• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Kelayakan Bisnis Pada Usaha KERUPUK (Studi pada UD. Marendal Sejati Jl. Marendal Gg. Sejati No. 8 Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Studi Kelayakan Bisnis Pada Usaha KERUPUK (Studi pada UD. Marendal Sejati Jl. Marendal Gg. Sejati No. 8 Medan)"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

(STUDI PADA UD. MARENDAL SEJATI)

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) pada Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis/Niaga

Disusun Oleh :

FACHRU REZA NASUTION 100907047

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan oleh :

Nama : Fachru Reza Nasution

NIM : 100907047

Depertemen : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Judul : STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA

KERUPUK (Studi pada UD. Marendal Sejati Jl.

Marendal Gg. Sejati No. 8 Medan)

Medan, Agustus 2014

Pembimbing Program Studi

Dra. Nurlela Ketaren,M.S.P Prof.Dr.Marlon Sihombing,MA

NIP. 195405021982032002 NIP. 195908161986011001

Dekan FISIP USU

Prof.Dr.Badaruddin,M.Si

(3)

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

sebaik mungkin. Shalawat beriring salam tak lupa saya persembahkan kepada

Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga yang senantiasa menjadi tauladan

bagi umat Islam. Semoga kita selalu mendapatkan syafa’atnya di hari akhir kelak.

Adapun skripsi ini berjudul “STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA KERUPUK (Studi pada UD. Marendal Sejati Jl. Marendal Gg. Sejati No. 8 Medan)”. Skripsi ini disusun sebagai syarat dalam menyelesaikan jenjang pendidikan Strata-1 (S1) pada Universitas Sumatera Utara Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Progran Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis.

Peneliti khusus mempersembahkan skripsi ini untuk kedua orang tua

tersayang. Ayahanda Yusfik Abdul Salam Nasution dan Ibunda Fauziah Herawati Harahap. Terima kasih atas kasih sayang, pengorbanan serta doa yang tulus dan tidak pernah putus untuk peneliti. Peneliti juga ingin mengucapkan

terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof.Dr.Badaruddin,M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Sumatera Utara.

2. Bapak Prof.Dr.Marlon Sihombing,MA selaku Ketua Program Studi S1 Administrasi Binis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara.

(4)

dalam penulisan skripsi.

5. Seluruh Staf dan Karyawan Departemen Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

6. Untuk Kak Siswati, Bang Farid dan Pak Talal yang telah membantu penulis dalam urusan surat menyurat sampai skripsi ini selesai.

7. Pak Joko Warianto selaku pemilik UD. Marendal Sejati Jl. Marendal Gg. Sejati No. 8 Medan dan seluruh pegawai UD. Marendal Sejati yang telah

membantu penulis dalam memperoleh data.

8. Buat pamanku Firdaus Harahap, Indra Harahap, dan Rahman Dalimunte

atas bantuan keuangan dan motivasinya kepada penulis.

9. Buat adikku Fahrizal Nasution dan Rizky Aulia Nasution atas kasih sayang, pengertian dan telah memberikan saya motivasi kepada penulis.

10.Untuk kawan seperjuangan selama bangku kuliah : Sandri, Dewi, Nur Halimah, Abdi, Jendra, dan Kris Setiawan yang telah membantu dan berjuang bersama dalam menyelesaikan skripsi ini.

11.Untuk teman semasa SMA : Ryanda, Jeff, Bona, Catyawi terima kasih dukungan dan doanya teman-temanku. Dan teman SMP : Steven, Farica, Ivan, Edward terima kasih cerita lucu-lucunya sehingga memotivasi penulis. 12.Sahabat tercinta dan tersayang Nur Amaliana terima kasih kesayanganku

selalu menghibur dan buat selalu semangat ngerjain skripsinya.

(5)

14.Kepada semua teman-teman Ilmu Administrasi Bisnis stambuk 2010

khususnya teman-teman di kelas A terima kasih atas semua motivasi dan

dorongannya, tetap semangat dan terima kasih untuk kebersamaanya selam

empat tahun ini.

Penulis menyadari bahwa penyajian skripsi ini masih banyak terdapat

kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari pembaca demi perbaikan-perbaikan dimasa yang akan datang.

Medan, Agustus 2014

Penulis

(6)

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA KERUPUK (Studi pada UD. Marendal Sejati Jl. Marendal Gg. Sejati No. 8 Medan)

Nama : Fachru Reza Nasution

NIM : 100907047

Prodi : Ilmu Administrasi niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Dra. Nurlela Ketaren, M.SP

Memiliki bisnis yang layak di dalam menjalankan suatu bisnis adalah cara yang tepat untuk mencapai tujuan bisnis. Bisnis kerupuk merupakan bisnis makanan yang sangat memilik prospek bisnis yang baik. Bisnis kerupuk atau makanan ringan semakin berkembang di kota Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan bisnis dari segi aspek non finansial yang terbagi atas aspek pasar, manajemen dan organisasi, teknis, sosial-ekonomi-budaya, dan lingkungan untuk mengetahui kelayakan bisnis yang dijalankan di UD. Marendal Sejati Gg. Sejati No.8 Medan.

Peda penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan data kualitatif. Data penelitian diperoleh dari observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Informan dalam penelitian ini dibagi dalam dua kelompok, yaitu informan kunci dengan penentuan informan menggunakan sampling purposive yaitu pemilik pabrik kerupuk UD. Marendal Sejati dan informan utama menggunakan sampling aksidental yaitu pegawai UD. Marendal Sejati.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan lapangan menunjukan bahwa dari hasil non finansial, usaha pengolahan kerupuk Perusahan kerupuk UD. Marendal Sejati dikatakan layak. Namun demikian, perusahaan sebaiknya melakukan perbaikan terhadap pengelolaan aspek lingkungan agar tidak menimbulkan keresahan bagi masyarakat setempat yaitu dengan membuat tempat untuk pengolahan limbah pabrik beserta salurannya agar tidak mencemari sungai yang digunakan warga sekitar.

(7)

BUSINESS FEASIBILITY STUDY ON BUSINESS CRACKERS (Studies at UD. Marendal Sejati Jl. Marendal Gg. Sejati No. 8 Medan)

Name : Fachru Reza Nasution NIM : 100907047

Prodi : Science Business Administration/Business Fakulty : Social Science and Political Science

Advisor : Dra. Nurlela Ketaren, M.SP

Have a viable business in the running of a business is the right way to achieve business goals. Business crackers is pick the food business very good business prospects. Crackers or snacks business is growing in the city of Medan. The purpose of this study was to determine the feasibility of the business in terms of non-financial aspects, divided into aspects of the market, management and organization, technical, socio-economic, cultural, and environment to determine the feasibility of a business that is run at UD. Marendal Sejati Gg. Sejati No.8 Medan.

In this study, the method used is descriptive method with qualitative data. Data were obtained from observation, interviews and literature study. Informants in this study were divided into two groups, namely the determination of key informant informant using the purposive sampling cracker factory owner UD. Marendal Sejati and key informants using accidental sampling the UD employees. Marendal Sejati.

Based on the results of field research conducted shows that non-financial results, business processing UD crackers crackers Company. Marendal Sejati is feasible. However, the company should make improvements to the management of environmental aspects in order not to cause unrest amongst the local community by creating a place for sewage treatment plants along the channel in order not to pollute rivers used by people around.

(8)

KATA PENGANTAR

ABSTRAK ...i

DAFTAR ISI ...iii

DAFTAR GAMBAR ...vi

DAFTAR TABEL ...vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang ...1

1.2 Rumusan Masalah ...4

1.3 Tujuan Penelitian ...4

1.4 Manfaat Penelitian ...5

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayaan Bisnis ...7

2.2 Aspek-Aspek Utama Studi Kelayakan Bisnis ...7

2.2.1 Aspek Pasar ...7

2.2.2 Aspek Manajemen ...10

2.2.2.1 Manajemen ...10

(9)

2.2.3 Aspek Teknis ...13

2.2.4 Aspek Sosial, Ekonomi, Budaya ...16

2.2.5 Aspek Lingkungan ...17

2.3 Usaha Kecil Menengah ...18

2.4 Penelitian Terdahulu ...19

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian ...25

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ...25

3.3 Informan Penelitian ...25

3.4 Definisi Konsep. ...26

3.5 Teknik Pengumpulan Data ...28

3.6 Teknik Analisis Data ...29

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ...31

4.1.1 Sejarah Singkat UD. Marendal Sejati. ...31

4.1.2 Visi dan Misi UD. Marendal Sejati. ...33

(10)

4.1.5 Tahap dan proses Pembuatan Kerupuk. ...36

4.2 Penyajian Data. ...37

4.2.1 Aspek Pasar ...42

4.2.2 Aspek Manajemen dan Organisasi ...45

4.2.3 Aspek Teknis ...46

4.2.4 Aspek Sosial-Ekonomi-Budaya dan Aspek Lingkungan 51 4.3 Analisis Data ...52

4.3.1 Aspek Pasar. ...52

4.3.2 Aspek Manajemen dan Organisasi ...59

4.3.3 Aspek Teknis ...65

4.3.4 Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya ...73

4.3.5 Aspek Lingkungan ...76

4.4 Pembahasan ...78

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ...70

5.2 Saran ...71

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi UD. Marendal Sejati ...33

Gambar 4.2 Saluran Pemasaran UD. Marendal Sejati ...46

(12)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jenis Produk ...3

Tabel 4.1 Jenis Produk ...31

Tabel 4.2 Identitas Informan Penelitian ...39

Tabel 4.3 Harga Produk ...45

(13)

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA KERUPUK (Studi pada UD. Marendal Sejati Jl. Marendal Gg. Sejati No. 8 Medan)

Nama : Fachru Reza Nasution

NIM : 100907047

Prodi : Ilmu Administrasi niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Dra. Nurlela Ketaren, M.SP

Memiliki bisnis yang layak di dalam menjalankan suatu bisnis adalah cara yang tepat untuk mencapai tujuan bisnis. Bisnis kerupuk merupakan bisnis makanan yang sangat memilik prospek bisnis yang baik. Bisnis kerupuk atau makanan ringan semakin berkembang di kota Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan bisnis dari segi aspek non finansial yang terbagi atas aspek pasar, manajemen dan organisasi, teknis, sosial-ekonomi-budaya, dan lingkungan untuk mengetahui kelayakan bisnis yang dijalankan di UD. Marendal Sejati Gg. Sejati No.8 Medan.

Peda penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan data kualitatif. Data penelitian diperoleh dari observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Informan dalam penelitian ini dibagi dalam dua kelompok, yaitu informan kunci dengan penentuan informan menggunakan sampling purposive yaitu pemilik pabrik kerupuk UD. Marendal Sejati dan informan utama menggunakan sampling aksidental yaitu pegawai UD. Marendal Sejati.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan lapangan menunjukan bahwa dari hasil non finansial, usaha pengolahan kerupuk Perusahan kerupuk UD. Marendal Sejati dikatakan layak. Namun demikian, perusahaan sebaiknya melakukan perbaikan terhadap pengelolaan aspek lingkungan agar tidak menimbulkan keresahan bagi masyarakat setempat yaitu dengan membuat tempat untuk pengolahan limbah pabrik beserta salurannya agar tidak mencemari sungai yang digunakan warga sekitar.

(14)

BUSINESS FEASIBILITY STUDY ON BUSINESS CRACKERS (Studies at UD. Marendal Sejati Jl. Marendal Gg. Sejati No. 8 Medan)

Name : Fachru Reza Nasution NIM : 100907047

Prodi : Science Business Administration/Business Fakulty : Social Science and Political Science

Advisor : Dra. Nurlela Ketaren, M.SP

Have a viable business in the running of a business is the right way to achieve business goals. Business crackers is pick the food business very good business prospects. Crackers or snacks business is growing in the city of Medan. The purpose of this study was to determine the feasibility of the business in terms of non-financial aspects, divided into aspects of the market, management and organization, technical, socio-economic, cultural, and environment to determine the feasibility of a business that is run at UD. Marendal Sejati Gg. Sejati No.8 Medan.

In this study, the method used is descriptive method with qualitative data. Data were obtained from observation, interviews and literature study. Informants in this study were divided into two groups, namely the determination of key informant informant using the purposive sampling cracker factory owner UD. Marendal Sejati and key informants using accidental sampling the UD employees. Marendal Sejati.

Based on the results of field research conducted shows that non-financial results, business processing UD crackers crackers Company. Marendal Sejati is feasible. However, the company should make improvements to the management of environmental aspects in order not to cause unrest amongst the local community by creating a place for sewage treatment plants along the channel in order not to pollute rivers used by people around.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi sekarang ini dimana persaingan binis yang semakin

tinggi antar perusahaan, menyebabkan setiap perusahaan saling berpacu untuk

menjadi yang terbaik, dengan harapan meningkatnya penjualan yang berarti

perusahaan memiliki lebih banyak konsumen. Perusahaan yang mampu bersaing

dalam pasar adalah perusahaan yang dapat menyediakan produk atau jasa yang

berkualitas, sehingga perusahaan dituntut untuk terus melakukan perbaikan di

segala aspek.

Studi kelayakan binis (Didit dan Triani, 2009:2) merupakan penelitian

terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidaknya bisnis

dibangun, tetapi juga saat dioperasikan secara rutin dalam rangka pencapaian

keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan. Studi ini pada

dasarnya membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan

proses pemilihan proyek bisnis agar mampu memberikan manfaat ekonomis dan

sosial sepanjang waktu. Dalam studi ini, pertimbangan-pertimbangan ekonomis

dan teknis sangat penting karena akan dijadikan dasar implementasi kegiatan

usaha.

Aspek-aspek yang dianalisis dalam studi kelayakan bisnis adalah aspek

(16)

dan operasi, dan aspek keuangan. Tujuan studi kelayakan aspek pasar dan

pemasaran adalah untuk mengetahui kelayakan bisnis dari aspek pasar dan

pertimbangan bahwa jika pasar dituju tidak jelas, propek bisnis ke depan tidak

jelas, pemasaran yang kurang baik, maka resiko kegagalan menjadi besar. Tujuan

studi kelayakan aspek manajemen dan organisasi adalah untuk mengetahui apakah

dalam pembangunan dan implementasi bisni dapat direncanakan, dilaksanakan,

dan dikendalikan sehingga bisnis dikatakan layak atau tidak. Studi kelayakan dari

aspek produksi, teknis dan operasi adalah untuk mengetahui kesiapan perusahaan

dalam menjalankan usahanya dengan menilai ketepatan lokasi dan layout serta

kesiagaan mesin yang digunakan. Dan studi kelayakan bisnis dari aspek keuangan

bertujuan untuk mengetahui sumber-sumber dana yang akan diperoleh, kebutuhan

biaya investasi, estimasi biaya pendapatan dan biaya investasi selama beberapa

periode termasuk jenis dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur investasi,

proyeksi neraca dan laporan laba rugi untuk beberapa periode.

Mengingat bahwa kondisi yang akan dating dipenuhi dengan

ketidakpastian, maka diperlukan pertimbangan-pertimbangan tertentu karena di

dalam studi kelayakan terdapat berbagai aspek yang harus dikaji dan diteliti

kelayakannya sehingga hasil dari pada studi tersebut digunakan untuk

memutuskan apakah sebaiknya proyek atau bisnis layak dikerjakan atau ditunda

atau bahkan dibatalkan.

Dimasa sekarang ini globalisasi ekonomi merupakan suatu fenomena yang

sangat menarik yang menuntut perusahaan untuk mengambil keputusan-keputusan

yang mampu meningkatkan daya saing dan meningkatkan laba. Penerapan aspek

(17)

dalam sebuah kelayakan bisnis. Dengan menerapkan itu semua maka bukan tidak

mungkin sebuah perusahaan atau bisnis menjadi sukses dan layak untuk terus

dioperasikan lebih jauh lagi.

Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah daerah

ataupun pusat, terus mendorong berkembangnya sektor usaha mikro kecil

menengah (UMKM) terutama yang berbasis rumahan. Pola usaha tersebut

dikembangkan sesuai dengan karakter dan potensi wilayah dan kondisi

masyarakat di sekitarnya. Industry rumahan yang dikelola secara apik dan ulet

akan membuka lahan pekerjaan sehingga diharapkan dapat mengurangi angka

pengangguran dan meningkatkan tarap hidup masyarakat.

UD. Marendal Sejati adalah salah satu industri kerupuk rumahan yang

masih sanggup berdiri diantara himpitan bahan dasar yang semakin melonjak.

Kerupuk yang di produksi oleh UD. Marendal Sejati, yaitu :

Tabel 1.1 Jenis Produk

No. Produk Harga / Bungkus

1. Kerupuk Putih @ Rp 5.000,00-

2. Kerupuk Lipat @ Rp 6.500,00-

3. Kerupuk Begadang @ Rp 6.500,00-

Kerupuk dibuat dari bahan-bahan sederhana tapi membuat setiap makanan

terasa lengkap. sebenarnya kerupuk adalah makanan ringan, tapi teryata peluang

(18)

banyak diproduksi dan peminatnya semakin banyak. Melihat dari kebiasaan

konsumsi masyarakat Indonesia yang menggunakan kerupuk sebagai pelengkap

makanan, menjadikan suatu gagasan awal dalam menciptakan suatu kegiatan

usaha terhadap kerupuk.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan pokok yang akan ditinjau dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana kelayakan usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati dari

sisi non-finansial segi Aspek pasar ?

2. Bagaimana kelayakan usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati dari

sisi non-finansial segi Aspek Manajemen dan Organisasi ?

3. Bagaimana kelayakan usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati dari

sisi non finansial segi Aspek Teknis ?

4. Bagaimana kelayakan usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati dari

sisi non-fianansial segi Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya ?

5. Bagaimana kelayakan usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati dari

sisi non-finansial segi Aspek Lingkungan ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan dari

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Menganalisis kelayakan usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati dari

(19)

2. Menganalisis kelayakan usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati dari

sisi non finansial segi aspek manajemen dan organisasi ?

3. Menganalisis kelayakan usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati dari

sisi non finansial segi aspek teknis ?

4. Menganalisis kelayakan usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati dari

sisi non finansial segi aspek sosial, ekonomi dan budaya ?

5. Menganalisis kelayakan usaha pengolahan kerupuk UD. Marendal Sejati dari

sisi non finansial segi aspek lingkungan ?

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Bagi Perusahaan

Dapat menjadi masukan untuk perusahaan UD. Marendal Sejati dalam

mengambil keputusan untuk berinvestasi agar dapat meminimalkan resiko

yang akan terjadi dapat dihindarkan.

2. Bagi Pihak Lain

Diharapkan penulisan ini dapat dijadikan bahan bacaan dan menambah

referensi perpustakaan dan untuk referensi bagi penelitian selanjutnya.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan

teori-teori dan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh di bangku kuliah ke

(20)

pengetahuan penulis tentang perkembangan sektor usaha kecil di

(21)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Studi Kelayakan Bisnis

Menurut Kasmir dan Jakfar (2003:10), studi kelayakan bisnis adalah suatu

kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha

atas bisnis yang akan dijalankan dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha

tersebut dijalankan.

2.2 Aspek-Aspek Utama Studi Kelayakan Bisnis

2.2.1 Aspek Pasar

Pasar dan pemasaran memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi dan

saling mempengaruhi satu sama lain. Dengan kata lain setiap ada kegiatan pasar

selalu diikuti oleh pemasaran dan setiap kegiatan pemasaran adalah untuk mencari

atau menciptakan pasar.

1. Menurut Kasmir dan Jakfar (2003:70) pasar adalah suatu mekanisme yang

terjadi antara pembeli dan penjual atau tempat pertemuan antara

kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran.

2. Menurut Safrizal dan Ami Dilham (2007:43) pasar adalah orang-orang yang

mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja, dan kemauan

(22)

Pasar meliputi keseluruhan pembeli potensial yang akan memenuhi kebutuhan

dan keinginannya, dimana pembeli tersebut bersedia dan mampu membeli

alat-alat pemuas melalui pertukaran diacu dalam Husnan dan Muhammad (2005:40).

Menurut Husnan dan Muhammad (2005) aspek pasar mengkaji tentang:

1. Permintaan (Demand)

Menurut Kotler (1988) dalam Husnan dan Muhammad (2005), jumlah yang

diminta untuk jumlah komoditi yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga

disebut permintaan. Dari konsep permintaan tersebut dapat diketahui bahwa

variabel-variabel yang mempengaruhi permintaan adalah harga komoditi

tersebut, harga komoditi barang lain, pendapatan rata-rata rumah tangga,

selera, distribusi pendapatan diantara rumah tangga, dan jumlah penduduk.

Kajian permintaan perlu dianalisis baik secara total ataupun terperinci

menurut daerah, jenis konsumen, perusahaan besar pemakai dan proyeksi

permintaan tersebut di masa yang akan datang.

2. Penawaran (Supply)

Menurut Kotler (1988) dalam Husnan dan Muhammad (2005), jumlah yang

ditawarkan untuk jumlah komoditi yang ingin dijual oleh perusahaan disebut

penawaran, sehingga dari konsep penawaran tersebut dapat diketahui bahwa

variabel-variabel yang mempengaruhi penawaran yang dilakukan oleh suatu

industri (perusahaan) adalah harga barang tersebut, harga barang lain, harga

faktor produksi, dan teknologi. Kajian penawaran perlu dianalisis baik yang

berasal dari dalam negeri maupun dari impor, baik perkembangannya di masa

lalu maupun proyeksi di masa yang akan datang.

(23)

Menurut Kotler (1988) dalam Husnan dan Muhammad (2005), program

pemasaran sering disebut sebagai bauran pemasaran (marketing mix), yang

terdiri dari empat komponen yaitu produk (product), harga (price), distribusi

(distribution), dan promosi (promotion). Program pemasaran mencakup

strategi pemasaran yang akan digunakan bauran pemasaran serta identifikasi

siklus kehidupan produk, pada tahap apa produk akan dibuat.

Sebuah perusahaan sebelum memproduksi sebuah produk harus terlebih

dahulu melihat permintaan yang benar-benar dilakukan oleh konsumen,

penawaran yang dilakukan oleh produsen dalam industri tersebut, market share

perusahaan selama ini, serta peluang market share yang masih bisa ditingkatkan.

Hal ini perlu dilakukan agar produk yang ditawarkan perusahaan tepat sasaran dan

menghindari kerugian bagi perusahaan.

Kondisi pasar cenderung memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga

untuk memudahkan maka perlu dilakukan segementasi pada pasar tersebut agar

pasar memiliki karakteristik yang lebih sama. Segmentasi dapat berdasarkan

aspek geografis yang terdiri dari bangsa, negara, provinsi, dan kabupaten/kota

madya, aspek demografis yang terdiri dari usia dan tahap daur hidup, jenis

kelamin, dan pendapatan, aspek psikografis yang meliputi kelas sosial, gaya

hidup, dan kepribadian serta aspek perilaku yang terdiri dari kesempatan, tingkat

penggunaan, status kesetiaan, tahap kesiapan pembelian, dan sikap. Setelah

dilakukan segementasi perlu analisis untuk menentukan segmen pasar yang

dicakup dan dapat dilayani. Tahap terakhir adalah penentuan posisi pada segmen

terpilih yang akan ditempati. Pesaing juga akan menentukan keberlanjutan sebuah

(24)

perusahaan lain yang mempunyai salah satu atau lebih ciri-ciri : (1) perusahaan

yang menawarkan produk dan harga yang sama di pasar, (2) perusahaan yang

membuat produk atau kelas produk yang sama, (3) perusahaan yang membuat

produk dan memasok yang sama, dan (4) perusahaan yang memperebutkan uang

dari konsumen yang sama.

2.2.2 Aspek Manajemen dan Organisasi

2.2.2.1 Manajemen

Menurut Kasmir dan Jakfar (2003:245), untuk keperluan studi kelayakan

bisnis yang perlu dianalisis adalah bagaimana fungsi-fungsi manajemen seperti

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan diterapkan secara

benar.

Adapun fungsi-fungsi yang terdapat dalam manajemen adalah sebagai berikut:

1. Planning

Perencanaan adalah proses menentukan arah yang akan ditempuh dan

kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Dalam proses ini ditentukan tentang apa yang harus dilakukan,

kapan dan bagaimana melakukannya serta dengan cara apa hal tersebut

dilaksanakan.

2. Organizing

Pengorganisasian adalah proses mengelompokkan kegiatan-kegiatan atau

pekerjaan-pekerjaan dalan unit-unit. Tujuannya adalah supaya tertata dengan

jelas antara tugas,wewenang dan tanggung jawab serta hubungan kerja

(25)

3. Actuating

Menggerakkan atau melaksanakan adalah proses untuk menjalankan

kegiatan/pekerjaan dalam organisasi. Dalam menjalankan organisasi para

pemimpin/manajer harus menggerakkan bawahannya untuk mengerjakan

pekerjaan yang telah ditentukan dengan cara memimpin, member perintah,

member petunjuk dan member motivasi.

4. Controlling

Pengawasan adalah proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas

apakah telah sesuai dengan rencana. Jika dalam proses tersebut terjadi

penyimpangan maka akan segera dikendalikan.

2.2.2.2 Pendekatan Manajemen Dalam Pembuatan Perencanaan

Menurut Didit dan Triani (2009:33) pendekatan manajemen dalam

pembuatan perencanaan terbagi tiga, yaitu :

1. Pendekatan Atas-Bawah (Top-Down)

Dalam pendekatan ini perencanaan dilakukan oleh pemimpin perusahaan.

Unit organisasi dibawahnya hanya melaksanakan hal-hal yang telah

dilaksanakan.

2. Pendekatan Bawah-Atas (Boottom-Up)

Dalam pendekatan ini pimpinan memberikan gambaran situasi dan kondisi

yang akan dihadapi organisasi, termasuk visi, misi, tujuan sasaran dan

sumberdaya yang dimiliki. Selanjutnya memberikan kewenangan kepada

manajemen ditingkat bawah untuk menyusun perencanaan.

(26)

Dalam pendekatan ini pemimpin memberikan petunjuk perencanaan

organisasi secara garis besar, sedangkan secara detail, diserahkan kepada

kreativitas unit perusahaan dibawahnya, dengan tetap mematuhi aturan yang

berlaku.

2.2.2.3 Organisasi

Menurut Kasmir dan Jakfar (2003:261) Organisasi secara statis dapat

diartikan suatu wadah atau tempat kerja sama untuk melaksanakan tugas-tugas

sesuai dengan rencana yang telah diterapkan. Organisasi secara dinamis diartikan

sebagai suatu proses kerja sama antara dua orang atau lebih dalam mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.

Bentuk organisasi berdasarkan hubungan-hubungan wewenangnya.

Wewenang masing-masing baik lini, staf maupun fungsional adalah sebagai

berikut:

1. Wewenang lini adalah wewenang yang menimbulkan tanggungjawab atas

tercapainya tujuan-tujuan perusahaan

2. Wewenang staf adalah wewenang yang membantu agar orang yang

mempunyai wewenang lini bekerja secara efektif dalam mencapai

tujuan-tujuan perusahaan.

3. Wewenang fungsional adalah wewenang yang diberikan kepada seseorang

atau departemen untuk dapat mengambil keputusan mengenai hal-hal yang

berada di departemen yang lain.

(27)

Menurut Syafrizal Helmi Situmorang (2007:104), produksi biasanya

timbul setelah dilakukan riset atau penelitian terhadap konsumen, produk apa

yang sedang diinginkan konsumen serta sesuai dengan kebutuhan. Perencanaan

dan pengebangan produk pada hakikatnya adalah meliputi berbagai macam

aktivitas marketing dan hal tersebut merupakan sebuah fungsi yang berorientasi

pada konsumen.

Analisis dalam aspek produksi adalah untuk menilai kesiapan perusahaan

dalam menjalankan usahanya dengan menilai ketetapan lokasi dan layout serta

kesiagaan mesin yang digunakan. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam

penilaian aspek peroduksi sebagai berikut:

1. Agar perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat

2. Agar perusahaan dapat menentukan layout yang sesuai dengan proses

produksi yang dipilih, sehingga memberikan efesiensi

3. Agar perusahaan dapat menentukan teknologi yang tepat dalam

menjalankan produksinya

4. Agar perusahaan dapat menentukan metode perusahaan yang paling baik

5. Agar dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan sekarang

dan dimasa yang akan dating

Aspek teknis merupakan analisis yang berhubungan dengan input proyek

(penyediaan) dan output (produksi) berupa barang dan jasa, dimana Aspek teknis

berkaitan dengan proses pembangunan proyek secara teknis dan

pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun (Husnan dan

(28)

potensial di areal proyek, pengujian fasilitas-fasilitas pemasaran dan penyimpanan

yang dibutuhkan untuk mendukung dalam pelaksanaan proyek, pengujian sistem

sistem pengolahan yang dibutuhkan.

Menurut Nurmalina et al. (2009) beberapa hal yang perlu dikaji dalam

aspek teknis antara lain lokasi bisnis, luas produksi, proses produksi, layout, dan

pemilihan jenis teknologi dan equipment.

1. Lokasi Bisnis

Variabel yang mempengaruhi pemilihan lokasi bisnis ini terdiri atas

variabel utama dan variabel bukan utama yang dimungkinkan untuk berubah.

Variabel utama antara lain (1) ketersedian bahan baku, bila suatu usaha

memerlukan bahan baku dalam jumlah yang besar maka bahan baku menjadi

variabel yang cukup penting dalam penentuan lokasi bisnis sehingga

pengusaha perlu mengetahui jumlah bahan baku yang dibutuhkan, kelayakan

harga bahan baku, kapasitas, kualitas, dan kontinuitas sumber bahan baku,

serta biaya pendahuluan yang diperlukan sebelum bahan baku diproses. (2)

letak pasar yang dituju, informasi yang perlu diperoleh antara lain daya beli

konsumen, pesaing dan analisis pasar lainnya. (3) Tenaga listrik dan air,

pada perusahaan yang menggunakan listrik dalam jumlah besar tentu perlu

mengetahui ketersediaan listrik di suatu lokasi. Sama halnya dengan

kebutuhan air bagi perusahaan yang menggunakan air cukup banyak. (4)

Supply tenaga kerja yang sangat mempengaruhi biaya produksi yang

ditanggung oleh perusahaan harus tersedia dengan baik. (5) Fasilitas

(29)

pertimbangan pasar. Jika lokasi berdekatan dengan sumber bahan baku,

maka pertimbangan utama adalah transportasi menuju pasar.

Variabel bukan utama antara lain (1) hukum dan peraturan di Indonesia

maupun di tingkat lokal pada rencana lokasi, karena dimungkinkan ada

peraturan yang melarang pendirian suatu bisnis di suatu lokasi atau adanya

keringanan dari pemerintah untuk mendirikan suatu lokasi. (2) Sikap dari

masyarakat setempat yang mendukung atau tidak pada pendirian suatu

bisnis. (3) Rencana masa depan perusahaan dalan kaitannya dengan

perluasan bisnis.

2. Luas Produksi

Beberapa faktor yang mempengaruhi penentuan luas produksi yaitu

batasan permintaan, tersedianya kapasitas mesin, jumlah dan kemampuan

tenaga kerja pengelolaan proses produksi, kemampuan finansial dan

manajemen perusahaan, dan kemungkinan adanya perubahan teknologi

produksi di masa yang akan datang. Pada produk baru, kapasitas produksi

biasanya masih belum optimal, namun sebaiknya kapasitas produksi ini

masih berada di tingkat titik impas.

3. Proses Produksi

Produksi terdiri atas tiga jenis yaitu proses produksi yang terputus-putus,

proses produksi yang kontinu, dan proses produksi kombinasi.

4. Layout

Layout ini mencakup layout site, layout pabrik, layout bangunan bukan

pabrik, dan fasilitas-fasilitanya. Kriteria-kriteria yang dapat digunakan yakni

(30)

yang lancar dari satu proses ke proses lain, penggunaan ruangan yang

optimal, kemudahan melakukan ekspansi, meminimisasi biaya produksi, dan

memberikan jaminan yang cukup untuk keselamatan tenaga kerja.

5. Pemilihan Jenis Teknologi dan Equipment

Pada dasarnya pemilihan teknologi ini berpatokan pada seberapa jauh

derajat mekanisasi yang diinginkan dan manfaat ekonomi yang diharapkan.

Saat ini digunakan pula teknologi tepat yang dalam hal ini dapat digunakan

kriteria tentang penggunaan potensi ekonomi lokal dan kesesuaian dengan

kondisi sosial budaya setempat.

Pemilihan mesin dan peralatan serta jenis teknologi mempunyai hubungan

yang erat sekali karena pemilihan mesin wajib mengikuti ketentuan jenis

teknologi yang telah ditetapkan walaupun juga mempertimbangkan faktor

non teknologi lainnya seperti keadaan infrastruktur dan fasilitas

pengangkutan mesin, keadaan fasilitas pemeliharaan dan perbaikan mesin

dan peralatan yang ada di sekitar lokasi bisnis, kemungkinan memperoleh

tenaga ahli yang akan mengelola mesin dan peralatan tersebut.

2.2.4 Aspek Sosial, Ekonomi, Budaya

Pada aspek ini, analisis yang dilakukan akan menilai apa dampak sosial,

ekonomi, dan budaya terhadap masyarakat keseluruhan. Beberapa pertimbangan

sosial yang harus dipikirkan secara cermat agar dapat menentukan apakah suatu

proyek yang diusulkan tanggap terhadap keadaan sosial seperti penciptaan

kesempatan kerja yang merupakan masalah terdekat dari suatu wilayah (Gittinger,

1986:47). Nurmalina et al. (2009) menambahkan bahwa dalam menganalisis

(31)

dari adanya investasi proyek. Sehingga pada aspek sosial yang dinilai antara lain

penambahan kesempatan kerja atau pengurangan pengangguran, pemerataan

kesempatan kerja dan pengaruh bisnis tersebut terhadap lingkungan sekitar lokasi

bisnis. Sedangkan dari aspek ekonomi akan dinilai apakah suatu bisnis mampu

memberikan peluang peningkatan pendapatan masyarakat, pendapatan asli daerah,

pendapatan dari pajak, dan dapat menambah aktivitas ekonomi. Aspek budaya

dapat dianalisis melalui dampak adanya bisnis pada budaya masyarakat sekitar.

Suatu bisnis tidak akan ditolak bila secara sosial budaya dapat diterima oleh

masyarakat dan secara ekonomi mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2.2.5 Aspek Lingkungan

Pembangunan suatu usaha tentu akan memberikan dampak bagi lingkungan baik

secara langsung maupun tidak langsung. Analisis aspek lingkungan diperlukan

untuk menganalisis dampak tersebut. Nurmalina et al. (2009:49) menyatakan

bahwa dalam menganalisis aspek lingkungan yang perlu diperhatikan adalah

bagaimana pengaruh keberadaan bisnis terhadap lingkungan sekitar.

Pertimbangan tentang sistem alami dan kualitas lingkungan dalam analisis suatu

bisnis justru akan menunjang kelangsungan suatu bisnis itu sendiri, sebab tidak

ada bisnis yang bertahan lama apabila tidak bersahabat dengan lingkungan.

Sehingga untuk membangun sebuah usaha perlu dilakukan analisis terhadap aspek

lingkungan.

2.3 Usaha Kecil Menengah

Menurut Gaedeke dan Tootelian dalam Partomo dan Soedjoedono (2002),

(32)

pada lingkungan atau kumpulan pemodal, (3) wilayah operasinya terbatas pada

lingkungan sekitarnya, meskipun pemasaran dapat melampaui wilayah lokalnya,

dan (4) ukuran dari perusahaan dalam industri bersangkutan lebih kecil

dibandingkan dengan perusahaan lainnya dalam bidang usaha yang sama.

Sedangkan menurut Balton dan Pratomo dan Soedjoedono(2002)

menyatakan bahwa pimpinan atau pengurus UKM pada umumnya kurang atau

tidak mengenyam pendidikan formal atau mempunyai pendapatan lemah terhadap

perlunya pendidikan dan pelatihan.

Walaupun UKM dipandang sebelah mata oleh para pesaing dari

perusahaan skala besar, tetapi UKM memiliki beberapa keunggulan bila

dibandingkan dengan usaha besar, yaitu :

1. Inovasi dalam teknologi yang dengan mudah terjadi dalam

pengembangan produk.

2. Hubungan kemanusian yang akrab di dalam perusahaan kecil.

3. Kemampuan menciptakan kesempatan kerja cukup banyak atau

penyerapannya terhadap tenaga kerja.

4. Fleksibilitasnya dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi

pasar yang berubah dangan cepat dibanding dengan perusahaan besar

yang pada umumnya memiliki birokrasi.

5. Terdapatnya dinamisme manajerial dan peranan kewirausahaan.

Partomo dan Soedjoedono (2002) berpendapat pada kenyataannya UKM

memiliki kendala-kendala dalam mempertahankan dan pengembangan usaha

(33)

daln lemah di bidang pemasaran. Untuk mengatasinya UKM harus memiliki

strategi bisnis yang tepat perlu diambil, diantaranya adalah :

1. Untuk dapat mengembangkan UKM perlu dipelajari terlebih dahulu

tentang ciri-ciri kelemahan serta potensi-potensi yang tersedia serta

perundang-undangan yang mengaturnya.

2. Diperlukan bantuan manajerial agar tumbuh inovasi-inovasi mengelola

UKM berdampingan dengan usaha-usaha yang besar.

3. Secara Vertikal dalam sistem gugus usaha, UKM bisa menjadikan diri

komplemen-komplemen usaha industri perushaaan produsen utama.

Maka diperlukan suatu strategi UKM menjalin kerja komplementer

dengan usaha-usaha besar.

Kerja sama yang terjalin bisa berbentuk koperasi dan secara bersama-sama

beroperasi masuk dalam usaha tertentu. Di Indonesia kemitraan usaha yang

berbentuk koperasi merupakan strategi bisnis yang sangat penting, sehingga

pemerintah menganggap perlu membentuk departemen khusus untuk menangani

UKM dan Koperasi.

2.4 Penelitian Terdahulu

Rina Kusrina (2011), meneliti tentang “Analisis Kelayakan Usaha

Pengolahan Kerupuk, Perusahaan kerupuk Cap Dua Gajah, Indramayu, Jawa

Barat”. Hasil penelitian Jawa Barat memiliki potensi sektor perikanan yang sangat

besar, baik perikanan darat maupun perikanan lepas pantai yang tidak hanya

mencukupi untuk kebutuhan lokal, namun juga diekspor ke luar negeri. Salah satu

(34)

perikanan Indramayu yang menyumbang 32,87 persen dari produksi perikanan

Jawa Barat yaitu sebesar 94,6 ribu ton pada tahun 2007. Pengembangan Industri

hasil perikanan merupakan salah satu prioritas dalam pembangunan nasional di

sektor perindustrian. Industri pengolahan ikan di Indramayu yang potensial adalah

industri pengolahan kerupuk ikan/udang yang ditandai dengan adanya

peningkatan jumlah unit usaha dalam setiap tahunnya. Di kabupaten Indramayu,

industri pengolahan ikan yang memiliki produksi paling tinggi adalah produksi

pengolahan kerupuk ikan yaitu sebesar 3,5 ribu ton atau sebesar 45,20 persen dari

seluruh total produksi olahan hasil perikanan. Salah salah satu desa yang

merupakan sentra industri pengolahan kerupuk ikan/udang adalah Desa Kenanga

Kecamatan Sindang. Salah satu perusahaan yang memproduksi kerupuk

ikan/udang di Desa Kenanga Kecamatan Sindang adalah Perusahaan Kerupuk Cap

Dua Gajah. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang mengolah kerupuk

ikan/udang dengan jumlah produksi terbesar di Indramayu (Dinas Koperasi

Perindustrian dan Perdagangan, 2010). Pada tahun 2009 perusahaan ini

melakukan penambahan teknologi mesin terutama pada bidang produksi untuk

meningkatkan produksinya agar dapat memenuhi permintaan pasar. Oleh karena

itu, perlu dilakukan analisis kelayakan usaha untuk melihat sejauh mana manfaat

bersih yang diperoleh perusahaan dengan adanya penambahan teknologi tersebut.

Mega Ari Suryani (2011), meneliti tentang “Analisis Kelayakan Usaha Mi

Mentah Jagung (Studi Kasus Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin di Kelurahan

Tegal Lega, Kota Bogor, Jawa Barat)”. Hasil penelitian perbandingan analisis

finansial usaha mi mentah terigu, mi mentah jagung 30 persen, dan mi mentah

(35)

mi mentah jagung 100 persen merupakan usaha yang paling layak diusahakan.

Nilai NPV usaha pembuatan mi mentah jagung 100 persen yang diperoleh sebesar

Rp 1.011.003.777 lebih besar dibandingkan usaha pembuatan mi mentah terigu

maupun mi mentah jagung 30 persen, sehingga usaha mi mentah jagung 100

persen memberikan manfaat bersih yang lebih besar daripada usaha mi mentah

terigu dan mi mentah jagung 30 persen. Nilai Net B/C yang diperoleh juga lebih

tinggi yaitu sebesar 3,96. Tingkat pengembalian investasi juga berbeda cukup

besar pada tingkat diskonto 7,47 persen. Namun, nilai IRR yang diperoleh usaha

mi mentah terigu memiliki nilai paling besar dibandingkan kedua usaha yang lain

yaitu 39,06 persen. Nilai payback period usaha pembuatan mi mentah jagung 30

persen memiliki nilai lebih kecil daripada usaha mi mentah terigu dan mi mentah

jagung 100 persen. Hal ini berarti waktu yang diperlukan untuk menutupi

pengeluaran investasi adalah paling singkat dibandingkan umur proyek. Maka,

usaha mi jagung 30 persen lebih layak untuk diusahakan dari segi nilai payback

period. Hal ini berdasarkan kriteria investasi secara keseluruhan, usaha mi mentah

jagung 100 persen merupakan usaha yang paling layak untuk diusahakan karena

memiliki nilai NPV dan IRR yang paling besar. Analisis switching value pada

ketiga usaha menunjukkan bahwa perubahan yang diakibatkan penurunan

penjualan berpengaruh paling besar terhadap kelayakan usaha dibandingkan

dengan perubahan lainnya. Perubahan penurunan penjualan pada ketiga usaha

berkisar antara 16 – 24 persen. Perubahan ini lebih kecil dibandingkan perubahan

peningkatan harga bahan baku tepung yang berkisar antara 27 – 60 persen.

Sedangkan untuk perubahan yang terjadi karena kenaikan harga bahan baku

(36)

Auliya Syafrul (2010), meneliti tentang “Analisis Kelayakan Usaha

Pembuatan Yoghurt di Perusahaan Dafarm Kecamatan Ciampea Kabupaten

Bogor”. Hasil penelitian usaha pembuatan yoghurt Dafarm layak untuk dijalankan

ditinjau dari hasil analisis terhadap aspek-aspek non finansial seperti aspek pasar,

aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, dan aspek sosial ekonomi dan

lingkungan. Hasil analisis aspek finansial menunjukkan bahwa kedua skenario

usaha layak untuk dijalankan berdasarkan kriteria investasi. Skenario usaha yang

memberikan keuntungan lebih besar adalah skenario usaha II. Hal ini terbukti

dengan nilai NPV skenario usaha II yang 1,45 kali nilai NPV skenario usaha I.

Begitu pula dengan hasil analisis laba rugi ang bernilai positif setiap tahunnya

pada masing-masing skenario usaha. Laba bersih yang diperoleh pada skenario

usaha II lebih besar 1,3 kali laba usaha pada skenario usaha I.

Debie Natalia Francisca Fausta Napitupulu (2009), meneliti tentang

“Analisis Kelayakan Usaha Pembuatan Jus dan Sirup Belimbing Manis dan

Jambu Biji Merah (Studi Kasus CV Winner Perkasa Indonesia Unggul, Kota

Depok, Jawa Barat)”. Hasil penelitian analisis aspek non finansial yaitu, aspek

pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial dan lingkungan, serta aspek

hukum menunjukkan bahwa usaha yang dijalankan CV WPIU ini layak untuk

dilaksanakan. Namun, pada aspek pasar, kegiatan promosi yang dilakukan belum

optimal karena CV WPIU hanya mengandalkan keikutsertaan dalam

pameran-pameran dan informasi dari mulut ke mulut. CV WPIU juga mengalami kendala

pada aspek manajemen yaitu, ada beberapa karyawan yang kurang memiliki

kemampuan dan tanggungjawab. Hasil analisis aspek finansial juga menunjukkan

(37)

menunjukkan bahwa Usaha ini lebih peka terhadap penurunan penjualan jus dan

sirup daripada kenaikan harga gula pasir dan botol jus.

Tio Panta Sihombing (2011), meneliti tentang “Studi Kelayakan

Pengembangan Usaha Pengolahan Kopi Arabika (Studi Kasus PT. Sumatera

Speciality Coffees)”. Hasil penelitian perhitungan kelayakan finansial pada PT

SSC tanpa proyek maupun dengan proyek menunjukkan bahwa usaha ini layak.

Namun secara umum kriteria-kriteria penilaian investasi tanpa proyek

menunjukkan kondisi yang lebih baik kecuali NPV. Analisis finansial dengan

proyek menghasilkan nilai NPV sebesar Rp. 9.245.716.350; nilai IRR 43,58%; PI

2,50 ; BEP Rp. 14.182.212.960,- dan PBP 3,48 tahun. Sementara tanpa proyek

menghasilkan NPV Rp. 8.205.498.310; IRR 49,89% dimana nilai ini lebih besar

dari nilai suku bunga pinjaman yang digunakan (12%); PI 4,47 ; BEP Rp.

12.192.648.830 dan PBP 2,13 tahun, yang berarti usaha ini sudah dapat menutupi

biaya investasi awalnya sebelum umur usaha berakhir. Hasil analisis sensitivitas

dengan skenario peningkatan harga bahan baku sebesar 2,17% yang tidak diikuti

oleh kenaikan harga jual dan kapasitas produksi turun 14,39% mengakibatkan

proyek kurang layak sementara peningkatan biaya tenaga kerja sebesar 10% dan

peningkatan harga BBM sebesar 7,78% menunjukkan bahwa usaha ini masih

layak untuk dijalankan. Proyeksi kinerja keuangan selama 5 tahun dengan asumsi

penjualan tetap (sesuai kemampuan penjualan perusahaan saat ini) menunjukkan

rasio profitabilitas dan manajemen aktiva menurun jika dibandingkan dengan

rata-rata rasio selama 4 tahun terakhir ini. ROI menjadi 13,73% sebelumnya 21%;

marjin laba usaha 10,02% sebelumnya 10,55%; ROE 14,61% sebelumnya

(38)

untuk mengimbangi biaya proyek. Secara keseluruhan dilihat dari analisis

kualitatif dan kuantitatif berupa potensi perusahaan, studi kelayakan

pengembangan dan proyeksi kinerja keuangan, dengan merealisasikan proyek

ternyata tidak memberi keuntungan/ manfaat yang lebih baik bagi perusahaan.

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tujuan penelitian deskriptif

adalah memperoleh jawaban dari pertanyaan tentang siapa, apakah, kapan,

dimana, dan bagaimana dari suatu topic penelitian (Sumarni dan Wahyuni, 2006 :

52). Teknik analisis kualitatif dilakukan dengan menyajikan data, menelaah dan

menyusunnya dalam satu satuan yang kemudian dikategorikan pada tahap

berikutnya dan memeriksa keabsahan serta menafsirkan dengan analisis sesuai

dengan kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian

(Moleong, 2006:247).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada UD. Marendal Sejati berlokasi di Jalan Sejati

Dusun V No.7 Marendal Medan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juni

tahun 2014.

(40)

Informan merupakan orang-orang yang dapat menjadi sumber informasi

dalam upaya pengumpulan data pada suatu penelitian. Menurut Situmorang

(2008:209) Informan adalah interviewer (yang ditanya atau sumber data

informasi) yang dapat memberikan data atau keterangan atas keadaan orang lain

di situasi-situasi dan lingkungannya.

Informan dalam penelitian ini ada dua, yaitu :

1. Informan kunci (key informan)

Informan kunci merupakan informan yang mengetahui, memahami, dan

memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitia.

Informan kunci pada penelitian ini adalah Pak Joko yang merupakan

pemilik UD. Marendal Sejati.

2. Informan Utama

Informan Utama merupakan informan yang terlibat secara langsung dan

berinteraksi dengan informan kunci. Informan utama dalam penelitian ini

adalah pegawai di UD. Marendal Sejati yang berjumlah 16 orang.

3.4 Definisi Konsep

Konsep merupakan istilah yang digunakan dalam menggambarkan secara

abstrak tentang kejadian dak keadaan yang menjadi pusat perhatian. Konsep

teoritis diajukan untuk menjawab permasalahan yang diteliti oleh penulis, karena

itu perlu adanya definisi konsep. Dan adapun konsep dari penelitian ini, adalah :

1. Aspek Pasar

Pasar meliputi keseluruhan pembeli potensial yang akan memenuhi

(41)

mampu membeli alat-alat pemuas melalui pertukaran diacu dalam Husnan

dan Muhammad (2005:40). Menurut Husnan dan Muhammad (2005)

aspek pasar mengkaji tentang: (1) Permintaan (Demand), (2) Penawaran

(Supply), (3) Program pemasaran.

2. Aspek Manajemen dan Organisasi

Menurut Kasmir dan Jakfar (2003:245), untuk keperluan studi kelayakan

bisnis yang perlu dianalisis adalah bagaimana fungsi-fungsi manajemen

seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan

diterapkan secara benar. Organisasi secara statis dapat diartikan suatu

wadah atau tempat kerja sama untuk melaksanakan tugas-tugas sesuai

dengan rencana yang telah diterapkan. Organisasi secara dinamis diartikan

sebagai suatu proses kerja sama antara dua orang atau lebih dalam

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3. Aspek Teknis (Produksi)

Aspek teknis merupakan analisis yang berhubungan dengan input proyek

(penyediaan) dan output (produksi) berupa barang dan jasa, dimana Aspek

teknis berkaitan dengan proses pembangunan proyek secara teknis dan

pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun (Husnan dan

Muhammad, 2005:55).

4. Aspek Sosial, Ekonomi, Budaya

Pada aspek ini, analisis yang dilakukan akan menilai apa dampak sosial,

ekonomi, dan budaya terhadap masyarakat keseluruhan. Beberapa

pertimbangan sosial yang harus dipikirkan secara cermat agar dapat

(42)

keadaan sosial seperti penciptaan kesempatan kerja yang merupakan

masalah terdekat dari suatu wilayah (Gittinger, 1986:47). Nurmalina et al.

(2009) menambahkan bahwa dalam menganalisis aspek sosial perlu

mempertimbangkan pola dan kebiasaan sosial yang lebih luas dari adanya

investasi proyek.

5. Aspek Lingkungan

Analisis aspek lingkungan diperlukan untuk menganalisis dampak

tersebut. Nurmalina et al. (2009:49) menyatakan bahwa dalam

menganalisis aspek lingkungan yang perlu diperhatikan adalah bagaimana

pengaruh keberadaan bisnis terhadap lingkungan sekitar.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data tergantung pada permasalahaan yang akan

dikaji. Pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer maupun sekunder.

Seumber primer merupakan sumber data yang memberikan data kepada

pengumpul data, sedangkan sumber sekunder adalah sumber data yang secara

tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalkan melalui

dokumen atau arsip (Sumarni dan Wahyuni, 2006:85).

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan beberapa

cara, seperti :

1. Wawancara

Wawancara (interview) atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang

(43)

dari yang diwawancarai (Wirartha, 2005:227). Pada penelitian ini, peneliti

melakukan wawancara dengan pemilik dan karywan UD. Marendal Sejati.

2. Observasi

Observasi (pengamatan) meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap

sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera, yaitu penglihatan,

penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap (Wirartha,2005:228). Pada

penelitian ini peneliti melakukan pengamatan pada kelayakan bisnis UD.

Marendal Sejati.

3. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang

tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki

benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, notulen rapat,

catatan harian dan sebagainya (Wirartha,2005:230). Pada penelitian ini

peneliti menggunakan buku-buku, jurnal, internet, dan karya tulis

akademik sebagai bahan referensi.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan cara yang dilakukan dalam

menginterpretasikan data-data yang telah dipeloreh dari lokasi penelitian dan

diolah untuk mendapatkan informasi dan fakta. Teknik analisis data yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik analisis dekriptif dengan melakukan

pendekatan kualitatif terhadap kelayakan bisnis. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan model analisis interaktif Huberman dan Miles. Huberman dan

Miles dalam Idrus (2009:146) mengajukan model analisis data yang disebut

(44)

1. Reduksi Data (data reduction)

Reduksi data adalah proses menginterprestasikan data atau informasi yang

didapat dari catatan lapangan/observasi serta hasil wawancara mendalam

terhadap subyek penelitian atau informan.

2. Penyajian Data (data display)

Fase kedua dari analisis data ini adalah menentukan bagaimana data yang

sudah direduksi itu akan disajikan berdasarkan variable kompenen.

3. Penarikan Kesimpulan (conclusion)

Fase ketiga dari proses analisis data ini adalah penarikan kesimpulan yang

dilakukan dengan melihat kembali data yang sudah direduksi tersebut guna

mempertimbangkan makna dari data yang sudah dianalisis dengam

implikasinya berdasarkan pertanyaaan-pertanyaan dalam perumusan

(45)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat UD. Marendal Sejati

Usaha ini didirikan mulai tanggal 15 Agustus 2002 oleh mas Joko Warianko.

Mas Joko Warianko sebelum memulai usahanya, mas Joko ini bekerja di pabrik

kerupuk selama 9 tahun. Setelah sudah cukup dia menimba ilmu dan mengumpul

uang dari bekerja di pabrik kerupuk tersebut, ia mencoba membuka usaha sendiri

di daerah Medan Jl. Marendal. Alasan mas Joko memilih usaha kerupuk ini

karena mas Joko telah memiliki pengalaman sebelumnya didalam pembuatan

kerupuk.

Awal mula membuka usaha kerupuk ini, mas Joko memiliki modal sekitar

Rp. 8.000.000. Pada saat itu mas Joko membuat kerupuk dengan cara manual,

dengan keuletan beliau, usaha kerupuknya tersebut sekarang berkembang. Awal

mulanya omset usaha kerupuk ini memiliki omset sekitar

Rp.10.000.000-Rp.15.000.000/bulan sekarang bertambah menjadi Rp.130.000.000/bulan. . Pada

awal usaha ini UD. Marendal sejati memproduksi 500-1000 bungkus dan

sekarang menjadi 3000-5000 bungkus.

Untuk mengembangkan usahanya mas Joko menjalin kemitraan usaha

dengan usaha lainnya seperti: UD. Serasi binjai (kripik), UD. Lestari Lubuk

(46)

UD. Bintang Jagung (jagung), UD. Pusako (gipang beras). UD. Berkah (kuping

gajah), UD. Amanda Arum Manis, UD. Sari Jaya (opak), UD. Jangek Minang

Deli, UD. Kuda Laut Pangkalan Berandal (kerupuk ikan), UD. Rasil Putra (kue

bawang). Dengan menjalin kemitraan tersebut mas Joko mendapatan keuntungan

lebih dari kemitraan tersebut. Pada mulanya usaha UD marendal sejati yang

dijalankan oleh mas Joko memiliki pekerja 2 orang dan sekarang bertambah

sebanyak 14 pekerja.

Adapun jenis-jenis kerupuk besarta harga yang dijual oleh UD. Marendal

Sejati antara lain :

Tabel 4.1 Jenis Produk

No. Produk Harga / Bungkus

1. Kerupuk Putih @ Rp 5.000,00-

2. Kerupuk Lipat @ Rp 6.500,00-

3. Kerupuk Begadang @ Rp 6.500,00-

Sumber : Hasil Wawancara Peneliti di UD. Marendal Sejati

Dari prestasi, usaha UD. Marendal sejati pernah memenangkan

penghargaan juara 1 dalam usaha bazaar dalam rangka ulang tahun bank SUMUT

pada tahun 2009 sebagai UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) terbaik di kota

Medan.

Tujuan Pendirian UD. Marendal Sejati

1. Untuk mencari keuntungan/laba.

(47)

3. Menjadikan/mengembangkan usaha kerupuk menjadi lebih besar lagi.

Manfaat Mendirikan Usaha :

1. Bagi pemilik : mensejahterakan hidup keluarganya.

2. Bagi Pekerja :

a. Mendapatkan pekerjaan

b. Diberi gaji, bonus, dan penginapan

c. Mengurangi pengangguran

d. Mencegah tindak kriminalisasi akibat dari pengangguran

4.1.2 Visi dan Misi UD. Marendal Sejati

Visi dan misi dari suatu bisnis, dapat membantu bisnis tersebut dalam mencapai

tujuan bisnisnya. Visi dan misi dirumuskan sebagai pedoman di dalam mencapai

tujuan bisnis. Visi dan misi UD. Marendal Sejati adalah sebagai berikut:

a. Visi :

Mengembangkan UD. Marendal Sejati menjadi lebih besar dan dapat dikenal

masyarakat luas

b. Misi :

1. Membuat rasa kerupuk yang lebih enak

2. Membuat inovasi terhadap jenis kerupuk yang sudah ada

3. Memberikan produk yang berkualitas

(48)

Struktur organisasi a

yang ada pada suatu

operasional untuk me

dibutuhkan koordinas

tujuan dari UD. Mare

St

Sumber : H

4.1.4 Deskripsi Tug 1. Pemilik

adalah suatu susunan dan hubungan antara

atu organisasi atau perusahaan dalam menja

encapai tujuan. Pada struktur organisasi UD.

asi yang baik antara satu bagian dengan bagia

rendal Sejati dapat tercapai.

Gambar 4.1

Struktur Organisasi UD. Marendal Sejati

: Hasil Wawancara Peneliti di UD. Marendal S

ugas

a tiap serta posisi

jalankan kegiatan

. Marendal Sejati

ian yang lain agar

(49)

a. Merencanakan, mengatur, menjalankan kegiatan usaha yang

dijalankan.

b. Merumuskan kebijakan utama dalam usaha pencapaian tujuan

perusahaan UD. Marendal Sejati.

2. Pengadonan

a. Mengatur jumlah takaran bahan baku yang akan dibuat menjadi adonan

b. mengoperasikan mesin untuk mencampurkan bahan baku sehingga sesuai dengan tekstur yang diinginkan

c. memindahkan bahan adonan ke bagian pencetakan

3. Pencetakan

a. Mengoperasikan mesin press pencetakan,

b. Membentuk adonan sesuai dengan karakteristik kerupuk yang

diinginkan,

c. Meletakkan/ menyusun adonan yang telah dibentuk ke atas garang

untuk dikukus

4. Pengukusan

a. Mengangkat adonan yang di garang ke dalam alat pengukus

b. Mengatur tersedianya bahan baku untuk pengukusan.

c. Menyesuaikan temperatur suhu alat pengukus sesuai dengan

kebutuhan.

(50)

a. Memindahkan adonan yang telah dikukus ke atas ebek.

b. Mengangkat ebek tempat penjemuran.

c. Memeriksa tingkat kekeringan kerupuk yang dijemur.

d. Mengangkat dan memindahkan kerupuk yang dijemur dari ebek ke

dalam karung untuk disimpan.

e. Mengoperasikan alat pemanggang. Pemanggang hanya digunakan

untuk kerupuk putih jika cuaca sedang hujan.

f. Menyimpan kerupuk yang sudah dijemur ke dalam gudang.

g. Mengangkat kerupuk dari dalam gudang ke bagian penggorengan.

6. Penggorengan

a. Mengendalikan alat penggorengan sesuai dengan tingkat

pemanasan tertentu.

b. Menggoreng kerupuk hingga matang

c. Mengendalian/memberikan informasi keadaan pasokan minyak

goreng yang tersedia.

d. Mengangkat kerupuk yang telah digoreng ke bagian pengemasan

7. Pengemasan

a. Menyediakan alat dan bahan untuk proses pengemasan yaitu

plastik, karet dan label

b. Mengemas kerupuk ke dalam plastik sesuai dengan jenis-jenis

kemasan

c. Memberikan label disetiap kemasan.

(51)

8. Penjualan/Distribusi

a Mengirimkan kerupuk ke pihak pengeceran.

b Membuat catatan/laporan tentang kerupuk yang telah dikirim dan

kerupuk sisa yang tidak laku/rusak.

c Mengirim kerupuk sesuai target pesanan dari pembeli.

4.1.5 Tahap dan Proses Pembuatan Kerupuk

Tahap Pembuatan Kerupuk Putih

1. Haluskan bawang putih, ketumbar, garam dan penyedap rasa.

2. Rebus tepung kanji sehingga menjadi bubur.

3. Campurkan semua bumbu yang dihaluskan tersebut dengan bubur

kanji yang sudah halus kemudian masukkan ke dalam alat pengadon.

4. Kemudian masukkan tepung roti ke dalam alat pengadon yang berisi

tepung kanji tersebut dengan perbandingan 2:1 (30kg kanji:15kg

tepung roti) kemudian diaduk selama ± 15 menit.

5. Sesudah adonan mengembang lalu dipindahkan ke dalam mesin press

untuk dicetak.

6. Sesudah dicetak maka cetakan tersebut diletakkan ke sarang.

7. Lalu sarang tersebut disusun dan diletakkan di tempat pengukusan

sampai matang selama ± 15 Menit.

8. Setelah matang lalu kerupuk diletakkan di ebek untuk dijemur.

9. Kerupuk dijemur selama ± 7 Jam sampai kering.

10.Sesudah kerupuk dikeringkan dipisahkan dari ebek.

(52)

12.Sebelum digoreng kerupuk terlebih dahulu dicampurkan pada minyak

makan yang dingin.

13.Setelah dicampukan pada minyak dingin maka kerupuk tersebut siap

digoreng pada minyak makan yang panas sampai mengembang.

14.Sesudah kerupuk mengembang lalu ditiriskan untuk mengurangi

kadar minyak yang berlebihan.

15.Sesudah ditiriskan maka kerupuk siap untuk dilakukan proses

pengemasan.

Tahap Pembuatan Kerupuk Lipat

1. Masukkan tepung kanji 20kg dan tepung roti 15kg ke dalam adonan.

2. Campurkan bumbu bawang putih sebanyak 2kg, penyedap rasa

500gram, pewarna makan 1 plastik kecil, udang rebon 300gram.

3. Aduk rata seluruh tepung dan bumbu menjadi satu.

4. Lalu masukkan air ± 25 liter dan aduk sampai rata.

5. Setelah adonan tercampur lalu adonan siap untuk dipanggang.

6. Adonan dipanggang ditakar sebanyak 1 sendok makan dibentuk

lingkaran lalu dilipat menjadi setengah lingkaran.

7. Setelah matang lalu kerupuk diletakkan di ebek untuk di jemur.

8. Kerupuk dijemur selama ± 7 Jam sampai kering.

9. Sesudah kerupuk dikeringkan dipisahkan dari ebek.

10.Kerupuk yang telah kering lalu siap untuk di goreng.

11.Sebelum digoreng kerupuk terlebih dahulu dicampurkan pada minyak

(53)

12.Setelah dicampukan pada minyak dingin maka kerupuk tersebut siap

digoreng pada minyak makan yang panas sampai mengembang.

13.Sesudah kerupuk mengembang lalu ditiriskan untuk mengurangi

kadar minyak yang berlebihan.

14.Sesudah ditiriskan maka kerupuk siap untuk dilakukan proses

pengemasan.

Tahap dan Proses Pembuatan Kerupuk Begadang

1. Haluskan bawang putih,ketumbar,garam dan penyedap rasa.

2. Rebus tepung kanji sehingga menjadi bubur.

3. Campurkan semua bumbu yang dihaluskan tersebut dengan bubur

kanji yang sudah halus kemudian masukkan ke dalam alat pengadon.

4. Kemudian masukkan tepung roti ke dalam alat pengadon yang berisi

tepung kanji tersebut dengan perbandingan 2:1 (30kg kanji:15kg

tepung roti) kemudian diaduk selama ± 15 menit.

5. Sesudah selesai diadon kemudian dicetak dan diletak di ebek untuk

dijemur.

6. Kerupuk di jemur selama ± 7 Jam sampai kering.

7. Sesudah kerupuk dikeringkan dipisahkan dari ebek.

8. Kemudian kerupuk tersebut dimasukkan ke mesin garang agar

mengembang.

9. Kemudian kerupuk siap untuk digoreng

10.Sebelum digoreng kerupuk terlebih dahulu dicampurkan pada minyak

(54)

11.Setelah dicampukan pada minyak dingin maka kerupuk tersebut siap

digoreng pada minyak makan yang panas sampai mengembang.

12.Sesudah kerupuk mengembang lalu ditiriskan untuk mengurangi

kadar minyak yang berlebihan.

13.Sesudah ditiriskan maka kerupuk siap untuk dilakukan proses

pengemasan.

4.2 Penyajian Data

Dalam bab ini, penulisan akan menyajikan semua hasil pengumpulan data

yang dipeloreh selama penelitian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan,

diperoleh data berikut ini dengan menggunakan metode wawancara secara

mendalam kepada pihak yang berhubungan langsung dengan judul penelitian ini

yakni kepada pemilik UD. Marendal Sejati yaitu Joko Warianto sebagai informan

kunci dan dengan informan utama yaitu pegawai UD. Marendal Sejati. Berikut ini

adalah karakteristik informan penelitian yang peneliti klasifikasikan ke dalam

bentuk table karakteristik.

Tabel 4.2 Indentitas Informan Penelitian

No. Nama Usia

(Tahun)

Jenis Kelamin

Pendidikan Lama Bekerja

Keterangan

1. Joko

Warianto

55 Laki-laki SMA - Pemilik

2. Asrulkhan 18 Laki-laki SMA 1 tahun Pegawai

Gambar

Tabel 1.1 Jenis Produk
Tabel 4.1 Jenis Produk
Tabel 4.2 Indentitas Informan Penelitian
Tabel 4.3 Harga Produk
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian tersebut berdasarkan hasil analisis kelayakan non finansial yaitu analisis aspek pasar, teknis, manajemen, hukum, dan sosial ekonomi dan lingkungan,

Untuk mengetahui tingkat kelayakan investasi yang dirancang baik dari aspek pasar, aspek hukum, aspek sosial budaya, aspek manajemen, aspek finansial maupun

Aspek kelayakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah aspek pasar, aspek teknis, aspek lingkungan, aspek hukum, aspek manajemen dan aspek finansial.. Metode penilaian

Selain itu, dari penelitian terdahulu mengenai analisis kelayakan non finansial yang ingin dilihat dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek

Dalam melakukan analisis kelayakan bisnis ini, dilakukan analisis aspek pasar, aspek teknis,aspek legal dan lingkungan, aspek manajemen sumber daya manusia,

Analisis kelayakan bisnis yang akan dilakukan ditinjau dari beberapa aspek yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen sumber daya manusia, aspek legal dan lingkungan, dan aspek

Aspek kelayakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah aspek pasar, aspek teknis, aspek lingkungan, aspek hukum, aspek manajemen dan aspek finansial.. Metode penilaian

Dalam studi kelayakan bisnis aspek non-finansial diperlukan untuk membantu kelancaran suatu usaha agar dapat berjalan dengan baik dan sesuai rencana bisnis yang akan dijalankan..