ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN
TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN
KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI
VARIABEL MODERATING
!"#"$%""%&!"
'()' *+ + *
+,* ( ( , + ( ,
+ - ' * , ) ' ' . *+,, .
ii
ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN
TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN
KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI
VARIABEL MODERATING
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
FIRMANI INDAH YANTI NIM: 104082002610
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
DR. Wiwik Utami, SE., Ak., MSi Afif Sulfa, SE., Ak., Msi. NIP: 131 664 643 NIP:
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
iii Hari ini Selasa Tanggal Dua Bulan September Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Firmani Indah Yanti NIM 104082002610 dengan judul skripsi: “
ANALISIS PENGARUH
PARTISIPASI
ANGGARAN
TERHADAP
SENJANGAN
ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI
VARIABEL MODERATING
” (Studi Empiris pada Perusahaan Asuransi di Wilayah DKI Jakarta). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.Jakarta, 2 September 2008
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA Amilin, SE., Ak., Msi Ketua Sekretaris
iv Hari ini Kamis Tanggal Sebelas Bulan Desember Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Firmani Indah Yanti NIM 104082002610 dengan judul skripsi: “
ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI
ANGGARAN
TERHADAP
SENJANGAN
ANGGARAN
DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL
MODERATING
” (Studi Empiris pada Perusahaan Asuransi di Wilayah DKI Jakarta). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.Jakarta, 11 Desember 2008
Tim Penguji Ujian Skripsi
Prof.Dr. Abdul Hamid, MS. Penguji I
Afif Sulfa, SE., Ak., MSi. Penguji II
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama
Tempat, Tanggal Lahir
Jenis Kelamin
Agama
Alamat
Telepon/HP
: Firmani Indah Yanti
: Depok, 29 April 1986
: Perempuan
: Islam
: Jl. Cendrawasih Raya No. 262 Depok I
Jawa Barat 16432
: 021-7521422 / 081808040461
Riwayat Pendidikan
1992-1998 : SD Negeri Depok Baru V
1998-2001 : SLTP Negeri 2 Depok
2001-2004 : SMU (Plus) Muthahhari Bandung
6
ABSTRACT
The relation between budgetary participation and budgetary slack has been examined in several accounting studies with conflicting result. The conflicting result may reflect the influence of contingency variable. The purpose of this study is to identify the impact of budgetary participation to budgetary slack. Organizational commitment as moderating variable is used in this study too. Both budgetary participation and Organizational commitment might be important factor in explaining managers propensities to create budgetary slack.
Primary data is used in this research in order to identify the impact of organizational commitment to the relation between budgetary participation and budgetary slack. The responses of 35 managers of lower and top management from insurance company at DKI Jakarta analyzed by examining the multiple regression method with SPSS program version 16.0 for windows. The result of this research indicated that budgetary participation has no impact to budgetary slack. Yet, organizational commitment has no effect to the relation between budgetary participation and budgetary slack either.
7
ABSTRAK
Telah banyak dilakukan penelitian tentang hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran. Namun hasil yang ditemukan masih tidak konsisten. Hasil tersebut mungkin saja dipengaruhi oleh variable kontinjen. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh partisipasi anggaran sebagai terhadap senjangan anggaran dan pengaruh komitmen organisasi sebagai variabel moderating terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang didapatkan melalui kuesioner. Respon dari 35 manajer tingkat menengah dan atas dari perusahaan asuransi di wilayah DKI Jakarta diolah dengan metode analisis regresi berganda menggunakan program SPSS versi 16.0 for windows. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa partisipasi anggaran tidak mempengaruhi timbulnya senjangan anggaran. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa komitmen organisasi sebagai variable moderating tidak memiliki pengaruh terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran.
8
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan segala
kemudahan, rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, dalam menyusun
dan menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam tak lupa dihaturkan
keharibaan Rasulullah Muhammad SAW, yang mengantarkan umatnya menuju
zaman yang serba beradab dan penuh dengan pencerahan.
Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat dalam meraih gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Pada kesempatan ini penulis begitu bersyukur pada Allah SWT yang
begitu banyak memberikan petunjuk, rahmat, hidayah, dan ampunanNya kepada
penulis, ucapan terima kasih yang tiada terkira juga penulis haturkan kepada :
1. Bapak dan Mamah tercinta, terima kasih atas kasih sayang yang tidak pernah
habis yang selalu tercurah dalam senyuman, nasihat, dan doa-doa Bapak dan
Mamah. Terima kasih karena selalu memberikan semangat. Terima kasih atas
pengampunan dan kesabaran yang tiada habisnya atas kenakalan yang indah
perbuat. Skripsi ini indah persembahkan untuk Bapak dan Mamah sebagai
tanda bakti yang mungkin tidak sebanding dengan semua yang Bapak dan
Mamah berikan untuk indah selama ini. Love you Mah, Pak...
2. Ibu DR. Wiwik Utami, SE., Ak., MSi. selaku Dosen Pembimbing 1 yang
senantiasa setia meluangkan waktu di tengah kesibukan untuk memberikan
9 waktu yang telah ibu berikan). Semoga ibu dan keluarga dilimpahkan rahmat
dan hidayah oleh Allah SWT.
3. Bapak Afif Sulfa SE., Ak., Msi, selaku Dosen Pembimbing 2 yang selalu
membantu penulis menghadapi kesulitan-kesulitan dalam menyelesaikan
skripsi ini (makasih ya Pak, karena selalu membantu saya walaupun jarang
bimbingan). Semoga Bapak dan keluarga dilimpahkan rahmat, hidayah, dan
selalu berada dalam Lindungan-Nya.
4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi
yang berjuang demi kemajuan jurusan Akuntansi.
6. Seluruh Dosen, Staf, dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan segenap bantuan pancaran
ilmu kepada penulis, semoga menjadi amal jariah yang bermanfaat.
7. Kakak-kakakku yang tersayang, terima kasih atas dukungannya. Terima kasih
udah jadi ”reminder” indah supaya cepet nyelesain skripsi. Hehehe....
8. Semua keponakanku yang lucu-lucu, terima kasih selalu menjadi obat disaat
tante indah cape’. Kalian malaikat-malaikat kecil yang hebat!! Love you all...
9. Nyndi, Devi, Ican, Rio...teman-teman seperjuangan. Makasih banget atas
kebersamaannya. Geregetan bareng di sidang kompre ( Alhamdulillah Qta
lulus semua...Yeah!!). Trus wisuda bareng deh..hehehe...Friendship forever
10 10.Dulimar Girls, sahabatku sejak SMA, walaupun Qta udah misah-misah
kuliahnya tapi dukungan dari kalian masih kerasa banget. Asih ’n Anggie,
thanks banget yah selalu mau jadi ”tong sampah” disaat indah butuh ngeluapin
semua perasaan...seneng, sedih, gundah, disaat indah kehilangan motivasi,
kalian terus ada dan ngembaliin semuanya back to the track lagi. Sarah, Melly
yang berhasil bikin indah semangat buat ngerjain skripsi karena ngeliat kalian
udah kerja (enak deh udah punya penghasilan sendiri, hehe). Ita, dOo, Hany,
Inaki, dan Tata yang selalu ada dihati indah dimanapun indah berada. Hmmm
kangen banget sama kalian semuaaa....You’re the best in my life.
11.Ksatria pelipur lara-ku, yang selalu bersedia mengerti dan terus ngasih
semangat. Makasih ya....
12.Ani, Diego, Rifka, Nisa, Denok...makasih ya udah ngebantuin indah belajar
dan ngasih semangat buat persiapan kompre. Diskusi di perpus lt.7 sampe
sore, trus minjemin catetan-catetannya (sangat berguna sekali). Makasih yak!;)
13.Simply’ers, yang udah mau ngertiin keterbatasan waktu yang masih jadi
masalah indah selama proses pengerjaan skripsi. Thanks ya Be...Dwi
juga...Sukses buat Qta semua! Amiin...
14.Hanaaa....teman pertama indah di UIN, ga nyangka telat di hari gladi resik
buat propesa malah dapet temen. Thanks ya selalu bisa ngebuat indah
ketawa...semangat ya, Sis..
15.Yusar Sagara selaku Ketua Mahasiswa Akuntansi A 2004, makasih banget ya
Sar karena jadi KM yang sigap dan loyal (hehehe). Makasih udah ngebantuin
11 16.Teman-teman di kelas Akuntansi A 2004, Rozak, Sanusi, Tia, Eli, Eva, Ida,
Fitri, Haris, Ika, Irvan, Lidya, Ucup, Taufik, Althaf, Tika, Nana, Neneng, Ita,
Putri, Rio, Silky’opa’, Sushe, Wahyu, Wendy, Yahya. Pokoknya makasih
banyak buat semua kebaikan dan persahabatan yang hangat. Semoga ukhuwah
ini ga pernah putus. Amiin....
17.Teman-teman di kelas Akuntansi Manajemen, terima kasih banyak atas
kerjasama dan persahabatannya. Semoga kita semua dapat meraih cita-cita
kita dan menjadi anak-anak yang bisa membanggakan kedua orang tua.
Amiin..
18.Terima kasih buat semua pihak yang sudah bersedia membantu indah ketika
menyebar kuesioner. Makasih banyak...
Terima kasih yang tiada terkira juga penulis haturkan kepada segenap
pihak yang begitu banyak membantu banyak hal dalam hidup dan kehidupan
penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu namun tidak mengurangi
rasa hormat, cinta, dan terima kasih yang begitu besar sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik. Akhirnya penulis sangat menyadari berbagai
kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Kritik dan saran yang membangun sangat
penulis nantikan demi perbaikan dan penyempurnaan dimasa yang akan datang.
Jakarta, November 2008
12
DAFTAR ISI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP... iv
ABSTRACT... v A. Latar Belakang Penelitian... 1
B. Perumusan Masalah... 6
C. Tujuan Penelitian... 6
D. Manfaat Penelitian... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Anggaran………... 8
2. Partisipasi Anggaran………... 12
3. Senjangan Anggaran………... 15
4. Komitmen Organisasi………. 17
B. Kerangka Pemikiran………... 21
C. Perumusan Hipotesis………... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian... 23
B. Metode Penentuan Sampel... 23
C. Teknik Pengumpulan Data... 23
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Independen (Partisipasi Anggaran)……… 24
2. Variabel Dependen (Senjangan Anggaran)... 25
3. Variabel Moderating (Komitmen Organisasi)………….. 26
E. Metode Analisis Data... 26
13 2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas... 27
b. Uji Reliabilitas... 28
3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolonieritas... 28
b. Uji Heteroskedastisitas... 29
c. Uji Normalitas... 30
4. Uji Hipotesis a. Regresi Linier……….. 30
b. Uji Koefisien Determinasi………... 31
c. Uji t……….. 32
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian... 33
B. Analisis Deskriptif... 35
C. Uji Kualitas Data 1. Uji Validitas... 43
2. Uji Reliabilitas... 47
D. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolonieritas... 49
2. Uji Heteroskedastisitas... 50
3. Uji Normalitas... 52
E. Uji Hipotesis 1. Uji Regresi Linier……….. 53
2. Uji t……… 54
3. Uji Koefisien Determinasi………. 57
F. Hasil Uji Hipotesis... 59
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan... 62
B. Implikasi... 63 DAFTAR PUSTAKA
14
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Hal
4.1 Daftar Perusahaan Jasa Asuransi di DKI Jakarta……… 35
4.2 Gambaran Distribusi Kuesioner………. 36
4.3 Daftar Distribusi Pengiriman………. 37
4.4 Jenis Kelamin………. 38
4.5 Usia Responden………. 38
4.6 Latar Belakang Pendidikan……… 39
4.7 Tingkat Jabatan Responden……… 41
4.8 Lama Bekerja di Perusahaan………. 42
4.9 Lama Menduduki Jabatan……….. 42
4.10 Hasil Uji Validitas Partisipasi Anggaran (pa)……… 44
4.11 Hasil Uji Validitas Senjangan Anggaran (sa)... 45
4.12 Hasil Uji Validitas Komitmen Organisasi (ko)……….. 46
4.13 Hasil Uji Reliabilitas Partisipasi Anggaran (pa)……… 47
4.14 Hasil Uji Reliabilitas Senjangan Anggaran (sa)... 48
4.15 Hasil Uji Reliabilitas Komitmen Organisasi (ko)……….. 49
4.16 Hasil Uji Multikolinieritas Partisipasi Anggaran (pa) dan Komitmen Organisasi (ko)………. 50
4.17 Hasil Uji t………... 54
4.18 Hasil Uji F……….. 56
4.19 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)... 57
15
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Hal
2.1 Model Penelitian... 21
2.2 Model Penelitian………... 22
4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 51
16
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran Keterangan
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 Tabel Jawaban Kuesioner
Lampiran 3 Hasil Uji Kualitas Data Lampiran 4 Hasil Uji Asumsi Klasik
17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perencanaan dan pengendalian merupakan hal krusial yang sangat
diperlukan dalam menjalankan suatu organisasi atau perusahaan. Pada
organisasi atau perusahaan yang masih kecil, perencanaan dan pengendalian
dapat dilaksanakan secara langsung oleh pimpinan melalui pengamatan dan
observasi fisik. Ini dianggap sudah memadai karena ruang lingkup yang harus
dikendalikan masih terbatas. Namun jika suatu organisasi atau perusahaan
telah semakin berkembang, maka perencanaan dan pengendalian secara
langsung makin sulit dilaksanakan. Oleh karena itu perusahaan membutuhkan
cara lain untuk melakukan perencanaan dan pengendalian terhadap
perusahaannya. Salah satu komponen penting dalam perencanaan perusahaan
adalah anggaran. Kemudian dalam akuntansi manajemen, anggaran juga
merupakan salah satu alat yang digunakan dalam pengendalian manajemen.
Anggaran yang dibuat harus selaras dengan tujuan perusahaan secara
umum dan saling mendukung tujuan dari masing-masing divisi perusahaan
secara khusus. Anggaran berisikan tindakan-tindakan atau langkah-langkah
apa yang akan ditempuh untuk merealisasikan tujuan tersebut. Dengan kata
lain, anggaran adalah sebuah rencana tentang kegiatan di masa mendatang
18 Pencapaian tujuan suatu organisasi atau perusahaan membutuhkan
peran semua individu yang ada dalam perusahaan karena tujuan organisasi
merupakan alat untuk menyatukan semua unsur yang ada dalam organsisasi.
Pada dasarnya proses penyusunan anggaran merupakan proses
penetapan peran bagi setiap manajer dalam perusahaan. Dalam hal ini,
manajer diberi peran untuk melaksanakan kegiatan pencapaian sasaran yang
ditetapkan oleh anggaran. Sehingga proses dalam penyusunan anggaran
melibatkan berbagai tingkatan manajemen mulai dari manajemen tingkat atas
(top level management) sampai manajemen tingkat bawah (lower level
management). Selanjutnya, timbul pertanyaan bagaimana caranya untuk
menghasilkan anggaran yang efektif. Untuk menciptakan anggaran yang
efektif, manajer tingkat atas memerlukan estimasi yang dapat dipercaya
tentang kondisi yang akan datang dari para manajer di tiap lapisan divisi
perusahaan. Namun jika bawahan menyerahkan nilai estimasi yang tidak
tepat, maka akan tercipta senjangan anggaran. Senjangan anggaran diartikan
sebagai tindakan yang disengaja dalam melakukan estimasi anggaran yang
memudahkan bawahan untuk mencapai anggaran tersebut (Nouri dan Parker,
1996).
Senjangan anggaran diciptakan dengan menyatakan terlalu rendah
pendapatan dan menyatakan terlalu tinggi biaya. Estimasi yang tidak tepat ini
dapat mengurangi efektivitas penganggaran dalam perencanaan dan
19 senjangan anggaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk besarnya
peran atau partisipasi bawahan di dalam proses penyusunan anggaran.
Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Orsi (1973),
Camman (1976), Merchant (1985), Dunk (1993), dan Stevens (2002)
menunjukkan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran dapat
mengurangi senjangan anggaran. Sedangkan hasil penelitian Lowe dan Shaw
(1968), Young (1985) dan Lukka (1988) berbeda dengan hasil penelitian yang
dilakukan Orsi, Camman, Merchant, dan Dunk. Hasil penelitian mereka
menunjukkan bahwa partisipasi anggaran dan senjangan anggaran
mempunyai hubungan positif, yaitu peningkatan partisipasi dalam proses
penyusunan anggaran akan semakin meningkatkan senjangan anggaran.
Hasil penelitian-penelitian sebelumnya mengindikasikan hasil yang
masih saling bertentangan mengenai hubungan antara partisipasi anggaran
dengan senjangan anggaran. Hasil penelitian yang berlawanan ini mungkin
karena ada faktor lain yang juga berpengaruh terhadap hubungan antara
partisipasi anggaran dan senjangan anggaran.
Hasil yang tidak konsisten dari penelitian-penelitian sebelumnya,
memungkinkan dilakukan pendekatan kontijensi untuk mengevaluasi
keefektifan hubungan antara dua variabel (misalnya hubungan antara
partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial) dengan menggunakan
variabel kontekstual sebagai variabel moderating. Dalam hal ini, variabel
kontekstual yang digunakan sebagai variabel moderating adalah komitmen
20 Komitmen organisasional merupakan komitmen dari masing-masing
individu dalam suatu organisasi atau perusahaan untuk bersikap loyal/tidak
loyal terhadap perusahaan. Individu yang mempunyai komitmen yang tinggi
akan berpandangan positif dan berusaha melakukan yang terbaik bagi
organisasi (Porter et al., 1974 ; Angle dan Perry, 1981). Dengan komitmen
organisasi yang tinggi, senjangan anggaran dapat dihindari. Tetapi jika
komitmennya rendah, senjangan anggaran dapat terjadi. Karena individu
dengan komitmen organisasi rendah mempunyai kecenderungan untuk
mementingkan kepentingan diri sendiri diatas kepentingan organisasi.
Belianus P. Latuheru (2005) melakukan penelitian mengenai
hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran dengan
memasukkan variabel komitmen organisasi sebagai variabel moderating.
Hasilnya menunjukkan bahwa komitmen organisasi mempunyai pengaruh
negatif terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan
anggaran. Semakin besar komitmen organisasi tiap individu yang
berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran akan menurunkan
kecenderungan melakukan senjangan anggaran.
Namun Belianus P. Latuheru (2005) pada penelitiannya menyatakan
bahwa masih ada keterbatasan yang mempengaruhi hasil penelitiannya
tersebut, sehingga masih diperlukan penelitian lebih lanjut pada aspek yang
sama untuk mengetahui konsistensi hasil penelitiannya. Sampel yang
21 berada di suatu kawasan industri. Hal ini membatasi kemampuan generalisasi
hasil penelitian.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang
lebih mendalam mengenai hubungan antara partisipasi anggaran dengan
senjangan anggaran untuk generalisasi hasil penelitian. Dalam penelitian ini
variabel komitmen organisasi tetap diajukan sebagai variabel moderating
pada hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran. Akan
tetapi, kali ini sampel yang akan digunakan berasal dari perusahaan
nonmanufaktur yaitu perusahaan jasa asuransi yang berada di kawasan DKI
Jakarta. Karena seperti yang dinyatakan oleh Mia dan Goyal (1991) bahwa
dalam situasi yang kompetitif, penggunaan anggaran oleh industri jasa
ataupun sektor publik, bisa berbeda dengan perusahaan manufaktur.
Penelitian ini kembali menguji apakah komitmen organisasi sebagai variabel
moderating berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan
senjangan anggaran. Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dalam
penyusunan skripsi ini penulis mengambil judul ” Analisis Pengaruh
Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran dengan Komitmen
22
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka masalah yang
diteliti selanjutnya dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian
sebagai berikut:
1. Apakah partisipasi anggaran berpengaruh secara langsung terhadap
senjangan anggaran?
2. Apakah komitmen organisasi sebagai variabel moderating mempunyai
pengaruh terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan
anggaran?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Menguji pengaruh partisipasi anggaran secara langsung terhadap
senjangan anggaran.
2. Menguji pengaruh komitmen organisasi sebagai variabel moderating
terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran.
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak,
diantaranya:
1. Penulis
Dapat menyadari kemungkinan adanya hubungan penting antara
partisipasi anggaran dan komitmen organisasi terhadap senjangan
23 2. Organisasi/Perusahaan
Memberikan kontribusi praktis untuk organisasi/perusahaan yang
menerapkan partisipasi penyusunan anggaran para manajer dalam
mencapai tujuan organisasi.
3. Pihak Lain
Memberikan kontribusi pada pengembangan teori atau literatur
24
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis
1. Anggaran
Anggaran merupakan bagian dari rencana perusahaan yang
diwujudkan dalam bentuk rencana keuangan untuk suatu periode tertentu.
Menurut Anthony, Robert N. et al. (1998 : 374) dalam buku management happen, carrying no implication that the forecaster will attempt shap events that the forecast will be realized”.
Ellen Christina, M. Fuad dkk (2001 : 1) dalam buku Anggaran
Perusahaan menjelaskan bahwa anggaran merupakan suatu rencana yang
disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam satuan
unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka waktu
(periode) tertentu dimasa yang akan datang.
Anggaran, yang dikemukakan Hansen dan Mowen (2006 : 355) dalam
buku Management Accounting, adalah rencana keuangan untuk masa depan
yang mengidentifikasi tujuan dan tindakan yang diperlukan untuk
mencapainya. Anggaran dalam perusahaan berfungsi sebagai alat untuk
menentukan sasaran, alat pengendalian, dan sebagai salah satu alat untuk
25 Menurut Anthony dan Reece (1989) dalam jurnal Surya Pratolo
(2002), anggaran atau budget merupakan suatu pernyataan formal secara
kuantitatif dari suatu perencanaan manajemen dalam bentuk finansial yang
menunjukkan sumber dan penggunaan sumber daya suatu organisasi dalam
jangka waktu tertentu, dari suatu kebijaksanaan yang harus dicapai dalam
periode tersebut dengan maksud untuk mencapai sasaran yang telah
ditetapkan.
Karakteristik anggaran menurut Anthony, Robert N. et al. (1998),
yaitu:
a. Dinyatakan dalam satuan keuangan (moneter).
b. Mencakup kurun waktu tertentu hingga 1 (satu) tahun.
c. Isinya menyangkut komitmen manajer, yaitu kesediaan manajer
untuk memeriksa tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang
telah dianggarkan.
d. Jika sudah disahkan, anggaran tersebut tidak dapat diubah
(kecuali dalam hal khusus yang dianggap luar biasa).
e. Hasil aktual akan dibandingkan dengan anggaran secara periodik
dan penyimpangan yang terjadi dianalisis dan dijelaskan.
Jenis-jenis anggaran (Shim dan Siegel, 2001):
a. Anggaran Operasi (operating budget)
Anggaran yang digunakan untuk menghitung biaya produk yang
diproduksi atau jasa yang dihasilkan. Anggaran ini memeriksa
26 b. Anggaran Keuangan (financial budget)
Digunakan untuk memeriksa kondisi keuangan dari
divisi/departemen, yaitu dengan memeriksa rasio aktiva terhadap
kewajiban (assets to liabilities), arus kas, modal kerja,
profitabilitas, dan statistik lainnya yang berhubungan dengan
kesehatan keuangan.
c. Anggaran Kas (cash budget)
Digunakan utnuk perencanaan dan pengendalian terhadap kas.
Anggaran ini membandingkan rasio perkiraan arus kas masuk
terhadap arus kas keluar untuk periode waktu tertentu. Anggaran
kas membantu manajer untuk memelihara saldo kas supaya
seimbang dengan kebutuhan bisnis, menghindari kas yang tidak
terpakai dan dari kemungkinan kekurangan kas.
d. Anggaran Pengeluaran Modal (capital expenditure budget)
Berisikan proyek-proyek jangka panjang dan modal (aktiva tetap
seperti pabrik dan peralatan) yang harus dibeli. Estimasi biaya
proyek dan waktu pengeluaran modal juga terdapat didalamnya.
Periode anggaran biasanya meliputi 3 sampai 10 tahun.
e. Anggaran Suplemental (supplemental budget)
Memberikan pendanaan tambahan untuk item-item yang tidak
27 f. Anggaran Inkremental (incremental budget)
Mengukur kenaikan anggaran dalam dolar atau persentase tanpa
mempertimbangkan anggaran keseluruhan.
g. Anggaran Bracket (bracket budget)
Merupakan rencana kontinjensi dimana biaya diprediksi pada
jumlah yang lebih tinggi dan lebih rendah daripada angka
dasarnya (base figure).
h. Anggaran Stretch (stretch budget)
Merupakan anggaran yang optimistis dan biasanya digunakan
untuk penjualan yang diproyeksikan tinggi pencapaiannya.
Anggaran ini sangat jarang digunakan untuk menghitung biaya.
Namun, bila proyeksi biaya dibuat, proyeksi ini harus berdasarkan
pada target penjualan anggaran standar.
i. Anggaran Strategis
Mengintegrasikan perencanaan strategis dan pengendalian
penganggaran. Anggaran ini berguna dalam periode yang tidak
menentu dan tidak stabil.
j. Anggaran Target
Merupakan rencana yang mengkategorikan
pengeluaran-pengeluaran utama dan menyesuaikannya dengan tujuan
28 Menurut Ellen Christina, M. Fuad dkk (2001 : 1) dalam buku
Anggaran Perusahaan, ada 4 (empat) tahap dalam proses penyusunan
anggaran:
a. Penetapan sasaran oleh manajer tingkat atas.
b. Pengajuan usulan aktivitas dan taksiran sumber daya yang diperlukan
untuk melaksanakan aktivitas tersebut oleh manajer bawah.
c. Penelaahan oleh manajer atas terhadap usulan anggaran yang diajukan
oleh manajer bawah.
d. Persetujuan oleh manajer atas terhadap usulan anggaran yang diajukan
oleh manajer bawah.
2. Partisipasi Anggaran
Partisipasi anggaran merupakan suatu pernyataan formal yang dibuat
oleh manajemen tentang rencana-rencana yang akan dilakukan pada masa
yang akan datang dalam suatu periode tertentu yang akan digunakan sebagai
pedoman dalam pelaksanaan kegiatan selama periode tersebut (Hanson,
1966). Hansen dan Mowen (2006) mendefinisikan partisipasi dalam
penganggaran sebagai keikutsertaan manajer bawahan untuk ikut serta dalam
proses penyusunan anggaran dan mempertanggungjawabkannya untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Partisipasi dalam penganggaran secara luas pada dasarnya merupakan
proses organisasional, dimana para anggota organisasi ikut serta dan
29 dengan mereka. Milani (1975) mendefinisikan partisipasi anggaran sebagai
tingkat dimana bawahan diizinkan untuk terlibat dalam aktivitas penentuan
anggaran dan diskusi yang berkaitan dengan anggaran. Tingkat keikutsertaan
dan pengaruh bawahan terhadap pembuatan anggaran merupakan faktor
utama yang membedakan antara anggaran partisipatif dan nonpartisipatif.
Keikutsertaan dalam penyusunan anggaran merupakan suatu cara efektif
untuk menciptakan keselarasan tujuan (goal congruence) setiap pusat
pertanggungjawaban dengan tujuan perusahaan secara menyeluruh.
Siegel dan Marconi (1989) menyatakan bahwa partisipasi dalam
proses penyusunan anggaran adalah cara efektif untuk menyelaraskan tujuan
pusat pertanggungjawaban terhadap tujuan organisasi secara menyeluruh. Hal
ini akan meningkatkan kreativitas dan moral yang tinggi diseluruh tingkatan
manajer.
Apabila manajer ikut serta berpartisipasi dalam proses penyusunan
anggaran, maka para manajer akan lebih memahami masalah-masalah yang
mungkin akan timbul pada proses pelaksanaan anggaran. Menurut Linquist
(1995) ada 4 (empat) kategori partisipasi dalam proses pelaksanaan anggaran,
yaitu:
a. Low Participation.
Manajemen puncak dalam proses penganggaran berpartisipasi dan
membuat keputusan sendiri dengan informasi yang layak tanpa
30 b. Middle Point Participation.
Manajemen puncak memperoleh informasi dari subordinate atau
bawahan dan membuat keputusan yang mungkin atau tidak
merefleksikan pengaruh dari hasil informasi bawahan tersebut.
c. Higher Point Participation.
Superior dan bawahan bersama-sama menganalisa masalah, mengambil
keputusan dan memecahkan masalah dalam organisasi.
d. Highest Point Participation.
Partisipasi yang sangat tinggi, melibatkan seluruh karyawan yang
dibolehkan untuk membuat keputusan sendiri.
Partisipasi manajer dalam penyusunan anggaran akan menimbulkan
inisiatif bagi mereka untuk menyumbangkan ide dan informasi, meningkatkan
kebersamaan dan merasa memiliki sehingga kerjasama diantara anggota
organisasi dalam mencapai tujuan juga ikut meningkat (Siegel dan Marconi,
1989). Efektivitas pelaksanaan anggaran akan terwujud bila didukung oleh
orang-orang, baik para manajer maupun karyawan yang ada dalam organisasi.
Munculnya rasa tanggung jawab pada manajer level bawah dapat lebih
memperkuat kreativitas. Lebih lanjutnya, Hansen dan Mowen (1995),
menyatakan bahwa apabila manajer lebih bawah diberi kesempatan
menyusun anggaran, maka soal budget akan dapat menjadi soal personal dan
31
3. Senjangan Anggaran
Senjangan anggaran adalah tindakan bawahan menyatakan terlalu
rendah kapabilitas atau kemampuan produktifnya ketika mengusulkan
anggaran (Young, 1985). Dalam bidang ilmu akuntansi, peneliti berargumen
bahwa bawahan berusaha menciptakan senjangan dengan menyatakan terlalu
rendah pendapatan yang diharapkan dan/atau menyatakan terlalu tinggi biaya
yang diharapkan (Nouri dan Parker, 1996). Hal ini disebabkan karena
bawahan tidak ingin menghadapi risiko kegagalan dalam mencapai sasaran
anggaran. Ketika atasan menggunakan anggaran untuk penilaian kinerja,
bawahan memiliki insentif untuk membuat senjangan anggaran ke dalam
anggaran mereka untuk meningkatkan kemungkinan pencapaian anggaran
(Kren dan Liao, 1988). Atau jika perusahaan melakukan kebijakan pemberian
rewards perusahaan kepada bawahan didasarkan pada pencapaian anggaran,
bawahan cenderung memberikan informasi yang bias atau menciptakan
senjangan agar anggaran mudah dicapai dan mendapatkan rewards
berdasarkan pencapaian anggaran. Karena kegagalan mencapai sasaran
anggaran akan mempengaruhi penilaian atasan terhadap dirinya (Shaw, 1968
; Lukka, 1988).
Anthony et al. (1992: 447-448), menyatakan bahwa pembuat anggaran
mempunyai kecenderungan untuk merendahkan pendapatan dan meninggikan
anggaran pengeluaran, kemudian memperkirakan yang terbaik dari jumlah
tersebut. Perbedaan antara jumlah anggaran dan perkiraan yang terbaik itulah
32 mengemukakan ada 3 alasan utama manajer melapis anggaran dengan
senjangan anggaran, 1) orang-orang selalu percaya bahwa hasil pekerjaan
mereka akan terlihat bagus dimata atasan jika mereka dapat mencapai
anggarannya, 2) senjangan anggaran selalu digunakan untuk mengatasi
kondisi ketidakpastian, jika tidak ada kejadian tak terduga yang terjadi
manajer tersebut dapat melampaui/mencapai anggarannya. Sedangkan, jika
ada kejadian yang tidak terduga maka ia dapat menggunakan senjangan
anggaran untuk mengurangi kejadian tersebut dan mungkin masih dapat
mencapai anggarannya, dan 3) bahwa rencana anggaran selalu dipotong
dalam proses pengalokasian sumber daya.
Penciptaan senjangan anggaran bisa juga dipicu oleh perilaku komite
anggaran, yang karena keterbatasan sumber daya sering memotong anggaran
yang diajukan manajer (Rahayu, 1997: 180). Hal ini disebabkan berdasarkan
perjalanan anggaran yang diajukan akan dipotong , maka manajer
mengajukan anggaran dengan jumlah yang lebih besar daripada jumlah yang
sebenarnya diperlukan. Tujuannya adalah agar setelah dipotong, dialokasi
anggaran yang diterimanya sesuai dengan yang diperlukan. Untuk mengatasi
hal ini, komite anggaran harus bisa mengalokasikan sumber daya secara adil,
sesuai dengan kebutuhan masing-masing divisi/departemen.
Peningkatan atau penurunan senjangan anggaran tergantung pada
sejauh mana individu lebih mendahulukan kepentingan diri sendiri atau
bekerja demi kepentingan organisasinya yang merupakan aktualisasi dari
33 bahwa naik atau turunnya senjangan anggaran tergantung pada apakah
individu memilih untuk mengejar kepentingan organisasinya. Menurut
mereka, komitmen yang tinggi menjadikan individu peduli dengan nasib
organisasi dan berusaha menjadikan organisasi ke arah yang lebih baik dan
partisipasi anggaran membuka peluang bagi bawahan untuk menciptakan
senjangan anggaran untuk kepentingan mereka jika komitmen karyawan
terhadap organisasi berada pada tingkat yang rendah.
4. Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi adalah tingkat intensitas seseorang untuk
mengidentifikasikan dirinya serta tingkat keterlibatannya dalam organisasi
(Rosidi, 2000). Bagi individu atau karyawan dengan komitmen organisasi
yang tinggi, akan memberikan dedikasi yang optimal agar tercapai tujuan
organisasi. Sebaliknya, individu atau karyawan dengan komitmen organisasi
rendah akan memberikan perhatian yang rendah pula pada pencapaian tujuan
organisasi. Malah mereka cenderung berusaha untuk memenuhi kepentingan
pribadi mereka.
Menurut Fink (1992), komitmen mempunyai 3 (tiga) dimensi yaitu
identifikasi dengan kerja, identifikasi dengan rekan kerja, dan identifikasi
dengan organisasi. Komitmen organisasional adalah identifikasi rasa,
keterlibatan loyalitas yang ditampakkan oleh pekerja terhadap organisasinya
atau unit organisasi yang ditunjukkan melalui sikap penerimaan, keyakinan
34 dorongan kuat untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi demi
tercapainya tujuan organisasi (Gibson et al., 1997 ; Mowday et al., 1982).
Robinson (1996) menyatakan yang dimaksud dengan komitmen
organisasi adalah:
1. Suatu keadaan atau derajat sejauh mana seseorang karyawan memihak
pada suatu organisasi tertentu dengan tujuan-tujuannya serta
memelihara keanggotaan dalam organisasi itu.
2. Sebuah kemauan untuk menggunakan usaha yang sungguh-sungguh
demi kepentingan organisasi dan atau profesi.
3. Sebuah keinginan untuk memelihara keanggotaan dalam organisasi dan
atau profesi.
Mowday, Porter, dan Treers (1982) mengemukakan komitmen
organisasi akan terbangun bila masing-masing individu mengembangkan 3
(tiga) sikap yang saling berhubungan terhadap organisasi, yaitu:
a. Identification
Pemahaman atau penghayatan dari tujuan organisasi.
b. Involvement
Perasaan terlibat dalam suatu pekerjaan atau perasaan bahwa
pekerjaannya adalah menyenangkan.
c. Loyality
35 Nouri dan Parker (1990) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa di
dalam anggaran pertisipatif, tingkat komitmen organisasi seseorang
mempengaruhi keinginan mereka untuk menciptakan senjangan anggaran.
Aspek-aspek komitmen organisasi yang dikemukakan oleh Luthans (1998),
yaitu: (a) keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota dalam
organisasinya, (b) kerelaan untuk sungguh berusaha demi kepentingan
organisasi, serta (c) keyakinan yang kuat dan menerima nilai dan tujuan
organisasi.
Ada tiga jenis komitmen organisasi yang dikemukakan oleh Meyer et
al., 1993, yaitu:
a. Affective commitment.
Komitmen ini muncul karena adanya keinginan. Komitmen dipandang
sebagai suatu sikap, yaitu suatu usaha individu untuk
mengidentifikasikan dirinya pada organisasi beserta tujuannya.
Karyawan ingin menjadi bagian dari organisasi karena adanya ikatan
emosional. Jadi karena dia memang menginginkannya (want to).
b. Continuance commitment.
Muncul karena kebutuhan akan gaji dan keuntungan-keuntungan lain
dan memandang bahwa komitmen sebagai suatu perilaku, yaitu terjadi
karena adanya suatu ketergantungan terhadap aktivitas-aktivitas yang
telah dilakukan dalam organisasi pada masa lalu dan hal itu tidak dapat
ditinggalkan karena akan merugikan. Jadi dia memang
36 c. Normative commitment.
Timbul dari nilai-nilai diri karyawan. Karyawan bertahan menjadi
anggota organisasi merupakan hal yang memang seharusnya dilakukan.
Jadi karena dia merasa berkewajiban (ought to).
Meyer menegaskan bahwa seseorang bisa mempunyai pemahaman
yang lebih bagus mengenai hubungan karyawan dengan organisasi ketika
ketiga bentuk komitmen dipertimbangkan bersama-sama.
Komitmen dapat timbul karena adanya suatu keinginan yang kuat
untuk mempertahankan keinginan dirinya dalam organisasi dan bersedia
untuk melakukan usaha yang tinggi bagi pencapaian organisasi dan timbul
pandangan positif dan lebih berusaha berbuat yang terbaik demi kepentingan
organisasi (Porter et al., 1974).
Komitmen juga dapat timbul karena adanya suatu keyakinan dan
dukungan yang kuat terhadap nilai dan sasaran (goal) yang ingin dicapai oleh
organisasi (Mowday et al., 1979). Komitmen organisasi merupakan
keterlibatan loyalitas yang ditampakkan oleh pekerja terhadap organisasinya
atau unit organisasinya. Karena loyalitas tersebut maka seorang pekerja akan
rela untuk bekerja melebihi apa yang seharusnya ia kerjakan. Berarti
memunculkan suatu perilaku yang melebihi perannya (Shore dan Wayne,
1993 ; O’Reilly dan Chatman, 1986).
Bagi individu dengan tingkat komitmen organisasi yang tinggi,
pencapaian tujuan organisasi merupakan hal penting. Sebaliknya, individu
37 pencapaian tujuan organisasi dan cenderung berusaha memenuhi kepentingan
pribadi. Komitmen akan membuat organisasinya lebih produktif dan
profitable (Luthans, 1998).
Komitmen yang tinggi menjadikan individu peduli dengan nasib
organisasi dan berusaha menjadikan organisasi ke arah yang lebih baik
sehingga kemungkinan terjadinya senjangan anggaran dapat dihindari. Akan
tetapi, individu dengan komitmen organisasi yang rendah cenderung
mementingkan dirinya sendiri, tidak memiliki keinginan untuk menjadikan
organisasinya ke arah yang lebih baik sehingga sangat kemungkinan terjadi
senjangan anggaran jika individu tersebut terlibat dalam penyusunan
anggaran akan lebih besar. Dengan kata lain, porsi komitmen seorang
individu pada organisasi sangat menentukan peningkatan dan/atau penurunan
senjangan anggaran.
B. Kerangka Pemikiran
Gambar dibawah ini menunjukkan kerangka pemikiran yang dibuat
dalam model penelitian mengenai pengaruh partisipasi anggaran terhadap
senjangan anggaran, komitmen organisasi sebagai variabel moderating.
Gambar 2.1
Model Hubungan Pengaruh Partisipasi Anggaran secara Langsung terhadap Senjangan Anggaran
Partisipasi Anggaran
38
Gambar 2.2
Model Hubungan Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran Dimana Komitmen Organisasi
sebagai Variabel Moderating
C. Perumusan Hipotesa
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah:
Ha1: Partisipasi anggaran berpengaruh langsung secara signifikan terhadap
senjangan anggaran.
Ha2: Partisipasi anggaran berpengaruh secara signifikan terhadap senjangan
anggaran dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderating. Partisipasi
Anggaran
Komitmen Organisasi
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan korelasional
antara partisipasi anggaran sebagai variabel independen dan senjangan
anggaran sebagai variabel dependen dimana memiliki kemungkinan
hubungan tersebut dipengaruhi oleh variabel lain, yaitu komitmen organisasi
sebagai variabel moderating.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan nonmanufaktur, yakni
perusahaan jasa asuransi yang berada di DKI Jakarta.
B. Metode Penentuan Sampel
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode
pemilihan sampel non-probabilitas purposive convenience sampling. Sampel
dipilih secara tidak acak disesuaikan dengan karakteristik yang relevan
dengan tujuan penelitian dan mudah diperoleh, yaitu manajer dan supervisor
disetiap divisi yang ada dimasing-masing perusahaan jasa asuransi di DKI
Jakarta.
C. Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang diperoleh
40 menggunakan angket atau kuesioner. Kuesioner berisikan instrumen untuk
masing-masing variabel penelitian disusun untuk menggali informasi lebih
lanjut dari setiap variabel dengan menggunakan pengukuran skala interval.
Setiap ítem pertanyaan terdiri atas tujuh pilihan jawaban, dimulai dari skala 1
sampai dengan 7.
Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang ditujukan
kepada para manajer dan supervisor di perusahaan-perusahaan jasa asuransi
di kawasan DKI Jakarta dilakukan secara langsung. Hal lain yang dilakukan
adalah menghubungi responden via telepon untuk konfirmasi lebih lanjut.
Data yang berhasil dikumpulkan diolah dengan menggunakan program SPSS
16.0 for Windows untuk mendapatkan hasil yang akurat.
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Independen (Partisipasi Anggaran)
Partisipasi anggaran pada penelitian ini sebagai variabel independen
adalah sejauh mana keterlibatan manajer dalam penyusunan anggaran pada
pusat pertanggungjawaban yang mereka pimpin.
Partisipasi anggaran didefinisikan sebagai keikutsertaan
manajer-manajer pusat pertanggungjawaban dalam hal yang berkaitan dengan
penyusunan anggaran (Govindarajan, 1986). Menurut Hansen dan Mowen
(2006), Anggaran partisipasi memungkinkan para manajer tingkat bawah
untuk turut serta dalam proses pembuatan anggaran. Untuk mengukur tingkat
41 anggaran, digunakan instrumen yang dikembangkan oleh Milani (1975).
Dengan enam butir pertanyaan dengan skala satu (1) menunjukkan tingkat
partisipasi yang rendah dan skala tujuh (7) menunjukkan tingkat partisipasi
yang tinggi. Instrumen Milani (1975) dipilih karena menunjukkan validitas
yang cukup tinggi dan telah banyak digunakan oleh peneliti sebelumnya
seperti Young (1985), Chenhall (1986), Mia (1988), Dunk (1993) serta Nouri
dan Parker (1996). Di Indonesia, instrumen ini telah digunakan oleh Asnawi
(1997), Supomo dan Indriantoro (1998), Fitri (1998), Yuwono (1999) dan
Yetty (2003).
2. Variabel Dependen (Senjangan Anggaran)
Senjangan anggaran dalam penelitian ini sebagai variabel dependen
didefinisikan sebagai tindakan bawahan yang mengecilkan kapabilitas
produktifnya ketika dia diberi kesempatan untuk menentukan standar
kerjanya (Young, 1985). Sedangkan Anthony dan Govindarajan (1998)
mendefinisikan senjangan anggaran sebagai perbedaan antara anggaran yang
dilaporkan dengan anggaran yang sesuai dengan estimasi terbaik bagi
perusahaan. Untuk mengukur senjangan anggaran digunakan instrumen yang
dikembangkan oleh Dunk (1993) yang terdiri dari 6 (enam) item pertanyaan
42
3. Variabel Moderating (Komitmen Organisasi)
Komitmen organisasi dalam penelitian ini sebagai variabel moderating
didefinisikan sebagai dorongan dari dalam diri individu untuk berbuat sesuatu
agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan dan lebih
mengutamakan kepentingan organisasi (Wiener, 1982). Komitmen organisasi
bisa tumbuh disebabkan karena individu memiliki ikatan emosional terhadap
organisasi yang meliputi dukungan moral dan menerima nilai yang ada di
dalam organisasi serta tekad dari dalam diri untuk mengabdi kepada
organisasinya (Porter et al., 1974). Dalam penelitian ini komitmen organisasi
diukur dengan menggunakan 9 item pertanyaan yang dikembangkan oleh
Cook dan Wall (1980) dengan skala 1 (sangat tidak setuju) sampai skala 7
(sangat setuju).
E. Metode Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Metode analisis data dilakukan melalui statistik deskriptif
menjelaskan karakteristik responden dengan menggunakan tabel yang
menggambarkan kisaran teoritis, kisaran frekuensi, dan kisaran persentase.
Analisis data dimulai setelah data terkumpul, dengan langkah
selanjutnya ialah menganalisis data berdasarkan metode analisis yang sesuai
untuk digunakan. Dalam kegiatan analisis dan pengolahan data dilakukan
terhadap setiap kuesioner dengan memberikan dan menjumlahkan bobot
43
2. Uji Kualitas Data
Pengumpulan data secara langsung yang dilakukan dengan metode
penyebaran kuesioner sangat bergantung pada kesediaan dan ketelitian
responden dalam mengisi setiap pertanyaan. Namun, setiap kuesioner yang
diisi responden tidak dapat diukur secara langsung keabsahannya. Untuk
itu, dalam melakukan uji kualitas data atas data primer yang diperoleh
peneliti akan melakukan uji validitas dan uji realibilitas.
a. Uji Validitas
Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana variabel
yang digunakan benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.
Instrumen yang baik adalah instrumen yang valid. Dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur, yang validitasnya
tinggi akan mempunyai varian kesalahan yang kecil, sehingga data yang
terkumpul merupakan data yang dapat dipercaya. Pengujian validitas
dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation, yaitu dengan
cara menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan
dengan total skor (Ghozali, 2001). Kriteria yang digunakan valid atau
tidak valid adalah jika korelasi antara skor masing-masing butir
pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikansi dibawah
0,05 atau sig. < 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan
44 total skor mempunyai tingkat signifikansi diatas 0,05 atau sig. > 0,05
maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Uji realibilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel (handal) jika jawaban atau isian seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Hasil uji realibilitas dengan bantuan SPSS nantinya akan menghasilkan
Cronbach Alpha. Jika hasil dari Cronbach Alpha dibawah 0,5 maka
dikatakan bahwa data tersebut mempunyai keandalan (reliability) yang
relatif rendah. Data dikatakan mempunyai keandalan yang tinggi jika
hasil dari Cronbach Alpha diatas 0,5 (Ghazali, 2001).
3. Uji Asumsi Klasik
Selain itu penelitian ini juga akan menggunakan uji asumsi klasik
untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan sebagai alat
prediksi yang baik, diantaranya:
1) Uji Multikolonearitas
Untuk menguji apakah ada korelasi antara variabel bebas
(independen) yaitu partisipasi anggaran dan komitmen organisasi.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
45 variance inflation factor (VIF) dan (2) Tolerance. Kedua ukuran ini
menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan
oleh variabel independen lainnya. Dengan kata lain, setiap variabel
independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap
variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel
independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel lainnya.
Jadi nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi. Model
regresi dikatakan bebas dari problem multiko jika mempunyai nilai
VIF tidak lebih dari 10 atau VIF < 10, dan angka Tolerance yang
tidak kurang dari 0,10 atau Tolerance > 0,10 (Ghozali, 2001).
2) Uji Heterokedastisitas
Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah ada
kesamaan atau ketidaksamaan varian dalam model regresi dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homokedastisitas
dan jika berbeda disebut Heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada
atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat
Grafik Plot antara nilai prediksi variabel dependen, yaitu ZPRED
dengan residualnya SRESID. Pedoman suatu model regresi bebas dari
heterokedastisitas adalah tidak ada pola yang jelas serta titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y pada grafik
46
3) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat penyebaran data yang
normal atau tidak, karena data diperoleh secara langsung dari pihak
pertama melalui kuesioner. Untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak, dapat dilakukan dengan metode
analisis grafik yang terdiri dari grafik histogram dan grafik normal
probability plot. Pengujian normalitas dilakukan dengan uji normal
probability plot karena apabila jika hanya melihat grafik histogram
hasilnya dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang
kecil (Ghazali, 2001). Dalam grafik normal probability plot, data
dikatakan terdistribusi normal jika nilai sebaran atau distribusi data
berada disekitar garis lurus diagonal.
4. Uji Hipotesis
Penelitian ini mengajukan dua hipotesis, yaitu menguji pengaruh
partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran dan menguji pengaruh
komitmen organisasi terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan
senjangan anggaran. Dalam hal ini variabel komitmen organisasi berperan
sebagai variabel moderating.
a. Regresi Linier
Untuk menguji hipotesis pertama dalam penelitian ini akan
digunakan metode statistik regresi linier sederhana (1). Sementara
47 sering disebut dengan Moderated Regression Analysis (MRA) yang
merupakan aplikasi khusus regresi berganda linier. MRA dalam
persamaan regresinya mengandung unsur interaksi, yaitu perkalian dua
atau lebih variabel independen (2). Adapun model persamaannya
sebagai berikut :
Y = 0 + 1XPA + e (1)
Y = 0 + 1XPA + 2XKO + 3XPAXKO + e (2)
Dimana :
Y : senjangan anggaran
XPA : partisipasi anggaran
XKO : komitmen organisasi
XPAXKO : interaksi partisipasi anggaran dan komitmen organisasi
1-3 : koefisien regresi
0 : konstanta
e : errorness
b. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai
48 menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Sebaliknya, nilai
yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen (Ghazali, 2001:83).
c. Uji Statistik t
Uji t atau test of significance digunakan untuk mengetahui
apakah pengaruh variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen bersifat menentukan (significant) atau tidak, dengan kriteria
berdasarkan nilai signifikansi < 0.05 maka varabel independen
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen dan
sebaliknya, jika nilai signifikansinya > 0.05, maka variabel independen
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
49
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Perusahaan yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah perusahaan
nonmanufaktur yaitu perusahaan jasa, khususnya jasa asuransi. Disesuaikan
dengan karakteristik yang ditentukan oleh peneliti, yakni perusahaan jasa
asuransi yang berada di kawasan DKI Jakarta.
Dari data insurance list di Majalah Media Asuransi Edisi 212 bulan
September 2008 yang berhasil peneliti dapatkan, ada banyak perusahaan jasa
yang bergerak dibidang jasa asuransi di kawasan DKI Jakarta. Akan tetapi,
peneliti mengalami kesulitan dalam penyebaran kuesioner ke
perusahaan-perusahaan tersebut. Peneliti sukar menemukan lokasi dari sebagian besar
perusahaan yang terdapat dalam list yang ada. Juga karena responden yang
dituju adalah para manajer dan supervisor sangat sulit ditemui dan memiliki
kesenggangan waktu yang terbatas. Pada akhirnya peneliti hanya berhasil
mendatangi 21 perusahaan jasa asuransi yang berada di kawasan DKI Jakarta.
Namun demikian hanya 11 perusahaan yang bersedia menerima kuesioner
yang peneliti ajukan. Metode pemilihan sampel dalam penelitan yang
digunakan adalah metode convenience sampling (berdasarkan kemudahan
dan kesediaan responden).
Dalam penelitian ini, jumlah kuesioner yang disebar adalah sebanyak 60
50 di 21 perusahaan jasa asuransi di DKI Jakarta. Penyebaran kuesioner
dilakukan dengan cara mendatangi langsung kantor-kantor perusahaan jasa
asuransi dan ada yang dititipkan melalui teman dan relasi peneliti.
Penyebaran dan pengembalian kuesioner dilakukan selama sekitar 3 bulan,
dimulai sejak akhir bulan Juli hingga akhir bulan Oktober 2008. Proses
penyebaran dan pengembalian kuesioner menghabiskan waktu panjang
karena tertunda oleh waktu libur dan kesibukan para responden.
Dari 60 eksemplar kuesioner yang disebarkan, hanya sebanyak 35
eksemplar kuesioner atau 60% yang kembali dari total yang dikirim.
Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 25 eksemplar kuesioner atau 40%
karena perusahaan tidak begitu kooperatif. Maka, kuesioner yang dapat
digunakan dan memenuhi syarat hanya sebanyak 35 kuesioner dengan tingkat
persentase 60%.
Berikut ini adalah tabel yang berisikan daftar perusahaan jasa asuransi di
DKI Jakarta yang menjadi objek penelitian, yaitu terdiri dari asuransi jiwa,
51
Tabel 4.1
Daftar Perusahaan Jasa Asuransi di DKI Jakarta
No. Nama Perusahaan Klasifikasi
1. AIG Life Insurance Asuransi Jiwa
2. Mega Life Insurance Asuransi Jiwa
3. Bringin Life Insurance Asuransi Jiwa
4. Wana Artha Life Insurance Asuransi Jiwa 5. AXA Mandiri Life Insurance Asuransi Jiwa
6. Asuransi Takaful Asuransi Jiwa
7. Asuransi CIGNA Asuransi Jiwa
8. Jamsostek Asuransi Sosial
9. ACA Asuransi Umum
10. Prudential Life Assurance Asuransi Jiwa
11. Asuransi Ramayana Asuransi Umum
12. Asuransi Astra Asuransi Umum
13. Autocillin Insurance Asuransi Kendaraan Bermotor 14. Asuransi Rama Satria Wibawa Asuransi Umum
15. Bumiputera Asuransi Jiwa
16. Jasaraharja Putera Astor Asuransi Kendaraan Bermotor 17. Commonwealth Life Insurance Asuransi Jiwa
18. Raksa Insurance Asuransi Umum
19. Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) Asuransi Umum
20. Rajawali Insurance Asuransi Pialang
21. BGIB Insurance Asuransi Pialang
Sumber: Data primer yang diolah
B. Statistik Deskriptif
Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner secara
manajer-52 manajer, diantaranya adalah Manajer dari divisi Finance, Accounting, Tax,
Operation, Marketing, Sales, dan Human Resource Development (HRD).
Jumlah kuesioner yang disebarkan dalam penelitian ini adalah 60 eksemplar.
Hasil penyebaran kuesioner dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2
Gambaran Distribusi Kuesioner
Kuesioner Jumlah Persentase (%)
Kuesioner yang dikirim 60 100
Kuesioner yang tidak kembali 25 40
Kuesioner yang kembali
dan dapat diolah 35 60
Sumber: Data primer yang diolah
Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari 60 kuesioner yang dikirimkan,
kuesioner yang kembali dan dijawab lengkap sehingga dapat diolah adalah
sebanyak 35 kuesioner. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah respon rate dari
pengembalian kuesioner pada penelitian ini sekitar 60%.
Peneliti mendistribusikan kuesioner kepada 21 perusahaan jasa asuransi
di DKI Jakarta, namun sebanyak 12 perusahaan tidak memberikan respon baik
53
Tabel 4.3
Daftar Distribusi Pengiriman
No. Nama Perusahaan Jumlah
1. AIG Life Insurance 7
2. Asuransi Cigna Life 8
3. Prudential Life 8
4. AXA Mandiri Life 2
5. Mega Life 1
6. Wana Artha Life 1
7. Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) 3
8. Rajawali Insurance Broker 4
9. Asuransi Ramayana 1
Jumlah 35
Sumber: Data primer yang diolah
Dari tabel 4.3 dapat ditarik simpulan bahwa sebagian besar kuesioner
yang kembali berasal dari perusahaan jasa asuransi jiwa, yaitu sebanyak 27
eksemplar atau sebesar 77%. Sisanya, sebanyak 8 eksemplar atau sebesar 23%
berasal dari asuransi umum dan pialang.
Kemudian dari daftar pertanyaan umum mengenai identitas responden,
54
Tabel 4.4 Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Wanita 16 45,8
Pria 19 54,2
Jumlah 35 100
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.4 memperlihatkan bahwa jumlah responden berdasarkan jenis
kelamin Wanita berjumlah 16 orang atau 45,8%. Sedangkan, responden
dengan jenis kelamin Pria berjumlah 19 orang atau 54,2%. Hal ini
menjelaskan bahwa jumlah responden dengan jenis kelamin Wanita dan Pria
hampir berimbang.
Tabel 4.5 Usia Responden
Usia Frekuensi Persentase (%)
20-30 tahun 15 42,8
31-40 tahun 17 48,5
>40 tahun 3 8,7
55 Jumlah responden berdasarkan usia responden yang ditunjukkan pada
Tabel 4.5 terdiri dari responden dengan kisaran usia 20-30 tahun sejumlah 15
orang atau 42,8%, responden dengan kisaran usia 31-40 tahun sejumlah 17
orang atau 48,5%, dan responden dengan usia diatas 40 tahun sejumlah 3
orang atau 8,7%. Dari sebaran tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah
manajer dan supervisor di perusahaan jasa asuransi di DKI Jakarta sebagai
responden berdasarkan usia responden sebagian besar berusia 20-30 tahun dan
31-40 tahun.
Tabel 4.6
Latar Belakang Pendidikan
Jenjang Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
D3 7 20
S1 25 71,4
S2 3 8,6
S3 - -
Jumlah 35 100
Sumber: Data primer yang diolah
Pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan latar
belakang pendidikan terdiri dari jenjang pendidikan Diploma tiga (D3)
sejumlah 7 orang atau 20%, Strata satu (S1) sejumlah 25 orang atau 71,4%,
56 bahwa manajer dan supervisor pada perusahaan jasa asuransi di DKI Jakarta
sebagai responden sebagian besar berpendidikan terakhir Strata satu (S1).
Identitas responden lainnya adalah berdasarkan tingkat jabatan, lama
bekerja di perusahaan, dan lama bekerja pada jabatan yang duduki saat ini.
Jumlah responden berdasarkan tingkat jabatan terdiri dari responden yang
menjabat sebagai manajer finance, accounting, & tax sebanyak 7 orang atau
20%, responden yang menjabat sebagai manajer marketing/sales sebanyak 8
orang atau 22,8%, responden yang menjabat sebagai manajer HRD sebanyak 3
orang 8,5%, responden yang menjabat sebagai manajer operasional sebanyak
8 orang atau 22,8%, dan sisanya adalah responden yang menjabat pada divisi
lainnya sebanyak 9 orang atau 25,9%. Dari sebaran tersebut dapat dikatakan
bahwa jumlah responden dengan cukup berimbang tersebar ke departemen
finance, accounting, & tax, lalu departemen marketing/sales, dan departemen
operasional. Jumlah responden berdasarkan tingkat jabatan dapat dilihat pada
57
Tabel 4.7
Tingkat Jabatan Responden
Tingkat Jabatan Frekuensi Persentase (%)
Manajer Finance Accounting, & Tax 7 20
Manajer Marketing/Sales 8 22,8
Manajer HRD 3 8,5
Manajer Operasional 8 22,8
Lainnya 9 25,9
Jumlah 35 100
Sumber: Data primer yang diolah
Selanjutnya jumlah responden berdasarkan Lama Bekerja di Perusahaan
terbagi menjadi responden dengan lama bekerja antara 1-4 tahun sebanyak 20
orang atau 57,1%, responden dengan lama bekerja antara 5-10 tahun sebanyak
11 orang atau 31,4%, dan responden dengan lama bekerja diatas 10 tahun
sebanyak 4 orang atau 11,5%. Maka dapat dikatakan bahwa jumlah responden
dalam penelitian ini sebagian besar di perusahaan jasa asuransi di DKI Jakarta
58
Tabel 4.8
Lama Bekerja di Perusahaan
Lamanya Frekuensi Persentase (%)
1-4 tahun 20 57,1
5-10 tahun 11 31,4
>10 tahun 4 11,5
Jumlah 35 100
Sumber: Data primer yang diolah
Kemudian, jumlah responden berdasarkan Lama Bekerja pada Jabatan
yang diduduki saat ini terbagi menjadi responden dengan lama menjabat
antara 1-3 tahun sebanyak 25 orang atau 71,4% dan responden dengan lama
menjabat diatas 3 tahun sebanyak 10 orang atau 28,6%. Maka dapat dikatakan
bahwa jumlah responden dalam penelitian ini sebagian besar baru menduduki
jabatan saat ini selama 1-3 tahun (Tabel 4.9).
Tabel 4.9
Lama Menduduki Jabatan
Lamanya Frekuensi Persentase (%)
1-3 tahun 25 71,4
4-10 tahun 10 28,6
Jumlah 35 100