• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS PADA MATERI POKOK ALJABAR KELAS VIII SMP N 1 PAGAR MERBAU T.A 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS PADA MATERI POKOK ALJABAR KELAS VIII SMP N 1 PAGAR MERBAU T.A 2015/2016."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS

PA D A M A T E R I PO K O K A L J A B A R K E L A S V I I I SMP N 1 PAGAR MERBAU T.A 2015/2016

Oleh :

Desi Mayanti Manurung NIM 4113311006

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

Desi Mayanti Manurung lahir di Lubuk Pakam, Kab. Deli Serdang, Prov.

Sumatera Utara pada tanggal 19 Mei 1992. Ayah bernama Poltak Manurung dan

ibu bernama Elseria Samosir, merupakan anak kelima dari lima bersaudara. Pada

tahun 1998 penulis masuk SD HKBP Lubuk Pakam dan lulus pada tahun 2004.

Pada tahun 2004 penulis melanjutkan sekolah SMP Nusantara Lubuk Pakam dan

lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis melanjutkan sekolah di SMA

Nusantara Lubuk Pakam dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010 penulis

diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika, Fakultas

(4)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think_Pair_Share (TPS) di kelas VIII-1 SMP Negeri 1 Pagar Merbau Tahun Ajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Subjek dalam penelitian ini adalah kelas VIII-1 dengan jumlah siswa 38 orang. Objek dalam penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pagar Merbau pada materi pokok Aljabar melaui model pembelajaran kooperatif tipe think_Pair_Share (TPS)

Berdasarkan hasil observasi, aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan. Pada siklus I banyaknya siswa memiliki persentase aktivitas 70% secara klasikal adalah 2 orang siswa (5,26%) dan di akhir siklus II meningkat hingga mencapai 29 orang siswa (76,91%). Peningkatan setiap aspek aktivitas secra klasikal dari siklus I ke siklus II adalah bertanya 44,7%, menjawab pertanyaan sebesar 30,2%, berdiskusi sebesar 17,57%, dan mengemukakan pendapat sebesar 39,38%. Dari hasil siklus II diperoleh bahwa persentase aktivitas aktif siswa telah memenuhi yaitu : 70%

Hasil analisis tes hasil belajar yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan I dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think_Pair_Share (TPS), hasil belajar siswa minimal sedang ( secara klasikal belom tercapai karena hanya 50% siswa yang tuntas,engan nilai rata-rata kelas 70,05%. Setelah pelaksaan siklus II, hasil belajar siswa kategori minimal sedang ( secara klasikal telah tercapai yaitu 86,84%, dengan nilai rat-rata 84,06.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya yang memberikan kesehatan, kesempatan, dan kemudahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Skripsi ini berjudul “ Upaya Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think – Pair – Share (TPS) Pada Materi Pokok Aljabar Kelas VIII SMP Negeri 1 Pagar Merbau T.A.2015/2016”, disusun untuk melengkapi syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Drs.H. Banjarnahor, M.Pd selaku Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran – saran yang membangun kepada penulis selama penyusunan proposal, sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga di sampaikan kepada Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd, Bapak Prof.Dr.S.Saragih , M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran – saran yang membangun mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, dan Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku ketua jurusan, sekretaris jurusan, dan ketua program studi pendidikan matematia FMIPA UNIMED serta seluruh Bapak/Ibu Dosen dan Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. ucapan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan bimbingan selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Lasman,S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Pagar Merbau, Bapak Malpen Gurning, S.Pd selaku guru bidang studi matematika SMP Negeri 1 Pagar Merbau, guru, staf, pegawai, dan siswa – siswi SMP Negeri 1 Pagar Merbau.

(6)

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari dan masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan,

Penulis,

Desi Manurung

(7)
(8)

2.1.9.3.Pemfaktoran Bentuk Aljabar 27

2.1.10 Pembelajaran Materi Aljabar dengan Teknik TPS 30

2.1.11. Penelitian Yang Relevan 32

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 33

3.1.1. Lokasi Penelitian 33

3.1.2. Waktu Penelitian 33

3.2. Subjek dan Objek Penelitian 33

(9)

4.1.2.6. Refleksi II 67

4.2. Temuan Penelitian 68

4.3. Pembahasan Dan Hasil Penelitian 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 71

5.2. Saran 71

(10)

DAFTAR GAMBAR

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Sintaks Guru Dalam Pembelajaran Kooperatif 19

Tabel 3.1 Kisi- Kisi Lembar Aktivitas Belajar Siswa 40

Tabel 3.2 Kriteria Penentuan Ketercapaian Persentase Waktu Ideal 40

Tabel 4.1 Siswa Deskripsi Tingkat Kemampuan Pada Tes Awal 48

Tabel 4.2 Gambaran Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Tes Awal 48

Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Observasi Pengelolan Pembelajaran Siklus I 53

Tabel 4.4 Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I 54

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I 55

Tabel 4.6 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Siklus I 56

Tabel 4.7 Gambaran Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pada Tes I 57

Tabel 4.8 Deskripsi Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus II 63

Tabel 4.9 Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 64

Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 66

Tabel 4.11 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Siklus II 67

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 RPP Kelas PTK Pertemuan Pertama 75

Lampiran 2 RPP Kelas PTK Pertemuan Kedua 80

Lampiran 3 RPP Kelas PTK Pertemuan Ketiga 87

Lampiran 4 RPP Kelas PTK Pertemuan Keempat 93

Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa I 99

Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa II 104

Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa III 110

Lampiran 8 Lembar Aktivitas Siswa IV 117

Lampiran 9 Kisi-Kisi Tes Awal (Pre-Test) 124

Lampiran 10 Lembar Validasi Soal Tes Awal 125

Lampiran 11 Tes Awal 126

Lampiran 12 Pedoman Penskoran Tes Awal 127

Lampiran 13 Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar I 130

Lampiran 14 Lembar Validasi Hasil Belajar I 131

Lampiran 15 Tes Hasil Belajar I 132

Lampiran 16 Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar I 133

Lampiran 17 Tes Hasil Belajar II 135

Lampiran 18 Kisi-Kisi Hasil Belajar II 136

Lampiran 19 Lembar Validasi Hasil Belajar II 137

Lampiran 20 Pedoman Penskoran Hasil Belajar II 138

Lampiran 21 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 140

Lampiran 22 Lembar Observasi Guru 141

Lampiran 23 Analis Hasil Evaluasi Tes Awal 145

Lampiran 24 Analisis Hasil Evaluasi Tes I 147

(13)

Lampiran 26 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I 151

Lampiran 27 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II 153

Lampiran 28 Perbandingan Aktivitas Siswa Antara Siklus I dengan Sikus II 155

Lampiran 29 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I 157

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Matematika sebagai ilmu dasar yang sangat erat kaitannya dengan

kehidupan sehari-hari merupakan ilmu yang mempunyai peranan penting dalam

kehidupan manusia. Paling (Abdurrahman 2009: 252) :

”Matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia; suatu cara yang menggunakan informasi,

menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting

adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan

menggunakan hubungan-hubungan”.

Menurut Cornelius (dalam Abdurrahman 2003:253) bahwa:

“Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya”.

Berdasarkan hasil observasi peneliti di kelas VIII SMP Negeri 1 Pagar

Merbau menunjukkan bahwa: “ Aktivitas siswa dalam belajar matematika di

dalam kelas masih rendah. Pembelajaran matematika masih banyak bertumpu

pada aktivitas guru artinya kebanyakan dari siswa hanya sekedar mengikuti

pelajaran di dalam kelas yaitu dengan mendengarkan ceramah dan mengerjakan

soal yang diberikan oleh guru tanpa adanya respon, kritik, dan pertanyaan dari siswa kepada guru sebagai umpan balik dalam kegiatan belajar mengajar “.

Kegiatan pembelajaran matematika selama ini masih bersifat teacher

ariented. Sekitar 70% kegiatan masih berpusat pada guru. Guru lebih banyak

menjelaskan, dan member informasi tentang konsep-konsep yang akan dibahas.

Menurut beliau, Hal itu dikarenakan kemampuan dasar matematika yang dimiliki

(15)

terjadi saat pembelajaran pokok bahasan aljabar merupakan materi tpokok yang

masih sulit dimengerti.

Strategi belajar mjengajar yang dilakukan kurang melibatkan siswa dalam

proses pembelajaran sehingga siswa tidak mengerti mengapa mereka harus belajar

dan ketika ada siswa yang bosan belajar maka siswa tersebut akan mengganggu

siswa lainnya. Hal ini dapat menyebabkan kelas tidak kondusif. Jika terjadi seperti

ini tidak dicarikan alternative pemecahan masalahnya maka guru akan tetap

sebagai sumber informasi satu-satunya di kelas sehingga tidak ada pertukaran

informasi. Penguasaan konsep dan hasil belajar siswa akan tetap membosankan

dan sulit. Tentu saja hal tersebut tidak sesuai dengan tujuan pendidikan

matematika untuk mengembangkan pola pikir yang logis, kritis, dan jujur. Maka

perlu dibuat suatu pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan

kemampuan siswa untuk menemukan dan memecahkan permasalahan dengan

upayanya sendiri.

Pada hakikatnya belajar adalah wujud aktivitas pada saat terjadinya

pembelajaran di kelas. Hampir tak pernah terjadi proses belajar tanpa adanya

keaktifan individu/Siswa yang belajar. Permasalahannya hanya terletak dalam

kadar atau bobot keaktifan belajar siswa. Oleh karena itu diperlukan kemampuan

diri seorang guru untuk menciptakan suasana belajar yang mendorong siswa aktif

bertanya, berani mengajukan pendapat, dan mau melakukan percobaan yang

menuntut adanya pengalaman baru. Aktivitas yang dimaksud adalah aktivitas fisik

dan mental siswa.

Seorang anak berfikir, ia harus diberi kesempatan harus berbuat sendiri.

Belajar akan lebih menarik dan berhasil, apabila melibatkan siswa secara

langsung. Pembelajaran tidak hanya bersifat intelektual juga bersifat emosional.

Pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku. Berbuat

untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau

tidak ada aktivitas (Sardiman, 2009:95). Itulah sebabnya aktivitas meruapakn

prinsip atau asas yang sangat penting di adalam interaksi belajar-mengajar.

Dengan penekanan asas aktivitas dalam pembelajaran memungkinkan

(16)

3

kompetensi yang haruus dicapai di dalam kelas. Sehingga pembelajaran tidak

monoton dan lebih bervariasi. Kegiatan belajar mengajar di kelas dapat berjalan

dengan baik jika ada interaksi yang baik diantara orang-orang yang terlibat dalam

proses kegiatan belajar mengajar. Aktivitas merupakan suatu hal yang sangat

penting di dalam kegiatan belajar mengajar untuk memperoleh hasil belajar yang

baik. Oleh karena itu metode pembelajaran yang digunakan harus dapat

mendorong aktivitas siswa. Guru juga dituntut untuk mendorong siswa belajar

secara aktif yang merupakan faktor penting dalam matematika. Menurut Slameto

(2003:36) bahwa:

“Dalam proses belajar mengajar, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda. Atau siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru. Dalam berbuat siswa dapat menjalankan perintah, melaksanakan tugas, membuat grafik, diagram, inti sari dari pelajaran yang disajika oleh guru. Bila siswa menjadi partisipasi yang aktif, maka ia memiliki ilmu/pengetahuan itu dengan baik”.

Semakin banyak aktivitas yang dilakukan siswa dalam belajar memungkinkan

hasil belajar yang diperoleh siswa juga semakin meningkat.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa masalah

pembelajaran matematika adalah rendahnya aktivitas belajar siswa khususnya

pelajaran matematika. Siswa sekedar mengikuti pelajaran matematika yang

diajarkan guru di dalam kelas, yaitu dengan hanya mendengarkan ceramah dan

mengerjakan soal yang diberikan oleh guru tanpa adanya respon, kritik, dan

pertanyaan dari siswa kepada guru sebagai umpan balik dalam kegiatan belajar

mengajar.

Aktivitas siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar cenderung menurun

dan kurang diperhatikan. Demikian juga dengan guru yang hanya mengejar waktu

mengingat harus mengajarkan materi yang cukup banyak tetapi dengan jam

pelajaran yang disediakan cukup singkat, tanpa memperdulikan siswanya sudah

(17)

Seiring dengan hal tersebut, hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti

tentang hasil belajar siswa dengan Bapak Gurning, salah seorang guru matematika

di kelas VIII SMP Negeri 1 Pagar Merbau mengemukakan bahwa:

“ Hasil belajar matematika yang diperoleh siswa kelas VIII masih rendah, masih banyak siswa yang memperoleh nilai masih dibawah rata-rata dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) adalah 6,0. Hal ini diakibatkan karena kurangnya minat dan kemauan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas “.

Seperti yang diungkapkan Soekisno (2010)

(http://kimfmipa.unnes.ac.id/home/61-membangun-keterampilan-komunikasi-matematika.html) :

“Hasil tes diagnostik yang dilakukan oleh Suryanto dan Somerset di 16 sekolah menengah beberapa provinsi di Indonesia menginformasikan bahwa hasil tes pada mata pelajaran matematika sangat rendah. Hasil dari TIMSS-Third International Mathematics and Science Study menunjukkan Indonesia pada mata pelajaran matematika berada di peringkat 34 dari 38 negara.”

Bahkan sampai saat ini, matematika masih menjadi momok yang

menakutkan bagi sebagian besar siswa, terutama ketika menghadapi UAN.

Kenyataan menerangkan banyak siswa yang tidak lulus UAN karena nilai

matematika yang tidak memenuhi standar kelulusan. Suharyanto(2008)

(http://smu-net.com ), mengatakan :

“Mata pelajaran matematika masih merupakan penyebab utama siswa tidak lulus UAN 2007. Dari semua peserta yang tidak lulus sebanyak 24,4% akibat jatuh dalam pelajaran matematika, sebanyak 7,695 akibat pelajaran bahasa inggris, dan 0,46% akibat mata pelajaran bahasa indonesia.”

Pada wawancara guru juga menyebutkan bahwa siswa mengalami kesulitan

dalam mengerjakan soal-soal Aljabar , mereka bingung jika operasi nya

dicampurkan dan menggunakan beberapa jenis variabel. Hal ini sejalan dengan tes

yang diberikan kepada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pagar Merbau.

Seperti contoh soal yang diberikan peneliti kepada siswa pada pokok bahasan

Aljabar.

Contoh : Sederhanakan bentuk aljabar dibawah ini.

(18)

5

2.

3.

Pada contoh soal di atas hanya 20% siswa yang dapat menjawab dengan benar

dan 30% siswa mengarah kepada jawaban yang benar, sedangkan 50% siswa

sama sekali tidak dapat menyelesaikan soal tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa

Materi Aljabar merupakan salah satu materi pelajaran yang masih sulit dipahami

oleh siswa.

Berdasarkan pernyataan di atas, maka perlu diterapkan suatu sistem

pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif dalam kegiatan belajar

mengajar guna meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa di sekolah. Untuk

itu model pembelajaran kooperatif dalam proses pembelajaran

Hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti pada SMP Negeri 1

Pagar Merbau menunjukkan bahwa pembelajaran matematika di sekolah tersebut

masih menggunakan model pembelajaran konvesional yakni ceramah, tanya

jawab dan pemberian tugas, artinya model pembelajaran yang digunakan masih

banyak didominasi oleh guru, sementara siswa duduk secara pasif menerima

informasi pengetahuan dan keterampilan.

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang saat ini

banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat

pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang

ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa. Slavin (dalam Isjoni, 2009:23)

mengatakan :

“Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang telah dikenal sejak lama, dimana pada saat itu guru mendorong para siswa untuk melakukan kerja sama dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperti diskusi atau pengajaran oleh teman sebaya. Dalam melakukan proses belajar mengajar guru tidak lagi mendominasi seperti lazimnya pada saat ini, sehingga siswa dituntut untuk berbagi informasi dengan siswa yang lainnya dan saling belajar mengajar sesama mereka”.

Selanjutnya Slavin (2008:4) menyatakan bahwa :

(19)

yang kompleks. Lebih daripada itu, pembelajaran kooperatif juga dapat digunakan sebagai cara utama dalam mengatur kelas untuk pengajaran”.Untuk itu model pembelajaran yang tepat digunakan adalah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS).

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif

merupakan pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan aktifitas dan interaksi

siswa sehingga tercipta pembelajaran dengan baik. Selanjutnya pembelajaran

kooperatif juga cocok diterapkan pada mata pelajaran matematika terkhusus pada

materi pokok Aljabar kelas VIII yang membutuhkan penalaran dan ketepatan

dalam pemecahan masalahnya agar tercapai aktivitas dan hasil belajar siswa

dengan baik.

Pendapat ini juga didukung oleh Anshari (2009:10)

“Strategi pembelajaran think-pair-share (saling bertukar pikiran secara berpasangan) merupakan struktur pembelajaran koperatif yang efektif untuk meningkatkan daya pikir siswa. Hal ini memungkinkan dapat terjadi karena prosedurnya telah disusun sedemikian sehinggga dapat memberikan waktu yang lebih banyak kepada siswa untuk berpikir, serta merespon sebagai salah satu cara yang dapat membangkitkan bentuk partisipasi siswa”.

Salah satu pemebelajaran kooperatif yaitu tipe Think Pair Share (TPS).

TPS merupakan salah satu model pembelajaran yang dikembangkan dari teori

konstruktivisme yang merupakan perpaduan antara belajar secara mandiri dan

berkelompok.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik melakukan suatu

penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar

(20)

7

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasikan

beberapa masalah sebagai berikut :

1. Aktivitas belajar matematika siswa dalam proses belajar mengajar didalam

kelas masih tergolong rendah

2. Rendahnya hasil belajar matematika siswa di SMP Negeri 1 Pagar Merbau

3. Metode mengajar yang digunakan guru kurang bervariasi

4. Materi Aljabar merupakan salah satu materi pelajaran yang masih sulit

dipahami oleh siswa

5. Matematika masih menjadi momok bagi yang mengikuti ujian UAN

1.3. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada menigkatkan Aktivitas dan Hasil belajar siswa

pada materi pokok Aljabar dengan menggunakan metode TPS (Think Pair Share)

di kelas VIII SMP Negeri 1 Pagar Merbau T.A 2015/2016. Namun materi pokok

Aljabar yang akan dibahas peneliti hanya pada Operasi bentuk Aljabar.

1.4. Rumusan Masalah

1. Apakah strategi Think_Pair_Share dapat meningkatkan aktivitas belajar

matematika siswa pada materi pokok Aljabar di kelas VIII SMP Negeri 1

Pagar Merbau T.A 2015/2016?

2. Apakah strategi Think_Pair_Share dapat meningkatkan hasil belajar

matematika siswa pada materi pokok Aljabar di kelas VIII SMP Negeri 1

Pagar Merbau T.A 2015/2016?

1.5.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa yang diajar dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share pada materi pokok Aljabar

(21)

2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang diajar dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share pada materi pokok Aljabar

kelas VIII SMP Negeri 1 Pagar Merbau.

1.6.Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi guru

Sebagai bahan informasi guru untuk melakukan penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe TPS sebagai salah satu alternatif pembelajaran

suatu materi pokok, khususnya pada materi pokok Aljabar.

2. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah

dalam perbaikan pengajaran matematika di SMP Negeri 1 Pagar Merbau

3. Bagi penulis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi landasan berpijak dalam rangka

(22)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dalam penelitian ini setelah dilakukan analisis data

adalah sebagai berikut:

1. Penerapan pendekatan Investigasi Kelompok dapat meningkatkan aktivitas

belajar siswa. Pada siklus I banyaknya siswa yang memiliki persentase

aktivitas ≥ 70% secara klasikal adalah 2 orang siswa (5,26%) dari 38

orang siswa dan di akhir siklus II meningkat hingga mencapai 28 orang

siswa (73,68%) yang memiliki persentase aktivitas ≥ 70%. Dari akhir

siklus II diperoleh bahwa persentase aktivitas siswa telah memenuhi

kriteria keaktifan klasikal yaitu ≥ 75% siswa memiliki persentase aktivitas

≥ 70%. Peningkatan aktivitas secara klasikal dari siklus I ke siklus II sebesar 68,42%.

2. Hasil belajar matematika siswa SMP Negeri 1 kelas VIII-1 Pagar Merbau

tahun ajaran 2015/2016 dapat meningkat dengan menerapkan model

pembelajaran Think_Pair_Share (TPS). Pada siklus I persentase hasil

belajar siswa secara klasikal 50% dengan nilai rata-rata kelas 70,05. Di

akhir siklus II hasil belajar siswa secara klasikal 86,84% dengan nilai

rata-rata 84,05. Peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus I

dan siklus II adalah 36,84%.

5.2. Saran

Adapun saran dalam penelitian ini adalah:

1. Kepada guru matematika yang ingin meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar matematika siswa hendaknya menerapkan model pembelajaran

Thonk_Pair_Share (TPS)

2. Disarankan agar guru selalu melibatkan siswa dalam proses belajar

mengajar yang bertujuan untuk memotivasi siswa dan melatih siswa untuk

(23)

3. Bagi peneliti lain, sebaiknya memperhatikan kelemahan-kelemahan yang

ada dalam penelitian ini sehingga kedepannya diharapkan akan lebih baik

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M, (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ansari, L, B, (2003), Komunikasi Matematika, Penerbit Pena, Bandung

Arends, R, (2008), Learning To Teach “Belajar Untuk Mengajar”, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Arikunto, Suharsimi, dkk, (2008), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

Djamarah, S, (2002), Psikologi Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2007), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Pendidikan, FMIPA Unimed, Medan.

Hamalik, Oemar, (2009), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Bandung.

Herman Hudojo, Mengajar Belajar Matematika, (Jakarta : Rineka Cipta, 1988), hlm,3. http://belajarmatematika.com/read/2012/06/23/20092036/ Mau. Dibawa.Kemana.Matematika.Kita.

Kunandar., (2010), Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, RajaGrafindo Persada, Jakarta

Isjoni, H., (2009), Pembelajaran Kooperatif, Pustaka Belajar, Yogyakarta

L.Siantar, Roy., (2001), Penerapan Strategi TTW (Think Talk Write) dengan menggunakan LAS untuk meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Persamaan Kuadrat di Kelas X SMA Swasta HKBP Sidorame Nedan T.A 2010/2011.,Skripsi,FMIPA, Unimed, Medan

Mulyasa, (2003), Kurikulum Berbasis Kompetensi, Remaja Rosdakarya, Bandung

Muhammad Faiq Dzaki,

(2009),http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/2003/03/aktivitas

-belajar-pada model.html.(diundu Mei2012)

Nurkancana, Wayan., (1986), Evaluasi Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya

(25)

Bahasan Teorema Pythagoras Di Kelas VIII SMP Swasta Free Methodist II Medan Tahun Pelajaran 2010/2011, FMIPA Unimed, Medan.

Rohani, (2004), Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta

Riyanto, Yatim., (2009), Paradigma Baru Pembelajaran, Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, Kencana Prenada Media Group, Jakarta

Samsul Hadi, (2006), Aplikasi Matematika 2, Penerbit Yudhistira , Jakarta

Sanjaya, Wina, (2008), Strategi Pembelajaran, Penerbit Kencana, Jakarta

Situmorang, M., (2010), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Untuk Mata Pelajaran Kimia, Universitas Negeri Medan, Medan.

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka cipta, Jakarta.

Suprijono Agus, (2009), Cooperative Learning, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kencana, Jakarta

Wiriaatmadja, R., (2008), Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk

Gambar

Gambar 2.1 Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini terjadi karena dengan metode diskusi, setiap kelompok diberi masalah yang harus diselesaikan .Namun hasilnya belum optimal karena pada siklus 1 belum

Pusat Pengembangan Minat dan Bakat pemuda Tanjung Morawa atau lebih sering kita kenal dengan nama Gelanggang Remaja, merupakan suatu wadah yang memungkinkan

Dalam : Noer, dkk, editors, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi ketiga, Penerbit FK UI, Jakarta.. Tjokroprawiro,

Dalam menyampaikan pesan tentang arti pentingnya dua anak lebih baik yang merupakan anjuran pemerintah demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Wonoharjo, para

4.3 Hambatan-Hambatan yang dihadapi dalam Pemanfaatan software SIPRUS Sebagai Media Penelusuran Informasi di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung (BAHPL) Pekerjaan Pengadaan Konstruksi Peningkatan dan perluasan Puskesmas Jorong Kegiatan Pengadaan Sarana dan

Karena pada awal kehamilan terjadi perubahan hemodinamik yang signifikan, wanita dengan disfungsi jantung yang berat dapat mengalami perburukan gagal jantung sebelum

METAFORA DALAM TUTURAN KOMENTATOR INDONESIA SUPER LEAGUE MUSIM 2013-2014: KAJIAN SEMANTIK KOGNITIF.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |