• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Parasetamol Oleh Pelajar SMA Dan Tukang Becak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penggunaan Parasetamol Oleh Pelajar SMA Dan Tukang Becak"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN PARASETAMOL OLEH PELAJAR SMA DAN

TUKANG BECAK

Oleh :

PARVITHRAH APPARAVOO

080100432

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENGGUNAAN PARASETAMOL OLEH PELAJAR SMA DAN

TUKANG BECAK

KARYA TULIS ILMIAH

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan

Sarjana Kedokteran

Oleh :

PARVITHRAH APPARAVOO

080100432

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Penggunaan Parasetamol Oleh Pelajar SMA Dan Tukang Becak

Nama : Parvithrah Apparavoo NIM : 080100432

Pembimbing Penguji I

( Prof.dr.Aznan Lelo, PhD.Sp FK ) ( Prof.dr.Guslihan D. Tjipta. SpA (K) ) NIP. 19511202 197902 1 001 NIP. 19550817 198111 1 002

Penguji II

( dr. T. Siti Harilza, SpM ) NIP. 19760422 200501 2 002

Medan, 20 Desember 2011 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(4)

ABSTRAK

Parasetamol merupakan obat analgetik non narkotik dengan cara kerja menghambat sintesis prostaglandin terutama di Sistem Syaraf Pusat(SSP).

Parasetamol berguna untuk nyeri ringan sampai sedang seperti nyeri kepala, mialgia, nyeri paska melahirkan dan keadaan lain. Parasetamol digunakan secara luas di berbagai negara baik dalam bentuk sediaan tunggal sebagai analgetik-antipiretik maupun kombinasi dengan obat lain dalam sediaan obat flu, melalui resep dokter atau yang dijual bebas.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya penggunaan Parasetamol oleh Pelajar SMA dan Tukang Becak. Desain penelitian ini bersifat deskriptif dengan besar sample 100 responden yang diambil dengan teknik stratified random sampling.

Kuesioner dikembangkan dengan mengacu pada tinjauan pustaka yang terdiri dari penggunaan Parasetamol.

Berdasarkan hasil penelitian dari 100 responden yang terdiri dari Pelajar SMA dan Tukang Becak paling banyak menggunakan Parasetamol untuk sakit kepala yaitu sebanyak 49% dan didapati sebanyak 94% tidak mengetahui tanda-tanda keracunan Parasetamol.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah penggunaan Parasetamol paling banyak untuk keluhan nyeri, terutama sakit kepala dan kebanyakan tidak mengetahui tentang keracunan Parasetamol.

(5)

ABSTRACT

Paracetamol is a non-narcotic analgesic drugs by inhibiting prostaglandin synthesis work primarily in Central Nerve System (CNS). Paracetamol is useful for mild to moderate pain such as headache, myalgia, pain after giving birth and other circumstances. Paracetamol is widely used in various countries both in a single dosage form as an analgesic-antipyretic or in combination with other drugs in the preparation of cold medicine, by prescription or OTC.

This study is to determine the usage of Paracetamol by Senior High School Students and Pedicab Drivers. The design of this study is descriptive with a large sample of 100 respondents drawn by stratified random sampling technique. The questionnaire was developed with reference to the literature review which consist of the uses of Paracetamol.

Based on the research results from 100 respondents consisting of Senior High School Students and Pedicab Drivers, most of them uses Paracetamol for headache that is as much as 49% and 94% of them are unaware of what are the symptoms of paracetamol poisoning.

The conclusion that can be drawn from this study is that use of Paracetamol mostly for pain, especially headaches and most of the people do not know about Paracetamol poisoning.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan kurniaNya penulis dapat menyelesaikan laporan hasil penelitian ini dengan judul “Penggunaan Parasetamol Oleh Pelajar SMA Dan Tukang Becak”. Penulisan laporan hasil penelitian ini disusun sebagai satu syarat kelulusan menjadi sarjana kedokteran. Selama penulis menyusun laporan hasil penelitian ini telah banyak mendapatkan bimbingan dan arahan dan untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada Prof. dr. Aznan Lelo, PhD, Sp FK selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, saran dan pengarahan sehingga penelitian ini dapat terselesaikan. Penulis juga berterima kasih kepada Dekan, Pembantu Dekan dan seluruh staf Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini juga penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Prof. dr. Guslihan D. Tjipta. SpA (K) selaku dosen penguji I laporan hasil penelitian serta dr. T. Siti Harilza, SpM selaku dosen penguji II laporan hasil penelitian, yang telah banyak memberikan saran dan kritik untuk perbaikan karya tulis ini.

Penulis mengakui bahwa apa yang ditulis dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan saran, petunjuk dan kritik yang membangun dari pembaca. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa, masyarakat dan pemerintah.

Medan, 20 Desember 2011 Penulis

Parvithrah Apparavoo

(7)

DAFTAR ISI

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL ... 13

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 13

(8)

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 15

4.1. Jenis Penelitian ... 15

4.2. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 15

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 15

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 17

4.5. Pengolahan dan Analisis Data ... 18

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 19

5.1. Hasil Penelitian …………..………... 19

5.1.1 Deskripsi Lokasi penelitian ... . 19

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden ... 20

5.1.3 Hasil Analisis Data ... 20

5.2. Pembahasan ... 23

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 25

6.1 Kesimpulan... .... 25

6.2 Saran ... 25

DAFTAR PUSTAKA ... 26

(9)

DAFTAR TABEL

Hasil Uji Validitas dan Reabilitas untuk Setiap Pertanyaan Dalam Kuesioner……….

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan

Distribusi Frekuensi Penggunaan Parasetamol

Distribusi Frekuensi Nama Obat Yang Digunakan

Nama Dagang dan Kandungan Obat

Distribusi Frekuensi Penggunaan Parasetamol Untuk Keluhan

Distribusi Frekuensi Cara Penggunaan Parasetamol

(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Struktur Kimia Parasetamol

………

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Riwayat Hidup Peneliti

2. Lembar Penjelasan Kepada Subjek Penelitian

3. Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP)

4. Kuesioner

5. Surat Izin Penelitian

6. Data Induk

7. Tabel Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

(12)

ABSTRAK

Parasetamol merupakan obat analgetik non narkotik dengan cara kerja menghambat sintesis prostaglandin terutama di Sistem Syaraf Pusat(SSP).

Parasetamol berguna untuk nyeri ringan sampai sedang seperti nyeri kepala, mialgia, nyeri paska melahirkan dan keadaan lain. Parasetamol digunakan secara luas di berbagai negara baik dalam bentuk sediaan tunggal sebagai analgetik-antipiretik maupun kombinasi dengan obat lain dalam sediaan obat flu, melalui resep dokter atau yang dijual bebas.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya penggunaan Parasetamol oleh Pelajar SMA dan Tukang Becak. Desain penelitian ini bersifat deskriptif dengan besar sample 100 responden yang diambil dengan teknik stratified random sampling.

Kuesioner dikembangkan dengan mengacu pada tinjauan pustaka yang terdiri dari penggunaan Parasetamol.

Berdasarkan hasil penelitian dari 100 responden yang terdiri dari Pelajar SMA dan Tukang Becak paling banyak menggunakan Parasetamol untuk sakit kepala yaitu sebanyak 49% dan didapati sebanyak 94% tidak mengetahui tanda-tanda keracunan Parasetamol.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah penggunaan Parasetamol paling banyak untuk keluhan nyeri, terutama sakit kepala dan kebanyakan tidak mengetahui tentang keracunan Parasetamol.

(13)

ABSTRACT

Paracetamol is a non-narcotic analgesic drugs by inhibiting prostaglandin synthesis work primarily in Central Nerve System (CNS). Paracetamol is useful for mild to moderate pain such as headache, myalgia, pain after giving birth and other circumstances. Paracetamol is widely used in various countries both in a single dosage form as an analgesic-antipyretic or in combination with other drugs in the preparation of cold medicine, by prescription or OTC.

This study is to determine the usage of Paracetamol by Senior High School Students and Pedicab Drivers. The design of this study is descriptive with a large sample of 100 respondents drawn by stratified random sampling technique. The questionnaire was developed with reference to the literature review which consist of the uses of Paracetamol.

Based on the research results from 100 respondents consisting of Senior High School Students and Pedicab Drivers, most of them uses Paracetamol for headache that is as much as 49% and 94% of them are unaware of what are the symptoms of paracetamol poisoning.

The conclusion that can be drawn from this study is that use of Paracetamol mostly for pain, especially headaches and most of the people do not know about Paracetamol poisoning.

(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Analgetika atau obat penghalang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Nyeri merupakan suatu perasaan pribadi dan ambang toleransi nyeri yang berbeda-beda bagi setiap orang. (Tan dan Kirana 2002)

Parasetamol merupakan obat analgetik non narkotik dengan cara kerja menghambat sintesis prostaglandin terutama di Sistem Syaraf Pusat(SSP). Parasetamol digunakan secara luas di berbagai negara baik dalam bentuk sediaan tunggal sebagai analgetik-antipiretik maupun kombinasi dengan obat lain dalam sediaan obat flu, melalui resep dokter atau yang dijual bebas. (Lusiana Darsono 2002)

Parasetamol mempunyai daya kerja analgetik, antipiretik, tidak mempunyai daya kerja antiradang dan tidak menyebabkan iritasi serta peradangan lambung hal ini disebabkan parasetamol bekerja pada tempat yang tidak terdapat peroksid sedangkan pada tempat inflamasi terdapat lekosit yang melepaskan peroksid sehingga efek anti inflamasinya tidak bermakna. Parasetamol berguna untuk nyeri ringan sampai sedang seperti nyeri kepala, mialgia, nyeri paska melahirkan dan keadaan lain (Katzung, 2011)

Parasetamol mempunyai efek samping yang paling ringan dan aman untuk anak-anak. Untuk anak-anak di bawah umur dua tahun sebaiknya digunakan Parasetamol, kecuali ada pertimbangan khusus lainnya dari dokter. Dari penelitian pada anak-anak dapat diketahui bahawa kombinasi Asetosal dengan Parasetamol bekerja lebih efektif terhadap demam daripada jika diberikan sendiri-sendiri. (Sartono 1996)

(15)

yang beredar sebagai obat bebas adalah untuk sakit yang bersifat ringan, sedangkan untuk sakit yang berat (misal: sakit karena batu ginjal, batu empedu dan kanker) perlu menggunakan jenis obat yang lebih poten (harus dengan resep dokter) dan untuk demam yang berlarut-larut membutuhkan pemeriksaan dokter. (Widodo 2004)

Berbeda dengan obat analgetik yang lain seperti aspirin dan ibuprofen, parasetamol tidak memiliki sifat antiradang. Parasetamol aman dalam dosis standar, tetapi karena mudah didapati, kejadian overdosis obat baik sengaja atau tidak sengaja sering terjadi. (Nasution, Y.A., 2009)

Overdosis Parasetamol bisa menimbulkan mual, muntah dan anoreksia. Penanggulangannya dengan cuci lambung, juga perlu diberikan zat-zat penawar (asam amino N-asetilsistein atau metionin) sedini mungkin, sebaiknya dalam 8-10 jam setelah intoksikasi. Wanita hamil dapat menggunakan Parasetamol dengan aman, juga selama laktasi walaupun mencapai air susu ibu. Interaksi pada dosis tinggi memperkuat efek antikoagulansia, dan pada dosis biasa tidak interaktif.(Tjay, 2002)

(16)

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada penggunaan Parasetamol oleh Pelajar SMA dan Tukang Becak.

1.3 Tujuan Penelitian

1.31 Tujuan Umum

Mengetahui adanya penggunaan Parasetamol oleh Pelajar SMA dan Tukang Becak.

1.32 Tujuan Khusus

1. Mengetahui prevalensi penggunaan Parasetamol oleh Pelajar SMA dan Tukang Becak.

2. Mengetahui indikasi penggunaan dan cara penggunaan Parasetamol.

3. Mengetahui pengetahuan tentang keracunan Parasetamol.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:

1. Pemberian informasi kepada masyarakat supaya berwaspada ketika menggunakan obat yang dapat diperoleh dengan bebas ini sehingga overdosis dapat dihindari .

(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Parasetamol

2.11 Pengertian

Parasetamol (asetaminofen) merupakan obat analgetik non narkotik dengan cara kerja menghambat sintesis prostaglandin terutama di Sistem Syaraf Pusat (SSP) . Parasetamol digunakan secara luas di berbagai negara baik dalam bentuk sediaan tunggal sebagai analgetik-antipiretik maupun kombinasi dengan obat lain dalam sediaan obat flu, melalui resep dokter atau yang dijual bebas. (Lusiana Darsono 2002)

Parasetamol adalah paraaminofenol yang merupakan metabolit fenasetin dan telah digunakan sejak tahun 1893 (Wilmana, 1995). Parasetamol (asetaminofen) mempunyai dayakerja analgetik, antipiretik, tidak mempunyai daya kerja anti radang dan tidak menyebabkan iritasi serta peradangan lambung (Sartono,1993).

Hal ini disebabkan Parasetamol bekerja pada tempat yang tidak terdapat peroksid sedangkan pada tempat inflamasi terdapat lekosit yang melepaskan peroksid sehingga efek anti inflamasinya tidak bermakna. Parasetamol berguna untuk nyeri ringan sampai sedang, seperti nyeri kepala, mialgia, nyeri paska melahirkan dan keadaan lain (Katzung, 2011)

Parasetamol, mempunyai daya kerja analgetik dan antipiretik sama dengan asetosal, meskipun secara kimia tidak berkaitan. Tidak seperti Asetosal, Parasetamol tidak mempunyai daya kerja antiradang, dan tidak menimbulkan iritasi dan pendarahan lambung. Sebagai obat antipiretika, dapat digunakan baik Asetosal, Salsilamid maupun Parasetamol.

(18)

2.2 Sejarah Parasetamol

Pada tahun 1946, Lembaga Studi Analgetik dan obat-obatan sedative telah memberi bantuan kepada Departemen Kesehatan New York untuk mengkaji masalah yang berkaitan dengan agen analgetik. Bernard Brodie dan Julius Axelrod telah ditugaskan untuk mengkaji mengapa agen bukan aspirin dikaitkan dengan adanya

methemoglobinemia, sejenis keadaan darah tidak berbahaya.(Yulida.A.N. 2009) Di dalam tulisan mereka pada 1948, Brodie dan Axelrod mengaitkan penggunaan asetanilida dengan methemoglobinemia, dan mendapati pengaruh analgetik asetanilida adalah disebabkan metabolit Parasetamol aktif. Mereka membela penggunaan Parasetamol karena memandang bahan kimia ini tidak mengahasilkan racun asetanilida.(Yulida.A.N. 2009)

Derivat- asetanilida ini adalah metabolit dari fenasetin, yang dahulu banyak digunakan sebagai analgetik, tetapi pada tahun 1978 telah ditarik dari peredaran karena efek sampingnya (nefrotoksisitas dan karsinogen). Khasiatnya analgetik dan antipiretik, tetapi tidak antiradang. Dewasa ini pada umumnya dianggap sebagai zat antinyeri yang paling aman, juga untuk swamedikasi(pengobatan mandiri). Efek analgetiknya diperkuat oleh kafein dengan kira-kira 50% dan kodein. Resorpsinya dari usus cepat dan praktis tuntas, secara rectal lebih lambat. Efek samping tak jarang terjadi, antara lain reaksi hipersensitivitas dan kelainan darah. (Yulida.A.N. 2009)

Overdosis bisa menimbulkan mual, muntah dan anoreksia. Penanggulangannya dengan cuci lambung, juga perlu diberikan zat-zat penawar (asam amino N-asetilsistein atau metionin) sedini mungkin, sebaiknya dalam 8-10 jam setelah intoksikasi. Wanita hamil dapat menggunakan Parasetamol dengan aman, juga selama laktasi walaupun mencapai air susu ibu. Interaksi pada dosis tinggi memperkuat efek antikoagulansia, dan pada dosis biasa tidak interaktif.(Tjay, 2002) 2.3 Struktur Kimia Parasetamol

(19)

Gambar 2.1 Struktur Kimia Parasetamol

2.3.1 Sifat Zat Berkhasiat

Menurut Dirjen POM. (1995), sifat-sifat Parasetamol adalah sebagai berikut: Sinonim : 4-Hidroksiasetanilida

Berat Molekul : 151.16 Rumus Empiris : C8H9NO2. 2.3.2 Sifat Fisika

Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit.

Kelarutan : larut dalam air mendidih dan dalam NaOH 1N; mudah larut dalam etanol.

Jarak lebur : Antara 168⁰ dan 172⁰ .

2.3.3 Farmakokinetik

Parasetamol cepat diabsorbsi dari saluran pencernaan, dengan kadar serum puncak dicapai dalam 30-60 menit. Waktu paruh kira-kira 2 jam. Metabolisme di hati, sekitar 3 % diekskresi dalam bentuk tidak berubah melalui urin dan 80-90 % dikonjugasi dengan asam glukoronik atau asam sulfurik kemudian diekskresi melalui urin dalam satu hari pertama; sebagian dihidroksilasi menjadi N asetil benzokuinon yang sangat reaktif dan berpotensi menjadi metabolit berbahaya. Pada dosis normal bereaksi dengan gugus sulfhidril dari glutation menjadi substansi nontoksik. Pada dosis besar akan berikatan dengan sulfhidril dari protein hati.(Lusiana Darsono 2002) 2.3.4 Farmakodinamik

(20)

Efek anti-inflamasinya sangat lemah, oleh karena itu Parasetamol dan Fenasetin tidak digunakan sebagai antireumatik. Parasetamol merupakan penghambat biosintesis prostaglandin (PG) yang lemah. Efek iritasi, erosi dan perdarahan lambung tidak terlihat pada kedua obat ini, demikian juga gangguan pernapasan dan keseimbangan asam basa.(Mahar Mardjono 1971)

Semua obat analgetik non opioid bekerja melalui penghambatan siklooksigenase. Parasetamol menghambat siklooksigenase sehingga konversi asam arakhidonat menjadi prostaglandin terganggu. Setiap obat menghambat siklooksigenase secara berbeda. Parasetamol menghambat siklooksigenase pusat lebih kuat dari pada aspirin, inilah yang menyebabkan Parasetamol menjadi obat antipiretik yang kuat melalui efek pada pusat pengaturan panas. Parasetamol hanya mempunyai efek ringan pada siklooksigenase perifer. Inilah yang menyebabkan Parasetamol hanya menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri ringan sampai sedang. Parasetamol tidak mempengaruhi nyeri yang ditimbulkan efek langsung prostaglandin, ini menunjukkan bahwa parasetamol menghambat sintesa prostaglandin dan bukan blokade langsung prostaglandin. Obat ini menekan efek zat pirogen endogen dengan menghambat sintesa prostaglandin, tetapi demam yang ditimbulkan akibat pemberian prostaglandin tidak dipengaruhi, demikian pula peningkatan suhu oleh sebab lain, seperti latihan fisik. (Aris 2009)

2.3.5 Indikasi

Parasetamol merupakan pilihan lini pertama bagi penanganan demam dan nyeri sebagai antipiretik dan analgetik. Parasetamol digunakan bagi nyeri yang ringan sampai sedang.(Cranswick 2000)

2.3.6 Kontra Indikasi

Penderita gangguan fungsi hati yang berat dan penderita hipersensitif terhadap obat ini. (Yulida 2009)

2.3.7 Sediaan dan Posologi

(21)

dewasa 300mg-1g per kali, dengan maksimum 4g per hari, untuk anak 6-12 tahun: 150-300 mg/kali, dengan maksimum 1,2g/hari. Untuk anak 1-6 tahun: 60mg/kali, pada keduanya diberikan maksimum 6 kali sehari. .(Mahar Mardjono 1971)

2.3.8 Efek Samping

Reaksi alergi terhadap derivate para-aminofenol jarang terjadi. Manifestasinya berupa eritem atau urtikaria dan gejala yang lebih berat berupa demam dan lesi pada mukosa.

Fenasetin dapat menyebabkan anemia hemolitik, terutama pada pemakaian kronik. Anemia hemolitik dapat terjadi berdasarkan mekanisme autoimmune, defisiensi enzim G6PD dan adanya metabolit yang abnormal.

Methemoglobinemia dan Sulfhemoglobinemia jarng menimbulkan masalah pada dosis terapi, karena hanya kira-kira 1-3% Hb diubah menjadi met-Hb. Methemoglobinemia baru merupakan masalah pada takar lajak.

Insidens nefropati analgesik berbanding lurus dengan penggunaan Fenasetin. Tetapi karena Fenasetin jarang digunakan sebagai obat tunggal, hubungan sebab akibat sukar disimpulkan. Eksperimen pada hewan coba menunjukkan bahwa gangguan ginjal lebih mudah terjadi akibat Asetosal daripada Fenasetin. Penggunaan semua jenis analgesik dosis besar secara menahun terutama dalam kombinasi dapat menyebabkan nefropati analgetik.

2.4 Mekanisme Toksisitas

(22)

2.4.1 Dosis Toksik

Parasetamol dosis 140 mg/kg pada anak-anak dan 6 gram pada orang dewasa berpotensi hepatotoksik. Dosis 4g pada anak-anak dan 15g pada dewasa dapat menyebabkan hepatotoksitas berat sehingga terjadi nekrosis sentrolobuler hati. Dosis lebih dari 20g bersifat fatal. Pada alkoholisme, penderita yang mengkonsumsi obat-obat yang menginduksi enzim hati, kerusakan hati lebih berat, hepatotoksik meningkat karena produksi metabolit meningkat.

2.5 Gambaran Klinis

Gejala keracunan parasetamol dapat dibedakan atas 4 stadium :

1. Stadium I (0-24 jam)

Asimptomatis atau gangguan sistem pencernaan berupa mual, muntah, pucat, berkeringat. Pada anak-anak lebih sering terjadi muntah-muntah tanpa berkeringat.

2. Stadium II (24-48 jam)

Peningkatan SGOT-SGPT. Gejala sistim pencernaan menghilang dan muncul ikterus, nyeri perut kanan atas, meningkatnya bilirubin dan waktu protombin. Terjadi pula gangguan faal ginjal berupa oliguria, disuria, hematuria atau proteinuria.

3. Stadium III ( 72 - 96 jam )

Merupakan puncak gangguan faal hati, mual dan muntah muncul kembali, ikterus dan terjadi penurunan kesadaran, ensefalopati hepatikum.

4. Stadium IV ( 7- 10 hari)

Terjadi proses penyembuhan, tetapi jika kerusakan hati luas dan progresif dapat terjadi sepsis, Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) dan kematian. (Lusiana Darsono 2002)

(23)

Ditegakkan berdasarkan :

1. Adanya riwayat penggunaan obat.

2. Uji kualitatif: sampel diambil dari urin, isi lambung atau residu di tempat kejadian. Caranya: 0,5ml sampael + 0,5ml HCL pekat, didihkan kemudian dinginkan, tambahkan 1ml larutan O-Kresol pada 0,2ml hidrolisat, tambahkan 2ml larutan ammonium hidroksida dan aduk 5 menit, hasil positip timbul warna biru dengan cepat. Uji ini sangat sensitive

3. Kuantitatif:

Kadar dalam plasma diperiksa dalam 4 jam setelah paparan dan dapat dibuat normogram untuk memperkirakan beratnya paparan.

Pemeriksaan laboratorium:

Elektrolit, glukosa, BUN, kreatinin, transaminase hati dan prothrombin time.

2.7 Penanganan

1. Dekontaminasi

Sebelum ke Rumah Sakit:

Dapat diberikan karbon aktif atau sirup ipekak untuk menginduksi muntah pada anak-anak dengan waktu paparan 30 menit.

Rumah Sakit:

Pemberian karbon aktif, jika terjadi penurunan kesadaran karbon aktif diberikan melalui pipa nasogastrik. Jika dipilih pemberian metionin sebagai antidotum untuk menstimulasi glutation, karbon aktif tidak boleh diberikan karena akan mengikat dan menghambat metionin.

2. Antidotum

A. N-asetilsistein merupakan antidotum terpilih untuk keracunan Parasetamol. N-asetil-sistein bekerja mensubstitusi glutation, meningkatkan sintesis glutation dan mening-katkan konjugasi sulfat pada parasetamol. N-asetilsistein sangat efektif bila diberikan segera 8-10 jam yaitu sebelum terjadi akumulasi metabolit.

(24)

Dosis - Cara pemberian N-asetilsistein

1. Bolus 150 mg /KBB dalam 200 ml dextrose 5 % : secara perlahan selama 15 menit, dilanjutkan 50 mg/KBB dalam 500 ml dextrose 5 % selama 4 jam, kemudian 100 mg/KBB dalam 1000 ml dextrose melalui IV perlahan selama 16 jam berikut.

2. Oral atau pipa nasogatrik

(25)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian adalah penggunaan Parasetamol oleh Pelajar SMA dan Tukang Becak:

(26)

3.2 Definisi Operasional

Parasetamol

Parasetamol merupakan obat analgetik-antipiretik. Parasetamol berguna untuk nyeri ringan sampai sedang.

Tukang Becak

Suatu moda transportasi beroda tiga yang umum di temukan di Indonesia dan juga Asia. Orang yang memandu adalah dipanggil tukang becak.

Pelajar

Pelajar adalah orang yang menuntut ilmu. SMA

SMA adalah Sekolah Menengah Atas. SMA merupakan jenjang pendidikan menengah setelah menamatkan sekolah menengah pertama (SMP). SMA diselesaikan dalam kurun waktu tiga tahun, yaitu mulai kelas 10 sampai kelas 12. 3.3 Aspek Pengukuran ( Cara Ukur)

Cara ukur yang digunakan untuk penelitian ini adalah melalui wawancara.

3.4 Aspek Pengukuran ( Alat Ukur)

Alat ukur yang digunakan untuk penelitian ini adalah jenis kuesioner yang terdiri atas 10 pertanyaan, yaitu 5 soalan dengan pilihan jawaban dan 5 soalan tanpa pilihan jawaban yang perlu dijawab sendiri oleh sampel.

3.5 Hasil Pengukuran

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Hasil pengukuran adalah tujuan penggunaan obat Parasetamol sebagai analgetik bagi tujuan apa.

3.6 Skala Pengukuran

(27)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam masyarakat. Manakala penelitian jenis analitik adalah survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena atau antara faktor resiko dengan faktor efek.(Soekidjo, 2010) Maka jenis penelitian yang dipilih adalah deskriptif dengan desain penelitian adalah “cross-sectional” untuk meneliti tujuan penggunaan Parasetamol oleh Pelajar SMA dan Tukang Becak.

4.2 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di kawasan daerah Pringgan dan SMA Swasta Cahaya Medan dari bulan September hingga November 2011.

4.3 Populasi dan Sampel

Suatu populasi menunjukkan pada sekelompok subjek yang menjadi objek atau sasaran penelitian. Sasaran penelitian ini dapat dalam bentuk manusia maupun bukan manusia, seperti wilayah geografis, penyakit, penyebab penyakit, program-program kesehatan, gejala-gejala penyakit, dan lain sebagainya.(Soekidjo, 2010) Maka populasi yang dipilih adalah semua pelajar laki-laki di SMA Swasta Cahaya Medan dan semua tukang becak di daerah Pringgan. Kriteria eksklusi adalah semua wanita dan kriteria inklusi adalah tukang becak dan pelajar SMA yang menggunakan Parasetamol.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah “Stratified Random Sampling”. Hal ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi karakteristik umum dari anggota populasi, kemudian menentukan strata atau lapisan dari jenis karakteristik unit-unit tersebut.(Soekidjo,2010)

(28)

N = Besar populasi n = Besar sampel

d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang dinginkan. Bila kita memerlukan derajat ketepatan yang tinggi maka diambil angka 0,05, maka jumlah sampel akan lebih besar daripada kita memilih derajat ketepatan 0,10. Maka: n = 132 / [ 1 + 132 (0.05)² ]

n = 132 / 1.33 n = 99.2

Dengan tingkat ketepatan relative sebesar 5% dan jumlah populasi sebesar 132 orang, maka jumlah sampel yang diperoleh dengan menggunakan formula tersebut adalah sebanyak 99.2 orang maka diambil 100 sampel yaitu 50 orang Pelajar SMA dan 50 orang Tukang Becak.

4.4 Metode Pengumpalan Data

4.4.1 Data Primer

Pada penelitian ini, digunakan data primer yang didapat langsung dari responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dengan alat pengumpulan data berupa kuesioner. Pertanyaan-pertanyaan didalam kuesioner ditanyakan langsung oleh surveyer kepada responden.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 10 pertanyaan. Sebelum digunakan dalam penelitian, kuesioner disebarkan kepada 10 orang responden dari kalangan tukang becak di depan Fakultas Kedokteran USU dan 10 orang responden dari kalangan pelajar SMA Raksana Medan. Kuesioner ini diuji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan “Statistical Package for Social

Sciences (SPSS)”.

(29)

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas untuk Setiap Pertanyaan Dalam Kuesioner

Variable Pertanyaan Total

Pearson

Correlation

Status Alpha Status

Pengetahuan 1 0.547 Valid 0.525 Reliabel

2 0.575 Valid Reliabel

3 0.662 Valid Reliabel

4 0.559 Valid Reliabel

5 0.737 Valid Reliabel

4.5 Metode Pengolahan dan Analisa Data

Pengolahan data dilakukan melalui beberapa proses. Proses awal adalah memeriksa ketepatan dan kelengkapan data. Jika ada data belum yang lengkap ataupun ada kesalahan, dapat dilengkapi dengan mewawancarai ulang responden. Selanjutnya data yang lengkap dan tepat tersebut diberi kode secara manual sebelum diolah dengan komputer. Kemudian data dimasukkan ke dalam program komputer dan dilakukan pemeriksaan untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data. Setelah itu data disimpan, lalu hasilnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Program statistik yang digunakan untuk mengolah dan menganalisis data penelitian ini berupa Statistical Package for Social Sciences

(30)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Proses pengambilan data untuk penelitian ini telah dilakukan pada bulan September tahun 2011 hingga bulan November tahun 2011. Pengambilan data telah dilakukan di daerah Pringgan di kalangan tukang becak dan di Sekolah SMA Swasta Cahaya Medan. Subjek yang terlibat adalah sebanyak 50 orang Tukang Becak dan 50 orang pelajar SMA seperti yang tercatat dalam tabel di bawah.

Tabel 5.1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi ( orang ) Persentase (%)

Pelajar SMA 50 50

Tukang Becak 50 50

Jumlah 100 100

Berdasarkan kuesioner yang didistribusikan kepada subjek penelitian maka didapati hasil penelitian seperti yang tercatat dalam tabel 5.2, 5.3, 5.4, 5.5 dan 5.6.

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Pringgan dapat diartikan sebagai suatu kawasan yang terdapat dalam kecamatan Medan Baru. Dimana kawasan Pringgan ini terletak pada Jalan Iskandar Muda setelah melewati simpang Jalan Abdullah Lubis hingga simpang Jalan Gajah Mada. Pringgan merupakan suatu kawasan yang strategik dari segi geografis dan terdapat banyak tukang becak di kawasan Pringgan

(31)

Deskripsi Karakteristik Individu

Karakteristik Individu Berdasarkan Pekerjaan

Hasil Analisis Data

Dari hasil penelitian, ternyata semua responden mempunyai keluhan yang diobati sendiri.

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Penggunaan Parasetamol

Penggunaan

Parasetamol

Frekuensi (n) Persentase (%)

ya 100 100

Tidak 0 0

Total 100 100

Dari tabel 5.2 didapati 100% responden yang menggunakan Parasetamol.

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Nama Obat Yang Digunakan

Nama

Obat

Pelajar SMA Tukang Becak

Frekuensi(n) Persentase(%) Frekuensi(n) Persentase(%)

(32)

Neozep Forte dan Poldan Mig masing-masing. Kandungan obat-obat yang tercatat adalah seperti dalam tabel di bawah.

Tabel 5.4. Nama Dagang dan Kandungan Obat

Nama Dagang Kandungan

Mixagrip Parasetamol, Fenilpropanolamina HCL,

Klorfeniramina Maleat

Paramex Propifenazon,

Parasetamol,Deksklorfeniramina Maleat, Kafein Anhidrat

Decolgen Parasetamol, Fenilpropanolamina HCL,

Klorfeniramina Maleat

Procold Parasetamol, Fenilpropanolamina HCL,

Klorfeniramina Maleat

Neozep Forte Fenilpropanolamina HCL,

Klorfeniramina Maleat, Parasetamol, Salisilamida

Poldan Mig Parasetamol, Asetosal, Kafeina

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Penggunaan Parasetamol Untuk Keluhan

Keluhan Pelajar SMA Tukang Becak

Frekuensi(n) Persentase(%) Frekuensi(n) Persentase(%)

(33)

Dari tabel 5.5 di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan Parasetamol paling banyak digunakan untuk sakit kepala yaitu sebanyak 44% daripada Pelajar SMA dan 54% daripada Tukang Becak diikuti dengan 32% daripada Pelajar SMA dan 18% daripada Tukang Becak untuk sakit gigi, 10% daripada Pelajar SMA dan 8% daripada Tukang Becak unutk sakit pinggang, 8% daripada Pelajar SMA dan 8% daripada Tukang Becak untuk demam dan 6% daripada Pelajar SMA dan 12% daripada Tukang Becak untuk sakit otot.

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Cara Penggunaan Parasetamol

Cara

Penggunaan

Pelajar SMA Tukang Becak

Frekuensi(n) Persentase(%) Frekuensi(n) Persentase(%)

Kalau Perlu 22 44 27 54

(34)

Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Tahukah Tanda-tanda Keracunan Parasetamol

Kesadaran Pelajar SMA Tukang Becak

Frekuensi(n) Persentase(%) Frekuensi(n) Persentase(%)

Ya 4 8 2 4

Tidak 46 92 48 96

Total 50 100 50 100

Dari Tabel 5.7 didapati sebanyak 92% daripada Pelajar SMA dan 96% daripada Tukang Becak tidak mengetahui tanda-tanda keracunan Parasetamol dan sebanyak 8% daripada Pelajar SMA dan 4% daripada Tukang Becak tahu tentang tanda-tanda keracunan Parasetamol.

Tanda-tanda keracunan Parasetamol yang ditanyakan adalah apakah pada 24 jam pertama penderita bisa mengalami mual,muntah, pucat dan berkeringat, 24 hingga 48 jam setelah paparan apakah penderita bisa mengalami ikterus, nyeri perut kanan atas dan gangguan faal ginjal berupa oliguria, disuria, hematuria atau proteinuria, seterusnya 72 hingga 96 jam setelah paparan apakah bisa berlaku gangguan faal hati, mual dan muntah muncul kembali, ikterus dan terjadi penurunan kesadaran, ensefalopati hepatikum, akhirnya 7 hingga 10 hari setelah paparan terjadi proses penyembuhan atau jika kerusakan hati luas dan progresif dapat terjadi sepsis, Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) dan kematian.

5.2 Pembahasan

(35)

Becak menggunakan Sanmol dan 4% daripada Pelajar SMA dan 16% daripada Tukang Becak 75% menggunakan obat Mixagrip, Paramex, Decolgen, Procold, Neozep Forte dan Poldan Mig.

Parasetamol merupakan pilihan lini pertama bagi penanganan nyeri sebagai analgetik. Parasetamol digunakan bagi nyeri yang ringan sampai sedang.(Cranswick 2000). Daripada total responden saya didapati Parasetamol digunakan paling banyak untuk sakit kepala yaitu sebanyak 44% daripada Pelajar SMA dan 54% daripada Tukang Becak diikuti dengan 32% daripada Pelajar SMA dan 18% daripada Tukang Becak untuk sakit gigi, 10% daripada Pelajar SMA dan 8% daripada Tukang Becak untuk sakit pinggang, 8% daripada Pelajar SMA dan 8% daripada Tukang Becak untuk demam dan 6% daripada Pelajar SMA dan 12% daripada Tukang Becak untuk sakit otot.

Metabolit Parasetamol bersifat hepatotoksik, metabolit tersebut bereaksi dengan sel-sel hepar dan timbulah nekrosis sentro-lobuler. Parasetamol dosis 140 mg/kg pada anak-anak dan 6g yaitu sebanyak 12 tablet kurang lebih dimana satu tablet mengandung 500g Parasetamol bahan aktif pada orang dewasa berpotensi hepatotoksik, dosis lebih dari 20g yaitu sebanyak 40 tablet kurang lebih bersifat fatal. Dalam Tabel 5.6 responden yang menggunakan obat sendiri dengan Parasetamol paling banyak 2 1 tablet sehari atau 1g dengan kata lain kemungkinan untuk keracunan Parasetamol sangat-sangat rendah.

(36)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai Penggunaan Parasetamol Oleh Pelajar SMA dan Tukang Becak, dapat disimpulkan bahwa:

1. Penggunaan Parasetamol paling banyak untuk keluhan nyeri, terutama sakit kepala.

2. Hanya 6% daripada Pelajar SMA dan 12% daripada Tukang Becak

menggunakan Parasetamol sebagai antipiretik.

3. Tidak ada yang menggunakan Parasetamol dalam dosis lebih dari 6g per hari.

4. Kebanyakan responden yaitu 92% daripada Pelajar SMA dan 96% daripada Tukang Becak tidak mengenal tanda-tanda keracunan Parasetamol.

6.2. Saran

Berdasarkan hasil yang didapati pada penelitian ini, maka dikemukakan beberapa saran seperti berikut

1. Pelajar-pelajar di sekolah diberi penyuluhan tentang keracunan obat Parasetamol agar penyalahgunaan dapat dihindari.

2. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukkan bagi instansi pemerintah dalam membuat kebijakan mengenai penyuluhan tentang keracunan obat Parasetamol.

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, A., 2009. Perbandingan Efek Analgesik antara Parasetamol dengan kombinasi Parasetamol dan Kafein pada Mencit. Available from:

http://eprints.ums.ac.id. (Accesed: 31st March 2011)

Nasution, Y.A., 2009. Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Available from: http://repository.usu.ac.id. (Accesed: 29th March 2011)

Widjaja, M.C., 2001. Mencegah dan Mengatasi Demam Pada Balita. Dalam: Nasution, Y.A., 2009. Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Available from: http://repository.usu.ac.id. (Accesed: 29th March 2011)

Widodo, R., 2004. Panduan Keluarga Memilih dan Menggunakan Obat. Dalam: Nasution, Y.A., 2009. Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Available from: http://repository.usu.ac.id. (Accesed: 29th March 2011)

Tjay, T.H., 2002. Obat-Obat Penting. . Dalam: Nasution, Y.A., 2009. Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan Metode

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Available from:

http://repository.usu.ac.id. (Accesed: 29th March 2011)

Darsono, I., 2002. Diagnosis dan Terapi Intoksikasi Salisilat dan Parasetamol.

Available From: http://cls.maranatha.edu. (Accesed: 31st March 2011) Setiabudy, R., 2005. Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Jakarta: Gaya Baru Notoadmojo, S., 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi Jakarta:

Rineka Cipta, 79-93

Notoadmojo, S., 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi Jakarta: Rineka Cipta.

Wahyuni, Sari, A., 2008. Statistika Kedokteran. Jakarta: Bamboedoea Communication.

(38)

Dahlan, M.S., 2010. Langkah-Langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: CV Sagong Seto.

Struktur Kimia Parasetamol. Available From: http://chemistry.about.com. (Accesed:29th Marsh 2011)

Sartono., 1996, Apa Yang Kamu Ketahui Tentang Obat-Obat Bebas Dan Terbatas.

Dalam: Nasution, Y.A., 2009. Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja

Tinggi. Available from: http://repository.usu.ac.id. (Accesed: 29th March 2011)

Sartono., 1993. Pengaruh Pemberian Dosis Tunggal Parasetamol Terhadap Komposisi Metabolit Parasetamol Dalam Urin Tikus Jantan Malnutrisi.

Dalam: Darsono, I., 2002. Diagnosis dan Terapi Intoksikasi Salisilat dan Parasetamol. Available From: http://cls.maranatha.edu. (Accesed: 31st March 2011)

(39)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Parvithrah Apparavoo

Tempat / Tanggal Lahir : Selangor / 18 Oktober 1985

Agama : Hindu

Alamat : Jalan Sawi, No 18, Pringgan, Medan 20153

Riwayat Pendidikan : 1. Sijil Pelajaran Malaysia (SPM) - 2002

2. Sijil Tinggi Persekolahan Malaysia (STPM) - 2004

3. Pendidikan S1- Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara-2008 Hingga Sekarang

Riwayat Pelatihan : -

Riwayat Organisasi : 1. Setiausaha ”Student Council” 2. Pengawas Perpustakaan

3. AJK Kelab Hindu

4. Exco Pendidikan Kelab Kebudayaan India Malaysia

(40)

SURAT PERNYATAAN

PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Umur :

Tingkat Pendidikan : Pekerjaan :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang Penelitian “Penggunaan Parasetamol menurut tukang becak dan pelajar SMA”. Maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut. Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, ……… 2011

(41)

KUESIONER PENELITIAN PENGGUNAAN PARASETAMOL MENURUT

TUKANG BECAK DAN PELAJAR SMA

A. Petunjuk Pengisian:

1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan memilih salah satu jawaban atau mengisi tempat yang tersedia menurut anda.

2. Semua pertanyaan harus dijawab.

1. Apakah anda punya keluhan yang obati sendiri A. Ya

B. Tidak

2. Sebutkan keluhan yang paling sering diobati sendiri (I) Nyeri

A. Sakit Kepala B. Sakit Gigi C. Sakit Pinggang D. Sakit Otot

(II) Demam

(III) Gatal

(IV) Lain-lain: ...

3. Sebutkan nama obat yang digunakan untuk keluhan di atas: A. Sanmol

B. Panadol

C. Lain-lain:...

4. Pernahkah anda menggunakan Parasetamol (Panadol, Sanmol dll) A. Ya

(42)

5. Sebutkan alasan penggunaannya:

... 6. Bagaimana cara menggunakan Parasetamol:

A. Kalau perlu B. Sekali sehari C. Dua kali sehari D. Tiga kali sehari E. Cara lain

... 7. Berapa tablet Parasetamol digunakan paling banyak:

... 8. Pernahkah menangani keluhan lain, keluhan tambahan atau yang tidak

menyenangkan setelah penggunaan obat Parasetamol:

...

9. Tahukah anda tanda-tanda keracunan Parasetamol (I)

A. Ya B. Tidak

(II) Kalau Ya sebutkan:

...

10. Apabila ada tanda keracunan apa yang harus anda lakukan:

(43)

Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 TOTALSKOR

p1 Pearson Correlation 1 .348 .524* .250 .069 .547*

Sig. (2-tailed) .133 .018 .288 .773 .013

N 20 20 20 20 20 20

p2 Pearson Correlation .348 1 .314 .268 .182 .575**

Sig. (2-tailed) .133 .178 .254 .443 .008

N 20 20 20 20 20 20

p3 Pearson Correlation .524* .314 1 .495* .136 .662**

Sig. (2-tailed) .018 .178 .026 .567 .001

N 20 20 20 20 20 20

p4 Pearson Correlation .250 .268 .495* 1 .275 .599**

Sig. (2-tailed) .288 .254 .026 .241 .005

N 20 20 20 20 20 20

p5 Pearson Correlation .069 .182 .136 .275 1 .737**

Sig. (2-tailed) .773 .443 .567 .241 .000

N 20 20 20 20 20 20

TOTALSKOR Pearson Correlation .547* .575** .662** .599** .737** 1

Sig. (2-tailed) .013 .008 .001 .005 .000

N 20 20 20 20 20 20

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

(44)

Reliability

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.525 5

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

p1 1.8000 .41039 20

p2 3.9250 .47890 20

p3 1.8500 .58714 20

p4 1.9000 .30779 20

(45)

Frequency Table

Keluhan yang diobati sendiri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid sakit kepala 22 44.0 44.0 44.0

sakit gigi 16 32.0 32.0 76.0

sakit pinggang 5 10.0 10.0 86.0

sakit otot 4 8.0 8.0 94.0

demam 3 6.0 6.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Nama obat yang digunakan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid sanmol 6 12.0 12.0 12.0

panadol 42 84.0 84.0 96.0

lail-lain 2 4.0 4.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Penggunaan Parasetamol

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

(46)

Cara penggunaan Parasetamol

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kalau perlu 22 44.0 44.0 44.0

sekali sehari 9 18.0 18.0 62.0

dua kali sehari 10 20.0 20.0 82.0

tiga kali sehari 7 14.0 14.0 96.0

cara lain 2 4.0 4.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Tahukah tanda-tanda keracunan Parasetamol

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 4 8.0 8.0 8.0

tidak 46 92.0 92.0 100.0

(47)

Frequency Table

Keluhan yang diobati sendiri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid sakit kepala 27 54.0 54.0 54.0

sakit gigi 9 18.0 18.0 72.0

sakit pinggang 4 8.0 8.0 80.0

sakit otot 4 8.0 8.0 88.0

demam 6 12.0 12.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Nama obat yang digunakan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid sanmol 9 18.0 18.0 18.0

panadol 33 66.0 66.0 84.0

lail-lain 8 16.0 16.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Penggunaan Parasetamol

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

(48)

Cara penggunaan Parasetamol

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kalau perlu 27 54.0 54.0 54.0

sekali sehari 7 14.0 14.0 68.0

dua kali sehari 11 22.0 22.0 90.0

tiga kali sehari 3 6.0 6.0 96.0

cara lain 2 4.0 4.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Tahukah tanda-tanda keracunan Parasetamol

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 2 4.0 4.0 4.0

tidak 48 96.0 96.0 100.0

(49)

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

p1 11.5750 2.919 .368 .456

p2 9.4500 2.787 .367 .443

p3 11.5250 2.471 .426 .392

p4 11.4750 2.998 .479 .446

p5 9.4750 1.724 .213 .686

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

13.3750 3.603 1.89816 5

Gambar

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas untuk Setiap Pertanyaan Dalam
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Nama Obat Yang Digunakan
Tabel 5.4. Nama Dagang dan Kandungan Obat
Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Cara Penggunaan Parasetamol
+2

Referensi

Dokumen terkait

berada pada kategori baik, yaitu sebanyak 117 responden (58,5%), sedangkan pada kategori sedang sebanyak 83 responden (41,5%), dan tidak didapatkan adanya pelajar SMA pada

Dari hasil jawaban 96 responden pada penelitian Survey Tingkat Pengetahuan Masyarakat dalam Penggunaan, Dosis dan Toksisitas Parasetamol di Apotek Wilayah Pemalang,

Dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan siswa -siswi di SMA Kemala Bhayangkari 1 Medan mengenai seks bebas

Hasil penelitian tingkat pemahaman pelajar SMP dan SMA terhadap peraturan lalu lintas saat ini berdasarkan pemahaman rambu lalu lintas dari 300 responden yang

Dari hasil jawaban 96 responden pada penelitian Survey Tingkat Pengetahuan Masyarakat dalam Penggunaan, Dosis dan Toksisitas Parasetamol di Apotek Wilayah Pemalang,

Berdasarkan penelitian tentang Cybersex Dan Prestasi Belajar Pada Pelajar SMA Negeri 10 Ngabang Kabupaten Landak diperoleh simpulan sebagai berikut: Cybersex

Dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan siswa -siswi di SMA Kemala Bhayangkari 1 Medan mengenai seks bebas

Sosialisasi dari Kepala Sekolah Kepada guru-guru terkait upaya preventif terhadap penyalahgunaan Narkoba dan Tindak Perilaku Judi di kalangan pelajar SMA Negeri 1 Tebing Tinggi..