• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Rancang Bangun Aplikasi Pencatatan Penjualan Suku Cadang Dan Jasa Service Berbasis Desktop Pada PT. AS MOTOR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Rancang Bangun Aplikasi Pencatatan Penjualan Suku Cadang Dan Jasa Service Berbasis Desktop Pada PT. AS MOTOR."

Copied!
167
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN APLIKASI PENCATATAN PENJUALAN

SUKU CADANG DAN JASA SERVICE BERBASIS DESKTOP

PADA PT. AS MOTOR

TUGAS AKHIR

Program Studi S1 Sistem Informasi

Oleh:

PURWANTO 08.41010.0375

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

(2)

x

Halaman

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xxii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Batasan Masalah ... 5

1.4 Tujuan ... 6

1.5 Manfaat ... 6

1.6 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

2.1 Pengertian Bengkel ... 9

2.2 Penjualan ... 10

2.2.1 Pengertian Penjualan ... 10

2.2.2 Jenis Penjualan ... 11

2.3.3 Sistem Penjualan ... 11

2.3 Pengertian Suku Cadang ... 11

2.4 Metode Pengembangan SDLC (System Development Life Cycle) ... 14

2.5 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 16

(3)

xi

2.8 Uji Coba Perangkat Lunak ... 20

BAB III ANALISIS_DAN_PERANCANGAN_SISTEM ... 22

3.1 Analisis Sistem ... 22

3.1.1 Identifikasi Masalah ... 22

3.1.2 Analisa Permasalahan ... 23

3.1.3 Analisis Kebutuhan ... 27

3.2 Perancangan Sistem ... 29

3.2.1 System Flow ... 35

3.2.2 Context Diagram ... 52

3.2.3 Diagram Berjenjang Proses ... 53

3.2.4 Data Flow Diagram ... 55

3.2.5 Entity Relationship Diagram (ERD) ... 60

3.2.6 Struktur Database ... 65

3.3 Desain Antarmuka ... 76

3.3.1 Desain Form Login ... 76

3.3.2 Desain Form Menu Service Advisor ... 76

3.3.3 Desain Form Menu Manager ... 77

3.3.4 Desain Form Master Customer ... 77

3.3.5 Desain Form Master Mekanik ... 78

3.3.6 Desain Form Master Supplier ... 78

3.3.7 Desain Form Master Jenis Suku Cadang ... 79

3.3.8 Desain Form Master Merk Suku Cadang ... 79

3.3.9 Desain Form Master Suku Cadang ... 80

(4)

xii

3.3.12 Desain Form Master Motor ... 81

3.3.13 Desain Form Master Tipe Service... 82

3.3.14 Desain Form Master Suku Cadang Service ... 82

3.3.15 Desain Form Master Service ... 83

3.3.16 Desain Form Transaksi perbaikan ... 83

3.3.17 Desain Form Transaksi Penjualan Suku Cadang ... 84

3.3.18 Desain Form Transaksi Pembelian Suku Cadang ... 85

3.3.19 Desain Form Laporan Penjualan Suku Cadang ... 85

3.3.20 Desain Form Laporan Penjualan Per Periode ... 86

3.3.21 Desain Form Laporan Pembelian Suku cadang ... 86

3.3.21 Desain Form Laporan Pendapatan Mekanik ... 87

3.3.22 Desain Form Laporan Stok Suku Cadang ... 87

3.3.23 Desain Form Laporan Transaksi Service ... 88

3.3.24 Desain Form Laporan Sirkulasi Penjualan Suku Cadang ... 88

3.4 Desain Uji Sistem ... 89

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 100

4.1 Implementasi ... 100

4.2 Kebutuhan Sistem ... 100

4.2.1 Kebutuhan Perangkat Keras ... 100

4.2.2 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 101

4.2 Implementasi Sistem ... 102

4.2.1 Form Login ... 102

4.2.2 Form Master Customer ... 102

(5)

xiii

4.2.5 Form Master Jenis Motor ... 104

4.2.6 Form Master Merk Motor ... 105

4.2.7 Form Master Motor ... 106

4.2.8 Form Master Jenis Suku Cadang ... 106

4.2.9 Form Master Merk Suku Cadang ... 107

4.2.10 Form Master Suku Cadang ... 108

4.2.11 Form Master Suku Cadang Service... 108

4.2.12 Form Master Service ... 109

4.2.13 Form Master Tipe Service ... 110

4.2.14 Form Perbaikan ... 110

4.2.15 Form Penjualan ... 112

4.2.16 Form Pembelian ... 113

4.2.17 Form Pembayaran ... 113

4.2.18 Form Laporan Penjualan Per Periode ... 114

4.2.19 Form Laporan Penjualan Per Suku Cadang ... 115

4.2.20 Form Laporan Sirkulasi Penjualan Suku Cadang ... 116

4.2.21 Form Laporan Stok Suku Cadang ... 117

4.2.22 Form Laporan Pendapatan Mekanik/Transaksi Service ... 117

4.2.23 Form Laporan Pembelian Suku Cadang ... 118

4.3 Uji Coba dan Evaluasi ... 118

4.3.1 Uji Coba ... 119

4.3.2 Evaluasi ... 148

BAB V PENUTUP ... 150

(6)
(7)

xv

Halaman

Gambar 2.1 Model Pengembangan Waterfall ... 14

Gambar 3.1 Workflow Proses Bisnis Pencatatan Penjualan Suku Cadang dan Jasa Service Motor ... 25

Gambar 3.2 Document flow Proses Pencatatan Penjualan Suku Cadang dan Jasa Service Motor ... 26

Gambar 3.3 Desain Arsitektur Aplikasi Pencatatan Penjualan Suku Cadang dan Jasa Service Berbasis Desktop ... 29

Gambar 3.4 Diagram IPO (Input Proses Output) Aplikasi Pencatatan Penjualan dan Jasa Service Motor Berbasis Desktop ... 31

Gambar 3.5 System Flow Proses Pembuatan Customer ... 36

Gambar 3.6 System Flow Proses Pembuatan Master Mekanik ... 37

Gambar 3.7 System Flow Proses Pembuatan Master Supplier ... 38

Gambar 3.8 System Flow Proses Pembuatan Master Jenis Suku Cadang ... 39

Gambar 3.9 System Flow Proses Pembuatan Master Merk Suku Cadang ... 40

Gambar 3.10 System Flow Proses Pembuatan Master Suku Cadang ... 41

Gambar 3.11 System Flow Proses Pembuatan Master Tipe Service ... 42

Gambar 3.12 System Flow Proses Master Jenis Motor ... 43

Gambar 3.13 System Flow Master Merk Motor ... 44

Gambar 3.14 System Flow Master Motor ... 45

Gambar 3.15 System Flow Master Service ... 46

(8)

xvi

Gambar 3.18 System Flow Proses Transaksi Penjualan ... 49

Gambar 3.19 System Flow Proses Transaksi Pembelian ... 50

Gambar 3.20 System Flow Proses Pembayaran Perbaikan ... 51

Gambar 3.21 Context Diagram Aplikasi Pencatatan Penjualan Suku Cadang dan Jasa Service Motor ... 52

Gambar 3.22 Diagram Berjenjang Sistem Pencatatan Penjualan Suku Cadang .. 54

Gambar 3.23 DFD Level 0 Aplikasi Pencatatan Penjualan Suku Cadang dan Jasa Service Motor ... 56

Gambar 3.24 DFD Level 1 Mengelola Data Master ... 58

Gambar 3.25 DFD Level 1 Mengelola Data Transaksi ... 60

Gambar 3.26 CDM Aplikasi Pencatatan Penjualan Suku Cadang dan Jasa Service Motor ... 62

Gambar 3.27 PDM Aplikasi Pencatatan Penjualan Suku Cadang dan Jasa Service Motor ... 64

Gambar 3.28 Desain Form Login ... 76

Gambar 3.29 Desain Form Menu Service Advisor ... 76

Gambar 3.30 Desain Form Menu Manager ... 77

Gambar 3.31 Desain Form Master Customer ... 77

Gambar 3.32 Desain Form Master Mekanik ... 78

Gambar 3.33 Desain Form Master Supplier ... 78

Gambar 3.34 Desain Form Master Jenis Suku Cadang ... 79

(9)

xvii

Gambar 3.37 Desain Form Master Jenis Motor ... 80

Gambar 3.38 Desain Form Master Merk Motor ... 81

Gambar 3.39 Desain Form Master Motor ... 81

Gambar 3.40 Desain Form Master Tipe Service ... 82

Gambar 3.41 Desain Form Master Suku Cadang Service ... 82

Gambar 3.42 Desain Form Master Service ... 83

Gambar 3.43 Desain Form Transaksi Perbaikan ... 84

Gambar 3.44 Desain Form Transaksi Penjualan Suku Cadang ... 84

Gambar 3.45 Desain Form Transaksi Pembelian Suku Cadang ... 85

Gambar 3.46 Desain Form Laporan Penjualan Suku Cadang ... 85

Gambar 3.47 Desain Form Laporan Penjualan Per Periode ... 86

Gambar 3.48 Desain Form Laporan Pembelian Suku Cadang ... 86

Gambar 3.49 Desain Form Laporan Pendapatan Mekanik ... 87

Gambar 3.50 Desain Form Laporan Stok Suku Cadang ... 87

Gambar 3.51 Desain Form Laporan Transaksi Service ... 88

Gambar 3.52 Desain Form Laporan Sirkulasi Penjualan Suku Cadang ... 89

Gambar 4.1 Form Login ... 102

Gambar 4.2 Form Master Customer ... 103

Gambar 4.3 Form Master Mekanik ... 103

Gambar 4.4 Form Master Supplier ... 104

Gambar 4.5 Form Master Jenis Motor ... 105

(10)

xviii

Gambar 4.8 Form Master Jenis Jenis Suku Cadang ... 107

Gambar 4.9 Form Master Merk Suku Cadang ... 107

Gambar 4.10 Form Master Suku Cadang ... 108

Gambar 4.11 Form Master Suku Cadang Service ... 109

Gambar 4.12 Form Master Service ... 109

Gambar 4.13 Form Master Tipe Service ... 110

Gambar 4.14 Form Perbaikan ... 111

Gambar 4.15 Surat Perintah Kerja ... 111

Gambar 4.16 Form Penjualan ... 112

Gambar 4.17 Form Bukti Pembayaran Penjualan ... 112

Gambar 4.18 Form Pembelian ... 113

Gambar 4.19 Form Pembayaran ... 114

Gambar 4.20 Form Laporan Bukti Pembayaran ... 114

Gambar 4.21 Form Laporan Penjualan Per Periode ... 115

Gambar 4.22 Form Laporan Penjualan Per Suku Cadang ... 116

Gambar 4.23 Form Laporan Sirkulasi Penjualan Suku Cadang ... 116

Gambar 4.24 Form Laporan Stok Suku Cadang ... 117

Gambar 4.25 Form Laporan Pendapatan Mekanik/Transaksi Service ... 118

Gambar 4.26 Form Laporan Pembelian Suku Cadang ... 118

Gambar 4.27 Form Uji Coba Login ... 120

Gambar 4.28 Form Menu Utama ... 120

(11)

xix

Gambar 4.31 Pemberitahuan Add Data Sukses ... 122

Gambar 4.32 Pemberitahuan Nama Customer Belum diisi ... 122

Gambar 4.33 Uji Coba Master Mekanik ... 123

Gambar 4.34 Pemberitahuan Add Data Sukses ... 123

Gambar 4.35 Pemberitahuan Nama Mekanik Belum diisi ... 123

Gambar 4.36 Uji Coba Master Supplier ... 124

Gambar 4.37 Pemberitahuan Add Data Sukses ... 124

Gambar 4.38 Pemberitahuan Nama Supplier Belum diisi ... 125

Gambar 4.39 Uji Coba Master Merk Motor ... 126

Gambar 4.40 Pemberitahuan Add Data Sukses ... 126

Gambar 4.41 Pemberitahuan Nama Merk Motor Belum diisi ... 126

Gambar 4.42 Uji Coba Master Jenis Motor ... 127

Gambar 4.43 Pemberitahuan Add Data Sukses ... 127

Gambar 4.44 Pemberitahuan Nama Jenis Motor Belum diisi ... 128

Gambar 4.45 Uji Coba Master Motor ... 129

Gambar 4.46 Pemberitahuan Add Data Sukses ... 129

Gambar 4.47 Pemberitahuan No Polisi Belum diisi ... 129

Gambar 4.48 Uji Coba Master Merk Suku Cadang ... 130

Gambar 4.49 Pemberitahuan Add Data Sukses ... 130

Gambar 4.50 Pemberitahuan Nama Merk Suku Cadang Belum diisi ... 131

Gambar 4.51 Uji Coba Master Jenis Suku Cadang ... 132

(12)

xx

Gambar 4.54 Uji Coba Master Suku Cadang ... 133

Gambar 4.55 Pemberitahuan Add Data Sukses ... 134

Gambar 4.56 Pemberitahuan Nama Suku Cadang Belum diisi ... 134

Gambar 4.57 Uji Coba Master Suku Cadang Service ... 135

Gambar 4.58 Pemberitahuan Add Data Sukses ... 135

Gambar 4.59 Pemberitahuan Nama Suku Cadang Service Belum diisi ... 135

Gambar 4.60 Uji Coba Master Service ... 136

Gambar 4.61 Pemberitahuan Add Data Sukses ... 136

Gambar 4.62 Pemberitahuan Nama Service Belum diisi ... 137

Gambar 4.63 Uji Coba Master Tipe Service ... 138

Gambar 4.64 Pemberitahuan Add Data Sukses ... 138

Gambar 4.65 Pemberitahuan Nama Jenis Tipe Service Belum diisi ... 138

Gambar 4.66 Uji Coba Transaksi Perbaikan Service ... 140

Gambar 4.67 Uji Coba Transaksi Perbaikan Suku Cadang ... 140

Gambar 4.68 Pemberitahuan Entry Perbaikan Sukses ... 141

Gambar 4.69 Informasi Surat perintah Kerja Mekanik ... 141

Gambar 4.70 Pemberitahuan Customer Belum diisi ... 141

Gambar 4.71 Pemberitahuan Qty tidak Valid ... 142

Gambar 4.72 Pemberitahuan Centang Dulu Sebelum Mengisi ... 142

Gambar 4.73 Uji Coba Browse Transaksi Pembayaran ... 143

Gambar 4.74 Informasi Penambahan Service ... 143

(13)

xxi

Gambar 4.77 Informasi Bukti Pembayaran ... 144

Gambar 4.78 Uji Coba Form Transaksi Penjualan Suku Cadang ... 145

Gambar 4.79 Pemberitahuan Simpan Sukses ... 146

Gambar 4.80 Informasi Bukti Penjualan ... 146

Gambar 4.81 Uji Coba Form Browse Supplier ... 147

Gambar 4.82 Uji Coba Form Transaksi Pembelian ... 147

(14)

xxii

Halaman

Tabel 3.1 Struktur Tabel Database Customer ... 65

Tabel 3.2 Struktur Tabel Database Pegawai ... 66

Tabel 3.3 Struktur Tabel Database Supplier ... 66

Tabel 3.4 Struktur Tabel Database Jenis Suku Cadang ... 67

Tabel 3.5 Struktur Tabel Database Merk Suku Cadang ... 67

Tabel 3.6 Struktur Tabel Database Suku Cadang ... 68

Tabel 3.7 Struktur Tabel Database Suku Cadang Service ... 68

Tabel 3.8 Struktur Tabel Database Tipe Service ... 69

Tabel 3.9 Struktur Tabel Database Jenis Motor ... 69

Tabel 3.10 Struktur Tabel Database Merk Motor ... 70

Tabel 3.11 Struktur Tabel Database Motor ... 70

Tabel 3.12 Struktur Tabel Database Service... 71

Tabel 3.13 Struktur Tabel Database Transaksi Perbaikan ... 71

Tabel 3.14 Struktur Tabel Database Transaksi Penjualan ... 72

Tabel 3.15 Struktur Tabel Database Transaksi Pembelian ... 72

Tabel 3.16 Struktur Tabel Database Detail Perbaikan Service... 73

Tabel 3.17 Struktur Tabel Database Detail Perbaikan Suku Cadang ... 74

Tabel 3.18 Struktur Tabel Database Detail Penjualan... 74

Tabel 3.19 Struktur Tabel Database Detail Pembelian ... 75

Tabel 4.1 Test Case Login ... 119

(15)

xxiii

Tabel 4.4 Test Case Master Supplier ... 124

Tabel 4.5 Test Case Master Merk Motor ... 125

Tabel 4.6 Test Case Master Jenis Motor ... 127

Tabel 4.7 Test Case Master Motor ... 128

Tabel 4.8 Test Case Master Merk Suku Cadang ... 130

Tabel 4.9 Test Case Master Jenis Suku Cadang ... 131

Tabel 4.10 Test Case Master Suku Cadang ... 133

Tabel 4.11 Test Case Master Suku Cadang Service ... 134

Tabel 4.12 Test Case Master Service ... 136

Tabel 4.13 Test Case Master Tipe Service ... 137

Tabel 4.14 Test Case Transaksi Perbaikan ... 139

Tabel 4.15 Test Case Transaksi Pembayaran ... 142

Tabel 4.16 Test Case Transaksi Penjualan Suku Cadang ... 145

(16)

1

1.1Latar belakang Masalah

PT. As Motor Sidoarjo merupakan dealer service motor di Jawa Timur

dengan pengalaman 15 tahun sebagai dealer untuk pelayanan jasa service motor

pada area Sidoarjo. Didirikan pada tahun 2000, perusahaan yang semula hanya

mempunyai 2 karyawan, karena semakin berkembangnya perusahaan kini telah

memiliki kurang lebih 10 karyawan. Dengan visi perusahaan "Menjadi

perusahaan jasa service tanpa kembali dengan keluhan", perusahaan PT. As

Motor Sidoarjo berupaya menjadi dealer jasa service motor yang terbaik di

indonesia.

Adapun pelayanan penjualan suku cadang dan pelayanan jasa service

pada PT. As Motor dalam sehari rata-rata sebanyak 15 unit motor yang

melakukan perbaikan, dan rata-rata transaksi penjualan suku cadang mencapai 25

kali transaksi dengan satu transaksi minimal 2 suku cadang. Suku cadang yang

sering keluar adalah oli, piston dan kampas rem. Penjualan oli dengan harga Rp.

39.000,- untuk 1 liter dan Rp. 33.000,- sampai dengan Rp. 35.000- untuk 800 ml.

Rata-rata penjualan oli sekitar 15 item sehingga penjualan oli perhari dapat

mencapai Rp. 600.000,-. Apabila dirata-rata sirkulasi perbaikan dan penjualan

suku cadang dalam satu bulan bisa mencapai 450 unit motor yang melakukan

perbaikan dan penjualan suku cadang mencapai 1.500 suku cadang, rata-rata

(17)

Proses bisnis dalam perusahaan saat ini berjalan manual berawal dari

pelanggan datang ke Service Advisor dengan membawa STNK. Service Advisor

mencatat identitas kendaraan dan data pribadi pelanggan yang menghasilkan

form service. STNK dikembalikan kepada pelanggan sedangkan form service

diberikan kepada mekanik dan melakukan service sesuai dengan data form

service tersebut. Apabila terdapat pergantian suku cadang mekanik langsung

mencatat suku cadang tersebut ke dalam form service yang telah disediakan

kolom suku cadang. Setelah melakukan service mekanik memberikan form

service yang telah terdapat pergantian suku cadang maupun tidak kepada Service

Advisor dan Service Advisor membuat form pembayaran untuk pelanggan.

Jumlah suku cadang yang tersedia lebih dari 100 item dan mencakup berbagai

kategori serta merk seperti oli, kampas rem dan piston serta tingkat keramaian

pelanggan dapat mengakibatkan penjualan mengalami kesulitan untuk mengolah

dan menghitung transaksi penjualan. Terkadang bagian Service Advisor melayani

pelanggan dengan kurang teliti maka kemungkinan besar akan terjadi kesalahan

dalam pemasukan data kemudian jika data yang ada cukup banyak maka proses

pemasukan data akan memerlukan waktu 2-3 hari yang berpengaruh pada

keterlambatan pembuatan laporan.

Pihak bengkel masih sering menemui suku cadang hilang karena proses

permintaan suku cadang ke Service Advisor secara langsung tanpa adanya bukti

dari pihak gudang seperti tanda tangan dari pihak Service Advisor dan tidak

adanya bukti secara tertulis bahwa mekanik telah meminta suku cadang dengan

proses tersebut mekanik dapat melakukan kecurangan dengan meminta suku

(18)

suku cadang dan pihak perusahaan akan kehilangan suku cadang dalam hal kerja

seorang mekanik pihak bengkel belum mempunyai Standart Operasional

Prosedur (SOP) untuk mekanik.

Mekanik yang seharusnya menangani customer berdasarkan antrian

customer. SPK adalah surat perintah kerja yang berfungsi untuk memberikan

wewenang kepada mekanik dalam menjalankan tugas pokonya, dengan tidak

adanya Surat perintah kerja mekanik terkadang melayani customer yang sudah

dikenal atau sudah berlangganan, dilihat dari sisi customer, customer akan

merasa dirugikan karena proses perbaikan tidak sesuai antrian dilihat dari sisi

mekanik, mekanik yang tidak memiliki pelanggan akan mendapatkan

penghasilan sedikit sedangkan perolehan pendapatan mekanik berasal dari berapa

banyak mekanik itu melayani perbaikan sepeda motor dengan pembagian hasil

20 % untuk bengkel dan 80 % untuk mekanik dari pembagian service yang

ditentukan tidak termasuk suku cadang. Hal ini menyebabkan mekanik lain

mengalami kekosongan waktu dengan tidak meratanya pekerjaan mekanik itu

sendiri bisa mempengaruhi kelangsungan jasa service dan perkembangan

bengkel, dalam melakukan pengadaan suku cadang, Service Advisor juga

mengalami kesulitan untuk mngetahui kapan melakukan pembelian suku cadang

berdasarkan kondisi stok yang ada, dampaknya Service Advisor tidak mengetahui

secara jelas kapan suku cadang akan di order, hal ini menyebabkan stok suku

cadang sering sold out.

Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan diatas, perlu adanya

suatu sistem yang dapat memperkecil tingkat kesalahan dalam pemasukan data

(19)

hambatan dalam pelayanan jasa service dan penjualan suku cadang pada PT. As

Motor Sidoarjo. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan bisnis

yang semakin maju yang difasilitasi oleh aplikasi berbasis komputer dimana

aplikasi berbasis komputer bisa mendukung kinerja dalam proses bisnis

perusahaan, maka diperlukan aplikasi berbasis komputer untuk membantu kinerja

PT. As Motor dalam proses pencatatan penjualan suku cadang dan jasa service

motor dimana aplikasi komputer berbasis desktop dirasa tepat untuk membantu

proses bisnis agar menjadi lebih efektif dan efisien. Dengan menggunakan

aplikasi yang dibuat, diharapkan Service Advisor dapat mengetahui secara jelas

histori transaksi service motor, histori transaksi penjualan suku cadang, histori

transaksi pembelian suku cadang dalam bentuk laporan. Selain itu Service

Advisor juga secara jelas dapat mengetahui informasi pembagian hasil

pendapatan mekanik dan bengkel pada saat ada transaksi service.

Aplikasi yang dibuat juga dapat menyajikan informasi laporan untuk

manajer. Oleh karena itu penulis akan membuat penelitian berjudul Rancang

Bangun Aplikasi Pencatatan Penjualan Suku Cadang dan Jasa Service Motor.

Harapan manager dengan adanya aplikasi pencatatan penjualan suku cadang dan

jasa service motor bias mengotomasi interaksi internal antara service advisor,

mekanik, customer, dimana service advisor bisa langsung mengetahui stok suku

cadang yang ada, memudahkan service advisor dalam melakukan identifikasi

kerusakan kendaraan customer agar mekanik juga melakukan pekerjaan sesuai

identifikasi kerusakan, aplikasi juga bisa membantu service advisor dalam proses

perhitungan penjualan serta membantu meminimalisir kehilangan suku cadang

(20)

cadang, serta manager juga bisa memantau hasil pembelian dan penjualan suku

cadang yang berupa laporan pembelian, laporan penjualan suku cadang, laporan

sirkulasi penjualan suku cadang, laporan stok suku cadang, laporan penjualan per

suku cadang.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan

dalam Tugas Akhir ini adalah bagaimana merancang dan membangun aplikasi

pencatatan penjualan suku cadang dan jasa service motor pada PT. AS Motor

Sidoarjo.

1.3Batasan Masalah

Berdasarkan penyusunan Tugas Akhir ini pembatasan masalah

diperlukan guna mencegah tidak melebarnya masalah yang diteliti sehingga fokus

penelitian tetap terjaga dan memudahkan dalam perancangan sistem yang dibuat.

Batasan masalah tersebut antara lain :

1. Aplikasi yang dibuat hanya membuat sistem manajemen bengkel meliputi

pencatatan penjualan suku cadang, pengelolaan jasa service motor.

2. Aplikasi yang dibuat tidak membahas kepuasan pelanggan.

3. Aplikasi yang dibuat hanya membahas tentang data pengadaan/pembelian

suku cadang.

4. Aplikasi yang dibuat hanya membahas laporan keuangan pendapatan

(21)

1.4Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari

penyusunan Tugas Akhir ini adalah merancang aplikasi pencatatan

penjualan suku cadang dan jasa service motor pada PT. As Motor

Sidoarjo untuk membantu pengendalian penjualan suku cadang dan jasa

service motor berbasis desktop.

1.5Manfaat

Adapun manfaat dari aplikasi yang nantinya dibangun untuk membantu pihak

bengkel dalam mengelolah jasa service, pencatatan penjualan suku cadang motor.

Sehingga diharapkan nantinya memudahkan proses bisnis yang ada pada PT. As

Motor Sidoarjo.

1.6 Sistematika Penulisan

Secara garis besar sistematika penulisan pada laporan ini adalah sebagai

berikut.

Bab I : Pendahuluan

Pada bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang

permasalahan yang terjadi, perumusan masalah yang didapat dari

latar belakang, batasan masalah, tujuan dilakukannya penelitian,

manfaat yang akan diberikan kepada stakeholder atau perusahaan,

(22)

Bab II : Landasan Teori

Pada bab ini akan menjelaskan mengenai teori yang mendukung

sistem penjualan dan metode Systems Development Life Cycle

(SDLC) Waterfall.

Bab III : Analisis dan Perancangan Sistem

Pada bab ini akan menjelaskan bagaimana awal proses penelitian ini

dilakukan sehingga menghasilkan sebuah perancangan yang

diperoleh melalui beberapa tahapan seperti, pengumpulan data,

identifikasi permasalahan, analisis permasalahan, solusi

permasalahan yang diberikan, sampai dengan perancangan sistem,

seperti document flow, system flow, data flow diagram, desain ERD

baik berupa conceptual data model maupun physical data model,

struktur basis data, dan interface dari aplikasi yang dirancang dan

dibangun.

Bab IV : Implementasi dan Evaluasi

Pada bab akan menjelaskan mengenai implementasi program atau

aplikasi yang dirancang dan dibangun, berdasarkan hasil analisis

hingga perancangan dan akan dilakukan uji coba fungsional maupun

non fungsional terhadap aplikasi yang dibangun. Tahap akhir adalah

(23)

Bab V : Penutup

Pada bab terakhir yaitu bab penutup ini akan dijelaskan mengenai

kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan ini, yaitu

hasil dari evaluasi, serta saran terkait dengan sistem yang

(24)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Bengkel

Sistem manajemen bengkel yang baik diawali dengan pencatatan

sederhana yang teratur, rapi, sistematis, serta aktual. Dari pencatatan sederhana

tersebut kemudian dilakukan sejumlah analisis yang hasilnya akan mempengaruhi

ritme atau proses kerja dari unit yang lain.

Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi operasional dalam bengkel

mulai dari sejak konsumen datang membawa kendaraannya, sampai pada

selesainya kendaraan dilakukan serah terima kembali ketangan konsumen memuat

rangkaian kejadian yang terlupakan oleh konsumen, yang harus dijaga

kualitasnya, sehingga kesan puas justru tertanam dalam benak pelanggan anda

(Utomo.2010).

Berikut ini adalah contoh alur proses bisnis standar yang ada dibengkel :

1. Proses pelayanan dimulai ketika pelanggan datang ke bengkel dengan

membawa kendaraan miliknya yang ingin diperbaiki.

2. Service Advisor (SA) akan menyambut pelanggan lalu menanyakan dan

memeriksa keluhan-keluhan kerusakan dari si pelanggan. SA kemudian

memperkirakan apakah itu perlu diperbaiki atau cukup dilakukan pengecekan

saja.

3. Jika terdapat kerusakan bodi, SA menanyakan apakah kendaraan pelanggan

tersebut diasuransikan atau tidak.

4. Apabila pelanggan sudah setuju dengan estimasi harga yang ditawarkan maka

(25)

untuk pelanggan, satu untuk SA, satu untuk montir) sehingga kendaraan

tersebut dapat segera dikerjakan.

5. Setelah acuan kerja tersebut keluar maka tanggung jawab perbaikan kendaraan

diserahkan kepada mekanik dan SA.

6. Jika hasil pekerjaan telah selesai maka akan dibuatkan laporan dari

perbaikanyang telah dilakukan dan data waktu perbaikan.

7. Apabila proses pekerjaan perbaikan telah selesai maka kendaraaan akan

diserahkan kepada SA untuk diinformasikan kepada pelanggan.

Sebuah bengkel melakukan pencatatan berapa jumlah pelanggan perhari

dan apa saja transaksi yanng dilakukan. Catatan tersebut dapat menjelaskan

seberapa besar potensi pasar yang berhasil dikerjakan per harinya, onderdil apa

saja yang serig mereka beli, jasa service apa saja yang sering mereka minta, serta

mengapa hanya jasa service tersebut yang meraka minta, hal ini akan berkaitan

dengan onderdil apa saja yang sebaiknya dipasok dalam jumlah banyak. Selain

itu, apa saja yang boleh dipasok dalam jumlah sedikit dan berapa bulan sekali

harus melakukan pengadaan baru sebelum pasokan yang lama benar-benar habis.

Hal tersebut dapat dilihat dari pencatatan stok yang baik.

2.2 Penjualan

2.2.1 Pengertian Penjualan

Definisi penjualan menurut Mulyadi (2008:202), “Penjualan merupakan

kegiatan yang dilakukan oleh penjual dalam menjual barang atau jasa dengan

harapan akan memperoleh laba dari adanya transaksi-transaksi tersebut dan

penjualan dapat diartikan sebagai pengalihan atau pemindahan hak kepemilikan

(26)

sumber hidup suatu perusahaan, karena dari penjualan dapat diperoleh laba serta

suatu usaha memikat konsumen yang diusahakan untuk mengetahui daya tarik

konsumen sehingga dapat mengetahui hasil produk yang dihasilkan.

2.2.2 Jenis Penjualan

Menurut Martin, dkk (2006), penjualan dapat dibedakan dan

diidentifikasikan dari perusahaannya, antara lain:

1. Penjualan Langsung, yaitu penjualan dengan mengambil barang dari supplier

dan langsung dikirim ke pelanggan.

2. Penjualan Stok Gudang, yaitu penjualan barang dari stok yang telah tersedia di

gudang.

3. Penjualan Kombinasi, yaitu penjualan dengan mengambil barang yang

sebagian dari supplier dan sebagian dari stok yang tersedia di gudang.

2.2.3 Sistem Penjualan

Sistem Penjualan adalah sekelompok unsur atau bagian yang saling

berhubungan dan berfungsi secara bersama-sama sesuai tugas masing-masing

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Mc Leod (2005), sistem

penjualan adalah suatu proses yang saling mendukung dalam usahanya untuk

memenuhi kebutuhan pembeli dan bersama-sama mendapatkan kepuasan dan

keuntungan.

Berikut contoh beberapa unsur atau bagian dalam sistem penjualan

barang pada suatu perusahaan:

1. Bagian Penjualan

2. Bagian Gudang

(27)

Untuk elemen atau bagian dalam sistem penjualan dari masing

perusahaan mungkin tidak akan sama. Hal ini disebabkan karena kebutuhan

informasi yang berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya.

Tujuan sistem penjualan adalah:

1. Mencatat dan mengkonfirmasi order penjualan dengan cepat dan akurat.

2. Memastikan bahwa perusahaan menjual kepada konsumen yang memang

layak menerima kredit (sehingga tidak ada kredit macet).

3. Memastikan bahwa konsumen menerima kiriman produk dan jasa tepat

waktu, sesuai yang dijanjikan.

4. Menagih tepat waktu dan akurat, sehingga perputaran kas lebih cepat.

5. Mencatat dan mengelompokkan transaksi keuangan secara cepat dan akurat

(ke dalam jurnal maupun ke buku besar).

6. Memastikan keamanan aset perusahaan (barang dagangan maupun kas dari

penjualan).

2.3 Pengertian Suku Cadang

Suku cadang atau yang disebut sparepart biasanya tidak selalu tersedia

secara siap ada dipasaran melainkan sangat terbatas keberadaanya. Suku cadang

ini merupakan alat penunjang mesin-mesin yang di gunakan untuk memproduksi

suatu produk sehingga suku cadang mempunyai peranan yang sangat vital bagi

kelangsungan proses produksi disetiap perusahaan manufaktur.

Definisi Suku Cadang (Sparepart) Menurut Indrajit, dkk. (2006), dalam

bukunya manajemen persediaan menyatakan definisi suku cadang adalah sebagai

berikut: “Suku cadang atau sparepart adalah suatu alat yang mendukung

(28)

produksi”. Berdasarkan definisi diatas, suku cadang merupakan faktor utama yang

menentukan jalannya proses produksi dalam suatu perusahaan. Sehingga dapat

dikatakan suku cadang ini mempunyai peranan yang cukup besar dalam

serangkaian aktivitas perusahaan.

Klasifikasi Suku Cadang (Sparepart) Menurut penggunaanya, suku

cadang dapat dibagi menjadi tiga jenis. Menurut Indrajit, dkk. (2006),

mengklasifikasikan suku cadang ke dalam beberapa jenis yaitu:

1. Suku cadang habis pakai (consumable parts) Suku cadang jenis ini adalah

suku cadang untuk pemakaian biasa, yaitu yang akan aus dan rusak,

kerusakan suku cadang ini dapat terjadi sewaktu-waktu. Oleh karena itu,

pengaturan persediaannya haruslah sedemikian rupa sehingga sewaktu-waktu

diperlukan haruslah selalu tersedia, atau dapat diadakan dalam waktu singkat

sehingga tidak mengganggu jalannya peralatan.

2. Suku cadang pengganti (replacement parts) Suku cadang jenis ini adalah

suku cadang yang penggantiannya biasanya dilakukan pada waktu overhaul,

yaitu pada waktu diadakan perbaikan besar-besaran. Waktu overhaul ini

biasanya dapat dijadwalkan sesuai dengan rekomondasi pabrik pembuat

peralatan tersebut. Selain waktu overhaul yang dapat dijadwalkan, suku

cadang yang perlu diganti dapat juga diperkirakan dengan cukup akurat. Oleh

karena itu, biasanya jenis suku cadang ini tidak disimpan dalam persediaan,

kecuali untuk peralatan vital.

3. Suku cadang jaminan (insurance parts) Suku cadang jenis ini adalah suku

cadang yang biasanya tidak pernah rusak, tetapi dapat rusak, dan apabila

rusak dapat menghentikan operasi dan produksi. Suku cadang jaminan ini

(29)

2.4 Metode Pengembangan SDLC (Systems Development Life Cycle)

Menurut Pressman (2015), nama lain dari Model Waterfall adalah Model

Air Terjun dan kadang dinamakan siklus hidup klasik (classic life cyle), dimana

hal ini menyiratkan pendekatan yang sistematis dan berurutan (sekuensial) pada

pengembangan perangkat lunak. Pengembangan perangkat lunak dimulai dari

spesifikasi kebutuhan pengguna dan berlanjut melalui tahapan-tahapan

perencanaan (planning), pemodelan (modelling), konstruksi (construction), serta

penyerahan sistem perangkat lunak ke para pelanggan/pengguna (deployment),

yang diakhiri dengan dukungan berkelanjutan pada perangkat lunak yang

dihasilkan.

Gambar 2.1 Model pengembangan Waterfall (Pressman, 2015)

Gambar 2.1 menunjukkan tahapan umum dari model proses waterfall.

Model ini disebut dengan waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus

menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. Akan tetapi,

Pressman (2015) memecah model ini meskipun secara garis besar sama dengan

tahapan-tahapan model waterfall pada umumnya.

Model ini merupakan model yang paling banyak dipakai dalam Software

(30)

dari level kebutuhan sistem lalu menuju ke tahap Communication, Planning,

Modeling, Construction, dan Deployment.

Berikut ini adalah penjelasan dari tahap-tahap yang dilakukan di dalam

Model Waterfall menurut Pressman (2015) :

a. Communication

Langkah pertama diawali dengan komunikasi kepada konsumen/pengguna.

Langkah awal ini merupakan langkah penting karena menyangkut

pengumpulan informasi tentang kebutuhan konsumen/pengguna.

b. Planning

Setelah proses communication ini, kemudian menetapkan rencana untuk

pengerjaan software yang meliputi tugas-tugas teknis yang akan dilakukan,

risiko yang mungkin terjadi, sumber yang dibutuhkan, hasil yang akan dibuat,

dan jadwal pengerjaan.

c. Modeling

Pada proses modeling ini menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah

perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding.

Proses ini berfokus pada rancangan struktur data, arsitektur software,

representasi interface, dan detail (algoritma) prosedural.

d. Construction

Construction merupakan proses membuat kode (code generation). Coding

atau pengkodean merupakan penerjemahan desain dalam bahasa yang bisa

dikenali oleh komputer. Programmer akan menerjemahkan transaksi yang

diminta oleh user. Tahapan inilah yang merupakan tahapan secara nyata dalam

mengerjakan suatu software, artinya penggunaan komputer akan

(31)

dilakukan testing terhadap sistem yang telah dibuat. Tujuan testing adalah

menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut untuk kemudian

bisa diperbaiki.

e. Deployment

Tahapan ini bisa dikatakan final dalam pembuatan sebuah software atau

sistem. Setelah melakukan analisis, desain dan pengkodean maka sistem yang

sudah jadi akan digunakan user. Kemudian software yang telah dibuat harus

dilakukan pemeliharaan secara berkala.

2.5 Kebutuhan Perangkat Lunak

Untuk menentukan kebutuhan perangkat lunak, yang pertama perlu

harus diperhatikan setelah definisi dari kebutuhan perangkat lunak, adalah jenis

dari kebutuhan tersebut seperti apakah produk atau proses. Keseluruhan proses

tersebut dapat menjelaskan perbedaan antara kebutuhan sistem dan perangkat

lunak (Jogiyanto, 2008).

2.6 Analisis dan Desain Perangkat Lunak

Analisis sistem atau perangkat lunak dilakukan dengan tujuan untuk

dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan yang terjadi dan

kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat diusulkan perbaikannya.

Perancangan desain perangkat lunak merupakan penguraian suatu sistem

informasi yang utuh ke dalam bagian komputerisasi yang dimaksud,

mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, menentukan kriteria,

menghitung konsistensi terhadap kriteria yang ada, serta mendapatkan hasil atau

tujuan dari masalah tersebut serta mengimplementasikan seluruh kebutuhan

(32)

Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena

kesalahan di dalam tahap ini juga akan menyebabkan kesalahan di tahap

selanjutnya, dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang

harus dilakukan oleh analis sistem sebagai berikut:

1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah.

2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.

3. Analyze, yaitu menganalisis sistem.

4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.

Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analis sistem telah

mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya

sekarang bagi analis sistem untuk memikirkan bagaimana membentuk sistem

tersebut, tahap ini disebut desain sistem atau perangkat lunak.

2.7 Konstruksi Perangkat Lunak

Pada tahap ini ialah melakukan konversi hasil desain ke sistem informasi

yang lengkap melalui tahapan coding atau pengkodean termasuk bagaimana,

membuat basis data dan menyiapkan prosedur kasus pengujian, mempersiapkan

berkas atau file pengujian, pengodean pengompilasian, memperbaiki dan

membersihkan program serta melakukan peminjaman pengujian. Construction ini

memiliki beberapa tahapan secara umum.

Desain implementasi yang digunakan, bahasa pemrograman yang

digunakan, kualitas dari implementasi yang dilakukan, proses pengetesan dan

integritas, dalam proses pengimplementasian penelitian ini, digunakan bahasa

(33)

a. Microsoft Visual Studio

Visual Basic .NET 2010 adalah salah satu bahasa pemrograman yang

tergabung dalam Microsoft Visual Studio 2010. Visual Studio 2010 yang sering

juga disebut dengan VB .Net 2010 selain disebut dengan bahasa pemrograman,

juga sering disebut sebagai sarana (tools) untuk menghasilkan program-progam

aplikasi berbasiskan windows/desktop. Beberapa kemampuan atau manfaat dari

Visual Studio 2010 diantaranya seperti :

1. Untuk membuat program aplikasi berbasiskan windows.

2. Untuk membuat objek-objek pembantu program seperti, misalnya : kontrol

ActiveX, file Help, aplikasi Internet dan sebagainya.

3. Menguji program (debugging) dan menghasilkan program berakhiran EXE

yang bersifat executable atau dapat langsung dijalankan.

Bahasa Visual Studio cukup sederhana dan menggunakan kata-kata bahasa

Inggris yang umum digunakan. Jadi kita tidak perlu lagi menghafalkan

sintaks-sintaks maupun format-format bahasa yang bermacam-macam, di dalam Visual

Basic semuanya sudah disediakan dalam pilihan-pilihan yang tinggal diambil

sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, sarana pengembangannya yang bersifat

visual memudahkan kita untuk mengembangkan aplikasi berbasiskan Windows,

bersifat mouse-driven (digerakkan dengan mouse) dan berdaya guna tinggi

(Darmayuda, 2009).

b. Sybase Power Designer

Sybase Power Designer adalah sebuah software pemodelan yang memiliki

banyak fungsi diantaranya adalah untuk merancang serta memanage

database.Sangat cocok untuk database yang berukuran besar serta memiliki

(34)

Sybase Power Designer memiliki beberapa keuntungan sebagai berikut

jika dibandingkan dengan menggunakan cara manual atau menggunakan aplikasi

pembantu dari vendor, yaitu:

1. Desain database mayoritas menggunakan interface berupa tampilan grafik, hal

ini berarti orang yang tidak mengerti bahasa SQL juga bisa menggunakan

software ini untuk membuat database dengan berbagai macam tingkat

kesulitan.

2. Database dapat diciptakan independen dari RDBMS, Sybase tidak bergantung

pada vendor tertentu saja untuk mengimplementasikan design database yang

telah dibuat pada RDBMS seperti MySQL, Oracle, atau Microsoft SQL Server.

Sybase dapat mengkonstruksikan database yang telah kita buat dalam berbagai

macam RDBMS, bahkan RDBMS yang jarang kita dengar juga didukung oleh

Sybase.

3. Migrasi database menjadi mudah, hal ini dikarenakan Sybase mempunyai fitur

untuk mengkoneksikan diri dengan berbagai macam RDBMS seperti Oracle,

MySQL, dan Microsoft SQL Server untuk mengkonstruksikan database yang

telah didesain pada Sybase.

4. Hampir tidak memerlukan pengetahuan mengenai bahasa SQL, semuanya

dilakukan dengan klik sana sini di Sybase, namun begitu kita dapat melihat

hasil output SQL dari design database yang sudah kita buat

Sybase Power Designer cocok untuk digunakan pada saat kita

membutuhkan design database yang kuat dan fleksibel dan membutuhkan waktu

(35)

c. Microsoft SQL Server

SQL Server adalah sebuah sistem manajemen basis data relasional

(RDBMS) produk Microsoft. Bahasa Query utamanya adalah Transact-SQL yang

merupakan implementasi dari SQL standar ANSI/ISO yang digunakan oleh

Microsoft dan Sybase. Umumnya SQL Server digunakan di dunia bisnis yang

memiliki basis data berskala kecil sampai dengan menengah, tetapi kemudian

berkembang dengan digunakannya SQL Server pada basis data besar. Adapun

perkembangan SQL Server dimulai dari SQL Server 2000, SQL Server 2005,

SQL Server 2008.

Pada tahap ini penulis menggunakan Microsoft SQL Server 2008 karena

selain menjadi pendukung pembuatan database dari aplikasi pencatatan penjualan

suku cadang dan jasa service. Microsoft SQL Server 2008 juga mempunyai

keunggulan sebagai failover, clustering, mirroring database, pengiriman log atau

replikasi serta sudah terdapat kompresi dan enkripsi data transparan, sehingga kita

tidak perlu lagi untuk memodifikasi program dalam mengenkripsi data. SQL

Server 2008 juga memiliki sistem kontrol akses yang lebih efisien. SQL Server

2008 ini sendiri juga terintegrasi dengan beberapa produk Microsoft.

2.8 Uji Coba Perangkat Lunak

Uji coba perangkat lunak meliputi verifikasi yang dinamis dari tingkah

laku sebuah perangkat lunak yang diwakili oleh beberapa contoh kasus uji coba.

Kasus uji coba tersebut dilakukan dengan memberikan masukan kepada perangkat

lunak agar muncul tingkah laku/reaksi yang diharapkan, begitu pula sebaliknya.

Untuk uji coba perangkat lunak, yang pertama kali diperhatikan adalah

(36)

mengenai terminologi dari uji coba terkait, kunci masalah dari uji coba, dan

hubungan uji coba tersebut dengan aktifitas lainnya di dalam perangkat lunak

tersebut. Kedua, yang perlu diperhatikan adalah tingkatan dari uji coba. Di

dalamnya dijelaskan tentang target dari uji coba dan tujuan dari uji coba tersebut.

Ketiga, yang perlu diperhatikan adalah teknik dari uji coba. Di dalamnya meliputi

uji coba berdasarkan intuisi dan pengalaman dari seorang tester, diikuti oleh

teknik berdasarkan spesifikasi, teknik berdasarkan kode, teknik berdasarkan

kesalahan, teknik berdasarkan penggunaan, dan teknik dasar yang relatif

tergantung dari aplikasi tersebut. Keempat, yang perlu diperhatikan adalah

pengukuran dari uji coba terkait. Di dalamnya dijelaskan bahwa pengukuran

tersebut dikelompokkan menjadi dua, yakni yang berhubungan dengan evaluasi

ketika uji coba dilakukan serta ketika uji coba selesai dilakukan. Kelima, yang

perlu diperhatikan adalah proses uji coba itu sendiri, yang berisi tentang

pertimbangan praktis dan aktifitas uji coba.

Untuk penelitian ini, akan dilakukan pengujian black box terhadap

perangkat lunak yang dibuat. Menurut Pressman (2002: 532), pengujian black box

adalah proses eksekusi suatu program dengan maksud menemukan kesalahan.

Menurut Pressman (2002: 577), teknik pengujian black box adalah yang paling

lazim selama integrasi. Pengujian black box digunakan untuk memperlihatkan

bahwa fungsi – fungsi perangkat lunak adalah operasional bahwa input diterima

(37)

22

3.1 Analisis Sistem

Analisis sistem bertujuan untuk menganalisis sistem yang ada atau yang

berjalan pada PT. As Motor saat ini, meliputi proses penjualan suku cadang, jasa

service, proses pengecekan stok suku cadang di gudang. Hal tersebut bertujuan

untuk memperoleh gambaran proses yang ada pada PT. As Motor dan

kelemahan-kelemahan atau kendala-kendala yang ada pada PT. As Motor.

Analisis sistem ini akan dilakukan identifikasi masalah dan analisis permasalahan

yang ada, kemudian akan dilakukan analisis kebutuhan dan selanjutnya akan

dilakukan perancangan sistem sebagai solusi permasalahan tersebut.

3.1.1 Identifikasi Masalah

Proses bisnis dalam perusahaan sait ini masih berjalan manual berawal

dari customer datang dengan memberikan data identitas, STNK, data keluhan

kepada service advisor kemudian service advisor mencatat data identitas, STNK,

dan data keluhan kedalam form service kemudian form service diberikan kepada

mekanik dimana mekanik langsung mengerjakan atau melakukan pengecekan

kerusakan motor, setelah itu mekanik akan memberikan informasi apakah suku

cadang yang rusak diganti atau tidak jika ya mekanik menginformasikan kepada

service advisor untuk mengambilkan suku cadang dalam waktu bersamaan service

advisor juga menginformasikan terlebih dahulu kepada customer apakah suku

(38)

mencatat suku cadang diperlukan dan diberikan kepada mekanik untuk dilakukan

kembali proses perbaikan setelah proses perbaikan selesai mekanik memberikan

informasi kepada service advisor bahwa perbaikan selesai dengan menyertakan

form service kemudian service advisor membuatkan nota pembayaran perbaikan

yang diberikan kepada customer sampai dengan service advisor menerima

pembayaran, setelah proses tersebut service advisor membuat laporan transaksi

penjualan suku cadang dan jasa service motor yang diberikan kepada manager.

3.1.2 Analisis Permasalahan

Permasalahan yang terjadi di PT. As Motor terletak pada proses

pencatatan penjualan suku cadang dan jasa service yang mencakup interaksi

antara customer, service advisor, dan mekanik pada saat melakukan perbaikan dan

permintaan pergantian suku cadang dan interaksi internal antar bagian pada PT.

As Motor saat ini belum terkomputerisasi dengan baik.

Permasalahan pertama, service advisor tidak bisa langsung mengetahui

stok suku cadang saat melakukan transaksi penjualan karena service advisor tidak

mempunyai petunjuk stok suku cadang yang masih ada atau sudah sold out, hal ini

mengakibatkan service advisor harus mengecek terlebih dahulu ke gudang,

dampaknya customer juga harus menunggu untuk kepastian ada atau tidaknya

stok suku cadang yang ingin dibeli.

Permasalahan kedua, saat service advisor melakukan identifikasi

kerusakan yang ada pada kendaraan customer dimana mekanik tidak melakukan

service sesuai dengan identifikasi kerusakan karena mekanik tidak mempunyai

(39)

kerusakan, dampaknya kendaraan yang sedang dalam perbaikan tidak dikerjakan

dengan baik hal ini bisa mempengaruhi kelangsungan perusahaan.

Permasalahan ketiga, tingkat keramaian pelanggan pada saat service

advisor melakukan transaksi penjualan suku cadang dimana pada saat itu transaksi

penjualan dalam satu kali transaksi lebih dari 5 item, dari transaksi penjualan

tersebut service advisor kesulitan untuk mengolah dan menghitung transaksi

penjualan dimana jumlah suku cadang yang ada juga lebih dari 100 item,

dampaknya kemungkinan besar terjadi kesalahan saat pengolahan data.

Permasalahan keempat, saat mekanik melakukan permintaan suku

cadang tanpa adanya bukti dari pihak service advisor, dampaknya suku cadang

yang ada pada perusahaan sering hilang hal ini bisa mempengaruhi kelangsungan

perusahaan.

Permasalan kelima, dalam menagani customer yang sedang melakukan

perbaikan tidak mengacu kepada mekanik yang kosong dan tidak tecatat dengan

baik dimana dalam proses tersebut seharusnya mekanik yang sedang mengerjakan

perbaikan tidak boleh mengerjakan perbaikan terhadap kendaraan customer lain

karena pada saat mekanik melakukan perbaikan disitulah hasil pendapatan

mekanik dimana mekanik mendapat 80% sedangkan untuk perusahaan 20%,

dampak dari hal tersebut mekanik satu dengan mekanik yang lain pendapatannya

tidak merata dan bisa mengakibatkan kecemburuan sosial antar mekanik

Berikut adalah proses bisnis saat ini pada PT. As Motor dapat

(40)

Customer

Servis Advisor

Mekanik Memberikan data identitas

dan keluhan

Form servis

Form servis berisi keluhan dan data customer Kwitansi pembayaran

Laporan Penyelesaian

Gambar 3.1 Workflow Proses Bisnis Pencatatan Penjualan Suku Cadang dan Jasa

service pada PT. As Motor

Customer datang untuk melakukan perbaikan terlebih dahulu customer

menyerahkan data identitas dan keluhan kepada service advisor kemudian service

advisor memberikan data keluhan kepada mekanik dimana mekanik langsung

mengerjakan perbaikan tanpa melihat terlebih dahulu petunjuk identifikasi

(41)

Document flow proses pencatatan penjualan suku cadang dan jasa service

dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Document Flow Pencatatan Penjualan Suku Cadang dan Jasa Service Motor PT. As Motor

Service Advisor

diri, STNK, Data Keluhan form Suku Cadang dan Jasa

Service Cadang bahwa Setuju

untuk Diganti

Suku cadang yang dibutuhkan Suku cadang yang

dibutuhkan Cadang dan jasa

Service

Laporan Penjualan Suku Cadang dan

Jasa Service

Gambar 3.2 Document flow Proses Pencatatan Penjualan Suku cadang dan Jasa

(42)

Sistem manual yang ada berawal dari customer datang dengan

memberikan data identitas, STNK, data keluhan kepada service advisor kemudian

service advisor mencatat data identitas, STNK, dan data keluhan kedalam form

service kemudian form service diberikan kepada mekanik dimana mekanik

langsung mengerjakan atau melakukan pengecekan kerusakan motor, setelah itu

mekanik akan memberikan informasi apakah suku cadang yang rusak diganti atau

tidak jika ya mekanik menginformasikan kepada service advisor untuk

mengambilkan suku cadang dalam waktu bersamaan service advisor juga

menginformasikan terlebih dahulu kepada customer apakah suku cadang yang

dibutuhkan mekanik diganti yang baru jika ya service advisor akan mencatat suku

cadang diperlukan dan diberikan kepada mekanik untuk dilakukan kembali proses

perbaikan setelah proses perbaikan selesai mekanik memberikan informasi kepada

service advisor bahwa perbaikan selesai dengan menyertakan form service

kemudian service advisor membuatkan nota pembayaran perbaikan yang

diberikan kepada customer sampai dengan service advisor menerima pembayaran,

setelah proses tersebut service advisor membuat laporan transaksi penjualan suku

cadang dan jasa service motor yang diberikan kepada manager.

3.1.3 Analisis Kebutuhan

Dari uraian identifikasi masalah diatas, PT. As Motor mempunyai

masalah pada sistem pencatatan penjualan suku cadang dan jasa service yang

masih berjalan manual. Interaksi antara customer, service advisor, mekanik dan

manager perlu di otomasi dengan baik, dalam permasalahan ini, maka perusahaan

(43)

1. Membantu service advisor dalam proses transaksi penjualan dimana pada saat

transaksi penjualan suku cadang service advisor tidak langsung mengetahui

keadaan stok yang ada karena service advisor tidak mempunyai petunjuk

keadaan stok suku cadang yang ada.

2. Membantu service advisor dalam proses identifikasi kerusakan yang ada pada

kendaraan customer dimana mekanik tidak melakukan service sesuai dengan

identifikasi kerusakan karena mekanik tidak mempunyai petunjuk kerja yang

diberikan oleh service advisor pada saat identifikasi kerusakan.

3. Membantu service advisor melakukan transaksi penjualan suku cadang

dimana pada saat itu transaksi penjualan dalam satu kali transaksi lebih dari 5

item, dari transaksi penjualan tersebut service advisor kesulitan untuk

mengolah dan menghitung transaksi penjualan dimana jumlah suku cadang

yang ada juga lebih dari 100 item.

4. Mengotomasi interaksi antara service advisor, mekanik dan manager dalam

melakukan pencatatan penjualan suku cadang dimana pada saat permintaan

suku cadang tanpa adanya bukti dari pihak service advisor, serta membantu

proses perhitungan pendapatan service untuk mekanik.

5. Membantu menangani customer yang sedang melakukan perbaikan tidak

mengacu pada mekanik yang kosong atau tidak sedang mengerjakan

perbaikan dimana mekanik yang sedang mengerjakan proses perbaikan tidak

boleh mengerjakan proses perbaikan kendaraan customer lain.

6. Memberikan informasi untuk manager dari data yang berhubungan dengan

proses pencatatan penjualan suku cadang dan jasa service berupa laporan

(44)

suku cadang, laporan stok suku cadang, laporan pendapatan service

per-mekanik.

3.2 Perancangan Sistem

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat dirancang sebuah solusi

model pengembangan sistem yang akan menjadi dasar dalam perancangan sistem

selanjutnya. Secara umum model pengembangan tersebut digambarkan dalam

desain arsitektur pada Gambar 3.3 dan IPO (Input Proses Output) diagram pada

Gambar 3.4.

Customer

Manager Database Server

Aplikasi Pencatatan Penjualan Suku Cadang dan Jasa Service Motor Berbasis Desktop

1. Data Keluhan

2. STNK 1. Lap. Penjualan Per Periode 2. Lap. Penjualan Per Jenis Suku Cadng 3. Lap. Transaksi Service dan Pendapatan Mekanik

4. Lap. Pembeilan Suku Cadang 5. Lap. Sirkulasi Penjualan Suku Cadang

6. Lap. Stok Suku Cadang

1. Data Customer 2. Data Merk Motor 3. Data Jenis Motor 4. No. Plat 5. Data Keluhan 6. Tipe Service 7. Nama Mekanik 8. Suku cadang Service

Mekanik

Gambar 3.3 Desain Arsitektur Aplikasi Pencatatan Penjualan Suku Cadang dan

(45)

Desain arsitektur pada gambar 3.3 menjelaskan aliran data atau proses

yang berhubungan antar aktor dari aplikasi pencatatan penjualan suku cadang dan

jasa service yang dibuat dimana customer memberikan data keluhan, STNK

kemudian service advisor menginputkan data keluhan, data customer, data jenis

motor, data merk motor, data tipe service, nama mekanik, suku cadang service,

yang kemudian keluar sebuah Surat perintah kerja untuk mekanik, mekanik juga

memberikan data suku cadang tambahan apabila ada penambahan suku cadang

setelah semua proses selesai service advisor mencetak bukti pembayaran untuk

customer, kemudian manager melihat laporan transaksi service dan pendapatan

mekanik, laporan stok suku cadang, laporan penjualan per periode, laporan

penjualan per jenis, laporan sirkulasi penjualan, dan laporan pembelian suku

(46)

Input Proses Output

Pembuatan Data Master oleh Service

Advisor

Pencocokan data

service motor oleh Service Advisor

Pembelian Suku Cadang ke Supplier Faktur

Pembelian

Data Supplier

Laporan Stok Suku Cadang Suku Cadang per

Periode

Gambar 3.4 Diagram IPO (Input Proses Output) Rancang Bangun Aplikasi

(47)

Berdasarkan gambar diagram IPO tersebut, maka dapat dijelaskan input,

proses dan output, untuk jelasnya dapat dilihat pada penjelasan berikut:

a. Input

1. Data Customer

Berisi informasi mengenai data customer. Meliputi nama, alamat, no.telp.

2. Data Suku Cadang

Berisi informasi suku cadang yang ada.

3. Data Tipe service

Berisi informasi mengenai data tipe service. Meliputi ringan, sedang, dan berat.

4. Data service

Berisi informasi mengenai data service. Meliputi nama customer, no. plat, jenis motor, merk motor, nama mekanik, dan tipe service

5. Data Mekanik

Berisi informasi mengenai data karyawan. Meliputi nama mekanik,

alamat, no.telp.

6. Data Supplier

Berisi informasi tentang data supplier. Meliputi nama supplier, alamat, no.telp.

b. Proses

1. Proses pembuatan data master oleh Service advisor

Merupakan proses pencatatan data customer, supplier, suku cadang,

service, tipe service, data karyawan.

2. Proses Pembelian Suku cadang

(48)

3. Proses Pencocokan Data service Motor

Merupakan proses pencocokan data suku cadang yang keluar pada saat

service.

4. Proses Pembayaran Customer

Merupakan proses pembayaran yang dilakukan oleh customer ke service

advisor.

c. Output

1. Informasi Data Mater Customer

Merupakan informasi data customer.

2. Informasi Data Master Suku Cadang

Merupakan informasi data suku cadang yang ada.

3. Informasi Data Master Tipe service

Merupakan informasi data tipe service yang ada pada bengkel.

4. Informasi Data Master service

Merupakan informasi berupa display yang berisi surat perintah kerja.

5. Informasi Data Master Supplier

Merupakan informasi yang berisi data supplier.

6. Informasi Data Master Mekanik

Merupakan informasi yang berisi data mekanik oleh service advisor.

7. Informasi Transaksi service

Merupakan informasi yang berisi transaksi service dari customer oleh

service advisor.

(49)

Merupakan informasi yang berisi transaksi penjualan dari customer oleh

service advisor

9. Informasi Laporan Transaksi Pembelian Suku Cadang

Merupakan informasi yang berisi data pembelian suku cadang oleh

manager.

10.Informasi Bukti Pembayaran service

Merupakan informasi yang berisi data penjualan suku cadang dan service

yang dilakukan oleh customer.

11.Informasi Laporan Transaksi service

Merupakan informasi transaksi service yang dilakukan oleh customer.

12.Informasi Laporan Transaksi Penjualan Suku Cadang

Merupakan informasi dari transaksi penjualan suku cadang.

13.Informasi Laporan Penjualan Suku Cadang Per Periode

Merupakan informasi dari transaksi penjualan Suku Cadang per periode

waktu.

14.Informasi Laporan Sirkulasi Penjualan Suku Cadang

Merupakan informasi dari transaksi penjualan per periode dan per jenis

suku cadang.

15.Informasi Laporan Stok Suku Cadang

Berisi informasi stok suku cadang yang ada.

16.Informasi Laporan Pendapatan service Per Mekanik

(50)

Untuk dapat menjalankan sistem yang dibuat diperlukan perangkat keras

dan perangkat lunak dengan spesifikasi tertentu. Adapun kebutuhan perangkat

keras dan perangkat lunak untuk sistem ini adalah sebagai berikut.

A. Analisis Kebutuhan Perangkat Keras

Daftar kebutuhan perangkat keras untuk pengembangan aplikasi, memiliki

spesifikasi minimal:

1. Kapasitas Random Access Memory (RAM) 2024 MB.

2. Processor minimal Intel Core 2 Duo.

3. Harddisk minimal berkapasitas 320 Gb.

4. VGA Card 512 MB On Board.

5. Printer untuk mencetak data yang diperlukan.

B. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak

Daftar kebutuhan perangkat keras untuk pengembangan aplikasi, memiliki

spesifikasi minimal:

1. Sistem Operasi Microsoft Windows 7 Basic.

2. Visual Basic.

3. Microsoft SQL Server.

3.2.1 System Flow

Merancang aplikasi pencatatan penjualan suku cadang dan jasa service

motor, dikumpulkan beberapa informasi yang diperlukan, perancangan sistem

yang dilakukan dengan cara merancang sistem dan membuat database, pertama

(51)

jelasnya dapat dilihat pada penjelasan berikut. System flow aplikasi pencatatan

penjualan suku cadang dan jasa service pada PT. As Motor terdiri dari:

1. System Flow Proses Pembuatan Master Customer

Data Customer

Data Customer

Input Data customer

Simpan Data Customer Start

CUSTOMER

SERVICE ADVISOR

Customer

End System Flow Pembuatan Master Customer

Gambar 3.5 System Flow Data Customer

Service advisor untuk menginputkan nama, alamat, no.telp Customer,

(52)

2. System Flow Proses Pembuatan Master Mekanik

MEKANIK

SERVICE ADVISOR

KTP

KTP

Input Data Mekanik

End Start

Simpan Data Mekanik

Pegawai System Flow Pembuatan Master Mekanik

Gambar 3.6 System Flow Proses Pembuatan Master Mekanik

Manager akan menginputkan data mekanik yang berupa nama mekanik,

alamat mekanik, no.telp mekanik. Sistem akan menyimpan data mekanik ke tabel

(53)

3. System Flow Proses Pembuatan Master Supplier

SUPPLIER

SERVICE ADVISOR

Data Supplier

Data Supplier

Input Data Supplier Start

Simpan Data Supplier

Supplier

End System Flow Master Supplier

Gambar 3.7 System Flow Proses Pembuatan Master Supplier

Service advisor akan menginputkan data Supplier yang mencakup nama

supplier, alamat supplier, dan nomor telepon supplier. Sistem akan menyimpan

(54)

4. System Flow Proses Pembuatan Master Jenis Suku Cadang

Jenis Suku Cad ang

Jenis Suku Cad ang

Input Data Jenis Suku Cad ang Start

MANAGER

SERVICE ADVISOR

Jenis Suku Cad ang

End

System Flow Form Master Jenis Suku Cadang

Simpan data Jenis Suku

Cad ang

Gambar 3.8 System Flow Proses Pembuatan Master Jenis Suku Cadang

Jenis suku cadang akan diinputkan oleh service advisor. Sistem akan

(55)

5. System Flow Proses Pembuatan Master Merk Suku Cadang

Merk Suku Cadang

Merk Suku Cadang

Input Data Merk Suku Cadang Start

MANAGER

SERVICE ADVISOR

Merk Suku Cadang

End

System Flow Form Master Merk Suku Cadang

Simpan data Merk Suku

Cadang

Gambar 3.9 System Flow Proses Pembuatan Master Merk Suku Cadang

Manager memberikan data merk suku cadang kepada service advisor

untuk diinputkan. Sistem akan menyimpan data merk suku cadang ke tabel merk

(56)

6. System Flow Proses Pembuatan Master Suku Cadang

Data Suku Cadang

Data Suku Cadang

Input Data Suku Cadang Start

MANAGER

SERVICE ADVISOR

Suku Cadang

End

System Flow Form Master Suku Cadang

Simpan Data Suku cadang

Jenis Suku Cadang

Merk Suku Cadang

Supplier

Gambar 3.10 System Flow Proses Pembuatan Master Suku Cadang

Manager memberikan data suku cadang kepada service advisor untuk

diinputkan. Meliputi nama suku cadang, nomor part, harga beli, harga jual, stok.

(57)

7. System Flow Proses Pembuatan Master Tipe Service

Data Tipe Service

Data Tipe Service

Input Data Tipe Service Start

MANAGER

SERVICE ADVISOR

Tipe Service

End System Flow Form Master Tipe Service

Simpan Data

Tipe Service

Gambar 3.11 System Flow Master Tipe Service

Manager memberikan data tipe service kepada service advisor, kemudian

service advisor akan memasukkan data tipe service. Sistem akan menyimpan data

(58)

8. System Flow Proses Pembuatan Master Jenis Motor

Data Jenis Motor

Data Jenis Motor

Input Data Jenis Motor Start

MANAGER

SERVICE ADVISOR

Jenis Motor

End System Flow Form Master Jenis Motor

Simpan Jenis Motor

Gambar 3.12 System Flow Proses Master Jenis Motor

Service advisor akan menginputkan data jenis motor. Sistem akan

Gambar

Gambar 3.2 Document flow Proses Pencatatan Penjualan  Suku cadang dan Jasa
Gambar 3.4.
Gambar 3.4 Diagram IPO (Input Proses Output) Rancang Bangun Aplikasi
Gambar 3.5 System Flow Data Customer
+7

Referensi

Dokumen terkait

Diajukan untuk menempuh Ujian Sidang Sarjana pada Jurusan Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan, bahwa bentuk perlindungan hukum terhadap anak pelaku tindak pidana dalam RUU KUHP tahun 2008 telah sesuai dengan

Objek-objek tersebut dapat divisualisasikan dengan berbagai cara, pilihlah unsur- unsur rupa (garis, warna, tekstur, bidang, volume, ruang), sesuai dengan kebutuhan interes

[r]

Dari penelitian [7] membuktikan bahwa algoritma S-Box AES merupakan algoritma yang sangat baik apabila digunakan untuk perancangan super enkripsi sebagai proses

Ha : Tingkat kebugaran jasmani siswa yang menggunakan model pembelajaran direct instruction lebih lebih baik dari pada siswa yang menggunakan model permainan

[r]

Variabel bebas biasanya merupakan variable yang dimanipulasi secara sistematis, dalam penelitian ini yang diidentifikasikan sebagai variabel bebasnya adalah media