• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi Lembaga Koperasi Dalam Pemberdayaan Petani Kopi (Study Deskriptif Pada Koperasi Satolop di Kelurahan Pasar Siborongborong, Tapanuli Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Fungsi Lembaga Koperasi Dalam Pemberdayaan Petani Kopi (Study Deskriptif Pada Koperasi Satolop di Kelurahan Pasar Siborongborong, Tapanuli Utara)"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi R. 2008. Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat SebagaiUpaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Rajawali Press

Bungin, Burhan, 2009. Metodologi Penelitian Sosial.Surabaya: Airlangga University Press.

Bungin, Burhan, 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana Prenada Group.

Daniel, Mochar, dkk. 2006. PRA Participation Rural Appraisal Pendekatan Efektif Mendukung Penerapan Penyuluhan Partisipasi dalam Upaya Percepatan Pembangunan Pertanian. Jakarta : Bumi Aksara.

Edilius dan Sudarsono. 2010. Manajemen Koperasi Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta Faisal, Sanafiah. 2007. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada.

Firdaus, Muhammad dan Susanto, Agus E. 2013.Perkoperasian Sejarah, Teori, dan Praktek. Bogor. Ghalia Indonesia.

Hendrojogi, Drs. Msc. 2007. Koperasi: Asas-asas, Teori, dan Praktik. Jakarta: Rajawali Pers.

Koentjaraningrat, Prof. Dr. 2009.Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta. Nasution, Arif dkk. 2008. Metodologi Penelitian. Medan: FISIP USU Press

Nawawi, Hadari dan Hadari, Martini.2006. Instrumen Penelitian Bidang Sosial.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Ritzer, George dan Goodman Douglas. 2010. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prenada Media

Ropke, Jochen. Prof. Dr. 2012. Ekonomi Koperasi : Teori dan Manajemen. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Rajawali Press. Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2011. Metode Penelitian Sosial : Berbagai Alternatif

Pendekatan. Jakarta : Kencana.

Tonny Nasdian,Fredian, 2015. Pengembangan Masyarakat. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia

(2)

UURI No. 25/1992, Bab III, Bagian pertama, Pasal 4, Tentang Fungsi dan PeranKoperasi

Laporan Pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas Koperasi Satolop Tahun Buku 2014

Sumber Jurnal :

Cahyono, Sandy dan Sawitri, Dewi. Peran Kelembagaan Petani Dalam Mendukung Keberlanjutan Pertanian Sebagai Basis Pengembangan Ekonomi Lokal. Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan ITB

jurnal.unpad.ac.id › Beranda › Vol 6, No 2 (2006) › Yunasaf

Susilawetty dan Supena, Karna. 2013. Peran Koperasi Serba Usaha Mutiara Mandiri Untuk Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Gunung Sindur Kabupaten Bogor. Universitas Muhammadiyah Jakarta. Volume 1, Nomor 1 Mei-Juni 2013

Yumi. Pemberdayaan Masyarakat melalui Koperasi Kelompok Tani Hutan Giri Senang Desa Giri Mekar Kecamatan Cilengkrang Kabupaten Bandung. Bandung 2015

Khumaidi, Arif. 2013. Peran Koperasi Dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Petani. Universitas Jember

Barombo, Ayub dkk. 2012. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Koperasi Credit Union (CU) : Studi Pada CU. Khatulistiwa Bakti Pontianak. Universitas Tanjungpura. Pontianak

Arifianto, Himawan. 2015. Peran Koperasi simpan Pinjam dan Efektifitas Kredit Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Anggota. Jurnal Ilmiah. Universitas Brawijaya. Malang

Widjajanti, Kesi. 2011. Model Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Volume 12, Nomor 1 Juni 2011. Semarang

Sumber lain :

(3)

https://rishantyroziana.wordpress.com/2013/11/12/rangkuman-jurnal-koperasi-simpan-pinjam/ , diakses pada 27 Mei 2015 pukul 21:32

http://community.gunadarma.ac.id/blog/view/id_1893/title_sejarah-koperasiperkembangan-di-indonesia/, diakses pada tanggal 29 Juni 2015 pukul 11.00wib

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7159/1/08E00231.pdf diakses tanggal 01 Juli 2015 pukul 11.31wib

http://digilib.uin-suka.ac.id/8286/1/AZIZ%20MUSLIM%20PENDEKATAN%20PARTISIPATI F%20DALAM%20PEMBERDAYAAN%20MASY%20ARARAT.pdf

(4)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam mendukung tercapainya tujuan penelitian ini maka harus dilengkapi dengan metode penelitian yang tepat dan sesuai dengan permasalahan penelitian yang akan dibahas. Dalam arti luas, metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atas masalah tersebut. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode penelitian kualitatif dapat didefenisikan sebagai pendekatan yang menghasilkan data, tulisan dan tingkah laku yang didapat dari apa yang diamati. Pendekatan kualitatif bertujuan untuk memahami secara lebih mendalam perrmasalahan yang sedang diteliti.Adapun penelitian sosial dengan format deskriptif bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, berbagai fenomena realitas social yang ada di masyarakat sebagai objek penelitian (Nasution dkk, 2008).

(5)

Sebelum melakukan penelitian langsung, peneliti terlebih dahulu mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan dalam penelitian ini seperti halnya mengumpulkan referensi yang berhubungan dengan penelitian ini dalam bentuk jurnal, penelitian terdahulu, hasil skripsi, serta hal-hal lain yang dapat menambah wawasan peneliti sebelum melakukan penelitian lapangan.

Peneliti juga mempersiapkan pencarian data-data yang dibutuhkan sebelum penelitian dilakukan seperti halnya data keberadaan lokasi koperasi, struktur kepengurusan koperasi dan kinerjanya serta masyarakat yang tergabung dalam keanggotaan koperasi. Data tersebut peneliti temukan dari Koperasi Satolop yang terletak di Kelurahan Pasar Siborong-borong.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Satolop yang berada di Jalan Sisingamangaraja No. 194-196, Kelurahan Pasar Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara.Alasan pemilihan lokasi penelitian ini karena Koperasi Satolop sudah berdiri sejak 1975 (sebagai Koperasi Kredit yang kini menjadi Wira Koperasi) dan masih eksis beroperasi hingga saat ini.Koperasi ini juga mampu menjalin kerjasama dengan perusahaan besar dibidang kopi yaitu PT SSC (Sumatera Specialty Coffee) sepanjang tahun 2014-2015.

3.3 Unit Analisis dan Informan Penelitian

(6)

Unit analisis adalah hal-hal yang diperhitungkan menjadi subjek penelitian keseluruhan unsur yang menjadi fokus penelitian (Bungin, 2011).Dalam penelitian ini yang menjadi unit analisis adalah masyarakat petani kopi yang tergabung di dalam Wira Koperasi Satolop.

3.3.2 Informan

Informan adalah subjek yang memahami permasalahan penelitian sebagai pelaku maupun orang yang memahami permasalahan penelitian (Bungin, 2011). Agar sesuai dengan tujuan penelitian maka perlu ditetapkan kriteria-kriteria. Informan dalam penelitian ini adalah yang memiliki kriteria yaitu Pengurus Wira Koperasi yang telah melakukan kinerja dalam koperasi selama periode kepengurusan dan Masyarakat petani kopi yang tergabung dalam keanggotaan Wira Koperasi Satolop. Dalam pemilihan informan digunakan metode snowballing. Adapun informan yang menjadi subjek penelitian adalah struktur kepengurusan koperasi yaitu Ketua dan staff koperasi serta masyarakat yang menjadi anggota koperasi di kelurahan Pasar Siborongborong. Dari masyarakat dan pengurus koperasi ini peneliti akan menggali informasi mengenai fungsi koperasi dalam pemberdayaan petani kopi di kelurahan Pasar Siborongborong. Dari kriteria di atas telah ditemukan Sembilan orang informan yaitu : Parsaoran Sihombing, Dine Siahaan, Dorlan Manalu, Laudur Silaban, Ellis Tampubolon, Hinsa Nababan, Jakin Silitonga, Apul Silitonga dan Domen Sitanggang.

(7)

Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan data primer dan data sekunder, yaitu sebagai berikut :

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Primer

Teknik pengumpulan data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari subjek penelitian menggunakan alat pengumpulan data secara langsung. Adapun teknik pengumpulan data primer yang dilakukan adalah :

3.4.1.1 Observasi Partisipasi

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan langsung terhadap berbagai gejala yang tampak pada saat penelitian.Hal ini dilakukan untuk mengetahui lebih jelas kondisi ataupun situasi suatu objek penelitian (Nawawi, 2006).Adapun yang menjadi observasi dalam penelitian ini adalah pengamatan langsung kepada Wira Koperasi Satolop.

(8)

3.4.1.2 Wawancara mendalam (In-depth Interview)

Wawancara merupakan salah satu metode yang penting dalam memperoleh data dilapangan. Wawancara adalah sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara. Hal ini dilakukan untuk mengetahui informasi mengenai permasalahan penelitian lebih mendalam, lebih lengkap dan rinci dari informan (Bungin, 2009).

Agar wawancara lebih terarah maka digunakan instrumen berupa pedoman wawancara (interview guide) yakni urutan-urutan daftar pertanyaan sebagai acuan bagi peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan. Draft pertanyaan tersebut dipersiapkan bertujuan agar pertanyaan yang akan ditanyakan terstruktur dan meminimalkan pertanyaan yang tidak diperlukan dalam penelitian, terlebih agar pewawancara tidak lupa dengan apa yang seharusnya ditanyakan mengingat keterbatasan daya ingatan manusia. Dalam hal ini peneliti akan mewawancarai Pengurus Wira Koperasi Satolop dan masyarakat petani kopi yang ikut keanggotaan Wira Koperasi Satolop.

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data Sekunder

(9)

penelitian yang berkaitan dengan topik penelitian yang dianggap relevan dan keabsahan dengan masalah yang diteliti (Suyanto dan Sutinah, 2011).

3.5 Interpretasi Data

Menginterpretasikan data merupakan kegiatan mengorganisasikan data kedalam susunan-susunan tertentu yang menuju pada kegiatan analisis data.Analisis data ditandai dengan pengolahan dan penafsiran data yang diperoleh dari setiap informasi baik pengamatan, wawancara atau catatan lapangan lainnya yang kemudian ditelaah dan dipelajari.Pada penelitian kualitatif, peneliti dapat mengumpulkan data baik dari hasil wawancara, observasi, angket maupun dari dokumentasi.

(10)

3.5 Jadwal Kegiatan

N o

Kegiatan Bulan Ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Pra Observasi √

2 Acc Judul Penelitian √

3 Penyusunan Proposal Penelitian √ √ √ 4 Seminar Proposal Penelitian √ 5 Revisi Proposal Penelitian √ 6 Penelitian Lapangan dan

Interpretasi data

√ √ √ √

7 Penilisan Laporan Akhir √ √ √

8 Bimbingan √ √ √

9 Sidang Meja Hijau √

3.7 Keterbatasan Penelitian

(11)

eksternal. Keterbatasan eksternal adalah keterbatasan yang ditemukan dari luar diri peneliti.

Keterbatasan eksternal yang dimaksud oleh peneliti adalah keterbatasan data sekunder yang menjadi referensi dalam penelitian ini.Keterbatasan waktu juga merupakan salah satu keterbatasan eksternal, karena yang menjadi objek kajian penelitian peneliti berada di Kelurahan Pasar Siborongborong yang jauh dari kota Medan. Hal itu membuat peneliti benar-benar harus membagi waktu sebaik mungkin dalam membuat janji kepada calon informan dalam melakukan wawancara.

(12)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN DAN INTERPRETASI DATA

4.1. Gambaran Umum Kelurahan Pasar Siborong-borong

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Pasar Siborong-borong yang terdapat diwilayah Kecamatan Siborong-borong dengan luas ± 5,00 km² yang terdiri dari 5 lingkungan. Letak astronomis Kelurahan Pasar Siborong-borong berada pada lintang utara 2,21703 dan lintang timur 98,97474. Letak diatas permukaan laut 1365m. Jarak ibukota Kecamatan ke kantor Kelurahan Pasar Siborong-borong adalah 0,2 km. Kelurahan Pasar Siborong-borong memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Silait-lait Kecamatan Siborong-borong - Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sitabo-tabo Kecamaatan Siborong-borong - Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Pohan Tonga Kecamatan Siborong-borong - Sebelah Tenggara berbatasan dengan Desa Sitabo-tabo Toruan Kecamatan

Siborong-borong

- Sebelah Barat Daya berbatasan dengan Desa Siborong-borong I Kecamatan Siborong-borong

- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Siaro Kecamatan Siborong-borong

(13)

4.1.1. Interaksi Sosial Masyarakat Kelurahan Pasar Siborong-borong

Interaksi sosial yang terjalin ditengah-tengah masyarakat Kelurahan Pasar Siborong-borong terjalin dengan baik. Faktor kesukuan yang terdiri dari suku Batak Toba, Karo, Simalungun, Mandailing, Pakpak, Angkola, suku Jawa, suku Padang, dan etnis Tionghoa menjadi pendukung keharmonisan dalam masyarakat yang majemuk. Faktor lain adalah kelompok arisan marga, dongan parsahutaon, dan STM (serikat tolong menolong).

4.1.2. Kondisi Sosial Ekonomi dan BudayaMasyarakat di Kelurahan Pasar Siborong-borong

Kehidupan sosial ekonomi merupakan segala aspek yang berkaitan dengan keberadaan individu secara sosial (hubungan dengan individu lainnya) dan ekonomi (upaya pemenuhan kebutuhan seperti sandang, pangan dan papan) yang dilakukan dengan berbagai cara dan memiliki proses yang panjang dan berkelanjutan.

(14)

Tapanuli Utara. Para pedagang yang melakukan transaksi di pasar tradisional adalah terdiri dari luar daerah Kelurahan Pasar Siborong-borong baik itu dari luar kecamatan maupun luar kabupaten.

4.1.3. Gambaran Umum Koperasi Satolop 1. Identitas

Wira koperasi Satolop berdiri pada tanggal 17 Februari 2006, yang berkedudukan di Jln. Sisingamangaraja No. 194 Kelurahan Pasar Siborongborong. Wira Koperasi Satolop menjalankan roda organisasinya dengan mematuhi peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan untuk berdirinya sebuah lembaga koperasi telah dipenuhi. Wira Koperasi Satolop resmi menjadi sebuah lembaga sosial dengan memiliki identitas yang sah, yaitu : a. Nomor Badan Hukum : 518.503/08/BH/II/PAD/KUK/2008

b. Nomor SIUP : 47/02-8/SIUP-PK/VI/2006 c. Nomor TDP : 020826500094

d. Nomor NPWP : 02.260.199.1-127.000 Wira Koperasi Satolop memiliki visi dan misi yaitu : 1. Visi

Menjadi sebuah lembaga usaha pelayanan/pemenuhan kebutuhan pokok yang dikelola berpedoman kepada prinsip-prinsip koperasi dengan menerapkan asas swadaya, setia kawan, dan kualitas anggota melalui pelayanan kebutuhan pokok anggota.

(15)

Memperkokoh kelembagaan melalui penyediaan dan pelayanan kebutuhan pokok anggota dengan melakukan usaha yang sehat, aman dan professional untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan para anggota.

2.Perlengkapan / Inventaris Koperasi

Demi kelancaran kegiatan operasional di Wira Koperasi Satolop, pengelola telah mempersiapkan dengan matang kelengkapan alat-alat operasional.

Tabel 4.1 :

Tabel Daftar Perlengkapan dan Kendaraan

NO JENIS BARANG JLH KONDISI HARGA (Rp)

1 Peralatan kerja Baik 5.290.500

2 Komputer dan perlengkapannya 9 Baik 35.000.000

3 Becak barang 1 Baik 17.628.000

4 Tangki minyak makan 1 Baik 25.000.000

5 Drum 30 Baik 11.000.000

6 Kalkulator 12 Baik 311.500

7 Becak 1 Baik 11.500.000

8 Money tester 1 Baik 200.000

9 Pass book 1 Baik 15.500.000

10 Lemari kaca 4 Baik 6.400.000

11 Bar kode 5 Baik 3.200.000

12 Sorong 4 Baik 4.300.000

13 Alat press 4 Baik 2.100.000

14 Timbangan 5 Baik 3.600.000

15 Lemari kaca 1 Baik 2.000.000

(16)

Sumber data : LPJ Pengurus dan Pengawas Wirakop Satolop Maret 2015

3.SHU dan Jasa Simpanan

Pembagian laba (sisa hasil usaha) merupakan program pelayanan yang diberikan oleh Wira Koperasi kepada anggotanya. Adapun pembagian nya dilakukan dengan :

a. Pembagian laba Wira Koperasi tergantung pada sisa hasil usaha yang diperoleh pada akhir tahun buku

b. Laba yang diperoleh anggota terdiri dari tiga bagian yaitu

i. Jasa modal yang diperoleh dari hasil simpanan yang ditabungkan di Wira Koperasi Satolop Siborongborong

ii. Jasa anggota yaitu hasil yang diperoleh dari banyaknya belanja seorang anggota

iii. Jasa pembelian yaitu hasil yang diperoleh anggota dari pembelian yang menghasilkan laba dalam satu tahun buku

Untuk tahun buku 2014 tepatnya bulan Desember 2014, Wira Koperasi Satolop membagikan jasa modal dan jasa-jasa lainnya kepada anggota di 25 (dua puluh lima) lingkungan. Pada saat itu juga diadakan Rapat Anggota Lingkungan atau Pra RAT (Rapat Anggota Tahunan), dimana setiap anggota memperoleh jasa modal sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan di Wira Koperasi Satolop Siborongborong. Jumlah jasa modal dan jasa-jasa lainnya selama tahun 2014 adalah sebesar Rp. 239.587.046,-

Jumlah Rugi / Laba Tahun Buku 2013 41.003.046

(17)

Penyisihan Jasa Tahun Buku 2013 161.484.000

Total 239.587.046

4.1.4 Sejarah Koperasi Satolop

Pada awal berdirinya Koperasi Satolop merupakan Credit Union yang di prakarsai oleh seorang rohaniawan Pastor Yosua Stenier, OFM CAP. Beliau mengkoordinir tokoh-tokoh gereja untuk membentuk kelompok kerja sama mempelajari secara bersama-sama tentang koperasi. Setiap bulan diadakan pertemuan dua kali sampai bulan januari 1975 sehingga terbentuklah Kopdit Satolop tepatnya tanggal 28 Januari 1975 yang langsung disahkan dengan :

Nama : Credit Union SATOLOP

Ikatan Pemersatu : Paroki Lintong Nihuta Kecamatan Siborong-borong

Berdomisili : Siborong-borong

Alamat Kantor : Kedai kopi GEMBIRA Siborong-borong

Jumlah : 21 orang.

(18)

mencoba memotivasi calon-calon anggota melalui kelompok diskusi gereja. Hasil dari diskusi tersebut adalah munculnya kesadaran bersama untuk mengembangkan Koperasi Satolop.

Satolop berdiri sebagai bentuk keprihatinan atas kesulitan ekonomi yang dialami oleh masyarakat yang terlilit kepada rentenir yang dikenal dengan maraknya sistem ijon. Satolop muncul sebagai Credit Union dengan program pemberian pinjaman modal usaha kepada anggotanya. Pemberian modal atau pinjaman berasal dari anggota karena kredit union merupakan lembaga penghimpun dana dari anggota oleh anggota untuk anggota.

Seiring dengan perkembangan jaman, Satolop juga berkembang dengan dinamis. Satolop menyadari bahwasannya kebutuhan para anggota juga semakin meningkat. Anggota-anggota yang tergabung dalam koperasi Satolop tidak cukup hanya dengan program simpan pinjam dari koperasi, sehingga Satolop melakukan pembentukan Wira Koperasi Satolop. Wirakop Satolop hadir dengan program-program baru yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan anggota wirakop terutama yang berprofesi sebagai pedagang dan petani.

4.1.5 Struktur Keorganisasian Koperasi Satolop

A. Keanggotaan

(19)

1. Mengajukan permohonan kepada pengurus koperasi 2. Mengisi formulir anggota yang telah disediakan

3. Mendaftar langsung menjadi anggota dengan membayar uang pangkal Rp. 5000,- dan membayar uang simpan saham Rp. 5000,-

Sampai akhir tahun 2014 jumlah anggota Wira Koperasi adalah sebanyak 4.005 orang mengalami peningkatan dari tahun 2013 yang berjumlah 3.886 orang. Selama tahun 2014 jumlah anggota mengalami pertambahan sebanyak 343 orang dari tahun 2014 dan yang keluar/mengundurkan diri keanggotaan adalah sebanyak 224 orang. Bagi anggota yang tidak mampu lagi mengikuti peratutan yang berlaku, keluar / tarik diri dari keanggotaan sebanyak 251 orang.

Wira Koperasi Satolop melaksanakan kegiatan pelayanan terhadap anggota dimulai secara resmi sejak 01 September 2006. Wira Koperasi Satolop mempunyai wilayah kerja di dua puluh lima lingkungan dengan tujuh puluh tujuh buah kelompok yaitu :

Tabel 4.2 :

Tabel Kelompok Anggota Wira Koperasi Satolop

NO LINGKUNGAN KEL KETUA KELOMPOK KET

1 SIBORONGBORONG 1 DOMEN SITANGGANG 2271

2 APUL SIHOTANG 2807

3A St. JONHER SIAHAAN 3277

3B St. JONHER SIAHAAN 3277

3C St. JONHER SIAHAAN 3277

2 SIANJUR 4 PANAL TAMPUBOLON 1527

5 MAJU SIMANJUNTAK 1531

(20)

7 MUTIARA SITUMORANG 178

4 SIPULTAK 8 KUANCIN MANALU 210

9 GOMAR SIRINGORINGO 483

10 JODIRMAN NABABAN 3030

5 SIBARAGAS 11 St. LUDIK LUMBANTORUAN 171

Simarpinggan 11A ROMSON GULTOM 3506

12 MARINGAN PANDIANGAN 175

Sihite 12A MANIUR SIHITE 4730

Tap.Nauli-Panggabean 12B ERISAL SIMANUNGKALIT 7699

Paniaran 12C MANIUR SIHITE 4730

Lumban Tongatonga 12E JUHARA NABABAN 6499

Simbontar 13 SONGGANON LUMBANTORUAN 33

6 SITINJO 14 BUNGARAN HUTABARAT 187

7 HUTABULU 15 HULMAN SIMANJUNTAK 531

8 PEALINTA 16 St. ALBERT SIMAMORA 180

17 MANAMBA PURBA 543

18 KALDU LUMBANTORUAN 2747

19 N. SUNDUNG PURBA 342

9 NAGASARIBU 20 JON TAMBUNAN 829

21 KIPER TAMBUNAN 409

22 JUMANGGOR SIANTURI 1959

23 ASLIN LUMBANTORUAN 1566

24 KASPAR NABABAN 1573

25 RUDOLF NABABAN 5427

10 PANGAMBATAN 26 A.JOHANA LUMBANTORUAN 1357

27 PALTI LUMBANTORUAN 4383

28 JAPINAR NABABAN 433

11 PAMANSURAN 29 MARANGKUP LUMBANTORUAN 1250

30 JADIMPAN LUMBANTORUAN 2952

Pagar Sinondi 30A RUMONDANG PURBA 4991

12 BUHIT NANGGE 31 ADNOAR PASARIBU 594

Lumban Rang 31A ADNOAR PASARIBU 594

Nagasaribu Pohan Jae 32 BANGUN SIMANJUNTAK 4546

13 PURBA SINOMBA 33 JAUMAR SIAGIAN 1227

14 ONAN RUNGGU 34 DAMARIS HUTABARAT 2406

35 JONGGIT PURBA 1701

15 LUMBAN SILINTONG 36 Drs. BAKTI SITINJAK 2336

37 LUHUT PURBA 2256

16 POHAN TONGA 38 ARTA PURBA 2331

38A BARANI TAMPUBOLON 2074

Silando 38B St. BALDWIN OP. SUNGGU 5610

Parik Sabungan 38C ROSALINA PANGGABEAN 5897

17 LOBU SIREGAR 39 JAKSA SIMANJUNTAK 1819

(21)

42 JURAHIM SIMANULLANG 1776

19 HARIARA SILABAN 43 MANGANAR NABABAN 1843

44 HUSOR LUMBAN TORUAN 3583

20 SIPAHUTAR 45 JAKIN SILITONGA 2867

Kota 45A DAHLAN SIANIPAR 5028

Simanampang 45A4

Lobu Tolong 45B ARINTON SIMANJUNTAK 5905

Sangkar Nihuta 45B1 EMRON NAPITUPULU 8464

Tapian Nauli 45C 7585

Lumban Biru 45D JORRI PANJAITAN 8028

Hutamamungka 45E NIKSEN SIMANJUNTAK 6496

Onan Tukka 45G TARIPAR SILITONGA 9235

Parlombuan 45H JASPER PARDEDE 8818

21 PASAR I SIB 46A DOMEN SITANGGANG 2271

Lobu Singkam 50 BERTAULI SIMANUNGKALIT 8392

24 PANGARIBUAN 51 TIOLOPAN SIMATUPANG 7925

25 MUARA/Tapian Nauli 52 DONNY RAJAGUKGUK 5912

Muara Kota 52A

Pulau Sibandang 52B

Huta Ginjang 53 PORMAN SIMAREMARE 8778

Bakara 54 SURIANI SIMAMORA 10510

Sumber data : LPJ Pengurus dan Pengawas Wirakop Satolop Maret 2015 B. Kepengurusan, Pengawas dan Manajemen

(22)

Pengurus

Pengurus Wira Koperasi Periode 2011 s/d 2016 adalah sebagai berikut :

Bagan 4.3 Bagan Kepengurusan Wira Koperasi Satolop

Wira Koperasi Satolop adalah bidang usaha jual beli barang, yang hanya melayani anggota-anggotanya. Jika ingin mendapat pelayanan dari Wira Koperasi Satolop dan memperoleh jasa-jasa pada akhir tahun, harus terlebih dahulu menjadi

Ketua Kelompok III Johner Siahaan Ketua Kelompok I

Domen Sitanggang

Ketua Kelompok II Apul Sihotang

Ketua

Parsaoran Sihombing

Sekretaris Dine Siahaan

Bendahara Dorlan Manalu

(23)

anggota. Istilah tersebut dikenal dengan sebutan “dari anggota – oleh anggota – dan untuk anggota”. Dengan demikian yang menjadi pengurus, pengawas maupun pengelola di Wira Koperasi Satolop Siborongborong juga harus dari anggota. Bagi setiap anggota, pengurus, badan pengawas maupun manajemen yang tidak menuruti peraturan diberlakukan sanksi sesuai peraturan yang berlaku di wira koperasi.

2.Pengurus Kelompok

Untuk memperlancar kegiatan, demi pelayanan yang lebih cepat bagi anggota didalam kelompok, maka diangkat pengurus kelompok disetiap lingkungan. Pengurus kelompok ini berfungsi mengkoordinir anggota-anggota kelompoknya seperti memimpin rapat bulanan kelompok, mendata setiap anggota kelompok dan hal-hal lain yang menyangkut pelayanan anggota Wira Koperasi Satolop.

3.Pengawas

Wira Koperasi Satolop dalam memberikan pelayanan terhadap anggota harus sesuai dengan koridor dan peraturan yang telah ditetapkan atau disahkan oleh rapat anggota. Setiap kegiatan yang dijalankan tidak boleh menyimpang dari peraturan. Oleh karena itu rapat anggota mengangkat badan pengawas yang berhak menjalankan pengawasan terhadap jalannya kegiatan operasional koperasi.

(24)

peningkatan pelayanan di bidang pengawasan di Wira Koperasi Satolop. Adapun susunan Badan Pengawas periode 2011 s/d 2016 adalah sebagai berikut :

Bagan 4.4 Bagan Kepengawasan Wira Koperasi Satolop 2011 s/d 2016

4. Staff / Manajemen

Dalam tahun 2012 jumlah tim manajemen / staff di Wira Koperasi Satolop berjumlah 21 orang. Setiap karyawan yang tergabung dalam tim manajemen bekerja melalui pembagian tugas yang diawasi langsung oleh seorang manajer. Pembagian tugas tersebut bertujuan supaya kegiatan ataupun pelayanan di Wira Koperasi tidak bertumpu pada satu orang saja dengan kata lain semua staff memiliki tanggung jawab masing-masing dan tidak tumpang tindih. Para staff juga dibekali dengan pelatihan-pelatihan dan dilakukan pengadaan perangkat komputer supaya memudahkan sistem kerja para staff.

Ketua Hosman Hutabalian

Sekretaris Krisman Sitohang

(25)

4.1.6 Perkembangan Wira Koperasi Satolop

Wira Koperasi Satolop dari tahun ke tahun berusaha melakukanperubahan secara perlahan-lahan dalam rangka memperbaikiperekonomiannasional yang bertujuan untuk mensejahterakan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Sejak berdiri tahun 2006 yang lalu, Wira Koperasi Satolop berusaha melakukan terobosan-terobosan baru, berusaha meningkatkan pelayanan dalam mengemban tugas-tugas yang dilaksanakan oleh Pengurus, Pengawas maupun Manajemen / Staff yang disadari pastinya tidak luput dari kekurangan dan keterbatasan. Tetapi yang pasti sudah diusahakan untuk meningkatkan setiap prestasi yang telah dicapai pada masa yang lalu, serta memperbaiki dan menyusun program selanjutnya untuk menghadapi tantangan masa depan yang tidak pasti dan membangun Wirakop Satolop kearah yang lebih utuh, sehingga tujuan untuk kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.

Wira Koperasi Satolop menyadari bahwa kebutuhan manusia berkembang dinamis mengikuti perkembangan jaman. Hal itulah yang membuat Wira Koperasi Satolop berusaha menjadi wadah bagi setiap anggota dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan menjadi wadah untuk memajukan taraf hidup setiap anggotanya. Saat ini Wira Koperasi Satolop mempunyai beberapa kegiatan dibidang produksi dan jasa keuangan.

(26)

poin yang akan dihitung di akhir tahun. Selain itu, usaha toko milik Wira Koperasi ini juga dapat menjadi wadah bagi masyarakat petani kopi dalam memasarkan hasil pertaniannya (kopi bubuk). Wira Koperasi Satolop juga mempunyai kegiatan dibidang jasa seperti jasa simpan pinjam, jasa pembelian, dan jasa modal.

Kegiatan dibidang jasa simpan pinjam, jasa pembelian dan jasa modal banyak di ikuti oleh para anggota Wira Koperasi Satolop. Setiap anggota yang akan mengikuti program akan diberikan edukasi khusus ataupun pembinaan tentang program dan tata cara sesuai dengan peraturan yang diberlakukan di Wira Koperasi Satolop. Pembinaan tersebut sekaligus juga membina solidaritas sesama anggota. Dimana ketika anggota mentaati sistem yang diberlakukan di Wira Koperasi Satolop maka perputaran dana dan jasa bisa dinikmati oleh anggota lainnya. Misalnya, ketika Anggota A meminjam dana dan rutin membayar angsuran tepat waktu, maka dana tersebut dapat diputarkan kembali untuk anggota lainnya ataupun untuk kegiatan lainnya.

Perkembangan Wirakop Satolop selama tujuh tahun terakhir dapat dilihat seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.4 :

Tabel Data Perkembangan Wira Koperasi Satolop Tahun 2008 S/D Desember 2014

NO TAHUN ANGGOTA SIMPANAN ASSET

(27)

3 2010 3.742 543,294,400 3,604,283,632 33.5745 4 2011 4.017 743,438,400 3,280,399,251 6.990836367 5 2012 3.974 822,279,400 4,284,209,916 9.799143082 6 2013 3.867 903,924,400 4,360,957,466 9.1680364 7 2014 4.014 1,332,199,400 4,774,361,977 7.0789166 Sumber data : LPJ Pengurus dan Pengawas Wirakop Satolop Maret 2015

Dari data diatas tren anggota untuk menambah modal memang meningkat pelan-pelan dari tahun ke tahun. Sudah semakin banyak masyarakat yang menaruh kepercayaan untuk mengatur kehidupan keuangan keluarga dan peningkatan taraf hidup dengan bergabung dengan Wirakop Satolop. Hal ini lah yang selalu diusahakan oleh kepengurusan Wira Koperasi Satolop supaya dana yang digunakan sebagai modal untuk kebutuhan Wira Koperasi Satolop jangan sampai terkendala demi kelancaran berbagai kegiatan yang ada di Wira Koperasi Satolop.

Untuk usaha toko yang menjual produk-produk Wira Koperasi terdiri dari barang-barang sembako kebutuhan rumah tangga, kebutuhan pertanian, pupuk dan hasil tani kopi anggota. Usaha toko Wira Koperasi Satolop diperuntukkan bagi seluruh anggota, yang mengelolanya adalah pihak pengurus dan karyawan koperasi. Yang menjadi karyawan di usaha toko Wira koperasi satolop adalah anggota wirakop yang telah lama bergabung atau yang sudah mengikuti pelatihan dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Wirakop.

(28)

masyarakat petani kopi. Data penjualan dan laba yang diperoleh oleh Wirakop Satolop dapat dilihat pada tabel penjualan pada tahun 2012 berikut :

Tabel 4.5 :

Tabel Data Penjualan Tahun 2014

Bulan Penjualan Laba

Januari 440,023,050 45,409,403

Februari 504,415,300 50,257,951

Maret 553,798,450 51,324,394

April 594,251,100 56,709,047

Mei 726,407,250 63,659,208

Juni 634,762,350 55,064,619

Juli 727,587,700 64,570,483

Agustus 607,355,350 51,785,912

September 626,709,850 54,996,919

Oktober 721,012,050 66,418,114

November 617,864,850 54,869,388

Desember 884,039,650 82,225,102

TOTAL 7,638,226,950 697,290,540

(29)

4.2 Profil Informan : Pengurus Wira Koperasi Satolop 1. Parsaoran Sihombing (Ketua)

Bapak Parsaoran Sihombing merupakan salah seorang pengurus di Wira Koperasi Satolop sebagai Ketua. Berusia 30 tahun, beragama Katolik dan memiliki 1 istri dan 2 orang anak. Pendidikan terakhir Bapak Parsaoran adalah SMA, kegiatan saat ini selain di Wirakop Satolop adalah berdagang dengan membuka toko dirumahnya. Bapak Parsaoran bertempat tinggal di Jln. Makmur, Siborong-borong dekat dengan kantor Wirakop Satolop. Informan sudah bergabung selama 10 tahun di Wirakop Satolop. Posisi beliau adalah sebagai Ketua dengan Penghasilan Rp. 1.500.000,- / bulan diluar tunjangan dan fasilitas yang diberikan dari Wirakop.

Sebelum melakukan proses wawancara yang mendalam dengan Bapak Parssaoran, peneliti pernah bertemu sebelumnya ketika sedang melakukan wawancara observasi pra penelitian. Wawancara berlangsung dengan lancar karena Bapak Parsaoran tidak merasa canggung lagi dengan peneliti, sikap ramah tamah dan penerimaan yang diberikan Bapak Parsaoran menunjukkan keterbukaan beliau dengan kehadiran beberapa peneliti ataupun mahasiswa/i yang sedang menyusun skripsi.

(30)

sebagai Ketua juga dengan cara melihat keseriusan beliau dalam mengelola Wirakop Satolop ketika menjabat sebagai PJS (Penanggung Jawab Sementara) Ketua.

Bapak Parsaoran menjadi pengurus inti sebagai Ketua juga karena terpili dalam RAT (rapat anggota tahunan) Wira Koperasi Satolop. Tugas beliau adalah memimpin Wirakop Satolop sesuai aturan yang telah ditetapkan bersama, menampung setiap aspirasi dari setiap pengurus inti lain, pengurus kelompok dan anggota kemudian membuat keputusan bersama pengurus-pengurus inti setelah musyawarah mufakat dilaksanakan demi kelangsungan Wirakop Satolop.

Bapak Parsaoran sudah mengikuti pendidikan dan pelatihan bagi para pengurus inti Wirakop Satolop misalnya berkunjung ke beberapa Koperasidi Sumatera Utara, berkunjung ke beberapa Koperasi diluar Sumatera Utara seperti ke Koperasi yang ada di Kupang, Kalimantan, Jawa dan daerah lainnya serta sudah mengikuti lokakarya dan berbagai seminar-seminar seputar koperasi. Besar harapan beliau Wira Koperasi Satolop mampu mengembangkan usahanya melalui pelaksanaan program-program yang telah dibuat demi kesejahteraan anggota dan demi menuju koperasi sebagai tulang punggung ekonomi rakyat yang mensejahterakan setiap anggotanya.

2. Dorlan Manalu (Manager)

(31)

wawancara saya tidak lagi memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud kedatangan saya karena diawal bertemu dengan Ibu Dorlan saya sudah menyampaikan maksud dan tujuan saya untuk wawancara mendalam dengan beliau.

Ibu Dorlan tinggal di Jln. Makmur, Gg. Bersama, Siborong-borong bersama suami dan anaknya. Ibu Dorlan yang saat ini berusia 29 tahun, memiliki 1 orang anak dan pendidikan terakhir SMA ini menjabat sebagai Manager di Wirakop Satolop dengan penghasilan sebesar Rp1.500.000,- / bulan. Pengangkatan beliau sebagai manager di Wirakop Satolop adalah dengan melihat dan pertimbangan dari pengelola koperasi atas jasa keluarga Ibu Dorlan dalam perkembangan Wirakop satolop. Hal tersebut juga dikarenakan pengalaman Ibu Dorlan yang telah bergabung selama 9 tahun di Wirakop Satolop.

Tugas Ibu Dorlan adalah me manage semua kegiatan yang ada di Wira Koperasi Satolop dan melaksanakan keputusan-keputusan dan kebijakan yang dibuat oleh pengurus inti. Ibu Dorlan Manalu sebagai Manager sudah mengikuti pendidikan dan pelatihan bagi para staff. Beliau berharap Satolop bisa menjadi pelopor koperasi yang mampu berkembang dengan dinamis demi memajukan dan mensejahterakan anggota nya lewat program-program yang telah dicanangkan.

3. Dine Siahaan (Sekretaris Wira Koperasi Satolop)

(32)

memulai sesi wawancara mendalam. Wawancara berjalan lancar dengan sesekali di iringi oleh candaan beliau yang berhasil mengundang tawa.

Ibu Dine Siahaan adalah seorang ibu rumah tangga berusia 32 tahun, beragama Protestan dan memiliki dua orang anak. Pendidikan terakhir Ibu Dine adalah SMA disalah satu SMA di Siborong-borong. Beliau tinggal di Jln. Balige, Km 2,3 , Pohan Tonga, Siborong-borong yang lumayan jauh dari Kantor Wirakop tempatnya bekerja. Ibu Dine sehari-hari diantar oleh sang suami ke kantor, dari penuturannya Ibu Dine bekerja untuk membantu penghasilan suami. Sehingga sejak menamatkan sekolah menengah atas, Ibu Dine langsung memasukkan lamaran ke Koperasi Satolop yang pada saat itu masih berbentuk Credit Union dan beliau diterima sebagai karyawan biasa pada saat itu.

(33)

Profil Informan : Anggota Wira Koperasi Satolop

1. Laudur Silaban

Untuk menemui Ibu Laudur Siahaan, saya menemui beliau di rumahnya pada siang hari dan beliau pada saat itu sedang menikmati makan siang bersama suami dan kedua orang anaknya. Kediaman beliau terletak di Jln. Makmur, Gg. Sehati, Siborong-borong. Setelah menyapa beliau dan keluarga, beliau mempersilahkan saya untuk duduk diruang tamu dan meminta waktu sebentar untuk menghabiskan makannya. Berselang 10 menit, Bu Laudur mendatangi saya dan menanyakan maksud kunjungan saya. Perlahan saya memperkenalkan diri hingga menjelaskan maksud dan tujuan mengapa saya menemui beliau.

Ibu Laudur berpendidikan terakhir SMA (Sekolah Menengah Atas), beragama katolik dan berusia 37 tahun. Beliau memiliki penghasilan 1.500.000/bulan dari usaha rumah makan yang dikelolanya disamping bertani kopi dengan sang suami. Dirumah makannya tersebut Ibu Laudur juga menjajakan kopi olahannya selain dijual juga di Usaha Toko Wirakop Satolop. Ibu Laudur merupakan anggota koperasi satolop selama 9 tahun. Beliau rajin menabung tiap bulan nya dan melakukan peminjaman modal usaha di wirakop satolop dengan mengangsur pengembaliannya setiap bulan tepat pada waktunya.

(34)

hasil berbelanja yang akan dihitung pada saat tutup buku (dalam satu tahun buku). Beliau berharap agar Wirakop Satolop semakin maju dan berkembang baik dalam segi peningkatan pelayanan dan realisasi yang lebih lagi atas program-program yang ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat.

2. Ellis Tampubolon

Gadis berusia 27 tahun ini sudah bergabung di Wira Koperasi Satolop selama ± 5 tahun. Ellis bergabung saat dia kembali dari perantauan dan memutuskan untuk menetap dikampung halaman. Informan adalah seorang lulusan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). Ellis tinggal di Desa Sitinjo, Onan Runggu, Sipahutar bersama kedua orang tuanya. Pekerjaannya sehari-hari adalah sebagai karyawan disebuah toko baju di Pasar Siborong-borong dengan penghasilan Rp.1.400.000,- / bulan. Gadis yang beragama protestan ini mengaku sangat terbantu dengan keberadaan Wira Koperasi Satolop. Dia biasanya menyisihkan penghasilannya senilai Rp.400.000,- / bulan untuk ditabung di Wirakop Satolop, yang ia setor setiap sekali seminggu senilai Rp.100.000,- / minggu.

(35)

terlatih untuk mengelola keuangannya dengan lebih baik, dan bukan hanya untuk dirinya sendiri tapi juga ekonomi orangtuanya.

3. Hinsa Nababan

Hinsa Nababan merupakan seorang Bapak berusia 58 tahun, beragama Katolik, pendidikan terakhir beliau adalah Sekolah Dasar. Sehari-hari nya Bapak Hinsa bertani dengan penghasilan Rp.1.500.000,- / bulan. Bapak Hinsa bersama istrinya tinggal di Lopian, Pamansuran, Siborong-borong. Ayah dari tiga orang anak ini mengaku sudah tidak direpotkan lagi dengan membiayai anak-anaknya, karena ketiga anaknya sudah mandiri diperantauan yang tiap bulan mengirim sejumlah uang kepada Bapak Hinsa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

(36)

4. Jakin Silitonga

Untuk bertemu dengan Bapak Jakin Silitonga saya mendapat informasi tentang beliau dari Manager Wirakop Satolop yang bersedia memberikan saya info tentang anggota Wirakop. Kebetulan saat peneliti berada di Kantor Wirakop Satolop Bapak Jakin sedang berbelanja bersama dengan istrinya. Saya menghampiri mereka dan menyapa serta meminta waktu untuk melakukan wawancara. Dengan ramah Bapak Jakin mempersilahkan saya, kamipun mengambil tempat di bangku yang ada didepan kantor Wirakop Satolop.

Bapak Jakin Silitonga berusia 36 tahun, memiliki 2 orang anak dan beragama Protestan. Pendidikan terakhir bapak Jakin adalah SMK di Siborong-borong. Sehari-harinya beliau bertani kopi dengan penghasilan Rp.3.500.000,- / bulan. Tempat tinggal beliau adalah di Jalan Sadar, Siborong-borong cukup jauh dari kebun kopi beliau. Bapak Jakin sudah bergabung selama 8 tahun di Wirakop Satolop, beliau menjual hasil tani kopinya ke Wirakop Satolop dengan harga yang pantas sesuai dengan kualitas kopi yang dihasilkannya. Menurut beliau harga di Wirakop lebih tinggi daripada kepada toke kopi di luaran. Walau dengan begitu Bapak Jakin harus mengusahakan dan memastikan kualitas kopi yang diolahnya. Oleh karena itu, Bapak Jakin rajin mengikuti kegiatan pelatihan dan penyuluhan tentang kopi yang diadakan oleh Wira Koperasi Satolop.

(37)

Awalnya beliau meminjam dana dari Wirakop untuk modal membuka kebun kopi seluas ±1ha. Selama mengolah kebunnya beliau beberapa kali menerima pembinaan dan pelatihan seputar pertanian dari Wirakop. Bapak Jakin sangat bersyukur dengan keberadaan Wirakop satolop karna sangat mendukung dalam hal peningkatan perekonomian keluarga.

5. Apul Sihotang

Setelah melakukan wawancara mendalam bersama Bapak Jakin Silitonga, saya meminta info petani kopi yang tergabung di Wirakop Satolop. Lalu beliau mengarahkan saya untuk mewawancarai Bapak Apul Sihotang yang merupakan teman beliau. Mereka sering berdiskusi bersama anggota Wirakop yang lain setelah mengikuti penyuluhan tentang bertani kopi di Wirakop Satolop. Kemudian saya mendatangi rumah Bapak Apul Sihotang yang terletak di Kelurahan Pasar Siborong-borong tidak jauh dari kantor Wirakop Satolop.

Bapak Apul merupakan ayah dari 4 orang anak, saat ini beliau berusi 42 tahun dan beragama Katolik. Pendidikan terakhir Bapak Apul adalah SMA dan sehari-harinya bertani. Beliau bersama sang istri juga membuka kedai kopi dan jual makanan seperti Indomi dan Pop Mie, saat bapak Apul bekerja diladang, Istri beliau berjualan dan melayani pelanggan yang makan dan minum di kedainya. Dengan pekerjaan tersebut mereka berpenghasilan Rp. 3.000.000,- / bulan, sebenarnya penghasilan ini tidak tertentu dapatnya.

(38)

terbantu dimana anggota diajari mengelola keuangan keluarga dan diberikan penyuluhan-penyuluhan untuk meningkatkan hasil pertaniannya. Tidak hanya itu, program-program Wirakop Satolop mulai dari menabung, meminjam, dan kerja sama penjualan hasil tani turut membantu dan memudahkan anggota dalam meningkatkan ekonomi keluarga.

6. Domen Sitanggang

Domen sitanggang adalah seorang bapak yang berusia 53 tahun, beragama Kristen Protestan dan pendidikan terakhir SMA. Bapak Domen memiliki 1 orang istri dan dikaruniai 5 orang anak, 2 perempuan dan 3 laki-laki. Sehari-harinya beliau bertani kopi bersama dengan sang istri dan dua orang anaknya yang tinggal dikampung bersamanya. Mereka mengolah kopi dengan beberapa tahap, setelah digiling (dibuang kulit dari biji) dilakukan pembersihan dengan cara dicuci dalam wadah baskom besar lalu dijemur. Sebagian kopi yang sudah dijemur langsung dijual kepada toke langganannya dan sebagian di jadikan kopi bubuk dan dipasarkan di usaha toko milik Wirakop Satolop.

(39)

kemudahan dalam hal peningkatan ekonomi. Beliau sangat mendukung kegiatan-kegiatan dan program-program yang diselenggarakan oleh Wirakop Satolop dalam tujuannya demi kesejahteraan para anggota. Setiap anggota yang ada dalam kelompok nya rajin menabung dan ditekankan untuk menuruti peraturan yang diberlakukan oleh Wirakop Satolop.

Berdasarkan data informan diatas, maka dapat disimpulkan dengan gambar matriks berikut :

Matriks 4.1. Data Informan Berdasarkan Nama, Jenis Kelamin, Suku, Usia,

Pekerjaan, Pendidikan Terakhir dan Agama

(40)

4.3. Interpretasi Data

4.3.1. Fungsi Wira Koperasi Satolop dalam Pemberdayaan Masyarakat Petani Kopi

Koperasi merupakan badan atau wadah usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan berlandaskan prinsip koperasi dan sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Kerjasama dalam koperasi di dasarkan pada rasa persamaan derajat dan kesadaran para anggotanya. Koperasi merupakan wadah demokrasi ekonomi dan sosial milik bersama para anggota, pengurus maupun pengelola.

Wira Koperasi Satolop juga bersifat demokrasi dalam menjalankan setiap kegiatan khususnya dalam menentukan struktur keorganisasian yang ditetapkan melalui rapat pengelola dan pengurus inti. Bukan hanya itu untuk memperlancar jalannya kegiatan Wirakop ditentukan juga sistem pemilihan Pengawas koperasi dan pembagian setiap anggota kedalam beberapa kelompok yang ditetapkan juga ketua disetiap kelompok supaya lebih terorganisir.

(41)

Dalam hal pengembangan sektor produksi petani Wira Koperasi Satolop mengoptimalkan pembentukan kelompok tani, penyuluha pertanian melalui kerjasama dengan pihak pemerintah maupun swasta, melaksanakan kemitraan terhadap supplier saprodi, dan mengoptimalkan penjualan saprodi sesuai dengan kebutuhan Kelompok Tani. Sedangkan dalam pengembangan sektor dagang ataupun usaha toko milik Wira Koperasi Satolop dilakukan sosialisasi toko Serba Usaha Milik anggota, melaksanakan kemitraan dengan produsen sembako baik yang ada diwilayah siborongborong maupun diluar daerah seperti Balige, Laguboti, Sibolga, Sitinjo-Dairi, Siantar dan Medan.

Koperasi harus betul-betul mengabdi kepada kepentingan perikemanusiaan semata-mata dan bukan kepada kebendaan. Sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan, koperasi memiliki tujuan untuk kepentingan anggotanya antara lain, meningkatkan kesejahteraan, menyediakan kebutuhan, membantu modal, dan mengembangkan usaha. Wira Koperasi Satolop menyadari identitas nya sebagai lembaga yang memberdayakan anggotanya sehingga sebisa mungkin meningkatkan pelayanan dan kinerja (Parsaoran Sihombing, laki-laki, 30 tahun)

(42)

Hal yang senada juga disampaikan oleh salah seorang informan peneliti yaitu: (Dorlan Manalu,Perempuan,29).

“saya merupakan salah seorang pengurus di Wira Koperasi Satolop, selama saya bertugas selalu diusahakan bagaimana supaya pelayanan kepada anggota berjalan dengan lancar dan sesuai dengan visi misi Wirakop...”(Dorlan Manalu,Perempuan,29)

Berdasarkan statement dari beberapa informan diatas dapat ditarik suatu subkondisi atau di interpretasikan bahwa sebagai koperasi yang menjunjung nilai demokratis, Wira Koperasi Satolop memberikan kebebasan kepada setiap anggota untuk menggunakan hak dan kewajibannya. Seperti dalam rapat tahunan anggota di beri kesempatan untuk mengikuti melalui perwakilan setiap kelompok yaitu Ketua. Ketika diadakan pembentukan panitia kegiatan atau pembentukan pengurus baru, setiap kelompok dapat mengajukan calonnya masing-masing. Hal ini dilaksanakan agar setiap anggota mendapatkan pemahaman dan edukasi tentang berorganisasi.

Wira Koperasi Satolop dalam menjalankan fungsinya sebisa mungkin meningkatkan pelayanan dan kinerja setiap pengurus dan karyawan agar sesuai dengan kebutuhan para anggota. Yaitu melalui program-program yang diselenggarakan di Wira Koperasi Satolop yang akan di paparkan di sub bab berikutnya.

4.3.1.1 Kontribusi Koperasi dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat

(43)

Suatu realitas kehidupan sosial yang menunjukan semakin banyak kebutuhan terpenuhi dinamakan kondisinya semakin sejahtera. Tidak mengherankan apabila dalam kehidupan masyarakat selalu dijumpai proses atau usaha perubahan menuju kondisi yang semakin sejahtera tersebut. Salah satu usaha untuk menuju perubahan tersebut adalah dengan menggerakan organisasi koperasi. Adanya wadah koperasi ini, diharapkan sebagai tempat untuk mengembangkan diri, kerjasama, dan menambah keterampilan dalam berbagai hal serta memperluas pergaulan. Sehingga organisasi ini berdampak posittif bagi anggotanya misalnya menambah pengetahuan dibidang kewirausahaan yang dapat berguna dalam kehidupan sehari-hari.

Perkreditan ( simpan pinjam)dibentuk bertujuan untuk memenuhi kebutuhan anggota dalam hal pemberian pinjaman modal yang didalamnya telah ditetapkan ketentuan - ketentuan sesuai dengan keputusan rapat anggota.Tujuan dari unit simpan pinjam, yaitu mengusahakan keperluan kredit bagi para anggota yang sangat membutuhkan dengan syarat – syarat yang ringan dan sederhana, mendidik para anggotanya agar lebih giat menabung secara teratur, sehingga dapat memiliki modal sendiri, mendidik para anggotanya agar lebih hidup hemat dan mengarahkan dalam menggunakan uang pinjaman serta mencengah hidup yang berlebih-lebihan, meningkatkan pendidikan/pengetahuan tentang perkoperasian.

Seperti yang disampaikan oleh informan peneliti Ibu Dine Siahaan, Perempuan,32tahun sebagai berikut :

(44)

kegiatan usaha koperasi dapat dikatakan “dari, oleh, dan untuk anggota...”(Dine Siahaan,Perempuan,32)

Berikut penuturan dari informan yaitu Jakin Silitonga yang merupakan salah seorang anggota Wirakop Satolop, ada beberapa program yang diselenggarakan oleh Wirakop.

“....Ada beberapa program yang diberlakukan Wirakop. Saya ikutin semua itu dek. Kek simpan pinjam, pelatihan bertani kopi, mengumpulkan poin dengan berbelanja. Mamaknya anak-anak belanja kewirakop lah trus. Makin banyak poinnya makin untunglah pas nukarkan diakhir tahun. Lumayan juga, jadi tau kita ngatur keuangan....”(Jakin Silitonga, laki-laki,36 tahun)

Demikian juga penuturan dari informan penelitian Parsaoran Sihombing,laki-laki,30tahun yang mengatakan bahwa program simpan pinjam diminati dan hampir diikuti oleh semua anggota Wirakop :

(45)

Hal senada juga disampaikan oleh salah seorang informan peneliti yaitu: (Apul Silitonga, laki-laki, 42 tahun).

“...program Wirakop yang saya ikuti itu menabung, meminjam uang untuk modal buka kedai ini, trus pelatihan-pelatihan bertani. Dulupun pernah pas anak mau merantau, saya meminjam uang ke Wirakop untuk memberangkatkan anak saya. Biar ada ongkos sama pegangannya, pokoknya terbantu kalilah dek...”

Bantuan modal yang didapatkan membuat anggota bergerak kearah yang lebih mandiri melalui konsep koperasi yang menetapkan dana yang dihimpun merupakan dari anggota, untuk anggota dan oleh anggota. Pemberdayaan anggota koperasi juga dilakukan melalui program Wirakop yaitu dengan meningkatkan tabungan yang secara tidak langsung mengajarkan anggota untuk hidup hemat dan mampu mengatur anggaran belanjanya. Untuk itu, Wira Koperasi Satolop tidak hanya menghimpun dana dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada anggota dalam bentuk pinjaman. Dalam hal ini, anggota Wirakop ditekankan supaya memiliki sikap solidaritas terhadap anggota lainnya. Setiap anggota harus selalu ingat akan kewajibannya antara lain wajib menabung setiap bulan, wajib pinjam dan wajib angsur pembayaran pinjaman tepat waktu, wajib bayar bunga pinjaman dan wajib rapat kelompok, serta mengikuti kegiatan penyuluhan/pendidikan di Wira Koperasi.

Seperti yang disampaikan oleh informan peneliti yaitu : (Domen Sitanggang,laki-laki,53)

(46)

kebutuhan sehari-hari ke Usaha toko Wirakop Satolop bersama istri saya.”(Domen Sitanggang,Laki-laki,53)

Berdasarkan statement-statement dari beberapa informan diatas dapat di interpretasikan sebagai berikut :

Salah satu program pemberdayaan yang dilakukan Wira Koperasi Satolop terhadap masyarakat petani adalah melalui kegiatan simpan pinjam. Dengan kegiatan ini masyarakat diajari untuk hidup hemat supaya bisa menabung, mengelola keuangan keluarga, menghindarkan masyarakat meminjam pada rentenir, untuk memberikan motivasi lebih kepada masyarakat yang kekurangan modal untuk bertani dan modal usaha lainnya.

Masyarakat juga diajarkan bagaimana bertanggungjawab melalui kegiatan meminjam dari Wirakop. Karna dana yang dihimpun di Wirakop adalah dana dari anggota dan disalurkan juga kepada anggota maka ketika meminjam, anggota harus sadar betul atas kewajibannya untuk mengembalikan pinjaman tersebut melalui angsuran. Supaya, arus uang dikoperasi bisa tetap tersalurkan dan bisa dipergunakan oleh anggota lain.

(47)

yang di perjual-belikan di usaha toko terjangkau bagi anggota dan lebih stabil harganya dibanding di toko diluar Wirakop.

4.3.1.2. Penyedia Sarana Penunjang Produksi Pertanian & Penyaluran Hasil

Produksi Pertanian

Koperasi wadah dan bagian dari upaya petani dalam memproduksi benih, pupuk, permodalan, pengaturan produksi, alat-alat pertanian dan proses pendistribusiannya. Nilai-nilai kerja sama yang terkandung dalam koperasi sudah di praktekan oleh nenek moyang kita pada proses produksi pada zaman dulu, gotong-royong dalam mengerjakan lahan, pinjam meminjam bibit dan tradisi lumbung merupakan nilai luhur yang di wariskan pendahulu kita.

Unit penyediaan dan penyaluran sarana produksi dibentuk dengan maksud mempermudah dan membantu masyarakat petani dalam memenuhi kebutuhannya terkait dengan proses pertanian yang nantinya diharapkan dapat maningkatkan hasil panennya. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi sektor pertanian sehingga memiliki daya tampung yang besar bagi lapangan kerja di pedesaan, dapat meminimalisasi dana yang dipergunakan oleh petani dalam membiayai produksi pertanian mereka. Hal ini bisa di dapatkan ketika masyarakat tidak perlu lagi membeli pupuk mahal dari luaran, karna di Wira koperasi Satolop sudah disediakan dengan harga yang lebih terjangkau(Parsaoran Sihombing,Laki-laki,30)

Berikut penuturan dari informan penelitian

(48)

Misalnya Produsen Pupuk Sinon, nah nanti kita ambil banyak sehingga bisa dijual kepada anggota wirakop dengan harga murah. Bahkan Pupuk Sinon memberikan diskon yang besar. Jadinya kan anggota terbantu gitu dek...”(Parsaoran Sihombing,Laki-laki,30)

Bapak Jakin Silitonga juga menyampaikan rasa syukurnya dengan adanya program penyediaan sarana pertanian di Wirakop. Berikut penuturan Bapak Jakin Silitonga, Laki-laki, 53tahun :

“...bersyukurlah dek bisa ada kegiatan positif untuk para petani disini, gak perlu lagi capek-capek mikirkan pupuk untuk pertanian. Butuh kita belajar bertani kopi yang baik bisa kita tanya sama orang Wirakop. Beli alat-alat pertanian pun bisa langsung datangi usaha toko Wirakop...”(Jakin Silitonga,Laki-laki,53)

Selain sebagai penyedia sarana produksi pertanian terdapat juga kegiatan penyaluran sarana produksi merupakan kegiatan menampung seluruh hasil produksi pertanian anggota dan pemberian harga yang layak. Yang dimaksud adalah anggota Wira koperasi dapat menjual hasil produksi pertaniannya ke Wira koperasi. Kegiatan ini tidak hanya terbatas pada usaha pembelian dan penjualan hasil pertanian dalam bentuk asli. Tetapi juga mengolah hasil-hasil pertanian dengan tujuan untuk memperoleh harga yang memuaskan dan mampu bersaing komoditi unggulan dari daerah ataupun dari brand lainnya.

(49)

bukan hanya dari daerah Siborong-borong tapi juga dari luar. Anggota yang mengolah sendiri kopinya hingga siap dipasarkan akan menjual kopi bubuknya ke Usaha Toko Wira Koperasi Satolop dengan harga yang telah disepakati bersama. Dengan kebijakan pemasaran tersebut petani kopi terbantu dan tidak harus menjual kepada toke kopi diluaran yang biasanya memberikan harga yang sama terhadap semua kopi.

Seperti yang disampaikan oleh informan peneliti (Ellis Tampubolon,Perempuan,27tahun)

“...kami biasanya jual kopi bubuk ke Wirakop nah yang memasarkan pihak Wirakop melalui usaha tokonya. Pokoknya lebih gampanglah sekarang jualnya. Ga harus jualan di pasar lagi tapi udah bisa jual di Wirakop dengan harga yang sesuai dengan hasil kopi bubuk yang kami olah sendiri. enaknya lagi nanti diakhir tahun bisa dapat keuntungan penjualan hehehe...” (Ellis Tampubolon,Perempuan,27)

Hal yang sama juga disampaikan oleh informan peneliti yang lain yaitu bapak Apul Silitonga, Laki-laki,42tahun :

“...kopi yang udah kita olah dari mulai kita petik, kita giling, trus dicuci bersih dan dijemur akan disortir. Dipilih yang kualitasnya bagus dan kita jual ke Wirakop dengan harga yang lebih tinggi dari pasaran. Karna memang perawatannya juga kita betul-betul dek...”(Apul Silitonga,Laki-laki,42)

(50)

Program pemberdayaan yang berikutnya diberikan Wirakop adalah penyediaan sarana penunjang produksi pertanian dan penyaluran hasil produksi pertanian. Melalui usaha toko Wirakop masyarakat dapat membeli perlengkapan pertanian seperti cangkul, pupuk dan bisa berkonsultasi dengan pengurus terlatih dibidang pertanian. Petani kopi juga bisa memasarkan hasil kopinya dalam bentuk kopi bubuk melalui usaha toko Wirakop. Kopi bubuk yang dijual di usaha toko tersebut dikemas dalam plastik

transparan, rasa dan aroma kopinya khas dan tidak kalah dengan kopi diluaran sana. Ada juga yang jual kepihak PT.SSC untuk di distribusikan ke Merek Kopi terkenal Starbucks. Namun, yang bisa dijual ke PT. SSC harus melalui sortiran ketat akan kualitas dan rasa dari kopinya. Kerjasama penjualan kopi ini sudah berlangsung antara Wira Koperasi Satolop dengan PT.SSC sejak 2014 yang lalu.

4.3.1.3. Peran Edukasi melalui Penyuluhan dan Pembinaan

Secara teoritis tingkat pendidikan berbanding lurus dengan pengusaan terhadap informasi, semakin tinggi pendidikan akan semakin banyak informasi yang diketahui. Jumlah informasi berkaitan dengan proses pengambilan keputusan, baik kecepatan maupun ketepatannya. Keputusan dalam produksi dan pemasaran merupakan tindakan krusial dalam mengelola bisnis di koperasi.

(51)

Pendidikan anggota koperasi merupakan hal yang penting dalampembinaan dan pengembangan koperasi karenakeberhasilan ataukegagalan koperasi banyak tergantung padatingkat pendidikan danpartisipasi anggota. Agar partisipasimemberikan dampak yang positif,maka keterlibatan anggotadalam kegiatan usaha koperasi harus dapatdiwujudkan, hal inijuga merupakan peran serta anggota dalam strukturorganisasi. Oleh karena itu, pendidikan sangat diperlukan untukmemberikan bekal yang memadai kepada anggota, agar anggotadapatberperan secara aktif dan dinamis.

Pendidikan ini dimaksudkan agar baik anggota dan pengurus koperasi memiliki wawasan dan kemampuan profesional yang memadai seputar pertanian khususnya bertani kopi sebagai komoditi utama yang sedang dikembangkan saat ini. Hal ini juga untuk menambah motivasi bagi anggota dan pengurus supaya berpartisipasi aktif dalam semua kegiatan koperasi. sebelum para anggota di berikan pendidikan, terlebih dahulu para pengurus dan karyawan koperasi dibekali dengan ilmu yang memadai supaya bisa memberikan pemahaman yang sesuai dengan tujuan koperasi yaitu mensejahterakan anggota.

Berikut penuturan informan peneliti Ibu Dine Siahaan selaku Sekretaris Wira Koperasi Satolop :

(52)

Anggota Wirakop Satolop juga dibina untuk memanfaatkan pupuk organik yang bisa dibuat sendiri. Caranya dengan memberikan penyuluhan kepada setiap kelompok anggota Wirakop. Pengumuman penyuluhan biasanya disampaikan melalui setiap ketua kelompok.Adanya kelompok-kelompok tani yang dibentuk berdasarkan tempat tinggal anggota ini memudahkan penyaluran dan penyelenggaraan program-program dari Wirakop itu sendiri. Dimana, kelompok tani ini akan mengembangkan komoditi utama yaitu kopi yang diawasi oleh pihak Wirakop. Bukan hanya mengawasi tapi juga memberikan saran-saran dan pembinaan guna meningkatkan produksi pertanian kopi.

“...ada jadwal yang ditetapkan untuk memberikan penyuluhan tentang pertanian, dan biasanya sekali sebulan. Sistemnya dibuat perkelompok tani yang mendapat penyuluhan. Nah, disitulah mereka kita ajari membuat pupuk kompos yang bisa dibuat dengan bahan-bahan yang mudah mereka dapat. Misalnya kan sampah daun kering itu kan jangan cuma dibakar-bakar aja, banyak manfaatnya itu. Bisalah menghemat pengeluaran dan lebih ramah lingkungan dek...” (Parsaoran Sihombing,Laki-laki,30)

Hal yang sama juga disampaikan oleh Bapak Domen Sitanggang selaku salah seorang ketua kelompok anggota Wirakop Satolop :

(53)

Melalui program pelatihan dan penyuluhan anggota Wirakop merasa sangat terbantu. Seperti yang di ungkapkan oleh Ibu Dorlan Manalu selaku salah seorang pengurus harian di Wirakop Satolop.

“...mereka sangat senang dan antusiasnya itu ada terhadap penyuluhan yang diberikan. Apalagi koordinasi ketua dengan kelompoknya terlihat selaras, dek. Kalo kita buat penyuluhan kan kita umumkan sama ketua kelompok. Untuk kegiatan penyuluhan pertanian sudah ada dalam program tetap kita. Tentu kita terus berusaha meningkatkan hasil produksi pertanian kopi mereka. Melihat kopi mereka bagus, kita juga merasa bangga kan gitu dek...”(Dorlan Manalu,Perempuan,29)

Hal yang sama juga disampaikan oleh Bapak Hinsa Nababan, Laki-laki, 58tahun :

“...memang bermanfaatlah pelatihannya, udah lama saya di Wirakop sebagai anggota banyak manfaat dari pembinaan yang mereka berikan. Bukan hanya menabung dan meminjam disini, tapi juga bisa mengajari saya supaya merencanakan keuangan dengan baik. Dilatih bertani kopi yang baik, makanya banyak yang bergabung ke Wirakop...”(Hinsa Nababan,Laki-laki,58)

Berdasarkan statement-statement yang di ungkapkan oleh beberapa informan penelitian dapat di interpretasikan sebagai berikut :

(54)

selenggarakan mengingat banyaknya masyarakat yang mayoritas bertani kopi dan mengejar ketertinggalan dengan daerah lain yang berkembang pesat dibidang kopi.

Anggota Wira koperasi satolop mendapatkan pendidikan mengatur keuangan keluarga, mengubah pola pikir keluarga, mengubah pola pikir tentang perlunya merencanakan keuangan dengan cara menabung, meningkatkan hasil produksi pertanian melalui kegiatan penyuluhan seputar pertanian, dan meningkatkan solidaritas sesama anggota. Bahkan sebelum menjadi anggota Wirakop, masyarakat yang mendaftar harus mengikuti pendidikan seputar koperasi terlebih dahulu. Materi pendidikan yang disampaikan adalah tentang hal-hal yang menjadi hak dan kewajiban dari seorang anggota.

4.3.1.4. Peran Sebagai Fasilitator Dalam Menjalin Kemitraan Dan Kerjasama Dengan Pihak Luar

Suatu organisasi yang bersifat sosial, politik & ekonomi tidak mampu berdiri sendiri, karena membutuhkan bantuan orang lain atau organisasi lain dalam rangka meningkatkan kegiatan usahannya begitu juga koperasi. Koperasi memerlukan kerjasama untuk mencapai tujuan dan meningkatkan kegiatannya guna mensejahterakan anggota maupun merealisasikan tujuan umumnya yaitu mensejahterakan masyarakat.

(55)

mana koperasi memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kerjasama antar koperasi dimaksudkan untuk saling memanfaatkan kelebihan dan menghilangkan kelemahan masing – masing, sehingga hasil akhir dapat dicapai secara optimal.

Kerjasama antar koperasi dapat dilakukan ditingkat lokal, nasional, maupun internasional. Dan diharapkan dengan adanya kerjasama koperasi ini , koperasi akan lebih berperan secara maksimal dalam masyarakat. Apabila sudah terjalin kerjasama dengan baik diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi percapaian tujuan ekonomi anggotanya. Sehingga dengan adanya kerjasama tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi baik dalam ruang lingkup individu, organisasi,maupun dalam masyarakat secara menyeluruh.

Wira koperasi Satolop menyadari keberadaannya sebagai suatu koperasi yang mengemban visi dan misi yang sama dengan koperasi lainnya. Bahkan memiliki misi yang lebih besar dengan posisi sebagai koperasi yang memfokuskan kinerja dalam pemberdayaan masyarakat petani kopi. Sehingga, kerjasama yang dilakukan oleh Wira Koperasi Satolop merupakan salah satu cara untuk mengembangkan kegiatan usahanya dibidang produksi dan peningkatan pendapatan anggota.

(56)

Sehingga, tujuan mensejahterakan anggota khususnya masyarakat petani kopi dapat dicapai dan terjadi peningkatan taraf hidup masyarakat dibidang ekonomi dan sosial.

Berikut penuturan informan penelitian Bapak Parsaoran Sihombing, Laki-laki, 30tahun selaku Pengurus Wirakop Satolop :

“...kita sadar betul bahwa kebutuhan anggota bahkan seluruh perangkat koperasi merupakan hal yang harus kita penuhi dan menjadi tanggung jawab bersama. Oleh karena itu kita menjalin kerjasama baik dengan pihak swasta maupun pemerintah. Kita juga bekerja sama dengan koperasi lainnya, baik yang didaerah sumatera utara ataupun diluar daerah...”(Parsaoran Sihombing,Laki-laki,30)

Pada dasarnya kerjasama koperasi dilakukan semata-mata untuk saling melengkapi, yaitu menutupi kelemahan masing-masing dan meningkatkan keuntungan bersama. Bentuk kerjasama yang dilakukan koperasi mencakup bidang usaha antar koperasi, kerjasama bukan dibidang koperasi, dan kerjasama koperasi dengan lembaga bukan koperasi.

Seperti penuturan Ibu Dine Siahaan, Perempuan, 32tahun selaku Sekretaris Wira Koperasi Satolop :

(57)

namun kerjasama yang kita jalin juga guna peningkatan pelayanan terhadap anggota koperasi...”(Dine Siahaan,Perempuan,32)

Hal yang sama juga disampaikan oleh Ibu Laudur Silaban, Perempuan, 37tahun :

“...untuk lebih mengoptimalkan kualitas para pegawai / pengurus Wira Koperasi Satolop, wirakop satolop bekerja sama dengan beberapa pihak. Misalnya kan dek, dalam mengadakan penyuluhan tentang pertanian nanti orang-orang pelatihnya nanti di undang dari dinas koperasi atau dari pengurus koperasi lain yang memiliki kemampuan dibidang bertani khususnya bertani kopi. Kegiatan penyuluhannya biasanya dilaksanakan 3bulan sekali. Trus kerjasama dengan pihak swasta PT. Pupuk Sinon dalam memenuhi ketersediaan alat produksi dan pupuk...”(Laudur Silaban,Perempuan,37)

Wira Koperasi Satolop juga memberikan kontribusi dalam bekerjasama dengan koperasi-koperasi lain. Seperti penuturan dari informan peneliti Ibu Dorlan Manalu, Perempuan, 29tahun selaku Manager Wira Koperasi Satolop :

“...wirakop satolop merupakan pelopor koperasi berbasis kewirausahaan dan beberapa koperasi menjalin kerjasama dengan kita untuk menjadi contoh dan memberikan pembinaan bagi koperasi yang ingin membentuk koperasi yang bukan hanya sekedar simpan pinjam. Dengan kata lain koperasi yang juga bergerak dengan merencanakan program-program untuk lebih mensejahterakan anggotanya...”(Dorlan Manalu, Perempuan,29)

Berdasarkan penuturan informan-informan diatas, dapat di interpretasikan sebagai berikut :

(58)

lainnya. Untuk meningkatkan kualitas para pengurus, manajemen dan karyawan, Wirakop Satolop mengirim mereka untuk mengikuti kegiatan perkoperasiaan yang diadakan oleh pemerintah maupun koperasi lain yang lebih besar. Misalnya mengikuti kegiatan pembinaan di luar daerah. Sehingga dengan demikian diharapkan terjadi juga peningkatan kualitas pelayanan terhadap para anggota.

Bagi anggota, diadakan beberapa kerjasama dalam memenuhi kebutuhan anggota dalam pertanian. Seperti kerjasama dengan pihak PT. SINON untuk memenuhi kebutuhan pupuk petani kopi dengan harga yang relatif lebih murah. Kerjasama dengan dinas pertanian dalam memberikan penyuluhan seputar pertanian terhadap para petani kopi untuk meningkatkan kualitas bertaninya dan diharapkan bisa menjadi komoditi unggulan dari Siborongborong.

Selain itu, Wirakop Satolop juga mau berbagi ilmu bagi koperasi-koperasi yang baru terbentuk dan ingin menjadi koperasi serba usaha seperti Wirakop Satolop. Koperasi baru itu biasanya akan dibina baik dikantor Wirakop Satolop maupun di kantor koperasi baru tersebut. Hal ini dilakukan supaya Wira Koperasi Satolop semakin baik dalam pelayanan dan semakin bermanfaat bagi anggota masyarakat luas umumnya dan khususnya bagi anggota.

4.3.1.5. Peningkatan Pendapatan Petani Kopi Melalui Kegiatan Koperasi

(59)

dan bertugas untuk mempersatukan, mengerahkan, membina dan mengembangkan potensi, daya kreasi, daya usaha rakyat untuk meningkatkan produksi dan mewujudkan tercapainya pendapatan yang adil dan kemakmuran yang merata.

Koperasi harusberjalan sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi yang merupakan landasan pokok dalammenjalankan usahanya. Prinsip-prinsip tersebut meliputi kemandirian, keanggotaan yang bersifat terbuka, pengelolaan yang dilakukan secara demokratis, pembagian sisa hasil usaha secara adildan sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota, pemberian balas jasa yang terbatas atas modal, pendidikan perkoperasian serta kerjasama antar koperasi. Prinsip-prinsip tersebut membedakan koperasi dengan badan usaha lain. Disamping prinsip-prinsip tersebut adahal lain yang membedakan koperasi dengan usaha lain yaitu anggota koperasi memiliki identitasganda, yaitu anggota sebagai pemilik sekaligus sebagai pengguna koperasi, dimana koperasi didirikan, dimodali, dibiayai, diatur, diawasi serta dimanfaatkan sendiri olehanggotanya.

Keanggotaan koperasi bersifat terbuka dan sukarela. Terbuka artinya anggotakoperasi terbuka bagi siapa saja sesuai dengan jenis koperasinya. Keanggotaan koperasi tidak membedakan suku, derajat maupun agama. Sukarela artinya keanggotaan koperasi tidak atas paksaan. Setiap anggota mempunyai hak dan kewajiban yang sama sesuai dengan pengertian koperasi bahwa koperasi merupakan kegiatan ekonomi yang berasaskan kekeluargaan.

(60)

“...Wirakop bukan hanya milik segelintir orang atau sekelompok suku atau agama. Semua golongan dapat mendaftar menjadi anggota, tapi tetap harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan yang berlaku dan telah disepakati bersama...”(Parsaoran Sihombing,Laki-laki,30)

Maka tujuan utama koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Berikut penuturan dari informan penelitian Bapak Apul Silitonga, Laki-laki, 42tahun :

“...di Wirakop Satolop kita bisa meminjam dana untuk modal usaha dengan bunga ringan dan persyaratan yang mudah untuk dipenuhi. Saya bertani bersama istri saya, namun saya bisa membuka kedai itu hasil meminjam modal dari Wirakop Satolop. Kami juga membeli stok barang untuk dijual di kedai kayak Indomie, Pop Mie, bubuk teh, gula dan yang lainnya di Usaha Toko Wirakop Satolop. Jadi kami tetap bisa dapat keuntungan berbelanja yang akan dihitung di akhir tahun. Makanya enak kali sebenarnya gabung ke Wirakop dek...”(Apul Silitonga,Laki-laki,42)

Wirakop satolop dalam menjalankan fungsinya untuk mensejahterakan anggota secara khusus terlihat dari perubahan keadaan sosial ekonomi anggota sebelum dan sesudah bergabung dengan Wirakop Satolop. Seperti yang disampaikan oleh informan penelitian Ellis Tampubolon, Perempuan, 27tahun sebagai berikut :

Gambar

Tabel Daftar Perlengkapan dan Kendaraan
Tabel 4.2 : Tabel Kelompok Anggota Wira Koperasi Satolop
Tabel Data Perkembangan Wira Koperasi Satolop
Tabel Data Penjualan Tahun 2014

Referensi

Dokumen terkait

Vertical loop control Sistem kontrol ini mengevaluasi/mengawasi besarnya posisi yang kecepatan (speed correction) billet melintas di antara 2 tersebut. Koreksi kecepatan

Kalimantan Timur tanggal Keuangan untuk Pengadaan Tahun Anggaran pelelangan tersebut adalah.

a) Memahami bagaimana struktur geologi dalam suatu batuan terbentuk dan hal ini dapat membantu untuk mengetahui sejarah yang pernah terjadi pada batuan

 Ada beberapa zat kimia yang dapat menimbulkan penyakit terhadap seseorang,  baik yang berasal dari luar tubuh maupun dalam tubuh.Zat kimia yang berasal dari luar tubuh dapat  berupa

dilakukan oleh Masyarakat Paser disebabkan oleh karena belum ada teknik lain yang lebih cocok pada waktu itu, di samping itu pula menurut mereka bahwa apabila tanah

Pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya mempunyai alasan mengapa tidak menggunakan hak pilihnya, seperti kesibukan atau aktivitas masyarakat Kota Bekasi, Calon pasangan yang

Bapak Drs.M.Husni Thamrin Nasution,M.SI selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dan sekaligus sebagai

Perubahan nilai THI menurun kembali dalam kondisi sedang/cukup nyaman pada sore hari di lokasi tegakan sengon buto, tegakan campuran dan tegakan beringin.Sementara, lokasi lapangan