• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem informasi penjualan Dan Pembelian Obat Di Apotek Cibatu Antapani Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem informasi penjualan Dan Pembelian Obat Di Apotek Cibatu Antapani Bandung"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar belakang masalah

Dengan adanya kemajuan teknologi di masa yang sekarang ini, pengetahuan di bidang teknologi pun semakin bertambah khususnya teknologi berbasis komputer. Dengan adanya kemajuan di bidang teknologi tersebut banyak bidang usaha yang ikut juga memajukan usahanya ke dalam teknologi komputer. Dengan adanya penggunakan komputer dalam bidang usaha diharapkan dapat membantu para pengusaha untuk memprediksi keadaan atau kebutuhan masa depan sehingga para pengusaha dapat memajukan usahanya. Dengan adanya kepentingan tersebut maka diperlukan informasi yang berkualitas dan tepat waktu.

(2)

data obat yang keluar. Penyimpanan nota tersebut tidak di arsipkan secara teratur sehingga pihak apotek mengalami kesulitan untuk mencari informasi tentang data transaksi penjualan sedangkan transaksi pembelian obat pada supplier masih berupa pencatatan pada buku transaksi pembelian dengan jumlah obat lebih dari 150 obat yang tersedia serta kurangnya pencatatan masa kadaluarsa obat secara detail, Sedangkan pengontrolan persediaan obat dilakukan dengan mengecek jumlah semua obat yang masih tersedia di gudang sehingga pengecekan stok barang tidak efisien. Prosedur pembuatan laporan di apotek ini berdasarkan dari pencatatan buku transaksi penjualan dan pembelian yang dibuat sebulan sekali.

Berdasarkan kebutuhan di atas maka dari pihak Apotek menginginkan untuk membuat suatu fasilitas perangkat lunak dalam bidang komputer yang nantinya dapat meningkatkan kinerja dan memudahkan karyawan dalam bekerja. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka dalam penulisan Skripsi ini mengambil judul “Sistem Informasi Penjualan dan Pembelian Obat di Apotek Cibatu Antapani Bandung” , yang diharapkan mampu mengatasi permasalahan yang muncul di Apotek tersebut.

1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan maka penyusun mencoba mengidentifikasikan masalah sebagai berikut

(3)

2. Sulitnya pencarian data penjualan dan pembelian obat karena ketidakteraturan dalam pencatatan dan penyimpanan data transaksi.

3. Pengecekan data stok barang pada apotek ini dengan cara mengecek satu per satu data persediaan obat sehingga pengecekan menjadi tidak efisien. 4. Karena proses pengolahan data transaksi penjualan dan pembelian serta

data stok obat dilakukan secara manual menyebabkan lambatnya pembuatan laporan – laporan yang akan diserahkan pada pemilik.

5. Tidak adanya pencatatan secara lengkap tentang obat yang akan kadaluarsa atau mendekati kadaluarsa.

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi diatas dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut :

1. Bagaimana pengolahan data pembelian dan data penjualan yang masih berjalan pada Apotek Cibatu Antapani Bandung ?

2. Bagaimana rancangan sistem informasi Penjualan dan Pembelian yang dapat membantu pengecekan stok obat menjadi lebih efisien dan dapat membantu dalam pembuatan laporan penjualan dan pembelian di Apotek Cibatu Bandung?

3. Bagaimana pengujian Sistem Informasi Penjualan dan Pembelian Obat pada Apotek Cibatu Antapani Bandung ?

(4)

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah membangun sebuah Sistem Informasi penjualan dan pembelian obat pada apotek cibatu antapani bandung yang sesuai dengan kebutuhan.

Adapun Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana pengolahan data pembelian dan data penjualan yang masih berjalan pada Apotek Cibatu Antapani Bandung. 2. Untuk merancangan sistem informasi Penjualan dan Pembelian yang

dapat membantu pengecekan stok obat menjadi lebih efisien dan dapat membantu dalam pembuatan laporan data transaksi penjualan dan pembelian.

3. Untuk menguji Sistem Informasi penjualan dan pembelian obat di Apotek Cibatu Antapani Bandung.

4. Untuk mengimplementasikan Sistem Informasi Penjualan dan Pembelian Obat pada Apotek Cibatu Antapani Bandung

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak atau hal-hal sebagai berikut

1.4.1 Kegunaan Praktis

(5)

2. Bagi karyawan, dapat membantu dalam meningkatkan kinerja dan produktvitas

1.4.2 Kegunaan Akademis

Bagi peneliti, dapat menambah wawasan ilmu di bidang akademik melalui penerepan ilmu yang telah dipelajari serta diharapkan untuk meningkatkan kinerja dan wawasan penulis untuk ke depannya.

1.5 Batasan masalah

Adapun batasan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Hanya membahas pembelian obat pada supplier yang telah memiliki pemesanan terlebih dahulu pada supplier.

2. Hanya membahas tentang laporan stok obat, laporan obat yang kadaluarsa / mendekati kadaluarsa, laporan data stok obat minimal, laporan penjualan, laporan pembelian, laporan supplier, laporan pemesanan dan retur pembelian tetapi tidak membahas tentang laporan keuangan.

3. Transaksi yang digunakan merupakan pembayaran secara tunai.

4. Hanya membahas tentang data obat yang sudah kadaluarsa tidak membahas tentang pemusnahannya.

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

(6)

6

No Waktu Kegiatan 2010

Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Pengumpulan Kebutuhan

a. Observasi b. Wawancara c. Studi Pustaka d. Analisis Dokumen 2. Membangun Prototyping

a. Mempelajari data b. Analisis kebutuhan data 3. Evaluasi Prototyping

a. Merancang interface b. Merancang masing-

masing interface 4. Coding

a. Menetapkan design b. Menerapkan aplikasi 5. Menguji Sistem

(7)

7

Pada Bab ini akan diuraikan teori yang menunjang dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan permasalahan yang tengah dihadapi oleh pihak perusahaan.

2.1 Konsep Dasar Sistem

Perancangan suatu program aplikasi terdiri dari satu kesatuan sistem. Terdapat dua kelompok pendekatan didalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedur dan yang menekankan pada komponen

Suatu sistem pada dasarnya merupakan suatu susunan yang teratur dari kegiatan yang berhubungan satu sama lain dan prosedur-prosedur yang berkaitan yang melaksanakan dan mempermudah pelaksanaan kegiatan utama dari suatu organisasi. “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran terntentu.”(Jogiyanto H.M,2001 :1)

Komponen-komponen atau subsistem dalam suatu sistem tidak dapat berdiri lepas sendiri-sendiri. Komponen-komponen atau subsistem saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem tersebut dapat tercapai.

2.1.1 Karakteristik Sistem

(8)

a. Komponen Sistem

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem, atau bagian-bagian dari sistem.

b. Batas Sistem

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu sistem menujukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

c. Lingkungan Luar Sistem

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan menggangu kelangsungan hidup dari sistem.

d. Penghubung Sistem

(9)

lainnya. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.

e. Masukan Sistem

Masukan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.

f. Keluaran Sistem

Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem.

g. Pengolah Sistem

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.

h. Sasaran Sistem

(10)

Sub Sistem

Sub Sistem Sub

Sistem

Sub Sistem

Sub Sistem

Penghubung / interface

Lingkungan Luar Boundary

Boundary

Input Proses OutPut

Gambar 2.1 : Karakteristik Sistem

[ Sumber : Jogiyanto HM, 2000, Analisis dan Desain Sistem Informasi, Andi Offset, Yogyakarta]

2.2 Pengertian Informasi

Informasi ibarat darah yang mengalir dalam tubuh suatu organisasi sehingga

informasi menjadi sangat penting untuk sebuah organisasi, Menurut Jogianto, HM (2005), pengertian dari informasi adalah: “Data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima dan membutuhkannya”.

2.2.1 Siklus Informasi

(11)

menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus.

Proses (Model)

Input (Data)

Data (Ditangkap)

Hasil Tindakan

Output (Information)

Penerima

Keputusan Tindakan Dasar Data

Gambar 2.2 Siklus Informasi

(Sumber : Al-Bahra. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi.Graha Ilmu.Yogyakarta)

2.2.2 Kualitas Informasi

Kualitas dari suatu informasi tergantung pada tiga hal, yaitu :

a. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan.

b. Tepat pada waktunya, berarti informasi yang dating pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang usah tidak mempunyai nilai lagi.

(12)

2.2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi

Pengertian sistem informasi menurut Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis yang dikutip dari buku karangan Jogiyanto HM berjudul Analisis dan desain sebagai berikut “Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertamukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi bersifat manajerial dan kegiatan strategi-strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”.

2.2.4 Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi dapat terdiri dari komponen-komponen, yaitu : a. Blok Masukan

Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar b. Blok Model

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di dasar data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

c. Blok Keluaran

(13)

d. Blok Teknologi

Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, mengasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem keseluruhan.

e. Blok Basis Data

Basis data merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan di dalam dasar data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa, supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. f. Blok Kendali

Untuk supaya sistem informasi dapat berjalan sesuai dengan yang diingikan, maka perlu diterapkan pengendalian-pengendalian. Beberapa pengendali perlu dirancang dan diterapkan untuk menyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah atapun bila terlanjur kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

2.3 Konsep – Konsep Didalam Basis Data ( Database )

(14)

merupakan bagian penting dari sistem informasi. Penyimpanan – penyimpanan data secara konvensional akan memakan kerugian maka disusunlah database.

Kriteria – kriteria dalam database adalah :

1. Database harus bersifat object oriented bukan program oriented maksudnya adalah dalam aplikasi data apabila diakses secara bersamaan, tidak terjadi perubahan dalam struktur database.

2. Dapat dikembangkan dalam hal volume dan struktur

3. Kerangkapan data ( data redundancy ) harus seminimal mungkin

Bahasa yang digunakan dalam sistem database adalah SQL ( Structure Query Language ). Elemen – elemen yang terkait dalam sistem database adalah :

1. Database

2. Perangkat keras ( hardware ) 3. Perangkat lunak ( software )

4. Personil pengguna basis data ( brainware ), yaitu user dan sistem analisis / administrator data

2.3.1 Database Management Sistem (DBMS)

(15)

Penggunaan DBMS untuk suatu aplikasi tergantung pada kemampuan dan dukungan DBMS yang beroperasi secara efisien. Sehingga agar bisa menggunakan DBMS dengan baik, perlu diketahui cara kerja dari DBMS tersebut. Pendekatan yang dilakukan untuk menggunakan DBMS secara baik meliputi : implementasi DBMS dan arsitektur secara mendetail untuk dapat memahami desain dari suatu basis data

2.3.2 Structured Query Language

Inti dari terjadinya interaksi pengelolaan data antara produk yang berbeda sebenarnya dipelopori oleh berkembangnya suatu bahasa pengolahan data yang dinamakan SQL ( Structured Query Language ) dimana bahasa tersebut sekarang telah menjadi bahasa standar pengolahan data untuk setiap produk database.

Namun demikian, dala hal – hal tertentu yang sifatnya spesifik terhadap beberapa perbedaan, akan tetapi secara umum gramatikal dari bahasa SQL ini sudah disepakati secara bersama – sama oleh seluruh vendor database. Sebagai konsekuensinya vendor yang tidak menyertakan bahasa SQL dalam produk database-nya akan menanggung resiko tinggi karena tidak akan mampu berinteraksi dengan produk dari vendor yang berbeda.

Kriteria pembagian perintah umum dari SQL adalah : 1. Data Definition Language ( DDL )

(16)

2.4 Pengertian Apotek

Apotek adalah suatu tempat tertentu dan tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian serta penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Apotek juga tempat menjual dan kadang membuat atau meramu obat serta merupakan tempat Apoteker melakukan praktik profesi farmasi sekaligus menjadi peritel. Kata ini berasal dari kata bahasa Yunani apotheca yang secara harfiah berarti "penyimpanan".

2.5 Pengertian Penjualan

Dikutip dari untuk mencatat jumlah nominal pendapatan yang di peroleh perusahaan khusus yang berasal dari penjualan barang yang biasanya besarnya sama dengan kuantitas dikalikan harga jual atau jumlah nominal yang difakturkan. Penjualan terbagi menjadi :

a. Penjualan Tunai ( Cash Sales )

Penjualan tunai adalah penjualan barang dagangan dengan meneriama pembayaran kas atau tunai secara langsung dari pelanggan pada saat terjadinya penjualan.

b. Penjualan Kredit ( Credit Sales )

(17)

c. Potongan Penjualan

Untuk mendorong pelanggan membayar dalam waktu yang tidak terlalu lama, perusahaan biasanya menawarkan potongan khusus untuk pelanggan yang membayar dalam periode potongan ( discount period ) tertentu.

d. Kas Masuk (Income cost of financial)

Perusahaan harus mengetahui setiap transaksi-transaksi berupa laporan – laporan pada pihak administrasi dan persediaan di gudang agar setiap pemasukan barang yang terjadi diketahui lebih rinci lagi maksudnya pimpinan mengetahui serta mengecek beberapa laporan akhir bulanan dan laporan akhir tahun pada pihk manajemen perusahaan agar perusahaan tahu apakah mengalami rugi / laba.

e. Kas Keluar ( Outcome cost of Financial )

(18)

2.6 Pengertian Pembelian

Pembelian dapat diartikan sebagai urutan kerja atau salah satu proses yang berkaitan dengan pengadaan barang dagangan. Di dalam apotek ini kegiatan pembelian dilakukan dalam pemesanan barang kepada konsumen.

1. Fungsi Pembelian

Menurut Nugroho Widjajanto (2001:352) fungsi pembelian barang sebenarnya berada di bawah atap fungsi logistik. Yang dimaksud dengan fungsi logistik adalah fungsi perencanaan dan pengendalian aliran fisik barang yang mengalir ke segenap bagian organisasi. Aliran fisik barang menyangkut barangdagangan yang akan dijual kembali pada perusahaan dagang ataupun bahan bakuyang akan diolah menjadi barang jadi seperti pada perusahaan manufaktur.

Fungsi pembelian pada umumnya bertanggungjawab untuk : a. Menentukan kuantitas barang yang akan dibeli secara tepat. b. Menentukan waktu penerimaan barang yang tepat.

c. Menentukan rekanan pemasok barang yang tepat.

Kegiatan menentukan kuantitas dan saat penerimaan barang yang tepat merupakan kegiatan manajemen pengendalian persediaan. Untuk menentukan kuantitas pembelian dan titik pemesanan kembali yang dilakukan agar tercapai keseimbangan yang optimal , memerlukan tiga faktor yaitu sebagai berikut:

(19)

c. Resiko kelangkaan barang.

2. Tujuan Pembelian

Tujuan utama proses pembelian menurut Nugroho Widjajanto adalah menyediakan sumber daya yang diperlukan organisasi perusahaan dengan cara yang efisien dan efektif. Tujuan tersebut dapat dirinci lebih lanjut menjadi sebagai berikut :

a) Melaksanakan pembelian dari rekanan yang handal.

b) Membeli barang dengan kualitas yang baik sesuai dengan yang diinginkan.

c) Memperoleh barang dengan harga yang pantas.

d) Hanya membeli barang yang disetujui (authorized) dan sesuai dengan tujuan perusahaan.

e) Mengelola barang secara sehat sehingga selalu tersedia manakala dibutuhkan perusahaan. Hanya menerima barang yang sudah dipesan , dan harus menerima semua barang yang dipesan.

g) Menerapkan pengendalian barang yang disimpan dan diterima secara sehat untuk menghindari berbagai kemungkinan yang merugikan.

2.7 Jaringan Komputer

(20)

2.7.1 Jenis Jaringan Komputer

Ada empat kategori utama jaringan komputer yang dibedakan berdasarkan cakupan geografisnya sebagai berikut :

1) LAN (Local Area Network)

LAN adalah suatu jaringan yang digunakan untuk menghubungkan computer yang berada dalam satu area yang kecil seperti dalam satu ruang, satu gedung, atau beberapa gedung yang berdekatan. LAN umumnya menggunakan media transmisi berupa kabel tetapi ada juga yang tidak menggunakan kabel dan disebut dengan wireless LAN atau LAN tanpa kabel. Jarak antara komputer yang dihubungkannya bisa mencapai 5 sampai 10 kilometer. Kecepatan LAN berkisar dari 10 sampai 100 Mbps.

2) MAN (Metropolitan Area Network)

MAN adalah suatu jaringan yang cakupannya meliputi suatu kota atau dengan rentang sekitar 10 sampai 45 kilometer. MAN menghubungkan LAN-LAN yang lokasinya berjauhan. MAN umumnya menggunakan media transmisi dengan mikro gelombang atau gelombang radio, tetapi ada juga yang menggunakan jalur sewa (leased line). Kecepatan MAN berkisar dari 1,5 sampai 150 Mbps.

3) WAN (Wide area Network)

(21)

dan kecepatan antar kota bisa bervariasi antara 1,5 Mbps sampai 2,5 Gbps.

4) GAN (Global Area Network)

GAN adalah jaringan yang menghubungkan Negara-negara diseluruh dunia. Kecepatan GAN bervariasi mulai dari 1,5 Mbps sampai 100 Gbps, cakupan WAN mencapai ribuan kilometer.

[sumber 2.7.2 Topologi Jaringan Komputer

Topologi jaringan dalam buku Instalasi dan Konfigurasi Jaringan Komputer karangan Dede Sopandi adalah susunan fisik bagaimana node-node saling dihubungkan. Ada tiga topologi yang digunakan, yaitu :

1. Topologi Linear Bus

Topologi Linear Bus terdiri dari satu jalur kabel utama dimana pada setiap ujungnya diberikan sebuah terminator. Sebuah nodes pada jaringan (file server, workstation, dan perangkat lainnya) terkoneksi sebuah kabel utama (backbone). Jaringan – jaringan Ethernet dan Local Talk menggunakan topologi linear ini.

(22)

Gambar 2.3 Topologi Bus

[Sumber : Sopandi,Dede. 2005.Jaringan Komputer] 2. Topologi ring

Topologi ini memanfaatkan kurva tertutup, artinya informasi dan data serta traffic disalurkan sedemikian rupa sehingga masing-masing node. umumnya fasilitas ini memanfaatkan fiber optic sebagai sarananya.

(23)

Gambar 2.4 Topologi Ring

(Sumber : Sopandi,Dede. 2005.Jaringan Komputer )

3. Topologi Star atau Hub

Topologi ini banyak digunakan di berbagai tempat, karena kemudahan untuk menambah atau mengurangi serta mudah untuk mendeteksi kerusakan pada sistem jaringan yang ada.

Gambar 2.5 Topologi Star

(Sumber : Sopandi,Dede. 2005.Jaringan Komputer) Computer

Workstation Workstation Server

Laptop Computer

Concertrator/Hub

(24)

4. Topologi Hybrid

Topologi hybrid adalah pada intinya bahwa sebuah jaringan bisa jadi merupakan kombinasi dari dua atau tiga topologi di atas. Topologi ini disebut juga tree topology.

Gambar 2.6 Topologi Hybrid

(Sumber :Sopandi,dede.2005. Jaringan Komputer) 2.8 Sistem Client Server

Sistem client-server atau disebut dengan sistem sentralisasi yang diterapkan dalam sebuah jaringan. Client-server terdiri dari dua kompunen, yaitu client dan server. Adapun pengertian client server adalah “ model konektivitas LAN (Local Area Network) yang mengenal adanya client dan server dimana masing-masing memiliki fungsi yang berbeda satu sama lain, dan dalam pelaksanaan tugasnya

server sebagai pembagi data pada client “ dikutip dari

Nodes Nodes

(25)

Client berisi aplikasi basis data dan server berisi DBMS dan basis data. Pada sistem Client Server untuk memenuhi kebutuhan, client akan mengirimkan message (perintah) query pengambilan data. Selanjutnya, server yang menerima message tersebut akan menjalankan query tersebut dan hasilnya akan dikirimkan kembali ke client. Dengan begitu transfer datanya jauh lebih efisien. Adapun bentuk dari Sistem Client Server yang sederhan adalah sebagai berikut

Gambar 2.7 Sistem Client Server Sederhana

(sumber

2.9 Perangkat Lunak Pendukung

Perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan sistem informasi ini adalah sebagai berikut :

2.9.1 Pengertian SQL SERVER 2000

SQL Server adalah tipe database yang bersifat database realational. Pengertian relasional adalah penyimpanan data dalam bentuk tabel, sedangkan tabel dapat disusun sesuai dengan kelompoknya yang mempunyai sifat sama.

database DBMS Server

(26)

Tabel berisi dari kumpulan baris‐baris dan kolom‐kolom yang jelas dapat

saling berhubungan satu sama lain. Database SQL Server terdiri dari dua file yaitu data yang disimpan dalam file LDF dan dalam bentuk MDF. Service Manager merupakan salah satu utilitas SQL Server untuk mengetahui apakah status database pada server aktif atau tidak. Untuk menggunakan aplikasi yang menggunakan database SQL Server maka service manager harus pada posisi on (hijau). Untuk mengaktifkan bisa dilakukan dengan masuk ke program Microsoft SQL Server dan klik Service Manager. Field Server berisi nama server yang akan dimonitor dan Services menampilkan servis‐servis yang ada

serta tampilan grafis dari status services. Enterprise Manager merupakan utilitas utama dalam SQL Server. Disinilah pusat perintah untuk mengatur database. Seorang administrator akan sangat mudah mengelola database dengan utilitas ini.

2.9.2 Microsoft Visual Basic 6.0

(27)

Bahasa BASIC merupakan bahasa pemrograman yang dijalankan dari sistem operasi DOS. Karena itu Microsoft mengembangkan suatu compiler bahasa BASIC untuk pemrograman Windows yang dinamakan Visual Basic. Bahasa Basic mempunyai sifat event driven yaitu program yang menunggu sampai adanya respon dari pemakai berupa kejadian tertentu, misalnya tombol diklik. Ketika event terdeteksi, event yang berhubungan akan melakukan aksi sesuai dengan kode yang diberikan.

Microsoft Visual Basic 6.0 mempunyai fleksibilitas dan berintegrasi dengan aplikasi lain yang menggunakan objek OLE (Object Linking and Embedding).

Gambar 2.8 Tampilan Visual Basic

(Sumber : 36 jam belajar komputer Visual Basic 6.0, Arif Ramadhan, 2004)

2.9.3 Pengujian Perangkat Lunak

(28)

1. Testing (Pengujian Perangkat Lunak)

Adalah elemen kritis dari jaminan kualitas perangkat lunak dan merepresentasikan kajian pokok dari spesifikasi, desain, dan pengkodean.

Pentingnya pengujian perangkat lunak dan implikasinya yang mengacu pada kualitas perangkat lunak tidak dapat terlalu ditekan karena melibatkan sederetan aktivitas produksi di mana peluang terjadinya kesalahan manusia sangat besar dan arena ketidakmampuan manusia untuk melakukan dan berkomunikasi dengan sempurna maka pengembangan perangkat lunak diiringi dengan aktivitas jaminan kualitas.

Meningkatnya visibilitas (kemampuan) perangkat lunak sebagai suatu elemen sistem dan “biaya” yang muncul akibat kegagalan perangkat lunak, memotivasi dilakukannya perencanaan yang baik melalui pengujian yang teliti. Pada dasarnya, pengujian merupakan satu langkah dalam proses rekayasa perangkat lunak yang dapat dianggap sebagai hal yang merusak daripada membangun.

Sejumlah aturan yang berfungsi sebagai sasaran pengujian pada perangkat lunak adalah:

1. Pengujian adalah proses eksekusi suatu program dengan maksud menemukan kesalahan

2. Test case yang baik adalah test case yang memiliki probabilitas tinggi untuk menemukan kesalahan yang belum pernah ditemukan sebelumnya 3. Pengujian yang sukses adalah pengujian yang mengungkap semua

(29)

Sasaran itu berlawanan dengan pandangan yang biasanya dipegang yang menyatakan bahwa pengujian yang berhasil adalah pengujian yang tidak ada kesalahan yang ditemukan. Data yang dikumpulkan pada saat pengujian dilakukan memberikan indikasi yang baik mengenai reliabilitas perangkat lunak dan beberapa menunjukkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan, tetapi ada satu hal yang tidak dapat dilakukan oleh pengujian, yaitu pengujian tidak dapat memperlihatkan tidak adanya cacat, pengujian hanya dapat memperlihatkan bahwa ada kesalahan perangkat lunak.

Sebelum mengaplikasikan metode untuk mendesain test case yang efektif, perekayasa perangkat lunak harus memahami prinsip dasar yang menuntun pengujian perangkat lunak, yaitu:

1. Semua pengujian harus dapat ditelusuri sampai ke persyaratan pelanggan, maksudnya mengungkap kesalahan dari cacat yang menyebabkan program gagal.

2. Pengujian harus direncanakan lama sebelum pengujian itu mulai, maksudnya semua pengujian dapat direncanakan dan dirancang sebelum semua kode dijalankan.

3. Prinsip Pareto berlaku untuk pengujian perangkat lunak, maksudnya dari 80% kesalahan yang ditemukan selama pengujian dapat ditelusuri sampai 20% dari semua modul program.

(30)

focus dalam usaha menemukan kesalahan pada cluster modul yang terintegrasi dan akhirnya pada sistem.

5. Pengujian yang mendalam tidak mungkin karena tidak mungkin mengeksekusi setiap kombinasi jalur skema pengujian dikarenakan jumlah jalur permutasi untuk program menengah pun sangat besar.

6. Untuk menjadi paling efektif, pengujian harus dilakukan oleh pihak ketiga yang independent

Dalam lingkungan yang ideal, perekayasa perangkat lunak mendesain suatu program computer, sebuah sistem atau produk dengan testabilitas dalam pikirannya. Hal ini memungkinkan individu yang berurusan dengan pengujian mendesain test case yang efektif secara lebih mudah. Testabilitas adalah seberapa mudah sebuah program computer dapat diuji. Karena sangat sulit, perlu diketahui apa yang dapat dilakukan untuk membuatnya menjadi lebih mudah. Procedural dan menggunakannya sebagai pedoman untuk menetapkan basis set dari jalur eksekusi.

(31)

2. Jenis – Jenis Pengujian

Pengujian white-box berfokus pada struktur control program. Test case dilakukan untuk memastikan bahwa semua statemen pada program telah dieksekusi paling tidak satu kali selama pengujian dan bahwa semua kondisi logis telah diuji. Pengujian basic path, tehnik pengujian white-box, menggunakan grafik (matriks grafiks) untuk melakukan serangkaian pengujian yang independent secara linear yang akan memastikan cakupan.

Pengujian aliran data dan kondisi lebih lanjut menggunakan logika program dan pengujian loop menyempurnakan tehnik white-box yang lain dengan memberikan sebuah prosedur untuk menguji loop dari tingkat kompleksitas yang bervariasi. Pengujian black-box didesain untuk mengungkap kesalahan pada persyaratan fungsional tanpa mengabaikan kerja internal dari suatu program.

Teknik pengujian black-box berfokus pada domain informasi dari perangkat lunak, dengan melakukan test case dengan menpartisi domain input dari suatu program dengan cara yang memberikan cakupan pengujian yang mendalam.

(32)

Metode pengujian yang terspesialisasi meliputi sejumlah luas kemampuan perangkat lunak dan area aplikasi. GUI, arsitektur client/ server, dokumentasi dan fasilitas help dan sistem real time masing-masing membutuhkan pedoman dan tehnik khusus untuk pengujian perangkat lunak.

Integrasi Top-Down adalah pendekatan incremental dengan menggerakkan ke bawah melalui hirarki control, dimulai dengan control utama. Strategi intergrasi top-down memeriksa control mayor atau keputusan pada saat awal di dalam proses pengujian. Pada struktur program yang difaktorkan dengan baik, penarikan keputusan terjadi pada tingkat hirarki yang lebih tinggi sehingga terjadi lebih dulu.

Strategi top-down kelihatannya tidak sangat rumit, tetapi di dalam praktenya banyak menimbulkan masalah logistic. Biasanya masalah ini terjadi jika dibutuhkan pemrosesan di dalam hirarki pada tingkat rendah untuk menguji secara memadai tingkat yang lebih tinggi.

Pengujian Integrasi Bottom-up memulai konstruksi dan pengujian dengan modul atomic (modul pada tingkat paling rendah pada struktur program). Karena modul diintegrasikan dari bawah ke atas, maka pemrosesan yang diperlukan untuk modul subordinate ke suatu tuingkat yang diberikan akan selalu tersedia dan kebutuhan akan stub dapat dieliminasi. Strategi integrasi bottom-up dapat diimplementasi dengan langkah-langkah:

(33)

2. Driver (program control untuk pengujian) ditulis untuk mengkoordinasi input dan output test case

3. Cluster diuji

(34)

34 3.1 Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian yaitu Apotek Cibatu Antapani Bandung.

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Dengan adanya keinginan untuk memberikan solusi pengobatan yang baik diantara masyarakat luas maka didirikanlah Apotek Cibatu yang terletak di Jalan Cibatu No. 27 Antapani Bandung. Apotek ini telah berdiri sejak tahun 2001 dan dimiliki oleh Bapak Sukardi Dirya. Nama Apotek Cibatu ini diambil dari nama jalan dari terletaknya apotek tersebut.

Agar apotek ini tidak kalah bersaing dengan apotek lainnya maka dari tahun ke tahun apotek cibatu ini selalu memperbaiki cara pelayanan terhadap konsumen sehingga konsumen mendapatkan kepuasaan dengan pelayanan yang telah diberikan oleh pihak apotek.

3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan 1. Visi Apotek Cibatu

Menjadi apotek yang dapat memberikan pelayanan terbaik untuk konsumen dan dapat memberikan solusi pengobatan yang terpercaya bagi konsumen 2. Misi Apotek Cibatu

a) Memberikan pelayananan secara optimal kepada konsumen

(35)

c) Kepuasan konsumen bagi kami adalah bukti dari ke suksesan kami 3.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Pimpinan

Apoteker

Bagian Gudang Ass Apoteker Bagian Penjualan

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Apotek Cibatu

3.1.4 Deskripsi Kerja

Adapun uraian dan tugas dari tiap bagian dalam struktur organisasi di atas adalah sebagai berikut :

1. Pimpinan

Sebagai penyandang dana atau modal untuk apotek serta mengatur segala sesuatu yang terjadi di apotek untuk menjadi apotek yang lebih baik. 2. Apoteker

Bertanggung jawab terhadap obat-obatan yang berdasarkan resep dari konsumen.

3. Asisten Apoteker

(36)

Bagian ini bertugas untuk melayani konsumen dalam hal penjualan barang.

5. Bagian Gudang

Tugas utama dari bagian ini adalah mengontrol barang yang masuk dan barang yang keluar, cek stok barang, cek barang. Serta membuat pemesanan obat kepada supplier.

3.2 Metode Penelitian

Untuk menunjang pelaksanaan penelitian ini perlu adanya metode untuk mengatasi masalah-masalah yang ada, maka diperlukan metode dan pengumpulan data.

3.2.1. Desain Penelitian.

Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data sebagai bahan laporan dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu suatu metode yang pada tahap pertama penulis melakukan pengumpulkan data dan bahan yang diperlukan terlebih dahulu dan pada tahap berikutnya, penulis mengolah dan membahas pemasalahan yang timbul dan pada akhirnya dapat dibuat suatu kesimpulan yang dapat memperbaiki permasalahan yang ada dan dibuat suatu laporan.

3.2.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data

(37)

3.2.2.1. Sumber Data Primer

Data primer merupakan pengumpulan data secara langsung dari objek yang sedang diteliti, cara yang digunakan untuk mengumpulkan data primer adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi merupakan salah satu metode dalam pengumpulan data dengan terjun langsung ke lapangan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi di dalam perusahaan. Adapun observasi ini dilakukan di Apotek Cibatu. Di apotek ini observasi dilakukan pada bagian penjualan dan bagian gudang untuk mengetahui tentang aktivitas penjualan , stok barang serta pembelian barang kepada supplier.

2. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu usaha untuk mengumpulkan informasi yang kita butuhkan dari seseorang. Tujuan dari wawancara adalah untuk memperoleh informasi yang lebih akurat dan lengkap, untuk menyusun sistem yang baru agar sesuai dengan kebutuhan sistem organisasi

(38)

3.2.2.2. Sumber Data Sekunder

Data sekunder merupakan cara pengumpulan data dengan cara mempelajari data yang telah disediakan oleh pihak apotek seperti file faktur, formulir pemesanan pada supplier, formulir retur pembelian, serta setiap laporan penjualan dan pembelian

3.2.3. Metode pendekatan dan pengembangan sistem

Metode pendekatan dan pengembangan sistem digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengembangan sistem sehingga sistem yang dihasilkan akan sesuai dengan yang diharapkan

3.2.3.1. Metode Pendekatan sistem

Metode pendekatan sistem yang digunakan adalah metode pendekatan terstruktur yaitu suatu proses untuk mengimplementasikan urutan langkah untuk menyelesaikan suatu masalah dalam bentuk program. Pendekatan terstruktur dilengkapi dengan alat-alat (tools) dan teknik-teknik yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem, sehingga hasil akhir dari sistem yang dikembangkan akan diperoleh sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas.

3.2.3.2. Metode pengembangan sistem

(39)

apa yangdikehendakinya tanpa menyebutkan secara detail output apa saja yang dibutuhkan, pemrosesan dan data-data apa saja yang dibutuhkan. Sebaliknya disisi pengembang kurang memperhatikan efesiensi algoritma, kemampuan sistem operasi dan interface yang menghubungkan manusia dan komputer. Untuk mengatasi ketidakserasian antara pengguna dan pengembang , maka harus dibutuhkan kerjasama yanga baik diantara keduanya sehingga pengembang akan mengetahui dengan benar apa yang diinginkan pengguna dengan tidak mengesampingkan segi-segi teknis dan pengguna akan mengetahui proses-proses dalm menyelasaikan sistem yang diinginkan. Dengan demikian akan menghasilkan sistem sesuai dengan jadwal waktu penyelesaian yang telah ditentukan. Kunci agar model prototype ini berhasil dengan baik adalah dengan mendefinisikan aturan-aturan main pada saat awal, yaitu pengguna dan pengembang harus setuju bahwa prototipe dibangun untuk mendefinisikan kebutuhan. Prototipe akan dihilangkan sebagian atau seluruhnya dan perangkat lunak aktual aktual direkayasa dengan kualitas dan implementasi yang sudah ditentukan.

3.2.3.2.1 Prototipe

1. Tahapan-Tahapan Prototipe

(40)

Pengguna dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.

b) Membangun prototipe

Membangun prototipe dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pengguna (misalnya dengan membuat input dan format output)

c) Evaluasi protoptyping

Evaluasi ini dilakukan oleh pengguna apakah prototipe yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginan pengguna. Jika sudah sesuai maka langkah (d) akan diambil. Jika tidak prototipe direvisi dengan mengulangi langkah (a), (b) , dan (c).

d) Mengkodekan sistem

Dalam tahap ini prototipe yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai

e ) Menguji sistem

(41)

f) Evaluasi Sistem

Pengguna mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan . Jika ya, langkah (g) dilakukan; jika tidak, ulangi langkah (d) dan (e).

g) Menggunakan sistem

[image:41.595.166.512.307.554.2]

Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pengguna siap untuk digunakan .

Gambar 3.2 Prototipe

( Sumber :

2. Keunggulan dan Kelemahan Prototipe

A. Keunggulan prototipe adalah :

1. Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pengguna. 2. Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan

(42)

3. Pengguna berperan aktif dalam pengembangan sistem. 4. Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem.

5. Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya.

B. Kelemahan prototipe adalah :

1. Pengguna kadang tidak melihat atau menyadari bahwa perangkat lunak yang ada belum mencantumkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan juga belum memikirkan kemampuan pemeliharaan untuk jangka waktu lama.

2. Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek. Sehingga menggunakan algoritma dan bahasa pemrograman yang sederhana untuk membuat prototype lebih cepat selesai tanpa memikirkan lebih lanjut bahwa program tersebut hanya merupakan cetak biru sistem . 3. Hubungan pengguna dengan komputer yang disediakan mungkin

tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik.

3.2.3.3 Alat bantu analisis dan perancangan 1. Flow Map

Flowmap atau juga dapat disebut block chart atau flowchart berfungsi untuk memodelkan masukan dan keluaran proses maupun transaksi dengan simbol-simbol tertentu (Andri Kristanto, 2003:68).

2. Diagram kontext

(43)

antara entity luar, masukan dan keluaran dari sebuah sistem. Diagram konteks merupakan bagian dari DFD yang hanya menjelaskan proses sistem yang akan dibuat. Diagram konteks direpresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewaliki keseluruhan sistem.

3. Data Flow Diagram

Andri Kristanto (2003:55) mengemukakan bahwa : “DFD adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan dari mana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari sistem, dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut dan interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan pada data tersebut”.

Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan diatas, dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan Data Flow Diagram/DFD adalah model logika data atau proses dari suatu sistem yang menggambarkan aliran data darimana asal dan kemana tujuan data yang saling berhubungan dengan menggunakan bentuk-bentuk simbol tertentu.

a. Eksternal Entity

(44)

b. Data Flow

Arus data ini mengatur diantara proses, simpan data, dan kesatuan luar. Arus data ini menujukkan arus data yang dapat berupa masukan sistem atau hasil proses sistem.

c. Proses

Untuk physical data flow diagram (PDFD), data dilakukan oleh orang, mesin atau komputer. Sedangkan untuk logical data flow diagram (LDFD), suatu proses hanya menujukkan proses dari komputer.

d. Penyimpanan Data

Simpanan data (data store) merupakan tempat

penyimpanan data. Simpanan data dari DFD disimbolkan dengan sepasang garis horizontal paralel.

4. Kamus Data

Kamus data adalah kumpulan elemen-elemen atau simbol-simbol yang digunakan untuk membantu dalam penggambaran dan pengidentifikasian setiap field atau file di dalam sistem (Andri Kristanto,2003:66)

5. Perancangan Basis Data a. Normalisasi

(45)

menjadi tabel-tabel, dimana dalam tabel tersebut terdapat entity-entity dan relasi antar entity-entity tersebut.

b. Table relasi

Proses relasi antar table merupakan pengelompokan data menjadi table-tabel yang menunjukkan entitas dan relasinya, yang berfungsi untuk mengakses data item sedemikian rupa sehingga database mudah dimodifikasi.

3.2.4 Pengujian Software

Pengujian software yang dilakukan dalam sistem informasi penjualan dan pembelian adalah menggunakan Blackbox testing.

3.2.4.1Testing (Pengujian Perangkat Lunak)

Adalah elemen kritis dari jaminan kualitas perangkat lunak dan merepresentasikan kajian pokok dari spesifikasi, desain, dan pengkodean.

Pentingnya pengujian perangkat lunak dan implikasinya yang mengacu pada kualitas perangkat lunak tidak dapat terlalu ditekan karena melibatkan sederetan aktivitas produksi di mana peluang terjadinya kesalahan manusia sangat besar dan arena ketidakmampuan manusia untuk melakukan dan berkomunikasi dengan sempurna maka pengembangan perangkat lunak diiringi dengan aktivitas jaminan kualitas.

(46)

rekayasa perangkat lunak yang dapat dianggap sebagai hal yang merusak daripada membangun.

3.2.4.2 Black box Testing

Penulis memilih black box testing sebagai pengujian perangkat lunak . Black box testing Berfokus pada domain informasi dari perangkat lunak, dengan melakukan test case dengan menpartisi domain input dari suatu program dengan cara yang memberikan cakupan pengujian yang mendalam.

Metode pengujian graph-based mengeksplorasi hubungan antara dan tingkah laku objek-objek program. Partisi ekivalensi membagi domain input ke dalam kelas data yang mungkin untuk melakukan fungsi perangkat lunak tertentu. Analisis nilai batas memeriksaa kemampuan program untuk menangani data pada batas yang dapat diterima.

(47)

47

4.1. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan

Dalam penelitian ini objek yang di ambil oleh penulis adalah mengenai sistem informasi penjualan dan pembelian di apotek cibatu bandung. Analisis sistem tersebut adalah sebagai berikut :

4.1.1 Analisis Dokumen

Analisis dokumen yang sedang berjalan menguraikan secara rinci dokumen-dokumen yang digunakan pada sistem informasi penjualan dan pembelian di apotek cibatu ini, diantaranya :

a. Nota Penjualan

Deskripsi : data yang digunakan untuk pencatatan transaksi penjualan

Fungsi : untuk pencatatan bukti terjadinya transaksi penjualan

Rangkap : 2

Ke : konsumen dan bagian penjualan

(48)

b. Data Pemesanan

Deskripsi : digunakan untuk pemesanan obat pada supplier Fungsi : untuk bukti pemesanan pada supplier

Rangkap : 1

Ke : Supplier

Atribut : no_pesan, ,tanggal_pesan , satuan, qty, harga_obat c. Laporan penjualan

Deskripsi : laporan penjualan

Fungsi : sebagai laporan penjualan kepada pimpinan Rangkap : 2

Sumber : bagian penjualan

Ke : pimpinan dan bagian gudang

Atribut : no_nota, tanggal_penjualan, nama_obat, jumlah_beli, harga_obat

d. Laporan pembelian

Deskripsi : laporan pembelian

Fungsi : sebagai laporan pembelian ke supplier kepada pimpinan

Rangkap : 2

Sumber : bagian gudang Ke : pimpinan

(49)

e. Laporan stok obat

Deskripsi : laporan stok obat

Fungsi : sebagai laporan persediaan obat Rangkap : 2

Sumber : bagian gudang Ke : pimpinan

Atribut : nama_obat, stok, stok_minimal

4.1.2 Analisis Prosedur sistem yang sedang berjalan

Analisis prosedur yang berjalan menguraikan secara sistematis aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam sistem informasi penjualan dan pembelian di apotek cibatu, diantaranya :

a) Untuk transaksi penjualan, apotek melayani penjualan obat menggunakan resep yang ditangani oleh ass apoteker dan apoteker. Nota penjualan berdasarkan resep diserahkan kepada bagian penjualan. Sedangkan penjualan non resep ditangani oleh bagian penjualan. bagian penjualan mencatat semua penjualan baik resep maupun non resep yang dilihat dari nota penjualan ke dalam buku penjualan.

(50)

c) Bagian gudang membuat data pemesanan untuk supplier berdasarkan pada buku persediaan barang kemudian bagian gudang menerima faktur pembelian dari supplier beserta barang yang sudah dibeli oleh apotek. Kemudian semua barang di cek oleh bagian gudang. Apabila ada barang yang tidak sesuai maka barang tersebut di kembalikan pada supplier ( retur pembelian ).

d) Bagian gudang mencatat semua barang yang sudah dibeli kedalam buku pembelian barang dan kemudian data pembelian tersebut disesuaikan dengan buku persediaan obat. Kemudian bagian gudang membuat laporan pembelian berdasarkan buku pembelian tersebut dan diberikan kepada pimpinan

e) Bagian gudang membuat laporan persediaan barang berdasarkan dari laporan penjualan disesuaikan dengan buku persediaan obat tersebut. Laporan persediaan obat diberikan pada pimpinan.

4.1.2.1 Flow map Berjalan

(51)

Analisis sistem penjualan dengan resep yang sedang berjalan

Ass Apoteker

Bagian Penjualan Apoteker Bagian Gudang Pimpinan

Konsumen

Resep Resep

Resep dan data obat Cek Resep

dan data obat

Resep dan data obat resep Cek resep dan data obat

Resep dan data obat yang sudah di cek Resep dan data

obat yang sudah di cek

obat Buat nota penjuala n Nota penjualan Nota penjualan Nota penjualan Catat penjuala n Data penjualan Buat Laporan penjuala n Laporan penjualan Laporan penjualan Laporan penjualan Cek data persedi aan Data persediaan Buat laporan persedia an Laporan persediaan Laporan persediaan ALP ALPS

(52)

Keterangan

(53)

Analisis sistem penjualan dengan non resep yang sedang berjalan

Bagian Penjualan Bagian Gudang Pimpinan

Konsumen Nota penjualan Nota penjualan Catat penjuala n Data penjualan Buat Laporan penjuala n Laporan penjualan Laporan penjualan Laporan penjualan Cek data persedi aan Data persediaan Buat laporan persedia an Laporan persediaan Laporan persediaan

Non resep Non resep

Cek data obat

Data obat Non resep Buat nota penjuala n Y T ALPS ALP

Gambar 4.2 Flowmap penjualan non resep yang sedang berjalan

Keterangan

(54)

Analisis sistem pembelian yang sedang berjalan

Bagian gudang Pimpinan

[image:54.595.120.505.113.636.2]

Supplier Faktur pembelian Cek barang Data barang Retur pembelian Pencatat n data pembeli an barang Data pembelian Laporan pembelian Membua t laporan pembeli an Laporan pembelian Cek data persedia an Data persediaan Membua t laporan persedia an Laporan persediaan Laporan persediaan ALPS T Y Data pemesanan Data pemesanan Buat faktur pembeli an Faktur pembelian Buat data pemesa nan ALPB

Gambar 4.3 Flowmap pembelian barang pada supplier

Keterangan

(55)

2. ALPS : Arsip Persediaan Barang

4.1.2.2 Diagram Konteks

Diagram konteks adalah model yang menggambarkan hubungan dengan lingkungan luar. Diagram konteks sistem informasi penjualan dan pembelian yang sedang berjalan adalah sebagai berikut :

Sistem Informasi Penjualan dan Pembelian

Konsumen

supplier Pimpinan

Resep / non resep

Nota penjualan

Faktur Pembelian

Data pemesanan

Laporan penjualan

Laporan Pembelian

[image:55.595.113.564.294.608.2]

Laporan persediaan

(56)

4.1.2.3 Data Flow Diagram ( DFD )

Data Flow Diagram menggambarkan sebuah sistem yang telah ada atau baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa pertimbangan lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan.

1. Data Flow Diagram level 1 Sistem Informasi penjualan dan pembelian yang sedang berjalan.

1.0 Penjualan resep Konsumen Pimpinan resep

Nota penjualan resep

2.0 Penjualan non

resep Non resep

Nota penjualan non resep

Laporan penjualan resep

Laporan penjualan non resep

3.0 Input pembelian Supplier Faktur pembelian

Data pesanan

Laporan pembelian

Arsip

penjualan Laporan penjualan non resep Laporan penjualan resep

[image:56.595.138.527.309.589.2]

Arsip persediaan barang Laporan persediaan Laporan persediaan Arsip laporan pembelian Laporan pembelian

(57)

2. Data Flow Diagram Level 2 proses 1 (penjualan resep) sistem informasi pembelian dan penjualan yang sedang berjalan

Konsumen

1.0 Cek resep dan data obat resep 2.0 Membuat nota penjualan Data obat 4.0 Membuat laporan penjualan resep

Pimpinan Laporan penjualan resep

5.0 Cek data persediaan 6.0 Buat laporan persediaan Data penjualan Data persediaan 3.0 Mencatat penjualan resep Nota penjualan Data penjualan Nota penjualan resep

[image:57.595.115.526.183.384.2]

Arsip laporan penjualan Arsip laporan persediaan Laporan penjualan Laporan persediaan Laporan persediaan

Gambar 4.6 Data Flow Diagram Level 2 Proses 1 Berjalan

(58)

1.0 Cek data obat

Konsumen Non resep

2.0 Buat nota penjualan Data obat 3.0 Mencatat penjualan Nota penjualan 4.0 Laporan penjualan non resep Data penjualan

Pimpinan Laporan penjualan

5.0 Cek persediaan obat Data penjualan 6.0 Laporan persediaan

[image:58.595.122.502.108.344.2]

Data laporan persediaan Nota penjualan Laporan penjualan Arsip laporan persediaan Laporan persediaan Arsip laporan penjualan

Gambar 4.7 Data Flow Diagram Level 2 Proses 2 Berjalan

4. Data flow diagram Level 2 proses 3 ( pembelian ) sistem informasi penjualan dan pembelian

Supplier 1.0 Mengecek data barang 2.0 Mencatat pembelian barang 4.0 Cek data persediaan 3.0 Laporan pembelian 6.0 Laporan persediaan Data pembelian Laporan persediaan Pimpinan Data pembelian Laporan pembelian Laporan persediaan Data pembelian Faktur pembelian 5.0 Membuat data pemesanan Data barang Data pemesanan Arsip laporan persediaan Arsip laporan pembelian Laporan persediaan Laporan pembelian

[image:58.595.113.503.442.692.2]
(59)

4.1.3 Evaluasi sistem yang sedang berjalan

Evaluasi sistem penjualan dan pembelian yang berjalan dilakukan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang dihadapi saat ini sehingga dapat menghasilkan beberapa rancangan pemecahan terhadap kelemahan yang dihadapi. Adapun kelemahan-kelemahan tersebut antara lain :

a. Adanya transaksi penjualan yang tidak tercatat kedalam nota penjualan

Solusi : membangun sebuah sistem informasi yang dapat memberikan kemudahan dalam pencatatan data transaksi.

b. Sulitnya pencarian data penjualan dan pembelian obat karena ketidakteraturan dalam pencatatan dan penyimpanan data transaksi

Solusi : membangun sebuah media penyimpanan sebagai tempat penyimpanan data-data penjualan dan pembelian dan dapat diakses dengan cepat apabila dibutuhkan

c. Pengecekan data stok barang pada apotek ini dengan cara mengecek satu per satu data persediaan obat sehingga pengecekan menjadi tidak efisien

Solusi : membangun sistem informasi yang memberikan kemudahan dalam pengecekan stok obat

d. Tidak adanya pencatatan secara lengkap tentang obat yang akan kadaluarsa atau mendekati kadaluarsa

(60)

4.2 Perancangan Sistem

Perancangan sistem merupakan tahapan setelah analisis dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi yang menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk, yang dapat berupa penggambaran, perancangan, dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi, juga menyangkut konfigurasi dari komponen-komponen perangkat keras dan perangkat lunak dari suatu sistem.

4.2.1. Tujuan Perancangan Sistem

Tujuan dari perancangan sistem adalah untuk menghasilkan perancangan sistem informasi penjualan dan pembelian yang terkomputerisasi untuk memudahkan mengolah data-data penjualan dan pembelian sehingga tidak terjadi lagi kesalahan dalam pengolahan data.

4.2.2. Gambaran Umum Sistem yang Diusulkan

(61)

4.2.3. Perancangan Prosedur yang Diusulkan

Adapun perancangan sistem informasi yang diusulkan adalah sebagai berikut : a. Konsumen menyerahkan resep ke Ass Apoteker, lalu bagian Ass Apoteker

melakukan pengecekan bila itu adalah obat yang perlu diracik maka Ass Apoteker memberikannya pada Apoteker. Apoteker kemudian memeriksa bahan – bahan racikan obat. Bila obat tersebut lengkap maka apoteker meracik obat kemudian data obat yang diracik tersebut diberikan pada Ass Apoteker untuk dibuat Nota Resep yang akan diberikan pada Bagian penjualan dan di inputkan pada database penjualan. Bila data obat bukan resep maka bagian penjualan menginputkan data obat tersebut pada faktur penjualan yang kemudian dicetak dan diberikan pada konsumen. Berdasarkan dari faktur penjualan tersebut bagian penjualan membuat laporan penjualan

b. Bagian gudang melakukan pengecekan stok obat. Stok obat yang masuk kedalam stok minimal maka dibuat data pemesanan untuk diberikan kepada supplier.

c. Supplier terlebih dahulu memberikan data supplier pada bagian gudang dan kemudian bagian gudang menginputkan pada file supplier.

(62)

4.2.3.1 Flowmap

(63)

Cetak laporan persediaan Faktur Laporan persediaan Data pemesanan input retur pembelian

Resep Buat Data

pemesanan Non resep

Faktur

Input

penjualan Membuat nota

resep Faktur pembelian Faktur pembelian Cetak retur pembelian Nota resep racikan ? Laporan suplier Cetak faktur Buat Faktur pembelian Database Input pembelian Data racikan obat Laporan pembelian Laporan persediaan Non resep Cek data obat Retur pembelian suplier Memb uat racika n obat Racikan obat Nota resep Cetak laporan penjualan Laporan penjualan Pengecekan data obat Data stok Data pemesanan T Y Cetak laporan pembelian Retur pembelian Laporan pembelian Cetak laporan data supplier Laporan data suplier Laporan penjualan T

Cetak Laporan data obat stok minimal

Laporan data obat stok minimal

Cetak laporan Data Obat yang sudah atau

akan kadaluarsa

Laporan obat Kadaluarsa

Laporan data obat stok minimal Laporan obat Kadaluarsa Cek ketersediaan bahan racikan Resep T Y Cetak Laporan Pemesanan

Cetak Laporan Retur Pembelianl

[image:63.842.88.757.71.467.2]

Laporan data retur pembelian Laporan pemesanan Laporan retur pembelian Laporan pemesanan

(64)

4.2.3.2 Diagram Konteks

Diagram konteks adalah model yang menggambarkan hubungan dengan lingkungan luar. Diagram konteks sistem informasi penjualan dan pembelian yang sedang berjalan adalah sebagai berikut :

Sistem Informasi Penjualan dan Pembelian di Apotek Cibatu Antapani

Bandung Konsumen

Pimpinan

Suplier

Resep racik/ non racik / non resep

Faktur penjualan

Laporan pembelian Laporan data suplier

Data pemesanan Faktur pembelian

Data suplier

Laporan data obat Lapran penjualan

Retur pembelian Laporan pemesanan

Laporan retur pembelian Laporan data obat stok minimal

Laporan data obat kadaluarsa

(65)

4.2.3.3 Data Flow Diagram

Data Flow Diagram menggambarkan sebuah sistem yang telah ada atau baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa pertimbangan lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan.

a. DFD Level 1

Konsumen 1.0 Input data penjualan 6.0 Cetak laporan F. obat F. penjualan Resep racik/ non racik

non resep Data obat

Data penjualan

data penjualan

Pimpinan

Laporan penjualan, pembelian,supplier,persediaan

Supplier 2.0

Input data supplier

Data supplier

F. Supplier Data supplier

Data suplier

3.0 Cek data stok

obat 4.0 Buat data pemesanan Data supplier Data pemesanan 5.0 Input data pembelian Faktur pembelian

F. Pembelian Data pembelian

Retur pembelian Faktur penjualan

Data obat

Data persediaan obat

[image:65.595.121.511.228.612.2]

Data obat Nota resep Data pembelian F. pemesanan Data pemesanan

(66)

b. DFD Level 2 proses 1 Konsumen 1.1 Mengecek ketersediaan bahan racikan 1.2 Membuat nota resep F. Obat 1.3 Input data penjualan 1.4 Cetak faktur F.penjualan Resep racikan Data bahan racikan

Data penjualan

Data penjualan

Data penjualan Faktur Penjualan

Resep non racikan Non resep

[image:66.595.114.511.114.336.2]

Data obat

Gambar 4. 12 DFD level 2 Proses 1 Input Data Penjualan Usulan

c. DFD Level 2 Proses 5

Supplier 5.1

Cek data obat

5.2 Input data pembelian Faktur pembelian F. pembelian Data obat Data pembelian 5.3 Membuat retur pembelian Data obat 5.4 Cetak retur pembelian F. Retur pembelian Data retur pembelian

Data retur pembelian Data retur pembelian

[image:66.595.117.505.403.630.2]
(67)

d. DFD Level 2 Proses 6

F Penjualan F. Pembelian F. Supplier F. Obat F. Retur

Pembelian F Pemesanan

6.1 Cetak laporan penjualan 6.2 Cetak Laporan Pembelian 6.3 Cetak Laporan Data Supplier 6.4 Cetak Laporan Data Obat 6.6 Cetak Laporan obat Kadaluarsa 6.5 Cetak Laporan Data Obat Stok min

6.7 Cetak Laporan Data Pemesanan 6.8 Cetak Laporan Data Retur Pimpinan

Data penjualan Data pembelian Data supplier

Data obat

Data obat kadaluarsa

Data obat stok min

Data pemesanan Data retur

Laporan penjualan

Laporan pembelian

Laporan supplier Laporan data obat

Laporan data obat stok min

Laporan obat kadaluarsa

Laporan pemesanan

[image:67.595.120.508.143.386.2]

Laporan retur pembelian

Gambar 4. 14 DFD Level 2 Proses 6 Cetak Laporan Usulan 4.2.3.4 Kamus data

Kamus data adalah kumpulan elemen-elemen atau simbol-simbol yang digunakan untuk membantu dalam penggambaran dan pengidentifikasian setiap field atau file di dalam sistem. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini :

1. Nama Arus Data : Nota resep

Alias : -

Bentuk data : dokumen

Aliran data : proses 1.1 – proses 1.2

Elemen data : no_nota , tanggal_transaksi, kode_obat, nama_obat, jenis_obat,qty

(68)

Alias : -

Bentuk data : dokumen

Aliran data : F.obat – Proses 1.0

Elemen data : no_faktur ,tanggal_transaksi, kode_obat, nama_obat, ,harga _obat, jenis_obat, satuan, qty, total_bayar

3. Nama Arus Data : Faktur penjualan Alias : -

Bentuk data : dokumen

Aliran data : Proses 1.3 - Konsumen

Elemen data : no_faktur ,tanggal_transaksi, kode_obat, nama_obat, kode_petugas , nama_petugas, harga _obat, jenis_obat, satuan, qty, total_bayar, kembalian.

4. Nama Arus Data : Data obat

Alias : -

Bentuk data : dokumen

Aliran data : Proses 1.3 - Konsumen

(69)

5. Nama Arus Data : data supplier Alias : -

Bentuk data : dokumen

Aliran data : supplier – proses 2.0 , proses 2.0 – F. supplier, F. supplier – proses 4.0

Elemen data : kode_supplier, nama_supplier, alamat, telepon

6. Nama Arus Data : data pemesanan Alias : -

Bentuk data : dokumen

Aliran data : proses 4.0- supplier, proses 4.0 – F. pemesanan

Elemen data : no_pesan, kode_supplier,tanggal_pesan, kode_petugas, nama_petugas, kode_obat, jenis_obat, satuan, qty, harga_obat 7. Nama Arus Data : Faktur pembelian

Alias : -

Bentuk data : dokumen

Aliran data : supplier – proses 2.1

(70)

8. Nama Arus Data : retur pembelian Alias : -

Bentuk data : dokumen

Aliran data : proses 2.3 – F. retur pembelian, F. retur_pembelian – proses 2.4, proses 2.4 – supplier.

Elemen data : no_retur, tanggal_retur, kode_supplier, kode_obat, no_beli.

9. Nama Arus Data : data pembelian

Alias : -

Bentuk data : dokumen

Aliran data : proses 5.2 – F. pembelian

Elemen data : no_beli, kode_supplier, tanggal_beli, kode_petugas, nama_petugas, kode_obat, jenis_obat, satuan, qty, unit, harga_obat ,total_bayar, retur_qty

10. Nama Arus Data : data persediaan obat Alias : -

Bentuk data : dokumen

(71)

Elemen data : kode_obat, nama_obat, jenis_obat, satuan , stock , tanggal_kadaluarsa, status

11. Nama Arus Data : laporan penjualan Alias : -

Bentuk data : dokumen

Aliran data : F. penjualan – proses 6.1, proses 6.1 - pimpinan

Elemen data : no_faktur ,tanggal_transaksi, kode_obat, nama_obat, , harga _obat, jenis_obat, satuan, qty, total_bayar

12. Nama Arus Data : laporan pembelian

Alias : -

Bentuk data : dokumen

Aliran data : F. pembelian – proses 6.2, proses 6.2 - pimpinan

Elemen data : kode_supplier, tanggal_beli, kode_obat, jenis_obat, satuan, qty, unit, harga_obat ,total_bayar, retur_qty

13. Nama Arus Data : laporan supplier

Alias : -

Bentuk data : dokumen

(72)

Elemen data : kode_supplier, nama_supplier, alamat, telepon

14. Nama Arus Data : laporan data obat

Alias : -

Bentuk data : dokumen

Aliran data : F. obat – proses 6.4, proses 6.4 - pimpinan

Elemen data : kode_obat, nama_obat, jenis_obat, satuan , stock , tanggal_kadaluarsa, status

15. Nama Arus Data : laporan obat stok minimal

Alias : -

Bentuk data : dokumen

Aliran data : F. obat – proses 6.5, proses 6.5 - pimpinan

Elemen data : kode_obat, nama_obat, jenis_obat, satuan , stock , tanggal_kadaluarsa, status

16. Nama Arus Data : laporan data obat kadaluarsa

Alias : -

Bentuk data : dokumen

Aliran data : F. obat – proses 6.6, proses 6.6 - pimpinan

(73)

17. Nama Arus Data : laporan data pemesanan

Alias : -

Bentuk data : dokumen

Aliran data : F. obat – proses 6.7, proses 6.7 - pimpinan

Elemen data : no_pesan, kode_supplier,tanggal_pesan, kode_petugas, nama_petugas, kode_obat, jenis_obat, satuan, qty, harga_obat 18. Nama Arus Data : laporan data retur pembelian

Alias : -

Bentuk data : dokumen

Aliran data : F. obat – proses 6.8, proses 6.8 - pimpinan

Elemen data : no_retur, tanggal, keterangan, no_beli, kode_supplier

4.2.4 Perancangan Basis Data

(74)

4.2.4.1 Normalisasi

Adalah suatu proses dimana elemen-elemen data dikelompokkan menjadi tabel-tabel, dimana dalam tabel tersebut terdapat entity-entity dan relasi antar entity tersebut. Dibawah ini merupakan tabel yang berada pada bentuk normal pertama :

(75)

harga_obat ,total_bayar, kode_supplier, nama_supplier, alamat, telepon, kode_obat, nama_obat, jenis_obat, satuan , stock , tanggal_kadaluarsa, , no_pesan, unit.

2. Bentuk Normalisasi I :

no_nota_resep , tanggal_jual, kode_obat, nama_obat, jenis_obat,qty, no_faktur ,harga _obat, satuan, qty, total_bayar, stock , stock_min, harga_beli, harga_jual, tanggal_kadaluarsa, status, kode_supplier, nama_supplier, alamat, telepon, tanggal_pesan, no_beli, tanggal_beli, no_retur, retur_qty, total_bayar, discount,sub_total, no_pesan, unit.

3. Bentuk Normalisasi II :

Penjualan : no_faktur*, no_nota_resep, tanggal_jual, discount, sub_total, total_bayar, kode_obat, qty, satuan, harga_obat.

Pembelian : no_beli*, tanggal _beli , kode_supplier , total_bayar.

Retur pembelian : no_retur*, tanggal_retur, no_beli, keterangan.

Pemesanan : no_pesan*, tanggal_pesan, kode_obat, kode supplier, qty, unit

(76)

Supplier : kode_supplier*, nama_supplier, alamat, telepon.

4. Bentuk Normalisasi III :

Penjualan : no_faktur*, no_nota_resep, tanggal_jual, discount, sub_total, total_bayar.

Detail penjualan : no_faktur**, kode_obat**, qty, satuan,

harga_jual

Pembelian : no_beli*, no_pesan**, tanggal _beli , kode_supplier **, total_bayar

Retur pembelian : no_retur*, tanggal_retur, no_beli**, keterangan, retur_qty

Pemesanan : no_pesan*, tanggal_pesan, kode supplier**

Detail pemesanan : no_pesan**, kode_obat**, qty, unit, Obat : kode_obat*, nama_obat, stock,

stock_min, harga_beli, kode supplier**, tanggal_kadaluarsa, satuan, unit, harga_jual, status

Supplier : kode_supplier*, nama_supplier, alamat, telepon.

4.2.4.2 Tabel Relasi

(77)
[image:77.595.119.507.191.531.2]

mengakses data item sedemikian rupa sehingga database mudah dimodifikasi. Penjualan no_faktur* no_nota_resep** tanggal_jual total_bayar Detail_penjualan no_faktur** kode_obat** qty satuan harga_jual subtotal Pembelian no_beli* tanggal_beli total_bayar no_pesan** Pemesanan no_pesan* tanggal_pesan kode_supplier** retur_pembelian no_retur* tanggal_retur no_beli** keterangan retur_qty obat kode_obat* nama_obat satuan unit harga_jual stock stock_min harga_beli kode_supplier** tanggal_kadaluarsa Supplier kode_supplier* nama_supplier alamat telepon detail_pemesanan no_pesan** kode_obat** qty unit total_bayar

Gambar 4.15 Tabel Relasi

4.2.4.3 Entity Relationship Diagram ( ERD )

(78)

Penjualan

Retur pembelian

Detail Pemesanan

Supplier

Pemesanan Pembelian

Detail Penjualan Memiliki Obat

1 N

Memiliki 1

N

Memiliki

1

Memiliki 1

Memiliki

1 N

Memiliki

Memiliki 1 1

1 Detail Penjualan

Detail Pemesanan

1

1 N

Gambar 4.16 ERD

Atribut – atribut dari ERD di atas adalah

Penjualan : no_faktur*, no_nota_resep, tanggal_jual, discount, total_bayar, kembalian

Detail penjualan : no_faktur**, kode_obat**, subtotal, qty, satuan,

harga_jual

(79)

Detail pembelian : no_beli**, kode_obat**, qty, unit, harga_beli

Retur pembelian : no_retur*, tanggal_retur, no_beli**, keterangan, retur_qty

Pemesanan : no_pesan*, tanggal_pesan, kode supplier** Detail pemesanan : no_pesan**, kode_obat**, qty, unit, total_bayar Obat : kode_obat*, nama_obat, stock, stock_min, harga_beli,

kode supplier**, tanggal_kadaluarsa, satuan, unit, harga_jual, status

Supplier : kode_supplier*, nama_supplier, alamat, telepon.

4.2.4.4 Struktur File

Struktur file merupakan urutan isi atau data yang berada dalam suatu record. Adapun struktur file dalam sistem informasi penjualan dan pembelian pada Apotek Cibatu adalah sebagai berikut :

(80)

Tabel 4.1 Data Obat

No Nama Field Type Size Keterangan

1 Kode_obat* Char 9 Kode obat

2 Nama_obat Varchar 50 Nama obat

3 Satuan Varchar 50 Satuan obat

4 Harga jual int 4 Harga jual obat

5 Harga_beli int 4 Harga pokok obat

6 Stok char 10 Stok obat

7 Stok_min char 10 Stok minimal obat

8 Kode_supplier** char 6 Kode supplier

9 Kadaluarsa Date time Tanggal kadaluarsa obat 10 Jenis obat Varchar 11 Jenis obat

2. Nama Tabel : Penjualan Media Penyimpanan : Harddisk Primary key : no_faktur Tabel 4.2 Data Penjualan

No Nama Field Type Size Keterangan 1 No_faktur* Char 12 No faktur penjualan

2 Tanggal Char 10 Tanggal faktur

penjualan

Gambar

Gambar 3.2 Prototipe
Gambar 4.3 Flowmap pembelian barang pada supplier
Gambar 4.4 Diagram konteks yang sedang berjalan
Gambar 4.5 Data Flow Diagram Level 1 Berjalan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis media tanam yang efektif untuk perbanyakan Glomus hasil isolasi dari rizosfer Pternandra echinata.. Penelitian ini menggunakan

Pada pembahasan ini, permasalahan yang akan diselesaikan adalah bagaimana membuat sebuah sistem manajemen informasi yang dapat mempermudah pihak manajemen dalam

Program-program yang terbagi menjadi beberapa acara televisi yang memiliki jadwal tayang sesuai dengan waktu tayang di TVRI Stasiun Jawa Tengah.. Program acara ini berguna untuk

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Pengaruh kualitas pelayanan proses penyusunan skripsi terhadap tingkat kepuasan mahasiswa; 2) Pengaruh keaktifan mahasiswa

[r]

[r]

Pandangan Ibnu Taimiyah yang juga menjadi bagian dari dasar pemikiran Azyumardi Azra tentang Konsep Jihad ini kemudian akan dikawinkan dengan konsep Jihad Imam

.Tujuan dari penelitian ini mengidentifikasikan wujud kata dan fungsi kata yang ada pada majalah wanita Femina, Kebaya dan Kartini edisi Oktober, November, Desember 2015, serta

Pembatasan masalah nantinya digunakan untuk menentukan dimana ruang lingkup penelitian untuk dikaji lebih mendalam dan sesuai dengan sasaran. Bahwa dalam

Sedangkan perumusan masalah pada penelitian ini adalah : (1) Apakah sinyal informasi dari adanya pengumuman right issue akan berpengaruh atau tidak berpengaruh terhadap