• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 8 METRO SELATAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 8 METRO SELATAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 8 METRO SELATAN

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

OLEH

CITRA HAYUNINGTHIAS

Penelitian dilakukan di SD Negeri 8 Metro Selatan Kota Metro dengan subyek penelitian seluruh siswa kelas V dengan jumlah 33 siswa terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan SD Negeri 8 Metro Selatan. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2009/2010. Penelitian dilakukan 3 siklus sebanyak 6 pertemuan dari bulan Januari-April

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar pada siswa kelas V SD Negeri 8 Metro Selatan Tahun Pelajaran 2009/2010 pada pembelajaran matematika tentang bangun ruang (kubus, balok, prisma segitiga), dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model Koopertaif Tipe Jigsaw, dimana siswa dikelompokkan berdasarkan keahliannya.

Tehnik pengumpulan data pada penelitian ini adalah tehnik tes dan tehnik non tes. Berdasarkan analisis data menunjukkan 11 siswa (33,33%) memperoleh nilai di bawah 6,5 dan 22 siswa (66,67%) dari 33 siswa memperoleh nilai di atas 6,5. Dalam pelaksanaan tindakan siklus II menunjukkan 4 siswa (12,12%) dari 33 siswa mendapatkan nilai di bawah 6,5 dan sebanyak 29 siswa (87,88%) mendapatkan nilai di atas 6,5. Pada siklus III menunjukkan 2 siswa (6,06%) memperoleh nilai di bawah 6,5 dan 31 siswa (93,94%) dari 33 siswa memperoleh nilai di atas 6,5.

Dapat disimpulkan bahwa penggunaan model kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran Matematika dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 8 Metro Selatan tahun pelajaran 2009/2010.

(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas V

mata pelajaran Matematika Sekolah Dasar Negeri 8 Metro Selatan dapat

disimpulkan :

1. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Matematika dengan menggunakan

model kooperatif tipe jigsaw dapat berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat

dari hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 1 siswa yang

mendapatkan nilai < 65 sebanyak 32 siswa (96,97%) dan 1 siswa (3,03%)

mendapatkan nilai > 65. Pada pertemuan 2, siswa yang mendapatkan nilai <

65 sebanyak 26 siswa (78,79%) dan yang mendapat nilai diatas > 65 sebanyak

7 siswa (21,21%). Pada siklus II pertemuan 1 siswa yang mendapatkan nilai <

65 sebanyak 25 siswa (75,76%) dan 8 siswa (24,24%) mendapatkan nilai >

65. Pada pertemuan 2, siswa yang mendapatkan nilai < 65 sebanyak 21siswa

(63,64%) dan yang mendapat nilai diatas > 65 sebanyak 12 siswa (36,36%).

Pada siklus III pertemuan 1 siswa yang mendapatkan nilai < 65 sebanyak 10

siswa (30,30%) dan 23 siswa (69,70%) mendapatkan nilai > 65. Pada

pertemuan 2, siswa yang mendapatkan nilai < 65 sebanyak 3 siswa (9,09%)

(3)

2. Hasil prestasi belajar siswa dalam pelajaran Matematika dengan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada setiap siklusnya. Hal ini dapat

dilihat bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai <65 pada siklus I pertemuan

1 sebanyak 26 siswa (78,79%), pada pertemuan 2 sebanyak 11 siswa

(33,33%), pada siklus II pertemuan 1 sebanyak 7 siswa (21,21%). Pada

pertemuan 2 sebanyak 4 siswa (12,12%), sedangkan pada siklus III pertemuan

1 sebanyak 4 siswa (12,12%) dan pada pertemuan 2 sebanyak 2 siswa

(6,06%). Untuk siswa yang mendapatkan nilai ≥65 pada siklus I pertemuan 1

sebanyak 7 siswa (21,21%), pertemuan 2 sebanyak 22 siswa (66,67%). Pada

siklus II pertemuan 1 sebanyak 26 siswa (78,79%), pertemuan 2 sebanyak 29

siswa (87,88%). Sedangkan pada siklus III pertemuan 1 sebanyak 29 siswa

(87,88%) dan pada pertemuan 2 sebanyak 31 siswa (93,94%).

5.2 Saran

1. Kepada siswa, untuk senantiasa membudayakan belajar berhitung, guna

memperkaya ilmu pengetahuan dan memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

2. Kepada Orang tua, untuk selalu membimbing dan memotivasi putra-putrinya

agar rajin belajar dan kelak menjadi anak yang berguna bagi orang tua, bangsa

dan negara.

3. Kepada guru, untuk senantiasa menggunakan model pembelajaran Kooperatif

Tipe Jigsaw dalam setiap proses pembelajaran, karena dengan adanya model

pembelajaran, siswa-siswa lebih antusias dalam mengikuti proses

pembelajaran.

(4)

4. Kepada Sekolah, agar dapat melengkapi sarana dan prasarana yang masih

belum ada agar proses pembelajaran dapat berlangsung lebih baik sehingga

prestasi belajar dapat meningkat.

5. Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), dapat lebih memahami

tugas seorang guru sekolah dasar dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan

dasar dan dapat mengetahui permasalahan-permasalahan yang muncul di

(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan dasar memegang peranan penting dalam usaha meningkatkan

kualitas sumber daya manusia dimasa yang akan datang. Salah satu komponen

pendidikan dasar adalah bidang-bidang pengajaran diantaranya Matematika.

Perhitungan dan proses berpikir Matematika biasanya diperlukan orang dalam

menyelesaikan berbagai permasalahan. Oleh karena itu pengajaran Matematika

sekolah dimasa yang akan datang diupayakan agar siswa tidak hanya terampil

menggunakan Matematika Depdikbud dalam (Susanti, 2009 : 10). Sedangkan

tujuan pengajaran Matematika ditingkat Sekolah Dasar (SD) dinyatakan sebagai

berikut.

1. Menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung

sebagai alat kehidupan sehari-hari.

2. Menumbuhkan kemampuan siswa yang dapat dialih gunakan

melalui kegiatan Matematika.

3. Mengembangkan pengetahuan dasar Matematika sebagai bekal

belajar lebih lanjut di SMP.

(6)

Menurut Soedjadi dalam (Adjie, 2006 : 5) mengatakan bahwa kualitas

pendidikan Matematika terutama ditingkat pendidikan dasar masih sangat

memprihatinkan. Kondisi ini terefleksi tidak hanya dari prestasi belajar siswa

tetapi juga dari proses pembelajaran. Kemudian Soedjadi dalam (Adjie, 2006 : 5)

ada beberapa faktor penyebab terjadinya permasalahan dalam pendidikan

Matematika di Indonesia terutama yang berkaitan dengan kurikulum dan proses

pembelajaran. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan siswa kesulitan dalam

pembelajaran Matematika sebagai berikut.

1. Proses pembelajaran Matematika yang masih bersifat abstrak tanpa

mengaitkan permasalahan Matematika dengan kehidupan sehari-hari.

2. Guru kurang memotivasi siswa dalam pembelajaran Matematika

sehingga siswa lemah mempelajari Matematika.

3. Siswa tidak berani mengemukakan ide atau gagasan kepada guru

karena guru belum dapat melakukan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

dan menyenangkan.

4. Guru masih bersifat dominan dalam proses pembelajaran.

Kemungkinan-kemungkinan ini seharusnya menjadi perhatian yang lebih bagi

pendidik dalam menyampaikan pembelajaran Matematika.

Dari prestasi prasurvei dan wawancara dengan guru kelas V SD Negeri 8

Metro Selatan mata pelajaran yang sebagian besar kurang dikuasai oleh siswa

adalah Matematika dan khususnya materi bangun ruang. Hal ini disebabkan

bahwa kondisi pembelajaran Matematika di SD Negeri 8 Metro Selatan lebih

didominasi oleh pendekatan yang bersifat tradisional (konvensional) yaitu dengan

(7)

membosankan, kurang menarik, serta kurang memberikan rangsangan bagi siswa

untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Bagi sebagian guru Matematika

SD, mengajarkan Matematika bukan hal yang mudah. Seringkali sejumlah siswa

telah memahami materi bangun ruang secara teoritis, tetapi mengalami kesulitan

ketika menggunakan rumus-rumus yang telah ada.

Dari permasalahan guru di atas, dalam pembelajaran guru kurang optimal

dan masih berpusat pada guru, dimana guru harus menjelaskan materi pelajaran,

memberi contoh soal, membahas soal-soal latihan dan aplikasinya, hal ini yang

menyebabkan siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Dengan metode seperti ini,

hanya siswa yang mempunyai minat belajar tinggi saja yang aktif dalam proses

pembelajaran, sedangkan siswa yang mempunyai minat belajar rendah cenderung

tidak serius dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu, untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika, perlu ditemukan model

pembelajaran yang tepat.

Hal yang perlu diperbaiki dalam permasalahan ini adalah model

pembelajaran guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran agar aktivitas dan

prestasi belajar siswa meningkat lebih baik. Diharapkan dengan pemilihan model

pembelajaran yang tepat, maka pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan

menyenangkan.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu kiranya dilakukan

perbaikan proses (aktivitas) dan prestasi pembelajaran melalui penelitian tindakan

kelas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk

meningkatkan aktivitas dan prestasi pembelajaran Matematika di SD Negeri 8

(8)

1.2 Indentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, perlu diidentifikasi permasalahan yang

ada sebagai berikut:

1. Rendahnya aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas V

semester 2 pada pembelajaran Matematika yang masih konvensional dengan

penerapan metode ceramah, penugasan, dan tanya jawab.

2. Perlu ditingkatkannya aktivitas dan prestasi belajar siswa

dengan penggunaan model kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran

Matematika siswa kelas V SD Negeri 8 Metro Selatan.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, dirumuskan masalah penelitian

sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat

meningkatkan aktivitas belajar Matematika siswa kelas V SD Negeri 8 Metro

Selatan?

2. Bagaimanakah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat

meningkatkan prestasi belajar Matematika siswa kelas V SD Negeri 8 Metro

(9)

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana telah dikemukakan di atas,

maka tujuan penelitian adalah :

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V pada SD Negeri 8 Metro

Selatan Tahun Pelajaran 2009/2010 pada pembelajaran Matematika dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

2. Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V pada SD Negeri 8 Metro

Selatan Tahun Pelajaran 2009/2010 pada pembelajaran Matematika dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun prestasi penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat

memberikan manfaat bagi :

1. Bagi Siswa

a. Dapat meningkatkan pemahaman konsep Matematika

tentang bangun ruang, khususnya siswa kelas V sehingga dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa.

b. Dapat belajar bersosialisasi dengan cara memahami

perbedaan-perbedaan yang tumbuh dalam kelompok.

c. Dapat saling bertukar pikiran antara sesama anggota

kelompok sehingga setiap siswa dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang

lebih banyak.

d. Dapat belajar untuk mau mendengarkan dan saling

(10)

2. Bagi Guru

Dapat memperluas wawasan dan pengetahuan guru Matematika mengenai

pendekatan-pendekatan pembelajaran Matematika sehingga dapat digunakan

meningkatkan atau mengembangkan kemampuan profesional guru dalam

menyelenggarakan pembelajaran di kelas sesuai dengan KTSP.

3. Bagi Sekolah

Dapat memberikan sumbangan yang berguna dalam upaya meningkatkan mutu

pembelajaran Matematika di sekolah yang bersangkutan.

4. Bagi Peneliti

a. Menambah ilmu pengetahuan yang telah dimiliki peneliti dan merupakan

wahana untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah di dapat di bangku

kuliah.

b. Dapat dijadikan masukan bagi peneliti-peneliti lain yang melakukan

Referensi

Dokumen terkait

Research Question 2: What are the politeness strategies used by the second semester students of Sahid Tourism Institute of Surakarta 2015/2016 academic year in expressing

Bab III berisi hasil penelitian dan analisis data, pada bab ini menjelaskan tentang peran intelijen kejaksaan negeri dalam pengungkapan dugaan tindak pidana korupsi di wilayah

Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial adalah “ Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam

penurunan kadar glukosa darah pada tikus putih jantan galur wistar yang.

Upaya  untuk  meneari  kondiSi  optimum  dari  suatu  penelitian  menggunakan  RSM  pertama  kah  dikemukakan  oleh  Box  dan  Wilson  pada  tahun  195] 

Banyaknya individu yang terinfeksi penyakit satu yang digambarkan dengan grafik berwarna merah mengalami kenaikan dari nilai awal sampai ke puncak epidemi pada t = 112 sebanyak

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan adanya modifikasi alat bantu berupa pemukul plastik dan bola karet, dapat meningkatkan waktu aktivitas

kompetisi Peran pemerintah diperlukan untuk menjamin agar kegiatan ekonomi dapat berlangsung dengan kompetisi yang sehat. Sebab tanpa pengawasan pemerintah akan berakibat