• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pengetahuan Gizi denganStatus Gizi Siswa di SMA Harapan 1 Medan Tahun 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Pengetahuan Gizi denganStatus Gizi Siswa di SMA Harapan 1 Medan Tahun 2010"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DENGAN STATUS GIZI SISWA DI SMA HARAPAN 1 MEDAN

Oleh :

M. TAUFIK ALFYAN NIM. 070100086

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DENGAN STATUS GIZI SISWA DI SMA HARAPAN 1 MEDAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN

Oleh :

M. TAUFIK ALFYAN NIM. 070100086

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Hubungan Pengetahuan Gizi denganStatus Gizi Siswa di SMA Harapan 1 Medan Tahun 2010

NAMA : M. TAUFIK ALFYAN NIM : 070100086

Pembimbing Penguji I

(dr. Dina Keumala Sari, M. G, Sp.GK,) (dr. Rina Amelia, MARS) NIP. 197312212003122001 NIP.197604202003122002

Penguji II

(Nenni Dwi A. Lubis, SP, Msi) NIP. 197610042003122002

Medan, 29 November 2010 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(4)

ABSTRAK

Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan keserasian antara perkembangan fisik dan mental. Penilaian gizi seseorang lebih dikenal dengan status gizi. Keberhasilan suatu bangsa dalam membangun sumber daya manusi dipengaruhi oleh status gizi masyarakatnya.

Salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang adalah pengetahuan individu tersebut tentang gizi. Beberapa teori mengatakan bahwa semakin baik pengetahuan seseorang tentang gizi, maka semakin baik pula status gizinya.

Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian adalah pelajar sebanyak 88 orang. Subjek yang memenuhi kriteria dan bersedia mengikuti penelitian ini akan mengisi kuesioner dan akan di ukur status gizinya melalui IMT ( Indeks Massa Tubuh ). Selanjutnya data akan dianalisa menggunakan analisa Chi squere dalam program SPSS 17.0.

Dari penelitian ini diperoleh jumlah siswa yang berpengetahuan baik sebanyak 83 orang (94,3%), dan siswa yang mempunyai status gizi normal sebanyak 56 orang (63,6%). Dari analisa chi squere, didapati ada hubungan antara pengetahuan gizi dengan status gizi siswa di SMA Harapan 1 Medan.

(5)

ABSTRACT

Nutrition is one important factor that determines the level of health and harmony between the physical and mental development. Assessment of nutritional someone more familiar with nutritional status. The success of a nation in building the human resource community is influenced by nutritional status.

One of the factors that influence the nutritional status of a person is the individual's knowledge about nutrition. Some theories say that the better one's knowledge about nutrition, the better nutritional status.

This research was conducted with analytical research method with cross sectional approach. Subjects were students as many as 88 people. Subjects who meet the criteria and are willing to follow this study will fill out questionnaires and will be on measuring nutritional status by BMI (Body Mass Index). Further data will be analyzed using Chi squere analysis in SPSS 17.0

The result that the number of students who are knowledgeable both as much as 83 people (94.3%), and students who have normal nutritional status of as many as 56 people (63.6%). From chi squere analysis, found no relationship between nutrition knowledge and nutritional status of high school students hope a field.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan KTI (Karya Tulis Ilmiah) ini yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Status Gizi Siswa di SMA Harapan 1 Medan”. Karya tulis ilmiah ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan untuk memperoleh gelar Sarjana Kedoteran Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. dr. Gontar A Siregar, Sp. PD. KGEH selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Dina Keumala Sari, M. G, Sp.GK, selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan KTI ini.

3. Ibu dr. Rina Amelia, MARS selaku dosen penguji I serta ibu Nenni Dwi A. Lubis, SP, MSi selaku dosen penguji II yang telah bersedia meguji, memberikan masukan dan saran kepada penulis.

4. Drs.H. Sofyan Alwi, M. Hum dan Aidar selaku orang tua penulis, yang telah banyak memberikan semangat dan motivasi dalam menyelesaikan KTI.

5. Seluruh dosen-dosen Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran USU.

6. Seluruh dosen dan staff serta seluruh civitas akademika Fakultas Kedokteran USU yang telah membantu selama perkuliahan.

7. Bapak Drs. H. Sofyan Alwi, M.Hum selaku Kepala Sekolah SMA Harapan 1 Medan yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di sekolah tesebut. 8. Saudara-saudara penulis: Putra Alfyan dan Fina Alfyan yang memberikan banyak

dukungan.

9. Pacar saya: Ratih Alfyan, yang telah banyak membantu penulis, baik secara moril dan materil selama pembuatan KTI.

10.Teman seperjuangan pembuatan KTI: Widodo, Laurent, dan Gerald, yang telah banyak memberikan informasi dan pengetahuan selama pembuatan KTI.

(7)

Demikian ucapan terima kasih ini disampaikan. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca, dan penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca.

Medan, 24 November 2010

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN... i

ABSTRAK………... ii

ABSTRACT……….... iii

KATA PENGANTAR……… iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Rumusan Masalah... 3

1.3. Tujuan Penelitian... 3

1.3.1 Tujuan Umum... 3

1.3.2 Tujuan Khusus... 3

1.4. Manfaat Penelitian... 3

1.4.1 Bagi Siswa... 3

1.4.2 Bagi Pihak Sekolah... 3

1.4.3 Bagi Orang Tua Murid dan Guru... 3

(9)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 4

2.1. Masa Remaja... 4

2.1.1 Pengertian Masa Remaja... 4

2.1.2 Aspek-Aspek Perkembangan Pada Masa Remaja... 5

2.1.3 Ciri-Ciri Masa Remaja... 6

2.2. Gizi……... 8

2.2.1 Pengertian Gizi... 8

2.2.2 Karbohidrat... 8

2.2.3 Lipid…... 9

2.2.4 Protein………... 9

2.2.5 Vitamin……….. 10

2.2.6 Mineral……….. 11

2.2.7 Air……….. 11

2.3. Status Gizi…... 12

2.3.1 Pengertian Status Gizi... 12

2.3.2 Penilaian status Gizi……….. 12

2.3.3 Pemeriksaan Antopometri……… 13

2.3.4 Gizi Kurang………... 15

2.3.5 Gizi Seimbang……… 15

2.3.6 Gizi Lebih……….. 15

2.3.6 Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi……….. 16

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL... 18

(10)

3.2 Definisi Operasional... 18

3.3 Hipotesis... 19

3.3.1 Hipotesis Nol... 19

3.3.2 Hipotesis Alternatif... 19

BAB 4 METODE PENELITIAN... 20

4.1 Jenis Penelitian... 20

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian... 20

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian... 20

4.4 Metode Pengumpulan Data... 21

4.5 Metode Analisis Data……….. 22

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN………. 23

5.1 Hasil Penelitian……….. 23

5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian……….. 23

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Penelitian……….. 23

5.1.3 Hasil Analisa Data……… 26

5.2 Pembahasan……….. 28

5.2.1 Pengetahuan Gizi………. 28

5.2.2 Status Gizi……… 29

5.2.3 Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Status Gizi Siswa.. 29

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN……… 31

6.1 Kesimpulan……… 31

(11)

DAFTAR PUSTAKA... 32

(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 3.1 Tabel IMT Kriteria Asia Pasifik 21 Tabel 4.1` Tabel Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas 24 Tabel 5.1 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan 25

Jenis Kelamin

Tabel 5.2 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan 26 Kelas

Tabel 5.3 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan 26 Umur

Tabel 5.4 Tabel Distribusi Frekuensi Jawaban dari 27 Pertanyaan Kuesioner

Tabel 5.5 Tabel Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden

Tabel 5.6 Tabel Distribusi Pengetahuan Berdasarkan 29 Jenis Kelamin

Tabel 5.7 Tabel Distribusi Nilai Status Gizi 30 Tabel 5.8 Tabel Distribusi Status Gizi Berdasarkan 31

Jenis Kelamin

(13)

TABEL GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 3. 1 Kerangka Konsep 20

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Kuesioner

(15)

ABSTRAK

Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan keserasian antara perkembangan fisik dan mental. Penilaian gizi seseorang lebih dikenal dengan status gizi. Keberhasilan suatu bangsa dalam membangun sumber daya manusi dipengaruhi oleh status gizi masyarakatnya.

Salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang adalah pengetahuan individu tersebut tentang gizi. Beberapa teori mengatakan bahwa semakin baik pengetahuan seseorang tentang gizi, maka semakin baik pula status gizinya.

Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian adalah pelajar sebanyak 88 orang. Subjek yang memenuhi kriteria dan bersedia mengikuti penelitian ini akan mengisi kuesioner dan akan di ukur status gizinya melalui IMT ( Indeks Massa Tubuh ). Selanjutnya data akan dianalisa menggunakan analisa Chi squere dalam program SPSS 17.0.

Dari penelitian ini diperoleh jumlah siswa yang berpengetahuan baik sebanyak 83 orang (94,3%), dan siswa yang mempunyai status gizi normal sebanyak 56 orang (63,6%). Dari analisa chi squere, didapati ada hubungan antara pengetahuan gizi dengan status gizi siswa di SMA Harapan 1 Medan.

(16)

ABSTRACT

Nutrition is one important factor that determines the level of health and harmony between the physical and mental development. Assessment of nutritional someone more familiar with nutritional status. The success of a nation in building the human resource community is influenced by nutritional status.

One of the factors that influence the nutritional status of a person is the individual's knowledge about nutrition. Some theories say that the better one's knowledge about nutrition, the better nutritional status.

This research was conducted with analytical research method with cross sectional approach. Subjects were students as many as 88 people. Subjects who meet the criteria and are willing to follow this study will fill out questionnaires and will be on measuring nutritional status by BMI (Body Mass Index). Further data will be analyzed using Chi squere analysis in SPSS 17.0

The result that the number of students who are knowledgeable both as much as 83 people (94.3%), and students who have normal nutritional status of as many as 56 people (63.6%). From chi squere analysis, found no relationship between nutrition knowledge and nutritional status of high school students hope a field.

(17)

BAB 1 PENDAHULUAN

1. 1 Latar belakang

Salah satu indikator keberhasilan yang dapat dipakai untuk mengukur keberhasilan suatu bangsa dalam membangun sumber daya manusia adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index. Berdasarkan IPM maka pembangunan sumber daya manusia Indonesia belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Pada tahun 2003, IPM Indonesia menempati urutan ke 112 dari 174 negara (UNDP 2003 dalam Beban Ganda Masalah dan Implikasinya Terhadap Kebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional, 2005). Sedangkan pada tahun 2004, IPM Indonesia menempati peringkat 111 dari 177 negara (UNDP 2004, dalam Beban Ganda Masalah dan Implikasinya Terhadap Kebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional, 2005), yang merupakan peringkat lebih rendah dibandingkan peringkat IPM negara-negara tetangga. Rendahnya IPM ini dipengaruhi oleh rendahnya status gizi dan kesehatan penduduk Indonesia (Hadi, 2005).

Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi. Tingkat gizi seseorang dalam suatu masa bukan saja ditentukan oleh konsumsi zat gizi pada masa lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).

Faktor yang secara langsung mempengaruhi status gizi adalah asupan makan dan penyakit infeksi. Berbagai faktor yang melatarbelakangi kedua faktor tersebut misalnya faktor ekonomi, keluarga produktivitas dan pengetahuan tentang gizi anak tersebut (Suhardjo, 1996).

(18)

anak pendek ini praktis tidak mengalami perubahan oleh karena perubahan yang terjadi hariya sedikit sekali yaitu dan 39,8% pada tahun 1994 menjadi 36,1% pada tahun 1999 (Depkes, 2004).

Selain kekurangan gizi, masalah yang dihadapi adalah kelebihan gizi atau obesitas yang lebih dikenal dengan Sindroma Dunia Baru ( New World syndrome). Prevalensi overweight dan obesitas meningkat sangat tajam di kawasan Asia- Pasifik. Sebagai contoh, 20,5% dari penduduk Korea Selatan tergolong overweight dan 1,5% tergolong obes. Di Thailand, 16% penduduknya mengalami overweight dan 4% mengalami obesitas. Di daerah perkotaan Cina, prevalensi overweight adalah 12,% pada laki-laki dan 14,4% pada perempuan, sedang di daerah pedesaan prevalensi overweight pada laki-laki dan perempuan masing- masing adalah 5,3% dan 9,8% (Inoue, 2000).

Data tentang obesitas di Indonesia belum bisa menggambarkan prevalensi obesitas seluruh penduduk, akan tetapi data obesitas pada orang dewasa yang tinggal di ibukota propinsi seluruh Indonesia cukup untuk menjadi perhatian kita. Survei nasional yang dilakukan pada tahun 1996/1997 di ibukota seluruh propinsi Indonesia menunjukkan bahwa 8,1% penduduk laki-laki dewasa (>=18 tahun) mengalami overweight (BMI 25-27) dan 6,8% mengalami obesitas, 10,5% penduduk wanita dewasa mengalami overweight dan 13,5% mengalami obesitas. Pada kelompok umur 40-49 tahun overweight maupun obesitas mencapai puncaknya yaitu masing-masing 24,4% dan 23% pada laki-laki dan 30,4% dan 43% pada wanita (Depkes, 2002).

(19)

1. 2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah adalah apakah ada hubungan antara pengetahuan gizi dengan status gizi remaja SMA harapan 1 Medan.

1. 3 Tujuan Penelitian

1. 3. 1 Tujuan Umum : Hubungan pengetahuan tentang gizi dengan status gizi siswa di SMA Harapan 1 Medan.

1. 3. 2 Tujuan Khusus :

a. Mengetahui tingkat pengetahuan gizi siswa di SMA Harapan 1 Medan b. Mengetahui status gizi siswa di SMA harapan 1 Medan

c. Menganalisa hubungan pengetahuan tentang gizi dengan status gizi siswa di SMA Harapan 1 Medan

1. 4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa

Memberikan informasi kepada siswa tentang gizi, sehingga siswa senantiasa menjaga status gizi mereka.

2. Bagi Pihak Sekolah

Memberikan masukan kepada sekolah agar memasukkan informasi gizi melalui mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.

3. Bagi Wali Murid dan Guru

Memberikan informasi tentang gizi, sehingga wali murid dan guru senantiasa menjaga status gizi anaknya.

4. Bagi Penulis

(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Masa Remaja

2.1.1 Pengertian Masa Remaja

Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun (Papalia dan Olds, 2001).

Masa remaja dapat dibagi menjadi menjadi masa remaja awal ( usia dari 12 tahun sampai dengan usia 17 tahun ) sedangkan masa remaja akhir ( usia dari 17 tahun hingga usia 20 tahun ). Masa remaja awal dan akhir dibedakan karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa (Hurlock, 1990).

Pada masa remaja terjadi proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan orangtua dan cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan (Hurlock, 1990).

(21)

2. 1.2 Aspek – Aspek Perkembangan pada Masa Remaja

Perkembangan Fisik, Yang dimaksud dengan perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan ketrampilan motorik ( Papalia dan Olds, 2001).

Perkembangan Kognitif, perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Piaget mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak. Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal (Papalia dan Olds, 2001).

Menurut Piaget seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku adaptasi secara biologis mereka. Dalam pandangan Piaget, remaja secara aktif membangun dunia kognitif mereka, di mana informasi yang didapatkan tidak langsung diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka. Remaja sudah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dibanding ide lainnya, lalu remaja juga menghubungkan ide-ide tersebut. Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi remaja mampu mengolah cara berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide baru. Formal (Papalia dan Olds, 2001).

(22)

mampu memperkirakan konsekuensi dari tindakannya, termasuk adanya kemungkinan yang dapat mempengaruhi dirinya (Santrock ,2001)

Pada tahap ini, remaja juga sudah mulai mampu berspekulasi tentang sesuatu, dimana mereka sudah mulai membayangkan sesuatu yang diinginkan di masa depan. Perkembangan kognitif yang terjadi pada remaja juga dapat dilihat dari kemampuan seorang remaja untuk berpikir lebih logis. Remaja sudah mulai mempunyai pola berpikir sebagai peneliti, dimana mereka mampu membuat suatu perencanaan untuk mencapai suatu tujuan di masa depan (Santrock, 2001).

2. 1.3 Ciri – ciri Masa Remaja

Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja, yaitu : peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal dengan sebagai masa storm & stress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya waktu, dan akan nampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa kuliah ( Aaro, 1990 ).

Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja (Aaro, 1990 ).

(23)

lebih matang. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa (Aaro, 1990).

Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa

(Aaro, 1990).

(24)

2.2 Gizi

2.2.1 Pengertian Gizi

Deswani dkk (1990) dalam Supriasa (2002), mengungkapkan bahwa ada beberapa istilah yang berhubungan dengan status gizi. Istilah-istilah tersebut adalah gizi (nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Keadaan gizi adalah keadaan akibat dari keseimbangan antar konsumsi dan penyerapan zat gizi dan pengunaan zat gizi tersebut, atau keadaan fisiologik akibat tersedianya zat gizi dalam seluler tubuh. 2.2.2 Karbohidrat

Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber energi utama bagi manusia dan hewan yang harganya relatif murah. Semua karbohidrat berasal dari tumbuhan. Di negara yang sedang berkembang, kurang lebih 80% energi makanan berasal dari karbohidrat. Di Negara maju seperti Amerika dan Eropa Barat, angka ini lebih rendah yaitu rata-rata 50%. Nilai energi karbohidrat adalah 4 kkal per gram (Almatsier, 2001).

(25)

2.2.3 Lemak

Istilah lemak meliputi senyawa-senyawa heterogen, termasuk lemak dan minyak yang umu dikenal didalam makanan, malam, fosfolipida, sterol, dan ikatan lain sejenis yang terdapat didalam makanan dan tubuh manusia. Fungsi lemak adalah sebagai sumber energy, sebagai sumber asam lemak esensial, alat angkut vitamin larut lemak, menghemat protein, member rasa kenyang dan kelezatan, sebagai pelumas, dan lainnya (Almatsier ,2001).

Lemak banyak terdapat dalam bahann makanan yang bersumber daari hewani, misalnnya daging berlemak, jeroan, dan sebagainya, sedangkan minyak banyak digunakan untuk memasak/menggoreng.Lemak dibutuhkan manusia dalam jumlah tertentu. Departemen Kesehatan RI menganjurkan konsumsi lemak dibatasi tidak melebihi 25% dari total energy per hari, atau paling banyak 3 sendokk makan minyak goring untuk memasak makanan sehari (Sayogo, 2006). 2.2.4 Protein

Istilah protein berasal dari kata yunani proteos, yang berarti yang utama atau yang didahulukan. Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar dari tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, setengahnya ada didalam otot, seperlima didalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh didalam kulit, dan selebihnya didalam jaringan tubuh dan cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormone, pengangkut zat-zat gizi dan darah, matriks intraseluler dan sebagainya adalah protein (Almatsier, 2001).

(26)

2.2.5 Vitamin

Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil dan pada umunya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oeh karena itu, harus didapat dari makanan. Vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan. Tiap vitamin mempunyai tugas spesifik didalam tubuh. Karena vitamin adalah zat organic maka vitamin dapat dirusak karena penyimpanan dan pengolahan (Almatsier, 2001).

Vitamin dalam makan terbagi 2, yaitu:

 Vitamin Larut Lemak • Vitamin A

Viatmin A merupakan nama generik yang menyatakan semua retinoid dan precursor/provitamin A/karotenoid yang mempunyai aktivitas biologik sebagai retinol. Vitamin A berfungsi dalam dalam hal penglihatan, diferensiasi sel, pertumbuhan dan perkembangan, reproduksi, dan lainnya. Sumber vitamin A adalah hati, kuning telur, susu,sayuran hijau dan lainnya.

• Vitamin D

Vitamin D mencegah dan menyembuhkan riketsia, yaitu penyakit dimana tulang tidak mampu melakukan klasifikasi. Vitamin D dapat dibentuk tubuh dengan bantuan sinar matahari. Fungsi vitamin D adalah dalam membanu pembentukan dan pemeliharaan tulang (Almatsier, 2001).

• Vitamin E

Fungsi vitamin E adalah sebagai antioksidan yang larut dalam lemak dan mudah memberikan hidrogen dari gugus hidroksil ( OH ) pada struktur cincin ke radikal bebas. Vitamin E banyak terdapat pada tumbuh-tmbuhan, terutama pada minyak kecambah gandum dan biji-bijian. Sayur-sayuran juga memiliki kandungan vitamin E yang baik(Almatsier, 2001).

• Vitamin K

(27)

 Vitamin Larut Air • Vitamin C

Vitamin C mempunyai banyak fungsi didalam tubuh, sebagai koenzim atau kofaktor. Asam askorbat adalah bahan yang kuat kemampuan reduksinya dan bertindak sebagai antioksidan dalam reaksi-reaksi hidroksilasi. Vitamin C banyak terdapat didalam pangan nabati , yaitu sayur dan buah terutama yang asam, seperti jeruk, nenas, rambutan, papaya, genadria, dan tomat. Vitamin C juga banyak terdapat didalam sayuran daun-daunan dan jenis kol (Almatsier, 2001).

2.2.6 Mineral

Mineral merupakan bagian tubuh dan memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Kalsium, fosfor, dan magnesium adalah bagian dari tulang, besi dan hemoglobin dalam sel darah merah, dan iodium dari hormone tiroksin. Disamping itu mineral berperan dalam berbagai tahap metabolism, terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim-enzim. Sumber paling baik mineral adalah makanan hewani kecuali magnesium yang terutama alebih banyak didalam makanan nabati (Almatsier, 2001).

2.2.7 Air

(28)

2.3 Status Gizi

2.3.1 Pengertian Status Gizi

Pengertian Status Gizi adalah keadaan kesehatan individu-individu atau kelompok kelompok yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan energi dan zat gizi yang diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak fisiknya diukur secara antropometri (Almatsier, 2001).

Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat gizi. Dibedakan atas status gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, dan gizi lebih (Almatsier, 2001).

Keadaan gizi adalah keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan gizi dan penggunaan zat gizi tersebut atau keadaan fisiologi akibat dari tersedianya zat gizi dalam sel tubuh (Supariasa, dkk, 2002).

Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi. Tingkat gizi seseorang dalam suatu masa bukan saja ditentukan oleh konsumsi zat gizi pada masa lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).

2.3.2 Penilaian Status Gizi

Penilaian status gizi pada dasarnya merupakan proses pemeriksaan keadaan gizi seseorang dengan cara mengumpulkan data penting, baik yang bersifat objektif maupun subjektif, untuk kemudian dibandingkan dengan baku yang telah tersedia. Data objektif dapat diperoleh dari data pemeriksaan laboratorium perorangan, serta sumber lain yang dapat diukur oleh anggota tim penilai (Arisman, 2010).

(29)

2.3.3 Pemeriksaan Antopometri

Pertumbuhan dipengaruhi oleh determinan biologis yang meliputi jenis kelamin, lingkungan dalam rahim, jumlah kelahiran, berat lahir pada kehamilan tunggal atau majemuk, ukuran orang tua dan konstitusi genetis, serta faktor lingkungan (termasuk iklim, musim, dan keadaan sosial-ekonomi). Pengaruh lingkungan, terutama gizi, lebih penting daripada latar belakang genetis atau faktor biologis lain, terutama pada masa pertumbuhan. Ukuran tubuh tertentu dapat memberikan keterangan mengenai jenis malnutrisi (Arisman, 2010).

Pengukuran status gizi anak berdasarkan antropometri adalah jenis pengukuran paling sederhana dan praktis karena lebih mudah dilakukan, murah, cepat, dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel yang besar, serta hasil pengukurannya lebih akurat. Secara umum antropometri adalah ukuran tubuh manusia. Antropometri merupakan pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi yang dapat dilakukan terhadap berat badan, tinggi badan, dan lingkaran-lingkaran bagian tubuh serta tebal lemak di bawah kulit (Supariasa, dkk, 2002).

(30)

Ukuran antropometris bergantung pada kesederhanaan, ketepatan, kepekaan, serta ketersediaan alat ukur; di samping keberadaan nilai baku acuan yang akan digunakan sebagai pembanding. Jika nilai baku suatu negara (Indonesia) belum tersedia, boleh digunakan baku Internasional. Pembolehan ini didasarkan atas asumsi bahwa potensi tumbuh-kembang anak pada umumnya serupa. Hubungan berbagai ukuran antropometris (terutama berat dan tinggi badan) pada anak normal yang sehat secara relatif mantap. Baku acuan ditujukan sebagai perbandingan semata, bukan menggambarkan keidealan. Interpretasi perbandingan ini digunakan sebagai bahan pertimbangan saat seseorang dipaksa untuk memutuskan apakah nilai yang diharapkan itu harus 100% atau 90%, atau dengan proporsi lain lagi. Sekedar pembakuan, WHO menganjurkan penggunaan data dari NCHS sebagai acuan (Arisman, 2010).

Penilaian antropometris status gizi dan KKP didasarkan pada pengukuran berat dan tinggi badan, serta usia. Data ini dipakai dalam menghitung 3 macam indeks, yaitu indeks (1) berat terhadap tinggi badan (BB/TB) yang diperuntukkan sebagai petunjuk dalam penentuan status gizi sekarang; (2) tinggi terhadap usia (TB/U) yang digunakan sebagai petunjuk tentang keadaan gizi di masa lampau; dan (3) berat terhadap usia (BB/U) yang menunjukkan secara sensitif gambaran status gizi saat ini (saat diukur). Kekurangan tinggi terhadap usia meriwayatkan satu masa ketika pertumbuhan tidak terjadi (gagal) pada usia dini selama periode yang cukup lama (Soekirman, 2000).

(31)

2.3.4 Gizi Kurang

Suatu keadaan dimana terjadi defisiensi zat gizi yang kompleks, khususnya kalori yang dibutuhkan oleh tubuh dan diakibatkan oleh rendahnya asupan makanan. Faktor penyebab gizi kurang disebabkan oleh asupan makanan dan penyakit infeksi. Asupan makanan dipengaruhi oleh kemiskinan, rendahnya pendidikan keluarga dan adat/ kepercayaan yang terkait dengan tabu makanan (Dahli, 2007).

2.3.5 Gizi Seimbang

Pemberian makanan yang sebaik-baiknya adalah harus memperhatikan kemampuan tubuh seorang untuk mencerna makanan, seperti umur, jenis kelamin, jenis aktivitas, dan kondisi lain, seperti sakit, hamil dan menyusui. Untuk hidup dan meningkatkan kualitas hidup, setiap orang memerlukan lima kelompok zat gizi ( karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral ) dalam jumlah cukup, tidak berlebihan dan juga tidak kekurangan. Disamping itu manusia juga memerlukan air dan serat untuk memperlancar berbagai proses faal didalam tubuh.

Apabila konsumsi makanan sehati-hari kurang beraneka ragam, maka akan timbul ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan gizi yang diperlukan untuk hidup sehat dan prooduktif. Dalam mengkonsumssi makanan sehari-hari yang beranekaragam, kekurangan zat gizi pada masalah yang satu akan dilengkapi oleh keunggulan zat gizi pada jenis makanan lain, sehingga akan diperoleh masukan zat gizi seimbang. Untuk mengejar pertumbuhan yang normal, kebutuhan lebih didasarkan pada berat badan dan ini diperuntukkan bagi golongan anak-anak sampai umur pubertas (Suhardjo, dkk, 1990).

2.3.5 Gizi Lebih

Lemak sangat dibutuhkan oleh tubuh, karena lemak berfungsi untuk energy. Walaupun lemak sangat berguna untuk tubuh, kelebihan lemak dapat menimbulkn berbagai penyakit. Gizi lebih merupakan kelebihan jaringan lemak dalam tubuh. Salah satu dari penyakit gizi lebih adalah obesitas atau kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan

(32)

2.3.6 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Faktor yang secara langsung mempegaruhi status gizi adalah asupan makan dan penyakit infeksi. Berbagai faktor yang melatarbelakangi kedua faktor tersebut misalnya faktor ekonomi, keluarga produktivitas dan kondisi perumahan(Suhardjo, 1996).

Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi: a. Faktor Langsung

1) Konsumsi Pangan

Penilaian konsumsi pangan rumah tangga atau secara perorangan merupakan cara pengamatan langsung dapat menggambarkan pola konsumsi penduduk menurut daerah, golongan sosial ekonomi dan sosial budaya. Konsumsi pangan lebih sering digunakan sebagai salah satu teknik untuk memajukan tingkat keadaan gizi (Suhardjo, 1996).

2) Infeksi

Antara status gizi kurang dan infeksi terdapat interaksi bolak balik. Infeksi dapat menimbulkan gizi kurang melalui mekanismenya. Yang paling penting adalah efek langsung dari infeksi. Sistematik pada katabolisme jaringan menyebabkan kehilangan nitrogen. Meskipun hanya terjadi infeksi ringan sudah menimbulkan kehilangan nitrogen (Suhardjo, 2000).

b. Faktor Tidak Langsung 1) Tingkat Pendapatan

Tingkat pendapatan sangat menentukan pola makan yang dibeli. Dengan uang tambahan, sebagian besar pendapatan tambahan itu untuk pembelanjaan makanan. Pendapatan merupakan faktor yang paling penting untuk menentukan kualitas dan kuantitas makanan, maka erat hubungannya dengan gizi .

Arti pendapatan dan manfaatnya bagi keluarga:

a) Peningkatan pendapatan berarti memperbesar dan meningkatkan pendapatan golongan miskin untuk memperbaiki gizinya.

(33)

2) Pengetahuan Gizi

Pengetahuan tentang gizi adalah kepandaian memilih makanan yang merupakan sumber zat-zat gizi dan kepandaian dalam mengolah bahan makanan yang akan diberikan.

Pengetahuan tentang ilmu gizi secara umum sangat bermanfaat dalam sikap dan perlakuan dalam memilih bahan makanan. Dengan tingkat pengetahuan gizi yang rendah akan sulit dalam penerimaan informasi dalam bidang gizi, bila dibandingkan dengan tingkat pengetahuan gizi yang baik (Sayogo, 1996).

Pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Status gizi yang baik adalah penting bagi kesehatan bagi setiap orang, termasuk ibu hamil, ibu menyusui dan anaknya. Setiap orang akan mempunyai gizi yang cukup jika makanan yang kita makan mampu menyediakan zat gizi yang cukup diperlukan tubuh. Pengetahuan gizi memegang peranan yang sangat penting di dalam penggunaan dan pemilihan bahan makanan engan baik, sehingga dapat mencapai keadaan gizi seimbang (Suhardjo, 2000)

3) Pendidikan

(34)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Pada penelitian ini, kerangka konsep tentang pengetahuan gizi siswa SMA ini akan dicari hubungan dengan status gizi siswa tersebut.

Gambar 3.1 : Kerangka Konsep

3.2 Definisi Operasional

Yang dinilai dalam penelitian ini adalah pengetahuan siswa SMA Harapan 1 Medan mengenai gizi. Yang dimaksud dengan pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden tentang gizi. Cara pengukuran adalah dengan penyebaran kuesioner yang akan diisi sendiri oleh responden. Jika responden menjawab benar, maka akan diberikan nilai 1 (satu), sedangkan yang menjawab salah akan mendapat nilai 0 (nol)

Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh responden, maka ukuran tingkat pengetahuan menurut Ari Arikunto (1998):

• Pengetahuan baik, bila skor responden lebih dari 75% dari skor seluruh pertanyaan.

• Pengetahuan sedang, bila skor responden antara 40-75% dari skor seluruh pertanyaan.

• Pengetahuan kurang, bila skor responden kurang dari 40% dari skor seluruh pertanyaan.

(35)

Berat Badan ( kg ) Tinggi Badan2 ( m2)

Status gizi adalah Suatu keadaan siswa yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat-zat gizi dan penyerapan zat-zat gizi serta penggunaan zat gizi yang dinilai menggunakan antropometri dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) menurut umur anak siswa. Skala pengukuran: ordinal.

Rumus IMT adalah sebagai berikut :

IMT=

Gambar 3.2 : Rumus IMT

Nilai yang didapat akan dicocokkan dengan tabel IMT menurut kriteria Asia Pasifik, dan berikut adalah tabel IMT :

Tabel 3.1 : Tabel IMT kriteria Asia Pasifik

IMT Klasifikasi

< 18,5 (Underweight) 18,5 s/d < 23 (Healthy Weight)

23 s/d < 25 (Overweight) 25 s/d < 30 (Obese Class I)

≥ 30 (Obese Class II)

3.3 Hipotesis

3.3.1 Hipoteis Nol (Ho)

Tidak ada hubungan pengetahuan gizi siswa SMA Harapan 1 Medan dengan status gizi siswa.

3.3.2 Hipotesis Alternatif (Ha)

(36)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian analitik yang menggambarkan pengetahuan tentang gizi siswa dengan pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah cross sectional, dan akan dihubungkan dengan status gizi siswa.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama dari bulan Juli sampai dengan Oktober yang akan dilaksanakan di Sekolah SMA Harapan 1 Medan.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah seluruh siswa SMA Harapan 1 Medan yang berjumlah 830 siswa. Pemilihan sekolah ini dikarenakan belum pernah diadakan penelitian sebelumnya serta akses pengumpulan varibel penelitian mudah didapat.

Sampel adalah jumlah siswa kelas X, XI, XII SMA Harapan 1 Medan. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara stratified random sampling.Sampel merupakan siswa yang telah memenuhi kriterial inklusi daan eksklui, yaitu :

Kriteria inklusi :

• Siswa SMA Harapan 1 Medan.

• Siswa yang bersedia menjadi reaponden dengan mengisi kuesioner. Kriteria Eksklusi :

(37)

Perhitungan rumus untuk menentukan besar sampel adalah :

Keterangan :

P = Proporsi penyakit atau keadaan yang akan dicari d = Tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki a = Tingkat kemaknaan

Q = 1 – P

n = Besar sampel yang diperlukan

Jadi Sampel yang diperlukan adalah 88 orang

4.4 Metode Pengumpulan Data

Terdapat dua jenis data yang akan diolah dalam penelitian ini, yaitu data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari peninjauan langsung ke lapangan dengan menggunakan kuesioner. Agar kuesioner dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian, diperlukan uji validitas dan realibilitas. Dalam hal ini, uji validitas dan realibilitas dengan menggunakan teknik korelasi “product moment” dan uji Cronbach (Cronbach Alpha) dengan menggunakan program SPSS.

Pengumpulan data mengenai status gizi siswa dilakukan dengan pengukuran antopometri, yaitu dilakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan.

Data sekunder didapati dari kantor Tata Usaha SMA Harapan 1 Medan, yaitu data jumlah siswa SMA Harapann 1 Medan.

(38)

Tabel 4.1 Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner

4.5 Metode Analisis Data

Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahapan, tahap pertama editing yaitu Memeriksa data dengan cara melihat kembali hasil pengumpulan data untuk menghindari kesalahan data.. Tahap kedua coding yaitu memberi kode atau angka tertentu pada siswa untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisa. Tahap ketiga entry yaitu memasukkan data ke dalam program komputer dengan menggunakan program SPSS versi 17.0. Tahap ke empat adalah melakukan cleaning yaitu mengecek kembali data yang telah dimasukkan untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak. Hasilnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Analisis data akan dilakukan dengan menggunakan uji statistik Chi – Square – X2 dengan program SPSS versi 17.0.

(39)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

SMA Harapan 1 Medan adalah salah satu lembaga pendidikan swasta yang telah terakreditasi dengan peringkat A (amat baik). SMA Harapan 1 Medan berlokasi dijalan Imam Bonjol no.35 Medan. SMA Harapan 1 Medan memiliki 20 Kelas dengan pembagian kelas berupa kelas 1 berjumlah 8 kelas, kelas 2 berjumlah 7 kelas, dan kelas 3 berjumlah 6 kelas. Jumlah siswa di SMA Harapan 1 Medan berjumalh 830 orang yang terdiri dari 440 siswa laki-laki dan 390 perempuan.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah murid kelas X, XI, dan XII yang dipilih secara Stratified Random Sampling yang terdiri dari murid laki-laki dan perempuan yang terlihaat pada tabel berikut:

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di SMA Harapan 1 Medan.

Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase(%)

Laki-Laki 54 61,4

Perempuan 34 38,6

Total 88 100

Dari tabel 5.1, terlihat bahwa jumlah responden laki-laki lebih banyak daripada perempuan. Responden lak-laki berjumlah 54 orang (61,4%), dan responden perempuan berjumlah 34 orang (38,6%).

(40)

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Kelas pada SMA Harapan 1 Medan

Kelas Responden

Kelas Frekuensi Persentase(%)

X 34 38,6

XI 18 20,5

XII 36 40,9

Total 88 100

Berdasarkan hasil dari tabel 5.2, menunjukkan kelas XII merupakan responden terbanyak yaitu berjumlah 36 orang (40,9%). Sedangkan pada kelas XI berjumlah 18 orang (20,5%), dan kelas X berjumlah 34 orang (38,6%).

Responden penelitian berumur diantara 13 tahun sampai dengan 17 tahun, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Umur di SMA Harapan 1 Medan

Umur Responden

Umur Frekuensi Persentase(%)

13 2 2,3

(41)

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Jawaban dari Pertanyaan Kuesioner

No Item Pertanyaan Pengetahuan

Benar Salah

13. Penyakit yang Timbul akibat banyak konsumsi Lemak

86 97,7 2 2,3

14. Usaha Mencegah Kelebihan Berat Badan 81 92 7 8

15. Angka Kecukupan Konsumsi air 51 58 37 42

(42)

5.1.3. Hasil Analisa Data 1) Pengetahuan Gizi

Pengetahuan responden dinilai berdasarkan 15 pertanyaan yang mencakup informasi yang diketahui responden mengenai Gizi, antara lain manfaat, jenis dan contohnya. Perincian dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 5.5 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden pada Siswa SMA Harapan 1 Medan

Kelas

Pengetahuan Frekuensi Persentase(%)

Baik 83 94,3

Sedang 4 4,5

Buruk 1 1,2

Total 88 100

Berdasarkan tabel 5.4, menunjukkan bahwa mayoritas pengetahuan siswa adalah baik, yaitu sebanyak 83 orang (94,3%), sedangkan berpengetahuan kurang adalah 5 orang (5,7%).

Tabel 5.6 Distribusi Pengetahuan Berdasarkan Jenis Kelamin Siswa SMA Harapan 1 Medan

Berdasarkan tabel 5.5 diatas. menunjukkan responden laki-laki mayoritas memiliki pengetahuan baik tentang gizi yaitu sebanyak 52 orang (59,1%). Hal yang sama ditunjukkan pada reponden perempuan, mayoritas memiliki pengetahuan yang baik, yaitu sebanyak 35 orang (35,2%).

2) Status Gizi

(43)

Tabel 5.7 Distribusi Nilai Status Gizi Siswa SMA Harapan 1 Medan Status Gizi

Status Gizi Frekuensi Persentase(%)

Gizi Kurang 4 4,5

Gizi Normal 56 63,6

Gizi Lebih 28 31,9

Total 88 100

Berdasarkan tabel 5.6 diatas didapati data bahwa 56 orang (63,6%) siswa mempunyai status gizi yang baik, sedangkan sebanyak 4 orang (4,5%) yang memiliki status gizi kurang, dan sebanyak 28 orang (31,9%) yang mempunya gizi lebih.

Tabel 5.8 Distribusi Status Gizi Berdasarkan Jenis Kelamin Siswa SMA Harapan 1 Medan

Status Gizi Gizi

Kurang

Gizi

Normal Gizi Lebih

Total

Berdasarkan tabel 5.7 diatas didapati bahwa pada reponden laki-laki menunjukkan mayoritas memiliki status gizi yang baik, yaitu sebanyak 37 orang (42%). Hal yang sama juga ditunjukkan pada responden perempuan, yaitu sebanyak 19 orang (21,6%).

3. Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Status Gizi Siswa

(44)

Tabel 5.9 Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Status Gizi Siswa SMA

Dari 88 orang sampel, menunjukkan jumlah yang besar terhadap responden yang memilik pengetahuan baik dengan status gizi yang baik, yaitu sebanyak 56 orang (63,6%). Dan dari hasil analisa chi squere didapati bahwa nilai p value = 0,023 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan gizi dengan status gizi siswa SMA harapan 1 Medan.

5.2 Pembahasan 5.2.1 Pengetahuan Gizi

(45)

Pengetahuan yang baik juga bisa dikarenakan usia siswa yang semakin dewasa, sehingga lebih bisa menyerap informasi-informasi yang ada. Hal ini juga di ungkapkan (Hadi,et al,2008), beliau mengatakan dalam teorinya yaitu pertambahan usia seseorang akan berhubungan dengan perkembangan kognitif, penalaran moral, dan perkembangan sosial

Dan tingkat pengetahuan berdsarkan jenis kelamin tidak menunjukkan hasil yang berbeda jauh antara tingkat pengetahuan pada laki-laki dan perempuan. Pada Tabel 5.5 menunjukkan bahwa siswa laki-laki yang mempunyai pengetahuan baik berjumlah 52 orang (59,1%), dan siswa perempuan yang memiliki pengethuan baik berjumlah 31 orang (35,2%). Peneliti berasumsi bahwa, jenis kelamin tidak mempengaruhi pengetahuan seseorang.

5.2.2 Status Gizi

Berdasarkan data yang diperoleh, yang tercantum dalam tabel 5.7 sebagian besar memliki status gizi yang baik, yaitu sebanyak 63,6%, siswa yang mempunyai gizi kurang sebanyak 4 orang (4,5%), dan siswa yang mempunyai gizi lebih sebanyak 28 orang (31,9%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa di SMA Harapan 1 Medan memiliki statu gizi yang baik. Hal ini bisa dikarenakan siswa dapat mengaplikasikan informasi yang ada,sehingga pemilihan konsumsi pangan dilakukan secara baik dan benar. Hal ini sejalan dengan teori (Suhardjo, 2000) yang mengungkapkan status gizi dipengaruhi oleh dua faktor, yaiu: 1) faktor langsung seperti konsumsi pangan, dan infeksi; 2) faktor tidak langsung seperti pendapatan, pengetahuan gizi, dan pendidikan.

Dan berdasarkan jenis kelamin yang terantum pada tabel 5.8, didapati bahwa laki-laki yang memiliki status gizi yang baik berjumlah 37 orang (42%), sedangkan pada perempuan berjumlah 19 (21,6%).

5.2.3 Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Status Gizi Siswa

(46)
(47)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SMA Harapan 1 Medan, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Sebagian besar siswa SMA Harapan 1 Medan memiliki pengetahuan yang baik, yaitu sebanyak 83 orang ( 94,3% ).

2. Sebagian besar siswa SMA Harapan 1 Medan memiliki status gizi yang baik, yaitu sebanyak 56 orang ( 63,6%).

3. Ada hubungan pengetahuan gizi dengan status gizi siswa SMA Harapan 1 Medan yang dinilai dengan p value = 0,023.

6.2 Saran

1. Bagi pihak sekolah SMA Harapan 1 medan, agar lebih memperhatikan kembali tingkat pengetahuan dan status gizi siswanya. Walaupun kebanyakan siswa memiliki status gizi yang baik, tetapi ada didapati status gizi siswa yang kurang dan lebih.

2. Bagi siswa SMA Harapan 1 Medan yang memiliki pengetahuan gizi yang kurang, agar meningkatkan pengetahuan tentang gizi, sehingga dapat mengatur angka kecukupan gizi, sehingga memiliki status gizi yang baik. 3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin membahas masalah yang sama,

(48)

DAFTAR PUSTAKA

Aaro, L.E. (1997). Adolescent lifestyle. Dalam A. Baum, S. Newman J. Weinman, R. West and C. McManus (Eds). Cambridge Handbook of Psychology, Health and Medicine . Cambridge: Cambridge University Press.

Arisman, 2010. Gizi dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi, Ed. 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Budiyanto. 2002. Gizi dan Kesehatan. Malang: Bayu Media.

Depkes RI. 2002 Profil Kesehatan Indonesia 2001. Jakarta.

Depkes RI. 2004. Kecenderungan Masalah Gizi dan Tantangan di Masa Datang: Jakarta.

Gunarsa, S.D. (1988). Psikologi Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Hurlock, E. B. (1990). Developmental psychology: a lifespan approach. Boston: McGraw-Hill.

Hadi, H. 2005. Beban Ganda Masalah dan Implikasinya Terhadap Kebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional. Diambil dari: www.gizi.net. [ Diakses tanggal 28 Maret 2010 ].

Inoue, S, Zimmet P. and Caterson I. 2000 The Asia-Pacific Perspective: Redefining Obesity and its treatment. Australia: Health Communication.

Khomsan, A. 2003. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Madanijah, S. 2004. Pendidikan Gizi dalam Pengantar Pengadaan Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya.

(49)

Santrock, J.W. (2001). Adolescence (8th ed.). North America: McGraw-Hill.

Suhardjo. 1996. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara.

Suhardjo. 2000. Perencanaan Pangan dan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukirman, 2001. Ilmu Gizi dan Aplikasinya Untuk Keluarga dan Masyarakat. Dirjend Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

(50)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : M. Taufik Alfyan

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 21 Februari 1990

Agama : Islam

Alamat : Jl. Tuba IV No.45 Medan

Riwayat Pendidikan : 1. TK Harapan (1994-1996)

2. SD Swasta Harapan 1 Medan (1996-2002)

3. SMP(Akselerasi) Swasta Harapan2 Medan (2002-2004)

4. SMA Swasta Harapan1 Medan (2004-2007)

(51)

Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Saya, M. Taufik Alfyan, mahasiswi semester VI Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, saat ini tengah melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Status Gizi Siswa di SMA Harapan 1 Medan.”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan gizi siswa yang akan dihubungkan dengan status gizi siswa.

Saya mengharapkan keikutsertaan dan kerjasama dari Saudara-Saudari untuk memberikan jawaban yang sebenar-benarnya dalam penelitian ini. Jawaban yang Saudara-Saudari berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian ini dan tidak akan disalahgunakan untuk maksud-maksud lain. Identitas Saudara-Saudari akan tetap dirahasiakan dan tidak akan dipublikasikan.

Keikutsertaan Saudara-Saudari dalam penelitian ini sangat saya harapkan. Partisipasi Saudari bersifat bebas dan tanpa ada paksaan. Saudara-Saudari berhak untuk menolak berpartisipasi tanpa dikenakan sanksi apapun. Demikian penjelasan ini saya sampaikan. Atas partisipasi dan kesediaannya, saya ucapkan terima kasih.

Medan, ________________ 2010

M. Taufik Alfyan

(52)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN DALAM PENELITIAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini Nama :

Tanggal lahir : Kelas : Alamat :

Setelah mendapat keterangan secara terperinci dan jelas mengenai penelitian “Hubungan Pengetahuan Gizi Siswa SMA Harapan 1 Medan dengan Status Gizi Siswa.”, dan setelah mendapat kesempatan untuk bertanya tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian tersebut, maka dengan ini saya bersedia

berpartisipasi menjadi responden dalam penelitan tersebut.

Medan, ...2010 Yang menyatakan,

(53)

Lampiran 3

KUESIONER PENELITIAN Nama :

Berat badan : Tinggi badan :

1. Menurut Anda, apakah yang dimaksud dengan angka kebutuhan gizi?

a. Banyaknya zat gizi yang dibutuhkan seseorang untuk mencapai dan mempertahankan status gizi yang baik.

b. Banyaknya makanan yang tidak boleh dikonsumsi seseorang. c. Jumlah makanan yang harus dikonsumsi oleh seseorang. d. Total energi yang diperlukan sesorang setiap harinya.

2. Menurut Anda, menu makanan yang baik adalah yang mengandung; a. Sumber energi/tenaga, sumber protein, dan sumber zat pengatur? b. Sumber energi/tenaga dan sumber zat pengatur.

c. Sumber energi/tenaga dan sumber protein. d. Sumber protein dan sumber zat pengatur. 3. Menurut Anda, apakah manfaat dari karbohidrat?

a. Sebagai sumber energi utama. b. Sebagai zat pengatur.

c. Sebagai penambah kepadatan otot. d. Sebagai penngatur keseimbangan cairan. 4. Menurut Anda, Apakah manfaat dari vitamin D?

a. Sebagai Sumber energi. b. Untuk kecantikan kullit.

(54)

5. Menurut Anda, vitamin yang larut didalam air adalah? a. Vitaminn A

b. Vitamin B c. Vitamin C d. Vitamin D

6. Menurut Anda, manakah yang termasuk bahan makanan sumber zat tenaga? a. Nasi dan jagung.

b. Jeruk dan singkong. c. Apel dan sayuran. d. Pisang dan sayuran.

7. Menurut anda, manakah yang termasuk bahan makanan sumber zat pembangun?

a. Ikan, dan daging. b. Jeruk dan Apel. c. Hati dan ikan. d. Nasi dan Jagung.

8. Menurut anda, manakah yang termasuk bahan makanan sumber zat pengatur? a. Nasi dan jagung.

b. Jeruk dan papaya. c. Kacang-kacangan. d. Susu.

9. Menurut Anda, makanan apakah yang harus dibatasi jumlah konsumsinya? a. Sayur dan buah-buahan.

b. Buah dan susu. c. Makanan Cepat Saji. d. Sayur dan nasi.

10. Menurut Anda, makanan yang banyak mengandung protein adalah? a. Nasi dan Sayur

(55)

11. Menurut Anda, makanan apa yang banyak mengandung vitamin? a. Nasi.

b. Sayur-sayuran daan buah-buahan. c. Ikan dan Daging.

d. Kacang-kacangan.

12. Menurut Anda, garam yang sebaiknya dikonsumsi adalah: a. Garam yang sudah diperkaya dengan yodium. b. Garam yang sudah diperkaya dengan kalium. c. Garam yang sudah diperkaya dengan natrium. d. Garam yang sudah diperkaya dengan kalsium.

13. Menurut Anda, penyakit yang dapat timbul kelebihan mengkonsumsi lemak? a. Obesitas.

b. Anemia. c. Diabetes. d. Rematik.

14. Menurut Anda, usaha sehat apakah yang dapat dilakukan untuk mencegah kelebihan berat badan?

a. Tidak makan di malam hari.

b. Hanya mengkonsumsi buah setiap kali makan. c. Olahraga secara teratur.

d. Tidak sarapan pagi.

15. Menurut Anda, berapakah jumlah kecukupuan konsumsi air yang kita perlukan?

(56)

TABEL FREKUENSI Frekuensi Jenis kelamin

Frequencies

Statistics

JK

N Valid 88

Missing 0

JK

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid laki-laki 54 61.4 61.4 61.4

perempuan 34 38.6 38.6 100.0

Total 88 100.0 100.0

(57)

Statistics

N Valid 88

Missing 0

kelas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid X 34 38.6 38.6 38.6

XI 18 20.5 20.5 59.1

XII 36 40.9 40.9 100.0

Total 88 100.0 100.0

Frekuensi Responden Berdasarkan Umur

Frequencies

Statistics

umur

N Valid 88

Missing 0

umur

Frequency Percent Valid Percent

(58)

Valid 13.00 2 2.3 2.3 2.3

14.00 3 3.4 3.4 5.7

15.00 30 34.1 34.1 39.8

16.00 24 27.3 27.3 67.0

17.00 29 33.0 33.0 100.0

Total 88 100.0 100.0

Frekuensi Jawaban pertanyaan

Frequency Table

P1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid benar 74 84.1 84.1 84.1

salah 14 15.9 15.9 100.0

Total 88 100.0 100.0

P2

Frequency Percent Valid Percent

(59)

Valid benar 62 70.5 70.5 70.5

salah 26 29.5 29.5 100.0

Total 88 100.0 100.0

P3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid benar 74 84.1 84.1 84.1

salah 14 15.9 15.9 100.0

Total 88 100.0 100.0

P4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid benar 77 87.5 87.5 87.5

salah 11 12.5 12.5 100.0

Total 88 100.0 100.0

P5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(60)

salah 8 9.1 9.1 100.0

Total 88 100.0 100.0

P6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid benar 79 89.8 89.8 89.8

salah 9 10.2 10.2 100.0

Total 88 100.0 100.0

P7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid benar 52 59.1 59.1 59.1

salah 36 40.9 40.9 100.0

Total 88 100.0 100.0

P8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid benar 77 87.5 87.5 87.5

(61)

P8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid benar 77 87.5 87.5 87.5

salah 11 12.5 12.5 100.0

Total 88 100.0 100.0

P9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid benar 63 71.6 71.6 71.6

salah 25 28.4 28.4 100.0

Total 88 100.0 100.0

P10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid benar 71 80.7 80.7 80.7

salah 17 19.3 19.3 100.0

(62)

P11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid benar 77 87.5 87.5 87.5

salah 11 12.5 12.5 100.0

Total 88 100.0 100.0

P12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid benar 86 97.7 97.7 97.7

salah 2 2.3 2.3 100.0

Total 88 100.0 100.0

P13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid benar 86 97.7 97.7 97.7

salah 2 2.3 2.3 100.0

Total 88 100.0 100.0

(63)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid benar 81 92.0 92.0 92.0

salah 7 8.0 8.0 100.0

Total 88 100.0 100.0

P15

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid benar 51 58.0 58.0 58.0

salah 37 42.0 42.0 100.0

Total 88 100.0 100.0

Ptot

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 5 1 1.1 1.1 1.1

9 4 4.5 4.5 5.7

10 4 4.5 4.5 10.2

11 7 8.0 8.0 18.2

12 24 27.3 27.3 45.5

(64)

14 19 21.6 21.6 95.5

15 4 4.5 4.5 100.0

Total 88 100.0 100.0

Frekuensi Tingkat Pengetahuan

Frequencies

Frequencies

Statistics kategoriepengetahuan

N Valid 88

Missing 0

kategoriepengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid baik 83 94.3 94.3 94.3

sedang 4 4.5 4.5 98.9

kurang 1 1.1 1.1 100.0

Total 88 100.0 100.0

Tabulasi Silang Pengetahuan Berdasarkan jenis Kelamin

Crosstabs

(65)

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

JK * kategoriepengetahuan 88 100.0% 0 .0% 88 100.0%

JK * kategoriepengetahuan Crosstabulation

kategoriepengetahuan

Total baik sedang kurang

JK laki-laki Count 52 1 1 54

% within

kategoriepengetahuan

62.7% 25.0% 100.0% 61.4%

% of Total 59.1% 1.1% 1.1% 61.4%

perempuan Count 31 3 0 34

% within

kategoriepengetahuan

37.3% 75.0% .0% 38.6%

% of Total 35.2% 3.4% .0% 38.6%

Total Count 83 4 1 88

% within

kategoriepengetahuan

100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 94.3% 4.5% 1.1% 100.0%

(66)

Frequencies

Statistics IMT

N Valid 88

Missing 0

IMT

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid underweight 4 4.5 4.5 4.5

normal weight 56 63.6 63.6 68.2

overweight 28 31.8 31.8 100.0

Total 88 100.0 100.0

Tabulasi Silang Status Gizi Berdasarkan Jenis Kelamin

Crosstabs

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

JK * IMT 88 100.0% 0 .0% 88 100.0%

(67)

IMT

Total underweight normal weight overweight

JK laki-laki Count 1 37 16 54

Tabulasi silang dan Chi Squere :Pengetahuan Gizi dengan Status Gizi

Crosstabs

(68)

% of Total 63.6% .0% .0% 63.6%

overweight Count 23 4 1 28

% of Total 26.1% 4.5% 1.1% 31.8%

Total Count 83 4 1 88

% of Total 94.3% 4.5% 1.1% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 11.360a 4 .023

Likelihood Ratio 12.113 4 .017

Linear-by-Linear Association

8.573 1 .003

N of Valid Cases 88

Gambar

Tabel Hubungan Pengetahuan Gizi dengan
Tabel  3.1 : Tabel IMT kriteria Asia Pasifik
Tabel 4.1 Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di SMA Harapan 1 Medan.
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Pengadaan Langsung Nomor : 011.7a/MAN-OK/2012 tanggal 27 September 2012 Perihal Penetapan Pemenang Pengadaan Langsung untuk pekerjaan

Praktikum Bimbingan Pribadi Genap 2005- sekarang 4 Praktikum Bimbingan Sosial Genap 2005 - sekarang 5 Bimbingan Pribadi Sosial Genap 2005 - sekarang 6 Perkembangan Peserta Didik

Berdasarkan Hasil Evaluasi Kualifikasi yang tertuang dalam Berita Acara Evaluasi Kualifikasi Nomor : Kw.33.1/KS.01.7/437/TALUD-MANIC/2016 tanggal 14 September 2016 dinyatakan

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, atau c! 1. Empat ratus lima puluh enam b. Empat ribu lima ratus enam. c. Empat ribu

We enhance a map of a junction with information about pedes- trian behaviour, for which we use the nodes of a walking path graph as starting points to determine the frequency

[r]

In this specific case, possible solutions could be (I) the structuring of a multiscale model that uses objects with different LoDs according to different scales of

Development Of Offline Interactive Multimedia-Assisted Basic Technology Education Learning Model In Senior Vocational School (SMK) To Improve Student Vocational