ANALISIS PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA PADA SISWA INKLUSI KELAS SATU DI SDN
BEDALI 05 LAWANG MALANG
SKRIPSI
OLEH:
TRI WULANSARI
NIM: 201210430311256
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah subhanahu wa ta’ala penulis panjatkan karena
hanya berkat rahmat, hidayah dan inayahNya skripsi dengan judul “Analisis Peran Guru Dalam Pembelajaran Matematika Pada Siswa Inklusi Kelas Satu Di Sdn Bedali 05 Lawang Malang” dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam tidak lupa selalu tercurahkan kepada junjungan kita, Nabiyullah SAW.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat:
1. Drs. Fauzan M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberi izin dalam proses penelitian.
3. Dr.Ichsan Anshory AM, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah membantu dalam proses penyelesaiansegala urusan administrasi yang peneliti perlukan dalam menyusun skripsi.
4. Dr. RR Eko Susetyorini M.Si, selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan kesabaran dalam membimbing penulis.
5. Ari Dwi Hariyono M.Pd, selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan kesabaran dalam membimbing penulis.
6. Drs. Suhadak, Kepala Sekolah SDN Bedali 05 Lawang Malang.
7. Ibu Himmaturofiah, sekalu guru kelas satu SDN Bedali 05 Lawang Malang 8. Ayahku Bener dan ibuku Suyatmi yang aku sayangi dan aku patuhi, terima
kasih atas semua yang telah beliau berikan dengan tulus ikhlas, membesarkan,
membimbing, mendo’akan, mendukung, berkorban untuk masa depanku dan
selalu hadir dalam setiap do’aku.
9. Terima kasih buat Pak Patminto Dan Ibu Winarni selaku orang tua kedua saya, yang selalu memberi kasih sayang, perhatian dan memberikan segalanya.
10.Untuk kakakku Indayatin, Sulisno terima kasih atas kasih sayang, dukungan, nasehat, dan udah manjain aku selama ini. Karena kalian aku bisa menjalani hidup bahagia.
12.Terima kasih temanku Lely Afifaturohmah dan Intan Puspa Dewi yang membantu penelitianku sampai akhir.
13.Terima kasih juga buat Miza, Elyna, Dhini, Elis, Desi, Lely, Ulva, A’isyah selaku teman seperjuanganku yang aku sayangi.
14.Terima kasih juga buat Cecepi, Intan dan mbak Leny selaku sodara, teman sekamarku yang selalu menemaniku, menjaga dan merawatku.
15.Teman-temanku kelas –B, terima kasih telah bersamaku selama kita menjalani kuliah di UMM.
16.Mahasiswa angkatan 2012 yang selalu memberikan semangat dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
17.Semua pihak yang terkait yang tidak mungkin dapat penulis sebutkan satu per satu.
Semoga apa yang telah berikan kepada peneliti, senantiasa mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis sadar bahwa penelitian ini masih
belum sempurna maka penulis mengaharapkan saran dan kritik yang membangun. Akhirnya Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti lain maupun bagi orang lain yang membacanya saat ini ataupun dikemudian hari.
Malang, 21 Juni 2016
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
SURAT PERNYATAAN ... iv
PERSEMBAHAN ... . v
MOTTO ... vi
ABSTRAK BAHASA INDONESIA ... vii
ABSTRAK BAHASA INGGRIS ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
E. Definisi Operasional ... 8
BAB II. LANDASAN TEORI ... 10
A. Kajian Teori ... 10
1. Pendidikan Inklusi ... 10
a. Pengertian Pendidikan Inklusi ... 10
b. Komponen-komponen Pendidikan Inklusi ... 12
2. Anak Berkebutuhan Khusus ... 15
a. Autis ... 15
b. Tunarungu ... 16
c. ADHD ... 19
3. Pembelajaran Matematika ... 21
4. Tenaga Pendidik ... 25
5. Peran guru dalam pendidikan inklusi ... 28
6. Kerangka pikir ... 36
BAB III. METODE PENELITIAN ... 37
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 37
B. Kehadiran Peneliti ... 37
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38
D. Sumber Data ... 38
E. Teknik Pengumpulan Data ... 39
G. Teknik Analisis Data ... 43
H. Prosedur Penelitian ... 44
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46
A. HASIL PENELITIAN ... 47
1. Peran Guru Dalam Pembelajaran Matematika di Kelas Satu Pada Siswa Inklusi Di SDN Bedali 05 Lawang Malang ... 47
a. Perencanaan ... 47
b. Pelaksanaan ... 49
c. Evaluasi ... 58
2. Kedala yang dihadapi dalam pembelajaran matematika di kelas satu pada siswa inklusi di SDN Bedali 05 Lawang Malang ... 61
a. Perencanaan ... 61
b. Pelaksanaan ... 62
B. PEMBAHASAN 1. Peran Guru Dalam Pembelajaran Matematika Di Kelas Satu Pada Siswa Inklusi Di SDN Bedali 05 Lawang Malang ... 63
a. Perencanaan ... 63
b. Pelaksanaan ... 64
c. Evaluasi ... 68
2. Kedala yang dihadapi dalam pembelajaran matematika di kelas satu pada siswa inklusi di SDN Bedali 05 Lawang Malang ... 69
a. Perencanaan ... 69
b. Pelaksanaan ... 70
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 71
A. Kesimpulan ... 71
B. Saran ... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 73
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 SKKD ... 24
Tabel 3.1 Instrumen Observasi Kinerja Guru ... 40
Tabel 3.2 Instrumen Observasi Kegiatan Pembelajaran ... 41
Tabel 3.3 Instrumen Wawancara ... 41
Tabel 3.4 Koding Instrumen Penelitian ... 42
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pikir ... 36
Gambar 3.1 Komponen dalam analisis data ... 44
Gambar 3.2 Prosedur Penelitian ... 45
Gambar 4.1 Guru menjelaskan tentang materi bangun datar
secara klasikal ... 49
Gambar 4.2 Guru melakukan komunikasi non formal dengan
orang tua ABK ... 51
Gambar 4.3 Guru menuliskan materi yag akan dajarkan di
papan tulis ... 51
Gambar 4.4 Guru menjelaskan materi tentang bangun datar
kepada selurih siswa ... 52
Gambar 4.5 Anak autis menuliskan nama bagun datar di papan
tulis ... 53
Gambar 4.6 Dalam pembelajaran berlangsung anak hyperaktif
tetap berdiri terus dan duduk disaat diminta
duduk ... 53
Gambar 4.7 Secara bergantian anak hyperaktif juga menuliskan
nama bangun datar ... 54
Gambar 4.8 Guru menggunkan media yang ada di sekitar kelas... 55
Gambar 4.9 Guru membimbing khusus abk dalam pembelajaran
matematika ... 56
Gambar 4.10 Hasil anak hyperaktif dalam menyelesaiakn tugas
yang diberikan guru ... 60
Gambar 4.11 Hasil anak autis dalam menyelesaiakn tugas
yang diberikan guru ... 60
Gambar 4.12 Hasil anak normal dalam menyelesaiakn tugas
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Observasi Kinerja Guru ... 76
Lampiran 2 Pedoman Observasi ... 86
Lampiran 3 Pedoman Wawancara Guru kelas satu ... 89
Lampiran 4 Silabus kelas satu ... 92
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas satu ... 103
Lampiran 6 Surat Telah Pernyataan dari Sekolah ... 130
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Nyimas, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD.
Anggraini, Rindi Lelly. 2013.Proses Pembelajaran Inklusi Untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Kelas V Sd Negeri Giwangan Yogyakarta. Disertai Tidak Diterbitkan. Yogyakarta: FM UINSK
Efendi, Mohammad. 2006. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan .Jakarta: Bumi Aksara
Geniofam.2010.Mengasuh Mensukseskan Anak Berkebutuhan Khusus. Jogjakarta:Gara ilmu
Handayani, Murti. 2015. Analisis Kesiapan Guru Dalam Menangani Anak Berkebutuhan Khusus Pada Pembelajaran Di SDN Ketawang Gede Malang. Disertai tidak diterbitkan. Malang.UMM
Ilahi, Mohammad Takdir.2013.Pendidikan Inklusif. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Kunandar. 2010. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali Pers
Lakshita, Nattaya.2013.Bahasa Isyarat Untuk Remaja Tunarunggu (Menengah). Jogjakarta: Javalitera
Moleong, Lexy J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda
Mulyasa, E. 2013. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembalajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Mulyati, 2013. Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Representasi Matematis Siswa SMA Melalui Strategi Preview-Question-Reed-Reflekt-Recite-Review. Disertai Tidak Diterbitkan. Universitas Indonesia
Noor, Juliansyah. 2012. Metodologi Penelitian:Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana
Pemendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
Rochmah, Latifatur. 2011. Analisis Kebijakan Pendidikan Inklusi di SD Negri Bedali 5 Lawang Kabupaten Malang. Jurnal Pendidikan, (Online), (Http://www.umm.ac.id), diakses 12 januari 2016
Runtukahu,Tombokan dan Kandou, Selpius.2014.Pembelajatran Matematika dasar Bagi Anak Berkesulitan Belajar.Yogyakarta:Ar-Ruzz Media
Sugiono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta : Prenadamedia Grub
Undang – Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) (2003). Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Widiastuti, Erni. 2014. Problematika Guru Dalam Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Di Sekolah Inklusi SDN Sumbersari 1 Malang. Disertai tidak diterbitkan. Malang.UMM
Wiyani, Novan Ardi.2014.Buku Ajar Penanganan Anak Usia Dini Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal mendasar yang harus dimiliki oleh setiap
manusia di dunia. Pendidikan tidak hanya didapat di sekolah tetapi pendidikan
juga dapat berasal dari rumah atau lingkungan. Manusia dapat belajar untuk
kelangsungan hidup di dalam masyarakat. Pendidikan tidak membedakan
agama, suku, kondisi sosial, keluarga, bahasa, tempat tinggal, jenis kelamin,
begitu pula dengan anak normal dan anak yang memiliki keterbatasan.
Setiap orang berhak mendapatkan hak untuk mendapatkan pendidikan
yang layak seperti yang tercantum pada UU No.20 Tahun 2003 Pasal 5
tentang hak dan kewajiban warga negara, orang tua, masyarakat, dan
pemerintah, yang berbunyi (1) Setiap warga negara mempunyai hak yang
sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. (2) Warga nagara yang
memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak
memperoleh pendidikan khusus. (3) Warga negara di daerah terpencil atau
terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh
pendidikan layanan khusus. (4) Warga negara yang memiliki potensi
kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus. (5)
Setiap warga negara berhak mendapat kesempatan meningkatkan pendidikan
sepanjang hayat.
Pendidikan inklusi merupakan layanan pendidikan yang
mengikutsertakan anak-anak berkebutuhan khusus belajar bersama dengan
2
dalam Geniofam,2010:62) pendidikan inklusif adalah sistem layanan
pendidikan yang mensyaratkan anak berkebutuhan khusus belajar di
sekolah-sekolah terdekat di kelas biasa bersama teman-teman seusianya. Sekolah
inklusi menampung semua murid dikelas yang sama, menyediakan program
pendidikan yang layak dan menantang tetapi disesuaikan dengan kemampuan
dan kebutuhan setiap anak. Dengan demikian, sekolah tersebut di tuntut untuk
menyesuaikan kurikulum, sarana dan prasarana sistem pembelajaran yang
diterapkan dengan kondisi anak. (Geniofam,2010:61-62).
Sekolah inklusi merupakan salah satu model penyelenggaraan
pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus, model yang lainnya adalah
sekolah segregasi dan sekolah terpadu. Sekolah segregasi adalah sekolah
yang memisahkan anak berkebutuhan khusus dari persekolahan reguler.
Sekolah segregasi ini berupa satuan pendidikan khusus atau sekolah luar
biasa sesuai dengan jenis kelainan anak. Sedangkan pendidikan terpadu
adalah model pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus yang di
selenggarakan bersama-sama dengan anak normal dalam satuan pendidikan
yang bersangkutan di sekolah reguler (Geonifom, 2010:60). Sekolah inklusi
merupakan perkembangan terbaru dari pendidikan terpadu. Pada sekolah
inklusi setiap anak dapat dilayani secara optimal sesuai dengan
kebutuhannya. Dengan melakukan berbagai modifikasi atau penyesuaian
mulai dari kurikulum, sarana prasarana, tenaga pendidikan, sistem
pembelajaran hingga sistem penilaian (Geniofam,2010:63).
Anak berkebutuhan khusus adalah mereka yang memiliki kebutuhan
3
pendidikan yang lebih intens. Kebutuhan mungkin disebabkan oleh kelainan
atau memang bawaan dari lahir atau karena masalah tekanan ekonomi,
politik, sosial, emosi, dan perilaku yang menyimpang. Disebut kebutuhan
khusus karena anak tersebut memiliki kelainan dan perbedaan dengan anak
normal pada umumnya (Ilahi,2013:138). Anak berkebutuhan khusus (ABK)
memerlukan penanganan khusus yang berkaitan dengan ke khususannya. Di
Indonesia, istilah yang terlebih dahulu populer untuk mengacu pada anak
berkebutuhan khusus berkaitan dengan istilah anak luar biasa
(Geniofam,2010:11). Anak berkebutuhan khusus mempunyai jenis ketunaan
yang berbeda beda di antaranya adalah tunanetra, tunarungu, tunagrahita,
tunadaksa, tunalaras, autis, ADHD, sindrom down (down syndrom). Anak
berkebutuhan khusus memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan, dan
pengajaran. Seperti halnya anak yang normal anak berkebutuhan khusus juga
berhak mendapatkan sekolah yang layak untuk membantu pendidikannya,
agar anak berkebutuhan khusus dapat membentuk kepribadian yang baik,
mandiri dan terampil.
Salah satu sekolah yang menerapkan pendidikan inklusi adalah SDN
Bedali 05 Lawang malang, yang terletak di Jl. Dr. Cipto, Gang IX Bedali
Lawang Malang. SDN Bedali 05 Lawang Malang masih menggunakan
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Sekolah ini merupakan sekolah
pertama di Lawang yang mengembangkan sekolah inklusi. Sekolah yang
menerima anak berkebutuhan khusus yang belajar dengan anak normal untuk
mendapatkan pendidikan yang layak. Sehingga anak berkebutuhan khusus
4
dengan anak normal, agar tidak tercipta deskriminasi untuk anak
berkebutuhan khusus. Pada siswa kelas satu di SDN Bedali 05 Lawang
Malang terdapat tiga anak berkebutuhan khusus yaitu autis, tunarungu, dan
anak hiperaktif yang di mana setiap anak berkebutuhan khusus membutuhkan
cara pembelajaran yang berbeda sesuai dengan kebutuhan masing-masing
anak.
Pembelajaran Matematika adalah kegiatan pendidikan yang
menggunakan matematika sebagai kendaraan untuk mencapai tujuan yang
ditatapkan (Soedjadi dalam poerwanti, 2004: 4). Sebagaimana yang
diungkapkan oleh (Wahyudin 2008 : 338) bahwa matematika merupakan
mata pelajaran yang sulit untuk diajarkan maupun dipelajari. Salah satu
alasan mengapa demikian adalah karena dalam mempelajari materi baru
dalam matematika seringkali memerlukan pengetahuan dan pemahaman yang
memadai tentang satu atau lebih materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Matematika sangatlah penting untuk dipelajari. Selain menjadi mata pelajaran
di dalam kelas tetapi matematika juga dapat digunakan dalam kehidupan
sehari-hari anak berkebutuhan khusus.
Dalam kelas terdapat bervariasi siswa ada yang berkebutuhan khusus
dan non berkebutuhan khusus, dimana dalam mempelajari matematika anak
non berkebutuhan khusus masih memiliki hambatan dalam mempelajarinya
begitu pula anak yang berkebutuhan khusus. Sedangkan pembelajaran
matematika yang di dapat harus seimbang baik untuk anak berkebutuhan
5
penting dalam mengemas pembelajaran matematika untuk anak berkebutuhan
khusus untuk mendapatkan hasil yang obtimal.
Keberhasilan pendidikan inklusi ini tidak terlepas dari peran guru yang
mempunyai peranan penting dalam pemahaman mengajar pada proses
pembelajaran di sekolah. Guru merupakan profesi/ jabatan atau pekerjaan
yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru (Usman, 2006: 6). Peranan
guru adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang
dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan
perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya
(Wrightman, 1977 dalam Usman, 2006:4). Menangani anak berkebutuhan
khusus yang berada di sekolah inklusi tidak hanya dari guru kelas saja, akan
tetapi dengan adanya guru pendamping khusus untuk anak berkebutuhan
khusus akan sangat membantu dalam proses pembelajaran di kelas.
SDN Bedali 05 Lawang Malang yang merupakan sekolah inklusi,
khususnya di kelas 1 terdapat tiga anak berkebutuhan khusus yang memiliki
jenis ketunaan yang berbeda. Diantaranya adalah autis, tunarungu, dan
hiperaktif. Dengan adanya anak berkebutuhan khusus dan non berkebutuhan
khusus dikelas satu terdapat guru yang berkompeten dalam mengelola
pembelajaran dikelas. Selain itu, SDN Bedali 05 Lawang Malang pada
awalnya memiliki guru pendamping khusus yang mendampingi anak
berkebutuhan khusus di dalam kelas, akan tetapi guru pendamping khusus
yang ada ditarik kembali oleh pihak penyelenggara. Sehingga hanya guru
kelas saja yang menangani anak berkebutuhan khusus. Tentunya sebagai guru
6
pembelajaran kepada anak berkebutuhan khusus dan non berkebutuhan
khusus untuk mendapatkan hasil yang sama dengan keadaan peserta didik
yang berbeda. Oleh karena itu guru dituntut untuk bisa menyeimbangkan
pembelajaran antara anak berkebutuhan khusus dan non berkebutuhan
khusus.
Penelitian tentang pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus ini
pernah dilakukan oleh Rindi Lelly Anggraini, Skripsi (2014) dengan judul
“Proses Pembelajaran Inklusi Untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Kelas V SD Negri Giwangan Yogyakarta “ hasil dari penelitian ini adalah
proses pembeljaran inklusi yang dilakukan di kelas 5A dengan menyatukan
anak normal dengan anak berkebutuhan khusus dibawah pengawasan guru
kelas, guru mata pelajaran dan guru pendamping khusus. Dengan
menggunakan RPP pada umumnya dan RPP indvidual untuk anak
berkebutuhan khusus. Faktor pendukung dalam proses pembelajaran adalah
sarana prasarana yang cukup memadai dan adanya dukungan dari Direktorat
PLB. Guru membuat program khusus, sedangkan orangtua/wali anak
membawa guru pendamping khusus sendiri.
Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan
peneliti yaitu sama-sama membahas tentang anak berkebutuhan khusus
dengan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Perbedaan penelitian sekarang
dengan penelitian yang terdahulu yaitu fokus pada peran guru, tiga anak
berkebutuhan khusus, dan pembelajaran matematika. Kelebihan penelitian
yang dilakukan oleh Rindi (2014) adalah untuk mengetahui faktor pendukung
7
khusus. Maka penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah difokuskan pada
peran guru dan tiga anak berkebutuhan khusus yaitu, autis, tunarungu dan
hiperaktif dalam mata pelajaran matematika.
Pada pengamatan langsung yang dilakukan di SDN Bedali 05 Lawang
Malang, khususnya pada pembelajaran di kelas satu anak yang memiliki
kebutuhan khusus disini memiliki kesulitan belajar dalam pelajaran
matematika. Untuk anak autis ini mengalami kesulitan dalam berkomunikasi,
dan kurang fokus dalam pembelajaran, berhitung dan memahami konsep
pembelajaran matematika. Sedangkan untuk anak tunarungu memang
memiliki keterbatasan dalam mendengar sehingga dalam berkomunikasinya
pun tidak lancar, begitu pula dengan pembelajaran matematikanya. Untuk
anak hiperaktif selain tingkahya sulit untuk di kondisikan, fokus dalam
pembelajaranya masih kurang. Untuk itu guru berperan penting dalam proses
pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus. Sehingga, nantinya anak
berkebutuhan khusus tidak merasa kesulitan dalam mempelajari matematika
dan tidak tertinggal dengan anak non berkebutuhan khusus.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengambil
judul “Analisis Peran Guru dalam Pembelajaran Matematika Kelas satu pada
Siswa inklusi di SDN Bedali 05 Lawang Malang”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran guru dalam pembelajaran matematika pada siswa inklusi
kelas satu di SDN Bedali 05 Lawang Malang?
2. Bagaimana kendala yang dihadapi dalam pembelajaran matematika pada
8
C. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan peran guru dalam proses pembelajaran matematika pada
siswa inklusi kelas satu di SDN Bedali 05 Lawang Malang.
2. Mendeskripsikan Kendala yang dihadapi dalam pembelajaran matematika
pada siswa inklusi kelas satu di SDN Bedali 05 Lawang Malang.
D. Manfaat penelitian
1. Sekolah
Sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk meningkatkan pembelajaran
pada siswa inklusi.
2. Peneliti
Untuk menambah wawasan dan informasi tentang peran guru pada siswa
inklusi dalam pembelajaran matematika di SD.
3. Guru
Sebagai sumber informasi dan membantu guru dalam pembelajaran untuk
siswa inklusi pada mata pelajaran matematika.
E. Definisi Operasional
1. Peran guru adalah terciptanya serangkaian tingkah laku dalam suatu situasi
tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan
perkembangan siswa yang menjadi tujuan (Wrightman dalam Usman,
2006: 4)
2. Pembelajaran matematika merupakan ide-ide abstrak yang berisi
simbol-simbol, maka konsep konsep matematika harus dipahami terlebih dahulu
9
3. Pendidikan inklusi adalah sistem layanan pendidikan yang mensyaratkan
anak berkebutuhan khusus belajar di sekolah-sekolah terdekat dikelas
biasa bersama teman-teman seusianya (Geniofam,2010:62).
4. Penelitian ini dibatasi pada pembelajaran metematika khususnya untuk