• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH IMF TERHADAP PRIVATISASI DI INDONESIA ERA MEGAWATI SOEKARNO PUTRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH IMF TERHADAP PRIVATISASI DI INDONESIA ERA MEGAWATI SOEKARNO PUTRI"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG

Faktor ekonomi yang sangat menentukan untuk melakukan kegiatan pemerintahan maupun kegaiatan yang lainnya tidak dapat di penuhi oleh negara kita sehingga Indonesia harus mencari sumber-sumber bantuan ekonomi untuk memenuhi aktifitas dalam negerinya. Sumber-sumber ekonomi yang lain dapat di peroleh dari utang luar negeri yang di berikan oleh negara-negara maju maupun sesama negara berkembang itu sendiri.

Negara-negara maju membantu Indonesia melalui utang luar negeri atau melaui lembaga-lembaga keuangan bentukan mereka yang tentunya bantuan itu mempunyai pamrih atau kepentingan yang di inginkan dari Indonesia. Segala bentuk bantuan atau utang yang di berikan oleh negara asing mempunyai syarat-syarat yang harus di penuhi oleh Indonesia dan itu merupakan suatu konsekuensi yang harus di ambil oleh Indonesia. Pemerintah Indonesia tidak mempunyai pilihan karena pemerintah berada di pihak yang lemah dan tidak bisa berbuat apa-apa sehingga harus menuruti segala keinginan lembaga donor asing yang mempunyai kepentingan di Indonesia.

Salah satu lembaga donor bentukan negara-negara maju yang memberikan utang kepada negara Indonesia adalah IMF. IMF di dirikan pada konferensi breeton woods di New Hampshire AS, tujuannya untuk membantu menyehatkan perekonomian dunia. Markas besar IMF berada di Woshington D.C. IMF beranggotakan 184 negara.1

IMF pertama kali datang ke Indonesia pada tahun 1966 ketika pemerintahan kita yang pada waktu itu di pimpin oleh Presiden Soeharto mengalami kemunduran ekonomi sehingga membuat negara tidak mampu untuk melunasi utang-utang luar negeri yang saat itu

1

(2)

hampir tidak mampu terbayar lagi dan ancaman kebangkrutan bagi pemerintah kita. Bantuan IMF saat itu di rasakan sangat berarti bagi Indonesia karena IMF mampu membantu Indonesia merestukturisasi utang-utang luar negeri melalui serangkaian perundingan di Paris Club.2

Pada penanganan krisis yang di lakukan oleh IMF, IMF selalu menyarankan untuk melakukan tiga hal yaitu liberalisasi, deregulasi, dan privatisasi yang ketiganya merupakan pilar utama konsep pemulihan ekonomi dari negara-negara yang berkembang atau yang sering di sebut Washington Consensus. Istilah ini di perkenalkan oleh Jhon Willianson, konsep ini di gunakan oleh dia merujuk pada hasil konsensus yang pada waktu itu berlangsung di Washington DC.3

Pada dasarnya Washington Consensus ada sepuluh kebijakan yang di sarankan untuk di gunakan dalam mengatasi permasalahn negara-negara berkembang yaitu:

1) Desiplin fiskal yang mempunyai tujuan untuk mengurangi defisit perdagangan 2) Anggaran pengeluaran untuk publik mempunyai pengertian memprioritaskan

anggaran belanja pemerintah melalui pemotongan segala subsidi

3) Pembaharuan Pajak: kebijakan untuk memperlonggar pajak bagi para pengusaha 4) Liberalisasi Keuangan: berupa kebijakan bunga bank yang di tentukan oleh

mekanisme pasar

5) Nilai Tukar yang Kompetitif: kebijakan melepaskan nilai tukar uang tanpa kontrol pemerintah

6) Trade Liberalisation Barrier: yakni kebijakan yang menyingkirkan segala yang mengganggu kegiatan perdagangan bebas

2

Harinowo Cyrillus 2004, IMF :Penanganan Krisis & Indonesia Pasca IMF, Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama halaman 33

3

(3)

7) Foreign Direct Invesment: Kebijakan yang menginginkan untuk menyingkirkan aturan pemerintah yang menghalangi aliran modal asing yang masuk ke dalam negara

8) Privatisasi: Kebijakan yang menginginkan pengelolaan perusahaan negara di serahkan kepada sektor swasta

9) Diregulasi dan yang terakhir 10)Intelektual Property Right4

Sementara jenis-jenis utang yang di tawarkan oleh IMF pun mempunyai beberapa macam, diantaranya yang pernah di berikan ke Indonesia yaitu EFF (Extended Fund Facility), progam utang ini merupakan progam bantuan yang mereka berikan kepada negara-negara yang sedang melakukan reformasi ekonomi yang bersifat struktural, sehingga waktu yang di perlukan untuk pelunasan di anggap lebih panjang yaitu dengan pelunasan mencapai 10 tahun.5

Sedangkan pinjaman lain yang pernah di berikan kepada Indonesia adalah SBA (Stand by Arrengement), progam bantuan ini di berikan kepada negara-negara yang sedang krisis neraca pembyaran sehingga di butuhkan waktu yang relatif singkat dalam pencairan maupun dalam pelunasnnya. Di butuhkan waktu pelunasan maksimal selama 5 tahun dan di harapkan mampu untuk di lunasi dalam waktu 2-4 tahun. Pemberian utang ini pernah di lakukan pada saat Indonesia mengalami krisis pada tahun 1997.6

Seiring dengan pemberian pinjaman tersebut, pemerintah harus memenuhi syarat-syarat yang di tetapkan oleh IMF. Syarat-syarat-syarat tersebut biasanya di sebut dengan LOI atau letter of intent, sebagai resep dari IMF untuk menangani krisis. Syarat-syarat yang di

4Ibid

5

(4)

haruskan oleh IMF tersebut sebagai jaminan komitmen dari pemerintah untuk menerima bantuan.7

Campur tangan pihak asing yang di rasakan sangat berlebihan itu memberikan tekanan kepada pemerintah kita. Pemerintah harus memenuhi keinginan IMF meskipun kebijakan yang di buat untuk mengikuti LOI tersebut merugikan Indonesia. Kebijakan yang di inginkan oleh IMF salah satunya adalah privatisasi yang menginginkan pengurangan peran pemerintah dalam sektor ekonomi. Hal ini banyak di nilai akan sangat merugikan masyarakat terutama masyarakat miskin. 8

Banyak pengamat yang mengatakan bahwa, kebijakan yang harus di lakukan oleh Indonesia dalam rangka untuk menjalankan LOI yang di berikan oleh IMF bukan merupakan jalan keluar dari krisis namun akan memperparah keadaan Indonesia yang pada saat itu sedang mengalami krisis ekonomi dan juga krisis kepercayaan.

Krisis moneter yang mengakibatkan runtuhnya rezim orde baru, yang kemudian di ganti oleh wakilnya yaitu BJ Habibi yang hanya sebentar berkuasa kemudian di lanjutkan oleh Abdurahman Wahid, namun kekuasaannya juga tak berlangsung lama dan kemudian di gantikan oleh Megawati. Dari pergantian beberapa Pressiden, pengaruh IMF tetap saja nampak melalui LOI yang harus di patuhi oleh pemerintahan kita.

Sedangkan pada masa pemerintahan Megawati Soekarno Putri, tekanan IMF terus berlanjut, IMF tetap menginginkan campur tangan pemerintah dalam sektor ekonomi terus berkurang, IMF menginginkan peran swasta terus di tingkatkan. Pemerintahan pada masa Megawati, di paksa untuk menjual aset negara yang ke asing sebagai bentuk komitmen pemerintah terhadap IMF.

Tujuan dari privatisasi pemerintah sebenarnya adalah untuk meningkatkan kinerja dan nilai tambah perusahaan dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pemilikan

7Ibid

halaman 103 8

(5)

saham persero. Progam privatisasi sering berhasil di negara-negara maju namun kurang berhasil di negara-negara berkembang di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain: biasanya privatisasi di negara maju mempunyai tujuan yang jelas namun dalam kasus negara-negara berkembang, tujuan dari privatisasi itu sendiri tidak jelas, sehingga banyak menimbulkan kontroversi di dalam masyarakat negara-negara berkembang.9

Pada masa pemerintahan Megawati, privatisasi yang di lakukan tergolong sangat banyak. Dalam masa pemerintahan yang relatif singkat yaitu hanya berkuasa tiga tahun, pemerintahan ini sudah memprivatisasi sebanyak 12 BUMN dan BUMN tersebut merupakan BUMN yang memiliki peran yang strategis bagi Indonesia. BUMN tersebut antara lain: PT Indosat, PT Telkom, PT Bank Mandiri dan lain sebagainya. Jumlah ini sangat besar apabila di bandingkan dengan jumlah privatisasi yang di lakukan oleh pemerintah sebelumnya yang juga di pengaruhi oleh IMF. Pada tahun 1997 sampai kurun waktu 1999,tercatat hanya ada 5 BUMN yang di privatisasi.10

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dari pemaparan di atas, maka penulis ingin mengetahui tentang bagaimanakah pengaruh IMF terhadap privatisasi pemerintah Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarno Putri periode tahun 2001-2004?

1.3 TUJUAN PENELITIAN Ada 2 tujuan dari penelitian ini

1. Untuk mengetahui sejauh mana peran IMF dalam mempengaruhi privatisasi Negara kita pada masa pemerintahan Megawati

9

http:// UU no 19 th 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara www.komisiinformasi.go.id 10

(6)

2. Untuk mengetahui langkah-langkah pemerintah, untuk mengatasi masalah pengaruh IMF terhadap privatisasi Indonesia pada masa pemerintahan Megawati

1.4 PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian terdahulu yang saya angkat adalah skripsi yang berjudul respon petani terhadap neoliberalisme studi kasus gerakan petani serikat petani Sumatera Utara yang di tulis oleh Sopian Sitepu, dalam tulisan tersebut menjelaskan tentang di sahkannya UU sumber daya air yang mempersempit ruang masyarakat dan mempeluas sektor swasta dalam memanfaatkan air, sehingga hanya golongan yang mampu dalam hal ekonomi yang bisa menggunakan air tersebut, pada dasarnya air merupakan kebutuhan pokok yang semua masyarakat pasti akan, tidak peduli masyarakat yang mampu dalam hal ekonomi maupun yang kurang mampu sesuai dengan UUD 1945 pasal 33.11

Privatisasi air merupakan perwujutan dari neoliberalisme yang menginginkan peran negara semakin kecil dan menyerahkan semua pada mekanisme pasar bebas. Air menjadi barang komersil yang hanya mencari keuntungannya secara ekonomi dan mengabaikan kepentingan masyarakat kecil.12

IMF menginginkan kepada negara anggotanya khususnya yang meminjam dana agar mengikuti persyaratan yang di ajukan melalui LOI atau Letter Of Intent, seperti kasus privatisasi air yang saya tulis di atas.13

Penelitian terdahulu yang penulis angkat untuk menyempurnakan tulisan saya adalah tentang privatisasi air yang yang di beri judul Laporan Investigasi Swastanisasi PAM JAYA. Tulisan tersebut berisi tentang swastanisasi yang terjadi pada perusahaan air minum

11

http://Respon Petani terhadap Neoliberalisme Studi Kasus Gerakan Petani Serikat Petani Sumatera Utara , www.repository.usu.ac.id/.pdf

12

Ibid

(7)

daerah sebagai bagian dari bukti bahwa Indonesia patuh terhadap LOI yang di berikan oleh IMF sebagai syarat untuk mendapatkan bantuan.14

PAM JAYA merupakan perusahaan air minum yang dapat di kategorikan sebagai perusahaan air minum yang mandiri, artinya perusahaan air minum ini tidak mendapat subsidi dari pemerintah karena susidi tersebut di prioritaskan untuk perusahaan air minum yang standartnya masih di bawah PAM JAYA.15

PAM JAYA tidak lagi menerima bantuan lunak dari pemerintah semenjak tahun 1990 dan oleh karena itu pemerintah menerpkan bunga komersil dan pemerintah tidak lagi menyubsidi bunganya dan pemerintah hanya berfungsi sebagai penjamin saja tetapi apabila PAM JAYA mengalami ketidak mampuan untuk mengembalikan pinjamannya maka pemerintah berkewajiban untuk bertanggung jawab.16

Pasca swastanisasi PAM JAYA tidak lagi menerima pemasukan dari pelanggan namun perusahaan air minum ini mendapatkan pemasukan berasal dari rekening ESCRWO sebesar 1,3 milyar perbulan tergantung berapa banyak yang di butuhkan dan juga ketersediaan dana.17

Kedua penelitian terdahulu diatas memberikan gambaran tentang pengaruh neolibralisme yang terjadi untuk negara dunia ketiga termasuk Indonesia. Lembaga keuangan internasional berhasil masuk untuk memberikan pengaruhnya melalui kesepakatan-kesepakatan yang di buat untuk mengurangi peran negara dalam mengatur atau menerapkan kebijakan yang di buat oleh pemerintah.

Kebijakan yang di berikan oleh lembaga keuangan asing tersebut sama-sama di dasarkan pada SAP neoliberalisme yang menginginkan privatisasi yang ujung-ujungnya

14

(8)

memberikan peluang untuk pihak swasta, untuk mengolah atau memanfaatkan apa yang di miliki oleh Indonesia dan selanjutnya mengambil keuntungan yang sebanyak-banyaknya.18 1.5 KONSEP DAN TEORI

1.5.1 KONSEP POLITIK BANTUAN LUAR NEGERI

Bantuan luar negeri mempunyai banyak tujuan yang ingin di capai oleh negara penerima hutang maupun negara atau organisasi yang memberikan bantuan. Tujuan itu bermacam-macam, mulai dari tujuan yang paling ideal yaitu memberikan bantuan yang bermaksud untuk meringankan beban dari negara yang menginginkan bantuan seperti meringankan kemiskinan, meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi. Tujuan yang lainnya adalah untuk tujuan diplomasi, bantuan kemanusiaan, pembangunan, dan untuk tujuan komersil.19

Tujuan diplomasi, melingkupi keamanan internasional, politik internasional, dan lain sebagainya. Untuk tujuan pembangunan, bantuan yang di berikan oleh negara donor bertujuan untuk mendukung perekonomian negara penerima bantuan, meningkatkan kesejahteraan sosial dan mengurangi kemiskinan. Untuk bantuan kemanusiaan adalah untuk mengatasi masalah yang di timbulkan akibat terjadinya krisis di suatu negara yang mengakibatkan adanya pengungsi yang tidak dapat di atasi oleh negara yang kurang memiliki sumber daya untuk mengatasi permasalahan tersebut. Sementara untuk tujuan komersil adalah untuk memperluas daerah perdagangan internasional yaitu dengan cara memperlebar tujuan ekspor perdagangan mereka ataupun untuk mendatangkan barang mentah dari negara donor yang nantinya juga akan di jual untuk kepentingan ekonomi.20

Sementara tujuan tambahan yang lain dari bantuan luar negeri adalah untuk menyebarkan demokrasi yang seperti yang terjadi di Asia, Afrika, dan lain sebagainya.

18

Wibowo I, Wahono Francis, 2003, Neoliberalisme,Yogyakarta, Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas, hal 118 19

Lancaster carol Foreign aid, Diplomacy, development, domestic politics Chicago, The University of Chicago Press 2007, hal hal 13

(9)

Bantuan tersebut hanya akan mereka berikan apabila mereka telah melakukan perubahan sesuai yang negara donor inginkan. Negara donor memberikan asumsi bahwa pembangunan di negara peminjam akan lebih cepat apabila mereka menggunakan sistem demokrasi, mereka juga berpendapat, keamanan internasional akan terwujud bila demokrasi sudah menyebar karena negara yang bedasarkan atas demokrasi tidak akan berperang melawan negara yang menganut paham demokrasi juga.21

Dalam kasus pemerintahan Indonesia pada masa pemerintahan presiden Megawati, pemerintah kita menerima bantuan dari IMF guna menyelesaikan krisis yang sedang di hadapi oleh pemerintah kita. IMF juga mengajukan persyaratan yang harus di lakukan oleh pemerintah kita yang di berikan melalui LOI. Di dalam LOI tersebut terdapat butir-butir yang menginginkan pemerintahan kita lebih demokratis, bukan hanya itu, pemerintah juga harus memperbaiki sistem pemerintahan Indonesia agar sesuai dengan apa yang IMF inginkan.

Secara tidak langsung IMF menginginkan sistem pemerintahan yang demokratis di terapkan di Indonesia dengan kata lain demokrasi juga menyebar di Indonesia. Hal itu sesuai tujuan bantuan luar negeri saya sampaikan di atas. Dengan di berikannya bantuan kepada Indonesia oleh IMF maka, pemerintah telah setuju dengan syarat-syarat yang di berikan oleh IMF.

1.5.2.TEORI NEOLIBERALISME

Pengertian dari paham ini adalah kehidupan ekonomi masyarakat paling baik adalah tanpa campur tangan negara dan menyerahkannya kepada mekanisme pasar kerja yang bebas. Paham ini berpendapat bahwa individual merupakan alat yang paling baik untuk menggerakkan perekonomian.22

Paham ini di ungkapkan oleh Hayek dan Milton Friedman dengan gagasannya yang tidak menyetujui paham yang di bawa Keynes tentang campur tangan negara dalam kegiatan

21

Ibid hal 15 22

(10)

ekonomi yang biasanya berupa kebijakan stabilisasi untuk mengontrol stabilisasi dan pengangguran. Menurut Friedman, kebijakan yang seperti itu justru akan merugikan masyarakat karena kontrol terhadap inflasi dan pengangguran berarti juga akan menghambat peredaran uang, menurut Friedman masalah pengangguran tidak seharusnya di selesaikan dengan cara yang seperti itu, melainkan di serahkan kepada mekanisme pasar kerja yang bebas.23

Dalam paham neolibralisme, di katakan bahwa kegiatan ekonomi maksimal bisa di capai hanya dengan membiarkan distribusi Income di tentukan oleh kinerja pasar bebas. Maka dalam hal ini, semua yang di anggap menghalangi kinerja pasar bebas seperti pajak tinggi, progam khusus penciptaan lapangan pekerjaan, jaring pengaman sosial dan lain sebagainya merupakan hal yang wajib untuk di hilangkan. Pemerintah sama sekali tidak boleh campur tangan karena itu akan membuat pasar tidak bebas.24

Mekanisme pasar yang seperti itu membutuhkan kebijakan dari pemerintah untuk melakukan kebijakan yang lebih longgar terhadap barang atau jasa yang keluar masuk dari satu negara ke negara lain atau menghapuskan regulasi yang mengatur perpindahan barang dan jasa tersebut. Perpindahan barang dan jasa juga akan lebih optimal apabila barang dan jasa tersebut di miliki oleh individu atau orang per orangan yang bertujuan untuk mendapatkan laba.25

(11)

di lakukan oleh pemerintahan Megawati, hanya saja jumlah BUMN yang di privatisasi pada era Megawati lebih banyak apabila di bandingkan dengan privatisasi yang di lakukan oleh pemerintahan orde baru. Hal ini terbukti dari jangka waktu yang sama-sama tiga tahun yakni 1997 sampai pada tahun 1999 pada masa pemerintahan orde baru hanya memprivatisasi 5 BUMN namun apabila kita melihat pada masa pemerintahan Megawati, pada kurun waktu yang sama yakni 2001-2003, Megawati telah berhasil memprivatisasi sebanyak 12 BUMN.26 Pemerintahan Megawati tidak mempunyai pilihan yang lebih baik dan tentu saja tidak bisa menghindar dari kepentingan internasional melalui IMF meskipun IMF menginginkan neoliberalisme untuk Indonesia. Awal berkuasanya Megawati di ikuti dengan jatuh tempo pembayaran hutang luar negeri namun pemerintahan yang pada waktu itu tidak mampu untuk melakukan pelunasan sehingga membutuhkan peran dari IMF untuk melaksanakan penjadwalan ulang untuk utang luar negeri.27

IMF masuk untuk membantu permasalahan yang sedang di hadapi Indonesia. Ekonomi Indonesia sedang terpuruk dengan krisis ekonomi yang sedang melanda pemerintahan pada waktu itu. Bantuan yang di berikan oleh IMF membawa konsekuensi mengikuti aturan yang di berikan oleh IMF untuk memperbaiki perekonomian yang pada waktu itu. Privatisasi sejumlah BUMN menjadi salah satu syarat untuk memperbaiki ekonomi Indonesia. Melalui lembaga ekonomi neoliberalisme masuk ke Indonesia untuk menjalankan kepentingannya.

1.6 RUANG LINGKUP PENELITIAN

Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk memberikan batasan permasalahan dan kajian bagi penelitian yang diangkat oleh peneliti. Ruang lingkup penelitian kali ini di mulai pada tahun 2001-2004 masa pemerintahan Megawati Soekarno Putri.

26

Nugroho Riant, Wrihatnolo R Randy, 2008, Manajemen Privatisasi BUMN, Jakarta, PT Gramedia, hal 30 27

(12)

1.7. METODE PENELITIAN 1.7.1 VARIABEL PENELITIAN

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua variabel yaitu variabel dependent dan variabel independen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengaruh yang di berikan IMF melalui pinjaman luar negerinya sementara variabel dependen dalam penelitian ini adalah privatisasi yang di lakukan oleh pemerintah.

Sementara indikator yang di gunakan oleh penulis adalah pengaruh IMF terhadap pemerintahan Megawati melalui LOI yang menginginkan privatisasi sebagai komitmen pemerintah dalam melaksanakan progam-progam yang di berikan oleh IMF untuk mengatasi krisis yang melanda Indonesia.

1.7.2 Tipe penelitian

Tipe Penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu tipe eksplanatif. Pembahasan dilakukan dengan menjelaskan kebijakan yang di lakukan oleh pemerintah terhadap pinjaman IMF dan juga tentang privatisasi yang di lakukan oleh pemerintah sebagai salah satu poin yang di berikan IMF melalui LOI yang berkaitan tentang privatisasi

1.7.3 Teknik Pengumpulan Data

Data-data dalam penelitian ini di dapatkan dengan melakukan studi pustaka atau dengan library research.

1.8 TEKNIK ANALISA DATA

(13)

1. Pemeriksaan, yaitu dilakukan untuk melihat apakah data-data yang diperlukan sudah lengkap dan benar atau salah, bila ternyata ada kesalahan atau bahkan kekurangan maka peneliti akan berusaha membenarkan dan melengkapi data yang kurang

2. Pengolahan, yaitu dilakukan dengan cara memilah-milah sesuai dengan kategorinya masing-masing.

3. Analisa dan interpretasi, yaitu data yang telah dipilah-pilah selanjutnya di interpretasikan oleh peneliti.

1.9SISTEMATIKA PENULISAN

Pada Bab I penulis akan menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kajian pustaka, kerangka pemikiran,hipotesis, dan metodologi. Dalam bab I penulis akan menjelaskan tentang latar belakang masalah kenapa pada masa pemerintahan Megawati Soekarno Putri melakukan privatisasi di berbagai perusahaan milik negara.

Pada bab II penulis akan menjelaskan tentang IMF sebagai lembaga yang memberikan bantuan terhadap Indonesia. Peneliti dalam bab II ini berusaha menjelaskan tentang bagaimana sejarah IMF, cara kerja IMF, bagaimana perkembangan IMF di Indonesia. 2.1 IMF :

2.1.1 Seputar tentang IMF 1. Sejarah IMF 2. Cara kerja IMF 3. Perkembangan IMF 4. Jenis-Jenis Bantuan IMF 2.1.2 Perkembangan IMF di Indonesia

(14)

Megawati di berikan melalui LOI yang harus di lakukan oleh pemerintahan Megawati. LOI yang di bahas di sini adalah LOI yang berkaitan dengan privatisasi.

3.1.1 Tuntutan IMF kepada Pemerintah Indonesia Melalui LOI

(15)

SKRIPSI

PENGARUH IMF TERHADAP PRIVATISASI DI INDONESIA

ERA MEGAWATI SOEKARNO PUTRI

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana ilmu politik (S.Ip) strata-1

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

Oleh: Heru Nurcahyono

NIM : 05260101

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(16)

i

LEMBAR PENGESAHAN

Nama `: Heru Nurcahyono NIM : 05260101

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : PENGARUH IMF TERHADAP PRIVATISASI DI INDONESIA ERA MEGAWATI SOEKARNO PUTRI

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Hubungan Internasional

Dan dinyatakan LULUS Pada hari: Sabtu Tanggal: 18 Desember 2010 Tempat: LAB Hubungan Internasional

Mengesahkan,

Dekan FISIP-UMM

Dr. Wahyudi, M.Si

Dewan Penguji:

1.Dyah Estu S.Sos, M.Si ( )

2.Tuty Alhikmah S.IP ( )

3. Victory Pradhitama, S.Sos ( )

(17)
(18)

viii

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang hanya dengan ridho dan rahmat-Nyalah peneliti dapat menyelesaikan penelitian dengan judul Pengaruh IMF terhadap Kebijakan Privatisasi di Indonesia Era Megawati Soekarno Putri

Hasil dari penelitian ini peneliti harapkan dapat menjadi masukan bagi Mahasiswa-Mahasiswa Hubungan Internasional berikutnya dalam meneliti fenomena-fenomena terkini dalam kajian hubungan internasional, yang tentunya peneliti harapkan harus lebih baik dari penelitian ini.

Dalam Penyusunan Penelitian ini tentunya tidak akan lepas dari segala kekurangan dan kelemahan yang tidak dengan sengaja atau kesadaran. Oleh karenanya dalam perbaikan dan penyempurnaan kedepan, alangkah baiknya saran dan kritik yang membangun dari pihak-pihak yang tertarik terhadap hal ini sangat peneliti nantikan.

Dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada peneliti, sehingga penelitian ini bisa peneliti selesaikan tepat pada waktunya.

1. Dyah Estu Kurniawati S.Sos., M.Si, selaku Dosen Pembimbing pertama yang banyak memberikan masukan dan membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

2. Tuti Alhikmah, S.ip, selaku Dosen Pembimbing kedua yang mengajarkan banyak hal kepada peneliti tentang penulisan penelitian ini, serta anjurannya untuk selalu berkontemplasi.

3. Kepada kedua orang tua peneliti, Suradi dan Mugiati, sehingga penelitian ini dapat selesai dengan lancar

4. Teman-teman peneliti di jurusan Hubungan Internasional angkatan 2005. thanks friends for all.

(19)

viii

Akhirnya peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya khususnya bagi mahasiswa hubungan internasional dan kalangan yang tertarik dengan kajian HI.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb

Malang, 20 November 2010

(20)

xiii

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan Skripsi ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Surat Pernyataan Orisinalitas………..iii

Berita Acara Bimbingan Skripsi... ... iv Abstraksi……… . v

1.5.1.Konsep Politik Bantuan Luar Negeri... 9

1.5.2.Teori Neoliberalisme ... 11

1.6.Ruang Lingkup Penelitian ... 14

1.7.Metode Penelitian ... 14

1.7.1 Variabel Penelitian ... 14

1.7.2 Tipe Penelitian ... 14

1.7.3 Teknik Pengumpulan Data ... 15

1.8.Teknik Analisa Data ... 15

1.9. Sistematika Penulisan ... 15

BAB II PERKEMBANGAN DAN BANTUAN IMF DI INDONESIA 2.1.Latar Belakang IMF ... 17

(21)

xiii

2.1.2 Cara Kerja IMF ... 18

2.1.3 Jenis-Jenis Bantuan IMF ... 21

2.2.Bantuan IMF ke Indonesia era Megawati Soekarno putri ... 29

2.3.IMF Sebagai Aktor Neo-Liberal ... 35

BAB III PENGARUH IMF TERHHADAP PEMERINTAHAN MEGAWATI DALAM BIDANG PRIVATISASI 3.1.Tuntutan IMF Terhadap Pemerintahan Megawati Di Bidang Privatisasi melalui LoI ... 39

3.2. Perspektif Megawati terhadap situasi ekonomi nasional ... 45

3.3.Pengaruh IMF terhadap Pemerintahan Megawati di bidang privatisasi ... 48

(22)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Wibowo I, Wahono Francis, 2003, Neoliberalisme,Yogyakarta, Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas

Nugroho Riant, Wrihatnolo R Randy, 2008, Manajemen Privatisasi BUMN, Jakarta, PT Gramedia

Lancaster carol Foreign aid, Diplomacy, development, domestic politics Chicago, The University of Chicago Press 2007

Harinowo Cyrillus, 2002, Utang Pemerintaah, Perkembangan, Prospek dan Pengelolaannya,

Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama

F Harianto Santoso 2002, Indonesia Dalam Krisis 1997-2002, Jakarta Buku Kompas Harinowo Cyrillus 2004, IMF :Penanganan Krisis & Indonesia Pasca IMF, Jakarta PT

Gramedia Pustaka Utama

Perwita. Anak Agung Banyu dan Yani. Mochamad Yanyan. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. 2005. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Ikbar Yanuar 2005, Ekonomi Politik Internasional 2:Implementasi Konsep dan Teori,

Bandung, PT Refika Aditama

Mas’oed Mohtar 1990,Ilmu Hubungan Internasional, PT Pustaka LP3ES

Supriyanto, Sampurna F Agung, Utang Luar Negeri Indonesia: Argumen Relevansi dan implikasinya bagi pembangunan, Djambatan, Jakarta, 1999

Mahyudi Ahmad, Ekonomi Pembangunan dan Analisis Data Empiris, Ghalia Indonesia, Bogor, 2004

Bastian Indra, Privatisasi di Indonesia, Teori dan Implementasi, PT Salemba Emban Patria, Jakarta, 2002,

(23)

INTERNET

http:// www.imf.org Apakah Dana Moneter Internasional itu? di akses tanggal 12 juli 2010 http:// www.globaljust.orgGambaran Ringkas Kebijakan Neo-liberalisme dan Dampaknya

terhadap Ekonomi Indonesia di akses tanggal 12juli 2010

http:// www.komisiinformasi.go.id UU no 19 th 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara. http:// www.repository.usu.ac.id Respon Petani terhadap Neoliberalisme Studi Kasus

Gerakan Petani Serikat Petani Sumatera Utara /.pdf

http:// www.antikorupsi.org Investigasi Swastanisasi PAM JAYA di akses tanggal 12 juli 2010

http:// www.imf.org/external/about/whatwedo.htm di akses tgl 21 oktober 2010 http:// www.imf.org/external/about/staff.htm di akses tanggal 17 oktober 2010 http:// www.imf.org/external/about/govstruct.htm di akses tgl 18 oktober 2010

http:// Anoop Singh :Pemerintahan Megawati Punya Komitmen jelas,www.gatra.com, di akses 01 november 2001

http:// Horst Köhler, Indonesia Letter Of Intent

www.imf.org/External/NP/LOI/2001/idn/01/INDEX.HTM di akses pada tanggal 20 oktober 2010

http:// Horst Köhler, Indonesia Letter Of Intent

www.imf.org/External/NP/LOI/2001/idn/01/INDEX.HTM di akses pada tanggal 20 oktober 2010

http//Desentralisasi fiskal adalah ada kewenangan pemerintah daerah yang cukup longgar dalam memungut pajak lokal. http://129.3.20.41/eps/urb/papers/0502/0502002.pdf http// James Cassing: Indonesia In Transition Will Economic Prosperity

Accompany

Democracy?,http://www.watsoninstitute.org/bjwa/archive/9.1/Indonesia/Cassing.pdf di akses tanggal 06 november 2010

http:// Walau BUMN di Privatisasi, Hak Negara Tidak Berpindah

www.hukumonline.com/berita/baca/hol6286/walau-bumn-diprivatisasi-hak-negara-tidak-berpindah di akses tanggal 07 november 2010

1

(24)

1

http://www.bpkp.go.id/unit/hukum/kp/2001/122-01.pdf di akses pada tanggal 8 november 2010

http://Rencana Privatisasi Akhir Januari. www.bappenas.go.id/upload/other htm di akses tanggal 8 november 2010

1

http:// Target privatisasi tahun anggaran 2002 ini memang dipatok lebih kecil ketimbang tahun

lalu. Tapi, agaknya sulit bagi Menteri Negara (Meneg) BUMN untuk mencapai target itu. Pasalnya, BUMN-BUMN itu ternyata masih menyimpan banyak

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa penelitian mengenai klasifikasi data microarray dengan metode ANN telah dilakukan, salah satunya adalah klasifikasi kanker payudara menggunakan metode Artificial

Hospital/health post (Tools: secondary data review, transect walk) Infrastructure types Types of Health Centre Numbe rs of Health Center s Numb er of Health worke rs

38 Efektivitas dari antiseptik dapat dilihat dengan melakukan metode swab tangan setelah melakukan cuci tangan menggunakan produk antiseptik yang akan diuji dan dikultur

Tempat bongkar muat barang di DAOP III Cirebon, DAOP IV Semarang, DAOP V Purwokerto, DAOP VI Yogyakarta, DAOP VIII Surabaya dan DIVRE I Medan sebagai lahan

Oleh karena hasil penelitian menunjukkan efek dari faktor waktu adalah tidak bermakna, maka untuk menghasilkan ekspresi MMP-9 yang paling rendah dapat dilakukan

Rumahtangga yang termasuk ke dalam kategori ini adalah St (62 tahun). St adalah seorang janda yang hidup sendiri dan tidak memiliki anak. Ia tidak bekerja namun

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini maka dapat diberikan saran kepada ibu rumah tangga diantaranya sebagai berikut: ibu rumah tangga hendaknya menerapkan

00008/207/11/651/12 tanggal 12 Oktober 2012 jangka waktu pelunasan pajak pada saat pengajuan keberatan tertangguh Oktober 2012 jangka waktu pelunasan pajak pada saat