• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUBAHAN MAKNA GONDANG NAPOSO BULUNG DI DESA RAWANG PASAR VI KECAMATAN RAWANG PANCA ARGA KABUPATEN ASAHAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERUBAHAN MAKNA GONDANG NAPOSO BULUNG DI DESA RAWANG PASAR VI KECAMATAN RAWANG PANCA ARGA KABUPATEN ASAHAN."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PERUBAHAN MAKNA GONDANG NAPOSO BULUNG DI DESA RAWANG PASAR VI KECAMATAN RAWANG

PANCA ARGA KABUPATEN ASAHAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI

OLEH : Rafael Salas Sinaga

3113122035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)
(5)

iv ABSTRAK

Rafael Salas Sinaga, NIM 3113122035, Jurusan Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial, Perubahan Makna Gondang Naposo Bulung Di Desa Rawang Pasar VI Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan makna Gondang Naposo Bulung dikalangan muda – mudi etnis Batak Toba di Desa Rawang Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan. Untuk mengetahui faktor penyebab perubahan makna Gondang Naposo Bulung di Desa Rawang Pasar VI Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan, serta untuk mengetahui strategi yang dilakukan dalam mempertahankan tradisi Gondang Naposo Bulung pada etnis Batak Toba yang ada di Desa Rawang Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif yang memusatkan perhatian terhadap masalah – masalah yang ada di lapangan yang kemudian menggambarkan fakta – fakta tentang masalah yang diteliti. Objek dalam penelitian ini adalah tradisi Gondang Naposo Bulung yang ada di Desa Rawang Pasar VI Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan. Adapun alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.

Sesuai dengan data yang penulis dapatkan dari lapangan yakni Gondang Naposo Bulung di Desa Rawang Pasar VI Kecamatan Rawang Panca Arga pada masa sekarang telah meninggalkan keaslian dari tradisi tersebut. Gondang Naposo Bulung di Desa Rawang Pasar VI pada masa sekarang hanyalah sebagai hiburan semata dan tidak lagi menjadi adat ajang pencarian jodoh. Hal ini dikarenakan kurangnya minat dalam berpartisipasi oleh muda – mudi Batak Toba terhadap Gondang Naposo Bulung, selain itu juga muda – mudi Batak Toba pada masa sekarang ini telah dipengaruhi oleh kemajuan zaman yang semakin pesat, yang mengakibatkan muda – mudi Batak Toba sekarang menganggap lebih mudah mencari jodoh masa sekarang ini dengan bantuan alat telekomunikasi yang telah maju secara pesat. Kemajuan zaman tidak juga hanya mempengaruhi pola pikir muda – mudi Batak Toba saja melainkan tradisi Gondang Naposo Bulung itu sendiri, hal ini terlihat dari adanya perubahan dari segi alat instrument musik pengiring Gondang Naposo Bulung tersebut.

Dari hasil penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan bahwa perubahan makna yang terjadi pada gondang naposo bulung ialah yang awalnya ajang pencaharian jodoh, sekarang hanya menjadi ajang hiburan saja. Hal ini disebabkan oleh faktor internal ( faktor dari dalam ) yaitu muda – mudi etnis Batak Toba yang ada di desa tersebut dan faktor eksternal ( faktor dari luar ) yaitu perkembangan zaman yang semakin maju dan canggih. Salah satunya kurangnya niat muda – mudi etnis Batak Toba sekarang dalam melaksanakan tradisi gondnag naposo bulung, selain itu muda – mudi etnis Batak Toba merasa malu dengan perkembangan zaman yang semakin canggih dan pesat

(6)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang

Maha Esa atas berkat dan penyertaanNYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Perubahan Makna Gondang Naposo Bulung Di Desa

Rawang Pasar VI Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan ”.

Penulis juga tidak lupa menyampaikan rasa terimakasih kepada pihak – pihak yang telah memberikan motivasi maupun kontribusi bagi penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku rektor Universitas

Negeri Medan ( UNIMED ).

2. Bapak Dr. H. Restu M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial ( FIS ) beserta jajarannya yang telah memberikan segala kemudahan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Puspitawati M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Antropologi

sekaligus Dosen Pembimbing Akademik penulis yang telah memberikan segala fasilitas, nasehat, masukan dan motivasi selama proses penyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Dr. Nurjannnah, M.Pd selaku pembimbing penulis yang telah membimbing dan memberikan banyak masukan, arahan, dan nasihat

(7)

v

5. Bapak Drs. Tumpal Simarmata, M.Si dan Bapak Drs. Payerli Pasaribu, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak

masukan dalam perbaikan penyelesaian skripsi ini.

6. Seluruh pegawai, staf dan dosen Pendidikan Antropologi Universitas

Negeri Medan .

7. Bapak J. Sihombing selaku Tokoh Adat Masyarakat Desa Rawang Pasar VI yang telah memberikan informasi selama penulis

mengadakan penelitian.

8. Ayahanda Drs. Nikson Jhonson Sinaga M.M dan Ibunda Dra. Raya

Emmy Siregar ( donator yang paling setia ) yang telah memberikan kasih sayang dan bimbingan serta motivasi yang tidak terhitung, baik

secara materi maupun non materi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

9. Adik – adikku Margaretha Sinaga, Lidya Natalia Sinaga, Angelina

Stevani Sinaga, Christovel Sinaga, Jesica Ariesta Sinaga, Harry Fernando Hamonangan Sinaga yang telah memberikan motivasi dan

dukungan terhadap penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Buat Inagudaku Br. Silitonga ( Inanguda Jesica )“ si pendek cerewet

kami ” yang telah banyak memberikan arahan, semangat dan motivasi

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Terkhusus buat “ You’re Special One ” Restu Ida Sihombing, yang

(8)

vi

memberikan motivasi, baik secara materi maupun non materi dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Apparaku Luhut Sinaga S.Pd yang menjadi rekan seperjuangan dalam menyelesaikan skripsi ini, kebersamaan yang tidak ternilai baik suka

maupun duka dalam melewati masa – masa kuliah “ Semoga kita sukses ya appara ”.

13. Buat teman – teman seperjuangan Antro 011, Andini Fuzioka S.Pd,

Victor Sinaga S.Pd, Morina Ginting, S.Pd, Lisna Verodica Barus, S.Pd, Nova Sembiring, S.Pd, Lidya Claranta Barus, S.Pd, dan teman – teman lainnya antro 011 yang tidak bisa penulis sebutkan satu demi

satu, terimakasih atas kebersamaannya selama ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penyampaian dan penulisan informasi, data dan bahasa. Kemampuan dari penulislah yang sangat terbatas,

maka dengan kerendahan hati penulis memohon maaf dan mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan dan perbaikan skripsi ini agar dapat

dipergunakan dengan sebaik – baiknya.

Medan, Agustus 2016 Penulis

(9)

v DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Persetujuan Lembar Pengesahan

Pernyataan Keaslian Tulisan .. ... iii

Abstrak.. ... iv

Kata Pengantar.. ... v

Daftar Isi ... viii

Daftar Tabel .. ... ix

Daftar Lampiran . ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah. ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 4

1.3Pembatasan Masalah ... 4

1.4RumusanMasalah ... 4

1.5Tujuan Penelitian ... ... 5

1.6Manfaat Penelitian ... . 5

BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian yang relevan ... 6

(10)

vi

2.3 Tradisi ... ... 9

2.4 Muda – mudi dalam kehidupan sosial ... 10

2.5 Musik daerah / Tradisional ... 11

2.6. Kerangka Teori 2.6.1 Kebudayaan... 13

2.6.2 Teori Fungsional ... 16

2.6.3 Perubahan Sosial Budaya ... ... 15

2.7. Kerangka Berfikir... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian... 21

3.2. LokasiPenelitian... 22

3.3. Objek dan Subjek Penelitian 3.3.1 Subjek Penelitian... 22

3.3.2 Objek Penelitian... 23

3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Observasi( Pengamatan)... 24

3.4.2 Wawancara Mendalam (In-Dept Interview) ... 25

3.4.3 Dokumentasi ... 26

3.5. Teknik Analisa Data ... ... 26

(11)

vii

4.1.1. Kondisi Geografis……. ... 27

4.1.2. Letak Administratif ….. ... 27

4.1.3. Keadaan Topografi….. ... 29

4.1.4. Demografi …… ... 30

4.1.5. Sarana dan Prasarana Desa … ... 32

4.2. Unsur – Unsur Kebudayaan Di Desa Rawang Pasar VI …………... 33

4.2.1. Sistem Teknologi dan Peralatan Hidup Etnis Batak Toba… . 33 4.2.2. Sistem Mata Pencaharian Hidup Etnis Batak Toba… ... 34

4.2.3. Sistem Organisai Kemasyarakatan Etnis Batak Toba.. ... 34

4.2.4. Bahasa.. ... 35

4.2.5. Sistem Pengetahuan .. ... 36

4.2.6. Religi… ... 37

4.2.7. Kesenian.. ... 37

4.3. Asal Mula Kedatangan Etnis Batak Toba Di Desa Rawang, Kecamatan Rawang Panca Arga, Kabupaten Asahan ... 38

4.4.Tradisi Gondang Naposo Bulung Di Desa Rawang Pasar VI Pada Masa Dahulu ……….. ... 39

4.4.1. Tradisi Gondang Naposo Bulung Di Desa Rawang, Pasar VI Pada Masa Sekarang ... 42

4.5. Makna Simbol Alat Yang Digunakan Didalam Tradisi Gondang Naposo Bulung ... 47

(12)

viii

4.6.1. Tahap Perencanaan ... 51

4.6.2. Tahap Persiapan ... 51

4.6.3. Tahap Pelaksanaan Acara Tradisi Gondang Naposo Bulung 51

4.7. Perubahan Makna Gondang Naposo Bulung Di Desa Rawang Pasar VI

Kecamatan Rawang Panca Arga, Kabupaten Asahan ……… .. 57

4.8. Faktor – Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Perubahan Makna

Gondang Naposo Bulung Di Desa Rawang Pasar VI ... 61

4.9. Strategi Yang Dilakukan Dalam Mempertahankan Gondang

Naposo Bulung Di Desa Rawang Pasar VI……… ... 65

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN ... 67

5.2. SARAN ... 70

(13)

v

DAFTAR TABEL

TABEL 1. NAMA DESA, JUMLAH PENDUDUK ……….. 35

TABEL 2.JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN USIA……….. 36

TABEL 3. SARANA DAN PRASARANA DESA………... 37

TABEL 4. JENIS MATA PENCAHARIAN PENDUDUK………... 39

TABEL 5. KOMPOSISI PENDUDUK BERDASARKAN AGAMA…….. 43

TABEL 6. PERUBAHAN MAKNA GONDANG NAPOSO BULUNG … 61

(14)

v

LAMPIRAN GAMBAR

GAMBAR 1……….. 74

GAMBAR 2 ………. 74

GAMBAR 3 ………. 75

GAMBAR 4 ………... 75

GAMBAR 5 ………. 76

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Etnis Batak Toba adalah salah satu dari rumpun Batak yang ada di Sumatra Utara. Etnis yang mendiami daerah dataran tinggi di daerah Tapanuli Utara, Sumatra Utara, Indonesia. Etnis Batak Toba memiliki bahasa yang menjadi

ciri khas orang batak Toba yaitu bahasa Batak. Tradisi adalah suatu kegiatan yang turun temurun yang diwariskan oleh nenek moyang kepada keturunannya. Tradisi

pun banyak sekali ragamnya baik dari segi kepentingannya, keperluannya, tujuannya dan sebagainya.

Warisan budaya tersebut adalah budaya tradisional yang harus dijaga kesinambungannya. Salah satu budaya yang diwariskan pada masyarakat Batak Toba adalah Gondang Naposo. Gondang Naposo adalah pesta muda-mudi Batak

Toba yang merupakan sarana untuk membina hubungan antara generasi muda. Dahulu acara ini biasa dilakukan pada saat terang bulan (Rondang Bulan)

dan pada saat masyarakat mendapatkan hasil panen yang baik. Gondang Naposo adalah pesta yang ditunggu-tunggu muda-mudi. Dalam acara tersebut muda-mudi dari berbagai desa diundang untuk turut berpatisipasi dalam acara Gondang

Naposo tersebut dan disana muda-mudi bisa berkenalan satu dengan yang lain. Kesempatan untuk para muda-mudi untuk saling berkenalan satu dengan yang lain

(16)

2

juga dapat berfungsi sebagai ajang melepas rindu, sehingga nilai-nilai dalam kehidupan etnis Batak Toba yang berupa kegembiraan, kesedihan, perjuangan

hidup serta pengharapan akan kehidupan yang lebih baik untuk kedepannya dapat diwujudkan melalui tortor yang diiringi musik gondang.

Berdasarkan sejarah, ritual gondang naposo menjadi tradisi turun temurun dikarenakan kegelisahan hati para orangtua yang memiliki anak yang sesungguhnya dianggap sudah siap menikah namun belum menemukan jodoh. Ini

juga, bermakna untuk keberlangsungan marganya. Oleh karena itu, para orangtua dan pemangku adat mengadakan tonggo raja (rapat) dan mempersiapkan acara

mengumpulkan muda-mudi atau naposobulung dari berbagai penjuru untuk ber-gondang naposo. Gondang naposo ini berupa tradisi suku batak yang

menyuguhkan gerak tari tor-tor yang dalam tariannya untuk saling berkenalan dan tegur sapa atau berbalas pantun. Biasanya gondang naposo diakhiri dengan adanya pasangan pemuda yang bertemu jodohnya dan kemudian melangkah

kejenjang pernikahan.

Gondang naposo, digelar setiap tahun dalam event-event tertentu terutama

event yang mempromosikan sisi adat kebudayaan di Sumatra Utara, Medan. Hal ini dikarenakan Sumatera Utara lebih didominasi oleh suku Batak. Dalam tradisi gondang naposo, setiap kecamatan dipercayai untuk menjadi tuan rumah (

hasuhuton ) sedangkan kecamatan lainnya menjadi tokoh masyarakat yang datang (panise).

(17)

3

daerah perantauan etnis Batak terkhususnya di desa Rawang Pasar VI Kecamatan Rawang Panca Arga ini. Di desa rawang pasar VI ini etnis Batak masih tetap

menjalankan acara adat Gondang Naposo Bulung meskipun wilayah Asahan yang masyarakatnya didominasi oleh etnis melayu .

Gondang Naposo merupakan pesta mudi-mudi yang memiliki tata cara penyajian. Peraturan-peraturan serta struktur penyajian gondang naposo adalah suatu warisan leluhur yang harus diperhatikan. Begitu juga dengan acara adat

Gondang Naposo Bulung yang ada di desa Rawang Pasar VI Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan ini yang harus diperhatikan dan dipertahankan.

Hal ini didasarkan dengan posisi masyarakat etnis Batak yang ada di daerah perantauan ditambah lagi dengan kemajuan dan kecanggihan teknologi pasa masa

sekarang ini.

Oleh sebab itu penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian ini, etnis Batak Toba yang ada diperantauan, yang pada dasarnya tradisi ini melekat

pada muda – mudi Batak Toba yang ada di daerah Tapanuli Utara, Samosir dan daerah persebaran Batak Toba lainnya. Sementara keberadaan tradisi ini di daerah

luar dari persebaran Batak Toba dan pengaruh perkembangan zaman yang pesat seperti dibidang teknologi dan komunikasi serta gaya hidup modern yang banyak mempengaruhi muda – mudi Batak Toba yang ada di daerah perantauan.

Karena itulah penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :

(18)

4 1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi identifikasi masalah

adalah:

1. Makna dari tradisi Gondang Naposo Bulung khususnya dikalangan muda –

mudi di Desa Rawang Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan. 2. Manfaat dari tradisi Gondang Naposo pada etnis Batak Toba terkhusus di

kalangan muda – mudi di Desa Rawang Kecamatan Rawang Panca Arga

Kabupaten Asahan.

3 Pergeseran nilai – nilai sosial budaya sebelum dan sesudah pada tradisi

Gondang Naposo Bulung yang ada di Desa Rawang Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan.

1.3 Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan data yang lebih mendalam maka penulis membatasai masalah yang akan diteliti. Masalah dibatasi hanya pada “Perubahan

Makna Gondang Naposo Bulung di Desa Rawang Pasar VI Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan.”

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang di uraikan maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

(19)

5

2. Faktor – faktor apa saja yang menyebabkan perubahan makna dan nilai pada tradisi Gondang Naposo Bulung dikalangan muda – mudi etnis Batak Toba di

Desa Rawang Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan.

3. Bagaimana strategi yang dilakukan dalam mempertahankan tradisi Gondang

Naposo Bulung Batak Toba di Desa Rawang Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan.

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui perubahan makna Gondang Naposo Bulung dikalangan

muda – mudi etnis Batak Toba di Desa Rawang Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan.

2. Faktor penyebab perubahan makna Gondang Naposo Bulung di Desa Rawang Pasar VI Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan.

3. Untuk mengetahui strategi yang dilakukan dalam mempertahankan tradisi

Gondang Naposo Bulung pada etnis Batak Toba yang ada di Desa Rawang Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan.

1.6 Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi baru bagi masyarakat luas tentang keberadaan Gondang Naposo Bulung etnis Batak Toba diluar daerah kebudayaannya.

2. Menambah pengetahuan penulis dan pembaca tentang tradisi Gondang Naposo.

3. Sebagai Bahan Referensi bagi Peneliti lain yang ingin melanjutkan Penelitian

(20)

1

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Setelah dilakukan pengolahan data serta analisi yang mendalam terhadap data yang diperoleh di lapangan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Sejarah Tradisi Gondang Naposo Bulung pada masa dahulu merupakan

acara adat yang dikhususkan kepada muda – mudi Batak Tobda yang ada di suatu kampong. Tradisi Gondang Naposo Bulung ini bertujuan untuk ajang

pencarian jodoh yang mana mempertemukan muda – mudi dari desa tuan rumah dengan desa lainnya, baik yang belum mengenal maupun sudah

saling kenal. Tradisi Gondang Naposo Bulung ini secara keseluruhan di perankan oleh muda – mudi Batak Toba. Pada pelaksanaannya tradisi ini acara di isi oleh muda – mudi yang menortor bersama dengan di iringi

musik Gondang Batak Toba.

2. Terjadinya perubahan Makna pada Gondang Naposo Bulung di desa

Rawang Pasar VI, Kecamatan Rawang Panca Arga, Kabupaten Asahan adalah disebabkan 2 faktor yaitu faktor Internal Dan faktor Eksternal. Yang mana faktor Internal berasal dari muda – mudi desa Rawang Pasar VI itu

sendiri yang jumlah muda – mudinya semakin sedikit dan juga muda – mudinya yang sekarang kurang memahami makna GondangNaposo Bulung

(21)

2

Adapun faktor eksternal yang menjadi pengaruh dalam Gondang Naposo Bulung itu adalah perkembangan zaman yang sangat cepat yang

mana berakibat kepada perubahan cara pandang dan berkurangnya minat muda – mudi setempat terhadap Gondang Naposo Bulung tersebut.

Perkembangan zaman juga berpengaruh terhadap Tradisi Gondang Naposo Bulung itu sendiri yang mana terjadi perubahan di bagian alat musik pengiring acaranya yang sudah modern.

Berdsarkan pengamatan penulis di lapangan dan berdasarkan data yang

penulis peroleh, maka secara garis besar dapat disimpulkan bahwa Tradisi Gondang Naposo Bulung di Desa Rawang Pasar VI, Kecamatan Rawang Panca Arga, Kabupaten Asahan pada masa sekarang ini hanya dilakukan sebagai

formalitas saja tanpa menimbang segi nilai dan makna dari Tradisi Gondang Naposo Bulung yang sebenarnya.

5.2. SARAN

Adapun yang menjadi saran penulis dalam penelitian ini adalah :

1. Diharapkan acara Tradisi Gondang Naposo Bulung ini tetap dijadikan agenda tahunan di desa tersebut, agar tradisi ini tidak hilang meski perkembangan zaman yang semakin pesat dan semakin canggih.

2. Tetap menjalankan acara Tradisi Gondang Naposo Bulung ini walau muda – mudi desa yang seiring waktu kian sedikit, bahkan muda – mudi yang

(22)

3

3. Mulai memberikan arahan dan pemahan kepada generasi muda – mudi yang akan dating mengenai acara Tradisi Gondang Naposo Bulung tersebut.

4. Mengingatkan kembali kepada muda – mudi desa yang berada diperantauan ketika pulang ke kampong halaman mengenai acara Tradisi Gondang

Naposo Bulung tersebut agar tetap dipertahankan.

5. Diharapkan peranan orangtua dalam memberikan arahan dan pemahaman yang benar benar mengenai tradisi ini terhadap calon muda – mudi generasi

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Husaini, Usman.2009. Metodologi Penelitiam Sosial.Jakarta : Bumi Aksara.

Koentjaraningrat. 1992. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta : Dian Rakyat.

Koentjaraningrat. 1997. Pengantar Antropologi pokok-pokok etnografi II. Jakarta : Rineka Cipta.

Kuntjara, Ester. 2006. Penelitian Kebudayaan Sebuah Panduan Praktis. Jakarta : Graha Ilmu.

Maryaeni, 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta : Bumi Aksara.

Moleong Lexy, J. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya Offset.

Hoetagaloeng, W.M, Poestana Taringot toe Tarombo Ni Bangso Batak, Zending Drukkerij Laguboti.1926.

Silalahi, Ompu G., Sekelumit Mengenai Masyarakat Batak Toba dan Kebudayaannya, Penerbit Tarsito. Bandung.1982.

Tambunan.Emil H. Sekelumit Mengenai Masyarakat Batak Toba dan Kebudayaannya.

Hutajulu, Rithaony dan Harahap, Irwansyah 2005.Gondang Batak Toba. Bandung: P4ST UPI.

Rithaony dan Hutajulu. 2005. Gondang Batak. Pusat Pendidikan dan Seni Tradisional

Davis, Kingsley.1958. Human society.New York: The Macmillan

Soemardjan, Selo. 1988, “ Masyarakat dan Kebudayaannya “, Djambatan, Jakarta

Koentjaraningrat.2009. Pengantar Ilmu Antropologi.: Rineka Banoe, P. (2003). Kamus Musik. Yogyakarta : Kanisius

SP, Soedarso. (1990). Tinjauan Seni Sebuah Pengantar Untuk Apresiasi Seni. Yogyakarta: Saku Dayar Sana Yogyakarta.

(24)

Sumber Internet :

http://www.berpendidikan.com/2015/09/pengertian-perubahan-sosial- budaya.html

http://www.artikelsiana.com/2015/08/pengertian-perubahan-sosial-teori-bentuk-dampak.html

https://pungsin.wordpress.com/tag/gondang-naposo/

http://www.inioke.com/berita/seni-budaya/seni-dan-budaya/8574/20/10/2015/gondang-naposo-ritual-untuk-bertemu-jodoh

http://obajanainggolan.blogspot.co.id/2013/10/kebudayaan-daerah-suku-batak.html

https://tanobatak.wordpress.com/2007/04/12/gondang-batak-warisan-yang-kurang-dihargai/

https://tanobatak.wordpress.com/2008/01/23/gondang-naposo/

http://denmaspriyadi.blogspot.co.id/2011/12/buku-budaya-indonesia-prof-dr-edi.html

https://santipadma.wordpress.com/2010/01/14/filsafat-seni/filsafat-seni-jacob-sumardjo-penerbit-itb-bandung-2000/

http://denmaspriyadi.blogspot.co.id/2011/12/buku-budaya-indonesia-prof-dr-edi.html

http://repository.upi.edu/1293/7/s_c1051_055347_bibliography.pdf

http://library.um.ac.id/free-contents/index.php/buku/detail/masyarakat-dan-

Gambar

TABEL 1. NAMA DESA, JUMLAH PENDUDUK  ……………………..
GAMBAR 1………………………………………………………………..

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan penelitian ini adalah dampak positif perawatan masa nifas perspektif budaya jawa yaitu minum air wejahan yang berguna untuk meningkatkan nafsu makan, kusuk yaitu

Faktor ekonomi secara langsung mempengaruhi besar kecilnya nilai sumbangan seseorang, baik itu dari kondisi ekonomi orang yang akan menyumbang ataupun dilihat dari kondisi

a) Menghitung besarnya kebutuhan air irigasi di daerah irigasi Panca Arga. b) Mengetahui optimasi pembagian air irigasi dengan penentuan pola tanam. untuk peningkatan

Untuk mendukung segala kegiatan yang terdapat di puskesmas, maka dibangunlah suatu sistem database data pasien berbasis vb, dengan tujuan untuk mempermudah pihak

sistem database data pasien pada Puskesmas Rawang Pasar IV tersebut yang.. diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih efektif dan efisien

Sistem database merupakan prosedur untuk merancang suatu komponen yang berisikan kumpulan data-data yang bersifat fakta sebagai penyusun informasi yang diolah

5.3 Hubungan Karakter Sosial Ekonomi Petani dengan Sikap Petani terhadap Bantuan Sarana Produksi Dalam Upaya Peningkatan Produktivitas Padi Sawah. Karakter sosial

Segala Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT atas berkah dan rahmat serta pertolongan-Nya yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis