• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efek Virgin Coconut Oil dalam Mempercepat Penyembuhan Luka.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efek Virgin Coconut Oil dalam Mempercepat Penyembuhan Luka."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

EFEK VIRGIN COCONUT OIL DALAM MEMPERCEPAT

PENYEMBUHAN LUKA

Fidi Bhawana Jaya, 2014. Pembimbing 1 : Dr. Iwan Budiman, dr., MS., MM., M.Kes., AIF

Latar Belakang Luka pada kulit seringkali dialami saat kita beraktivitas sehari-hari. Luka dapat menimbulkan akibat yang berbahaya bila tidak ditangani dengan baik, karena itu pengobatan luka yang baik dapat mempercepat penyembuhan luka. Sekarang banyak digunakan tanaman herbal untuk mempercepat penyembuhan luka, salah satunya adalah VCO.

Tujuan Tujuan penelitian adalah ingin mengetahui apakah VCO mempercepat penyembuhan luka.

Metode Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental sungguhan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hewan coba 30 ekor mencit galur Swiss Webster jantan dengan luka insisi yang dibagi secara acak dalam 3 kelompok perlakuan (n=10) yaitu kelompok VCO, kelompok kontrol positif Povidone Iodine 10% dan kelompok kontrol negatif NaCl 0,9%. Data yang diukur adalah kecepatan penyembuhan luka melalui panjang jaringan luka dalam sentimeter serta pengamatan secara mikroskopis menggunakan preparat patologi anatomi. Analisis data menggunakan ANOVA satu arah dilanjutkan dengan uji beda rata-rata LSD (Least Significant Difference) dengan α = 0,05.

Hasil Penelitian didapatkan kecepatan penyembuhan luka yang paling cepat adalah pada kelompok VCO yaitu pada hari ke-7 rata-rata besar luka menjadi 0,78 cm dengan nilai p≤0,05. Kecepatan penyembuhan luka kelompok VCO secara mikroskopis didapatkan median 6,5 dengan nilai p≤0,05.

Simpulan VCO mempercepat penyembuhan luka secara makroskopis dan potensinya setara dengan Povidone Iodine 10% secara mikroskopis.

(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

EFFECT OF VIRGIN COCONUT OIL IN ACCELERATE

WOUNDS HEALING

Fidi Bhawana Jaya, 2014. 1st Tutor : Dr. Iwan Budiman, dr., MS., MM., M.Kes., AIF

Background Wounds on the skin was often experienced in daily activity.

Wounds could cause harmful effects if not handled properly. Because of that, a good treatment could accelerated wound healing. Now people use herbal to accelerate wound healing, in example VCO.

Objective The purpose of this research was to determine whether VCO accelerate wound healing.

Method This study is a prospective real experimental by used completely randomized design (CRD). Experimental animals were 30 male mice Swiss Webster strain with an incision wound were randomly divided into 3 treatment groups (n = 6) the VCO group, positive control group of Povidone Iodine 10%, and a negative control group of NaCl 0.9%. The measured data was wound healing speed through the length of wound tissue in centimeters and microscopic observation. Data were analyze using one-way ANOVA followed by the multiple

comparison test LSD (Least Significant Difference) with α = 0.05.

Result showed that the fastest of wound healing was VCO group, on the 7th

day the wound was 0.78 cm in average with p value ≤0,05. The Speed of wound

healing microscopically in VCO group obtained a median of 6.5 with p value ≤0,05 .

Conclusion VCO accelerated wound healing macroscopically and potentially

equivalent to Povidone Iodine 10% microscopically.

(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

(4)

x Universitas Kristen Maranatha

(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

3.3.2 Prosedur Penelitian ... ..36

3.3.3 Cara Pemeriksaan ... ..36

3.4 Metode Analisis ... ..37

3.5 Hipotesis Statistik ... ..37

3.6 Kriteria Uji ... ..37

3.7 Aspek Etik Penelitian ... ..37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... ..39

4.2 Pembahasan ... ..44

4.3 Uji Hipotesis ... ..45

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... ..47

5.2 Saran ... ..47

DAFTAR PUSTAKA ... ..48

LAMPIRAN ... ..51

(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Lapisan Epidermis Kulit ... ....4

Gambar 2.2 Struktur Lapisan Kulit... ....6

Gambar 2.3 Stadium Luka ... ..14

Gambar 2.4 Fase Penyembuhan Luka ... ..17

Gambar 2.5 Proses Penyembuhan Luka ... ..19

(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Kriteria Skor Pemeriksaan Patologi Anatomi ... ..34 Tabel 4.1 Hasil Penelitian Kecepatan Penyembuhan Luka Kelompok

VCO Selama 7 Hari ... ..39 Tabel 4.2 Hasil Penelitian Kecepatan Penyembuhan Luka Kelompok

Povidone Iodine 10% Selama 7 Hari ... ..39 Tabel 4.3 Hasil Penelitian Kecepatan Penyembuhan Luka Kelompok

NaCl 0,9 % Selama 7 Hari ... ..40 Tabel 4.4 Klasifikasi Total Skor Pemeriksaan Patologi Anatomi Pada

Setiap Kelompok ... ..40 Tabel 4.5 ANOVA satu arah Terhadap Kecepatan Penyembuhan Luka

Pada Setiap Hari ... ..41 Tabel 4.6 Uji Post hoc LSD Terhadap Kecepatan Penyembuhan Luka

Pada Setiap Hari ... ..42 Tabel 4.7 Uji ANOVA satu arah dan Uji Post hoc LSD Terhadap Total

(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kajian Etik ... ..51

Lampiran 2 Analisis Statistik Kecepatan Penyembuhan Luka Hari 1 ... ..52

Lampiran 3 Analisis Statistik Kecepatan Penyembuhan Luka Hari 2 ... ..53

Lampiran 4 Analisis Statistik Kecepatan Penyembuhan Luka Hari 3 ... ..54

Lampiran 5 Analisis Statistik Kecepatan Penyembuhan Luka Hari 4 ... ..55

Lampiran 6 Analisis Statistik Kecepatan Penyembuhan Luka Hari 5 ... ..56

Lampiran 7 Analisis Statistik Kecepatan Penyembuhan Luka Hari 6 ... ..57

Lampiran 8 Analisis Statistik Kecepatan Penyembuhan Luka Hari 7 ... ..58

Lampiran 9 Skor Pemerikaan Patologi Anatomi Pada Setiap Kelompok ... ..59

Lampiran 10 Analisis Statistik Kecepatan Penyembuhan Luka Secara Mikroskopis ... ..60

(9)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Luka pada kulit seringkali dialami saat kita beraktivitas sehari-hari karena kulit merupakan lapisan terluar dari tubuh dan biasanya akan menghambat aktivitas penderitanya (Wijayanto, 2009). Luka dapat terjadi secara disengaja atau tidak disengaja, dan sering dianggap hal sepele, tetapi dapat menimbulkan akibat yang berbahaya bila tidak ditangani dengan baik (Febrito, 2010). Hasil penyembuhan luka yang terganggu seperti luka akut yang penanganannya terlambat dan luka kronis pada umumnya luka tersebut akan gagal untuk maju ke tahapan penyembuhan luka yang normal. Luka tersebut seringkali memasuki kondisi inflamasi patologis karena proses tertunda, tidak lengkap atau proses penyembuhan luka yang tidak terkoordinasi. Luka yang tidak sembuh mempengaruhi tingginya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan sekitar 3 milyar USD per tahun. Prevalensi pasien dengan luka di rumah sakit mencapai 41,2% hingga 48% dari seluruh pasien (Masir, et al., 2012). Karena itu pengobatan luka yang baik dapat mempercepat penyembuhan luka.

(10)

2 Universitas Kristen Maranatha lainnya seperti 8% asam kaprilat, dan 7% asam kaprat (Handayani, 2010). Selama ini minyak kelapa dikenal penggunaannya dibidang pangan, industri dan kecantikan. VCO menjaga jaringan ikat agar tetap kuat dan longgar sehingga kulit tidak kendur dan keriput. VCO tidak hanya memulihkan kulit secara cepat tetapi juga membantu proses penyembuhan dan perbaikan kulit yang rusak. Perawatan luka dengan VCO dapat mempercepat penyembuhan luka dan menekan adanya infeksi (Nurdiana, 2006).

1.2 Identifikasi Masalah

Apakah VCO mempercepat penyembuhan luka.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah ingin mengetahui apakah VCO mempercepat penyembuhan luka

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat akademis penelitian ini adalah menambah wawasan dan pengetahuan farmakologi tanaman obat tradisional terutama VCO yang digunakan untuk penyembuhan luka.

(11)

3 Universitas Kristen Maranatha 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Pada kulit yang mengalami luka terjadi hilangnya lapisan epidermis yang merupakan sawar kulit pokok terhadap kehilangan air. Hilangnya lapisan epidermis memberi jalan penguapan sehingga kelembaban kulit berkurang (Nurdiana, 2006).

VCO dapat mempertahankan kelembaban kulit yang luka karena kandungan VCO yaitu asam laurat yang mendukung proses penyembuhan luka. Kelembaban pada kulit yang luka sangat diperlukan oleh sel-sel epitel. Sel-sel epitel membutuhkan lapisan yang lembab untuk migrasi dan menyebar, selain itu, kelembaban diperlukan untuk aktivitas faktor pertumbuhan, pengiriman oksigen, aktivitas permulaan enzim proteolitik dan lebih efektif dalam pengiriman nutrisi (Nurdiana, 2006).

Keuntungan luka yang terjaga kelembaban meningkatkan reepitelisasi, meningkatkan sintesis kolagen, kecepatan reepiteliasasi menjadi 2-5 kali lebih cepat dan menurunkan kehilangan cairan pada permukaan luka (Nurdiana, 2006). Aktivitas selular diatur oleh metabolisme. Sebuah metabolisme yang tinggi mempercepat aktivitas selular, termasuk penyembuhan jaringan yang rusak. Asam laurat memberikan sumber energi yang cepat untuk sel-sel, meningkatkan tingkat metabolisme sel-sel dan meningkatkan kemampuan tubuh untuk menyembuhkan dirinya sendiri (Hamza, 2012).

1.5.2 Hipotesis Penelitian

(12)

47 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan hal berikut, yaitu VCO mempercepat penyembuhan luka.

Dengan simpulan tambahan, yaitu penyembuhan luka secara mikroskopis pada pemberian VCO setara dengan Povidone Iodine 10%.

5.2 Saran

Penelitian efek Virgin Coconut Oil dalam mempercepat penyembuhan luka perlu dilanjutkan dengan:

 Menggunakan cara perlakuan yang berbeda seperti di kompres untuk dapat mempercepat penyembuhan luka.

 Menggunakan berbagai dosis VCO untuk membandingkan kecepatan penyembuhan luka.

 Menggunakan VCO untuk jenis-jenis luka yang lain, seperti pada luka memar, luka lecet, luka robek, luka bakar, dan luka tusuk.

(13)

48 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2009). Wordpress. http://sekolahperawat.files.wordpress.com/ 2009/02/kulit1-copy.jpg. Diunduh tanggal 30 September 2014.

Anonim. (2013). http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/ thumb/2/27/Skin.png/250px-Skin.png. Diunduh tanggal 12 Oktober 2014. Anonymous. (2012). Plantamor. http://www.plantamor.com/

index.php?plant=365. Diunduh tanggal 29 Mei 2014.

Bachsinar, S. K. (1996). Bedah Minor. Jakarta: Penerbit Hipokrates.

Brevda, M. (2013). http://decubitusulcervictims.com/wp-content/uploads/Bed-Sore-Stage-Photo.jpg. Diunduh tanggal 15 Oktober 2014.

Cotran, R. S., Kumar, V., & Robbins, S. L. (2007). Buku Ajar Patologi (7 ed., Vol. 1). Jakarta.

Daley, B. J. (2014). http://emedicine.medscape.com/article/194018-treatment#a17. Diunduh tanggal 29 Mei 2014.

Darmoyuwono, W. (2006). Gaya Hidup Sehat dengan Virgin Coconut Oil. Jakarta: PT. Indeks.

Dewi, F. P., & Tasminatun, S. (2011). Pengaruh Pemberian Coconut Oil secara Topikal Terhadap Histologi Penyembuhan Luka Bakar Termal Pada Kulit Tikus Putih. Jurnal Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 8. Diunduh tanggal 11 Juni 2013.

Driscoll. (2010). http://mediligence.com/blog/2010/05/26/factors-affecting-wound-healing/. Diunduh tanggal 29 Mei 2014.

Febrito, C. (2010). Pengaruh Ozon dalam Mempercepat Waktu Penyembuhan Luka pada Mencit Galur Swiss Webster yang Diinduksi Aloksan. Diunduh 28 Januari 2014.

Fife, B. (2005, Juli). Kembalilah ke Minyak Kelapa. Trubus.

(14)

49 Universitas Kristen Maranatha Hamza, B. S. (2012). The Effect of Coconut Oil Extract on Full Thickness Wound

Healing on The Female Rabbits. (11): 33. Diunduh tanggal 10 Januari 2014.

Hanafiah, K. A. (2005). Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi (Revisi 10 ed.). Jakarta: Raja Grafindo Persada. Diunduh tanggal 10 Januari 2014. Handayani, R. S. (2010). Efektifitas Penggunaan Virgin Coconut Oil (VCO)

dengan Massage untuk Pencegahan Luka Tekan Grade I pada Pasien yang Berisiko Mengalami Luka Tekan di RSUD Dr. Hi. Abdoel Moeloek Provinsi Lampung. Diunduh tanggal 9 Januari 2014.

Jong, R. S. (2010). Buku-ajar ilmu bedah (3 ed.). Jakarta: EGC.

Junqueira, L. C. (2007). Histologi Dasar : Teks dan Atlas (10 ed.). Jakarta: EGC. Junquiera, L., & Carneiro, J. (2005). Basic Histology: Text & Atlas (11 ed.).

Mc-Graw Hill.

Laurence, D. R., & Bacharach, A. L. (1964). Evaluation Drug Activities : Pharmacometrics.

Leeson, C. R., & Paparo, A. A. (1996). Buku Ajar Histologi (5 ed.). Jakarta: EGC. Masir, O., Manjas, M., Putra, A. E., & Agus, S. (2012). Pengaruh Cairan Cultur

Filtrate Fibroblast (CFF) Terhadap Penyembuhan Luka; Penelitian eksperimental pada Rattus Norvegicus Galur Wistar. Jurnal Kesehatan Andalas, p 112.

Mcleod, S. (2011). http://www.ehow.com/info_8462506_allergenic-effects-povidoneiodine-use-skin.html. Diunduh tanggal 28 Mei 2014.

Nevin, K. G., & Rajamohan, T. (2005). Virgin coconut oil supplemented diet increases the antioxidant status in rats. Food Chemistry. Diunduh tanggal 21 November 2014.

Nevin, K. G., & Rajamohan, T. (2010). Effect of Topical Application of Virgin Coconut Oil on Skin Components and Antioxidant Status during Dermal Wound Healing in Young Rats. Skin Pharmacol Physiology. Diunduh tanggal 10 Januari 2014.

(15)

50 Universitas Kristen Maranatha Rajee. (2014). http://blog.fairwaymarket.com/wp-content/uploads/2014/

07/CoconutOil.jpg. Diunduh tanggal 10 Oktober 2014.

Robbins, & Cotran. (2005). Pathologic Basis of Disease (7 ed.). Philadelphia: Elsevier Saunders.

Rulam. (2011). http://www.infodiknas.com/penyembuhan-luka-wound-healing/. Diunduh tanggal 29 Mei 2014.

Setiabudi, R. (2007). Farmakologi dan Terapi. Jakarta: FK UI.

Somantri, I. (2007). http://irmanthea.blogspot.com/2007/07/definisi-luka-adalah-rusaknya.html. Diunduh tanggal 29 Mei 2014.

Srivastava, P., & Durgaprasad, S. (2008). Burn wound healing property of Cocos nucifera: An appraisal. Indian Journal of Pharmacology, (40): 144-6. Diunduh tanggal 21 November 2014.

Stein, C., & Kuchler, S. (2013). http://www.cell.com/cms/ attachment/2007952073/2030507092/gr3.jpg. Diunduh tanggal 30 September 2014.

Wasiaatmadja, S. M. (2007). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin (5 ed.). Jakarta: Balai penerbit FK UI.

Watanabe, T. (1995). Medicinal Herb Index in Indonesia (2 ed.). Jakarta: PT. EISAI Indonesia.

Wibowo, S. (2005). VCO Pencegahan Komplikasi Diabetes. Jakarta: PT. Temprint.

Wijayanto, B. (2009). Perbedaan Kecepatan Kesembuhan Luka Sayat Dengan Olesan Teh Hijau Konsentrasi 6,4% dan Povidone Iodine Pada Mencit. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah. p 5. Diunduh tanggal 15 Januari 2014.

Referensi

Dokumen terkait

Kemud'in bila d i l i a t rata-rata skor frekuensi konsumsi sumber karbohidrat lainnya yaitu singkong dan umbi lainnya, ternyata skor frekuensi konsumsi singkong juga

Berdasarkan Hasil Evaluasi Penawaran dan Evaluasi Kualifikasi yang dilakukan oleh Pokja Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Unit Layanan Pengadaan (ULP) Barang/Jasa Di Lingkup

Pengembangan media belajar kimia berbasis permainan monopoli pada materi asam-basa tingkat SMP.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kepemimpinan yang tidak baik dalam sekolah, akan memberikan pengaruh yang buruk terhadap proses pembelajaran itu sendiri, kepemimpinan kepala sekolah menjadi

Adanya dukungan sosial dan hubungan yang baik dengan teman atau keluarga merupakan salah satu faktor yang turut mempengaruhi perbedaan reaksi individu terhadap stres.. Individu

WOMEN’S INTERNATIONAL WAR CRIMES TRIBUNAL SEBAGAI LEMBAGA PENYELESAIAN KEJAHATAN PERANG YANG DILAKUKAN OLEH TENTARA MILITER JEPANG TERHADAP COMFORT WOMEN ……… 81.

As learning environment continues to grow in this digital age, this motivates the research question in this study: is there any effect of computerized feedback on students’

Santoso mendefinisikan pengetahuan sebagai suatu pemahaman terhadap objek yang akan diingat oleh subjek, melalui hal yang diketahuinya 25 Oleh karena itu, pengetahuan tentang