• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANTOLOGI CERPEN IRONI-IRONI KEHIDUPAN: TINJAUAN PASCASTRUKTURALISME.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANTOLOGI CERPEN IRONI-IRONI KEHIDUPAN: TINJAUAN PASCASTRUKTURALISME."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

ANTOLOGI CERPEN IRONI-IRONI KEHIDUPAN:

TINJAUAN PASCASTRUKTURALISME

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra

Oleh

DIAN TIARA

2123210004

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i ABSTRAK

Dian Tiara, 2123210004, Antologi Cerpen Ironi-Ironi Kehidupan: Tinjauan Pascastrukturalisme, Program Studi Sastra Indonesia/S1, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dekonstruksi tokoh perempuan sebagai

tokoh utama dan sebagai tokoh tambahan dalam setiap cerpen yang terdapat dalam

Antologi Cerpen Ironi-ironi Kehidupan. Metode yang digunakan yaitu deskriptif

analisis. Penelitian terhadap Antologi Cerpen Ironi-ironi Kehidupan ini dilakukan di

Digital Library Universitas Negeri Medan. Data dalam penelitian berupa kata-kata,

kalimat, dialog, dan kutipan yang terdapat dalam masing-masing cerpen yang

dianalisis, yaitu sebanyak 7 cerpen. Instrumen yang digunakan yaitu pengelompokan

oposisi biner berdasarkan 3 unsur pembangun karya fiksi, yaitu fakta cerita, sarana

cerita, dan tema. Akan tetapi, dibatasi pada pengelompokan penokohan tokoh

perempuan sebagai tokoh utama dan penokohan tokoh perempuan sebagai tokoh

tambahan. Setelah dianalisis, diketahui bahwa melalui dekonstruksi penokohan

tersebut ditemukan sisi yang lain dari tokoh perempuan, sehingga dapat mengubah

pola pikir pembaca agar lebih kritis dalam membaca suatu karya sastra–sesuai dengan

tujuan dari dekonstruksi yang dikemukakan oleh Derrida.

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan.

Adapun tujuan penulisan Skripsi yaitu untuk memenuhi persyaratan dalam

menyelesaikan Program Strata Satu (S-1) Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Prodi

Sastra Indonesia. Skripsi ini berjudul Cerpen Ironi-ironi Kehidupan: Tinjauan

Pascastrukturalisme, merupakan hasil analisis dan revisi penulis secara seksama

terhadap bahan-bahan referensi baik dari buku atau media elektronik mengenai materi

dalam proposal sebagai sumber.

Sehubungan dalam pengerjaan Skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala rasa syukur, pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., Rektor Universitas Negeri Medan,

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan,

3. Dr. Wahyu Tri Atmojo, M.Hum., Wakil Dekan I Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan,

4. Drs. Basyaruddin, M.Pd., Wakil Dekan II Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan,

5. Dr. Marice, M.Hum., Wakil Dekan III Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan,

6. Drs. Syamsul Arif, M.Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,

7. Trisnawati Hutagalung, S.Pd.,M.Pd., Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia dan Dosen Pengarah I,

8. Dr. Wisman Hadi, M.Hum., Ketua Program Studi Sastra Indonesia,

9. Muhammad Surip, S.Pd.,M.Si., Dosen Pembimbing Skripsi,

10.Drs. T.R. Pangaribuan, M.Pd., Dosen Pembimbing Akademik,

11.Dr. M. Oky Fardian Gafari, S.Sos.,M.Hum., Dosen Pengarah II,

12. Wahyu Wiji Astuti, S.Pd.,M.A., Dosen Pengajar yang telah memberikan

(8)

iii

13.Bapak/Ibu Dosen yang telah memberikan ilmunya melalui perkuliahan

dan Staf Pegawai Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,

14.teristimewa kedua orang tua, Emak Hariana dan Bapak Junaidi yang selalu

memberikan doa restu dan juga dukungan moril, materil, dan lainnya serta

adik penulis satu-satunya, Mariani yang telah memberikan “wejangan”

kata-kata yang cukup membangkitkan sisi emosional penulis,

15.semua teman-teman Non Dik 2012, Umi Nondik tersayang, Hasni

Raudati, Putri Nadia, Heny Anggreini, Novita Sari, Nuni Afriyanti, Ayu

Suci Ramadani, Wemmy Sihombing, Lamtiur Simaremare, Riana

Sitanggang dan Dosmandiri Berutu yang telah memberikan masukan dan

juga motivasi kepada penulis,

16.teman-teman alumni SMA Swasta Ir. H. Djuanda Tebing Tinggi, Ratna

Kemala Sari, Putri Ravika Dewi, Afrida Hanum Damanik, Fatwa Alfiani,

Maulidana, Nur Afni, dan Reni Fahriza.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini hasilnya masih belum sempurna. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran-saran yang sifatnya membangun

untuk pengembangan Skripsi ini. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Agustus 2016

Dian Tiara

(9)

iv

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL DAN PERTANYAAN PENELITIAN ... 9

3. Tinjauan Pascastrukturalisme... 16

a. Dekonstruksi ... 19

1) Sejarah dan Perkembangan Dekonstruksi ... 19

2) Prinsip-prinsip Dekonstruksi ... 22

3) Pembacaan Dekonstruksi pada Karya Sastra... 25

4) Penerapan Metode Dekonstruksi ... 26

5) Oposisi Biner ... 27

B. Kerangka Konseptual ... 31

C. Pertanyaan Penelitian ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 34

(10)

v

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Hasil Penelitian ... 40

1. Penokohan Tokoh Perempuan sebagai Tokoh Utama dalam Antologi Cerpen Ironi-ironi Kehidupan ... 41

a. Deskripsi Penokohan Tokoh Utama ... 41

b. Deskripsi Oposisi Biner Penokohan Tokoh Utama ... 45

2. Penokohan Tokoh Perempuan sebagai Tokoh Tambahan dalam Antologi Cerpen Ironi-ironi Kehidupan ... 46

a. Deskripsi Penokohan Tokoh Tambahan ... 46

b. Deskripsi Oposisi Biner Penokohan Tokoh Tambahan ... 53

B. Pembahasan ... 56

1. Dekonstruksi Penokohan Tokoh Perempuan sebagai Tokoh Utama dalam Antologi Cerpen Ironi-ironi Kehidupan ... 56

a. Cerpen Rahim Hujan Karya Annisa Tri Sari ... 56

b. Cerpen Tentang Ayah Mertuaku Karya Eka Handayani Ginting ... 61

c. Cerpen Surgaku di Telapak Kaki Ayah Karya Liven R ... 67

d. Cerpen Gadis Kangkung Karya Muftirom Fauzi Aruan ... 72

2. Dekonstruksi Penokohan Tokoh Perempuan sebagai Tokoh Tambahan dalam Antologi Cerpen Ironi-ironi Kehidupan ... 77

a. Cerpen Matinya Seorang Tukang Koyok Karya Abdillah Putra Siregar ... 77

b. Cerpen Rahim Hujan Karya Annisa Tri Sari ... 85

c. Cerpen Tentang Ayah Mertuaku Karya Eka Handayani Ginting ... 90

d. Cerpen Ibu Karya Hasudungan Rudy Yanto Sitohang ... 94

e. Cerpen Surgaku di Telapak Kaki Ayah Karya Liven R ... 103

f. Cerpen Gadis Kangkung Karya Muftirom Fauzi Aruan ... 105

g. Cerpen Pusara Berantai Karya Sartika Sari ... 110

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 116

A. Simpulan ... 116

B. Saran ... 118

DAFTAR PUSTAKA ... 119

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Indikator Oposisi Biner ... 31

Tabel 4.1 Penokohan Tokoh Utama ... 41

Tabel 4.2 Oposisi Biner Penokohan Ani ... 45

Tabel 4.3 Oposisi Biner Penokohan Sinta ... 45

Tabel 4.4 Oposisi Biner Penokohan Rara ... 45

Tabel 4.5 Oposisi Biner Penokohan Hera ... 46

Tabel 4.6 Penokohan Tokoh Tambahan ... 46

Tabel 4.7 Oposisi Biner Penokohan Istri ... 53

Tabel 4.8 Oposisi Biner Penokohan Bunda ... 53

Tabel 4.9 Oposisi Biner Penokohan Ibu Mertua ... 54

Tabel 4.10 Oposisi Biner Penokohan Ibu ... 54

Tabel 4.11 Oposisi Biner Penokohan Susi ... 54

Tabel 4.12 Oposisi Biner Penokohan Ibu ... 55

Tabel 4.13 Oposisi Biner Penokohan Ibu ... 55

Tabel 4.14 Oposisi Biner Penokohan Ibu Meri ... 55

Tabel 4.15 Oposisi Biner Penokohan Emak ... 55

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 7 Cerpen Dalam Antologi Cerpen Ironi-ironi Kehidupan ... 122

Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian ... 165

Lampiran 3 Surat Balasan Penelitian ... 168

Lampiran 4 Lembar Pengesahan Proposal ... 169

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pengkajian cerpen sebagai suatu objek yang akan diteliti bukanlah hal baru

lagi. Cerpen sebagai bagian dari karya sastra dalam kehidupan bisa mencakup

beberapa hal tentang cinta, cita-cita, harapan, ideologi, kehidupan sosial, alam,

dan lingkungan. Cerpen sebagai suatu karya berfungsi sebagai notulen kehidupan,

hal itulah yang juga tercipta dalam “Antologi Cerpen Ironi-ironi Kehidupan”

(selanjutnya disebut IIK) yang dibuat oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota

Medan berisikan 30 karya dari 30 pengarang yang berasal dari Medan.

Penerbitan buku ini merupakan wujud kepedulian Pemerintah Kota Medan

terhadap dunia sastra. Karya-karya yang termaktub dalam antologi cerpen IIK

inipun merupakan generasi penulis dari tahun 2000-an. Karya-karya tersebut

diterbitkan dalam bentuk antologi dengan tujuan unuk menampilkan potensi yang

akan semakin mendorong minat dan antusias para pengarang muda Medan untuk

makin meningkatkan daya kreatifnya dalam berkarya.

Antologi cerpen IIK menceritakan tentang ironi hidup yang dituliskan oleh

beberapa pengarang berbeda sesuai dengan sudut pandang mereka. Walaupun

sejatinya sastra pada umumnya senantiasa ada karena bercerita tentang kehidupan.

Melukiskan kehidupan sosial masyarakat Medan dalam keberagaman budaya,

etnis, dan agama, serta mengangkat perjuangan masyarakat menengah ke bawah

(14)

2

tidak diharapkan atau disebut juga suratan takdir. Ironi juga dapat diartikan

sindiran halus dalam berbahasa. Semua ironi-ironi yang ada dalam kehidupan

secara tidak sadar terangkai dalam antologi IIK ini.

Alasan penulis memilih “Antologi Cerpen Ironi-ironi Kehidupan”

dikarenakan beberapa hal, antara lain: (1) antologi cerpen ini merupakan karya

penulis muda yang berasal dari Sumatera Utara, (2) cerita merupakan refleksi dari

budaya dan kehidupan masyarakat di Sumatera Utara dengan berbagai

permasalahan yang kompleks, (3) dan jika dibaca dengan pembacaan biasa maka,

antologi cerpen ini menunjukan adanya satu makna yang dominan mengenai

watak tokoh dalam cerita. Tiga alasan inilah yang membuat penulis tertarik untuk

mengkaji lebih dalam lagi mengenai tokoh-tokoh yang dimunculkan dalam cerita.

Penulis ingin mengungkap sisi lain dari tokoh-tokoh yang ada dalam

Antologi cerpen IIK. Adanya pemunculan sisi lain tersebut, diharapkan pembaca

tidak hanya terkungkung pada satu makna yang selama ini mendominasi

pemahaman dan dianggap sebagai kebenaran mutlak di kalangan pembaca. Oleh

sebab itu, penulis nantinya akan melakukan pembongkaran terhadap tokoh

perempuan dalan setiap cerita yang ada dalam antologi cerpen ini melalui

pendekatan dekonstruksi.

Dalam pendekatan dekonstruksi, tidak ada ungkapan atau bentuk-bentuk

kebahasaan yang dipergunakan untuk membahasakan objek yang bermakna

tertentu dan pasti. Jika strukturalisme dipandang sebagai sesuatu yang sistematik,

bahkan dianggap sebagai the science of sign, maka pascastrukturalisme menolak

(15)

3

menunjukkan ketidakberhasilan upaya penghadiran kebenaran absolut, dia

menelanjangi agenda tersembunyi yang mengandung banyak kelemahan dan

kepincangan di balik teks-teks (Norris, 2009: 13).

Culler (melalui Nurgiyantoro, 2013: 90) mengungkapkan bahwa

mendekonstruksi suatu wacana (kesastraan) adalah menunjukkan bagaimana

meruntuhkan filosofi yang melandasinya, atau beroposisi secara hierarkis terhadap

sesuatu yang menjadi landasannya, dengan cara mengidentifikasi bentuk-bentuk

operasional retorika yang ada dalam teks itu, yang memproduksi dasar argument

yang merupakan konsep utama. Singkat kata, dekonstruksi menolak makna umum

yang dianggap ada dalam suatu teks sastra. Sebagai contoh, dalam cerpen Rahim

Hujan mengatakan bahwa tokoh aku “terlahir dari rahim hujan.” Dalam membaca

teks ini pembaca pasti akan bertanya-tanya, dalam hal apakah tokoh aku bisa

terlahir dari rahim hujan, dan kenapa hal ini dikatakan rahim hujan. Walaupun

tokoh aku terlahir saat gemuruh hujan, bukan berarti ia terlahir dari rahim hujan.

Dari segi penokohan, tokoh Ani dalam cerpen memiliki karakter sebagai

seorang gadis yang penurut. Kalau dilihat melalui analisis struktural, maka

jawaban yang pasti mengenai penokohan tersebut dapat ditemukan, akan tetapi

jika dianalisis dari segi dekonstruksi, maka hal ini menjadikan teks “tak bisa

diputuskan.” Di sinilah kekuasaan pembaca sebagai komponen tertinggi dalam

teks diuji.

Dalam dekonstruksi, tidak perlu menemukan makna terakhir, yang

diperlukan adalah pembongkaran secara terus-menerus dengan cara memberikan

(16)

4

seperti ketidakbenaran, tokoh sampingan, perempuan, dan sebagainya. Ungkang

(2013: 35-36) dalam penelitiannya tentang “Dekonstruksi Jaques Derrida sebagai

Strategi Pembacaan Teks Sastra” menyebutkan bahwa kemungkinan hasil

pembacaan dekonstruksi adalah invensi (penemuan baru) baik logika atau pesan.

Jadi, hasil yang mungkin diperoleh melalui pembacaan dekonstruksi

adalah invensi, “yang lain” dan teks mendekonstruksi dirinya sendiri. Artinya

melalui dekonstruksi peneliti diberikan kewenangan untuk tidak perlu merasa

khawatir akan hal-hal yang dikerjakan bertentangan dengan milik orang lain,

karena dekonstruksi memungkinkan peneliti untuk membongkar segala sesuatu

yang kurang diperhatikan tanpa perlu terikat dengan aturan apapun, serta akan

ditemukannya suatu teks yang telah mengandung makna paradoks atau

dekonstruksi itu sendiri.

Lebih jelas lagi, Ronidin (2015: 49-50) dalam skripsinya yang berjudul

“Pembacaan Dekonstruksi Cerpen Zina Karya Putu Wijaya”, menyimpulkan

bahwa cerpen Zina ini menghasilkan beberapa pernyataan yang seolah-olah

bertentangan dengan pendapat umum, aneh, dan secara logika tidak masuk akal,

tetapi mengandung kebenaran. Contohnya saja ketika tokoh istri meminta izin

kepada suaminya untuk berzina dan Pasutri yang berzina di depan istana dan

sarana umum dengan diskasikan banyak orang. Namun, setelah dilakukan

pembacaan secara dekonstruksi ditemukan bahwa teks tersebut telah

mendekonstruksi dirinya sendiri, melalui pernyataan tokoh istri yang meminta izin

kepada suaminya mengandung makna paradok yaitu izin suami sangat penting

(17)

5

mengalami kepincangan (tidak lazim). Ketidaklaziman inilah yang akan

melahirkan adanya invensi (yang lain).

Ada dua kata kunci dari dekonstruksi yang akan berperan banyak dalam

analisis “Antologi Cerpen Ironi-ironi Kehidupan” ini. Dua kata kunci itu adalah

pembalikan hierarki oposisi biner dan differance. Seperti yang telah dijelaskan di

atas, strukturalisme Saussure memberikan keistimewaan pada tulisan dan

merendahkan tuturan. Ada dua sumbu yang berlawanan “tinggi” dan “rendah.”

Hal inilah yang dikritisi oleh Derrida. Ia melihat sumbu bipolar ini sebagai satu

represi terhadap pemaknaan.

Menurut kacamatanya, dominan itu ada karena adanya marginal.

Demikian sebaliknya, bahwa marginal itu ada karena ada yang dominan. Jadi,

keduanya bisa dibalik. Dominan bisa menjadi marginal, yang marginal bisa

menjadi dominan. Kata kunci yang kedua adalah differance. Intinya yaitu

bermaksud menunda atau menangguhkan sementara suatu kata/objek yang tidak

memadai. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk

menemukan suatu yang lain yang ditunjukkan oleh tokoh perempuan, baik sebagai

tokoh utama maupun sebagai tokoh tambahan dalam “Antologi Cerpen Ironi-ironi

Kehidupan.”

B. Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah yang penulis tentukan yaitu:

1. tokoh perempuan yang berperan sebagai tokoh utama;

(18)

6

3. penokohan perempuan dalam cerpen;

4. ironi-ironi yang dialami tokoh perempuan dalam cerpen.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas terdapat berbagai masalah yang

bisa dikaji dalam “Antologi Cerpen Ironi-ironi Kehidupan.” Akan tetapi, penulis

hanya membatasi penelitian ini untuk mendekonstruksi penokohan tokoh

perempuan dalam 7 cerpen yang terdapat pada Antologi Cerpen Ironi-ironi

Kehidupan berdasarkan tinjauan Pascastrukturalisme dengan menggunakan teori

dekonstruksi.

D. Rumusan Masalah

Dari batasan masalah tersebut, maka penulis merumuskan permasalahan

menjadi beberapa poin, yaitu:

1. dekonstruksi penokohan tokoh perempuan sebagai tokoh utama dalam

Antologi Cerpen Ironi-ironi Kehidupan,

2. dekonstruksi penokohan tokoh perempuan sebagai tokoh tambahan dalam

Antologi Cerpen Ironi-ironi Kehidupan.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini, antara lain:

1. mendekonstruksi penokohan tokoh perempuan sebagai tokoh utama dalam

(19)

7

2. mendekonstruksi penokohan tokoh perempuan sebagai tokoh tambahan dalam

Antologi Cerpen Ironi-ironi Kehidupan.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka diharapkan bahwa nantinya

hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca, baik bersifat

teoretis maupun praktis.

1. Manfaat Teoretis

Berikut beberapa manfaat teoretis dari penelitian ini:

a) dengan metode dekonstruksi yang digunakan, diharapkan analisis ini dapat

memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan teori sastra,

b) pengaplikasiannya terhadap karya sastra,

c) pembelajaran di institusi pendidikan serta,

d) bantuan referensi untuk penelitian yang berikutnya tentang dekonstruksi.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi Pengarang

Penelitian ini diharap dapat memberikan masukan untuk menciptakan karya

(20)

8

b) Bagi Pembaca

Penelitian ini dapat menambah minat pembaca untuk belajar membaca karya

sastra melalui pandangan dekonstruksi dan menambah motivasi untuk lebih

mengkritisi karya sastra.

c) Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat memperkaya wawasan tentang sastra sehingga bermanfaat

(21)

116 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV maka dapat

disimpulkan bahwa, melalui penokohan tokoh utama dalam Antologi Cerpen

Ironi-ironi Kehidupan penulis bisa mendekonstruksi tokoh utamanya sesuai

dengan cerita yang terkandung dalam cerpen tersebut. Tokoh utama dalam ketujuh

cerpen yang dianalisis, memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan berbagai

perangai yang berbeda. Setelah dilakukan dekonstruksi, tokoh-tokoh tersebut

menunjukan sifat yang berkebalikan dengan penggambaran karakter yang terdapat

dalam cerpen. Contoh, tokoh Hera dalam cerpen Gadis Kangkung dengan

berbagai kegigihan yang ia miliki, ternyata adalah sosok yang egois dan

pemberontak.

Berdasarkan penokohan tokoh tambahan penulis juga bisa

mendekonstruksi tokoh-tokoh tambahan yang terkandung dalam Antologi Cerpen

Ironi-ironi Kehidupan. Ketika melihat peran dari tokoh-tokoh tambahan, terdapat

beberapa tokoh tersebut yang berkarakter baik dan ada yang berkarakter buruk,

tetapi ketika didekonstruksi ternyata yang dianggap baik malah sebaliknya

memiliki sifat buruk, begitu pula dengan yang berkarakter buruk malah sebaliknya

memiliki sifat baik. Misalnya saja tokoh Ibu dalam cerpen Surgaku di Telapak

Kaki Ayah karya Liven R.

Tokoh Ibu diceritakan dengan berbagai perilaku buruk yang

(22)

117

Ia tidak ingin kalau tokoh Rara tidak pergi ke sekolah hanya karena belum

melunasi uang sekolah. Masalah pembayaran uang sekolah, biarlah menjadi

tanggung jawab orang tua Rara. Lain lagi dengan tokoh Ibu dalam cerpen Gadis

Kangkung karya Muftirom Fauzi Aruan, yang awalnya dianggap sebagai sosok

yang baik, ternyata menyimpan perangai yang buruk. Ia merupakan sosok yang

tidak setia terhadap sang suami, walaupun baru sebatas pemikirannya saja. Setiap

tokoh perempuan dalam Antologi Cerpen Ironi-ironi Kehidupan, memiliki sisi

lain yang berbeda-beda setelah dilakukannya dekonstruksi.

Sisi lain itu tersembunyi dibalik sikap perempuan yang secara gamblang

tersaji dalam cerpen melalui penceritaan pengarang. Sosok perempuan yang

berusaha menyembunyikan atau sengaja tersembunyikan oleh pengarang segala

peringai aslinya. Seorang perempuan yang berusaha untuk tidak menunjukan

kelemahannya, akan tetapi tidak berbuat apapun, begitu juga sebaliknya. Misalnya

Emak dalam cerpen Pusara Berantai karya Sartika Sari.

Tokoh Emak yang selalu tergar, nyatanya adalah sosok yang rapuh dan ibu

yang kurang baik untuk anak-anaknya, karena tidak mampu menghapuskan

dendam dalam hati anaknya. Tokoh Emak justru menjadi sebab timbulnya

dendam dalam hati anaknya dengan segala sikap diam yang ditunjukkannya itu.

Jika saja tokoh Emak lebih aktif lagi untuk menyuarakan isi hatinya,

kemungkinan tokoh Ateng menjadi anak yang pendendam akan berkurang. Sikap

diam Emak, justru akan menimbulkan sisi lain Emak yaitu seorang yang tidak

peduli dan pasrah dengan keadaannya. Begitu juga dengan tokoh Susi dalam

(23)

118

oleh tokoh Susi menyebabkan dirinya menjadi sosok yang penuh perhitungan.

Segala keuntungan dan kerugian ia pertimbangkan dengan sangat baik. Ia tidak

ingin keluarga suaminya yang lain bebas dari tanggung jawab merawat sang Ibu

mertua. Sikap iri menjadi sisi lain yang ditunjukkan oleh tokoh Susi. Keseluruhan

sisi tersebut merupakan hasil dari adanya inferior terhadap kehadiran kaum

perempuan dalam cerita. Akan tetapi, melalui hal tersebutlah, segala hal yang

termaginalkan, mampu menjadi sosok yang dominan bagi hidup seseorang, meski

itu dalam sebuah cerita sekalipun.

B. Saran

Pengkajian terhadap cerpen dapat ditingkatkan, khususnya cerpen-cerpen

yang mengandung nilai-nilai kehidupan yang dekat dengan lingkungan sekitar

kita, budaya, kebiasaan dan moral. Antologi Cerpen Ironi-ironi Kehidupan ini

sangat baik dibaca dan dipahami karena menyajikan cerita tentang beberapa orang

yang memiliki masalah yang berbeda-beda, akan tetapi dekat dengan kenyataan

yang sering dialami oleh masyarakat, terkhusus masyarakat Sumatera Utara dan

sangat baik juga ketika isi ceritanya didekonstruksi. Dekonstruksi juga

mengajarkan kepada pembaca untuk lebih kritis dalam membaca suatu teks sastra

atau tulisan lainnya.

Membaca antologi tersebut pembaca diperlihatkan beberapa kejadian yang

tidak–pada setiap cerpen–baik direkakan dalam cerpen-cerpen tersebut, tetap

dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat, kecuali bila perbuatan itu memang

(24)

119

beberapa perilaku yang terdapat dalam cerpen Pusara Berantai karya Sartika Sari,

Surgaku di Telapak Kaki Ayah karya Liven R, Gadis Kangkung karya Muftirom

Fauzi Aruan, Tentang Ayah Mertuaku karya Eka Handayani Ginting, Matinya

Seorang Tukang Koyok karya Abdillah Putra Siregar, Rahim Hujan karya Annisa

(25)

119

DAFTAR PUSTAKA

Ahimsa, Heddy Shri dan Putra. 2001. Strukturalisme Levi-Strauss: Mitos dan

Karya Sastra. Yogyakarta: Galang Printika.

Bertens, K. 2015. Etika. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Endaswara, Suwardi. 2009. Metodologi Penelitian Folklor: Konsep, Teori, dan

Aplikasi: Yogyakarta. Medpress.

. 2013. Metodologi Penelitian Sastra: Epistemologi,

Model, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: CAPS.

Moleong, Lexy. J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Norris, Christopher. 2009. Membongkar Teori Dekonstruksi Jacques Derrida: Yogyakarta. Ar-Ruzz Media.

Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Putra, Abdillah Siregar, Anggrek Lestari,.dkk. 2014. Ironi-ironi Kehidupan:

Antologi Cerpen Anak Medan. Medan: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kota Medan.

Pradotokusumo, Partini Sardjono. 2005. Pengkajian Sastra. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

Ratna, Nyoman Kutha. 2012. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra: dari

Strukturalisme hingga Pascastrukturalisme Perspektif Wacana Naratif:

Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Sarup, Madan. 2011. Panduan Pengantar untuk Memahami Postrukturalisme dan

Postmodernisme: Sebuah Pengantar Terbaik Kepada Postrukturalisme.

Yogyakarta: Jalasutra.

Spivak, Gayatri Chakravorty. 2003. Membaca Pemmikiran Jacques Derrida:

(26)

120

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Adi, Ida Rochani. 2014. Serial Televisi Dexter Sebagai Anakronisme Dalam

Sastra Populer. LITERA, Vol. 13, No. 1, Hal. 29-42.

Djaelani, Aunu Rofiq. 2013. Teknik Pengumpulan Data Dalam Penelitian

Kualitatif. Majalah Ilmiah Pawiyatan, Vol. 20, No. 1, Hal. 82-92.

Ghofur, Abd. 2014. Analisis Dekonstruksi Tokoh Takeshi dan Mitsusaburo

Dalam Novel Silent Cry Karya Kenzaburo Oe Perspektif Jacques Derrida.

Okara ,Vol. I, Hal. 58-76.

Gyem, Kim Jang. 2011. a Korean Folktale, Kongjee-Patjee: an Analysis of the

Concept of Binary Opposition, Humaniora, Vol. 23, No. 2, Hal. 166-174.

Karana, Andan Wahyu. 2013. Kajian Sosiologi Sastra Tokoh Utama Dalam Novel

Lintang Karya Ardini Pangastuti B.N. Jurnal Program Studi Pendidikan

Bahsa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo, Vol. 0 2, No. 03, Hal. 5-17.

Meliono, Irmayanti dan Budianto. 2007. Membaca Postrukturalisme pada Karya

Sastra. Wacana, Vol. 9, No. 1, Hal. 21-31.

Ronidin. 2015. Pembacaan Dekonstruksi Cerpen Zina Karya Putu Wijaya. Jurnal Puitika, Vol. Ii, No. 1, Hal. 36-51.

Saptodewo, Febrianto. 2013. Kajian Mitologi dan Dekonstruksi Tokoh Wayang Tetuka. Jurnal Ilmiah Bahasa dan Seni, Vol. 05, No.03, Hal. 239-250.

Soekarba, Siti Rohma. 2006. Kritik Pemikiran Arab: Metode Dekonstruksi. Wacana, Vol.8, No. 1, Hal. 75-98.

Ungkang, Marcelus. 2013. Dekonstruksi Jaques Derrida Sebagai Strategi

Pembacaan Teks Sastra. Jurnal Pendidikan Humaniora, Vol. 1, No. 1, Hal

30-37.

Zulfadhli. 2009. Dekonstruksi Dalam Cerpen Malin Kundang, Ibunya Durhaka

Referensi

Dokumen terkait

prinsip Good Corporate Governance yang sesuai dengan Peraturan Daerah No. 10 Tahun 1991 tentang Perusahaan daerah Percetakan Kabupaten Sukoharjo, Peraturan daerah

[r]

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis

penawaran atas suatu barang yang ditawarkan oleh penjual atau pelaku usaha. Setiap orang yang berminat untuk membeli barang yang ditawarkan itu dapat. membuat kesepakatan dengan

The results of the present study for investigating the structure and diversity of Iran’s pistachio exports market showed that the diversity in Iran’s pistachio target markets

Berdasarkan syarat dan ketentuan Tokopedia komplain yang sudah terselesaikan di pusat resolusi tidak bisa dilakukan upaya banding karena Tokopedia memiliki kewenangan untuk

Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh Program Studi Agribisnis Fakultas Peternakan dan Pertanian UNDIP bekerjasama dengan Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia

[r]