• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kantor Sewa Nea Avenue

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kantor Sewa Nea Avenue"

Copied!
147
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Neufert, Ernst dan Sjamsu Amril, (1995). Data Arsitek, Jilid 2 Edisi Kedua.

Penerbit Erlangga, Jakarta.

Neufert, Ernst dan Sunarto Tjahjadi, (1997). Data Arsitek, Jilid 1 Edisi 33.

Penerbit Erlangga, Jakarta.

NN. (2013). Gedung Kementrian Pekerjaan Umum Resmi Bersertifikat Greenship

Platinum. [Online]. Tersedia:

http://blog.gbcindonesia.org/gedung-kementerian-pekerjaan-umum-resmi-bersertifikat-greenship-platinum.html

[3 Agustus 2016].

Rizali R. (2012). Graha Wonokoyo Sebagai Bangunan Berwawasan Lingkungan

Di Iklim Tropis. [Online]. Tersedia: http://elearning.upnjatim.ac.id/courses/

SAINSARSITEKTUR2/work/tugas_sain2-2011/4f8ebe80703f6ROMI_

RIZALI_09-18_(SAINS_Ars._2).pdf. [3 Agustus 2016].

Web :

https://id.wikipedia.org/wiki/Kantor

https://oyarchie.wordpress.com/2013/02/21/pertimbangan-dalam-sebuah-

(2)

BAB III

METODOLOGI

Dalam bab ini akan menjelaskan tentang metodologi penelitian apa yang

digunakan dalam proses perancangan kantor sewa dengan tema hemat energi.

3.1. Metodologi Penelitian

Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja

(sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya

untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan

termasuk keabsahannya” (Ruslan, 2003)

Menurut cara menganalisisnya, metode penelitian dibagi menjadi tiga yaitu,

metode penelitian kualitatif, metode penelitian kuantitatif, dan metode penelitian

kombinasi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian

kualitatif.

3.2. Persiapan

Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai

pengumpulan dan pengolahan data. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal yang

penting yang harus segera dilakukan dengan tujuan untuk mengefektifkan

waktu dan pekerjaan. Tahap persiapan ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai

berikut :

Melakukan survey penentuan lokasi site.

Studi pustaka terhadap tema arsitektur yang dipilih. Menentukan kebutuhan data.

(3)

dokumentasi.

Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Metode Observasi

Dengan survei langsung ke lapangan, agar dapat diketahui kondisi real

di lapangan sehingga dapat diperoleh gambaran sebagai pertimbangan

dalam perencanaan desain struktur.

2. Metode Literatur.

Yaitu mengumpulkan, mengidentifikasikan dan mengolah data tertulis

dan metode kerja yang digunakan.

3. Dokumen

4. Pengumpulan data dokumen berupa data-data yang diperoleh dari

pemerintah/swasta, dalam penelitian ini berupa Rencana Detail Tata

Ruang (RDTR) Kualanamu, buku, data di sever dan flashdisk, dan data

yang tersimpan di web site.

3.4. Analisa Pengumpulan Data

Analisa dan pengolahan data dilakukan berdasarkan data-data yang

dibutuhkan. Selanjutnya dikelompokkan sesuai identifikasi tujuan

permasalahan, sehingga diperoleh penganalisaan pemecahan yang efektif dan

terarah. Adapun analisa data yang dilakukan adalah :  Analisa eksisting site

 Analisa data topografi  Analisa utilitas

 Analisa potensi lingkungan

(4)

Mulai

Tahap Persiapan

(Data RDTR, Kelengkapan Lokasi site)

Analisa Kelengkapan Data

Perencanaan Bangunan (Tema Hemat Energi)

Gambar Desain

Penyusunan Format Gambar

Selesai

(5)

BAB IV

ANALISA PERANCANGAN

4.1. Analisa Lokasi Tapak

Lokasi berada di Kab. Deli Serdang dan merupakan sebuah kabupaten di

Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini berada di Lubuk

Pakam. Kabupaten Deli Serdang dikenal sebagai salah satu daerah dari 33

kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang memiliki

keanekaragaman sumber daya alamnya yang besar sehingga merupakan daerah

yang memiliki peluang investasi cukup menjanjikan. Selain memiliki sumber daya

alam yang besar.

4.1.1. Analisa Kondisi Lahan Eksisting

Letak : Jl. Kualanamu, Kec. Btg Kuis, Kab. Deli Serdang

Fungsi Existing : Lahan kosong

Pemilik : Pihak swasta

Luas lahan : 4 Ha (40.000 m2)

Kontur tapak : Relatif datar

(6)

Garis Sempadan Bangunan  Batas Timur : Lahan komersil  Batas Selatan : Jl. Kualanamu  Batas Barat : Lahan komersil Potensi lahan :

 Berada di jalur utama menuju Bandara Internasional Kuala Namu  Merupakan daerah pengembangan dengan fungsi komersil

 Akses ke lokasi cukup mudah

4.1.2. Analisa Tata Guna Lahan

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Kualanamu dan sekitarnya, lokasi

site perancangan difungsikan sebagai daerah komersil. Dan merupakan

daerah pengembangan, namun sekarang ini lokasi masih berupa lahan

(7)

4.1.3. Analisa Sirkulasi / Pencapaian

Masalah

 Masih belum terdapat bangunan dengan fungsi kantor sewa di kawasan tersebut.

 Kurangnya aktivitas pendukung di sekitar kawasan perancangan seperti pusat perbelanjaan, kantor, dll.

Usulan

 Menambah alternatif bagunan kantor sewa dan menfasilitasi pelaku bisnis untuk meningkatkan potensi di kawasan komersil tersebut.  Di site perancangan juga direncanakan bangunan tambahan dengan

fungsi hotel bisnis dan pusat perbelanjaan.

Potensi

 Site perancangan berada di jalur utama sehingga memudahkan akses menuju lokasi

(8)

Keterangan - Jalan Kualanamu

- Jalan setapak (8 meter)

- Jalan setapak (6 meter)

4.1.4. Analisa View

Di sekitar lokasi perancangan merupakan lahan kosong yang

sekarang di manfaatkan untuk lahan pertanian, sehingga tanaman menjadi

view yang lebih dominan terlihat.

Masalah

 Kondisi jalan setapak yang terdapat di utara dan barat site tidak rata/rusak.

 Orientasi site merupakan jalur langsung menuju bandara.

Usulan

 Akses masuk ke site dari arah Jl. Kualanamu

 Memperbaiki jalan setapak yang rusak dan difungsikan sebagai jalur servis untuk bangunan yang akan dibangun.

Potensi

(9)

Keterangan : Kualitas view cukup baik

Kualitas view kurang baik

B C

D

A

A B

D C

(10)

4.1.5. Analisa Matahari

Orientasi matahari cukup mempengaruhi site dan bentuk bangunan

nantinya. Karna bisa saja menyebabkan pemakaian energi pada bangunan

menjadi jauh lebih tinggi, dan tingginya tingkat radiasi di sekitar site

dikarenakan belum terdapat bangunan. Sehingga site mendapatkan panas

matahari langsung dari segala arah, terutama panas pada waktu siang dari

arah barat.

Masalah

 Kurangnya area teduh sehingga di dalam site cukup panas

Usulan

 Treatment khusus untuk mengurangi atau menyaring efek panas yang masuk ke dalam site

(11)

4.1.6. Analisa Vegetasi

Masalah

 Kurangnya pepohonan sebagai peneduh, juga tidak terdapat jalur pedestrian

 Perletakan pepohonan tidak rapi dan tidak merata dengan baik sehingga menimbulkan kesan yang kurang menarik.

Usulan

 Menyediakan jalur perkerasan untuk pedestrian dan ditanami tanaman juga pohon yang rindang sebagai peneduh dan penghambat kebisingan.

Potensi

 Lingkungan sekitar site menjadi asri, dan terwujudnya kenyamanan visual

 Terdapatnya ruang terbuka hijau, juga untuk dapat melindungi pejalan kaki dari sinar matahari langsung di siang hari.

(12)

4.1.7. Analisa Angin

Pada lokasi perancangan sirkulasi udara/angin bergerak dari arah

utara (bagian atas site) bergerak ke arah selatan (bagian bawah site),

pergerakan udara/angin dapat dijadikan pertimbangan dalam mendesain

bentuk gubahan massa, orientasi bangunan juga elemen-elemen arsitektur

lain untuk dapat memanfaatkan aliran udara/angin kedalam site kawasan.

(13)

Lokasi perancangan yang saat ini dimanfaatkan sebagai lahan

pertanian memiliki tingkat kebisingan cukup rendah dari arah timur, utara

dan barat site. Berbeda sedikit di arah selatan site tingkat kebisingan lebih

tinggi dikarenakan berbatasan langsung dengan Jl. Kualanamu dan

merupakan jalur utama menuju bandara yang banyak dilalui kendaraan.

4.2. Analisa Fungsional 4.2.1. Analisa Ruang

4.2.2. Analisa Bentuk

Analisa bentuk merupakan suatu analisa terhadap karakter maupun

visualisasi yang akan ditampilkan pada bangunan, bentuk merupakan

penghubung ruang dalam dengan lingkungan luar bangunan. Kantor

(14)

Bentuk-bentuk dasar geometri yang sering digunakan dalam suatu

perancangan:

1. Bentuk Segitiga - Bentuk yang dapat menunjukkan stabilitas. Apabila

terletak pada salah satu sisinya, segitiga merupakan bentuk yang sangat

stabil. Jika diletakkkan berdiri pada salah satu sudutnya, dapat menjadi

seimbang bila terletak dalam posisi yang tepat pada suatu

keseimbangan, atau menjadi tidak stabil dan cenderung jatuh ke salah

satu sisinya.

2. Bentuk Bujur Sangkar - Bentuk yang menunjukkan sesuatu yang murni

dan rasional. Bentuk ini merupakan bentuk yang statis dan netral serta

tidak memiliki arah tertentu. Bentuk- bentuk segi empat lainnya dapat

dianggap sebagai variasi dari bentuk bujur sangkar. Seperti segitiga,

bujur sangkar bila berdiri pada salah satu sisinya tampak stabil dan

dinamis bila berdiri pada salah satu sudutnya.

3. Bentuk Lingkaran - Bentuk yang terpusat. Berarah ke dalam dan pada

umumnya bersifat stabil dan dengan sendirinya menjadi pusat dari

lingkungannya. Penempatan sebuah lingkaran pada suatu bidang akan

memperkuat sifat dasarnya sebagai poros. Menempatkan garis lurus

atau bentuk-bentuk bersudut lainnya atau unsur menurut arah

kelilingnya, dapat menimbulkan perasaan gerak putar yang kuat.

Kriteria

Bentuk Dasar Bangunan

(15)

Keluaran :

Berdasarkan beberapa faktor dari table di atas, bentuk yang paling

baik yang akan menjadi pertimbangan dilihat dari kelebihan dan

kekurangannya untuk menyesuaikan Kantor Sewa dengan tema Arsitektur

Hemat Energi ialah bentuk bujur sangkar/persegi dikarenakan keterkaitan

dengan penerapan tema yang akan digunakan dan beberapa pertimbangan

lain seperti view, pergerakan angin, pergerakan matahari, dan fungsi dari

proyek perancangan ini sendiri.

4.3. Analisa Teknologi 4.3.1. Analisa Struktur

Struktur bangunan berfungsi sebagai pembagi beban dan gaya pada

bangunan yang kemudian disalurkan ke permukaan tanah. Secara garis besar

struktur dibagi menjadi 2 bagian.

1. Struktur Atas (Upper Structure)

Ialah bagian struktur yang berkaitan langsung dengan fungsi bangunan

(berhubungan langsung dengan ruang aktifitas pengguna).

Efesiensi Ruang Efisien Kurang Efisien Tidak Efisien

Efisiensi Struktur dan Konstruksi

Bangunan

Lebih Mudah Cukup Sulit Mudah

Kesan Yang

Ingin Dicapai Baik Baik Kurang Baik

(16)

Objek Kelemahan Kelebihan

Rangka batang Refleksi besar bila diterpa angin

Fleksibilitas ruang tinggi.

Bentangan relatif besar (14 -22 M).

Kuat dalam bentangan horizontal.

Dinding pemikul

Daya tarik yang tinggi.

Bentangan 100-300 meter.

Fleksibilitas tinggi.

Plat lantai Selisih ketinggian relatif kecil

Praktis dalam pengerjaan.

Bentangan 4-10 meter.

Ruang plafon lebih tinggi.

(17)

Objek Keterangan

Pondasi

Sumuran

 Digunakan pada tanah rawa-rawa atau lunak  Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (4-8

Meter)

 Mudah pengerjaan dalam perluasan bangunan  Aman dan ekonomis untuk tipe bangunan tingkat

rendah

Pondasi

Tiang Pancang

 Cukup aman untuk menahan gaya, baik itu gaya 5ertikal maupun horizontal

 Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (8-20 M)  Pengerjaan cepat dan mudah

 Bahan dari beton, baja, dan kayu

 Menimbulkan getaran dan bunyi yang relatif besar

Pondasi

Bore Pile

 Cukup aman untuk menahan gaya 5ertikal  Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (>10

meter)

 Pengeboran untuk pengecoran pondasi  Digunakan pada tanah yang tidak keras

 Tidak menimbulkan getaran dan bunyi yang besar  Tidak memakan waktu yang lama

 Memerlukan keahlian khusus  Tidak ekonomis

(18)

Berikut ruang lingkup utilitas pada bangunan :

1. Sistem Plumbing

2. Sistem Pembuangan Sampah

3. Sistem Penanggulangan Bahaya Kebakaran

4. Sistem Instalasi Listrik

5. Sistem Pengkondisian Udara

6. Sistem Transportasi Vertikal

7. Sistem Telekomunikasi

8. Sistem Penangkal Petir

(19)

BAB V

KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar

5.1.1. Orientasi Bangunan

Tapak bangunan yang memanjang di sisi Timur-Barat menjadi suatu

tantangan bagi konsep hemat energi. Bangunan sedapat mungkin diarahkan

menghindari sinar matahari yang berlebihan dan panas dengan tujuan utama

untuk mengurangi jumlah panas yang masuk ke dalam bangunan melalui

selubung bangunan, dan dengan demikian otomatis akan menekan

penggunaan energi dalam pengkondisian udara dalam bangunan.

Bangunan juga didesain agar dapat menjadi elemen shading bagi sisi

bangunan lainnya.

Massa bangunan didesain tidak memenuhi site dan banyak area

terbuka agar terciptanya area resapan pada site, mengusung pada konsep

green hemat energi.

(20)

5.1.2.

Solar Photovoltaic System

Solar photovoltaic system merupakan suatu pengembangan

teknologi tentang solar cells. Dengan konsep photovoltaics, kita dapat

mengumpulkan energi dari panel matahari sebagai pengganti energi yang

telah ada. Sel Photovoltaic mengumpulkan dan menyimpan energi matahari.

energinya dapat digunakan kapan saja pada saat diperlukan. Matahari tak

dapat diramalkan, kadang cerah kadang hujan. Tetapi hal itu tidak membuat

kemampuan solar photovoltaic sebagai pengumpul energi hilang.

Menginvestasikan energi ini baik untuk melindungi bumi.

Energi yang dihasilkan dari Solar photovoltaic system dikonveksikan

menjadi energi listrik. Energi listrik alami yang bersumber dari sinar

matahari ini dapat digunakan pada bangunan sehingga menghemat

penggunaan energi buatan.

(21)

5.2. Konsep Perancangan Tapak

5.2.1. Zoning Ruang Luar

 Massa

Massa hotel ditempatkan sedikit menjauh dari jalan raya untuk

mengurangi polusi kebisingan dan polusi udara dari jalan raya.

Perletakan dengan orientasi “Mall – Kantor – Hotel” secara terpisah untuk memanipulasi ketinggian bangunan – merujuk kepada peraturan daerah dengan ketinggian maksimum 45 meter. Sehingga

jumlah lantai kantor dan hotel tidak terkurangi ketinggian mall.  Ruang Terbuka

Ruang terbuka sengaja didesain dengan luasan yang cukup lebar

dimaksudkan agar terkesan lapang dan tidak sesak karena dipenuhi

bangunan. Selain itu ruang terbuka juga sebagai daerah resapan.

Ruang terbuka terdiri dari : parkir outdoor, area drop off, area

Gambar 5.4. Penzoningan Ruang Luar Sumber : Pribadi

(22)

- Menciptakan kesejukan sehingga suasana lebih asri – pohon-pohon sebagai penghasil oksigen.

 Parkir Outdoor

- Disediakan parkir outdoor bagi pengunjung yang hanya mampir dalam waktu singkat.

5.2.2. Pencapaian

Akses pencapain ke dalam site berada di JL. Kualanamu yang

merupakan jalan arteri utama menuju Bandara Kualanamu. Untuk

mengantisipasi jalur cepat maka didesain area perlambat jalan, sehingga

(23)

5.2.3. Sirkulasi dan Parkir

5.3. Konsep Perancangan Bangunan

5.3.1. Massa Bangunan

Sirkulasi Kendaraan Sirkulasi Pedestrian

Gambar 5.6. Sirkulasi dan Parkir Sumber : Pribadi

(24)

Faktor utama dalam pembentukan massa bangunan adalah lokasi

tapak yang berada di pinggir jalan. Jalan yang dilalui merupakan jalan

primer atau jalan utama, sehingga bentuk bangunan nantinya akan

berorientasi ke sana.

Setelah menemukan orientasi utama, maka dipilih bentuk persegi

yang tipis sehingga lebih sesuai dengan konsep bangunan hemat energi.

Massa yang tipis akan memungkinkan adanya pencahayaan alami di dalam

bangunan. Di sisi lain, massa yang tipis juga memudahkan pergerakan udara

(sistem ventilasi alami). Maka dirancanglah fasad bangunan yang

bergelombang dengan maksud untuk memudahkan pergerakan udara tadi.

(25)

b. Zoning Per Lantai

- Lantai 1

- Lantai 2

Privat Servis

Semi Privat Publik Keterangan:

Sirkulasi

(26)

- Lantai 3-4

- Lantai 5-8

Privat Servis Keterangan:

Sirkulasi

(27)

- Lantai 9-12

5.4. Konsep Struktur dan Konstruksi

5.4.1. Sistem Struktur

Bangunan yang dirancang menggunakan struktur rigid frame

dengan inti (core). Struktur rigid frame memiliki kemampuan untuk

menahan gaya pada arah vertikal dan horizontal. Sistem struktur rigid frame

dipilih karena ideal untuk bangunan di bawah 20 lantai. Selain itu, dengan

struktur rigid frame, susunan layout ruang-ruang dalam lebih efisien.

Struktur rigid bereaksi terhadap beban lateral, terutama melalui lentur balok

dan kolom. Dan pada inti (core) bangunan memuat sistem-sistem mekanis

dan tansportasi secara vertikal.

Privat Servis Keterangan:

Sirkulasi

(28)

Keuntungan :

- Mudah pelaksanaan

- Tahan gempa

- Ekonomis

- Dinding hanya sebagai struktur pengisi sehingga bukaan dan pembagian ruang lebih bebas.

 Pembagian Zona Struktur Bangunan

Bangunan tersebut dari bawah ke atas terdiri dari:

- Pondasi bangunan

- Basement

- Podium

- Tower  Pondasi

Pondasi pada bangunan menggunakan pondasi tiang panjang dengan

bahan beton betulang, sehingga dapat menahan beban bangunan dengan

(29)

 Kolom dan balok

Konstruksi kolom menggunakan bahan baja yang dilapisi beton, begitu

juga dengan balok. Rangka baja komposit dapat menahan beban lebih

kuat dan tahan lama.

(30)

 Lantai

Konstruksi lantai menggunakan plat baja bondek yang dilapisi cor beton

bertulang di bagian atas. Plat baja (bondek) ini juga memiliki fungsi

ganda yaitu sebagai bekisting tetap dan penulangan positif satu arah.

Plat bondek tidak menggunakan besi tulangan bagian bawah karena

fungsinya sudah digantikan oleh bondek.  Dinding

(31)

5.4.2. Konsep Metoda Konstruksi

Sumber : Pribadi

(32)

Sumber : Pribadi

(33)

5.5. Konsep Utilitas

5.5.1. Konsep Skematik Sistem Plumbing

(34)

5.5.2. Konsep Skematik Sistem Suplai Air Sprinkler dan Hidrant

(35)

5.5.3. Konsep Skematik Sistem Fire Alarm

(36)

5.5.4. Konsep Skematik Sistem Telepon

(37)

5.5.5. Konsep Skematik Sistem Sampah

(38)

5.5.6. Konsep Skematik Sistem AC

(39)

5.5.7. Konsep Skematik Sistem Listrik

(40)

BAB VI

KONSEP PERANCANGAN 6.17. Gambar Perspektif

(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)

6.20. Denah

(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)

6.21. Tampak

(55)
(56)
(57)
(58)

6.22. Potongan

(59)
(60)
(61)
(62)

6.25. Pembalokan

(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)

6.26. Rencana Sistem Listrik

(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)

6.27. Rencana Sistem AC & Telepon

(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)

6.28. Rencana Sistem Plumbing & Sampah

(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)

6.29. Rencana Sistem Kebakaran

(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Terminologi Judul

Terminologi judul adalah pembahasan mengenai pengertian dan makna

dari sebuah kata judul agar bisa dipahami tujuan ataupun sasarannya.

Adapun judul dari proyek ini adalah “Kantor Sewa NEA Avenue”. Berikut penjelasannya:

Kantor dalam bahasa Belanda disebut kantoor, dan dalam bahasa Perancis disebut comptoir adalah sebutan untuk tempat yang digunakan sebagai wadah

perniagaan atau perusahaan yang dijalankan secara rutin. Kantor bisa hanya

berupa suatu kamar atau ruangan kecil maupun bangunan bertingkat tinggi.  Sewa dalam pengertian yang umum, pada dasarnya sewa dapat diartikan

sebagai harga yang dibayar ke atas penggunaan tanah dan faktor-faktor

produksi lainnya yang jumlah penawarannya tidak dapat ditambah. Dalam

pembicaraan sehari-hari sewa pada umumnya diartikan sebagai pembayaran

yang dilakukan suatu keluarga ke atas rumah yang disewanya, atau

pembayaran seorang pengusaha ke atas bangunan atau toko milik orang lain

yang digunakannya. Arti sewa dalam pembicaraan sehari-hari tersebut

tidaklah sama dengan pengertian sewa secara umum.

 NEA merupakan singkatan dari huruf awal nama penulis (perancang bangunan) yaitu Nurul – Eddy – Adenan. NEA hanya sekedar nama

pelengkap untuk menghargai kolaborasi perancang.

 Avenue dalam bahasa Inggris Avenue memiliki beberapa arti, yang paling umum arti avenue adalah jalan besar dan kesempatan.

(100)

2.2. Tinjauan Umum

2.2.1. Pengertian Kantor Sewa

Menurut L.Manaseh dan R.Cunliffe, kantor dibagi menjadi 4 jenis,

yaitu :

Commercial Office

Jenis perkantoran yang termasuk golongan ini adalah perkantoran untuk

umum (yang disewakan), perusahaan dagang (trading company),

asuransi dan transportasi. Industrial Office

Jenis perkantoran ini terikat harus mempunyai hubungan fisik dengan

pabriknya.

Professional Office

Jenis perkantoran ini tidak dipakai dalam waktu yang panjang dan

merupakan perkantoran dengan modal yang digunakan relatif kecil. Institutional / Governmental Office

Jenis perkantoran ini bersifat usaha yang teratur dalam bentuk lembaga

yang berpedoman pokok untuk hidup lama dan kokoh. Biasanya

digunakan waktu yang lama atau panjang.

Dari jenis-jenis kantor di atas dipilih jenis Commercial Office

sebagai fungsi utama proyek ini.

Adapun sistem sewa perkantoran pada umumnya terbagi menjadi 2

jenis berdasar perhitungan luasan yang disewa, yaitu :

Net System artinya sewa per meter persegi diperhitungkan atas dasar

luasan lantai bersih (tidak termasuk koridor ataupun common space dan

(101)

Hal ini menyebabkan penyewa lebih baik menyewa per lantai supaya

tidak rugi. Harga sewa per meter persegi lebih rendah.

Melihat kedua sistem sewa tersebut maka dipilih suatu kombinasi

kedua sistem di atas sebagai acuan sistem sewa dalam proyek ini, yaitu

semi-gross system yang relatif cukup lazim dipakai di Indonesia.

Semi-gross system artinya penyewa dikenakan biaya sewa akumulasi

luasan lantai yang dipakai ditambah luasan common space seperti lobby,

area parkir, dan sebagainya yang telah dibagi sama rata dengan penyewa

lainnya. Untuk hal ini fleksibilitas dapat dicapai dengan negosiasi antara

pengelola gedung dengan penyewa.

2.3. Lokasi

Lokasi merupakan arti lain dari suatu tempat yang menjadi wadah suatu

benda ataupun peristiwa berada, dalam kasus ini lokasi perancangan berlokasi di

sekitar kawasan Bandara Kualanamu Internasional yang bertempat di Kec. Batang

Kuis Kab. Deli Serdang.

(102)

2.3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi

Kabupaten Deli Serdang adalah sebuah kabupaten di Provinsi

Sumatera Utara, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini berada di Lubuk Pakam.

Kabupaten Deli Serdang dikenal sebagai salah satu daerah dari 33

kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara.

Kabupaten yang memiliki keanekaragaman sumber daya alamnya

yang besar sehingga merupakan daerah yang memiliki peluang investasi

cukup menjanjikan. Selain memiliki sumber daya alam yang besar.

Dulu wilayah ini disebut Kabupaten Deli dan Serdang, dan

pemerintahannya berpusat di Kota Medan. Bandar udara baru untuk kota

Medan yang menggantikan Polonia, Bandara Kuala Namu, terletak di

kabupaten ini. merupakan bangunan komersial nantinya dalam pemilihan

lokasi harus dapat mendukung fungsi bangunan sebagai fasilitas komersial.

No. Kriteria Lokasi

1 Tinjauan terhadap

struktur kota

Berada di kawasan yang juga merupakan daerah

kawasan komersil. Selain itu berada dekat dengan

jalan utama menuju bandara Kualanamu Internasional

2 Lingkungan Berada di lingkungan yang strategis dan memiliki

fungsi eksisting yang dapat mendukung bangunan.

3 Pencapaian / akses • Akses berada tepat di jalur lintas utama, dilalui

angkutan umum, juga kendaraan pribadi.

• Transportasi menuju site mudah, tidak terkendala dengan kemacetan

(103)

lingkungan listrik, telefon, drainase, dll.)

7 Status

kepemilikian

Hak milik.

8 Orientasi Menghadap selatan, dan mengontrol pencahayaan

yang masuk sebaik mungkin.

9 View Mendapatkan view yang bagus, baik dari arah luar

maupun kedalam site

10 Ukuran lahan Harus sesuai dengan program ruang yang sudah

direncanakan ( lebih dari 1 Ha )

11 Kontur tapak Sebaiknya relatif datar

2.3.2. Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi

(104)

2.4. Tinjauan Fungsi

Klasifikasi Gedung Perkantoran

Menurut KADIN (Kamar Dagang dan Industri), gedung perkantoran dibagi

atas beberapa kategori, yaitu berdasarkan:

Tujuan usaha dan lingkungan bersama 1. Kantor administrasi pemerintah

2. Kantor administrasi perusahaan

3. Kantor administrasi sosial  Kepemilikan

1. Milik pemerintah

2. Milik swasta

 Sifat dari bangunan kantor a. Kantor bersifat komersil

 Klasifikasi kantor sewa dibedakan atas:

- Faktor jumlah lantai

- Faktor fasilitas perkantoran

 Sistem pemanfaatan kantor sewa dilakukan antara lain dengan:

- Strata title (sistem hak milik untuk tiap lantai bangunan)

- Leasing (sistem sewa) b. Kantor bersifat non komersil

 Sistem dan tujuan administrasi

- Kantor profit

- Kantor non profit  Pemakaian bangunan kantor

- Kantor untuk badan usaha sejenis

(105)

2.4.1. Deskripsi Penggunaan dan Kegiatan

Pengguna atau pelaku kegiatan pada perancangan Kantor Sewa ini

dapat dikelompokkan antara lain :

1. Kelompok Pengelola

2. Kelompok Kegiatan Utama (pihak penyewa)

3. Kelompok Pelengkap

4. Kelompok Service

Beberapa kelompok di atas sesuai fungsinya memiliki kebutuhan

ruang masing-masing.

1. Kelompok Pengelola terdiri atas :  Ruang Manager

2. Kelompok Kegiatan Utama merupakan kelompok dengan aktivitas

terbanyak di ruang kantor yang disewakan.

3. Kelompok Pelengkap adalah fasilitas pelengkap dan dipengaruhi oleh

potensi lingkungan dan site.

4. Kelompok Service terdiri atas :  Gudang

 Toilet

(106)

1. Bersifat Statis

Perilaku pengguna bangunan lebih bersifat menetap pada satu

tempat atau ruang. Kebiasaan pengguna ini merupakan kegiatan yang

menjadi rutinitas atau sementara dengan intensitas waktu yang lebih

lama dibandingkan aktifitas pengelola dan para pemilik retail sewa.

2. Bersifat Dinamis

Berbeda dengan prilaku bersifat statis, perilaku bersifat dinamis

pengguna bangunannya lebih cenderung berpindah atau bergerak dari

satu tempat ke tempat lainnya dalam ruang lingkup bangunan,

diantaranya aktifitas pengunjung dan perkantoran dengan menggunakan

fasilitas yang disediakan pada bangunan.

Adapun skema aktifitas yang terdapat di kantor sewa :

(107)

2.4.3. Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang

A Kelompok Kegiatan : Resepsionis

No Nama Ruang Kapasitas (org) Jumlah

Total Resepsionis 254,8 M2

B Kelompok Kegiatan : Fasilitas Perbankan

No Nama Ruang Kapasitas (org) Jumlah 2 Bagian Operasional

Kas 1 1 1 12,5 M2/org 12,5 DA

3 Bagian Ekspor Impor

Ekspor 1 1 1 12,5 M2/org 12,5 DA

(108)

R. Arsip danFotokopi 1 25 M2/ruang 25 SB 6 Bagian Pimpinan

R. Manager 1 10 15 1 36 M2/ruang 36 DA

Total Perbankan 1355,9 M2

C Kelompok Kegiatan : Pengelola Gedung

No Nama Ruang Kapasitas (org) Jumlah 2 Bagian Pimpinan

R. General Manager 1 5 8 1 30 M2/ruang 30 AS R. Sekretaris 1 3 5 1 20 M2/ruang 20 AS

R. Rapat 12 12 1 2,5 M2/ruang 20 DA

3 Bagian Administrasi

Ketua 1 2 4 1 12 M2/ruang 12 DA

Staf 5 5 1 4 M2/org 20 DA

R. Arsip 1 20 M2/ruang 20 SB

4 Bagian Pemasaran

(109)

D Kelompok Kegiatan : Coffee Break

Total Restoran 283,4 M2

E Kelompok Kegiatan : Ruang Utilitas dan Servis No Nama Ruang Kapasitas (org) Jumlah

7 Distribusi Air Bersih

R. Tangki Bawah 1 80 M2/ruang 80 AS

(110)

R. Bak Sampah 1 20 M2/ruang 20 SB

Total Utilitas dan Servis 1557,88 M2

2.4.4. Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang

Main Office

Ruang Jenis Ruang Persyaratan Ruang

Ruang Pimpinan Privat

 Bersih dan rapi  Penerangan cukup  Kondusif

Ruang Staff Privat

 Bersih dan rapi  Penerangan cukup  Kondusif

Ruang Rapat Privat

 Bersih dan rapi  Penerangan cukup  Kondusif

Ruang Istirahat Privat  Bersih, nyaman dan rapi

Lobby Publik  Bersih

(111)

 Penerangan cukup  Aman

Ruang Jenis Ruang Persyaratan Ruang

Coffee Shop

Cafe Publik

 Bersih, rapi dan nyaman  Penerangan cukup

 Interior ruangan menarik

Pantry + Kasir Servis  Bersih dan rapi

 Instalasi utiitas yang baik Ruang Pegawai Servis  Bersih, rapid an nyaman

Toilet Servis  Bersih, tidak kotor dan bau

ATM Centre

ATM Point Publik

 Aman

 Bersih, rapi dan kering  Penerangan cukup

Utilitas / ME

Ruang Genset Privat

 Aman

 Bersih dan rapi  Penerangan cukup

Ruang Pompa Privat

 Aman

 Bersih dan rapi  Penerangan cukup

Ruang Travo & Panel Privat

 Aman

(112)

1. Pertimbangan dan Peraturan dalam Perencanaan Kantor

Semua orang bekerja lebih baik apabila mereka diberi lingkungan

dan peralatan yang sesuai dengan pekerjaan mereka, dan juru tulis bukan

perkecualian dalam kaidah ini.

Akomodasi perkantoran harus ditata dan dilengkapi agar juru tulis

dapat bekerja sepanjang hari tanpa pemborosan gerakan, tanpa gangguan,

dan tanpa terpengaruh secara tidak perlu oleh keletihan mental yang dapat

menyertai pekerjaan di belakang meja.

Gambar 2.2. Perbandingan Jenis Layout Kantor. Layout bervariasi tergantung pada : derajat kedekatan kepadatan pengguna, dan distribusi ruang

(113)

Gambar 2.4. Tipikal Layout Structured Open Plan Office Sumber : Data Arsitek

(114)

2.4.5. Studi Banding Arsitektur Fungsi Sejenis 1. Gedung Graha Wonokoyo

Terletak di pusat kota Surabaya, Graha Wonokoyo menjulang

dengan 10 lantai pada menaranya. Graha Wonokoyo merupakan gedung

perkantoran yang dibangun pada situs konservasi arsitektur kolonial.

Dirancang hemat energi dan kontekstual, mencitrakan bangunan

Gambar 2.7. Tipikal Layout Combi Office Sumber : Data Arsitek

(115)

zona. Di sisi barat, zona thermal barrier dengan penempatan ruang

penerima, ruang rapat dan service-core.

Graha Wonokoyo merupakan contoh konkrit bangunan yang

berbicara tentang solusi untuk konservasi energi pada bangunan komersial,

memadukan penampilan elemen arsitektur kolonial dalam bingkai

pemikiran bangunan yang hemat energi.

Informasi Bangunan

Lokasi : Jl. Taman Bungkul 1-3-5-7 Surabaya

Fungsi : Gedung Kantor

Pemilik : Wonokoyo Group

Jumlah Lantai : 1 Basement, dan terdapat 3 area

Area A : 2 lantai

Area B : 4 lantai

Area C : 10 lantai

Luas Tapak : 1.854 m2

(116)

Penghargaan : Runner-up ASEAN Energy Award ACE 2006

Terletak di pusat kota Surabaya, Graha Wonokoyo menjulang

dengan 10 lantai pada menaranya. Graha Wonokoyo merupakan gedung

perkantoran yang dibangun pada situs konservasi arsitektur kolonial.

Bangunan yang terdiri dari 11 lantai dengan luas lahan 1.854 m² dan

luas bangunan 7.121 m². Luas unit kantor yang disewakan ±42 m², ±100 m²,

±640 m². Yang di arsiteki oleh Jimmy Priatman, Graha Wonokoyo adalah

salah satu dari gedung perkantoran di Surabaya yang menerapkan konsep

bangunan hemat energi, dengan pendekatan bentuk bangunan arsitektur

kolonial karena konteks lokasinya yang berada dalam kawasan konservasi.

Bangunan ini terdiri dari tiga massa. Dari depan adalah bangunan

penerima 2 lantai dengan gaya arsitektur kolonial sebagai manifestasi dari

pendekatan, massa tengah 3 lantai bertindak sebagai transisi antara bentuk

kolonial dengan bentuk modern, dan massa belakang dengan bentuk modern

11 lantai adalah menara kantor.

Detil yang ditampilkan adalah satu elemen dari arsitektur kolonial

yang sangat mempengaruhi tampilan bangunan ini. Dalam merencanakan

bangunan ini mencoba untuk mengurangi tingkat standar konsumsi energi

yang telah diatur sesuai dengan indeks efisiensi energi (EEI) untuk

bangunan kantor yang tidak harus lebih dari 200/kwh/tahun.

Untuk arah bangunan yang menghadap timur dan selatan tidak

mengimplementasikan material kaca penuh, tetapi masih menggabungkan

elemen bukaan neo klasik seperti jendela sehingga mempersempit masuknya

radiasi matahari, sedangkan di utara dan barat yang memiliki radiasi yang

lebih tinggi menggunakan jenis kaca v-kool teknologi tinggi yang dapat

(117)

pantry dan ruang arsip. Di selatan dan sebelah timur zona utama yang

difungsikan sebagai ruang kantor.

Organisasi Ruang

Untuk menentukan arah hadap, fasade, dan organisasi ruang. Arah

hadap utama adalah Barat, (jalan raya utama). Strategi yang diterapkan

adalah massa bangunan depan berupa area penerima 2 lantai, tengah adalah

transisi 4 lantai, dan berakhir pada menara 10 lantai sebagai klimaks

(membujur Utara-Selatan sesuai tapak). Lay out menara terbagi atas zona

(118)

2.5. ELABORASI TEMA

2.5.1. Pengertian Tema Arsitektur Hemat Energi

Arsitektur yang berlandaskan pada pemikiran “meminimalkan

penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan,

kenyamanan maupun produktivitas penghuninya” dengan memanfaatkan

sains dan teknologi mutakhir secara aktif.

Mengoptimasikan sistim tata udara-tata cahaya, integrasi antara

sistim tata udara buatan- alamiah, sistim tata cahaya buatan-alamiah serta

sinergi antara metode pasif dan aktif dengan material dan instrumen hemat

energi. Credo form follows function bergeser menjadi form follows

energy yang berdasarkan pada prinsip konservasi energi (non-renewable

resources). Para pelopor arsitektur ini tercatat Norman Foster, Jean

Nouvel, Ingenhoven Overdiek & partners.

2.5.2. Interpretasi Tema

Penerapan Efesiensi energi pada arsitektur melalui pendekatan

perancangan yang dapat dibagi dua, yaitu:  Perancangan Pasif

Perancangan pasif merupakan cara penghematan energi melalui

pemanfaatan energi matahari secara pasif, yaitu tanpa mengonversikan

energi matahari menjadi energi listrik. Rancangan pasif lebih

bagaimana rancangan bangunan dengan sendirinya mampu dan dapat

mengantisipasi iklim luar.  Perancangan Aktif

Dalam rancangan aktif, energi matahari dikonversi menjadi energi

listrik sel solar, kemudian energi listrik inilah yang digunakan

memenuhi kebutuhan bangunan.

(119)

dijumpai di Indonesia saat ini. Penggunaan sel solar masih terbatas pada

kebutuhan terbatas bagi penerangan di desa-desa terpencil Indonesia.

(120)

2.5.3. Keterkaitan Tema Dengan Judul

Tema yang diterapkan pada perancangan Kantor Sewa NEA Avenue

adalah tema Arsitektur Hemat Energi. Hal ini dikarenakan bangunan-banyak

dirancang tanpa pertimbangan yang matang, sehingga mengakibatkan

pemborosan energi.

2.5.4. Studi Banding Arsitektur Tema Sejenis

Untuk mengetahui skala pembanding dengan tema yang akan

diangkat dalam peroses perancangan, dilakukan dua contoh studi banding

terhadap bangunan yang memiliki tema hemat energi sejenis. Yaitu Gedung

Kementrian Pekerjaan Umum, dan Gedung Menara Grand BCA Indonesia.

1. Gedung Kementrian Pekerjaan Umum

Gedung Kementerian Pekerjaan Umum sebagai bangunan

pemerintah pertama yang memiliki sertifikat GREENSHIP, yaitu sertifikat

GREENSHIP berlevel Platinum pada bulan Maret 2013.

Efisiensi operasional gedung ini mencakup penghematan dari

berbagai sisi. Pemakaian listrik, air, dan sisi lainnya yang mana jauh lebih

hemat dibanding gedung biasa. Gedung baru di Kementerian PU sendiri bisa

(121)

Konsep Hemat Energi.

 Gedung baru kementerian PU dikembangkan dengan konsep enviromentaly friendly building

 Hemat listrik hingga 40 persen

Gedung Kementrian PU ini mereduksi penggunaan sumber natural, terutama energi, air dan material bangunan

 Meminimalkan limbah dan dampak konstruksi terhadap lingkungan sekitar dan meningkatkan kenyamanan dan kesehatan

di dalamnya

 Mereduksi penggunaan sumber natural, terutama energi, air dan material bangunan.

 Meminimalkan limbah dan dampak konstruksi terhadap lingkungan sekitar dan meningkatkan kenyamanan dan kesehatan

di dalamnya

 Gedung ini memiliki Indeks Konsumsi Energi 155kWh/m2.th, Estimasi penghematan energi sebesar 95 kWh/m.th (menghemat

35 persen),

(122)

Informasi Bangunan

Lokasi : Jl. M.H. Thamrin, Menteng, Jakarta Pusat

Fungsi : Kantor Pusat Bank Cental Asia (BCA)

No Sertifikat : 001/PP/EB/XII-2011, Des 2011 – Des 2014

Tinggi : 230 meter

Jumlah Lantai : 57 Lantai

Pembangunan : Dikembangkan Tahun 2008

Penghargaan : Greenship Platinum Kategori EB

(Existing Building) (GBCI) Tahun 2012

Konsep Hemat Energi

Kesesuaian Tapak

- Area Parkir Sepeda

- Memiliki Ruang Terbuka

Efisiensi Dan Konservasi Energi

- Memakai LED-light emitting diode

- memasang lampu tabung jenis T5 yang dilengkapi sensor cahaya untuk

mengukur tingkat pencahayaan saat ruangan gelap atau terang.

- Konsumsi energi listrik sebesar 35% dari pemakaian pada gedung

sejenis, atau setara penurunan emisi gas karbon dioksida (CO2) sebesar

6.360 ton per tahun.

(123)

Konservasi Air, Sumber Dan Siklus Material

- Lahan area perkantoran mampu menyerap 100 % air hujan.

- Buangan air per orang per hari berhasil ditekan menjadi 40 liter.

- Pancuran atau shower bagi pesepeda untuk membersihkan badan,

- Pengolahan air bekas wudhu sebagai air pembilas toilet

- Seluruh bagian lantai di luar ruangan dibuat berpori sehingga mampu

menyerap hampir 100 persen air yang jatuh, dan dipakai kembali untuk

berbagai keperluan di dalam kantor.

- Menara BCA juga mengurangi impor material karena akan menambah jejak

karbon (carbon footprint) yang diemisikan saat pengangkutan, termasuk

kaca selubung gedung yang telah berhasil dibuat pabrik dalam negeri

- Penambahan aerator pada wastafel

Kualitas Udara & Kenyamanan Ruang

- Memakai teknologi insulated glazingatau biasa juga disebut double glazing.

- Penyejuk ruangan Menara BCA juga dapat diatur pada 25 derajat Celsius

(124)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kualanamu merupakan bandara penerbangan internasional untuk

transportasi udara di kota Medan dan sekitarnya. Di Indonesia, bandara

Kualanamu merupakan bandara terbesar kedua. Bandara ini terletak ±39 km dari

pusat kota Medan, dan berlokasi areal bekas perkebunan PT Perkebunan

Nusantara II Tanjung Morawa yang terletak di Kec. Beringin, Kab. Deli Serdang,

Sumatera Utara. Bandara Kualanamu menggantikan Bandar Udara Internasional

Polonia yang telah beroperasi cukup lama, dan nantinya diharapkan dapat menjadi

bandara pangkalan transit internasional untuk kawasan Sumatera dan sekitarnya.

Sejak tanggal 25 Juli 2013 yang lalu bandara ini mulai beroperasi meskipun ada

beberapa fasilitas yang belum selesai dikerjakan sepenuhnya.

Pertumbuhan sektor perekonomian di bidang perdagangan, jasa dan bisnis

di kawasan strategis saat ini semakin meningkat, dan tidak diimbangi dengan

pertumbuhan fasilitas bagi para pelaku bisnis. Semakin tinggi permintaan

terhadap lahan yang strategis dapat membuat nilai lahan juga semakin tinggi

sehingga tidak jarang para pelaku bisnis menjadikan tempat tinggal sebagai kantor

atau wadah untuk melakukan aktivitasnya. Terutama pada kawasan strategis yang

berdekatan langsung dengan Bandara Internasional Kualanamu yang saat ini

merupakan pangkalan transit Internasional untuk kawasan Sumatera dan

sekitarnya. Untuk itu sangat diperlukan perancangan kawasan yang dapat

memenuhi pergerakan di sekitar kawasan KNO. Salah satu fungsi bangunan yang

akan berperan bagi para pelaku bisnis adalah kantor sewa, dengan adanya kantor

(125)

besar akan mengalami kesulitan untuk menutupi biaya operasional gedung untuk

suplai listrik. Sekitar 30% pasokan energi nasional yang dikonsumsi dari sektor

bangunan, jumlah ini cukup berarti untuk dapat diperhitungkan dalam upaya

penghematan energi nasional. Banyak bangunan di kota besar di Indonesia

dirancang tanpa pertimbangan energi, hal tersebut diakibatkan kurangnya

pengetahuan dan kekeliruan dalam perancangan yang berakhir dengan

pemborosan energi.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dalam proyek perancangan kantor sewa ini adalah

sebagai berikut :

 Memberi fasilitas dan wadah sementara bagi para pelaku bisnis sebagai ruang untuk bekerja.

 Untuk mendapatkan alternatif rancangan bangunan fungsi kantor sewa yang menggunakan prinsip arsitektur hemat energi untuk dapat merespon kondisi

lingkungan sekitarnya dengan optimalisasi pencahayaan alami pada bangunan

kantor sewa.

 Untuk mendapatkan konsep massa dan tata layout ruang yang mendukung penggunaan hemat energi tanpa mengurangi kenyamanan pengguna ruang

saat beraktifitas.

 Dapat merumuskan masalah-masalah yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan Kantor Sewa serta memberikan alternatif pemecahannya secara

arsitektural seperti pada tapak dan bentuk bangunan, struktur, dan utilitasnya.

1.3. Masalah Perancangan

(126)

2. Bagaimana konsep perancangan bangunan yang berbasis pendekatan

arsitektur hemat energi serta penggunaan elemen-elemen bangunan

hemat energi yang terintegrasi sebagai bagian dari elemen arsitektur.

3. Bagaimana mengatasi permasalahan pembangunan di kawasan

strategis, agar kebutuhan kantor pada kawasan strategis dapat

terpenuhi dengan bangunan-bangunan kantor sewa, sehingga penataan

kawasan strategis akan tertata dengan baik.

4. Pemilihan lokasi proyek perancangan untuk dapat disesuaikan dengan

fungsi bangunan didasarkan pada literature dan tata ruang di kawasan

perancangan.

1.4. Metode Pendekatan

Metode pendekatan dalam menyelesaikan masalah-masalah proses

perencanaan dan perancangan bangunan kantor sewa berikut antara lain:

 Melakukan studi survey dan analisis terhadap lokasi tapak. Dengan pengamatan dan pendataan langsung ke lokasi-lokasi yang memiliki relevansi

dan dianggap mampu mendukung judul perancangan.

 Studi banding mengenai bangunan kantor sewa dengan tema sejenis dan mengumpulkan data yang dianggap penting dari buku, maupun internet.

Sumber juga dapat berupa survey langsung ke lokasi.

 Mencari informasi tambahan yang diperlukan dari instansi terkait guna mendapatkan data yang dapat mendukung keberhasilan studi proyek.

1.5. Lingkup/ Batasan

Lingkup pembahasan yang menjadi batasan dalam kasus perancangan

(127)

2. Hanya membahas tentang masalah-masalah yang dihadapi dalam merancang

sebuah bangunan kantor sewa. Penyediaan ruang-ruang yang sesuai dengan

aktivitas-aktivitas bisnis.

3. Perencanaan dan perancangan juga ditekankan pada penerapan konsep hemat

energi pada bangunan perkantoran, dan kelengkapan fasilitas perkantoran

sewa meliputi ruang konvensional kantor, serta fasilitas pendukung

(128)

1.7. Sistematika Penulisan Laporan

Untuk mendapatkan pemahaman secara garis besar terhadap topik yang

dibahas, maka sistematika penulisan laporan terbagi atas:

BAB I PENDAHULUAN

Membahas mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, masalah

perancangan, pendekatan, lingkup/batasan, kerangka berpikir, dan sistematika

penulisan laporan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Membahas mengenai kantor sewa, meliputi tinjauan fisik, potensi,

perkembangan dan tuntutan dimasa mendatang serta pengertian kantor sewa

dengan tema hemat energi, kebutuhan, penyewa, dan nilai ekonomis kantor sewa.

BAB III METODOLOGI

Berisi tentang skema alur pemikiran perancangan beserta penjelasan alur

pemikiran tersebut.

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

Membahas tentang proses dalam menemukan ide konsep perencanaan dan

perancangan melalui metode yang diaplikasikan pada lokasi site. Serta uraian

secara deskripsi yang menjelaskan keterkaitan antara tujuan dan penerapan tema

untuk menghasilkan konsep dalam merancang.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Membahas mengenai program perencanaan meliputi konsep tapak, konsep

teknologi struktur dan penekanan konsep desain yang digunakan serta konsep

program ruang dari pemecahan masalah perancangan terkait.

(129)

ABSTRAK

Pertumbuhan sektor perekonomian di bidang perdagangan, jasa dan bisnis di

kawasan strategis saat ini semakin meningkat, dan tidak diimbangi dengan

pertumbuhan fasilitas bagi para pelaku bisnis. Terutama pada kawasan strategis

yang berdekatan langsung dengan Bandara Internasional Kualanamu yang saat ini

merupakan pangkalan transit internasional untuk kawasan Sumatera dan

sekitarnya. Untuk itu sangat diperlukan perancangan kawasan yang dapat

memenuhi pergerakan di sekitar kawasan KNO. Salah satu fungsi bangunan yang

akan berperan bagi para pelaku bisnis adalah kantor sewa. Dengan adanya kantor

sewa yang sesuai dengan kebutuhan serta kondisi perekonomian di kawasan

strategis, diharapkan dapat menjadi wadah bagi para pelaku bisnis guna

menjalankan kegiatannya. Banyak bangunan di kota besar di Indonesia dirancang

tanpa pertimbangan energi, hal tersebut diakibatkan kurangnya pengetahuan dan

kekeliruan dalam perancangan yang berakhir dengan pemborosan energi.

Berdasarkan hal tersebut, dalam perancangan kantor sewa ini akan diterapkan

konsep-konsep hemat energi yang dapat diperhitungkan dalam upaya

penghematan energi nasional.

(130)

ABSTRACT

The growth of economic sectors in the field of trade, services and businesses in strategic areas is increasing, and is not offset by the growth of facilities for business people. Especially in the strategic region that are directly adjacent to Kuala Namu International Airport which is now a base for the international transit of Sumatra and the surrounding region. Therefore, it is necessary to design the area to meet the movement around the area of the KNO. One of the functions of the building that would serve the needs of businesses are rent office. With a rent office in accordance with the needs and economic conditions in a strategic area, is expected to be a forum for business people to run its activities. Many buildings in major cities in Indonesia are designed without consideration of energy, it is due to lack of knowledge and errors in the design which ended with a waste of energy. Accordingly, in the design of this rent office will apply the concepts of energy saving that can be taken into account in the national energy saving measures.

(131)

KANTOR SEWA NEA AVENUE

SKRIPSI

Oleh :

ADENAN RIVAI

(110406010)

(132)

KANTOR SEWA NEA AVENUE

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Dalam Departemen Arsitektur

Pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Oleh :

ADENAN RIVAI

(110406010)

(133)

PERNYATAAN

KANTOR SEWA NEA AVENUE

SKRIPSI

Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya

atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang

secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Agustus 2016

Penulis

Adenan Rivai

(134)

Judul Skripsi : KANTOR SEWA NEA AVENUE Nama Mahasiswa : Adenan Rivai

Nomor Induk Mahasiswa : 110406010

Departemen : Arsitektur

Disetujui Oleh: Dosen Pembimbing

Imam Faisal Pane, S.T., M.T NIP. 197408102002121001

Koordinator Skripsi Ketua Departemen Arsitektur

(135)

Tanggal Lulus: 15 Juli 2016

Telah diuji pada

Tanggal : 28 Juni 2016

Panitia Penguji Skripsi

(136)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR (SHP2A)

Nama : Adenan Rivai

NIM : 110406010

Judul Proyek Tugas Akhir : KANTOR SEWA NEA AVENUE

Tema : Arsitektur Hemat Energi

Rekapitulasi Nilai :

A

B+

B

C+

C

D

E

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :

No. Status

2. Lulus Melengkapi

3. Perbaikan Tanpa Sidang

4. Perbaikan dengan Sidang

5. Tidak Lulus

(137)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, dan

hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dalam

rangka memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik pada

Fakultas Teknik Departemen Arsitektur USU dengan baik dan tepat pada

waktunya. Laporan ini berisi penjelasan mengenai Skripsi dari penulis yang

berjudul Kantor Sewa Nea Avenue. Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan

skripsi ini, sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1) Bapak Imam Faisal Pane, S.T., M.T. selaku desen pembimbing yang telah

menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2) Bapak Hajar Suwantoro, S.T., M.T.. selaku dosen penguji atas saran dan

kritik yang sangat bermanfaat selama proses perancangan.

3) Ibu Putri Panda Sari, S.T., M.T. selaku dosen penguji atas saran dan kritik

yang sangat bermanfaat selama proses perancangan.

4) Bapak Ir. N. Vinky Rahman, MT, selaku kepala Departemen Arsitektur,

Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

5) Para staf Pengajar dan Pegawai Tata Usaha di lingkungan Fakultas Teknik

khususnya Departemen Arsitektur Universitas Sumatera Utara.

6) Kedua orang tua saya, Samudra Indra Jaya dan Rosdawani yang dengan tulus

terus mendo’a kan untuk keberhasilan anak-anaknya.

7) Abang saya, Muhammad Topan Syah Putra yang telah banyak membantu

membiayai kuliah saya.

(138)

Semoga kiranya Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua

pihak yang telah membantu. Penulis sungguh menyadari bahwa dalam skripsi ini

masih banyak kekurangan. Karena itu, penulis membuka diri terhadap kritikan

dan saran bagi penyempurnaan skripsi ini kedepannya. Semoga laporan skripsi ini

membawa manfaat bagi pengembangan ilmu arsitektur umumnya dan bagi para

pembaca khususnya.

Medan, Agustus 2016

Hormat Penulis,

Adenan Rivai

(139)

DAFTAR ISI

1.7. Sistematika Penulisan Laporan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.3.2. Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi ... 10

2.4. Tinjauan Fungsi ... 11

2.4.1. Deskripsi Penggunaan dan Kegiatan ... 12

(140)

2.5.2. Interpretasi Tema ... 25

2.5.3. Keterkaitan Tema Dengan Judul ... 27

2.5.4. Studi Banding Arsitektur Tema Sejenis ... 27

BAB III METODOLOGI ... 31

4.1.1. Analisa Kondisi Lahan Eksisting ... 34

(141)

5.2.2. Pencapaian ... 51

5.5.1. Konsep Skematik Sistem Plumbing ... 62

5.5.2. Konsep Skematik Sistem Suplai Air Sprinkler dan Hidrant ... 63

5.5.3. Konsep Skematik Sistem Fire Alarm ... 64

5.5.4. Konsep Skematik Sistem Telepon ... 65

5.5.5. Konsep Skematik Sistem Sampah ... 66

5.5.6. Konsep Skematik Sistem AC ... 67

5.5.7. Konsep Skematik Sistem Listrik ... 68

BAB VI HASIL PERANCANGAN ... 69

6.1. Gambar Perspektif ... 69

6.1.1. Perspektif View Bangunan dan Sekitarnya ... 69

(142)

6.4.7. Denah Lantai Atap ... 82

6.10.5.Rencana Sistem Listrik Lantai 9-12 ... 101

6.10.6.Rencana Sistem Listrik Lantai Atap ... 102

6.11. Rencana Sistem AC & Telepon ... 103

6.11.1.Rencana Sistem AC & Telepon Lantai 1 ... 103

(143)

6.12. Rencana Sistem Plumbing & Sampah ... 109

6.12.1.Rencana Sistem Plumbing & Sampah Lantai 1 ... 109

6.12.2.Rencana Sistem Plumbing & Sampah Lantai 2 ... 110

6.12.3.Rencana Sistem Plumbing & Sampah Lantai 3-4 ... 111

6.12.4.Rencana Sistem Plumbing & Sampah Lantai 5-8 ... 112

6.12.5.Rencana Sistem Plumbing & Sampah Lantai 9-12 ... 113

6.12.6.Rencana Sistem Plumbing & Sampah Lantai Atap .... 114

6.13. Rencana Sistem Kebakaran ... 115

6.13.1.Rencana Sistem Kebakaran Lantai 1 ... 115

6.13.2.Rencana Sistem Kebakaran Lantai 2 ... 116

6.13.3.Rencana Sistem Kebakaran Lantai 3-4 ... 117

6.13.4.Rencana Sistem Kebakaran Lantai 5-8 ... 118

6.13.5.Rencana Sistem Kebakaran Lantai 9-12 ... 119

6.13.6.Rencana Sistem Kebakaran Lantai Atap ... 120

6.14. Konsep Skematik ... 121

6.15. Sistem Struktur ... 124

6.16. Foto Maket ... 125

(144)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Berpikir ... 4

Gambar 2.1 Lokasi Tapak ... 8

Gambar 2.2 Perbandingan Jenis Layout Kantor ... 19

Gambar 2.3 Tipikal Layout Open Plan Office ... 19

Gambar 2.4 Tipikal Layout Structured Open Plan Office ... 20

Gambar 2.5 Tipikal Layout Group Space ... 20

Gambar 2.6 Tipikal Layout Self-Regulatory Office ... 20

Gambar 2.7 Tipikal Layout Combi Office ... 21

Gambar 2.8 Tipikal Layout Cellular Office ... 21

Gambar 2.9 Gedung Graha Wonokoyo ... 22

Gambar 2.10 Perancangan menggunakan analisis diagram sun path ... 24

Gambar 2.11 Gedung Kementrian PU ... 27

Gambar 5.3 Penerapan Solar Photovoltaic System pada bangunan ... 49

Gambar 5.4 Penzoningan Ruang Luar ... 50

Gambar 5.5 Pencapaian ... 51

(145)

Gambar 5.11 Penzoningan Lantai 3-4 ... 55

Gambar 5.12 Penzoningan Lantai 5-8 ... 55

(146)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria Lokasi ... 10

Tabel 2.2 Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang ... 14

Tabel 2.3 Fasilitas Perkantoran (Office) ... 17

Tabel 2.4 Fasilitas Pelengkap ... 18

Tabel 4.1 Bentuk Dasar Geometri ... 43

Tabel 4.2 Upper Structure ... 45

(147)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 2.1 Bagan Penghematan Energi (Penghematan BBM) ... 26

Diagram 3.1 Flow Chart ... 33

Gambar

Gambar Desain
Gambar 4.1. Lokasi Tapak   Sumber : Google map
Gambar 4.4. Eksisting Vegetasi  Sumber : Pribadi
Tabel 4.1. Bentuk Dasar Geometri
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kantor Sewa dan Apartemen dengan Pendekatan Arsitektur Simbiosis di Jakarta merupakan bangunan yang direncanakan untuk menampung kelompok kebutuhan hunian dan bekerja

Perancangan Kantor sewa di Central Park Kualanamu merupakan suatu kelengkapan sarana perekonomian di Kecamatan Batang Kuis dan sekitarnya, dalam hal ini kantor sewa yang

Apartemen dan Kantor Sewa di Kabupaten Sleman dirancang dengan mengikuti prinsip-prinsip Arsitektur Hijau yaitu pada aklimatisasi ruang (penghawaan alami

Gedung Kementrian Pekerjaan Umum Resmi Bersertifikat

Apartemen dan Kantor Sewa di Kabupaten Sleman dirancang dengan mengikuti prinsip-prinsip Arsitektur Hijau yaitu pada aklimatisasi ruang (penghawaan alami

Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.. Kantor Sewa Diponegoro (Skripsi S1 tidak

Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa kantor sewa adalah suatu wadah atau tempat (bangunan) komersial dengan fungsi utama menyediakan ruang usaha untuk mewadahi

architecturesworldidea77 Maka dengan demikian Kantor Sewa dengan Pendekatan Arsitektur Hemat Energi adalah bangunan yang dipinjam dengan membayar dan mewadahi transaksi bisnis dan