Hubungan Masyarakat” adalah kurang tepat,

namun karena masyarakat sudah terlanjur mengenal istilah hubungan masyarakat (Humas) dan sangat sulit untuk diluruskan walaupun usaha kearah itu sudah ada, maka istilah “Hubungan masyarakat atau humas”

(37)

Humas memiliki peran penting dalam membantu menyampaikan informasi kepada public internal maupun public external dengan menyediakan informasi yang akurat dalam format yang mudah dimengerti oleh publik atau masyarakat.

Humas juga harus mengutamakan kepentingan publik atau masyarakat dengan menggunakan kebiasaan yang baik guna terpelihara kebiasaan yang menyenangkan didalam masyarakat maupun organisasinya itu sendiri.

Humas atau public relations menurut (Britis) institute of public relations dalam Jefkins pada bukunya “Public Relation” adalah sebagai berikut :

“PR adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya” (Jefkins,1992:9)

Sedangkan pengertian humas menurut The Mexican Statement (pertemuan asosiasi PR seluruh dunia di Mexico City, Agustus 1978) menyatakan bahwa :

(38)

Definisi humas dikemukakan oleh Renald kasali yang dikutip dari John R. Marston dalam buku manajemen strategi public relations menyatakan bahawa :

Public Relations sebagai komunikasi persuasif dan terencana yang dirancang untuk mempengaruhi publik yang signifikan, public yang signifikan tersebut yaitu stakeholder lembaga” (Renald kasali dalam iriantara yosal,2004:44)

Definisi Humas menurut M.O.Palapah & Atang Syamsudin dalam buku Yulianita yang berjudul Dasar-dasar PR menyebutkan bahwa :

“Humas atau Public Relations adalah suatu bentuk spesialisasi komunikasi yang bertujuan untuk memajukan saling mengerti dan bekerjasama antara semua publik yang berkepentingan guna mencapai keuntungan dan kepuasan bersama” (Yulianita, 2007:29)

Hal ini menunjukan bahwa humas atau Public Relations adalah salah satu bentuk spesialisasi yang ada, yakni bentuk spesialisasi komunikasi pesona, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa.

(39)

2.1.3.2 Fungsi Humas

Fungsi Humas menurut pakar humas internasional, Cutlip & Centre, and Canfield dalam buku manajemen public relation dan media komunikasi dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Menunjang aktifitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama

2. Membina hubungan yang harmonis antara badan atau organisasi dengan publiknya yang merupakan khalayak sasaran.

3. Mengidentifikasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi, dan tanggapan masyarakat terhadap badan atau organisasi yang diwakilinya atau sebaliknya.

4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada pemimpin manajemen demi tujuan dan manfaat bersama.

5. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dai organisasi ke publiknya atau sebaliknya demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak. (Cutlip dalam Ruslan, 2010:19)

(40)

penjembatan dalam menjalin hubungan baik dengan kedua belah pihak sehingga apa yang disampaikan oleh humas dapat diterima baik oleh publik maupun organisasinya.

2.1.3.3 Tugas Humas

Tugas seorang humas dalam persusahaaan atau organisasi tidak semuanya sama, pasti berbeda – beda namun secara umum tugas humas itu adalah sebagai berikut :

1. Menciptakan dan memelihara suatu citra yang baik dan tepat atas organisasinya, baik itu yang berkenaan dengan kebijakan, produk, jasa, maupun dengan para personelnya.

2. Memantau pendapat umum mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan citra, kegiatan, reputasi, maupun kepentingan organisasi, dan menyampaikan setiap informasi yang penting ini langsung kepada pihak manajemen atau pimpinan puncak untuk ditanggapi atau ditindak lanjuti.

3. Memberi nasihat atau masukan kepada pihak manajemen mengenai berbagai masalah komunikasi yang penting, berikut berbagai teknik untuk mengatasinya.

(41)

maksimal dalam rangka menjangkau pengertian khalayak. (Jefkins, 1992:28)

2.1.3.4 Lingkup Humas

Adapun ruang lingkup humas dalam menjalankan aktifitasnya dalam sebuah organisasi atau lembaga diantaranya yakni :

1. Membina hubungan baik ke dalam (Public internal)

Publik internal ialah publik yang menjadi bagian dari perusahaan atau organisasi itu sendiri, Seorang humas harus mampu mengidentifikasi atau mengenali hal-hal yang menimbulkan gambaran negatif, didalam masyarakat, sebelum kebijakan itu dijalankan oleh organisasi.

2. Membina hubungan ke luar (Public external)

Publik eksternal ialah publik umum (masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran publik yang positif terhadap lembaga yang diwakilinya. (Ruslan,2010:23) 2.1.3.5 Tujuan Humas

Untuk mengkaji tujuan Humas atau Public Relations sebelumnya berikut ini akan dipaparkan beberapa pendapat ahli menegenai tujuan humas yang dikutip oleh Yulianita sebagai berikut :

Tujuan humas menurut Charles S. Stainberg :

(42)

Tujuan Humas Menurut Jefkins yaitu:

“Meningkatkan Fovourable image/citra yang baik dan mengurangi atau mengikis habis sama sekali unfavorable image atau citra yang buruk terhadap organisasi”

Selanjutnya Tujuan Humas menurut Dimock Marshall Cs menyebutkan bahwa tujuan humaas dibagi menjadi dua yakni :

a. Secara Positif

Berusaha untuk mendapatkan dan menambah penilaian dan goodwill suatu organisasi atau badan.

b. Secara Defensif

Berusaha untuk membela diri terhadap pendapat masyarakat yang bernada negatif, bilamana diserang, dan serangan itu kurang wajar padahal organisasi kita tidak salah (hal ini bisa terjadi akibat kesalahpahaman).

Dari berbagai pendapat diatas maka dapat dirumuskan tentang tujuan huma secara umum atau universal yang pada prinsipnya tujuan public relations adalah :

1. Menciptakan citra yang baik. 2. Memelihara citra yang baik. 3. Meningkatkan citra yang baik.

(43)

2.1.3.6 Program Kerja Dan Aktifitas Humas

Pada dasarnya tujuan umum dari program kerja dan berbagai aktifitas humas dilapangan adalah menciptakan hubungan harmonis antara perusahaan yang diwakilinya dengan publiknya atau sasaran khalayak yang terkait. Hasil yang diharapkan adalah terciptanya citra positiv (Good image), kemauan publik (good will), saling menghargai (mutual appreciations), saling timbul penegertian (mutual understanding), toleransi antara kedua belah pihak (tolerance).

(44)

kemampuan humas dalam manajemen teknis dan sebagai keterampilan manajerial agar dapat mencapai tujuan atau sasaran sebagaimana yang direncanakan. (Ruslan, 2010:147)

2.1.3.7 Teknik Humas

Ada ungkapan yang menarik tentang praktisi humas yang menyatakan “Orang humas tidak pernah kehabisan peluru”. Para

praktisi humas itu merupakan teknisi yang mengimplementasikan program-program dan tindakan humas, sehingga humas itu lebih sebagai teknologi ketimbang ilmu. Karena begitu banyak alat yang digunakan dalam praktik humas maka untuk mempermudah memahami realitas humas itu adalah dengan mengkategorikan praktik humas seperti yang dilakukan para praktisinya adapun bagian dari teknik humas dikategorikan menjadi dua yakni menggunakan media terkontrol dan media tidak terkontrol, untuk menggunakan media terkontrol dibutuhkan pembayaran untuk membeli ruang atau waktu media sedangkan untuk media tidak terkontrol sebaliknya. Penggunaan media mana yang akan digunakan memang sangat menentukan praktik humas tekhnik tersebut diantaranya ialah :

1) Media Terkontrol

(45)

a. House Ads yaitu iklan yang dipersiapkan organisasi untuk digunakan dalam publikasinya sendiri atau dalam publikasi yang dikendalikan organisasi.

b. Iklan Layanan masyarakat merupakan semacam periklanan humas yang biasanya gratis.

c. Iklan Koorporat, dirancang dan dibiayai oleh organisasi untuk meningkatkan atau memperbaiki citra korporat termasuk kegiatan ini adalah iklan korporat

d. Publikasi Internal, merupakan penerbitan yang dibuat oleh organisasi,bisa dalam bemtuk majalah yang disebarkan kepada publik internal organisasi.

e. Presentasi Visual merupakan kegiatan yang memanfaatkan teknologi foto dan film. Bisa juga dibentuk dalam penyelenggaraan kegiatan. (Iriantara, 2004: 60)

2) Media tak terkontrol

a. Siaran Pers, biasanya digunakan untuk menyampaikan pessan organisasi melalui pemberitaan yang dibuat sendiri dan diberikan kepada media massa baik cetak maupun elektronik.

b. Konferensi Pers, yaitu organisasi mengundang media untuk menyampaikan pesan-pesan organisasi kepada publiknya. c. Manajemen Krisis, organisasi tidaklah berada dalam dunia

(46)

diharaokan bisa terjadi kapan saja dengan adanya sistem komunikasi massa dan kecenderungan media massa pada berita-berita sensasional, maka peristiwa yang merusak citra organisasi dengan cepat menyebar, praktisi humas mesti siap untuk menangani hal seperti ini. (Iriantara, 2004: 61)

2.1.4 Tinjauan Tentang Proses Humas 2.1.4.1 Pengertian Proses Humas

(47)

diperlukan kegiatan public relations yang dinamis. Itu semua membuat kegiatan public relations yang dijalankan suatu organisasi akan berlangsung sepanjang organissasi tersebut ada. (Iriantara, 2004:53)

2.1.4.2 Tahapan Proses Humas

Adapun tahapan proses Humas atau Public Relations menurut Cutlip, Center & Broom (1994) Dalam Yulianita yang dijelaskan dalam Bukunya yang berjudul Dasar-dasar Public Relations yaitu :

1. Penetapan Masalah (Defining Public Relations Problem) Dalam Tahap ini berarti Public relations harus dapat menetapkan permasalahan-permaslahan yang menyangkut kegiatan publik relation. Tahap ini sebetulnya sama dengan tahap fact-finding, hanya saja pada tahap ini publik relation lebih mengarah pada upaya selain pengumpulan data juga penetapan masalah yang dapat terobservasi oleh pejabat Public Relations Officer.

Pada tahap ini meliputi langkah-langkah dalam upaya mencari dan mengumpulkan data tentang hal-hal yang dilakukan publik relations dalam bentuk : opini publik, sikap publik, dan perilaku publik.Jadi pada tahap ini public relations atau humas harus dapat menganalisis situasi dalam rangka menjawab “apa yang terjadi saat ini?” (what’s happening

(48)

2. Perencanaan dan Program (Planning and programing)

Tahap planning dan programing ini sangat menentukan suksesnya pekerjaan humas secara keseluruhan, oleh karena itu dalam melakukan kegiatan planning perlu diperhatikan secara matang. Dalam penyusunan planning ini harus berpijak pada data yang telah diperoleh melalui tahapan defining public relations problem (penetapan masalah) dimana seorang praktisi humas telah menemukan penyebab timbulnya permasalahan dan sudah siap dengan langkah pemecagan atau pencegahannya data tersebut harus harus apa adanya. tahapan ini akan memberikan jawaban atas pertanyaan “Apa yang harus kita lakukan, katakan dan mengapa (alasannya)?.” (What

should we do and say and why?). (Cutlip, Center and Broom dalam Yulianita, 2007:133)

3. Aksi dan Komunikasi (Action and Communicating)

(49)

mengatakan hal tersebut?”. (How and when, do we do and say it).(Cutlip Center and Broom dalam Yulianita, 2007: 151)

4. Evaluasi Program (Evaluations Program)

Tahap terakhir PRO dalam melakukan suatu evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan dari tahap pertama dan tahap-tahap berikutnya. Disini humas mengetahiu apakah pelaksanaannya berdasarkan rencana atau tidak dan apakah perlu dirubah atau tidak, apa yang harus di evaluasi. Dalam hal ini tujuan utama dari penilaian ialah untuk mengetahui apakah kegiatan humas benar- benar dilaksanakan menurut rencana berdasarkan hasil penelitian atau tidak, penilaian penting untuk mengetahui sampai dimana kelancaran kegiatan humas yang telah berlangsung “Bagaimana kita telah melakukannya” (How did we do). tahap evaluasi dilakukan antara lain untuk :

a) Mengevaluasi dan mengukur keberhasilan kegiatan yang telah dilaksanakan, apakah komunikasi telah mencapai target sesuai dengan rencana.

(50)

c) Mengevaluasi kekurangan atau kelebihan (Keuntungan atau kerugian) dari program kegiatan yang telah dilaksanakan baik bagi organisasi maupun bagi publiknya. (Cutlip, Center and Broom dalam Yulianita, 2007:155)

(51)

Gambar 2.1

Four Step Public Relations Process

(Sumber : Cutlip, Center & Broom dalam Yulianita,2014)

Tahap-tahap diatas pada pelaksanaannya tidak boleh diloncat-loncat dalam arti harus berurutan sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah disebutkan. (Cutlip, Center & Broom dalam Yulianita, 2007:121-155)

2.1.5 Tinjauan Tentang Pedagang Asongan 2.1.5.1 Pengertian Pedagang Asongan

Pedagang asongan adalah pedagang yang menawarkan barang dagangannya dengan cara menempatkannya dikotak kecil yang mudah dibawa dan dipindahkan menawarkan barang dagangannya dengan cara mendatangi langsung pembelinya1.

1

(52)

2.1.5.2 Jenis Barang yang dijual Pedagang Asongan

Pedagang asongan sering kali menjajakan dagangan yang sangat beragam kepada pembeli serta harga yang ditawarkanpun sangatlah terjangkau oleh semua kalangan, terkadang harga yang ditawarkanpun sangatlah murah sekali sehingga mereka hanya mendapatkan untung yang sedikit. Berikut ini adalah jenis barang yang sering dijual oleh pedagang asongan2 :

1. Rokok. 2. Minuman. 3. Tissue. 4. Air mineral. 5. Makanan, dll

2.1.5.3 Lokasi Berjualan Pedagang Asongan

Tidaklah sulit untuk menemukan pedagang asongan hamper disetiap sudut keramaian kota terdapat banyak sekali pedagang asongan yang menjajakan barang dagangannya.3

Lokasi yang sering digunakan untuk berjualan oleh pedagang asongan tersebut ialah :

1. Terminal

2

http://yoeprat.blogspot.com/2013/12/pola-hidup-pedagang-asongan-di-stasiun.html(Diakses,28februari2014,5:10)

3

(53)

2. Persimpangan Lampu lalu lintas 3. Stasiun

4. Daerah sekitar mall 5. Bus Kota

6. Trotoar.

2.1.6 Tinjauan Tentang Peraturan Larangan Berjualan di Area Stasiun

2.1.6.1 Awal Mula Di berlakukan Peraturan Larangan Berjualan

Peraturan mengenai larangan berjualan bagi pedagang asongan di area stasiun sudah diterapkan sejak awal 2012, akan tetapi pada awalnya pedagang asongan dilarang untuk berjualan di dalam kereta api dan masih diperbolehkan untuk berjualan di luar kereta api, namun semenjak tahun 2013 pihak perusahaan merevisi dan menetapkan peraturan tersebut menjadi pelarangan berjualan didalam kereta api dan dilingkungan area stasiun secara mutlak tidak boleh ada pedang asongan sama sekali yang bejualan di area stasiun maupun di dalam kereta api.

(54)

PT. Kereta Api Indonesia selaku Penyelenggara Sarana dan Prasarana Perkeretaapian. Serta PT.KAI akan terus melakukan segala upaya yang dilakukan untuk meningkatkan keamanan dan ketertiban, serta menjaga kenyamanan para penumpang KA, baik di Stasiun maupun di Atas KA.4

Peraturan perundang-undangan merupakan salah satu kebijakan tertulis yang bersifat pengaturan dan harus dipatuhi oleh semua pihak. Peraturan dibuat untuk mengatur kehidupan agar lebih baik, namun demikian masih banyak pihak-pihak yang belum bisa menjalankan dan menaati peraturan yang ada. Adapun penjelasan dari UUD tersebut secara rinci yang telah disebutkan diatas yakni :

4

(55)

1. Penunjukan PT. KAI (Persero) sebagai penyelenggara prasarana perkeretaapian

Dasar :

I. Keputusan menteri perhubungan No. KP 29 Tahun 2010.

II. Peraturan pemerintah No. 9 Tahun 1998 tentang pengalihan bentuk perusahaan umum KA menjadi perusahaan perseroan. III. Peraturan Presiden No. 53 Tahun 2012 tentang kewajiban

pelayanan publik dan subsidi angkutan perintis bidang perkeretaapian.

2. Hak dan Kewajiban sebagai penyelenggara sarana dan prasarana perkeretaapian.

Dasar Hak :

I. Pasal 14 UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan publik penyelenggara memiliki hak :

a) Memberikan pelayanan tanpa dihambat pihak lain yang bukan tugasnya.

Dasar Kewajiban :

II. Pasal 137 UU 23 Tahun 2007 :

1) Pelayanan angkutan orang harus memenuhi standar pelayanan minimum.

(56)

III. Pasal 95 PP 56 Tahun 2009

Kegiatan pokok di stasiun KA meliputi : a) Melakukan pengaturan perjalanan KA.

b) Memberikan pelayanan kepada jasa pengguna kereta api. c) Menjaga keamanan dan ketertiban.

d) Menjaga kebersihan lingkungan.

3. Wewenang sebagai penyelenggara prasarana perkeretaapian Dasar :

I. Pasal 90 huruf c UU tahun 2009.

Melakukan penertiban terhadap pengguna jasa kereta api yang tidak memenuhi persyaratan sebagai pengguna jasa kereta api.

4. Pemenuhan SPM dalam penyelenggaraan prasarana dan sarana perkeretaapian

Dasar :

I.Pasal 2 Peraturan Menhub No. 9 Tahun 2011 tentang standar pelayanan minimum

1) Pengoperasian KA harus memenuhi SPM

2) SPM sebagaimana pada ayat (1) merupakan acuan bagi penyelenggara prasarana perkeretaapian yang mengoperasikan stasiun dalam memberikan pelayanan kepada pengguna jasa stasiun dan penyelenggara sarana keretaapi yang dalam melaksanakan kegiatan angkutan orang dengan KA.

(57)

a) SPM di atas stasiun KA. b) SPM dalam perjalanan.

5. Larangan terhadap pihak tidak berkepentingan Dasar :

I. Pasal 124 PP No. 72 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan KA

Setiap Orang dilarang masuk kedalam peron stasiun, kecuali petugas, penumpang yang memiliki karcis, pengantar atau penjemput yang memiliki karcis peron.

II. Pasal 128 PP No. 72 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan KA

Orang yang tidak memiliki karcis dilarang naik kereta api kecuali orang yang ditugaskan oleh penyelenggara sarana perkeretaapian.

6. Instruksi Direksi

Instruksi Direksi PT. KAI No. 26/LL.006/KA-2012 tentang Penertiban Pedagang Asongan, Penumpang Liar dan Larangan Penumpang Merokok di atas KA.

7. Pedagang Bertiket ???

I. Pasal 121 PP No.72 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan KA

(58)

2) Orang yang telah memiliki karcis berhak memperoleh pelayanan sesuai dengan tingkat pelayanan yang dipilih.

3) Karcis sebagaimana dimaksud ayat (1) merupakan tanda bukti terjadinya perjanjian angkutan orang.

8. Sanksi

a) Pasal 212 KUHP b) Pasal 215 KUHP

(59)

2.1.7 Tinjaun Tentang Sosialisasi

2.1.7.1 Pengertian Sosialisasi

Sosialisasi merupakan kebiasaaan suatu kelompok manusia dapat berbeda tersebut mencakup bidang ekonomi, kekeluargaan, pendidikan, agama dan politik. Sosialisasipun dapat menjadi tolok ukur yang membedakan antara manusia dengan makhluk lain. Berbeda dengan makhluk lain yang seluruh perilakunya dikendalikan oleh naluri.

Menurut Soerjono Soekanto pengertian tentang sosialisasi ialah :

(60)

2.1.7.2 Bentuk Sosialisasi

Adapun Bentuk- bentuk dari sosialisasi diantaranya yakni :

1. Sosialisasi Primer Sosialisasi primer adalah suatu proses yang mengedepankan dan memperkenalkan suatu bentuk kepada masyarakat dengan tujuan untuk diketahui identitas dan keberadaannya.

2. Sosialisasi Sekunder

Sosialisasi Sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu kedalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah satu bentukmya aadalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam Proses resosialisasi, seseorang diberi identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi seseorang mengalami pencabutan identitas diri yang lama (Soekanto, 1993:68)

2.1.8 Tinjaun Tentang Komunikasi Organisasi 2.1.8.1 Pengertian Komunikasi Organisasi

Pengertian definisi Komunikasi organisasi menurut Pace R.Wayne & Faules. Don F dalam bukunya Komunikasi Organisasi menyebutkan bahwa :

(61)

2.1.8.2 Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi

Menurut Sendjaja dalam buku Sosiologi Komunikasi karangan Bungin menyebutkan bahwa ada empat fungsi dalam organisasi yaitu :

1. Fungsi Informatif

Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem proses informasi (Information-processing system). Maksudnya adalah seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. 2. Fungsi Regulatif

Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi.

3. Fungsi Persuasif

Dalam mengatur organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Maka banyak para atasan yang lebih menyukai untuk memersuasi bawahannya daripada memerintah.

4. Fungsi Integratif

(62)

bulletin) dan laporan kemajuan organisasi. Juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja. Pelaksanaan aktifitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi. (Bungin, 2009:278-280)

2.2 Kerangka Pemikiran

2.2.1 Kerangka Teoritis

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah peneliti uraian pada bab sebelumnya peneliti akan meneliti mengenai Proses Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung Dalam Mensosialisasikan Peraturan Larangan Berjualan Kepada Pedagang Asongan Di Area Stasiun Di Kota Bandung. Disini peneliti menetapkan kerangka teoritis menurut tahapan Proses Humas dari Cutlip, Center & Broom (1994) dalam Yulianita yang dijelaskan dalam Bukunya yang berjudul Dasar-dasar Public Relations yaitu :

1. Penetapan Masalah (Defining Public Relations Problem)

(63)

Pada tahap ini meliputi langkah-langkah dalam upaya mencari dan mengumpulkan data tentang hal-hal yang dilakukan public relations dalam bentuk : opini publik, sikap publik, dan perilaku publik.Jadi pada tahap ini public relations atau humas harus dapat menganalisis situasi dalam rangka menjawab “apa yang terjadi saat ini?” (what’s happening

now?). (Cutlip, Center and Broom dalam Yulianita, 2007:121) 2. Perencanaan dan Program (Planning and programing)

Tahap planning dan programing ini sangat menentukan suksesnya pekerjaan humas secara keseluruhan, oleh karena itu dalam melakukan kegiatan planning perlu diperhatikan secara matang. Dalam penyusunan planning ini harus berpijak pada data yang telah diperoleh melalui tahapan defining public relations problem (penetapan masalah) dimana data tersebut harus harus apa adanya tanpa interpretasi PRO. Tahapan ini akan memberikan jawaban atas pertanyaan “Apa yang harus kita lakukan, katakan dan mengapa (alasannya)?.” (What

should we do and say and why?). (Cutlip, Center and Broom dalam Yulianita, 2007:133)

3. Aksi dan Komunikasi ( TakingAction And Communicating)

(64)

Seorang PRO dalam melakukan kegiatan komunikasi sebaiknya mengacu dan sesuai dengan perencanaan. Tahapan ini melaksanakan “Bagaimana dan kapan kita bertindak dan mengatakan hal tersebut?”. (How and when, do we do and say

it). (Cutlip, Center and Broom dalam Yulianita, 2007: 151) 4. Evaluasi Program (Evaluations Program)

Tahap terakhir PRO dalam melakukan suatu evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan dari tahap pertama dan tahap-tahap berikutnya. Disini humas mengetahiu apakah pelaksanaannya berdasarkan rencana atau tidak dan apakah perlu dirubah atau tidak, apay yang harus di evaluasi. Dalam hal ini tujuan utama dari penilaian ialah untuk mengetahui apakah kegiatan humas benar- benar dilaksanakan menurut rencana berdasarkan hasil penelitian atau tidak, penilaian penting untuk mengetahui sampai dimana kelancaran kegiatan humas yang telah berlangsung “Bagaimana kita telah melakukannya” (How did we do), tahap evaluasi dilakukan

antara lain untuk :

a) Mengevaluasi dan mengukur keberhasilan kegiatan yang telah dilaksanakan, apakah komunikasi telah mencapai target sesuai dengan rencana.

(65)

memberikan manfaat baik bagi organisasi maupun bagi publiknya.

c) Mengevaluasi kekurangan atau kelebihan (Keuntungan atau kerugian) dari program kegiatan yang telah dilaksanakan baik bagi organisasi maupun bagi publiknya. (Cutlip, Center and Broom dalam Yulianita, 2007:155)

Tahap-tahap diatas pada pelaksanaannya tidak boleh diloncat-loncat dalam arti harus berurutan sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah disebutkan. (Cutlip, Center & Broom dalam Yulianita, 2007:121-155)

2.2.2 Kerangka Konseptual

Berdasarkan tahapan proses humas menurut Cutlip, Center & Broom diatas maka peneliti mengkonsepkan penelitian dengan sub fokus berdasarkan kerangka teoritis diatas yakni: Penetapan Masalah (Defining Public Relations Problems), Perencanaan dan program (Planning and programing), Aksi dan komunikasi (Taking Actions dan communicating),

evaluasi program (Evaluation program).

(66)

Mensosialisasikan Peraturan Larangan Berjualan Kepada Pedagang Asongan Di area Stasiun Di Kota Bandung ialah sebagai berikut :

1. Penetapan Masalah (Defining Public Relations Problem)

Tahap pertama yaitu dimana Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung mulai mencari data dan menetapkan masalah serta mengidentifikasi masalah apa yang sebenarnya timbul di lapangan serta menganalisis situasi yang sedang terjadi pada saat itu.

2. Perencanaan dan Program (Planning and programing)

Tahap kedua yaitu perencanaan dan program, Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung harus mulai menyusun rencana dan menentukan program seperti apa saja yang akan dilakukan untuk mensosialisasikan peraturan larangan berjualan yang merupakan proses utama untuk menentukan langkah suksesnya pekerjaan humas secara keseluruhan berdasarkan pada penetapan masalah yang telah diperoleh melalui tahapan ke-1.

3. Aksi dan Komunikasi ( Taking Action and Communicating)

(67)

4. Evaluasi Program (Evaluations Program)

(68)

Gambar 2.2

Alur Kerangka Pemikiran

(Sumber :Peneliti, 2014)

Peraturan Larangan Berjualan Bagi Pedagang

Asongan di Area stasiun

Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2

Bandung

PROSES HUMAS

Penetapan Masalah, Perencanaan dan Program, Aksi dan Komunikasi , Evaluasi

program .

Sosialisasi

(69)

66

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Sejarah Kereta Api Indonesia ( Persero )

Kereta api merupakan salah satu perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang bergerak di bidang pelayanan jasa transportasi yang merupakan alat transportasi massal bagi masyarakat. Kereta api dengan berbagai kelas yang disesuaikan dengan kondisi ekonomi masyarakat Indonesia, menjadikannya sebagai alat transportasi yang banyak digemari. Kereta api memiliki peran tersendiri dalam roda perekonomian masyarakat maupun negara. Hal ini terbukti karena sejak tahun 1864 hingga saat ini kereta api masih mampu bertahan. Kereta api merupakan sarana transportasi darat yang memiliki berbagai keunggulan, seperti harga yang relatif terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, efisiensi waktu yang relatif lebih cepat mengangkut secara massal dan sebagainya. Meningkatknya frekuensi kereta api di semua jalur utama menjadikan lalu lintas kereta api di setiap jalur semakin padat.

Kehadiran kereta api di indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama jalan KA di desa Kemijen pada tanggal 17 juni 1864 oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda yaitu Mr. L. A. J. Baron Sloet Van Den Beele. Pembangunan tersebut diprakarsai oleh “ Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij ” (NV.NISM) yang dipimpin oleh Ir. J. P. de Bordes dari

(70)

Keberhasilan swasta, NV. NISM membangun jalan kereta api antara kemijen – Tanggung pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota semarang – surakarta (110 km ), mendorong minat para investor untuk membangun jalan

kereta api di daerah lain. Tidak dipungkiri bila pertumbuhan panjang rel antara tahun 1864 – 1900 berkembang dengan pesat. Bila pada tahun 1867 haya sepanjang 25 Km, tahun 1870 menjadi 110 Km, tahun 1880 mencapai 405 Km, tahun 1890 menjadi 1,427 Km dan pada tahun 1900 mencapai panjang 3.338 Km.

Selain di Jawa, pembangunan jalan kereta api juga dilakukan di Aceh pada 1874, Sumatera Utara pada tahun 1886, Sumatera Barat pada tahun 1891, pada tahun 1922 di Sulawesi juga telah dibangun jalan kereta api sepanjang 47 Km antara Makassar – Takalar, yang pengoperasiannya dilakukan sejak tanggal 1 juli 1923, sisanya di Ujungpandang – Maros belum sempat diselesaikan. Sedangkan di Kalimantan, meskipun belum sempat dibangun, studi tentang jalan kereta api Pontianak – Sambas yang berjarak 220 Km telah diselesaikan. Demikian juga dipulau bali dan lombok, pernah juga dilakukan studi tentang pembangunan jalan kereta api. Sampai dengan tahun 1939, panjang kereta api di indonesia telah mencapai 6.811 Km, tetapi pada tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi 5.910 Km raib, yang diperkirakan karena dibongkar semasa pendudukan Jepang dan diangkat ke Burma untuk pembangunan jalan kereta api di sana. Jenis jalan kereta api di indonesia dibedakan dengan lebar sepur 1.067 mm; 750 mm di Aceh dan 600 mm di beberapa lintas cabang dan tram kota.

(71)

Jalan rel yang dibongkar semasa pendudukan jepang pada tahun 1942 – 1943 sepanjang 437 Km, sedangkan jalan kereta api yang dibangun semasa pendudukan Jepang adalah 83 Km antara Bayah – Cikara dan 220 Km antara Muaro – Pekanbaru di programkan selesai pembangunannya selama 15 bulan yang mempekerjakan 27.500 orang, 2500 orang diantaranya adalah Romusha. Jaalan yang melintasi rawa – rawa, perbukitan serta sungai yang deras arusnya ini telah banyak menelan korban yang makamnya bertebaran sepanjang Muaro – Pekanbaru.

Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada 17 Agustus 1945, karyawan kereta api yang tergabung dalam “Angkatan Moeda Kereta Api” (AMKA) mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa yang sangat bersejarah itu terjadi pada tanggal 28 September 1945, pembacaan pernyataan sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya, yang menegaskan bahwa mulai dari tanggal 28 September 1945 kekuasaan perkeretaapian berada ditangan bangsa Indonesia.

(72)

diubah menjadi Perusahaan Umum Kereta Api menjadi PT Kereta Api (persero) berdasarkan PP No. 19 tahun 1998.

Tabel 3.1

Ringkasan Sejarah Perkeretaapian Indonesia

Periode Status Dasar Hukum

Tahun 1864 Pertama dibangun jalan kereta api sepanjang 26 Km antara Kemijen – Tanggung oleh Hindia Belanda

Tahun 1864 - 1945 Staat Spoorwegen ( SS ) Verenigde Spoorwegenbedrijf ( VS )

Deli Spoorwegen Matschappij ( DSM )

IBW ( Inteligence – based warfare ) UU No. 2 Tahun 1957 tentang Perjanjian Internasional mengenai pemberhentian jarak jauh

(73)

Periode Status Dasar Hukum Tahun 1950 - 1963 DKA – RI ( Djawatan Kereta

Api Republik Indonesia )

IBW ( Inteligence – based warfare ) UU No. 2 Tahun 1957 tentang Perjanjian Internasional mengenai pemberhentian jarak jauh

Tahun 1950 - 1963 PNKA ( Perusahaan Negara Kereta Api )

IBW ( Inteligence – based warfare ) UU No. 2 Tahun 1957 tentang Perjanjian Internasional mengenai pemberhentian jarak jauh

Tahun 1971 – 19991 PJKA ( Perusahaan Jawatan Kereta Api )

PP No. 61 Tahun 1971

Tahun 1991 - 1998 PERUMKA ( Perusahaan Umum Kereta Api: Public Railway Corporation )

(74)

Periode Status Dasar Hukum Tahun 1998 –

Sekarang

PT. KERETA API ( Persero ) PP NO. 19 tahun 1998 Kepres No. 39 tahun 1999

Akte Notaris Imas Fatimah

(Sumber : Company Profile PT. Kereta Api Indonesia ( Persero ), 2014)

3.1.1 Visi dan Misi PT. Kereta Api Indonesia ( Persero ) 3.1.1.1 Visi Perusahaan

Visi PT Kereta Api Indonesia ( Persero ) adalah menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang memenuhi harapan stakeholder artinya dalam melaksanakan tugasnya, perusahaan ingin memberikan pelayanan transportasi yang dapat memuaskan para pelanggannya. Diharapkan dengan cara itulah perusahaan bisa menjadi yang terbaik bagi para pelanggannya.

3.1.1.2 Misi Perusahaan

(75)

kenyamanan para konsumennya perusahaan akan memberikan fasilitas terbaik dan bisnis terbaik agar nantinya konsumen akan merasa nyaman dalam setiap perjalanannya.

3.1.2 Logo dan Arti Lambang PT Kereta Api Indonesia (persero )

Setiap perusahaan mempunyai suatu identitas diri perusahaan tersebut. Maka PT. Kereta Api Indonesia (Persero) pun memiliki identitas diri yang berupa logo perusahaan seperti yang bisa dilihat dari gambar dibawah ini.

Gambar 3.1

Logo PT. Kereta Api Indonesia ( Persero )

Sumber :www.kereta-api.co.id

3 Garis melengkung melambangkan gerakan yang dinamis

PT KAI dalam mencapai Visi dan Misinya.

2 Garis warna orange melambangkan proses Pelayanan Prima

(76)

melambangkan Nilai Integritas, yang harus dimiliki insan PT KAI dalam mewujudkan Pelayanan Prima.

Anak panah berwarna putih (transparan) melambangkan

nilai Integritas, yang harus dimiliki insan PT KAI dalam mewujudkan pelayanan prima.

1 Garis lengkung berwarna biru melambangkan semangat

Inovasi yang harus dilakukan dalam memberikan nilai tambah ke stakeholders. (Inovasi dilakukan dengan semangat sinergi di semua bidang dan dimulai dari hal yang paling kecil sehingga dapat melesat.)

3.1.3 Tujuan Perusahaan

Tujuan perusaan PT Kereta Api Indonesia ( persero ) adalah sebagai berikut:

1. Turut serta melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional khususnya di bidang transportasi.

2. Mendukung penyediaan barang dan jasa keretaapi yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat dipasar domestik mancanegara.

(77)

3.1.4 Budaya PT Kereta Api Indonesia ( persero )

Budaya perusahaan merupakan pola, sikap, keyakinan, asumsi, dan harapan yang dimiliki bersama dan menjadi pegangan dan pedoman dalam melakukan interaksi antar karyawan dalam usaha memcapai sasaran di perusahaan.

Dalam hal ini, PT Kereta Api Indonesia ( persero ) memiliki budaya perusahaan “Anda adalah prioritas kami” dengan lima komponen nilai utama di dalamnya yaitu Integritas, Profesional, Keselamatan, Inovasi, dan Pelayanan Prima.

Budaya perusahaan juga dipandang sebagai komponen kunci keberhasilan dari pencapaian misi, arah, strategi, serta menyelesaikan permasalahan perusahaan.

Gambar 3.2

5 Nilai utama PT. Kereta Api (PERSERO)

Sumber :www.kereta-api.co.id

(78)

kebijakan organisasi dan kode etik perusahaan. Memiliki pemahaman dan keinginan untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan dan etika tersebut dan bertindak secara konsisten walaupun sulit untuk melakukannya.

Profesional :Kami insan PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) memiliki kemampuan dan penguasaan dalam bidang pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan, mampu menguasai untuk menggunakan, mengembangkan, membagikan pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan kepada orang lain.

Keselamatan :Kami insan PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) memiliki sifat tanpa kompromi dan konsisten dalam menjalankan atau menciptakan sistem atau proses kerja yang mempunyai potensi resiko yang rendah terhadap terjadinya kecelakaan dan menjaga aset perusahaan dari kemungkinan terjadinya kerugian.

Inovasi : Kami insan PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) selalu menumbuh kembangkan gagasan baru, melakukan tindakan perbaikan yang berkelanjutan dan menciptakan lingkungan kondusif untuk berkreasi sehingga memberikan nilai tambah bagi stakeholder.

(79)

terbaik yang sesuai dengan standar mutu yang memuaskan dan sesuai harapan atau melebihi harapan pelanggan dengan memenuhi 6 A unsur pokok: Ability (Kemampuan), Attitude (Sikap), Appearance (Penampilan), Attention (Perhatian), Action (Tindakan), dan Accountability (Tanggung jawab).

3.1.5 Slogan PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) memakai slogan ini yang dipegang teguh oleh PT. Kereta Api Indonesia demi menjaga reputasi dan citra positif. Slogan tersebut yaitu :

“Anda Adalah Prioritas Kami”

Makna :

 Anda adalah pelanggan yang terdiri dari pelanggan internal di

dalam lingkungan PT KERETA API (Persero) & Pelanggan eksternal – di luar lingkungan PT KERETA API INDONESIA (Persero)

 Pelanggan harus menjadi prioritas dalam pencapaian

pelayanan.

 Untuk mencapai pelayanan diperlukan kerjasama antar

(80)

3.1.6 Sejarah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung Pada tanggal 10 Agustus 1867, jaringan kereta api Semarang – Kenijen – Tanggung diresmikan. Tahun berikutnya jaringan kereta api semakin

dikembangkan. Pada tanggal 17 Mei 1884 jaringan kereta api masuk ke Bandung (Bandung – Batavia).

Jaringan stasiun kereta api di bandung segera dikembangkan dengan menghubungkan kota Bandung ke beberapa daerah pedalaman. Stasiun kota Bandung pun berkembang menjadi gerbong kota. Lancarnya pengoperasian kereta api menyebabkan kemajuan pesat kota bandung. Hasil tersebut dilihat dari pemekaran dan wilayah di sekitar kota Bandung.

Perkembangan di kota Bandung menyebabkan keramaian dan kepadatan yang berpusat di suatu wilayah atau daerah. Oleh karena itu, Pemerintah kolonial Belanda berusaha melakukan penyebaran kegiatan ke segenap penjuru kota dengan dibangunnya beberapa pasar di kota Bandung.

Upaya itu didukung pula oleh penyebaran stasiun untuk memecah konsentrasi penumpang ke pusat kota. Pembangunan stasiun – stasiun pembantu ini disesuaikan dengan lokasi kawasan baru yang diasebut diatas. Diantaranya stasiun andir, kiaracondong, dan stasiun cikudapateuh.

(81)

Art-Decco. Dalam perkembangannya, pada tahun 1980-an bangunan stasiun di sisi utara dibangun untuk pelayanan kereta api besar.

Sekarang stasiun besar Bandung merupakan pusat kegiatan daerah operasi 2 bandung yang meliputi daerah jawa barat kecuali Cirebon. Hal ini menyebabkan selain stasiun pusat jarak jauh, yang berfungsi sebagai komuter dan sarana perkantoran yang mendukung kegiatan administrasi operasi perawatan yang dibangun disekitar kawasan stasiun Bandung.

3.1.6.1 Sejarah Divisi Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung

Bagian atau Divisi Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung berdiri pada tanggal 1 April 1997. Bagian Hubungan masyarakat Daerah (Humasda) dipimpin oleh seorang Manager humas yang dalam pelaksanaannya bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala Daerah Operasi (Kadaop) sebagai pimpinan tertinggi di wilayah kerja daerah operasi 2 Bandung (Daop 2 Bandung).

(82)

Jumlah pegawai yang terdapat di Humasda PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung terdiri dari 4 orang. 1 orang sebagai Manager humas, 1 orang sebagai asisten humas dan 2 orang sebagai staff humas.

3.1.6.2 Struktur Organisasi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung

Untuk memberikan arahan yang terstruktur dalam perusahaan, maka Humas PT Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung membentuk struktur di dalamnya, yakni sebagai berikut :

Gambar 3.3

Struktur Organisasi PT.KAI Daop 2 Bandung

(83)

Berdasarkan gambar 3.3 di atas, dapat diketahui bahwa struktur organisasi PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung dibagi menjaadi beberapa bagian yakni

a. Kepala Daerah Operasi 2 Bandung

b. Seksi Sumber Daya Manusia Dan Umum 1) Sub Seksi Sumber daya manusia (SDM) 2) Sub Seksi Kerumahtanggaan dan umum 3) Sub Seksi Hukum

4) Sub Seksi Hygiene Perusahaan, Kesehatan lingkungan kerja (HIPERKES) dan keselamatan Kerja.

5) Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) c. Seksi Keuangan:

1) Sub Seksi Administrasi Keuangan 2) Sub Seksi Anggaran Dan Akuntansi 3) Pemeriksaan Kas Daerah

d. Hubungan Masyarakat Daerah (HUMASDA) e. Seksi Jalan Rel dan Jembatan

1) Pemantauan, pengawasan, pemeriksaan dan pembinaan mutu pekerjaan teknis jalan rel dan jembatan seluruh wilayah Daerah Operasi 2 Bandung.

(84)

3) Penyusunan program anggaran dan evaluasi kinerja jalan rel dan sepur simpang dan jembatan.

4) Penyusunan perencanaan teknik pemeliharaan jalan rel dan sepur simpang.

f. Seksi Operaasi dan Pemasaran

Seksi Operasi Dan Pemasaran bertugas melaksanakan pembinaan, pengendalian, pelaksanaan dan evaluasi kinerja operasi dan pemasaran angkutan penumpang, angkutan barang dan jasa terminal peti kemas.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Seksi Operasi Dan Pemasaran mempunyai fungsi :

1) Pemantauan, pengawasan, pemeriksaan dan pembinaan mutu pekerjaan teknis operasi dan pelayanan di stasiun dan dalam kereta api, administrasi teknis operasional dan keuangan di seluruh Stasiun dan Pelayanan Operasi Sarana Telekomunikasi/Telegram dan Pengendalian Operasi Kereta Api pada wilayah Daerah Operasi 2 Bandung.

Gambar

Tabel 2.1
Gambar 2.1
Gambar 2.2 Alur Kerangka Pemikiran
Tabel 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rp 160.000.000,00 (Seratus enam puluh juta rupiah) yang dibiayai Anggaran Dana Masyarakat Tahun Anggaran 2012, dengan ini diumumkan bahwa sebagai Penyedia Barang

bahwa yang lebih penting untuk menjadi seorang pemimpin adalah. memiliki jiwa nasionalisme atau rasa kebangsaan, tanpa

a.tanda baca fathah b.tanda baca sukun c.tanda baca tasdid.. Kaf difathah,kaf di kasrah,dan mim di

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh riwayat atopik terhadap timbulnya dermatitis tangan didapatkan hasil yaitu dari 48 orang yang menderita DT (+), sebanyak

Jenis penelitian yang digunakan penulis berdasarkan fokus penelitian adalah penelitian hukum normatif. 12 Tujuan utama dari penelitian ini adalah memperoleh

8.4.2 Menentukan teknik dan bentuk instrumen penilaian hasil belajar yang tepat dan sesuai untuk materi pelajaran yang diampu, baik untuk ranah sikap, pengetahuan maupun

Kegiatan PPL ini dilaksanakan dari tanggal 10 Agustus – 12 September 2015, dalam jangka waktu tersebut terdapat rangkaian kegiatan dimulai dari penyerahan, pelaksanaan PPL sampai

orang itu selalu datang dengan segudang alasan untuk mengagalkan kesuksesan anda?. Bagaimana Perasaan