• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dinamika Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Desa Gunung Sari , Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dinamika Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Desa Gunung Sari , Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

DINAMIKA PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI

DESA GUNUNG SARI,

KECAMATAN CITEUREUP, KABUPATEN BOGOR

FRANSISCA GITA ANJANI

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

(2)
(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Dinamika Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Desa Gunung Sari, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2014

(4)

ABSTRAK

FRANSISCA GITA ANJANI. Dinamika Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Desa Gunung Sari, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh PUDJI MULJONO.

Program pengolahan sampah rumah tangga adalah salah satu program CSR PT Indocement yang dilaksanakan di Desa Gunung Sari. Penelitian mengevaluasi program pengolahan sampah yang telah berjalan sejak tahun 2009. Evaluasi program dilakukan menggunakan konsep CIPP dari Stufflebeam dengan menganalisis konten, input, proses, dan produk dari program ini. Penelitian menjelaskan faktor pendukung dan penghambat dari program pengolahan sampah rumah tangga. Populasi penelitian adalah ibu rumah tangga yang tinggal di RW 04 Desa Gunung Sari dengan jumlah responden sebanyak 120 orang. Program pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Gunung Sari sudah berjalan dengan baik. Penelitian ini memberikan deskripsi bagaimana program pengolahan sampah rumah tangga sudah berjalan selama ini. Faktor pendukung yang mendukung berjalannya program adalah subsidi biaya dari CSR PT Indocement, kesadaran pengelola UPK untuk mandiri, kreativitas, dan kesadaran masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih. Faktor penghambat dari program adalah pemasaran produk dan kurangnya komunikasi antar stakeholders.

Kata kunci: evaluasi program, CIPP, CSR, pengolahan sampah rumah tangga.

ABSTRACT

FRANSISCA GITA ANJANI. Domestic Wasted Management Dynamics at Households in Desa Gunung Sari , Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor. Supervised by PUDJI MULJONO.

Domestic Wasted management program is one of PT Indocement's CSR conducted in Desa Gunung Sari. This research aims on the evaluation of Wasted management program that has been running since 2009. The evaluation was conducted using CIPP concept from Stufflebeam by analyzing content, input, process, and final product as an outcome from this program. This research illustrated both the supporting and inhibiting factors from the domestic Wasted management program and also described the proceeding programs for these past 5 years. The population for this research was represented by 120 domestic house wives as corespondent, addressed in RW 04. Domestic Wasted management program in Desa Gunung Sari is running well. The supporting factors for this program are the subsidy cost from PT. Indocement CSR funds, the awareness of UPK management to be independent, creativity and the society's awareness for a cleaner environment. Meanwhile the inhibiting factors are the marketing for the final product and the lack of communications between the stakeholders.

(5)

DINAMIKA PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI

DESA GUNUNG SARI, KECAMATAN CITEUREUP,

KABUPATEN BOGOR

FRANSISCA GITA ANJANI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Departemen Sains Komunikasi dan

Pengembangan Masyarakat

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Dinamika Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Desa Gunung Sari , Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor

Nama : Fransisca Gita Anjani

NIM : I34100144

Disetujui oleh

Dr Ir Pudji Muljono MSi Dosen Pembimbing

Dr Ir Siti Amanah M Sc Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan YME karena atas rahmat dan berkatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Dinamika Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Desa Gunung Sari” sesuai dengan waktunya. Penelitian dilaksanakan sejak bulan April 2014 sampai Mei 2014 di Desa Gunung Sari, UPK Gunung Sari dan PT Indocement. Penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr Ir Pudji Muljono MSi selaku dosen pembimbing yang telah sabar dan baik hati mencurahkan waktunya dalam memberikan saran dan masukan selama proses penelitian hingga penyelesaian skripsi ini.

2. Dr Ir Saharuddin MS dan Bapak Dr Sofyan Sjaf MSi selaku dosen penguji serta Bapak Martua Sihaloho selaku dosen pembimbing akademik.

3. Orang tua tercinta Bapak FX Guruh dan Ibu AR Henny, kakak tersayang Adi Nugroho, tante kesayangan Tante Titing serta Mba Omah yang selalu mendoakan, memotivasi, melimpahkan kasih sayang dan memberikan banyak sekali bantuan secara moril dan materil kepada penulis.

4. Pak Adit selaku Kepala Departemen CSR PT Indocement, Pak Ayi selaku pembimbing lapangan dan segenap keluarga besar CSR PT Indocement. 5. Segenap pengelola dan pekerja di UPK Gunung Sari yang menerima saya

dengan tangan terbuka dan memberikan saya banyak pengalaman.

6. Ibu Virgowati, Bapak dan Ibu ketua RT 01- RT 09, ibu-ibu anggota UPPKS Pelita Hati dan warga Desa RW 04 yang menerima saya dengan sangat ramah dan membantu saya memberikan data penelitian.

7. Sahabat terbaik penulis, Maria Vianey yang selalu senasib seperjuangan, Omet Yosua dan roommate Ntuz Zakiah, sahabat luar biasa yang selalu menemani saya di segala kondisi, mengingatkan dan menegur bila malas. 8. Teman satu bimbingan Ana dan Rizky yang selalu berjuang bersama

memberi dukungan dan bantuan satu sama lain. Teman sepermainan yang selalu menceriakan dunia perkuliahan, Ica, Centong, Sahda, Upi, Boti, Kembar, Omde, Madun, Dabe, Ferdi serta teman-teman lainnya khususnya keluarga SKPM 47.

9. Keluarga besar Sheba FM, Pak Ikke, Kak Ila, Ali, Eva, Seruni, Bang Enchun, Om Irfan, Om Kiki, Om Surya, Mas Teguh, Om Tony, Kang Joy dan Kang Ego yang sangat pengertian, menghibur dan mendukung peneliti untuk menyelesaikan studinya.

10.Teman seangkatan PKL bulan April PT Indocement, Novi, Sutis, Adi, Seno, Tyo, Ibnu, David dan Hadyan yang berjuang bersama menyelesaikan tugas akhir.

Semoga karya ilmiah ini memberikan manfaat bagi para pembaca.

Bogor, Juni 2014

(9)

DAFTAR ISI

Masalah Penelitian 2

Tujuan Penelitian 3

Kegunaan Penelitian 3

PENDEKATAN TEORITIS 5

Tinjauan Pustaka 5

Kerangka Pemikiran 14

Definisi Operasional 16

PENDEKATAN LAPANGAN 17

Metode Penelitian 17

Lokasi dan Waktu 17

Teknik Pengumpulan Data 17

Teknik Pengolahan dan Analisis Data 18

GAMBARAN UMUM 19

Gambaran Umum Desa Gunung Sari 19

Gambaran Umum Pengelolaan Sampah di Kabupaten Bogor 21

Gambaran Umum PT Indocement 22

Gambaran Umum Program Pengolahan Sampah 25

DINAMIKA PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA

DI DESA GUNUNG SARI 31

EVALUASI PROGRAM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH

TANGGA 35

Input Program Pengelolaan Sampah 35

Proses Pengelolaan Sampah 38

Produk dari Program Pengelolaan Sampah 42

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN

PROGRAM 49

STRATEGI PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA

DI DESA GUNUNG SARI 53

SIMPULAN DAN SARAN 55

Simpulan 55

Saran 56

DAFTAR PUSTAKA 57

LAMPIRAN 61

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1 Jumlah Penduduk Desa Gunung Sari Tahun 2012 19 Tabel 2 Penduduk Desa Gunung Sari Usia Produktif Tahun

2012

20

Tabel 3 Kegiatan Rutin UPK Gunung Sari Tahun 2014 27 Tabel 4 Data Produksi Sorted Municipal Wasted (SMW) dari

Tahun 2010-2013

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Proses Evaluasi 9

Gambar 2 Kerangka Pemikiran 15

Gambar 3 Mekanisme Aliran Program CSR Indocement 24 Gambar 4 Struktur Kepengurusan UPK Gunung Sari 28 Gambar 5 Struktur Kepengurusan UPPKS Pelita Hati 29 Gambar 6 Alur Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Desa

Gunung Sari 31

Gambar 7 Persentase Penilaian Masyarakat terhadap Kondisi SDM

Program Pengelolaan Sampah 37

Gambar 8 Persentase Penilaian Masyarakat terhadap Kondisi Sarana dan Prasarana Program Pengelolaan Sampah 38 Gambar 9 Proses Pengolahan Sampah di UPK Gunung Sari 39 Gambar 10 Persentase Penilaian Masyarakat terhadap Mekanisme

Pengangkutan Sampah Oleh Petugas UPK Gunung Sari 41 Gambar 11 Persentase Intensitas Masyarakat dalam Mengolah

Sampah Anorganik 42

Gambar 12 Persentase Manfaat Pembuatan Kompos Bagi

Masyarakat 43

Gambar 13 Persentase Manfaat Pembuatan Kerajinan Tangan dari

Sampah Bagi Masyarakat 45

Gambar 14 Grafik Produksi Sorted Municipal Wasted (SMW) UPK

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Sketsa Desa Gunung Sari 61

Lampiran 2 Kerangka Sampel 62

Lampiran 3 Contoh Pengolahan Data 64

Lampiran 4 Dokumentasi Penelitian 72

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan sebuah konsep pengembangan masyarakat yang saat ini semakin populer diperbincangkan. Sebagai sebuah konsep yang semakin populer, The World Business Council for Sustainable Development mendefinisikan CSR sebagai komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus peningkatan kualitas lokal dan masyarakat secara lebih luas. Konsep CSR berasal dari istilah 3P yang dikemukakan oleh John Elkington dalam Wibisono (2007) yakni mengenai pengintergrasian konsep 3P, yaitu keuntungan, lingkungan, dan masyarakat (profit, planet, dan people) dalam kegiatan perusahaan yang berkelanjutan. Pelaksanaan CSR di Indonesia juga diwajibkan dengan didasari UU Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 pasal 74, yang mengatakan setiap perseroan diwajibkan mengalokasikan sebagian laba bersih tahunan perseroan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan atau CSR.

Implementasi program-program Corporate Social Responsibility sangat bergantung pada cara setiap perusahaan memandang makna atau motivasi perusahaan dalam melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan. Kenyataannya, terdapat perusahaan yang hanya melihat program-program CSR dari perspektif ekonomi, sehingga kegiatan tersebut dimaknai sebagai program-program yang hanya menghabiskan dana perusahaan saja. Namun, ada juga perusahaan yang memandang program-program CSR dari segi goodwill yang memaknai setiap kegiatan berorientasi masyarakat yang didanai perusahaan sebagai program yang mampu menarik dan menumbuhkan simpati dari shareholders, investor, masyarakat luas, dan pihak-pihak lain yang terkait dalam kegiatan bisnis tersebut. PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (selanjutnya disebut PT. Indocement) merupakan salah satu perusahaaan yang sangat memperhatikan dan melaksanakan kegiatan CSR dengan baik. Hal ini didasarkan pada berbagai prestasi di bidang pelaksanaan CSR seperti Pelopor Pengembangan CSR Indonesia, Best Company in CSR 2013, dan Indonesia Social Responsibility Award 2013.

(14)

semakin padatnya jumlah penduduk adalah meningkatnya volume sampah. Data dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Bogor, timbunan sampah Kabupaten dan Kota Bogor mencapai 6.456.891 m3/hari dengan sisa sampah yang tidak dapat diangkut untuk Kabupaten Bogor sejumlah 5.165,501 m3/hari. Desa Gunung Sari yang terletak di Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor juga menjadi salah satu desa yang sampahnya tidak terangkut oleh angkutan sampah dari dinas. Sampah di desa Gunung Sari tidak dapat diangkut karena jauhnya lokasi desa dari lokasi pembuangan dan kurangnya armada pengangkut sampah dari pemerintah. Akibatnya masyarakat membuang sampah di lahan kosong sehingga menyebabkan permasalahan lingkungan. Melihat permasalahan yang dihadapi warga, perangkat desa bersama dengan tim CSR Departement PT Indocement membuat program pengelolaan sampah rumah tangga.

Program pengolahan sampah rumah tangga di Desa Gunung Sari berjalan sejak tahun 2009 dengan dibangunnya Unit Pelayanan Kebersihan Gunung Sari dan pelatihan pembuatan kerajinan tangan di Mampang. Selama hampir lima tahun program ini berjalan secara dinamis yang melibatkan pihak-pihak untuk terlibat dalam program ini. Pelaksanaan program pengelolaan sampah ini tidak hanya melibatkan satu pihak, melainkan melibatkan masyarakat luas dan juga pihak lainnya hingga terbentuk dinamika kelompok. Dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami (Mills 1967). Oleh karena itu menjadi menarik untuk diteliti, bagaimana dinamika pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Gunung Sari.

Masalah Penelitian

Program pengelolaan sampah rumah tangga sudah berjalan sejak akhir tahun 2009. Program ini mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan dan mengajarkan mereka tentang pengolahan sampah. Selama hampir lima tahun berjalan, banyak perubahan yang terjadi. Perubahan yang terjadi mulai dari perubahan kondisi lingkungan, perubahan pola pikir masyarakat dan juga perubahan dari sarana prasarana yang menunjang program tersebut. Perubahan-perubahan tersebut menjadi sebuah bahan bahasan untuk dilakukan evaluasi pelaksanaan program. Suatu program dalam proses pelaksanaannya memiliki tahapan evaluasi. Evaluasi dapat dilakukan sebelum program berjalan, saat program sedang berjalan (on going evaluation) atau saat program sudah selesai dijalankan. Proses evaluasi dibutuhkan untuk melihat sejauh mana tujuan program telah tercapai dan mengetahui perbaikan apa yang bisa dilakukan untuk kedepannya. Program pengelolaan sampah yang sudah berjalan hampir lima tahun dan melibatkan banyak pihak tentu memiliki banyak hal yang menarik untuk dievaluasi sehingga menjadi menarik untuk meneliti

(15)

Keberhasilan pelaksanaan suatu program tidak lepas dari dukungan faktor pendukung, begitu pula terdapat beberapa faktor yang dapat menghambat terlaksananya suatu program. Faktor-faktor tersebut bisa berasal dari perancang program, pelaksana program ataupun pihak dari luar. Begitupula dengan faktor penghambat. Seringkali jika program kurang berhasil ditemukan faktor-faktor yang menghambatnya. Evaluasi program bertujuan membantu menemukan faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan program agar dapat ditentukan langkah yang harus diambil selanjutnya. Menjadi menarik untuk diteliti faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pelaksanaan program pengolahan sampah di Desa Gunung Sari?

Faktor pendukung dan faktor penghambat tentulah mempengaruhi keberhasilan program. Faktor pendukung harus terus dikembangkan dan ditingkatkan agar program dapat terlaksana dengan baik. Faktor penghambat harus ditekan agar tidak menjadi penghalang dalam pelaksanaan program. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat juga membantu pembuat keputusan untuk dapat mengambil keputusan dengan bijaksana sehingga menguntungkan semua pihak. Keputusan tersebut disesuaikan juga dengan kondisi yang ada di lapangan sehingga menjadi menarik untuk diteliti Bagaimana strategi pengelolaan sampah di Desa Gunung Sari?

Tujuan Penelitian

Tujuan Penulisan Penelitian secara umum adalah untuk menganalisis dinamika pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Gunung Sari dan secara khusus bertujuan untuk:

1. Mengevaluasi program pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Gunung Sari.

2. Menganalisis faktor-faktor pendukung dan penghambat dari program pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Gunung Sari.

3. Menganalisis strategi pengelolaan sampah di Desa Gunung Sari.

Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi para pihak yang berminat maupun yang terkait dengan masalah CSR, khususnya kepada :

(16)

2. Kalangan non akademisi, seperti perusahaan bermanfaat menjadi bahan pertimbangan dan data untuk mengevaluasi penerapan program CSR yang telah dilaksanakan yang berbasiskan pengembangan masyarakat. Selain itu perusahaan dapat memiliki data dan informasi terbaru yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas.

(17)

PENDEKATAN TEORITIS

Tinjauan Pustaka

Pengertian Sampah dan Jenis Sampah

Sampah adalah barang atau benda yang dibuang karena tidak terpakai lagi (Departemen Pendidikan Nasional 2010). Berdasarkan ciri-cirinya, sampah adalah sisa-sisa bahan yang telah mengalami perlakuan, baik karena telah diambil bagian utamanya, karena pengolahan atau karena sudah tidak ada manfaatnya, yang ditinjau dari segi sosial ekonomis sudah tidak memiliki nilai dan dari segi lingkungan dapat menyebabkan pencemaran atau gangguan kelestarian (Hadiwiyoto 1983). Kastaman dan Kramadibrata (2007) menjelaskan bahwa sampah merupakan limbah padat, terdiri atas zat atau bahan organik dan anorganik yang dianggap sudah tidak memiliki manfaat dan harus dikelola dengan baik sehingga tidak membahayakan lingkungan. Menurut UDSP Kota Depok dalam Rosa (2009), sampah adalah limbah padat yang dianggap tidak berguna dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan.

Sampah berdasarkan sumbernya dibagi atas enam sumber yaitu sampah alam, manusia, nuklir, industri dan pertambangan. Berdasarkan sifatnya sampah terdiri dari sampah organik (dapat diurai atau degradable) dan sampah anorganik (tidak dapat diurai atau undegradable). Sampah organik adalah sampah yang mudah membusuk yang terdiri atas sisa sayuran dan atau makanan serta sampah sapuan halaman. Sampah anorganik merupakan sampah yang tidak mudah membusuk, seperti kaca, logam, dan plastik.

Sumber sampah yang utama dari suatu kota adalah perumahan, pasar, industri, serta jalan-jalan dan tempat umum atau tempat rekreasi. Sampah yang berasal dari perumahan atau biasa disebut sebagai sampah rumah tangga mempunyai jumlah zat organik yang jauh lebih besar. Sampah organik umumnya terdiri atas sisa sayuran, buah-buahan dan biji-bijian. Sampah dihasilkan oleh seluruh elemen masyarakat, salah satunya adalah rumah tangga. Sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari sisa produksi aktivitas rumah tangga. Produksi sampah ini dapat diminimalisir dengan melakukan pengelolaan sampah rumah tangga.

Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah secara sederhana dapat diartikan sebagai penanganan terhadap sampah dengan melakukan aksi, tindakan untuk memperkecil atau menghilangkan masalah-masalah lingkungan yang mungkin timbul. Menurut Rosa (2009), pengelolaan sampah meliputi kegiatan:

(18)

2. Pewadahan, yaitu penampungan sampah sementara di tempat sumbernya, baik sumber masing-masing (individual) maupun secara bersama-sama pada suatu tempat (komunal).

3. Pengumpulan, yaitu penanganan sampah dengan cara mengumpulkan dari tiap-tiap sumber sampah untuk diangkut ke tempat pembuangan sementara atau diangkut langsung ke tempat pembuangan akhir tanpa melalui proses pemindahan.

4. Pemindahan, yaitu upaya memindahkan sampah hasil pengumpulan ke dalam alat pengangkut untuk dibawa ke TPAS.

5. Pengolahan, yaitu upaya untuk mengurangi volume sampah atau mengubah sampah menjadi benda bermanfaat, antara lain dengan pembakaran, pengomposan, pemadatan, penghancuran, pengeringan, dan pendaurulangan serta penggunaan kembali sampah (wadah) tanpa daur ulang.

6. Pengangkutan, yaitu tahap membawa sampah dari lokasi pemindahan atau langsung dari sumber sampah menuju TPAS.

7. Tempat Pembuatan Akhir Sampah yaitu tempat untuk mengkarantina sampah yang telah diangkut.

Konsep penanggulangan sampah yang cukup dikenal masyarakat adalah konsep penanggulangan sampah “3R+1P” yang meliputi Reduce, Reuse, Recycle, and Participation. Konsep ini merupakan pedoman sederhana untuk membantu masyarakat dalam meminimumkan sampah, baik di tempat kerja, sekolah, maupun di rumah. Orientasi penerapan konsep “3R+1P” lebih ditekankan pada penanganan sampah anorganik, sedangkan untuk sampah organik dikembangkan dalam bentuk pengolahan kompos. Berikut dijabarkan secara jelas definisi dari masing-masing konsep tersebut (Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok 2007).

1. Reduce, masyarakat diharapkan dapat mengurangi penggunaan bahan yang dapat menimbulkan sampah terutama sampah anorganik, sehingga dapat membiasakan diri hidup dengan penuh ketelitian, kehati-hatian, dan cermat agar sampah yang dihasilkan dapat ditekan seminimal mungkin. 2. Reuse, masyarakat diharapkan untuk menggunakan kembali artinya

memakai bahan yang sama lebih dari sekali daripada harus membuangnya setelah sekali pakai. Konsep memakai kembali ini dapat menghemat energi dan sumber daya untuk membuat produk baru.

3. Recycle, masyarakat diharapkan dapat mendaur ulang, yaitu mengembalikan sampah ke pabrik sehingga dapat digunakan kembali sebagai bahan baku untuk membuat produk yang sama atau sedapat mungkin barang-barang yang sudah tidak terpakai didaur ulang, walaupun tidak semua barang dapat didaur ulang.

(19)

pengelolaaan sampah yang tidak tepat guna adalah munculnya konflik sosial yakni konflik antara pemerintah dengan masyarakat (konflik vertikal) dan konflik antarkelompok masyarakat (konflik horizontal), sedangkan dampak lingkungan yang muncul, yaitu pencemaran udara akibat bau sampah, pencemaran air tanah akibat air lindi yang merembes ke tanah, dan bencana banjir tahunan yang terus terjadi terutama di kota-kota besar di Indonesia.

Program pengelolaan sampah mulai digalakkan di Indonesia. Penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengurangi sampah juga banyak dilakukan. Hal tersebut bertujuan untuk meminimalisir jumlah sampah yang dihasilkan juga menciptakan kesadaran masyarakat untuk mencintai lingkungan. Rosa (2009) melakukan penelitian tentang pengelolaan sampah di Kota Depok. Program pengelolaan sampah yang dilakukan disana berupa program komposting yaitu program mengolah sampah menjadi kompos yang dilakukan setiap rumah tangga. Hasil penelitian tersebut menunjukkan tingkat kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah cukup tinggi.

Pengolahan Sampah

Sampah yang telah terkumpul dapat diolah lebih lanjut, baik di lokasi sumber sampah maupun setelah sampah dikumpulkan di tempat pembuangan sampah. Tujuannya agar sampah dapat dimanfaatkan kembali. Beberapa pengolahan sampah yang biasa dilakukan adalah:

1. Pengolahan sampah organik

Sebagian besar sampah di Indonesia merupakan sampah organik. Data menunjukkan bahwa rata-rata komposisi sampah di beberapa kota besar di Indonesia adalah organik. Sampah organik dapat dimanfaatkan secara langsung, tanpa melalui proses tertentu, untuk pakan ternak dan ikan. Sampah organik juga dapat diproses untuk berbagai keperluan lainnya yaitu pupuk kompos. Sampah yang dimanfaatkan untuk pupuk diproses dengan bantuan mikroorganisme (mikroba) melalui proses fermentasi. Crawford (2003) menjelaskan kompos adalah hasil penguraian parsial atau tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobic atau anaerobik.

2. Pengolahan sampah anorganik

Sampah anorganik biasanya berupa botol, kertas, plastic, kaleng, sampah bekas alat-alat elektronik dan lain-lain. Sampah ini sering kita jumpai di beberapa tempat dan banyak dihasilkan dalam skala rumah tangga. Sifat sampah anorganik sulit diurai sehingga akan bertahan lama hingga mencapai ratusan tahun. Dampak dari sampah anorganik juga sangat lama, namun sampah anorganik dapat diminamilisir dengan melakukan pengolahan berikut:

(20)

Definisi dan Konsep Strategi

Departemen Pendidikan Nasional (2010) menjelaskan definisi strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Glueck dan Jauch (1989) memaparkan pengertian strategi adalah Rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi.

Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah ke depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan, serta merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan customer value terbaik. Hariadi (2005) menjelaskan beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam merumuskan strategi, yaitu:

1. Mengidentifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan di masa depan dan menentukan misi perusahaan untuk mencapai visi yang dicita-citakan dalam lingkungan tersebut.

2. Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan dalam menjalankan misinya.

3. Merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan (key success factors) dari strategi-strategi yang dirancang berdasarkan analisis sebelumnya. 4. Menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasi berbagai alternatif strategi dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki dan kondisi eksternal yang dihadapi.

5. Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang.

Definisi dan Konsep Evaluasi

Evaluasi merupakan suatu proses untuk menentukan relevansi, efisiensi, efektivitas dan dampak kegiatan program atau proyek yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai serta sistematis dan objektif. Soekartawi (1999) mengemukakan bahwa dalam menilai keefektifan suatu program atau proyek maka harus melihat pencapaian hasil kegiatan program atau proyek yang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Secara umum Musa (2005) mengartikan evaluasi sebagai upaya seksama untuk mengumpulkan, menyusun, mengolah, dan menganalisa fakta, data, dan informasi untuk menyimpulkan harga, nilai, kegunaan, kinerja mengenai sesuatu (barang, hal, organisasi, pekerjaan dan sebagainya) yang kemudian dapat dibuat kesimpulan sebagai proses pengambilan keputusan.

(21)

Evaluasi program sangat bermanfaat terutama bagi pengambil keputusan akan menentukan tindak lanjut dari program yang sedang atau telah dilaksanakan.

Evaluasi dapat divisualisasikan ke dalam suatu proses siklikal, bermula dari dan kembali ke pembentukkan nilai-nilai, sebagaimana disajikan pada gambar 1.

Gambar 1 Proses Evaluasi (Maunder 1972) dalam Mugniesyah 2006.

Deskripsi dan proses siklikal pada gambar diatas menunjukkan adanya hubungan yang erat antara evaluasi perencanaan program dan pelaksanaan program. Nilai-nilai (values) memainkan peranan penting dalam tujuan-tujuan pendidikan pendidikan publik dan program pelayanan serta setiap evaluasi terhadap konsekuensi program yang dikehendaki dan tidak dikehendaki senantiasa memperhitungkan nilai-nilai sosial.

Menurut Kelsey dan Hearne (1955) dalam Mugniesyah (2006), evaluasi program bermanfaat antara lain untuk:

1. Menguji secara berkala pelaksanaan program, yang mengarahkan perbaikan kegiatan yang berkelanjutan.

2. Membantu memperjelas manfaat yang penting dan tujuan-tujuan khusus program serta memperjelas dan mengukur sampai seberapa jauh tujuan-tujuan tertentu tercapai.

3. Menjadi pengukur keefektifan metode pelatihan.

4. Menyediakan data dan informasi tentang situasi pedesaan yang penting untuk perencanaan program selanjutnya.

5. Menyediakan bukti tentang nilai atau pentingnya program.

Musa (2005) nmemaparkan pengertian bahwa evaluasi program adalah suatu kegiatan untuk memperoleh gambaran tentang keadaan suatu objek yang dilakukan secara terencana, sistematik dengan arah dan tujuan yang jelas. Dalam evaluasi program terdapat tiga tujuan yang diperoleh, yaitu:

a. Mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan atau ketercapaian apabila dibandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan.

(22)

b. Mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat dari program yang dilakukan.

c. Bahan masukan untuk program selanjutnya.

Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan saat melakukan evaluasi program menurut Musa (2005) adalah:

a. Obyektif, data dan informasi yang diperoleh adalah benar berdasarkan fakta yang ada.

b. Menyeluruh, data dan informasi itu mencangkup aspek-aspek dari program yang bersangkutan.

c. Partisipatif, data dan informasi yang diperoleh bukan semata-mata dari persepsi pihak evaluator, tetapi juga sumber informasi lain, seperti penyelenggara, tutor, peserta belajar, serta tokoh masyarakat.

Dalam ilmu evaluasi program pendidikan, ada banyak model yang dapat digunakan untuk mengevaluasi suatu program. Namun pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama, yaitu melakukan kegiatan pengumpulan data atau informasi yang berkenaan dengan objek yang dievaluasi, serta menyediakan bahan bagi pengambil keputusan dalam menentukan tindak lanjut suatu program. Salah satu model evaluasi yang paling banyak dikenal dan diterapkan oleh para evaluator adalah CIPP Evaluation Model yang merupakan singkatan dari context, input, process, dan product. Menurut Stufflebeam (1967) yang dikutip oleh Widoyoko (2010), model CIPP adalah model evaluasi yang memandang program yang dievaluasi sebagai sebuah sistem, artinya konteks, masukan, proses dan hasil merupakan sasaran evaluasi yang tidak lain adalah komponen dari proses sebuah program kegiatan.

Model Evaluasi CIPP

Konsep evaluasi model CIPP (Context, Input, Prosesa, and Product) pertama kali ditawarkan oleh Stufflebeam pada tahun 1965 sebagai hasil usahanya mengevaluasi ESEA (the Elementary and Secondary Education Act). Konsep tersebut ditawarkan oleh Stufflebeam dengan pandangan bahwa tujuan penting evaluasi adalah bukan membuktikan tetapi untuk memperbaiki. The CIPP approach is based on the view that the most important purpose of evaluation is not to prove but improve (Madaus, Scriven, Stufflebeam 1993 dalam Widoyoko 2010). Evaluasi model CIPP dapat diterapkan dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, manajemen, perusahaan sebagainya serta dalam berbagai jenjang baik itu proyek, program maupun institusi.

(23)

standar, sehingga cocok digunakan untuk mengevaluasi program pengolahan sampah rumah tangga. Keunikan model ini adalah pada setiap tipe evaluasi terkait pada perangkat pengambil keputusan. Keunggulan model CIPP memberikan suatu format evaluasi yang komprehensif pada setiap tahapan evaluasi yaitu tahapan konteks, masukan, proses, dan produk.

Sistem evaluasi CIPP terdiri atas context, input, process, dan product sehingga CIPP merupakan singkatan dari keempat dimensi tersebut. Sudjana dan Ibrahim (2004) menjelaskan keempat dimensi tersebut sebagai berikut:

1. Context : situasi atau latar belakang yang mempengaruhi jenis-jenis tujuan dan strategi pendidikan yang akan dikembangkan dalam sistem yang bersangkutan, seperti misalnya masalah pendidikan yang dirasakan, keadaan ekonomi negara, pandangan hidup masyarakat.

2. Input : sarana/ modal/ bahan dan rencana strategi yang diterapkan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan.

3. Process : pelaksanaan strategi dan penggunaan sarana/ modal/ bahan di dalam kegiatan nyata di lapangan.

4. Product : hasil yang dicapai baik selama maupun pada akhir pengembangan sistem pendidikan yang bersangkutan.

Konsep Corporate Social Responsibility

Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan konsep yang berkembang dan dinamis. CSR yang secara sederhana dapat diartikan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan bagi masyarakat sekitar perusahaan memiliki makna kompleks. Pada dasarnya, konsep CSR berasal dari konsep Triple Bottom Lines yang dikemukakan oleh John Elkington dalam Wibisono (2007) yakni menekankan Economic Prosperity, Enviromental Quality, dan Social Justice. Dalam konsep tersebut dijelaskan bahwa perusahaan tidak hanya mengejar keuntungan, tetapi harus terlibat dalam pemenuhan kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara berkelanjutan. Triple Bottom Lines dikenal dengan istilah 3P (profit, planet, people). Profit menjelaskan bahwa perusahaan harus tetap berorientasi mencari keuntungan ekonomi yang bertujuan untuk keberlangsungan dan pemuhan operasional serta pengembangan perusahaan. People menjelaskan bahwa perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat sekitar perusahaan. Planet menjelaskan bahwa perusahaan harus peduli dengan keadaan lingkungan hidup dan memperhatikan keberagaman hayati.

(24)

pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat, mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional, serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh. Pengertian CSR juga dijelaskan dalam UUPT 2007 Pasal 1 angka 3 menyebutkan tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. World Bank dalam Pangkuriang (2008) mendefinisikan CSR sebagai:

the commitment of business to contribute to sustainable economics development working with employees and their representative the local community and society at large to improve quality of life, in ways there are both good for business and good for development”.

Pemahaman tentang CSR pada umumnya berkisar pada tiga hal pokok. Pertama adalah CSR sifatnya sukarela (voluntary) dimana suatu perusahaan memiliki kebebasan untuk memilih peran dalam membantu mengatasi masalah sosial dan lingkungan. Kedua adalah perusahaan selain sebagai institusi profit menyisihkan kedermawanan (filantropi) untuk memberdayakan sosial dan perbaikan kerusakan lingkungan akibat eksploitasi. Ketiga adalah CSR sebagai bentuk kewajiban (obligation) perusahaan untuk peduli dan mengentaskan krisis kemanusiaan dan lingkungan yang terus meningkat.

Konsep Program

Program dapat diartikan menjadi dua istilah yaitu program dalam arti khusus dan program dalam arti umum. Pengertian secara umum dapat diartikan bahwa program adalah sebuah bentuk rencana yang akan dilakukan. Apabila Program dikaitkan langsung dengan evaluasi program maka program didefinisikan sebagai unit atau satuan kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang. Dengan demikian yang perlu ditekankan bahwa program terdapat tiga unsur penting yaitu:

1. Program adalah realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan.

2. Terjadi dalam kurun waktu yang lama dan bukan kegiatan tunggal tetapi jamak dan berkesinambungan.

3. Terjadi dalam organisasi yang melibatkan banyak orang.

Sebuah program bukan hanya kegiatan tunggal yang dapat diselesaikan dalam waktu singkat, tetapi merupakan kegiatan yang berkesinambungan karena melaksanakan suatu kebijakan. Oleh karena itu, sebuah program dapat berlangsung dalam kurun waktu yang relatif lama. Pelaksana program selalu terjadi dalam sebuah organisasi yang artinya harus melibatkan sekelompok orang.

Penelitian Terdahulu

(25)

Masyarakat Dalam Program Pengelolaan Sampah (Kasus Implementasi Corporate Social Responsibility PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. di Desa Gunung Sari). Penelitian tersebut mengukur sejauhmana tingkat partisipasi masyarakat dalam implementasi program pengelolaan sampah dan mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi tingkat implementasi. Penelitian dilakukan di RW 04 dengan jumlah responden 50 orang yang tersebar di acak di setiap RT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat berada pada tahap tokenisme menurut tangga partisipasi Arstein dimana warga diminta konsultasinya atau diberi informasi mengenai suatu keputusan, tetapi sebenarnya mereka hanya memiliki sedikit kekuasaan untuk mempengaruhi keputusan. Faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi adalah sikap responden terhadap lingkungan dan program, motivasi responden untuk terlibat dalam program dan tingkat pengetahuan responden terhadap pengelolaan sampah.

Penelitian perihal pengelolaan sampah rumah tangga juga pernah dilakukan oleh Krisnandar (2013) dengan judul penelitian Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Secara Mandiri Berbasis Masyarakat di RW 01 Kelurahan Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan sampah berjalan dengan baik dan masyarakat berhasil mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPSS hingga 70 persen. Berdasarkan hasil penelitian direkomendasikan agar pemerintah menyediakan sarana dan prasarana yang lebih memadai seperti tempat sampah dan truk angkutan.

Program pengelolaan sampah merupakan salah satu program pengembangan masyarakat yang dilakukan PT Indocement guna mengatasi masalah sampah yang belum terkelola di beberapa wilayah di sekitar perusahaan. Program ini juga berlatar belakang memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan limbah rumah tangga dan juga untuk membantu pemerintah setempat dalam mengelola kebersihan. Program pengelolaan sampah yang telah berjalan ini perlu dilakukan evaluasi seperti program-program lainnya. Jurnal Internasional yang dikemukakan oleh Reuters (2007) menjelaskan pengertian evaluasi sebagai sebuah metode sistematis yang berfungsi untuk mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang kebijakan dan program. Salah satu pendekatan yang biasa digunakan untuk mengevaluasi program adalah pendekatan CIPP.

Evaluasi program dengan pendekatan CIPP sudah umum digunakan dalam berbagai penelitian. Yusuf (2012) melakukan penelitian evaluasi program dengan pendekatan CIPP. Evaluasi program dilakukan untuk mengevaluasi program mahasiswa wirausaha Universitas Hasanuddin apakah pantas dilanjutkan atau tidak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program tersebut tidak berhasil dilaksanakan, namun berdasarkan pertimbangan tujuan diadakannya program, program ini masih harus dilanjutkan. Penelitian menemukan bahwa ketidakberhasilan program bukan karena kekurangan dalam hal mencapai hasil yang diinginkan sehingga perlu dikembangkan model baru.

(26)

CIPP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuan dari program pemberantasan buta aksara sudah tercapai dengan adanya kemajuan warga belajarnya dalam bidang sosial maupun ekonomi. Secara ekonomi masyarakat mampu berwirausaha secara mandiri dan menerapkan materi keterampilan fungsional yang telah diberikan pada waktu proses pembelajaran program pemberantasan buta aksara.

Konsep Dinamika Kelompok Sosial

Pengertian dinamika jika dikaitkan dengan kelompok dijelaskan Santoso (2009) adalah interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok yang satu dengan anggota kelompok yang lain secara timbal balik dan antara anggota dengan kelompok secara keseluruhan. Kementrian Pertanian (2012) menyatakan bahwa dinamika adalah tingkah laku anggota satu dengan lainnya langsung saling mempengaruhi secara timbal balik atau proses berlangsungnya interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok yang satu dengan yang lain, anggota dengan anggota keseluruhan.

Dimanika kelompok biasa terjadi dalam kehidupan bermasyarakat dimana masyarakat saling berinteraksi dan melakukan kegiatan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Kelompok sendiri diartikan sebagai sekumpulan orang-orang yang saling berinteraksi satu sama lain secara teratur selama jangka waktu tertentu, dan mereka beranggapan bahwa mereka saling bergantungan satu sama lain sehubungan dengan upaya mencapai sebuah tujuan umum (Winardi 2007). Menurut Floyd D.Ruch dalam Gunarsa (2008), dinamika kelompok adalah analisa dari relasi-relasi kelompok sosial, berdasarkan prinsip bahwa tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil dari interaksi yang dinamis antara individu-individu dalam situasi sosial.

Kerangka Pemikiran

(27)

Evaluasi program berdasarkan aspek-aspek CIPP menghasilkan analisis faktor-faktor pendukung yang dapat membantu memperlancar berjalannya program dan faktor- faktor penghambat yang dapat menghambat berjalannya program sehingga memberikan strategi pengelolaan sampah di Desa Gunung Sari. Faktor pendukung dan penghambat ini membantu para stakeholders dalam pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan. Setelah dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program maka diharapkan hasil dari evaluasi tersebut dapat berguna untuk perbaikan program kedepannya.

Faktor pendukung dan faktor penghambat yang telah ditemukan setelah melalui proses evaluasi memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana program pengelolaan sampah berjalan. Faktor-faktor tersebut menjadi bahan pertimbangan untuk memberikan arahan dalam menentukan pembuatan kebijakan selanjutnya. Pembuatan kebijakan lanjutan dituangkan dalam strategi pengelolaan sampah rumah tangga. Startegi ini berujuan untuk memperbaiki pelaksanaan program agar program dapat terus berjalan dan berkembang ke arah yang lebih baik. Kerangka pikir yang telah dijabarkan ini dapat digambarkan pada Gambar 2.

Gambar 2 Kerangka Pemikiran

DINAMIKA PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA GUNUNG SARI

EVALUASI PROGRAM

• Input : Kondisi SDM dan Sarana Prasarana • Proses : Mekanisme Pengangkutan Sampah

dan Mekanisme Pengelolaan Sampah Anorganik

• Produk : Kerajinan Tangan, Kompos dan SMW

FAKTOR PENGHAMBAT

FAKTOR PENDUKUNG

(28)

Definisi Operasional

1. Sampah: sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat.

2. Sampah rumah tangga: sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat yang terjadi pada skala rumah tangga.

3. Pengelolaan sampah rumah tangga : kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah rumah tangga.

4. Dinamika Pengelolaan Sampah: proses dinamika kelompok yang menjelaskan pengolahan-pengolahan sampah yang dilakukan masyarakat dan juga kelompok terkait untuk megubah sampah menjadi produk bernilai jual.

5. Evaluasi program: suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat pelaksanaan program dan mengukur keberhasilan. Evaluasi program dalam penelitian ini menggunakan pendekatan CIPP yang menganalisis konteks pencapaian tujuan berdasarkan input, proses dan produk dari program.

- Konteks : kondisi yang menggambarkan program pengelolaan sampah di Desa Gunung Sari yang mengandung tujuan dan sasaran yang ditargetkan tercapai.

- Input : modal, bahan dan upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan dari pelaksanaan program pengelolaan sampah. Input dalam penelitian ini meliputi sumber daya manusia dan sarana prasarana. - Proses : mekanisme pelaksanan program pelaksanaan sampah

rumah tangga yang berlangsung sejak tahun 2009 sampai dengan saat ini. Proses dalam penelitian ini meliputi proses pengangkutan sampah dan proses pengolahan sampah anorganik.

- Produk : hasil olahan sampah yang dilakukan dalam program pengelolaan sampah rumah tangga. Produk dalam penelitian ini meliputi produk kompos, kerajinan tangan dan SMW.

6. Faktor penghambat: suatu kondisi atau keadaan yang dapat menghambat keberhasilan program.

7. Faktor pendukung: suatu kondisi atau keadaan yang dapat mendukung atau mempercepatan keberhasilan program.

8. Strategi pengelolaan sampah: upaya, penyusunan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan jangka panjang.

(29)

PENDEKATAN LAPANGAN

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian gabungan (mixed methods) yang menggabungkan antara metode kualitatif dan kuantitatif. Tujuan menggunakan metode penelitian gabungan adalah memberikan analisi mendalam dengan data kuantitatif memperjelas dan membentuk data kualitatif (Sarwono 2011).

Lokasi dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di PT Indocement yang beralamat di Jalan Mayor Oking Jayaatmaja, Citeureup, Kabupaten Bogor dan Desa Gunung Sari, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor. Penelitian dilaksanakan tanggal 1 April hingga 9 Mei 2014. Penelitian dilakukan di satu RW, yaitu RW 4. Lokasi dipilih karena kegiatan pengolahan sampah yang dilakukan di RW 4 merupakan pilot project dari program ini. Program ini merupakan salah satu program SDP (Sustainable Development Project) dari PT Indocement yang sudah berjalan sejak yahun 2009. Dari pertimbangan tersebut lokasi dianggap representatif untuk melakukan penelitian evaluasi dalam program pengolahan sampah.

Berikut jadwal pelaksanaan penelitian yang dilakukan: Penelitian dilaksanakan dalam waktu tujuh bulan (Lampiran 6). Kegiatan penelitian meliputi penyusunan proposal skripsi, kolokium, pengambilan data lapangan, pengolahan data dan analisis, penulisan draft skripsi, sidang skripsi dan perbaikan laporan penelitian.

Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menurut Sulistyo (2006) meliputi:

1. Observasi nonpartisipan : pada metode ini peneliti hanya mengamati dan mencatat apa yang terjadi. Metode ini banyak digunakan untuk mengkaji pelaksanaan program secara umum dan kondisi lingkungan di RW 4, Desa Gunung Sari.

(30)

alternatif. Keuntungan bentuk tertutup adalah mudah diselesaikan, mudah dianalisis, dan mampu memberikan jangkauan jawaban.

3. Wawancara mendalam: wawancara yang menggali secara mendalam satu topik dengan pertanyaan terbuka. Wawancara dilakukan dengan beberapa warga, petugas UPK, dan staff CSR PT Indocement.

Populasi penelitian ini adalah warga RW 04, Desa Gunung Sari, Kecamatan Citeureup sejumlah 600 KK. Untuk menentukan jumlah sampel yang digunakan, Arikunto (2002) mengemukakan apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya penelitian populasi. Jika subjeknya lebih besar dapat diambil antara 10-15 persen atau 20-25 persen. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini 20 persen dari jumlah populasi yaitu berjumlah 120 KK yang diwakili oleh ibu rumah tangga.

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

(31)

GAMBARAN UMUM

Gambaran Umum Desa Gunung Sari

Lokasi dan Struktur Desa

Desa Gunung Sari merupakan salah satu desa binaan PT Indocement yang berada di Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor. Desa ini berbatasan dengan Desa Tarikolot di sebelah barat, Desa Lulut di sebelah timur, Desa Citeureup di sebelah utara, dan Desa Pasir Mukti di sebelah selatan.

Menurut data demografi Desa Gunung Sari tahun 2012, secara administratif desa ini memiliki 6 Rukun Warga (RW). Luas wilayah Desa Gunung Sari sekitar 374,67 hektar. Sebagian besar lahan diperuntukan bagi pemukiman warga yaitu seluas 260,7 hektar, selanjutnya adalah lahan persawahan seluas 50 hektar, pekarangan seluas 30 hektar, prasarana umum seluas 17,07 hektar, perkebunan seluas 10 hektar, taman seluas 4,6 hektar, kuburan seluas 1 hektar dan yang terakhir diperuntukan bagi kantor pemerintahan seluas 0,3 hektar.

Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk Desa Gunung Sari sebanyak 12.106 jiwa yang terdiri dari 6.244 laki-laki dan 5862 perempuan. Total penduduk tersebut berasal dari 3.131 kepala keluarga (KK). Sebaran penduduk berdasarkan RW dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Jumlah Penduduk Desa Gunung Sari Tahun 2012

Keterangan RW Total

1 2 3 4 5 6

Jumlah kepala keluarga

537 604 472 585 487 446 3131

Jumlah penduduk laki-laki

994 1172 878 1337 975 888 6244

Jumlah penduduk perempuan

979 1115 832 1271 912 753 5862

(32)

Tabel 2 Penduduk Desa Gunung Sari Usia Produktif Tahun 2012

Mata pencaharian penduduk Desa Gunung Sari beragam, diantaranya adalah petani, PNS, PRT, pengrajin industri rumah tangga, usaha pertanian, wiraswasta, dan karyawan swasta. Mayoritas warga Desa Gunung Sari bekerja sebagai karyawan swasta (PT Indocement). Selain itu penduduk Desa Gunung Sari juga banyak yang bermata pencaharian sebagai wiraswasta dan pengrajin industri.

Kondisi Lingkungan

Desa Gunung Sari merupakan salah satu desa yang terletak di dekat lokasi pabrik dan termasuk dekat dengan kawasan industri. Akses untuk menuju Desa Gunung Sari menggunakan kendaraan bermotor kurang lebih memakan waktu 20 menit dari jalan protokol yaitu Jalan Mayor Oking. Jumlah penduduk yang belum padat membuat desa ini banyak memiliki lahan kosong. Lahan kosong ini ada dibiarkan begitu saja sehingga ditumbuhin dengan tumbuhan liar, adapula yang sengaja ditanami penduduk dengan tanaman buah besar. Namun tak sedikit lahan kosong yang justru dijadikan tempat untuk membuang sampah.

Sampah yang dibuang adalah sampah rumah tangga yang merupakan sisa aktivitas produksi rumah tangga. Keadaan ini berbeda dengan yang terjadi di salah satu RW Desa Gunung Sari, yaitu RW 04. Kondisi lingkungan di RW 04 begitu rapi dan asri. Masyarakat disana tidak membuang sampah rumah tangga mereka ke lahan kosong. Mereka memiliki kesadaran untuk membuang sampah pada tong-tong sampah ataupun tempat sampah di depan rumah mereka. Kondisi sekitar rumah penduduk juga bersih dan masyarakat rajin menyapu jalanan di sekitar rumah mereka pada sore hari.

(33)

Gambaran Umum Pengelolaan Sampah di Kabupaten Bogor

Penanganan masalah sampah di wilayah Kabupaten Bogor cukup memprihatinkan. Hal itu diperparah oleh sikap masyarakat yang masih suka buang sampah di sembarang tempat. Seperti yang tampak di jalan Tarikolot-Tajur Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, sebagian masyarakat di wilayah itu menjadikan lahan kosong disepanjang jalan itu sebagai salah satu lokasi tempat pembuangan akhir (TPA). Akibatnya sampah dari berbagai jenis menumpuk di lokasi itu. Aparat desa mengatakan, penanganan sampah di wilayahnya buruk karena terbentur soal minimnya pendanaan. Mereka tidak memiliki anggaran yang cukup untuk mengangkut sampah-sampah tersebut ke TPA. Hal ini disebabkan karena jumlah armada angkutan sampah yang dimiliki oleh dinas kebersihan sangat terbatas. Kondisi diperparah dengan lokasi TPA yang sangat jauh.

Ketika TPA Pondok Rajeg masih beroperasi, armada pengangkut sampah dapat mengangkut sampah dua hingga tiga kali dalam sehari. Namun setelah TPA tersebut ditutup pemerintah daerah, sampah-sampah tersebut harus di buang ke TPA Galuga yang lokasinya ada di Bogor Barat. Berdasarkan data dari Dinas Kebersihan dan Petamananan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, setiap harinya jumlah sampah yang dihasilkan dari daerah yang terdiri dari 40 kecamatan ini, sekitar 3.000 meter kubik, yang terdiri dari sampah pasar dan sampah rumah tangga. Sayangnya hal itu tidak didukung oleh jumlah armada yang memadai dan tempat pembuangan akhir (TPA).

Jumlah armada pengangkut sampah yang dimiliki Pemkab Bogor saat ini sebanyak 50 unit, itupun dengan kondisi fisik yang bervariasi. Jumlah truk sampah ini hanya sekitar 20 persen dari jumlah kendaraan fasilitas pejabat dinas dilingkungan Pemkab Bogor, yang mencapai 322 unit. Data dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Bogor menyebutkan truk-truk pengangkut itu keluaran antara tahun 1996-2005. Pada tahun 2009 ditambahkan 10 unit kendaraan truk pengangkut sampah, namun meski demikian, jumlah itu jauh dari cukup. Dengan jumlah kendaraan yang ada sekarang, baru sekitar 40 persen sampah di Kabupaten Bogor yang dapat diangkut. Selainnya jumlah produksi sampah perharinya yang tinggi, kondisi diperparah dengan lokasi pembuangan sampah yang sangat jauh, yakni di TPA Galuga di Kecamatan Cibungbulang, milik pemerintah Kota Bogor.

(34)

Gambaran Umum PT Indocement

PT Indocement

PT Indocement merupakan perusahaan semen terbesar di Indonesia yang didirikan pada tahun 1985 yang dalam perjalanannya telah memproduksi berbagai jenis semen berkualitas dengan merk dagang Semen Tiga Roda. Perusahaan ini memiliki pabrik yang tersebar di beberapa daerah yaitu sembilan pabrik di Citeureup, Bogor; dua pabrik di Palimanan, Cirebon; dan satu pabrik di Tarjun, Kotabaru. Ketiga lokasi tersebut memiliki total dua belas pabrik yang mampu memproduksi 18,6 juta ton semen per tahun. PT Indocement memproduksi semen tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan semen dalam negeri melainkan juga melakukan ekspor semen ke luar negeri.

PT Indocement merupakan perusahaan yang tidak hanya mengejar keuntungan semata melainkan juga memperhatikan kondisi lingkungan dan kondisi sosial masyarakat di sekitar perusahaan. Banyak penghargaan dalam bidang lingkungan seperti PROPER dari Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia dengan peringkat hijau dan emas pada tahun 2004, 2008, dan 2009, serta dua Penghargaan Emas dari Indonesia Green Awards 2010. Indocement juga mendapatkan penghargaan dalam melaksanakan kegiatan CSR mereka diantaranya peringkat pertama Indonesian CSR Awards 2008, Penghargaan Emas dan Penghargaan Terbaik Satu untuk Sektor Industri dan Manufaktur Bidang Sosial dan Lingkungan dalam CSR Awards 2011.

Corporate Social Responsibility Departement

PT Indocement sebagai perusahaan yang telah melaksanakan kegiatan CSR sampai dengan saat ini memiliki tanggung jawab sosial dalam membantu meningkatkan kualitas kesejahteraan komunitas sehingga komunitas dapat turut merasakan manfaat kehadiran perusahaan. Tingkat kehidupan masyarakat yang masih terbelakang di sekitar seluruh wilayah pabrik Indocement turut melatarbelakangi perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya.

Kegiatan CSR PT Indocement dilakukan oleh staff yang berdiri di bawah Department CSR dengan mengacu pada konsep triple bottom line, yaitu keseimbangan dalam menjaga kelestarian lingkungan, memberikan manfaat kepada masyarakat, dan perusahaan mendapatkan nilai untuk menjaga kelangsungan operasinya. Konsep berkesinambungan tertanam pada misi Indocement dalam mencapai kepentingan usahanya dengan tetap memperhatikan pembangunan berkelanjutan. Lingkup tugas dari Departement CSR adalah melaksanakan fungsi community relations dan community development dengan tujuan menciptakan hubungan harmonis, kesinergian dan interaksi yang positif antara perusahaan dengan masyarakat, khususnya masyarakat di dua belas desa binaan. Adapun aktivitas pokok dari Departement CSR meliputi:

(35)

2. melaksanakan program kerja yang sudah dibuat tepat waktu berdasarkan anggaran yang telah disetujui perusahaan;

3. mengadakan pertemuan formal dengan dua belas desa binaan secara regular dalam forum Bina Lingkungan Komunitas (BILIKOM) untuk membahas program kerja dan lain-lainnya;

4. mengadakan pertemuan informal dengan elemen desa secara regular, seperti pemerintah desa, tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda di dua belas desa binaan;

5. melakukan pembaharuan terhadap sosio demography mapping di dua belas desa binaan;

6. melakukan kordinasi dan komunikasi dua arah dengan pihak internal terkait beberapa hal yang berhubungan dengan pekerjaan infrastruktur, sarana prasarana, penempatan tenaga kerja lokal, koordinasi pembelian material desa, dan koordinasi mengenai gangguan akibat adanya peledakan dari pertambangan batu kapur, gangguan kebisingan, dan gangguan debu; 7. melakukan pertemuan rutin dengan karyawan di dua belas desa binaan

dalam hal ini dengan Serikat Pekerja (SP) dan Ikatan Manajemen Staff (IMI) untuk melakukan komunikasi dua arah, bertukar informasi, membahas situasi dan kondisi serta permasalahan yang ada di masyarakat; 8. menangani dan menindaklanjuti complaint masyarakat dan

mengkordinasikan dengan pihak yang terkait dengan respon yang cepat; 9. melakukan aktivitas dan pencapaian sesuai dengan key performance

measurement (KPM) Departement, dalam hal ini melakukan komunikasi dan pembinaan terhadap media lokal yakni dengan mengadakan media gathering dan publikasi program kerja CSR Departemen.

CSR bagi PT Indocement merupakan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap peningkatan nilai dan kualitas hidup pemangku kepentingan (stakeholders). Stakeholders yang terlibat di PT Indocement meliputi pemerintah, swasta, pemegang saham, masyarakat, konsumen, dan pemasok. Keharmonisan antara masyarakat dengan perusahaan dibangun melalui komunikasi dua arah dalam Program Lima Pilar dan Program Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Program). Program Lima Pilar terdiri dari program di bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, sosial-budaya-agama-olahraga, dan keamanan. Sedangkan Program Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Program) meliputi P3M, Biogas, Flora Energy Crops, UPK Produktif, Bengkel Motor Terpadu, dan Rumah Seni Budaya. Program-program tersebut dilaksanakan di dua belas desa binaan yang terletak di sekitar PT Indocement.

(36)

Flow CSR Program

Gambar 4 Mekanisme Aliran Program CSR Indocement

Program pengelolaan sampah di Desa Gunung Sari terbentuk dan terlaksana seperti yang tergambar dalam mekanisme aliran program, yang dijelaskan pada gambar 4. Bina lingkungan dan komunikasi (Bilikom) merupakan sebuah sarana komunikasi antar warga desa binaan dengan PT Indocement. Bilikom dilakukan berkala empat kali dalam setahun dengan membahas kebutuhan-kebutuhan masyarakat berdasarkan analisis kebutuan yang telah dilakukan hingga tersusun rencana program. Rencana program kemudian direalisasikan sesuai dengan perencanaan sebelumnya dan dilakukan pemantauan serta evaluasi.

Desa Binaan PT Indocement

(37)

Gambaran Umum Program Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Latar Belakang Program

Pengelolaan sampah merupakan salah satu program CSR dari PT Indocement yang dilaksanakan di Desa Gunung Sari. Program pengelolaan sampah dilakukan di masyarakat dan di Unit Pelayan Kebersihan (UPK). Salah satu UPK yang sudah berjalan terdapat di Desa Gunung Sari, Kecamatan Citeureup. UPK ini berdiri dan mulai menjalankan program pengelolaan sampah sejak 23 Juli 2010. Program ini mengacu pada pembangunan millenium yaitu untuk meningkatkan keberlanjutan lingkungan dan juga mengacu pada isu global yaitu permasalahan bahan bakar fosil yang mahal dan langka. Pembentukan program pengelolaan sampah dan juga pembangunan UPK dilatarbelakangi masalah yang dihadapi warga desa binaan yaitu banyaknya sampah yang tidak terangkut dan sering terjadi keterlambatan pengangkutan sampah sehingga menimbulkan bau di wilayah pemukiman masyarakat. Selain itu, program ini juga dilatarbelakangi konsep pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan limbah rumah tangga dan juga untuk membantu pemerintah setempat dalam pengelolaan kebersihan.

Tujuan Program

Program ini meliputi kegiatan pengelolaan sampah rumah tangga yang dibagi menjadi sampah organik dan sampah non organik. Sampah non organik yang bisa dibuat produk daur ulang dikumpulkan oleh masing-masing rumah tangga. Sampah organik dan non-organik lainnya dikumpulkan di tong sampah yang telah disediakan untuk selanjutnya dibawa ke UPK untuk diolah menjadi kompos dan Sorted Municipal Wastedd (SMW).

Tujuan dari program pengelolaan sampah dan pembentukan UPK adalah: 1. Mengoptimumkan pengelolaan sampah menjadu produk yang bermanfaat,

seperti pupuk cair atau padat, SMW, serta kerajinan rumah tangga.

2. Memberikan penghasilan tambahan bagi masyarakat yang terlibat langsung dan masyarakat luas pada umumnya dalam pengelolaan sampah tersebut.

3. Membantu menjalankan program pemerintah untuk mewujudkan lingkungan yang bersih, sehat, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Deskripsi Program

(38)

kompos dan SMW dilakukan di UPK Gunung Sari. Masyarakat juga bisa mengumpulkan sampah yang bernilai jual seperti kardus, koran, gelas plastik dan botol di bank sampah yang ada disetiap RT. Sampah yang disetorkan di bank sampah akan ditimbang dan dicatat sehingga pada akhir bulan dapat diberikan uang hasil tabungan sampahnya.

Program Pengolahan Sampah merupakan salah satu Sustainable Development Program PT Indocement. CSR PT Indocement membantu dalam pembangunan UPK, memberikan modal berupa mesin pengolah sampah serta truk pengangkut, memberi pelatihan pengolahan sampah bagi pekerja UPK dan pembuatan kerajinan tangan bagi ibu-ibu UPPKS, dan memberikan fasilitas berupa tong sampah organik dan non organik bagi masyarakat yang sampahnya akan dikelola di UPK Gunung Sari.

Masyarakat dilibatkan dalam proses pengelolaan sampah, selain melakukan pemilihan sampah organik dan anorganik, masyarakat dilibatkan dalam proses pembuatan produk daur ulang. Sampah plastik yang bisa dijadikan produk daur ulang dimanfaatkan dengan cara dikumpulkan lalu dibuat produk kerajinan yang bernilai jual. Sampah yang tidak bisa diolah dalam lingkup rumah tangga akan dibawa ke UPK untuk diolah menjadi SMW dan kompos. Secara lebih rinci program pengolahan sampah terdiri dari:

a. Pemilahan sampah organik dan anorganik. Output dari kegiatan ini adalah warga dapat membedakan sampah organik dengan sampah anorganik. b. Daur ulang sampah anorganik merupakan salah satu upaya mengurangi

jumlah sampah anorganik, seperti kemasan botol dan plastik untuk dibuat kerajinan. Output dari kegiatan ini adalah pengetahuan warga dalam membuat dan juga kerajinan tangan berbahan dasar sampah anorganik yang memiliki nilai jual.

c. Pengolahan sampah menjadi kompos dan SMW merupakan kegiatan yang dilakukan di UPK. Sampah yang telah dipisahkan warga menjadi sampah organik dan anorganik diangkat ke UPK dan diolah oleh pekerja UPK menjadi kompos dan SMW. Output dari kegiatan ini adalah kompos yang dapat dijual dan juga digunakan untuk proyek reklamasi dan SMW yang dijual ke perusahaan untuk dijadikan bahan bakar alternatif.

Profil UPK Gunung Sari

(39)

Tabel 3 Kegiatan Rutin UPK Gunung Sari Tahun 2014

Hari Kegiatan Intensitas

Senin Mengirim SMW ke PT Indocement 2 kali

Selasa Mengangkut dan mengolah sampah rumah tangga dari RW 04

(Perumahan Gunung Sari Hijau)

2 kali

Rabu Mengangkut dan mengolah sampah rumah tangga dari Gunung Putri Permai dan Bumi Citeureup Asri

2 kali

Kamis Mengirim SMW ke PT Indocement 2 kali

Jumat Mengangkut dan mengolah sampah rumah tangga dari RW 04

(Perumahan Gunung Sari Hijau)

2 kali

Sabtu Mengangkat dan mengolah sampah rumah tangga dari Gunung Putri Permai

1 kali

Kegiatan rutin yang dilakukan oleh pekerja UPK Gunung Sari adalah mengolah sampah rumah tangga. Kegiatan diawali dengan mengangkut sampah dari rumah-rumah warga kemudian sampah diolah hingga menjadi produk. Setelah produk dikemas, produk SMW yang telah dikemas diantar ke PT Indocement untuk dijual sebagai bahan bakar alternatif.

Pekerjaan pengelolaan sampah di UPK Gunung Sari dikerjakan oleh para pekerja yang berjumlah 15 orang. Mereka adalah penduduk asli yang tinggal di Desa Gunung Sari. 15 orang pekerja memiliki tugas yang berbeda-beda, yaitu:

1. Pengangkut sampah (3 orang) 2. Pengolah sampah (7 orang) 3. Supir (1 orang)

4. Keamanan (1 orang) 5. Administrasi (2 orang).

Para pekerja mendapatkan gaji bulanan yang menjadi sumber pendapatan utama mereka. Gaji tersebut didapatkan dari hasil penjualan produk kompos dan SMW juga dari iuran warga.

(40)

Gambar 4 Struktur Kepengurusan UPK Gunung Sari

Struktur kepengurusan di UPK Gunung Sari di bina dan dilindungi oleh PT Indocement sementara jabatan lainnya dijabat oleh masyarakat asli Desa Gunung Sari. Manager Operasional atau lebih dikenal sebagai Kepala UPK bertugas untuk mengatur pelaksanaan segala proses pengolahan sampah di UPK mulai dari tahap pengangkutan hingga tahap pengiriman barang. Tugas manajer operasional dibantu oleh staff administrasi yang bertugas mengurus administrasi kegiatan pengelolaan UPK. Tugas lainnya adalah pelaksana kegiatan yang terdiri dari operator, pemilah, pengepakan, keamanan dan supir.

Profil UPPKS Pelita Hati, Desa Gunung Sari

Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) Pelita Hati berdiri sejak tahun 2009. UUPKS Pelita Hati memiliki tugas utama untuk memberdayakan perempuan di Desa Gunung Sari untuk dapat memperoleh perbaikan ekonomi. Awal terbentuknya UPPKS ini karena program Go Green. Lingkungan di sekitar tempat tinggal mereka yang kurang baik membuat ibu-ibu berkumpul untuk mencari solusi menciptakan lingkungan yang lebih baik. Bekerjasama dengan CSR Indocement, dilakukan penanaman pohon buah besar didepan rumah warga. Kegiatan Go Green kembali dilaksanakan dengan pembuatan apotek hidup di setiap RT.

(41)

Gambar 5 Struktur Kepengurusan UPPKS Pelita Hati

(42)
(43)

DINAMIKA PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA

DI DESA GUNUNG SARI

Pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Gunung Sari dilakukan oleh beberapa pihak yaitu masyarakat RW 04, pekerja UPK Gunung Sari, pengurus UPPKS Pelita Hati dan department CSR PT Indocement. Masing-masing pihak tersebut membentuk kelompok sendiri yang memiliki tugas masing-masing. Masyarakat bertugas untuk memilah sampah menjadi sampah organik dan anorganik. Sampah anorganik yang memiliki nilai jual seperti kertas, koran, kardus dan kaca dapat mereka kumpulkan dan nantinya mereka tabung di bank sampah. Sampah kemasan plastik juga dapat dikumpulkan untuk dibuat kerajinan tangan. Sampah yang telah dipilah disetorkan ke bank sampah yang ada di setiap RT yang dikelola oleh pengurus RT masing-masing. Sampah yang dipilah lainnya yang akan dipergunakan untuk membuat kerajinan tangan akan dikumpulkan dan dikordinir oleh petugas dari UPPKS Pelita Hati. Sementara sampah yang tidak dipilah akan dibuang ke tempat sampah yang kemudian akan diangkut oleh petugas UPK Gunung Sari untuk di bawa ke UPK. Sampah yang telah tiba di UPK Gunung Sari akan diolah dengan menggunakan mesin crusher menjadi produk olahan sampah berupa kompos dan SMW atau bahan bakar alternatif.

Gambar 6 Alur Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Desa Gunung Sari

Kegiatan pengelolaan sampah ini bersifat dinamis, dimana pihak-pihak yang terlibat saling berinteraksi dan membentuk relasi-relasi kelompok sosial. Kegiatan pengelolaannya juga berkembang dan terus mengalami perubahan, tidak mengalami proses stagnasi sehingga merupakan proses yang dinamis. Seperti yang telah dijelaskan program pengelolaan sampah dilakukan di tiga pihak yaitu bank sampah, UPK Gunung Sari dan UPPKS Pelita Hati. Bank sampah tidak melakukan pengolah sampah menjadi sebuah produk. Bank sampah hanya sebuah tempat dimana warga dapat menabung sampah mereka yang kemudian sampah tersebut dijual kepada pengepul. Hasil penjualan nantinya diberikan kembali kepada masyarakat yang menabung pada akhir bulan. Proses Pengolahan sampah di UPK diawali dengan proses pengangkutan. Proses pengangkutan sampah

(44)

dilakukan orang tiga orang pekerja dan satu orang supir dengan menggunakan truk. Setelah sampah diangkut, sampah dibawa ke UPK dan mulai diolah. Pertama-tama sampah dari truk dipindahkan ke bak sampah besar, kemudian dilakukan sortir dari batu, beling, dan plastik yang nantinya akan dijual ke pengepul. Kemudian dengan menggunakan belt conveyer sampah dibawa pada mesin crusher untuk dihancurkan. Setelah itu sampah disaring dengan cara diputar menggunakan screen. Sampah organik akan dibawa ke bak fermentasi untuk difermentasi menjadi pupuk sementara sampah anorganik akan dikemas dalam karung untuk dijual sebagai bahan bakar alternatif. Proses pengolahan sampah lainnya dilakukan oleh ibu-ibu yang tergabung dalam UPPKS Pelita Hati. Kegiatan pembuatan kerajinan tangan berbahan dasar sampah ini biasa dilakukan di Rumah Senin dan Budaya. Sampah yang telah disimpan dianyam menjadi kerajinan tangan yang dijual untuk menambah pendapatan masyarakat.

Pengelolaan sampah adalah semua kegiatan yang bersangkut paut dengan pengendalian timbulnya sampah, pengumpulan, transfer dan transportasi, pengolahan dan pemrosesan akhir atau pembuangan sampah, dengan mempertimbangkan faktor kesehatan lingkungan, ekonomi, teknologi, konservasi, estetika dan faktor-faktor lingkungan lainnya yang erat kaitannya dengan respon masyarakat. Kegiatan pengurangan meliputi pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah, dan pemanfaatan kembali sampah. Pengelolaan sampah di Desa Gunung Sari sudah melakukan kegiatan-kegiatan tersebut. Sebelum program dilaksanakan, hampir semua lahan kosong yang terdapat di RW 04 Desa Gunung Sari dijadikan lokasi untuk membuang sampah. Sampah menumpuk hampir di setiap sudut pemukiman. Kondisi yang demikian tidak lagi kita jumpai saat ini. Saat ini Desa Gunung Sari sudah lebih bersih. Masyarakat memiliki kesadaran yang tinggi untuk menjaga kebersihan di lingkungan di sekitar tempat tinggal mereka.

Selama hampir lima tahun berjalan, program pengelolaan sampah banyak mengalami perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi mengarah pada kemandirian sosial. Seperti yang terjadi di UPK Gunung Sari, awalnya sarana dan prasarana yang ada di sana tidak seperti saat ini. Hanya ada mesin sangat sederhana untuk menghancurkan sampah, kondisi bangunan juga masih seadanya. Sekarang bangunan di UPK Gunung Sari sudah baik, terdapat kantor pengurus dengan fasilitas baik yang menggunakan pendingin ruangan, terdapat pagar-pagar yang membatasi area UPK, begitu pula dibangun bak-bak fermentasi. Perbaikan UPK Gunung Sari terus dilakukan. Saat ini UPK Gunung Sari sedang membangun green house.

Perjalanan program pengelolaan sampah di Desa Gunung Sari tidak selalu berjalan mulus. Bagaikan dinamika kehidupan, program pengelolaan sampah rumah tangga juga berjalan naik dan turun, seperti yang dijelaskan Ibu SOF, salah seorang warga RT 05:

(45)

Ada kalanya masyarakat begitu semangat dalam mengolah sampah mereka. Hal ini tergambar dalam pengolahan sampah menjadi produk kerajinan tangan yang dilakukan oleh ibu-ibu yang dikordinir oleh pengurus UPPKS Pelita Hati. Ketika program baru berjalan dimana ibu-ibu baru mengikuti pelatihan pembuatan kerajinan tangan di Mampang, ibu-ibu begitu semangat berkumpul dan mengolah sampah rumah tangga mereka. Mereka rajin menggelar pameran-pameran untuk memasarkan hasil kerajinan tangan dari sampah. Ketika mendapat order ibu-ibu juga semangat untuk bersama-sama membuat kerajinan tangan. Semangat mengolah sampah juga terlihat dari jumlah sampah yang ditabung di bank sampah. Masyarakat berduyun-duyun menabung sampah rumah tangga mereka.

Program pengelolaan sampah memang bersifat dinamis, sekitar tahun 2012 kegiatan Go Green banyak dilakukan masyarakat di kota-kota di Indonesia. Masyarakat bersama-sama melakukan kegiatan pengolahan sampah bahkan tidak sedikit yang juga membuat kerajinan tangan dari sampah. Kerajinan tangan dari sampah bukan lagi menjadi hal baru di Indonesia. Masyarakat mulai mengetahui bahwa sampah plastik bisa dibuat menjadi kerajinan tangan. Ketika itu program pengelolaan sampah di Desa Gunung Sari khususnya semangat ibu-ibu UPPKS Pelita Hati mulai mengendur. Semangat ibu-ibu kembali membara ketika UPPKS menjuarai lomba mengolah sampah tingkat Jawa Barat pada akhir tahun 2012, seperti dijelaskan Ibu VRG, ketua UPPKS Pelita Hati:

“…Awalnya kami mengikuti lomba di tingkat Kabupaten, kemudian kami mencoba mengikuti lomba di tingkat provinsi. Membawa hasil kerajinan tangan yang sudah kami siapkan, kami presentasi bersama dan kami berhasil membawa piala juara satu! Kami semua bangga dan senang sekali…”

Prestasi tersebut kembali menyulut masyarakat untuk mengelola sampah rumah tangga mereka. Masyarakat bahkan memiliki motto “Sampah Membawa Berkah”

Gambar

gambar 1.
Gambar 2  Kerangka Pemikiran
Gambar 4  Mekanisme Aliran Program CSR Indocement
Tabel 3  Kegiatan Rutin UPK Gunung Sari Tahun 2014
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berlandaskan keinginan untuk mengubah kawasan untuk menjadi kawasan yang lebih berprospek dengan penambahan pilihan dalam housing dan juga moda transportasi, maka

Menurut Wiknjosastro (2007), toksoplasmosis menjadi sangat penting karena infeksi yang terjadi pada saat kehamilan dapat menyebabkan abortus spontan atau kelahiran anak yang

Sesi terakhir kegiatan training, setelah penyampaian materi dari narasumber dan praktek langsung oleh peserta, dilanjutkan dengan diskusi untuk menyusun kegiatan aksi apa

Teknik bimbingan yang digunakan melalui kegiatan bersama. Seperti kegiatan ceramah, diskusi, seminar, pelatihan, dan sebagainya. Pada bimbingan kelompok pembimbing memberikan

Pada sekitar tahun 695 M,, di Ibukota Kerajaan Sriwijaya hidup lebih dari 1000 orang biksu dengan tugas keagamaan dan mempelajari agama Budha melalui berbagai buku yang tentu

2) Pelatihan-pelatihan teknis PB terinstitusionalisasi pada propinsi sasaran dan tingkat nasional. Kerjasama dengan Mercy Corp Indonesia dengan BPBD Provinsi Jawa

 Penilaian sendiri atas pelaksanaan tata kelola terintegrasi yang dilakukan dengan melakukan analisa terhadap 7 aspek yaitu Direksi, Dewan Komisaris, Komite Tata Kelola,

Perbedaan insang ikan mas pada kontrol dengan insang yang telah diberikan bahan toksik terlihat dari warnanya, pada insang kontrol terlihat insang berwarna