• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model of policy on the restoration of conservation forest area

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Model of policy on the restoration of conservation forest area"

Copied!
265
0
0

Teks penuh

  • Penulis:
    • Wawan Gunawan
  • Pengajar:
    • Sambas Basuni
    • Andry Indrawan
    • Lilik Budi Prasetyo
    • Herwasono Soedjito
  • Sekolah: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
  • Mata Pelajaran: Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
  • Topik: Model Kebijakan Restorasi Kawasan Hutan Konservasi
  • Tipe: Disertasi
  • Tahun: 2012
  • Kota: Bogor

I. Pendahuluan

Bagian pendahuluan ini membahas latar belakang pentingnya restorasi hutan konservasi di Indonesia, mengingat tingginya laju kerusakan hutan dan dampaknya terhadap keanekaragaman hayati dan jasa lingkungan. Ditekankan perlunya model kebijakan restorasi yang komprehensif, efektif, dan diterima oleh berbagai pemangku kepentingan. Penelitian ini bertujuan untuk membangun model tersebut, yang mencakup kriteria prioritas kawasan dan lokasi restorasi, penentuan referensi restorasi, serta pemilihan spesies prioritas. Bagian ini juga menjelaskan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat, dan kebaruan penelitian.

1.1. Latar Belakang

Sub-bab ini menjelaskan konteks kerusakan hutan konservasi di Indonesia, mengutip data statistik tentang luas kerusakan dan penyebabnya (perambahan, penebangan liar, dll.). Ditekankan pentingnya peran hutan konservasi dalam menjaga keanekaragaman hayati dan jasa lingkungan, serta urgensi restorasi untuk mencegah meluasnya kerusakan. Sub-bab ini membangun argumen untuk perlunya penelitian ini dengan menjelaskan kurangnya kebijakan khusus mengenai restorasi hutan konservasi.

1.2. Kerangka Pemikiran

Sub-bab ini menjelaskan kerangka berpikir penelitian dengan menghubungkan konsep-konsep kunci seperti degradasi hutan, jenis eksotik invasif, dan tujuan restorasi ekologi. Dipaparkan perbedaan antara reklamasi, rehabilitasi, dan restorasi ekologi, serta pentingnya mempertimbangkan aspek biologi, fisik, sosial-budaya, dan ekonomi dalam proses restorasi. Kerangka pemikiran ini mengarah pada pengembangan model kebijakan yang mencakup kriteria prioritas kawasan, lokasi restorasi, referensi restorasi, dan spesies prioritas. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dipilih sebagai lokasi uji coba model.

1.3. Perumusan Masalah

Sub-bab ini merumuskan masalah utama penelitian, yaitu bagaimana membangun model kebijakan restorasi hutan konservasi yang efektif dan diterima. Kemudian, dirumuskan masalah-masalah khusus yang akan dijawab dalam penelitian, meliputi kriteria prioritas kawasan dan lokasi restorasi, penentuan referensi restorasi, pemilihan spesies prioritas, dan uji coba model.

1.4. Tujuan Penelitian

Sub-bab ini menjelaskan tujuan umum penelitian, yaitu membangun model kebijakan restorasi hutan konservasi yang efektif dan diterima. Kemudian, dirumuskan tujuan-tujuan khusus yang akan dicapai, meliputi perumusan kriteria prioritas kawasan dan lokasi restorasi, penentuan referensi restorasi, pemilihan spesies prioritas, dan uji coba model.

1.5. Manfaat Penelitian

Sub-bab ini menguraikan manfaat penelitian bagi pengembangan ilmu pengetahuan, pemerintah, peneliti, dan masyarakat lokal. Manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan berupa kontribusi baru dalam bidang restorasi hutan konservasi. Manfaat bagi pemerintah berupa rekomendasi kebijakan. Manfaat bagi peneliti berupa informasi dan referensi untuk penelitian selanjutnya. Manfaat bagi masyarakat lokal berupa pemulihan kondisi hutan dan peningkatan kesejahteraan.

1.6. Kebaruan (Novelty)

Sub-bab ini menjelaskan kebaruan penelitian, yang terletak pada model kebijakan restorasi hutan konservasi yang dikembangkan, meliputi pendekatan dalam merumuskan kriteria prioritas kawasan dan lokasi restorasi, penentuan referensi restorasi, dan pemilihan spesies prioritas. Kebaruan ini menekankan pada pengembangan metode dan pendekatan yang inovatif untuk mengatasi masalah restorasi hutan konservasi di Indonesia.

II. Tinjauan Pustaka

Bagian ini menjabarkan landasan teori dan konsep yang relevan dengan penelitian, meliputi restorasi ekologi, jenis eksotik dan asli, kawasan konservasi (termasuk kategorisasi, fungsi, dan pengelolaannya), persepsi dan partisipasi masyarakat, serta model dan kriteria. Tinjauan pustaka ini memberikan kerangka teoritis untuk memahami isu restorasi hutan konservasi dan membangun model kebijakan yang sesuai.

2.1. Restorasi Ekologi

Sub-bab ini membahas definisi dan konsep restorasi ekologi, membandingkannya dengan reklamasi dan rehabilitasi. Diskusi mencakup berbagai pendekatan dalam restorasi ekologi, tujuan restorasi, dan pentingnya ekosistem referensi dalam menentukan tujuan restorasi. Sub-bab ini juga mengkaji berbagai definisi restorasi ekologi dari berbagai sumber dan menekankan pentingnya memahami perbedaan antara restorasi, preservasi, dan degradasi hutan.

2.2. Jenis Eksotik (Exotic Species) dan Jenis Asli (Native Species)

Sub-bab ini menjelaskan perbedaan antara jenis eksotik dan asli, serta dampak negatif jenis eksotik invasif terhadap ekosistem. Diskusi meliputi bagaimana jenis eksotik dapat mengganggu struktur dan fungsi ekosistem, dan perlunya mempertimbangkan aspek jenis asli dalam strategi restorasi. Sub bab ini juga mengkaji bagaimana jenis eksotik dapat mempengaruhi laju erosi tanah dan menjadi kompetitor bagi jenis asli.

2.3. Kawasan Konservasi

Sub-bab ini membahas definisi dan kategorisasi kawasan konservasi di Indonesia, fungsi dan manfaatnya, serta prinsip-prinsip pengelolaannya. Diskusi meliputi berbagai tipe kawasan konservasi (taman nasional, cagar alam, dll.) dan pentingnya kawasan konservasi dalam menjaga keanekaragaman hayati dan jasa lingkungan. Sub-bab ini juga membahas peraturan perundang-undangan yang mengatur kawasan konservasi di Indonesia.

2.4. Persepsi

Sub-bab ini membahas konsep persepsi masyarakat terhadap restorasi hutan konservasi dan bagaimana persepsi tersebut dapat mempengaruhi partisipasi dan keberhasilan program restorasi. Sub-bab ini menjelaskan bagaimana persepsi masyarakat perlu dipertimbangkan dalam merancang kebijakan restorasi yang efektif dan berkelanjutan.

2.5. Partisipasi

Sub-bab ini membahas pentingnya partisipasi masyarakat dalam proses restorasi hutan konservasi. Diskusi meliputi berbagai bentuk partisipasi masyarakat dan bagaimana partisipasi tersebut dapat meningkatkan keberhasilan program restorasi. Sub-bab ini juga akan menjelaskan pentingnya pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan hutan konservasi.

2.6. Model

Sub-bab ini menjelaskan berbagai jenis model yang dapat digunakan dalam penelitian ini, seperti model kebijakan dan model spasial. Diskusi meliputi kekuatan dan kelemahan dari masing-masing model, dan bagaimana model yang dipilih dapat membantu dalam menganalisis data dan membangun rekomendasi kebijakan. Sub-bab ini juga menjelaskan metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian.

2.7. Kriteria dan Indikator

Sub-bab ini menjelaskan konsep kriteria dan indikator yang digunakan dalam menentukan prioritas kawasan dan lokasi restorasi. Diskusi mencakup bagaimana kriteria dan indikator dipilih dan diukur, serta bagaimana kriteria dan indikator tersebut dapat digunakan untuk membangun model kebijakan yang komprehensif. Sub-bab ini juga akan menjelaskan bagaimana kriteria dan indikator tersebut dapat digunakan untuk menilai keberhasilan program restorasi.

III. Metode Penelitian

Bagian ini menjelaskan metodologi penelitian yang digunakan, meliputi desain penelitian, tahapan penelitian, metode pengumpulan data (survei, observasi lapangan, studi literatur), metode analisis data (AHP, analisis spasial), dan definisi operasional variabel. Penjelasan rinci tentang metode pembangunan model dan uji coba model di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango juga disertakan.

IV. Hasil dan Pembahasan

Bagian ini menyajikan hasil penelitian dan pembahasannya, meliputi hasil pembangunan model (kriteria prioritas kawasan dan lokasi restorasi, referensi restorasi, dan spesies prioritas), serta hasil uji coba model di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Pembahasan meliputi interpretasi hasil, implikasi hasil penelitian, dan keterbatasan penelitian.

V. Simpulan dan Saran

Bagian ini merangkum kesimpulan utama penelitian dan memberikan saran untuk pengembangan kebijakan dan penelitian selanjutnya. Kesimpulan mencakup model kebijakan restorasi hutan konservasi yang telah dikembangkan, serta implikasi model tersebut bagi pengelolaan hutan konservasi di Indonesia. Saran mencakup rekomendasi kebijakan dan usulan untuk penelitian lanjutan.

Referensi Dokumen

  • Analytical Hierarchy Process (AHP) ( Marimin )

Gambar

Gambar 2  Reklamasi, rehabilitasi, dan restorasi ekologi: A = kondisi hutan yang  dicapai melalui restorasi ekologi, B1 = hutan yang terdegradasi, B2 = hutan yang terdegradasi lebih jauh apabila dibiarkan tanpa perlakuan, D = hutan yang kembali terdegradasi akibat adanya gangguan, E1 = kondisi hutan yang dicapai melalui reklamasi, E2 = kondisi hutan yang dicapai melalui reklamasi dengan adanya pengolahan tanah atau pemupukan, F = kondisi hutan yang dicapai melalui rehabilitasi (diadopsi dari Lamb et al., 2003)
Gambar 7  Proses pengolahan citra
Tabel 3   Kriteria dalam merumuskan kawasan hutan konservasi yang perlu segera direstorasi
Gambar 12  Bobot kriteria dalam menentukan prioritas lokasi restorasi                  di kawasan hutan konservasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mutual Fund Name : REKSA DANA SIMAS PENDAPATAN TETAP ANDALAN Custodian Bank : BANK CIMB NIAGA TBK, PT. Mutual Fund Type :

Sehingga, apabila sepasang titik sudut yang berhadapan memiliki warna yang sama, maka jika satu titik dipilih dari empat titik yang lain pada lingkaran berwarna sama, maka jelas

 mengidentifikasi alat gambar teknik  menyebutkan macam-macam alat gambar Siswa mampu:  menjelaskan o prinsip-prinsip bahan logam o prinsip-prinsip bahan non logam Aplikasi

Garis Anggaran (Budget Line) B. Garis Anggaran Garis anggaran adalah garis yang menunjukkan jumlah barang yang dapat dibeli dengan sejumlah pendapatan atau anggaran tertentu,

• Pasal 13 PERJANJIAN menetapkan suatu kerangka kerja bagi pembagian keuntungan yang adil dari pemanfaatan sumber daya genetik yang diakses dari Sistem Multilateral, termasuk

Menunjuk Akuntan Publik dan/atau Kantor Akuntan Publik yang terdaftar pada OJK, Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro, dan Surja (Member Ernst & Young) sebagai akuntan publik