DAFTAR PUSTAKA
Adisaputra, Gunawan, Anggaranperusahaan, EdisiPertama, Cetakankedelapan, BPFEYogyakarta, Yogyakarta, 2000
Hartadi, Bambang, SistemPengendalian Intern, EdisiKetiga, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta, 1999
Hartanto, D., AkuntansiuntukUsahawan, EdisiKeempat, LembagaPenerbitFEUI,Jakarta,1979, Hal. 51
Munandar, M., Pokok-pokok Intermediate Accounting, EdisiKeenam,BPFE UGM, Yogyakarta, 1996
Soemarsono, AkuntansiSuatuPengantar, EdisiKeempat, RinekaCipta,
Jakarta, 1996
Tunggal, Amin Widjaja., StrukturOrganisasiPengendalian Intern, EdisiPertama, RinekaCipta, Jakarta 1995
Niswonger, Warren, Reeve, and Fees, Prinsip-prinsipAkuntansi, EdisiKesembilanBelas
Mulyadi, Kanaka Puradiredja, Auditing, EdisiKelima, BukuSatu, SalembaEmpat,Jakarta, 1998, Hal. 175
Syahyunan, ManajemenKeuangan I, CetakanPertama, USU Press, Medan 2013
Internet:
Http:/telkomindonesia.com/laporan-keuangan/laporan-keuangan-perusahaan-telkom-indonesia/
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengendalian Intern
Suatu perusahaan yang telah berjalan tidak boleh tidak memonitor
kegiatannya dan hasilnya.Manajemen harus mempunyai pandangan dan sikap
yang professional untuk memajukan atau meningkatkan hasil yang telah
dicapainya.Pandangan dan sikap tersebut diatas dinyatakan dalam kesibukan
manajemen untuk selalu melihat, meneliti, menganalisa dan mengambil keputusan
atas laporan yang telah sampai di meja mereka.Laporan tersebut digunakan
sebagai dasar keputusannya baik untuk mengendalikan atau mengarahkan
biasanya berbentuk laporan akuntansi dan statistik.Laporan tersebut meringkas
kejadian yang paling akhir terjadi dan kondisi perusahaan.
Disamping laporan berfungsi untuk mengendalikan dan mengarahkan,
laporan juga mempunyai arti untuk menilai apakah kebijakan perusahaan yang
telah ditentukan dijalankan, apakah kondisi keuangannya sehat, apakah kegiatan
penjualan menguntungkan dan apakah hubungan antara bagian atau departemen
berlangsung harmonis.Jaminan manajemen bahwa laporan-laporan tersebut bisa
tepat waktu, memuat penjelasan yang diperlukan, teliti dan benar atau dapat
dipercaya untuk pengambilan keputusan, hanya dengan pemeriksaan yang terus
berkesinambungan dan analisa laporan dan catatan-catatan darimana laporan
diatas didapat. Manajemen dapat meletakkan kepercayaannya terhadap laporan
1. Pengertian pengendalian intern
Pengendalian intern dapat mempunyai beberapa pengertian yaitu system
pengendalian intern dalam arti sempit dan dalam arti luas.
Dalam arti sempit menurut D. Hartanto (Hartanto: 1979) adalah:
“Merupakan prosedur-prosedur mekanis untuk memeriksa ketelitian data-data
administrasi seperti misalnya mencocokkan penjumlahan mendatar (horizontal)
dengan penjumlahan melurus (vertikal).”
Sedangkan pengertian Pengendalian Intern dalam arti luas dibagi menjadi
Pengendalian Administrasi dan Pengendalian Akuntansi.
Menurut Amin Widjaja Tunggal (Amin Widjaja: 1995) pengendalian
akuntansi adalah:
“Pengendalian yang meliputi pengamanan terhadap kekayaan perusahaan
sehingga diperlukannya catatan akuntansi, umumnya meliputi persetujuan,
pemisahan antara fungsi operasional, penyimpangan pencatatan, serta pengawasan
fisik atas kekayaan.”
Sedangkan pengendalian administrasi adalah:
“Pengendalian yang meliputi peningkatan efisiensi usaha dan mendorong
dipatuhinya kebijakan pimpinan yang telah ditetapkan.
2. Tujuan dan Fungsi Pengendalian Intern a) Tujuan pengendalian intern
Dalam pembentukan dan pembinaan daripada system pengendalian intern
mengendalikannya secara terus menerus agar system tersebut berjalan dengan
semestinya dan dimodifikasi seluruhnya sesuai dengan perubahan.
Tujuan pengendalian intern yang efektif dapat digolongkan sebagai
berikut:
1) Untuk menjamin kebenaran data akuntansi
Manajemen harus memiliki data akuntansi yang dapat diuji ketepatannya
untuk melaksanakan operasi perusahaan.Berbagai macam data dapat
digunakan untuk pengambilan keputusan yang penting.
2) Untuk menagamankan harta kekayaan dan catatan pembukuannya.
Harta fisik perusahaan dapat saja dicuri, disalahgunakan ataupun rusak secara
tidak disengaja.System pengendalian intern dibentuk guna mencegah ataupun
menemukan harta yang hilang dan catatan pembukuan pada saat yang tepat.
3) Untuk menggalakkan efisiensi usaha
Pengendalian dalam suatu perusahaan juga dimaksudkan untuk menghindari
pekerjaan berganda yang tidak perlu, mencegah pemborosan terhadap semua
aspek usaha termasuk pencegahan terhadap penggunaan sumber-sumber dana
yang tidak efisien.
4) Untuk mendorong ditaatinya kebijakan pimpinan yang telah digariskan
Manajemen menyusun prosedur dan peraturan untuk mencapai tujuan
perusahaan seperti memberikan jaminan akan ditaatinya prosedur dan
peraturan tersebut oleh perusahaan.
b) Fungsi Pengendalian Intern
Fungsi pengendalian intern mempunyai tugas penentuan antara lain
norma-norma ataupun ukuran yang menjadi dasar hasil pelaksanaan yang diharapkan,
selain kebijaksanaan dalam pelaksanaannya. Pengawasan dan penelaahan pada
system pengendalian intern yang baik akan mampu melindungi terhadap
kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan kesalahan dan ketidaktelitian
yang terjadi.
B. Pengertian Kas
Kas merupakan komponen aktiva yang sangat penting dan sangat
mempengaruhi semua transaksi yang terjadi karena berlaku sebagai alat tukar
dalam perekonomian kita.Kas terlibat secara langsung maupun tidak langsung
dalam hampir semua transaksi usaha.Kas juga menjadi begitu penting karena
perorangan, perusahaan, atau bahkan pemerintahan harus mempertahankan posisi
likuiditas yang memadai yakni mereka harus memiliki sejumlah uang yang
mencukupi untuk membayar kewajiban pada saat jatuh tempo agar entitas
bersangkutan dapat terus beroperasi.
Pengertian kas menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
1. Pengertian kas menurut Soemarsono (Soemarsono: 1996) adalah:
“Segala sesuatu (baik yang berbentuk uang atau bukan) yang dapat tersedia
dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai
nominalnya”
2. Pengertian kas menurut Munandar (Munandar: 1996) adalah sebagai berikut:
“Kas adalah simpanan komersil dan rekening ataupun giro deposito di bank
atau di lain tempat serta pos-pos yang ada dalam perusahaan yang dapat
dipergunakan sebagai alat media tukar atau yang dapat diterima sebagai
Berdasarkan definisi di atas maka dapat dikatakan bahwa kas tidak hanya
terbatas pada uang tunai yang terdapat pada perusahaan, tetapi juga meliputi
semua jenis alat pembayaran yang disimpan di bank atau di tempat lain yang
segera dapat dipergunakan untuk segala kegiatan perusahaan.
Kas terdiri dari uang logam, uang kertas dan dana yang tersedia dalam
deposito di bank. Instrumen-instrumen yang dapat dinegosiasikan seperti wesel,
cek yang disyahkan, cek kasir, cek pribadi dan wesel bank juga dipandang sebagai
kas. Menurut Sumarsono pengertian kas diterima pada nilai nominal sewaktu
diuangkan merupakan petunjuk untuk menentukan apakah suatu surat berharga
dapat dianggap sebagai kas. Oleh karena itu, giro mundur walaupun telah
ditandatangani bukan merupakan kas, sebab giro tersebut tidak dapat diuangkan
sebelum tanggal yang telah ditentukan.Demikian juga halnya dengan deposito
berjangka dan kas bon adalah suatu pembayaran dimuka (misalnya untuk biaya
perjalanan) yang diambil oleh pegawai perusahaan.Wesel yang diinkasokan juga
belum merupakan kas.
Kriteria lain untuk dapat dianggap sebagai kas adalah dapat digunakan
segera. Artinya, apabila diminta dapat segera dikeluarkan.Dalam hal ini kas yang
telah disisihkan untuk tujuan penggunaan tertentu (dalam akuntansi disebut fundi)
misalnya uang yang disisihkan untuk pembayaran dividen, hutang dan lain-lain
tidak dapat digolongkan sebagai kas.
Elemen-elemen yang termasuk kas meliputi:
1) Kas pada Perusahaan (cash on hand)
a) Uang tunai, meliputi uang logam dan kertas yang dimiliki perusahaan
termasuk juga uang tunai yang ada pada pemegang dana kas kecil.
b) Cek yang diterima sebagai alat pembayaran dari pihak lain tetapi oleh
perusahaan belum diuangkan atau disetor sebagai rekening giro bank.
c) Elemen-elemen lainnya yang dapat disamakan dengan kas, misalnya: wesel,
bukti kiriman yang belum diuangkan, bank draf dan sebagainya.
2) Kas di Bank (cash in bank)
Kas di bank adalah semua rekening giro bank yang dimiliki perusahaan
yang dapat digunakan secara bebas yang dapat membiayai kegiatan perusahaan.
Pos yang tidak dapat digolongkan sebagai bagian dari kas di bank pada neraca
adalah:
a) Dana yang disisihkan untuk tujuan tertentu
b) Persediaan perangko
c) Cek mundur
d) Cek kosong dari pihak ketiga
e) Rekening giro pada bank di luar negeri yang tidak dapat segera dipakai.
C. Pengertian Pengendalian Internal Kas
Berhasil tidaknya pelaksanaan kegiatan suat organisasi atau perusahaan
sangat tergantung pada kemampuan pimpinan untuk mengarahkan dan
mengendalikan semua kegiatan pelaksanaan dalam perusahaan.Pengendalian
suatu perusahaan merupakan dasar yang penting untuk keberhasilan suatu usaha
pada perusahaan pada umumnya.Agar pelaksanaan kegiatan dapat terarah guna
mencapai tujuan yang diharapkan, perlu dilakukan pengendalian.Karena posisinya
manajemen. Yang dimaksud dengan pengendalian dalam hal ini adalah menilai,
mengecek, dan memonitor kegiatan pelaksanaan usaha agar sesuai dengan apa
yang direncanakan, dan apabila terjadi penyimpangan dapat segera dilakukan
penyesuaian yang diperlukan. (Gunawan: 2000).
Menetapkan pengendalian internal kas yang diterapkan suatu perusahaan
sangat penting untuk mengetahui bagaimana prosedur-prosedur yang berhubungan
dengan suatu skema yang menyeluruh untuk melaksanakan suatu kegiatan oleh
fungsi utama dari perusahaan dan urutan yang berkesinambungan serta melibatkan
beberapa orang dalam bagian untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam
terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang terjadi.
D. Tujuan Pengendalian Internal Kas
Melakukan pengendalian internal kas dan untuk mencapai tujuan
pengendalian internal kas harus diketahui sifat-sifat khusus dari kas dan tujuan
yang mungkin terjadinya untuk menggelapkan kas tersebut. Dihubungkan dengan
defenisis kas, maka kas mempunyai sifat sifat tertentu, seperti bentuknya kecil,
jenisnya sama, mudah dipergunakan dan disukai oleh semua orang.
Target internal kas merupakan alat penting untuk memotivasi para manajer
untuk meningkatkan usaha pengendalian biaya dan penggunaan sumber daya
manusia yang lebih efisien.Kas begitu penting sehingga kas sering dijadikan
untuk penyelewengan.Oleh karena itu, perusahaan memerlukan suatu
pengendalian internal kas. Penyelewengan yang dilakukan bukan hanya langsung
mencari dari brankas melainkan dengan cara penyelewengan melalui pembukuan
Beberapa cara-cara umum untuk melakukan penyelewengan terhadap kas
antara lain:
1. Menaikkan jumlah cek setelah ditandatangani.
2. Menyiapkan bukti palsu atau mengajukan penyelewengan bukti untuk
mendapatkan pembayaran dua kali.
3. Mengubah bukti pengeluaran kas kecil.
4. Memalsukan cek dan memusnahkannya pada saat diterima dari Bank lalu
menggantikannya dengan cek lain dibatalkan atau dengan nota pembebanan.
5. Mencantumkan jumlah total yang tidak benar pada buku kas.
Cara-cara penyelewengan kas tersebut yang mungkin dilakukan bahkan
sering dilakukan secara sengaja ataupun tidak sengaja akan sangat menghambat
tercapainya tujuan pengendalian internal kas. Alasan perusahaan untuk
menetapkan sistem pengendalian internal kas adalah untuk membantu perusahaan
agar dapat mencapai tujuan dengan cara yang lebih efisien. Adapun tujuan
diterapkannya sistem pengendalian internal kas perusahaan adalah:
1. Menyediakan data yang dapat dipercaya.
2. Meningkatkan efisiensi usaha.
3. Mendorong ditaatinya kebijakan yang telah digariskan.
Sistem pengendalian internal dapat dipakai untuk menjalin bahwa
prosedur-prosedur dan aturan-aturan yang telah ditetapkan itu oleh karyawan,
misalnya dengan cara memberi wewenang dan tanggungjawab yang jelas kepada
setiap karyawan untuk melaksanakan prosedur-prosedur atau yang menjadi
Dari kebenaran dan bukti-bukti akurat yang diperoleh dari pelaksanaan
pengendalian internal kas akan sangat menunjang pencapaian tujuan pengawasan
internal perusahaan di dalam mengamankan aktiva berupa kas dan dipatuhi
keputusan-keputusan kebijakan manajemen.
Tercapainya sistem pengendalian internal kas dapat dilihat dari tingkat
keamanan harta perusahaan, ketelitan dan keandalan data akuntansi,
meningkatkan efisiensi operasi perusahaan serta semakin dipatuhi kebijakan
manajemen.
E. Unsur-Unsur Pengendalian Internal Kas
Untuk mendapatkan suatu pengendalian internal kas yang baik
dalamperusahaan, diperluakan adanya unsur-unsur yang dirancang
dandiimplementasikan manajemen yang membentuk kepastian yang layak
bahwatujuan pengendalian internalnya akan tercapai. Unsur-unsur
pengendalianinternal tersebut adalah:
1. Pelaksanaan yang kompeten dan dapat dipercaya.
Di dalam sistem pengendalian internal, pelaksanaan merupakan unsur
paling penting, orang-orang jujur, bekerja secara efisien, selalu mampu bekerja
dengan segala kesungguhan, tetapi orang-orang yang tidak berkompeten serta
tidak memiliki kejujuran dalam dirinya akan lebih mudah membuat sistem
pengendalian tersebut menjadi berantakan.
2. Adanya pembagian atau penentuan tugas yang jelas.
Tujuan pembagian tugas yang jelas untuk mencegah kekeliruan yang
sengaja atau tidak sengaja. Untuk itu ada beberapa pedoman yang dapat
a) Pemisahan penanganan aktiva serta akuntansinya
b) Pemisahan otorisasi dari pegangan setiap aktiva
c) Pemisahan fungsi dalam tugas akuntansi
d) Pemeriksaan otorisasi yang tepat
3. Dokumen dan catatan yang memadai.
Dokumen berfungsi sebagai penerus informasi di lingkungan organisasi
atau di antara organisasi yang berbeda.Dokumen ini harus mencakupmemadai
untuk memberikan jaminan bahwa aktiva telah berada dalam pengawasan yang
semestinya dan setiap transaski telah dicatat dengan benar.Dalam menyusun
sistem pengendalian juga dapat digolongkan subjek pengendalian manajemen
yang dapat dibagi tiga bagian antara lain:
a) Mempertimbangkan pola-pola otonomi yang digunakan oleh organisasi untuk
mempengaruhi perilaku para manajer kearah pencapaian tujuan organisasi.
b) Menyusun secara lengkap rancangan struktur pengendalian. Atas tujuan,
strategi, dan kebijakan yang telah ditentukan selanjutnya penyusun sistem
pengendalian secara lengkap.
c) Menyusun proses pengendalian yang sifatnya bnerulang-ulang. Proses
pengendalian biasanya didukung oleh sistem informasi formal. Sistem tersebut
jika terlaksana dengan benar, dapat menjamin hubungan struktur dan proses
pengendalian internal kas.
F. Kas Masuk dan Kas Keluar
Sumber dan penerimaan kas PT. Telkom Divre I Witel Sumut Barat terdiri
1. Kas masuk
Sumber-sumber penerimaan kas terdiri dari collection atau penerimaan kas
dari pendapatan usaha yang terdiri dari pendapatan tunai dan pendapatan kredit
antara lain:
a) Pasang baru dan mutasi jasa telekomunikasi
b) Abodemen (sewa bulanan)
c) Pulsa domestic (local dan SLJJ)
d) Interlokal via operator
e) Interkoneksi dan pola bagi hasil
f) Telepon umum koin dan telepon umum kartu
g) Telex
h) Sirkit langganan atau leased channel (LC)
i) Jaringan internet (Wi-fi)
j) Jasa nilai tambah (jasnita)
Sumber penerimaan kas dari pendapatan non usaha yang terdiri dari
pendapatan tunai dan kredit antara lain:
a) Pendapatan giro dan deposito
b) Pendapatan laba selisih kurs
c) Pendapatan laba penagihan
d) Pendapatan sewa sarana dan fasilitas telekomunikasi
e) Pendapatan denda atas tagihan jasa telekomunikasi dan pendapatan
2. Kas keluar
Pengeluaran kas yang akan dikeluarkan oleh PT. Telkom Divre I Witel
Sumut Barat dilaksanankan berjangka waktu satu tahun. Pengeluaran kas dan
bank antara lain untuk membayar:
a) Minimum Telkom Revenue (MTR), dibayar setiap tanggal 28 setiap bulan
b) Distributable KSO Revenue (DKSOR), dibayar setiap tanggal 7 setiap
bulan
c) PPh pasal 21/23, dibayar paling lambat tanggal 10 setiap bulan
d) Beban personil
e) Beban pemasaran
f) Beban operasi dan pemeliharaan
g) Beban umum dan administrasi
h) Beban pelatihan
i) Beban penelitian
j) BHP jastel
k) Panjar
l) Pengeluaran titipan.
Berikut laporan arus kas PT. Telkom Divre I Witel Sumut Barat per 31
Tabel 3.1
PT. Telkom Divre I Witel Sumut Barat Laporan Arus Kas per 31 Desember 2014
Uraian 2014
Arus Kas dari Aktivitas Operasi (Rp)
Penerimaan dari pelanggan 2.949.211.075.180,00
pembayaran kepada pegawai (443.017.803.267,00)
Pembayaran kepada pemasok (214.099.736.235,00)
Pembayaran untuk penelitian dan pengembangan (3.431.274.198,00)
Pembayaran untuk pendidikan dan penelitian (17.202.297.780,00)
Pembayaran untuk aktivitas operasi lainnya (311.294.401.461,00)
Kas diperoleh dari aktivitas operasi 1.960.166.562.239,00
Pembayaran pendapatan minimum Telkom (507.877.169.476,00)
Pembayaran pendapatan KSO yang harus kepada Telkom
(346.164.300.000,00)
Pembayaran pendapatan KSO yang harus dibagi kepada mitra KSO
(807.716.700.000,00)
Pembayaran pajak (254.626.285.785,00)
Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi 43.781.106.978,00
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penerimaan bunga deposito 11.802.052.083,00
Kenaikan bersih kas dan setara kas 55.583.159.061,00
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 80.099.736.126,00
G. Pengendalian Penerimaan Kas PT. Telkom Divre I Witel Sumut Barat
Data yang dikumpulkan oleh perusahaan hasilnya akan dianalisa kemudian
dikirimkan ke induk perusahaan dimana hal tersebut kemungkinan masih harus
disesuaikan lagi menurut keadaan internal perusahaan.
Dalam memeriksa penerimaan uang kas harus diperoleh keyakinan bahwa
semua penerimaan uang telah dipertanggungjawabkan serta telah dibukukan dan
semua uang yang seharusnya diterima benar-benar telah diterima dan dibukukan.
Ketika terjadi penerimaan uang, sebaiknya harus diperiksa juga uang yang
diterima melaui bank dan cash register. Uang kontan, cheque dan wesel yang
diterima harus dicatat menurut urutan waktunya.
Suatu perusahaan seperti PT. Telkom Divre I Witel Sumut Barat dijumpai
jenis transaksi kas yang biasa atau rutin dilakukan. Beberapa transaksi itu adalah:
1) Penggunaan jasa telekomunikasi (telepon, jaringan internet dan tv
berlangganan)
2) Penjualan kontan (tunai)
3) Penjualan kredit (piutang)
4) Gedung
5) Pembayaran kepada rekanan atau mitra.
Tentunya semua perusahaan mempunyai transaksi kas lain yang kurang
bersifat rutin. Seperti penerimaan penjualan harta tetap yang dapat ditangani oleh
pejabat tertentu atau yang memerlukan prosedur khusus. Kebanyakan masalah kas
akan berpusat pada transaksi yang baru dikemukakan diatas, karena untuk
penerimaan kas yang lebih bersifat luar biasa atau kurang banyak dengan mudah
adalah terutama dari penjualan tunai dan penerimaan piutang. Dalam pemeriksaan
kas, haruslah membandingkan daftar penerimaan kiriman uang dengan catatan
dalam buku kas dan bank yang dibuat oleh bagian keuangan.
Pemeriksaan buku penerimaan kas ditujukan untuk meyakinkan bahwa:
1. Semua penerimaan kas telah dipertanggungjawabkan denga tepat.
2. Uang yang telah diterima telah dibukukan dan semua uang yang seharusnya
diterima, telah diterima dan dibukukan.
Begitu pula dengan giro register dan tambahan faktur penjualan harus
disesuaikan pula dengan penerimaan penjualan tunai dalam buku kas atau bank.
Penerimaan kas yang kemudian disetor ke bank harus dicocokkan pula dengan
bukti setorannya dan rekening Koran bank.
Jika ditinjau dari asalnya, sumber penerimaan kas pada PT. Telkom Divre
I Witel Sumut Barat dapat dibagi menjadi beberapa golongan besar yaitu:
1. Penerimaan kas dari kegiatan usaha
a) Pendapatan tunai
b) Penerimaan upper
c) Pelunasan piutang usaha
2. Penerimaan kas dari aktivitas lainnya
a) Pelunasan piutang karyawan
b) Pelunasan piutang lain-lain
c) Pengambilan uang muka
d) Pengambilan uang titipan
e) Pelunasan hutang pajak lainnya
g) R/K kantor cabang
h) Penerimaan di luar usaha
i) Penerimaan yang diterima dimuka
j) Penerimaan lainnya.
3. Penerimaan dari aktivitas investasi
a) Pelepasan atau penjualan kertas berharga
b) Pelepasan atau penjualan penyertaan
c) Pelepasan atau penjualan aktiva tetap
d) Penerimaan deviden
4. Penerimaan dari aktivitas pendanaan
a) Penerimaan pinjaman
b) Penerimaan obligasi
c) Penerimaan saham
Didalam melancarkan transaksi penerimaan kasnya, PT. Telkom Divre I
Witel Sumut Barat telah menyusun penerimaan kas dalam system akuntansi. Bila
ditinjau dari penerimaan kas yang dilakukan PT. Telkom Divre I Witel Sumut
Barat menurut penulis sudah menerapkan system akuntansi yang cukup baik, serta
aturan yang berlaku dan dapat dikatakan baik karena:
1. Dari sisem pencatatan penerimaan kas yang ada apakah laporan tersebut benar
atau tidak
2. Semua penerimaan kas harus ada bukti transaksi
3. Mengenai pencatatan bukti-bukti transaksi sejenis harus diikuti dengan
ayat silang bank, sehingga setiap penerimaan dan pengeluaran kas yang
mempengaruhi kas harus dicatat silang langsung ke bank
4. Penggunaan bukti-bukti yang dirancang dengan baik dimana bukti-bukti
merekam terjadinya transaksi atas penerimaan telah dirancang sedemikian
rupa ataupun dibuat dalam bentuk yang sederhana dan mudah dimengerti
5. Pencatatan bukti dengan segera setelah adanya transaksi sepanjang bukti kas
tersebut telah dibuktikan dengan bukti-bukti maka pencatatannya dalam
pembukuan dengan segera oleh bagian keuangan sampai dengan proses
pembukuan lebih lanjut
6. Terciptanya kerjasama yang baik antara bagian yang berhubungan dengan
penerimaan kas tersebut
7. Bukti setoran ke bank serta daftar penerimaan uang harian diserahkan kepada
bagian akuntansi sehingga dapat di cek kebenarannya.
H. Pengendalian Pengeluaran Internal Kas PT. Telkom Witel Sumut Barat
Pengeluaran kas sangat bertujuan dalam mengelola transaksi keuangan
yang terjadi di PT. Telkom Divre I Witel Sumut Barat, dimana alur pengeluaran
kasnya adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Pengeluaran kas dimulai dari dokumen pertanggungan yang
dipertanggungkan oleh UBIS (Unit Bisnis) berdasarkan kegiatan atau operasi
yang dilakukan. UBIS akan membuat semua anggaran biaya yang akan
dipertanggungkan untuk dikirim ke bagian Finance Service. Setelah dokumen
dikirim ke bagian Finance Service maka akan diverifikasi pengadaan barang dan
jasa. Pelaksanaan verifikasi ini memerlukan keabsahan berkas atau dokumen
tagihan melalui kelengkapan beberapa dokumen yang harus disertakan dalam
pertanggungan keuangan adalah sebagai berikut:
1) Kontrak
2) Surat Tagihan
3) Kwitansi
4) Faktur Pajak
5) Berita Acara Serah Terima-1
6) Berita Acara Serah Terima-2
7) Berita Acara Uji Terima
UBIS (Unit Bisnis) Finance Service Sumber: PT. Telkom Medan
Keterangan:
a) Unit bisnis melakukan pencatatan setiap pengeluaran uang (pertanggungan)
baik berupa Tel.21 atau kontrak melalui Tools Finest dan dokumen
pertanggungan dikirimkan ke unit finance bersamaan dengan pengiriman
lewat Finest.
b) Unit finance akan melakukan verifikasi atas dokumen pertanggungan yang
diterima dengan ketentuan yang berlaku. Jika memenuhi ketentuan selanjutnya
akan dibukukan proses. Parking dan Posting dari finest ke SAP. SAP akan
mengeluarkan nomor dokumen posting pencatatan yang disebut jurnal
pencatatan. Seluruh dokumen posting pertanggungan akan dimintakan
pembayarannya ke kantor pusat unit cash operation dengan membuat SPB
(Surat perintah bayar) terlebih dahulu untuk setiap pertanggungan.
Dokumen Pertanggungan
Finest Finest SAP
c) Kemudian seluruh SPB (surat perintah bayar) akan direkap dan dimintakan ke
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap pengendalian internal kas terhadap
PT. Telkom Divre I Witel Sumut Barat maka penulis dapat mengambil beberapa
kesimpulan:
1. Pengendalian penerimaan dan pengeluaran kas telah dilaksanakan dengan
baik, dimana setiap transaksi disertai bukti pendukung. Setiap transaksi dicatat
dalam pembukuan, hal ini dapat mengurangi terjadinya penyalahan
penggunaan kas.
2. Unsur-unsur pengendalian internal kas yang diterapkan diperusahaan ini
adalah saling berhubungan erat dan mempunyai keterkaitan antara satu dengan
lainnya dapat memberikan kenyataan bahwa dengan adanya keterpaduan
antara unsur-unsur system pengendalian dapat menunjang kelancran
operasional perusahaan.
3. Penetapan pengendalian internal kas pada PT.Telkom Divre I Witel Sumut
Barat adalah bertujuan untuk memberikan kelancaran dalam proses
penerimaan dan pengeluaran kas serta proses transfer ke bank.
4. Setiap penerimaan dan pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pihak
yang berwenang sehingga dapat menghindari pengeluaran yang tidak sah.
5. Dengan adanya pengendalian internal kas yang dilaksanakan maka perusahaan
dapat terkoordinasi dengan baik sehingga hal ini akan mendorong tercapainya
tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.
B. Saran
Peneliti menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari kata sempurna,
dengan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis masih sangat terbatas. Maka
peneliti akan mencoba memberikan saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi
perusahaan. Beberapa saran peneliti yang mungkin berguna adalah sebagai
berikut:
1. Pentingnya dilakukan pemeriksaan dan pengendalian terhadap jalannya
prosedur penerimaan dan pengeluaran kas.
2. Sebaiknya kebiasaan yang telah baik dalam perusahaan dapat dipertahankan
agar dapat menjadi pedoman bagi perusahaan dalam melaksanakan operasi
perusahaan.
3. Tanggung jawab untuk penerimaan kas harus dari tanggung jawab untuk
pengeluaran kas.
4. Perusahaan perlu mengadakan rotasi pegawai sehingga pegawai yang lain
mengelola kas tidak dapat bekerja sama satu dengan yang lainnya.
5. Sebaiknya diadakan pemantauan terhadap prosedur-prosedur yang secara
berkala dan teratur agar pengendalian intern di perusahaan dapat berjalan
BAB II
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA
A. Sejarah Ringkas
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Persero) biasa disebut Telkom
Indonesia atau Telkom saja adalah perusahaan informasi dan komunikasi serta
penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap di Indonesia.Telkom
mengklaim sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, dengan
jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 15 juta dan pelanggan telepon seluler
sebanyak 104 juta.
Telkom merupakan salah satu BUMN yang sahamnya saat ini dimiliki
oleh Pemerintah Indonesia (52,47%), dan 47,53% dimiliki oleh Publik, Bank of
New York, dan Investor dalam Negeri. Telkom juga menjadi pemegang saham
mayoritas di 13 anak perusahaan, termasuk PT Telekomunikasi Selular
(Telkomsel).
a) Era Colonial
Gambar 2.1
Logo Telkom Tahun 1882
Pada tahun 1882, didirikan sebuah badan usaha swasta penyedia layanan
Hindia Belanda kedalam jawatan Post Telegraaf Telefoon (PTT).Sebelumnya,
pada tanggal 23 Oktober 1856, dimulai pengoperasian layanan jasa telegraf
elektromagnetik pertama yang menghubungkan Jakarta (Batavia) dengan Bogor
(Buitenzorg). Pada tahun 2009 momen tersebut dijadikan sebagai patokan hari
lahir Telkom.
b) Perusahaan Negara
Pada tahun 1961, status jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara Pos
dan Telekomunikasi (PN Postel).Kemudian pada tahun 1965, PN Postel
dipecahmenjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos & Giro) dan
Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi).
c) Perumtel
Gambar 2.2
Logo Telkom Tahun 1974
Pada tahun 1974, PN Telekomunikasi diubah namanya menjadi
Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel) yang menyelenggarakan jasa
telekomunikasi nasional maupun internasional. Tahun 1980 seluruh saham PT
Indonesian Satellite Corporation Tbk (Indosat) diambil alih pemerintah RI
menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menyelenggarakan jasa
Undang-undang Nomor 3 Tahun 1989 tentang Telekomunikasi, yang juga
mengatur peran swasta dalam penyelenggaraan telekomunikasi.
d) PT Telekomunikasi Indonesia (persero)
Gambar 2.3
Logo Telkom Tahun 1991
Pada tahun 1991 Perumtel berubah bentuk menjadi Perusahaan Perseroan
(Persero) Telekomunikasi Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25
Tahun 1991.Pada tanggal 14 November 1995 dilakukan Penawaran Umum
Perdana saham Telkom. Sejak itu saham Telkom tercatat dan diperdagangkandi
Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) (keduanya sekarang
bernama Bursa Efek Indonesia (BEI), Bursa Saham London (LSE) dan Bursa
Saham New York (NYSE). Saham Telkom juga diperdagangkan tanpa pencatatan
di Bursa Saham Tokyo.Jumlah saham yang dilepas itu adalah 933 juta lembar
saham.
Tahun 1999 ditetapkan Undang-undang Nomor 36 tahun 1999 tentang
Telekomunikasi. Tahun 2001 Telkom membeli 35% saham Telkomsel dari PT
Indosat sebagai bagian dari implementasi restrukturisasi industri jasa
bersama dan kepemilikan silang antara Telkom dan Indosat. Sejak bulan Agustus
2002 terjadi duopoli penyelenggaraan telekomunikasi lokal.
e) PT Telekomunikasi Indonesia (persero) Tbk
Gambar 2.4
Logo Telkom Tahun 2009
Pada 23 Oktober 2009, Telkom meluncurkan “New Telkom” (Telkom
Baru) yang ditandai dengan penggantian identitas perusahaan, dan pada tahun
2009 momen pendirian sebuah badan usaha swasta penyedia layanan pos dan
telegraf dijadikan sebagai patokan hari lahir Telkom.
Gambar 2.5
Perubahan Logo Baru Telkom
Pada tanggal 16 Agustus 2013 perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan
Indonesia, 17 Agustus 2013 memiliki arti khusus bagi PT Telekomunikasi
Indonesia, Tbk (Telkom), karena bersamaan dengan hari jadi tersebut Telkom
mempersembahkan tiga Mahakarya untuk Indonesia, yakni Telkomsel, Indonesian
Digital Network dan Internasional Expansion. Bertepatan dengan momen Hari
Telkom Indonesia tahun 2013 yang mencerminkan komitmen Telkom untuk
memberikan yang terbaik bagi bangsa Indonesia. Perayaan tersebut dikemas
dalam sebuah event menarik bertajuk “Mahakarya Telkom untuk Indonesia” yang
disiarkan secara langsung oleh RCTI, Jumat 16 Agustus 2013.Penampilan logo
baru tersebut mencakup perubahan logo secara menyeluruh dan berintegrasi
dengan empat aspek dasar perubahan, yaitu transformasi bisnis, infrastruktur,
sistem dan model operasi serta sumber daya manusia.
Penyelenggara Telekomunikasi membutuhkan manajemen yang lebih
profesional, oleh sebab itu perlu menyesuaikan bentuk perusahaan.Untuk itu
berdasarkan peraturan pemerintah No.25 tahun 1991, maka bentuk perusahaan
umum (perum) dialihkan menjadi Perusahaan Persero (Persero). Bisnis Telkom
terbagi menjadi 12 unit operasi regional, yang dikenal dengan nama “witel”
dikontrol secara terpusat oleh kantor pusat Telkom Bandung, Jawa Barat.
Tiap witel mempunyai strukutur manajemen tersendiri yang bertanggung
jawab terhadap aspek bisnis Telkom dalam wilayah mereka, dari penyediaan jasa
telepon hingga kegiatan manajemen dan pengaman, meskipun bukan merupakan
perusahaan yang berorientasi kepada laba. Sebagai bagian restrukturisasi, kegiatan
bisnis perusahaan terbagi dalam 3 area utama, yaitu: bisnis utama, bisnis
sampingan dan jasa pendukung bisnis perusahaan.
Bisnis utama perusahaan adalah menyediakan jasa sambungan lokal dan
sambungan lokal jarak jauh.Bisnis yang berhubungan termasuk jasa seluler
bergerak, saluran sewa telex, penyewaan satelit transponder, VSAT dan berbagi
jasa tambahan lainnya. Bisnis sampingan tersebut tidak dioperasikan oleh Telkom
Telkom mempunyai keuntungan langsung dan tidak langsung. Kemudian bisnis
seluler analog dioperasikan oleh Telkom dengan perjanjian pembagian
keuntungan bersama investor.Hal ini menjadi perhatian lebih bagi perusahaan
untuk mengubah penambahan bisnis sampingan kearah kerjasama.Perusahaan
juga merencanakan untuk mendelegasikan perusahaan luar (out source) untuk jasa
pendukung bisnis sebagai bagian dari restrukturisasi.PT Telkom Indonesia, Tbk
telah menghapus struktur wilayah usaha Telekomunikasi (WITEL) dan
diresmikan 7 (tujuh) Divisi Regional.Divisi Regional mempunyai tanggung jawab
untuk menyelenggarakan jasa telekomunikasi di wilayahnya masing-masing,
sedangkan Divisi Network berkewajiban menyelenggarakan jasa telekomunikasi
jarak jauh dalam negeri.Melalui pengoperasian jaringan transmisi jalur utama
nasional. Ketujuh Divisi Regional itu adalah :
a) Divisi Regional I, Sumatera.
b) Divisi Regional II, Jakarta & sekitarnya.
c) Divisi Regional III, Jawa Barat.
d) Divisi Regional IV, Jawa Tengah & DIY.
e) Divisi Regional V, Jawa Timur.
f) Divisi Regional VI, Kalimantan.
g) Divisi Regional VII, Kawasan Timur Indonesia, meliputi Sulawesi, Bali, Nusa
Tenggara, Maluku dan Irian Jaya.
Masing-masing divisi dikelola oleh suatu tim manajemen yang terpisah
berdasarkan prinsip disentralisasi serta bertindak sebagai pusat investasi (Divisi
Regional) & pusat keuntungan (Divisi Network), serta divisi lainnya yang
dari Divisi Pelatihan, Divisi Properti, Divisi Sistem Informasi. Berdasarkan
informasi divisi ini, maka kantor pusat diubah menjadi pusat biaya. Berlakunya
kebijaksanaan dekonsentrasi menjadikan jumlah SDM menjadi lebih sedikit.
Telkom Divisi I sumatra membawahi 8 kantor daerah pelayanan
telekomunikasi (Kandatel) Yaitu :
1. Kandatel Aceh dengan daerah pelayanan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
dan sebagian daerah Provinsi Sumatera Utara (Pangkalan Susu, Pangkalan
Brandan).
2. Kandatel Medan dengan daerah pelayanan Kotamadya Medan, sebagian besar
Kabupaten Langkat, dan sebagian daerah Kabupaten Deli Serdang (Tanjung
Morawa, Perbaungan, Lubuk Pakam dan Galang).
3. Kandatel Sumatera Utara (Sumut) dengan area pelayanan Provinsi Sumatera
Utara selain area pelayanan Kandatel Aceh dan Kandatel Medan.
4. Kandatel Sumatera Barat (Sumbar) dengan area pelayanan Provinsi Sumatera
Barat.
5. Kandatel Riau Daratan (Ridar) dengan area pelayanan Provinsi Riau kecuali
Riau Kepulauan.
6. Kandatel Riau Kepulauan (Rikep) dengan area pelayanan Riau Kepulauan.
7. Kandatel Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) dengan area pelayanan
Provinsi Sumatera Selatan Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung.
B. Logo PT Telkom Indonesia, Tbk
Logo PT Telkom Indonesia, Tbk dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 2.6 Logo PT Telkom Indonesia, Tbk
Sumber: PT Telkom Indonesia, Tbk
Penampilan logo baru tersebut mencakup perubahan logo secara
menyeluruh dan terintegrasi dengan 4 (empat) aspek dasar perusahaan, yaitu
Transformasi Bisnis, Infrastruktur, Sistem dan Model Operasi serta Sumber Daya
Manusia.
1. Lingkaran sebagai simbol dari kelengkapan produk dan layanan dalam
portofolio bisnis baru Telkom yaitu TIMES (Telecommunication, Information,
Media & Edutainment,dan Services).
2. Tangan yang meraih keluar, simbol ini mencerminkan pertumbuhan dan
ekspansi keluar (Empowering).
3. Jemari tangan, simbol ini memaknai sebuah kecermatan, perhatian, serta
kepercayaan dan hubungan yang erat (Assured).
4. Kombinasi tangan dan lingkaran, simbol dari matahari terbit yang maknanya
5. Telapak tangan yang mencerminkan kehidupan untuk menggapai masa depan
(Heart).
6. Tulisan Telkom Indonesia, sebagai pandu bendera Telekomunikasi Indonesia
(Indonesia Telecommunication Flag Carrier).
Sedangkan warna yang digunakan dalam logo adalah:
1. Warna merah mencerminkan spirit Telkom untuk selalu optimis dan berani
dalam menghadapi tantangan perusahaan.
2. Warna putih berarti suci, damai, cahaya dan bersatu, yang mencerminkan
semangat Telkom untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa.
3. Hitam merupakan warna dasar melambangkan kemauan keras.
4. Abu-abu yang merupakan warna transisi melambangkan teknologi.
C. Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi PT Telkom Indonesia, Tbk, yaitu:
“To become a leading Telecommunication, Information, Media,
Edutainment and Services (TIMES) player in the region”, (Untuk menjadi
perusahaan yang unggul dalam penyelenggaraan Telekomunikasi, Informasi,
Media, Edutainment dan Service (TIMES) di kawasan regional).
2. Misi PT Telkom Indonesia, Tbk, yaitu:
a) Menyediakan layanan “more for less” TIMES, dan
D. Struktur Organisasi
Secara umum pengertian dari struktur organisasi adalah suatu susunan
pekerjaan dari masing – masing pekerjaan yang terdapat dalam suatu perusahaan,
mulai dari tingkat yang paling atas sampai dengan tingkat yang paling bawah,
yang tersusun sedemikian rupa dalam suatu perusahaan. Organisasi merupakan
hal yang paling penting dalam menentukan tujuan perusahaan, atas dasar kerja
sama yang mempunyai bentuk dan susunan yang jelas dalam merumuskan tugas
setiap unsur antara yang satu dengan yang lainnya dalam hubungan kerja. Selain
itu juga untuk memperlancar dan mempermudah pimpinan untuk mengadakan
pengawasan terhadap tugasnya.
Agar tujuan organisasi tercapai dengan sebaik-baiknya maka dalam kerja
sama harus ada koordinasi yaitu kontak dan keselarasan diantara karyawan
maupun kegiatan-kegiatannya, sehingga semua berlangsung secara tertib dan
seirama dalam mencapai tujuan organisasi.
Adapun kegunaan dari pembagian tugas dalam sebuah organisasi adalah
sebagai berikut :
a) Untuk menghemat waktu, tenaga.
b) Mempermudah pelaksanaan kerja.
c) Mencegah adanya pemupukan pekerjaan dalam suatu bagian.
Struktur Organisasi Finance Service PT.Telkom Divre I Witel Sumut Barat
Gambar 2.7 Struktur Organisasi Finance Service
Sumber: PT Telkom Indonesia, Tbk General Manajer Telkom
Sumut Barat
MGR FS Witel Sumut Barat
Officer I Finance Service Officer I Cash &
Bank
E. Job Description
Berikut ini adalah uraian pekerjaan (job description) yang ada di PT.
Telkom Divre I pada Finance Service Witel Sumut Barat.
1. General Manajer Telkom Wilayah
General Manajer Telkom Wilayah memiliki tugas pokok sebagai berikut:
a) Komando untuk memastikan terlaksananya interelasi lateral (Lateral
Process) antar program eksekusi dari berbagai unit/devisi fungsional
dalam rangka pelaksanaan operasi pelayanan customer.
Operasi/Infrastruktur/Network/alat produksi dan interelasi dengan
stakeholder di wilayahnya.
b) Komando untuk memastikan terlaksananya operasi, namun tidak termasuk
terbatasnya dalam hal pengaturan prioritas baik untuk kebutuhan di kota
yang bersangkutan maupun kebutuhan operasi atas daerah yang berada
dalam lingkup wilayahnya.
c) Komando untuk pergerakan dan pedayagunaan seluruh sumber daya
manusia di lingkup operasinya.
d) Koordinasi untuk penyediaan dan optimalisasi penggunaan sarana/sumber
daya pendukung aktivitas eksekusi layanan customer dan
operasi/Infrastruktur/Network/alat produksi wilayahnya.
e) Komando untuk memastikan pelaksanaan operasi di wilayahnya sesuai
dengan kebijakan/bisnis proses yang telah ditentukan oleh unit/divisi
fungsional.
g) Komando untuk koordinasi operasi infra daerah dalam lingkup wilayahnya
atau lintas wilayah yang khususnya untuk kantor wilayah yang ada di kota
“Ex Regional” (Medan, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya,
Balikpapan, Makassar, dan kota lain yang bisa dijadikan basis agregat
“Regional”).
Tanggung jawab utama General Manager Wilayah:
a) Memastikan seluruh sumber daya (anggaran, sarana pendukung alat
produksi dan SDM) yang berada atau dialokasikan di lokasi daerah terkait
dimanfaatkan secara optimal untuk melakukan eksekusi seluruh program
bisnis Telkom dalam upaya pemenangan kompetisi di lokasi wilayah
terkait.
b) Memastikan terkondisinya proses eksekusi seluruh program bisnis pada
tingkta speed dan cost leadership yang memadai untuk merespon dinamika
kompetisi di lokasi wilayah terkait.
c) Memastikan terlaksana dan terkoordinasinya eksekusi seluruh program
bisnis dari berbagai divisi fungsional yang telah dialokasikan ke wilayah
yang bersangkutan.
2. Office Manager Finance Service Telkom Divre I Witel Sumut Barat
Berfungsi:
a) Memastikan kebutuhan UBIS area operasinya dievaluasi secara cermat
dan payment point dikelola efektif untuk tidak menyalahgunakan layanan
b) Memastikan setiap transaksi perpajakan UBIS area operasi direview atau
diverifikasi dan dilengkapi dengan dokumen yang memadai untuk
menjamin kelengkapan eviden-eviden dokumen perpajakan (faktur, bukti
potong, spp).
c) Memastikan daftar SPB diverifikasi kesesuaian kewenangan
pembayarannya yang jatuh tempo untuk menjamin pembayaran SPB.
d) Memastikan setiap posting atas transaksi Cash In/Cash Out direview dan
dinilai untuk menjamin hasil posting telah sesuai dengan dokumen.
e) Memastikan internal control dilaksanakan dengan konsisten pada seluruh
point control.
f) Memastikan pencatatan transaksi keuangan dikendalikan untuk
menyajikan saldo yang akurat.
3. Officer 1 Cash & Bank
Berfungsi:
a) Memastikan program kerja dan kinerja atasan dan data atau informasi
lainnya yang relevan dengan pekerjaan dipetakan dan diintegrasikan untuk
menyusun program kerja dan sasaran pekerjaan OFF 1 Cash & Bank.
b) Memastikan penerimaan kas dan penggunaan kas direview dan diposting.
c) Memastikan dokumen-dokumen penerimaan kas dan pengeluaran kas
disimpan.
d) Melakukan verifikasi pengeluaran kas untuk mengendalikan validitas.
4. Officer I & II Cash In Operation
Berfungsi:
a) Memastikan penerimaan kas dan penggunaan kas direview dan diposting.
b) Memverifikasi kesesuaian penerimaan kas dengan rekening koran.
c) Memverifikasi pendapatan yang bersifat tunai maupun piutang.
d) Mereview dan memposting pendapatan yang telah diverifikasi.
e) Memastikan cash in terkendali dengan baik.
f) Menginisiasi penjelasan-penjelasan pada rekonsiliasi.
5. Officer I Finance Service
Berfungsi:
a) Memastikan seluruh dokumen cash in diverifikasi untuk menyusun jurnal
transaksi cash in.
b) Seluruh dokumen transaksi disimpan sesuai dengan prinsip kearsipan yang
efektif.
c) Memastikan rekonsiliasi saldo account sekunder dan saldo rekening koran
dilaksanakan secara periodik.
d) Memastikan kompetisi yang dipersyaratkan bagi OFF 1 FS ditingkatkan
melalui pembentukan keahlian baru yang lebih efektif dan inovatif.
e) Berinteraksi secara berkesinambungan terhadap mitra kerja sehingga
membangun kolaborasi yang sinergis dan mendapatkan feed back.
6. Officer II Finance Service
Berfungsi:
a) Memposting transaksi perpajakan untuk menjamin akurasi saldo transaksi
b) Menyajikan laporan pajak akurat dan tepat waktu.
c) Memastikan dokumen terkait pajak tersimpan.
d) Seluruh tagihan direview dan diverifikasi untuk menjamin dokumen
tersebut lengkap dan sesuai dengan memo jurnal dan park dokumen.
F. Jaringan Usaha/Kegiatan
PT. Telkom Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
usaha telekomunikasi dan bisnis utama perusahaan ini yaitu menyediakan
sambungan lokal dan sambungan lokal jaraj jauh. Dalam perusahaan PT. Telkom
Indonesia terdapat beberapa layanan diantaranya yaitu:
a) Sambungan Telepon Tidak Bergerak Kabel
1. TELKOM Lokal
TELKOM lokal adalah layanan untuk panggilan antar pekanggan tetap,
dalam jarak kurang dari 30 km atau di dalam satu wilayah lokal.Tarif yang
dikenakan adalah tarif telpon lokal, yaitu Rp 250 per pulsa.
2. TELKOM SLJJ
TELKOM SLJJ (Sambungan Lokal Jarak Jauh), adalah layanan telepon
jarak jauh dalam wilayah Indonesia. Nomor panggilan dan nomor yang dipanggil
berbeda wilayah kode area.Biaya penggunaan tergantung pada jarak, waktu dan
tanggal panggilan ini dilakukan.
3. TELKOM SLI-007
Sebelumnya layanan ini dijuluki dengan TELKOM Internasional Call
adalah layanan jasa komunikasi antar Negara dengan menggunakan kode.Layanan
ini melalui bantuan operator dengan memutar nomor akses 107.
4. TELKOM Speedy
Speedy Broadband Acces merupakan layanan internet pita lebar yang
memanfaatkan teknologi Asymmetric Digital Subscriber Line (“ADSL”) dengan
kecepatan tinggi hingga 3 Mbps. Speedy menyediakan layanan data, multimedia
dan telepon/fax secara bersamaan (simultan) dengan hanya menggunakan saluran
telepon kabel yang sudah ada.
b) Sambungan Telepon Tidak Bergerak Nirkabel
1. TELKOMFlexi
TELKOMFlexi adalah layanan terkomunikasi suara dan data yang
berbasis nirkabel.Layanan ini terbatas pada satu area tertentu dalam arti pelanggan
hanya dapat menggunakannya dalam sebuah kode area tertentu.Biaya
pemakaiannya mengacu pada tarif telepon rumah. TELKOMFlexi menawarkan
tiga layanan dasar: suara, SMS, dan data dengan kecepatan rendah. Layanan
bernilai tambah juga tersedia seperti Ring Back Tone (RBT).
c) Data dan Internet
1. TELKOMGlobal-01017
TELKOMGlobal-01017 merupakan layanan premium panggilan VoIP
internasional yang memanfaatkan jaringan internet dengan kode akses 01017
untuk panggilan ke lebih dari 253 kode negara tujuan. Tarif layanan ini adalah
76,9% dari tarif SLI untuk semua negara dan tidak mengenal timeband (tarif flat
2. TELKOMSave
TELKOMSave adalah layanan panggilan jarak jauh dan panggilan
internasioan VoIP standar, sejenis dengan
TELKOMGlobal-01017.TELKOMSave merupakan layanan yang menggunakan metode dialing dua
tahap.Agar dapat melakukan panggilan internasional atau panggilan jarak jauh,
pelanggan terlebih dahulu harus memutar nomor akses, memasukkan nomor PIN,
selanjutnya memutar nomor tujuan.
3. TELKOMNet-Instant
TELKOMNet-Instant merupakan layanan akses internet dial-up tanpa
perlu berlangganan dan khusus dirancang dengan konsep yang mudah dan
sederhana untuk memenuhi kebutuhan aksesbilitas.
4. Plasa.com
Layanan portal web PT. Telkom Indonesia yang menyajikan layanan
informasi serta komunikasi internet berbahasa Indonesia dengan fokus layanan
pada komunitas pendidikan nasional.
5. Kartu i-VAS
Untuk mendukung para pengguna internet, PT. Telkom Indonesia
mengeluarkan kartu Internet Value Added Service (“i-VAS”) yang merupakan alat
pembayaran prabayar untuk mengakses berbagai konten layanan internet.
6. Ventus
Ventus merupakan layanan bernilai tambah konvergensi antara email dan
memungkinkan pengguna seluler melakukan relay email yang umumnya
dihubungkan via dekstop dan laptop dialihkan ke smartphone (telepon seluler).
d) Jaringan dan Interkoneksi
1. TELKOMVision
TELKOMVision merupakan brand name dari PT. Indonusa Telemedia,
anak perusahaan yang bergerak di bidang TV berbayar.Layanan yang diberikan
TELKOMVision terdiri dari TV kabel, akses internet cepat dan TV satelit.
2. TELKOMIntercarrier
TELKOMIntercarrier merupakan layanan interkoneksi untuk
penyelenggara jasa dan jaringan lainnya (other licensed operator/OLO).
e) Seluler
1. Telkomsel
Telkomsel merupakan penyedia layanan telekomunikasi seluler dengan
teknologi GSM atau 3G. Seluruh fitur layanan telkomsel didukung oleh jangkauan
sinyal yang luas dan tarif yang kompetitif untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
akan komunikasi dan multimedia.
2. kartuHALO
kartuHalo diperkenalkan pertama kali pada tahun 1995 dan merupakan
kartu pascabayar yang paling banyak digunakan. Pada akhir 2009 kami memiliki
2 (dua) juta pelanggan kartuHalo. Dengan pangsa pasar sekitar 38,2% dari
3. simPATI
Produk ini merupakan kartu prabayar pertama dan terpopuler di Asia dan
merupakan produk Telkomsel yang paling akses.Perbedaan dengan layanan
prabayar operator lainnya adalah simPATI memberikan jasa roaming
internasional dan bebas roaming nasional/domestik.
4. Kartu AS
Diluncurkan pada tahun 2004 dan produk ini merupakan kartu prabayar
yang murah dan terjangkau.Kartu AS dapat digunakan diseluruh Indonesia dengan
tarif percakapan yang sangat kompetitif.
G. Kinerja Terkini
Kegiatan usaha PT. Telkom Indonesia Tbk yang sudah beroperasi yaitu:
jasa telepon dalam negeri merupakan usaha PT. Telkom yang memberikan
pendapatan terbesar. Komposisi pendapatan jasa yang meliputi: biaya pasang,
biaya abonemen (langganan) bulanan dan biaya pemakaian telepon untuk
panggilan lokal dan jarak jauh, pelayanan jasa telepon dalam negeri juga termasuk
penyediaan telepon umum, baik kartu maupun koin.
Jasa interkoneksi kepada penyelenggara telekomunikasi lain merupakan
jasa telekomunikasi karena adanya penyelenggara sambungan telekomunikasi
oleh pihak lain, seperti PT. Indosat. Dari hasil penyelenggara ini PT. Telkom
Indonesia Tbk memperoleh pendapatan yang diterima dari penyelenggara atau
Jasa telepon bergerak seluler yaitu penyelenggraan sambungan telepon
bergerak seluler (STBS) ini bekerja sama dengan pihak lain atau dengan sistem
patungan atau bagi hasil. Jasa satelit merupakan jasa yang disediakan oleh PT.
Telkom Indonesia Tbk dari penyewaan transponden satelit dan dimulai tahun
1996 beralih pasa satelindo, namun PT. Telkom terus melanjutkan jasa stasiun
bumi untuk hubungan telekomunikasi melalui sistem satelit komunikasi.
Jasa lainnya adalah meliputi jasa internet, e-mail, calling card, telex,
telegram, dan lainnya. TELKOMFlexi yang merupakan layanan jasa
telekomunikasi tanpa kabel (wireless) dengan teknologi berbasisi CDMA (Code
Division Multiple Access). Dan yang terbaru yaitu Indihome dimana indihome ini
merupakan layanan triple play dari Telkom yang terdiri dari telepon rumah,
internet on fiber atau high speed internet, dan usee tv cable (IP TV) beserta
beberapa fitur tambahan seperti Indihome View, Melon, dan Trend Micro Internet
Security.
H. Rencana Usaha/Kegiatan
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
perusahaan adalah menyelenggarakan jaringan dan layanan telekomunikasi,
informatika serta optimalisasi sumber daya perusahaan. Untuk mencapai tujuan
tersebut, Perusahaan menjalankan kegiatan usaha yang meliputi:
1. Usaha Utama
a) Merencanakan, membangun, menyediakan, mengembangkan,
jaringan telekomunikasi dan informatika dalam arti yang seluas-luasnya
dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b) Merencanakan, mengembangkan, menyediakan, memasarkan atau menjual
dan meningkatkan layanan jasa telekomunikasi dan informatika dalam arti
yang seluas-luasnya dengan memperhatikan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2. Usaha Penunjang
a) Menyediakan layanan transaksi pembayaran dan pengiriman uang melalui
jaringan telekomunikasi dan informatika.
b) Menjalankan kegiatan dan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya
yang dimiliki Perusahaan, antara lain pemanfaatan aset tetap dan aset
bergerak, fasilitas sistem informasi, fasilitas pendidikan dan pelatihan dan
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Setiap perusahaan pada umumnya bertujuan untuk memperoleh
keuntungan yang maksimal, perkembangan perusahaan, perluasan dan
kelangsungan hidup perusahaan serta untuk mendapatkan presentase
ditengah-tengah masyarakat sekitar.Untuk mencapai tujuan tersebut pihak manajemen
menerapkan beberapa pengendalian yang salah satunya adalah pengawasan
internal.
Pengendalian internal perusahaan didukung oleh manajemen dan sistem
pengendalian yang diterapkan.Tujuan pengendalian internal adalah untuk
mengamankan harta perusahaan dari berbagai bentuk penyelewengan yang dapat
merugikan perusahaan, meningkatkan efisiensi dan mendorong karyawan
mematuhi kebijakan manajemen.
Seluruh aktivitas perusahaan baik itu perusahaan dagang, industri maupun
jasa, akan mempengaruhi perputaran dari pada uang kas, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Karena sebagian besar dari transaksi yang terjadi pada
perusahaan umunya mempengaruhi perputaran uang kas perusahaan.
Kas merupakan bagian aktiva yang lancar jika dibandingkan dengan aktiva
lainnya dan sangat mudah untuk diselewengkan sehingga selalu menjadi objek
ataupun tujuan utama untuk disalahgunakan.Oleh karena itu Pengendalian Internal
sangat penting artinya bagi manajemen sebagai alat untuk melindungi harta milik
perusahaan akan memperoleh laba yang diinginkan dan sebaliknya apabila
Pengendalian Intern lemah akan menimbulkan kesalahan dan kecurangan yang
akibatnya sangat mempengaruhi segala aktivitas yang ada pada perusahaan.
PT. Telkom Indonesia Tbk (Persero) adalah badan usaha milik Negara
yang telah “go public” yang bergerak di bidang penyedia jasa dan jaringan
telekomunikasi secara lengkap di Indonesia. Dalam operasionalnya sehari-hari
perusahaan ini terus terlibat dalam penerimaan dan pengeluaran kas dengan
jumlah yang sangat besar, sehingga sangat diperlukan adanya pengendalian
Internal kas yang efektif untuk mengawasi transaksi penerimaan dan pengeluaran
kas tersebut.
Pengendalian Internal merupakan masalah yang sangat penting dalam
pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan dan untuk perlindungan dan
pengawasan terhadap kas secara khususnya. Untuk itu peneliti membuat tugas
akhir yang berjudul: ”Pengendalian Internal Kas Pada PT. Telkom Divisi
Regional I Wilayah Telkom Sumut Barat”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka terdapat
perumusan masalah yang menjadi objek penelitian, yakni masalah pokok yang
akan dibahas dalam tugas akhir ini:
1. Bagaimana sistem pengendalian internal kas yang berlaku di PT. Telkom
Divre I Witel Sumut Barat?
2. Apakah pengendalian internal kas yang diterapkan pada PT. Telkom Divre
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai pengendalian internal
kas pada perusahaan tersebut.
2. Untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan sistem pengendalian internal
kas yang diterapkan pada perusahaan tersebut.
D. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi perusahaan
a) Untuk memberikan masukan yang mungkin bermanfaat bagi
pemimpin perusahaan dalam hal pengendalian kas secara tepat dan
dapat memperkecil kemungkinan terjadinya penyelewengan kas.
b) Diharapkan dapat sebagai masukan dalam menyusun tata kerja yang
efektif.
2. Bagi penulis
Bahwa seluruh tahapan penelitian serta hasil dari penelitian yang diperoleh
dapat memperluas wawasan dan sekaligus memperoleh pengetahuan
empirik mengenai penerapan ilmu akademis yang didapatkan selama
mengikuti kegiatan perkuliahan.
3. Bagi peneliti selanjutnya
hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk
penelitian selanjutnya yang bersangkutan dengan sumber dan penggunaan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
PENGENDALIAN INTERNAL KASPADA PT. TELKOM DIVISI REGIONAL I WILAYAH TELKOM SUMATERA UTARA
BAGIAN BARAT
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh:
MUHAMMAD IHSAN
122101064
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan
Pendidikan Pada Program Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
NAMA : MUHAMMAD IHSAN
NIM : 122101064
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
JUDUL : PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA
PT. TELKOM DIVRE I WITEL SUMUT BARAT
Tanggal : Juli 2015
Tanggal : Juli 2015
Tanggal : Juli 2015
DOSEN PEMBIMBING
Inneke Qamariah SE, MSi. NIP. 197410122005012003
KETUA PROGRAM STUDI
DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
Dr. Yeni Absah, SE, M.Si. NIP. 197411232000122001
DEKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
KATA PENGANTAR
Bismiillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum. Wr. Wb
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadiran Allah SWT atas
segala rahmat Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini guna
memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan pendidikan di
Program Studi Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.Adapun judul Tugas Akhir ini adalah “Pengendalian
Internal Kas Pada PT. Telkom Divre I Witel Sumut Barat”.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya
kepada orang tua. Ayahanda Ishak dan Ibunda Ferry Sriyani atas bimbingan,
motivasi, nasihat, bantuan material serta doa yang tidak pernah berhenti kepada
penulis.
Penulis selama masa perkuliahan hingga penulisan Tugas Akhir ini telah
banyak mendapati bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara Utara.
2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III
3. Ibu Inneke Qamariah SE,MSi selaku dosen pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing dan
menyarankan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
4. Ibu Dian Fitri selaku mentor magang beserta seluruh staff bagian Enterprise
Service PT. Telkom Divre I Witel Sumut Barat yang telah memberikan izin
kepada penulis untuk melakukan penelitian serta memberikan data dan
informasi yang sangat dibutuhkan penulis.
5. Ayahanda tercinta Ishak dan Ibunda Ferry Sriyani tercinta yang telah banyak
berkorban dan memberikan kasih saying, perhatian, dukungan dan doa tiada
henti-hentinya selama ini hingga penulis bisa menyelesaikan Tugas Akhir ini.
6. Kepada Saudara kandung penulis Muhammad Ilham, Ega Astika Ayufi dan
Kevin Anugerah yang telah memberikan dorongan motivasi dan semangat
kepada penulis.
7. Seluruh teman Departemen Manajemen Keuangan Stambuk 2012, khususnya
buat sahabat penulis Rio, Hanes, Alder, Auliya, Billah, Fadel, Lifti, Theresia,
Meirina, Rahma, Indah dan Riahni beserta teman-teman grup B yang selalu
memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.
Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang terlibat dalam penyelesaikan Tugas Akhir ini.Apabila ada perkataan penulis
yang salah, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Medan, Juli 2015
Penulis
122101064
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 2
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 3
BAB II PROFIL PT. TELKOM DIVRE I WITEL SUMUT BARAT A. Sejarah Ringkas……… 4
B. Logo PT. Telkom Indonesia, Tbk ... 11
C. Visi dan Misi Perusahaan ... 12
D. Struktur Organisasi ... 13
E. Job Description ... 15
F. Jaringan Usaha/Kegiatan ... 19
G. Kinerja Terkini ... 24
H. Rencana Usaha/Kegiatan ... 25
BAB III PEMBAHASAN A. Pengendalian intern ... 26
B. Pengertian Kas ... 39
C. Pengertian Pengendalian Internal Kas ... 31
D. Tujuan Pengendalian Internal Kas ... 33
E. Unsur-unsur Pengendalian Internal Kas ... 34
F. Kas Masuk dan Kas Keluar ... 36
G. Pengendalian Penerimaan Kas PT. Telkom Witel Sumut Barat ... 39
H. Pengendalian Pengeluaran Kas PT. Telkom Witel Sumut Barat ... 42
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 46
B. Saran ... 47
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
Gambar 2.1 Logo PT. Telkom Indonesia Tahun 1882 ... 4
Gambar 2.2 Logo PT. Telkom Indonesia Tahun 1974 ... 5
Gambar 2.3 Logo PT. Telkom Indonesia Tahun 1991 ... 6
Gambar 2.4 Logo PT. Telkom Indonesia Tahun 2009………….. 7
Gambar 2.5 Logo terbaru PT. Telkom Indonesia……….. 7
Gambar 2.6 Logo PT. Telkom Indonesia……… 11
Gambar 2.7 Struktur Organisasi PT. Telkom Indonesia, Tbk
Bagian Finance Service……… 14
Gambar 3.1 Alur Pengeluaran Kas……… 42
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
Tabel 3.1 Laporan Arus Kas PT. Telkom Divre I