• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan Sekolah Filsafat Gmni FISIP UB (Bung Vindy)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bahan Sekolah Filsafat Gmni FISIP UB (Bung Vindy)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ARISTOTELES

Kita telah berkenalan dengan Plato dan Sokrates dua filsuf tersohor pada era klasik, disamping mereka berdua era klasik juga memiliki nama yang tak kalah gemilang bahkan melebihi kegemilangan dari dua nama yang disebut dahulu. Ialah sosok Aristoteles yang adalah filosof klasik terbesar yang pernah dilahirkan zaman itu, gagasannya bahkan hidup selama lebih dua ribu tahun lamanya. Sebelum kita menelusuri bagaimana gagasan-gagasan dari filosof yang juga merupakan murid dari Plato ini ada baikknya kita terlebih dahulu menelisik latar belakannya. Ari –panggilan akrab Aristoteles-- lahir pada tahun 384 SM di Stageria semenanjung Kalkideke (wilayah Balkan sekarang), wilayah kerajaan Macedonia (M. Hatta, 2006:115). Di mana, mula-mula sosok yang kemudian hari menjadi guru dari Alexander Agung (Iskandar Zulkarnain) ini mendapat pendidikan dari ayahnya yang seorang dokter kerajaan, mengenai ilmu-ilmu alam. Ilmu yang kemudian ia kembangkan menjadi basis dari gagasan filosofinya. Namun, setelah ayahnya meninggal Aristoteles bergegas pergi ke Atena dan belajar di Academia menjadi murid Plato dan akrab dengan gagasan-gagasan filosofi.

(2)

politik, dan psikologi. Dan adanya menurut Ari ini juga terdapat pada kenyataan-kenyataan yang kelihatan. Tidak saja berbeda perihal gagasan dasar filosofi dengan gurunya, Ari yang menggantikan Plato mengajar di academia juga memiliki cara mengajar yang sedikit berlainan dengan gurunya tersebut. Apabila Plato maupun Socrates dahulu mengajar dengan cara mengajar siswanya berdialog, maka Ari memberi siswanya kuliah. Di academia inilah ia menghabiskan waktunya untuk mengajar, terlepas dari berbagai perjalannanya yang hingga ke Macedonia, ia kembali ke academia hingga ajal datang menjemputnya di usia 63 tahun (M Hatta, 2006:119).

Gagasan Filosofi Aristoteles

Seperti halnya gurunya Plato, Ari berpendapat bahwa tujuan akhir dari filosofi adalah pengetahuan tentang adanya. Ia masih berpegang pada Plato bahwa kebenaran hanya akan dapat diketahui melalui jalan pengertian/yang umum. Namun menurut Ari, adanya itu tidak dapat semata-mata diketahui melalui jalan pengertian/yang umum seperti yang didengungkan Plato. Tetapi adanya tidak juga dapat diketahui hanya dari materi, benda, saja. Adanya itu menurut Ari terletak dalam barang/materi selama barang itu ditentukan oleh yang umum/pengertian. Nah, dititik ini barulah Ari mulai sedikit berpisah dengan pandangan gurunya. Pandangannya lebih realis dari pandangan Plato yang terkesan sangat abstrak. terlihat bagaimana pengaruh pendidikan ayahnya di masa kecilnya dari ilmu-ilmu alam, Ari memandang terlebih dahulu yang konkrit dan nyata.

(3)

Logika Aristoteles

Berfikir logik adalah cara berfikir secara teratur menurut yang tepat yang berdasarkan hubungan kausalitas atau sebab akibat. Dalam hal berfikir secara logika ini Aristoteles dalam dunia pikir Yunani nyaris tak ada tandingannya. Bukan berarti filosof-filosof yang hidup sebelum Ari tidak berfikir menggunakan logika tetapi lebih pada fakta bahwa Ari-lah filosof pertama dalam dunia Yunani yang mendengungkan cara berfikir yang teratur dalam suatu sitem (M. Hatta, 2006:121). Adapun ajaran ilmu logika ini kemudian dikenal dengan sebutan silogisme. Maksud silogisme yaitu menarik kesimpulan dari hal-hal khusus menuju pada kenyataan umum. Hal ini dilakukan untuk mencapai kebenaran berdasar tarikan kesimpulan dari yang umum atas hal-hal yang khusus sebagai misal:

Semua Siswi SD Tunas Bahari Hari ini absen Ani adalah siswi SD Tunas Bahari

Ani absen hari ini

Berdasar ilmu logika, hal ini adalah kebenaran yang tidak dapat disangkal. Oleh karena itu dikatakan pula, bahwa, sifat logika sama dengan matematika. Menurut Ari pengetahuan ilmiah merupakan pengetahuan tentang kebenaran. Hal ini berbeda dengan pengetahuan biasa yang diperoleh dari pengalaman. Pengalaman hanya menyatakan kepada kita tentang apa yang terjadi. Pengertian atau yang umum menerangkan apa sebab itu terjadi. Sedangkan pengetahuan ilmiah mencari pengertian atau yang umum, menyelidiki sebab dan dasar-dasar dari segala yang ada (M. Hatta, 2006:122).

(4)

Dari kesemua ini substansi-lah yang menjadi pokok sedangken yang lain hanya sebagai penyebut. Dalam upaya mempertimbangkan, menarik simpulan dan membuktikan semua mesti didasarkan pada hal yang objektif. Lebih lanjut Ari mengatakan, bahwa yang “lebih dulu” dan mudah untuk tertangkap oleh pikiran kita ialah hal-hal yang konkrit, yang dapat dilihat dan dialami. Misalnya, orang buta atau tuli lebih mudah tergambar dalam pikiran kita daripada “orang” belaka. Akan tetapi yang “lebih dahulu” pada hakekatnya tidak lebih dahulu, melainkan datang kemudian hasil turunan dari yang umum/pengertian/idea. Walaupun yang umum ini sebenarnya lebih dahulu dan menjadi dasar yang pokok. Namun ia sulit tertangkap oleh pikiran jika tidak disertai dengan hal-hal yang konkrit.

Ari masih berada pada jalur gagasan filosofi dari Plato, bahwa adanya dapat dicapai melalui yang umum/pengertian/idea. Yang ditentang dari ajaran gurunya ialah pemisahan extreme antara yang umum dan yang khusus, antara idea dan gambarannya, antara pengertian dan pemandangan, antara become dan being. Pengertiannya mengenai idea berbeda dengan Plato. Idea menurut Plato berada pada tataran abstrak sama sekali. Sedangken Ari berusaha mencari hubungan antara ideos/idea dengan kenyataan yang lahir. Disitulah ia letakkan tugas dari logika, yaitu menghubungkan yang umum/idea dengan hal-hal yang khusus/ pengalaman. Ajaran logika ini diciptakan oleh Aristoteles sebagai bagian pendahuluan dari keseluruhan ajaran filosofinya.

Metafisika Aristoteles

(5)

barang; maka rumah merupakan bentuknya. Kemudian bagaimana jika pengertian ini dibawa pada manusia, maka jadinya badan manusia adalah barang, dan jiwanya merupakan bentuk. Tidak ada barang yang tidak berbentuk segala materi/alam lahir di dunia ini memiliki bentuk (M. Hatta, 2006:127)

Pendeknya ‘barang” hanya-lah kemungkinan “bentuk-lah” pelaksanan dari kemungkinan itu. Yang umum/idea terlaksana dalam yang khusus, dengan demikian adanya dapat diketahui melalui didalam benda-benda yang ada itu, karena yang umum/idea terlaksana dalam yang khusus. Lantas apakah yang menjadi sebab pengerak dari “barang” kemungkinan pada “bentuk” pelaksanaan tersebut? Menurut Aristoteles jawabannya adalah Tuhan-lah faktor penggerak itu. Gerak di sini tidak diartikan sebagai berpindah tempat tetapi lebih pada perubahan. Dalam hal ini pendapat Ari sudah dekat kembali kepada Plato.

Filosofi Alam Aristoteles

Alam dalam pandangan Ari ialah meliputi semua pergerakan materi. Dengan adanya pergerakan berarti terdapat perubahan. Perubahan bergantung dengan tempat dan waktu berkaitan dengan tempat, menurut Ari luas di alam semesta ini terbatas di luar itu tidak ada tempat lagi. Sedangkan waktu merupkan ukuran dari gerak yang dahulu dan kemudian. Waktu menurutnya tidak berhingga, tidak ada awalnya dan akhir. Dengan demikian, alam menurutnya ada untuk selama-lamanya, hal ini karena waktu yang tidak terbatas tersebut. Disamping itu Tuhan menurutnya juga merupakan penggerak pertama dari alam semesta (M Hatta, 2006:132)

Etik Aristoteles

(6)

diutamakan oleh Ari dibandingkan dengan budi perangai seperti keberanian, kesederhanaan, pemurah hati dan lain sebagainya.

Setiap budi perangai yang baik menurutnya berada pada posisi tengah diantara dua extreme sikap yang saling bertolak belakang. Misalnya, sikap berani yaitu antara pengecut dan nekat; suka memberi antara kikir dan boros; rendah hati antara berjiwa budak dan sombong. Dalam budi perangai ini Ari mengambil jalan tengah serta menekankan pada keseimbangan sikap. Disamping mengambil jalan tengah, ada tiga hal lagi yang perlu dikemukakan dan perlu dipenuhi untuk mencapai kebahagiaan hidup. Pertama, manusia harus memiliki harta secukupnya, karena kemiskinan itu memunculkan jiwa yang rendah bagi manusia.

Kedua, alat terbaik untuk mencapai kebahagiaan adalah persahabatan. Menurutnya persahabatan lebih penting dibandingkan keadilan, sebab ketika orang seorang bersahabat maka dengan sendirinya terjadi keadilan diantara mereka. Akan tetapi persahabatan lebih mudah terjadi antara orang yang sedikit jumlahnya dinbandingkan orang denga jumlah banyak. Ketiga, barulah ini keadilan, keadilan dan persahabatan menurut Ari adalah budi yang menjadi dasar hidup bersama dalam keluarga dan negara.

Negara Dalam Pandangan Aristoteles

(7)

hanya diperkenankan untuk mencari sebatas dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya serta keluarganya.

Pekerjaan berdagang serta memungut riba juga dicelanya, ia menganjurkan agar negara mengambil tindakan tepat untuk mempengaruhi kehidupan sosial. Negara hubungannya dengan manusia sendiri adalah mencakup keseluruhan, negara memiliki tujuan untuk mencapai keselamatan bagi semua penduduknya, keadilan adalah anasir tertinggi dan esensial sifatnya bagi negara. (M. Hatta, 2006:135) Kewajiban negara adalah memberikan rakyatnya pendidikan yang tetap agar berbudi baik. Di dalam negara, kedudukan golongan tengah-lah yang patut dipandang sebagai penduduk penuh. Ari memandang golongan ini sebagai tiang masyarakat, mereka lebih tinggi dibandingkan pedagang ataupun bankir.

Pedagang dan bankir bahkan dipandang sederajat dengan para budak. Dalam adab masyarakat Yunani kala itu perbudakan masih diberlakukan. Aristoteles maupun Plato tidak menolak hal ini. Orang Yunani memandang hina pekerjaan yang berkitan dengan kerja fisik termasuk diantaranya pekerjaan berdagang dan bertani, sebab pekerjaan itu menumpulkan pikiran. Oleh karena, pekerjaan ini dikerjakan oleh para budak. Orang yang bekerja sepanjang hari tidak memiliki waktu untuk memikirkan perihal politik dan kepentingan umum. Ari berpendapat, bahwa orang yang memiliki waktu luang saja yang berhak bersuara tentang pemerintahan. Lebih lanjut, menurutnya negara yang baik bentuknya tidak memberikan kedudukan warga negara orang-orang yang bekerja tangan/fisik (M. Hatta, 2006:136)

(8)

itu, ada baiknya pemerintahan dilakukan oleh “banyak orang” yakni 3) Politea atau pemerintahan berdasar kekuasaan seluruh rakyat atau juga disebut dengan demokrasi. Sunguhpun dalam memberikan pertimbangan “orang banyak” ini kurang memiliki kecakapan dari orang-orang yang punya keahlian, namun “orang banyak” tidak mudah dihinggapi kecurangan.

Diantara semua itu di sini Aristoteles memandang rendah demokrasi dibandingkan dengan aristokrasi, sebab dalam demokrasi keahlian diganti dengan jumlah. Karena rakyat mudah tertipi maka lebih baik hak pilih dibatasi hanya pada lingkungan orang-orang cerdik pandai saja. Menurutnya kombinasi dari aristokrasi dan demokrasi adalah sistem yang sebaik-baiknya (M. Hatta, 2006:138)

Daftar Rujukan

Referensi

Dokumen terkait

1) Mengujikan soal pilihan ganda berdasarkan hasil uji coba yang telah diperbaiki kesalahan-kesalahan yang terdapat di dalamnya kepada siswa kelas VII C untuk

Jika kuitansi sudah langsung diserahkan sekalian dengan invoice dan faktur pajak, maka dari bagian keuangan mengeluarkan tanda terima atas penye rahan kwitansi dan

Eksperimen mengenai kekuatan pelet maupun briket bijih besi berbinder organik dan inorganik telah banyak dilakukan, namun pengaruh binder terhadap sifat metalurgis

Radon adalah unsur Gas Mulia yang paling stabil karena jari-jari atomnya paling besar.. Argon adalah unsur Gas Mulia yang paling mudah bereaksi dengan

pengaruh secara simultan antara variabel persepsi nilai yang terdiri dari keterlibatan, loyalitas merek, persepsi harga, persepsi kualitas, pengenalan dan persepsi

Jadi simpulannya adalah dari ketujuh puisi yang terdapat pada buku paket “Inilah Bahasa Indonesiaku” semuanya terdapat nilai pendidikan dan hal ini sangat aik

Wesel tersebut memiliki satu track lurus dan dua track yang membelok ke kiri atau ke kanan di mana sumbu dari ketiga bertemu di satu titik. o Wesel

Siti Wulandari ‘Siwu’ sang pujaan hati yang selalu ada di setiap penulis mendapat kesulitan, selalu memberikan do’a, dorongan, semangat, motivasi serta cinta dan