PENDUGAAN MODEL UNTUK
BOBOT BADAN SAP1 BALI JANTAN
OLEH :
JURUSAN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU. PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
m
AGUS PRIYANTO. Pendugaan'~$&el Untuk Bobot Badan Sapi Baii Jantan (di bawah bilnbingan Aji Hahim Wig$i,m:se"oaYi ketua dan Meuthia Rachmaniah
#' j
sebagai anggota). t
!.
....
t ?. it ..:,.
Pengukuran bobot badan ternak sapi,iin$aipenting dan perlu untuk diketahui, karena bobot badan merupakan salgh. Sat.C fakta! penentu nilai dari ternak sapi
. .
. tersebut. Cara yang paling akurat untuk meng$tahui bobot badan ternak dapat dilakukan dengan menimbang ternak se~ar&~~~'langsung. Oleh karena sulitnya mendapatkan timbangan ternak terutama di daerah pedesaan, perlu cara lain untuk mengetahui bobot badan yaitu dengan cara pendugaan bobot badan ternak sapi melalui pendekatan hubungan antara satu atau lebih ukuran-ukuran tubuh ternak dengan bobot badannya.Data yang diainati adalah data dari Rumah Potong Hewan (RPH) Cakung DKI Jakarta. Data yang digunakan adalah data sekunder 133 ekor sapi bali jantan dari daerah peternakan Nusa Tenggara Timur dan Bali, yang terdiri dari 45 ekor kelompok umur 1,s - 2 tahun, 37 ekor kelompok umur 2 - 2,5 tahun, daii 51 ekor
kelompok ulnur
2,s
- 3 tahun.Model penduga bobot badan sapi bali jantan untuk kelompok umur 1,5 - 2
tahun adalah
?
= 0,304 X,I.OZ1, keloinpok umur 2 - 2.5 tahun adalah?
= 0,720 XYm, sedangkan model penduga bobot badan sapi bali jantan untuk kelompok umur 2,5 -PENDUGAAN MODEL UNTUK
BOBOT BADAN SAP1 BALI JANTAN
OLEH :
AGUS PRIYANTO G.27.1718
Karya Ilmiah
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Statistika
pada
Fakuftas Matematika dan Ihnu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor
JURUSAN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAKUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Karya IImiah
:Pendugaan Model Untuk Bobot Badan Sapi
Bali Jantan
Nama Mahasiswa
:Agus priyanto
Nomor Pokok
:G27.1718
Menyetujui
1. Komisi Pembimbing
(Ir. Aii Hamim Wigena. MSc.)
Or. Meuthia Rachmaniah. MSc.)
Ketua
Anggota
Ketua Jnrusan
0
5
DEC
1994
DAETAR IS1
Halaman
. .
DAFTAR IS1
. . .
11... DAFTAR TABEL
. . .
111... DAFTAR LAMPIRAN
. . .
111DAFTARGAMBAR
. . .
ivPENDAHULUAN
. . .
1Latar Belakang
. . .
1Tujuan Penelitian
. . .
1TINJAUAN PUSTAKA
. . .
1Sapi Bali
. . .
1Analisis Regresi
. . .
I Pemilihan Model. . .
3BAHANDANMETODE
. . .
3Bahan Penelitian
. . .
3Metode Penelitian
. . .
4HASIL DAN PEMBAHASAN
. . .
4KESIMPULAN DAN SARAN
. . .
9DAFTARPUSTAKA
. . .
9DAFTAR TABEL
Halaillan
Model Regresi untuk Kelornpok Umur 1. 5 . 2 Tahun
. . .
4Model Regresi untuk Kelornpok Umur 2 . 2. 5 Tahun
. . .
5Model Regresi untuk Kelornpok Urnur 2. 5 . 3 Tahun
. . .
7DAlTAR LAMPIRAN
. . .
Hasil Uji Goldfeld dan Quandt menurut Kelompok Umur 12
Hasil Uji Goldfeld dan Quandt untuk Kelompok Umur 2. 5 . 3
. . .
Tahun 12
.
. . .
Analisis Ragam untuk Kelompok Umur 1. 5 2 Tahun 12
Analisis Ragam untuk Kelompok Umur 2 . 2.
5
Tahun. . .
12iii
DAbTAR GAMBAR
No. Halaman
1. Plot Sisaan Baku dan Nilai Y Dugaan untuk Kelompok Umur 1,5 - 2
Tahun
. . .
52. Plot Sisaan Baku dan Nilai Y Dugaan untuk Kelompok Umur 2 - 2.5
. . .
Tahun 6
3. Plot Sisaan Baku dan Nilai Y Dugaan untuk Kelompok Umur 2,s - 3
Tahun
. . .
74. Plot Sisaan Baku dan Nilai Y Dugaan untuk Kelompok Umur 2,5 - 3
PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA
L a t a r Belakang
Pengukuran bobot badan ternak merupakan ha1 yang sangat penting dan perlu untuk diketahui, karena bobot badan merupakan salah satu faktor pe- nentu nilai ternak tersebut. Cara yang paling akurat untuk mengetahui bobot badan ternak dapat dilakukan dengan menimbang ternak secara langsung. Namun secara praktis di lapangan, pe- nimbangan ternak besar, seperti sapi, perlu kerja keras, terutama apabila akan dilakukan penimbangan di pedesaan atau di daerah terpencil dengan keadaan topografi yang sulit dijangkau dengan transportasi. Oleh karena itu untuk mengetahui bobot badan perlu cara lain yang lebih praktis yaitu dengan cara pendugaan bobot badan ternak melalui pendekatan hubungan antara satu atau lebih ukuran-ukuran tubuh ternak deng- an bobot badannya.
Beberapa pendugaan bobot badan sapi telah dilakukan dan bahkan telah ditemukan alat penduga bobot badan ter- nak sapi berupa pita ukur, tetapi alat tersebut tidak cocok digunakan untuk sapi-sapi di Indonesia (Sidqi, 1992).
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh model penduga bobot badan sapi bali jantan.
Sapi Bali
Sapi bali merupakan salah satu jenis sapi yang digunakan sebagai bibit, terutama di daerah-daerah yang sebe- lurnnya tidak terdapat ternak sapi (Anonim, 1981). Sapi bali mempunyai ciri-ciri : (i) mampu beradaptasi serta memiliki tingkat fertilitas yang tinggi, (ii) sebagai ternak penghasil daging, (iii) dapat digunakan sebagai tenaga kerja, (iv) mampu memanfaatkan hijauan yang kurang bergizi (Sitepu, Lubis dan Situmorang, 1992). Berdasarkan ciri-ciri tersebut di atas, sapi bali memungkinkan untuk dikembangkan di berbagai daerah. Sapi bali memiliki warna kulit coklat tua pada bagian badan dan putih pada kaki bagian bawah, perut sebelah bawah, bagian pantat, sekitar bibir bawah dan atas serta ujung ekor (Rangkuti, Pulungan dan Abdulrahman, 1978).
Proses pertumbuhan ternak sapi ditunjukkan oleh adanya pertambahan bobot badan atau ukuran tubuh. Secara umum proses pertumbuhan ternak sapi merupakan hasil dari pertumbuhan bagian-bagian tubuh yang berbeda-beda, diawali dengan pertumbuhan rangka, otot-otot dan terakhir lemak, di mana pertumbuhan otot berlangsung pada umur 1,s tahun sampai pada umur 2,s tahun (Bambang, 1993).
Analisis Regresi
adalah untuk memperkiraka~i besarnya pengaruh secara kuantitatif dari peru- bahan suatu kejadian terhadap kejadian lainnya. Analisis ini rnelnerlukan data yang memiliki hubungan. Bila hubungan demikian dapat dinyatakan dalam bentuk rumus matematika, maka kita dapat menggunakannya untuk keperluan pe- ramalan (Walpole, 1990).
Model matematika dapat disusun dengan menggunakan analisis regresi yang menerangkan hubungan antar peubah. Pembentukan persamaan yang sesuai dengan tebarali data digunakan untuk memprediksi rata-rata peubah respon dari peubah bebas serta memper- kirakan kesalahan peramalannya. Cara ini lebih mementingkan observasi peu- bah bebas tertentu sedangkan peubah bebas lainnya dianggap tetap pada ber- bagai keadaan.
Bobot badan memiliki'hubungan yang linear dengan lingkar dada (Djagra
dalam
Ruri, 1981). Lingkar dada dan panjang badan perlu diketahui untuk menilai penampilan fisik seekor ternak (Natasasmitadalam
Katji, 1991). Korelasi ganda antara bobot badan deng- an lingkar dada dan panjang badan sapi bali jantan umur 1,s - 3 tahun dengan model linear sebesar 83,79 persen (Katji, 1991). Secara umum bentuk model linear tanpa intersep adalah :Brody (1945), menyatakan bahwa hubungan antara bobot badan dengan setiap peubah bebas ukuran badan ternak mengikuti model berpangkat. Korelasi ganda antara bobot badan dengan ling- kar dada, lebar dada, tinggi pundak dan panjang badan sapi bali jantan berumur
22 - 57 bulan dengall model berpangkat sebesar 78.14 persen (Palguna, 1983). Secara umum model berpangkat adalah:
Model berpangkat tersebut meru- pakan salah satu model nonlinear yang dapat ditransformasikan dalam bentuk linear. Transformasi biasanya dilakukan ,
untuk memudahkan prosedur pendugaan dan pengujian yang sah (Steel dan Torrie, 1991).
Pendugaan model dalam analisis regresi ini menggunakan Metode Kua- drat Terkecil (MKT), dengan asumsi- asumsi bahwa sisaan (E,) menyebar normal dengan nilai tengah 0 dan ragam
2,
serta peragam (ei,cj)= O
untuk setiap i f j. Apabila asumsi-asumsi dengan MKT tidak terpenuhi, pendugaan model dilakukan dengan metode robust. Prose- dur statistik yang bersifat robust dituju-kan untuk menanggulangi adanya pen- cilan data serta sekaligus meniadakan pengaruhnya terhadap hasil analisis (Aunuddin, 1989). Analisis robust ini
menggunakan fungsi penimbang
( 0 jika
I
U,1
> 1dengan
u,
= (Y, - ?,)I CS S = MedianI
Y, -?,
I
Y, = Bobot badan
?,
= Dugaan bobot badanC = Nilai konstanta yang kri- terianya tergantung dari p~rilaku data.
Pernilihan Model
Menurut Steel dan Torrie (1991), tidak ada prosedur statistik yang khas untuk menentulcan model regresi yang pallng cocok untuk suatu hubungan kurva linear. Kriteria yang dip& untuk memilih model yang terbaik ada- lah koefisien determinasi (R2) terbesar, statistik Press yang terkecil dan uji F
yang nyata. Kriteria tersebut sah hanya jika asumsi-asumsi yang mendasari
MKT terpenuhi.
Salah satu asumsi yang mendasari MKT adalah kehornogenan ragam. Pemeriksaan asumsi kehomogenan ragam dapat dilakukan dengan uji Goldfeld dan Quandt (Koutsoyiannis,
1979).
Pemeriksaan asumsi kenormalan dapat dilakukan dengan melihat tebaran data sisaan baku. Kenorrnalan terpenuhi apabila 68% sisaan baku berada dalam
selang (-1,1), 95% sisaan baku berada dalam selang (-2.2) dan seluruh sisaan baku berada dalam selang (-3,3). Sisaan baku yang berada diluar selang meru- pakan data yang berpotensi sebagai pencilan (Montgomery, Johnson, dan
Gardiner, 1990).
BAHAN DAN METODE
Bahan Penelitian
Data yang diamati adalah data dari Rurnah Potong Hewan (RPH) Cakung DKI Jakarta. Data yang digu- nakan adalah data sekunder 133 ekor sapi bali jantan dari daerah peternakan Nusa Tenggara Timur dan Bali, yang terdiri dari 45 ekor kelompok umur 1,5 - 2 tahun, 37 ekor kelompok umur
2 - 2,5 tahun dan 51 ekor kelompok umur 2,5 - 3 tahun. Pengamatan ini dilaksanakan pada tanggal 13 - 25 Mei
1991. Peubah-peubah yang diarnati antara lain :
a Lingkar dada (X,,) diukur tepat di belakang tulang belikat menggunakan pita ukur dengan ketelitian 1 cm. b. Panjang badan (X,,) diukur dari sendi
bahu sampai benjolan tulang tapis menggunakan pita ukur dengan ke- telitian 1 cm.
c. Bobot badan ( Y , ) ditimbang dengan menggunakan timbangan ternak Merk Bizebra, dengan kapasitas 1500 kg dengan ketelitian 1 kg.
d. 1. U ~ n u r 1 tahun gigi sulung ma- sih lengkap.
d.2. Umur 1,s - 2 tahun gigi sulung dalam berganti menjadi perma- nen.
d.3. Umur 2 - 2 , s tahun gigi sulung dalam, gigi sulung tengah dalam berganti menjadi perma- nen.
d.4. Umur 2.5 - 3 tahun gigi sulung dalam, gigi sulung tengah dalam dan gigi sulung tengah luar berganti menjadi perma- nen.
Metode Penelitian
Pada pelielitian ini dilakukan pendugaan bobot badan sapi bali jantan untuk setiap kelompok umur. Tahap awal analisis adalah menduga model regresi linear dengan menggunakan MKT. Pada regresi berpangkat, model terlebih dahulu ditransformasi ke bentuk linear dengan transformasi logaritme,
kemudian dilakukan pendugaan model dengan MKT.
Pemilihan model bagi setiap kelompok umur dilakukan dengan mem- bandingkan R2 dan statistik Press dari masing-masing model serta melakukan pengujian asumsi-asumsi sisaan yang diperlukan terhadap model terpilih. Analisis dilakukan dengan metode robust, apabila asumsi yang rnendasari MKT tidak terpenuhi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kelima model penduga bobot badan sapi bali jantan berdasarkan fungsi linear dan fungsi berpangkat disajikan pada Tabel 1 untuk kelompok umur 1,5 - 2 tahun dan Tabel 2 untuk
kelompok umur 2 - 2,5 tahun. Pada
Tabel 1 dan Tabel 2 kelima model memiliki nilai
R2
mendekati 100%.Model (2) dan (5) memiliki statistik Press yang kecil. Penambahan peubah
Tabel 1. Model Regresi untuk Kelompok Umur 1 , s -
2
Tahun. [image:12.553.65.480.460.608.2]Tabel 2. Model Regresi untuk Kelompok U~nur 2 - 2,5 Tahun.
Model RZ Press
bebas pada model (2) menjadi model ( 5 )
9
= 0,304hanya diikuti oleh penambahan nilai
RL
yang relatif kecil, sehingga model ter- sedangkan mode1 terpilih pada Tabel 2 pilih pada Tabel 1 adalah model (2) adalah model (2) dengan persarnaan : dengan persamaan :
9
= 0,720 XFgaSGarnbar 1. Plot Sisaan Baku dan Nilai Y Dugaan untuk Kelornpok Umur 1,5 -
2
[image:13.553.64.487.86.603.2]Z , > . - - - -.. . ?. .=.. !
2 . - - . .- . -. . . . - - .-.
,
. 5 ~ --: -=-i I
, -
,
.;..~---; i 4 - sI i i
3 C 5 .- -. .. - . . L _ L _ L L __I--.___
E - . ! I
a, f !
9 ~- - . ~- I -. --
z
i I -.
3--- I
- , !
.; -9.5 ~.~~ ~~ . . ---- - 7 - - - ^ L 1 i --
,
-
!t n
I
- b -
I-
,
I
-~I , ,-
-,
,5 = L -..--I
i
-+
i .+I-
-*
-'.- !I ! I
-2.5 i -- ! .
-5.76 5 . 7 9 5 . 8 5 . 8 2 5 . 8 4 5 . e 6 5 . 8 5 5:9 5 . 9 2 5 . 9 4
Y Dugaan
-
Gambar 2. Plot Sisaan Baku dan Nilai Y Dugaan untuk Kelompok Umur 2 - 2,5
Tahun.
Berdasarkan kedua model regresi terpilih dapat dinyatakan bahwa peubah l~ngkar dada mempengaruhi pemben- tukan bobot badan sapi bali jantan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilaku- kan oleh Ruri (1982), yang menyatakan bahwa 96% pembentukan bobot badan sapi bali dipengaruhi oleh lingkar dada.
Pemeriksaan kehomogenanragam bagi model terpilih dilakukan dengan cara memeriksa sisaan baku secara grafis, dengan me~nbuat plot antara sisaan baku dan nilai Y dugaan (Gambar 1 dan 2). Gambar 1 dan 2 memperlihat- kan pencaran titik yang acak, sehingga dapat dikatakan bahwa kedua model terpilih memiliki ragam yang homogen. Hasil ini sesuai dengan uji Goldfeld dan
Quandt (Tabel Lampiran 1) bahwa ragamnya homogen.
Hasil pemeriksaan pada sisaan baku menunjukkan 68% sisaan baku berada dalam selang (-1. I), 95 % sisaan baku berada dalam selang (-2.2) dan seluruh sisaan baku berada dalam selang (-3.3). sehingga asumsi kenormalan dapat terpenuhi.
Setelah terpenuhinya asumsi- asu~nsi yang diperlukan, dilakukan pengujian terhadap model. Hasil pengujian model (Tabel Lampiran 3 dan 4) menunjukkan berbeda nyata, sehingga dapat dikatakan bahwa model layak digunakan.
[image:14.553.66.492.60.309.2]Tabel 3. Model Regresi untuk Kelompok Umur 2 , s - 3 Tahun.
Model R2 Press
fungsi linear dan fungsi berpangkat (5) hanya diikuti oleh penambahan R2 disajikan pada Tabel 3. Pada Tabel 3 yang relatif kecil, sehingga dapat dikata- model-model memiliki R' yang relatif kan model terpilih adalah model (3) sama. Model (3) dan (5) memiliki statis- dengan persamaan :
tik Press pang kecil. Penambahan peu-
[image:15.549.60.481.91.235.2]bah bebas dari model (3) menjadi model = 1,402
X,1,w8
Gambar
3.
Plot Sisaan Baku dan Nilai Y Dugaan untuk Kelompok Umur2,5
-3
[image:15.549.63.483.314.566.2]Gambar 4. Plot Sisaan Baku dan Nilai Y Dugaan untuk Kelompok U ~ n u r 2,s - 3
Tahun, dengan Metode Robust.
Pada kelompok umur 2.5 - 3 tahun ternyata bobot badan dlpengaruh~ oleh panjang badan. Ini dimungkinkan karena liugkar dada diukur tepat di belakang tulang belikat, di mana pada umur 2.5 tahun pertumbuhan otot-otot yang menyelimuii kerangka praktis sudah terhenti, sehingga lingkar dada tidak lagi mempengaruhi bobot badan.
P e m e r i k s a a n a s u m s i ke- homogenan ragam dapat dilihat dari hasil plot sisaan baku dan nilai Y duga- an (Gambar 3). Gambar 3 rnemperlihat- kan adanya pencilan data dan pencaran titik yang cenderung berbentuk corong. Hal ini menunjukkan ketakhomogenan ragam sesuai dengan uji Goldfeld dan Quandt (Tabel Lampiran 1). Model- model regresi pada kelompok umur
KESTMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Model berpangkat ~nerupakan model terbaik bagi pendugaan bobot badan sapi bali jantan untuk kelompok u n u r 1 , s - 2 tahun dan kelo~npok ulnur 2 - 2.5 tahun.
Model penduga bobot badan sapi bali jantan untuk kelompok umur 1.5 -
2 tahun adalah
?
= 0,304 XI1.'", kelompok umur 2 - 2 , s tahun adalah?
= 0,720 sedangkan model penduga bobot badan sapi bali jantan untuk kelompok umur 2.5 - 3 tahunadalah
?
= 1.440 X,0.Y99.Saran
Dalam analisis ini pendugaan bobot badan sapi bali jantan berdasarkan kelompok umur. Mungkin akan lebih menarik apabila analisis berdasarkan jenis kelarnin, kelompok umur, iklim dan asal daerah peternakan. Untuk itu diperlukan penelitian lebih la~ijut ter- hadap model terpilih dengan melakukan validasi silang, sehi~igga diperoleh ~nodel yang benar-benar mewakili.
Model yang mewakili sebaiknya dikonversikan dalam bentuk pita ukur, sehingga penggunaannya mudah.
DARTAR PUSTAKA
Aunuddin. 1989. Analisis Data. Dirjen Pe~ididikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat IPB, Bogor.
Brody, S. 1945. Bionergetic and Growth. Reinhold Publishing Corporation. New York, USA.
Bambang, S. 1993. Sapi Potong. Penebar Swadaya, Jakarta.
Katji. 1991. Hubungan Antara Lingkar Dada dan Panjang Badan dengan Bobot Badan Hidup dan Bobot Karkas Sapi Bali Jantan. Fakultas
Peternakan Universitas
Wijayakusuma Purwokerto.
Koutsoyiannis. A. 1977. Theory of Econometrics. Second Edition, Harper and Row Publishers, Inc.. New York.
Montgomery, D. C., L.A. Johnson, dan J.S. Gardiner. 1990. Fore- casting and Time Series Analy- sis. McGraw Hill, Inc., New York.
Palguna, A. A. B. 1983. Pembakuan Ukuran Badan Sapi Bali Dewasa di Propinsi Bali. Tesis S, Tidak Dipublikasikan, Fakultas Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Anonim. 1981. Informasi Peternakan.
Rangkuti, M., H. Pulungan., dan Walpole, R. E. 1990. Pengantar Statis- S. Abdulrahman. 1979. Perkem- tika. Edisi ke-3, PT Gramedia, bangan dan Pengarahan Pene- Jakarta.
litian Breeding Sapi Potong Indonesia. Proceeding: Edisi 1979. Balai Petielitian Ternak Bogor.
R~rri, S. 1982. Hubungan Antara Bobot Badan, Lingkar Dada dan Panjang Badan Sapi Bali Dengan Bobot Hidup dan Bobot Karkas Sapi Bali Jantan Di Dati I Bali. Karya Ilmiah S, Tidak Dipubli- h s i k a n , Fakultas Peternakan
IPB. 'Bogor.
Sldq~. R.A. 1992. Model Statistik Pendugaan Bobot Badan Sapi Madura. Proceedmg: Pertemuan llmiali Hasil Penelillan Pengem- bangan Sapi Madura, Balai Pe- nelitian Ternak Bogor.
Sitepu, P.. A. Lubis., dan P. Situmorang. 1992. Perforrnans Sapi Bali Di Propinsi Lampung. Ilmu dan Peternakan: Volume 5 Nornor 2. Balai Peiielitian Ter- nak Bogor.
'ahel Lampi]-an I. Hasil Uji Goldfeld dan Quandt menurut Kelornpok Umur.
I I I
Kelompok umur
I
JKS,I
JKS,I
Nilai FI I I
T a h d Lampiran 2. Hasil Uji Gi~ldfeld dan Quandt untuk Kelompok Umur 2,5 - 3 Tahun
Tahel Lampiran 3. Analisa Ragani untuk Kelompok Umur I .5 - 2 Tahun.
*) Npata pada taraf 5%
**) Nyata pada taraf I %
Nilai F 2,4361 8,7500 8,1151 5,4000 105,1514 . Sumber Model Sisaan Total
Tahel Lampiran 4. Analisa Ragam untuk Kelompok Umur 2 - 2,5 Tahun. JKS, 1257 35 663 37 0,048430 Model I 2 3 4 5 JKS, 516 4 81.7 5 0,000474 Sumher Model Sisaan
Nilai F 751,285 "
K T 0,05888 0,0000 1
K T 0,05467 0,00007 dh I 43 46 Nilai F 6599,824 *'
PENDUGAAN MODEL UNTUK
BOBOT BADAN SAP1 BALI JANTAN
OLEH :
JURUSAN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU. PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
m
AGUS PRIYANTO. Pendugaan'~$&el Untuk Bobot Badan Sapi Baii Jantan (di bawah bilnbingan Aji Hahim Wig$i,m:se"oaYi ketua dan Meuthia Rachmaniah
#' j
sebagai anggota). t
!.
....
t ?. it ..:,.
Pengukuran bobot badan ternak sapi,iin$aipenting dan perlu untuk diketahui, karena bobot badan merupakan salgh. Sat.C fakta! penentu nilai dari ternak sapi
. .
. tersebut. Cara yang paling akurat untuk meng$tahui bobot badan ternak dapat dilakukan dengan menimbang ternak se~ar&~~~'langsung. Oleh karena sulitnya mendapatkan timbangan ternak terutama di daerah pedesaan, perlu cara lain untuk mengetahui bobot badan yaitu dengan cara pendugaan bobot badan ternak sapi melalui pendekatan hubungan antara satu atau lebih ukuran-ukuran tubuh ternak dengan bobot badannya.Data yang diainati adalah data dari Rumah Potong Hewan (RPH) Cakung DKI Jakarta. Data yang digunakan adalah data sekunder 133 ekor sapi bali jantan dari daerah peternakan Nusa Tenggara Timur dan Bali, yang terdiri dari 45 ekor kelompok umur 1,s - 2 tahun, 37 ekor kelompok umur 2 - 2,5 tahun, daii 51 ekor
kelompok ulnur
2,s
- 3 tahun.Model penduga bobot badan sapi bali jantan untuk kelompok umur 1,5 - 2
tahun adalah
?
= 0,304 X,I.OZ1, keloinpok umur 2 - 2.5 tahun adalah?
= 0,720 XYm, sedangkan model penduga bobot badan sapi bali jantan untuk kelompok umur 2,5 -PENDUGAAN MODEL UNTUK
BOBOT BADAN SAP1 BALI JANTAN
OLEH :
AGUS PRIYANTO G.27.1718
Karya Ilmiah
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Statistika
pada
Fakuftas Matematika dan Ihnu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor
JURUSAN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAKUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Karya IImiah
:Pendugaan Model Untuk Bobot Badan Sapi
Bali Jantan
Nama Mahasiswa
:Agus priyanto
Nomor Pokok
:G27.1718
Menyetujui
1. Komisi Pembimbing
(Ir. Aii Hamim Wigena. MSc.)
Or. Meuthia Rachmaniah. MSc.)
Ketua
Anggota
Ketua Jnrusan
0
5
DEC
1994
DAETAR IS1
Halaman
. .
DAFTAR IS1
. . .
11...
DAFTAR TABEL
. . .
111 ...DAFTAR LAMPIRAN
. . .
111DAFTARGAMBAR
. . .
iv PENDAHULUAN. . .
1Latar Belakang
. . .
1 Tujuan Penelitian. . .
1 TINJAUAN PUSTAKA. . .
1Sapi Bali
. . .
1 Analisis Regresi. . .
I Pemilihan Model. . .
3 BAHANDANMETODE. . .
3 Bahan Penelitian. . .
3 Metode Penelitian. . .
4 HASIL DAN PEMBAHASAN. . .
4 KESIMPULAN DAN SARAN. . .
9 DAFTARPUSTAKA. . .
9DAFTAR TABEL
Halaillan
Model Regresi untuk Kelornpok Umur 1. 5 . 2 Tahun
. . .
4Model Regresi untuk Kelornpok Umur 2 . 2. 5 Tahun
. . .
5Model Regresi untuk Kelornpok Urnur 2. 5 . 3 Tahun
. . .
7DAlTAR LAMPIRAN
. . .
Hasil Uji Goldfeld dan Quandt menurut Kelompok Umur 12
Hasil Uji Goldfeld dan Quandt untuk Kelompok Umur 2. 5 . 3
. . .
Tahun 12
.
. . .
Analisis Ragam untuk Kelompok Umur 1. 5 2 Tahun 12
Analisis Ragam untuk Kelompok Umur 2 . 2.
5
Tahun. . .
12iii
DAbTAR GAMBAR
No. Halaman
1. Plot Sisaan Baku dan Nilai Y Dugaan untuk Kelompok Umur 1,5 - 2
Tahun
. . .
52. Plot Sisaan Baku dan Nilai Y Dugaan untuk Kelompok Umur 2 - 2.5
. . .
Tahun 6
3. Plot Sisaan Baku dan Nilai Y Dugaan untuk Kelompok Umur 2,s - 3
Tahun
. . .
74. Plot Sisaan Baku dan Nilai Y Dugaan untuk Kelompok Umur 2,5 - 3
PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA
L a t a r Belakang
Pengukuran bobot badan ternak merupakan ha1 yang sangat penting dan perlu untuk diketahui, karena bobot badan merupakan salah satu faktor pe- nentu nilai ternak tersebut. Cara yang paling akurat untuk mengetahui bobot badan ternak dapat dilakukan dengan menimbang ternak secara langsung. Namun secara praktis di lapangan, pe- nimbangan ternak besar, seperti sapi, perlu kerja keras, terutama apabila akan dilakukan penimbangan di pedesaan atau di daerah terpencil dengan keadaan topografi yang sulit dijangkau dengan transportasi. Oleh karena itu untuk mengetahui bobot badan perlu cara lain yang lebih praktis yaitu dengan cara pendugaan bobot badan ternak melalui pendekatan hubungan antara satu atau lebih ukuran-ukuran tubuh ternak deng- an bobot badannya.
Beberapa pendugaan bobot badan sapi telah dilakukan dan bahkan telah ditemukan alat penduga bobot badan ter- nak sapi berupa pita ukur, tetapi alat tersebut tidak cocok digunakan untuk sapi-sapi di Indonesia (Sidqi, 1992).
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh model penduga bobot badan sapi bali jantan.
Sapi Bali
Sapi bali merupakan salah satu jenis sapi yang digunakan sebagai bibit, terutama di daerah-daerah yang sebe- lurnnya tidak terdapat ternak sapi (Anonim, 1981). Sapi bali mempunyai ciri-ciri : (i) mampu beradaptasi serta memiliki tingkat fertilitas yang tinggi, (ii) sebagai ternak penghasil daging, (iii) dapat digunakan sebagai tenaga kerja, (iv) mampu memanfaatkan hijauan yang kurang bergizi (Sitepu, Lubis dan Situmorang, 1992). Berdasarkan ciri-ciri tersebut di atas, sapi bali memungkinkan untuk dikembangkan di berbagai daerah. Sapi bali memiliki warna kulit coklat tua pada bagian badan dan putih pada kaki bagian bawah, perut sebelah bawah, bagian pantat, sekitar bibir bawah dan atas serta ujung ekor (Rangkuti, Pulungan dan Abdulrahman, 1978).
Proses pertumbuhan ternak sapi ditunjukkan oleh adanya pertambahan bobot badan atau ukuran tubuh. Secara umum proses pertumbuhan ternak sapi merupakan hasil dari pertumbuhan bagian-bagian tubuh yang berbeda-beda, diawali dengan pertumbuhan rangka, otot-otot dan terakhir lemak, di mana pertumbuhan otot berlangsung pada umur 1,s tahun sampai pada umur 2,s tahun (Bambang, 1993).
Analisis Regresi
adalah untuk memperkiraka~i besarnya pengaruh secara kuantitatif dari peru- bahan suatu kejadian terhadap kejadian lainnya. Analisis ini rnelnerlukan data yang memiliki hubungan. Bila hubungan demikian dapat dinyatakan dalam bentuk rumus matematika, maka kita dapat menggunakannya untuk keperluan pe- ramalan (Walpole, 1990).
Model matematika dapat disusun dengan menggunakan analisis regresi yang menerangkan hubungan antar peubah. Pembentukan persamaan yang sesuai dengan tebarali data digunakan untuk memprediksi rata-rata peubah respon dari peubah bebas serta memper- kirakan kesalahan peramalannya. Cara ini lebih mementingkan observasi peu- bah bebas tertentu sedangkan peubah bebas lainnya dianggap tetap pada ber- bagai keadaan.
Bobot badan memiliki'hubungan yang linear dengan lingkar dada (Djagra
dalam
Ruri, 1981). Lingkar dada dan panjang badan perlu diketahui untuk menilai penampilan fisik seekor ternak (Natasasmitadalam
Katji, 1991). Korelasi ganda antara bobot badan deng- an lingkar dada dan panjang badan sapi bali jantan umur 1,s - 3 tahun dengan model linear sebesar 83,79 persen (Katji, 1991). Secara umum bentuk model linear tanpa intersep adalah :Brody (1945), menyatakan bahwa hubungan antara bobot badan dengan setiap peubah bebas ukuran badan ternak mengikuti model berpangkat. Korelasi ganda antara bobot badan dengan ling- kar dada, lebar dada, tinggi pundak dan panjang badan sapi bali jantan berumur
22 - 57 bulan dengall model berpangkat sebesar 78.14 persen (Palguna, 1983). Secara umum model berpangkat adalah:
Model berpangkat tersebut meru- pakan salah satu model nonlinear yang dapat ditransformasikan dalam bentuk linear. Transformasi biasanya dilakukan ,
untuk memudahkan prosedur pendugaan dan pengujian yang sah (Steel dan Torrie, 1991).
Pendugaan model dalam analisis regresi ini menggunakan Metode Kua- drat Terkecil (MKT), dengan asumsi- asumsi bahwa sisaan (E,) menyebar normal dengan nilai tengah 0 dan ragam
2,
serta peragam (ei,cj)= O
untuk setiap i f j. Apabila asumsi-asumsi dengan MKT tidak terpenuhi, pendugaan model dilakukan dengan metode robust. Prose- dur statistik yang bersifat robust dituju-kan untuk menanggulangi adanya pen- cilan data serta sekaligus meniadakan pengaruhnya terhadap hasil analisis (Aunuddin, 1989). Analisis robust ini
menggunakan fungsi penimbang