( l
C. PENUTUP:Uraian sebagaimana tertuang di dalam lampiran Keputusan ini adalah merupakan bag ian yang tidak terpisahkan dari Keputusan yang ditetapkan, apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya.
Kode Etik Prolesi
Auditor Inspektorat Jenderal
Departemen Kesehatan
RI
Jakarta, 9 Juni 2008 .
'V;M:
Faiql3ahfen NIP. 470035853Inspektorat Jenderal
16ZM| ェL、セG@ G セi i( Z セャi 。ゥ ャエャイN@ ::oos
KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERAL DEPARTEMEN KESEHATAN RI
NOMOR: 01T.PS.17.04.214.08.1748
-TENTANG
KODE ETIK PROFESI AUDITOR INSPEKTORAT JENDERAL DEPKES.
INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN KESEHATAN RI
Menimbang a. bahwa pengawasan Intern pemerintah dalam
rangka menjamin terlaksananya penyelenggaraan pengawasan secara efektif dan efisien di lingkungan Departemen Kesehatan, perlu diikuti dengan langkahIangkah kebijakan pengawasan untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik; b. bahwa dalam rangka mewujudkan kepemerintahar. yang baik (Good Governance) . bersih dan bertanggungjawab diperlukan adanya pengawasao oleh Aparat Pengawasan Intem Pemerintah (APIP) yang berkualitas dan auditor yang profesional. c. bahwa dalam raOlgka mewujudkan pengawasan yang
berkualiias dar. auditor yang profesional diperlukan suatu budaya etis dalam profesi auditor
d. bahwa untuk dapat mewujudkan auditor yang berkualitas, jujur, bersih dan bertanggungjawab perllJ ditetapkan kode etik auditor dengan Keputusan Inspektur Jenderal Departemen Kesehatan RI
Mengingat 1. UndangUndang NO.8 tahun
1974, tentang Pokok-pokok Kepegawaian
2. Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 1980, tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
3. UndangUndang No . 23 tahun 1992, tentang Kesehatan
4. Und ang Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara ya ng Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
5. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
6. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
7. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara 8. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi 9. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pef1Jbangunan Jangka Menegah Nasional; 10. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi danTata Kerja Kementerian;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan RI;
12. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara RI, No. PERl04/M.PAN/03/208 tentang Kode Etik Aparat Pengawasan Intem Pemerintah (APIP)
13. Surat Edaran Kepala BKN No,. 23
I
SE11980
tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama
KEPUTUSANINSPEKTURJENDERALDEPARTEMEN
KESEHATAN TENTANG KODE ETiK PROFESI
AUDITOR INSPEKTORAT JENDERAL DEPKES RI.
Kedua Kode Etik Profesi Auditor sebagaimana tercantum
dalam lampiran Surat Keputusan ini adalah
merupakan bag ian yang tidak terpisahkan dari Surat Keputusan ini.
'Kf;tfe 'Etikjlu.iitor/ 2008
4. Kompensa si ,
a. Melaksana kan tu gas pengawasan sesuai dengan standar au dit. b. Terus menerus meningkatkan kemah iran profesi, keefektifan
dan kualitas hasil pekerjaan.
c. Menolak untuk melaksanakan tugas apabila tidak sesuai dengan pengetahuan, keahlian dan ketrampilan yang dim iliki
Imegntas. Ketiga Kode Etik Profesi Auditor Itjen Depkes sebagaimana
a. Melaksanakan tugasnv3 secara jujur. telili, bertanggu ngjawab diktum kedua wajib dipergunakan sebagai acuan
dan bersungguhsunggur: untuk mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak
b. Menunjukan kesetiaan dalarn segala hal yang berkaitan dengar. profesi dan organisasi dalam melaksanakan tug as. c. Mengikuti perkembangan peraturan perundangundangan dan
etis sehingga
dengan kinerja audit.
terwujud auditor yang kredibel yang optimal dalam pelaksanaan
d. e.
mengungkapkan segala hal yang dilentukan oleh peraturan perundangundangan dan profesi yang berlaku . Menjaga citra dan mendukung visi dan misi organisasi . Tidak menjadi bag ian kegiatan ilegal. atau mengikatkan diri
•
Keempat Keputusan ini berlaku terhitung sejak ditetapkandengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan seperlunya.
pada tindakantindakan yang mendiskreditkan profesi Auditor Itjen Oepkes.
f. Menggalang kerja sama yang sehat diantara sesama auditor Ditetapkan di Jakarta
dalam pelaksanaan audit. Pada Tanggal
9
Juni2008
g. Saling mengingatkan , membimbing dan mengkoreksi perilaku
sesama auditor. INSITKTUR JENDERAL
2.
Obyektivitas:a. Mengungkapkan semua fakta material yang diketahuinya yang apabila tidak diungkapkan akan dapat mengubah pelaporan kegiatankegiatan yang diaudit.
ィセ@
Falq13ahfenNIP.
470035853
b. Tidak berpartisipasi dalam kegiatan atau hubunganhubungah yang mungkin mengganggu atau dianggap mengganggu penilaian yang tidak memihak atau yang ":lung kin menyebabkan
エ・セ。、ゥョケ。@ benturan kepentingan.
c. Menolak suatu pemberian dari auditi yang terkait dengan keputusan maupun pertimbangan profesionalnya .
3.
Kerahasiaan,a. Secara hatihati menggunakan dan menjaga segala informasi yang diperoleh dalam audit.
b. Tidak akan menggunakan informasi yang diperoleh untuk kepentingan pribadi/golongan diluar kepentingan organisas i atau dengan cara yanbertentangan dengan peraturan perundangundangan.
ZB ッ L[ セ@ Gᆪョ [Gセ⦅ イ[Nu 、[ ャエjイ Z NNZ エゥ[[ N@ セ@
'J(od< GᆪLェ セ@ セ オ、jャッイ O セoo iA
15. Membimbing bawahan dalam pelaksanaan tugas . 16. Memberikan contoh serta teladan kepada bawahan , mendorong untuk dapat selalu meningkatkan prestasi dan kinerjanya .
17. Me m ber'i ka n kesempa tan kepa da bawa h an n ya u ntu k
mengembangkan kariernya .
18 . Berpakaian rapih , sopan serta bersikap saling menghormati, baik kepada sesama pegawai, kepada atasan serta kepada masyarakat pada umumnya .
19 Saling ュ・ ョセiZ M [ ッ セMュ 。エ ゥ@ E::;i ar sesama warga negara , tanpa
member::ai,2 11 St.:kiJ. 3')a mC'!. ;:;: 2 セM [ Z[オイオ イ[@ ZZ ュ エg セ@ gol ongan, Pr·13
h3 i US :ja pat N セNャ」イセZX 、ゥ@ エ ッGセZᄋS Zェ。 イ N@ b.::J! LLᄋセ M[。ZZセN G Xイ S ォ。エ@ pad 3 ZェョャAェョ ェ ョ セiZG セ N@
20. fvl enta2.( ;:>e '';I ;a: Z@L ᄋ@ セGェZ MLᄋ ZZs_ ゥ ᄋ@ jS ( NS@ Z@ [ セウG Z ョ@ !2ng be rw8nar.g ;Jan
ョ M i・ョ セZL N] ZZZZ セ N [。@ ェZ@ ,':.. ; ' -:''-'': (.':":1:' ; ·i, .. · : .. ;:',: ,J" ' !: ";'!':' :: セ ᄋZZNG ZセQ S[@ 、セ G.... g :jr'
kaio3h , : ',f):-t[;S :j2j', [GZ ᄋSM AZR[ᄋ^ NNNャセ ZZG@ '; ,' :. : " ZセLN@ セ [ ZZ[[NZ[Z セセ[M N@ Z NLN 。 ゥ M [セ@ bGriakLj.
•
•
KATA PENGANTAR
Oengan mengucapkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, kita telah berhasil menyusun dan menerbitkan Kode Etik Auditor. Maksud ditetapkannya Kode Etik Auditor Itjen Oepkes adalah dipakai sebagai dasar dalam menetapkan batasbatas tanggung jawab pelaksanaan tugas oleh parapara pelaku pengawasan diling kungan Inspektorat Jenderal Oepkes baik Auditor, Pejabat maupun staf yang melaksanakan Tupoksi dalam bidang pengawasan.
Auditor dalam menjalankan profesinya perlu diberikan ramburambu yang jelas untuk ietap bisa melaksanakan tugas dengan baik, Auditor harus mernilik; kepribadian yang dilandasari oleh unsur jujur,
Derani , 「ゥェ。ォウ。ョセ@ イェN Z[ セ@ セ・イエ。イNァァオョァ@ jawab untuk membangun
kepercayaan guna " ,8mberikan casar bagi pengambilan keputusan yang andal.
Dengan telah dirumuskannya Kode Etik Auditor dilingkungan Inspektorat Jenderal Oepkes ini dapat dipergunakan sebagai pedoman oleh para Audito( untuk lebih meningkatkan kapasitas dan kapabelitasnya sehingga pada gilirannya mampu melaksanakan tugas secara profesional.
Meskipun upaya maksimal telah dilaksanakan dalam penyusunan pedoman ini, namun masih ada kekurangan, untuk itu masukan positif tetap diharapkan dari semua pihak dalarn rangka penyem purnaan pedoman ini.
Oemikian semoga pedoman ini dapat memberikan nilai tambah bagi upaya peningkatan Sumber Oaya Manusia (SOM) pengawasan dilingkungan Inspektorat Jenderal Oepkes.
,nh::c
Faiqsafifen
NIP. 470035853
( E. Yang harus dilaksanakan Ketua Tim :
1. Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pelaksanaan tugas pengawasan di lapangan, maupun pelaksanaan tugastugas rutin di kantor.
2. Melakukan pengawasan dan pembinaan kepada anggota Tim
•
baik dalam penugasan dilapangan maupun di kantor 3. Membuat langkah kerja sebagai dasar pelaksanaan tugas
anggota tim. dan melakukan reviu terhadap hasil pelaksanaan tugas anggota tim pada saat melakukan pemeriksaan . 4 . Melakukan penilaian terhadap kinerja anggota tim . yang
meliputi disiplin kerja. ketaatan. perilaku dan penguasaan materi program pengawasan.
5. Membuat laporan hasi! penilaian anggota tim yg disampaikan kepada Inspe ktur Jenderal Depkes melalui Inspektur. 6. Hasil penilaian ketua tim di pergunakan sebagai dasar pengangkatan Calon Auditor untuk diangkat sebagai Auditor secara definitif
( F. Kewajiban Anggota Tim J
1. Melaksanakan tugas berdasarkan surat tugas yang diberikan oleh Inspektur Jenderal. Apabila menolak penugasan tanpa alasan yang jelas dan dapat dipertanggung jawabkan akan diberikan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2. Melaksanakan tugas berdasarkan perintah kerja ketua tim. sebagaimana tertuang di dalam format yang ditetapkan maupun instruksiinstruksi lainnya.
3. Kertas ォ・セ。@ audit harus dibuat secara lengkap, disertai dengan
bukti bukti pendu kung yang dapat dipertanggungjawa bkan. 4. Setiap melakukan interaksi dengan pihak obyek pemeriksaan
harus dilakukan melalui ketua tim .
'J..:UdC GeエゥHZセオ、[LBL O RPPs@
8
Daftar lsi
Halaman
Kata Pengantar ... ... .. ... ... ..
Daftar lsi ... ... ... ... ... .... .. ... .. ... .. ... .. ... ii
BABI PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang . .... .. 1B. Maksud dan Tujuang ... ... ... .
2
C. Dasar Hukum ... ... ... ... .. ... .. ... .. ... .. ... .. .... 2
D. Pengertian ... .. .. .. .... .... ... ... .. ... .... .. ... 2
BAB II KETENTUAN UMUM BAGI AUDITOR INSPEKT ORAT JENDERAL OEPKES RI.
A.
Ketentuan Umum4
B. Terhadap Tuntutan Organisasi. .. .. .. .. .5
C. Interaksi dengan sesama Auditor
5
O. Interaksi terhadap Obyek ... .. .. .. ... .. .... .. 6E. Yang harus dilaksanakan Ketua Tim .... .... .. .. .. ... .... .... 6
F. Kewajiban Anggota Tim ... .. ... .. ... ... .... .. 6
G. Ketentuan PP. 30 tahun 1980 ... ... .. .. .. .. . 7
BAB III PRINSIPPRINSIP PERILAKU DAN ATURAN PERILAKU
A.
PrinsipPrinsip Perilaku ... .9
B. Aturan Perilaku
9
BABIV PENUTUPA.
Pelanggaran ... .. ... . .. .. .. ... .. ... 11B. Sang si Atas Pelanggaran .. .... .. ... .... .. .. ... .. ... 11
C.Penutup .. ... .. ... .... ... .. ... 11
13. Calon Auditor yang sudah ditetapkan mengikuti pelaksanaan audit , proses kenaikan pangkatnya mengikuti ketentuan kenaikan pangkat Jabatan Fungsuional Auditor (JFA) 14. Calon Auditor yang tidak lulus JFA selama 2 periode
dipindahkan sebagai staf sekretariat.
15. Susunan tim dibuat lintas Inspektorat
,
16. Mutasi Auditor / Calon Auditor antar Inspektorat dilakukan maksimal setiap 3 (tiga) tahun .
17. Dalam rangka pelaksanaan dan atau penegakan disiplin Auditor/Calon Auditor wajib mengisi daftar hadir secara konsisten pada masingmasing Inspektorat dan ketua tim melakukan pengawasan/pembinaan kepada Auditor/Calon Auditor yang menjadi anggotanya .
..18. Ketua Tim harus membuat evaluasi setiap akhir bulan, terhadap Auditor yang menjadi anggotanya, sesuai dengan ketentuan yang' berlaku .
(- B.
TERHADAP TUNTUTAN ORGANISASI :1
1. Selalu mentaati semua peraturan perundangundangan yang
berlaku dan dapat memberi contoh teladan dalam
pelaksanaannya.
2. Tidak menyalahgunakan wewenang sebagai Aparat Itjen dan tidak melakukan halhal diluar yang ditugaskan.
3. Selalu 「・ォ・セ。@ dengan penuh rasa tanggung jawab, berdedikasi
tinggi, mengutamakan kepentingan organisasi daripada kepentingan pribadi, serta tidak menolak, meninggalkan dan atau menunda· penugasan tanpa alasan yang jelas. 4. Selalu bersedia meningkatkan kemampuan untuk pelaksanaan
tugas
5. Selalu berinisiatif meningkatkan kemampuan untuk kelancaran pelaksanaan tugas .
6. Sel alu bersikap sopan, rendah hati, tid ak sombo ng dan berpenampilan rapi
7. Selalu bekerja dengan obyektif, dan selalu menyimpan rahasia jabatan.
LAMPIRAN
KEPUTUSANINSPEKTORATJENDERAL
DEPARTEMEN KESEHATAN RI
NOMOR: 01T. PS.17.04.214.0B.174B
Tanggal : 9 Juni
200B
TENTANG
KADE ETIK PROFESI
AUDITOR INSPEKTORAT JENDERAL
DEPARTEMEN KESEHARTAN RI
5. Perintah kedinasan adalah perintah yang diberikan oleh atasan BAB I yang berwenang mengenai kedinasan atau yang ada hubungannya
PENDAHUHULUAN dengan kedinasan .
6. Peraturan kedinasan adalah peraturan yang ditetapkan oleh pejabat ( A. LATAR BELAKANG.
j
yang berwenang mengenai kedinasan atau yang ada hubungannya
dengan kedinasan.
•
Sebagai aparat pengawasan intern departemen, Inspektorat JenderalDepkes dengan konsisten melakukan upaya peningkatan dalam 7. Perbuatan adalah setiap tingkah laku, sikap atau tindakan.
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Untuk dapat melakukan 8. Ucapan adalah setiap katakata yang diucapkan dihadapan atau
pengawasan secara efektif, diperlukan penetapan program prioritas
dapat didengar oleh orang lain, baik dalam rapat, ceramah, diskusi, pengawasan yang mempunyai daya ungkit terhadap keberhasilan
telephon, rekaman atau alat komunikasi lainnya . program Departemen Kesehatan , melalui tahapan langkahIangkah
yang tepat dan terarah pada sistem ketatalaksanaan pengawasan. Disamping itu juga secara terus menerus dan berkesinambungan meningkatkan kualitas sumber daya Pengawasan. Untuk mencapai hal tersebut perlu dilakukan konsolidasi dan reviu program pengawasan Itjen Oepkes tahun 2006. sehingga pada gilirannya upaya untuk mencapai Good Governance dilingkungan Departemen Kesehatan dapat tercapai secara optimal.
Oalam Rangka menuju penegakkan aparat pengawas internal yang profesioanal maka idealnya perlu memenuhi kreteria antara lain kecakapan profesional, :ntegritas dan obyektifitas yang tinggi serta menjunjung tinggi moral etika sebagai seorang pemeriksa, sehingga diharapkan aparat pengawas intern pemerintah dapat dengan cepat tanggap terhadap seluruh perubahan yang terjadi serta menjamin keputusan yang diambil oleh atasan adalah benarbenar berasal dari sumber yang dapat dipercaya.
Upaya peningkatan kinerja harus dilakukan secara terusmenerus dan berkesinambungan, untuk dapat membantu pimpinan di lingkungan Inspektorat Jenderal Depkes maka perlu dirumuskan dan ditetapkan berbagaihal yang terkait dengan penegakan disiplin, etika, sesuai standar profesi yan ditetapkan dengan mengacu pada
•
ketentuan perundangan yang berlaku .Untuk mencapai hal terse but di atas maka diperlukan norma/kode
EtikiStandar Profesi yang ditetapkan oleh Inspektur Jenderal Depkes,
,
untuk dipakai sebagai dasar dalam menetapkan batasbatas tanggungjawab pelaksanaan tugas oleh para Auditor agar dic apai mutu pelaksanaan tugas sesuai dengan yang dikehendaki .
C
B. Maksud dan TujUan.)1. Maksud ditetapkannya Kod e Eti k Auditor Itjen Oepkes adalah dipakai sebagai dasar dalam menetapkan batasbatas tanggung jawab pelaksanaan tugas oleh Auditor Itjen Depkes dalam menjalankan profesinya dan bagi Pimpinan dalam mengevaluasi perilaku Auditor.
2. Tujuan Kode Etik adalah :
a. Menciptakan perilaku yang etis, agar terpenuhi
prinsip-prinsip ォ・セ。@ yang akuntabel dan terlaksananya pengendalian
audit sehingga terwujud auditor yang kredibel dengan kinerja yang optimal dalam pelaksanaan audit.
b. Diharapkan bahwa Auditor Itjen Depkes yang profesional akan dapat berperilaku lebih baik dibandingkan dengan Pegawai Negeri Sipil lainnya.
c. Dipergunakan sebagai acuan dalam penerapan ketentuan yang berkaitan dengan penjatuhan hukuman disiplin dan pemberian penghargaan oleh pimpinan kepada seluruh Auditor dilingkungan Inspektorat Jenderal Depkes.
fe.casar Hukum : )
1.UndangUndang No . 8 tahun 1974, tentang Pokokpokok
Kepegawaian
2. Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 1980, tentang Oisiplin Pegawai
Negeri Sipil
3. Undang Undang No. 23 tahun 1992, tentang Kesehatan
4. UndangUndang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
5. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 200 3
tentang Keuangan Negara
6. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara
'}\pal Ge エゥォNNセオ、 ゥ エカイ O RPP X@ 2
7. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaa n dan Tanggung Jawab Keuangan Negara 8 . l nstruk si Presiden Nomor 5 Ta hun 2004 te ntang Percepatan
Pemberantasan Korupsi
9. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka 'Menegah Nasional;
10.Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi danTata Kerja Kementerian; 11.Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata KerjaDepartemen Kesehatan Rl;
12.Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara RI, No.
PERJ04/M.PAN/03/208 tentang Kode Etik Aparat Intern Pemerintah
(APIP)
13. Surat Edaran Kepala BKN No, . 231 SE 11980 tentang Peraturan
Oisiplin Pegawai Negeri
[ D.
PENGERTIAN]Yang dimCiksud dengan :
1. Norma/etika adalah patokan, kaidah atau aturan yang telah ditetapkan oleh pihak yang berwenang yang harus diikuti dalam rangka melaksanakan tugas yang diberikan agar dicapai mutu pelaksanaan tugas sesuai dengan yang dikehendaki . 2. Peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah peraturan yang
mengatur kewajiban, larangan dan sanksi apabila kewajiban tidak
ditaati atau larangan dilanggar oleh Pegawai Negeri Sipi!. 3. Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan tulisan atau perbuatan Pegawai Negeri Sipil yang melanggar ketentuan peraturan disiplin
Pegawai Negeri Sipil, baik yang dilakukan didalam maupun diluar jam kerja.
4. Hukuman disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan kepada Pegawai Negeri Sipil karena melanggar peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipi/'
C
B. Maksud dan TujUan.)1. Maksud ditetapkannya Kod e Eti k Auditor Itjen Oepkes adalah dipakai sebagai dasar dalam menetapkan batasbatas tanggung jawab pelaksanaan tugas oleh Auditor Itjen Depkes dalam menjalankan profesinya dan bagi Pimpinan dalam mengevaluasi perilaku Auditor.
2. Tujuan Kode Etik adalah :
a. Menciptakan perilaku yang etis, agar terpenuhi
prinsip-prinsip ォ・セ。@ yang akuntabel dan terlaksananya pengendalian
audit sehingga terwujud auditor yang kredibel dengan kinerja yang optimal dalam pelaksanaan audit.
b. Diharapkan bahwa Auditor Itjen Depkes yang profesional akan dapat berperilaku lebih baik dibandingkan dengan Pegawai Negeri Sipil lainnya.
c. Dipergunakan sebagai acuan dalam penerapan ketentuan yang berkaitan dengan penjatuhan hukuman disiplin dan pemberian penghargaan oleh pimpinan kepada seluruh Auditor dilingkungan Inspektorat Jenderal Depkes.
fe.casar Hukum : )
1.UndangUndang No . 8 tahun 1974, tentang Pokokpokok
Kepegawaian
2. Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 1980, tentang Oisiplin Pegawai
Negeri Sipil
3. Undang Undang No. 23 tahun 1992, tentang Kesehatan
4. UndangUndang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
5. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 200 3
tentang Keuangan Negara
6. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara
'}\pal Ge エゥォNNセオ、 ゥ エカイ O RPP X@ 2
7. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaa n dan Tanggung Jawab Keuangan Negara 8 . l nstruk si Presiden Nomor 5 Ta hun 2004 te ntang Percepatan
Pemberantasan Korupsi
9. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka 'Menegah Nasional;
10.Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi danTata Kerja Kementerian; 11.Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata KerjaDepartemen Kesehatan Rl;
12.Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara RI, No.
PERJ04/M.PAN/03/208 tentang Kode Etik Aparat Intern Pemerintah
(APIP)
13. Surat Edaran Kepala BKN No, . 231 SE 11980 tentang Peraturan
Oisiplin Pegawai Negeri
[ D.
PENGERTIAN]Yang dimCiksud dengan :
1. Norma/etika adalah patokan, kaidah atau aturan yang telah ditetapkan oleh pihak yang berwenang yang harus diikuti dalam rangka melaksanakan tugas yang diberikan agar dicapai mutu pelaksanaan tugas sesuai dengan yang dikehendaki . 2. Peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah peraturan yang
mengatur kewajiban, larangan dan sanksi apabila kewajiban tidak
ditaati atau larangan dilanggar oleh Pegawai Negeri Sipi!. 3. Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan tulisan atau perbuatan Pegawai Negeri Sipil yang melanggar ketentuan peraturan disiplin
Pegawai Negeri Sipil, baik yang dilakukan didalam maupun diluar jam kerja.
4. Hukuman disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan kepada Pegawai Negeri Sipil karena melanggar peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipi/'
5. Perintah kedinasan adalah perintah yang diberikan oleh atasan BAB I yang berwenang mengenai kedinasan atau yang ada hubungannya
PENDAHUHULUAN dengan kedinasan .
6. Peraturan kedinasan adalah peraturan yang ditetapkan oleh pejabat ( A. LATAR BELAKANG.
j
yang berwenang mengenai kedinasan atau yang ada hubungannya
dengan kedinasan.
•
Sebagai aparat pengawasan intern departemen, Inspektorat JenderalDepkes dengan konsisten melakukan upaya peningkatan dalam 7. Perbuatan adalah setiap tingkah laku, sikap atau tindakan.
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Untuk dapat melakukan 8. Ucapan adalah setiap katakata yang diucapkan dihadapan atau
pengawasan secara efektif, diperlukan penetapan program prioritas
dapat didengar oleh orang lain, baik dalam rapat, ceramah, diskusi, pengawasan yang mempunyai daya ungkit terhadap keberhasilan
telephon, rekaman atau alat komunikasi lainnya . program Departemen Kesehatan , melalui tahapan langkahIangkah
yang tepat dan terarah pada sistem ketatalaksanaan pengawasan. Disamping itu juga secara terus menerus dan berkesinambungan meningkatkan kualitas sumber daya Pengawasan. Untuk mencapai hal tersebut perlu dilakukan konsolidasi dan reviu program pengawasan Itjen Oepkes tahun 2006. sehingga pada gilirannya upaya untuk mencapai Good Governance dilingkungan Departemen Kesehatan dapat tercapai secara optimal.
Oalam Rangka menuju penegakkan aparat pengawas internal yang profesioanal maka idealnya perlu memenuhi kreteria antara lain kecakapan profesional, :ntegritas dan obyektifitas yang tinggi serta menjunjung tinggi moral etika sebagai seorang pemeriksa, sehingga diharapkan aparat pengawas intern pemerintah dapat dengan cepat tanggap terhadap seluruh perubahan yang terjadi serta menjamin keputusan yang diambil oleh atasan adalah benarbenar berasal dari sumber yang dapat dipercaya.
Upaya peningkatan kinerja harus dilakukan secara terusmenerus dan berkesinambungan, untuk dapat membantu pimpinan di lingkungan Inspektorat Jenderal Depkes maka perlu dirumuskan dan ditetapkan berbagaihal yang terkait dengan penegakan disiplin, etika, sesuai standar profesi yan ditetapkan dengan mengacu pada
•
ketentuan perundangan yang berlaku .Untuk mencapai hal terse but di atas maka diperlukan norma/kode
EtikiStandar Profesi yang ditetapkan oleh Inspektur Jenderal Depkes,
,
untuk dipakai sebagai dasar dalam menetapkan batasbatas tanggungjawab pelaksanaan tugas oleh para Auditor agar dic apai mutu pelaksanaan tugas sesuai dengan yang dikehendaki .
'l(ou '£tiI; セオTャヲッイャRョエj」@
BAB II
KETE NTUAN UMUM BAG I AUDITOR
INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN KESEHATAN RI
A.
KETENTUAN UMUM :1
1. Auditor Itjen Depkes harus memahami dan atau menguasai programprogram Kesehatan.
2. Penempatan Auditor / Calon Auditor pada masingmasing Inspektorat ditetapkan dengan SK Inspektur Jenderal 3. Penugasan Auditor / Calon Auditor bukan merupakan hak 4. Penugasan pemeriksaan khusus adalah Auditor yang sudah
memenuhi syarat formal dan memenuhi kriteria (kriteria ditetapkan tersendiri)
5. Susunan tim kekuatannya harus mempertimbangkan latar belakang pendidikan, pengalaman serta independensi dari auditor yang ditunjuk.
6. Dalam penugasan, Auditor tidak boleh memilih obrik / provinsi / kabupaten, hal ini dalam rangka menjaga konsistensi pelaksanaan program pengawasan yang sudah ditetapkan. 7. Auditor/Calon Auditor yang sudah ditetaphn dalam susunan Tim tidak diperbolehkan mengundurkan diri, pengunduran diri dalam tugas harus diajukan sebelum susunan Tim ditetapkan. 8. Alasan mengundurkan diri dari penugasan harus dapat
dipertanggungjawabkan.
9. Ijin mengundurkan din dan tim dibenkan oleh Inspektur Jenderal yang diajukan melalui Inspektur
10. Mengundurkan diri pada saat sudah ditetapkan dalam Tim tanpa alasan yang jelas akan dikenakan sanksi, sesuai dengan ketentuan yang beriaku, bentuk sanksi yang dibenkan adalah tidak di ikut sertakan pad a 1 ( satu) penugasan berikutnya. 11. Tim yang sudah ditetapkan tidak diperkenankan dilakukan perubahan yang menyangkut pemindahan Auditor maupun perubahan obyek pemeriksaan, kecuali ada perintah dari Inspektur Jenderal.
12. Setelah selesai melaksanakan tugas di lapangan, auditor wajib masuk kantor dan mengisi daftar hadir untuk melaksanakan tugastugas rutin dan menyelesaikan LHP
Xpde ᄋ{ilゥ[NZGオjゥエッイOZZooセᄋ@ 5
-13. Calon Auditor yang sudah ditetapkan mengikuti pelaksanaan audit , proses kenaikan pangkatnya mengikuti ketentuan kenaikan pangkat Jabatan Fungsuional Auditor (JFA) 14. Calon Auditor yang tidak lulus JFA selama 2 periode
dipindahkan sebagai staf sekretariat.
15. Susunan tim dibuat lintas Inspektorat
,
16. Mutasi Auditor / Calon Auditor antar Inspektorat dilakukan maksimal setiap 3 (tiga) tahun .
17. Dalam rangka pelaksanaan dan atau penegakan disiplin Auditor/Calon Auditor wajib mengisi daftar hadir secara konsisten pada masingmasing Inspektorat dan ketua tim melakukan pengawasan/pembinaan kepada Auditor/Calon Auditor yang menjadi anggotanya .
..18. Ketua Tim harus membuat evaluasi setiap akhir bulan, terhadap Auditor yang menjadi anggotanya, sesuai dengan ketentuan yang' berlaku .
(- B.
TERHADAP TUNTUTAN ORGANISASI :1
1. Selalu mentaati semua peraturan perundangundangan yang
berlaku dan dapat memberi contoh teladan dalam
pelaksanaannya.
2. Tidak menyalahgunakan wewenang sebagai Aparat Itjen dan tidak melakukan halhal diluar yang ditugaskan.
3. Selalu 「・ォ・セ。@ dengan penuh rasa tanggung jawab, berdedikasi
tinggi, mengutamakan kepentingan organisasi daripada kepentingan pribadi, serta tidak menolak, meninggalkan dan atau menunda· penugasan tanpa alasan yang jelas. 4. Selalu bersedia meningkatkan kemampuan untuk pelaksanaan
tugas
5. Selalu berinisiatif meningkatkan kemampuan untuk kelancaran pelaksanaan tugas .
6. Sel alu bersikap sopan, rendah hati, tid ak sombo ng dan berpenampilan rapi
7. Selalu bekerja dengan obyektif, dan selalu menyimpan rahasia jabatan.
LAMPIRAN
KEPUTUSANINSPEKTORATJENDERAL
DEPARTEMEN KESEHATAN RI
NOMOR: 01T. PS.17.04.214.0B.174B
Tanggal : 9 Juni
200B
TENTANG
KADE ETIK PROFESI
AUDITOR INSPEKTORAT JENDERAL
DEPARTEMEN KESEHARTAN RI
[ C. INTERAKSI DENGA N SESAM-iAUO-ITO R
J
1. Selalu meningkatkan ra sa persa udaraan kesetia ka wanan dan kebersamaan diantara sesama auditor.
2. Selalu menggalang kerjasama yang sehat demi terciptanya citra Korps yang bersi h dan berwibawa.
3. Selalu beru saha saling asah, asih dan asuh .
4 Tidak ada perasaan irihati terhadap sesama anggota tim,dan harus selalu mengendalikan diri, tidak mudah emosi/marah. 5. Selalu saling menghormati, dan saling mendukung untuk
memperoleh hasil yang optimal.
6. Tidak ak an melakukan perbuatan tid ak terpuji ya ng akan merusak citra korps.
7. Bersedia menerima saran, kritik yang sehat untuk dilakukan tindakan korektif.
8. Saling memberikan informasi, pengetahuan baru yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas.
9. Tidak a'kan mempermalukan sesama Auditor dihadapan obyek.
1. Berpenampilan sesuai dengan norma, etika dan mampu memberikan sua sana yang kondusif.
2. Selalu sopan dan menghargai para pejabat obyek, sebagai mitra kerja dan sebagai keluarga besar Depkes, dengan sikap ramah tanpa harus men unjukan sikap marahmarah. 3. Mengupayakan berkomunikasi timbal balik yang positif demi kelancaran pelaksanaan tugas dan tidak mengganggu kesibukan obyek secara berlebihan.
4. Selalu menciptakan suasana iklim ォ・セ。@ yang sehat dan tidak
menggunakan fasilitas obyek untuk kepentingan pribadi. 6. Tidak memanfaatkan obyek sebagai sumber untuk memperoleh
keuntungan pribadi.
6. Tidak membicarakan halhal yang negatif dari fihak obyek maupun halhal yang tidak ada relevansinya dengan tugas yang dilaksanakan.
?\sJdc Geエゥャ[UQオ、ゥエ。LOセ。。ウ@ A'olu Gᆪエゥエ[セオ、jエ。イOセoos@
( E. Yang harus dilaksanakan Ketua Tim :
1. Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pelaksanaan tugas pengawasan di lapangan, maupun pelaksanaan tugastugas rutin di kantor.
2. Melakukan pengawasan dan pembinaan kepada anggota Tim
•
baik dalam penugasan dilapangan maupun di kantor 3. Membuat langkah kerja sebagai dasar pelaksanaan tugas
anggota tim. dan melakukan reviu terhadap hasil pelaksanaan tugas anggota tim pada saat melakukan pemeriksaan . 4 . Melakukan penilaian terhadap kinerja anggota tim . yang
meliputi disiplin kerja. ketaatan. perilaku dan penguasaan materi program pengawasan.
5. Membuat laporan hasi! penilaian anggota tim yg disampaikan kepada Inspe ktur Jenderal Depkes melalui Inspektur. 6. Hasil penilaian ketua tim di pergunakan sebagai dasar pengangkatan Calon Auditor untuk diangkat sebagai Auditor secara definitif
( F. Kewajiban Anggota Tim J
1. Melaksanakan tugas berdasarkan surat tugas yang diberikan oleh Inspektur Jenderal. Apabila menolak penugasan tanpa alasan yang jelas dan dapat dipertanggung jawabkan akan diberikan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2. Melaksanakan tugas berdasarkan perintah kerja ketua tim. sebagaimana tertuang di dalam format yang ditetapkan maupun instruksiinstruksi lainnya.
3. Kertas ォ・セ。@ audit harus dibuat secara lengkap, disertai dengan
bukti bukti pendu kung yang dapat dipertanggungjawa bkan. 4. Setiap melakukan interaksi dengan pihak obyek pemeriksaan
harus dilakukan melalui ketua tim .
'J..:UdC GeエゥHZセオ、[LBL O RPPs@
8
Daftar lsi
Halaman
Kata Pengantar ... ... .. ... ... ..
Daftar lsi ... ... ... ... ... .... .. ... .. ... .. ... .. ... ii
BABI PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang . .... .. 1B. Maksud dan Tujuang ... ... ... .
2
C. Dasar Hukum ... ... ... ... .. ... .. ... .. ... .. ... .. .... 2
D. Pengertian ... .. .. .. .... .... ... ... .. ... .... .. ... 2
BAB II KETENTUAN UMUM BAGI AUDITOR INSPEKT ORAT JENDERAL OEPKES RI.
A.
Ketentuan Umum4
B. Terhadap Tuntutan Organisasi. .. .. .. .. .5
C. Interaksi dengan sesama Auditor
5
O. Interaksi terhadap Obyek ... .. .. .. ... .. .... .. 6E. Yang harus dilaksanakan Ketua Tim .... .... .. .. .. ... .... .... 6
F. Kewajiban Anggota Tim ... .. ... .. ... ... .... .. 6
G. Ketentuan PP. 30 tahun 1980 ... ... .. .. .. .. . 7
BAB III PRINSIPPRINSIP PERILAKU DAN ATURAN PERILAKU
A.
PrinsipPrinsip Perilaku ... .9
B. Aturan Perilaku
9
BABIV PENUTUPA.
Pelanggaran ... .. ... . .. .. .. ... .. ... 11B. Sang si Atas Pelanggaran .. .... .. ... .... .. .. ... .. ... 11
C.Penutup .. ... .. ... .... ... .. ... 11
KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERAL DEPARTEMEN KESEHATAN RI
NOMOR: 01T.PS.17.04.214.08.1748
-TENTANG
KODE ETIK PROFESI AUDITOR INSPEKTORAT JENDERAL DEPKES.
INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN KESEHATAN RI
Menimbang a. bahwa pengawasan Intern pemerintah dalam
rangka menjamin terlaksananya penyelenggaraan pengawasan secara efektif dan efisien di lingkungan Departemen Kesehatan, perlu diikuti dengan langkahIangkah kebijakan pengawasan untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik; b. bahwa dalam rangka mewujudkan kepemerintahar. yang baik (Good Governance) . bersih dan bertanggungjawab diperlukan adanya pengawasao oleh Aparat Pengawasan Intem Pemerintah (APIP) yang berkualitas dan auditor yang profesional. c. bahwa dalam raOlgka mewujudkan pengawasan yang
berkualiias dar. auditor yang profesional diperlukan suatu budaya etis dalam profesi auditor
d. bahwa untuk dapat mewujudkan auditor yang berkualitas, jujur, bersih dan bertanggungjawab perllJ ditetapkan kode etik auditor dengan Keputusan Inspektur Jenderal Departemen Kesehatan RI
Mengingat 1. UndangUndang NO.8 tahun
1974, tentang Pokok-pokok Kepegawaian
2. Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 1980, tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
3. UndangUndang No . 23 tahun 1992, tentang Kesehatan
15. Membimbing bawahan dalam pelaksanaan tugas . 16. Memberikan contoh serta teladan kepada bawahan , mendorong untuk dapat selalu meningkatkan prestasi dan kinerjanya .
17. Me m ber'i ka n kesempa tan kepa da bawa h an n ya u ntu k
mengembangkan kariernya .
18 . Berpakaian rapih , sopan serta bersikap saling menghormati, baik kepada sesama pegawai, kepada atasan serta kepada masyarakat pada umumnya .
19 Saling ュ・ ョセiZ M [ ッ セMュ 。エ ゥ@ E::;i ar sesama warga negara , tanpa
member::ai,2 11 St.:kiJ. 3')a mC'!. ;:;: 2 セM [ Z[オイオ イ[@ ZZ ュ エg セ@ gol ongan, Pr·13
h3 i US :ja pat N セNャ」イセZX 、ゥ@ エ ッGセZᄋS Zェ。 イ N@ b.::J! LLᄋセ M[。ZZセN G Xイ S ォ。エ@ pad 3 ZェョャAェョ ェ ョ セiZG セ N@
20. fvl enta2.( ;:>e '';I ;a: Z@L ᄋ@ セGェZ MLᄋ ZZs_ ゥ ᄋ@ jS ( NS@ Z@ [ セウG Z ョ@ !2ng be rw8nar.g ;Jan
ョ M i・ョ セZL N] ZZZZ セ N [。@ ェZ@ ,':.. ; ' -:''-'': (.':":1:' ; ·i, .. · : .. ;:',: ,J" ' !: ";'!':' :: セ ᄋZZNG ZセQ S[@ 、セ G.... g :jr'
kaio3h , : ',f):-t[;S :j2j', [GZ ᄋSM AZR[ᄋ^ NNNャセ ZZG@ '; ,' :. : " ZセLN@ セ [ ZZ[[NZ[Z セセ[M N@ Z NLN 。 ゥ M [セ@ bGriakLj.
•
•
KATA PENGANTAR
Oengan mengucapkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, kita telah berhasil menyusun dan menerbitkan Kode Etik Auditor. Maksud ditetapkannya Kode Etik Auditor Itjen Oepkes adalah dipakai sebagai dasar dalam menetapkan batasbatas tanggung jawab pelaksanaan tugas oleh parapara pelaku pengawasan diling kungan Inspektorat Jenderal Oepkes baik Auditor, Pejabat maupun staf yang melaksanakan Tupoksi dalam bidang pengawasan.
Auditor dalam menjalankan profesinya perlu diberikan ramburambu yang jelas untuk ietap bisa melaksanakan tugas dengan baik, Auditor harus mernilik; kepribadian yang dilandasari oleh unsur jujur,
Derani , 「ゥェ。ォウ。ョセ@ イェN Z[ セ@ セ・イエ。イNァァオョァ@ jawab untuk membangun
kepercayaan guna " ,8mberikan casar bagi pengambilan keputusan yang andal.
Dengan telah dirumuskannya Kode Etik Auditor dilingkungan Inspektorat Jenderal Oepkes ini dapat dipergunakan sebagai pedoman oleh para Audito( untuk lebih meningkatkan kapasitas dan kapabelitasnya sehingga pada gilirannya mampu melaksanakan tugas secara profesional.
Meskipun upaya maksimal telah dilaksanakan dalam penyusunan pedoman ini, namun masih ada kekurangan, untuk itu masukan positif tetap diharapkan dari semua pihak dalarn rangka penyem purnaan pedoman ini.
Oemikian semoga pedoman ini dapat memberikan nilai tambah bagi upaya peningkatan Sumber Oaya Manusia (SOM) pengawasan dilingkungan Inspektorat Jenderal Oepkes.
,nh::c
Faiqsafifen
NIP. 470035853
セ| ᄋサ ャj c@ G e エ ゥjNZNZセ オ イャj@ イ HャH i セoH B@ i Z@
BAS III
PRINSIPPRINSIP PERILAKU DAN ATURAN PERILAKU
[ A. PRINSIP PRINSIP PERILAKU:
1
Aparat pengawasan wajib mematuhi prinsi pprinsip peril aku sebagai berikut :
1. Integritas:
Auditor harus memiliki kepribadian yang dilandasi oleh unsur jujur, berani , bijaksana dan bertangg ung jawab untuk mem ba ngun kepercayaan guna memberikan dasar bagi pengambilan keputusan yang andal.
2. Obyektivitas
Auditor harus menjunjung tinggi ketidakberpihakan profesional dalam mengump u lkan, m engevaluasi dan memproses datalinformasi auditi. Auditor Itjen Oepkes membuat penilaian seimbang atas semua situasi yang relevan dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan sendiri atau orang lain dalam mengambil keputusan.
3. Kerahasiaan
Auditor harus menghargai nilai dan kepemilikan informasi yang diterimanya dan tidak mengungkapkan informasi tersebut tanpa otorisasi yang memadai kecuali diharuskan oleh pE;!raturan perundangundangan.
4. Kompetensi
Auditor harus memiliki pengetahuan , keahlian , pengalaman dan keterampilan yang di perlukan untuk melaksanakan tugas.
{bセ@
ATURAN PERILAKU :Aud it or wajib mem atuhi aturan perilaku sebagai beri kut :
Imegntas. Ketiga Kode Etik Profesi Auditor Itjen Depkes sebagaimana
a. Melaksanakan tugasnv3 secara jujur. telili, bertanggu ngjawab diktum kedua wajib dipergunakan sebagai acuan
dan bersungguhsunggur: untuk mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak
b. Menunjukan kesetiaan dalarn segala hal yang berkaitan dengar. profesi dan organisasi dalam melaksanakan tug as. c. Mengikuti perkembangan peraturan perundangundangan dan
etis sehingga
dengan kinerja audit.
terwujud auditor yang kredibel yang optimal dalam pelaksanaan
d. e.
mengungkapkan segala hal yang dilentukan oleh peraturan perundangundangan dan profesi yang berlaku . Menjaga citra dan mendukung visi dan misi organisasi . Tidak menjadi bag ian kegiatan ilegal. atau mengikatkan diri
•
Keempat Keputusan ini berlaku terhitung sejak ditetapkandengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan seperlunya.
pada tindakantindakan yang mendiskreditkan profesi Auditor Itjen Oepkes.
f. Menggalang kerja sama yang sehat diantara sesama auditor Ditetapkan di Jakarta
dalam pelaksanaan audit. Pada Tanggal
9
Juni2008
g. Saling mengingatkan , membimbing dan mengkoreksi perilaku
sesama auditor. INSITKTUR JENDERAL
2.
Obyektivitas:a. Mengungkapkan semua fakta material yang diketahuinya yang apabila tidak diungkapkan akan dapat mengubah pelaporan kegiatankegiatan yang diaudit.
ィセ@
Falq13ahfenNIP.
470035853
b. Tidak berpartisipasi dalam kegiatan atau hubunganhubungah yang mungkin mengganggu atau dianggap mengganggu penilaian yang tidak memihak atau yang ":lung kin menyebabkan
エ・セ。、ゥョケ。@ benturan kepentingan.
c. Menolak suatu pemberian dari auditi yang terkait dengan keputusan maupun pertimbangan profesionalnya .
3.
Kerahasiaan,a. Secara hatihati menggunakan dan menjaga segala informasi yang diperoleh dalam audit.
b. Tidak akan menggunakan informasi yang diperoleh untuk kepentingan pribadi/golongan diluar kepentingan organisas i atau dengan cara yanbertentangan dengan peraturan perundangundangan.
ZB ッ L[ セ@ Gᆪョ [Gセ⦅ イ[Nu 、[ ャエjイ Z NNZ エゥ[[ N@ セ@
'J(od< GᆪLェ セ@ セ オ、jャッイ O セoo iA
4. Und ang Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara ya ng Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
5. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
6. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
7. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara 8. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi 9. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pef1Jbangunan Jangka Menegah Nasional; 10. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi danTata Kerja Kementerian;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan RI;
12. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara RI, No. PERl04/M.PAN/03/208 tentang Kode Etik Aparat Pengawasan Intem Pemerintah (APIP)
13. Surat Edaran Kepala BKN No,. 23
I
SE11980
tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama
KEPUTUSANINSPEKTURJENDERALDEPARTEMEN
KESEHATAN TENTANG KODE ETiK PROFESI
AUDITOR INSPEKTORAT JENDERAL DEPKES RI.
Kedua Kode Etik Profesi Auditor sebagaimana tercantum
dalam lampiran Surat Keputusan ini adalah
merupakan bag ian yang tidak terpisahkan dari Surat Keputusan ini.
'Kf;tfe 'Etikjlu.iitor/ 2008
4. Kompensa si ,
a. Melaksana kan tu gas pengawasan sesuai dengan standar au dit. b. Terus menerus meningkatkan kemah iran profesi, keefektifan
dan kualitas hasil pekerjaan.
c. Menolak untuk melaksanakan tugas apabila tidak sesuai dengan pengetahuan, keahlian dan ketrampilan yang dim iliki
KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERAL DEPARTEMEN KESEHATAN RI
NOMOR: 01T.PS.17.04.214.08.1748
-TENTANG
KODE ETIK PROFESI AUDITOR INSPEKTORAT JENDERAL DEPKES.
INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN KESEHATAN RI
Menimbang a. bahwa pengawasan Intern pemerintah dalam
rangka menjamin terlaksananya penyelenggaraan pengawasan secara efektif dan efisien di lingkungan Departemen Kesehatan, perlu diikuti dengan langkahIangkah kebijakan pengawasan untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik; b. bahwa dalam rangka mewujudkan kepemerintahar. yang baik (Good Governance) . bersih dan bertanggungjawab diperlukan adanya pengawasao oleh Aparat Pengawasan Intem Pemerintah (APIP) yang berkualitas dan auditor yang profesional. c. bahwa dalam raOlgka mewujudkan pengawasan yang
berkualiias dar. auditor yang profesional diperlukan suatu budaya etis dalam profesi auditor
d. bahwa untuk dapat mewujudkan auditor yang berkualitas, jujur, bersih dan bertanggungjawab perllJ ditetapkan kode etik auditor dengan Keputusan Inspektur Jenderal Departemen Kesehatan RI
Mengingat 1. UndangUndang NO.8 tahun
1974, tentang Pokok-pokok Kepegawaian
2. Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 1980, tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
3. UndangUndang No . 23 tahun 1992, tentang Kesehatan
BABIV
PENUTUP
PELANGGARAN DAN SANKSI
A. PELANGGARAN :
1
Tindakan yang tidak sesuai dengan Kode Etik tidak dapat diberi toleransi maskipun dengan alasan tindakan tersebut dilakukan demi kepentingan organisasi, atau diperintahkan oleh pejabat yang lebih tinggi.
Auditor tidak diperbolehkan untuk melakukan memaksa karyawan lain melakukan tindakan melawan hukum atau tindakan yang tidak etis . Pemeriksaan, investigasi dan pelaporan tentang pelanggaran Kode Etik ditangani oleh Badan Kehormatan Profesi, yang terdiri dari Tim yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Inspektur Jenderal yang berjumlah ganjil dan disesuaikan dengan kebutuhan. Anggota Badan Kehormatan Profesi diangkat dan diberhentikan oleh
Inspekt1ur Jenderal, jangka waktu pelaksanaan tugas Badan
Kehormatan Profesi adalah 2 (dua) tahun.
B. SANKSI ATAS PELANGGARAN :
J
Auditor atau pelaksanan kegiatan pengawasan yang terbukti melanggar Kode Etik akan dikenakan Sanksi oleh Inspektur Jenderal Oepkes atas rekomendasi dari Badan Kehormatan Profesi. Bentukbentuk . sanksi yang direkomendasikan oleh Badan Kehormatan Profesi
berupa:
1. Teguran tertulis.
L. Usulan pemberhentian dari Tim Audit.
3. Tidak diberi penugasan audit selama jangka waktu tertentu.
Dalam beberapa hal pelanggaran terhadap kode etik dapat dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku
( l
C. PENUTUP:Uraian sebagaimana tertuang di dalam lampiran Keputusan ini adalah merupakan bag ian yang tidak terpisahkan dari Keputusan yang ditetapkan, apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya.
Kode Etik Prolesi
Auditor Inspektorat Jenderal
Departemen Kesehatan
RI
Jakarta, 9 Juni 2008 .
'V;M:
Faiql3ahfen NIP. 470035853Inspektorat Jenderal
16ZM| ェL、セG@ G セi i( Z セャi 。ゥ ャエャイN@ ::oos