Diajukan sebagai salah satu syarat untuk Penyusunan Skripsi pada Program Studi Sistem Informasi
Oleh : Maryuki Makmur
1.05.06.333
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
i
Permasalahan di Toko QILA Parfume Bandung adalah belum adanya suatu sistem informasi yang bisa menunjang kegiatan penjualan dan pembelian secara baik dan belum terintegrasinya data dari satu tempat ke tempat yang lain. Untuk itu diperlukan sebuah sistem yang bisa menunjang kegiatan penjualan dan pembelian di toko agar percepatan dan kecepatan informasi dapat berjalan dengan baik.
Perancangan sistem yang digunakan untuk merancang sistem informasi ini adalah dengan dengan metode Prototype, alat yang digunakan ntuk merancang sistem berupa Flow Map (Bagan Alir Dokumen), Contex diagram (Diagram Konteks), DFD (Data Flow Diagram), dan teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode penelitian deskriftif dengan cara observasi dan wawancara langsung kepada pihak yang bersangkutan. Adapun perangkat lunak yang digunakan adalah Visual basic 6.0 dan SQL Server 2000.
Sistem yang dirancang adalah sistem informasi penjualan dan pembelian. Dengan sistem ini diharapkan kegiatan penjualan dan pembelian di toko dapat dilakukan dengan cepat, tepat, efektif dan efisien.
ii
this case QILA Parfume Shop Bandung a business try the best to be a good institute. The problem in QILA Parfume Shop Bandung has no kind of information system which can support selling and buying activity to be good and and have not integrated the data from one place to another. for thet QILA Parfume Shop Bandung needed some system which can support selling and buying activity in Shop so that speed and accelaration of information to go a better way.
Sistem design that use to design this information system is with prototype methode. The tools who use is Flowmap, Context diagram, Data Flow Diagram (DFD) and the technique of data requirement is deskriftif research method with observation methode and interview to the staff. See the software with use is Microsoft Visual basic 6.0 and SQL Server 2000.
The design of system is selling and buying Information System. With expectation this system selling and buying activity in Shop can be able to be faster, exact, efectif and efisien.
iii
berkah, rahmat dan karuniaNya, maka penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini,
dengan judul
“PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN
PEMBELIAN PARFUM PADA TOKO QILA PARFUME BANDUNG”.
Adapun maksud dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah
satu syarat dalam menempuh jenjang Sarjana Jurusan Manajemen Informatika
Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.
Saya sebagai penulis menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan yang penulis miliki masih menjadi kendala sehingga laporan ini masih
jauh dari sempurna. Dengan ini penulis mengharapkan masukan dan kritikan dari
berbagai pihak untuk menjadikan penulis memperbaiki segala kekurangan.
Selesainnya Skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak, khususnya kepada kedua Orang Tua yang memberikan semangat,
dukungan dan doa dengan penuh kesabaran dan pengorbanan dengan memberikan
dukungan moral maupun materil kepada penulis selama ini.
Menyadari penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
iv Universitas Komputer Indonesia Bandung.
3. Dadang Munandar, SE, M.Si. selaku Ketua Jurusan Manajemen Informatika
4. Imelda, ST., MT. selaku dosen wali sekaligus dosen pembimbing yang setia
membimbing dalam pengerjaan skripsi ini.
5. Muhammad Zaky selaku pemilik toko Qila Parfume telah mengizinkan saya
melakukakn penelitian dan karyawan – karyawan Toko Qila Parfume terima kasih
atas bantuannya selama penyusunan skripsi ini.
6. Ummi dan Ayah yang selalu memberikan kepercayaan, harapan, do’a dan
semangat.
7. Kakak – kakaku yang selalu memberikan doa yang tulus, dan seluruh keluarga
besar selalu mendoakan dan memberikan semangat, tanpa semangat dari kalian
juga mungkin penulis tidak bersemangat mengerjakan skripsi ini.
8. Terima kasih juga untuk Erni yang selalu mendukung dan membantu penulis
dalam mengerjakan skripsi ini.
9. Teman- teman kelas MI-7 seperjuangan yang memberi semangat, dan semua
sahabat-sahabat yang tidak bisa disebutin semuanya.
10.Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu karena banyak pihak yang
v yang maha kuasa, Amin Yarobbal ‘Alamin.
Bandung, Juni 2011
Penulis
1 1.1. Latar Belakang Penelitian
Persaingan sistem penjualan dan pembelian parfum di Indonesia saat
ini sangat ketat. Munculnya distributor - distributor ini didukung oleh adanya
modal dan kemauan serta kemampuan individu dalam penguasaan sistem
penjualan dan pembelian yang bisa dijalankan dan dikembangkan dengan cara
mendirikan toko parfum itu sendiri. Salah satu toko parfum di daerah Bandung
adalah QILA Parfume.
Dalam rangka pencapaian program kerja dan peningkatan kinerja
toko, hampir semua toko berupaya untuk melakukan perubahan terhadap sistem
kerja yang sudah ada karena sistem yang diterapkan hampir sudah tidak layak
digunakan untuk kegiatan operasioal toko terutama di dalam melakukan
pengolahan data yang rumit dan bersifat rutinitas. Toko QILA Parfume bergerak
dalam bidang parfum dan transaksi yang dilakukan setiap harinya cukup besar.
Pada pengolahan data pembelian parfum pengelola toko membuatkan secara
manual, dengan tulis tangan di kertas tentang biaya pembelian yang dilakukan.
Hal ini menyebabkan tidak efesiennya pengelolaan biaya pembelian dan juga
pemesanan parfum karena sering terjadi kesalahan dalam penulisan dan
perhitungan. Sedangkan dalam pengelolaan data penjualan parfum pembuatan
laporan hanya dibuatkan secara garis besar yaitu berapa jumlah uang didapat
seperti hilangnya faktur-faktur pembelian maupun faktur-faktur penjualan yang
merupakan bukti-bukti dari transaksi-transaksi yang dilakukan.
Untuk itu perlu dibangun sebuah sistem informasi dan sebuah
database yang dapat menampung data dalam jumlah banyak sehingga apabila
dilakukan pengaksesan terhadap suatu data akan lebih mudah untuk
mendapatkannya dan juga mudah melakukan perhitungan dalam jumlah banyak
sehingga informasi yang diperoleh lebih baik dan cepat.
Toko QILA Parfume saat ini masih mengalami kesulitan dalam
pembuatan laporan transaksi penjualan parfum, laporan transaksi pembelian
parfum, laporan persediaan parfum serta pengecekan stok parfum di bagian
persediaan masih dilakukan dengan cara tulis tangan masih menggunakn buku
sehingga memerlukan waktu yang lama dibandingkan bila proses tersebut
dilakukan dengan komputer dimana toko QILA Parfume sampai saat ini selalu
mengalami peningkatan jumlah penjualan parfum dilihat dari lima bulan dari tabel
berikut:
Tabel 1.1. Peningkatan Jumlah Penjualan
Bulan Desember 2010 Januari 2011 Februari 2011 Maret 2011
Jumlah Konsumen
Beli
800 Konsumen 830 Konsumen 880 Konsumen 910 Konsumen
Hasil
Penjualan Rp. 50.960.000 Rp. 68.500.000 Rp. 62.555.000 Rp. 70.879.000
Sampai dengan saat ini jumlah merek parfum yang ada di Toko QILA
Parfume sebanyak 247 merek parfum. Yang setiap mereknya mempunyai jenis
atau varian lagi yang berbeda jumlahnya sehingga jenis parfum yang tersedia di
Toko QILA Parfume pada saat ini mencapai 945 jenis parfum. Sebanyak 395 jenis
parfum diantaranya adalah jenis parfum yang peamakainya pria, 528 jenis parfum
untuk yang pemakainya wanita dan sisanya sebanyak 22 jenis parfum yang
sifatnya umum atau pemakainya bisa pria maupun wanita.
Berdasarkan dari masalah diatas penulis akan memberikan sebuah
solusi yang akan dibahas pada uraian dari masing-masing bab dengan judul :
“ PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN
1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan diatas, maka dapat
diidentifikasi yang terjadi pada Toko QILA Parfume adalah sebagai berikut:
1. Pengecekan stok parfum di bagian persediaan (gudang) masih manual
menggunakan buku, sehingga dalam pencarian data parfum, penjualan dan
pembelian parfum masih memerlukan waktu yang lama dan berdampak
terjadinya keterlambatan penyediaan stok parfum yang akan habis sehingga
ada beberapa permintaan konsumen yang tidak dapat atau tertunda untuk
terpenuhi.
2. Pengolahan data penjualan dan pembelian parfum di QILA Parfume masih
bersifat tulis tangan dengan penulisan langsung ke kertas sehingga
menghambat proses transaksi penjualan dan pembelian parfum dalam hal
pengelolaan data stok parfum dan penyimpanan data parfum masih berupa
arsip sehingga membutuhkan ruang yang cukup besar dan sering terjadinya
kehilangan data karena masih bertumpuknya arsip sehingga pencarian data
masih membutuhkan waktu yang lama.
3. Penyajian laporan persedian parfum, laporan penjualan dan laporan
pembelian parfum masih manual, dengan tulis tangan di buku sehingga
membutuhkan waktu yang lama dan sering terjadi kesalah dalam penulisan
Berdasarkan identifikasi permasalahan diatas maka penulis dapat
merumuskan permasalahan yang harus diselesaikan sebagai berikut :
1. Bagaimana sistem informasi penjualan dan pembelian yang sadang berjalan
pada Toko QILA Parfume.
2. Bagaimana perancangan sistem informasi penjualan dan pembelian pada
Toko QILA Parfume.
3. Bagaimana rancangan sistem informasi pembuatan laporan transaksi
penjualan dan pembelian
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud Penulis melaksanakan penelitian ini yaitu untuk
menyelesaikan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat kelulusan studi strata satu
pada jurusan Sistem Informasi Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas
Komputer Indonesia dan membangun sistem penjualan dan pembelian baru
berbasis aplikasi desktop di Toko QILA Parfume Bandung.
Adapun tujuan Penulis melaksanakan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Membuat sebuah sistem informasi yang dapat melakukan pengolahan data
pembelian dan penjualan parfum.
2. Merancang sistem informasi yang dapat menghasilkan laporan-laporan secara
terperinci serta memudahkan dalam mencari informasi apabila ada
3. Membandingkan sejauh mana efesiensi dan efektifitas sistem informasi yang
dirancang dengan sistem yang sedang berjalan.
3.1. Kegunaan Penelitian
3.1.1. Kegunaan Akademis
Sebagai bahan masukan untuk meneliti sejauh mana sistem
informasi pengolahan data penjualan dan pembelian yang berbasis komputer
dapat dilakukan secara baik dan efektif sehingga dapat mempermudah dan
menunjang pelaksanaan tugas karyawan toko.
3.1.2. Kegunaan Praktis
a) Bagi Peneliti
Berguna dalam menambah wawasan pengetahuan terapan dalam
pengolahan data dan menganalisa permasalahan – permasalahan baik secara
teori ataupun praktek dan mengaplikasikan atau menerapkan ilmu – ilmu yang
tealah didapat selama kuliah di Universitas Komputer Indonesia.
b) Bagi toko
Pemilik toko mengetahui kekurangan-kekurangan sistem yang
diterapkan selama ini dan dapat lebih mudah mengambil keputusan untuk
meningkatkan keuntungan.
c) Bagi Pihak Lain
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi pembanding antara ilmu
(praktek). Serta dapat dijadikan sumber informasi dan referensi dalam
penelitian sejenis. Dan lebih mudah memahami sistem informasi yang sedang
berjalan sehingga bisa memberikan solusi yang tepat terhadap kekurangan dan
kelemahan sistem.
3.2. Batasan Masalah
Agar dapat lebih fokus dan pembahasan tidak menyimpang dari
permasalahan yang ada, maka penulis perlu merincikan batasan masalah seperti
dibawah ini :
1. Menangani transaksi pembelian parfum dari supplier
2. Menangani transaksi penjualan parfum secara tunai
3. Menyediakandata persediaan parfum
4. Melakukan pembelian sebelum stok parfum di gudang benar – benar habis
5. Penyediaan laporan penjualan, pembelian dan pemesanan
6. Hanya membahas retur pembelian
3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis melakukan penelitian
pada Toko QILA Parfume, yang berlokasi di Jl. Dago Pojok No.13 Bandung, Telp
(022) 7031 2292. Adapun waktu penelitian dimulai dari tanggal 28 Maret 2011
Tabel 1.2. Jadwal Penelitian
d. Analisis Kebutuhan
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Sistem
Pada saat ini banyak pihak yang telah mendalami masalah sistem untuk
kebutuhannya sehingga definisinya menjadi beragam. Definisi-definisinya antara lain
adalah :
Menurut Jerry FithGerald (1981) “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk
melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.” (Jogiyanto,
2005 : 1)
Sistem dapat didefinisikan dengan dua pendekatan yaitu sistem yang
menekan pada prosedur dan sistem yang menekan pada elemen atau komponennya.
Masih menurut Jogiyanto (2005 : 1), sistem yang menekan pada prosedur
mendefinisikan sistem sebagai berikut :
“Suatu sistem adalah jaringan kerja pada prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk
menyelesaikan suatu sasaran tertentu.”
Sedangkan pendekatan sistem yang menekan pada elemen atau komponen-komponen
“Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.”
2.1.1 Bentuk Umum Sistem
Bentuk umum dari sistem terdiri dari atas masukan (input), proses, dan
keluaran (output). Dalam bentuk umum sistem ini biasa melakukan satu atau
lebih masukan yang akan diproses dan menghasilkan keluaran sesuai dengan
yang direncanakan sebelumnya.
Gambaran umum mengenai sistem ditunjukan pada gambar berikut ini :
INPUT PROCESSING OUTPUT
Gambar 2.1 Bentuk Umum Sistem
[sumber : Jogiyanto MBA, Ph.D,2005, Analisis dan Desain Sistem Informasi, Andi : Yogyakarta]
2.1.2 Elemen Sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen atau elemen yang saling
berinteraksi, bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen sistem atau
elemen sistem dapat berupa :
a. Elemen-elemen yang lebih kecil yang disebut sub sistem. Misalnya, sistem
komputer terdiri dari sub sistem perangkat keras, perangkat lunak, dan
b. Elemen-elemen yang lebih besar yang disebut supra sistem. Misalnya, bila
perangkat keras adalah sistem yang memiliki sub sistem CPU, perangkat I/O
dan memori, maka supra sistem perangkat keras adalah sistem komputer.
2.1.3 Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu
mempunyai komponen-komponen (components), batasan sistem (system
boundary), lingkungan luar sistem (evironments), penghubung (interface),
masukan (input), keluaran (output), pengolahan (process), dan sasaran
(objectives) atau tujuan (goal).
1. Komponen (components)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi yang
artinya saling bekerja sama dalam membentuk satu kesatuan.
Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa subsistem atau
bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak peduli betapa pun kecilnya,
selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap
subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi
tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
2. Batasan (system boundary)
Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan
memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batasan suatu
sistem menunjukan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
3. Lingkungan Luar (evironments)
Lingkungan luar (environment) dari suatu sistem adalah apapun diluar batas
dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem lingkungan luar sistem dapat
bersifat menguntungkan dan dapat juga besifat merugikan sistem tersebut.
Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan
dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan
luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan
mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.
4. Penghubung (interface)
Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem
lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber data
mengalir dari suatu subsistem ke subsistem lain. Keluaran dari subsistem akan
menjadi masukan untuk subsistem lainnya dengan melalui penghubung.
Dengan penghubung satu subsistem dapat berinteraksi dengan subsistem yang
lainnya membentuk satu kesatuan.
5. Masukan (input)
Masukan sistem adalah energi yang dimasukan ke dalam sistem. Masukan
dapat berupa masukan perawatan sinyal dan masukan sinyal. Signal
beroperasi. Signal input adalah energi yang harus di proses untuk didapatkan
keluaran.
6. Keluaran (input)
Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi
keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan
masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem.
7. Pengolahan (process)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri
sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah masukan menjadi
keluaran.
8. Sasaran (objectives)
Suatu sistem pasti mempunyai suatu tujuan (goal) dan sasaran (objective).
Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak ada
gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang
dibutuhkan sistem dan keluaran yang dihasilkan sistem. Suatu sistem
2.1.4 Klasifikasi Sistem
Menurut Jogiyanto (2005 : 6) : Sistem dapat diklasifikasikan dari
beberapa sudut pandang, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide –ide yang tidak
tampak secara fisik. Contohnya sistem teknologi, yaitu sistem yang berupa
pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan tuhan. Dan sistem
secara fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Contohnya sistem
komputer, sistem akutansi, sistem produksi dan lain sebagainya.
2. Sistem alamiah dan sistem buatan manusia
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat
manusia misalnya sistem perputaran bumi, sedangkan Sistem buatan manusia
adalah sistem yang dirancang oleh manusia, sistem buatan manusia yang
melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin disebut dengan
man-machine system. Contohnya sistem informasi.
3. Sistem tertentu dan sistem tak tertentu
Sistem terstruktur beroprasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi
dengan pasti, sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Contohnya
sistem komputer yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program
– program yang dijalankan, sedangkan Sistem tak tertentu adalah sistem yang
kondisi masa depannya tidak dapat diproduksi karena mengandung unsure
4. Sistem tertutup dan sistem terbuka
Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak
terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Dan bekerja secara otomatis tanpa
adanya campur tangan dari pihak luarnya, sedangkan Sistem terbuka adalah
sistem yang menghubungkan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya.
2.2 Pengertian Informasi
Menurut Gordon B.Davis (2005 : 289 ) informasi adalah:
Data yang sudah diproses menjadi bentuk yang berguna bagi pemakai, dan
mempunyai nilai pikir yang nyata bagi pembuatan keputusan pada saat sedang
berjalan atau untuk prospek masa depan.
2.2.1 Siklus Informasi
Siklus informasi yaitu data yang diolah melalui suatu model menjadi
informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu
keputusan dan melakukan tindakan yang berarti menghasilkan suatu tindakan
yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan
ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya
Gambar 2.1 Siklus Informasi
(Sumber: Jogiyanto, HM, 2005, Analisis dan Desain, Andi, Yogyakarta.)
2.2.2 Kualitas Informasi
Menurut Mc Leod, di dalam buku Sistem Informasi Manajemen ( 2005 : 40)
Kualitas suatu informasi tergantung dari 3 (tiga) hal yaitu, informasi
harus akurat (accurate), tepat waktu (timelines) dan relevan (relevance).
1. Akurat
Berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak biasa.
Proses (Model)
Input (Data) Output
2. Tepat waktu
Berarti informasi yang datang kepada penerima tidak boleh terlambat.
Informasi yang usang tidak memiliki nilai lagi karena informasi merupakan
landasan bagi pengambil keputusan.
3. Relevan
Berarti informasi mempunyai manfaat yang sesuai bagi pemakainya.
2.3 Pengertian Sistem Informasi
Menurut Laudon, di dalam di dalam buku Sistem Informasi Manajemen (2004 : 55)
Sistem Informasi merupakan komponen – komponen yang saling
berhubungan dan bekerja sama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyebarkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, pengendalian, dan untuk memberikan gambaran aktivitas di dalam perusahaan.
2.3.1 Komponen Sistem Informasi
John Burch dan Gary Grudnitski mengemukakan bahwa sistem informasi
terdiri dari komponen-komponen yang disebutnya dengan istilah blok bangunan
(building block), yaitu blok masukan (input block), blok model (model block),
blok keluaran (output block), blok teknologi (technology block), blok basis data
(database block), dan blok kendali (controls block). Sebagai suatu sistem,
lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasarannya. (Jogiyanto : 2005
: 18 ) Blok-blok tersebut adalah :
1. Blok Masukan
Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini
termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan
dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
2. Blok Model
Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang
akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan
cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3. Blok Keluaran
Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang
berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen
serta semua pemakai sistem.
4. Blok Teknologi
Teknologi merupakan ”kotak alat” (tool-box) dalam sistem informasi.
Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan
dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu
utama, yaitu teknisi (humanware atau brainware), perangkat lunak (software),
dan perangkat keras (hardware).
5. Blok Basis Data
Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras
komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu
disimpan di dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih
lanjut.
6. Blok Kendali
Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan
bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur
terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.
2.4 Pengertian Parfum dan Sistem Informasi Penjualan dan Pembelian Parfum
Menurut Wikipedia.Org Pengertian Parfum atau minyak wangi adalah
campuran minyak esensial dan senyawa aroma (aroma compound), fiksatif,
dan pelarut yang digunakan untuk memberikan bau wangi untuk tubuh manusia,
Menurut Wikipedia.Org Pengertian Sistem Informasi Penjualan & Pembelian
adalah :
“Sistem Informasi Penjualan adalah suatu sistem informasi yang
mengorganisasikan serangkaian prosedur dan metode yang dirancang untuk
menghasilkan, menganalisa, menyebarkan dan memperoleh informasi guna
mendukung pengambilan keputusan mengenai penjualan.”
“ Sistem Informasi Pembelian adalah suatu sistem informasi yang
mengorganisasikan serangkaian prosedur pada proses terjadinya pengadaan barang
yang tergolong kurang memenuhi kebutuhan yang di perlukan.”
Maka Sistem Informasi Informasi Penjualan dan Pembelian Parfum adalah Sistem yang memberikan layanan informasi transaksi yang berupa data parfum dalam hal yang berhubungan dengan pejnualan dan pembelian. Dimana dalam hal ini pelayanan yang diberikan yaitu seperti : transaksi penjualan, transaksi pemesanan, transaksi pembelian, hingga retur pembelian.
2.5 Pengertian Jaringan Komputer
Menurut Abdul Kadir (2002 : 346), jaringan komputer (computer network)
atau sering juga disebut jaringan saja adalah hubungan dua buah simpul (umumnya
berupa komputer) atau lebih yang tujuan utamanya adalah untuk melakukan
Jenis-jenis Jaringan Komputer
Secara umum jaringan komputer terbagi menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Local Area Network (LAN)
Sebuah LAN adalah jaringan yang dibatasi oleh area yang relative kecil,
umumnya dibatasi oleh area lingkungan, seperti sebuah kantor pada sebuah
gedung, atau tiap-tiap ruangan pada sebuah sekolah. Biasanya jarak antar node
tidaklebih jauh dari sekitar 200 m.
Gambar 2.2 Local Area Network (LAN)
(Sumber : Melwin Syafrizal, 2005, Pengantar Jaringan Komputer, Andi,
Yogyakarta.)
2. Metropolitan Area Network (MAN)
Sebuah MAN biasanya meliputi area yang lebih besar dari LAN, misalnya antar
gedung dalam suatu daerah (wilayah seperti propinsi atau negara bagian ). Dalam
hal ini jaringan menghubungkan beberapa buah jaringan kecil ke dalam
cabang sebuah bank di dalam sebuah kota besar yang dihubungkan antar satu
dengan lainnya
Gambar 2.3 Metropolitan Area Network (MAN)
(Sumber : Melwin Syafrizal, 2005, Pengantar Jaringan Komputer, Andi,
Yogyakarta.)
3. Wide Area Network (WAN)
Wide Area Network (WAN) adalah jaringan yang biasanya sudah menggunakan
yang lebih luas, bukan hanya meliputi satu kota atau antarkota dalam suatu
wilayah, tetapi mulai menjangkau area atau wilayah otoritas Negara lain.
Biasanya WAN lebih rumit dan sangat kompleks bila dibandingkan LAN maupun
MAN, menggunakan banyak sarana untuk menghubungkan antar LAN dan WAN
ke dalam komunikasi global seperti internet, meski demikian antara LAN, MAN
dan WAN tidak banyak berbeda dalam beberapa hal. Hanya lingkup wilayahnya
saja yang berbeda satu dengan yang lain.
Gambar 2.4 Wide Area Network (WAN)
(Sumber : Melwin Syafrizal, 2005, Pengantar Jaringan Komputer, Andi,
2.5.1 Topologi Jaringan Komputer
Topologi jaringan atau arsitektur jaringan adalah gambaran perencanaan
hubungan antar komputer dalam Local Area Network yang umumnyan
menggunakan kabel (sebagai media transmisi), dengan konektor, Ethernet card,
dan perangkat pendukung lainnya.
Ada beberapa jenis topologi yang terdapat pada hubungan komputer pada
jaringan local area, seperti :
1. Topologi Bus
Topologi ini merupakan bentangan satu kabel yang kedua ujungnya
ditutup, dimana di sepanjang kabel terdapat node-node. Signal dalam kabel
dengan topologi ini dilewati satu arah sehingga memungkinkan sebuah collision
terjadi.
Gambar 2.5 Topologi bus
(Sumber : Melwin Syafrizal, 2005, Pengantar Jaringan Komputer, Andi,
2. Topologi Ring
Topologi jaringan yang berupa lingkaran tertutup yang berisi node-node.
Signal mengalir dalam dua arah sehingga dapat menghindarkan terjadinya
collision sehingga memungkinkan terjadinya pergerakan data yang sangat cepat.
Semua komputer saling tersambung membentuk lingkaran seperti bus tetapi
ujung-ujung bus disambung. Data yang dikirim diberi address tujuan sehingga
dapat menuju komputer yang dituju.
Gambar 2.6 Topologi Ring
(Sumber : Melwin Syafrizal, 2005, Pengantar Jaringan Komputer, Andi,
Yogyakarta.)
3. Topologi Star
Karakteristik dari topologi jaringan ini adalah node (station)
berkomunikasi langsung dengan station lain melalui central node (hub/switch),
traffic data mengalir dari node ke central node dan diteruskan ke node (station)
Gambar 2.7 Topologi Star
(Sumber : Melwin Syafrizal, 2005, Pengantar Jaringan Komputer, Andi,
Yogyakarta.)
4. Topologi Tree / Hierarchical
Tidak semua stasiun mempunyai kedudukan yang sama. Stasiun yang
kedudukannya lebih tinggi menguasai stasiun dibawahnya, sehingga jaringan
sangat tergantung pada stasiun yang kedudukannya lebuh tinggi (Hierathical
Gambar 2.8 Topologi Tree / Hierarchical
(Sumber : Melwin Syafrizal, 2005, Pengantar Jaringan Komputer, Andi,
Yogyakarta.)
2.6 Manfaat Jaringan Komputer
Secara umum, jaringan mempunyai beberapa manfaat yang lebih
dibandingkan dengan komputer yang berdiri sendiri dan dunia usaha telah pula
mengakui bahwa akses ke teknologi informasi modern selalu memiliki keunggulan
kompetitif dibandingkan pesaing yang terbatas dalam bidang teknologi.
Adapun beberapa manfaat jaringan komputer diantaranya adalah :
1. Jaringan memungkinkan manajemen sumber daya lebih efisien. Misalnya, banyak
dibandingkan memakai printer kualitas rendah di masing-masing meja kerja.
Selain itu, lisensi perangkat lunak jaringan dapat lebih murah dibandingkan lisensi
stand-alone terpisah untuk jumlah pengguna sama.
2. Jaringan membantu mempertahankan informasi agar tetap handal dan up-to-date.
Sistem penyimpanan data terpusat yang dikelola dengan baik memungkinkan
banyak pengguna mengakses data dari berbagai lokasi yang berbeda, dan
membatasi akses ke data sewaktu sedang diproses.
3. Jaringan membantu mempercepat proses berbagi data (data sharing).Transfer data
pada jaringan selalu lebih cepat dibandingkan sarana berbagi data lainnya yang
bukan jaringan.
4. Jaringan memungkinkan kelompok-kerja berkomunikasi dengan lebih efisien.
Surat dan penyampaian pesan elektronik merupakan substansi sebagian besar
sistem jaringan, disamping sistem penjadwalan, pemantauan proyek, konferensi
online dan groupware, dimana semuanya membantu team bekerja lebih produktif.
5. Jaringan membantu usaha dalam melayani klien mereka secara lebih efektif.
Akses jarak-jauh ke data terpusat memungkinkan karyawan dapat melayani klien
2.7 Pengertian Client Server
Client Server dapat diartikan sebagai kemampuan komputer untuk meminta
layanan request data kepada komputer lain. Komputer yang meminta layanan disebut
sebagai client, sedangkan yang menyediakan layanan disebut sebagai server.
Pengertian lain, client melakukan permintaan suatu informasi atau mengirim
perintah ke server. Server akan menerima permintaan dan perintah client. Kemudian
server akan memproses memproses berdasarkan permintaan tersebut, dan
mengembalikan kepada client sebagai hasil pemrosesan yang sudah dilakukan.
Gambar 2.9 Arsitektur Model Client Server
(Sumber : Antonius Rachmat C, S.Kom, Pemograman Jaringan Modul 21.)
a) Service Request adalah permintaan dari client baik berupa permintaan data
Service Request Services Response
Data yang diminta oleh client dapat diambil dari database pada sisi server yang sering
disebut database server, seperi misalnya MySQL, PostgreSQL, Oracle, atau SQL
Server.
Karakteristik Client-Server:
1. Client dan Server merupakan item proses (logika) terpisah yang bekerja sama
pada suatu jaringan komputer untuk mengerjakan suatu tugas.
2. Service : Menyediakan layanan terpisah yang berbeda.
3. Shared resource : Server dapat melayani beberapa client pada saat yang sama dan
mengatur pengaksesan resource.
4. Asymmetrical Protocol : antara client dan server merupakan hubungan
one-to-many. Client memulai komunikasi dengan mengirim request ke server. Server
menunggu permintaan dari client. Kondisi tersebut juga memungkinkan
komunikasi callback.
5. Transparency Location : proses server dapat ditempatkan pada mesin yang sama
atau terpisah dengan proses client. Client server akan menyembunyikan lokasi
server dari client.
6. Mix-and-match : tidak tergantung pada platform
7. Message-based-exchange : antara client dan server berkomunikasi dengan
mekanisme pertukaran message.
8. Encapsulation of service : message memberitahu server apa yang akan
9. Scalability : sistem C/S dapat dimekarkan baik vertikal maupun horizontal.
10. Integrity : kode dan data server diatur secara terpusat, sedangkan pada client
tetap pada komputer tersendiri.
2.8 Perangkat Lunak Pendukung
Perangkat lunak yang penulis gunakan dalam membuat program aplikasi ini
adalah SQL Server sebagai pengolah database dan pembuatan program aplikasi
dengan menggunakan Visual Basic 6.0.
2.8.1 Sekilas Tentang Program Visual Basic
Menurut Uus Rusmawan (2004 : 67) : Pemograman Visual Basic 6.0
merupakan bahasa pemrograman yang berbasiskan windows. Bahasa
pemograman pada saat ini banyak sekali jumlahnya dimana – mana,
kebanyakan berbasis windows . program aplikasi berbasis windows lebih
efisien dan mudah dimengerti serta tampilannya lebih menarik dara pada
program berbasis DOS.
Sejarah perkembangan Visual Basic berasal dari pengembangan bahasa
basic di Dortmouth Collige, Amerika Serikat (1960), selanjutnya pada tahun
1982 bahasa pemrograman Visual Basic dibuat dengan basic MS_DOS yang
digunakan untuk pembuatan aplikasi grafis yang dapat menampilkan tampilan
grafis yang sangat bagus dan menarik minat pemakai.
Visual Basic 6.0 juga merupakan salah satu pemograman OOP (Object
Oriented Programming) yaitu pemograman berorientasi objek yang sangat kuat,
berguna dan mudah dipakai.
2.8.2 .Microsoft SQL Server 2000
Menurut Uus Rusmawan (2004 : 45) : Microsoft SQL Server 2000
adalah perangkat lunak relational database management sistem (RDMS) yang
didesain untuk melakukan proses manipulasi database berukuran besar dengan
berbagai fasilitas. Microsoft SQL Server 2000 merupakan produk andalan
Microsoft untuk database server. Kemampuannya dalam manajemen data dan
kemudahan dalam pengoperasiannya membuat RDMBS ini menjadi pilihan
33
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik yakni suatu
penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang realitas pada
objek yang di teliti secara objektif. Penelitian ini menekankan pada satu variabel
yakni pembangunan sistem informasi penjualan dan pembelian.
3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Qila Parfume adalah salah satu toko yang hanya bergerak dalam
bidang penjualan refill parfum retail dan reseller yang didirika oleh
Muhammad Zaki. Tanggal 10 Oktober 2004 merupakan momentum sejarah
awal berdirinya Toko Qila Parfume.
Seiring dengan waktu TOKO QILA PARFUME terus berkembang,
dengan bertambahnya permintaan dari konsumen baik dari dalam kota
maupun dari luar kota, dengan jumlah pembelian yang sedikit sampai dengan
yang banyak sangat memicu pemilik usaha ini untuk terus menjaga dan
meningkatkan kualitas parfum yang berdampak ke kinerja penjualan sehingga
3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
Toko Qila Parfum mempunyai visi dan misi sebagai berikut :
Visi : Menjadi Toko Parfum yang senantiasa mampu bersaing dan tumbuh
berkembang dengan sehat di kota Bandung.
Misi :
1. Meningkatkan mutu pelayanan di bidang penjualan parfum.
2. Mengembangkan metodologi pengolahan dan penyajian data dan
informasi penjualan dan pembelian.
3. Membangun dan mengembangkan sistem informasi penjualan dan
pembelian parfum.
3.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi merupakan suatu kerangka dasar dan pengenalan
dalam manajemen sebuah organisasi/perusahaan, karena dengan mempelajari
struktur organisasi, perusahaan akan dengan mudah untuk dapat mempelajari
kehidupan perusahaan yang sedang berjalan baik dari segi otorisasi, tanggung
jawab pada tugas masing - masing bagian. Maka dari itu dengaan adanya
pengorganisasian dalam suatu perusahaan dapat menghindari penyalahgunaan
tugas dan fungsi dari unit - unit organisasi yang ada di dalamnya. Adapun
struktur organisasi pada Toko Qila Parfume dapat di gambarkan sebagai
Susunan Organisasi dari Toko QILA Parfume adalah terdiri dari :
1. Pemilik Toko
2. Bagian Pembelian
3. Bagian Penjualan
4. Bagian Gudang
Agar lebih jelasnya struktur organisasinya dapat dilihat pada gambar sebagai
berikut:
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Toko QILA Parfume
(Sumber : Dari hasil penelitian di Toko QILA Parfume)
Ket :
Garis komando Garis koordinasi
Pemilik Toko
Bagian Gudang
3.1.4 Deskripsi Tugas
Dengan melihat struktur organisasi di atas, maka dapat diuraikan
mengenai tugas dan fungsi dari masing – masing bagian yang terlibat dalam
organisasi:
1. Pemilik Toko : Pemilik toko mempunyai tugas pokok memutuskan segala
sesuatu kebijakan yang berkaitan dengan penggajian karyawan,
mengkoordinasikan dan mengendalikan masing-masing bagian didalam
toko serta melakukan kontak pembelian dengan suplier
2. Bagian Pembelian : mempunyai tugas melakukan pembelian parfume
sesuai dengan instruksi dari pemilik toko dan melakukan pencatatan yang
berhubungan dengan pembelian. Secara rinci tugas dari bagian pembelian
akan diuraikan sebagai berikut :
a. Melakukan pembelian parfum langsung ke suplier parfum, jumlah dan
jenis parfum serta harganya ditentukan sesuai dengan instruksi pemilik
toko.
b. Memeriksa kondisi dari tiap-tiap parfum yang dibeli, karena tidak
semua parfum yang akan dibeli dalam keadaan utuh dan tidak
mengalami kerusakan kemasan
c. Melakukan pencatatan pembelian yang meliputi : jenis parfum apa saja
yang dibeli, harga dari masing-masing jenis parfum yang dibeli, jumlah
parfum yang dibeli.
3. Bagian Penjualan : mempunyai tugas melakukan penjualan parfum
dagangan baik secara tunai. Adapun rincian tugasnya adalah sebagai
berikut :
a. Melayani penjualan parfum dagangan kepada konsumen.
b. Menerima telepon dari konsumen, konsumen biasanya sebelum datang
langsung ke toko untuk membeli parfum terlebih dahulu menanyakan
keberadaan parfum yang dicari apakah ada atau tidak beserta harganya,
apabila parfum tersebut ada dan harganya cocok maka konsumen akan
datang membeli parfum tersebut.
c. Melakukan pencatatan pemesanan parfum melalui telepon. Seringkali
konsumen melakukan pemesanan parfum terlebih dahulu apabila stok
yang ada di toko maupun digudang tidak ada.
d. Melakukan pencatatan penjualan parfum antara lain : banyaknya
parfum yang terjual masing-masing jenisnya beserta harganya.
e. Membuat Laporan Penjualan
4. Bagian Gudang : mempunyai tugas mengatur setiap parfum yang masuk
ke gudang dan melakukan pencatatan stok parfum yang ada serta
menyediakan setiap parfum yang diminta oleh bagian penjualan. Adapun
uraian tugas secara lengkap adalah sebagai berikut:
a. Melakukan pendataan parfum yang ada digudang
b. Menyediakan parfum yang diminta oleh bagian penjualan
c. Melakukan pencatatan parfum yang masuk dan parfum yang keluar dari
d. Membuat Laporan Stok Parfum
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk, mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu
didasarkan pada ciri – ciri keilmuan, yaitu : rasional, empiris, dan sistematis.
a. Rasional berarti kegiatan penelitian dilakukan dengan cara – cara yang masuk
akal, sehingga terjangkau nalar manusia.
b. Empiris berarti cara – cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera
manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara – cara
yang digunakan.
c. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian menggunakan
langkah – langkah tertentu yang bersifat logis.
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam melakukan penelitian, diperlukan suatu desain. Desain
penelitian yang meliputi perencanaan dan kajian yang sesungguhnya seperti
lokasi kajian, pemilihan sampel, serta pengumpulan dan analisis data.
3.2.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang akan digunakan
meliputi :
1. Wawancara (interview) pemilik perusahaan dan karyawan, yaitu teknik
antara pengumpul data (pencatat) dengan responden. Wawancara
dilakukan baik secara langsung maupun dengan menggunakan pedoman
’’daftar pertanyaan” dari kuesioner sebagai instrumen penelitian.
2. Pengamatan (observasi), yaitu teknik pengumpulan data melalui
pengamatan langsungkepada objek penelitian. Teknik observasi biasanya
dilakukan bersamaan dengan teknik lain untuk mengamati keadaan fisik,
lokasi atau daerah penelitian secara sepintas (on the spot) dan dengan
melakukan pencatatan seperlunya.
3.2.2.1 Sumber Data Primer
1. Obsevasi
Penulis melakukan pencarian data dan informasi dengan cara
meninjau dan meneliti secara langsung data-data yang berkaitan
dengan bahan laporan.
2. Wawancara
Penulis melakukan tatap muka dan tanya jawab secara langsung
antara penulis sebagai pewawancara sedangkan nara sumber adalah
Bagian Penjualan dan Pembelian pada Toko Qila Parfume Bandung.
3.2.2.2 Sumber Data Sekunder
Studi literatur
Penulis melakukan penelitian melalui data-data yang diperoleh dari
buku-buku yang berupa dokumen - dokumen perusahaan yang bersifat
rahasia yang berkaitan dengan persediaan dan penjualan parfum yang
dalam upaya melakukan analisa yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti.
3.2.3 Metode Pendekatan Dan Pengembangan Sistem
Adapun beberapa metode pendekatan / pengembangan yang
digunakan diantaranya :
3.2.3.1 Metode Pendekatan Sistem
Prototype merupakan suatu metode dalam pengembangan
sistem yang menggunakan pendekatan untuk membuat sesuatu program
dengan cepat dan berharap sehingga segera dapat dievaluasi oleh
pemakai. Hal ini berbeda dengan pendekatan SDLC tradisional (
konvensional ) yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk
menghasilkan spesifikasi yang sangat rinci sebelum pemakai
mengalami kesulitan dalam memahami spesifikasi sistem berakibat
bahwa pemakai tidak begitu paham sampai pengujian dilakukan. Selain
itu, prototype membuat proses pengembangan sistem informasi menjadi
lebih cepat dan lebih mudah, terutama pada keadaan kebutuhan
pemakai sulit untuk di identifikasi.
3.2.3.2 Metode Pengembangan Sistem
Metode yang digunakan dalam pengembangan untuk
membangun sistem informasi ini yaitu metode prototype yang dimana
prototype merupakan suatu metode dalam pemgembangan sistem yang
menggunakan pendekatan untuk membuat suatu program dengan cepat
informasi menjadi lebih baik cepat dan lebih mudah. Dimana
tahapan-tahapan yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi Kebutuhan Sistem
Pada tahap ini merupakan tahap awal dalam membangun sebuah
sistem informasi, dimana antara pemakai sistem (user) dan
pengembang sistem bertemu. User dijelaskan tentang kebutuhan
sistem yang akan dibangun oleh pengembang sistem.
2. Membuat Prototype
Setelah menganalisa sistem yang akan dibangun, pengembangan
sistem mulai membuat prototype.
3. Menguji Prototype
Tahapan ini adalah proses penilaian terhadap prototype yang telah
dibuat, apakah sesuai dengan kebutuhan atau tidak, jika tidak maka
prototype akan diperbaiki.
4. Memperbaiki Prototype
Setelah ditemukan letak kesalahan dari prototype yang dirancanga,
pada tahapan ini penyusun akan memperbaiki prototype yang ada.
Setelah itu akan diuji kembali sehingga prototype sesuai dengan
5. Mengembangkan Versi Produksi
Setelah aplikasi dapat berjalan dan memenuhi kebutuhan sistem,
maka aplikasi siap dipakai dan jika kebutuhan mendatang
bertambah, maka sistem siap dikembangkan sesuai dengan apa
yang diharapkan.
Gambar 3.2 Mekanisme Pengembangan Sistem Dengan Prototype
( Sumber : Abdul Kadir, 2003 : 417 )
Identifikasi Kebutuhan Sistem
Membuat Prototype
Menguji Prototype
Memperbaiki Prototype
Penulis mengambil model proses secara prototyping karena :
a. Penyajian aspek-aspek perangkat lunak yang akan dibangun akan
nampak bagi pelanggan/pemakai secara cepat (contohnya
pendekatan input dan format output). Perancangan kilat membawa
kepada konstruksi sebuah prototype.
b. Prototype dievaluasi oleh kedua belah pihak (programmer dan calon
user) sehingga penyaringan kebutuhan pengembangan perangkat
lunak dapat dengan cepat dilakukan sesuai dengan keinginan user.
c. Programmer akan memahami apa yang harus dilakukan agar
kebutuhan user dapat dipenuhi.
3.2.3.3 Alat Bantu Analisis dan Perancangan
1. Flow Map
Flow Map memberikan gambaran tentang sebuat sistem,
yang akan mempermudah penganalisisan tentang masalah yanga
akan di identifikasi, serta menjadi tolak ukur sejauh mana sistem
akan dikembangkan. Dari sistem yang sudah dibuat maka di
temukan beberapa data dan fakta yang akan dijadikan bahan untuk
pengembangan dan penerapan sebuah aplikasi sistem yang akan
diuslkan. Maka Flow map merupakan salah satu langkah awal
2. Diagram Konteks
Diagram konteks adalah level tertinggi dari DFD yang
menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari sistem. Ia
akan memberikan gambaran tentang keseluruhan sistem, dalam
diagram konteks hanya ada satu proses. Tidak boleh ada store
dalam diagram konteks.
3. Data Flow Diagram
Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu network yang
menggambarkan suatu sistem automat/komputerisasi, manualisasi
atau gabungan dari keduanya, yang penggambaranya disusun
dalam bentuk kumpulan komponen sistem yang saling
berhubungan sesuai aturan. Keuntungan dari DFD adalah
memungkinkan untuk menggambarkan sistem dari level yang
paling tinggi kemudian menguraikan menjadi level yang lebih
rendah.
4. Kamus Data
Kamus data adalah kumpulan elemen – elemen atau
simbol – simbol yang digunakan untuk membantu dalam
penggambaran atau pengidentifikasian setiap field atau file dalam
sistem.
Kamus data dibuat berdasarkan arus data yang ada pada
data flow diagram. Arus data yang berada di DFD bersifat global
lanjut tentang struktur dari suatu arus data di DFD dapat dilihat
pada kamus data. Kamus data atau data dictionary harus dapat
mencerminkan keterangan yang jelas tentang data yang dicatatnya.
Untuk keperluan ini maka kamus data harus memuat hal – hal
sebagai berikut :
1. Arus Data
Arus data menunjukan dari mana data mengalir dan kemana
data menuju. Keterangan arus data ini perlu dicatat di kamus
data untuk memudahkan mencari arus data di dalam Data Flow
Diagram (DFD).
2. Nama arus data
Nama arus data memberikan penjelasan lebih lanjut tentang
suatu arus data sehingga dapat langsung mencarinya dengan
mudah di kamus data.
3. Alias
Alias atau nama lain dari data, untuk menyatakan nama lain
dari data elemen atau data store yang sebenarnya sama dengan
data elemen atau data store yang telah ada.
4. Bentuk data
Bentuk data dapat dipergunakan untuk mengelompokan kamus
5. Penjelasan
Untuk memperjelas tentang makna dari arus data yang dicatat
di kamus data, penjelasan dapat di isi dengan
keterangan-keterangan tentang arus data tersebut.
5. Perancangan Basis Data
Perancangan basis data diperlukan agar kita membuat
suatu basis data yang lengkap dan efisien.
Langkah – langkah dalam perancangan basis data, diantaranya :
1. Normalisasi
Proses normalisasi merupakan proses pengelompokan
elemen data menjadi tabel-tabel yang menunjukan entity dan
relasinya. Pada dasarnya normalisasi adalah suatu teknik
menstrukturkan data dengan cara-cara tertentu untuk membantu
mengurangi atau mencegah timbulnya masalah yang
berhubungan dengan pengolahan data dalam database.
Normalisasi dilakukan sebagai suatu uji coba pada suatu relasi
secara berkelanjutan untuk menentukan apakah relasi tersebut
sudah baik atau masih melanggar aturan-aturan standar yang
diberlakukan pada suatu relasi yang normal.
Dalam perspektif normalisasi, sebuah basis data
data harus dalam keadaan baik dan normal. Sebuah tabel
2. Terpeliharanya ketergantungan fungsional pada saat
perubahan data (dependency preservation).
3. Tidak melanggar Boyce – Code Normal Form (BCNF).
Beberapa bentuk normal yang sering digunakan sebagai
berikut :
a. Bentuk normal pertama (1 Normal Form/NF)
Suatu tabel dapat terpenuhi jika sebuah table tidak
memiliki atribut bernilai banyak (Multivalued Atribute)
atau lebih dari satu atribut.
b. Bentuk normal kedua (2 Normal Form/NF)
Suatu tabel dikatakan bentuk normal kedua jika sudah
memenuhi bentuk normal pertama dan semua atribut
bukan kunci memiliki depedensi terhadap kunci primer.
c. Bentuk normal ketiga (3 Normal Form/NF)
Suatu tabel dikatakan bentuk normal ketiga jika sudah
tidak memiliki depedensi transitif. Normalisasi dilakukan
untuk menghindari adanya redudansi field-field dari tabel
yang ada.
2. Tabel Relasi
Relasi Tabel secara sederhana dapat dikatakan sebagai
suatu database yang didalamnya terdapat tabel – tabel yang
saling berelasi satu sama lain. Relasi antar satu tabel dengan
tabel yang lainya ditentukan berdasarkan aturan – aturan
tertentu.
3. Entity-Relationship Diagram
ERD merupakan bentuk bagan yang menggunakan
relasi dan entitas suatu informasi. Entitas relasi dibuat untuk
menggunakan persepsi yang terdiri dari sekumpulan objek dasar
yaitu entitas dan hubungan antar entitas. Entity Relationship
Diagram (ERD) dapat juga dikatakan suatu model jaringan yang
menggunakan susunan data yang disimpan dalam sistem secara
abstrak.
1. Entity
Pada ERD, entity digambarkan dengan sebuah bentuk persegi
panjang. Entitas diberi nama dengan kata benda dan dapat
dikelompokkan dalam empat jenis nama, yaitu orang, benda,
lokasi, kejadian (terdapat unsur waktu didalamnya).
Pada ERD, relationship dapat digambarkan dengan sebuah
bentuk belah ketupat. Relationship adalah hubungan alamiah
yang terjadi antara entitas.
3.2.4 Pengujian Software
Pengujian menyajikan anomaly yang menarik bagi perekayasa
perangkat lunak. Pada proses perangkat lunak, perekayasa terutama berusaha
membangun perangkat lunak dari konsep abstrak ke implementasi yang
dapat dilihat, baru kemudian dilakukan pengujian.
3.2.4.1 Sasaran – Sasaran Pengujian
Terdapat sejumlah aturan yang berfungsi sebagai sasaran pengujian :
a. Pengujian adalah proses eksekusi suatu program dengan maksud
menemukan masalah.
b. Test case yang baik adalah test case yang memiliki probabilitas
tinggi untuk menemukan kesalahan yang belum pernah ditemukan
sebelumya.
c. Pengujian yang sukses adalah pengujian yang menemukan semua
kesalahan yang belum pernah ditemukan sebelumnya.
3.2.4.2 Prinsip Pengujian
Sebelum mengaplikasikan metode untuk mendesain test case
yang efektif, perekayasa perangkat lunak harus memahami prinsip dasar
menuntun pengujian perangkat lunak. Serangkaian prinsip pengujian
a. Pengujian harus direncanakan lama sebelum pengujian itu dimulai.
b. Prinsip pareto berlaku untuk pengujian perangkat lunak.
c. Pengujian harus mulai dari yang kecil dan berkembang ke pengujian
yang besar.
d. Pengujian yang mendalam tidak mungkin.
e. Untuk menjadi paling efektif, pengujian harus dilakukan oleh pihak
ketiga yang independent.
3.2.4.3 Pengujian Blackbox
Menurut Roger S Pressman dalam bukunya Rekayasa
Perangkat Lunak :
“ Pengujian Black – Box berfokus pada persyaratan fungsional
perangkat lunak. Pengujian Black – Box memungkinkan perekayasa
perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang
sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu
program ”.
Pengujian Black–Box bukan merupakan alternative dari teknik White–
Box , tetapi merupakan pendekatan komplementer yang kemungkinan
besar mamapu mengungkap kelas kesalahan daripada metode White –
Box. Pengujian White – Box berusaha menemukan kesalahan dalam
kategori sebagai berikut :
1. Fungsi – fungsi yang tidak benar atau hilang
2. Kesalahan interface
4. Kesalahan kinerja
52
4.1 Analisis Sistem Yang Berjalan
Analisis sistem diklasifikasikan sebagai penguraian dari suatu sistem
informasi yang utuh ke dalam bagian – bagian komponen dengan maksud untuk
mengidentifikasikan dan mengevaluasi hambatan – hambatan yang terjadi dan
kebutuhan – kebutuihan yang diharapkan dapat diusulkan perbaikan dari analisa
sistem yang lama.
Analisis sistem yang berjalan dilakukan berdasarkan urutan kejadian
yang ada dan fungsi pada sub bagian, dari urutan tersebut dapat dibuat diagram
alir dokumen (flowmap), diagram konteks (context diagram), dan diagram alir
data (data flow diagram).
4.1.1 Analisis Dokumen
Analisis dokumen adalah sebagai alat penjabaran atau penjelasan
dari dokumen – dokumen yang ada pada sistem informasi.
Analisis Dokemen Penjualan
1. Nama Dokumen : Pesan Parfum
Fungsi : Untuk memesan parfum
Item Data : merek_parfum, jenis_parfum,
jumlah_parfum
2. Nama Dokumen : Faktur Penjualan
Fungsi : Bukti transaksi penjualan
Sumber : Toko QILA Parfume
Item Data : tgl_trans_penjualan,
no_trans_penjualan, merek_parfume,
jenis_parfum, harga_parfum,
jumlah_parfum
3. Nama Dokumen : Laporan Penjualan
Fungsi : Laporan seluruh transaksi penjualan
Sumber : Toko QILA Parfume
Item Data : tgl_trans_penjualan,
no_trans_penjualan, merek_parfum,
jenis_parfum, harga_jual,
jumlah_parfum_jual
Analisi Dokumen Pembelian
1. Nama Dokumen : Data Parfum
Sumber : dari Supplier
Item Data : merek_parfum, jenis_parfum,
harga_beli, jumlah_parfum
2. Nama Dokumen : Nota Pembelian
Fungsi : Bukti transaksi pembelian
Sumber : dari Supplier
Item Data : tgl_trans_pembelian,
no_trans_pembelian, jenis_parfum,
harga_beli, jumlah_parfum
3. Nama Dokumen : Laporan Pembelian
Fungsi : Laporan seluruh transaksi pembelian
Sumber : Toko QILA Parfume
Item Data : tgl_trans_pembelian,
no_trans_pembelian, jenis_parfum,
harga_beli, jumlah_parfum_beli
4.1.2 Analisis Prosedur Yang Sedang Berjalan
Perancangan prosedur yang berjalan terdiri dari narasi prosedur,
flowmap sistem, diagram konteks ( contex diagram ), Data Flow Diagram (
4.1.2.1 Analisis Prosedur Sistem Pembelian Yang Sedang Berjalan
Adapun prosedur sistem pembelian yang sedang berjalan
adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan arsip parfum yang akan habis bagian gudang mengecek
stok parfum kemudian dibuatkan permintaan pembelian dan
diserahkan ke bagian pembelian.
2. Dibagian pembelian permintaan pembelian dibuatkan form
pemesanan kemudian diserahkan ke bagian supplier.
3. Bedasarkan form pemesanan supplier membuatkan faktur pembelian
kemudian diserahkan ke bagian pembelian.
4. Kemudian bagian pembelian membuatkan laporan pembelian
berdasarkan faktur pembelian yang untuk diserahkan ke pimpinan.
Deskripsi dari arus informasi pembelian tersaji dalam bentuk
Flow Map Pembelian Yang Sedang Berjalan
Gambar 4.1 Flow Map Sistem Pembelian Yang Sedang Berjalan
Keterangan :
4.1.2.2 Analisis Prosedur Sistem Penjualan Yang Sedang Berjalan
Adapun prosedur sistem penjualan yang sedang berjalan adalah
sebagai berikut :
1. Customer memesan parfum ke bagian penjualan, setelah diperiksa
maka data pesanan parfum tersebut akan diberikan ke bagian gudang
untuk di cek ada atau tidak parfum yang dipesan tersebut.
2. Kemudian bagian gudang akan memeriksa bagian pesanan tersebut
jika ada maka bagian gudang akan membuat laporan bahwa parfum
tersebut ada, lalu diberikan ke bagian penjualan.
3. Setelah sampai di bagian penjualan maka bagian penjualan akan
melakukan transaksi penjualan, lalu kemudian membuat faktur
penjualan sebanyak dua rangkap, satu rangkap akan diberikan ke
customer beserta parfum pesanan dan yang satu lagi akan di
arsipkan.
4. Dari arsip tadi maka dibuatlah suatu laporan penjualan yang akan
diberikan kepada pimpinan sebagai bukti penjualan.
Deskripsi dari arus informasi penjualan tersaji dalam bentuk
Flow Map Penjualan Yang Sedang Berjalan
Bag. Penjualan Bag. Gudang Pemimpin Customer
Gambar 4.2 Flow Map Sistem Penjualan Yang Sedang Berjalan
Keterangan :
4.1.2.3Diagram Konteks ( Context Diagram )
Diagram Konteks adalah menggambarkan hubungan aliran –
aliran data ke dalam dan keluar sistem atau entitas – entitas yang
terletak di luar sistem (output) atau menerima data dari sistem tersebut
(input). Diagram konteks yang sedang berjalan di Toko QILA Parfume
adalah sebagai berikut :
Gambar 4.3 Diagram Konteks ( Context Diagram ) Yang Sedang Berjalan
4.1.2.4 DFD ( Data Flow Diagram )
Diagram alir data ( Data Flow Diagram ) adalah teknik
pemodelan secara grafis yang menggambarkan aliran data dalam sistem
serta fungsi – fungsi (proses) yang terlibat dalam transformasi aliran
data tersebut.
DFD digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang
mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir
atau dimana data tersebut akan disimpan.
Adapun DFD yang sedang berjalan di Toko QILA Parfume
1.1
Data Parfum Pesan Parfum Data Parfum Pesanan
Nota Penjualan
Bag. Gudang Supplier
4.1.3 Evaluasi Sistem Yang Sedang Berjalan
Karena sistem penjualan dan pembelian yang sedang berjalan
masih menggunakan sistem manual sehingga terjadi kesalahan – kesalahan
antara lain :
Tabel 4.1 Evaluasi Sistem
Masalah Entitas Solusi
Sering terjadi kesalahan dalam
proses pengontrolan jumlah
parfum, karena lambatnya dalam
pengolahan data parfum yang ada
di gudang
Bagian Gudang Pengolahan data parfum dalam
gudang dirubah dengan
menggunakan suatu database,
untuk memudahkan dalam
pengontrolan parfum masuk dan
parfum keluar dari gudang.
Penyimpanan data kurang aman
karena data dapat tercecer dan
hilang, dalam proses pencarian
data harus dilakukan satu per satu
sehingga memakan waktu yang
cukup lama
Bagian Gudang Perlu adanya suatu sistem
informasi dan suatu database
sehingga dalam pengolahan
data,dapat mengurangi tingkat
kesalahan. Dalam penyimpanan
datapun lebih aman. Dan dalam
pencarian data parfum yang
perlukan tidak memakan waktu
yang lama.
Pencarian data di arsip memakan
waktu lama
Bagian Pembelian Dibuatkan fasilitas pencarian data
pada aplikasi yang akan dirancang.
Pembuatan laporan masih tulis
tangan di kertas
Bagian Pembelian Dibuat fasilitas pembuatan laporan