(STUDI PADA UD. MARENDAL SEJATI)
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) pada Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis/Niaga
Disusun Oleh :
FACHRU REZA NASUTION 100907047
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan oleh :
Nama : Fachru Reza Nasution
NIM : 100907047
Depertemen : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis
Judul : STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA
KERUPUK (Studi pada UD. Marendal Sejati Jl.
Marendal Gg. Sejati No. 8 Medan)
Medan, Agustus 2014
Pembimbing Program Studi
Dra. Nurlela Ketaren,M.S.P Prof.Dr.Marlon Sihombing,MA
NIP. 195405021982032002 NIP. 195908161986011001
Dekan FISIP USU
Prof.Dr.Badaruddin,M.Si
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
sebaik mungkin. Shalawat beriring salam tak lupa saya persembahkan kepada
Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga yang senantiasa menjadi tauladan
bagi umat Islam. Semoga kita selalu mendapatkan syafa’atnya di hari akhir kelak.
Adapun skripsi ini berjudul “STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA KERUPUK (Studi pada UD. Marendal Sejati Jl. Marendal Gg. Sejati No. 8 Medan)”. Skripsi ini disusun sebagai syarat dalam menyelesaikan jenjang pendidikan Strata-1 (S1) pada Universitas Sumatera Utara Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Progran Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis.
Peneliti khusus mempersembahkan skripsi ini untuk kedua orang tua
tersayang. Ayahanda Yusfik Abdul Salam Nasution dan Ibunda Fauziah Herawati Harahap. Terima kasih atas kasih sayang, pengorbanan serta doa yang tulus dan tidak pernah putus untuk peneliti. Peneliti juga ingin mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof.Dr.Badaruddin,M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Sumatera Utara.
2. Bapak Prof.Dr.Marlon Sihombing,MA selaku Ketua Program Studi S1 Administrasi Binis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara.
dalam penulisan skripsi.
5. Seluruh Staf dan Karyawan Departemen Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
6. Untuk Kak Siswati, Bang Farid dan Pak Talal yang telah membantu penulis dalam urusan surat menyurat sampai skripsi ini selesai.
7. Pak Joko Warianto selaku pemilik UD. Marendal Sejati Jl. Marendal Gg. Sejati No. 8 Medan dan seluruh pegawai UD. Marendal Sejati yang telah
membantu penulis dalam memperoleh data.
8. Buat pamanku Firdaus Harahap, Indra Harahap, dan Rahman Dalimunte
atas bantuan keuangan dan motivasinya kepada penulis.
9. Buat adikku Fahrizal Nasution dan Rizky Aulia Nasution atas kasih sayang, pengertian dan telah memberikan saya motivasi kepada penulis.
10.Untuk kawan seperjuangan selama bangku kuliah : Sandri, Dewi, Nur Halimah, Abdi, Jendra, dan Kris Setiawan yang telah membantu dan berjuang bersama dalam menyelesaikan skripsi ini.
11.Untuk teman semasa SMA : Ryanda, Jeff, Bona, Catyawi terima kasih dukungan dan doanya teman-temanku. Dan teman SMP : Steven, Farica, Ivan, Edward terima kasih cerita lucu-lucunya sehingga memotivasi penulis. 12.Sahabat tercinta dan tersayang Nur Amaliana terima kasih kesayanganku
selalu menghibur dan buat selalu semangat ngerjain skripsinya.
14.Kepada semua teman-teman Ilmu Administrasi Bisnis stambuk 2010
khususnya teman-teman di kelas A terima kasih atas semua motivasi dan
dorongannya, tetap semangat dan terima kasih untuk kebersamaanya selam
empat tahun ini.
Penulis menyadari bahwa penyajian skripsi ini masih banyak terdapat
kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca demi perbaikan-perbaikan dimasa yang akan datang.
Medan, Agustus 2014
Penulis
STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA KERUPUK (Studi pada UD. Marendal Sejati Jl. Marendal Gg. Sejati No. 8 Medan)
Nama : Fachru Reza Nasution
NIM : 100907047
Prodi : Ilmu Administrasi niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Dra. Nurlela Ketaren, M.SP
Memiliki bisnis yang layak di dalam menjalankan suatu bisnis adalah cara yang tepat untuk mencapai tujuan bisnis. Bisnis kerupuk merupakan bisnis makanan yang sangat memilik prospek bisnis yang baik. Bisnis kerupuk atau makanan ringan semakin berkembang di kota Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan bisnis dari segi aspek non finansial yang terbagi atas aspek pasar, manajemen dan organisasi, teknis, sosial-ekonomi-budaya, dan lingkungan untuk mengetahui kelayakan bisnis yang dijalankan di UD. Marendal Sejati Gg. Sejati No.8 Medan.
Peda penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan data kualitatif. Data penelitian diperoleh dari observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Informan dalam penelitian ini dibagi dalam dua kelompok, yaitu informan kunci dengan penentuan informan menggunakan sampling purposive yaitu pemilik pabrik kerupuk UD. Marendal Sejati dan informan utama menggunakan sampling aksidental yaitu pegawai UD. Marendal Sejati.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan lapangan menunjukan bahwa dari hasil non finansial, usaha pengolahan kerupuk Perusahan kerupuk UD. Marendal Sejati dikatakan layak. Namun demikian, perusahaan sebaiknya melakukan perbaikan terhadap pengelolaan aspek lingkungan agar tidak menimbulkan keresahan bagi masyarakat setempat yaitu dengan membuat tempat untuk pengolahan limbah pabrik beserta salurannya agar tidak mencemari sungai yang digunakan warga sekitar.
BUSINESS FEASIBILITY STUDY ON BUSINESS CRACKERS (Studies at UD. Marendal Sejati Jl. Marendal Gg. Sejati No. 8 Medan)
Name : Fachru Reza Nasution NIM : 100907047
Prodi : Science Business Administration/Business Fakulty : Social Science and Political Science
Advisor : Dra. Nurlela Ketaren, M.SP
Have a viable business in the running of a business is the right way to achieve business goals. Business crackers is pick the food business very good business prospects. Crackers or snacks business is growing in the city of Medan. The purpose of this study was to determine the feasibility of the business in terms of non-financial aspects, divided into aspects of the market, management and organization, technical, socio-economic, cultural, and environment to determine the feasibility of a business that is run at UD. Marendal Sejati Gg. Sejati No.8 Medan.
In this study, the method used is descriptive method with qualitative data. Data were obtained from observation, interviews and literature study. Informants in this study were divided into two groups, namely the determination of key informant informant using the purposive sampling cracker factory owner UD. Marendal Sejati and key informants using accidental sampling the UD employees. Marendal Sejati.
Based on the results of field research conducted shows that non-financial results, business processing UD crackers crackers Company. Marendal Sejati is feasible. However, the company should make improvements to the management of environmental aspects in order not to cause unrest amongst the local community by creating a place for sewage treatment plants along the channel in order not to pollute rivers used by people around.
KATA PENGANTAR
ABSTRAK ...i
DAFTAR ISI ...iii
DAFTAR GAMBAR ...vi
DAFTAR TABEL ...vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang ...1
1.2 Rumusan Masalah ...4
1.3 Tujuan Penelitian ...4
1.4 Manfaat Penelitian ...5
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayaan Bisnis ...7
2.2 Aspek-Aspek Utama Studi Kelayakan Bisnis ...7
2.2.1 Aspek Pasar ...7
2.2.2 Aspek Manajemen ...10
2.2.2.1 Manajemen ...10
2.2.3 Aspek Teknis ...13
2.2.4 Aspek Sosial, Ekonomi, Budaya ...16
2.2.5 Aspek Lingkungan ...17
2.3 Usaha Kecil Menengah ...18
2.4 Penelitian Terdahulu ...19
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian ...25
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ...25
3.3 Informan Penelitian ...25
3.4 Definisi Konsep. ...26
3.5 Teknik Pengumpulan Data ...28
3.6 Teknik Analisis Data ...29
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ...31
4.1.1 Sejarah Singkat UD. Marendal Sejati. ...31
4.1.2 Visi dan Misi UD. Marendal Sejati. ...33
4.1.5 Tahap dan proses Pembuatan Kerupuk. ...36
4.2 Penyajian Data. ...37
4.2.1 Aspek Pasar ...42
4.2.2 Aspek Manajemen dan Organisasi ...45
4.2.3 Aspek Teknis ...46
4.2.4 Aspek Sosial-Ekonomi-Budaya dan Aspek Lingkungan 51 4.3 Analisis Data ...52
4.3.1 Aspek Pasar. ...52
4.3.2 Aspek Manajemen dan Organisasi ...59
4.3.3 Aspek Teknis ...65
4.3.4 Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya ...73
4.3.5 Aspek Lingkungan ...76
4.4 Pembahasan ...78
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ...70
5.2 Saran ...71
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Struktur Organisasi UD. Marendal Sejati ...33
Gambar 4.2 Saluran Pemasaran UD. Marendal Sejati ...46
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jenis Produk ...3
Tabel 4.1 Jenis Produk ...31
Tabel 4.2 Identitas Informan Penelitian ...39
Tabel 4.3 Harga Produk ...45
STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA KERUPUK (Studi pada UD. Marendal Sejati Jl. Marendal Gg. Sejati No. 8 Medan)
Nama : Fachru Reza Nasution
NIM : 100907047
Prodi : Ilmu Administrasi niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Dra. Nurlela Ketaren, M.SP
Memiliki bisnis yang layak di dalam menjalankan suatu bisnis adalah cara yang tepat untuk mencapai tujuan bisnis. Bisnis kerupuk merupakan bisnis makanan yang sangat memilik prospek bisnis yang baik. Bisnis kerupuk atau makanan ringan semakin berkembang di kota Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan bisnis dari segi aspek non finansial yang terbagi atas aspek pasar, manajemen dan organisasi, teknis, sosial-ekonomi-budaya, dan lingkungan untuk mengetahui kelayakan bisnis yang dijalankan di UD. Marendal Sejati Gg. Sejati No.8 Medan.
Peda penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan data kualitatif. Data penelitian diperoleh dari observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Informan dalam penelitian ini dibagi dalam dua kelompok, yaitu informan kunci dengan penentuan informan menggunakan sampling purposive yaitu pemilik pabrik kerupuk UD. Marendal Sejati dan informan utama menggunakan sampling aksidental yaitu pegawai UD. Marendal Sejati.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan lapangan menunjukan bahwa dari hasil non finansial, usaha pengolahan kerupuk Perusahan kerupuk UD. Marendal Sejati dikatakan layak. Namun demikian, perusahaan sebaiknya melakukan perbaikan terhadap pengelolaan aspek lingkungan agar tidak menimbulkan keresahan bagi masyarakat setempat yaitu dengan membuat tempat untuk pengolahan limbah pabrik beserta salurannya agar tidak mencemari sungai yang digunakan warga sekitar.
BUSINESS FEASIBILITY STUDY ON BUSINESS CRACKERS (Studies at UD. Marendal Sejati Jl. Marendal Gg. Sejati No. 8 Medan)
Name : Fachru Reza Nasution NIM : 100907047
Prodi : Science Business Administration/Business Fakulty : Social Science and Political Science
Advisor : Dra. Nurlela Ketaren, M.SP
Have a viable business in the running of a business is the right way to achieve business goals. Business crackers is pick the food business very good business prospects. Crackers or snacks business is growing in the city of Medan. The purpose of this study was to determine the feasibility of the business in terms of non-financial aspects, divided into aspects of the market, management and organization, technical, socio-economic, cultural, and environment to determine the feasibility of a business that is run at UD. Marendal Sejati Gg. Sejati No.8 Medan.
In this study, the method used is descriptive method with qualitative data. Data were obtained from observation, interviews and literature study. Informants in this study were divided into two groups, namely the determination of key informant informant using the purposive sampling cracker factory owner UD. Marendal Sejati and key informants using accidental sampling the UD employees. Marendal Sejati.
Based on the results of field research conducted shows that non-financial results, business processing UD crackers crackers Company. Marendal Sejati is feasible. However, the company should make improvements to the management of environmental aspects in order not to cause unrest amongst the local community by creating a place for sewage treatment plants along the channel in order not to pollute rivers used by people around.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi sekarang ini dimana persaingan binis yang semakin
tinggi antar perusahaan, menyebabkan setiap perusahaan saling berpacu untuk
menjadi yang terbaik, dengan harapan meningkatnya penjualan yang berarti
perusahaan memiliki lebih banyak konsumen. Perusahaan yang mampu bersaing
dalam pasar adalah perusahaan yang dapat menyediakan produk atau jasa yang
berkualitas, sehingga perusahaan dituntut untuk terus melakukan perbaikan di
segala aspek.
Studi kelayakan binis (Didit dan Triani, 2009:2) merupakan penelitian
terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidaknya bisnis
dibangun, tetapi juga saat dioperasikan secara rutin dalam rangka pencapaian
keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan. Studi ini pada
dasarnya membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan
proses pemilihan proyek bisnis agar mampu memberikan manfaat ekonomis dan
sosial sepanjang waktu. Dalam studi ini, pertimbangan-pertimbangan ekonomis
dan teknis sangat penting karena akan dijadikan dasar implementasi kegiatan
usaha.
Aspek-aspek yang dianalisis dalam studi kelayakan bisnis adalah aspek
dan operasi, dan aspek keuangan. Tujuan studi kelayakan aspek pasar dan
pemasaran adalah untuk mengetahui kelayakan bisnis dari aspek pasar dan
pertimbangan bahwa jika pasar dituju tidak jelas, propek bisnis ke depan tidak
jelas, pemasaran yang kurang baik, maka resiko kegagalan menjadi besar. Tujuan
studi kelayakan aspek manajemen dan organisasi adalah untuk mengetahui apakah
dalam pembangunan dan implementasi bisni dapat direncanakan, dilaksanakan,
dan dikendalikan sehingga bisnis dikatakan layak atau tidak. Studi kelayakan dari
aspek produksi, teknis dan operasi adalah untuk mengetahui kesiapan perusahaan
dalam menjalankan usahanya dengan menilai ketepatan lokasi dan layout serta
kesiagaan mesin yang digunakan. Dan studi kelayakan bisnis dari aspek keuangan
bertujuan untuk mengetahui sumber-sumber dana yang akan diperoleh, kebutuhan
biaya investasi, estimasi biaya pendapatan dan biaya investasi selama beberapa
periode termasuk jenis dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur investasi,
proyeksi neraca dan laporan laba rugi untuk beberapa periode.
Mengingat bahwa kondisi yang akan dating dipenuhi dengan
ketidakpastian, maka diperlukan pertimbangan-pertimbangan tertentu karena di
dalam studi kelayakan terdapat berbagai aspek yang harus dikaji dan diteliti
kelayakannya sehingga hasil dari pada studi tersebut digunakan untuk
memutuskan apakah sebaiknya proyek atau bisnis layak dikerjakan atau ditunda
atau bahkan dibatalkan.
Dimasa sekarang ini globalisasi ekonomi merupakan suatu fenomena yang
sangat menarik yang menuntut perusahaan untuk mengambil keputusan-keputusan
yang mampu meningkatkan daya saing dan meningkatkan laba. Penerapan aspek
dalam sebuah kelayakan bisnis. Dengan menerapkan itu semua maka bukan tidak
mungkin sebuah perusahaan atau bisnis menjadi sukses dan layak untuk terus
dioperasikan lebih jauh lagi.
Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah daerah
ataupun pusat, terus mendorong berkembangnya sektor usaha mikro kecil
menengah (UMKM) terutama yang berbasis rumahan. Pola usaha tersebut
dikembangkan sesuai dengan karakter dan potensi wilayah dan kondisi
masyarakat di sekitarnya. Industry rumahan yang dikelola secara apik dan ulet
akan membuka lahan pekerjaan sehingga diharapkan dapat mengurangi angka
pengangguran dan meningkatkan tarap hidup masyarakat.
UD. Marendal Sejati adalah salah satu industri kerupuk rumahan yang
masih sanggup berdiri diantara himpitan bahan dasar yang semakin melonjak.
Kerupuk yang di produksi oleh UD. Marendal Sejati, yaitu :
Tabel 1.1 Jenis Produk
No. Produk Harga / Bungkus
1. Kerupuk Putih @ Rp 5.000,00-
2. Kerupuk Lipat @ Rp 6.500,00-
3. Kerupuk Begadang @ Rp 6.500,00-
Kerupuk dibuat dari bahan-bahan sederhana tapi membuat setiap makanan
terasa lengkap. sebenarnya kerupuk adalah makanan ringan, tapi teryata peluang
banyak diproduksi dan peminatnya semakin banyak. Melihat dari kebiasaan
konsumsi masyarakat Indonesia yang menggunakan kerupuk sebagai pelengkap
makanan, menjadikan suatu gagasan awal dalam menciptakan suatu kegiatan
usaha terhadap kerupuk.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan pokok yang akan ditinjau dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana kelayakan usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati dari
sisi non-finansial segi Aspek pasar ?
2. Bagaimana kelayakan usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati dari
sisi non-finansial segi Aspek Manajemen dan Organisasi ?
3. Bagaimana kelayakan usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati dari
sisi non finansial segi Aspek Teknis ?
4. Bagaimana kelayakan usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati dari
sisi non-fianansial segi Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya ?
5. Bagaimana kelayakan usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati dari
sisi non-finansial segi Aspek Lingkungan ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan dari
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Menganalisis kelayakan usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati dari
2. Menganalisis kelayakan usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati dari
sisi non finansial segi aspek manajemen dan organisasi ?
3. Menganalisis kelayakan usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati dari
sisi non finansial segi aspek teknis ?
4. Menganalisis kelayakan usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati dari
sisi non finansial segi aspek sosial, ekonomi dan budaya ?
5. Menganalisis kelayakan usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati dari
sisi non finansial segi aspek lingkungan ?
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagi Perusahaan
Dapat menjadi masukan untuk perusahaan UD. Marendal Sejati dalam
mengambil keputusan untuk berinvestasi agar dapat meminimalkan resiko
yang akan terjadi dapat dihindarkan.
2. Bagi Pihak Lain
Diharapkan penulisan ini dapat dijadikan bahan bacaan dan menambah
referensi perpustakaan dan untuk referensi bagi penelitian selanjutnya.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan
teori-teori dan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh di bangku kuliah ke
pengetahuan penulis tentang perkembangan sektor usaha kecil di
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Kasmir dan Jakfar (2003:10), studi kelayakan bisnis adalah suatu
kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha
atas bisnis yang akan dijalankan dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha
tersebut dijalankan.
2.2 Aspek-Aspek Utama Studi Kelayakan Bisnis
2.2.1 Aspek Pasar
Pasar dan pemasaran memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi dan
saling mempengaruhi satu sama lain. Dengan kata lain setiap ada kegiatan pasar
selalu diikuti oleh pemasaran dan setiap kegiatan pemasaran adalah untuk mencari
atau menciptakan pasar.
1. Menurut Kasmir dan Jakfar (2003:70) pasar adalah suatu mekanisme yang
terjadi antara pembeli dan penjual atau tempat pertemuan antara
kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran.
2. Menurut Safrizal dan Ami Dilham (2007:43) pasar adalah orang-orang yang
mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja, dan kemauan
Pasar meliputi keseluruhan pembeli potensial yang akan memenuhi kebutuhan
dan keinginannya, dimana pembeli tersebut bersedia dan mampu membeli
alat-alat pemuas melalui pertukaran diacu dalam Husnan dan Muhammad (2005:40).
Menurut Husnan dan Muhammad (2005) aspek pasar mengkaji tentang:
1. Permintaan (Demand)
Menurut Kotler (1988) dalam Husnan dan Muhammad (2005), jumlah yang
diminta untuk jumlah komoditi yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga
disebut permintaan. Dari konsep permintaan tersebut dapat diketahui bahwa
variabel-variabel yang mempengaruhi permintaan adalah harga komoditi
tersebut, harga komoditi barang lain, pendapatan rata-rata rumah tangga,
selera, distribusi pendapatan diantara rumah tangga, dan jumlah penduduk.
Kajian permintaan perlu dianalisis baik secara total ataupun terperinci
menurut daerah, jenis konsumen, perusahaan besar pemakai dan proyeksi
permintaan tersebut di masa yang akan datang.
2. Penawaran (Supply)
Menurut Kotler (1988) dalam Husnan dan Muhammad (2005), jumlah yang
ditawarkan untuk jumlah komoditi yang ingin dijual oleh perusahaan disebut
penawaran, sehingga dari konsep penawaran tersebut dapat diketahui bahwa
variabel-variabel yang mempengaruhi penawaran yang dilakukan oleh suatu
industri (perusahaan) adalah harga barang tersebut, harga barang lain, harga
faktor produksi, dan teknologi. Kajian penawaran perlu dianalisis baik yang
berasal dari dalam negeri maupun dari impor, baik perkembangannya di masa
lalu maupun proyeksi di masa yang akan datang.
Menurut Kotler (1988) dalam Husnan dan Muhammad (2005), program
pemasaran sering disebut sebagai bauran pemasaran (marketing mix), yang
terdiri dari empat komponen yaitu produk (product), harga (price), distribusi
(distribution), dan promosi (promotion). Program pemasaran mencakup
strategi pemasaran yang akan digunakan bauran pemasaran serta identifikasi
siklus kehidupan produk, pada tahap apa produk akan dibuat.
Sebuah perusahaan sebelum memproduksi sebuah produk harus terlebih
dahulu melihat permintaan yang benar-benar dilakukan oleh konsumen,
penawaran yang dilakukan oleh produsen dalam industri tersebut, market share
perusahaan selama ini, serta peluang market share yang masih bisa ditingkatkan.
Hal ini perlu dilakukan agar produk yang ditawarkan perusahaan tepat sasaran dan
menghindari kerugian bagi perusahaan.
Kondisi pasar cenderung memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga
untuk memudahkan maka perlu dilakukan segementasi pada pasar tersebut agar
pasar memiliki karakteristik yang lebih sama. Segmentasi dapat berdasarkan
aspek geografis yang terdiri dari bangsa, negara, provinsi, dan kabupaten/kota
madya, aspek demografis yang terdiri dari usia dan tahap daur hidup, jenis
kelamin, dan pendapatan, aspek psikografis yang meliputi kelas sosial, gaya
hidup, dan kepribadian serta aspek perilaku yang terdiri dari kesempatan, tingkat
penggunaan, status kesetiaan, tahap kesiapan pembelian, dan sikap. Setelah
dilakukan segementasi perlu analisis untuk menentukan segmen pasar yang
dicakup dan dapat dilayani. Tahap terakhir adalah penentuan posisi pada segmen
terpilih yang akan ditempati. Pesaing juga akan menentukan keberlanjutan sebuah
perusahaan lain yang mempunyai salah satu atau lebih ciri-ciri : (1) perusahaan
yang menawarkan produk dan harga yang sama di pasar, (2) perusahaan yang
membuat produk atau kelas produk yang sama, (3) perusahaan yang membuat
produk dan memasok yang sama, dan (4) perusahaan yang memperebutkan uang
dari konsumen yang sama.
2.2.2 Aspek Manajemen dan Organisasi
2.2.2.1 Manajemen
Menurut Kasmir dan Jakfar (2003:245), untuk keperluan studi kelayakan
bisnis yang perlu dianalisis adalah bagaimana fungsi-fungsi manajemen seperti
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan diterapkan secara
benar.
Adapun fungsi-fungsi yang terdapat dalam manajemen adalah sebagai berikut:
1. Planning
Perencanaan adalah proses menentukan arah yang akan ditempuh dan
kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dalam proses ini ditentukan tentang apa yang harus dilakukan,
kapan dan bagaimana melakukannya serta dengan cara apa hal tersebut
dilaksanakan.
2. Organizing
Pengorganisasian adalah proses mengelompokkan kegiatan-kegiatan atau
pekerjaan-pekerjaan dalan unit-unit. Tujuannya adalah supaya tertata dengan
jelas antara tugas,wewenang dan tanggung jawab serta hubungan kerja
3. Actuating
Menggerakkan atau melaksanakan adalah proses untuk menjalankan
kegiatan/pekerjaan dalam organisasi. Dalam menjalankan organisasi para
pemimpin/manajer harus menggerakkan bawahannya untuk mengerjakan
pekerjaan yang telah ditentukan dengan cara memimpin, member perintah,
member petunjuk dan member motivasi.
4. Controlling
Pengawasan adalah proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas
apakah telah sesuai dengan rencana. Jika dalam proses tersebut terjadi
penyimpangan maka akan segera dikendalikan.
2.2.2.2 Pendekatan Manajemen Dalam Pembuatan Perencanaan
Menurut Didit dan Triani (2009:33) pendekatan manajemen dalam
pembuatan perencanaan terbagi tiga, yaitu :
1. Pendekatan Atas-Bawah (Top-Down)
Dalam pendekatan ini perencanaan dilakukan oleh pemimpin perusahaan.
Unit organisasi dibawahnya hanya melaksanakan hal-hal yang telah
dilaksanakan.
2. Pendekatan Bawah-Atas (Boottom-Up)
Dalam pendekatan ini pimpinan memberikan gambaran situasi dan kondisi
yang akan dihadapi organisasi, termasuk visi, misi, tujuan sasaran dan
sumberdaya yang dimiliki. Selanjutnya memberikan kewenangan kepada
manajemen ditingkat bawah untuk menyusun perencanaan.
Dalam pendekatan ini pemimpin memberikan petunjuk perencanaan
organisasi secara garis besar, sedangkan secara detail, diserahkan kepada
kreativitas unit perusahaan dibawahnya, dengan tetap mematuhi aturan yang
berlaku.
2.2.2.3 Organisasi
Menurut Kasmir dan Jakfar (2003:261) Organisasi secara statis dapat
diartikan suatu wadah atau tempat kerja sama untuk melaksanakan tugas-tugas
sesuai dengan rencana yang telah diterapkan. Organisasi secara dinamis diartikan
sebagai suatu proses kerja sama antara dua orang atau lebih dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Bentuk organisasi berdasarkan hubungan-hubungan wewenangnya.
Wewenang masing-masing baik lini, staf maupun fungsional adalah sebagai
berikut:
1. Wewenang lini adalah wewenang yang menimbulkan tanggungjawab atas
tercapainya tujuan-tujuan perusahaan
2. Wewenang staf adalah wewenang yang membantu agar orang yang
mempunyai wewenang lini bekerja secara efektif dalam mencapai
tujuan-tujuan perusahaan.
3. Wewenang fungsional adalah wewenang yang diberikan kepada seseorang
atau departemen untuk dapat mengambil keputusan mengenai hal-hal yang
berada di departemen yang lain.
Menurut Syafrizal Helmi Situmorang (2007:104), produksi biasanya
timbul setelah dilakukan riset atau penelitian terhadap konsumen, produk apa
yang sedang diinginkan konsumen serta sesuai dengan kebutuhan. Perencanaan
dan pengebangan produk pada hakikatnya adalah meliputi berbagai macam
aktivitas marketing dan hal tersebut merupakan sebuah fungsi yang berorientasi
pada konsumen.
Analisis dalam aspek produksi adalah untuk menilai kesiapan perusahaan
dalam menjalankan usahanya dengan menilai ketetapan lokasi dan layout serta
kesiagaan mesin yang digunakan. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam
penilaian aspek peroduksi sebagai berikut:
1. Agar perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat
2. Agar perusahaan dapat menentukan layout yang sesuai dengan proses
produksi yang dipilih, sehingga memberikan efesiensi
3. Agar perusahaan dapat menentukan teknologi yang tepat dalam
menjalankan produksinya
4. Agar perusahaan dapat menentukan metode perusahaan yang paling baik
5. Agar dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan sekarang
dan dimasa yang akan dating
Aspek teknis merupakan analisis yang berhubungan dengan input proyek
(penyediaan) dan output (produksi) berupa barang dan jasa, dimana Aspek teknis
berkaitan dengan proses pembangunan proyek secara teknis dan
pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun (Husnan dan
potensial di areal proyek, pengujian fasilitas-fasilitas pemasaran dan penyimpanan
yang dibutuhkan untuk mendukung dalam pelaksanaan proyek, pengujian sistem
sistem pengolahan yang dibutuhkan.
Menurut Nurmalina et al. (2009) beberapa hal yang perlu dikaji dalam
aspek teknis antara lain lokasi bisnis, luas produksi, proses produksi, layout, dan
pemilihan jenis teknologi dan equipment.
1. Lokasi Bisnis
Variabel yang mempengaruhi pemilihan lokasi bisnis ini terdiri atas
variabel utama dan variabel bukan utama yang dimungkinkan untuk berubah.
Variabel utama antara lain (1) ketersedian bahan baku, bila suatu usaha
memerlukan bahan baku dalam jumlah yang besar maka bahan baku menjadi
variabel yang cukup penting dalam penentuan lokasi bisnis sehingga
pengusaha perlu mengetahui jumlah bahan baku yang dibutuhkan, kelayakan
harga bahan baku, kapasitas, kualitas, dan kontinuitas sumber bahan baku,
serta biaya pendahuluan yang diperlukan sebelum bahan baku diproses. (2)
letak pasar yang dituju, informasi yang perlu diperoleh antara lain daya beli
konsumen, pesaing dan analisis pasar lainnya. (3) Tenaga listrik dan air,
pada perusahaan yang menggunakan listrik dalam jumlah besar tentu perlu
mengetahui ketersediaan listrik di suatu lokasi. Sama halnya dengan
kebutuhan air bagi perusahaan yang menggunakan air cukup banyak. (4)
Supply tenaga kerja yang sangat mempengaruhi biaya produksi yang
ditanggung oleh perusahaan harus tersedia dengan baik. (5) Fasilitas
pertimbangan pasar. Jika lokasi berdekatan dengan sumber bahan baku,
maka pertimbangan utama adalah transportasi menuju pasar.
Variabel bukan utama antara lain (1) hukum dan peraturan di Indonesia
maupun di tingkat lokal pada rencana lokasi, karena dimungkinkan ada
peraturan yang melarang pendirian suatu bisnis di suatu lokasi atau adanya
keringanan dari pemerintah untuk mendirikan suatu lokasi. (2) Sikap dari
masyarakat setempat yang mendukung atau tidak pada pendirian suatu
bisnis. (3) Rencana masa depan perusahaan dalan kaitannya dengan
perluasan bisnis.
2. Luas Produksi
Beberapa faktor yang mempengaruhi penentuan luas produksi yaitu
batasan permintaan, tersedianya kapasitas mesin, jumlah dan kemampuan
tenaga kerja pengelolaan proses produksi, kemampuan finansial dan
manajemen perusahaan, dan kemungkinan adanya perubahan teknologi
produksi di masa yang akan datang. Pada produk baru, kapasitas produksi
biasanya masih belum optimal, namun sebaiknya kapasitas produksi ini
masih berada di tingkat titik impas.
3. Proses Produksi
Produksi terdiri atas tiga jenis yaitu proses produksi yang terputus-putus,
proses produksi yang kontinu, dan proses produksi kombinasi.
4. Layout
Layout ini mencakup layout site, layout pabrik, layout bangunan bukan
pabrik, dan fasilitas-fasilitanya. Kriteria-kriteria yang dapat digunakan yakni
yang lancar dari satu proses ke proses lain, penggunaan ruangan yang
optimal, kemudahan melakukan ekspansi, meminimisasi biaya produksi, dan
memberikan jaminan yang cukup untuk keselamatan tenaga kerja.
5. Pemilihan Jenis Teknologi dan Equipment
Pada dasarnya pemilihan teknologi ini berpatokan pada seberapa jauh
derajat mekanisasi yang diinginkan dan manfaat ekonomi yang diharapkan.
Saat ini digunakan pula teknologi tepat yang dalam hal ini dapat digunakan
kriteria tentang penggunaan potensi ekonomi lokal dan kesesuaian dengan
kondisi sosial budaya setempat.
Pemilihan mesin dan peralatan serta jenis teknologi mempunyai hubungan
yang erat sekali karena pemilihan mesin wajib mengikuti ketentuan jenis
teknologi yang telah ditetapkan walaupun juga mempertimbangkan faktor
non teknologi lainnya seperti keadaan infrastruktur dan fasilitas
pengangkutan mesin, keadaan fasilitas pemeliharaan dan perbaikan mesin
dan peralatan yang ada di sekitar lokasi bisnis, kemungkinan memperoleh
tenaga ahli yang akan mengelola mesin dan peralatan tersebut.
2.2.4 Aspek Sosial, Ekonomi, Budaya
Pada aspek ini, analisis yang dilakukan akan menilai apa dampak sosial,
ekonomi, dan budaya terhadap masyarakat keseluruhan. Beberapa pertimbangan
sosial yang harus dipikirkan secara cermat agar dapat menentukan apakah suatu
proyek yang diusulkan tanggap terhadap keadaan sosial seperti penciptaan
kesempatan kerja yang merupakan masalah terdekat dari suatu wilayah (Gittinger,
1986:47). Nurmalina et al. (2009) menambahkan bahwa dalam menganalisis
dari adanya investasi proyek. Sehingga pada aspek sosial yang dinilai antara lain
penambahan kesempatan kerja atau pengurangan pengangguran, pemerataan
kesempatan kerja dan pengaruh bisnis tersebut terhadap lingkungan sekitar lokasi
bisnis. Sedangkan dari aspek ekonomi akan dinilai apakah suatu bisnis mampu
memberikan peluang peningkatan pendapatan masyarakat, pendapatan asli daerah,
pendapatan dari pajak, dan dapat menambah aktivitas ekonomi. Aspek budaya
dapat dianalisis melalui dampak adanya bisnis pada budaya masyarakat sekitar.
Suatu bisnis tidak akan ditolak bila secara sosial budaya dapat diterima oleh
masyarakat dan secara ekonomi mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2.2.5 Aspek Lingkungan
Pembangunan suatu usaha tentu akan memberikan dampak bagi lingkungan baik
secara langsung maupun tidak langsung. Analisis aspek lingkungan diperlukan
untuk menganalisis dampak tersebut. Nurmalina et al. (2009:49) menyatakan
bahwa dalam menganalisis aspek lingkungan yang perlu diperhatikan adalah
bagaimana pengaruh keberadaan bisnis terhadap lingkungan sekitar.
Pertimbangan tentang sistem alami dan kualitas lingkungan dalam analisis suatu
bisnis justru akan menunjang kelangsungan suatu bisnis itu sendiri, sebab tidak
ada bisnis yang bertahan lama apabila tidak bersahabat dengan lingkungan.
Sehingga untuk membangun sebuah usaha perlu dilakukan analisis terhadap aspek
lingkungan.
2.3 Usaha Kecil Menengah
Menurut Gaedeke dan Tootelian dalam Partomo dan Soedjoedono (2002),
pada lingkungan atau kumpulan pemodal, (3) wilayah operasinya terbatas pada
lingkungan sekitarnya, meskipun pemasaran dapat melampaui wilayah lokalnya,
dan (4) ukuran dari perusahaan dalam industri bersangkutan lebih kecil
dibandingkan dengan perusahaan lainnya dalam bidang usaha yang sama.
Sedangkan menurut Balton dan Pratomo dan Soedjoedono(2002)
menyatakan bahwa pimpinan atau pengurus UKM pada umumnya kurang atau
tidak mengenyam pendidikan formal atau mempunyai pendapatan lemah terhadap
perlunya pendidikan dan pelatihan.
Walaupun UKM dipandang sebelah mata oleh para pesaing dari
perusahaan skala besar, tetapi UKM memiliki beberapa keunggulan bila
dibandingkan dengan usaha besar, yaitu :
1. Inovasi dalam teknologi yang dengan mudah terjadi dalam
pengembangan produk.
2. Hubungan kemanusian yang akrab di dalam perusahaan kecil.
3. Kemampuan menciptakan kesempatan kerja cukup banyak atau
penyerapannya terhadap tenaga kerja.
4. Fleksibilitasnya dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi
pasar yang berubah dangan cepat dibanding dengan perusahaan besar
yang pada umumnya memiliki birokrasi.
5. Terdapatnya dinamisme manajerial dan peranan kewirausahaan.
Partomo dan Soedjoedono (2002) berpendapat pada kenyataannya UKM
memiliki kendala-kendala dalam mempertahankan dan pengembangan usaha
daln lemah di bidang pemasaran. Untuk mengatasinya UKM harus memiliki
strategi bisnis yang tepat perlu diambil, diantaranya adalah :
1. Untuk dapat mengembangkan UKM perlu dipelajari terlebih dahulu
tentang ciri-ciri kelemahan serta potensi-potensi yang tersedia serta
perundang-undangan yang mengaturnya.
2. Diperlukan bantuan manajerial agar tumbuh inovasi-inovasi mengelola
UKM berdampingan dengan usaha-usaha yang besar.
3. Secara Vertikal dalam sistem gugus usaha, UKM bisa menjadikan diri
komplemen-komplemen usaha industri perushaaan produsen utama.
Maka diperlukan suatu strategi UKM menjalin kerja komplementer
dengan usaha-usaha besar.
Kerja sama yang terjalin bisa berbentuk koperasi dan secara bersama-sama
beroperasi masuk dalam usaha tertentu. Di Indonesia kemitraan usaha yang
berbentuk koperasi merupakan strategi bisnis yang sangat penting, sehingga
pemerintah menganggap perlu membentuk departemen khusus untuk menangani
UKM dan Koperasi.
2.4 Penelitian Terdahulu
Rina Kusrina (2011), meneliti tentang “Analisis Kelayakan Usaha
Pengolahan Kerupuk, Perusahaan kerupuk Cap Dua Gajah, Indramayu, Jawa
Barat”. Hasil penelitian Jawa Barat memiliki potensi sektor perikanan yang sangat
besar, baik perikanan darat maupun perikanan lepas pantai yang tidak hanya
mencukupi untuk kebutuhan lokal, namun juga diekspor ke luar negeri. Salah satu
perikanan Indramayu yang menyumbang 32,87 persen dari produksi perikanan
Jawa Barat yaitu sebesar 94,6 ribu ton pada tahun 2007. Pengembangan Industri
hasil perikanan merupakan salah satu prioritas dalam pembangunan nasional di
sektor perindustrian. Industri pengolahan ikan di Indramayu yang potensial adalah
industri pengolahan kerupuk ikan/udang yang ditandai dengan adanya
peningkatan jumlah unit usaha dalam setiap tahunnya. Di kabupaten Indramayu,
industri pengolahan ikan yang memiliki produksi paling tinggi adalah produksi
pengolahan kerupuk ikan yaitu sebesar 3,5 ribu ton atau sebesar 45,20 persen dari
seluruh total produksi olahan hasil perikanan. Salah salah satu desa yang
merupakan sentra industri pengolahan kerupuk ikan/udang adalah Desa Kenanga
Kecamatan Sindang. Salah satu perusahaan yang memproduksi kerupuk
ikan/udang di Desa Kenanga Kecamatan Sindang adalah Perusahaan Kerupuk Cap
Dua Gajah. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang mengolah kerupuk
ikan/udang dengan jumlah produksi terbesar di Indramayu (Dinas Koperasi
Perindustrian dan Perdagangan, 2010). Pada tahun 2009 perusahaan ini
melakukan penambahan teknologi mesin terutama pada bidang produksi untuk
meningkatkan produksinya agar dapat memenuhi permintaan pasar. Oleh karena
itu, perlu dilakukan analisis kelayakan usaha untuk melihat sejauh mana manfaat
bersih yang diperoleh perusahaan dengan adanya penambahan teknologi tersebut.
Mega Ari Suryani (2011), meneliti tentang “Analisis Kelayakan Usaha Mi
Mentah Jagung (Studi Kasus Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin di Kelurahan
Tegal Lega, Kota Bogor, Jawa Barat)”. Hasil penelitian perbandingan analisis
finansial usaha mi mentah terigu, mi mentah jagung 30 persen, dan mi mentah
mi mentah jagung 100 persen merupakan usaha yang paling layak diusahakan.
Nilai NPV usaha pembuatan mi mentah jagung 100 persen yang diperoleh sebesar
Rp 1.011.003.777 lebih besar dibandingkan usaha pembuatan mi mentah terigu
maupun mi mentah jagung 30 persen, sehingga usaha mi mentah jagung 100
persen memberikan manfaat bersih yang lebih besar daripada usaha mi mentah
terigu dan mi mentah jagung 30 persen. Nilai Net B/C yang diperoleh juga lebih
tinggi yaitu sebesar 3,96. Tingkat pengembalian investasi juga berbeda cukup
besar pada tingkat diskonto 7,47 persen. Namun, nilai IRR yang diperoleh usaha
mi mentah terigu memiliki nilai paling besar dibandingkan kedua usaha yang lain
yaitu 39,06 persen. Nilai payback period usaha pembuatan mi mentah jagung 30
persen memiliki nilai lebih kecil daripada usaha mi mentah terigu dan mi mentah
jagung 100 persen. Hal ini berarti waktu yang diperlukan untuk menutupi
pengeluaran investasi adalah paling singkat dibandingkan umur proyek. Maka,
usaha mi jagung 30 persen lebih layak untuk diusahakan dari segi nilai payback
period. Hal ini berdasarkan kriteria investasi secara keseluruhan, usaha mi mentah
jagung 100 persen merupakan usaha yang paling layak untuk diusahakan karena
memiliki nilai NPV dan IRR yang paling besar. Analisis switching value pada
ketiga usaha menunjukkan bahwa perubahan yang diakibatkan penurunan
penjualan berpengaruh paling besar terhadap kelayakan usaha dibandingkan
dengan perubahan lainnya. Perubahan penurunan penjualan pada ketiga usaha
berkisar antara 16 – 24 persen. Perubahan ini lebih kecil dibandingkan perubahan
peningkatan harga bahan baku tepung yang berkisar antara 27 – 60 persen.
Sedangkan untuk perubahan yang terjadi karena kenaikan harga bahan baku
Auliya Syafrul (2010), meneliti tentang “Analisis Kelayakan Usaha
Pembuatan Yoghurt di Perusahaan Dafarm Kecamatan Ciampea Kabupaten
Bogor”. Hasil penelitian usaha pembuatan yoghurt Dafarm layak untuk dijalankan
ditinjau dari hasil analisis terhadap aspek-aspek non finansial seperti aspek pasar,
aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, dan aspek sosial ekonomi dan
lingkungan. Hasil analisis aspek finansial menunjukkan bahwa kedua skenario
usaha layak untuk dijalankan berdasarkan kriteria investasi. Skenario usaha yang
memberikan keuntungan lebih besar adalah skenario usaha II. Hal ini terbukti
dengan nilai NPV skenario usaha II yang 1,45 kali nilai NPV skenario usaha I.
Begitu pula dengan hasil analisis laba rugi ang bernilai positif setiap tahunnya
pada masing-masing skenario usaha. Laba bersih yang diperoleh pada skenario
usaha II lebih besar 1,3 kali laba usaha pada skenario usaha I.
Debie Natalia Francisca Fausta Napitupulu (2009), meneliti tentang
“Analisis Kelayakan Usaha Pembuatan Jus dan Sirup Belimbing Manis dan
Jambu Biji Merah (Studi Kasus CV Winner Perkasa Indonesia Unggul, Kota
Depok, Jawa Barat)”. Hasil penelitian analisis aspek non finansial yaitu, aspek
pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial dan lingkungan, serta aspek
hukum menunjukkan bahwa usaha yang dijalankan CV WPIU ini layak untuk
dilaksanakan. Namun, pada aspek pasar, kegiatan promosi yang dilakukan belum
optimal karena CV WPIU hanya mengandalkan keikutsertaan dalam
pameran-pameran dan informasi dari mulut ke mulut. CV WPIU juga mengalami kendala
pada aspek manajemen yaitu, ada beberapa karyawan yang kurang memiliki
kemampuan dan tanggungjawab. Hasil analisis aspek finansial juga menunjukkan
menunjukkan bahwa Usaha ini lebih peka terhadap penurunan penjualan jus dan
sirup daripada kenaikan harga gula pasir dan botol jus.
Tio Panta Sihombing (2011), meneliti tentang “Studi Kelayakan
Pengembangan Usaha Pengolahan Kopi Arabika (Studi Kasus PT. Sumatera
Speciality Coffees)”. Hasil penelitian perhitungan kelayakan finansial pada PT
SSC tanpa proyek maupun dengan proyek menunjukkan bahwa usaha ini layak.
Namun secara umum kriteria-kriteria penilaian investasi tanpa proyek
menunjukkan kondisi yang lebih baik kecuali NPV. Analisis finansial dengan
proyek menghasilkan nilai NPV sebesar Rp. 9.245.716.350; nilai IRR 43,58%; PI
2,50 ; BEP Rp. 14.182.212.960,- dan PBP 3,48 tahun. Sementara tanpa proyek
menghasilkan NPV Rp. 8.205.498.310; IRR 49,89% dimana nilai ini lebih besar
dari nilai suku bunga pinjaman yang digunakan (12%); PI 4,47 ; BEP Rp.
12.192.648.830 dan PBP 2,13 tahun, yang berarti usaha ini sudah dapat menutupi
biaya investasi awalnya sebelum umur usaha berakhir. Hasil analisis sensitivitas
dengan skenario peningkatan harga bahan baku sebesar 2,17% yang tidak diikuti
oleh kenaikan harga jual dan kapasitas produksi turun 14,39% mengakibatkan
proyek kurang layak sementara peningkatan biaya tenaga kerja sebesar 10% dan
peningkatan harga BBM sebesar 7,78% menunjukkan bahwa usaha ini masih
layak untuk dijalankan. Proyeksi kinerja keuangan selama 5 tahun dengan asumsi
penjualan tetap (sesuai kemampuan penjualan perusahaan saat ini) menunjukkan
rasio profitabilitas dan manajemen aktiva menurun jika dibandingkan dengan
rata-rata rasio selama 4 tahun terakhir ini. ROI menjadi 13,73% sebelumnya 21%;
marjin laba usaha 10,02% sebelumnya 10,55%; ROE 14,61% sebelumnya
untuk mengimbangi biaya proyek. Secara keseluruhan dilihat dari analisis
kualitatif dan kuantitatif berupa potensi perusahaan, studi kelayakan
pengembangan dan proyeksi kinerja keuangan, dengan merealisasikan proyek
ternyata tidak memberi keuntungan/ manfaat yang lebih baik bagi perusahaan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tujuan penelitian deskriptif
adalah memperoleh jawaban dari pertanyaan tentang siapa, apakah, kapan,
dimana, dan bagaimana dari suatu topic penelitian (Sumarni dan Wahyuni, 2006 :
52). Teknik analisis kualitatif dilakukan dengan menyajikan data, menelaah dan
menyusunnya dalam satu satuan yang kemudian dikategorikan pada tahap
berikutnya dan memeriksa keabsahan serta menafsirkan dengan analisis sesuai
dengan kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian
(Moleong, 2006:247).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada UD. Marendal Sejati berlokasi di Jalan Sejati
Dusun V No.7 Marendal Medan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juni
tahun 2014.
Informan merupakan orang-orang yang dapat menjadi sumber informasi
dalam upaya pengumpulan data pada suatu penelitian. Menurut Situmorang
(2008:209) Informan adalah interviewer (yang ditanya atau sumber data
informasi) yang dapat memberikan data atau keterangan atas keadaan orang lain
di situasi-situasi dan lingkungannya.
Informan dalam penelitian ini ada dua, yaitu :
1. Informan kunci (key informan)
Informan kunci merupakan informan yang mengetahui, memahami, dan
memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitia.
Informan kunci pada penelitian ini adalah Pak Joko yang merupakan
pemilik UD. Marendal Sejati.
2. Informan Utama
Informan Utama merupakan informan yang terlibat secara langsung dan
berinteraksi dengan informan kunci. Informan utama dalam penelitian ini
adalah pegawai di UD. Marendal Sejati yang berjumlah 16 orang.
3.4 Definisi Konsep
Konsep merupakan istilah yang digunakan dalam menggambarkan secara
abstrak tentang kejadian dak keadaan yang menjadi pusat perhatian. Konsep
teoritis diajukan untuk menjawab permasalahan yang diteliti oleh penulis, karena
itu perlu adanya definisi konsep. Dan adapun konsep dari penelitian ini, adalah :
1. Aspek Pasar
Pasar meliputi keseluruhan pembeli potensial yang akan memenuhi
mampu membeli alat-alat pemuas melalui pertukaran diacu dalam Husnan
dan Muhammad (2005:40). Menurut Husnan dan Muhammad (2005)
aspek pasar mengkaji tentang: (1) Permintaan (Demand), (2) Penawaran
(Supply), (3) Program pemasaran.
2. Aspek Manajemen dan Organisasi
Menurut Kasmir dan Jakfar (2003:245), untuk keperluan studi kelayakan
bisnis yang perlu dianalisis adalah bagaimana fungsi-fungsi manajemen
seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan
diterapkan secara benar. Organisasi secara statis dapat diartikan suatu
wadah atau tempat kerja sama untuk melaksanakan tugas-tugas sesuai
dengan rencana yang telah diterapkan. Organisasi secara dinamis diartikan
sebagai suatu proses kerja sama antara dua orang atau lebih dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Aspek Teknis (Produksi)
Aspek teknis merupakan analisis yang berhubungan dengan input proyek
(penyediaan) dan output (produksi) berupa barang dan jasa, dimana Aspek
teknis berkaitan dengan proses pembangunan proyek secara teknis dan
pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun (Husnan dan
Muhammad, 2005:55).
4. Aspek Sosial, Ekonomi, Budaya
Pada aspek ini, analisis yang dilakukan akan menilai apa dampak sosial,
ekonomi, dan budaya terhadap masyarakat keseluruhan. Beberapa
pertimbangan sosial yang harus dipikirkan secara cermat agar dapat
keadaan sosial seperti penciptaan kesempatan kerja yang merupakan
masalah terdekat dari suatu wilayah (Gittinger, 1986:47). Nurmalina et al.
(2009) menambahkan bahwa dalam menganalisis aspek sosial perlu
mempertimbangkan pola dan kebiasaan sosial yang lebih luas dari adanya
investasi proyek.
5. Aspek Lingkungan
Analisis aspek lingkungan diperlukan untuk menganalisis dampak
tersebut. Nurmalina et al. (2009:49) menyatakan bahwa dalam
menganalisis aspek lingkungan yang perlu diperhatikan adalah bagaimana
pengaruh keberadaan bisnis terhadap lingkungan sekitar.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data tergantung pada permasalahaan yang akan
dikaji. Pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer maupun sekunder.
Seumber primer merupakan sumber data yang memberikan data kepada
pengumpul data, sedangkan sumber sekunder adalah sumber data yang secara
tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalkan melalui
dokumen atau arsip (Sumarni dan Wahyuni, 2006:85).
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan beberapa
cara, seperti :
1. Wawancara
Wawancara (interview) atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang
dari yang diwawancarai (Wirartha, 2005:227). Pada penelitian ini, peneliti
melakukan wawancara dengan pemilik dan karywan UD. Marendal Sejati.
2. Observasi
Observasi (pengamatan) meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap
sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera, yaitu penglihatan,
penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap (Wirartha,2005:228). Pada
penelitian ini peneliti melakukan pengamatan pada kelayakan bisnis UD.
Marendal Sejati.
3. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang
tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, notulen rapat,
catatan harian dan sebagainya (Wirartha,2005:230). Pada penelitian ini
peneliti menggunakan buku-buku, jurnal, internet, dan karya tulis
akademik sebagai bahan referensi.
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan cara yang dilakukan dalam
menginterpretasikan data-data yang telah dipeloreh dari lokasi penelitian dan
diolah untuk mendapatkan informasi dan fakta. Teknik analisis data yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik analisis dekriptif dengan melakukan
pendekatan kualitatif terhadap kelayakan bisnis. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan model analisis interaktif Huberman dan Miles. Huberman dan
Miles dalam Idrus (2009:146) mengajukan model analisis data yang disebut
1. Reduksi Data (data reduction)
Reduksi data adalah proses menginterprestasikan data atau informasi yang
didapat dari catatan lapangan/observasi serta hasil wawancara mendalam
terhadap subyek penelitian atau informan.
2. Penyajian Data (data display)
Fase kedua dari analisis data ini adalah menentukan bagaimana data yang
sudah direduksi itu akan disajikan berdasarkan variable kompenen.
3. Penarikan Kesimpulan (conclusion)
Fase ketiga dari proses analisis data ini adalah penarikan kesimpulan yang
dilakukan dengan melihat kembali data yang sudah direduksi tersebut guna
mempertimbangkan makna dari data yang sudah dianalisis dengam
implikasinya berdasarkan pertanyaaan-pertanyaan dalam perumusan
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat UD. Marendal Sejati
Usaha ini didirikan mulai tanggal 15 Agustus 2002 oleh mas Joko Warianko.
Mas Joko Warianko sebelum memulai usahanya, mas Joko ini bekerja di pabrik
kerupuk selama 9 tahun. Setelah sudah cukup dia menimba ilmu dan mengumpul
uang dari bekerja di pabrik kerupuk tersebut, ia mencoba membuka usaha sendiri
di daerah Medan Jl. Marendal. Alasan mas Joko memilih usaha kerupuk ini
karena mas Joko telah memiliki pengalaman sebelumnya didalam pembuatan
kerupuk.
Awal mula membuka usaha kerupuk ini, mas Joko memiliki modal sekitar
Rp. 8.000.000. Pada saat itu mas Joko membuat kerupuk dengan cara manual,
dengan keuletan beliau, usaha kerupuknya tersebut sekarang berkembang. Awal
mulanya omset usaha kerupuk ini memiliki omset sekitar
Rp.10.000.000-Rp.15.000.000/bulan sekarang bertambah menjadi Rp.130.000.000/bulan. . Pada
awal usaha ini UD. Marendal sejati memproduksi 500-1000 bungkus dan
sekarang menjadi 3000-5000 bungkus.
Untuk mengembangkan usahanya mas Joko menjalin kemitraan usaha
dengan usaha lainnya seperti: UD. Serasi binjai (kripik), UD. Lestari Lubuk
UD. Bintang Jagung (jagung), UD. Pusako (gipang beras). UD. Berkah (kuping
gajah), UD. Amanda Arum Manis, UD. Sari Jaya (opak), UD. Jangek Minang
Deli, UD. Kuda Laut Pangkalan Berandal (kerupuk ikan), UD. Rasil Putra (kue
bawang). Dengan menjalin kemitraan tersebut mas Joko mendapatan keuntungan
lebih dari kemitraan tersebut. Pada mulanya usaha UD marendal sejati yang
dijalankan oleh mas Joko memiliki pekerja 2 orang dan sekarang bertambah
sebanyak 14 pekerja.
Adapun jenis-jenis kerupuk besarta harga yang dijual oleh UD. Marendal
Sejati antara lain :
Tabel 4.1 Jenis Produk
No. Produk Harga / Bungkus
1. Kerupuk Putih @ Rp 5.000,00-
2. Kerupuk Lipat @ Rp 6.500,00-
3. Kerupuk Begadang @ Rp 6.500,00-
Sumber : Hasil Wawancara Peneliti di UD. Marendal Sejati
Dari prestasi, usaha UD. Marendal sejati pernah memenangkan
penghargaan juara 1 dalam usaha bazaar dalam rangka ulang tahun bank SUMUT
pada tahun 2009 sebagai UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) terbaik di kota
Medan.
Tujuan Pendirian UD. Marendal Sejati
1. Untuk mencari keuntungan/laba.
3. Menjadikan/mengembangkan usaha kerupuk menjadi lebih besar lagi.
Manfaat Mendirikan Usaha :
1. Bagi pemilik : mensejahterakan hidup keluarganya.
2. Bagi Pekerja :
a. Mendapatkan pekerjaan
b. Diberi gaji, bonus, dan penginapan
c. Mengurangi pengangguran
d. Mencegah tindak kriminalisasi akibat dari pengangguran
4.1.2 Visi dan Misi UD. Marendal Sejati
Visi dan misi dari suatu bisnis, dapat membantu bisnis tersebut dalam mencapai
tujuan bisnisnya. Visi dan misi dirumuskan sebagai pedoman di dalam mencapai
tujuan bisnis. Visi dan misi UD. Marendal Sejati adalah sebagai berikut:
a. Visi :
Mengembangkan UD. Marendal Sejati menjadi lebih besar dan dapat dikenal
masyarakat luas
b. Misi :
1. Membuat rasa kerupuk yang lebih enak
2. Membuat inovasi terhadap jenis kerupuk yang sudah ada
3. Memberikan produk yang berkualitas
Struktur organisasi a
yang ada pada suatu
operasional untuk me
dibutuhkan koordinas
tujuan dari UD. Mare
St
Sumber : H
4.1.4 Deskripsi Tug 1. Pemilik
adalah suatu susunan dan hubungan antara
atu organisasi atau perusahaan dalam menja
encapai tujuan. Pada struktur organisasi UD.
asi yang baik antara satu bagian dengan bagia
rendal Sejati dapat tercapai.
Gambar 4.1
Struktur Organisasi UD. Marendal Sejati
: Hasil Wawancara Peneliti di UD. Marendal S
ugas
a tiap serta posisi
jalankan kegiatan
. Marendal Sejati
ian yang lain agar
a. Merencanakan, mengatur, menjalankan kegiatan usaha yang
dijalankan.
b. Merumuskan kebijakan utama dalam usaha pencapaian tujuan
perusahaan UD. Marendal Sejati.
2. Pengadonan
a. Mengatur jumlah takaran bahan baku yang akan dibuat menjadi adonan
b. mengoperasikan mesin untuk mencampurkan bahan baku sehingga sesuai dengan tekstur yang diinginkan
c. memindahkan bahan adonan ke bagian pencetakan
3. Pencetakan
a. Mengoperasikan mesin press pencetakan,
b. Membentuk adonan sesuai dengan karakteristik kerupuk yang
diinginkan,
c. Meletakkan/ menyusun adonan yang telah dibentuk ke atas garang
untuk dikukus
4. Pengukusan
a. Mengangkat adonan yang di garang ke dalam alat pengukus
b. Mengatur tersedianya bahan baku untuk pengukusan.
c. Menyesuaikan temperatur suhu alat pengukus sesuai dengan
kebutuhan.
a. Memindahkan adonan yang telah dikukus ke atas ebek.
b. Mengangkat ebek tempat penjemuran.
c. Memeriksa tingkat kekeringan kerupuk yang dijemur.
d. Mengangkat dan memindahkan kerupuk yang dijemur dari ebek ke
dalam karung untuk disimpan.
e. Mengoperasikan alat pemanggang. Pemanggang hanya digunakan
untuk kerupuk putih jika cuaca sedang hujan.
f. Menyimpan kerupuk yang sudah dijemur ke dalam gudang.
g. Mengangkat kerupuk dari dalam gudang ke bagian penggorengan.
6. Penggorengan
a. Mengendalikan alat penggorengan sesuai dengan tingkat
pemanasan tertentu.
b. Menggoreng kerupuk hingga matang
c. Mengendalian/memberikan informasi keadaan pasokan minyak
goreng yang tersedia.
d. Mengangkat kerupuk yang telah digoreng ke bagian pengemasan
7. Pengemasan
a. Menyediakan alat dan bahan untuk proses pengemasan yaitu
plastik, karet dan label
b. Mengemas kerupuk ke dalam plastik sesuai dengan jenis-jenis
kemasan
c. Memberikan label disetiap kemasan.
8. Penjualan/Distribusi
a Mengirimkan kerupuk ke pihak pengeceran.
b Membuat catatan/laporan tentang kerupuk yang telah dikirim dan
kerupuk sisa yang tidak laku/rusak.
c Mengirim kerupuk sesuai target pesanan dari pembeli.
4.1.5 Tahap dan Proses Pembuatan Kerupuk
Tahap Pembuatan Kerupuk Putih
1. Haluskan bawang putih, ketumbar, garam dan penyedap rasa.
2. Rebus tepung kanji sehingga menjadi bubur.
3. Campurkan semua bumbu yang dihaluskan tersebut dengan bubur
kanji yang sudah halus kemudian masukkan ke dalam alat pengadon.
4. Kemudian masukkan tepung roti ke dalam alat pengadon yang berisi
tepung kanji tersebut dengan perbandingan 2:1 (30kg kanji:15kg
tepung roti) kemudian diaduk selama ± 15 menit.
5. Sesudah adonan mengembang lalu dipindahkan ke dalam mesin press
untuk dicetak.
6. Sesudah dicetak maka cetakan tersebut diletakkan ke sarang.
7. Lalu sarang tersebut disusun dan diletakkan di tempat pengukusan
sampai matang selama ± 15 Menit.
8. Setelah matang lalu kerupuk diletakkan di ebek untuk dijemur.
9. Kerupuk dijemur selama ± 7 Jam sampai kering.
10.Sesudah kerupuk dikeringkan dipisahkan dari ebek.
12.Sebelum digoreng kerupuk terlebih dahulu dicampurkan pada minyak
makan yang dingin.
13.Setelah dicampukan pada minyak dingin maka kerupuk tersebut siap
digoreng pada minyak makan yang panas sampai mengembang.
14.Sesudah kerupuk mengembang lalu ditiriskan untuk mengurangi
kadar minyak yang berlebihan.
15.Sesudah ditiriskan maka kerupuk siap untuk dilakukan proses
pengemasan.
Tahap Pembuatan Kerupuk Lipat
1. Masukkan tepung kanji 20kg dan tepung roti 15kg ke dalam adonan.
2. Campurkan bumbu bawang putih sebanyak 2kg, penyedap rasa
500gram, pewarna makan 1 plastik kecil, udang rebon 300gram.
3. Aduk rata seluruh tepung dan bumbu menjadi satu.
4. Lalu masukkan air ± 25 liter dan aduk sampai rata.
5. Setelah adonan tercampur lalu adonan siap untuk dipanggang.
6. Adonan dipanggang ditakar sebanyak 1 sendok makan dibentuk
lingkaran lalu dilipat menjadi setengah lingkaran.
7. Setelah matang lalu kerupuk diletakkan di ebek untuk di jemur.
8. Kerupuk dijemur selama ± 7 Jam sampai kering.
9. Sesudah kerupuk dikeringkan dipisahkan dari ebek.
10.Kerupuk yang telah kering lalu siap untuk di goreng.
11.Sebelum digoreng kerupuk terlebih dahulu dicampurkan pada minyak
12.Setelah dicampukan pada minyak dingin maka kerupuk tersebut siap
digoreng pada minyak makan yang panas sampai mengembang.
13.Sesudah kerupuk mengembang lalu ditiriskan untuk mengurangi
kadar minyak yang berlebihan.
14.Sesudah ditiriskan maka kerupuk siap untuk dilakukan proses
pengemasan.
Tahap dan Proses Pembuatan Kerupuk Begadang
1. Haluskan bawang putih,ketumbar,garam dan penyedap rasa.
2. Rebus tepung kanji sehingga menjadi bubur.
3. Campurkan semua bumbu yang dihaluskan tersebut dengan bubur
kanji yang sudah halus kemudian masukkan ke dalam alat pengadon.
4. Kemudian masukkan tepung roti ke dalam alat pengadon yang berisi
tepung kanji tersebut dengan perbandingan 2:1 (30kg kanji:15kg
tepung roti) kemudian diaduk selama ± 15 menit.
5. Sesudah selesai diadon kemudian dicetak dan diletak di ebek untuk
dijemur.
6. Kerupuk di jemur selama ± 7 Jam sampai kering.
7. Sesudah kerupuk dikeringkan dipisahkan dari ebek.
8. Kemudian kerupuk tersebut dimasukkan ke mesin garang agar
mengembang.
9. Kemudian kerupuk siap untuk digoreng
10.Sebelum digoreng kerupuk terlebih dahulu dicampurkan pada minyak
11.Setelah dicampukan pada minyak dingin maka kerupuk tersebut siap
digoreng pada minyak makan yang panas sampai mengembang.
12.Sesudah kerupuk mengembang lalu ditiriskan untuk mengurangi
kadar minyak yang berlebihan.
13.Sesudah ditiriskan maka kerupuk siap untuk dilakukan proses
pengemasan.
4.2 Penyajian Data
Dalam bab ini, penulisan akan menyajikan semua hasil pengumpulan data
yang dipeloreh selama penelitian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan,
diperoleh data berikut ini dengan menggunakan metode wawancara secara
mendalam kepada pihak yang berhubungan langsung dengan judul penelitian ini
yakni kepada pemilik UD. Marendal Sejati yaitu Joko Warianto sebagai informan
kunci dan dengan informan utama yaitu pegawai UD. Marendal Sejati. Berikut ini
adalah karakteristik informan penelitian yang peneliti klasifikasikan ke dalam
bentuk table karakteristik.
Tabel 4.2 Indentitas Informan Penelitian
No. Nama Usia
(Tahun)
Jenis Kelamin
Pendidikan Lama Bekerja
Keterangan
1. Joko
Warianto
55 Laki-laki SMA - Pemilik
2. Asrulkhan 18 Laki-laki SMA 1 tahun Pegawai