Media Veteriner 1996. Vol. (2) Asli
GAMBARAN NITROGEN UREA DARAH KAMBING BUNTING
ISDONI, HERA M.,
Penelitian mengenai gambaran nitrogen urea pada kambing bunting telah dilaksanakan di Fisiologi dan Farmakologi, Fakultas Kedokteran Institut Pertanian percobaan yang pada penelitian ini adalah sepuluh ekor kambing betina dengan dan kali melahirkan yang Kambing sebelum dicampur dengan pejantan, disuntik dengan selama dua berahi
berahi. Darah diambil dua kali per bulan melalui vena jugularis dan kandungan diperiksa dengan teknik yang sesuai dengan kit analisa.
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa kadar nitrogen urea kambing bunting (baik yang beranak satu maupun yang beranak dua) lebih tinggi dari kambing yang tidak bunting. dengan perbedaan nyata (p 0.05).
ABSTRACT
The research on blood urea nitrogen constituent of pregnant ewes has been carried out at the Departement of Physiology and Pharmacology, Faculty of Veterinary Medicine. Agricultural University. Ten ewes with about the same body weight and also about the same times of parturation were used in this experiment. injection were used to sinchronize oestrous of those ewes. Blood were collected twice a month from the jugular vein and its metabolite constituent were analyzed. using the procedure as described in the kit.
This result showed that the concentration of blood urea nitrogen in pregnant higher than in nonpregnant
1
PENDAHULUAN
Peternakan kambing dan domba di Indonesia potensi yang cukup besar untuk dikembangkan. penyebaran pemilikannya yang cukup dan untuk mendapatkan anak lebih dari satu (Inounu
.
199 Inounu dan 199 1). Pada bersifat ekstensif
dan nutrisi pakannya mendapat perhatian. Tersedianya zat-zat pakan yang optimal dan bermutu selama masa kebuntingan merupakan faktor penting bagi keberhasilan induk
untuk bunting. kebuntingan, dan
perubahan selama periode kebuntingan perlu untuk
dievaluasi.
Kegagalan produksi karena berreproduksi belum mendapatkan pemilik untuk ditangani. Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa betina yang bereproduksi produktif dalam bidang lain. Kegagalan reproduksi dapat digolongkan menjadi tiga yaitu pertama, kegagalan karena faktor pengelolaan (pemberian pakan dan kesehatan); kedua, faktor dan ketiga. faktor-
faktor lainya seperti 1980).
dan Subandriyo (1986) menyebutkan tingkat anak betina cukup tinggi jika anak lahir lebih dari satu pada tingkat peternakan
secara bagi maupun dalam skala produksi nasional menjadi lebih dan besar.
Penelitian metabolisme pada bunting pada umumnya dan ternak kambing dan domba pada khususnya belum dilakukan. Beberapa penelitian awal mengenai pengaruh tingkat pemberian pakan terhadap reproduksi domba ekor dilakukan oleh Sutarna. (1989) dan tingkat pemberian pakan terhadap jumlah dan dilakukan oleh Inounu al.
Pada periode kebuntingan keadaan dan metabolisme induk bunting akan bergeser ke untuk cadangan zat-zat makanan dalam
persediaan yang pada saat ketika kebutuhan untuk sintesis air
Pengukuran aspek metabolisme pada ternak pada ditekankan pada periode produksi laktasi (Tucker, 1986). Pengamatan parameter lebih
dibanding pengukuran neraca energi (Bines. et al, 1980)
Penyimpanan (anabolisme) protein dalam tubuh ditandai oleh rendahnya kadar nitrogen urea darah. sebaliknya pada katabolisme protein kadar nitrogen urea dalam darah akan meningkat (Peel al., 1981). Dengan asumsi yang sama. dalam konsentrasi nitrogen urea dalam darah akan berkaitn dengan perbedaan oksidasi yang berasal dari perombakan protein cadangan tubuh. Dalam penelitian ini diukur kadar nitrogen dalam darah kambing bunting.
BAHAN DAN
Bahan
Sepuluh ekor betina dengan bobot dan frekuensi
yang sama. Hewan-hewan disuntik dengan selama periode berahi
secara untuk berahi sebelurn dengan
percobaan diberi ad dengan penambahan
dapur. Pengambilan darah dari setiap induk dilakukan vena jugularis dua kali sebulan. Darah diambil sebanyak 10 kemudian ditampung dalam plastik yang diberi heparin. darah disentrifugasi dengan kecepatan 2000
30 untuk mendapatkan plasma darah yang digunakan untuk menentukan kadar metabolitnya.
Kadar nitrogen urea darah (Blood Urea Nitrogen. BUN) diukur dengan spektronik 70 pada gelombang 578 nm. menggunakan bahan produksi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari penelitian terlihat bahwa kadar rata-rata nitrogen urea darah kambing bunting yang melahirkan anak satu ekor maupun yang melahirkan anak dua ekor) lebih tinggi dari kadar nitrogen urea darah kambing yang tidak bunting 1). dan juga lebih tinggi dari kadar nitrogen urea pada kambing normal sebesnr 13
-
28 per 100 darah (Swenson, 1977).1. Kadar Nitrogen Urea Darah Kambing
Kambing (NO.) Standar
dengan nilai LSD lebih kecil rata-rata kumulatif.
Hasil bahwa pakan yang diberikan pada percobaan 1.67
0.88 1.95 1.35
ditambah nilai tidak mencukupi bagi kebutuhan bunting, sehingga te protein tubuh yang ditandai dengan meningkatnya kadar
27.53 30.89
nitrogen urea darah. Allen (1977) menyebutkan bahwa apabila konsumsi protein harian di bawah kebutuhan. akan te katabolisme protein tubuh yang diikuti dengan peningkatan
4.49 4.75
karbohidrat dan atau berkurnng. dnn
asam-asam amino akan untuk kebutulian Asam-asam
akan dideaminasi untuk kerangka karbon yang berperan alur
tertentu, amonia akan dan oleh dalam
bentuk urea.
Grafik 1 adanya peningkatan kadar nitrogen urea darah pada
bunting dengan meningkatnva umur kebuntingan. Dengan pemberian pakan yang sama ad
penelitian. ini bahwa dengan umur kebuntingan meningkat pula kebutuhan nutrien induk.
0
!
Minggu
-
SL =+Bunting (anak 1)
1. Kadar Nitrogen Urea Pada Minggu ke 7 . 3.
KESIMPULAN
Dari ini dapat disimpulkan kadar nitrogen urea darah bunting dan melaliirkan besar dari kadar nitrogen urea darah kambing bunting (p 0.05).
DAFTAR
Allen. R. S. 1977. Protein metabolism. In Dukes' Physiology of Domestic Animals. Ed. 9. Melvin J. Swenson Ed. Publishing Associates.
Bines. J. I. Hart and S. V. Morant. 1980. Endocrine control of metabolism in the the effect of yield and levels of some blood constituents of injecting
hormone fragments. Hr. J.
Bines. J.A. and I. C. Hart. 1982. Metabolic to milk production. especially roles of and insulin. J. 65: 1375.
Harris. R. 1986. Metabolic interrelationships, In Textbook of clinical correlation. 2nd ed. Devlin. T. H. Ed. John
Sons. lnc..
Inounu. I. and L. Iniguez. 199 1. Sheep at Research Facilih. In Sheep Small Ruminant-CRSP Progress Report 1990- 199 1.
Inounu. L. C. Iniguez and A Djajanegara. Changes in gestation of prolofic sheep under two different levels of feeding. In Sheep Prolificacy. Ruminant-CRSP Progress Report 1990- 199
Inounu. 1.. L. C. Iniguez. G . E. Bradford. Subandriyo and B. Tiesnamurti. Production performance of prolific Javanese In Sheep Prolificacy. Ruminant-CRSP Progress Report 1990- 199 1
S. 1980. Jakarta
Piliang. 'W. G. 1990. Fisiologi I. Ilmu Institut Pertanian
P. and 1986. Small ruminant production in low land villages of Cirebon. West Java. Small Ruminant-CRSP. Working paper No. 84. University of California, Davis.
Sutama, I. K. 1989. pemberian pakan performans reproduksi domba ekor Ruminansia Kecil Jilid 2. Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departenien Pertanian,
M. J. 1977. Blood Circulation and the cardiovascular system In Dukes' Physiology of Domestic Animals. Ed. 9. Publishing Associates. and London.