PROGRAM PENINGKATAN MINAT BACA MASYARAKAT OLEH KANTOR PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI
ACEH SELATAN
KERTAS KARYA
Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Studi untuk memperoleh gelar Ahlimadya (A.Md)
OLEH :
SALVIA GUSTIRIANDA 112201026
PROGRAM STUDI D3 PERPUSTAKAAN
DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha
Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpahan Rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Kertas Karya ini dengan judul Program
Peningkatan Minat Baca Masyarakat Pada Kantor Perpustakaan Arsip Dan
Dokumentasi Aceh Selatan. Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi
persyaratan kelulusan Program Studi D-III Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara.
Penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus
kepada ayahanda Salmidar dan ibunda tercinta Wirnida yang telah memberikan
segenap jiwa dan raga sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini.
Terima kasih atas curahan perhatian dan semangat yang tidak pernah habis
semoga Allah SWT membalasnya. Penulis menyadari bahwa apa yang disajikan
dalam kertas karya ini masih belum sempurna, baik dari segi isi maupun
penyajiannya. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan kertas karya ini. Semoga kertas karya ini bermanfaat bagi penulis
dan menambah pengetahuan dalam meningkatkan minat baca di masyarakat.
Dalam menyelesaikan kertas karya ini penulis juga telah banyak
menerima bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan dan
dorongan yang tak ternilai harga nya, oleh karena itu dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd. selaku Ketua jurusan Program Studi
D-III Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Zurni Zahara Samosir, M.Si. selaku dosen pembimbing yang
telah meluangkan waktu dan tenaga untuk memberi arahan dan bimbingan
4. Bapak Abdul Hafis Harahap, S.sos., M.I.Kom. selaku dosen pembaca yang
telah memberikan bimbingan mengenai kesalahan isi dari kertas karya
penulis sehingga hasilnya akan lebih baik lagi.
5. Seluruh staf pengajar Program Studi D-III Perpustakaan Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bantuan
selama masa perkuliahan.
6. Bapak Drs. Arwin Yasdi, sebagai Kepala Kantor Arsip Dan Dokumentasi
Aceh Selatan beserta staf terkait lainnya yang bersedia memberikan
informasi dan arahan untuk penulis dalam penulisan kertas karya ini
7. Seluruh teman-teman stambuk 2011, terutama sahabat terbaik dan terhebat
ku : Rizki Andani Lubis dan Desi Indrawati. Terima kasih untuk hari-hari
indah bersama kalian, canda tawa, sedih, galau, marah, yang juga hadir
memberikan motivasi dan dukungan tiada habisnya untuk penulis pada
saat perkuliahan sampai pada penulisan kertas karya ini yang tidak akan
pernah terlupakan oleh penulis. Semoga persahabatan kita abadi
selamanya.
8. Untuk teta ku tersayang yang sudah memberikan bantuan dan semangat
dalam penulisan kertas karya ini. Terima kasih hari-hari indah yang kita
lewati bersama.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu penulis dalam
menyelesaikan kertas karya ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga kertas karya ini bermanfaat bagi seluruh pihak yang
membutuhkan.
Medan, Agustus 2014
Penulis
DAFTAR ISI
1.5 Metode Pengumpulan Data ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1 Pengertian Membaca ... 5
2.2 Tujuan dan Manfaat Membaca ... 6
2.2.1 Tujuan Membaca ... 6
2.2.2 ManfaatMembaca……… …………...7
2.3 Pengertian Minat Baca ... 8
2.4 Tujuan Minat Baca... 9
2.5 Faktor Penyebab Rendahnya Minat Baca ... 9
2.6 Faktor Pendorong Minat Baca... 11
2.7 Pengertian Budaya Baca... 12
2.8 Faktor Penyebab Budaya Baca Rendah ... 13
BAB III PROGRAM PENINGKATAN MINAT BACA MASYARAKAT PADA KANTOR PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI ACEH SELATAN... 16
3.1 Gambaran Umum Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Aceh Selatan ... 16
3.2 Visi dan Misi Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Aceh Selatan... 17
3.3 Tujuan, Sasaran Dan Strategi Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Aceh Selatan... 18
3.4 Struktur Organisasi Kantor Perpustakaan Arsip Dan Dokumentasi Aceh Selatan ... 20
3.4.1 Sumber Daya Manusia ... 23
3.4.2 Fasilitas Kantor Perpustakaan ... 23
3.8 Program Peningkatan Minat Baca Masyarakat... 31
3.8.2 Perpustakaan Keliling... 31
3.8.3 Perpustakaan Gampong ... 32
3.8.4 Lomba bercerita ( Mendongeng )... 33
3.9 Faktor Penghambat Program Peningkatan Minat Baca... 34
3.10 Faktor Pendukung Program Peningkatan Minat Baca... 35
BAB IV KESIMPULAN ... 36
4.1 Kesimpulan ... 36
4.2 Saran ... 37
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dunia perpustakaan sangat berpengaruh dengan adanya perkembangan
teknologi informasi yang semakin pesat pada saat ini, sumber informasi dapat di
akses dengan cepat melalui berbagai media baik yang tercetak maupun digital.
Keadaan seperti itulah yang memaksa kita untuk segera melakukan perbaikan
kualitas dalam diri untuk mempertajam pengamatan kita terhadap informasi yang
beredar yaitu dengan membaca. Membaca merupakan suatu kegiatan yang di
lakukan oleh seseorang untuk memperoleh dan menemukan beragam ilmu
pengetahuan yang bermanfaat bagi orang tersebut maupun masyarakat, membaca
bisa di katakan sebagai suatu proses dalam pengorganisasian pemikiran dan
pemecahan suatu masalah, tanpa kebiasaan membaca akan sulit memahami suatu
persoalan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya itu terdapat
dalam buku.
Peran perpustakaan sangatlah penting dalam meningkatkan minat baca
pada masyarakat karena perpustakaan merupakan pendukung utama dalam
pendidikan sepanjang hayat untuk menumbuhkan masyarakat yang gemar
membaca dan juga merupakan gudang ilmu pengetahuan yang memungkinkan
orang-orang untuk mengadakan riset atau sekedar menambah wawasan dan
rekreasi. Dengan meningkatkan pengetahuan tentang perpustakaan, diharapkan
masyarakat akan mampu mengembangkan diri dalam menambah ilmu
pengetahuan melalui kegiatan membaca. Di samping itu, sarana-sarana
pendukung, terutama tersedia nya buku-buku bacaan yang dibutuhkan, rasa
keinginan masyarakat akan suatu bahan bacaan dan mudah nya akses untuk
menemukan bahan bacaan juga harus di perhatikan oleh perpustakaan sebagai
lembaga yang menyediakan berbagai bahan bacaan yang di butuhkan masyarakat
apalagi oleh masyarakat yang berpenghasilan kecil salah satu alternatif nya adalah
Perpustakaan Umum Kabupaten Aceh Selatan pertama kali dibentuk pada
tanggal 5 Mei 1983, berdasarkan SK No. 041/71/1983 dengan status Unit
Pelaksana Teknis ( UPT ) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Daerah
Istimewa Aceh. maka pada tahun 2001 dibentuklah sebuah lembaga setingkat
eselon III yang berbentuk kantor berupa penggabungan antara Arsip Daerah yang
dulunya bagian dari Setdakab Aceh Selatan dengan UPT Perpustakaan Umum
berubah menjadi Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Aceh Selatan.
Beramatkan di jln. T.R.Angkasah No.83 Tapaktuan, berada pada lokasi yang
sangat strategis, dan dekat dengan berbagai instansi pemerintah jadi sangat mudah
untuk dijangkau oleh masyarakat sekitar yang ingin berkunjung atau mendapatkan
informasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitar, sesuai dengan
visinya yaitu “ Terwujudnya Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi
Kabupaten Aceh Selatan Sebagai Pusat Informasi, Tempat Pelestarian Nilai-Nilai
Budaya Bangsa serta Sarana Pembelajaran Sepanjang Hayat. “
Walaupun demikian dalam meningkatkan minat baca tidak lah mudah,
membutuhkan proses yang lama, karena kebanyakan dari masyarakat lebih
tertarik dengan media-media elekronik seperti televisi daripada membaca buku.
Harusnya masyarakat kita sudah tergugah kesadaran dan kepeduliannya terhadap
perpustakaan dan budaya baca, namun ketika minat baca masyarakat nya masih
kurang perlu disadari sepenuhnya oleh masyarakat daerah tersebut bahwa
perpustakaan dan budaya baca sangat lah perlu di kembangkan secara tepat dan
berdaya guna. Oleh karena itu seluruh lapisan masyarakat yang ada didaerah juga
harus ikut berpartisipasi dalam rangka meningkatkan minat baca serta perlu
adanya campur tangan dari pihak Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi
Aceh Selatan sebagai lembaga yang menyediakan berbagai informasi serta
melayani masyarakat dalam memenuhi kebutuhan bahan bacaan untuk membuat
program-program yang dapat meningkatkan minat baca dan menyadarkan
masyarakat akan penting nya membaca sebagai suatu kebutuhan pokok bagi
masyarakat serta untuk membentuk suatu pribadi masyarakat yang berkualitas
dimasa mendatang. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengetahui
lebih mendalam program peningkatan minat baca masyarakat Aceh Selatan. Maka
KANTOR PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI ACEH SELATAN ”
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah :
1. Untuk mengetahui tujuan dan sasaran dari program peningkatan minat
baca.
2. Untuk mengetahui program yang dilaksanakan oleh Kantor
Perpustakaan Arsip Dan Dokumentasi Aceh Selatan dalam
meningkatkan minat baca masyarakat.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menjadi
penghambat dalam program peningkatan minat baca masyarakat yang
di laksanakan oleh Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Aceh
Selatan.
1.3 Manfaat penulisan
Tulisan ini dapat bermanfaat :
1. Bagi Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Aceh Selatan
Sebagai sumber informasi bagi Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi
Aceh Selatan guna peningkatan minat baca masyarakat
2. Bagi penulis
Untuk menambah wawasan penulis dalam bidang peningkatan minat
dan budaya baca
3. Bagi pengembangan ilmu
Sebagai bahan rujukan atau bacaan bagi mahasiswa sehingga dapat
bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam
1.4 Ruang Lingkup
Lingkup penulisan kertas karya ini adalah membahas tentang aspek-aspek
yang berkaitan dengan program peningkatan minat baca masyarakat yang
meliputi, sejarah singkat perpustakaan, pengguna perpustakaan, koleksi
perpustakaan, pelayanan perpustakaan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi
program peningkatan minat baca masyarakat.
1.5 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan kertas karya
ini adalah sebagai berikut :
1. Tinjauan Literatur
Tinjauan literatur ini dilakukan untuk memperoleh informasi dengan
menggunakan bahan bacaan yang berhubungan dengan pembahasan pada
kertas karya ini yaitu dengan cara membaca dan memahami bahan pustaka
baik berupa buku, jurnal ataupun sumber lain yang relevan dengan
masalah yang dibahas.
2. Observasi
Pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung ke
Kantor Perpustakaan Arsip Dan Dokumentasi Aceh Selatan.
3. Wawancara
Pengumpulan data dilakukan dengan cara penulis melakukan wawancara
dengan pimpinan dan petugas yang ada diperpustakaan untuk memperoleh
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Membaca
Membaca mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia,
karena membaca adalah alat komunikasi yang dibutuhkan dalam suatu masyarakat
yang berbudaya. Membaca juga dapat menambah wawasan dan pengetahuan
sehingga dapat menjadikan manusia cerdas dan kreatif.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 83) membaca adalah melihat
serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya dalam
hati.
Menurut Soedarso (2004:4), membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan
mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah, meliputi: orang harus
menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati, dan mengingat-ingat.
Menurut Gie yang dikutip oleh Damaiwati (2007:43) Membaca merupakan serangkaian kegiatan pikiran seseorang yang dilakukan dengan penuh rasa perhatian untuk memahami suatu keterangan yang diihat oleh indra penglihatan berupa huruf maupun tanda lainnya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah hal yang sangat
mudah dilakukan tetapi akan sulit apabila membaca belum dijadikan sebagai suatu
kebiasan, di dalam kegiatan membaca banyak aktifitas yang membuat seseorang
membutuhkan penghayatan, kejelian dan ketekunan agar pembaca dapat mengerti
apa yang dimaksud oleh penulis sehingga pesan yang disampaikan penulis dalam
suatu bahan bacaan dapat dipahami dengan baik dan dapat memecahkan masalah
dalam bacaan tersebut. Tidak hanya sekedar membaca tetapi banyak informasi
yang harus kita teliti sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Ketika seseorang
melakukan kegiatan membaca dengan perasaan yang senang dan adanya motivasi
dari diri sendiri atau pun hal lainnya dari situlah membaca mempunyai tujuan dan
2.2 Tujuan Dan Manfaat Membaca 2.2.1 Tujuan Membaca
Tujuan membaca adalah untuk memperoleh berbagai informasi dari bahan
bacaan itu sendiri, dapat merangsang kreativitas seseorang serta membuat
wawasan berpikir menjadi luas dan banyak memperoleh informasi baru.
Menurut Rahim (2008:11), adapun macam-macam tujuan membaca yaitu: a. Kesenangan
b. Menyempurnakan membaca nyaring c. Menggunakan strategi tertentu
d. Mempernaharui pengetahuannya tentang suatu topic
e. Mengaitkan informasi yang baru dengan informasi yang telah diketahuinya
f. Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis g. Mengonfirmasikan atau menolak prediksi
h. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam cara lain dan mempelajari tentang struktur teks
i. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik
Sedangkan menurut Poul dalam Damaiwati (2007:46) dalam kenyataan nya terdapat 3 tujuan yang lebih khusus, yaitu :
a. Membaca untuk kesenangan ( iseng-iseng saja ). Termasuk dalam kategori ini misalnya membaca novel, surat kabar, majalah dan komik. Tujuan membaca jenis ini sebagai Reading for pleasure, bacaan yang dijadikan sebagai suatu kesenangan.
b. Membaca untuk meningkatkan pengetahuan seperti membaca buku-buku pelajaran. Tujuan membaca jenis ini sebagai Reading for intellectual profit.
c. Membaca untuk melakukan suatu pekerjaan. Misalnya, para mekanik, membaca buku resep, dan lain-lain. Dalam hal ini, membaca mempunyai tujuan Reading for work
Sesuai uraian di atas, tujuan membaca tidak hanya berfokus pada suatu
tujuan tetapi banyak sekali tujuan nya, bisa untuk memperoleh kesenangan,
menambah wawasan, mengetahui informasi-informasi yang sedang berkembang
saat ini atau hanya sekedar untuk melakukan suatu pekerjaaan. Seseorang yang
sudah melakukan kegiatan membaca sudah pasti mempunyai tujuan
masing-masing, karena di dalam membaca banyak manfaat yang bisa kita ambil, dan juga
dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat agar lebih bisa berpikir kritis dan
sebagai budaya karena dengan budaya bacalah pendidikan seumur hidup dapat
diwujudkan. Ketika kegiatan membaca sudah memiliki tujuan, maka banyak juga
manfaat yang bisa dipetik oleh seseorang yang melakukan kegiatan membaca.
2.2.2 Manfaat Membaca
Membaca memang banyak manfaat yang dapat diperoleh apabila
dilakukan oleh seseorang dengan sungguh-sungguh, baik untuk diri sendiri
maupun masyarakat. Kamah dkk ( 2002 : 6) menjabarkan manfaat membaca
sebagai berikut :
1. Manfaat membaca bagi individu antara lain :
a. Dapat merupakan cara untuk mendalami suatu masalah dengan mempelajari sesuatu persoalan hingga dapat menambah pengetahuan yang berhubungan dengan peningkatan kecakapan.
b. Dapat menambah pengetahuan umum tentang sesuatu persoalan.
c. Untuk mencari nilai-nilai hidup sebagai kepentingan pendidikan diri sendiri.
d. Untuk mengisi waktu luang dengan mengamati seni sastra ataupun cerita cerita fiksi yang bermutu.
2. Manfaat bagi perkembangan masyarakat antara lain : a. Meningkatkan pengetahuan umum masyarakat
b. Meningkatkan kecerdasan masyarakat sehingga mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk mengembangkan diri
c. Dapat digunakan sebagai media penerangan serta pengarahan terhadap perkembangan masyarakat
d. Menumbuhkan sikap kritis sehingga mampu mengadakan koreksi mengenai adanya hal-hal yang merugikan masyarakat
e. Sebagai media penyampaian gagasan-gagasan baru yang berguna untuk meningkatkan perkembangan masyarakat.
Sedangkan dalam Republika (26 Agustus 2014) mengemukakan beberapa
manfaat membaca, antara lain sebagai berikut :
1. Membaca menghilangkan kecemasan dan kegundahan.
2. Ketika sibuk membaca, sesorang terhalang masuk dalam kebodohan. 3. Kebiasaan membaca membuat orang terlalu sibuk untuk bisa berhubungan
dengan orang-orang malas dan tidak mau bekerja.
4. Dengan sering membaca, seseorang bisa mengembangkan keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata.
5. Membaca membatu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir.
7. Dengan sering membaca, seseorang dapat mengambil manfaat dari pengalama orang lain, seperti mencontoh kearifan orang bijaksanan dan kecerdasan para sarjana.
8. Dengan sering membaca, seseorang dapat mengembangkan kemampuannya baik untuk mendapat dan merespon ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari disiplin ilmu dan aplikasi didalam hidup. 9. Keyakinan seseorang akan bertambah ketika dia membaca buku-buku
yang bermanfaat, terutama buku-buku yang ditulis oleh penulis-penulis muslim yag saleh. Buku itu adalah penyampai ceramah terbaik dan ia mempunyai pengaruh kuat untuk menuntun seseorang menuju kebaikan dan menjauhkan dari kejahatan.
10. Membaca membantu seseorang untuk menyegarkan pikirannya dari keruwetan dan menyelamatkan waktunya agar tidak sia-sia.
11. Dengan sering membaca, seseorang bisa menguasai banyak kata dan mempelajari berbagai model kalimat, lebihlanjut lagi ia bisa meningkatkan kemampuannya untuk menyerap konsep dan untuk memahami apa yang tertulis “diantara baris demi baris” (memahami apa yang tersirat).
Dapat disimpulkan bahwa agar dapat memenuhi tujuan dan manfaat
membaca yang ingin diperoleh itu, tentu saja membutuhkan sejumlah jenis dan
ragam buku agar kebutuhan dapat terpenuhi dan bisa tersalur secara tepat.
2.3 Pengertian Minat Baca
Minat baca dan budaya baca merupakan dua pengertian yang umum untuk
menggambarkan tingkat baca atau kecenderungan seseorang untuk membaca
suatu literatur karena ketertarikannya terhadap karya tersebut. Beberapa pendapat
tentang minat dan budaya baca dapat ditinjau sebagai berikut.
Menurut NS Sutarno (2006:27) menyatakan bahwa minat baca seseorang dapat
diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi orang tersebut kepada suatu
sumber bacaan tertentu.
Menurut Baderi (2005:5) mendefinisikan minat baca sebagai keinginan untuk
mengetahui, memahami isi dari apa yang tertulis yang mereka baca.
Menurut Singert dalam Damaiwati (2007:42) Menyatakan bahwa minat
bukanlah sesuatu yang dimiliki seseorang begitu saja, bukan pula dibawa sejak
Menurut Mapiarre dalam Ginting (2005:19) minat merupakan suatu perangkat
mental yang terdiri dari suatu campuran antara perasaan, harapan, pendirian,
prasangka, rasa takut, atau kecenderungan kecenderungan lain yang
mengarahkan seeorang kepada suatu pilihan tertentu.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa minat baca merupakan
ketertarikan seseorang akan suatu bahan bacaan tanpa adanya paksaan dari orang
lain, atas kemauan dirinya sendiri dan dapat dikembangkan sejak dini sehingga
akan tumbuh menjadi suatu kebiasaan dan masyarakat belajarpun dapat terwujud.
2.4 Tujuan Minat Baca
Menurut Kamah dkk (2002:7) tujuan minat baca dapat dibagi dua, yaitu :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum minat baca adalah untuk menciptakan masyarakat membaca (reading society), menuju masyarakat belajar (learning society) dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM ) yang berkualitas sebagai subyek pembangunan Nasional menuju masyarakat madani.
2. Tujuan Khusus
a. Mewujudkan suatu sistem untuk menumbuh kembangkan minat baca yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
b. Menyelenggarakan program untuk menumbuhkembangkan minat baca yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan.
c. Menggerakkan dan menumbuhkembangkan minat baca semua lapisan masyarakat.
d. Mengusahakan penyediaan berbagai jenis koleksi yang terjangkau dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat melalui Taman Bacaan Masyarakat.
2.5 Faktor Penyebab Rendahnya Minat Baca
Menurut Almasyari dan Djaja (2007 : 10-11) Rendahnya minat baca
disebabkan oleh banyak faktor diantaranya yaitu :
1. Kemiskinan
yang mereka miliki lebih baik dibelanjakan untuk kebutuhan hidup yang lain.
2. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang arti penting perpustakaan
Masyarakat kita masih memprioritaskan bagaimana mengatasi kemiskinan dan kesulitan hidup. Masih terlalu sedikit masyarakat yang memiliki kesadaran untuk membentuk perpustakaan dilingkungan keluarga masing-masing. Hal ini tidak mengherankan karena budaya membaca telah terdesak oleh budaya televisi. Anak-anak lebih betah tinggal di depan layar televisi daripada harus membaca beberapa lembar buku, surat kabar, atau buku cerita yang mereka miliki.
3. Minimnya peran serta swasta
Pembentukan perpustakaan jelas membutuhkan anggaran yang tidak kecil. Untuk membuat tempat yang bisa dijadikan perpustakaan sajamemerlukan biaya yang tidak kecil apalagi harus membeli beragam jenis bahan pustaka. Belum lagi untuk menggaji karyawan yang diberi tugas menjaga dan mengelola perpustakaan. Oleh karena itu, peran serta swasta perlu untuk dibangkitkan agar mau menjalin kerja sama dengan institusi atau pengelola perpustakaan. Swasta yang dimaksud bisa berasal dari perusahaan terdekat, LSM, atau jaringan masyarakat kota yang telah sukses.
Sedangkan menurut Damaiwati (2007:29) menyatakan bahwa yang menjadi factor penyebab rendahnya minat baca adalah :
1. Televisi
Sungguh teramat memprihatinkan ketika proses pembelajaran di keluarga sekarang ini didominasi hasil didikan televisi. Bahasa televisi yang singkat, simpel dan memikat, membuat anak sering ketagihan dan menjadi malas belajar. Orang yang kebanyakan menonton TV menjadi tidak suka membaca, berfikirnya jadi linier, tidak kritis dan kreatif. Padahal membaca adalah kunci untuk mendapat ilmu. Kunci untuk membangun sebuah peradaban.
2. Kultur Keluarga
Masyarakat kita lebih suka ‘ngobrol’ daripada memanfaatkan waktu luangnya untuk membaca, Bercerita lebih umum dibandingkan membaca. Menurut para pakar masyarakat, hal ini dikarenakan masyarakat kita masih bersifat gemeinnschaft yaitu suatu masyarakat yang ‘kontak-kontak pribadinya masih memegang peranan penting daripada kontak-kontak yang menggunakan simbol. Bahasa tulis merupakan salah satu bentuk kontak yang menggunakan simbol.
Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa hal itulah yang
menyebabkan membaca belum dijadikan sebagai suatu kebiasaan secara terus
menerus dan berkelanjutan yang pada akhirnya akan berakibat pada rendahnya
2.6 Faktor Pendorong Minat Baca
Menurut Sutarno NS dalam buku perpustakaan dan masyarakat (2006:29)
menjabarkan faktor yang mampu mendorong bangkitnya minat baca masyarakat
sebagai berikut :
a. Rasa ingin tau yang tinggi atas fakta, teori, prinsip, pengetahuan, dan informasi.
b. Keadaaan lingkungan fisik yang memadai, dalam arti tersedianya bahan bacaan yang menarik, berkualitas, dan beragam.
c. Keadaan lingkungan sosial yang kondusif, maksudnya adanya iklim yang selalu dimanfaatkan dalam waktu tertentu untuk membaca.
d. Rasa haus informasi, rasa ingin tahu, terutama yang aktual e. Berprinsip hidup bahwa membaca merupakan kebutuhan rohani
Menurut Fuad Hasan dalam Sutarno (2006:27), faktor yang menjadi pendorong atas bangkitnya minat baca ialah
1. Ketertarikan 2. Kegemaran
3. Hobi membaca, dan
4. Pendorong tumbuhnya kebiasaan membaca adalah kemauan dan kemampuan membaca sedangkan kebiasaan membaca terpelihara dengan tersedianya bahan bacaan yang baik, menarik, memadai, baik jenis, jumlah, maupun mutunya. Inilah sebuah formula yang secara ringkas untuk mengembangkan minat dan budaya baca. Dari rumusan konsepsi tersebut tersirat tentang perlunya minat baca dibangkitkan sejak usia dini (kanak-kanak).
Sedangkan Menurut Dawson dan Bamman (1960:133-147)mengemukakan prinsip-prinsip yang dapat menjadi factor pendorong minat baca antara lain :
1. Setiap murid memiliki kebutuhan dan kepentingan individual yang berbeda dengan murid lainnya. Perbedaan itu berpengaruh terhadap pilihan dan minat baca setiap individu murid sehingga setiap murid memilih buku atau bahan bahan bacaan sesuai dengan kenyataan dan kepentingannya sendiri. Prinsip itu termasuk prinsip psikologis.
2. Setiap murid ingin memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya, yaitu rasa aman, status dan kedudukan tertentu, kepuasan afektif, dan kebebasan yang sesuai dengan kenyataan serta tingkat perkembangannya. Kebutuhan itu berpengaruh terhadap pilihan dan minat baca masing-masing individu. Hal itu berarti bahwa ada pengaruh faktor psikologis terhadap minat baca. 3. Tersedianya sarana buku bacaan kehidupan keluarga atau rumah tangga
rumah tangganya masing-masing. Dengan kata lain perwujudan minat baca murid didorong pula oleh faktor-faktor sosiologis
4. Jumlah dan ragam bacaan yang disenangi oleh anggota-anggota keluargaa juga berfungsi sebagai salah satu pendorong terhadap minat baca setiap individu murid
5. Tersedianya sarana perpustakaan sekolah yang relatif lengkap dan sempurna serta kemudahan proses peminjaman nya merupakan faktor besar yang mendorong terhadap pilihan bahan bacaan dan minat baca murid.
6. Adanya program khusus kurikuler yang memberikan kesempatan murid membaca secara periodik di perpustakaan sekolah sangat mendorong perkembangan dan peningkatan minat baca murid.
7. Saran-saran teman sekelas sebagai faktor eksternal dapat mendorong timbulnya minat baca murid
8. Kegiatan kurikuler merupakan faktor pendorong dalam pembinaan, pengembangan, dan peningkatan minat baca murid
9. Faktor jenis kelamin juga berfungsi sebagai pendorong perwujudan pemilihan buku bacaan dan minat baca murid.
2.7 Pengertian Budaya Baca
Perkembangan budaya baca dalam masyarakat tidak berpedoman pada
keinginan masyarakat akan suatu bahan bacaan tetapi mudahnya akses untuk
mendapatkan bahan bacaan serta tersedianya bahan-bahan bacaan agar terpenuhi
kebutuhan masyarakat.
Menurut Siregar (2004:93) menyatakan bahwa Budaya baca atau kebiasaan membaca sudah merupakan suatu keharusan praktis (practical necessity) dalam dunia modern. Membaca sebagai aktivitas pribadi pada umumnya telah menjadi suatu kebutuhan pada masyarakat di negara-negara maju, tetapi tidak demikian halnya pada masyarakat di negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Menurut Khotijah Kamsul dalam Strategi pengembangan minat dan gemar membaca mendefinisikan bahwa “Budaya baca merupakan merupakan persyaratan yang sangat penting dan mendasar yang harus dimiliki oleh setiap warga negara apabila ingin menjadi bangsa yang maju. Melalui budaya baca, mutu pendidikan dapat ditingkatkan sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia”.
Dapat disimpulkan bahwa budaya baca masyarakat masih sangat rendah
oleh karena itu penting untuk meningkatkan minat baca dikalangan masyarakat
agar budaya baca menjadi tinggi serta masyarakat belajar pun dapat terwujud.
Proses terbentuknya minat dan budaya baca dapat dilihat pada gambar
dibawah ini
Gambar 2.1 Proses Budaya Baca
Sumber : Buku Perpustakaan Dan Masyarakat, 2006
2.8 Faktor Penyebab Budaya Baca Rendah
Memang benar minat dan budaya baca masyarakat masih tergolong rendah
namun hal itu tidak penting untuk dipermasalahkan. Yang harus dilakukan adalah
mencari tau apa yang menjadi penyebab rendahnya minat dan budaya baca
tersebut.
Menurut NS Sutarno (2006:257-258) rendahnya minat dan budaya baca
masyarakat terjadi pada kelompok masyarakat yang menghadapi beberapa
keterbatasan seperti :
Selera
Minat
Baca
Kebiasaan
Membaca
Budaya
a. Akses informasi dari dan ke perpustakaan.
Keterbatasan akses informasi dari perpustakaan disebabkan beberapa hal seperti kurang nya sosialisasi dan permasyarakatan, publikasi melalui brosur, tempat perpustakaan yang kurang strategis, dan terbatasnya kegiatan perpustakaan yang dapat diketahui atau diikuti oleh masyarakat. b. Tingkat pendidikannya masyarakat yang masih berada dibawah standar.
Kita paham betul bahwa pemakai perpustakaan adalah mereka yang berkecimpung dengan dunia informasi dan ilmu pengetahuan, oleh sebab itu masyarakat yang tingkat pendidikannya masih relatif terbatas, dan kondisi lingkungannya kurang mendukung, maka tingkat ketertarikan dan kebutuhannya terhadap layanan perpustakaan juga belum optimal.
c. Kondisi sosial ekonominya pada umumnya kurang menguntungkan. Untuk sebagian anggota masyarakat yang secara kebetulan kondisi sosial ekonominya belum beruntung, maka perhatian untuk membeli atau memiliki buku kurang. Jadi kebiasaannya membaca dirumah juga terbatas, karena dirumah sedikit atau bahkan jarang membaca, maka minat untuk ke perpustakaan untuk membaca juga berkurang.
d. Layanan perpustakaan kepada masyarakat yang belum merata.
Layanan yang belum merata juga banyak penyebabnya, sementara untuk memperoleh layanan tersebut masyarakat juga harus aktif, misalnya datang ke perpustakaan.
e. Apresiasi dan respon masyarakat masih perlu ditingkatkan
Pada dasarnya apresiasi dan respon masyarakat terhadap perpustakaan berkaitan erat dengan kebiasaan membaca, tingkat pendidikan, dan kondisi serta lingkungannya. Manakala semua itu belum menunjang, maka dapat berakibat terhadap apresiasi dan respon masyarakat.
Sedangkan pendapat yang dinyatakan oleh NS Sutarno (2006:259-260)
bahwa minat dan budaya baca nya sudah baik dan menggembirakan berlangsung
pada kelompok masyarakat tertentu, antara lain :
1. Masyarakat Terpelajar.
Mereka karena aktivitas kesehariannya harus berhubungan dengan buku dan bahan bacaan lain untuk melengkapi dan mendukung agar tugas-tugas belajarnya berhasil dengan baik.
2. Tingkat kesadaran tentang pentingnya perpustakaan telah meningkat. Dengan demikian maka mereka dengan sendirinya akan aktif berkunjung ke perpustakaan untuk membaca, belajar dan melakukan kegiatan ilmiah lainnya.
3. Masyarakat memiliki akses dan informasi ke perpustakaan mudah.
Akses ke perpustakaan yang dapat diperoleh dengan mudah, maka minat dan keinginan untuk ke perpustakaan bertambah, apalagi setelah menyadari bahwa perpustakaan memberikan sesuatu yang berguna baginya, baik dalam belajar, bekerja, mengembangkan ilmu pengetahuan, maupun mencari hiburan.
4. Mereka yang kondisi social ekonominya lebih beruntung.
Perpustakaan yang dapat memberikan dan melayani mereka, tentu merupakan salah satu hal yang menarik, sehingga masyarakat akan tertarik serta mendapat respon yang positif.
5. Jangkauan layanan perpustakaan memadai.
Sebuah perpustakaan yang ada ditengah-tengah masyarakat dengan lingkungan yang terbatas dapat dijangkau dengan mudah, tetapi pada sisi yang lain masih ada masyarakat yang relatif jauh atau sulit dijangkau oleh layanan perpustakaan. Maka perlu diupayakan peningkatan layanan, misalnya denga unit perpustakaan keliling atau mengembangkan perpustakaan cabang, layanan paket dan layanan lain sejauh memungkinkan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa budaya baca di
masyarakat tidak dapat berkembang secara instan tetapi membutuhkan proses,
kesabaran, usaha dan waktu yang tidak singkat serta dilakukan secara
BAB III
PROGRAM PENINGKATAN MINAT BACA MASYARAKAT PADA KANTOR PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI
ACEH SELATAN
3. 1 Gambaran Umum Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Aceh Selatan
Perpustakaan umum merupakan suatu unit kerja, badan atau lembaga
perpustakaan yang diselenggarakan di pemukiman penduduk baik kota maupun
desa yang diperuntukkan bagi semua lapisan dan golongan masyarakat
pemukiman penduduk tersebut untuk melayani kebutuhan akan bahan bacaan (
Perpustakaan Nasional RI 1999 : 4 ). Salah satu bagian dari perpustakaaan umum
yang ada di Nanggroe Aceh Darussalam adalah Perpustakaan Umum Kabupaten
Aceh Selatan. Perpustakaan Umum Kabupaten Aceh Selatan merupakan salah
satu lembaga penyelenggara pemerintah daerah di bidang perpustakaan yang di
bentuk dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi masyarakat. Dalam
Undang-Undang Perpustakaan No. 43 Tahun 2007, disebutkan bahwa
perpustakaan umum diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana
pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras,
agama dan status sosial ekonomi.
Perpustakaan Umum Kabupaten Aceh Selatan pertama kali dibentuk pada
tanggal 5 Mei 1983, berdasarkan SK No. 041/71/1983 dengan status Unit
Pelaksana Teknis ( UPT ) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Daerah
Istimewa Aceh. Sejak berdirinya, perpustakaan umum tersebut telah dipimpin
oleh beberapa orang. Untuk pertama kali dipimpin oleh Ibu Nurlinsyah ( 1983 s/d
1989 ), setelah itu digantikan oleh Bapak Zakariya ( 1989 s/d 1995 ) , Bapak Drs.
Fadly ( 1995 s/d 1998 ), Bapak Bestari Raden ( 1998 s/d 2000 ), Bapak Salimi
Oscar ( menjabat 2000 s/d 2001 ). Kemudian setelah otonomi daerah terjadi
perubahan terhadap kebijakan pemerintah yang pada akhirnya ikut mengalami
perubahan terhadap kebijakan pemerintah yang pada akhirnya ikut mengalami
Kabupaten Aceh Nomor 6 Tahun 2001 tentang Pembentukan dan Susunan
Organisasi Lembaga Teknis Daerah tanggal 18 April 2001, maka pada tahun 2001
dibentuklah sebuah lembaga setingkat eselon III yang berbentuk kantor berupa
penggabungan antara Arsip Daerah yang dulunya bagian dari Setdakab Aceh
Selatan dengan UPT Perpustakaan Umum tersebut menjadi Kantor Arsip dan
Perpustakaan Daerah Kabupaten Aceh Selatan, dengan kepala Bapak ( Alm )
Gusmani Away ( 2001 s/d 2006 ), kemudian digantikan Bapak Abbasmuddin, S.
Pd. ( menjabat, 2006 – 2007 ), dan Bapak H. Nurdin, SH ( 2007 – 2008 ). Setelah
itu terjadi lagi perampingan struktur organisasi. Berdasarkan Qanun Nomor 6
Tahun 2008 Tanggal 11 Juni 2008, Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah
berubah nama menjadi Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten
Aceh Selatan, yang di pimpin oleh Drs. Arwin Yasdi ( 2008 s/d sekarang ).
Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Aceh Selatan yang
beramatkan di jln. T.R.Angkasah No.83 Tapaktuan, Perpustakaan Umum
Kabupaten Aceh Selatan berada pada lokasi yang sangat strategis karena berada
dalam wilayah kota Tapaktuan. Disamping itu perpustakaan umum yang berada di
Kelurahan Pasar ini berada di tepi jalan utama dan dekat dengan beberapa instansi
pemerintah seperti Dinas Kesehatan, PDAM Tirta Naga, Dinas Pendidikan serta
terdapat beberapa sekolah disekitarnya, antara lain Akper Pemda Aceh Selatan,
SMPN 1 dan SMPN 2 Tapaktuan, SD N 1, dan SD N 9 Tapaktuan, sehingga
sangat mudah dijangkau oleh masyarakat yang ingin mendapatkan informasi atau
bahan bacaan.
3.2 Visi dan Misi Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Aceh Selatan
Dalam menyikapi perubahan lingkungan strategis yang ada di Kabupaten
Aceh Selatan, Kantor Perpustakaan Arsip Dan Dokumentasi Aceh Selatan
menyadari sepenuhnya akan peran di masa yang akan datang sebagai tumpuan dan
harapan masyarakat untuk mengatasi masalah rendahnya minat baca yang timbul
Dalam menjalankan peran penting perpustakaan tersebut, Kantor
Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Aceh Selatan memiliki visi yaitu :
Terwujudnya Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Aceh
Selatan Sebagai Pusat Informasi, Tempat Pelestarian Nilai-Nilai Budaya Bangsa
serta Sarana Pembelajaran Sepanjang Hayat.
Untuk mencapai visi tersebut diperlukan misi sehingga hal abstrak pada
visi akan terlihat lebih nyata. Dengan pernyataan misi diharapkan seluruh insan
pemustaka dan pihak yang berkepentingan dapat lebih mengenal pola hidup
gemar membaca ditengah-tengah masyarakat.
Dalam mencapai visi yang telah ditetapkan, perlu kiranya pemahaman atas
misi-misi yang diemban, Adapun misi dari Kantor Perpustakaan, Arsip dan
Dokumentasi Aceh Selatan adalah :
1. Menumbuhkembangkan Minat Baca, Kreativitas dan Inovasi Masyarakat
serta Menjadikan Perpustakaan Sebagai Sarana Belajar Alternatif Bagi
Masyarakat
2. Meningkatkan Kualitas SDM Aparatur Kantor Perpustakaan, Arsip dan
Dokumentasi Kabupaten Aceh Selatan dan Masyarakat
3. Menyediakan dan Meningkatkan Sarana dan Prasarana Kantor
Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Aceh Selatan
4. Menyimpan, mengelola dan melestarikan arsip dan dokumentasi daerah
agar dapat digunakan oleh pemerintah, lembaga pendidikan dan
masyarakat.
3.3 Tujuan, Sasaran Dan Strategi Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Aceh Selatan
Tujuan yang ingin dicapai oleh Kantor Perpustakaan Arsip dan
Dokumentasi Aceh Selatan dalam Renstra Tahun 2013-2018 adalah
terselenggaranya pembangunan masyarakat gemar membaca secara merata dalam
1. Meningkatkan kapasitas pemerintahan daerah dari segi kelembagaan,
sumber daya aparatur dan keuangan daerah dalam rangka pelayanan publik
yang prima
2. Terwujudnya pengelolaan kearsipan dan perpustakaan dengan sistem
teknologi informasi
3. Terwujudnya gedung arsip daerah
4. Menambah khasanah arsip statis yang bernilai guna
5. Terwujudnya minat dan budaya baca masyarakat
6. Terwujudnya pengelolaan kearsipan yang sesuai kaedah kearsipan
7. Terwujudnya perpustakaan desa yang mandiri
Adapun sasaran yang ingin dicapai oleh Kantor Perpustakaan Arsip dan
Dokumentasi Aceh Selatan beserta indikator kinerja utamanya adalah sebagai
berikut :
1. Meningkatnya penyelenggaraan hasil yang handal
2. Meningkatnya pelayanan keperpustakaan daerah
3. Meningkatnya manajemen kearsipan dan perpustakaan
4. Meningkatkan sarana dan prasarana kearsipan
5. Terselamatkannya arsip statis yang bernilai sejarah
6. Meningkatkan jangkauan pelayanan perpustakaan keliling
7. Meningkatkan pembinaan dan pelayanan ke SKPD tentang tertib arsip
8. Meningkatkan pembinaan perpustakaan desa
Strategi yang akan dilaksanakan melalui tugas dan fungsi oleh Kantor
Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Aceh Selatan dalam mewujudkan tujuannya
adalah
1. Menetapkan profesionalisme aparatur melalui penyelenggaraan
administrasi dan penyediaan kebutuhan sarana dan prasarana kantor.
2. Mengusahakan agar semua masyarakat mendapat akses dari segala macam
informasi.
3.4 Struktur Organisasi Kantor Perpustakaan Arsip Dan Dokumentasi Aceh Selatan
Setelah diberlakukannya Qanun Nomor 6 Tahun 2008, Kantor perpustakaan,
Arsip dan Dokumentasi Aceh Selatan terdiri dari seorang kepala Kantor dengan
eselon III.A dan kepala tata usaha dengan eselon IV.A dan memiliki kepala seksi
akuisisi dan pengelolaan, kepala seksi pembinaan dan kepala seksi pelayanan dan
referensi, masing-masing menjabat eselon IV.A.
Susunan Organisasi Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten
Aceh Selatan dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 3.1 Bagan Struktur Organisasi Kantor Perpustakaan
Sumber : Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Aceh Selatan
Berdasarkan peraturan Bupati Aceh Selatan Nomor 12 Tahun 2010,
tentang penyempurnaan uraian tugas pokok dan fungsi pemangku jabatan
struktural pada lembaga teknis daerah Kabupaten Aceh Selatan. Untuk
menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 188, Kepala Kantor
Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Aceh Selatan mempunyai
tugas :
KEPALA KANTOR
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SEKSI PELAYANAN DAN
REFERENSI
SEKSI AKUISISI
DAN
PENGELOLAAN
SUB BAGIAN TATA USAHA
a. Pelaksanaan urusan ketatausahaan kantor.
b. Penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang.
c. Perumusan kebijakan teknis dibidang perpustakaan, arsip dan dokumentasi
daerah.
d. Penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan perpustakaan dan
kearsipan
e. Pelaksanaan pengelolaan dan pengolahan bahan perpustakaan, kearsipan
dan dokumentasi.
f. Pelaksanaan pelayanan teknologi perpustakaan, kearsipan dan
dokumentasi.
g. Pelaksanaan penyelenggaraan deposit, citra daerah, budaya baca dan
khasanah arsip.
h. Penyelenggaraan administrasi umum, perlengkapan, kepegawaian dan
keuangan.
i. Pengembangan kelompok fungsional dibidang perpustakaan, dan
kearsipan.
j. Pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Tugas dan fungsi Sub bagian Tata Usaha :
a. Pelaksanaan urusan surat menyurat, perjalanan dinas, rumah tangga,
hubungan masyarakat dan protokol.
b. Pengelolaan administrasi kepegawain, keuangan, perlengkapan dan
pemeliharaan.
c. Pengelolaan kegiatan pengadaan dan perencanaan.
d. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan atau lembaga terkait dibidang
ketatausahaan.
e. Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh kepala
Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi.
Tugas dan fungsi seksi Akuisisi dan pengelolaan :
b. Pelaksanaan penyusunan bibliografi aftrak dan literatur sekunder.
c. Penyelenggaraan layanan informasi dan jaringan informasi arsip statis.
d. Pelaksanaan akuisisi pengelolaan dan pelestarian arsip statis.
e. Pelaksanaan pengambilan dan pemeliharaan dokumentasi daerah.
f. Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh kepala
Kantor Perpustakaan, Arsip dan dokumentasi.
Tugas dan fungsi seksi pembinaan :
a. Pelaksanaan sosialisasi, penyuluhan kearsipan dan perpustakaan.
b. Pembinaan sumberdaya manusia.
c. Penyelenggaraan pembinaan perpustakaan, arsip dan dokumentasi.
d. Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan jabatan fungsional arsiparis
dan pustakawan
e. Pelaksanaan kegiatan pengembangan kelembagaan kearsipan dan
perpustakaan.
f. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan atau lembaga terkait lainnya
dibidang perpustakaan, arsip dan dokumentasi.
g. Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala
Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi.
Seksi pelayanan dan referensi mempunyai tugas dan fungsi :
a. Pelaksanaan pelayanan informasi arsip dan perpustakaan kepada
masyarakat.
b. Pelaksanaan pengembangan dan peningkatan pelayanan berdasarkan
penerapan teknologi informasi arsip dan perpustakaan.
c. Penyelenggaraan layanan perpustakaan umum dan perpustakaan keliling.
d. Pemeliharaan bahan pustaka.
e. Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala
Kelompok Jabatan Fungsional
Jabatan fungsional arsiparis dan pustakawan mempunyai tugas-tugas dan
bertanggung jawab kepada Kepala Kantor.
3.4.1 Sumber Daya Manusia
Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Aceh Selatan mempunyai
pegawai sebanyak 30 orang. Jumlah pegawai berdasarkan tingkat pendidikan
dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 3.2 Jumlah Pegawai Kantor Perpustakaan
TP
Status S2 S1 DIII SLTA SLTP SD Jumlah
PNS - 5 2 17 - - 24
Honorer - - - 4 - - 4
Bakti - - - 2 - - 2
Total - - - 30
Sumber : Kantor Perpustakaan Arsip Dan Dokumentasi Aceh Selatan
3.4.2 Fasilitas Kantor Perpustakaan 1. Email, Fax
2. Telepon
3. Internet / Wifi
4. 1 unit mobil perpustakaan keliling
Fasilitas untuk temu kembali informasi masih terbilang manual karena
belum adanya sistem automasi perpustakaan seperti penggunaan katalog online
yang memudahkan pengguna untuk mencari bahan pustaka yang dibutuhkan nya,
apabila menggunakan katalog online pengguna bisa lebih mudah dan cepat
3.5 Pengguna Perpustakaan
Pengguna Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Aceh Selatan adalah
seluruh masyarakat yang ada di Aceh Selatan, yaitu :
1. Pelajar
2. Mahasiswa dan
3. Umum
Berikut dapat dilihat jumlah anggota Kantor Perpustakaan Arsip Dan
Dokumentasi Aceh Selatan
Tabel 3.3 Jumlah Anggota Perpustakaan
NO TAHUN JUMLAH
1. 2010 357
2. 2011 298
3. 2012 358
4. 2013 374
TOTAL ANGGOTA 1387
3.6 Koleksi Perpustakaan
Koleksi perpustakaan merupakan unsur pokok yang harus ada disetiap
perpustakaan. Tanpa adanya koleksi yang memadai pelayanan yang diberikan
kepada pengguna tidak akan terwujud secara maksimal. Selain itu perpustakaan
juga harus menyediakan bahan bacaan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna
agar informasi yang diberikan dapat tercapai dan sesuai dengan tujuan dari
perpustakaan itu sendiri.
Koleksi yang dimiliki oleh Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi
Aceh Selatan sebanyak 6. 695 judul, 23,888 eksemplar yang terdiri dari jenis buku
Tabel 3.4 Jenis koleksi perpustakaan
No Koleksi Judul Eksemplar
1. Fiksi 599 Judul 1802 Eks
2 Nonfiksi 4951 Judul 16498 Eks
3 Referensi 138 Judul 356 Eks
4 Bacaan anak 122 Judul 295 Eks
5 Majalah Mingguan 1 Judul 2 Eks / bulan
6 Surat Kabar 4 judul 4 Eks/ hari
Koleksinya sudah lumayan lengkap tetapi rak bukunya masih kurang. Jadi
diharapkan ke depan nya lebih diperhatikan lagi oleh pustakawan pengadaan agar
semua kebutuhan di perpustakaan tersebut memadai.
3.7 Pelayanan Perpustakaan
Pelayanan koleksi pada setiap perpustakaan tidak lah sama, tergantung
kebijakan dari perpustakaan atau lembaga induk yang menaunginya. Sistem
pelayanan yang dilaksanakan oleh Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi
Aceh Selatan adalah sistem pelayanan terbuka (open access). Dimana pengguna
bebas untuk mencari bahan pustaka langsung ke rak, karena nomor klasifikasinya
sudah ada disetiap rak. Apabila pengguna mengalami kesulitan dalam menemukan
informasi yang dicari, mereka dapat meminta bantuan kepada petugas
perpustakaan. Walaupun masih terbilang manual sistem pelayanan yang
dilaksanakan oleh Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Aceh Selatan
sudah dapat dikatakan dengan baik. Karena pengguna dapat dengan mudah
mencari informasi dan bahan pustaka yang dibutuhkan secara cepat dan tepat.
Adapun jam buka perpustakaan adalah sebagai berikut :
Senin s/d Kamis : 08.00 - 16.45 Wib
Jum’at : 08.00 – 16.45 Wib
Kantor perpustakaan melayani hanya sampai pada hari jumat, kunjungan
perhari nya sekitar 80 orang. Berdasarkan pada jam pelayanan yang disediakan
pada hari libur pelayanan perpustakaan tetap dilaksanakan walaupun hanya
setengah hari agar pengguna dapat memanfaatkan sarana dengan sebaik-baiknya.
Beberapa regulasi yang berlaku untuk pengunjung Kantor Perpustakaan Arsip
dan Dokumentasi Aceh Selatan adalah sebagai berikut :
1. Apabila ingin masuk kedalam perpustakaan Kantor Perpustakaan Arsip
dan Dokumentasi Aceh Selatan, tas atau barang bawaan pengguna
diletakkan di tempat penitipan tas
2. Pengunjung wajib mengisi buku tamu apabila ingin memasuki ruangan
perpustakaan
3. Tidak dibenarkan membawa makanan dan minuman kedalam ruangan
perpustakaan
4. Mohon tidak berisik apabila sedang berada didalam ruangan perpustakaan
5. Tidak dibenarkan merokok didalam ruangan perpustakaan
6. Jika ingin meminjam buku harus menjadi anggota perpustakaan
7. Jika terlambat mengembalikan buku akan dikenakan denda
3.7.1 Pelayanan Sirkulasi
Salah satu layanan yang terdapat di Kantor Perpustakaan Arsip dan
Dokumentasi Aceh Selatan adalah pelayanan sirkulasi. Kegiatan pelayanan
sirkulasi yang dilaksanakan oleh Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi
Aceh Selatan meliputi : Keanggotaan, peminjaman, perpanjangan, pengembalian
dan pemberian sanksi.
a. Keanggotaan
Syarat utama untuk menjadi anggota dari Kantor Perpustakaan Arsip dan
Dokumentasi Aceh Selatan adalah pengguna yang berstatuskan masyarakat Aceh
Selatan.
Persyaratan untuk menjadi anggota Kantor Perpustakaan Arsip dan
Dokumentasi Aceh Selatan adalah :
1. Calon anggota mengisi formulir keanggotaan yang telah disediakan
2. Menyerahkan pas photo 2 x 3 sebanyak 1 (satu) lembar dan 2x1,5 1 (satu)
3. Fotokopi kartu tanda pengenal yang masih berlaku sebanyak 1 (satu)
lembar
b. Peminjaman
Peminjaman bahan perpustakaan pada Kantor Perpustakaan Arsip dan
Dokumentasi Aceh Selatan dilakukan oleh setiap anggota perpustakaan yang telah
memiliki kartu anggota perpustakaan. Setiap anggota hanya diperbolehkan
meminjam sebanyak dua judul setiap kali peminjaman dan baru diperbolehkan
meminjam buku lain apabila buku yang dipinjam telah dikembalikan.
Lama peminjaman selama 14 hari, seandainya belum selesai dibaca dapat
diperpanjang lagi selama satu kali masa pinjam atas persetujuan dari petugas.
Bahan pustaka Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Aceh Selatan
hanya bisa dipinjam oleh anggota perpustakaan. Sedangkan pengguna luar hanya
bisa membaca ditempat atau memfotocopi bahan pustaka yang diperlukan.
c. Pengembalian
Pengembalian merupakan lanjutan dari layanan peminjaman bahan pustaka di
perpustakaan. Pada Kantor Perpustakaan Arsip dan dokumentasi Aceh Selatan
lama peminjaman 14 hari. Apabila sudah habis masa peminjaman maka peminjam
wajib mengembalikan bahan pustaka yang dipinjam nya, jika tidak akan
dikenakan denda.
d. Perpanjangan
Apabila belum selesai dibaca tetapi peminjam masih ingin tetap meminjam
bahan pustaka, maka harus terlebih dahulu melakukan perpanjangan dengan
melapor kepada petugas perpustakaan. Perpanjangan masa pinjam bahan pustaka
hanya dapat dilakukan satu kali saja. Lama perpanjangan masa pinjam bahan
e. Pemberian Sanksi
Pemberian sanksi yang dilakukan oleh Kantor Perpustakaan Arsip dan
Dokumentasi Aceh Selatan dikarenakan keterlambatan pengembalian bahan
pustaka yang dipinjam oleh pengguna perpustaakaan .
Sanksi yang diberikan oleh Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi
Aceh Selatan adalah :
a. Apabila terlambat mengembalikan buku akan dikenakan sanksi berupa
denda sebanyak Rp. 100 per hari untuk satu buku
b. Jika bahan pustaka yang dipinjam hilang atau rusak maka wajib mengganti
buku yang sama atau uang seharga buku ditambah dengan perawatan.
3.7.2 Pelayanan Referensi
Pelayanan referensi di Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Aceh
Selatan bersifat layanan terbuka, dimana pengguna perpustakaan dapat mengambil
sendiri koleksi yang diinginkan dan membaca nya diruangan yang telah
disediakan, tetapi koleksi referensi tidak dapat dipinjamkan untuk dibawa pulang.
Koleksi referensi penempatan nya dipisahkan dari koleksi umum. Layanan
referensi juga melayani pengunjung/anggota dalam memperoleh informasi dengan
menggunakan bahan-bahan referensi.
Jumlah koleksi referensi yang dimiliki oleh Kantor Perpustakaan Arsip dan
Dokumentasi Aceh Selatan berjumlah 138 judul dengan 356 eksemplar yang
sudah terdaftar.
Koleksi referensi yang dimiliki Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi
Aceh Selatan berupa :
1. Kamus
2. Ensiklopedi
3. Biografi
4. Al- Qur’an
5. Tafsir Al-Qur’an
6. Peraturan/ Undang-Undang
3.7.3 Pelayanan Perpustakaan Keliling
Perpustakaan keliling yang dilaksanakan oleh Kantor Perpustakaan Arsip
Dan Dokumentasi Aceh Selatan menggunakan sistem pelayanan terbuka, dimana
para pengguna dapat dengan bebas memilih bahan pustaka yang dibutuhkannya.
Petugas hanya membantu apabila pengguna mengalami kesulitan dalam
menemukan koleksi yang dibutuhkannya.
Jumlah pengunjung layanan perpustakaan ini kurang lebih 100 orang dalam
satu pos. layanan perpustakaan keliling tidak terbatas untuk pengguna yang telah
menjadi anggota saja tetapi juga masyarakat umum yang belum menjadi anggota
Perpustakaan Keliling Kantor Perpustakaan Arsip Dan Dokumentasi Aceh
Selatan. Anggota dari Perpustakaan Keliling ini kebanyakan anak sekolah, karena
operasional Perpustakaan Keliling selalu disekolah-sekolah. Perpustakaan
Keliling dibuka pada hari selasa dan kamis, jam pelayanan tidak ditentukan hal ini
tergantung dari jauhnya lokasi sekolah yang dituju.
Perpustakaan keliling memberikan pelayanan sirkulasi pada setiap
pengunjung sedangkan untuk pelayanan referensi tidak diberikan oleh
Perpustakaan Keliling dikarenakan koleksi referensi tidak disediakan. Kegiatan
pelayanan sirkulasi pada perpustakaan keliling Kantor Perpustakaan Arsip dan
Dokumentasi Aceh Selatan mencakup :
a. Keanggotaan
Yang menjadi anggota perpustakaan adalah anak sampai orang dewasa
tanpa dibedakan status sosial nya tetapi harus warga daerah layanan
perpustakaan keliling tersebut. Yaitu :
a. Menyerahkan pasphoto ukuran 2 x 3 sebanyak 1 lembar dan 2x1,5
satu lembar
b. Fotokopi kartu tanda pengenal dan surat keterangan dari sekolah
yang masih berlaku sebanyak 1 lembar
c. Berjanji memelihara buku yang saya pinjam agar tidak kotor dan
d. Setiap anggota hanya diperbolehkan meminjam sebanyak 2 buku
setiap kali peminjaman dan baru diperbolehkan meminjam buku
lain apabila buku yang dipinjam telah dikembalikan
e. Lama peminjaman 14 hari, seandainya belum selesai dibaca dapat
diperpanjang lagi selama 1x masa pinjam, atas persetujuan petugas
f. Berjanji mengembalikan buku yang saya pinjam tepat pada
waktunya dan apabila terlambat bersedia membayar denda yang
telah ditentukan
g. Bersedia mengganti buku yang rusak atau hilang dan membayar
dengan buku yang sama atau uang seharga buku.
b. Peminjaman
Peminjaman bahan pustaka yang diperbolehkan oleh Perpustakaan
Keliling maksimal dua judul untuk sekali peminjaman, dengan lama
peminjaman dua minggu dan dapat diperpanjang selama satu kali pinjam
waktunya selama satu minggu lagi, apabila melewati batas pengembalian
akan dikenakan sanksi oleh petugas perpustakaan.
c. Pengembalian
Pengembalian bahan pustaka perpustakaan keliling dilakukan oleh
pengguna dengan cara mengembalikan bahan pustaka yang dipinjam
beserta kartu anggota nya kepada petugas, kemudian petugas mengecek
buku dan tanggal pada slip peminjaman untuk melihat kapan berakhir
masa peminjaman nya lalu memberi tanda pengembalian pada kartu
peminjaman setelah itu petugas mengembalikan kartu anggota kepada
peminjam.
d. Perpanjangan
Perpanjangan bahan pustaka hanya dapat diperpanjang satu kali
setiap peminjaman dalam jangka waktu satu minggu. Proses pemanjangan
bahan pustaka dilakukan oleh petugas dengan mencatat tanggal kembali
3.8 Program Peningkatan Minat Baca Masyarakat
Perkembangan informasi saat ini sudah berkembang sangat pesat, lambat
laun akan menjadikan masyarakat sadar bahwa perpustakaan itu sangat penting
sehingga dapat membantu masyarakat dalam menemukan informasi dengan cepat
dan mudah, memang tidak semudah yang kita lihat, tetapi jika di iringi dengan
usaha-usaha yang maksimal dan disertai dengan program-program yang sangat
strategis oleh kantor perpustakaan akan menghasilkan masyarakat yang
mempunyai minat baca yang tinggi serta melahirkan masyarakat yang belajar.
Program peningkatan minat baca masyarakat yang dilakukan oleh Kantor
Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Aceh Selatan merupakan program
permanen yang sudah ada sejak tahun 2003 sampai dengan saat sekarang ini
yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
3.8.1 Perpustakaan Keliling
Perpustakaan keliling merupakan program yang diselenggarakan oleh
Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Aceh Selatan yang dimulai sejak
tahun 2006 sampai dengan saat sekarang ini. Perpustakaan keliling yaitu layanan
yang dilakukan dengan mengunjungi tempat tinggal masyarakat ataupun lembaga
pendidikan yang ada di Aceh Selatan dengan menggunakan mobil perpustakaan
keliling yang isinya memuat bahan pustaka yang akan dilayankan kepada
pengguna. Tujuan penyelenggaraan perpustakaan keliling adalah untuk
memudahkan masyarakat dalam mendapatkan informasi akan bahan bacaan yang
tidak memungkinkan untuk datang langsung ke Kantor Perpustakaan karena
jauhnya lokasi tempat tinggal mereka dengan keberadaan kantor perpustakaan
tersebut.
Pelayanan perpustakaan keliling di Kantor Perpustakaan Arsip dan
Dokumentasi Aceh Selatan menggunakan sistem pelayanan terbuka (open access).
Dimana pengguna bebas memilih bahan pustaka yang diinginkan. Petugas hanya
membantu apabila sewaktu-waktu pengguna mengalami kesulitan dalam mencari
bahan pustaka/koleksi yang diinginkannya. Jumlah koleksi perpustakaan keliling
berjumlah 3107 judul dan 6535 eksemplar yang mencakup koleksi umum seperti
Jumlah pengunjung layanan perpustakaan keliling ini kurang lebih 100
orang dalam satu pos. Layanan ini tidak terbatas untuk anggota saja, tetapi juga
untuk masyarakat umum yang belum menjadi anggota. Kebanyakan anggota dari
perpustakaan keliling Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Aceh Selatan
adalah anak sekolah. Hal ini dikarenakan operasional perpustakaan keliling selalu
disekolah-sekolah dan yang menjadi titik sasaran dari pelaksanaan perpustakaan
keliling adalah guru dan anak-anak sekolah dalam lingkup Kabupaten Aceh
Selatan.
Perpustakaan dibuka pada hari selasa dan kamis. Dalam satu hari ada dua
sekolah yang dikunjungi oleh perpustakaan keliling, jam pelayanan nya tidak
ditentukankan oleh perpustakaan karena tergantung dari jauh atau tidaknya lokasi
yang ditempuh perpustakaan keliling untuk sampai ke sekolah tersebut, karena
jika sudah sampai kesekolah-sekolah yang dituju pelayanan akan langsung
dilaksanakan. Perpustakaan keliling memberikan pelayanan sirkulasi pada setiap
pengunjung tetapi tidak untuk pelayanan referensi dikarenakan koleksi referensi
tidak disediakan.
3.8.2 Perpustakaan Gampong
Perpustakaan gampong merupakan perpustakaan yang dikelola, dibina dan
dikembangkan bersama dengan Kepala Desa dan semua kelembagaan desa yang
ada serta seluruh lapisan masyarakat yang ada di desa tersebut. Perpustakaan
gampong sudah dimulai pada tahun 2005 sampai pada saat ini. Perpustakaan
gampong yang sudah terdaftar sebanyak 45 perpustakaan yang bekerja sama
dengan kepala desa yang bersangkutan di setiap desa yang ada di Aceh Selatan
seperti perpustakaan gampong Kutablang, perpustakaan gampong Desa Luar dan
lain-lainya . Tujuan penyelenggaraan perpustakaan gampong yaitu, menunjang
program wajib belajar masyarakat dengan menyediakan buku pengetahuan dan
keterampilan untuk mendukung kegiatan masyarakat diberbagai bidang seperti
pertanian, peternakan dan perikanan. Serta menumbuhkan minat baca masyarakat
agar tercipta masyarakat yang kreatif, produktif dan mandiri dengan memanfaatkan
Layanan yang dilaksanakan oleh perpustakaan gampong meliputi,
keanggotaan dan pelayanan sirkulasi sama halnya dengan perpustakan keliling
hanya berbeda tempatnya saja. Perpustakaan keliling menggunakan mobil yang
isinya bahan pustaka yang akan dilayankan sedangkan perpustakaan gampong
menggunakan Balai Desa ataupun tempat lain yang dianggap memadai, koleksi nya
berasal dari sumbangan perpustakaan pusat dan ada juga dari Kantor Perpustakaan
Arsip dan Dokumentasi Aceh Selatan. Jumlah koleksi untuk perpustakaan
gampong yaitu 1000 judul, 2000 eksemplar, yang terdiri dari buku fiksi dan non
fiksi.
Sarana untuk perpustakaan gampong berasal dari Perpustakaan Nasional
sedangkan operasional nya merupakan swadaya. Perpustakaan gampong dibina
melalui dua arah yaitu antara Badan Arsip dan Kantor Perpustakaan Arsip dan
Dokumentasi Aceh Selatan sebagai pembina dan perpustakaan gampong sebagai
perpustakaan yang dibina. Jam pelayanan perpustakaan gampong ada yang pagi dan
juga ada yang siang, hal ini dikarenakan perpustakaan gampong masih kurang aktif
dan masih dalam proses pelaksanaan dan pembinaan serta masih kurangnya tenaga
pustakawan yang akan ditempatkan untuk perpustakaan gampong tersebut.
Perpustakaan gampong belum semuanya dapat berjalan dengan lancar, hal
ini dikarenakan tidak adanya biaya intensif untuk tenaga pustakawannya. Karena
pengelola perpustakaan juga perlu mendapat jaminan hidup yang lebih baik agar
mereka juga dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Mengingat perlunya
melengkapi bahan bacaan yang diperlukan dan itu merupakan suatu hal yang
mutlak seiring dengan tingginya tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan di
perpustakaan. Perpustakaan gampong juga harus dipromosikan agar dapat
dilaksanakan secara terus-menerus untuk mencapai hasil yang lebih optimal
sehingga minat dan budaya baca masyarakat pun dapat terwujud.
3.8.3 Lomba Bercerita ( mendongeng)
Lomba bercerita ini ditunjukkan hanya khusus pada anak-anak yaitu tingkat
SD/SMP yang dilakukan oleh petugas perpustakaan. Adapun cerita yang dibawa
sumber-sumber lain yang mendukung. Jadwal lomba bercerita ini biasanya diadakan dua
kali dalam setahun tetapi mengingat anggaran nya tidak mencukupi sehingga
perpustakaan memutuskan lomba bercerita hanya diadakan sekali dalam satu
tahun yang dilaksanakan pada setiap bulan mei. Jika menang akan diperlombakan
lagi oleh pihak Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Aceh Selatan untuk
lanjut ke tingkat provinsi yaitu Badan Arsip Dan Perpustakaan Aceh.
Program-program diatas ditetapkan untuk merespon masyarakat akan
pemenuhan bahan bacaan guna meningkatkan minat baca masyarakat Kabupaten
Aceh Selatan. Oleh karena itu diperlukan kerja sama antara pemerintah dan
seluruh lapisan masyarakat agar ikut berpartisipasi dalam melaksanakan
program-program untuk pemasyarakatan gemar membaca. Melihat luasnya wilayah dan
besarnya sasaran yang dihadapi serta terbatas nya sumber daya ( resources ) perlu
kerjasama dalam hal pembiayaan. Yang dilakukan baik yang bersifat lintas sektor
antar instansi pemerintah maupun dengan BUMN, swasta dan masyarakat itu
sendiri.
3.9 Faktor Penghambat Program Peningkatan Minat Baca
Memang masalah minat baca banyak faktor-faktor yang menghambat,
adapun faktor yang menghambat program peningkatan minat baca masyarakat
pada Kantor Perpustakaan Arsip Dan Dokumentasi Aceh Selatan yaitu :
1. Budaya baca masyarakat yang masih rendah, karena masyarakat kita
pada umumnya lebih tertarik dengan berbagai media elektronik
daripada untuk membaca buku
2. Koleksi yang masih belum ideal
3. Minimnya Anggaran / biaya untuk meningkatkan minat baca
4. Tidak tersedianya tenaga fungsional perpustakaan yang memang
berasal dari jurusan perpustakaan, di Kantor Perpustakaan Arsip Dan
Dokumentasi Aceh Selatan SDM yang berasal dari jurusan
perpustakaan hanya 2 orang selebihnya dari jurusan lain dan lulusan
dari SMA.
5. Tidak efektifnya perpustakaan gampong, disebabkan tidak tersedianya
3.10 Faktor Pendukung Program Peningkatan Minat Baca
Dari faktor penghambat terdapat pula faktor yang mendukung bagi
perkembangan program penngkatan minat baca, Adapun faktor pendukung
program minat baca pada Kantor Perpustakaan Arsip Dan Dokumentasi Aceh
Selatan yaitu :
1. Gedung yang sudah baik
2. Sudah banyak nya bantuan dari provinsi/ pusat
Dalam menyikapi perubahan lingkungan yang strategis yang ada di
Kabupaten Aceh Selatan, Kantor Perpustakaan Arsip Dan Dokumentasi Aceh
Selatan, menyadari sepenuhnya akan peran di masa yang akan datang sebagai
tumpuan dan harapan masyarakat untuk mengatasi masalah rendahnya minat baca,
dilandasi dengan pemikiran itulah sudah selayaknya Kantor Perpustakaan Arsip
Dan Dokumentasi Aceh Selatan bertanggung jawab untuk mengemban amanah
yang telah diberikan yaitu memberikan pelayanan perpustakaan yang baik dan