DAFTAR TABEL Tabel 5.1 : Distribusi subjek penelitian berdasarkan umur.
Tabel 5.2 : Distribusi hipertensi mengikut JNC 7 pada subjek penelitian
Tabel 5.3 : Distribusi derajat hipertensi pasien berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 5.4 : Distribusi pasien berdasarkan kelompok kolesterol
Tabel 5.5 : Distribusi kolesterol pada subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin.
ABSTRAK
LATAR BELAKANG: Hipertensi adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa oleh darah sampai terhambat ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Salah satu faktor resiko untuk terjadinya hipertensi adalah kadar kolesterol dalam darah yang tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan derajat hipertensi dengan nilai kolesterol di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik pada tahun 2010.
METODOLOGI: Penelitian ini adalah penelitian jenis analitik untuk menganalisis hubungan diantara derajat hipertensi dan kolesterol. Desain penelitian adalah bersifat retrospektif dengan data diambil dari rekam medis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan, dan sampelnya adalah semua pasien rawat inap yang menderita hipertensi sepanjang tahun 2010, diambil secara total sampling, kemudian dilihat nilai kolesterol setelah menggolongkan semua pasien pada setiap derajat hipertensi berdasarkan kriteria Joint National Committee (JNC 7). Pengumpulan data diambil dengan mencatat beberapa variabel berdasarkan status pasien yang tercantum di rekam medis.
HASIL: Dari total 102 pasien hipertensi di RSUP Haji Adam Malik, Medan sepanjang tahun 2010, ditemukan pada derajat prehipertensi dengan nilai mean kolesterol 183,9, hipertensi 1 dengan nilai mean kolesterol 184,7 dan hipertensi 2 dengan nilai mean kolesterol 194,4. Dari hasil uji Anova menunjukkan bahawa tidak ada hubungan yang signifikan diantara derajat tekanan darah dan nilai kolesterol dengan nilai p>0,573.
KESIMPULAN: Tidak ada hubungan yang signifikan diantara derajat hipertensi dengan kadar kolesterol dalam darah.
KATA KUNCI : hipertensi, kolesterol.
BACKGROUND: Hypertension is a disorder of the arteries that causes lack of supply oxygen and nutrients carried by blood to the body tissues. One risk factor for the occurrence of
hypertension is high blood cholesterol levels. This study was conducted to see the relationship between cholesterol and the degree of hypertension, in patients from Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik during the year of 2010.
METHODOLOGY: This study is a type of analytical study to analyze the relationship between the degree of hypertension and cholesterol. The study design was retrospectice with data retrieved from medical records at Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, and the sampel was all patients who suffer from hypertension during the year 2010, taken in total sampling, and then seen the value of cholesterol after classifying all patients at each degree of hypertension based on criteria Joint National Committee (JNC 7). The data was taken with the noted several variables based on the patients status that listed in the medical record.
RESULTS: From the total 102 patients with hypertension in Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan during the year 2010, found on the degree of prehypertension with a mean of 183.9 cholesterol, hypertension 1 with a mean of 184.7 cholesterol and hypertension 2 with the mean cholesterol value of 194.4. From the results of Anova test shows that there was no significant relationship between degree of blood pressure and cholesterol values the significant values the significance value of 0.573.
CONCLUSION: There is no significant relationship between the degree of hypertension and cholesterol level.
KEY WORDS : hypertension, cholesterol.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Shakir Ariff Bin Zulkifli
Tempat/ Tanggal Lahir : Kuala Lumpur, Malaysia/ 20 Juni 1989
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO) batas normal tekanan darah adalah 120-140 mmHg tekanan sistolik dan 80-90 mmHg tekanan diastolik. Seseorang dinyatakan mengidap hipertensi bila tekanan darahnya lebih dari 140/90 mmHg. Hipertensi sebenarnya adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan (Bustan, 2000).
Hipertensi dapat dibagi kepada beberapa derajat yaitu prehipertensi (tekanan darah melebihi 120/80 mmHg), hipertensi derajat 1 (tekanan darah melebihi 140/90 mmHg), hipertensi derajat 2 dengan tekanan darah melebihi 160/100 mmHg (National Institutes of Health America, 2003).
Secara global, hipertensi diestimasikan penyebab kepada 7,1 juta angka kematian, sekitar 13 % dari nilai total (Tesyafe, et a.l, 2006). Prevalensi hipertensi pada penderita dewasa pada tahun 2000 di dunia adalah sebesar 26,4% dan diperkirakan akan mencapai 29,2% pada tahun 2025 (Lubis, 2008). Di Asia tercatat 38,4% juta penderita hipertensi pada tahun 2000 dan diprediksi akan meningkat menjadi 67,4 juta orang pada tahun 2005. Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia tahun 1995, prevalensi hipertensi untuk penduduk berumur > 25 tahun adalah 8,3 %, dengan prevalensi pada laki-laki sebesar 7,4 % dan pada perempuan sebesar 9,1 %. Berdasarkan SKRT tahun 2004, prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 14 %, dengan prevalensi laki-laki sebesar12,2% dan perempuan 15,5%. Penyakit system sirkulasi dari hasil SKRT tahun 1992, 1995,dan 2001 selalu menduduki peringkat pertama dengan prevalensi terus meningkat yaitu 16%, 18,9%, dan 26,4% (Departemen Kesehatan, 2007).
Menurut Center for Disease Control And Prevention (CDC), sekitar 20% orang dewasa berusia 20 tahun mengalami hiperkolesterolemia di Amerika Serikat. Prevalensi yang tertinggi adalah di kalangan wanita berumur 65 dan 74 tahun (Swierzewski, 2000).
Menurut penelitian MONICA di Jakarta, Indonesia, pada tahun 1988 dan 1993 didapatkan kadar rata-rata kolesterol total pada wanita adalah 206.6 mg/dl dan laki-laki 199,8 mg/dl. Pada tahun 1993 kadar rata-rata kolesterol total telah meningkat menjadi 213,0 mg/dl pada wanita dan 204,8 mg/dl pada laki-laki. Maka, pada MONICA I didapati hiperkolesterolemia pada 13.4 % wanita dan 11,4 % laki-laki. Pada MONICA II pada tahun 2004, hiperkolesterolemia didapati pada 16,2 % wanita dan 14 % laki-laki. Prevalensi hiperkolesterolemia masyaraka perdesaan, mencapai 200-248 mg/dl atay mencapai 10,9% dari total populasi pada tahun 2004. Penderita generasi muda, yakni usia 25-34 tahun, mencapai 9,3%. Pada perempuan menjadi kelompok paling banyak menderita masalah ini, yakni 14,5%, atau hamper dua kali lipat kelompok laki-laki (Bahri, 2004).
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik merupakan Rumah Sakit Rujukan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Propinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau, serta dan mempunyai bilangan populasi pasien yang banyak. Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik mempunyai bilangan pasien hipertensi yang sangat tinggi. Menurut penelitian yang telah dijalankan pada tahun 2009, jumlah pasien hipertensi rawat inap bulan Januari sampai April sebanyak 30 orang. Sedangkan jumloah pasien yang rawat jalan meningkat pada bulan April sebanyak 53 orang jika dibandingkan dengan bulan Maret sebanyak 7 0rang. Jumlah pasien hipertensi rawat jalan dari bulan Januari-April sebanyak 93 orang.
Berdasarkan hal-hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap hubungan di antara kolesterol dengan derajat hipertensi pada pasien di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik pada tahun 2010.
1.2 Rumusan Masalah
Telah dijelaskan di atas bahwa salah satu faktor penyebab terjadinya hipertensi adalah hiperkolesterolemia. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan kadar kolesterol darah dengan derajat hipertensi pada pasien hipertensi di Rumah Sakit Umum Pusat Adam Malik pada tahun 2010?
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan kadar kolesterol darah dengan derajat hipertensi pada pasien hipertensi di rawat inap departmen kardiologi Rumah Sakit Umum Pusat Adam Malik pada tahun 2010.
1.3.2 Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui jumlah pasien hipertensi di RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2010. 2. Menentukan derajat pasien hipertensi di RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2010
3. Menentukan derajat hipertensi berdasarkan jenis kelamin pada pasien hipertensi di RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2010
4. Menentukan kadar kolesterol pada setiap kelompok hipertensi.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:
1. Data atau informasi hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan bagi RSUP Haji Adam Malik dalam menangani masalah hipertensi dengan hiperkolesterolemia dalam merencanakan pelayanan pengobatan.
2. Data atau informasi hasil penelitian ini dapat menjadi manfaat bagi pihak Rumah Sakit di Medan dalam menghadapi masalah hipertensi dengan hiperkolesterolemia dan mengurangkan angka kejadian dan mortilitas di Kota Medan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hipertensi
Pada tahun 2003, National Institutes of Health Amerika telah mengeluarkan suatu laporan lengkap berkenaan hipertensi yang dikenali sebagai The Seventh Report of Joint National Committee on Detection, Evaluation, and Treatment for High Blood Pressure (JNC-7). Berdasarkan rekomendasi (Joint National Committee 7 (JNC-7), tekanan darah yang normal seharusnya berkisar di bawah 120 mmHg sistolik dan di bawah 80 mmHg diastolik. Tekanan darah sistolik di antara 120 dan 139 mmHg dan tekanan darah diastolik di antara 80 dan 89 mmHg dianggap pre-hipertensi.
2.1.1 Pembagian Hipertensi
Diagnosa hipertensi hanya akan dibuat apabila tekanan darah sistolik melebihi 140 mmHg dan tekanan darah diastolik melebihi 90 mmHg. Untuk orang dewasa dengan Diabetes Mellitus, tekanan darah individu tersebut haruslah berada di bawah 130/80 mmHg. Hipertensi kemudiannya dibagikan lagi kepada hipertensi derajat 1 dan 2 berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastoliknya. Pembagian hipertensi berdasarkan Joint National Committee 7 seperti yang tercantum dalam jadual di bawah:
Tabel 1 : Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa
Klasifikasi tekanan darah
Tekanan darah sistolik (mmHg)
Tekanan darah diastolik (mmHg)
Normal <120 And <80
Prehipertensi 120-139 Or 80-89
Hipertensi derajat 1
Hipertensi derajat 2
≥ 160 Or ≥ 100
(Modifikasi daripada National Heart, Lung, and Blood Institute, 2003. The Seventh Report of the National Committee on Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure).
2.1.2 Patofisiologi Hipertensi
Menurut Corwin (2000) tekanan darah bergantung pada kecepatan denyut jantung, volume sekuncup atau curah jantung dan total peripheral resistance (TPR). maka peningkatan salah satu dari ketiga variabel tersebut dapat menyebabkan hipertensi.
Peningkatan kecepatan denyut jantung, terjadi akibat rangsangan abnormal saraf atau hormon pada nodus sinoatrium (SA). Peningkatan denyut jantung kronik sering menyertai keadaan hipertiroidisme, biasanya dikompensasi oleh penurunan volume sekuncup atau total peripheral resistance (TPR).
Peningkatan volume sekuncup atau curah jantung yang berlangsung lama, terjadi apabila terdapat peningkatan volume plasma yang berkepanjangan, akibat gangguan penanganan garam dan air oleh ginjal atau konsumsi yang berlebihan yang dapat meningkatkan volume diastolik akhir, biasa disebut preload jantung. Peningkatan preload biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan sistolik.
hipertrofi (membesar). Dengan hipertrofi kebutuhan ventrikel akan oksigen semakin meningkat sehingga ventrikel harus memompa darah lebih keras lagi untuk memenuhi kebutuhan tersebut, serat-serat otot jantung juga mulai teregang melebihi panjang normalnya yang akhirnya menyebabkan penurunan kontraktilitas dan volume sekuncup atau curah jantung (Basha, 2008).
2.1.3 Komplikasi Hipertensi
Hipertensi menimbulkan stres pada jantung dan pembuluh darah. Jantung mengalami peningkatan beban kerja karena harus memompa melawan resistensi perifer yang meningkat, sementara dinding pembuluh darah akan melemah akibat proses degeneratif arteriosklerosis. Penyulit hipertensi antara lain adalah gagal jantung kongestif akibat ketidakmampuan jantung memompa darah melawan peningkatan tekanan arteri, stroke akibat rupturnya pembuluh di otak, atau serangan jantung akibat ruptur pembuluh koroner. Perdarahan spontan akibat pecahnya pembuluh-pembuluh kecil di bagian tubuh lain juga dapat terjadi, tetapi dengan akibat yang relatif lebih ringan, misalnya ruptur pembuluh darah di hidung mengakibatkan mimisan. Penyulit serius lainnya pada hipertensi adalah gagal ginjal akibat gangguan progresif aliran darah melalui pembuluh-pembuluh ginjal yang rusak. Selain itu, kerusakan retina yang disebabkan oleh perubahan pembuluh yang memperdarahi mata dapat menyebabkan gangguan penglihatan progresif. Sampai terjadi penyulit, hipertensi tidak menimbulkan gejala karena jaringan mendapat pasokan darah yang adekuat. Dengan demikian, kecuali apabila dilakukan pengukuran tekanan darah secara berkala, hipertensi dapat berlangsung tanpa terdeteksi sampai timbul penyulit. Jika seseorang menyadari penyulit yang mungkin terjadi pada hipertensi dan mempertimbangkan bahwa 25 % orang dewasa di Amerika Serikat diperkirakan mengidap hipertensi kronik, ia dapat membayangkan besarnya masalah kesehatan masyarakat yang ditimbulkan penyakit ini (Sherwood, 2001).
2.2 Kolesterol
2.2.1 Definisi dan fungsi
dalam proses pencernaan lemak, vitamin D dan senyawa-senyawa steroid yang lain serta hormon-hormon tubuh seperti estrogen, progesterone dan testosterone (Swierzewski, 2010).
Ester kolesterol merupanakan asam lemak rantai panjang yang digabungkan dengan kolesterol yang terdapat dalam jaringan dan plasma. Kedua-dua bentuk kolesterol ini ditransportasi dalam lipoprotein di dalam plasma. Kolesterol disintesa di dalam berbagai-bagai jaringan tubuh daripada asetil-KoA. Kuning telur, daging, hati dan otak merupakan produk hewani yang mempunyai sumber kolesterol. Low-density lipoprotein (LDL) dalam plasma merupakan pengankut untuk uptake kolesterol dan ester kolesteril ke jaringan seluruh tubuh. High-desity lipoprotein (HDL) pula berfungsi mentransportasi kolesterol dari jaringan ke hepar dimana ia dieliminasi dari tubuh dalam bentuk asal atau dikonversi kepada asam empedu melalui proses reverse cholesterol transport. Kolesterol sangat berperan dalam proses patologis aterosklerosis pembuluh-pembuluh darah arteri vital (Mayes dan Botham, 2003).
Menurut Murray et al., kolesterol adalah sebagian daripada lemak tubuh (lipid) kaya energi yang berfungsi sebagai sumber energi tubuh yang utama untuk proses-proses metabolisme. Sel-sel lemak ini juga mempunyai fungsi sebagai pelindung tubuh daripada cedera dan suhu yang dingin. Kolesterol dan trigliserida termasuk sebagi dua lemak utama tubuh manusia (Yayu, 2007).
2.2.1 Hiperkolesterolemia
Kondisi patologis pada tubuh disebabkan oleh abnormalitas metabolisme lipoprotein. Utilisasi chylomicrons dan VLDL yang berkurang menyebabkan hypertriacyglycerolemia. Selain itu, kondisi lain seperti defek genetik, memberi kesan terhadap transportasi lipid sehingga menyebabkan hiperkolesterolemia dan aterosklerosis prematur (Mayes dan Botham, 2003).
Kondisi kolesterol berlebihan di dalam darah disebut hiperkolesterolemia (Krummel, 2008). Hiperkolesterolemia dapat diklasifikasikan kepada dua yaitu hiperkolesterolemia primer dan hiperkolesterolemia sekunder. Pada hiperkolesterolemia primer, adalah kondisi dimana meningkatnya kadar kolesterol darah yang dapat berkembang secara sendiri daripada sebarang masalah kesehatan atau perilaku. Hiperkolesterolemia sekunder pula berhubungan dengan masalah kesehatan atau perilaku (Matfin, 2009).
panyebabnya. Contohnya, kekurang reseptor LDL menyebabkan familial hypercholesterolemia akibat mutasi gen reseptor LDL. Ditemukan lebih 600 mutasi yang berbeda-beda pada reseptor LDL (Matfin, 2009).
Obesitas dengan asupan kalori tinggi dan diabetes mellitus (DM) adalah antara penyebab hiperkolesterolemia sekunder. Diet yang tinggi kalori akan meningkatkan produksi VLDL dengan peningkatan trigliserida dan meningkatkan konversi VLDL kepada LDL. Penyingkiran LDL berkurang karena peningkatan ingesti kolesterol akan mengurangkan pembentukan reseptor LDL. Asupan diet yang tinggi trigliserida dan lemak tidak jenuh akan meningkatkan sintesa kolesterol dan mengsupresi aktivitas reseptor LDL. Antara penyakit yang boleh menyebabkan peningkatan lipid adalah hitiroidisme, sindroma nefrotik, dan penyakit hepar obstruktif. Obat-obatan juga mampu meningkatkan kadar lipid darah, antaranya adalah beta-blocker, estrogen dan protease inhibitor ( Matfin, 2009 ).
Menurut National Institutes of Health Expert Panel (NCEP) pada tahun 2001 mengklasifikasikan kadar kolesterol total, HDL dan LDL seperti berikut:
Value (mg/dl) Stages
Low Density Lipoprotein (LDL)
<100 Optimal
130-159 Borderline high
160-189 High
≥190 Very high
Kolesterol Total
<200 Desirable
200-239 Borderline High
≥240 High
High Density Lipoprotein (HDL)
<40 Low
>60 High
Akumulasi plak pembuluh darah arteri bisa terjadi pada pasien hiperkolesterolemia. Hal ini karena, plak ini mempunyai komposisi kolesterol, substansi lemak yang lain, jaringan fibrosa dan kalsium. Arterosklerosis dan penyakit jantung koroner (PJK) terjadi apabila plak tersebut terbentuk pada arteri (Sweirzewski, 2010).
2.3 Aterosklerosis
Menurut Rudd et al. (2005) dalam Krummel (2008) aterosklerosis merupakan penyebab utama PJK. Akumulasi plak pada arteri sedang dan besar merupakan proses pertama yang berlaku. Plak ini akan menyebabkan aliran darah yang tidak adekuat, suplai darah ke jaringan berkurang dan rupturnya pada pembuluh darah sehingga terjadi pembentukan thrombus yang
mengoklusi lumen pembuluh darah.
Tahapan pembentukan plak dan oklusi arteri adalah (Swierzewski, 2000) :
1. Apabila endotel rusak, partikel kolesterol terendap pada dinding pembuluh darah yang rusak lalu membentuk plak.
3. Aliran darah arteri dihalang oleh plak yang besar. Nyeri dada atau angina berlaku jika suplai darah ke jantung terganggu. Pada otak pula, blokade akan menyebabkan strok.
4. Jika plak ruptur atau koyak, bekuan darah membentuk di atasnya. Apabila bekuan darah menghambat aliran darah secara total pada arteri koroner, infark miokard berlaku manakala pada pembuluh darah ke otak, menyebabkan strok.
2.4 Patogenesa hubungan hipertensi dan hiperkolesterolemia
Antara salah satu penyebab terjadinya hipertensi pada pasien hiperkolesterolemia adalah terjadinya aterosklerosis pada pembuluh darah. Menurut Valentina (2006), aterosklerosis merupakan salah satu penyakit inflamasi pada pembuluh darah. Secara patofisiologinya, hubungan terjadinya hipertensi pada pasien hiperkolesterolemia adalah seperti berikut :
1. Pada penderita hiperkolesterolemia, terjadinya influx kolesterol LDL pada bahagian tunica intima pembuluh darah yang melebihi kadar normal.
2. Kolesterol LDL akan teroksidasi apabila bereaksi dengan molekul oksigen bebas yang terbentuk dari pelbagai reaksi enzimatik dan non-enzimatik.
3. Kolesterol LDL yang teroksidasi akan memicu perlengketan dan masuknya monosit dan limfosit T kedalam tunika intima pembuluh darah melalui permukaan endothelium.
4. Makrofag terbentuk dari monosit dan akan memfagosit kolesterol LDL yang teroksidasi, sehingga membentuk foam cell.
5. Foam cell yang terbentuk akan memicu perlepasan sitokin-sitokin seperti interferon-γ, tumor necrosis factor-α, dan interleukin-1 sehingga terjadinya aterosklerosis.
6. Lumen pembuluh darah mengecil, menyebabkan meningkatnya resistensi vaskular sistemik total dan sehingga terjadi hipertensi.
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :
Variabel Independen Variabel Dependen
Definisi Operasional 3.2.1 Kolesterol
Definisi :Adalah kadar kolesterol darah pada pasien hipertensi di departemen kardiologi RSUP Haji Adam Malik sepanjang tahun 2010.
Cara ukur :Menentukan kadar kolesterol darah pasien hipertensi berdasarkan dara rekam medis
Alat ukur :Rekam medis.
Hasil ukur :Dikatakan normokolesterolemia apabila kadar kolesterol dalam darah <240mg/dl dan dikatakan hiperkolesterolemia apabila kadar kolesterol dalam darah melebihi 240mg/dl
Skala ukur :Skala numerik.
3.2.2 Derajat Hipertensi
Definisi :Derajat hipertensi adalah tingkat hipertensi pasien RSUP Haji Adam Malik yang terbahagi kepada prehipertensi, hipertensi derajat 1 dan hipertensi derajat 2 sesuai dengan klasifikasi menurut JNC 7.
Cara ukur :Pasien hipertensi yang didiagnosa oleh dokter berdasarkan data rekam medis, dikelompokkan menurut JNC 7
Alat ukur :Rekam medis
Hasil ukur :Menurut Joint National Committee 7 (JNC7), dikatakan derajat hipertensi terbahagi kepada beberapa derajat yaitu hipertensi derajat 1 (tekanan darah melebihi 140/90 mmHg), hipertensi derajat 2 (tekanan darah melebihi 160/100 mmHg), hipertensi derajat 3 yaitu tekanan darah melebihi 180/110 mmHg.
3.3. Hipotesis
Ada hubungan antara kadar kolesterol darah dengan derajat hipertensi pada pasien hipertensi.
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian analitik untuk menganalisis hubungan antara kolesterol dan derajat hipertensi. Desain penelitian ini adalah retrospektif kerana peneliti telah mengambil rekam medis pasien hipertensi sepanjang tahun 2010.
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Lokasi yang telah diambil untuk penelitian ini adalah kasus dari pasien yang datang ke rumah sakit dan rumah sakit yang dipilih adalah RSUP Haji Adam Malik. Pengambilan data ini di dilakukan dari Juni 2011 hingga Juli 2011.
4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi Penelitian
4.3.2 Sampel Penelitian
Sampel penelitian adalah rawat inap di ruangan departemen kardiologi sepanjang tahun 2010 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
4.3.3 Kriteria Inklusi
Pasien hipertensi dengan data kolesterol lengkap pada rekam medis
4.3.4 Kriteria Eksklusi
Pasien hipertensi dengan riwayat Diabetes Mellitus (DM) yang tercantum pada rekam medisnya.
4.4 Pengolahan dan Analisa Data
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
memiliki fasilitas pelayanan yang terdiri dari pelayanan medis (instalasi rawat jalan, rawat inap), pelayanan penunjang medis (instalasi diagnostik terpadu, patologi klinik, patologi anatomi, kardiovaskular, mikrobiologi), pelayanan penunjang non medis (instalasi gizi, farmasi, Central Sterilization Supply Depart (CSSD), bioelektromedik, Penyuluh Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS), dan pelayanan non medis (instalasi tata usaha pasien, teknik sipil, pemulasaran jenazah).
5.1.2. Karakteristik Sampel Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Sampel penelitian adalah semua penderita yang dirawat dengan diagnosis penyakit kardiovaskular hipertensi dengan status nilai kolesterol pada rekam medisnya dan mendapatkan rawatan di RSUP H. Adam Malik, Medan selama periode 2 bulan. Semua data sampel diambil dari data sekunder, yaitu rekam medis pasien. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian adalah total sampling dan daripada metode ini, peneliti telah mendapatkan sebanyak 102 pasien yang termasuk dalam kelompok sampel.
Jenis Kelamin N %
Laki-Laki 60 58,9
Perempuan 42 41,1
Total 102 100
Tabel 5.1; Karakteristik responden berdasarkan umur.
Dari 115 pasien pada penelitian ini, berdasarkan kelompok jenis kelamin didapatkan laki-laki sebanyak 60 orang (58,9%) dan perempuan sebanyak 42 orang (41,1%).
5.1.3. Derajat Hipertensi Subjek Penelitian
Derajat Hipertensi N %
Hipertensi derajat 1 30 29.5
Hipertensi derajat 2 49 48.0
Total 102 100
Tabel 5.2; Distribusi Hipertensi Mengikut JNC 7 Pada Subjek Penelitian
Dari hasil yang dapat dilihat pada tabel 5.2, penelitian pada pasien di RSUP. H. Adam Malik, medan sepanjang tahun 2010 ini didapatkan bahwa pada 102 pasien hipertensi, 23 orang (22,5%) dengan derajat prehipertensi, 30 orang (29,5%) dengan hipertensi derajat 1 dan 49 orang (48%) dengan hipertensi derajat 2.
5.1.4. Distribusi Derajat Hipertensi Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin
Derajat Hipertensi Laki-laki Perempuan
Prehipertensi 12 (11,7%) 11( 10,8%)
Hipertensi derajat 1 17 (16.7%) 13 (12,7%)
Hipertensi derajat 2 31 (30,5%) 18 (17,6%)
Tabel 5.3; Distribusi Pasien dengan Derajat Hipertensi Berdasarkan Jenis Kelamin
Dari kriteria pasien hipertensi berdasarkan jenis kelamin yang diperoleh, sebanyak 12 laki-laki dan 11 perempuan berada pada derajat prehipertensi, 17 laki-laki dan 13 perempuan berada pada hipertensi derajat 1. Untuk hipertensi derajat 2, didapatkan sebanyak 31 laki-laki dan 18 perempuan.
5.1.5 Distribusi Kolesterol pada Subjek Penelitian
Kolesterol Jumlah (N) %
Hiperkolesterolemia 14 13.7
Tabel 5.4; Distribusi Pasien Berdasarkan Kelompok Kolesterol
Dari hasil penelitian untuk melihat distribusi kolesterol pada subjek penelitian, didapatkan sebanyak 88 orang (86%) dengan kadar kolesterol yang normal, dan 14 orang (13.7) berada dalam kelompok hiperkolesterolemia. Hasil dapat dilihat pada tabel 5.4
5.1.6 Distribusi Kolesterol Berdasarkan Jenis Kelamin Kelompok
Kolesterol
Laki-Laki Perempuan Total
Normal 54 34 88
Hiperkolesterolemia 6 8 14
Total 60 42 102
Tabel 5.5; Distribusi Kolesterol Pada Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
5.1.7 Distribusi Kolesterol dan Derajat Hipertensi Pasien
Dalam menganalisa hubungan nilai kolesterol pasien berdasarkan kelompok hipertensi dilakukan uji beda rata-rata sampel independen.
Derajat Hipertensi
N Mean Standar
Deviasi
Std. Error
Prehipertensi 23 183,9 43.8527 9.1439
Hipertensi Derajat 1
30 184,7 47.9157 8.7482
Hipertensi Derajat 2
49 194,4 49.3180 7.0454
Tabel 5.6; Nilai rata-rata dan standar deviasi nilai kolesterol pada kelompok pasien prehipertensi, hipertensi 1 dan hipertensi 2
Berdasarkan tabel 5.6, didapatkan rata-rata nilai kolesterol pada kelompok prehipertensi, nilai rata-rata kolesterol adalah 183,935 mg/dl. Kelompok hipertensi derajat 1 menunjukkan nilai rata-rata kolesterol sebanyak 184,667 mg/dl sedangkan kelompok hipertensi derajat 2 menunjukkan nilai rata-rata kolesterol sebanyak 194,351 mg/dl.
Kemudian hasil ini dianalisa dengan uji anova menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara derajat hipertensi dan kolesterol dengan nilai p=0.573 (p>0.05)
5.2.1 Distribusi Derajat Hipertensi Subjek Penelitian
Pada penelitian ini didapatkan sebanyak angka kejadian yang tertinggi pada kelompok hipertensi 2. Hal ini memungkinkan karena RSUP Adam Malik merupakan Rumah Sakit Rujukan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Propinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau. Selain itu, kebanyakkan pasien yang datang ke RSUP Adam Malik sudah berada pada keadaan yang kronis untuk berobat.
5.2.2 Pasien dengan Derajat Hipertensi Dilihat dari Jenis Kelamin
Pada penelitian ini dijumpai laki-laki mempunyai angka kejadian yang lebih tinggi dibanding perempuan. Sesuai dengan teori, laki-laki dikatakan mempunyai kecenderungan lebih tinggi untuk menderita hipertensi dibanding perempuan karena faktor gaya hidup lelaki yang lebih berkecenderungan untuk menjadi perokok. Zat-zat pada rokok memberikan efek negatif dan bisa menyebabkan terjadinya hipertensi. Diketahui bahwa pada tahun 1995 diperoleh pada laki-laki 53% adalah perokok aktif dan meningkat sebanyak 63% pada tahun 2004. (Susenas, 2004).
Menurut Arief (2008), hipertensi berdasarkan jenis kelamin dapat dipengaruhi oleh faktor psikologis. Ini menyumbangkan angka kejadian yang tinggi pada laki-laki karena seringkali dipicu perilaku yang tidak sehat seperti merokok, kelebihan berat badan, depresi selain berhubungan dengan dengan pekerjaan, seperti perasaan kurang nyaman terhadap pekerjaan dan pengangguran.
Selain itu, sebelum menopause wanita lebih relatif dilindungi daripada penyakit kardiovaskular karena efek hormon estrogen. Estrogen memiliki efek memperlebar dan menghaluskan pembuluh darah bagian dalam serta melenturkannya, sehingga aliran darah lancer dan tekanan menurun (Siagian, 2007).
5.2.3 Distribusi Pasien Berdasarkan Kelompok Kolesterol
Adam Malik adalah rumah sakit rujukan pembangunan wilayah A, dan memungkinkan untuk mendapat pasien dari berbagai faktor resiko penyebab penyakit kardiovaskular, sehingga tidak mempengaruhi terhadap kolesterol dalam darah.
5.2.4 Distribusi Kolesterol Berdasarkan Jenis Kelamin
Didapatkan angka kejadian yang tinggi pada perempuan yaitu 8 orang berbanding laki-laki sebanyak 6 orang. Terdapat berbagai faktor yang menyumbang kepada peningkatan kolesterol pada perempuan yaitu faktor hormon. Perempuan dengan premenopause dilindungi oleh hormon estrogen yang meningkatkan HDL dan menurunkan LDL pada darah. Namun begitu, Pada fase menopause, diketahui sekresi estrogen pada perempuan akan berkurang resiko terjadinya hiperkolesterolemia akan meningkat (John, 2000).
5.2.5 Pembahasan Kolesterol Berdasarkan Derajat Hipertensi
Pada penelitian ini dijumpai pasien dengan hipertensi derajat 2 lebih banyak yang menderita hiperkolesterolemia yaitu 7 orang. Hipertensi derajat 2 merupakan derajat hipertensi yang paling tinggi yaitu dengan nilai tekanan darah melebihi 160/100 mmHg. Banyaknya penderita kelompok ini mengalami hiperkolesterolemia menunjukkan bahwa makin tinggi kadar kolesterol menimbulkan pengerasan pada pembuluh darah, sehingga pompa jantung lebih meningkat dalam upaya mengalirkan darah melalui arteri.
Kemudian diuji dengan menggunakan dengan uji beda rata-rata anova yang menunjukkan tidak ada hubungan diantara derajat hipertensi dan kolesterol darah dengan nilai p=0.573 (p>0.05). Hal ini karena, peningkatan tekanan darah juga bisa terjadi oleh beberapa faktor, seperti penyakit kronis seperti penyakit ginjal dan penggunaan obat-obatan seperti kortikosteroid, bukan hanya berhubungan pada hiperkolesterolemia sahaja.
Ginjal bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim rennin yang memicu pembentukan hormone angiotensin, yang selanjutnya akan memicu pelepaasn hormone aldosteron. Ginjal merupakan organ terpenting dalam mengendalikan tekanan darah, karena itu berbagai penyakit, atau terjadinya peradangan atau cedera pada ginjal bisa menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi.
mg/dl pada derajat hipertensi 2. Berdasarkan data yang diperoleh, ini menunjukkan adanya hubungan diantara kolesterol dan derajat hipertensi.
Secara teoritis, hipertensi terjadi akibat peningkatan beban kerja karena harus memompa melawan resistensi perifer yang meningkat, sementara pembuluh darah akan melemah akibat daripada proses degenratif. Hal ini akan menimbulkan stress pada jantung dan pembuluh darah.
Kolesterol pula merupakan salah satu molekul biologis yang memiliki beberapa fungsi penting seperti membuat hormon serta membentuk dinding sel. Kerana kebutuhannya, kolesterol disintesa secara terus-menerus di dalam hati sebanyak 70%, manakala 30% lagi melalui asupan makanan. Kandungan kolesterol yang tinggi yang berlangsung secara terus-menerus inilah yang berakibat pada kadar kolesterol dalam darah. Kelebihan ini memberikan dampak buruk terhadap pembuluh darah yang akan menyebabkan rusaknya dinding arteri, dan menggangu aliran darah (Gerard, 2005).
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan berkenaan dengan hubungan antara kadar kolesterol darah dan derajat hipertesnsi pada pasien di RSUP Haji Adam Malik Tahun 2010, dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Jumlah pasien menderita hipertensi adalah 102 orang
2. Penderita dengan prehipertensi sebanyak 23 orang, hipertensi derajat 1 sebanyak 30 orang, dan hipertensi hipertensi 2 sebanyak 49 orang.
4. Pasien menderita hiperkolesterolemia pada hipertensi derajat 2 menunjukkan angka tertinggi berbanding hipertensi 1 dan prehipertensi.
5. Tidak ada hubungan signifikasi antara kadar kolesterol darah dan derajat hipertensi dengan nilai p=0.573 (p>0.05)
6.2 Saran
Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalani oleh penulis dalam menyelesaikan penelitian ini, maka dapat diungkapkan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini. Adapun saran tersebut, yaitu :
1. Perlu dilakukan penelitian terhadap populasi dengan karakteristik seperti usia, tempat tinggal dan suku yang bisa mempengaruhi nilai hasil penelitian.
2. Jika memungkinkan dalam hal waktu dan biaya, diharapkan pada penelitian selanjutnya, nilai kolesterol dan tekanan darah dapat dilakukan secara langsung pada pasien.
3. Nilai kolesterol dan tekanan darah dicari pada waktu yang bersamaan agar dapat mengurangkan bias seperti terdapatnya intervensi terapi obat.
4. Jumlah sampel juga sedikit mempengaruhi hasil ketepatan dan validitasi penelitian, sehingga untuk penelitian lebih lanjut sebaiknya jumlah sampel diperbanyak dengan cara memperlebar interval tahun penelitian.
5. Diharapkan Rumah Sakit Umum Pusat Adam Malik dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan prasarana gua agar dapat menurunkan mortilitas dan morbilitas angka kejadian hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
Arief Irfan, 2008. Hipertensi : Faktor Resiko dan Penatalaksanaanya. http://www.pjnhk.go.id/content/view/1372/31.
Arjatmo, T., Hendra, U., 2001. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Bahri A., 2004. Dislipidemia Sebagai Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner. e-USU Repositor. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Basha, A., 2008. Hipertensi: Faktor Risiko dan Penatalaksanaannya. National Cardiovascular
Center. Available from:
http://www.pjnhk.go.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=788 [Accessed 27 April 2011].
Bustan, M.N., 2000. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta.
Carol M Porth, 2005. Pathophysiology: Concepts of Altered Health States 7thEdition. Lippincott Williams & Wilkins Production.
Corwin, E.J., 2000. Buku Saku Patofisiologi. Terjemahan Brahman U. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Departemen Kesehatan, 2007, InaSH Menyokong Penuh Penanggulangan Hipertensi. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Feig DI et al: Hypothesis: Uric Acid, Nephron Number, And The Patogenesis of Essential Hypertension, Kidney Int 66(1):281-287, 2004.
Gillum, R.F., 1996. Epidemiology of Hypertension in African-American Women dalam American Heart Journal, USA.
Graaf, Kent Van De, 2002. Human Anatomy. 6th International ed. University of Weber: McGraw-Hill Production.
Grim, C.E., Henry J.P., Myers, H., 1995. High Blood Pressure in Blacks dalam Laragh, J.H., Brenner, B.M., Hypertension: Pathophysiology, Diagnosis, and Management. New York: Raven Press.
Guyton, A.C. & Hall, J.E., 2006. Textbook of Medical Physiology. Pennsylvania: Elsevier.
John S: Impaired Endothelial Function in Arterial Hypertension and Hypercholesterolemia: Potential Mechanisms and Difference, J Hypertens 18(4):363-374, 2000.
Junaidi, Iskandar, 2010. Hipertensi Pengenalan, Pencegahan, dan Pengobatan. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.
Krummel, D.A., 2008. Medical Nutrition Therapy for Cardiovascular Disease. In: Mahan, L.K., Escott-Stump, S., Krausse’s Food and Nutirition Therapy. Canada: Saunders Elsevier, 833.
Krummel, D.A., 2008. Medical Nutrition Therapy for Cardiovascular Disease. In: Mahan, L.K., Escott-Stump, S., Krausse’s Food and Nutirition Therapy. Canada: Saunders Elsevier, 834- 835.
Langely RW, Burch HB: Peroperative Management of The Thyrotoxic Patient, Endocrinol Metab Clin North Am 32(2):519-521, 2003
Matfin, G., Porth, C.M., 2009. Structure and Function of the Cardiovascular System. In: Pathophysiology Concepts of Aletered Health States. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins,482- 483.
Mayes, P.A., Botham, K.M., 2003. Cholesterol Synthesis, Transport and Excretion. In: Murray, R.K., Granner, D.K., Mayes, P.A., Rodwell V.W., Harper’s Illustrated Biochemistry. United States of America: The McGraw Hill Companies, 219.
Mayes, P.A., Botham, K.M., 2003. Lipid Transport and Storage. In: Murray, R.K., Granner, D.K., Mayes, P.A., Rodwell V.W., Harper’s Illustrated Biochemistry. United States of America: The McGraw Hill Companies, 205.
National Heart, Lung, and Blood Institute, 2003. The Seventh Report of the Joint National Committee on Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. U.S. Department of Health and Human Services.
Notoatmodjo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Price, S.A. & Wilson L.M., 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Perjalanan Penyakit, 6th ed. Gangguan Sistem Kardiovaskular. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Sherwood, L., 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Pembuluh Darah dan Tekanan Darah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 297-340.
Siagian A, 2007. Saatnya Memperhatikan Kesehatan Wanita Usia Menopause
Swierzewski, S.J., 2007. Cholesterol Overview, Types of Cholesterol, Healthcommunities.com. Available from : http://www.healthcommunities.com/high-cholesterol/overview-of-high-cholesterol.shtml. [ Accessed 5 April 2011].
Vassan, R.S., Larson, M.G., Leip E.P., et al. 2001. Assessment of Frequency of Progression to Hypertension in Non-Hypertensive Participants in the Framingham Heart Study: A Cohort Study dalam The Lancet, USA.
Wahyuni, A.S. 2011. Korelasi dan Regresi Linear. Dalam: Statistika Kedokteran. Jakarta: Bamboedoea Communication, 79-86.
Wahyuni, A.S. 2011. Pengantar Statistik. Dalam: Statistika Kedokteran. Jakarta: Bamboedoea Communication, 6-7.
Lampiran Data Mentah
Prehipertensi 217.0 Laki-Laki Normal
Prehipertensi 153.0 Laki-Laki Normal
Prehipertensi 241.0 Perempuan Hiperkolesterolemia
Prehipertensi 153.0 Perempuan Normal
Prehipertensi 211.0 Perempuan Normal
Prehipertensi 168.6 Laki-Laki Normal
Prehipertensi 229.0 Laki-Laki Normal
Prehipertensi 134.6 Laki-Laki Normal
Prehipertensi 173.1 Perempuan Normal
Prehipertensi 240.4 Perempuan Hiperkolesterolemia
Prehipertensi 134.0 Perempuan Normal
Prehipertensi 219.0 Laki-Laki Normal
Prehipertensi 197.0 Laki-Laki Normal
Prehipertensi 193.0 Laki-Laki Normal
Prehipertensi 222.0 Perempuan Normal
Prehipertensi 178.0 Laki-Laki Normal
Prehipertensi 71.0 Laki-Laki Normal
Prehipertensi 150.0 Perempuan Normal
Prehipertensi 178.8 Perempuan Normal
Prehipertensi 200.0 Laki-Laki Normal
Prehipertensi 192.0 Perempuan Normal
Prehipertensi 126.0 Laki-Laki Normal
Prehipertensi 249.0 Perempuan Hiperkolesterolemia
Hipertensi 1 213.0 Perempuan Normal
Hipertensi 1 184.0 Perempuan Normal
Hipertensi 1 167.0 Laki-Laki Normal
Hipertensi 1 204.0 Laki-Laki Normal
Hipertensi 1 131.0 Laki-Laki Normal
Hipertensi 1 76.0 Laki-Laki Normal
Hipertensi 1 179.0 Laki-Laki Normal
Hipertensi 1 188.0 Perempuan Normal
Hipertensi 1 185.0 Laki-Laki Normal
Hipertensi 1 140.0 Laki-Laki Normal
Hipertensi 1 171.0 Perempuan Normal
Hipertensi 1 188.0 Laki-Laki Normal
Hipertensi 1 135.0 Perempuan Normal
Hipertensi 1 213.9 Perempuan Normal
Hipertensi 1 202.7 Laki-Laki Normal
Hipertensi 1 134.0 Perempuan Normal
Hipertensi 1 246.0 Perempuan Hiperkolesterolemia
Hipertensi 1 164.0 Laki-Laki Normal
Hipertensi 1 262.0 Perempuan Hiperkolesterolemia
Hipertensi 1 179.0 Laki-Laki Normal
Hipertensi 1 178.0 Perempuan Normal
Hipertensi 1 324.0 Laki-Laki Hiperkolesterolemia
Hipertensi 1 129.0 Perempuan Normal
Hipertensi 1 247.0 Laki-Laki Hiperkolesterolemia
Hipertensi 1 199.0 Laki-Laki Normal
Hipertensi 1 191.0 Laki-Laki Normal
Hipertensi 1 179.4 Perempuan Normal
Hipertensi 1 182.0 Laki-Laki Normal
Hipertensi 1 125.0 Perempuan Normal
Hipertensi 2 220.0 Perempuan Normal
Hipertensi 2 195.0 Laki-Laki Normal
Hipertensi 2 128.0 Laki-Laki Normal
Hipertensi 2 208.0 Laki-Laki Normal
Hipertensi 2 139.0 Laki-Laki Normal
Hipertensi 2 297.0 Laki-Laki Hiperkolesterolemia
Hipertensi 2 165.0 Laki-Laki Normal
Hipertensi 2 185.0 Laki-Laki Normal
Hipertensi 2 196.0 Laki-Laki Normal
Hipertensi 2 202.0 Perempuan Normal
Hipertensi 2 168.0 Laki-Laki Normal
Hipertensi 2 197.0 Perempuan Normal
Hipertensi 2 184.0 Perempuan Normal
Hipertensi 2 100.0 Laki-Laki Normal
Hipertensi 2 153.0 Laki-Laki Normal
Hipertensi 2 135.0 Laki-Laki Normal
Hipertensi 2 137.0 Laki-Laki Normal
Hipertensi 2 203.0 Perempuan Normal
Hipertensi 2 170.8 Perempuan Normal
Hipertensi 2 296.0 Laki-Laki Hiperkolesterolemia
Hipertensi 2 132.0 Laki-Laki Normal
Hipertensi 2 202.0 Perempuan Normal
Hipertensi 2 266.0 Perempuan Hiperkolesterolemia
Hipertensi 2 236.0 Laki-Laki Normal
Hipertensi 2 203.0 Laki-Laki Normal
Hipertensi 2 116.0 Perempuan Normal
Hipertensi 2 115.0 Perempuan Normal
Hipertensi 2 225.0 Perempuan Normal
Hipertensi 2 142.0 Perempuan Normal
Hipertensi 2 223.0 Laki-Laki Normal
Hipertensi 2 118.4 Laki-Laki Normal
Hipertensi 2 148.0 Perempuan Normal
Hipertensi 2 203.0 Laki-Laki Normal
Hipertensi 2 235.0 Perempuan Normal
Hipertensi 2 253.0 Perempuan Hiperkolesterolemia
Hipertensi 2 207.0 Laki-Laki Normal
Hipertensi 2 219.0 Laki-Laki Normal
Hipertensi 2 208.0 Laki-Laki Normal
Hipertensi 2 161.8 Laki-Laki Normal
Hipertensi 2 222.8 Laki-Laki Normal
Hipertensi 2 201.4 Perempuan Normal
Hipertensi 2 224.0 Laki-Laki Normal
Hipertensi 2 177.0 Laki-Laki Normal
Hipertensi 2 303.0 Perempuan Hiperkolesterolemia
Hipertensi 2 241.0 Laki-Laki Hiperkolesterolemia
Hipertensi 2 205.0 Perempuan Normal
Hipertensi 2 192.0 Laki-Laki Normal
Output
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-Laki 60 58.3 58.8 58.8
Perempuan 42 40.8 41.2 100.0
Total 102 99.0 100.0
Missing System 1 1.0
Total 103 100.0
Derajat Tekanan Darah
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Prehipertensi 23 22.3 22.5 22.5
Hipertensi 1 30 29.1 29.4 52.0
Hipertensi 2 49 47.6 48.0 100.0
Total 102 99.0 100.0
Missing System 1 1.0
Total 103 100.0
Derajat Tekanan Darah * Jenis Kelamin Crosstabulation
Count
Jenis Kelamin
Total Laki-Laki Perempuan
Derajat Tekanan Darah Prehipertensi 12 11 23
Hipertensi 1 17 13 30
Hipertensi 2 31 18 49
Kelompok Kolesterol
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Normal 88 85.4 86.3 86.3
Hiperkolesterolemia 14 13.6 13.7 100.0
Total 102 99.0 100.0
Missing System 1 1.0
Total 103 100.0
Kelompok Kolesterol * Jenis Kelamin Crosstabulation
Count
Jenis Kelamin
Total Laki-Laki Perempuan
Kelompok Kolesterol Normal 54 34 88
Hiperkolesterolemia 6 8 14
Total 60 42 102
Derajat Tekanan Darah * Kelompok Kolesterol Crosstabulation
Count
Kelompok Kolesterol
Total Normal
Hiperkolesterole
mia
Derajat Tekanan Darah Prehipertensi 20 3 23
Hipertensi 1 26 4 30
Hipertensi 2 42 7 49
Total 88 14 102
Nilai Kolesterol Penderita
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for
Mean
Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
Prehipertensi 23 183.93
5
43.8527 9.1439 164.971 202.898 71.0 249.0
Hipertensi 1 30 184.66
7
47.9157 8.7482 166.775 202.559 76.0 324.0
Hipertensi 2 49 194.35
1
49.3180 7.0454 180.185 208.517 100.0 303.0
Total 102 189.15
4
47.5323 4.7064 179.818 198.490 71.0 324.0
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std.
Error Statistic Std. Error
Nilai Kolesterol
Penderita
102 71.0 324.0 189.154 47.5323 .199 .239 .371 .474
Derajat
Tekanan Darah
102 1 3 2.25 .805 -.498 .239 -1.279 .474
Valid N
(listwise)
102
Nilai Kolesterol Penderita
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.242 2 99 .785
ANOVA
Nilai Kolesterol Penderita
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 2554.052 2 1277.026 .560 .573
Within Groups 225637.361 99 2279.165
Total 228191.413 101
Robust Tests of Equality of Means
Nilai Kolesterol Penderita
Statistica df1 df2 Sig.
Welch .557 2 55.113 .576
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Nilai Kolesterol Penderita
(I) Derajat
Tekanan
Darah
(J) Derajat Tekanan
Darah
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence
Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
Tukey HSD Prehipertensi Hipertensi 1 -.7319 13.2313 .998 -32.215 30.752
Hipertensi 2 -10.4162 12.0668 .665 -39.129 18.296
Hipertensi 1 Prehipertensi .7319 13.2313 .998 -30.752 32.215
Hipertensi 2 -9.6844 11.0673 .657 -36.019 16.650
Hipertensi 2 Prehipertensi 10.4162 12.0668 .665 -18.296 39.129
Hipertensi 1 9.6844 11.0673 .657 -16.650 36.019
Bonferroni Prehipertensi Hipertensi 1 -.7319 13.2313 1.000 -32.954 31.491
Hipertensi 2 -10.4162 12.0668 1.000 -39.803 18.971
Hipertensi 1 Prehipertensi .7319 13.2313 1.000 -31.491 32.954
Hipertensi 2 -9.6844 11.0673 1.000 -36.637 17.268
Hipertensi 2 Prehipertensi 10.4162 12.0668 1.000 -18.971 39.803