• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji daya hasil 14 galur cabai IPB di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Uji daya hasil 14 galur cabai IPB di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau"

Copied!
151
0
0

Teks penuh

(1)

OLEH

FEBRI FARHANNY

A24070170

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

FEBRI FARHANNY. Uji Daya Hasil 14 Galur Cabai IPB di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau. Dibimbing oleh MUHAMAD SYUKUR.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui daya hasil dan kualitas galur-galur cabai IPB dan varietas cabai pembanding yang dievaluasi, dan mendapatkan galur cabai IPB yang memiliki daya hasil lebih tinggi dibandingkan dengan varietas pembanding di Kabupaten Kuantan Singingi. Penelitian dilakukan di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, berlangsung mulai dari bulan Februari hingga bulan Agustus 2011.

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak, faktor tunggal terdiri atas 14 galur cabai (IPB002001-4, IPB002003-9, IPB002005-2-9, IPB002046-2, IPB009002-1, IPB009003-5-3, IPB009004-3, IPB009015-4, IPB009019-3, IPB015002-8, IPB015008-5, IPB019015-1, IPB110005-91, IPB120005-5) dan 5 varietas komersil sebagai pembanding (Gelora, Lembang-1, Tit Super, Tombak, Trisula) dengan empat ulangan. Analisis data menggunakan uji F, uji lanjut Dunnett taraf 5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap hampir semua karakter kuantitatif yang diamati, yaitu lebar tajuk, tinggi tanaman, tinggi dikotomous, diameter batang, umur berbunga, umur panen, jumlah bunga, jumlah buah, panjang tangkai buah, diameter buah, tebal kulit buah, panjang buah, bobot per buah, bobot total pertanaman, dan produktivitas.

Karakter panjang tangkai bunga memberikan pengaruh yang nyata terhadap genotipe yang diujikan. Karakter lebar daun, panjang daun, panjang tangkai daun, dan bobot 1000 biji memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap genotipe.

(3)

   

(4)

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

FEBRI FARHANNY

A24070170

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(5)

Judul : UJI DAYA HASIL 14 GALUR CABAI IPB DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI, RIAU

Nama : FEBRI FARHANNY NRP : A24070170

Menyetujui, Pembimbing

Dr. Muhamad Syukur, SP., MSi. NIP: 19720102 200003 1 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura

Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr NIP. 19611101 198703 1 003

(6)

Penulis lahir di Jakarta pada tanggal 28 Februari 1989. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Dra. Defri Andayani dan Wahyudi, SH.

Penulis memulai pendidikan formal saat bersekolah di TK Latihan 2 Guntur, Jakarta Selatan pada tahun 1994. Penulis melanjutkan pendidikannya di SD Negeri 04 Pagi Guntur, Jakarta Selatan hingga tahun 2001, kemudian menempuh pendidikan di SMP Negeri 67 Jakarta Selatan hingga tahun 2004. Pada tahun 2007, penulis menyelesaikan studi di SMA Negeri 68 Jakarta Pusat dan mulai tercatat sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada tahun yang sama melalui jalur SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru).

(7)

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan ridho dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi yang

berjudul

U

ji Daya Hasil 14 Galur Cabai IPB di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau.”

Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian hingga penyusunan skripsi ini yaitu:

1. Dr. Muhamad Syukur, SP., M.Si dan Almh Prof. Dr. Ir. Sriani Sujiprihati, MS. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan penulis arahan selama penelitian dan penyusunan skripsi.

2. Dra. Defri Andayani dan Asman Nasiru, S.Pd.,M.Si selaku orang tua yang selalu memberikan do’a, dukungan, semangat, motivasi, dan limpahan kasih sayang kepada penulis.

3. Dr. Ir. Syarifah Iis Aisyah, M.Si dan Ir. Megayani Sri Rahayu, MS selaku dosen penguji yang telah banyak memberi masukan dan saran yang membangun dalam penulisan skripsi ini.

4. Dr. Rahmi Yunianti, SP., M.Si yang telah memberi semangat, dukungan, dan bimbingan mulai dari penulis menjadi mahasiswa IPB.

5. Dr. Ahmad Junaedi selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberi arahan selama penulis tercatat sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, IPB.

6. Adik-adik tersayang Syafira Adhliany dan Nur Ismi Deas Dzaka Fadhillah yang selalu memberi dukungan, do’a, semangat, dan bantuannya.

7. Tino, Datuk, Ma’ Loy, Bu Eci, dan Papa Boy yang selalu memberi dukungan, semangat, motivasi, dan do’a.

8. Alan Oktarianus yang selalu memberi kasih sayang, dukungan, semangat, motivasi, dan do’a.

(8)

   

10. Keluarga Besar di Baserah, Kuantan Singingi, Riau yang telah banyak membantu selama penelitian.

11. Mba Tia, Alfa, Mba Vit, Ayu, Lia, Andra, Yunandra, Kak Adul, dan Kak Arya yang telah banyak membantu selama penelitian dan penulisan skripsi. 12. Nunu, Namira, Ima, Amin, Beni, Novi, Marcha, Vicky, Ira, Arya, Edo,

Gunar, Okti (geng hedon) yang telah memberi dukungan dan semangat. 13. Teman-teman AGH 44 Bersatu, teman TPB B’Zone, dan

teman-teman UKM Futsal IPB atas kebersamaan dan kekompakan selama penulis di IPB.

14. Sahabat, saudara, dan rekan-rekan yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Bogor, November 2011

(9)

      Halaman 

PENDAHULUAN ... 1 

Latar Belakang ... 1 

Tujuan ... 2 

Hipotesis ... 2 

TINJAUAN PUSTAKA ... 3 

Botani Umum Cabai ... 3 

Syarat Tumbuh ... 4 

Pemuliaan Tanaman Cabai ... 5 

Pelepasan Varietas ... 5

Varietas Cabai Pembanding ... 6

Pengujian Daya Hasil ... 7

BAHAN DAN METODE ... 8 

Tempat dan Waktu ... 8 

Bahan dan Alat ... 8 

Metode Pelaksanaan ... 9 

Pelaksanaan Penelitian ... 9 

Pengamatan ... 10 

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 16 

Kondisi Umum ... 16 

Rekapitulasi Kuadrat Tengah, Peluang dan Koefisien Keragaman ... 18

Karakter Kuantitatif pada Tanaman ... 19 

Karakter Kuantitatif pada Bunga ... 21 

Karakter Kuantitatif pada Buah ... 23 

Karakter Hasil ... 26 

Karakter Kualitatif pada Tanaman... 28

Karakter Kualitatif pada Daun ... 29

Karakter Kualitatif pada Bunga ... 31 

Karakter Kualitatif pada Buah ... 33

Karakter Kualitatif pada Biji ... 36

KESIMPULAN DAN SARAN ... 38 

Kesimpulan ... 38 

Saran ... 38 

DAFTAR PUSTAKA ... 39 

(10)

   

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Daftar 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding ... 8 2. Rekapitulasi Kuadrat Tengah, Peluang dan Koefisien Keragaman ... 18 3. Nilai Rataan Diameter Batang, Tinggi Tanaman, Tinggi Dikotomous, dan

Lebar Tajuk 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai ... 19 4. Nilai Rataan Umur Berbunga, Panjang Tangkai Bunga, dan Jumlah Bunga

14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai ... 22 5. Nilai Rataan Umur Panen, Jumlah Buah, dan Diameter Buah 14 Galur dan

5 Varietas Pembanding Cabai ... 24 6. Nilai Rataan Tebal Kulit, Panjang, Panjang Tangkai, dan Bobot per Buah

14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai ... 25 7. Nilai Rataan Bobot Total per Tanaman, dan Produktivitas 14 Galur dan 5

Varietas Pembanding Cabai ... 27 8. Habitus Tanaman dan Warna Batang 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding

Cabai ... 28 9. Bentuk, Tepi, Pangkal, dan Ujung Daun 14 Galur dan 5 Varietas

Pembanding Cabai ... 29 10. Permukaan Atas Daun, Permukaan Bawah Daun, Warna Atas Daun, dan

Warna Bawah Daun 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai ... 30 11. Bentuk Bunga, Warna Tangkai Bunga, Warna Kelopak, dan Warna

Mahkota 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai ... 31 

12. Warna Anter, Warna Putik, Jumlah Anter, dan Jumlah Helai Mahkota 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai ... 32 13. Bentuk dan Permukaan Kulit Buah 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding

Cabai ... 33 14. Tepi, Pangkal, dan Ujung Buah 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding

Cabai ... 34 15. Warna Buah Muda, Warna Buah Intermediate, Warna Buah Masak, dan

Daya Simpan Buah 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai ... 35  16. Warna dan Bentuk Biji 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai ... 37   

(11)

   

Lampiran  

1. Data Curah Hujan Kecamatan Kuantan Hilir, Kabupaten Kuantan Singingi, Riau Bulan Februari-Agustus 2011 ... 43 2. Sidik Ragam Lebar Tajuk 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding . 43 3. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas

Pembanding ... 43 4. Sidik Ragam Tinggi Dikotomous 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas

Pembanding ... 44 5. Sidik Ragam Diameter Batang 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas

Pembanding ... 44 6. Sidik Ragam Lebar Daun 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding .. 44 7. Sidik Ragam Panjang Daun 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas

Pembanding…. ... 45 8. Sidik Ragam Panjang Tangkai Daun 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas

Pembanding ... 45 9. Sidik Ragam Umur Berbunga 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas

Pembanding ... 45 10. Sidik Ragam Panjang Tangkai Bunga 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas

Pembanding ... 46 11. Sidik Ragam Jumlah Bunga 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas

Pembanding… ... 46 12. Sidik Ragam Umur Panen 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas

Pembanding… ... .……….46 13. Sidik Ragam Jumlah Buah 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas

Pembanding ……….47 14. Sidik Ragam Diameter Buah 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas

Pembanding.. ... 47 15. Sidik Ragam Tebal Kulit Buah 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas

Pembanding ... 47 16. Sidik Ragam Panjang Buah 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas

Pembanding… ... 48 17. Sidik Ragam Panjang Tangkai Buah 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas

Pembanding… ... 48 18. Sidik Ragam Bobot per Buah 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas

Pembanding ……….48 19. Sidik Ragam Bobot Total per Tanaman 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas

(12)

   

20. Sidik Ragam Bobot 1000 Biji 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding.. ... 49 21. Sidik Ragam Produktivitas 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas

Pembanding…. ... 49  

(13)

   

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Habitus Tanaman ... 12

2. Bentuk Daun ... 12

3. Bentuk Permukaan Daun ... 13

4. Posisi Bunga ... 13

5. Bentuk Tepi Buah ... 14

6. Bentuk Pangkal Buah ... 14

7. Bentuk Ujung Buah ... 14

8. Bentuk Buah ... 15

9. Gejala Serangan Penyakit Rebah Kecambah ... 16

10. Serangan Hama pada Daun dan Buah Cabai ... 17

11. Serangan Penyakit pada Buah dan Tanaman Cabai ... 17 

  Lampiran   1. Tanaman Cabai Galur IPB002001-4 ... 50

2. Tanaman Cabai Galur IPB002003-9 ... 51

3. Tanaman Cabai Galur IPB002005-2-9 ... 52

4. Tanaman Cabai Galur IPB002046-2 ... 53

5. Tanaman Cabai Galur IPB009002-1 ... 54

6. Tanaman Cabai Galur IPB009003-5 ... 55

7. Tanaman Cabai Galur IPB009004-3…. ... 56

8. Tanaman Cabai Galur IPB009015-4 ... 57

9. Tanaman Cabai Galur IPB009019-3 ... 58

10. Tanaman Cabai Galur IPB015002-8 ... 59

11. Tanaman Cabai Galur IPB015008-5 ... 60

12. Tanaman Cabai Galur IPB019015-1..……….61

(14)

   

14. Tanaman Cabai Galur IPB120005-5.. ... 63

15. Tanaman Cabai Varietas Gelora ... 64

16. Tanaman Cabai Varietas Lembang-1 ... 65

17. Tanaman Cabai Varietas Tit Super ... 66

18. Tanaman Cabai Varietas Tombak..……….67

19. Tanaman Cabai Varietas Trisula……….68

(15)

Latar Belakang

Pertanian merupakan sektor yang dapat diandalkan untuk meningkatkan perekonomian negara, sehingga produk hortikultura seperti sayur dan buah-buahan memiliki prospek yang cukup bagus, baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri. Cabai (Capsicum sp.) adalah salah satu tanaman hortikultura yang bernilai ekonomi dan komoditas sayuran serta rempah yang penting di dunia. Cabai memiliki berbagai kegunaan diantaranya untuk konsumsi, bahan industri dan peternakan.

Sebagai salah satu komoditas unggulan hortikultura Indonesia, cabai menempati areal pertanaman terluas dibanding tanaman sayuran lainnya yaitu sebesar 19.12% (Direktorat Jendral Bina Produksi Hortikultura, 2008). Luasnya areal pertanaman tersebut tidak diikuti oleh tingginya produktivitas. Pada tahun 2008 rata-rata produktivitas cabai nasional mencapai 5.89 ton per hektar per musim (Badan Pusat Statistik, 2009). Angka tersebut masih sangat rendah jika dibandingkan dengan potensi produktivitasnya yang mencapai 20 ton per hektar per musim. Rendahnya produktivitas cabai di Indonesia tidak sebanding dengan luas areal pertanaman cabai di Indonesia. Salah satu faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah varietas unggul yang masih terbatas. Menurut Syukur et al. (2010), alternatif untuk meningkatkan produktivitas cabai adalah dengan perakitan varietas unggul. Bagian Genetika dan Pemuliaan Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB mulai merakit varietas cabai untuk menghasilkan varietas unggul baru mulai tahun 2000. Saat ini telah didapatkan beberapa galur yang diharapkan mampu bersaing dengan varietas cabai komersial lainnya.

(16)

Dalam persiapan pelepasan varietas, daya hasil genotipe harapan perlu diuji. Varietas yang baru akan dilepas harus menunjukkan keunggulan dibandingkan dengan varietas yang telah ada sehingga diperlukan suatu pengujian (Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, 2004). Hasil yang diharapkan dari pengujian ini adalah terpilihnya genotipe yang memiliki hasil yang tinggi dan sifat yang unggul.

Kabupaten Kuantan Singingi merupakan daerah yang berpotensi menjadi sentra tanaman cabai. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya tingkat ketergantungan masyarakat terhadap cabai yang berbanding terbalik dengan ketersediaan cabai di daerah tersebut, sehingga untuk memenuhi kebutuhan cabai di pasaran daerah tersebut masih bergantung pada daerah lain. Ketergantungan ini menyebabkan tingginya harga cabai di pasaran.

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui daya hasil dan kualitas galur-galur cabai IPB dan varietas cabai pembanding yang dievaluasi.

2. Mendapatkan galur cabai IPB yang memiliki daya hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan varietas pembanding di Kabupaten Kuantan Singingi.

Hipotesis Hipotesis dari penelitian ini adalah:

1. Terdapat perbedaan daya hasil dan kualitas pada galur-galur cabai IPB yang dievaluasi.

2. Terdapat paling sedikit satu galur cabai IPB yang memiliki daya hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan varietas pembanding.

(17)

Botani Umum Cabai  

Tanaman cabai (Capsicum annuum L.) termasuk ke dalam famili solanaceae. Tanaman ini masih satu kerabat dengan kentang (Solanum tuberosum

L.), terung (S. melongena L.), tomat (Licopersicon esculentum Mill.), takokak (S. torvum Swartz) dan leunca (S. ningrum L.) (Direktorat Tanaman Sayuran, Hias, dan Aneka Tanaman, 2003).

Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, tanaman cabai dapat diklasifikasikan sebagai berikut: kingdom plantae, divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae,

kelas dycotiledonae, ordo tubiflora (solanales), famili solanaceae, genus

capsicum (Direktorat Tanaman Sayuran, Hias, dan Aneka Tanaman, 2003). Rubatzky dan Yamaguchi (1999) menyatakan bahwa tanaman cabai termasuk ke dalam tanaman herba yang berbentuk semak dan sebagian besar menjadi berkayu pada bagian pangkal batangnya. Tanaman cabai merupakan tanaman tropika yang biasanya ditanam sebagai tanaman setahun. Tanaman ini memiliki batang yang tegak dengan tinggi batang berkisar antara 45-100 cm. Tangkai daunnya horisontal dengan bentuk lanset dan ujungnya agak rucing. Daun cabai bertipe daun tunggal dan tipis dengan ukuran yang bervariasi serta memiliki helaian daun berbentuk lanset dan bulat telur lebar. Prajnanta (2007) struktur perakaran tanaman cabai diawali dari akar tunggang yang sangat kuat yang terdiri atas akar utama (primer) dan lateral (sekunder). Akar tersier merupakan serabut-serabut akar yang keluar dari akar lateral. Panjang akar primer sekitar 35-50 cm dan akar lateral sekitar 35-45 cm.

(18)

penyerbukan silang. Hal ini menyebabkan tanaman cabai pada beberapa kultivar melakukan penyerbukan silang

Buah tumbuh pada ketiak daun. Ukuran buah cabai beragam dari pendek sampai panjang dengan ujung runcing atau tumpul. Permukaan kulit bervariasi, ada yang rata sampai bergelombang, warnanya kusam atau mengkilat serta umumnya berwarna merah ketika masak. Warna hijau pada buah cabai adalah akibat klorofil, sedangkan warna merah dan kuning disebabkan oleh adanya karotenoid.

Biji cabai terletak dalam buah cabai dan melekat sepanjang plasenta (Kusandriani,1996). Biji cabai berjumlah 140 butir per gram. Biji mempunyai permukaan kulit yang keras dan didalamnya terdapat endosperm dan ovule.

Syarat Tumbuh  

Cabai merupakan tanaman yang memiliki daya adaptasi yang luas. Cabai dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah dari tanah berpasir sampai berkilat asalkan terdapat aerasi dan drainase yang baik. Menurut Rubatzky dan Yamaguchi (1999) tanah yang paling ideal untuk tanaman cabai adalah tanah yang mengandung cukup bahan organik dan mempunyai pH sekitar 6.0-6.5.

Curah hujan yang tinggi dan iklim yang basah dapat menyebabkan tanaman terserang penyakit. Sebaliknya, curah hujan yang rendah dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman cabai terhambat dan dapat mempengaruhi ukuran buah. Intensitas curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman adalah 600-1250 mm per tahun.

(19)

Suhu udara yang optimal bagi pertumbuhan cabai adalah 16-32 oC. Suhu udara yang paling cocok untuk pertumbuhan cabai rata-rata adalah 16 oC pada malam hari dan 23 oC pada siang hari.

Pemuliaan Tanaman Cabai  

Menurut Makmur (1992) pemuliaan tanaman adalah suatu metode secara sistematik merakit keragaman genetik menjadi suatu bentuk yang bermanfaat bagi manusia. Program pemuliaan tanaman banyak ditekankan pada usaha mempertinggi produktivitas hasil pertanian. Tujuan pemuliaan tanaman cabai adalah untuk memperbaiki resistensi tanaman terhadap penyakit. Greenleaf (1986) menyatakan bahwa pemuliaan cabai juga bertujuan untuk memperbaiki karakter hortikultura seperti bentuk dan ukuran buah, rasa dan kandungan gizi pada buah, jumlah zat capsicinoids. Menurut Wardani et al. (2009), pemuliaan tanaman untuk memperbaiki daya hasil memerlukan waktu yang cukup lama. Hal ini dikarenakan oleh karakter daya hasil dipengaruhi dan dikendalikan oleh banyak gen, sehingga diperlukan pula perbaikan karakter-karakter kuantitatif yang lain untuk meningkatkan daya hasilnya.

Kegiatan pemuliaan tanaman terdiri atas serangkaian proses yaitu menentukan tujuan program pemuliaan, menyediakan materi pemuliaan, penilaian genotipe atau populasi untuk dijadikan varietas baru (Poespodarsono, 1988). Metode seleksi yang digunakan pada tanaman menyerbuk sendiri berbeda dengan metode seleksi pada tanaman menyerbuk silang. Metode seleksi yang digunakan pada tanaman menyerbuk sendiri adalah pedigree, bulk, backross, dan single seed descent (Wardani et al., 2009).

Pelepasan Varietas  

(20)

Menurut Direktorat Jenderal Hortikultura (2006), syarat pelepasan varietas sebagai berikut: 1. Silsilah dan cara mendapatkannya jelas, 2. Menunjukkan keunggulan terhadap varietas pembanding, 3. Tersedia deskripsi yang lengkap dan jelas, 4. Menyediakan contoh varietas yang diusulkan pelepasannya pada waktu sidang pelepasan varietas, 5. Ketersediaan benih penjenis, 6. Surat jaminan akan diproduksi di Indonesia, 7. Surat jaminan dari Pemerintah Daerah pengusul apabila varietas yang diusulkan merupakan varietas lokal. Sebelum varietas dilepas, maka perlu dilakukan pengujian.

Varietas Cabai Pembanding  

Varietas pembanding merupakan varietas komersial yang digunakan sebagai pembanding dari varietas yang akan dilepas. PT. Tanindo Subur Prima mengembangkan varietas Tombak yang merupakan cabai hasil introduksi dari Thailand. PT. Sinar Bumi mengembangkan varietas cabai merah besar Gelora. Tit Super merupakan varietas cabai merah besar lokal yang dikembangkan oleh PT. East West Seed. Varietas ini memiliki potensi hasil 20 ton/ha serta tahan terhadap penyakit antraknosa (Suwandi, 1995).

Trisula merupakan varietas bersari bebas asal Blitar yang dikembangkan oleh UD. Ridwan Tani. Potensi produksi varietas Trisula sebesar 17 – 20 ton/ha dan dapat ditanam pada daerah sampai ketinggian 1 200 m diatas permukaan laut, tanah yang gembur dengan pH 6 - 7 serta suhu antara 18 - 300C (Keputusan Menteri Pertanian, 2003). Lembang 1 merupakan varietas hasil seleksi tanaman di Pengalengan yang dikembangkan oleh Balitsa Lembang. Varietas ini memiliki potensi hasil 5.6 − 19 ton/ha dan agak toleran terhadap hama penghisap daun (trips) dan agak tahan terhadap penyakit antraknosa (Keputusan Menteri Pertanian, 2001).

Pengujian Daya Hasil  

(21)

tetapi dilakoasi lainnya penampilan hasil galur akan kurang baik atau sangat rendah (Bintari, 2006). Suatu galur perlu dilakukan pengujian multilokasi dengan tingkat iklim dan kondisi tanah yang berbeda sebelum dikembangkan dan dipasarkan menjadi satu varietas baru. Uji multilokasi merupakan salah satu syarat untuk pelepasan satu varietas baru.

(22)

Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari - Agustus 2011. Penelitian ini bertempat di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau pada ketinggian tempat berkisar antara 5-30 m dpl, jenis tanah berupa podzolik merah-kuning dengan pH 5-6.

Bahan dan Alat

Bahan tanaman cabai yang digunakan terdiri atas 14 galur cabai yang diuji dan 5 varietas pembanding (Tabel 1). Galur-galur tersebut merupakan galur cabai generasi lanjut hasil pemuliaan Tim Pemuliaan Cabai Departemen Agronomi dan Hortikultura, IPB.

Tabel 1. Daftar 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding No Galur Keterangan

1

Persilangan antara IPB C2 dengan IPB C1 Persilangan antara IPB C2 dengan IPB C3 Persilangan antara IPB C2 dengan IPB C5 Persilangan antara IPB C2 dengan IPB C46 Persilangan antara IPB C9 dengan IPB C2 Persilangan antara IPB C9 dengan IPB C3 Persilangan antara IPB C9 dengan IPB C4 Persilangan antara IPB C9 dengan IPB C15 Persilangan antara IPB C9 dengan IPB C19 Persilangan antara IPB C15 dengan IPB C2 Persilangan antara IPB C15 dengan IPB C8 Persilangan antara IPB C19 dengan IPB C15 Persilangan antara IPB C110 dengan IPB C5 Persilangan antara IPB C120 dengan IPB C5 Berasal dari PT. Sinar Bumi

Berasal dari Balitsa Lembang Berasal dari PT. East West Seed Berasal dari PT. Tanindo Subur Prima Berasal dari UD. Ridwan Tani

(23)

meteran, timbangan, jangka sorong, plastik, spidol, gunting, dan label untuk penamaan.

Metode Penelitian

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) faktor tunggal dengan genotipe sebagai perlakuan. Dalam percobaan ini digunakan 19 genotipe cabai dengan empat ulangan sehingga secara keseluruhan terdapat 76 satuan percobaan pada lokasi.

Model rancangan yang digunakan adalah:

Υij = µ +αi+βj+εi, (Gomez dan Gomez, 1995).

Keterangan :Υij : Nilai pengamatan populasi ke-i dan ulangan ke-j

µ : Nilai rataan umum

αi : Pengaruh populasi ke-i i = 1,2,3,...,19

βj : Pengaruh ulangan ke-j j = 1,2,3,4

εij : Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

Perbedaan antara genotipe yang dievaluasi diuji dengan uji F. Bila terdapat perbedaan antar genotipe yang nyata pada taraf 5 % maka dilanjutkan dengan uji

Dunnett.

Pelaksanaan Penelitian  

Persemaian dan Penanaman

Benih cabai disemai dalam tray yang berisi campuran tanah, pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Setelah bibit berumur 40 hari, lalu dipindahkan ke lapangan. Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk kandang, Urea, KCl, dan SP-36 dengan perbandingan 1:1:1:1. Dosis pupuk yang diberikan sebanyak 200 g/m2.

(24)

pada lubang tanam, satu bibit per lubang tanam, kemudian lubang tanam diberi Furadan 3G untuk mencegah lalat bibit dan hama tanah lainnya. Setelah itu, diberi ajir agar tanaman tidak mudah rebah.

Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan meliputi pemupukan, penyiraman, pewiwilan, dan penyiangan, serta pengendalian hama dan penyakit. Pemupukan dilakukan dengan menggunakan NPK Mutiara dengan dosis 10 g/l dan pupuk daun Gandasil D dengan dosis 2 g/l. Pupuk diaplikasikan dalam bentuk cair dengan dosis 250 ml per tanaman. Penyiraman dilakukan pada waktu pagi dan sore hari. Penyiangan gulma dilakukan seminggu sekali di antara tanaman dan di sekitar bedengan. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menggunakan insektisida Curacron dengan dosis 2 g/l, fungisida Dithane M-45 dan Antracol dengan dosis 2 g/l, serta akarisida Samite dengan dosis 2 g/l.

Pengamatan  

Percobaan di Lapangan

Pengamatan di lapangan menurut IPGRI (1995) meliputi karakter kuantitatif dan karakter kualitatif.

Karakter Kuantitatif :

1. Umur berbunga (hari setelah tanam) : jumlah hari setelah tanam sampai mulai berbunga

2. Umur panen (hari setelah tanam) : jumlah hari setelah tanam sampai panen pertama

3. Tinggi tanaman (cm) : diukur dari permukaan tanah sampai pucuk, diukur setelah panen kedua

4. Tinggi dikotomous (cm) : diukur dari permukaan tanah sampai cabang utama setelah panen kedua

5. Diameter batang (cm) : diukur lima cm di atas permukaan tanah setelah panen kedua

(25)

7. Lebar daun (cm) : diukur dari 10 daun dewasa setelah panen kedua 8. Panjang daun (cm) : diukur dari 10 daun dewasa setelah panen kedua 9. Panjang tangkai daun : diukur dari 10 daun dewasa setelah panen kedua 10. Jumlah bunga per tanaman : jumlah keseluruhan bunga diamati saat bunga

mulai muncul

11. Panjang tangkai bunga (cm) : diukur dari 10 bunga setelah panen kedua 12. Bobot total per tanaman (g) : jumlah keseluruhan bobot buah yang dipanen

dari 10 tanaman contoh pada panen kedua hingga panen ke-8

13. Bobot per buah (g) : rata-rata bobot buah dari 10 buah segar mulai dari panen kedua hingga panen ke-8

14. Panjang buah (cm) : diukur dari 10 buah segar mulai dari panen kedua hingga panen ke-8

15. Diameter buah (cm) : diameter pangkal-tengah-ujung buah diukur dari 10 buah segar mulai dari panen kedua hingga panen ke-8

16. Tebal kulit buah (cm) : rata-rata tebal kulit dari 10 buah segar mulai dari panen kedua hingga panen ke-8

17. Panjang tangkai buah (cm) : diukur dari 10 buah segar mulai dari panen kedua hingga panen ke-8

18. Jumlah buah pertanaman : diamati mulai dari panen pertama hingga panen ke-8

19. Produktivitas (ton/ha) = Luas lahan x 80% x Bobot buah per tanaman Jarak tanam

(26)

Karakter Kualitatif :

1. Habitus tanaman : sparse,intermediate, dan dense diamati setelah panen kedua

Gambar 1. Habitus Tanaman : 3. Sparse, 5. Intermediate, 7. Dense

2. Warna batang : hijau, hijau garis ungu, ungu dan lainnya diamati setelah panen kedua

3. Bentuk daun : delta, oval, lanset diamati setelah panen kedua

Gambar 2. Bentuk Daun : 1. Delta, 2. Oval, 3. Lanset

4. Tepi daun : rata, bergerigi, bergerigi ganda, beringgit, dan berombak diamati setelah panen kedua

5. Pangkal daun : meruncing, tumpul, dan membulat diamati setelah panen kedua

6. Ujung daun : runcing, meruncing, tumpul, membulat, rompang, terbelah, dan berduri diamati setelah panen kedua

7. Warna daun bagian atas : kuning, hijau muda, hijau, hijau tua, ungu muda, ungu, variegata diamati setelah panen kedua

(27)

9. Permukaan daun bagian atas : licin, agak berbulu, berbulu diamati pada daun dewasa setelah panen kedua

Gambar 3. Bentuk Permukaan Daun : 3. Licin, 5. Agak Berbulu, 7. Berbulu

10. Permukaan daun bagian bawah : licin, agak berbulu, berbulu diamati pada daun dewasa setelah panen kedua

11. Warna tangkai daun : hijau muda, hijau, hijau tua, hijau garis ungu, ungu dan lainnya diamati pada 10 daun dewasa setelah panen kedua

12. Warna kelopak bunga : hijau muda, hijau, hijau tua saat bunga anthesis 13. Warna mahkota bunga : putih, kuning muda, kuning, ungu dengan dasar

putih, putih dengan dasar ungu, ungu dan lainnya, diamati saat bunga anthesis

14. Warna tangkai bunga : hijau, hijau garis ungu, ungu dan lainnya diamati saat bunga anthesis

15. Bentuk bunga : pendant, intermediate, atau erect diamati setelah panen kedua

Gambar 4. Posisi Bunga : 3. Pendant, 5. Intermediate, 7. Erect

16. Jumlah helai mahkota : diamati saat bunga anthesis

17. Warna anther : ungu, ungu muda, biru, hijau diamati saat bunga anthesis 18. Jumlah anther : diamati saat bunga anthesis

19. Warna kepala putik : putih, putih kekuningan, kuning diamati saat anthesis 20. Warna tangkai buah : hijau muda, hijau, hijau tua, hijau garis ungu, ungu

dan lainnya diamati dari 10 buah segar setelah panen kedua

(28)

22. Warna buah muda : hijau, hijau muda, hijau tua diamati saat bulai berbuah 23. Warna buah intermediate : ungu, hitam, coklat diamati saat buah mulai

masak

24. Warna buah masak : putih, kuning, lemon, oranye pucat, oranye, merah terang, merah, merah tua, ungu, coklat, hitam diamati saat buah masak penuh.

25. Bentuk tepi buah : rata, agak bergerigi, bergerigi diamati setelah panen kedua

3 5 7

Gambar 5. Bentuk Tepi Buah : 3. Rata, 5. Agak bergerigi, 7. Bergerigi 26. Bentuk pangkal buah : runcing, tumpul, romping, bentuk jantung, berlekuk

diamati setelah panen kedua

Gambar 6. Bentuk Pangkal Buah : 1. Runcing, 2. Tumpul, 3. Romping, 4. Bentuk jantung. 5. Berlekuk

27. Bentuk ujung buah : pointed, blunt, sunken, sunken dan pointed

(29)

28. Bentuk buah : memanjang, bulat, segitiga, campanulate, blocky diamati mulai panen kedua

Gambar 8. Bentuk Buah : 1. Memanjang, 2. Bulat, 3. Segitiga, 4. Campanulate, 5. Blocky

29. Daya simpan buah pada suhu kamar : diamati dari 10 buah segar hingga buah mulai membusuk

30. Warna biji : putih, putih kekuningan, kuning, kuning kecokelatan, dan lainnya diamati setelah panen kedua

31. Bentuk biji : ginjal, membulat, pipih, oval, bulat, dan lainnya diamati setelah panen kedua

(30)

 

Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai Agustus 2011 di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau. Ketinggian tempat penelitian berkisar antara 5-30 m dpl. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Mei yaitu mencapai 205.6 mm/bulan. Curah hujan terendah terjadi pada bulan April yaitu 30.8 mm/bulan. Suhu harian berkisar antara 26.9 – 29.3 0C.

Persemaian dilakukan dengan meletakkan benih yang telah di semai pada bangunan semai yang terbuat dari bambu. Selama persemaian, dilakukan penyulaman pada minggu kedua. Penyulaman dilakukan dikarenakan 50% bibit tidak tumbuh. Hal ini menyebabkan bibit yang tidak seragam.

Kondisi siang hari yang sangat panas menyebabkan tanaman mati dan layu. Sehingga dilakukan penyulaman. Intensitas penyiraman dan pemupukan juga ditingkatkan. Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari. Pemupukan dan penyemprotan dilakukan dua kali seminggu.

Tanaman mulai berbunga pada saat 4 minggu setelah tanam (MST). Selama fase berbunga, tanaman mengalami kerontokan bunga. Buah siap dipanen pada usia 10 MST dan dilakukan dengan selang 3-4 hari, sehingga dalam seminggu dilakukan dua kali pemanenan.

Pada usia semaian kurang lebih 3 minggu setelah semai (MSS), mulai muncul gejala penyakit, sehingga intensitas penyemprotan ditingkatkan menjadi dua kali seminggu. Penyakit yang menyerang adalah penyakit Rebah Kecambah.

(31)

Gejala serangan virus Gemini mulai tampak pada 3 MST. Virus Gemini ini dibawa oleh vektor aphid (Myzus persicae Sulz.). Tanaman yang terinfeksi virus gemini menimbulkan gejala bintik kuning pada daun muda, yang selanjutnya akan menyebar ke daun tua sehingga bintik menjadi berada pada seluruh bagian daun (Ganefianti, 2010). Hama yang menyerang tanaman cabai yaitu belalang dan aphid (Myzus persicae Sulz.). Aphid atau kutu merupakan binatang pengganggu berwarna hijau, hitam dan abu-abu dan biasanya menggerombol pada permukaan daun bagian bawah (Ashari, 1995).

Gambar 9. Serangan hama pada daun dan buah cabai. A. Aphid, B. Lalat Buah Curah hujan yang tinggi yaitu sebesar 205.6 mm menyebabkan buah terserang lalat buah (Bactrocera sp) dan antraknosa. Buah cabai yang terserang lalat buah ditanda dengan adanya lubang titik Hitam pada bagian pangkal buah, tempat serangga betina meletakkan telurnya (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2007). Gejala serangan awal antraknosa awal berupa bercak cokelat kehitaman pada permukaan buah, kemudian menjadi busuk lunak (Semangun, 2001). Antraknosa merupakan penyakit yang sulit diatasi yang menyebabkan buah berwarna cokelat kehitaman pada buah masak (Paulos, 1994).

(32)

Rekapitulasi Kuadrat Tengah, Peluang dan Koefisien Keragaman  

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa genotipe berpengaruh sangat nyata untuk karakter diameter batang, tinggi tanaman, lebar tajuk, umur berbunga, umur panen, diameter buah, bobot per buah, tebal kulit buah, panjang buah, bobot total per tanaman, panjang tangkai, jumlah bunga, jumlah buah, dan produktivitas. Panjang tangkai bunga berpengaruh nyata terhadap genotipe yang diujikan, sedangkan karakter yang memberikan pengaruh tidak nyata terhadap genotipe adalah karakter lebar daun, panjang daun, bobot 1000 biji, dan panjang tangkai daun (Tabel 2).

Tabel 2. Rekapitulasi Kuadrat Tengah, Peluang dan Koefisien Keragaman Karakter yang Diamati

Keterangan : * = berpengaruh nyata pada taraf 5%, ** = berpengaruh nyata pada taraf 1%, tn = tidak berpengaruh nyata

Koefisien keragaman (KK) berkisar antara 3.25% (karakter hari berbuah) hingga 26.28% (karakter tebal kulit buah). Gomez dan Gomez (1995) menyatakan bahwa nilai koefisien keragaman menunjukkan ketepatan perlakuan yang

No. Karakter Kuadrat Tengah Peluang KK (%)

1 Lebar Daun 0.40tn 0.1735 17.80

2 Panjang Daun 0.77tn 0.2491 9.38

3 Diameter Batang 12.33** 0.0001 14.07

4 Tinggi Tanaman 769.90** 0.0001 18.20

5 Lebar Tajuk 350.13** 0.0001 16.88

6 Bobot 1 000 biji 0.98tn 0.4014 23.17

7 Umur Berbunga 14.69** 0.0001 5.02

8 Umur Panen 103.54** 0.0001 3.25

9 Diameter Buah 17.08** 0.0001 16.64

10 Bobot per Buah 24.63** 0.0001 5.77

11 Tebal Kulit Buah 0.37** 0.0022 26.28

12 Panjang Buah 8.03** 0.0001 15.58

13 Bobot Total per Tanaman 70595.59** 0.0001 11.10 14 Panjang Tangkai Buah 0.67** 0.0014 14.34

15 Jumlah Bunga 129.58** 0.0001 8.33

16 Jumlah Buah 165.98** 0.0001 8.82

17 Tinggi Dikotomous 92.77** 0.0001 22.08

18 Panjang Tangkai Daun 0.15tn 0.7820 21.55

19 Panjang Tangkai Bunga 0.46* 0.0250 15.46

(33)

diberikan dalam suatu percobaan dan menunjukkan besar kecilnya pengaruh lingkungan dan faktor lain yang tidak dapat dikendalikan dalam suatu percobaan.

Karakter Kuantitatif pada Tanaman  

Rataan dari karakter diameter batang yang dimiliki oleh 14 galur cabai yang diuji berkisar antara 5.63 – 11.81 mm. rataan tinggi tanaman berkisar antara 19.55 – 56.30 cm, rataan tinggi dikotomous antara 10.28 – 27.80 cm, dan rataan lebar tajuk berkisar antara 26.31-58.28 cm (Tabel 3).

 

Tabel 3. Nilai Rataan Diameter Batang, Tinggi Tanaman, Tinggi Dikotomous, dan Lebar Tajuk 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai

Genotipe

Diameter Tinggi Tinggi

Lebar Tajuk IPB009002-1 5.63bcde 34.90d 18.21d 35.25d IPB009003-5 7.08de 29.33de 14.53d 31.43d IPB009004-3 7.60d 31.62d 16.35d 38.77d IPB009015-4 8.68ad 34.35d 19.70d 38.04d IPB009019-3 7.45d 19.55de 10.28de 26.31de IPB015002-8 7.55d 21.74de 10.95de 26.53de IPB015008-5 11.81abc 54.08acd 27.80abc 58.28abce IPB019015-1 7.06de 34.41d 18.14d 42.64ad IPB110005-91 8.15d 56.30abcd 22.79 51.57abc IPB120005-5 6.88de 30.18de 13.82d 33.43d

Gelora 5.99 24.62 17.23 28.17

Lembang-1 8.45 30.41 18.42 35.71

Tit Super 9.24 33.18 17.03 35.50

Tombak 11.81 77.75 28.72 58.07

Trisula 9.58 45.09 20.80 43.77

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf a, b, c, d dan e berturut-turut berbeda nyata dengan Gelora, Lembang-1, Tit Super, Tombak, dan Trisula berdasarkan uji Dunnett’s taraf 5%

(34)

Super dan Trisula. Galur IPB002003-9 dan IPB009002-1 memiliki diameter batang yang lebih kecil dibandingkan dengan varietas Lembang-1, Tit Super, Tombak, dan Trisula dan tidak berbeda dengan pembanding Gelora. Diameter batang pada galur IPB009003-5, IPB019015-1, IPB002001-4, dan IPB120005-5 lebih kecil dibandingkan dengan varietas Tombak dan Trisula namun tidak berbeda dengan varietas Gelora, Lembang-1, dan Tit Super, sedangkan galur IPB110005-91, IPB009004-3, IPB015002-8, IPB002005-2-9, dan IPB009019-3 memiliki diameter batang yang lebih kecil dibandingkan dengan varietas Tombak, tetapi tidak berbeda dengan keempat varietas pembanding lainnya (Tabel 3).

Tinggi tanaman berhubungan dengan ketahanan lapang terhadap penyakit busuk buah (antraknosa), karena buah dari tanaman yang lebih tinggi tidak menyentuh permukaan tanah sehingga dapat mengurangi percikan air dari tanah yang merupakan sumber infeksi cendawan (Kirana dan Sofiani, 2007). Galur IPB110005-91 dan IPB015008-5 merupakan galur yang memiliki tinggi tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Gelora, Lembang-1, Tit Super, dan Tombak dan tidak berbeda dengan vairetas Trisula. Tinggi tanaman yang dimiliki oleh galur IPB120005-5, IPB002001-4, IPB009003-5, IPB002003-9, IPB015002-8, dan IPB009019-3 lebih rendah dibandingkan dengan tinggi tanaman yang dimiliki varietas Tombak dan Trisula, tetapi tidak berbeda dengan varietas Gelora, Lembang-1, dan Tit Super, sedangkan keenam galur lainnya lebih rendah dibandingkan dengan varietas Tombak, namun tidak berbeda dengan varietas Gelora, Tit Super, dan Trisula (Tabel 3).

Tinggi dikotomous dari galur IPB015008-5 lebih tinggi dibandingkan varietas Gelora, Lembang-1, dan Tit Super, tetapi tidak berbeda dengan varietas Tombak dan Trisula. Galur IPB015002-8 dan IPB009019-3 memiliki tinggi dikotomous lebih rendah dibandingkan dengan varietas Tombak dan Trisula namun tidak menunjukkan perbedaan dengan varietas Gelora dan Tit Super. Galur IPB110005-91 dan IPB002003-9 tidak berbeda dengan kelima varietas pembanding, sedangkan sembilan galur lainnya lebih rendah dibandingkan dengan varietas Tombak dan tidak berbeda dengan keempat varietas lainnya (Tabel 3).

(35)

dengan varietas Tombak. Galur IPB110005-91 lebih lebar dibandingkan varietas Gelora, Lembang-1, dan Tit Super tetapi tidak berbeda dengan varietas Tombak dan Trisula. Tajuk galur IPB019015-1 lebih lebar dibandingkan dengan varietas Gelora dan Tombak tetapi tidak berbeda dengan varietas Tit Super, dan Trisula. Diketahui pula bahwa lebar tajuk yang dimiliki oleh galur IPB015002-8 dan IPB009019-3 lebih kecil dibandingkan varietas Tombak dan Trisula dan tidak berbeda dengan varietas Gelora dan Tit Super, sedangkan sembilan galur lainnya memiliki tajuk yang lebih kecil dibandingkan dengan varietas Tombak tetapi tidak berbeda dengan keempat pembanding lainnya (Tabel 3). Mastaufan (2011) menyatakan bahwa lebar tajuk akan mempengaruhi efisiensi penentuan populasi tanaman tiap hektarnya. Tajuk yang saling bertumpuk akan menaungi satu sama lain sehingga menghambat laju fotosintesis seluruh bagian tajuk. Tanaman dengan memiliki tajuk lebih sempit dapat meningkatkan kepadatan populasinya, dengan demikian produktivitas dapat ditingkatkan.

Karakter Kuantitatif pada Bunga

Berdasarkan pengamatan umur berbunga, rataan umur berbunga dari galur yang diuji berkisar antara 22-27 hari. Galur IPB009003-5 memiliki umur berbunga yang lebih lambat dari pembanding Lembang-1, Tit Super, dan Trisula, namun demikian tidak berbeda dengan pembanding Gelora dan Tombak. Galur IPB009002-1 memiliki umur berbunga yang lebih cepat dari varietas Gelora dan Tombak namun tidak berbeda dengan ketiga varietas lainnya. Galur IPB002003-9, IPB009004-3, dan IPB120005-5 memiliki umur berbunga yang sama, lebih cepat berbunga dari varietas Gelora, Tombak, dan Trisula tetapi tidak berbeda dengan varietas Lembang-1 dan Tit Super. Kesepuluh galur lainnya memiliki umur berbunga yang lebih cepat dari varietas Gelora dan Trisula, tetapi tidak berbeda dengan Lembang-1, Tit Super, dan Tombak (Tabel 4).

(36)

daripada varietas Tombak, tetapi tidak berbeda dengan varietas lainnya, sedangkan dua belas galur lainnya tidak menunjukkan adanya perbedaan karakter panjang tangkai dengan kelima varietas pembanding (Tabel 4).

Tabel 4. Nilai Rataan Umur Berbunga, Panjang Tangkai Bunga, dan Jumlah Bunga 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf a, b, c, d dan e berturut-turut berbeda nyata dengan Gelora, Lembang-1, Tit Super, Tombak, dan Trisula berdasarkan uji Dunnett’s taraf 5%

Berdasarkan Tabel 4, rataan jumlah bunga berkisar antara 22-44 buah. Galur IPB009002-1 dan IPB002005-2-9 memiliki jumlah bunga yang lebih banyak dibandingkan dengan empat varietas pembanding yaitu Gelora, Lembang-1, Tit Super, Tombak, dan Trisula. Galur IPB110005-9Lembang-1, IPB002003-9, IPB002046-2, IPB120005-5, dan IPB015002-8 memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan varietas Gelora, Lembang-1, dan Trisula tetapi tidak berbeda dengan varietas Tit Super dan Tombak. Galur IPB009019-3, IPB015008-5, IPB009015-4, IPB002001-4, dan IPB009003-5 memiliki jumlah bunga yang berbeda lebih banyak dibandingkan dengan varietas Gelora dan Lembang-1 tetapi tidak berbeda dengan varietas Tit Super, Tombak dan Trisula. Galur IPB009004-3 memiliki jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan varietas Tit Super dan

Genotipe

Umur Panjang Jumlah Berbunga Tangkai Bunga Bunga

(hari) (cm) (buah)

IPB002001-4 25ae 2.86 28ab

IPB002003-9 24ade 2.93 31abe

IPB002005-2-9 24ae 3.34 38abcde

IPB002046-2 26ae 3.13 31abe

Lembang-1 24 3.20 22

Tit Super 24 2.51 28

Tombak 27 3.60 28

(37)

Tombak tetapi sama dengan varietas Gelora, Lembang-1, dan Trisula, sedangkan galur IPB019015-1 memiliki jumlah bunga yang tidak berbeda dengan varietas Gelora, Lembang-1, Tit Super, Tombak, dan Trisula.

Karakter Kuantitatif pada Buah  

Karakter umur panen memiliki rataan berkisar antara 68-85 hari. Galur IPB002001-4 dan IPB110005-91 memiliki umur panen yang lebih cepat dibandingkan dengan varietas Gelora, Lembang-1, dan Tombak dan tidak berbeda dengan dua varietas lainnya. Galur IPB002003-9 memiliki umur panen yang lebih cepat dari varietas Gelora, Tombak, dan Trisula tetapi tidak berbeda dengan varietas Tit Super. Umur panen yang dimiliki oleh galur IPB002046-2 dan IPB019015-1 lebih cepat dibandingkan dengan varietas Gelora, Tit Super, Tombak, dan Trisula. Galur IPB120005-5 memiliki umur panen lebih cepat dibandingkan dengan varietas Gelora, Lembang-1, Tit Super, dan Trisula dan tidak berbeda dengan varietas Tombak. Galur IPB009003-5 memiliki umur panen yang lebih lambat dibandingkan dengan varietas Lembang-1, Tit Super dan Trisula tetapi tidak berbeda dengan varietas Gelora dan Tombak, sedangkan ketujuh galur lain yang diujikan berbuah lebih cepat dibandingkan dengan varietas Gelora, Lembang-1 dan Tombak, namun tidak berbeda dengan varietas pembanding Tit Super dan Trisula (Tabel 5).

(38)

IPB120005-5 memiliki jumlah buah yang lebih sedikit dibandingkan dengan varietas Trisula dan tidak berbeda dengan keempat varietas pembanding lainnya (Tabel 5).

Tabel 5. Nilai Rataan Umur Panen, Jumlah Buah, dan Diameter Buah 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai

Genotipe Umur Panen Jumlah Buah Diameter Buah

(hari) (buah) (mm)

IPB002001-4 69abd 47 9.74bd

IPB002003-9 74ade 44 7.31cd

IPB002005-2-9 70ad 51a 8.82d

IPB002046-2 76acde 43 10.47bd

IPB009002-1 69ad 63abcde 8.65d

IPB009003-5 80bce 41 7.57d

IPB009004-3 73ad 47 8.65d

IPB009015-4 71ad 41 6.02cde

IPB009019-3 72ad 39e 8.02de

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf a, b, c, d dan e berturut-turut berbeda nyata dengan Gelora, Lembang-1, Tit Super, Tombak, dan Trisula berdasarkan uji Dunnett’s taraf 5%

Diameter buah memiliki rataan antara 6.02-10.47 mm. Diameter buah yang dimiliki oleh galur IPB002046-2, IPB002001-4, dan IPB120005-5 lebih besar dibandingkan dengan varietas Lembang-1 dan Tombak tetapi tidak berbeda dengan varietas Gelora, Tit Super, dan Trisula. Galur yang memiliki diameter buah lebih kecil dari varietas Tit Super, Tombak, dan Trisula namun tidak berbeda dengan varietas Gelora dan Lembang-1 adalah IPB009015-4. Galur IPB002003-9, IPB019015-1, dan IPB110005-91. Ketujuh galur lainnya memiliki diameter buah yang lebih kecil dibandingkan dengan varietas Tombak, namun tidak berbeda dengan varietas Gelora, Lembang-1, Tit Super, dan Trisula (Tabel 5).

(39)

Trisula. Keempat galur yang memiliki kulit buah yang lebih tipis dibandingkan dengan varietas Tombak tetapi tidak berbeda dengan keempat varietas pembanding lainnya adalah IPB002005-2-9, IPB009019-3, IPB002003-9, dan IPB009015-4, sedangkan sembilan galur yang diujikan lainnya tidak menunjukkan tebal kulit buah yang berbeda dengan kelima varietas pembanding (Tabel 6).

Tabel 6. Nilai Rataan Tebal Kulit, Panjang, Panjang Tangkai, dan Bobot per Buah 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai

Genotipe

Tebal

Panjang Buah Panjang Bobot Kulit Buah Tangkai Buah per Buah

(mm) (cm) (cm) (g)

IPB002001-4 1.42 8.17d 3.16 8.18bcde IPB002003-9 1.05d 8.17d 3.43 8.16bcde IPB002005-2-9 1.15d 8.37d 3.73c 10.61abde IPB002046-2 1.40 10.35d 3.62 10.29abde IPB009002-1 1.63 10.35d 4.13ace 10.16abde IPB009003-5 1.43 8.44d 3.32 7.25cde IPB009004-3 1.38 8.73d 3.19 7.76bcde IPB009015-4 0.96d 7.84d 3.36 6.19acde IPB009019-3 1.09d 7.94d 3.25 7.13cde IPB015002-8 1.37 8.26d 3.75c 9.35abcde

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf a, b, c, d dan e berturut-turut berbeda nyata dengan Gelora, Lembang-1, Tit Super, Tombak, dan Trisula berdasarkan uji Dunnett’s taraf 5%

(40)

namun tidak berbeda dengan pembanding Gelora, Lembang-1, dan Tombak. Galur IPB015002-8 dan IPB002005-2-9 memiliki panjang tangkai buah yang lebih panjang dibandingkan dengan varietas Tit Super dan tidak berbeda dengan varietas Gelora, Lembang-1, Tombak, dan Trisula. Panjang tangkai buah yang dimiliki oleh galur IPB019015-1 lebih pendek dari varietas Tombak tetapi tidak berbeda dengan varietas Gelora, Lembang-1, Tit Super, dan Trisula. Kesembilan galur lainnya memiliki karakter panjang tangkai buah yang tidak berbeda dengan lima varietas pembanding (Tabel 6).

Berdasarkan Tabel 6, bobot per buah dari 14 galur yang diuji 5.59-10.61 g. Bobot per buah yang dimiliki oleh galur IPB002005-2-9, IPB002046-2, dan IPB009002-1 lebih besar dibandingkan dengan varietas Gelora, Lembang-1, Tombak, dan Trisula tetapi tidak berbeda dengan varietas Tit Super. Galur IPB015002-8 memiliki bobot yang berbeda lebih besar dari kelima varietas pembanding. Bobot yang dimiliki oleh galur IPB110005-91, IPB009015-4, IPB019015-1, dan IPB015008-5 lebih kecil dibandingkan dengan varietas Gelora, Tit Super, Tombak, dan Trisula, namun tidak berbeda dengan varietas Lembang-1. Galur yang memiliki bobot berbeda lebih kecil dibandingkan dengan varietas Tit Super, Tombak, dan Trisula tetapi tidak berbeda dengan varietas Gelora dan Lembang-1 adalah IPB009003-5 dan IPB009019-3, sedangkan galur IPB120005-5, IPB002001-4, IPB002003-9, dan IPB009004-3 memiliki bobot yang lebih besar dibandingkan varietas Tit Super, Tombak, dan Trisula, namun tidak berbeda dengan varietas Gelora dan Lembang-1.

Karakter Kuantitatif pada Hasil  

(41)

IPB009004-3 dan IPB002003-9 memiliki bobot total yang lebih kecil dibandingkan dengan varietas Tit Super, Tombak, dan Trisula tetapi tidak berbeda dengan varietas Gelora. Enam galur lainnya yang diuji memiliki bobot total lebih kecil dibandingkan varietas Tit Super, Tombak, dan Trisula, namun tidak berbeda dengan varietas pembanding Gelora dan Lembang-1 (Tabel 7).

Rataan produktivitas dari empat belas galur berkisar antara 7.91-20.33 ton/ha. Produktivitas yang dimiliki galur IPB009002-1 lebih tinggi dibandingkan dengan varietas pembanding Gelora, Lembang-1, Tit Super, dan Trisula namun tidak berbeda dengan varietas Tombak (Tabel 7). Produktivitas cabai tertinggi berbeda dengan penelitian yang dilakukan Mastaufan (2011) di Bogor. Produktivitas tertinggi di Bogor adalah galur IPB120005 yaitu sebesar 14.34 ton/ha sedangkan produktivitas tertinggi di Riau adalah IPB009002 yaitu sebesar 20.33 ton/ha. Hal ini diduga disebabkan oleh faktor lingkungan, topografi, dan jenis tanah yang berbeda sehingga mempengaruhi produksi hasil yang akan berpengaruh terhadap produktivitas.

Tabel 7. Nilai Rataan Bobot Total per Tanaman dan Produktivitas 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai

Genotipe

Bobot Total

Produktivitas per Tanaman

(g) (ton/ha)

IPB002001-4 386.35acde 12.36abcde IPB002003-9 358.92bcde 11.49bcde IPB002005-2-9 423.91abde 13.56abde IPB002046-2 445.12abde 14.24abde IPB009002-1 635.33abce 20.33abce IPB009003-5 298.99cde 9.57cde IPB009004-3 365.23bcde 11.69bcde IPB009015-4 250.15cde 8.00cde IPB009019-3 276.14cde 8.84bcde IPB015002-8 478.99abde 15.33abde IPB015008-5 302.47cde 9.68cde IPB019015-1 247.25cde 7.91cde IPB110005-91 340.14cde 10.88cde IPB120005-5 399.27abde 12.78abde

Gelora 287.64 9.20

Lembang-1 260.13 8.33

Tit Super 486.31 15.56

Tombak 686.77 21.98

Trisula 610.38 19.53

(42)

Karakter Kualitatif pada Tanaman

Berdasarkan Tabel 8, galur IPB002003-9 dan IPB009019-3 memiliki bentuk habitus dense (tegak), sedangkan varietas Lembang-1 memiliki bentuk habitus sparse (menyebar). Galur IPB110005-91 dan IPB120005-5 memiliki habitus tanaman yang berbeda dengan Lembang-1, sedangkan galur lainnya memiliki habitus intermediate (kompak) sama seperti varietas pembanding Gelora, Trisula, Tombak, dan Tit Super.

Galur IPB009002-1 , IPB009004-3, IPB015008-5, dan IPB120005-5 memiliki warna batang hijau tua. Galur IPB009003-5 dan IPB019015-1 memiliki karakter warna batang yang sama yaitu hijau bergaris ungu, sedangkan galur lain sama dengan varietas pembanding Gelora, Lembang-1, Trisula, Tombak, dan Tit Super yaitu hijau (Tabel 8).

 

Tabel 8. Habitus Tanaman dan Warna Batang 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai

Genotipe Habitus Tanaman Warna Batang

IPB002001-4 Kompak Hijau

IPB002003-9 Tegak Hijau IPB002005-2-9 Kompak Hijau IPB002046-2 Kompak Hijau

IPB009002-1 Kompak Hijau Tua

IPB009003-5 Kompak Hijau Garis Ungu

IPB009004-3 Kompak Hijau Tua

IPB009015-4 Kompak Hijau IPB009019-3 Tegak Hijau IPB015002-8 Kompak Hijau

IPB015008-5 Kompak Hijau Tua

IPB019015-1 Kompak Hijau Garis Ungu IPB110005-91 Kompak Hijau

IPB120005-5 Kompak Hijau Tua

Gelora Kompak Hijau

Lembang-1 Menyebar Hijau

Tit Super Kompak Hijau

Tombak Kompak Hijau

(43)

Karakter Kualitatif pada Daun

Galur IPB002046-2, IPB009015-4, dan IPB110005-91 memiliki bentuk dan pangkal daun yang berbeda dengan varietas Gelora, Tit Super, Tombak, dan Trisula yaitu berbentuk lanset dan runcing. Galur lainnya memiliki bentuk oval dan pangkal daun berbentuk tumpul sama dengan varietas Gelora, Trisula, Tombak, dan Tit Super. Galur IPB002001-4 satu-satunya galur yang memiliki bentuk delta dan pangkal daun bulat (Tabel 9).

Galur IPB002001-4, IPB002003-9, IPB002046-2, IPB009004-3, IPB009015-4, F015005, IPB019015-1, dan IPB110005-91 memiliki kesamaan dengan varietas Trisula dan Lembang-1 yaitu tepi daun rata. Galur lainnya memiliki kesamaan dengan varietas Gelora, Tombak dan Tit Super yaitu tepi daun berombak. Karakter ujung daun meruncing dimiliki oleh galur IPB002001-4, IPB002003-9, IPB009002-1, dan IPB019015-1. Galur IPB110005-91 dan IPB120005-5 memiliki kesamaan dengan kelima varietas pembanding. Galur lainnya memiliki kesamaan bentuk ujung daun dengan varietas Gelora, Lembang-1, Tit Super, Tombak, dan Trisula yaitu berbentuk runcing (Tabel 9).

Tabel 9. Bentuk, Tepi, Pangkal, dan Ujung 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai

IPB002001-4 Delta Rata Bulat Meruncing

IPB002003-9 Oval Rata Tumpul Meruncing

IPB002005-2-9 Oval Ombak Tumpul Runcing IPB002046-2 Lanset Rata Runcing Runcing IPB009002-1 Oval Ombak Tumpul Meruncing

IPB009003-5 Oval Ombak Tumpul Runcing

IPB009004-3 Oval Rata Tumpul Runcing

IPB009015-4 Lanset Rata Runcing Runcing

IPB009019-3 Oval Ombak Tumpul Runcing

IPB015002-8 Oval Ombak Tumpul Runcing

IPB015008-5 Oval Rata Tumpul Runcing

IPB019015-1 Oval Rata Tumpul Meruncing

IPB110005-91 Lanset Rata Runcing Runcing

IPB120005-5 Oval Ombak Tumpul Runcing

Gelora Oval Ombak Tumpul Runcing

Lembang-1 Lanset Rata Runcing Runcing

Tit Super Oval Ombak Tumpul Runcing

Tombak Oval Ombak Tumpul Runcing

(44)

 

Permukaan atas daun yang dimiliki oleh galur IPB110005-91 dan IPB009002-1 yaitu agak berbulu sama dengan varietas Lembang-1 namun memiliki perbedaan dengan keempat varietas pembanding lainnya. Galur lain yang dievaluasi memiliki kesamaan dengan varietas Gelora, Trisula, Tombak, dan Tit Super yaitu licin (tidak berbulu), sedangkan permukaan bawah daun pada galur IPB002005-2-9 dan IPB015008-5 memiliki kesamaan dengan varietas Tombak yaitu agak berbulu. Galur lainnya memiliki kesamaan dengan varietas pembanding lainnya yang dievaluasi yaitu memiliki permukaan yang licin (tidak berbulu) (Tabel 10).

Tabel 10. Permukaan Atas Daun, Permukaan Bawah Daun, Warna Atas Daun, dan Warna Bawah Daun 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai Genotipe Permukaan

Atas Daun

IPB002001-4 Licin Licin Hijau Hijau Muda

IPB002003-9 Licin Licin Hijau Hijau

IPB002005-2-9 Licin Agak Berbulu Hijau Hijau

IPB002046-2 Licin Licin Hijau Hijau

IPB009002-1 Agak Berbulu Licin Hijau Tua Hijau IPB009003-5 Licin Licin Hijau Tua Hijau

IPB009004-3 Licin Licin Hijau Hijau

IPB009015-4 Licin Licin Hijau Hijau

IPB009019-3 Licin Licin Hijau Hijau

IPB015002-8 Licin Licin Hijau Hijau

IPB015008-5 Licin Agak Berbulu Hijau Tua Hijau Muda IPB019015-1 Licin Licin Hijau Tua Hijau Muda IPB110005-91 Agak Berbulu Licin Hijau Hijau

IPB120005-5 Licin Licin Hijau Hijau

Gelora Licin Licin Hijau Hijau

Lembang-1 Agak Berbulu Licin Hijau Hijau Muda Tit Super Licin Licin Hijau Tua Hijau

Tombak Licin Agak Berbulu Hijau Tua Hijau Muda

Trisula Licin Licin Hijau Hijau

(45)

dievaluasi memiliki kesamaan karakter dengan varietas Gelora, Trisula, dan Tit Super yakni warna hijau (Tabel 10).

Karakter Kualitatif pada Bunga

Posisi bunga galur IPB002046-2 dan IPB009019-3 memiliki bentuk pendant seperti varietas pembanding Tit Super, sedangkan galur lainnya tidak berbeda dengan varietas Gelora, Lembang-1, Tombak, dan Trisula yaitu intermediate. Karakter warna tangkai bunga yang memiliki perbedaan dengan varietas pembanding adalah galur IPB009002-1 dan IPB009003-5 yaitu hijau tua. Galur lainnya memiliki kesamaan dengan kelima varietas pembanding yang yaitu hijau (Tabel 11).

Tabel 11. Bentuk Bunga, Warna Tangkai Bunga Warna Kelopak Bunga, dan Warna Mahkota Bunga 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai Genotipe Bentuk

IPB002001-4 Intermediate Hijau Hijau Putih IPB002003-9 Intermediate Hijau Hijau Muda Putih IPB002005-2-9 Intermediate Hijau Hijau Putih IPB002046-2 Pendant Hijau Hijau Tua Putih IPB009002-1 Intermediate Hijau Tua Hijau Putih

IPB009003-5 Intermediate Hijau Tua Hijau Putih

IPB009004-3 Intermediate Hijau Hijau Putih IPB009015-4 Intermediate Hijau Hijau Tua Putih Garis Ungu

IPB009019-3 Pendant Hijau Hijau Putih

IPB015002-8 Intermediate Hijau Hijau Tua Putih IPB015008-5 Intermediate Hijau Hijau Putih IPB019015-1 Intermediate Hijau Hijau Muda Putih IPB110005-91 Intermediate Hijau Hijau Muda Putih IPB120005-5 Intermediate Hijau Hijau Putih

Gelora Intermediate Hijau Hijau Putih

Lembang-1 Intermediate Hijau Hijau Putih Tit Super Pendant Hijau Hijau Tua Putih Tombak Intermediate Hijau Hijau Tua Putih Trisula Intermediate Hijau Hijau Tua Putih

(46)

galur lainnya. Galur IPB009015-4 merupakan satu-satunya galur yang memiliki warna mahkota bunga yang berbeda dengan kelima varietas pembanding yaitu putih bergaris ungu. Galur yang lainnya memiliki warna yang sama yaitu putih (Tabel 11).

Pada pengamatan karakter warna anter teridentifikasi tiga warna yang berbeda yaitu ungu, biru, dan hijau. Galur IPB002005-2-9, IPB002046-2, dan IPB009003-5 memiliki warna anter yang sama dengan varietas Lembang-1 namun berbeda dari varietas Gelora, Tit Super, Tombak, dan Trisula yaitu hijau. Galur IPB002003-9, IPB009019-3, IPB015008-5, IPB019015-1, dan IPB110005-91 memiliki kesamaan warna dengan varietas Gelora yaitu biru, sedangkan galur lainnya serupa dengan varietas Trisula, Tombak, dan Tit Super yaitu berwarna ungu (Tabel 12).

Tabel 12. Warna Anter, Warna Putik, Jumlah Anter, dan Jumlah Helai Mahkota Bunga 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai

Genotipe Warna Anther

Warna Putik

Jumlah Jumlah Helai Mahkota

Anther

IPB002001-4 Ungu Putih 6 4

IPB002003-9 Biru Putih 5 4

IPB002005-2-9 Hijau Putih 5 5

IPB002046-2 Hijau Putih 5 4

IPB009002-1 Ungu Putih 5 4

IPB009003-5 Hijau Putih 5 4

IPB009004-3 Ungu Putih 5 5

IPB009015-4 Ungu Kuning Pucat 5 4

IPB009019-3 Biru Putih 6 4

IPB015002-8 Ungu Putih 5 5

IPB015008-5 Biru Putih 5 4

IPB019015-1 Biru Putih 6 4

IPB110005-91 Biru Putih 4 4

(47)

jumlah anter yang sama dengan Gelora dan Trisula yaitu enam. Galur lainnya memiliki jumlah anter lima seperti varietas Lembang-1, Tit Super, dan Tombak, sedangkan IPB110005-91 merupakan satu-satunya galur yang memiliki jumlah anter empat. Jumlah mahkota yang dimiliki galur IPB002005-2-9, IPB009004-3, dan IPB015002-8 adalah lima helai serupa dengan jumlah yang dimiliki varietas Tit Super. Galur-galur lain memiliki jumlah helai mahkota sebanyak empat helai seperti keempat varietas pembanding (Tabel 12).

Karakter Kualitatif pada Buah  

Pada pengamatan bentuk buah terdefinisi dua bentuk buah yaitu memanjang dan campanulate. Sebagian besar galur yang diuji memiliki bentuk buah yang memanjang sama halnya dengan varietas Gelora, Lembang-1, Tombak, dan Trisula, namun didapat pula galur yang memiliki bentuk buah berbentuk campanulate yang serupa dengan bentuk buah yang dimiliki varietas Tit Super (Tabel 13).

Tabel 13. Bentuk dan Permukaan Kulit Buah 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai

Genotipe Bentuk Buah Permukaan Kulit Buah

IPB002001-4 Memanjang Halus IPB002003-9 Memanjang Semi Keriting IPB002005-2-9 Memanjang Semi Keriting IPB002046-2 Campanulate Halus IPB009002-1 Memanjang Halus IPB009003-5 Memanjang Halus IPB009004-3 Memanjang Semi Keriting IPB009015-4 Memanjang Semi Keriting IPB009019-3 Memanjang Halus IPB015002-8 Memanjang Halus IPB015008-5 Memanjang Halus

IPB019015-1 Memanjang Halus

IPB110005-91 Memanjang Semi Keriting IPB120005-5 Memanjang Halus

Gelora Memanjang Halus

Lembang-1 Memanjang Semi Keriting Tit Super Campanulate Semi Keriting

Tombak Memanjang Halus

(48)

Permukaan kulit buah terbagi menjadi dua, yaitu semi keriting dan halus. Permukaan kulit yang semi keriting dimiliki oleh galur IPB002003-9, IPB002005-2-9, IPB009004-3, IPB009015-4, dan IPB110005-91 serupa dengan permukaan kulit buah yang dimiliki varietas Lembang-1 dan Tit Super tetapi berbeda dengan varietas Gelora, Tombak, dan Trisula. Permukaan kulit buah yang halus dimiliki oleh galur lainnya yang serupa dengan varietas Gelora, Tombak, dan Trisula (Tabel 13).

Tabel 14. Tepi, Pangkal, dan Ujung Buah 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai

Genotipe Tepi Buah Pangkal

Buah Ujung Buah IPB002001-4 Gerigi Romping Pointed

IPB002003-9 Gerigi Romping Pointed

IPB002005-2-9 Agak Gerigi Romping Pointed

IPB002046-2 Agak Gerigi Romping Pointed

IPB009002-1 Agak Gerigi Romping Pointed

IPB009003-5 Gerigi Tumpul Pointed

IPB009004-3 Gerigi Romping Sunken

IPB009015-4 Gerigi Romping Pointed

IPB009019-3 Agak Gerigi Romping Pointed

IPB015002-8 Gerigi Romping Pointed

IPB015008-5 Gerigi Tumpul Pointed

IPB019015-1 Gerigi Romping Pointed

IPB110005-91 Agak Gerigi Tumpul Pointed

IPB120005-5 Agak Gerigi Romping Pointed

Gelora Agak Gerigi Tumpul Pointed

Lembang-1 Gerigi Tumpul Pointed

Tit Super Agak Gerigi Romping Sunken

Tombak Gerigi Romping Pointed

Trisula Agak Gerigi Romping Pointed

(49)

varietas Trisula, Tombak, dan Tit Super yaitu romping. Galur IPB009004-3 memiliki bentuk ujung buah sunken seperti yang dimiliki oleh varietas Tit Super, sedangkan galur-galur lainnya memiliki bentuk pointed seperti keempat varietas pembanding (Tabel 14).

Karakter warna buah yang diamati dibagi menjadi tiga, yaitu buah muda, intermediate, dan masak. Warna buah muda ditemukan tiga warna yang berbeda yaitu hijau muda, hijau, dan hijau tua. Galur IPB009019-3 dan IPB110005-91 memiliki warna hijau muda. Galur IPB009004-3 memiliki warna buah hijau tua seperti warna yang dimiliki varietas Gelora, sedangkan warna hijau dimiliki oleh galur lain yang, sama seperti keempat varietas pembanding lainnya (Tabel 15).

Tabel 15. Warna Buah Muda, Warna Buah Intermediate, Warna Buah Masak, dan Daya Simpan Buah 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai Genotipe Warna Buah

Muda

Warna Buah

Intermediate

Warna Buah Daya Simpan Masak Buah (Hari)

IPB002001-4 Hijau Cokelat Merah 9

IPB002003-9 Hijau Hitam Merah Tua 7

IPB002005-2-9 Hijau Cokelat Merah 8

IPB002046-2 Hijau Cokelat Merah Terang 8

IPB009002-1 Hijau Cokelat Merah 9

IPB009003-5 Hijau Cokelat Merah 9

IPB009004-3 Hijau Tua Hitam Merah 9

IPB009015-4 Hijau Cokelat Merah 9

IPB009019-3 Hijau Muda Cokelat Merah Terang 8

IPB015002-8 Hijau Cokelat Merah 7

IPB015008-5 Hijau Cokelat Merah 7

IPB019015-1 Hijau Cokelat Merah 8

IPB110005-91 Hijau Muda Hitam Merah 9

IPB120005-5 Hijau Cokelat Merah 9

Gelora Hijau Tua Cokelat Merah 8

Lembang-1 Hijau Cokelat Merah 9

Tit Super Hijau Hitam Merah Tua 9

Tombak Hijau Cokelat Merah 7

Trisula Hijau Hitam Merah Terang 8

Warna buah intermediate yang dimiliki oleh IPB002003-9, IPB009004-3, dan IPB110005-91 serupa dengan varietas Trisula dan Tit Super yaitu hitam, sedangkan warna cokelat dimiliki oleh galur lainnya sama dengan varietas Gelora, Lembang-1, dan Tombak. Warna merah tua dimiliki oleh galur IPB002003-9 yang

(50)

sedangkan warna merah dimiliki oleh galur lainnya serupa dengan varietas Gelora, Lembang-1, dan Tombak (Tabel 15).

Daya simpan dari tiap galur dan varietas berbeda. Galur IPB002003-9, IPB015002-8, dan IPB015008-5 memiliki daya simpan selama tujuh hari pada suhu kamar sama seperti varietas Tombak. Galur IPB002005-2-9, IPB002046-2, IPB009019-3, dan IPB019015-1 memiliki daya simpan selama delapan hari serupa dengan Gelora dan Trisula, sedangkan galur lainnya memiliki daya simpan lebih lama yaitu sembilan hari sama dengan varietas Lembang-1 dan Tit Super (Tabel 15).

Karakter Kualitatif pada Biji  

Karakter yang diamati pada biji yaitu bentuk dan warna biji. Warna biji yang dimiliki galur IPB002046-2 serupa dengan varietas Lembang-1 namun berbeda dengan varietas Gelora, Tit Super, Tombak, dan Trisula yaitu kuning kecokelatan. Galur IPB015002-8 dan IPB110005-91 memiliki warna yang sama dengan varietas Gelora dan Tombak yaitu putih kekuningan, sedangkan galur lainnya memiliki warna putih serupa dengan varietas Trisula dan Tit Super (Tabel 16).

Bentuk biji yang dimiliki varietas Lembang-1 tidak berbeda dengan galur IPB015008-5 dan IPB110005-91 yaitu pipih. Varietas Tombak dan Trisula memiliki bentuk biji yang membulat seperti galur IPB002005-2-9, sedangkan galur lainnya memiliki bentuk ginjal yang sama dengan varietas Gelora dan Tit Super (Tabel 16).

(51)

Tabel 16. Warna Biji dan Bentuk Biji 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai Genotipe Warna

Biji

Bentuk Biji

IPB002001-4 Putih Ginjal IPB002003-9 Putih Ginjal IPB002005-2-9 Putih Membulat

IPB002046-2 Kuning

Kecokelatan Ginjal

IPB009002-1 Putih Ginjal IPB009003-5 Putih Ginjal IPB009004-3 Putih Ginjal IPB009015-4 Putih Ginjal IPB009019-3 Putih Ginjal IPB015002-8 Putih Kekuningan Ginjal IPB015008-5 Putih Pipih IPB019015-1 Putih Ginjal IPB110005-91 Putih Kekuningan Pipih

IPB120005-5 Putih Ginjal

Gelora Putih Kekuningan Ginjal

Lembang-1 Kuning

Kecokelatan Pipih

Tit Super Putih Ginjal

Tombak Putih Kekuningan Membulat

Trisula Putih Membulat

(52)

Kesimpulan

Daya hasil yang dimiliki galur cabai IPB sangat bervariasi. galur IPB009002-1 memiliki bobot total dan produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Gelora, Lembang-1, Tit Super, dan Trisula. Galur yang memiliki jumlah buah paling banyak adalah galur IPB009002-1 dan diikuti oleh galur IPB015008-5 dan IPB110005-91. Galur IPB002005-2-9, IPB009002-1, IPB110005-91, dan IPB015008-5 dapat tumbuh dan beradaptasi dengan baik di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau.

Saran

Galur IPB009002-1 memiliki produktivitas yang tinggi dan mampu mencapai angka potensi produksi tanaman cabai, serta memiliki penampilan yang sebanding dengan varietas pembanding sehingga dapat dilepas sebagai varietas baru.

(53)

Allard, R. W. 1960. Principle of Plant Breeding. John Wiley and Sons, Inc. USA. 485 p.

Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Edisi ke-1. Universitas Indonesia Press. Jakarta. 485 hal.

Badan Pusat Statistik. 2011. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Cabai. www.bps.go.id. [3 Maret 2011].

Bintari, E. Nur. 2006. Uji Daya Hasil Galur Harapan Padi Sawah Tipe Baru (Oryza sativa L.) di Dua Lokasi: Kabupaten Kendal, Jawa Tengah dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat. Skripsi. Pemuliaan Tanaman dan Produksi Benih, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 33 hal.

Bostland, P. W. and E. J. Votava. 2000. Peppers: Vegetables and Spice Capsicums. CABI Publishing. London, UK. 204 p.

Direktorat Jendral Bina Produksi Hortikultura. 2004. Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura. Departemen Pertanian. Jakarta 108 hal.

____________________________________. 2006. Pedoman Pelepasan Varietas Hortikultura. Departemen Pertanian. Jakarta. 128 hal.

____________________________________. 2007. Standar Operasional Prosedur Cabai Merah. Departemen Pertannian. 93 hal.

____________________________________. 2008. Upaya Perbaikan Industri Benih Untuk Mengurangi Import Benih serta Pengembangan Sentra Produksi Benih Hortikultura. http://www.hortikultura.deptan.go.id [22 Juli 2011]

Direktorat Tanaman Sayuran, Hias dan Aneka Tanaman. 2003. Pedoman Budidaya Cabai Merah. Departemen Pertanian, Jakarta. 85 hal.

Dirgantara, H. I. 2007. Evaluasi Daya Hasil 11 Hibrida Cabai (Capsicum annuum L.) di Kebun Petani Ciherang. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikutura. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 54 hal.

Fatmawati, S. 2008. Evaluasi Daya hasil Sembilan Hibrida Cabai (Capsicum annuum L.) di Subang. Skripsi. Fakultas Pertanian IPB. Bogor. 53 hal.

(54)

   

Gomez, K. A. dan A. A. Gomez. 1995. Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian. (Endang S. dan Justika S. B., Penerjemah). Universitas Indonesia Press. Jakarta. 698 p.

Greenleaf, W. H. 1986. Pepper breeding, p. 67-134. In M. J. Bassel (ed). Breeding Vegetable Corp. AVI Publishing Co., Conecticut.

IPGRI. 1995. Descriptors for Capsicum (Capsicum spp.) dalam:

www.biodiversityinternational.org/Publications/Pdf/1245.pdf (6 November 2010).

Keputusan Menteri Pertanian. 2001. Pelepasan Cabai Besar Lembang 1 sebagai Varietas Unggul. Departemen Pertanian. 3 hal.

Kirana, R. dan E. Sofoari. 2007. Heterosis dan heterobeltiosis pada persilangan 5 genotipe cabai dengan metode dialil. Jurnal Hortikultura. 17(2): 111-117.

Kusandriani, Y. 1996. Botani Tanaman Cabai Merah. Dalam A.S. Duriat, A.W.W. Hadisoeganda, T.A. Soetiarso dan L. Prabaningrum. Teknologi Produksi Cabai Merah. Balitsa. Lembang. hal. 20-26.

Kusandriani, Y. dan A.H. Permadi. 1996. Pemuliaan Tanaman Cabai. Dalam A.S. Duriat, A.W.W. Hadisoeganda, T.A. Soetiarso dan L. Prabaningrum. Teknologi Produksi Cabai Merah. Balitsa. Lembang. hal. 27-35.

Makmur, A. 1992. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Edisi ke 3. Rineka Cipta. Jakarta. 79 hal.

Mastaufan, S. A. 2011. Uji Daya Hasil 13 Galur Cabai Merah IPB Pada Tiga Lingkungan. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura. Institut Pertanian Bogor. 2011. 73 hal.

Nasir, M. 1999. Heritabilitas dan kemajuan genetik harapan karakter agronomi tanaman lombok (Capsicum annuum L.). Habitat 11(109):1-8.

Nikamasari, H. 2009. Evaluasi Karakter Vegetatif dan Generatif serta Daya Hasil 11 Genotipe Cabai (Capsicum annuum L.) di Kebun Percobaan IPB Tajur. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 60 hal.

Paulos, J. M. 1994. Capsicum sp. L., hal 136-140. Dalam J. S. Slemonsma dan K. Piluek (Eds.). Plant Resources of South-East Asia 8: Vegetables. PROSEA Foundation Bogor. Indonesia.

Poespodarsono, S. 1988. Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 55 hal.

Gambar

Gambar 9. Serangan hama pada daun dan buah cabai. A. Aphid,  B. Lalat Buah
Tabel 4. Nilai Rataan Umur Berbunga, Panjang Tangkai Bunga, dan Jumlah Bunga 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai
Tabel 11.  Bentuk Bunga, Warna Tangkai Bunga Warna Kelopak   Bunga, dan
Tabel 12. Warna Anter, Warna Putik, Jumlah Anter, dan Jumlah Helai Mahkota
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kecuali galur F6002046-2, nilai bobot buah total yang diamati menunjukkan seluruh galur yang diuji tidak berbeda nyata terhadap varietas pembanding, minimal terhadap satu

dengan varietas Intan, sedangkan umur mulai panen pada galur nomor 2, 4 dan 9.. lebih lambat dari pada varietas Intan maupun

Genotipe 0706-6584-3 memiliki bobot segar biomassa lebih rendah daripada varietas Tit Super Sementara itu, genotipe 0706-6580-1, 0706-6584-1, 0706-6584-2 dan 0706-6584- 3

Diharapkan petani mitra dan kelompok petani lain dapat menerapkan teknologi budidaya cabai yang sesuai dengan konsep Good Agricultural Practices (GAP) dalam

Kecuali galur F6002046-2, nilai bobot buah total yang diamati menunjukkan seluruh galur yang diuji tidak berbeda nyata terhadap varietas pembanding, minimal

Kesimpulan penelitian bahwa tanaman cabai keriting galur MG1012 lebih unggul dibanding tiga varietas pembanding pada beberapa parameter pengamatan yaitu memiliki tinggi

Walaupun tidak semua galur memperlihatkan perbedaan yang nyata terhadap varietas pembandingnya, pada parameter ini, jum- lah anakan per rumpun untuk galur-galur harapan yang

Kecuali galur F6002046-2, nilai bobot buah total yang diamati menunjukkan seluruh galur yang diuji tidak berbeda nyata terhadap varietas pembanding, minimal