DAFTAR PUSTAKA
Achmad, R. (2006). Kimia Lingkungan. Yogyakarta: Andi. Hal 101-102 Basset, J. (1994).Buku Ajar Vogel Kimia
AnalisisKuantitatifAnorganik.Jakarta: BukuKedokteran EGC. Hal
125-126
Jamil, C. A. Z. (2007). Kimia Analisa Untuk Teknik Kimia. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press. Hal 264-265
Sartono.(2001). Racun & Keracunan. Jakarta: Widya Medika.
Suripin. (2004). Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta: Andi. Hal 134-136
Sutrisno, T. dan Eni, S. (1987). Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: PT. Bina Aksara. Hal: 13-14
Svehla, G. (1979). Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat
Penetapan kadar Sianida (CN-) dilakukandi InstalasiPengolahan Air (IPA) PDAM Tirtanadi Sunggal Jl. Sunggal Pekan no. 1 Medan.
3.2 Alat-alat
Alat-alat yang digunakana adalah Colorimeter DR/890 dan Kuvet.
3.3 Bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalahSampel air, cyaniver 3, cyaniver 4, cyaniver 5, dan powder pillow.
3.4 Prosedur
Prosedur :
Dipastikan analis memakai sarung tangan dan masker
Ditekan “PRGM” dan tekan “23” untuk analisa sianida
Ditekan “ENTER”, layar akan menunjukkan mg/l CN
Diisi botol sampel pertama (sebagai blanko) dan kedua (sebagai sampel) dengan 10 ml air sampel
Ditambahkan satu bungkus cyaniver 3 powder pillow kedalam botol sampel, diaduk hingga larut
Ditambahkan satu bungkus cyaniver 4 powder pillow, diaduk hingga larut
Ditekan “Timer” tunggu selama 30 menit
Ditekan “Zero” layar menunjukkan 0,000 mg/l CN
Dimasukkan blanko kedalam tempat sel dan tutup
Ditekan “Read” dicatat hasil analisa sianida yang ditunjukkan layar
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil
Untuk menjamin mutu air reservoir, maka PDAM Tirtanadi Sunggal melakukan uji kualitas air baku setiap bulannya dengan 19 parameter yang diuji. Salah satunya yaitu pengujian terhadap Sianida (CN-) yang dilakukan pada: Hari : Rabu
Tanggal : 25 Februari 2015 Jam : 08.00 WIB
Tabel 4.1 hasil pemeriksaan kualitas air reservoir
Sampel Satuan Hasil
Reservoir I mg/l 0,015 Reservoir II mg/l 0,010
4.2 Pembahasan
Air di alam sangat jarang ditemukan dalam keadaan murni. Sekalipun air hujan, meskipun awalnya murni, telah mengalami reaksi dengan gas-gas di udara dalam perjalananya turun kebumi
Kandungan bahan-bahan kimia dalam air berpengaruh terhadap kesesuaian penggunaan air.Sianida banyak digunakan secara luas dalam industri, terutama untuk pembersih logam dan pengelasan listrik.Gas ini merupakan salah satu pencemar dari dapur-dapur gas dan oven-oven batubara.Sianida digunakan pula dalam prosesing mineral-mineral tertentu, seperti dalam pencucian bijih emas (Rukaesih, 2006).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
- Kadar Sianida (CN-) pada air Reservoir I= 0,015 mg/l dan Reservoir II = 0,010 mg/l.
- Dari hasil pemeriksaan pada air reservoir terhadap kadar Sianida (CN-) yang telah dilakukan, Instalasi Pengolahan Air (IPA) PDAM Tirtanadi Sunggal telah memenuhi kriteria standar mutu yang ditetapkan oleh Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
5.2 Saran
- Diharapkan PDAM Tirtanadi semakin meningkatkan pengolahan air dengan kualitas air yang baik untuk konsumen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Siklus Hidrologi Air
Secara keseluruhan jumlah air di planet bumi ini relatif tetap dari masa ke masa.Air di bumi mengalami suatu siklus melalui serangkaian peristiwa yangberlangsung terus-menerus, dimana kita tidak tahu kapan berakhir.Air menguapdari permukaan samudera akibat energi panas matahari.Laju dan jumlah penguapan bervariasi, terbesar jika dekat aquator, dimana radiasi matahari lebih kuat.Uap air adalah murni, karena pada waktu dibawa naik ke atmosfir kandungan garam ditinggalkan.Uap air yang dihasilkan dibawa udara yang bergerak. Dalam kondisi yang memungkinkan, uap tersebut mengalami kondensasi dan membentuk butir-butir air, yang pada gilirannya akan jatuh kembali sebagai presipitasi berupa hujan danatau salju.Presipitasi berupa hujan danatau salju, dan sebagian menguap kembali sebelum mencapai ke permukaan bumi (Suripin, 2004).
2.2 Sumber-sumber Air 2.2.1 Air Laut
Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar garam NaCl dalam air laut 3%. Dengan keadaan ini, maka air laut tidak memenuhi syarat untuk air minum (Sutrisno, dkk., 1987).
2.2.2 Air Atmosfir
Dalam keadaan murni, sangat bersih, karena dengan adanya pengotoran udara yang disebabkan oleh kotoran-kotoran industri/debu dan lain sebagainya.Maka untuk menjadikan air hujan sebagai sumber air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan jangan dimulai pada saat hujan mulai turun karena masih mengandung banyak kotoran (Sutrisno, dkk., 1987).
2.2.3 Air Permukaan
Yang termasuk air permukaan meliputi air sungai (rivers), saluran (streams), sumber (springs), danau, dan waduk.Air permukaan berasal dari aliran langsung air hujan, lelehan salju, dan aliran yang berasal dari air tanah.Besar kecilnya aliran permukaan dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapatdikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor-faktor yang berkaitan dengan karakteristik daerah aliran sungai (DAS) (Suripin, 2004).
akanmenghasilkan laju dan volume aliran permukaan yang lebih besar dibandingkan hujan yang tidak merata untuk intensitas yang sama (Suripin, 2004).
2.2.4 Air Tanah
Air tanah merupakan sumber air tawar.Cara pengambilan air tanah yang paling tua dan sederhana adalah dengan membuat sumur gali (dug wells) dengan kedalaman lebih rendah dari posisi permukaan air tanah (Suripin, 2004).
Untuk pengambilan air tanah dengan jumlah cukup besar, misalnya untuk daerah industri, cara yang banyak dipakai adalah dengan membuat sumur dalam (deep wells) yang pada umumnya terbuat dari pipa, dan air yang diambil adalah air tanah dalam (confined aquifer) (Suripin, 2004).
2.3 Kualitas Air
2.3.1 Karakteristik Fisik
Karakteristik fisik yang terpenting kualitas air ditentukan oleh : 1. Bahan padat keseluruhan
Koloid mempengaruhi kualitas air dalam proses koagulasi dan filtrasi. Material layang dapat diukur dengan melakukan penyaringan, sedangkan material terlarut dapat diukur dengan penguapan.Pengaruh kandungan sedimen dalam air terhadap pertanian bergantung pada sifat-sifat dan asal-usul bahan sedimen. Sedimen yang berasal dari erosi lahan yang subur akan mempersubur dan memperbaiki tekstur tanah tempatnya mengendap.Untuk keperluan air minum, kandungan sedimen akan mengurangi biaya pengolahan. Sementara itu air tanah dan air yang berasal dari waduk kurang mengandung sedimen kurang baik untuk air irigasi, tapi lebih menguntungkan untuk sumber air minum (Suripin, 2004).
2. Kekeruhan
3. Warna
Air minum tidak berwarna.Warna dalam air diakibatkan oleh adanya material yang larut atau koloid dalam suspensi atau mineral.Air yang melewati atau tanah yang mengandung mineral dimungkinkan untuk mengambil warna material tersebut (Suripin, 2004).
4. Bau dan rasa
Air murni tidak berbau dan tidak berasa, tetapi air minum idealnya tidak berbau boleh berasa.Rasa dalam air biasanya akibat adanya garam-garam terlarut.Baudan rasa yang timbul dalam air karena kehadiran mikroorganisme, bahan mineral, gas terlarut, dan bahan-bahan organik (Suripin, 2004).
5. Temperatur
Temperatur air merupakan hal yang penting dalam kaitanya dengan tujuan penggunaan, pengolahan untuk menghilangkan bahan-bahan pencemar serta pengangkutnya.Temperatur air tergantung sumbernya.Temperatur normal air di alam (tropis) sekitar 200C sampai 300C.Untuk sistem air bersih, temperatur ideal berkisar antara 50C sampai 100C(Suripin, 2004).
2.3.2 Karakteristik Kimia
1. pH
Sebagai pengukur sifat keasaman dan kebasaan air dinyatakan dengan nilai pH, yang didefenisikan sebagai logaritma dari pulang-baliknya konsentrasi ion-hidrogen dalam moles per liter.pH air murni adalah 7. Nilai pH dapat diukur dengan Potensiometer, yang mengukur potensi listrik dibangkitkan oleh ion-ion H+, atau dengan bahan celup penunjuk warna, misalnya methyl orange atau phenolphtalein (Suripin, 2004). 2. Alkalinitas
Kebanyakan air bersifat alkalin karena garam-garam alkalin sangat umum berada di tanah.Ketidakmurnian air ini akibat adanya karbonat dan bikarbonat dari kalsium, sodium, dan magnesium.Alkalinitas dinyatakan dalam mg/liter ekivalen kalsium karbonat.Keasaman air disebabkan adanya karbon dioksida dalam air.Hal ini diukur berdasarkan banyaknyakalsium karbonat yang diperlukan untuk menetralkan asam karbonat dan dinyatakan dalam mg/l (Suripin, 2004).
3. Kesadahan
kalsium dan magnesium sulfat, klorida, dan nitrat, dapat dilunakkan dengan perlakuan khusus.Kesadahan air dapat dinyatakan dalam mg/l(Suripin, 2004).
2.4Air Reservoir
Air reservoir merupakan air yang telah melalui penyaringansudah dapat dipakai untuk air minum.Air tersebut telah bersih dan bebas dari bakteriologis dan ditampung pada bak reservoir (tandon) untuk diteruskan pada konsumen (Sutrisno, dkk., 1987).
2.5 Sianida (CN- )
Semua sianida sangat beracun. Asam bebasnya, HCN, mudah menguap dan sangat berbahaya, semua sehingga semua eksperimen dalam mana gas ini kemungkinan akan dilepaskan, atau eksperimen-eksperimen dalam mana sianida-sianida dipanaskan, harus dilakukan dalam kamar asam (Svehla, 1985).
Tabel 2.1 Senyawa sianida dan senyawa lainnya
Senyawa Digunakan Untuk Hidrogen sianida Fumigandan dalam sintesa kimia Sianamid Pupuk dan sumber hidrogen sianida Sianogen klorida Sintesa kimia
Garam sianida Pembersih, pengeras, dan pemurni logam, dan pemisah emas dari biji emas
Akrilonitril
Pembuatan karet sintesis Nitropusid Sintesa kimia
melumpuhkan semua sel. Akibat keracunan senyawa-senyawa tersebut diatas, terutama pernapasan cepat, tekanan darah turun, konvulsi, dan koma.Sedangkan pada keracunanan kalium sianida atau natrium sianida melalui mulut, juga menyebabkan kongesti dan korosi selaput lendir saluran cerna.Gejala klinis:
a. Keracunan senyawa sianida, sianogen klorida, dan senyawa lain yang dapat membebaskan sianida (10 kali dosis maksimal) melalui mulut dan inhalasi, atau absorpsi melalui kulit akan menyebabkan koma dengan segera, konvulsi, dan kematian dalam waktu 1 sampai 15 menit. Dengan dosis mendekati dosis maksimal, keracunan melalui mulut, inhalasi, atau absorpsi melalui kulit akan menyebabkan kepala pening, pernapasan cepat, muntah, peradangan, sakit kepala, mengantuk, tekanan darah turun, dan koma.
b. Keracunan akrilonitril melalui inhalasi menyebabkan mual, muntah, diare, badan lemah, sakit kepala, dan ikterus.
c. Keracunan kalsium sianimid melalui mulut, menyebabkan kulit dan selaput lendir meradang, sakit kepala, kepala pening, dan tekanan darah turun (Sartono, 2001).
Kebanyakan dari bahan pencemar anorganik yang penting sebagai unsur-unsur renik.Sianida (CN-) merupakan salah satu bahan pencemar anorganik yang paling penting. Dalam air sianida terdapat sebagai HCN, suatu asam lemak dengan pKg = 6 x 10-13. Ion sianida mempunyai afinitas kuat terhadap banyak ion logam, misalnya membentuk ferrosianida yang relatif kurang beracun, Fe (CN)64-,
Sianda banyak digunakan secara luas dalam industri, terutama untuk pembersih logam dan pengelasan listrik. Gas ini merupakan salah satu pencemar dari dapur-dapur gas dan oven-oven batu bara. Sianida digunakan pula dalam prosesing mineral-mineral tertentu, seperti dalam pencucian bijih emas (Rukaesih, 2006).
2.6 Analisa Kolorimetri
Analisa kolorimetri ialah penentuan secara kuantitatif suatu zat berwarna dari kemampuannya untuk mengabsorpsi cahaya tampak. Kolorimetri visual berdasarkan perbandingan warna larutan yang konsentrasinya tidak diketahui terhadap konsentrasi larutan atas suatu deret larutan yang konsentrasinya diketahui. Pengertian lain tentang kolorimetri ialah cara penetapan jumlah zat dengan memperhatikan warnanya, atau lebih tepat memperhatikan intensitas (kekelaman) warna larutannya. Diambil contoh pada kehidupan sehari-hari, mengenal juga apa yang disebut dengan kolorimetri, misalnya: segelas minuman kopi dapat dibandingkan dengan segelas lainnya, maka dari intensitas warnanya kita dapat mengetahui mana yang berisi kopi lebih banyak. Jika ingin mengetahui berapa kopi dipergunakan, dapat digunakan dengan membandingkan dengan standar (Jamil, 2007).
warna larutan cuplikan terdapat diantara dua buah standar. Artinya konsentrasi larutan terdapat diantara konsentrasi kedua standar tersebut (Jamil, 2007).
Menurut Basset (1994), kolorimetri terbagi menjadi dua, yakni: 1. Kolorimetri visual, dan
2. Kolorimetri fotolistrik.
Dalam kolorimetri visual, cahaya putih alamiah ataupun buatan umumnya digunakan sebagai sumber cahaya.Penetapannya biasa dilakukan dengan suatu instrumen sederhana yang disebut kolorimeter pembanding (comparator) warna, dan perbedaan intensitas warna dilihat dengan menggunakan mata.Sementara itu, dalam kolorimetri fotolistrik, sel fotolistrik digunakan untuk mengukur intensitas cahaya.Pada alat ini cahaya yang digunakan dibatasi dalam jangka panjang gelombang yang relatif sempit dengan melewatkan cahaya putih melalui filter-filter dalam bentuk lempengan berwarna yang terbuat dari kaca, gelatin, dan sebagainya (Basset, 1994).
Keuntungan utama metode kolorimetri adalah bahwa metode ini memberikan cara sederhana untuk menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil. Batas atas metode kolorimetri pada umumnya adalah penetapan konstituen yang ada dalam kuantitas kurang dari 1 atau 2%. Kriteria untuk hasil analisis kolorimetri yang memuaskan:
1. Kespesifikan reaksi warna
Reaksi warna yang dipilih hendaklah merupakan reaksi yang spesifik (hanya menghasilkan warna untuk zat sehubungan saja).
Reaksi warna yang dipilih hendaknya menghasilkan warna yang cukup stabil (periode warna maksimum cukup panjang) untuk memungkinkan pengambilan pembacaan yang tepat.Dalam ini pengaruh zat-zat lain dan kondisi eksperimen (temperatur, pH) haruslah diketahui.
3. Kejernihan larutan
Larutan harus bebas dari endapan karena kekeruhan akan menghamburkan maupun menyerap cahaya.
4. Kepekaan tinggi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara keseluruhan jumlahairdiplanetbumiinirelatiftetapdarimasakemasa. Air di bumimengalamisuatusiklusmelaluiserangkaianperistiwa yang berlangsungterus-menerus,
dimanakitatidaktahukapanberakhir.Airmenguapdaripermukaansamuderaakibatene rgi panasmatahari.Lajudanjumlahpenguapanbervariasi, terbesarjikadekataquator, dimanaradiasimataharilebihkuat.Uap air adalahmurni, karenapadawaktudibawanaikkeatmosfirkandungangaramditinggalkan.Uap air yang dihasilkandibawaudara yang bergerak.Dalamkondisi yang memungkinkan, uaptersebutmengalamikondensasidanmembentukbutir-butir air, yangpadagilirannyaakanjatuhkembalisebagaipresipitasiberupahujandanatausalju.P resipitasiberupahujandanatausalju,dansebagianmenguapkembalisebelummencapai kepermukaanbumi (Suripin, 2004).
Kebanyakandaribahanpencemaranorganik yang pentingsebagaiunsur-unsurrenik.Sianida (CN-) merupakansalahsatubahanpencemaranorganik yang paling penting.Dalam air sianidaterdapatsebagai HCN, suatuasamlemakdenganpKg = 6 x 10-13. Ionsianidamempunyaiafinitaskuatterhadapbanyak ion logam, misalnyamembentukferrosianida yangrelatif kurangberacun, Fe (CN)64-, HCN
Analisakolorimetriialahpenentuansecarakuantitatifsuatuzatberwarnadarikem ampuannyauntukmengabsorpsicahayatampak.Kolorimetri
visualberdasarkanperbandinganwarnalarutan yang konsentrasinyatidakdiketahuiterhadapkonsentrasilarutanatassuatuderetlarutan yang konsentrasinyadiketahui. Pengertian lain tentangkolorimetriialahcarapenetapanjumlahzatdenganmemperhatikanwarnanya, ataulebihtepatmemperhatikanintensitas(kekelaman) warnalarutannya. Diambilcontohpadakehidupansehari-hari, mengenaljugaapa yang disebutdengankolorimetri, misalnya: segelasminuman kopi dapatdibandingkandengansegelaslainnya,
makadariintensitaswarnanyakitadapatmengetahuimana yang berisi kopi lebihbanyak(Jamil, 2007).
1.1 Tujuan
1. Untukmengetahuikadar sianida (CN-)pada air reservoir I dan reservoir II di InstalasiPengolahan Air (IPA) PDAM Sunggal.
2. Untukmembandingkankadar sianida (CN-)pada air reservoir I dan reservoir II denganpersyaratanyang ditetapkanPeraturanMenteriKesehatan RI No. 492/MENKES/PER/2010.
1.2 Manfaat
PENETAPAN KADAR SIANIDA (CN
-) PADA AIR
RESERVOIR DI INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA) PDAM
TIRTANADI SUNGGAL SECARA KOLORIMETRI
TUGAS AKHIR
OLEH:
FRISKA DEWI SINAGA
NIM 122410106
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
ANALIS FARMASI DAN MAKANAN
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir (TA)denganjudul “Penetapan kadar Sianida (CN-) pada air Reservoir di Instalasi
Pengolahan Air PDAM Tirtanadi Sunggal secara kolorimetri”. Dimana penulisan
Tugas Akhir (TA) ini disusun sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan di Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak, penulis tidak akan dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini sebagaimana mestinya. Penulis mengucapkan terima kasihkepada berbagai pihak antara lain:
1. Bapak Prof.Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. Dr. Julia Reveny, M.Si., Apt., selaku Wakil Dekan I Fakultas Farmasi Universitas sumatera Utara.
3. Bapak Prof.Dr.Jansen Silalahi,M.Sc.,Apt., selaku Ketua Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan.
5. Bapak Ir. Mawardi selaku Kepala Instalasi Pengolahan Air (IPA) PDAM Tirtanadi Sunggal, yang telah memberikan dukungan selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan.
6. Bapak Iwan Setiawan selaku Kepala Bagian Pengendalian Mutu Instalasi Pengolahan Air (IPA) PDAM Tirtanadi Sunggal, yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan.. 7. Untuk sahabat-sahabat penulis, yang saling mendukung dan bahu-membahu
selama PKL hingga Tugas Akhir ini selesai .
Secara khusus, penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua yaitu Alm.Sahnara Sinaga dan Bungasi Turnip yang telah memberikan dukungan baik secara material maupun moril kepada penulis dengan penuh kasih sayang dalam pengerjaan Tugas Akhir.
Penulis menyadari bahwa sepenuhnya Tugas Akhir (TA) ini masih mempunyai kekurangan dan kelemahan, untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi peningkatan mutu penulisan Tugas Akhir (TA) di masa yang akan datang.
Akhir kata, penulis berharap semoga Tugas Akhir (TA) ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak yang memerlukannya.Amin.
Medan, April2015 Penulis,
2.5 Sianida (CN-) ... 9
2.6Analisa Kolorimetri ... 11
BAB III METODOLOGI ... 14
3.1 Tempat ... 14
3.2 Alat – alat ... 14
3.3 Bahan – bahan ... 14
3.4 Prosedur ... 14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 16
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 18
5.1 Kesimpulan ... 18
5.2 Saran ... 18
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman