DAFTAR PUSTAKA
Neufert, Ernst dan Sjamsu Amril, (1995). Data Arsitek, Jilid 2 Edisi Kedua.
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Neufert, Ernst dan Sunarto Tjahjadi, (1997). Data Arsitek, Jilid 1 Edisi 33.
Penerbit Erlangga, Jakarta.
NN. (2013). Gedung Kementrian Pekerjaan Umum Resmi Bersertifikat Greenship
Platinum. [Online]. Tersedia:
http://blog.gbcindonesia.org/gedung-kementerian-pekerjaan-umum-resmi-bersertifikat-greenship-platinum.html
[3 Agustus 2016].
Rizali R. (2012). Graha Wonokoyo Sebagai Bangunan Berwawasan Lingkungan
Di Iklim Tropis. [Online]. Tersedia: http://elearning.upnjatim.ac.id/courses/
SAINSARSITEKTUR2/work/tugas_sain2-2011/4f8ebe80703f6ROMI_
RIZALI_09-18_(SAINS_Ars._2).pdf. [3 Agustus 2016].
Web :
https://id.wikipedia.org/wiki/Kantor
https://oyarchie.wordpress.com/2013/02/21/pertimbangan-dalam-sebuah-
BAB III
METODOLOGI
Dalam bab ini akan menjelaskan tentang metodologi penelitian apa yang
digunakan dalam proses perancangan kantor sewa dengan tema hemat energi.
3.1. Metodologi Penelitian
Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja
(sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya
untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan
termasuk keabsahannya” (Ruslan, 2003)
Menurut cara menganalisisnya, metode penelitian dibagi menjadi tiga yaitu,
metode penelitian kualitatif, metode penelitian kuantitatif, dan metode penelitian
kombinasi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian
kualitatif.
3.2. Persiapan
Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai
pengumpulan dan pengolahan data. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal yang
penting yang harus segera dilakukan dengan tujuan untuk mengefektifkan
waktu dan pekerjaan. Tahap persiapan ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai
berikut :
Melakukan survey penentuan lokasi site.
Studi pustaka terhadap tema arsitektur yang dipilih. Menentukan kebutuhan data.
dokumentasi.
Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Metode Observasi
Dengan survei langsung ke lapangan, agar dapat diketahui kondisi real
di lapangan sehingga dapat diperoleh gambaran sebagai pertimbangan
dalam perencanaan desain struktur.
2. Metode Literatur.
Yaitu mengumpulkan, mengidentifikasikan dan mengolah data tertulis
dan metode kerja yang digunakan.
3. Dokumen
4. Pengumpulan data dokumen berupa data-data yang diperoleh dari
pemerintah/swasta, dalam penelitian ini berupa Rencana Detail Tata
Ruang (RDTR) Kualanamu, buku, data di sever dan flashdisk, dan data
yang tersimpan di web site.
3.4. Analisa Pengumpulan Data
Analisa dan pengolahan data dilakukan berdasarkan data-data yang
dibutuhkan. Selanjutnya dikelompokkan sesuai identifikasi tujuan
permasalahan, sehingga diperoleh penganalisaan pemecahan yang efektif dan
terarah. Adapun analisa data yang dilakukan adalah : Analisa eksisting site
Analisa data topografi Analisa utilitas
Analisa potensi lingkungan
Mulai
Tahap Persiapan
(Data RDTR, Kelengkapan Lokasi site)
Analisa Kelengkapan Data
Perencanaan Bangunan (Tema Hemat Energi)
Gambar Desain
Penyusunan Format Gambar
Selesai
BAB IV
ANALISA PERANCANGAN
4.1. Analisa Lokasi Tapak
Lokasi berada di Kab. Deli Serdang dan merupakan sebuah kabupaten di
Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini berada di Lubuk
Pakam. Kabupaten Deli Serdang dikenal sebagai salah satu daerah dari 33
kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang memiliki
keanekaragaman sumber daya alamnya yang besar sehingga merupakan daerah
yang memiliki peluang investasi cukup menjanjikan. Selain memiliki sumber daya
alam yang besar.
4.1.1. Analisa Kondisi Lahan Eksisting
Letak : Jl. Kualanamu, Kec. Btg Kuis, Kab. Deli Serdang
Fungsi Existing : Lahan kosong
Pemilik : Pihak swasta
Luas lahan : 4 Ha (40.000 m2)
Kontur tapak : Relatif datar
Garis Sempadan Bangunan Batas Timur : Lahan komersil Batas Selatan : Jl. Kualanamu Batas Barat : Lahan komersil Potensi lahan :
Berada di jalur utama menuju Bandara Internasional Kuala Namu Merupakan daerah pengembangan dengan fungsi komersil
Akses ke lokasi cukup mudah
4.1.2. Analisa Tata Guna Lahan
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Kualanamu dan sekitarnya, lokasi
site perancangan difungsikan sebagai daerah komersil. Dan merupakan
daerah pengembangan, namun sekarang ini lokasi masih berupa lahan
4.1.3. Analisa Sirkulasi / Pencapaian
Masalah
Masih belum terdapat bangunan dengan fungsi kantor sewa di kawasan tersebut.
Kurangnya aktivitas pendukung di sekitar kawasan perancangan seperti pusat perbelanjaan, kantor, dll.
Usulan
Menambah alternatif bagunan kantor sewa dan menfasilitasi pelaku bisnis untuk meningkatkan potensi di kawasan komersil tersebut. Di site perancangan juga direncanakan bangunan tambahan dengan
fungsi hotel bisnis dan pusat perbelanjaan.
Potensi
Site perancangan berada di jalur utama sehingga memudahkan akses menuju lokasi
Keterangan - Jalan Kualanamu
- Jalan setapak (8 meter)
- Jalan setapak (6 meter)
4.1.4. Analisa View
Di sekitar lokasi perancangan merupakan lahan kosong yang
sekarang di manfaatkan untuk lahan pertanian, sehingga tanaman menjadi
view yang lebih dominan terlihat.
Masalah
Kondisi jalan setapak yang terdapat di utara dan barat site tidak rata/rusak.
Orientasi site merupakan jalur langsung menuju bandara.
Usulan
Akses masuk ke site dari arah Jl. Kualanamu
Memperbaiki jalan setapak yang rusak dan difungsikan sebagai jalur servis untuk bangunan yang akan dibangun.
Potensi
Keterangan : Kualitas view cukup baik
Kualitas view kurang baik
B C
D
A
A B
D C
4.1.5. Analisa Matahari
Orientasi matahari cukup mempengaruhi site dan bentuk bangunan
nantinya. Karna bisa saja menyebabkan pemakaian energi pada bangunan
menjadi jauh lebih tinggi, dan tingginya tingkat radiasi di sekitar site
dikarenakan belum terdapat bangunan. Sehingga site mendapatkan panas
matahari langsung dari segala arah, terutama panas pada waktu siang dari
arah barat.
Masalah
Kurangnya area teduh sehingga di dalam site cukup panas
Usulan
Treatment khusus untuk mengurangi atau menyaring efek panas yang masuk ke dalam site
4.1.6. Analisa Vegetasi
Masalah
Kurangnya pepohonan sebagai peneduh, juga tidak terdapat jalur pedestrian
Perletakan pepohonan tidak rapi dan tidak merata dengan baik sehingga menimbulkan kesan yang kurang menarik.
Usulan
Menyediakan jalur perkerasan untuk pedestrian dan ditanami tanaman juga pohon yang rindang sebagai peneduh dan penghambat kebisingan.
Potensi
Lingkungan sekitar site menjadi asri, dan terwujudnya kenyamanan visual
Terdapatnya ruang terbuka hijau, juga untuk dapat melindungi pejalan kaki dari sinar matahari langsung di siang hari.
4.1.7. Analisa Angin
Pada lokasi perancangan sirkulasi udara/angin bergerak dari arah
utara (bagian atas site) bergerak ke arah selatan (bagian bawah site),
pergerakan udara/angin dapat dijadikan pertimbangan dalam mendesain
bentuk gubahan massa, orientasi bangunan juga elemen-elemen arsitektur
lain untuk dapat memanfaatkan aliran udara/angin kedalam site kawasan.
Lokasi perancangan yang saat ini dimanfaatkan sebagai lahan
pertanian memiliki tingkat kebisingan cukup rendah dari arah timur, utara
dan barat site. Berbeda sedikit di arah selatan site tingkat kebisingan lebih
tinggi dikarenakan berbatasan langsung dengan Jl. Kualanamu dan
merupakan jalur utama menuju bandara yang banyak dilalui kendaraan.
4.2. Analisa Fungsional 4.2.1. Analisa Ruang
4.2.2. Analisa Bentuk
Analisa bentuk merupakan suatu analisa terhadap karakter maupun
visualisasi yang akan ditampilkan pada bangunan, bentuk merupakan
penghubung ruang dalam dengan lingkungan luar bangunan. Kantor
Bentuk-bentuk dasar geometri yang sering digunakan dalam suatu
perancangan:
1. Bentuk Segitiga - Bentuk yang dapat menunjukkan stabilitas. Apabila
terletak pada salah satu sisinya, segitiga merupakan bentuk yang sangat
stabil. Jika diletakkkan berdiri pada salah satu sudutnya, dapat menjadi
seimbang bila terletak dalam posisi yang tepat pada suatu
keseimbangan, atau menjadi tidak stabil dan cenderung jatuh ke salah
satu sisinya.
2. Bentuk Bujur Sangkar - Bentuk yang menunjukkan sesuatu yang murni
dan rasional. Bentuk ini merupakan bentuk yang statis dan netral serta
tidak memiliki arah tertentu. Bentuk- bentuk segi empat lainnya dapat
dianggap sebagai variasi dari bentuk bujur sangkar. Seperti segitiga,
bujur sangkar bila berdiri pada salah satu sisinya tampak stabil dan
dinamis bila berdiri pada salah satu sudutnya.
3. Bentuk Lingkaran - Bentuk yang terpusat. Berarah ke dalam dan pada
umumnya bersifat stabil dan dengan sendirinya menjadi pusat dari
lingkungannya. Penempatan sebuah lingkaran pada suatu bidang akan
memperkuat sifat dasarnya sebagai poros. Menempatkan garis lurus
atau bentuk-bentuk bersudut lainnya atau unsur menurut arah
kelilingnya, dapat menimbulkan perasaan gerak putar yang kuat.
Kriteria
Bentuk Dasar Bangunan
Keluaran :
Berdasarkan beberapa faktor dari table di atas, bentuk yang paling
baik yang akan menjadi pertimbangan dilihat dari kelebihan dan
kekurangannya untuk menyesuaikan Kantor Sewa dengan tema Arsitektur
Hemat Energi ialah bentuk bujur sangkar/persegi dikarenakan keterkaitan
dengan penerapan tema yang akan digunakan dan beberapa pertimbangan
lain seperti view, pergerakan angin, pergerakan matahari, dan fungsi dari
proyek perancangan ini sendiri.
4.3. Analisa Teknologi 4.3.1. Analisa Struktur
Struktur bangunan berfungsi sebagai pembagi beban dan gaya pada
bangunan yang kemudian disalurkan ke permukaan tanah. Secara garis besar
struktur dibagi menjadi 2 bagian.
1. Struktur Atas (Upper Structure)
Ialah bagian struktur yang berkaitan langsung dengan fungsi bangunan
(berhubungan langsung dengan ruang aktifitas pengguna).
Efesiensi Ruang Efisien Kurang Efisien Tidak Efisien
Efisiensi Struktur dan Konstruksi
Bangunan
Lebih Mudah Cukup Sulit Mudah
Kesan Yang
Ingin Dicapai Baik Baik Kurang Baik
Objek Kelemahan Kelebihan
Rangka batang Refleksi besar bila diterpa angin
Fleksibilitas ruang tinggi.
Bentangan relatif besar (14 -22 M).
Kuat dalam bentangan horizontal.
Dinding pemikul
Daya tarik yang tinggi.
Bentangan 100-300 meter.
Fleksibilitas tinggi.
Plat lantai Selisih ketinggian relatif kecil
Praktis dalam pengerjaan.
Bentangan 4-10 meter.
Ruang plafon lebih tinggi.
Objek Keterangan
Pondasi
Sumuran
Digunakan pada tanah rawa-rawa atau lunak Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (4-8
Meter)
Mudah pengerjaan dalam perluasan bangunan Aman dan ekonomis untuk tipe bangunan tingkat
rendah
Pondasi
Tiang Pancang
Cukup aman untuk menahan gaya, baik itu gaya 5ertikal maupun horizontal
Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (8-20 M) Pengerjaan cepat dan mudah
Bahan dari beton, baja, dan kayu
Menimbulkan getaran dan bunyi yang relatif besar
Pondasi
Bore Pile
Cukup aman untuk menahan gaya 5ertikal Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (>10
meter)
Pengeboran untuk pengecoran pondasi Digunakan pada tanah yang tidak keras
Tidak menimbulkan getaran dan bunyi yang besar Tidak memakan waktu yang lama
Memerlukan keahlian khusus Tidak ekonomis
Berikut ruang lingkup utilitas pada bangunan :
1. Sistem Plumbing
2. Sistem Pembuangan Sampah
3. Sistem Penanggulangan Bahaya Kebakaran
4. Sistem Instalasi Listrik
5. Sistem Pengkondisian Udara
6. Sistem Transportasi Vertikal
7. Sistem Telekomunikasi
8. Sistem Penangkal Petir
BAB V
KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar
5.1.1. Orientasi Bangunan
Tapak bangunan yang memanjang di sisi Timur-Barat menjadi suatu
tantangan bagi konsep hemat energi. Bangunan sedapat mungkin diarahkan
menghindari sinar matahari yang berlebihan dan panas dengan tujuan utama
untuk mengurangi jumlah panas yang masuk ke dalam bangunan melalui
selubung bangunan, dan dengan demikian otomatis akan menekan
penggunaan energi dalam pengkondisian udara dalam bangunan.
Bangunan juga didesain agar dapat menjadi elemen shading bagi sisi
bangunan lainnya.
Massa bangunan didesain tidak memenuhi site dan banyak area
terbuka agar terciptanya area resapan pada site, mengusung pada konsep
green hemat energi.
5.1.2.
Solar Photovoltaic SystemSolar photovoltaic system merupakan suatu pengembangan
teknologi tentang solar cells. Dengan konsep photovoltaics, kita dapat
mengumpulkan energi dari panel matahari sebagai pengganti energi yang
telah ada. Sel Photovoltaic mengumpulkan dan menyimpan energi matahari.
energinya dapat digunakan kapan saja pada saat diperlukan. Matahari tak
dapat diramalkan, kadang cerah kadang hujan. Tetapi hal itu tidak membuat
kemampuan solar photovoltaic sebagai pengumpul energi hilang.
Menginvestasikan energi ini baik untuk melindungi bumi.
Energi yang dihasilkan dari Solar photovoltaic system dikonveksikan
menjadi energi listrik. Energi listrik alami yang bersumber dari sinar
matahari ini dapat digunakan pada bangunan sehingga menghemat
penggunaan energi buatan.
5.2. Konsep Perancangan Tapak
5.2.1. Zoning Ruang Luar
Massa
Massa hotel ditempatkan sedikit menjauh dari jalan raya untuk
mengurangi polusi kebisingan dan polusi udara dari jalan raya.
Perletakan dengan orientasi “Mall – Kantor – Hotel” secara terpisah untuk memanipulasi ketinggian bangunan – merujuk kepada peraturan daerah dengan ketinggian maksimum 45 meter. Sehingga
jumlah lantai kantor dan hotel tidak terkurangi ketinggian mall. Ruang Terbuka
Ruang terbuka sengaja didesain dengan luasan yang cukup lebar
dimaksudkan agar terkesan lapang dan tidak sesak karena dipenuhi
bangunan. Selain itu ruang terbuka juga sebagai daerah resapan.
Ruang terbuka terdiri dari : parkir outdoor, area drop off, area
Gambar 5.4. Penzoningan Ruang Luar Sumber : Pribadi
- Menciptakan kesejukan sehingga suasana lebih asri – pohon-pohon sebagai penghasil oksigen.
Parkir Outdoor
- Disediakan parkir outdoor bagi pengunjung yang hanya mampir dalam waktu singkat.
5.2.2. Pencapaian
Akses pencapain ke dalam site berada di JL. Kualanamu yang
merupakan jalan arteri utama menuju Bandara Kualanamu. Untuk
mengantisipasi jalur cepat maka didesain area perlambat jalan, sehingga
5.2.3. Sirkulasi dan Parkir
5.3. Konsep Perancangan Bangunan
5.3.1. Massa Bangunan
Sirkulasi Kendaraan Sirkulasi Pedestrian
Gambar 5.6. Sirkulasi dan Parkir Sumber : Pribadi
Faktor utama dalam pembentukan massa bangunan adalah lokasi
tapak yang berada di pinggir jalan. Jalan yang dilalui merupakan jalan
primer atau jalan utama, sehingga bentuk bangunan nantinya akan
berorientasi ke sana.
Setelah menemukan orientasi utama, maka dipilih bentuk persegi
yang tipis sehingga lebih sesuai dengan konsep bangunan hemat energi.
Massa yang tipis akan memungkinkan adanya pencahayaan alami di dalam
bangunan. Di sisi lain, massa yang tipis juga memudahkan pergerakan udara
(sistem ventilasi alami). Maka dirancanglah fasad bangunan yang
bergelombang dengan maksud untuk memudahkan pergerakan udara tadi.
b. Zoning Per Lantai
- Lantai 1
- Lantai 2
Privat Servis
Semi Privat Publik Keterangan:
Sirkulasi
- Lantai 3-4
- Lantai 5-8
Privat Servis Keterangan:
Sirkulasi
- Lantai 9-12
5.4. Konsep Struktur dan Konstruksi
5.4.1. Sistem Struktur
Bangunan yang dirancang menggunakan struktur rigid frame
dengan inti (core). Struktur rigid frame memiliki kemampuan untuk
menahan gaya pada arah vertikal dan horizontal. Sistem struktur rigid frame
dipilih karena ideal untuk bangunan di bawah 20 lantai. Selain itu, dengan
struktur rigid frame, susunan layout ruang-ruang dalam lebih efisien.
Struktur rigid bereaksi terhadap beban lateral, terutama melalui lentur balok
dan kolom. Dan pada inti (core) bangunan memuat sistem-sistem mekanis
dan tansportasi secara vertikal.
Privat Servis Keterangan:
Sirkulasi
Keuntungan :
- Mudah pelaksanaan
- Tahan gempa
- Ekonomis
- Dinding hanya sebagai struktur pengisi sehingga bukaan dan pembagian ruang lebih bebas.
Pembagian Zona Struktur Bangunan
Bangunan tersebut dari bawah ke atas terdiri dari:
- Pondasi bangunan
- Basement
- Podium
- Tower Pondasi
Pondasi pada bangunan menggunakan pondasi tiang panjang dengan
bahan beton betulang, sehingga dapat menahan beban bangunan dengan
Kolom dan balok
Konstruksi kolom menggunakan bahan baja yang dilapisi beton, begitu
juga dengan balok. Rangka baja komposit dapat menahan beban lebih
kuat dan tahan lama.
Lantai
Konstruksi lantai menggunakan plat baja bondek yang dilapisi cor beton
bertulang di bagian atas. Plat baja (bondek) ini juga memiliki fungsi
ganda yaitu sebagai bekisting tetap dan penulangan positif satu arah.
Plat bondek tidak menggunakan besi tulangan bagian bawah karena
fungsinya sudah digantikan oleh bondek. Dinding
5.4.2. Konsep Metoda Konstruksi
Sumber : Pribadi
Sumber : Pribadi
5.5. Konsep Utilitas
5.5.1. Konsep Skematik Sistem Plumbing
5.5.2. Konsep Skematik Sistem Suplai Air Sprinkler dan Hidrant
5.5.3. Konsep Skematik Sistem Fire Alarm
5.5.4. Konsep Skematik Sistem Telepon
5.5.5. Konsep Skematik Sistem Sampah
5.5.6. Konsep Skematik Sistem AC
5.5.7. Konsep Skematik Sistem Listrik
BAB VI
KONSEP PERANCANGAN 6.17. Gambar Perspektif
6.20. Denah
6.21. Tampak
6.22. Potongan
6.25. Pembalokan
6.26. Rencana Sistem Listrik
6.27. Rencana Sistem AC & Telepon
6.28. Rencana Sistem Plumbing & Sampah
6.29. Rencana Sistem Kebakaran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Terminologi Judul
Terminologi judul adalah pembahasan mengenai pengertian dan makna
dari sebuah kata judul agar bisa dipahami tujuan ataupun sasarannya.
Adapun judul dari proyek ini adalah “Kantor Sewa NEA Avenue”. Berikut penjelasannya:
Kantor dalam bahasa Belanda disebut kantoor, dan dalam bahasa Perancis disebut comptoir adalah sebutan untuk tempat yang digunakan sebagai wadah
perniagaan atau perusahaan yang dijalankan secara rutin. Kantor bisa hanya
berupa suatu kamar atau ruangan kecil maupun bangunan bertingkat tinggi. Sewa dalam pengertian yang umum, pada dasarnya sewa dapat diartikan
sebagai harga yang dibayar ke atas penggunaan tanah dan faktor-faktor
produksi lainnya yang jumlah penawarannya tidak dapat ditambah. Dalam
pembicaraan sehari-hari sewa pada umumnya diartikan sebagai pembayaran
yang dilakukan suatu keluarga ke atas rumah yang disewanya, atau
pembayaran seorang pengusaha ke atas bangunan atau toko milik orang lain
yang digunakannya. Arti sewa dalam pembicaraan sehari-hari tersebut
tidaklah sama dengan pengertian sewa secara umum.
NEA merupakan singkatan dari huruf awal nama penulis (perancang bangunan) yaitu Nurul – Eddy – Adenan. NEA hanya sekedar nama
pelengkap untuk menghargai kolaborasi perancang.
Avenue dalam bahasa Inggris Avenue memiliki beberapa arti, yang paling umum arti avenue adalah jalan besar dan kesempatan.
2.2. Tinjauan Umum
2.2.1. Pengertian Kantor Sewa
Menurut L.Manaseh dan R.Cunliffe, kantor dibagi menjadi 4 jenis,
yaitu :
Commercial Office
Jenis perkantoran yang termasuk golongan ini adalah perkantoran untuk
umum (yang disewakan), perusahaan dagang (trading company),
asuransi dan transportasi. Industrial Office
Jenis perkantoran ini terikat harus mempunyai hubungan fisik dengan
pabriknya.
Professional Office
Jenis perkantoran ini tidak dipakai dalam waktu yang panjang dan
merupakan perkantoran dengan modal yang digunakan relatif kecil. Institutional / Governmental Office
Jenis perkantoran ini bersifat usaha yang teratur dalam bentuk lembaga
yang berpedoman pokok untuk hidup lama dan kokoh. Biasanya
digunakan waktu yang lama atau panjang.
Dari jenis-jenis kantor di atas dipilih jenis Commercial Office
sebagai fungsi utama proyek ini.
Adapun sistem sewa perkantoran pada umumnya terbagi menjadi 2
jenis berdasar perhitungan luasan yang disewa, yaitu :
Net System artinya sewa per meter persegi diperhitungkan atas dasar
luasan lantai bersih (tidak termasuk koridor ataupun common space dan
Hal ini menyebabkan penyewa lebih baik menyewa per lantai supaya
tidak rugi. Harga sewa per meter persegi lebih rendah.
Melihat kedua sistem sewa tersebut maka dipilih suatu kombinasi
kedua sistem di atas sebagai acuan sistem sewa dalam proyek ini, yaitu
semi-gross system yang relatif cukup lazim dipakai di Indonesia.
Semi-gross system artinya penyewa dikenakan biaya sewa akumulasi
luasan lantai yang dipakai ditambah luasan common space seperti lobby,
area parkir, dan sebagainya yang telah dibagi sama rata dengan penyewa
lainnya. Untuk hal ini fleksibilitas dapat dicapai dengan negosiasi antara
pengelola gedung dengan penyewa.
2.3. Lokasi
Lokasi merupakan arti lain dari suatu tempat yang menjadi wadah suatu
benda ataupun peristiwa berada, dalam kasus ini lokasi perancangan berlokasi di
sekitar kawasan Bandara Kualanamu Internasional yang bertempat di Kec. Batang
Kuis Kab. Deli Serdang.
2.3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi
Kabupaten Deli Serdang adalah sebuah kabupaten di Provinsi
Sumatera Utara, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini berada di Lubuk Pakam.
Kabupaten Deli Serdang dikenal sebagai salah satu daerah dari 33
kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara.
Kabupaten yang memiliki keanekaragaman sumber daya alamnya
yang besar sehingga merupakan daerah yang memiliki peluang investasi
cukup menjanjikan. Selain memiliki sumber daya alam yang besar.
Dulu wilayah ini disebut Kabupaten Deli dan Serdang, dan
pemerintahannya berpusat di Kota Medan. Bandar udara baru untuk kota
Medan yang menggantikan Polonia, Bandara Kuala Namu, terletak di
kabupaten ini. merupakan bangunan komersial nantinya dalam pemilihan
lokasi harus dapat mendukung fungsi bangunan sebagai fasilitas komersial.
No. Kriteria Lokasi
1 Tinjauan terhadap
struktur kota
Berada di kawasan yang juga merupakan daerah
kawasan komersil. Selain itu berada dekat dengan
jalan utama menuju bandara Kualanamu Internasional
2 Lingkungan Berada di lingkungan yang strategis dan memiliki
fungsi eksisting yang dapat mendukung bangunan.
3 Pencapaian / akses • Akses berada tepat di jalur lintas utama, dilalui
angkutan umum, juga kendaraan pribadi.
• Transportasi menuju site mudah, tidak terkendala dengan kemacetan
lingkungan listrik, telefon, drainase, dll.)
7 Status
kepemilikian
Hak milik.
8 Orientasi Menghadap selatan, dan mengontrol pencahayaan
yang masuk sebaik mungkin.
9 View Mendapatkan view yang bagus, baik dari arah luar
maupun kedalam site
10 Ukuran lahan Harus sesuai dengan program ruang yang sudah
direncanakan ( lebih dari 1 Ha )
11 Kontur tapak Sebaiknya relatif datar
2.3.2. Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi
2.4. Tinjauan Fungsi
Klasifikasi Gedung Perkantoran
Menurut KADIN (Kamar Dagang dan Industri), gedung perkantoran dibagi
atas beberapa kategori, yaitu berdasarkan:
Tujuan usaha dan lingkungan bersama 1. Kantor administrasi pemerintah
2. Kantor administrasi perusahaan
3. Kantor administrasi sosial Kepemilikan
1. Milik pemerintah
2. Milik swasta
Sifat dari bangunan kantor a. Kantor bersifat komersil
Klasifikasi kantor sewa dibedakan atas:
- Faktor jumlah lantai
- Faktor fasilitas perkantoran
Sistem pemanfaatan kantor sewa dilakukan antara lain dengan:
- Strata title (sistem hak milik untuk tiap lantai bangunan)
- Leasing (sistem sewa) b. Kantor bersifat non komersil
Sistem dan tujuan administrasi
- Kantor profit
- Kantor non profit Pemakaian bangunan kantor
- Kantor untuk badan usaha sejenis
2.4.1. Deskripsi Penggunaan dan Kegiatan
Pengguna atau pelaku kegiatan pada perancangan Kantor Sewa ini
dapat dikelompokkan antara lain :
1. Kelompok Pengelola
2. Kelompok Kegiatan Utama (pihak penyewa)
3. Kelompok Pelengkap
4. Kelompok Service
Beberapa kelompok di atas sesuai fungsinya memiliki kebutuhan
ruang masing-masing.
1. Kelompok Pengelola terdiri atas : Ruang Manager
2. Kelompok Kegiatan Utama merupakan kelompok dengan aktivitas
terbanyak di ruang kantor yang disewakan.
3. Kelompok Pelengkap adalah fasilitas pelengkap dan dipengaruhi oleh
potensi lingkungan dan site.
4. Kelompok Service terdiri atas : Gudang
Toilet
1. Bersifat Statis
Perilaku pengguna bangunan lebih bersifat menetap pada satu
tempat atau ruang. Kebiasaan pengguna ini merupakan kegiatan yang
menjadi rutinitas atau sementara dengan intensitas waktu yang lebih
lama dibandingkan aktifitas pengelola dan para pemilik retail sewa.
2. Bersifat Dinamis
Berbeda dengan prilaku bersifat statis, perilaku bersifat dinamis
pengguna bangunannya lebih cenderung berpindah atau bergerak dari
satu tempat ke tempat lainnya dalam ruang lingkup bangunan,
diantaranya aktifitas pengunjung dan perkantoran dengan menggunakan
fasilitas yang disediakan pada bangunan.
Adapun skema aktifitas yang terdapat di kantor sewa :
2.4.3. Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang
A Kelompok Kegiatan : Resepsionis
No Nama Ruang Kapasitas (org) Jumlah
Total Resepsionis 254,8 M2
B Kelompok Kegiatan : Fasilitas Perbankan
No Nama Ruang Kapasitas (org) Jumlah 2 Bagian Operasional
Kas 1 1 1 12,5 M2/org 12,5 DA
3 Bagian Ekspor Impor
Ekspor 1 1 1 12,5 M2/org 12,5 DA
R. Arsip danFotokopi 1 25 M2/ruang 25 SB 6 Bagian Pimpinan
R. Manager 1 10 15 1 36 M2/ruang 36 DA
Total Perbankan 1355,9 M2
C Kelompok Kegiatan : Pengelola Gedung
No Nama Ruang Kapasitas (org) Jumlah 2 Bagian Pimpinan
R. General Manager 1 5 8 1 30 M2/ruang 30 AS R. Sekretaris 1 3 5 1 20 M2/ruang 20 AS
R. Rapat 12 12 1 2,5 M2/ruang 20 DA
3 Bagian Administrasi
Ketua 1 2 4 1 12 M2/ruang 12 DA
Staf 5 5 1 4 M2/org 20 DA
R. Arsip 1 20 M2/ruang 20 SB
4 Bagian Pemasaran
D Kelompok Kegiatan : Coffee Break
Total Restoran 283,4 M2
E Kelompok Kegiatan : Ruang Utilitas dan Servis No Nama Ruang Kapasitas (org) Jumlah
7 Distribusi Air Bersih
R. Tangki Bawah 1 80 M2/ruang 80 AS
R. Bak Sampah 1 20 M2/ruang 20 SB
Total Utilitas dan Servis 1557,88 M2
2.4.4. Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang
Main Office
Ruang Jenis Ruang Persyaratan Ruang
Ruang Pimpinan Privat
Bersih dan rapi Penerangan cukup Kondusif
Ruang Staff Privat
Bersih dan rapi Penerangan cukup Kondusif
Ruang Rapat Privat
Bersih dan rapi Penerangan cukup Kondusif
Ruang Istirahat Privat Bersih, nyaman dan rapi
Lobby Publik Bersih
Penerangan cukup Aman
Ruang Jenis Ruang Persyaratan Ruang
Coffee Shop
Cafe Publik
Bersih, rapi dan nyaman Penerangan cukup
Interior ruangan menarik
Pantry + Kasir Servis Bersih dan rapi
Instalasi utiitas yang baik Ruang Pegawai Servis Bersih, rapid an nyaman
Toilet Servis Bersih, tidak kotor dan bau
ATM Centre
ATM Point Publik
Aman
Bersih, rapi dan kering Penerangan cukup
Utilitas / ME
Ruang Genset Privat
Aman
Bersih dan rapi Penerangan cukup
Ruang Pompa Privat
Aman
Bersih dan rapi Penerangan cukup
Ruang Travo & Panel Privat
Aman
1. Pertimbangan dan Peraturan dalam Perencanaan Kantor
Semua orang bekerja lebih baik apabila mereka diberi lingkungan
dan peralatan yang sesuai dengan pekerjaan mereka, dan juru tulis bukan
perkecualian dalam kaidah ini.
Akomodasi perkantoran harus ditata dan dilengkapi agar juru tulis
dapat bekerja sepanjang hari tanpa pemborosan gerakan, tanpa gangguan,
dan tanpa terpengaruh secara tidak perlu oleh keletihan mental yang dapat
menyertai pekerjaan di belakang meja.
Gambar 2.2. Perbandingan Jenis Layout Kantor. Layout bervariasi tergantung pada : derajat kedekatan kepadatan pengguna, dan distribusi ruang
Gambar 2.4. Tipikal Layout Structured Open Plan Office Sumber : Data Arsitek
2.4.5. Studi Banding Arsitektur Fungsi Sejenis 1. Gedung Graha Wonokoyo
Terletak di pusat kota Surabaya, Graha Wonokoyo menjulang
dengan 10 lantai pada menaranya. Graha Wonokoyo merupakan gedung
perkantoran yang dibangun pada situs konservasi arsitektur kolonial.
Dirancang hemat energi dan kontekstual, mencitrakan bangunan
Gambar 2.7. Tipikal Layout Combi Office Sumber : Data Arsitek
zona. Di sisi barat, zona thermal barrier dengan penempatan ruang
penerima, ruang rapat dan service-core.
Graha Wonokoyo merupakan contoh konkrit bangunan yang
berbicara tentang solusi untuk konservasi energi pada bangunan komersial,
memadukan penampilan elemen arsitektur kolonial dalam bingkai
pemikiran bangunan yang hemat energi.
Informasi Bangunan
Lokasi : Jl. Taman Bungkul 1-3-5-7 Surabaya
Fungsi : Gedung Kantor
Pemilik : Wonokoyo Group
Jumlah Lantai : 1 Basement, dan terdapat 3 area
Area A : 2 lantai
Area B : 4 lantai
Area C : 10 lantai
Luas Tapak : 1.854 m2
Penghargaan : Runner-up ASEAN Energy Award ACE 2006
Terletak di pusat kota Surabaya, Graha Wonokoyo menjulang
dengan 10 lantai pada menaranya. Graha Wonokoyo merupakan gedung
perkantoran yang dibangun pada situs konservasi arsitektur kolonial.
Bangunan yang terdiri dari 11 lantai dengan luas lahan 1.854 m² dan
luas bangunan 7.121 m². Luas unit kantor yang disewakan ±42 m², ±100 m²,
±640 m². Yang di arsiteki oleh Jimmy Priatman, Graha Wonokoyo adalah
salah satu dari gedung perkantoran di Surabaya yang menerapkan konsep
bangunan hemat energi, dengan pendekatan bentuk bangunan arsitektur
kolonial karena konteks lokasinya yang berada dalam kawasan konservasi.
Bangunan ini terdiri dari tiga massa. Dari depan adalah bangunan
penerima 2 lantai dengan gaya arsitektur kolonial sebagai manifestasi dari
pendekatan, massa tengah 3 lantai bertindak sebagai transisi antara bentuk
kolonial dengan bentuk modern, dan massa belakang dengan bentuk modern
11 lantai adalah menara kantor.
Detil yang ditampilkan adalah satu elemen dari arsitektur kolonial
yang sangat mempengaruhi tampilan bangunan ini. Dalam merencanakan
bangunan ini mencoba untuk mengurangi tingkat standar konsumsi energi
yang telah diatur sesuai dengan indeks efisiensi energi (EEI) untuk
bangunan kantor yang tidak harus lebih dari 200/kwh/tahun.
Untuk arah bangunan yang menghadap timur dan selatan tidak
mengimplementasikan material kaca penuh, tetapi masih menggabungkan
elemen bukaan neo klasik seperti jendela sehingga mempersempit masuknya
radiasi matahari, sedangkan di utara dan barat yang memiliki radiasi yang
lebih tinggi menggunakan jenis kaca v-kool teknologi tinggi yang dapat
pantry dan ruang arsip. Di selatan dan sebelah timur zona utama yang
difungsikan sebagai ruang kantor.
Organisasi Ruang
Untuk menentukan arah hadap, fasade, dan organisasi ruang. Arah
hadap utama adalah Barat, (jalan raya utama). Strategi yang diterapkan
adalah massa bangunan depan berupa area penerima 2 lantai, tengah adalah
transisi 4 lantai, dan berakhir pada menara 10 lantai sebagai klimaks
(membujur Utara-Selatan sesuai tapak). Lay out menara terbagi atas zona
2.5. ELABORASI TEMA
2.5.1. Pengertian Tema Arsitektur Hemat Energi
Arsitektur yang berlandaskan pada pemikiran “meminimalkan
penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan,
kenyamanan maupun produktivitas penghuninya” dengan memanfaatkan
sains dan teknologi mutakhir secara aktif.
Mengoptimasikan sistim tata udara-tata cahaya, integrasi antara
sistim tata udara buatan- alamiah, sistim tata cahaya buatan-alamiah serta
sinergi antara metode pasif dan aktif dengan material dan instrumen hemat
energi. Credo form follows function bergeser menjadi form follows
energy yang berdasarkan pada prinsip konservasi energi (non-renewable
resources). Para pelopor arsitektur ini tercatat Norman Foster, Jean
Nouvel, Ingenhoven Overdiek & partners.
2.5.2. Interpretasi Tema
Penerapan Efesiensi energi pada arsitektur melalui pendekatan
perancangan yang dapat dibagi dua, yaitu: Perancangan Pasif
Perancangan pasif merupakan cara penghematan energi melalui
pemanfaatan energi matahari secara pasif, yaitu tanpa mengonversikan
energi matahari menjadi energi listrik. Rancangan pasif lebih
bagaimana rancangan bangunan dengan sendirinya mampu dan dapat
mengantisipasi iklim luar. Perancangan Aktif
Dalam rancangan aktif, energi matahari dikonversi menjadi energi
listrik sel solar, kemudian energi listrik inilah yang digunakan
memenuhi kebutuhan bangunan.
dijumpai di Indonesia saat ini. Penggunaan sel solar masih terbatas pada
kebutuhan terbatas bagi penerangan di desa-desa terpencil Indonesia.
2.5.3. Keterkaitan Tema Dengan Judul
Tema yang diterapkan pada perancangan Kantor Sewa NEA Avenue
adalah tema Arsitektur Hemat Energi. Hal ini dikarenakan bangunan-banyak
dirancang tanpa pertimbangan yang matang, sehingga mengakibatkan
pemborosan energi.
2.5.4. Studi Banding Arsitektur Tema Sejenis
Untuk mengetahui skala pembanding dengan tema yang akan
diangkat dalam peroses perancangan, dilakukan dua contoh studi banding
terhadap bangunan yang memiliki tema hemat energi sejenis. Yaitu Gedung
Kementrian Pekerjaan Umum, dan Gedung Menara Grand BCA Indonesia.
1. Gedung Kementrian Pekerjaan Umum
Gedung Kementerian Pekerjaan Umum sebagai bangunan
pemerintah pertama yang memiliki sertifikat GREENSHIP, yaitu sertifikat
GREENSHIP berlevel Platinum pada bulan Maret 2013.
Efisiensi operasional gedung ini mencakup penghematan dari
berbagai sisi. Pemakaian listrik, air, dan sisi lainnya yang mana jauh lebih
hemat dibanding gedung biasa. Gedung baru di Kementerian PU sendiri bisa
Konsep Hemat Energi.
Gedung baru kementerian PU dikembangkan dengan konsep enviromentaly friendly building
Hemat listrik hingga 40 persen
Gedung Kementrian PU ini mereduksi penggunaan sumber natural, terutama energi, air dan material bangunan
Meminimalkan limbah dan dampak konstruksi terhadap lingkungan sekitar dan meningkatkan kenyamanan dan kesehatan
di dalamnya
Mereduksi penggunaan sumber natural, terutama energi, air dan material bangunan.
Meminimalkan limbah dan dampak konstruksi terhadap lingkungan sekitar dan meningkatkan kenyamanan dan kesehatan
di dalamnya
Gedung ini memiliki Indeks Konsumsi Energi 155kWh/m2.th, Estimasi penghematan energi sebesar 95 kWh/m.th (menghemat
35 persen),
Informasi Bangunan
Lokasi : Jl. M.H. Thamrin, Menteng, Jakarta Pusat
Fungsi : Kantor Pusat Bank Cental Asia (BCA)
No Sertifikat : 001/PP/EB/XII-2011, Des 2011 – Des 2014
Tinggi : 230 meter
Jumlah Lantai : 57 Lantai
Pembangunan : Dikembangkan Tahun 2008
Penghargaan : Greenship Platinum Kategori EB
(Existing Building) (GBCI) Tahun 2012
Konsep Hemat Energi
Kesesuaian Tapak
- Area Parkir Sepeda
- Memiliki Ruang Terbuka
Efisiensi Dan Konservasi Energi
- Memakai LED-light emitting diode
- memasang lampu tabung jenis T5 yang dilengkapi sensor cahaya untuk
mengukur tingkat pencahayaan saat ruangan gelap atau terang.
- Konsumsi energi listrik sebesar 35% dari pemakaian pada gedung
sejenis, atau setara penurunan emisi gas karbon dioksida (CO2) sebesar
6.360 ton per tahun.
Konservasi Air, Sumber Dan Siklus Material
- Lahan area perkantoran mampu menyerap 100 % air hujan.
- Buangan air per orang per hari berhasil ditekan menjadi 40 liter.
- Pancuran atau shower bagi pesepeda untuk membersihkan badan,
- Pengolahan air bekas wudhu sebagai air pembilas toilet
- Seluruh bagian lantai di luar ruangan dibuat berpori sehingga mampu
menyerap hampir 100 persen air yang jatuh, dan dipakai kembali untuk
berbagai keperluan di dalam kantor.
- Menara BCA juga mengurangi impor material karena akan menambah jejak
karbon (carbon footprint) yang diemisikan saat pengangkutan, termasuk
kaca selubung gedung yang telah berhasil dibuat pabrik dalam negeri
- Penambahan aerator pada wastafel
Kualitas Udara & Kenyamanan Ruang
- Memakai teknologi insulated glazingatau biasa juga disebut double glazing.
- Penyejuk ruangan Menara BCA juga dapat diatur pada 25 derajat Celsius
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kualanamu merupakan bandara penerbangan internasional untuk
transportasi udara di kota Medan dan sekitarnya. Di Indonesia, bandara
Kualanamu merupakan bandara terbesar kedua. Bandara ini terletak ±39 km dari
pusat kota Medan, dan berlokasi areal bekas perkebunan PT Perkebunan
Nusantara II Tanjung Morawa yang terletak di Kec. Beringin, Kab. Deli Serdang,
Sumatera Utara. Bandara Kualanamu menggantikan Bandar Udara Internasional
Polonia yang telah beroperasi cukup lama, dan nantinya diharapkan dapat menjadi
bandara pangkalan transit internasional untuk kawasan Sumatera dan sekitarnya.
Sejak tanggal 25 Juli 2013 yang lalu bandara ini mulai beroperasi meskipun ada
beberapa fasilitas yang belum selesai dikerjakan sepenuhnya.
Pertumbuhan sektor perekonomian di bidang perdagangan, jasa dan bisnis
di kawasan strategis saat ini semakin meningkat, dan tidak diimbangi dengan
pertumbuhan fasilitas bagi para pelaku bisnis. Semakin tinggi permintaan
terhadap lahan yang strategis dapat membuat nilai lahan juga semakin tinggi
sehingga tidak jarang para pelaku bisnis menjadikan tempat tinggal sebagai kantor
atau wadah untuk melakukan aktivitasnya. Terutama pada kawasan strategis yang
berdekatan langsung dengan Bandara Internasional Kualanamu yang saat ini
merupakan pangkalan transit Internasional untuk kawasan Sumatera dan
sekitarnya. Untuk itu sangat diperlukan perancangan kawasan yang dapat
memenuhi pergerakan di sekitar kawasan KNO. Salah satu fungsi bangunan yang
akan berperan bagi para pelaku bisnis adalah kantor sewa, dengan adanya kantor
besar akan mengalami kesulitan untuk menutupi biaya operasional gedung untuk
suplai listrik. Sekitar 30% pasokan energi nasional yang dikonsumsi dari sektor
bangunan, jumlah ini cukup berarti untuk dapat diperhitungkan dalam upaya
penghematan energi nasional. Banyak bangunan di kota besar di Indonesia
dirancang tanpa pertimbangan energi, hal tersebut diakibatkan kurangnya
pengetahuan dan kekeliruan dalam perancangan yang berakhir dengan
pemborosan energi.
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dalam proyek perancangan kantor sewa ini adalah
sebagai berikut :
Memberi fasilitas dan wadah sementara bagi para pelaku bisnis sebagai ruang untuk bekerja.
Untuk mendapatkan alternatif rancangan bangunan fungsi kantor sewa yang menggunakan prinsip arsitektur hemat energi untuk dapat merespon kondisi
lingkungan sekitarnya dengan optimalisasi pencahayaan alami pada bangunan
kantor sewa.
Untuk mendapatkan konsep massa dan tata layout ruang yang mendukung penggunaan hemat energi tanpa mengurangi kenyamanan pengguna ruang
saat beraktifitas.
Dapat merumuskan masalah-masalah yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan Kantor Sewa serta memberikan alternatif pemecahannya secara
arsitektural seperti pada tapak dan bentuk bangunan, struktur, dan utilitasnya.
1.3. Masalah Perancangan
2. Bagaimana konsep perancangan bangunan yang berbasis pendekatan
arsitektur hemat energi serta penggunaan elemen-elemen bangunan
hemat energi yang terintegrasi sebagai bagian dari elemen arsitektur.
3. Bagaimana mengatasi permasalahan pembangunan di kawasan
strategis, agar kebutuhan kantor pada kawasan strategis dapat
terpenuhi dengan bangunan-bangunan kantor sewa, sehingga penataan
kawasan strategis akan tertata dengan baik.
4. Pemilihan lokasi proyek perancangan untuk dapat disesuaikan dengan
fungsi bangunan didasarkan pada literature dan tata ruang di kawasan
perancangan.
1.4. Metode Pendekatan
Metode pendekatan dalam menyelesaikan masalah-masalah proses
perencanaan dan perancangan bangunan kantor sewa berikut antara lain:
Melakukan studi survey dan analisis terhadap lokasi tapak. Dengan pengamatan dan pendataan langsung ke lokasi-lokasi yang memiliki relevansi
dan dianggap mampu mendukung judul perancangan.
Studi banding mengenai bangunan kantor sewa dengan tema sejenis dan mengumpulkan data yang dianggap penting dari buku, maupun internet.
Sumber juga dapat berupa survey langsung ke lokasi.
Mencari informasi tambahan yang diperlukan dari instansi terkait guna mendapatkan data yang dapat mendukung keberhasilan studi proyek.
1.5. Lingkup/ Batasan
Lingkup pembahasan yang menjadi batasan dalam kasus perancangan
2. Hanya membahas tentang masalah-masalah yang dihadapi dalam merancang
sebuah bangunan kantor sewa. Penyediaan ruang-ruang yang sesuai dengan
aktivitas-aktivitas bisnis.
3. Perencanaan dan perancangan juga ditekankan pada penerapan konsep hemat
energi pada bangunan perkantoran, dan kelengkapan fasilitas perkantoran
sewa meliputi ruang konvensional kantor, serta fasilitas pendukung
1.7. Sistematika Penulisan Laporan
Untuk mendapatkan pemahaman secara garis besar terhadap topik yang
dibahas, maka sistematika penulisan laporan terbagi atas:
BAB I PENDAHULUAN
Membahas mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, masalah
perancangan, pendekatan, lingkup/batasan, kerangka berpikir, dan sistematika
penulisan laporan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Membahas mengenai kantor sewa, meliputi tinjauan fisik, potensi,
perkembangan dan tuntutan dimasa mendatang serta pengertian kantor sewa
dengan tema hemat energi, kebutuhan, penyewa, dan nilai ekonomis kantor sewa.
BAB III METODOLOGI
Berisi tentang skema alur pemikiran perancangan beserta penjelasan alur
pemikiran tersebut.
BAB IV ANALISA PERANCANGAN
Membahas tentang proses dalam menemukan ide konsep perencanaan dan
perancangan melalui metode yang diaplikasikan pada lokasi site. Serta uraian
secara deskripsi yang menjelaskan keterkaitan antara tujuan dan penerapan tema
untuk menghasilkan konsep dalam merancang.
BAB V KONSEP PERANCANGAN
Membahas mengenai program perencanaan meliputi konsep tapak, konsep
teknologi struktur dan penekanan konsep desain yang digunakan serta konsep
program ruang dari pemecahan masalah perancangan terkait.
ABSTRAK
Pertumbuhan sektor perekonomian di bidang perdagangan, jasa dan bisnis di
kawasan strategis saat ini semakin meningkat, dan tidak diimbangi dengan
pertumbuhan fasilitas bagi para pelaku bisnis. Terutama pada kawasan strategis
yang berdekatan langsung dengan Bandara Internasional Kualanamu yang saat ini
merupakan pangkalan transit internasional untuk kawasan Sumatera dan
sekitarnya. Untuk itu sangat diperlukan perancangan kawasan yang dapat
memenuhi pergerakan di sekitar kawasan KNO. Salah satu fungsi bangunan yang
akan berperan bagi para pelaku bisnis adalah kantor sewa. Dengan adanya kantor
sewa yang sesuai dengan kebutuhan serta kondisi perekonomian di kawasan
strategis, diharapkan dapat menjadi wadah bagi para pelaku bisnis guna
menjalankan kegiatannya. Banyak bangunan di kota besar di Indonesia dirancang
tanpa pertimbangan energi, hal tersebut diakibatkan kurangnya pengetahuan dan
kekeliruan dalam perancangan yang berakhir dengan pemborosan energi.
Berdasarkan hal tersebut, dalam perancangan kantor sewa ini akan diterapkan
konsep-konsep hemat energi yang dapat diperhitungkan dalam upaya
penghematan energi nasional.
ABSTRACT
The growth of economic sectors in the field of trade, services and businesses in strategic areas is increasing, and is not offset by the growth of facilities for business people. Especially in the strategic region that are directly adjacent to Kuala Namu International Airport which is now a base for the international transit of Sumatra and the surrounding region. Therefore, it is necessary to design the area to meet the movement around the area of the KNO. One of the functions of the building that would serve the needs of businesses are rent office. With a rent office in accordance with the needs and economic conditions in a strategic area, is expected to be a forum for business people to run its activities. Many buildings in major cities in Indonesia are designed without consideration of energy, it is due to lack of knowledge and errors in the design which ended with a waste of energy. Accordingly, in the design of this rent office will apply the concepts of energy saving that can be taken into account in the national energy saving measures.
KANTOR SEWA NEA AVENUE
SKRIPSI
Oleh :
ADENAN RIVAI
(110406010)KANTOR SEWA NEA AVENUE
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Dalam Departemen Arsitektur
Pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Oleh :
ADENAN RIVAI
(110406010)PERNYATAAN
KANTOR SEWA NEA AVENUE
SKRIPSI
Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, Agustus 2016
Penulis
Adenan Rivai
Judul Skripsi : KANTOR SEWA NEA AVENUE Nama Mahasiswa : Adenan Rivai
Nomor Induk Mahasiswa : 110406010
Departemen : Arsitektur
Disetujui Oleh: Dosen Pembimbing
Imam Faisal Pane, S.T., M.T NIP. 197408102002121001
Koordinator Skripsi Ketua Departemen Arsitektur
Tanggal Lulus: 15 Juli 2016
Telah diuji pada
Tanggal : 28 Juni 2016
Panitia Penguji Skripsi
SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR (SHP2A)
Nama : Adenan Rivai
NIM : 110406010
Judul Proyek Tugas Akhir : KANTOR SEWA NEA AVENUE
Tema : Arsitektur Hemat Energi
Rekapitulasi Nilai :
A
B+
B
C+
C
D
E
Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :
No. Status
2. Lulus Melengkapi
3. Perbaikan Tanpa Sidang
4. Perbaikan dengan Sidang
5. Tidak Lulus
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik pada
Fakultas Teknik Departemen Arsitektur USU dengan baik dan tepat pada
waktunya. Laporan ini berisi penjelasan mengenai Skripsi dari penulis yang
berjudul Kantor Sewa Nea Avenue. Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan
skripsi ini, sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1) Bapak Imam Faisal Pane, S.T., M.T. selaku desen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
2) Bapak Hajar Suwantoro, S.T., M.T.. selaku dosen penguji atas saran dan
kritik yang sangat bermanfaat selama proses perancangan.
3) Ibu Putri Panda Sari, S.T., M.T. selaku dosen penguji atas saran dan kritik
yang sangat bermanfaat selama proses perancangan.
4) Bapak Ir. N. Vinky Rahman, MT, selaku kepala Departemen Arsitektur,
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
5) Para staf Pengajar dan Pegawai Tata Usaha di lingkungan Fakultas Teknik
khususnya Departemen Arsitektur Universitas Sumatera Utara.
6) Kedua orang tua saya, Samudra Indra Jaya dan Rosdawani yang dengan tulus
terus mendo’a kan untuk keberhasilan anak-anaknya.
7) Abang saya, Muhammad Topan Syah Putra yang telah banyak membantu
membiayai kuliah saya.
Semoga kiranya Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu. Penulis sungguh menyadari bahwa dalam skripsi ini
masih banyak kekurangan. Karena itu, penulis membuka diri terhadap kritikan
dan saran bagi penyempurnaan skripsi ini kedepannya. Semoga laporan skripsi ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu arsitektur umumnya dan bagi para
pembaca khususnya.
Medan, Agustus 2016
Hormat Penulis,
Adenan Rivai
DAFTAR ISI
1.7. Sistematika Penulisan Laporan ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.3.2. Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi ... 10
2.4. Tinjauan Fungsi ... 11
2.4.1. Deskripsi Penggunaan dan Kegiatan ... 12
2.5.2. Interpretasi Tema ... 25
2.5.3. Keterkaitan Tema Dengan Judul ... 27
2.5.4. Studi Banding Arsitektur Tema Sejenis ... 27
BAB III METODOLOGI ... 31
4.1.1. Analisa Kondisi Lahan Eksisting ... 34
5.2.2. Pencapaian ... 51
5.5.1. Konsep Skematik Sistem Plumbing ... 62
5.5.2. Konsep Skematik Sistem Suplai Air Sprinkler dan Hidrant ... 63
5.5.3. Konsep Skematik Sistem Fire Alarm ... 64
5.5.4. Konsep Skematik Sistem Telepon ... 65
5.5.5. Konsep Skematik Sistem Sampah ... 66
5.5.6. Konsep Skematik Sistem AC ... 67
5.5.7. Konsep Skematik Sistem Listrik ... 68
BAB VI HASIL PERANCANGAN ... 69
6.1. Gambar Perspektif ... 69
6.1.1. Perspektif View Bangunan dan Sekitarnya ... 69
6.4.7. Denah Lantai Atap ... 82
6.10.5.Rencana Sistem Listrik Lantai 9-12 ... 101
6.10.6.Rencana Sistem Listrik Lantai Atap ... 102
6.11. Rencana Sistem AC & Telepon ... 103
6.11.1.Rencana Sistem AC & Telepon Lantai 1 ... 103
6.12. Rencana Sistem Plumbing & Sampah ... 109
6.12.1.Rencana Sistem Plumbing & Sampah Lantai 1 ... 109
6.12.2.Rencana Sistem Plumbing & Sampah Lantai 2 ... 110
6.12.3.Rencana Sistem Plumbing & Sampah Lantai 3-4 ... 111
6.12.4.Rencana Sistem Plumbing & Sampah Lantai 5-8 ... 112
6.12.5.Rencana Sistem Plumbing & Sampah Lantai 9-12 ... 113
6.12.6.Rencana Sistem Plumbing & Sampah Lantai Atap .... 114
6.13. Rencana Sistem Kebakaran ... 115
6.13.1.Rencana Sistem Kebakaran Lantai 1 ... 115
6.13.2.Rencana Sistem Kebakaran Lantai 2 ... 116
6.13.3.Rencana Sistem Kebakaran Lantai 3-4 ... 117
6.13.4.Rencana Sistem Kebakaran Lantai 5-8 ... 118
6.13.5.Rencana Sistem Kebakaran Lantai 9-12 ... 119
6.13.6.Rencana Sistem Kebakaran Lantai Atap ... 120
6.14. Konsep Skematik ... 121
6.15. Sistem Struktur ... 124
6.16. Foto Maket ... 125
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Berpikir ... 4
Gambar 2.1 Lokasi Tapak ... 8
Gambar 2.2 Perbandingan Jenis Layout Kantor ... 19
Gambar 2.3 Tipikal Layout Open Plan Office ... 19
Gambar 2.4 Tipikal Layout Structured Open Plan Office ... 20
Gambar 2.5 Tipikal Layout Group Space ... 20
Gambar 2.6 Tipikal Layout Self-Regulatory Office ... 20
Gambar 2.7 Tipikal Layout Combi Office ... 21
Gambar 2.8 Tipikal Layout Cellular Office ... 21
Gambar 2.9 Gedung Graha Wonokoyo ... 22
Gambar 2.10 Perancangan menggunakan analisis diagram sun path ... 24
Gambar 2.11 Gedung Kementrian PU ... 27
Gambar 5.3 Penerapan Solar Photovoltaic System pada bangunan ... 49
Gambar 5.4 Penzoningan Ruang Luar ... 50
Gambar 5.5 Pencapaian ... 51
Gambar 5.11 Penzoningan Lantai 3-4 ... 55
Gambar 5.12 Penzoningan Lantai 5-8 ... 55
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kriteria Lokasi ... 10
Tabel 2.2 Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang ... 14
Tabel 2.3 Fasilitas Perkantoran (Office) ... 17
Tabel 2.4 Fasilitas Pelengkap ... 18
Tabel 4.1 Bentuk Dasar Geometri ... 43
Tabel 4.2 Upper Structure ... 45
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 2.1 Bagan Penghematan Energi (Penghematan BBM) ... 26
Diagram 3.1 Flow Chart ... 33