• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh penggunaan celebrity endorser, media iklan televisi dan pesan iklan televisi terhadap efektifitas iklan serta dampaknya dalam menumbuhkan brand awareness pada program periklanan produk indosat IM3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh penggunaan celebrity endorser, media iklan televisi dan pesan iklan televisi terhadap efektifitas iklan serta dampaknya dalam menumbuhkan brand awareness pada program periklanan produk indosat IM3"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN CELEBRITY ENDORSER, MEDIA IKLAN TELEVISI DAN PESAN IKLAN TELEVISI TERHADAP EFEKTIFITAS

IKLAN SERTA DAMPAKNYA DALAM MENUMBUHKAN BRAND AWARENESS PADA PROGRAM PERIKLANAN PRODUK

INDOSAT IM3

(Studi pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Jakarta)

Oleh : Rio Setiawan NIM: 107081003328

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS DIRI

Nama : Rio Setiawan

Tempat / Tanggal Lahir : Pemalang, 07 Mei 1989 Tinggi/Berat : 170 cm / 50 Kg

Agama : Islam

Alamat Asal : Kp. Karang anyar No.2 Rt.03 Rw.04 Ds.Mendelem, Kec. Belik, Kab. Pemalang, JATENG (52356).

Telp / Hp : 0857-1034-9260

E-mail : setiawan_rio07@yahoo.com

PENDIDIKAN FORMAL

2007-2011 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2003-2006 : SMA N 1 Belik, Pemalang 2000-2003 : SMP N 1 Belik, Pemalang 1994-2000 : SDN 02 Mendelem, Belik

PENDIDIKAN NON FORMAL

1. Peserta Seminar Nasional economic Islam in crisis globalization

2. Peserta Seminar Nasional dan kuliah umum Bisnis Bersih Bersama KPK 3. Peserta Seminar Nasional Insurance Goes To Campus

4. Peserta Seminar Bisnis Syariah Dari Nol

5. Peserta Seminar Ekonomi Syariah Sebagai Solusi Krisis Global 6. Peserta Seminar Web Enterpreneurship

(7)

PENGALAMAN ORGANISASI

1. OSIS SMAN 1 BELIK 2003 – 2006

2. IPSI SMAN 1 BELIK 2003 – 2006

3. Ikatan Mahasiswa dan Pelajar Pemalang Jakarta 2007– 2011 4. Anggota LISHAM ( Lingkar Studi Hukum dan

Advokasi Masyarakat 2008 – 2010

5. Karang Taruna desa Mendelem 2007 – 2011

(8)

ABSTRACTS

The purpose of this research is to know the influence of celebrity endorser, television advertising media and televisison massage media to advertisisng effectiveness and its impact to increase brand awareness.

From the result of this research showed that celebrity endorser, televisison advertising media and television massage media, simultaneously influenceth e advertising effectiveness and variables celebrity endorser, television advertising media, television massage media and advertisisng effectiveness also simultaneously influence brand awareness. But partially showed that variables celebrity endorser, television advertising media and televisison massage media influence advertisisng effectiveness and advertisisng effectiveness also influence brand awareness. The using of the celebrity endorser, television advertising media and television massage media don’t have significant influence to brand awareness.

(9)

ABSTRAKS

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan celebrity endorser, media iklan televisi dan pesan iklan televisi terhadap efektifitas iklan serta dampaknya dalam menumbuhkan brand awareness.

Hasil penelitian ini secara simultan menunjukan bahwa celebrity endorser, media iklan televisi dan pesan iklan televisi berpengaruh terhadap efektifitas iklan. Penggunaan celebrity endorser, media iklan televisi, pesan iklan televisi berpengaruh terhadap brand awareness. Sedangkan secara parsial menunjukan bahwa celebrity endorser, media iklan televisi dan pesan iklan televisi berpengaruh terhadap efektifitas iklan. Efektifitas iklan berpengaruh terhadap brand awareness. Penggunaan celebrity endorser, media iklan televisi dan pesan iklan televisi tidak berpengaruh terhadap brand awareness.

(10)

DAFTAR ISI

Cover Cover Dalam

Lembar Pengesahan skripsi

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif

Lembar pernyataan Keaslian skripsi i

Daftar Riwayat Hidup ii

Abstract iii

Abstrak v

Daftar Isi vi

Kata Pengantar viii

Daftar Tabel xi

Daftar Gambar xiii

Daftar Lampiran xiv

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Perumusan Masalah 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 6

BAB II TINJAUAN TEORI 8

A. Landasan Teori 8

1. Manajemen Pemasaran 8

2. Efektifitas iklan 11

3. Celebrity Endorser 15

4. Media Iklan Televisi 19

5. Pesan Iklan Telvisi 22

6. Brand Awareness 26

(11)

C. Kerangka Pemikiran 32

D. Hipotesis 32

BAB III METODE PENELITIAN 35

A. Ruang Lingkup Penelitian 35

B. Metode Penentuan sampel 35

C. Metode Pengumpulan Data 40

D. Metode Analisis 41

E. Operasional Variabel Penelitian 42

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 47

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 47

1. Sejarah singkat perusahaan 47

2. Visi misi perusahaan 48

B. Uji Kualitas Data 50

C. Penemuan dan Pembahasan 52

D. Hasil Analisis 69

1. Analisis struktural I 69

2. Analisis struktural II 78

3. Analisis korelasi 90

4. Penghitungan pengaruh 96

5. Model persamaan jalur II 99

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI 100

A. Kesimpulan 100

B. Implikasi 102

(12)

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim.,

Maha Besar Allah SWT., terpanjat puji dan syukur atas anugerah yang Allah berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhirnya ini dengan segala kekurangan dan kelebihannya.

Penulis percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan ijin dan ketetapan Allah SWT., namun penyusunan skripsi ini tidak lepas dari orang-orang di sekitar penulis yang begitu banyak memberi bantuan serta dukungan pada penulis. Untuk itulah, dengan selesainya penulisan skripsi ini sebagai prasyarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, ijinkan penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Ayah dan Ibu penulis yang tercinta, Marno Setiawan dan Siti Maryam, motivator utama penulisan skripsi ini. Terima kasih atas semua cinta yang mengalir, dukungan yang mengalun di setiap langkah penulis, serta doa yang tidak putus-putusnya terucap.

2. Dr. Yahya Hamja, MM selaku Dosen Pembimbing Utama atas ilmu-ilmu yang telah diwariskan kepada penulis dan bimbingannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Suhendra, S.Ag., MM selaku Dosen Pembimbing kedua atas ilmu-ilmu yang telah diwariskan kepada penulis dan bimbingannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta.

5. Leis Suzanawati, SE, M.Si serta Bapak dan Ibu dosen pengajar Fakultas Ekonomi UIN Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan. 6. Kakak dan adik-adik serta keponakan penulis yang membuat kehidupan

(13)

7. Seluruh keluarga penulis tercinta. Terima kasih untuk doa dan motivasi yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah sampai akhir.

8. Sahabat-sahabat Manajemen D angkatan 2007 (Addien, Haikal, Andri, Ivan, Dedy, Deri, Arul, Qodar, Latif, Robby, Susan, Pipit, Nadia, Rima, Ika, Lia, Dewi, Isty, Vita) atas kebersamaan dan kenangan-kenangan indah yang pernah diukir bersama dan Ingat sahabat-sahabatku, janganlah kita melupakan persahabatan ini, semua yang telah kita lakukan takkan pernah bisa aku lupakan. Kalianlah sahabat terbaikku yang selalu membantuku. 9. Teman-teman Manajemen pemasaran B angkatan 2007 atas kebersamaan

dan kenangan-kenangan indah yang pernah diukir bersama.

10. Teman-teman Manajemen, Akuntansi, dan IESP angkatan 2007 yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas kenangan indah selama di Fakultas Ekonomi UIN Jakarta.

11. Teman-teman IMPPJ (Ikatan Mahasiswa Pelajar Pemalang Jakarta) atas semangat dan dorongan kepada penulis.

12. Para staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta; staf administrasi, keuangan dan perpustakaan.

13. Terima kasih untuk Tuty Alawiyah yang telah membantu pengolahan data serta motivasinya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

14. Fauzan, Lingga, Agus, Ichank, Risthy, Yana, Aztyara, Deta, Khoerunnisa, Arini dan Eva terima kasih atas persahabatan yang indah selama ini, semoga selalu terjaga.

15. Teman-teman sekostan (Wahyudi, Rusdi, Hadi, Ipan, Kamil, Karma dkk) yang selama ini selalu berbagi dalam keadaan senang maupun sedih.

16. Seluruh responden Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta yang telah bersedia meluangkan waktu sejenak untuk menjawab kuesioner penelitian.

(14)

18. Terakhir, terima kasih untuk Diah Setyowati atas dorongan dan motivasinya yang diberikan dikala penulis merasa jenuh dan kurang bersemangat, Saat kau jauh, selalu saja ada rindu untukmu....

Tentunya segala kebaikan tersebut tidak dapat penulis balas dengan balasan melebihi balasan daripada Allah SWT yang selalu memberikan kita jalan yang terbaik.

Akhir kata, besar harapan penulis, skripsi ini dapat bermanfaat sekaligus membuka wawasan lebih luas lagi mengenai efektifitas iklan dalam dunia periklanan bagi para pembacanya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, 6 Juni 2011

(15)

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Hal

1.1 Daftar operator telekomunikasi 3

2.1 Analisis pengaruh pemodelan dan pengulangan pesan iklan televisi terhadap pembelajaran konsumen 29 2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas iklan dalam

menumbuhkan brand awareness 30

2.3 Analisis perbandingan penggunaan celebrity endorser dan typical person endorser iklan televisi dan hubungannya

dengan brand imageproduk 31

3.1 Variabel dan indikator penilaian 38

4.1 Uji validitas 51

4.2 Reability statistics 52

4.3 Data statistik responden 53

4.4 Hasil jawaban responden 54

4.5 Celebrity endorserdipercaya 55

4.6 Celebrity endorser sesuai dengan konsumen yang dituju 55

4.7 Daya tarik celebrity endorser 56

4.8 Kecocokan celebrity endorserdengan merek 56

4.9 Keahlian celebrity endorser 57

4.10 Kualitas siaran 58

4.11 Popularitas media 58

4.12 Frekuensi penayangan iklan 59

(16)

4.15 Menarik minat 61

4.16 Membangkitan keinginan 61

4.17 Pengambilan keputusan 62

4.18 Menyebabkan tindakan 62

4.19 Merek dikenal 63

4.20 Iklan diingat 64

4.21 Pesan iklan dipahami 64

4.22 Memahami keungguan 65

4.23 Memiliki kepercayaan 65

4.24 Meyakini produk lebih baik 66

4.25 Kemampuan mengenali merek 67

4.26 Ciri khas yang membuatnya berbeda 67

4.27 Kemampuan mengingat merek dalam level top of mind 68

4.28 Model summary (struktural 1) 70

4.29 Anova (struktural 1) 71

4.30 Coefficient(struktural 1) 72

4.31 Model summary(struktural 2) 78

4.32 Anova (struktural 2) 79

4.33 Coefficient(struktural 2) 80

(17)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Hal

2.1 Piramida brand awareness 26

2.2 Kerangka pemikiran 32

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Hal

1 Uji validitas dan reabilitas 108

2 Kuesioner penelitian 111

3 Hasil pengolahan data SPSS 116

4 Rekapitulasi jawaban responden 119

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini, konsumen semakin selektif di dalam pemilihan produk

untuk digunakan atau dikonsumsi. Hal ini disebabkan oleh perkembangan

arus informasi yang sangat cepat ditunjang dengan keberadaan teknologi

membuat konsumen dapat menyerap informasi serta pengetahuan tentang

keberadaan suatu produk dengan cepat. Dengan keadaan seperti ini,

perusahaan harus tanggap dengan keinginan konsumen, perusahaan harus

dapat mengkomunikasikan produknya secara tepat, perusahaan perlu

memberikan informasi tentang produknya dengan baik kepada konsumen

sehingga konsumen akan memberikan tanggapan yang positif terhadap

produk. Strategi pemasaran yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan

melakukan bauran promosi yang mampu memberikan informasi kepada

konsumen yaitu iklan (Wiwik: 2006).

Iklan merupakan salah satu alat bauran promosi yang digunakan sebagai

alat pengantar pesan untuk membentuk sikap konsumen. Agar penyampaian

pesan dapat diterima oleh konsumen dengan baik maka dibutuhkan media

yang tepat. Berkembangnya media informasi di Indonesia menyebabkan

banyaknya iklan yang membanjiri media. Perusahaan harus memiliki cara

kreatif dalam beriklan agar dapat menarik perhatian konsumen dan

menciptakan preferensi terhadap merek. Salah satu cara kreatif dalam

(20)

Sosok endorser dapat berasal dari kalangan selebriti dan orang biasa /

non-selebriti. Endorser sebagai opinion leader yang menyampaikan pesan

hingga sampai ke konsumen mengenai merek produk. Perusahaan harus

memilih endorser yang cocok dan untuk menyampaikan pesan iklan yang

diinginkan kepada target audience, sehingga pesan tersebut sampai kepada

konsumen yang dapat membentuk opini, dan mereka akan meneruskan opini

tersebut sesuai persepsi masing-masing, dengan demikian diharapkan akan

bertambahnya kesadaran terhadap produk.

Salah satu komunikasi pemasaran yang sering digunakan adalah iklan

(advertising). Iklan merupakan salah satu instrument pemasaran modern yang

aktivitasnya didasarkan pada konsep komunikasi karenanya maka

keberhasilannya dalam mendukung program pemasaran merupakan

pencerminan dan keberhasilan komunikasi. Agar komunikasi efektif dan

mencapai sasaran, terdapat tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu pengaruh

iklan terhadap perubahan perilaku, proses komunikasi dan pengambilan

keputusan. Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi yang salah

satunya munculnya berbagai media yang dapat digunakan untuk memasang

iklan ( Lee & Johnson, 2007: 10 ).

Televisi merupakan media yang banyak diminati oleh pemasang iklan

untuk memasang iklannya, disamping jangkauannya yang luas juga dapat

menampilkan berbagai daya tarik sehingga jangkauannya luas. Televisi

dianggap penting karena televisi merupakan medium tempat berkumpulnya

(21)

visual sekaligus membuat televisi sangat efektif menyampaikan pesan –

pesan kepada masyarakat konsumen dalam bahasa yang ringan dan sederhana

( Kasali, 1999: 500 ). Penggunaan daya tarik pada iklan di televisi juga

dilakukan oleh PT. INDOSAT Tbk, sebuah perusahaan yang bergerak

dibidang industri komunikasi untuk salah satu produknya dengan

menggunakan endoser sebagai upaya untuk menarik konsumen.

Tabel 1.1

Daftar Operator Telekomunikasi

OPERATOR TEKNOLOGI

GSM CDMA

Telkomsel Hallo

Simpati AS

Indosat IM3

Mentari Starone

XL Exsplor

Bebas Jempol

Telkom Flexy Classy

Trendy

Mobile 8 FREN

HEPI

Hutchinson Three (3)

AXIS AXIS

Bakrie telecom Esia

Sinar mas telecommunication Smart

Sumber: Data primer yang diolah dari berbagai sumber

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa Indosat memiliki 8 perusahaan

(22)

dimana 5 diantaranya merupakan kompetitor langsung yang sama-sama

bergerak di penyedia jasa telekomunikasi berbasis teknologi GSM. Dengan

banyaknya kompetitor yang harus dihadapi oleh Indosat, Indosat harus

bergerak agresif untuk meningkatkan market share.

Di Indonesia, persaingan pasar produk operator seluler cukup marak.

Seiring dengan semakin meningkatnya komunikasi masyarakat Indonesia

akan kebutuhan akan komunikasi mereka, pasar produk operator seluler

setiap tahunnya mengalami growth yang cukup bagus. IM3 dan Mentari

merupakan produk operator seluler dari Indosat merupakan salah satu merek

yang bersaing di dalam pasar komunikasi seluler yang terpercaya, dan

eksistensinya sudah cukup mapan di Indonesia.

Banyaknya merek yang bermain di dalam pasar produk komunikasi

seluler, serta promosi dan iklan merek produk yang mengklaim bahwa

produknya dapat lebih murah baik dalam tarif mengirim pesan, telepon

ataupun untuk layanan internet membuat persaingan pasar semakin seru.

Melihat persaingan yang ketat di pasaran, Indosat dengan IM3 dan Mentari

yang mengangkat MU24H itu IM3 untuk produk IM3 dan obral obrol untuk

mentari dalam iklannya, agar konsumen mempersepsi bahwa produk ilmiah

dan maju, belakangan indosat mengarah kepada iklan yang lebih bersifat

emosional.

Program terbaru yang dihadirkan Indosat antara lain MU24H itu IM3,

IM3 Micro Sim Card, Mentari 50, BlackBerry On Demand Irit, i-klan Store

(23)

retensi yaitu Senyum Setia Indosat.Untuk mengkomunikasikan produk

terbarunya Indosat meluncurkan versi Senyum Setia Indosat untuk operator

seluler IM3 dan Mentari di media yaitu dengan menggunakan celebrity

endorser. Versi iklan MU24H itu IM3 dengan menggunakan celebrity

endorser yaitu Nikita Willy yang memnggambarkan tentang keuntungan

produk Indosat yang apabila dipakai semakin banyak keuntungannya baik itu

bonus maupun tarifnya dalam sms, telepon maupun layanan internet.

Sehingga dari latar belakang yang telah disampaikan diatas, penulis

tertarik untuk meneliti masalah tersebut dalam bentuk skripsi dengan berjudul

“PENGARUH PENGGUNAAN CELEBRITY ENDORSER, MEDIA

IKLAN TELEVISI DAN PESAN IKLAN TELEVISI TERHADAP

EFEKTIFITAS IKLAN SERTA DAMPAKNYA DALAM

MENUMBUHKAN BRAND AWARENESS PADA PROGRAM

PERIKLANAN PRODUK IM3”(Studi pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi

dan Bisnis, UIN Jakarta).

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang persoalan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa masalah dalam penelitian ini ialah:

a. Bagaimana pengaruh variabel celebrity endorser, media iklan telvisi,

dan pesan iklan televisi terhadap efektifitas iklan secara parsial dan

(24)

b. Bagaimana pengaruh variabel celebrity endorser, media iklan televisi,

dan pesan iklan televisi terhadap variabel efektifitas iklan secara

gabungan / simultan?

c. Bagaimana pengaruh variabel celebrity endorser, media iklan televisi,

pesan iklan televisi dan efektifitas iklan terhadap variabel brand

awareness?

d. Bagaimana pengaruh variabel celebrity endorser, media iklan televisi,

pesan iklan televisi terhadap variabel brand awarness melalui variabel

efektifitas iklan?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

a. Menganalisis pengaruh variabel celebrity endorser, media iklan

televisi, dan pesan iklan televisi terhadap efektifitas iklan secara

parsial dan variabel mana yang pengaruhnya paling besar.

b. Menganalisis pengaruh variabel celebrity endorser, media iklan

televisi, dan pesan iklan televisi terhadap variabel efektifitas iklan

secara gabungan.

c. Menganalisis pengaruh variabel celebrity endorser, media iklan

televisi, pesan iklan televisi dan efektifitas iklan terhadap variabel

brand awareness.

d. Menganalisis pengaruh variabel celebrity endorser, media iklan

televisi, pesan iklan televisi terhadap variabel brand awareness

(25)

2. Manfaat penelitian

Dengan melakukan penelitian ini diharapkan akan memberikan

manfaat dan kegunaan sebagai berikut:

a. Bagi akademisi, penelitian diharapkan dapat menyajikan informasi

mengenai faktor - faktor yang mempengaruhi informasi yang

diperoleh konsumen hingga menimbulkan brand awareness di benak

konsumen.

b. Bagi peneliti, memberikan kontribusi terhadap pengembangan

literatur penelitian efektifitas iklan terhadap merek yang diiklankan.

c. Bagi praktisi, penelitian diharapkan berguna untuk menambah

pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas

iklan dalam kegiatan pemasaran sebagai wacana dalam menentukan

strategi periklanan produk.

d. Bagi masyarakat, dapat memberikan informasi mengenai

penggunaan selebriti, periklanan di televisi, dan pesan iklan televisi

yang dapat mempengaruhi informasi yang di peroleh konsumen /

(26)

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Manajemen pemasaran

Komunikasi pemasaran merupakan suatu dialog yang

berkesinambungan antara pembeli dan penjual dalam suatu segmen

pasar. (Kotler 1989:40-46) menjelaskan bahwa komunikasi pemasaran

merupakan proses pengolahan, produksi, dan penyampaian pesan – pesan

melalui satu atau lebih saluran kepada kelompok khalayak sasaran, yang

dilakukan secara berkesinambungan dan bersifat dua arah dengan tujuan

menunjang efektivitas dan efisiensi pemasaran suatu produk. Proses ini

bersinambungan, mulai dari tahap perencanan (desain) produk, distribusi,

sampai ke kegiatan promosi (melalui iklan, pemasaran langsung, dan

special event) dan tahap pembeli dan pengguna di kalangan konsumen.

Komunikasi pemasaran melalui kegiatan promosi periklanan

merupakan salah satu strategi dalam memperkenalkan atau menjelaskan

produk yang di pasarkan. Strategi sering dipergunakan dalam membidik

pasar sasaran adalah adanya pengelompokan pasar/segmen sebagai

wilayah calon pembeli/pemakai. Pemilihan kelompok pasar yang spesifik

akan lebih mudah mengkomunikasikan produk melalui media periklanan.

Ciri atau karakter pada sekelompok segmen pasar merupakan data untuk

(27)

Segmen pasar menjadi acuan dan tujuan utama dari produk yang

ditawarkan melalui periklanan. Oleh karena itu dalam merancang desain

periklanan harus memahami dan mengenal apa yang terjadi di pasar

sebagai tempat pelemparan produk. Menurut Philip Kotler

(1990:164-174), segmentasi pasar adalah memilah – milahkan suatu pasar yang luas

ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan faktor geografi, demografi,

psikologi, dan behavioristik.

Akhir-akhir ini semakin banyak perusahaan yang menerapkan

komunikasi pemasaran terpadu (Integrated Marketing Communication)

sebagai strategi pemasaran produknya. Perusahaan sudah tidak hanya

mengandalkan program periklanan above the line sebagai sarana

promosi. Sekarang para produsen sudah semakin mendekatkan diri pada

konsumen dalam menyampaikan pesan (iklan) mereka dan berharap

dengan cara ini brand mereka tertanam lekat dalam hati konsumen.

Para perusahaan kini semakin membuka mata dalam melihat

pentingnya koordinasi berbagai elemen promosi dan aktivitas marketing

untuk berkomunikasi dengan konsumen. IMC bergerak menyentuh hati

konsumen dengan berbagai cara antara lain: event, pameran, dan lainnya.

IMC melibatkan semua pihak yang berkaitan dalam suatu brand untuk

melakukan kontrol penyampaian pesan hingga terjadinya dialog dengan

konsumen. IMC memiliki ciri mempengaruhi perilaku konsumen,

melakukan kontak, menciptakan sinergi hingga menjalin hubungan. Hal

(28)

komunikasi antara produsen dan konsumen (Belch & Belch, 2001:

10-15).

Media penyampai pesan memegang peranan penting dalam proses

komunikasi. Tanpa media, pesan tidak akan sampai pada kelompok

audiens yang diinginkan. Oleh karena itu, pemilihan media yang tepat

akan sangat menentukan apakah pesan yang ingin disampaikan pada

kelompok sasaran akan sampai atau tidak. Media periklanan meliputi

segenap perangkat yang dapat memuat atau membawa pesan – pesan

penjualan kepada para calon pembeli.

Pemilihan media yang tepat untuk berkampanye iklan dalam rangka

membuat pelanggan menjadi tahu, paham, menentukan sikap, hingga

melakukan pembelian adalah suatu langkah penting dalam kegiatan

kampanye periklanan (Lee, 2007: 225).

Dalam beriklan, komunikator (produsen) dapat memilih satu

maupun kedua media untuk menyampaikan pesan yang ingin mereka

sampaikan. Media-media tersebut ialah media lini atas (above the line)

maupun media lini bawah (below the line). Media lini atas (above the

line) ialah periklanan yang menggunakan media primer seperti media

elektronik maupun media cetak. Penggunaan media lini atas memiliki

kelebihan dalam menjangkau jumlah audience yang besar, namun hal ini

juga membuat biaya yang harus dikeluarkan sebuah perusahaan untuk

beriklan bertambah. Sedangkan media lainnya ialah media lini bawah

(29)

untuk mengiklankan produk. Meskipun dianggap menjadi media minor,

namun beriklan pada media lini bawah juga memiliki peranan penting

dalam suatu kampanye periklanan. Hal ini disebabkan karena media lini

bawah dalam hal – hal tertentu bisa menjadi lebih efektif, tergantung

bentuk iklan dan kampanye yang hendak dilakukan oleh pengiklan.

2. Efektifitas iklan

Kata iklan (advertising) berasal dari bahasa Yunani yang artinya

kurang lebih adalah ‘menggiring orang pada gagasan’. Adapun

pengertian iklan secara komprehensif adalah “semua bentuk aktifitas

untuk menghadirkan dan mempromosikan ide, barang, atau jasa secara

nonpersonal yang dibayar oleh sponsor tertentu” (Durianto, 2003).

Sedangkan, Wells, Burnett dan Moriarty (1998 dalam Sutisna, 2003),

mendefinisikan iklan sebagai berikut : “Advertising is paid nonpersonal

communication from an identified sponsor using mass media to persuade

or influence an audience”. Sehingga menurut penulis, yang dimaksud

dengan iklan ialah kegiatan yang digunakan seseorang atau sekelompok

orang untuk mempengaruhi atau mengarahkan pikiran orang lain pada

suatu tujuan tertentu dengan menggunakan media tertentu.

Menurut Sutisna (2003), “terdapat tiga tujuan utama dari

periklanan, yaitu menginformasikan, membujuk, serta mengingatkan”.

Pertama, iklan yang bertujuan untuk menginformasikan berarti pengiklan

harus dapat menyampaikan informasi – informasi penting mengenai

(30)

hal yang hendak disampaikan oleh pengiklan dalam isi pesan iklan

tersebut. Kedua, iklan yang bersifat membujuk biasanya dipakai oleh

perusahaan – perusahaan dengan tingkat persaingan yang tinggi. Iklan

yang bersifat membujuk ini akan berusaha meyakinkan konsumen bahwa

merek yang mereka iklankan ialah pilihan yang tepat. Para produsen

akan berusaha membuat brand image mereka sebaik mungkin sehingga

merek mereka menjadi top of mind dibenak konsumen yang dapat

memepengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan pembelian.

Terakhir ialah tujuan iklan yaitu untuk mengingatkan konsumen.

Biasanya iklan seperti ini dipakai oleh para produsen yang telah mapan.

Para produsen ini biasanya telah memiliki konsumen yang loyal atau

telah memiliki kelompok konsumen tertentu. Para produsen hanya

mengingatkan konsumen mengenai brand atau merek mereka sehingga

para konsumen tidak terbujuk oleh pesan iklan produk lain.

Beberapa pakar periklanan berpendapat bahwa agar sebuah

kampanye periklanan menjadi efektif, iklan harus mengandung gagasan

besar yang menarik perhatian konsumen, mendapatkan reaksi, serta

memisahkan produk dan jasa yang diiklankan produk lain dalam

persaingan (Lee, 2007). Shimp (2000) menyatakan bahwa investasi

besar-besaran dalam periklanan menunjukkan bahwa banyak perusahaan

yang memiliki keyakinan akan efektifitas iklan. Secara umum, periklanan

(31)

yang penting bagi perusahaan bisnis dan organisasi lainnya, menurut Lee

( 2007: 10 ) dimana fungsi-fungsi tersebut antara lain:

a. Memberi informasi (informing), yakni membuat konsumen sadar

akan merek-merek baru, mendidik mereka tentang berbagai fitur

dan manfaat merek, serta memfasilitasi penciptaan citra merek

yang positif.

b. Membujuk (persuading), yang berarti iklan yang efektif akan

mampu membujuk pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang

diiklankan.

c. Mengingatkan (reminding), dimana iklan berfungsi untuk menjaga

agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para konsumen.

d. Memberi nilai tambah (adding value). Periklanan memberi nilai

tambah pada konsumen dengan mempengaruhi persepsi konsumen.

Umumnya, pengiklan akan berusaha mengukur pengaruh

komunikasi dari suatu kesadaran, yaitu potensi pengaruhnya pada

kesadaran, pengetahuan, atau preferensi, juga pengaruhnya pada

penjualan. Perencanaan dan pengendalian periklanan yang baik sangat

tergantung pada ukuran efektifitas periklanan. Efektifitas iklan dapat

diukur dari (Kotler,2000):

a. Dampak komunikasi dari suatu iklan, yaitu potensi pengaruhnya

pada kesadaran (awareness), pengetahuan (knowledge), dan

(32)

b. Dampak terhadap penjualan, pengukuran ini lebih sulit diukur

daripada dampak komunikasi karena penjualan dipengaruhi oleh

banyak faktor selain iklan, seperti tampilan produk, harga,

ketersediaan, dan tindakan pesaing.

Untuk melakukan pendekatan kepada konsumen dan agar pesan

mudah diterima, perlu juga digunakan daya tarik (appeals). Daya tarik

yang digunakan dalam pesan iklan harus memiliki 3 karakteristik :

a. Meaningful, yaitu menunjukkan manfaat yang membuat konsumen

lebih menyukai atau lebih tertarik pada produk yang diiklankan.

b. Distinctive, yaitu memiliki daya tarik yang khas/berbeda dimana

iklan harus menyatakan apa yang membuat produk mereka lebih

baik dari produk-produk pesaing.

c. Believable, yakni dapat dipercaya. Yang ini tidaklah mudah karena

pada umumnya banyak konsumen yang meragukan kebenaran

iklan.

Menurut Lee (2007), efektivitas pemasaran dapat diukur dalam

lingkup pencapaian kepedulian, penyampaian pokok pikiran,

keterpengaruhan sikap, penciptaan tanggapan emosional, serta

kecenderungan pilihan pembelian. Namun menurut Schults &

Tannenbaum dalam Shimp (2000), efektifitas iklan dapat dilihat dari

pengenalan merek (brand recognition), iklan diingat, serta pesan iklan

(33)

iklan dipahami, maka iklan tersebut semakin efektif dalam

menyampaikan tujuannya.

3. Celebrity endorser ( Bintang Iklan )

Menurut Belch & Belch (2004, p. 3)

“ A celebrity endorser has been defined as “an individual who

enjoys public recognition and on behalf of a consumer good by appering

with in advertisemen. Celebrities include movie and television stars,

sport stars, politicians, businesspersons, artists and persons from the

military.”

Artinya bahwa selebriti endorser didefinisikan sebagai figure

seorang tokoh yang dikenal baik oleh public dan memperagakan sebagai

konsumen dalam iklan. Termasuk kelompok selebriti ini bintang televisi

maupun bintang film, bintang olahraga, bisnisman, artis, dan orang –

orang tertentu yang berasal dari militer. Pendapat ini menunjukan bahwa

ukuran selebrity adalah orang – orang yang dikenal public dengan

berbagai latar belakangnya, baik dalam entertainment, militer, ilmu

pengetahuan, olah raga maupun bidang lainnya. Orang – orang terkenal

ini bisanya menjadi figure public sehingga posisinya sebanding dengan

selebritis.

Selebritis sebagai pendukung (endorser) dalam suatu kampanye

periklanan sudah tidak asing lagi ditemui. Penggunaan selebritis sebagai

bintang dalam iklan tertentu dianggap dapat menarik perhatian konsumen

(34)

ini banyak konsumen yang mudah mengidentifikasi diri dengan para

bintang ini, seringkali dengan memandang mereka sebagai pahlawan atas

prestasi, kepribadian, dan daya tarik fisik mereka. Sedangkan para

pengiklan bangga menggunakan selebriti dalam iklan mereka karena

atribut popularitas yang mereka miliki, termasuk kecantikan, keberanian,

bakat, jiwa olahraga (athleticisme), keanggunan, kekuasaan dan daya

tarik seksual, seringkali merupakan pemikat yang diinginkan untuk

merek-merek yang mereka dukung ( Onong, 1993; 192 ). Asosiasi

berulang dari suatu merek dengan seorang selebriti akhirnya membuat

konsumen berpikir bahwa merek tersebut memiliki sifat-sifat menarik

yang serupa dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh selebriti.

Faktor - faktor yang dipertimbangkan ketika mengambil keputusan

seleksi selebriti, dimana faktor – faktor tersebut ialah kredibilitas

selebriti, kecocokan dengan khalayak, kecocokan dengan merek, dan

daya tarik selebriti. Dengan kata lain, untuk menentukan selebriti yang

akan digunakan sebagai brand endrorser suatu produk, selebritis harus

memiliki kecocokan atau hubungan yang berarti antara selebriti,

khalayak, dan produk itu sendiri (Shimp: 2000). Sedangkan menurut

Kotler, kredibilitas endorser iklan dapat dilihat dari pengetahuan khusus

yang dimiliki komunikator (expertise), objektivitas dan kejujuran

endorser yang dapat diterima (trustworthiness), serta daya tarik endorser

(35)

Penggunaan nara sumber (source) sebagai figur penarik perhatian

dalam iklan merupakan salah satu cara kreatif untuk menyampaikan

pesan. Pesan yang disampaikan oleh nara sumber yang menarik akan

lebih mudah dan menarik perhatian konsumen. Shimp (2003:460)

membagi endorser ke dalam dua tipe, yaitu celebrity endorser dan

typical-person endorser.

Penggunaan selebriti di dalam mendukung iklan memiliki empat

alasan utama, yaitu: pemasar rela membayar tinggi selebriti yang banyak

disukai oleh masyarakat. Selebriti digunakan untuk menarik perhatian

khalayak dan meningkatkan awareness produk. Pemasar mengharapkan

persepsi konsumen terhadap produk tersebut akan berubah. Penggunaan

selebriti menimbulkan kesan bahwa konsumen selektif dalam memilih

dan meningkatkan status dengan memiliki apa yang digunakan oleh

selebriti. Sedangkan pemasar memilih typical-person endorser untuk

mendukung iklan, dengan alasan: Typical-person endorser biasanya

digunakan sebagai bentuk promosi testimonial untuk meraih kepercayaan

konsumen. Typical person endorser dapat lebih diakrabi oleh konsumen

karena mereka merasa memiliki kesamaan konsep diri yang aktual

(actual self concept), nilai-nilai yang dianut, kepribadian, gaya hidup (life

styles), karakter demografis, dan sebagainya.

Pemasang iklan harus sangat hati-hati dalam melakukan pemilihan

(36)

mekanisme yang berbeda di dalam mempengaruhi sikap dan perilaku

konsumen, yaitu :

1. Source credibility, menggambarkan persepsi konsumen terhadap

keahlian, pengetahuan. dan pengalaman yang relevan yang dimiliki

endorser mengenai merek produk yang diiklankan serta

kepercayaan konsumen terhadap endorser untuk memberikan

informasi yang tidak biasa dan objektif.

2. Source attractiveness, endorser dengan tampilan fisik yang baik

dan/atau karakter non fisik yang menarik dapat menunjang iklan

dan dapat menimbulkan minat audiens untuk menyimak iklan.

3. Source power, adalah karisma yang dipancarkan oleh narasumber

sehingga dapat mempengaruhi pemikiran, sikap, atau tingkah laku

konsumen karena pernyataan atau pesan endorser tersebut.

Tugas utama para endorser ini adalah untuk menciptakan asosiasi

yang baik antara endorser dengan produk yang diiklankan sehingga

timbul sikap positif dalam diri konsumen, sehingga iklan dapat

menciptakan citra yang baik pula di mata konsumen. Iklan merupakan

elemen yang penting dan saling berpengaruh dalam menanamkan brand

image kepada konsumen, seiring dengan ciri fisik dan kualitas produk

(37)

4. Media iklan televisi

Media penyampai pesan memegang peranan penting dalam proses

komunikasi. Tanpa media, pesan tidak akan sampai pada kelompok

audiens yang diinginkan. Oleh karena itu, pemilihan media yang tepat

akan sangat menentukan apakah pesan yang ingin disampaikan pada

kelompok sasaran akan sampai atau tidak (Sutisna, 2003). Media

periklanan meliputi segenap perangkat yang dapat memuat atau

membawa pesan – pesan penjualan kepada para calon pembeli.

Lee (2007) menyatakan bahwa strategi media terdiri dari empat

kelompok kegiatan yang saling terkait. Kegiatan-kegiatan itu adalah: (1)

memilih khalayak sasaran, (2) merinci tujuan-tujuan media, (3) memilih

media dan sarana-sarananya, (4) pembelian media. Pemilihan media yang

tepat untuk berkampanye iklan dalam rangka membuat pelanggan

menjadi tahu, paham, menentukan sikap, hingga melakukan pembelian

adalah suatu langkah penting dalam kegiatan kampanye periklanan.

Untuk merencanakan pemilihan media, Lee (2007) memaparkan lima

aspek media harus berkontribusi pada tujuan-tujuan periklanan.

Aspek-aspek itu ialah jangkauan, frekuensi, bobot, keberlanjutan, dan biaya.

Setiap media dan setiap sarana memiliki sekumpulan karakteristik

dan keunggulan yang unik. Para pengiklan berupaya memilih media dan

sarana yang karakteristiknya paling sesuai dengan merek yang diiklankan

dalam menjangkau khalayak sasaran dan menyampaikan pesan yang

(38)

dikelompokkan menjadi empat kelompok (Jefkins: 1995). Kelompok -

kelompok tersebut ialah:

a. Media cetak, yaitu media statis yang mengutamakan pesan – pesan

dengan sejumlah kata, gambar, foto, baik dalam tata warna maupun

hitam putih.

b. Media elektronik, yaitu media dengan teknologi elektronik dan

hanya bisa digunakan bila terdapat jasa transmisi siaran.

c. Media luar ruang, yaitu media iklan (biasanya berukuran besar)

yang dipasang di tempat – tempat terbuka. Jenis – jenis media luar

ruang meliputi billboard, baliho, poster, spanduk, umbul-umbul,

serta balon raksasa.

Ketiga media diatas termasuk dalam kategori media iklan lini

atas atau above the line. Namun diluar pengelompokkan ketiga

media diatas, masih terdapat satu kelompok media lagi yaitu:

d. Media lini bawah (below the line), yaitu media – media minor yang

digunakan untuk mengiklankan produk. Meskipun dianggap

menjadi media minor, namun iklan lini bawah juga memiliki

peranan penting dalam suatu kampanye periklanan. Hal ini

disebabkan karena media lini bawah dalam hal – hal tertentu bisa

menjadi lebih efektif, tergantung bentuk iklan dan kampanye yang

hendak dilakukan oleh pengiklan.

Satu pengiklan mungkin hanya menggunakan satu media (misalkan

(39)

konsentrasi ini akan memberikan dampak khusus. Di sisi lain, satu

pengiklan bisa menjangkau khalayak sasarannya lewat pengembangan

bauran media menjadi dua atau lebih media. Sebuah bauran media

menjadi masuk akal apabila pemakaian satu media tidak dapat

menjangkau khalayak sasaran dalam jumlah yang memadai atau tidak

dapat memberikan dampak maksimal dalam pencapaian tujuan-tujuan

media (Lee: 2007).

Dalam perencanaan strategi media periklanan, ada empat hal yang

perlu diperhitungkan. Keempat hal tersebut ialah: (1) kesesuaian media

iklan dengan pasar sasaran, (2) kesesuaian media iklan dengan produk,

(3) kesesuaian media iklan dengan isi pesan, dan yang terakhir (4)

kesesuaian media iklan dengan situasi pasar. Keempat hal ini turut

menentukan keberhasilan atau efektifitas suatu program periklanan.

Berikut kekuatan dan kelemahan Media iklan televisi menurut

Wells, Burnett, dan Moriarty (1995: 377)

a. Kekuatan media televisi

1) Dapat dinikmati oleh siapa saja

2) Dapat menjangkau daerah yang luas

3) Waktu siarannya sudah tertentu

4) Memiliki daya penyampaian dan pengaruh yang kuat karena

dapat memberikan kombinasi antara suara dengan gambar

(40)

5) Memudahkan para audiensnya untuk memahami yang

diiklankan

6) Tidak memerlukan keahlian dan kemampuan membaca

seperti pada media cetak. Dengan gambar – gambar, semua

orang sudah cukup mengerti maknanya.

b. Kekurangan media televisi

1) Biaya relatif tinggi

2) Hanya dapat dinikmati sebentar (pesan berlalu sangat cepat)

3) Khalayak yang selektif (tidak setajam media lainnya

kemungkinan menjangkau segmen tidak tepat karena

pemborosan geografis)

4) Kesulitan teknis; iklan – iklan tidak bisa luwes dipindah jam

tayang karena kepadatan program acara televisi

5) Tidak semua orang memiliki peawat televisi melihat

harganya yang relatif mahal.

2. Pesan Iklan Televisi

Manusia berkomunikasi karena mereka hendak menyampaikan

suatu pesan maupun informasi pada orang lain. Pesan merupakan

seperangkat simbol verbal dan/atau nonverbal yang mewakili perasaan,

nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. Pesan mempunyai tiga

komponen yaitu makna, simbol yang digunakan untuk menyampaikan

makna, dan bentuk atau organisasi pesan” (Mulyana, 2000:63). Pesan -

(41)

disampaikan oleh pengirim pesan (pengiklan) pada penerimanya

(konsumen). Dalam periklanan, produsen harus dapat mengemas pesan

sedemikian hingga dapat menarik konsumen. Dengan

mengkomunikasikan pesan dengan cara yang menarik, penerima pesan

akan lebih mudah mengingat mengenai informasi yang terkandung

didalamnya.

Dalam Sobur (2003:122), “tanda yang ditimbulkan manusia dapat

dibedakan menjadi dua macam yaitu yang bersifat verbal dan nonverbal.

Pesan verbal merupakan pesan yang disampaikan berupa bahasa”.

Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi utama yang susah

dipisahkan dari kehidupan manusia, karena pada dasarnya manusia

memerlukan alat untuk berkomunikasi dengan sesamanya dalam

kehidupan bersosialisasi.

Selain pesan verbal, terdapat pesan lainnya yaitu pesan nonverbal.

Pesan nonverbal adalah semua pesan yang disampaikan selain

menggunakan bahasa. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter

(dalam Mulyana, 2000) “Komunikasi nonverbal mencakup semua

rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi,

yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu

yang mempunyai nilai potensial bagi pengirim atau penerima”. Dengan

kata lain, selain menggunakan bahasa dalam menyampaikan pesan,

individu juga mengirimkan pesan lain yang disengaja maupun tidak

(42)

berkomunikasi, manusia tidak hanya menyampaikan pesan ataupun

informasi dalam bentuk kata-kata atau bahasa saja. Pesan dalam bentuk

verbal yang disampaikan biasanya juga diiringi oleh pesan nonverbal.

Pesan nonvervebal yang biasa disampaikan dalam mengiringi bahasa

yang digunakan dalam berkomunikasi sehari-hari contohnya ialah bahasa

tubuh, intonasi, sentuhan, penampilan fisik, dan lain sebagainya. Pesan

nonverbal dapat berupa gerakan anggota badan (contohnya mengedipkan

sebelah mata, melambaikan tangan, dsb), suara atau bunyi (contohnya

bersiul), serta tanda-tanda lain yang dibuat manusia. Istilah nonverbal

biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di

luar kata-kata terucap dan tertulis. Pada saat yang sama harus disadari

bahwa banyak peristiwa dan perilaku nonverbal ini ditafsirkan melalui

simbol – simbol verbal. Dalam pengertian ini, peristiwa dan perilaku

nonverbal itu tidak sungguh – sungguh bersifat nonverbal (Knapp dalam

Mulyana, 2000).

Dalam menampilkan pesan iklan yang mampu membujuk, mampu

membangkitkan dan mempertahankan ingatan konsumen akan produk

yang ditawarkan, memerlukan daya tarik bagi audiens sasaran. Daya

tarik iklan sangat penting karena akan meningkatkan keberhasilan

komunikasi dengan audiens (Sutisna, 2003).

Daya tarik iklan sendiri dibagi menjadi 2, yaitu daya tarik pesan

iklan rasional dan daya tarik pesan iklan berdasarkan perasaan dan

(43)

penampilan iklan yaitu faktual, slice of life, demonstrasi, dan iklan

perbandingan (comparative advertising). Sedangkan daya tarik iklan

yang berdasarkan perasaan dan emosi yang ditampilkan pada iklan

tersebut. Iklan-iklan ini mengandung unsur – unsur emosi seperti takut

(fear), humor, animasi, seks, musik dan fantasi.

Efektifitas iklan bergantung pada struktur dan isi pesan (Kotler,

2005). Idealnya sebuah pesan seharusnya mendapat perhatian (attention),

menarik minat (interest), membangkitkan keinginan (desire), dan

menyebabkan tindakan (action) atau model AIDA. Namun pada

prakteknya, hanya sedikit pesan mampu membawa konsumen melewati

semua tahap mulai dari kesadaran hingga pembelian, tetapi kerangka

kerja AIDA tersebut memperlihatkan mutu yang diinginkan dari setiap

komunikasi. Sejalan dengan Kotler, John E. Keneddy (2008)

menambahkan satu unsur dalam konsep AIDA yaitu keputusan

(decision), sehingga konsep AIDA berubah menjadi AIDDA (attention,

interest, desire, decision, dan action).

Perumusan pesan akan memerlukan pemecahan empat masalah

yang mencakup isi pesan, struktur pesan, format pesan, dan sumber

pesan (Kotler, 2005). Kemampuan konsumen memahami isi pesan yang

diiklankan inilah yang dapat menumbuhkan awareness di benak

(44)

3. Brand awareness

Menurut Durianto dkk (2004:54-55), bahwa brand awareness

adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat

kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu.

Bagian dari suatu kategori produk perlu ditekankan karena terdapat suatu

hubungan yang kuat antara kategori produk dengan merek yang

dilibatkan. Brand awareness membutuhkan jangkauan kontinyu dari

perasaan yang tidak pasti bahwa merek tertentu telah dikenal

sebelumnya, sehingga konsumen yakin bahwa produk merupakan

satu-satunya merek dalam satu kelompok produk.

Definisi lain mengenai brand awareness adalah kesanggupan

seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa

suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu (Aaker,

1997:90).

Brand awareness memiliki beberapa tingkatan yang dapat

digambarkan seperti berikut ini:

Gambar 2.1

Piramida Brand Awareness

Sumber: Durianto (2004) Top of mind

Brand recall

Brand recognition

(45)

Definisi-definisi para ahli mengenai brand awareness dapat ditarik

simpulan bahwa brand awareness merupakan tujuan umum komunikasi

pemasaran, dengan adanya brand awareness yang tinggi maka

diharapkan kapanpun kebutuhan kategori muncul maka merek tersebut

akan dimunculkan kembali dari ingatan yang selanjutnya dijadikan

pertimbangan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan. Brand

awareness menunjukkan pengetahuan konsumen terhadap eksistensi

suatu merek.

Merek dengan top of mind (TOM) yang tinggi mempunyai nilai

pertimbangan yang tinggi. Jika suatu merek tidak tersimpan dalam

ingatan, maka merek tersebut tidak akan dipertimbangkan dalam

keputusan pembelian. Biasanya merek-merek yang disimpan dalam

benak konsumen adalah merek-merek yang disukai dan dibenci

(Durianto dkk., 2004:8).

Menurut Durianto dkk. (2004:30) menyatakan bahwa brand

awareness dapat dibangun dan diperbaiki melalui cara-cara berikut:

a. Pesan yang disampaikan oleh suatu merek harus mudah diingat oleh

konsumen.

b. Pesan yang disampaikan harus berbeda dengan produk lainnya serta

harus ada hubungan antara merek dengan kategori produknya.

c. Memakai tagline atau slogan maupun jingle lagu yang menarik

(46)

d. Jika suatu merek memiliki simbol, hendaknya simbol tersebut dapat

dihubungkan dengan merek tersebut.

e. Perluasan nama merek dapat dipakai agar merek semakin diingat

konsumen.

f. Brand awareness dapat diperkuat dengan memakai suatu isyarat

yang sesuai dengan kategori produk, merek, maupun keduanya.

g. Melakukan pengulangan untuk meningkatkan pengingatan, karena

membentuk ingatan adalah lebih sulit dibanding membentuk

pengenalan.

Dengan demikian, disimpulkan bahwa brand awareness memiliki 4

peranan utama yaitu menjadi sumber asosiasi lain, menimbulkan rasa

suka atau familier, sumber komitmen terhadap merek, dan menjadi bahan

pertimbangan untuk menggunakan merek.

B. Penelitian Terdahulu

1. Wiwik Handayani

Penelitian mengenai endorser dan pengulangan pesan sebelumnya

telah dilakukan oleh Wiwik Handayani (2006). Penelitian ini dilakukan

untuk meneliti pengaruh pemodelan dan pengulangan pesan iklan

terhadap pembelajaran konsumen. Dari penelitian yang dilakukan Wiwik

Handayani. Ini dapat dilihat hubungan antara pemodelan dan pesan iklan

(47)
[image:47.595.112.504.170.543.2]

Tabel 2.1

Analisis pengaruh pemodelan dan pengulangan pesan iklan televisi terhadap pembelajaran konsumen

Judul Penelitian Analisis pengaruh pemodelan dan pengulangan pesan iklan televisi terhadap pembelajaran konsumen

Peneliti Wiwik Handayani

Tujuan

Penelitian

Mengetahui pengaruh antara pemodelan dan

pengulangan pesan terhadap pembelajaran konsumen

Hasil Penelitian 1. Faktor Message Repetition berpengaruh positif terhadap faktor Consumer Learning dapat diterima, karena probabilitas kausalnya kurang dari 5% yaitu

0,002.

2. Faktor Modeling berpengaruh positif terhadap faktor Consumer Learning dapat diterima, karena probabilitas kausalnya kurang dari 5% yaitu 0,008.

Konsep Yang

Dirujuk Untuk

Penelitian Ini

Penggunaan endorser memiliki pengaruh yang signifikan dalam membentuk sikap terhadap iklan.

Dengan demikian, berarti bahwa penggunaan endorser

selebriti dan non-selebriti dapat mempengaruhi

pembelajaran konsumen.

Sumber: Jurnal Eksekutif/ Volume 6/ Nomor 1/ Februari/ 2009

2. Intan Puspitasari

Penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh Intan Puspitasari

(2009). Dari penelitian yang dilakukan Intan Puspitasari. Ini dapat dilihat

faktor – faktor yang mempengaruhi efektifitas iklan serta dampaknya

(48)
[image:48.595.111.505.176.586.2]

Tabel 2.2

Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas iklan dalam menumbuhkan brand awareness

Judul penelitian

Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas iklan dalam menumbuhkan brand awareness.

Peneliti Intan Puspitasari

Tujuan

penelitian

1. Menganalisis pengaruh endorser, pesan iklan dan pemilihan media dan kaitannya terhadap efektifitas iklan produk.

2. Menganalisis pengaruh efektifitas iklan dan kaitannya

terhadap brand awareness produk. Hasil

penelitian

a. Pemilihan endorser berpengaruh positif pada efektifitas iklan. Hal ini membuktikan bahwa salah satu faktor

yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam

mempercayai kebenaran isi pesan yang disampaikan

dalam iklan adalah endorser (pengiklan).

b. Pesan iklan berpengaruh positif terhadap efektifitas

iklan

c. Media iklan berpengaruh positif terhadap efektifitas iklan.

d. Efektifitas iklan terbukti berpengaruh positif terhadap

brand awareness.

Sumber: Tesis, UNDIP: semarang. 2009

3. Ajeng Peni Hapsari

Penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh Ajeng (2008). Dari

penelitian yang dilakukan Ajeng. Ini dapat dilihat antara celebrity

endorser dan typical – person endorser iklan televisi dan hubungannya

(49)
[image:49.595.111.510.170.676.2]

Tabel 2.3

Analisis perbandingan penggunaan celebrity endorser dan typical person endorser iklan televisi dan hubungannya dengan brand image produk.

Judul penelitian

Analisis perbandingan penggunaan celebrity endorser dan

typical person endorser iklan televisidan hubungannya dengan brand image produk.

Peneliti Ajeng peni hapsari

Tujuan

penelitian

1. Untuk mengetahui tanggapan konsumen atas

penggunaan celebrity endorser dan typical person endorser pada iklan Pond’s Age Miracle di televisi 2. Untuk mengetahui perbedaan penggunaan celebrity

endorser dan typical person endorser pada iklan Pond’s Age Miracle di televisi

3. Untuk mengetahui besarnya hubungan penggunaan

celebrity endorser dan typical-person endorser pada iklan Pond’s Age Miracle di televisi terhadap brand image.

Hasil

penelitian

1. Typical-person endorser kurang populer dan jarang tampil di publik, dan aspek power kurang dapat mempengaruhi responden untuk melakukan pembelian

produk dan merasa celebrity endorser dapat lebih mempengaruhi responden dalam melakukan pembelian

produk.

2. Kedua endorser memiliki hubungan yang sedang terhadap brand image akan tetapi celebrity endorser

memiliki hubungan yang sedikit lebih erat

(50)

C. Kerangka pemikiran

Berdasarkan telaah pustaka dan hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini, maka dikembangkan model sebagai kerangka pikir teoritis

[image:50.595.70.561.195.554.2]

dari penelitian ini seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.2 Kerangka penelitian

ε1 ε2

ρyx1X1 ρzx1X1

ρyx2X ρzyY

ρyx3X3 ρzx3X3

Sumber : Dikembangkan dalam penelitian ini

D. Hipotesis

1. Sub Struktural 1 : Pengaruh X1, X2, Dan X3 Ke Y

Y=ρyx1X1+ρyx2X2+ Ρyx3X3+ε1

H0 : Tidak ada pengaruh antara celebrity endorser dengan efektifitas

iklan.

Ha1 : Ada pengaruh antara celebrity endorser dengan efektifitas iklan.

H0 : Tidak ada pengaruh antara media iklan televisi dengan efektifitas

iklan.

Ha2 : Ada pengaruh antara media iklan televisi dengan efektifitas iklan. CELEBRITY

ENDORSER (X1)

PESAN IKLAN (X3)

BRAND AWARNESS

(Z) MEDIA IKLAN

TELEVISI (X2)

(51)

H0 : Tidak ada pengaruh antara pesan iklan televisi dengan efektifitas

iklan.

Ha3 : Ada pengaruh antara pesan iklan televisi dengan efektifitas iklan.

H0 : Tidak ada pengaruh antara penggunaan celebrity endorser, media

iklan televisi, pesan iklan televisi dengan efektifitas iklan.

Ha4 : Ada pengaruh antara penggunaan celebrity endorser, media iklan

televisi, pesan iklan televisi dengan efektifitas iklan.

2. Sub Struktural 2. Pengaruh X1, X2, X3 dan Y ke Z

Z=ρzx1X1+ρzx3X3+ρzyY+ε2

H0 : Tidak ada pengaruh antara celebrity endorser dengan brand

awareness.

Ha1 : Ada pengaruh antara celebrity endorser dengan brand awarness.

H0 : Tidak ada pengaruh antara media iklan televisi dengan brand

awareness.

Ha2 : Ada pengaruh antara media iklan televisi dengan brand awarness.

H0 : Tidak ada pengaruh antara pesan iklan televisi dengan brand

awareness.

Ha3 : Ada pengaruh antara media iklan televisi dengan brand awareness.

H0 : Tidak ada pengaruh antara efektifitas iklan dengan brand

awareness.

(52)

H0 : Tidak ada pengaruh antara penggunaan celebrity endorser, media

iklan televisi, pesan iklan televisi dan efektifitas iklan dengan

brand awareness.

Ha5: Ada pengaruh antara penggunaan celebrity endorser, media iklan

televisi, pesan iklan televisi dan efektifitas iklan dengan brand

(53)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Pembahasan mengenai penelitian ini dibatasi, agar penelitian ini tidak

meluas yaitu mengenai pengaruh penggunaan celebrity endorser, media iklan

televisi dan pesan iklan televisi terhadap efektifitas iklan serta dampaknya

dalam menumbuhkan brand awareness pada program periklanan produk.

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN

Jakarta. Waktu penelitian dilakukan selama enam bulan yaitu mulai 23

desember 2010 sampai 23 juni 2011.

B. Metode penentuan sampel

Menurut Sugiyono (2010) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi yang dimaksud disini ialah Mahasiswa Reguler

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN jakarta.

Sedangkan sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut. Metode pengambilan sampel yang

digunakan adalah accidental sampling. Kriteria sampel yang digunakan

adalah Mahasiswa Islam Negeri Jakarta yang merupakan pelanggan jasa

operator seluler GSM dan/atau CDMA yang sudah pernah melihat, membaca,

(54)

Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel menggunakan rumus

dari Taro Yamane, ( Riduwan, 2007:44 ) yaitu sebagai berikut:

Dimana:

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

d2 = Presisi yang ditetapkan

Berdasarkan rumus tersebut, jumlah sampel yang diperoleh untuk

penelitian ini dengan nilai presisi yang ditetapkan sebesar 10% adalah sebagai

berikut:

49 . 95 1 % 10 2119

2119   

x n

Jumlah populasi diperoleh dari akademil Fakultas Ekonomi sampai

bulan februari 2011 jumlah mahasiswa reguler sebanyak 2119. Berdasarkan

pertimbangan diatas, maka jumlah sampel yang dipakai dalam penelitian ini

adalah 100.

C. Metode Pengumpulan Data

1. Metode angket

Pengumpulan data dari responden yang digunakan adalah dengan

metode komunikasi dengan menggunakan kuesioner dengan pertanyaan

tertutup. Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang sudah mengarah ke

jawaban yang alternatifnya sudah ditentukan (Ferdinand, 2000: 27).

(55)

yaitu skala yang berisi lima tingkatan jawaban yang merupakan skala

jenis ordinal sebagai berikut :

a. Sangat Setuju, diberi bobot 5

b. Setuju, diberi bobot 4

c. Netral, diberi bobot 3

d. Tidak Setuju, diberi bobot 2

e. Sangat Tidak Setuju, diberi bobot 1

2. Studi Kepustakaan

Pengumpulan data melalui studi kepustakaan bertujuan untuk

menggali informasi sebanyak mungkin mengenai objek serta

elemen-elemen yang terkait dalam penelitian ini.

D. Metode Analisis

Agar data yang dikumpulkan dapat dimanfaatkan, maka data tersebut

diolah dan dianalisis terlebih dahulu sehingga nantinya dapat dijadikan dasar

dalam pengambilan keputusan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan

diolah dengan menggunakan software SPSS. Metode analisis dalam penelitian

ini terdiri atas metode kuantitatif dan kualitatif.

1. Analisis Data Kualitatif

Analisis data kualitatif adalah bentuk analisa yang berdasarkan dari

data yang dinyatakan dalam bentuk uraian. Data kualitatif ini

merupakan data yang hanya dapat diukur secara langsung.

Proses analisis kualitatif ini dilakukan dalam tahapan sebagai

(56)

a. Pengeditan ( Editing)

Pengeditan adalah memilih atau mengambil data yang perlu

dan membuang data yang dianggap tidak perlu, untuk memudahkan

perhitungan dalam pengujian hipotesa.

b. Pemberian Skor ( Scoring)

Mengubah data yang bersifat kualitatif ke dalam bentuk

kuantitatif. Dalam penelitian ini urutan pemberian skor

menggunakan skala Likert. Tingkatan skala Likert yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Sangat Setuju (SS) = Diberi bobot / skor 5

2) Setuju (S) = Diberi bobot / skor 4

3) Ragu - ragu (R) = Diberi bobot / skor 3

4) Tidak Setuju (TS) = Diberi bobot / skor 2

5) Sangat Tidak Setuju (STS) = Diberi bobot / skor 1

c. Tabulating

Pengelompokkan data atas jawaban dengan benar dan teliti,

kemudian dihitung dan dijumlahkan sampai berwujud dalam

bentuk yang berguna. Berdasarkan hasil tabel tersebut akan

disepakati untuk membuat data tabel agar mendapatkan hubungan

atau pengaruh antara variabel- variabel yang ada.

2. Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif adalah bentuk analisa yang menggunakan

(57)

tersebut harus diklasifikasikan dalam kategori tertentu dengan

menggunakan tabel – tabel tertentu, untuk mempermudah dalam

menganalisis dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package

for Social Science) for windows. Adapun alat analisis yang digunakan

yaitu uji validitas dan reliabilitas.

3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk

mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Valid artinya

data-data yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan

penelitian ini, sedangkan reliabel artinya konsisten atau stabil bila

digunakan untuk penelitian lain.

a. Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu

mengukur apa yang ingin diukur. Validitas diukur dengan cara

menghitung korelasi antara skor masing – masing item dengan skor

total menggunakan teknik korelasi product moment. Menurut

Solimun (2006:24), jika koefisien korelasi positif dan > 0.3 maka

indikator bersangkutan dianggap valid. Perhitungan koefisien

korelasi dilakukan dengan software SPSS versi 17.0.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur tingkat konsistensi

antara hasil pengamatan dengan instrumen atau alat ukur yang

(58)

untuk mengukur reliabilitas pengamatan adalah Cronbach Alpha

dengan cara membandingkan nilai alpha dengan standarnya,

dengan ketentuan jika (Ghozali: 2005):

1) Cronbach Alpha > 0,6 maka instrumen pengamatan dinyatakan

reliabel.

2) Cronbach Alpha < 0,6 maka instrumen pengamatan tidak

reliabel.

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan membagikan

kuesioner kepada 30 orang responden di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, UIN Jakarta sesuai dengan sampel yang akan digunakan,

dimana kuesioner ini berisikan 23 butir pertanyaan yang harus

dijawab oleh responden dan kemudian data akan diproses dengan

menggunakan software Statistic Product and Service Solution

(SPSS) 17.0 for Windows.

4. Diagram Alur (Path Diagram)

Model penelitian yang akan dikembangkan digambarkan dalam

diagram alur (path diagram) untuk mempermudah melihat pengaruh –

pengaruh yang sedang diuji. Di sini akan ditentukan alur sebab akibat

dari variabel – variabel yang dipakai dan untuk mengukur variabel –

(59)

a) Konversi Diagram Alur ke dalam Persamaan

Langkah selanjutnya adalah melakukan konversi spesifikasi

model ke dalam rangkaian persamaan. Persamaan yang dibangun

terdiri dari :

b) Persamaan-persamaan struktural (Structural equation).

Y=ρyx1X1+ρyx2X2+Ρyx3X3+ε1

Z=ρzx1X1+ρzx3X3+ρzyY+ε2

Keterangan:

Y = Efektifitas Iklan

Z = Brand Awareness

X1 = Penggunaan celebrity endorser

X2 = Media iklan televisi

X3 = Pesan iklan televisi

ε = Error

Kriteria penerimaan hipotesis sebagai berikut:

Jika sig penelitian < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Jika sig penelitian > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Atau dengan menggunakan t tabel yaitu dengan Kriteria uji

hipotesisnya sebagai berikut:

Jika t penelitian > t tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.

(60)

E. Operasional Variabel Penelitian

1) Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat / nilai dari orang

objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

oleh penelitian untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010).

Variabel penelitian ini terdiri dari dua macam variabel, yaitu

variabel terikat (endogen variable) atau variabel yang tergantung pada

variabel lainnya, serta variabel bebas (eksogen variable) atau variabel

yang tidak tergantung pada variabel yang lainnya. Variabel – variabel

yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1) Variabel terikat yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh

variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat

adalah efektifitas iklan (Y) dan Brand Awarness (Z)

2) Variabel bebas :

1) Pengunaan Celebrity Endorser (X1)

2) Media Iklan Televisi(X2)

3) Pesan Iklan Televisi(X3)

2. Operasional Variabel

Operasional adalah melekatkan arti pada suatu variabel dengan

cara menetapkan kegiatan atau tindakan yang perlu untuk mengukur

variabel itu. Pengertian operasional variabel ini kemudian diuraikan

menjadi indikator empiris yang meliputi :

(61)

4. Variabel Efektifitas Iklan

Untuk mengukur variabel efektifitas iklan digunakan enam

buah indikator yang dikembangkan oleh Kotler (2000) yang

meliputi:

a) Merek dikenal

b) Ik

Gambar

Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 2.3
Gambar 2.2 Kerangka penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kepada teman-teman Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala Surabaya yang mendukung saya khususnya untuk Trinanda, Junike, Claudya, dan Sanggar, yang telah banyak membantu

Bangka Belitung, Bid Humas, - Patroli Sambang Baca Bhabinkamtibmas yang di lakukan oleh Anggota Polsek Kelapa Brigadir Guntur Hidayat  yang secara rutin di laksanakan di

Dimana sistem pakar bila dikaitkan dengan kemampuan dokter dalam mendiagnosa secara dini kondisi kesehatan pasien, dapat diciptakan suatu sistem komputer yang bertugas untuk

Maka dari itu dibuatlah Perda Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Rreklame di Kota Semarang, tujuan dari adanya perda ini adalah untuk

Program Studi Teknik Geodesi Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Keberhasilan dari suatu perekonomian secara nasional banyak ditentukan oleh kegiatan-kegiatan

Karena Obat Herbal De Nature di podo jodo spesialis kelamin insyaAllah bisa membantu menjadi perantara kesembuhan kemaluan yang keluar nanah atau gonore alias

Ada beberapa kegiatan penelitian yang telah dilakukan bekerjasama dengan Kasi pemberdayaan perempuan diantaranya pemetaan dan pembuatan profil gender di Kabupaten

Dengan prinsip- prinsip yang ada dalam pandangan deep ecology maka pembangunan berkelanjutan tidak lagi diarahkan pada kepentingan manusia belaka melainkan kepada