• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pengetahuan Tentang Kanker Payudara dan Pola Konsumsi Isoflavon dari Produk Olahan Kedelai pada Siswi di SMA Negeri 2 Tangerang Tahun 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Pengetahuan Tentang Kanker Payudara dan Pola Konsumsi Isoflavon dari Produk Olahan Kedelai pada Siswi di SMA Negeri 2 Tangerang Tahun 2011"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG KANKER PAYUDARA DAN POLA KONSUMSI ISOFLAVON DARI PRODUK OLAHAN KEDELAI

PADA SISWI DI SMA NEGERI 2 TANGERANG TAHUN 2011

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan

gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

OLEH: INA KANITA 107104001740

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ina Kanita

Tempat/Tanggal lahir : Jakarta, 23 Februari 1988

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat Sekarang : Jl. Al Muhajirin rt 02 rw 11 no 36 Tanah Tinggi Tangerang 15119

Telepon : 081536127228

Email : nerznina@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

1. SDN 05 Pagi (1994-2000)

2. SLTP Negeri 45 Jakarta Barat (2000-2003)

3. SMA Negeri 33 Jakarta Barat (2003-2006)

4. S-1 Keperawatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (2007-2011)

Jakarta, 19 Desember 2011

Mahasiswa,

Ina Kanita

(7)

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Skripsi, Januari 2012

Ina Kanita, NIM : 107104001740

Gambaran Pengetahuan Tentang Kanker Payudara dan Pola Konsumsi Isoflavon dari Produk Olahan Kedelai pada Siswi di SMA Negeri 2 Tangerang Tahun 2011

xvi + 66 halaman + 9 tabel + 2 gambar + 5 lampiran

ABSTRAK

Isoflavon adalah komponen yang terdapat dalam kedelai, dan berfungsi sebagai estrogen nabati atau fitoestrogen. Isoflavon mempunyai Anti estrogenic effect dan estrogenic effect yang dapat menurunkan resiko kanker payudara pada pre-menopausal woman.

Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran pengetahuan tentang kanker payudara dan pola konsumsi isoflavon dari produk olahan kedelai pada remaja putri.

Desain penelitian adalah deskriptif dengan variable pengetahuan dan pola konsumsi.

Sampel 179 siswi SMA kelas X, XI dan XII dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling. Pengumpulan data dengan kuesioner dan wawancara selama bulan September-Oktober 2011. Analisa yang digunakan adalah univariat.

Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 49,7 % responden memiliki pengetahuan yang baik tentang kanker payudara dan pencegahannya dan sebanyak 72,1% responden mengonsumsi isoflavon 30 mg/hari. Pada penelitian ini rata-rata konsumsi isoflavon dari produk olahan kedelai perharinya mencapai 32,92 mg. Bedasarkan hasil penelitian diharapkan pihak sekolah meningkatkan promosi kesehatan khususnya kesehatan pada remaja.

Kata kunci : pengetahuan, kanker payudara, pola konsumsi dan isoflavon.

(8)

FACULTY OF MEDICAL AND HEALTH SCIENCES

THE STUDY PROGRAME OF NURSING SCIENCES

Undergraduated Thesis, January 2012

Ina Kanita, NIM : 107104001740

Description of Knowledge About Breast Cancer And Isoflavon Consumption of Soya Bean Products On Female Teenagers In SMA 2 Tangerang 2011.

xvi + 66 pages + 9 tables + 2 figures + 5 image attachments

ABSTRACT

Isoflavon is a soya components, and have a function as natural estrogen or fitoestrogen. Isoflavon have anti estrogenic effect and estrogenic effect, which can reduce breast cancer risk in pre-menopausal woman.

The aim of this research is to know description of knowledge about breast cancer and isoflavon consumption of soya products on female teenagers.

Type of this research is using descriptive and variables which were used in this research include female teenager’s knowledge about breast cancer and isoflavon consumption. Total sample were 179 respondents of the female students in X, XI, and XII class and sampling technique use simple random sampling. Data’s collection with questioner and interview on September-October 2011. Analysis of the data using univariate.

This research result showed that 49,7% respondents have good knowledge about breast cancer and 72,1% respondents have consumption 30 mg isoflavone per day. In this research average soy isoflavon consumption is 32,92 mg per day. Based from this research hoped school can increasing health especially on teenagers health.

Keyword : knowledge, breast cancer,consumption and isoflavon

(9)

!

(10)

KATA PENGANTAR

Assalamu`alaikum wr wb

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufiq dan hidayat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, pembawa syari’ah-Nya yang universal bagi semua manusia dalam setiap waktu dan tempat sampai akhir zaman. Atas nikamat-Nya dan karunia-Nya Yang Maha Besar sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul Gambaran Pengetahuan Tentang Kanker Payudara dan Pola Konsumsi Isoflavon dari Produk Olahan Kedelai pada Siswi di SMA Negeri 2 Tangerang.

Dalam penelitian skripsi ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang peneliti jumpai namun syukur Alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah-Nya, kesungguhan, kerja keras dan kerja cerdas disertai dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung, segala kesulitan dapat diatasi dengan sebaik-baiknya yang pada akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan.

Oleh sebab itu, sudah sepantasnyalah pada kesempatan kali ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Prof. Dr. dr, MK. Tadjudin, Sp.And selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta .

2. Ibu Tien Gartinah, M.N selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Ibu Ernawati S.Kp, M.Kep Sp.KMB dan Ibu Yuli Amran, S.KM, MKM, selaku

dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan fikiran selama

membimbing peneliti.

4. Segenap Bapak dan Ibu Dosen atau Staf Pengajar, pada lingkungan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

(11)

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuannya kepada peneliti selama duduk pada bangku kuliah.

5. Segenap Jajaran Staf dan Karyawan Akademik dan Perpustakaan Fakultas yang telah banyak membantu dalam pengadaan referensi-referensi sebagai bahan rujukan skripsi.

6. Ucapan terima kasihku teristimewa kepada kedua orang tua, kakak dan adik tercinta yang selalu memberikan doanya, motivasi, kasih sayang dan dukungannya baik moral maupun spiritual.

7. Teman-teman PSIK `07 dan seluruh pihak yang telah memberikan semangat dan membantu selama melaksanakan dan menyelesaikan skripsi.

Akhir kata, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga peneliti dapat memperbaiki skripsi ini. Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi pembaca yang mempergunakannya terutama untuk proses kemajuan pendidikan selanjutnya.

Wassalamu`alaikum wr. wb

Tangerang, Januari 2012

Ina Kanita

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

RIWAYAT HIDUP ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR BAGAN ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Pertanyaan Penelitian ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Kanker Payudara ... .7

1. Pengertian ... 7

2. Anatomi Payudara ... 8

3. Etiologi ………..……….. …...…9

4. Faktor Risiko Kanker Payudara………..……10

(13)

5. Tanda dan Gejala Kanker Payudara ...………..…...………….13

6. Stadium Kanker Payudara………...……….………….14

7. Pencegahan Kanker Payudara………...17

8. Manfaat Kedelai dalam Mencegah Kanker Payudara ………..21

B. Pengetahuan...………...23

1. Pengertian ……….23

2. Tingkat pengetahuan didalam domain Kognitif ………...24

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ……….….25

C. Konsep Remaja……..………...26

1. Pengertian………..26

2. Tahap Perkembangan Remaja………...27

3. Perilaku dan Pola makan Remaja ……….…………...……….28

4. Faktor-Faktor yang mempengaruhi pola makan Remaja...29

D. Penelitian Terkait………....31

E. Kerangka Teori ……….……….32

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL …………....33

A. Kerangka Konsep ………..……...…33

B. Definisi Operasional ……….……...34

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ………...36

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ………....…….36

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ……….36

C. Populasi dan Sampel ………. 37

D. Instrumen Penelitian……...………..………..39

E. Proses Pengumpulan Data ………...………..40

F. Teknik Uji Instrumen Penelitian ………... ……40

(14)

1. Uji validitas………. …….40

2. Uji reliabilitas………..…….41

G. Teknik Pengolahan Data ………...42

H. Teknik Analisa Data ……….43

I. Etika Penelitian ………44

BAB V HASIL PENELITIAN 47

A. Gambaran Tempat Penelitian ………...47

B. Hasil Analisa Univariat ………...49

1. Gambaran Usia ………..49

2. Gambaran Kelas ……….…...50

3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden ………. 50

4. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden ……...52

5. Distribusi Frekuensi Pola Konsumsi Isoflavon Responden .... ….53

BAB VI PEMBAHASAN 55

A. Interpretasi dan Hasil Penelitian ……….55

1. Gambaran data Demografi Responden ……….... …55

2. Gambaran Pengetahuan Responden Terhadap Kanker Payudara Dan Pencegahannya ……….56

3. Gambaran Pola Konsumsi Isoflavon Responden ……….58

B. Keterbatasan Penelitian ………. ….63

C. Implikasi Hasil Penelitian ……….………..63

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 65

A. Kesimpulan ………. …...65

B. Saran ………... ……65

(15)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(16)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1. Strategi Pencegahan Kanker Payudara ………. …..20

2. Tabel 2.6. Kandungan Isoflavon dalam makanan olahan Kedelai ………...22

3. Tabel 3.2. Definisi Operasional ………..34

4. Tabel 5.1 Distribusi frekuensi usia responden ………..49

5. Tabel 5.2 Distribusi frekuensi bedasarkan kelas responden ………...50

6. Tabel 5.3 Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang kanker Payudara ………...50

7. Tabel 5.4 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden ………....52

8. Tabel 5.5 Distribusi frekuensi pola konsumsi isoflavon reponden ………..53

9. Tabel 5.6 Distribusi frekuensi pola konsumsi isoflavon dengan tingkat Pengetahuan responden ……….... 54

(17)

DAFTAR BAGAN

1. Bagan 2.1. Kerangka Teori ……….……….. 32

2. Bagan 3.1. Kerangka Konsep ………...………. 33

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Informed Consent

Lampiran 2 Kuisioner Penelitian

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian

Lampiran 4 Hasil analisa Univariat

Lampiran 5 Hasil uji Validitas dan Reliabilitas

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada tahun 2000 World Health Organization (WHO) menggambarkan bahwa di dunia telah terjadi 55.694.000 kematian, sekitar 59% di antaranya disebabkan oleh

penyakit tidak menular, 9% akibat cedera, serta 38% sisanya oleh penyakit menular.

Di kawasan Negara-negara Asia 52% kematian disebabkan oleh penyakit tidak

menular, 9% akibat cedera dan 39% akibat penyakit menular (Depkes, 2009).

Kanker temasuk salah satu penyakit tidak menular yang cenderung terus

meningkat setiap tahunnya, sehingga dapat dikatakan bahwa beban yang harus

ditanggung dunia akibat penyakit tersebut juga semakin meningkat. Menurut laporan

WHO 2003 setiap tahun timbul lebih dari 10 juta kasus penderita baru kanker dengan

prediksi peningkatan setiap tahun kurang lebih 20%. Diperkirakan pada tahun 2020

jumlah penderita baru penyakit kanker meningkat hampir 20 juta penderita, 84 juta

orang di antaranya akan meninggal pada sepuluh tahun ke depan bila tidak dilakukan

intervensi yang memadai (Depkes, 2009).

Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan

mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat

dan tidak terkendali. Kanker bisa terjadi dari berbagai sel dalam organ tubuh seperti

kulit, hati, darah, otak, lambung, usus, paru, saluran kencing, payudara dan berbagai

macam sel organ tubuh lainnya. Sejalan dengan pertumbuhan dan

perkembangbiakannya, sel-sel kanker membentuk suatu massa dari jaringan ganas

yang menyusup ke jaringan di dekatnya (invasif) dan bisa menyebar (metastasis) ke

seluruh tubuh (Sarjadi, 2000).

(20)

Kanker merupakan salah satu penyebab kematian yang cukup tinggi baik di

negara maju maupun di negara berkembang. Berdasarkan data WHO tahun 2005,

kanker merupakan penyebab kematian nomor 2 di dunia setelah penyakit

kardiovaskular. World Cancer Report (WCR) tahun 2008 memperkirakan pada tahun 2010 kanker akan menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia (World Cancer

Report, 2008). Data Departemen Kesehatan RI tahun 2007 menyebutkan kanker

merupakan penyebab kematian ke-5 di Indonesia setelah jantung, stroke, saluran

pernafasan dan diare (Profil kesehatan, 2007).

Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang penting dan sering

ditemukan diseluruh dunia dengan proporsi 20% dari seluruh kanker. (WHO, 2002).

Berdasarkan data Globocan, International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2002, kanker payudara menempati urutan pertama dari seluruh kanker pada

perempuan di dunia dengan insidens rate 38 per 100.000 penduduk. Insidens rate

kanker payudara di Indonesia menempati urutan pertama yakni 26 per 100.000

perempuan dan kanker leher rahim di urutan kedua dengan insidens rate 16 per

100.000 perempuan.Kanker payudara adalah jenis kanker kedua penyebab kematian

karena kanker pada wanita setelah kanker leher rahim.

Insiden kanker payudara meningkat sesuai dengan bertambahnya usia. Usia

perempuan yang lebih sering terkena kanker payudara adalah diatas 40 tahun, yang

disebut dengan “cancer age group”. Namun usia muda juga bukan jaminan aman dari

kanker payudara (Luwia, 2003).

Insiden kanker payudara pada usia muda saat ini banyak ditemukan, bahkan

tidak sedikit remaja putri yang menderita tumor di payudaranya. Tumor tersebut dapat

berkembang menjadi kanker bila tidak terdeteksi lebih awal. Hal ini menunjukkan

(21)

remaja. Remaja Indonesia saat ini sedang mengalami perubahan sosial yang cepat dari

masyarakat tradisional menuju masyarakat modern, yang juga mengubah

norma-norma, nilai-nilai dan gaya hidup mereka. Berbagai hal tersebut mengakibatkan

peningkatan kerantanan remaja terhadap berbagai macam penyakit (Luwia, 2003).

Menurut jane wardle dari Badan Penelitian Kanker Amal Inggris, sebagian

besar remaja putri disetiap negara tidak menyadari faktor pola hidup dapat

mempengaruhi risiko mereka terserang kanker payudara. Target untuk menanggulangi

terjadinya kanker payudara pada wanita dapat dicegah saat masih remaja (Luwia,

2003).

Cara terbaik untuk melawan kanker payudara yaitu dengan melakukan

pencegahan baik secara primer, sekunder maupun tersier. Pencegahan kanker

payudara adalah pencegahan yang bertujuan menurunkan insidens kanker payudara

dan secara tidak langsung akan menurunkan angka kematian akibat kanker payudara.

Pencegahan secara primer dilakukan melalui promosi kesehatan yang ditujukan pada

orang sehat melalui upaya pola hidup sehat seperti menghindari rokok, obesitas,

melakukan olahraga, mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan (WHO). Alternatif

lainnya dengan mengkonsumsi produk kedelai serta produk olahannya seperti tahu,

tempe atau susu kedelai. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Trock, dkk

(2006) didapatkan hasil bahwa tingginya konsumsi kedelai berhubungan dengan

berkurangnya risiko kanker payudara. Kedelai mengandung isoflavanoid yang

berguna untuk mencegah kanker dan genistein yang berfungsi sebagai estrogen nabati (fitoestrogen). Estrogen nabati ini akan menempel pada reseptor estrogen sel-sel epitel

saluran kelenjar susu, sehingga akan menghalangi estrogen asli untuk menempel pada

(22)

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara konsumsi kedelai dengan

berkurangnya risiko kanker payudara.

Hasil pra survey pada tanggal 11 April 2011, kepada 10 orang siswi SMA

tentang kanker payudara dan pencegahannya serta kecenderungan mereka dalam

memilih menu makanan olahan kedelai di dapatkan hasil 4 orang siswi memiliki

pengetahuan yang baik dan 6 orang siswi memiliki pengetahuan yang kurang dan

hanya 20% yang konsumsi kedelainya mencukupi kebutuhan tubuh. Berangkat dari

hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti “Gambaran Pengetahuan Remaja

Putri Tentang Kanker Payudara dan Pola Konsumsi Makanan Olahan Kedelai.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan data yang di dapat dari hasil pra survey pada bulan April terdapat

4 orang siswi memiliki pengetahuan yang baik dan 6 orang siswi memiliki

pengetahuan yang kurang tentang kanker payudara dan hanya 20% yang konsumsi

kedelainya mencukupi kebutuhan tubuh. Hal ini membuktikan masih ada 80% siswi

yang konsumsi kedelainya kurang dari kebutuhan tubuh. Berdasarkan uraian data di

atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui “Gambaran Pengetahuan Remaja Putri

Tentang Kanker Payudara dan Pola Konsumsi Makanan Olahan Kedelai di SMA

Negeri 2 Tangerang Tahun 2011”.

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka dapat dibuat pertanyaan penelitian, yaitu:

1. Bagaimana gambaran umum SMA Negeri 2 Tangerang?

2. Bagaimana gambaran data demografi responden di SMA Negeri 2 Tangerang?

3. Bagaimana gambaran pengetahuan tentang kanker payudara dan pencegahannya

pada siswi di SMA Negeri 2 Tangerang?

(23)

4. Bagaimana gambaran pola konsumsi isoflavon dari produk olahan kedelai pada

siswi di SMA Negeri 2 Tangerang?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum :

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang kanker payudara dan

gambaran pola konsumsi isoflavon dari produk olahan kedelai pada siswi di SMA

Negeri 2 Tangerang.

2. Tujuan Khusus :

a. Untuk mengetahui gambaran umum SMA Negeri 2 Tangerang.

b. Untuk mengetahui gambaran data demografi responden di SMA Negeri 2

Tangerang.

c. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan siswi di SMA Negeri 2 Tangerang

tentang Kanker Payudara meliputi :

1. Pengertian tentang kanker payudara

2. Tanda dan gejala kanker payudara

3. Faktor risiko kanker payudara

4. Pencegahan kanker payudara

d. Untuk mengetahui gambaran pola konsumsi isoflavon dari produk olahan

kedelai pada siswi di SMAN 2 Tangerang.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswi

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi siswi tentang kanker

payudara dan pencegahannya.

2. Bagi Peneliti selanjutnya

(24)

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi atau gambaran mengenai

pengetahuan tentang kanker payudara dan pola konsumsi isoflavon dari produk

olahan kedelai untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

3. Bagi Instansi pendidikan keperawatan dan ilmu keperawatan

Sebagai tambahan ilmu pengetahuan untuk memberikan pendidikan

kesehatan terutama untuk alat reproduksi dan meningkatkan derajat kesehatan,

dan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber motivasi bagi profesi

keperawatan untuk melakukan penyuluhan kesehatan hal ini sesuai dengan

peran perawat yaitu sebagai pendidik dan konselor kesehatan.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan desain

deskriptif yang tujuannya untuk memperoleh informasi tentang gambaran

pengetahuan siswi tentang pencegahan kanker payudara dan pola konsumsi isoflavon

dari produk olahan kedelai. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner.

Penelitian ini akan dilakukan di SMAN 2 Tangerang dengan responden siswi kelas X,

XI dan XII selama bulan Juli-Agustus 2011.

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Payudara

1. Pengertian

Kanker adalah suatu proses penyakit yang dimulai ketika DNA sel normal

bermutasi secara genetik dan sel menjadi abnormal. Sel kemudian membelah dan

berproliferasi secara abnormal tidak terkendali, dan akan terus membelah diri,

selanjutnya menyusup ke jaringan sekitarnya (invasive) dan terus menyebar

melalui jaringan ikat, darah, dan menyerang organ-organ penting serta syaraf

tulang belakang. Dalam keadaan normal, sel hanya akan membelah diri jika ada

penggantian sel-sel yang telah mati dan rusak. Sebaliknya sel kanker akan

membelah terus meskipun tubuh tidak memerlukannya, sehingga akan terjadi

penumpukan sel baru yang disebut tumor ganas. Penumpukan sel tersebut

mendesak dan merusak jaringan normal, sehingga mengganggu organ yang

ditempatinya. (Brunner&Suddarth, 2001)

Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, dan jaringan

penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara (Depkes, 2009). Kanker

payudara juga dikatakan sebagai suatu proliferasi keganasan sel epitel yang

membatasi duktus atau lobus payudara (Price, 2005). Kanker payudara adalah

massa ganas yang berasal dari pembelahan diluar kendali sel-sel yang ada di

jaringan payudara (Sukardja, 2000). Kanker payudara dapat berasal dari jaringan

payudara itu sendiri atau dari jaringan lain yang merupakan hasil metastase dari

kanker lain.

(26)

Kanker payudara dapat invasif atau non invasif (in situ) :

a. Kanker yang bersifat invasif dapat tumbuh dan menyerang ke dalam jaringan

di sekitarnya dan sel-sel ganas dapat terpisah dari tumor induk untuk

menyebar ke bagian-bagian lain di dalam tubuh. Sel-sel ini dapat tumbuh dan

membentuk himpunan tumor baru yang disebut metastase atau tumor

sekunder.

b. Kanker payudara yang bersifat non invasif dibatasi dengan saluran-saluran

(ductus karsinoma in situ-DKIS) dari payudara. Ketika terdapat kelainan pertumbuhan sel-sel pada lobular payudara dan barsifat non invasif maka

kondisi ini disebut lobular karsinoma in situ (LKIS), memiliki DKIS atau

LKIS meningkatkan risiko untuk berkembang ke arah kanker payudara

invasif.

2. Anatomi Payudara (Depkes, 2002)

Dibedakan menjadi struktur internal dan eksternal. Sktruktur internal payudara

terdiri dari kulit, jaringan dibawah kulit dan korpus. Korpus terdiri dari parenkim

atau jaringan kelenjar dan stroma atau jaringan penunjang. Parenkim merupakan

struktur yang terdiri dari :

a. Saluran kelenjar : duktulus, duktus, dan sinus laktiferus. Sinus laktiferus yaitu

duktus yang melebar tempat air susu ibu (ASI) mengumpul (reservoir ASI),

selanjutnya saluran mengecil dan bermuara pada putting. Terdapat 15-25 sinus

laktiferus.

b. Alveoli yang terdiri dari sel kelenjar yang memproduksi ASI

c. Tiap duktus bercabang menjadi duktulus, tiap duktulus bercabang menjadi

alveolus yang merupakan satu kesatuan kelenjar. Duktus membentuk lobulus.

(27)

berkontraksi. Alveolus juga dikelilingi pembuluh darah yang membawa zat

gizi kepada sel kelenjar untuk disintesa menjadi ASI. Stroma terdiri dari

jaringan ikat, jaringan lemak, pembuluh darah saraf dan limfa.

d. Struktur eksternal payudara terdiri dari putting dan areola yaitu bagian lebih

hitam disekitar putting. Pada areola terdapat beberapa kelenjar montgometri

yang mengeluarkan cairan untuk membentuk putting lunak dan lentur.

3. Etiologi

Tidak ada satupun penyebab spesifik kanker payudara, sebaliknya serangkaian

faktor genetik, hormonal, dan kemungkinan kejadian lingkungan dapat menunjang

terjadinya kanker ini. Bukti yang terus bermunculan menunjukkan bahwa

perubahan genetik berkaitan dengan kanker payudara, namun apa yang

menyebabkan perubahan genetik masih belum diketahui. Perubahan genetik ini

termasuk perubahan atau mutasi dalam gen normal, dan hubungan protein baik

yang menekan atau meningkatkan perkembangan payudara (Brunner&Suddarth,

2001).

a. Virus

Virus dianggap dapat menyatukan diri dalam struktur genetik sel,

sehingga mengganggu proliferasi dari populasi sel tersebut.

b. Agens fisik

Faktor-faktor yang berkaitan dengan karsinogenesis mencakup

pemajanan terhadap sinar matahari, radiasi pengionisasi, pemajanan terhadap

medan elektomagnetik, dan iritasi atau inflamasi kronik.

(28)

c. Agens kimia

Kebanyakan zat kimia yang berbahaya menghasilkan efek-efek toksik

dengan mengganggu struktur DNA pada bagian-bagian tubuh yang jauh dari

pajanan zat kimia.

d. Faktor genetik

Faktor genetik juga memainkan peranan dalam pembentukan sel

kanker. Jika kerusakan DNA terjadi pada sel dimana pola kromosomnya

abnormal, dapat terbentuk sel-sel mutan.

e. Faktor makanan

Faktor makanan diduga berkaitan 40% sampai 60% sebagai penyebab

kanker. Substansi makanan dapat proaktif (protektif), karsinogenik atau

ko-karsinogenik. Risiko kanker meningkat sejalan ingesti janka panjang

karsinogenik atau ko-karsinogenik atau tidak adanya substansi proaktif dalam

diet.

f. Agens hormonal

Pertumbuhan tumor mungkin dipercepat engan adanya gangguan

dalam keseimbangan hormone baik oleh pembentukan hormon tubuh sendiri

(endogenus) atau pemberian hormon eksogenus.

4. Faktor Risiko Kanker Payudara

Faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara dikelompokkan

menjadi 2 yaitu : (Jochelson, 2011) a. Faktor yang dapat dikontrol :

(29)

1) Berat badan

Obesitas berhubungan dengan meningkatnya risiko kanker payudara,

khususnya pada wanita menopause. Lemak tubuh merupakan bahan dasar

utama pembuatan estrogen, karena itu pada wanita yang gemuk

mempunyai kecenderungan memproduksi estrogen lebih banyak, sehingga

akan meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara.

2) Olahraga

Berolahraga dapat menurunkan risiko kanker payudara. American cancer society merekomendasikan melakukan olahraga 5 kali seminggu selama 45-60 menit.

3) Konsumsi alkohol

Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa meningkatnya risiko

kanker payudara berbanding lurus dengan jumlah alcohol yang

dikonsumsi. Alkohol dapat membatasi kemampuan hati untuk mengontrol

kadar hormone estrogen yang beredar dalam darah.

4) Penggunaan obat hormonal

Pemakaian obat hormonal terutama oral yang dipakai secara terus

menerus lebih dari 7 tahun, meningkatkan risiko untuk terjadinya kanker

payudara.

5) Riwayat menyusui

Pada perempuan yang tidak pernah menyusui, kelenjar susu tidak

pernah dirangsang untuk mengeluarkan air susu. Sehingga dapat dikatakan

bahwa pemberian ASI pada anak dapat mengurangi risiko kanker

payudara.

(30)

6) Riwayat kehamilan

Melahirkan anak pertama di usia lebih dari 35 tahun dapat

meningkatkan risiko kanker payudara. Kehamilan di atas usia 35 tahun

akan disertai peningkatan pengeluaran hormone estrogen yang pada

akhirnya merangsang payudara secara berlebihan.

b. Faktor yang tidak dapat dikontrol :

1) Jenis kelamin

Wanita lebih berisiko terkena kanker payudara, karena sel pada

payudara wanita selalu berubah dan tumbuh sebagian besar disebabkan

karena aktivitas hormone estrogen dan progesterone.

2) Riwayat keluarga yang menderita kanker

Kemungkinan terjadinya kanker payudara meningkat jika ibu, saudara

kandung, bibi (tante), saudara sepupu, atau nenek ada yang menderita

kanker payudara atau jenis kanker lainnya.

3) Riwayat memiliki tumor jinak dan kanker sebelumnya

Jika seorang wanita pernah terdiagnosa dengan kanker payudara maka

risiko terkena kanker payudara kembali semakin meningkat bila

dibandingkan dengan wanita yang belum pernah memiliki kanker

payudara.

4) Status menstruasi (menarche dan menopause)

Mendapat haid pertama pada usia kurang dari 10 tahun, keadaan ini

berarti peredaran hormone sudah dimulai pada usia yang muda dan

menyebabkan peningkatan pertukaran zat hormone. Risiko kanker

(31)

menopause pada usia lebih dari 50 tahun, yang berarti peredaran hormone

akan berlangsung dalam jangka waktu yang lebih lama.

5) Usia

Risiko kanker payudara meningkat seiring dengan pertambahan usia.

Setiap sepuluh tahun risiko kanker meningkat dua kali lipat. Kejadian

puncak kanker payudara meningkat di usia 40-50 tahun.

5. Tanda dan Gejala Kanker Payudara.

Keluhan pasien kanker payudara berbeda-beda sesuai dengan stadiumnya.

Umumnya pasien karsinoma in situ, T1 dan T2 datang dengan keluhan adanya benjolan pada payudara tanpa disertai nyeri atau hasil pemeriksaan skrining

mamografi yang abnormal. Pada stadium lanjut, perubahan-perubahan pada

payudara akan ditemui, seperti : perubahan pada permukaan kulit payudara,

keluarnya discharge dari putting, serta perubahan pada ukuran dan bentuk

payudara. Selain itu, dapat pula ditemui pembesaran kelenjar limfa dan

tanda-tanda metastase pada jaringan lain. (Hoskins dkk, 2005).

Menurut depkes (2009) gejala yang paling sering didapat pada kanker payudara

adalah adanya benjolan di payudara yang dapat menimbulkan keluhan seperti :

a) Keluhan di payudara atau ketiak dan riwayat penyakitnya :

1) Benjolan

2) Kecepatan tumbuh

3) Rasa sakit

4) Nipple discharge (keluarnya cairan dari putting susu berupa cairan, darah

atau pus)

5) Retraksi puting (putting tertarik ke dalam)

6) Krusta pada areola

(32)

7) Kelainan kulit : dimpling (lekukan pada kulit payudara seperti lesung

pipit di pipi karena tarikan tumor), peau de orange (penampakan kulit

payudara berkerut seperti kulit jeruk karena adanya oedema subkutan),

ulserasi dan venektasi.

8) Perubahan warna kulit, kulit putting susu dan areola melekuk ke dalam

atau berkerut.

9) Perubahan bentuk dan besarnya payudara

10) Adanya benjolan di ketiak

11) Edema lengan

b) Keluhan di tempat lain berhubungan dengan metastasis, antara lain :

1) Rasa nyeri pada tulang (vertebra, femur)

2) Rasa penuh di ulu hati

3) Batuk

4) Sesak

5) Sakit kepala hebat

6. Stadium Kanker Payudara

Stadium adalah suatu sistem klasifikasi berdasarkan pada penampilan luas

anatomik malignansi suatu kanker yaitu letaknya, sampai dimana penyebarannya,

sejauh mana pengaruhnya terhadap organ tubuh yang lain. Sistem universal

penentuan stadium memungkinkan perbandingan kanker dari sel asal serupa.

Klasifikasi membantu menentukan rencana tindakan dan prognosis pasien

individual, evaluasi riset, perbandingan hasil tindakan antara institusi dan

perbandingan statistik dunia (Otto, 2003).

Penentuan stadium kanker didasarkan pada empat karakteristik :

1) Ukuran kanker

(33)

2) Sifat kanker invasif atau non invasif

3) Apakah kanker mencapai kelenjar getah bening

4) Apakah kanker telah menyebar ke bagian tubuh lainnya

Stadium pada kanker biasanya dinyatakan dengan angka pada skala dari 0

sampai IV. Dengan stadium 0 menggambarkan kanker non invasif yang tetap pada

lokasi asalnya dan stadium IV menggambarkan kanker yang invasif telah

menyebar keluar dari bagian payudara ke bagian tubuh lainnya. Stadium kanker

berbeda dengan grade kanker walaupun keduanya menggunakan angka sebagai

skalanya. Stadium kanker berskala 0 sampai IV sedangkan grade kanker berskala

1 sampai 3. Suatu grade kanker payudara ditentukan berdasarkan pada bagaimana

bentuk sel kanker dan perilaku sel kanker dibandingkan dengan sel normal.

(Jochelson, 2011).

Berikut adalah Grade dalam kanker payudara : (Williams, 2011).

a) GRADE 1 :

Ini adalah grade yang paling rendah, sel kanker lambat dalam berkembang,

biasanya tidak menyebar.

b) GRADE 2 :

Ini adalah grade tingkat sedang

c) GRADE 3 :

Ini adalah grade yang tertinggi, cenderung berkembang cepat, biasanya

menyebar.

Penentuan stadium kanker payudara dapat didasarkan pada hasil dari

(34)

tersebut ditambah hasil dari pembedahan (stadium patologis) ketika luasnya

penyebaran kanker ditemukan setelah proses pembedahan. (Lichtenfeld, 2011).

Stadium kanker payudara ditentukan berdasarkan sistem Tumor, Nodus,

Metastase (TNM) dari the American joint committee on cancer (AJCC) sebagai

berikut :

a) Ukuran tumor (T)

Selain menunjukkan ukuran tumor, huruf T pada sistem TNM ini juga

mendeskripsikan apakah tumor mengenai dinding dada ataupun kulit. Nilai T

dalam centimeter (cm), nilai paling kecil dibulatkan ke angka 0,1 cm

b) Kelenjar getah bening regional (N)

Huruf N menunjukkan luas dan lokasi kelenjar getah bening (KGB) regional

yang terkena.

c) Metastasis (M)

Huruf M menunjukkan metastasis (penyebaran) kanker ke organ yang jauh

atau ke KGB yang tidak langsung berhubungan dengan kanker (misal KGB di

leher).

7. Pencegahan Kanker Payudara

Pencegahan kanker payudara adalah pencegahan yang bertujuan menurunkan

insidens kanker payudara dan secara tidak langsung akan menurunkan angka

kematian akibat kanker payudara.

Pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular

adalah promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker payudara

pencegahan yang dilakukan antara lain berupa pencegahan primer,

pencegahan sekunder dan pencegahan tersier (Sukardja, 2000).

(35)

a. Pencegahan primer

Menurut AJCC dalam Sukardja (2000), pencegahan primer pada

kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan karena

dilakukan pada orang sehat melalui upaya menghindarkan diri dari kontak

karsinogen dan berbagai faktor risiko, serta melaksanakan pola hidup sehat

karena diperkirakan hampir seluruh kasus kanker disebabkan oleh karsinogen

yang ada di lingkungan hidup kita, dan sebagian besar ada hubungannya

dengan tembakau.

Konsep dasar dari pencegahan primer adalah menurunkan insidens

kanker payudara yang dapat dilakukan dengan :

1) Mengurangi makanan yang mengandung lemak tinggi.

2) Memperbanyak aktivitas fisik dengan berolah raga.

3) Menghindari terlalu banyak terkena sinar-x atau jenis radiasi lainnya.

4) Mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak serat. Serat akan

menyerap zat-zat yang bersifat karsinogen dan lemak, yang kemudian

membawanya keluar melalui feses.

5) Mengkonsumsi produk kedelai serta produk olahannya seperti tahu atau

tempe. Kedelai mengandung flavanoid yang berguna untuk mencegah kanker dan genestein yang berfungsi sebagai estrogen nabati

(fitoestrogen). Estrogen nabati ini akan menempel pada reseptor estrogen

sel-sel epitel saluran kelenjar susu, sehingga akan menghalangi estrogen

asli untuk menempel pada saluran susu yang akan merangsang tumbuhnya

sel kanker.

(36)

6) Memperbanyak mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran, terutama yang

mengandung vitamin C, zat antioksidan dan fitokimia seperti jeruk, wortel,

tomat, labu, pepaya, mangga, brokoli, lobak, kangkung, kacang-kacangan

dan biji-bijian.

b. Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki

risiko untuk terkena kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan

dengan deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami

perkembangan, diantaranya adalah dengan melakukan pemeriksaan

payudara sendiri (SADARI) dan skrining melalui mammografi. SADARI

sebaiknya dilakukan setiap bulan secara teratur. Kebiasaan ini

memudahkan kita untuk menemukan perubahan pada payudara dari bulan

ke bulan. Pemeriksaan optimum dilakukan pada sekitar 7-14 hari setelah

awal siklus menstruasi karena pada masa itu retensi cairan minimal dan

payudara dalam keadaan lembut dan tidak membengkak sehingga jika ada

pembengkakan akan lebih mudah ditemukan. Wanita normal mendapat

rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai 50 tahun. Deteksi

kanker secara dini dapat menurunkan tingkat kematian karena menentukan

tingkat keberhasilan dari pengobatan kanker. (World cancer report, 2008)

c. Pencegahan tersier

Pencegahan tersier biasanya ditujukan pada individu yang telah positif

menderita kanker payudara. Pencegahan tersier bertujuan untuk

mengurangi terjadinya komplikasi yang lebih berat dan memberikan

penanganan yang tepat pada penderita kanker payudara sesuai dengan

(37)

penderita. Pencegahan tersier ini penting untuk meningkatkan kualitas

hidup penderita, meneruskan pengobatan serta memberikan dukungan

psikologis bagi penderita.

Upaya rehabilitasi terhadap penderita kanker payudara dilakukan

dalam bentuk rehabilitasi medik serta rehabilitasi jiwa dan sosial.

Rehabilitasi medik dilakukan untuk mempertahankan keadaan penderita

pasca operasi atau pasca terapi lainnya. Rehabilitasi jiwa dan sosial

diberikan melalui dukungan moral dari orang-orang terdekat dan konseling

dari petugas kesehatan maupun tokoh agama (Sukardja, 2000).

(38)

Strategi pencegahan kanker payudara (Depkes, 2009)

Tabel 2.1 strategi pencegahan kanker payudara

(39)

Sumber : pedoman penemuan dan penatalaksanaan penyakit kanker tertentu,

Depkes, 2009.

8. Manfaat Kedelai dalam Mencegah Kanker Payudara

Terdapat beberapa komponen dalam kedelai yang dipercaya mempunyai sifat

anti kanker. Senyawa tersebut antara lain : inhibitor protease, phitat, saponin,

phitosterol, asam lemak omega-3 dan isoflavon. Diantara anti kanker tersebut,

perhatian terbesar ditunjukan terhadap isoflavon. Isoflavon saat ini banyak diteliti

karena potensinya dalam mencegah dan mengatasi terhadap banyak gangguan

kesehatan lainnya. Mekanisme yang banyak diketahui sebagai anti kanker dari

isoflavon adalah aktivitas anti estrogen, menghambat aktivitas enzim penyebab

kanker, aktivitas anti oksidan dan meningkatkan fungsi kekebalan sel. Studi-studi

epidemilogi dan laboratorium telah menunjukkan bahwa konsumsi kedelai dapat

mengurangi resiko perkembangan beberapa jenis kanker, antara lain kanker

payudara, prostat dan kanker kolon.

Isoflavon yang terdapat dalam kedelai, terbukti dapat meniru peranan dari

hormon wanita yaitu estrogen. Estrogen berikatan dengan reseptor estrogen

sebagai bagian dari aktivitas hormonal, menyebabkan serangkaian reaksi yang

menguntungkan tubuh. Pada saat kadar hormon estrogen menurun, akan terdapat

banyak kelebihan reseptor estrogen yang tidak terikat, walaupun afinitasnya tidak

sebesar estrogen, isoflavon yang merupakan fitoestrogen dapat juga berikatan

dengan reseptor tersebut. Jika tubuh mengkonsumsi isoflavon, misalnya dengan

mengkonsumsi produk-produk kedelai, maka akan tejadi pengaruh pengikatan

isoflavon dengan reseptor estrogen yang menghasilkan efek menguntungkan,

salah satunya mengurangi simptom menopause.

(40)

Kemampuan lain dari isoflavon adalah dapat menutupi atau memblokir efek

potensial yang merugikan akibat produksi estrogen yang berlebihan dalam tubuh.

Isoflavon dapat berfungsi sebagai estrogen selektif dalam pengobatan,

menghasilkan efek menguntungkan (sebagai anti kanker dan menghambat

atherosklerosis) tetapi tidak menimbulkan resiko (meningkatkan resiko kanker

payudara dan endometrial) yang biasa dihubungkan dengan terapi pengganti

hormon yang biasa dilakukan. Berdasarkan hal-hal diatas, isoflavon diduga

mempunyai fungsi ganda yaitu :

a. Anti estrogenic effect pada saat hormon estrogen berlebihan, yang dapat

menurunkan resiko kanker payudara pada pre-menopausal woman.

b. Efek estrogenik pada saat estrogen alami berkurang jumlahnya, yang

menguntungkan dalam mencegah penyakit kardiovaskuler, osteoporosis dan

sistem vesomotor pada wanita pre- dan post-menopausal (Koswara, 2006).

Isoflavon dapat ditemukan dalam jumlah kecil di kacang-kacangan, padi-padian

dan sayuran, tetapi kacang kedelai merupakan sumber isoflavon yang paling

besar. Di bawah in adalah kandungan isoflavon yang terdapat di dalam berbagai

makanan olahan kedelai menurut united states department of agriculture (USDA).

Tabel 2.2 kandungan isoflavon yang terdapat di dalam berbagai makanan olahan

kedelai

(41)

Tofu yogurt 50 gr 21 7 12

Tofu 3 ons 20 8 12

Kedelai utuh rebus

(Edamame) 50 gr 12 6 6

Sumber : http://lpi.oregonstate.edu

Beberapa ahli menyarankan agar konsumsi isoflavon per hari adalah 30-40

mg. jumlah tersebut dapat diperoleh dari sekitar 70-100 gram tahu, 70-100 gram

tempe, atau 0,5 liter susu kedelai (Astawan, 2008).

B. Pengetahuan

1. Pengertian pengetahuan

Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa inggris, yaitu

knowledge. Dalam ensiklopedia of philosophy dijelaskan bahwa definisi

pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief). Menurut Drs. Sidi Gazalba pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil dari

kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua milik atau

isi pikiran dengan demikian pengetahuan adalah usaha manusia untuk tahu

(Bakhtiar, 2004).

Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

indera manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan dapat diukur dengan wawancara atau angket yang menanyakan

tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden

(Notoatmodjo, 2007).

(42)

2. Tingkat pengetahuan

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan

(Notoatmodjo, 2007) yaitu :

a. Tahu (Know)

Merupakan tingkat pengetahuan paling rendah. “Tahu“ diartikan sebagai

mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Yang termasuk

kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap

sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang

telah diterima.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi

tersebut secara benar.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi yang sebenarnya.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek

kedalam komponen – komponen tetapi masih didalam satu struktur organisasi

dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat

dari penggunaan kata kerja.

e. Sintesis (Syntesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungan

(43)

lain suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi –

formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap

suatu materi atau obyek yang didasarkan pada suatu kriteria.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003) dalam Widianti (2007), pengetahuan seseorang

dapat dipengaruhi beberapa faktor yaitu:

a. Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari penalaman sendiri atau pengalaman orang

lain. Pengalaman yang diperoleh seseorang dapat memperluas pengetahuan

seseorang.

b. Tingkat pendidikan

Secara umum, orang yang berpendidikan lebih tinggi akan memiliki

pengetahuan yang lebih luas daripada orang yang berpendidikan lebih rendah.

c. Keyakinan

Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun, baik keyakinan yang

positif maupun keyakinan yang negatif, tanpa adanya pembuktian terlebih

dahulu.

d. Fasilitas

Fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan

seseorang adalah majalah, radio, koran, televisi, buku, dan lainnya.

e. Penghasilan

(44)

Penghasilan tidak berpengaruh secara langsung terhadap pengetahuan

seseorang. Namun, jika penghasilan seseorang cukup besar maka dirinya

mampu untuk menyediakan fasilitas yang lebih baik.

f. Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi

pengetahuan, persepsi dan sikap seseorang terhadap sesuatu.

C. Konsep Remaja

1. Pengertian Remaja

Zakiah Darajad mendefinisikan remaja adalah masa peralihan, yang

ditempuh oleh seseorang dari anak-anak menuju dewasa, meliputi semua

perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa (Darajad,

1990). Zakiah Darajad dalam bukunya yang lain mendefinisikan remaja sebagai

tahap umur yang datang setelah masa anak-anak berakhir, ditandai oleh

pertumbuhan fisik yang cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar dan membawah

akibat yang tidak sedikit terhadap sikap, perilaku, kesehatan, serta kepribadian

remaja (Darajad, 1995). Remaja adalah mereka yang telah meninggalkan masa

kanak-kanak yang penuh dengan ketergantungan dan menuju masa pembentukan

tanggung jawab (Bisri, 1995). Masa remaja sebagai masa penuh kegoncangan,

taraf mencari identitas diri dan merupakan periode yang paling berat (Hurlock,

1993).

Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik suatu kesimpulan masa remaja

adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa, karena pada masa ini

remaja telah mengalami perkembangan fisik maupun psikis yang sangat pesat,

(45)

mereka belum matang sebagaimana yang dikemukakan oleh Monsk (2002) masa

remaja menunjukkan dengan jelas sifat-sifat masa transisi atau peralihan karena

remaja belum memiliki status dewasa tetapi tidak lagi memiliki status anak-anak.

Perkembangan fisik dan psikis menimbulkan kebingungan dikalangan remaja

sehingga membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap, perilaku, kesehatan,

serta kepribadian remaja.

Lebih jelas pada tahun 1974, WHO memberikan definisi tentang remaja secara

lebih konseptual, sebagai berikut : Remaja adalah suatu masa dimana individu

berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual

sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual. Individu mengalami

perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.

Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan

yang relatif lebih mandiri (Sarwono, 2001).

2. Tahap Perkembangan Remaja

Menurut Powel, masa remaja digolongkan : “Pre adolescence (10-12 tahun),

early adolescence (13-16 tahun), dan late adolescence (17-21 tahun). Leulla Cole menyebutkan masa adolescence dan membagi menjadi tiga tingkatan, yaitu:

early adolescence (13-15 tahun), middle adolescence (16-18 tahun), late

adolescence (19-21 tahun) (Mulyono, 1995). WHO menetapkan batas usia 10-20 tahun sebagai batasan usia remaja (Sarwono, 1995). Kaplan & Sadock dalam

bukunya Sinopsis Psikiatri, menyebutkan fase remaja terdiri atas remaja awal

(11-14 tahun), remaja pertengahan ((11-14-17 tahun), dan remaja akhir (17-20) tahun

(Kaplan & Sadock, 1997). Menurut Wong remaja adalah mereka yang berumur

13-18 tahun (Wong, 2002). Sementara F.J. Monks berpendapat bahwa secara

(46)

tahun: masa remaja awal, 15 – 18 tahun: masa remaja pertengahan, 18 – 21 tahun

masa remaja akhir (Monsk, 2002). Dari beberapa pendapat diatas dapat dibuat

suatu batasan usia remaja adalah dimulai dari umur 10 – 21 tahun.

3. Perilaku dan Pola Makan Remaja

Perilaku dari pandangan biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas

organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakikatnya adalah

suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh karena itu perilaku manusia

mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup: berjalan, berbicara, bereaksi,

berpakaian, dan sebagainya. Bahkan kegiatan internal seperti berpikir, perseptif

dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Dari uraian diatas dapat disimpulkan

bahwa perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati

sacara langsung atau tidak langsung (Notoatmodjo, 2003).

Perilaku makan adalah cara seseorang berfikir, berpengetahuan dan

berpandangan tentang makanan. Apa yang ada dalam perasaan dan pandangan itu

dinyatakan dalam bentuk tindakan makan dan memilih makanan. Jika keadaan itu

terus menerus berulang maka tindakan tersebut akan menjadi kebiasaan makan

(Khumaidi, 1994).

Ada beberapa definisi mengenai pola makan menurut beberapa pakar, yaitu

Baliwati (2004) mengatakan pola makan atau pola konsumsi pangan adalah

susunan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok

orang pada waktu tertentu. Sedangkan Soegeng Santosa dan Anne Lies Ranti

(2004) mengungkapkan bahwa pola makan merupakan berbagai informasi yang

memberi gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan

(47)

masyarakat tertentu. Menurut Harper (1985) pola konsumsi pangan merupakan

gambaran jumlah, jenis, dan frekuensi bahan makanan yang dikonsumsi seseorang

sehari-hari dan merupakan cirri khas pada suatu kelompok masyarakat tertentu.

Konsumsi pangan merupakan faktor utama untuk memenuhi kebutuhan gizi

seseorang.

Pendapat pakar yang berbeda-beda dapat diartikan secara umum bahwa pola

makan adalah cara atau perilaku yang ditempuh seseorang atau sekelompok orang

dalam memilih, menggunakan bahan makanan dalam konsumsi pangan setiap hari

yang meliputi jenis makanan, jumlah makanan dan frekuensi makan yang

berdasarkan pada faktor-faktor sosial, budaya dimana mereka hidup.

Remaja lebih mudah menerima satu jenis makanan dan minuman yang relative

baru dari orang-orang yang merupakan teman dekatnya, mereka lebih senang

makan dan minum bersama orang yang dekat dengan mereka (Wiliam, 1993).

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku dan Pola Makan Remaja

Faktor-faktor yang merupakan input bagi terbentuknya gaya hidup keluarga

adalah penghasilan, pendidikan, lingkungan hidup kota atau desa, susunan

keluarga, pekerjaan, suku bangsa, kepercayaan dan agama, pendapat tentang

kesehatan, pendidikan gizi, produksi pangan dan ditribusi, serta sosial politik

(Almatsier, 2001). Khumaidi (1994) lebih lanjut menyimpulkan, bahwa kebiasaan

makan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.

Faktor intrinsik meliputi asosiasi emosional, keadaan jasmani dan rohani yang

sedang sakit dan penilaian yang lebih terhadap makanan. Faktor ektrinsik meliputi

lingkungan alam, sosial, ekonomi, budaya, dan agama. Pola konsumsi (makan dan

minum) remaja dapat dipengaruhi oleh teman sebaya (Wiliam, 1993).

(48)

Secara umum faktor-faktor yang menjadi penentu perilaku konsumsi (makan

dan minum) seseorang dipengaruhi oleh pendidikan, pendapatan, status kesehatan

mental, ketersediaan makanan, keamanan, kualitas gizi, daya terima terhadap

makanan, politik, ideology, institusi sosial, ekonomi, budaya dan teknologi.

Faktor lain yang mempengaruhi perilaku makan dan minum seseorang dalam

menentukan makanan dan minuman adalah yang erat hubungannya dengan tradisi

serta status symbol atau gengsi (Asmoro, 1993). Sedangkan menurut Hardinsyah

dan Suharjo (1986) faktor yang dianggap berpengaruh terhadap perilaku konsumsi

(makan dan minum) adalah stimulasi yang diterima seseorang dapat berupa rasa

tertarik, senang, ingin, rasa lapar, dan hal lain yang menarik dari informasi yang

diterima baik dari iklan, promosi, pengalaman maupun perilaku orang-orang

terkemuka.

Menurut Winarno (1993) faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku makan pada

remaja antara lain: tingkat perkembangan teknologi dan komunikasi, faktor sosial,

ekonomi, budaya, dan religi, penampilan makanan. Menurut Khomsan (2003)

mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku makan remaja: pengaruh

teman sebaya, body image atau citra raga, media massa, tingkat ekonomi, suasana

dalam keluarga dan kemajuan industri makanan.

Worthington-Robert (2000) menyebutkan banyak faktor yang mempengaruhi

kebiasaan makan. Pertumbuhan remaja meningkatkan partisipasi dalam kehidupan

sosial dan aktivitas remaja dapat menimbulkan dampak terhadap apa yang

dimakan remaja. Remaja mulai dapat membeli makanan dan mempersiapkan

makanan untuk mereka sendiri dan biasanya remaja lebih suka makanan serba

instan yang berasal dari luar rumah.

(49)

D. Penelitian Terkait

Beberapa penelitian tentang pengaruh konsumsi kedelai terhadap kanker

payudara telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, salah satunya dilakukan

oleh Xiao Ou Shu, dkk (2009) dengan judul, “Soy Food Intake and Breast Cancer Survival”. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan dari konsumsi makanan

dari kedelai setelah di diagnosis kanker payudara dengan total kematian dan

kecenderungan untuk mengalami kekambuhan. Metode penelitian menggunakan

kohort dan jumlah sampel 5033 wanita usia 20-75 tahun yang di diagnosis mengalami

kanker payudara. Hasil penelitian menunjukkan, dengan mengonsumsi makanan dari

kedelai berhubungan dengan menurunnya risiko kematian dan kekambuhan kanker

payudara.

Penelitian lain dilakukan oleh Bruce J. Trock, dkk (2006) dengan judul “Meta

Analysis of Soy Intake and Breast Cancer Risk”. Peneliti menggunakan meta analisis dari 18 studi epidemiologi (12 case control dan 6 kohort) yang dipublikasikan dari

tahun 1978 sampai 2004 tentang paparan kedelai dan risiko kanker payudara. Hasil

dari penelitian ini mengatakan intake kedelai berhubungan dengan berkurangnya

risiko kanker payudara. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Messina dan Wu yang berjudul “Perspective on the soy-breast cancer relation” yang menegaskan perlunya intake kedelai dimulai dari sejak dini untuk memberikan

perlindungan maksimum.

(50)

E. Kerangka Teori

Bagan 2.1. Kerangka Teori menurut Prince dan Sylvia (2000),

Worthington dan Robert (2000). Pengetahuan

tentang kanker payudara

Kanker

Payudara

Pencegahan :

- Primer

- Sekunder

- Tersier

Faktor

Pemilihan

makanan

Faktor Kimia

Faktor Genetik

Faktor Fisik

Faktor

Hormonal

Virus

(51)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka konsep

Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan pustaka, maka peneliti

membuat kerangka konsep untuk memudahkan mengidentifikasi konsep-konsep

sesuai penelitian sehingga dapat dimengerti dan dalam mengembangkan konsep dan

teori menjadi sebuah kerangka kerja. Di bawah ini dijelaskan mengenai kerangka

konsep yang akan dilakukan peneliti di SMA Negeri 2 Tangerang.

Gambar 3.1. Kerangka konsep dengan judul gambaran pengetahuan tentang kanker

payudara dan pola konsumsi isoflavon dari produk olahan kedelai pada siswi SMA

Negeri 2 Tangerang.

Keterangan : garis putus-putus tidak meneliti hubungan

Berdasarkan bagan diatas, peneliti hanya ingin mengetahui variabel

pengetahuan tentang kanker payudara dan pola konsumsi isoflavon dari produk

olahan kedelai.

Pengetahuan tentang kanker payudara dan pencegahannya

33

(52)

B. Definisi Operasional

Tabel 3.2 Definisi Operasional No Variabel Definisi

Operasional

(53)
(54)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan kuantitatif dengan desain deskriptif. Penelitian

deskriptif merupakan penelitian yang di dalamnya tidak ada analisis hubungan

antar variabel, tidak ada variabel bebas dan terikat, bersifat umum yang

membutuhkan jawaban dimana, kapan, berapa banyak, siapa dan analisis statistik

yang digunakan adalah deskriptif (Hidayat, 2008). Penelitian ini dilakukan dengan

mengumpulkan data melalui pertanyaan terstruktur atau kuisioner penelitian.

Tujuan penelitian deskriptif ini adalah untuk memperoleh informasi tentang

gambaran pengetahuan tentang kanker payudara dan pola konsumsi makanan

olahan kedelai pada siswi SMA Negeri 2 Tangerang.

B. Lokasi dan waktu penelitian

1. Lokasi

Lokasi penelitian dilakukan di SMAN 2 Tangerang karena sekolah tersebut

merupakan sekolah favorit di kota Tangerang dimana siswa siswinya berasal dari

tingkat ekonomi yang beragam.

2. Waktu

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2011.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu yang

akan di teliti (Hidayat, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi

kelas X, XI dan XII SMAN 2 Tangerang. Pengambilan data dilakukan pada

(55)

tanggal 5 Agustus 2011 dan hasil yang diperoleh berjumlah 282 siswi dengan

rincian sebagai berikut :

a. Jumlah siswi kelas X adalah 102 siswi

b. Jumlah siswi kelas XI adalah 94 siswi

c. Jumlah siswi kelas XII adalah 86 siswi

2. Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah

dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam pemilihan sampel, peneliti

membuat kriteria bagi sampel yang diambil. Adapun kriteria inklusinya adalah:

a. Siswi kelas X, XI, dan XII SMAN 2 Tangerang

b. Bersedia menjadi responden

Pemilihan sampel pada penelitian ini berkaitan dengan penerapan distribusi

normal untuk variabel tunggal (Univariat). Sample penelitian diambil

dengan menggunakan rumus Estimasi Proporsi sebagai berikut:

Keterangan

N= Jumlah total populasi

n = Jumlah total sample

P = Proporsi untuk sifat tertentu yang diperkirakan terjadi

pada populasi= 50% = 0,5

q = 1-p = 100% - p = 0,5

(56)

d = Presisi = 5% = 0,05

= 5%

Z1- /2 = Confident interval = 95% = 1,96 (tabel kurva

normal)

Maka hasil yang diperoleh adalah :

n = 162.86 163 sampel

Dari hasil perhitungan di atas maka jumlah sampel yang dibutuhkan

sebanyak 163 orang. Untuk mengantisipasi kemungkinan jawaban

responden yang tidak valid dibutuhkan sebanyak 163 orang ditambah 10%

dari 163

n2 = n1 +10% . n1

= 163 +10% . 163 = 179.3 179 siswi

Jadi, pada penelitian ini jumlah responden adalah 179 siswi.

3. Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilam sampel dilakukan dengan metode simple random sampling yaitu proses pengambilan sampel dilakukan dengan

(57)

menjadi anggota sampel yang dilakukan secara random atau acak (Hidayat,

2008). Peneliti ingin mengambil sampel 179 siswi dari populasi sebanyak

282 siswi. Peneliti membuat daftar siswi lalu melakukan lotere terhadap 282

siswi dan mengambil sebanyak 179 siswi untuk dijadikan sampel.

D. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini, alat pengumpulan data yang akan digunakan berupa

pertanyaan dalam angket yang dibuat oleh peneliti dengan mengacu pada landasan

teori. Angket adalah pemeriksaan terhadap sesuatu yang menjadi kepentingan umum,

biasanya dilakukan dengan surat pertanyaan (Depdiknas, 2008).

Angket yang digunakan dalam bentuk pertanyaan yang terdiri dari tiga bagian.

Bagian pertama tentang identitas responden. Bagian kedua tentang pengetahuan

remaja putri tentang kanker payudara dan pencegahannya yang berisi 18 pernyataan

pilihan berbentuk check list. Responden hanya menandai jawaban yang menurutnya sesuai dan tepat. Bagian ketiga berisi tentang pola konsumsi makanan olahan kedelai

yang diukur menggunakan lembar food frequency untuk mengetahui frekuensi konsumsi makanan olahan kedelai dan jumlahnya.

E. Proses pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan di SMAN 2 Tangerang dengan proses sebagai

berikut :

a. Setelah proposal mendapat persetujuan dari pembimbing akademik

dilanjutkan dengan membuat surat permohonan dari PSIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang ditujukkan kepada Kepala sekolah SMA Negeri 2

Tangerang

(58)

b. Setelah itu peneliti melakukan penseleksian calon responden dengan teknik

simple random sampling.

c. Peneliti menjelaskan ke responden tentang cara pengisian kuesioner.

d. Memberikan waktu kepada responden untuk mengisi kuesioner dan

memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya jika masih ada

yang belum jelas.

e. Setelah seluruh pertanyaan dalam kuesioner dijawab, kemudian peneliti

mengumpulkan dan memeriksa kembali kelengkapan data.

f. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada responden atas partisipasinya.

F. Teknik uji instrument penelitian

Suatu instrument penelitian sebelum digunakan perlu diuji terlebih dahulu

agar data yang diperoleh valid dan reliable. Instrument yang digunakan pada

penelitian ini adalah kuesioner maka kuesioner tersebut perlu diuji validitas dan

reliabilitasnya. Uji validitas dan reliabilitas akan dilaksanakan bulan Juni 2011 di

SMAN 2 Tangerang dengan jumlah responden 30 orang yang bukan merupakan

sampel penelitian.

a. Uji validitas

Suatu instrument dikatakan valid jika instrumen tersebut mampu

mengukur apa yang seharusnya diukur menurut situasi dan kondisi tertentu

atau dapat dijadikan alat untuk mengukur apa yang akan diukur. Uji validitas

dapat menggunakan rumus Pearson Product Moment dan dicari reliabilitas

dengan menggunakan metode Alpha Cronbach.

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-

(59)

pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan

diukur oleh kuesioner tersebut. Dalam hal ini digunakan beberapa item

pertanyaan yang dapat secara tepat mengungkapkan variabel yang diukur

tersebut (Hidayat, 2008). Uji validitas menggunakan rumus Pearson Product

Moment, yaitu:

rhitung

!" # # $% " &$ & $%

Keterangan :

rhitung = koefisien korelasi

n = jumlah responden

Σ

Xi = jumlah skor item

Σ

Yi = jumlah skor total (item)

Untuk mengetahui suatu kevalidan yaitu dengan membandingkan r hitung

dengan r tabel, dengan keputusan uji yaitu variabel dikatakan valid jika r

hitung > r tabel, sedangkan dikatakan tidak valid jika r hitung < r tabel.

b. Reliabilitas

Reliabilitas instrumen adalah tingkat konsistensi hasil yang dicapai

oleh sebuah alat ukur, meskipun digunakan secara berulang-ulang pada subjek

yang sama atau berbeda. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh

mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan

(Notoatmodjo, 2007).

Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

Alpha Crombach ( ), dalam uji reliabilitas r hasil adalah alpha. Suatu instrument dikatakan reliable jika r alpha > r tabel. Jumlah responden dalam

Gambar

gambaran pola konsumsi isoflavon dari produk olahan kedelai pada siswi di SMA
Tabel 2.1 strategi pencegahan kanker payudara
Tabel 2.2 kandungan isoflavon yang terdapat di dalam berbagai makanan olahan
gambaran jumlah, jenis, dan frekuensi bahan makanan yang dikonsumsi seseorang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pusat informasi beasiswa terbaru untuk siswa Indonesia dari dalam dan luar negeri meliputi beasiswa s1, s2, s3, non gelar. Berikut adalah daftar nama calon penerima Beasiswa

Budaya organisasi memiliki pengaruh tidak langsung positif yang signifikan terhadap kepuasan kerja melalui motivasi kerja dengan nilai koefisien jalur 0,195 dan

Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yangb. mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan

Kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan rakyat dan menjadi unsur yang sangat penting untuk memberikan sinyal kepada masyarakat untuk semakin meningkatkan

Penerapan strategi layanan : memerlukan struktur kelembagaan yang efisien, SDM yang berkualitas serta perangkat kerja memadai, termasuk teknologi.. Dimensi Layanan Transportasi

4 Menyelenggarakan reaktualisasi dan rekayasa sosial nilai budaya serta tata lingkungan budaya Terselenggaranya reaktualisasi dan rekayasa sosial nilai budaya serta tata

The •rmier hopes this suggested course design and materials of English for Telemarketing cou:d bs use!ui both for teachers and students who are interested ;n tne

Alamat : Jimbunglor Jimbung Kalikotes Klaten NPWP : 02.513.734.0-525.000.