• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertumbuhan dan Produksi Melon (Cucumis meloL.) Terhadap Pemberian Pupuk NPK dan Pemangkasan Buah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pertumbuhan dan Produksi Melon (Cucumis meloL.) Terhadap Pemberian Pupuk NPK dan Pemangkasan Buah"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1. Data Pengamatan Panjang Tanaman (cm) 2 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 2. Data Sidik Ragam Panjang Tanaman 2 MST

(2)

Lampiran 3. Data Pengamatan Panjang Tanaman (cm) 3 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 4. Data Sidik Ragam Panjang Tanaman 3 MST

(3)

Lampiran 5. Data Pengamatan Panjang Tanaman (cm) 4 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 6. Data Sidik Ragam Panjang Tanaman 4 MST

(4)

Lampiran 7. Data Pengamatan Panjang Tanaman (cm) 5 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 8. Data Sidik Ragam Panjang Tanaman 5 MST

(5)

Lampiran 9. Data Pengamatan Panjang Tanaman (cm) 6 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 10. Data Sidik Ragam Panjang Tanaman 6 MST

(6)

Lampiran 11. Data Pengamatan Panjang Tanaman (cm) 7 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 12. Data Sidik Ragam Panjang Tanaman 7 MST

(7)

Lampiran 13. Data Pengamatan Panjang Tanaman (cm) 8 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 14. Data Sidik Ragam Panjang Tanaman 8 MST

(8)

Lampiran 15. Data Pengamatan Panjang Tanaman (cm) 9 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 16. Data Sidik Ragam Panjang Tanaman 9 MST

(9)

Lampiran 17. Data Pengamatan Jumlah Daun (helai) 2 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 18. Data Sidik Ragam Jumlah Daun 2 MST

(10)

Lampiran 19. Data Pengamatan Jumlah Daun (helai) 3 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 20. Data Sidik Ragam Jumlah Daun 3 MST

(11)

Lampiran 21. Data Pengamatan Jumlah Daun (helai) 4 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 22. Data Sidik Ragam Jumlah Daun 4 MST

(12)

Lampiran 23. Data Pengamatan Jumlah Daun (helai) 5 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 24. Data Sidik Ragam Jumlah Daun 5 MST

(13)

Lampiran 25. Data Pengamatan Jumlah Daun (helai) 6 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 26. Data Sidik Ragam Jumlah Daun 6 MST

(14)

Lampiran 27. Data Pengamatan Jumlah Daun (helai) 7 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 28. Data Sidik Ragam Jumlah Daun 7 MST

(15)

Lampiran 29. Data Pengamatan Jumlah Daun (helai) 8 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 30. Data Sidik Ragam Jumlah Daun 8 MST

(16)

Lampiran 31. Data Pengamatan Jumlah Daun (helai) 9 MST

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 32. Data Sidik Ragam Jumlah Daun 9 MST

(17)

Lampiran 33. Data Pengamatan Jumlah Cabang Primer (buah)

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 34. Data Sidik Ragam Jumlah Cabang Primer

(18)

Lampiran 35. Data Pengamatan Jumlah Cabang Sekunder (buah)

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 36. Data Sidik Ragam Jumlah Cabang Sekunder

(19)

Lampiran 37. Data Pengamatan Rasio Bunga Betina dan Jantan (%)

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 38. Data Sidik Ragam Rasio Bunga Jantan dan Betina

(20)

Lampiran 39. Data Pengamatan Produksi Per Tanaman (kg)

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 40. Data Sidik Ragam Produksi Per Tanaman

(21)

Lampiran 41. Data Pengamatan Produksi Per Plot (kg)

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 42. Data Sidik Ragam Produksi Per Plot

(22)

Lampiran 43. Data Pengamatan Mutu Buah Kelas A (%)

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 44. Data Sidik Ragam Mutu Buah Kelas A

(23)

Lampiran 45. Data Pengamatan Mutu Buah Kelas B (%)

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 46. Data Sidik Ragam Mutu Buah Kelas B

(24)

Lampiran 47. Data Pengamatan Mutu Buah Kelas C (%)

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 48. Data Sidik Ragam Mutu Buah Kelas C

(25)

Lampiran 49. Data Pengamatan Mutu Buah Kelas A (%) setelah transformasi data

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 50. Data Sidik Ragam Mutu Buah Kelas A

(26)

Lampiran 51. Data Pengamatan Mutu Buah Kelas B (%) setelah transformasi data

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 52. Data Sidik Ragam Mutu Buah Kelas B

(27)

Lampiran 53. Data Pengamatan Mutu Buah Kelas C (%) setelah transformasi data

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

Lampiran 54. Data Sidik Ragam Mutu Buah Kelas C

(28)

Lampiran 55. Bagan penanaman pada plot Jarak tanam 60 x 90 = 6 tanaman/plot

180 cm

90 cm

180cm

(29)

45 cm Lampiran 56. Bagan plot penelitian

(30)

Lampiran 57. Jadwal kegiatan pelaksanaan penelitian

No. Pelaksanaan Penelitian Minggu Ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1. Persiapan lahan X

2. Pemupukan organik X

4. Pemberian mulsa X

5. Penanaman X

6. Aplikasi Pupuk NPK X X

7. Pemeliharaan tanaman

Penyiraman Disesuaikan dengan kondisi lapangan

Penyulaman X

Pemangkasan X X

Pengendalian hama dan penyakit Disesuaikan dengan kondisi lapangan 8. Pengamatan parameter

Panjang Tanaman (cm) X X X X X X X X X

Jumlah Cabang primer dan sekunder (buah)

X

Jumlah Daun (helai) X X X X X X X X X

Rasio Bunga Jantan dan Betina X

Produksi Per Tanaman (kg) X

Produksi Per Plot (kg) X

Persenatse Mutu Buah (%) X

(31)

Lampiran 58. Deskripsi Varietas Action 434

Nomor Hibrida : Action 434

Bentuk Batang : persegi

Diameter Batang : 9.0 mm

Warna Batang : hijau

Bentuk Daun : bulat telur

Tepi Daun : berombak

Ujung Daun : tumpul

Warna Daun : hijau

Permukaan Daun : kasap

Umur Berbunga Jantan : 14 hari Umur Berbunga Hermaprodit : 25 hari

Umur Panen : 62 hari

Bentuk Buah : bulat

Panjang Buah : 11.3 cm

Diameter Buah : 9.1 cm

Lingkar Buah : 32.5 cm

Warna kulit buah muda : hijau Warna kulit buah tua : kuning Ketebalan daging buah : 20 mm Warna daging buah : putih

Tekstur buah : halus berserat

Aroma buah : tidak wangi

Kadar PTT : 5.1 0Brix

(32)
(33)

Lampiran 60. Lampiran Foto Buah Pada Tanaman Tanaman dengan satu buah

Tanaman dengan dua buah

(34)

DAFTAR PUSTAKA Agus, 2009., Melon. Tim Redaksi. Delta Media. Surakarta.

Damanik, M. M. B., Hasibuan, B. E., Fauzi, Sarifudin, Hanum, H., 2010. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. Universitas Sumatera Utara Press. Medan. Hal 44–45.

Direktorat Tanaman Buah., 2004. StandarPelaksanaan Operasi Melon. Direktorat Jendral Bina Produksi Hortikultura. Departemen Pertanian. Jakarta.

Everhart, E., Haynes, C., dan Taber, H., 2009. Melons. Iowa State University. Ames, Iowa.

Harjadi, S. S., 1989. Dasar – Dasar Hortikultura. Departemen Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hal 32-33.

Johnson, H., 1972. Fruit Set Problems in Squash Melon, and Cucumberss In Home Gradens. Devision of Agriculture Sciences. University of California, Riverside.

Kartasapoetra, A.G. dan Sutedjo., 2000. Pupuk dan Cara Pemupukannya. Rineka Cipta, Jakarta.

Lakitan, B., 1995. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Jakarta : Rajagrafindo Persada. Hal 51.

Leiwakabessy, F.M., U.M. Wahjudin, dan Suwamo., 2003. Kesuburan Tanah. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Novizan., 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia. Jakarta.

Paje, M. M dan H. A. M. Van Der Vossen., 1994. Cucumis melo L., p 153-157.

In: Siemonsma, J. S., K. Piluek (Eds). Prosea. Plant Resources of South-East Asia 8, Vegetable. Prosea. Bogor.

Poerwanto., 2004. Modul II Budidaya Buah-Buahan : Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Buah. Program Studi Hortikultura. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Purwanto., 2005. Pengaruh Pupuk Majemuk NPK dan Bahan Pemantap Tanah Terhadap Hasil dan Kualitas Buah Melon. Jurnal Penelitian UNIB : 54-60. Prajnanta, F., 2003. Melon : Pemeliharaan Secara Intensif : Kiat Sukses

Beragribisnis. Penebar Swadaya. Jakarta. Hal 23.

Primantoro, H., 1997. Memupuk Tanaman Buah. Penebar swadaya. Jakarta.Hal 20.

(35)

Rubatzky, V.E dan M. Yamaguchi., 1999. Sayuran dunia 3 : Prinsip, Produksi dan gizi. Edisi ke-2. Institut Teknologi Bandung. Bandung.Hal 520.

Rukmana, R., 1994. Budidaya Melon Hibrida.Kanisius. Yogyakarta. Samadi, B., 2004. Usaha Tani Melon. Kanisius. Yogyakarta.

Sobir dan Siregar F. D., 2010. Budidaya Melon Unggul. Penebar Swadaya, Jakarta.

Steel, R. G. D. dan J. H. Torrie., 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan Biometrik. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hal 42.

Sunadi, B., 2007. Melon Usaha Tani dan Penanganan Pasca Panen. Kanisius. Yogyakarta.

Sutejo, M. M., 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.

Tjitrosoepomo, G., 2004. Taksonomi Tumbuhan (Spermathopyta). Cetakan ke-8. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hal 227.

Verheij, E.W.M dan R.E. Coronel., 1992. Plant Resources of South East Asia No. 2 : Edible Fruit and Nut. Prosea, Bogor.

Yuda, A. dan Susila, A. D., 2008. Pengaruh Jumlah Per Tanaman dan Pangkas Pucuk (Toping) Terhadap Kualitas Buah pada Budidaya Melon

(CucumismeloL.) dengan Sistem Hidroponik. Makalah Seminar

(36)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakandi lahan petani di desa Tiga Juhar, kecamatan STM Hulu, kabupaten Deli Serdangdengan ketinggian ± 300 meter diatas permukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai dengan Agustus 2015.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih tanaman melon varietas Action 434, pupuk NPK 15:15:15, pupuk kandang, pestisida, mulsa, dan tali plastik.

Alat yang digunakan dalam penelitian iniadalahcangkul, kaleng dengan diameter 5 cm, knapsack, ember, meteran, gunting, kamera, buku data, alat tulis, dan gembor.

Metode Penelitian

Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 2 faktor perlakuan, yaitu :

Faktor I : Dosis pupuk NPK (N) dengan 4taraf, yaitu : N0 : 0 g/tanaman

N1 : 40 g/tanaman

N2 : 80 g/tanaman

N3: 120 g/tanaman

Faktor II : Pemangkasan Buah(P) dengan 4 tipe, yaitu : P0 : tanpa pemangkasan

(37)

P2 : 2 buah ditinggal/ tanaman

P3 : 3 buah ditinggal/ tanaman

Sehingga diperoleh 16 kombinasi perlakuan, yaitu :

N0P0 N1P0 N2P0 N3P0

N0P1 N1P1 N2P1 N3P1

N0P2 N1P2 N2P2 N3P2

N0P3 N1P3 N2P3 N3P3

Jumlah ulangan : 3 ulangan

Jumlah plot : 48 plot

Ukuran plot : 180 cm x 180 cm Jarak Tanam : 60 cm x 90 cm Jarak antar plot : 45 cm

Jarak antar blok : 50 cm Jumlah tanaman/plot : 6 tanaman Jumlah sampel per plot : 3 tanaman Jumlah sampel seluruhnya : 144 tanaman Jumlah tanaman seluruhnya : 288 tanaman

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dengan modellinear sebagai berikut :

Yijk= μ + ρi+ αj+ βk+ (αβ)jk+ εijk i = 1,2,3 j = 1,2,3,4 k = 1,2,3,4

dimana :

Yijk : Data hasil pengamatan dari unit percobaan blok ke-i denganperlakuan

(38)

ρi : Efek blok ke-i

αj : Efek pupuk NPK pada cara ke-j

βk : Efek perlakuan pemotongan buah pada taraf ke-k

(αβ)jk : Efek interaksi dari pemberian pupuk NPKpada taraf ke-j dan perlakuan

pemotongan buah pada taraf ke-k

εijk : Galat dari blok ke-i, pemberian pupuk NPK pada taraf ke-j dan

perlakuan pemotongan buah pada taraf ke-k

(39)

PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan

Persiapan lahan diawali dengan mengukur lahan yang akan ditanami, kemudian dibersihkan dari rerumputan, dan sisa–sisatanaman. Selanjutnya dibuat plot – plotdengan ukuran 180 cm x 180 cm.

Perlakuan Benih

Benih melon direndam selama 1 jam diwadah yang telah berisi air. Benih yang tenggelam kemudian ditiriskan dan dibungkus kertas koran basah selama 36 jam untuk menjaga agar benih tetap lembab sampai keluar calon akar.

Pemberian Mulsa

Mulsa plastik hitam perak dipasang sebelum tanampada saat matahari bersinar cerah agar bahan mulsa memuai maksimal. Bagian pinggiran bedengan diberi paku bilahan bambu agar mulsa plastik melekat erat pada bedengan. Mulsa plastik dilubangi dengan alat pelubang dari kaleng susu bekas.

Penanaman

Penanaman dilakukan dengan memasukkan satu benih tanaman melon pada setiap lubang tanam. Benih yang ditanam adalah benih yang sehat ditandai dengan munculnya calon akar.

Aplikasi Pupuk NPK 15:15:15

(40)

Pemeliharaan Tanaman

Tanaman akan tumbuh baik apabila dilakukan pemeliharaan tanaman secara rutin. Pemeliharaan tanaman yang dilakukan diantaranya penyiraman, penyulaman, pemangkasan, pengendalian hama dan penyakit.

Penyiraman

Penyiraman dilakukan 2 hari sekali sesuai dengan kondisi lapangan, jika terjadi hujan maka tidak perlu adanya penyiraman. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor.

Penyulaman

Penyulaman dilakukan 7 hari setelah tanam apabila bibit mati atau menunjukkan pertumbuhan abnormal. Tanaman dicabut beserta akarnya kemudian diganti dengan bibit/tanaman baru.

Pemangkasan

Pemangkasan buah sesuai perlakuan yaitu tanpa pemangkasan (P0), 1 buah

ditinggalkan pertanaman (P1), 2 buah ditinggalkan pertanaman (P2), dan 3 buah

ditinggalkan pertanaman (P3). Pemangkasan tersebut dilakukan pada saat umur

tanaman35 hari setelah tanam. Pengendalian Hama dan Penyakit

(41)

Panen

Melon yang siap dipanen kulit buahnya telah penuh dengan net yang terlihat nyata, tebal, dan kasar. Selain itu terjadi perubahan warna tangkai dari hijau menjadi kekuning-kuningan dan beraroma harum. Tanaman melon dipanen pada umur 75 HST.

Peubah Amatan

Peubah amatan yang diamati diantaranya adalah panjang tanaman, jumlah cabang, jumlah daun, rasio bunga jantan dan bunga betina, produksi per tanaman, produksi per plot, dan persentase mutu buah.

Panjang Tanaman (cm)

Pengamatan panjang tanaman diukur mulai dari pangkal batang sampai titik tumbuh tanaman dan diamati mulai dari 2 MST- 9 MST dengan interval pengamatan 1 minggu.

Jumlah Daun (helai)

Pengamatan jumlah daun dilakukan dengan menghitung daun yang telah

membuka sempurna. Penghitungan ini dilakukan setiap minggunya mulai 2 MST - 9 MST.

Jumlah Cabang Primer dan Sekunder (buah)

Pengamatan jumlah cabang dilakukan dengan menghitung jumlah cabang primer dan cabang sekunder. Pengamatan dilakukan pada 9 MST.

Rasio Bunga Jantan dan Betina (%)

(42)

Produksi Per Tanaman (kg)

Pengamatan produksi per tanaman dilakukan setelah pemanenan dengan menimbang berat buah pada setiap tanamanyang telah dipanen menggunakan timbangan.

Produksi Per Plot (kg)

Pengamatan produksi per plot dilakukan setelah pemanenan dengan menimbang semua buah yang ada diplot sesuai dengan perlakuan masing-masing. Persentase Mutu Buah (%)

Mutu buah melon dikategorikan pada beberapa kelas.Buah yang telah dipanen diklasifikasikan sesuai dengan kriteria mutu buah dan dihitung persentase mutu buahnya. Persentase mutu buah dihitung dengan rumus:

Menurut Sunadi (2007), ada beberapa kriteria (mutu) buah pada pasca panen buah melon dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Kriteria Mutu Buah Karakteristik

Buah

Syarat Kualitas

Kelas A Kelas B Kelas C

Varietas Buah Seragam Seragam Seragam

Berat Buah >1,5 kg 1,3-1,5 kg <1 kg

Kerusakan Buah Tanpa Cacat Tanpa Cacat Tanpa/Terdapat Cacat

Keadaan Net Penuh/Sempurna Penuh/Sempurna Penuh/tidak penuh Keadaan Buah Masak Petik Masak Petik Masakpetik/Terlalu

masak Persentase mutu buah =

Jumlah buah kelas n Jumlah buah seluruhnya

(43)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Dari data dan analisis sidik ragam, diketahui bahwa pupuk NPK berpengaruh nyata pada parameter panjang tanaman pada umur 2 -9 MST, jumlah daun pada umur 2 -8MST,jumlah cabang primer, dan jumlah cabang sekunder. Pupuk NPK dan pemangkasan buah berpengaruh tidak nyata terhadap parameter rasio bunga betina dan jantan. Pupuk NPK mengalami interaksi dengan pemangkasan buah pada parameter jumlah daun pada umur 9 MST, produksi per tanaman, produksi per plot, persentase mutu buah kelas A, persentase mutu buah kelas B, dan persentase mutu buah kelas C.

Panjang Tanaman (cm)

Hasil pengamatan panjang tanaman pada umur 2 - 9 minggu setelah tanam (MST) dan analisis sidik ragamnya dapat dilihatpadaLampiran 1-16. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwapemberian pupuk NPK adalah berpengaruh nyata terhadap panjang tanaman, pemangkasan buah berpengaruh tidak nyata terhadap panjang tanaman, dan interaksi antara pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah berpengaruh tidak nyata terhadap panjang tanaman.

(44)

Tabel 2. Rataan panjang tanaman (cm) tanaman melon umur 2 - 9 MST pada perlakuan pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah

Umur Pupuk NPK Pemangkasan Buah Rataan

P0(0) P1(1) P2(2) P3(3)

(45)

Tabel 2menunjukkan panjang tanaman pada umur 2-9 MST tertinggi diperoleh pada perlakuan pemberian pupuk NPK120 g/tanaman (N3) yang berbeda nyata dengan perlakuan N2(80 g/tanaman), N1 (40 g/tanaman), dan N0 (0 g/tanaman). Pada perlakuan pemangkasan buah umur 2, 4, 5, 6, 7, 8 MST panjang tanaman tertinggi diperoleh pada perlakuan pemangkasan P2 (2 buah ditinggal/tanaman), umur 3 dan 9 MST panjang tanaman tertinggi diperoleh pada perlakuan P0 (tanpa pemangkasan).

Hubungan panjang tanaman melonumur 9 MST dengan pemberian pupuk NPKdapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Hubungan panjang tanaman melon umur 9 MST dengan pemberian pupuk NPK

Gambar 1 menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis pupuk NPK yang diberikan maka semakin panjang tanaman melon.

(46)

Jumlah Daun (helai)

Hasil pengamatan jumlah daun (helai) pada umur 2 - 9 minggu setelah tanam (MST) dan analisis sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 17-32. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK adalah berpengaruh nyata terhadap jumlah daun pada umur 2 - 8 MST, pemangkasan buah berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun, dan interaksi antara pemberian pupuk NPK dan pemangakasan buah berpengaruhnyata terhadap jumlah daun pada umur 9 MST.

Rataan jumlah daunpadaumur 2-9 MST pada perlakuan pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah dapat dilihat padaTabel 3.

Tabel 3 menunjukkan jumlah daunpada umur 2- 8 MST tertinggi diperoleh pada perlakuan pemberian pupuk NPK120 g/tanaman (N3) yang berbeda nyata dengan perlakuan N2 (80 g/tanaman), N1 (40 g/tanaman), dan N0 (0 g/tanaman). Pada perlakuan pemangkasan buah umur 2, 3, 4, 5, 7, 8 MST jumlah daun tertinggi diperoleh pada perlakuan pemangkasan P2 (2 buah ditinggal/tanaman), pada umur 6 MST jumlah daun tertinggi diperoleh pada perlakuan pemangkasan P3 (3 buah ditinggal/tanaman).

(47)

Tabel 3. Rataan jumlah daun (helai) tanaman melon umur 2–9MST pada perlakuan pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah

Umur Pupuk NPK Pemangkasan Buah Rataan

P0(0) P1(1) P2(2) P3(3)

(48)

Hubungan jumlah daun tanaman melonumur 8 MST dengan pemberian pupuk NPKdapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2.Hubungan jumlah daun tanaman melon umur 8 MST dengan pemberian pupuk NPK

Gambar 2 menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis pupuk NPK yang diberikan maka semakin banyak jumlah daun tanaman melon.

Hubungan jumlah daun tanaman melonumur 9 MST dengan pemberian pupuk NPK pada berbagai pemangkasan buahdapat dilihat pada Gambar 3.

(49)

Gambar 3 menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis pupuk NPK yang diberikan maka semakin banyak jumlah daun tanaman melon.

Jumlah Cabang Primer dan Sekunder (buah) a. Jumlah Cabang Primer

Hasil pengamatan jumlah cabang primer dan analisis sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 33-34. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPKberpengaruh nyata terhadap jumlah cabang primer, pemangkasan buah berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah cabang primer, dan interaksi antara pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah cabang primer.

Rataan jumlah cabang primerpada perlakuan pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah dapat dilihat padaTabel 4.

Tabel 4. Rataan jumlah cabang primer tanaman melon pada perlakuan pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah

Pupuk NPK Pemangkasan Buah Rataan

P0(0) P1(1) P2(2) P3(3)

Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5%

(50)

g/tanaman (N3) yang berbeda nyata dengan perlakuan N2(80 g/tanaman), N1 (40 g/tanaman), dan N0 (0 g/tanaman).

Hubungan jumlah cabang primer dengan pemberian pupuk NPKdapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Hubungan jumlah cabang primer tanaman melondengan pemberian pupuk NPK

Gambar 4menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis pupuk NPK yang diberikan maka semakin banyak jumlah cabang primer tanaman melon.

b. Jumlah Cabang Sekunder

Hasil pengamatan jumlah cabang sekunder dan analisis sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 35-36. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang sekunder, pemangkasan buah berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah cabang sekunder, dan interaksi antara pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah cabang sekunder

Rataan jumlah cabang sekunderpada perlakuan pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah dapat dilihat padaTabel 5.

(51)

Tabel 5. Rataan jumlah cabang sekunder tanaman melon pada perlakuan pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah

Pupuk NPK Pemangkasan Buah Rataan

P0(0) P1(1) P2(2) P3(3)

Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5%

Tabel 5 menunjukkan rataan tertinggi jumlah cabang sekunder pada pemberian pupuk NPK terdapat pada perlakuan N3 sebesar 29,64 buah yang berbeda nyata terhadap perlakuan N0 sebesar 19,92 buah yang merupakan rataan terendah jumlah cabang sekunder. Rataan tertinggi jumlah cabang sekunder pada pemberian pupuk NPK diperoleh pada perlakuan pemberian pupuk NPK120 g/tanaman (N3) yang berbeda nyata dengan perlakuan N2(80 g/tanaman), N1 (40 g/tanaman), dan N0 (0 g/tanaman).

Hubungan jumlah cabang sekunder dengan pemberian pupuk NPKdapat dilihat pada Gambar 5.

(52)

Gambar 5menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis pupuk NPK yang diberikan maka semakin banyak jumlah cabang sekunder tanaman melon.

Rasio Bunga Betina dan Jantan (%)

Hasil pengamatan rasio bunga betina dan jantan (%) dan analisis sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 37-38. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buahberpengaruh tidak nyata terhadap rasio bunga betina dan jantan.

Rataan rasio bunga betina dan jantanpada perlakuan pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah dapat dilihat padaTabel 6.

Tabel 6. Rataan rasio bunga betina dan jantan (%) tanaman melon pada perlakuan pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah

Pupuk NPK Pemangkasan Rataan

P0 P1 P2 P3

Tabel 6 menunjukkan rataan tertinggi rasio bunga betina dan jantan pada pemberian pupuk NPK terdapat pada perlakuan N1 sebesar 45,73 % dan terendah pada perlakuan N0 sebesar 40,56 %. Rataan tertinggi rasio bunga betina dan jantan pada pemangkasan buah terdapat pada perlakuan P2 sebesar 49,42 % dan terendah pada perlakuan P3 sebesar 41,22 % .

Produksi Per Tanaman (kg)

(53)

Rataan produksi per tanamanpada perlakuan pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah dapat dilihat padaTabel 7.

Tabel 7. Rataan produksi per tanaman (kg) tanaman melon pada perlakuan pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah

Pupuk NPK Pemangkasan Buah Rataan

P0(0) P1(1) P2(2) P3(3)

Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda pada baris dan kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5%.

Tabel 7 menunjukkan bahwapada interaksi antara pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah rataan tertinggi produksi per tanaman terdapat pada kombinasi perlakuan N2P2 sebesar 2,13 kg sedangkan rataan terendah produksi per tanaman terdapat pada kombinasi perlakuan N0P1 sebesar 1,30 kg.

Hubungan produksi per tanaman melon dengan pemberian pupuk NPKdan pemangkasan buah dapat dilihat pada Gambar 6.

(54)

Gambar 6 memperlihatkan terdapat hubungan antara produksi per tanaman melon dengan pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah dimana produksi per tanaman melon meningkat seiring dengan peningkatan jumlah pemberian pupuk NPK.

Produksi per Plot (kg)

Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 41-42.Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah adalah saling berinteraksi terhadap produksi per plot.

Rataan produksi per plotpada perlakuan pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah dapat dilihat padaTabel 8.

Tabel 8. Rataan produksi per plot tanaman melon pada perlakuan pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah

Pupuk NPK Pemangkasan Buah Rataan

P0(0) P1(1) P2(2) P3(3)

Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda pada baris dan kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5%.

Tabel 8 menunjukkan pada interaksi antara pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah rataan tertinggi produksi per plot terdapat pada kombinasi perlakuan N2P2 sebesar 12,80 kg sedangkan rataan terendah produksi per plot terdapat pada kombinasi perlakuan N0P1 sebesar 7,80 kg. .

(55)

Gambar 7.Hubungan produksi per plotmelondengan pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah.

Gambar 7 memperlihatkan terdapat hubungan antara produksi per plot tanaman melon dengan pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah dimana produksi per plot tanaman melonmeningkat seiring dengan peningkatan jumlah pemberian pupuk NPK.

Persentase Mutu Buah (%) a. Kelas A (≥1,5 kg)

Hasil pengamatan persentase mutu buah kelas A (%) dan analisis sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 49-50. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah adalah saling berinteraksi terhadap persentase mutu buah kelas A.

Rataan persentase mutu buah kelas A pada perlakuan pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah dapat dilihat pada Tabel 9.

(56)

Tabel 9.Rataan persentase mutu buah kelas A (%) tanaman melon pada perlakuanpemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah

Pupuk NPK Pemangkasan Buah Rataan

P0(0) P1(1) P2(2) P3(3)

Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda pada baris dan kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5%.

Tabel 9 menunjukkan bahwa pada interaksi antara pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah rataan tertinggi persentase mutu buah kelas A terdapat pada kombinasi perlakuan N2P1 dan N3P1 sebesar 100,00 % sedangkan rataan terendah persentase mutu buah kelas A terdapat pada kombinasi perlakuan N0P0, N0P1, N0P2, N0P3, N1P0, N1P2, N1P3, N2P0, N2P2, N2P3, N3P0, N3P2, dan N3P3 sebesar 0,00 %.

Hubungan persentase mutu buah kelas A tanaman melon dengan pemberian pupuk NPKdapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8.Hubungan persentase mutu buah kelas A tanamanmelondengan pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah.

(57)

Gambar 8 memperlihatkan terdapat hubungan antara persentase mutu buah kelas A tanaman melon dengan pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah dimana persentase mutu buah kelas A melon cenderung meningkat pada pemangkasan buah 1 buah ditinggal/tanaman hingga pemberian pupuk NPK 80 g. Pada pemangkasan buah tanpa pemangkasan, 2 buah ditinggal/tanaman, dan 3 buah ditinggal/tanaman, persentase mutu buah kelas A cenderung menurun hingga pemberian pupuk 120 g.

b. Kelas B (1,0-1,49 kg)

Hasil pengamatan persentase mutu buah kelas B (%) dan analisis sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 51–52.Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah adalah saling berinteraksi terhadap persentase mutu buah kelas B.

Rataan persentase mutu buah kelas B pada perlakuan pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10.Rataan persentase mutu buah kelas B (%) tanaman melon pada perlakuan pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah

Pupuk NPK Pemangkasan Buah Rataan

P0(0) P1(1) P2(2) P3(3)

Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda pada baris dan kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5%.

(58)

terendah persentase mutu buah kelas B terdapat pada kombinasi perlakuan N0P0, N1P0, N2P1 dan N3P1 sebesar 0,00 %.

Hubungan persentase mutu buahkelas B tanaman melon dengan pupuk NPK dan pemangkasan buahdapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar9.Hubungan persentase mutu buah kelas B tanamanmelondengan pupuk NPK dan pemangkasan buah.

Gambar 9 memperlihatkan terdapat hubungan antara persentase mutu buah kelas B tanaman melon dengan pemberian pupuk NPK dimana persentase mutu buah kelas B meloncenderung menurun pada pemberian pupuk NPK 120 g.

c. Kelas C (<1,0)

Hasil pengamatan persentase mutu buah kelas C (%) dan analisis sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 53-54. .Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah adalah saling berinteraksi terhadap persentase mutu buah kelas C.

Rataan persentase mutu buah kelas C pada perlakuan pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah dapat dilihat pada Tabel 11.

(59)

Tabel 11.Rataan persentase mutu buah kelas C (%) tanaman melon pada perlakuan pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah

Pupuk NPK Pemangkasan Buah Rataan

P0(0) P1(1) P2(2) P3(3)

Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda pada baris dan kolomyang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5%.

Tabel 11 menunjukkan bahwa pada interaksi antara pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah rataan tertinggi persentase mutu buah kelas C terdapat pada kombinasi perlakuan N0P0 dan N1P0 sebesar 100,00 % sedangkan rataan terendah persentase mutu buah kelas C terdapat pada kombinasi perlakuan N0P1, N1P1, N2P1, dan N3P1 sebesar 0,00 %.

Hubungan persentase mutu buah kelas C tanaman melon dengan pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buahdapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10.Hubungan persentase mutu buah kelas C tanamanmelondengan pemberian pupuk NPK danpemangkasan buah.

Gambar 10memperlihatkan persentase mutu buah kelas C tanaman melon dengan pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah dimana persentase mutu

(60)

buah kelas C meloncenderung meningkat pada pemangkasan buah tanpa pemangkasan, 3 buah per tanaman, dan 2 buah per tanamansedangkan pada pemangkasan 1 buah per tanaman tidak ada.

Pembahasan

Pengaruh Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Melon

(61)

jumlah daun berbanding lurus, semakin panjang tanaman maka jumlah daun semakin banyak. Pupuk NPK dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dengan peningkatan dosis pupuk NPK maka akan meningkatkan panjang tanaman dan jumlah daun tanaman melon. Hal ini didukung oleh literatur Sobir dan Siregar (2010) menyatakan bahwa pupuk utama yang harus disediakan pada tanaman melon adalah pupuk NPK. Pemberian pupuk susulan dilakukan secara berkala untuk memberikan nutrisi yang cukup bagi tanaman agar berproduksi optimal.

(62)

karena unsur hara yang didapat tanaman sesuai dengan pertumbuhannya. Panjang tanaman dan jumlah daun berbanding lurus, semakin panjang tanaman maka jumlah daun semakin banyak. Pupuk NPK dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dengan peningkatan dosis pupuk NPK maka akan meningkatkan panjang tanaman dan jumlah daun tanaman melon. Hala ini didukung oleh literatur Sobir dan dan Siregar (2010) menyatakan bahwa pupuk utama yang harus disediakan pada tanaman melon adalah pupuk NPK. Pemberian pupuk susulan dilakukan secara berkala untuk memberikan nutrisi yang cukup bagi tanaman agar berproduksi optimal.

Pemberian pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang primer. Rataan tertinggi jumlah cabang primer terdapat pada perlakuan N3 (10,31 buah) dan rataan terendah pada perlakuan N0 (6,64 buah). Pupuk NPK meningkatkan pertumbuhan vegetatif dalam tanaman sehingga jumlah cabang meningkat. Dalam proses pembentukan cabang pemberian pupuk NPK sangat berpengaruh pada pertumbuhan vegetatif karena unsur N, P dan K yang terdapat didalamnya membantu dalam pembentukan cabang. Hal ini didukung oleh literatur Primantoro (1997) yang menyatakan bahwa pertumbuhan lingkar batang, panjang, dan pertumbuhan cabang berlangsung dengan cepat. Dalam masa pertumbuhan tanaman, tanaman membutuhkan protein untuk membangun tubuhnya. Protein diambil dari unsur nitrogen. Contoh pupuk yang dibutuhkan untuk masa vegetatif adalah NPK (15:15:15). Sobir dan Siregar (2010) menambahkan pupuk Kalium mendukung pertumbuhan tanaman, pembungaan dan pembentukan buah.

(63)

(29,64 buah) dan rataan terendah pada perlakuan N0 (19,92 buah). Pupuk NPK meningkatkan pertumbuhan vegetatif dalam tanaman sehingga jumlah cabang meningkat. Dalam proses pembentukan cabang pemberian pupuk NPK sangat berpengaruh pada pertumbuhan vegetatif karena unsur N, P dan K yang terdapat didalamnya membantu dalam pembentukan cabang. Hal ini didukung oleh literatur Primantoro (1997) yang menyatakan bahwa pertumbuhan lingkar batang, panjang, dan pertumbuhan cabang berlangsung dengan cepat. Dalam masa pertumbuhan tanaman, tanaman membutuhkan protein untuk membangun tubuhnya. Protein diambil dari unsur nitrogen. Contoh pupuk yang dibutuhkan untuk masa vegetatif adalah NPK (15:15:15). Sobir dan Siregar (2010) menambahkan pupuk Kalium mendukung pertumbuhan tanaman, pembungaan dan pembentukan buah.

Pengaruh Interaksi Pemberian Pupuk NPK dan Pemangkasan Buah Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Melon

(64)

literaturDirektorat Tanaman Buah (2004) menyatakan bahwa pemangkasan dan penjarangan buah merupakan salah satu upaya untuk mengoptimalkan kualitas buah.

Terdapat interaksi antara pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah terhadap parameter produksi per plot. Rataan tertinggi produksi per plot terdapat pada kombinasi perlakuan N2P2 (12,80 kg) dan rataan terendah pada kombinasi perlakuan N0P1 (7,80 kg). Pupuk NPK meningkatkan produksi sehingga bobot buah yang dihasilkan meningkat. Dalam proses pembentukan buah pemberian pupuk NPK sangat berpengaruh pada pertumbuhan generatif karena unsur N, P dan K yang terdapat didalamnya membantu dalam pembentukan buah. Hal ini didukung oleh literaturSobir dan Siregar (2010) menambahkan pupuk Kalium mendukung pertumbuhan tanaman, pembungaan dan pembentukan buah.

(65)

literatur Leiwakabessy dkk (2003) penggunaan pupuk NPK merupakan suatu kebutuhan bagi tanaman untuk mencukupi kebutuhan nutrisi dan menjaga keseimbangan hara yang tersedia selama proses pembentukan buah, dan didukung oleh literaturDirektorat Tanaman Buah (2004) menyatakan bahwa pemangkasan dan penjarangan buah merupakan salah satu upaya untuk mengoptimalkan kualitas buah.

Terdapat interaksi antara pemberian pupuk NPK dengan pemangkasan buah pada parameter persentase mutu buah kelas B. Rataan tertinggi persentase mutu buah kelas B terdapat pada kombinasi perlakuan N0P1 (100,00 %) dan rataan terendah pada kombinasi perlakuan N0P0, N1P0, N2P1, dan N3P1 (0,00 %). Pupuk NPK meningkatkan produksi sehingga bobot buah yang dihasilkan meningkat. Dalam proses pembentukan buah pemberian pupuk NPK sangat berpengaruh pada pertumbuhan generatif karena unsur N, P dan K yang terdapat didalamnya membantu dalam pembentukan buah. Hal ini didukung oleh literaturSobir dan Siregar (2010) menambahkan pupuk Kalium mendukung pertumbuhan tanaman, pembungaan dan pembentukan buah.

(66)
(67)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Pemberian pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap parameter panjang tanaman pada 2, 3, 4 , 5, 6, 7, 8, dan 9 MST, jumlah daun pada 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 MST, jumlah cabang primer, dan jumlah cabang sekunder. Pemberian pupuk NPK dengan dosis 80 g/tanaman (N3) adalah dosis yang terbaik. 2. Pemangkasan buah berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter. 3. Terdapat interaksi antara pemberian pupuk NPKdan pemangkasan buah

dalam parameter jumlah daun pada umur 9 MST,persentase mutu buah kelas A, persentase mutu buah kelas B, dan persentase mutu buah kelas C.

4. Pupuk NPK dan pemangkasan buahberpengaruh tidak nyata terhadap parameter rasio bunga betina dan jantan.

Saran

(68)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Cucurbitales, Famili: Cucurbitaceae, Genus: Cucumis, Species: Cucumis melo

L.(Tjitrosoepomo,2004).

Tanaman melon merupakan tanaman yang tumbuh menjalar, herbaceous, berbulu dan semusim. Tanaman melon memiliki akar denganpenetrasi kedalaman sekitar 30-40 cm dari permukaan tanah dan sebagian akar dapat mencapaikedalaman satu meter (Paje dan Vossen, 1994).

Tanaman melon pada umunya memiliki batang yang panjang yaitu sekitar 2 meter, berbentuk segi lima, lunak, berbuku-buku, sebagai tempat melekatnya tangkai daun. Batang tanaman melon berwarna hijau muda dengan bentuk batangbersegi lima berlekuk dengan 3-7 lekukan (Prajnanta, 2003).

Daun tanaman melon adalah berwarna hijauberbentuk hampir bundar, bersudut lima disertai 3-7 lekukan, bergaris tengah 8-15 cm. Tanaman ini mempunyai sulur yang terdapat pada setiap ketiak daun (Samadi, 2004).

(69)

Buah melon berwarna hijau muda yang terdiri dari kulit buah, daging buah, biji. Kulit buah melon meskipun tidak tebal (1- 2mm), tetapi keras dan liat.Kandungan kadar gulanya pada kisaran 10%16% dan berat buah antara 0,4 -1,5 kg/buah. Biji melon pada umumnya berwarna cokelat muda, panjang rata - rata 0,9 mm dan diameter 0,4 mm. Dalam satu buah melon terdapat sekitar 500 - 600 biji (Everhart, dkk., 2009).

Syarat Tumbuh Tanah

Pertumbuhan melon akan optimal apabila dibudidayakan pada tanah dengan kisaran pH 6,0-6,8. Namun demikian, tanaman melon masih dapat tumbuh dan berproduksi pada pH 5,6-7,2. Tanaman melon tidak akan berproduksi optimal apabila ditanam di daerah yang bertanah masam (pH<5,6). Tanaman melon didalam pertumbuhannya menghendaki tanah gembur, mempunyai lapisan olah yang tebal, geluh berpasir (porus), dan kaya bahan organik (Prajnanta, 2003).

Namun tanah yang baik pada budidaya tanaman melon ialah tanah gembur yang banyak mengandung bahan organik. Penambahan sejumlah pupuk kandang dan pasir akan membantu untuk pertumbuhan tanaman yang optimal. Seperti tanaman Cucurbitaceae, tanaman melon tidak menyukai tanah yang tergenang air (Rukmana, 1994).

Iklim

(70)

Tanaman melon memerlukan curah hujan antara 1000-1500 mm/tahun. Tanaman melon kurang baik bila diusahakan pada musim hujan. Hujan terus-menerus akan menggugurkan calon buah yang sudah terbentuk (Prajnanta, 2003).

Tanaman melon memerlukan penyinaran matahari selama pertumbuhannya dikarenakan sinar matahari membantu dalam prosesfotosintesis. Intensitas sinar matahari yang diperlukan tanaman melon berkisar 10-12 jam sehari. Lokasi pertanaman melon harus di daerah terbuka (Poerwanto, 2004).

Sesuai dengan daerah asalnya, tanaman melon memerlukan suhu yang sejuk untuk pertumbuhannya. Suhu optimal untuk perkecambahan benih melon pada kisaran suhu 26°-30° C. Suhu ideal untuk pertumbuhan akar melon antara 26° - 30°. Suhu siang hari untuk pembesaran buah melon yang ideal adalah 26° C, sedangkan suhu malam hari sebaiknya kurang dari 20°C (Direktorat Tanaman Buah, 2004).

Pupuk NPK

Pemberian bahan organik dan pupuk anorganik (N, P dan K) merupakan suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan hara bagi tanaman. Fungsi bahan organik menurut Leiwakabessy, dkk. (2003) adalah (1) memperbaiki struktur tanah, (2) menambah ketersediaan unsur N, P dan K, (3) meningkatkan kemampuan tanah mengikat air, (4) memperbesar kapasitas tukar kation (KTK) dan (5) mengaktifkan mikroorganisme.

(71)

nitrogen.Pupuk yang banyak dibutuhkan pada masa vegetatif adalah urea, NPK (15:15:15), pupuk kandang dan humus (Primantoro, 1997).

Hasil penelitian beberapa peneliti menunjukkan bahwa unsur hara yang menentukan produksi dan kualitas buah melon diantaranya unsur N, P dan K. Pemupukan NPK dengan dosis 1564 kg/hektar dapat meningkatkan hasil dan ukuran buah melon. Pemberian N yang cukup menjamin pertumbuhan yang baik, hasil panen yang lebih tinggi dan buah berkembang penuh. Unsur P banyak berpengaruh pada pembungaan dan perkembangannya, kekerasan buah, warna buah, kandungan vitamin C dan mempercepat pematangan buah. Penggunaan pupuk K meningkatkan kandungan gula, kandungan vitamin C, kandungan asam total serta menambah jumlah buah yang dipanen (Purwanto, 2005).

Nitrogen (N)

Senyawa nitogen dibutuhkan untuk membentuk senyawa penting seperti klorofil, asam nukleat, dan enzim. Karena itu, nitrogen dibutuhkan dalam jumlah relatif besar pada saat pertumbuhan tanaman, khususnya pada tahap pertumbuhan vegetatif, seperti pembentukan tunas atau perkembangan batang dan daun. Jika kekurangan (defisiensi) nitrogen tanaman tumbuh lambat dan kerdil. Daunnya berwarna hijau muda sedangkan daun-daun yang lebih tua menguning dan akhirnya kering. Jika terjadi kelebihan nitrogen, tanaman tampak terlalu subur, ukuran daun menjadi lebih besar, batang menjadi lunak dan berair (sekulensi) sehingga mudah diserang penyakit (Novizan, 2002).

(72)

tanamanpenghasil daun, meningkatkan perkembangan mikroorganisme dalam tanah (Kartasapoetra dan Sutedja, 2000).

Fosfor (P)

Di dalam tubuh tanaman fosfor memberikan peranan yang penting (1) pembelahan sel dan pembentukan lemak dan albumin (2) pembentukan bunga, buah dan biji (3) kematangan tanaman melawan efek nitrogen (4) merangsang perkembangan akar (5) meningkatkan kualitas hasil tanaman dan (6) ketahanan terhadap hama dan penyakit (Damanik, 2010).

Bagi tanaman pupuk fosfor berfungsi : (a) untuk mempercepat pertumbuhan akan semai (b) memacu dan memperkuat pertumbuhan tanaman dewasa pada umumnya (c) meningkatkan produksi biji-bijian. Unsur P merupakan pembentuk sel inti, selain itu mempunyai peranan penting bagi pembelahan sel serta perkembangan jaringan meristematik. Dapat membentuk ikatan fosfat berdaya tinggi yang dipergunakan untuk mempercepat proses-proses fisiologis. Kekurangan fosfor menyebabkan pertumbuhan menjadi lambat dan kerdil, gejala daun menunjukkan warna hijau tua mengkilap yang tidak normal, pematangan buah terhambat dan biji berkembang tidak normal (Sutejo, 2002).

Kalium (K)

Pupuk K (kalium) sangat dibutuhkan tanaman melon untuk mendapatkan buah berkualitas serta mendukung pertumbuhan tanaman, pembungaan, dan pembentukan buah (Sobir dan Siregar, 2010).

(73)

mengatur pergerakan stomata, memperkuat tegaknya batang, memfiksasi enzim-enzim secara langsung ataupun tak langsung, meningkatkan kadar dan warna buah, dan lebih tahan terhadap serangan hama (Rosmarkam dan Nasih, 2002). Pemangkasan Buah

Pemangkasan adalah cara membentuk tanaman untuk meningkatkan produksi dengan pemanfaatan energi matahari pada fotosintesis yang membantu pertumbuhan dan perkembangan beberapa tanaman buah-buahan dan perkebunan (Verheij dan Coronel, 1992). Dengan melakukan pemangkasan, hasil fotosintesistidak disalurkan pada daun yang bersifat parasite pada tumbuhan tersebut, melainkan digunakan untuk pembentukan bunga ataupun buah. Pada saat dilakukan pemangkasan, selain faktor lingkungan yang membantu pertumbuhan tanaman, faktor genetik juga mendukung perkembangan tanaman yang dibudidayakan. Pada pemangkasan pemeliharaan, pemberian unsur nitrogen, fosfat, dan kalium dalam jumlah seimbang akan memberikan hasil yang lebih optimal (Lakitan, 1995).

Para petani tradisional biasanya hanya memprioritaskan kuantitas buah dibandingkan kualitas buah. Berdasarkan Direktorat Tanaman Buah (2004), pemangkasan dan penjarangan buah merupakan salah satu upaya untuk mengoptimalkan kualitas buah. Pemangkasan tanaman melon bertujuan untuk mengoptimalkan proses produksi dan mengurangi kelembaban tajuk tanaman. Hal tersebut akan mengurangi resiko terjadinya serangan hama dan penyakit, serta merangsang tumbuhnya tunas-tunas produktif.

(74)

(bentuk buah, bobot buah dan netting bagi varietas yang memiliki net). Menurut Rubatzky dan Yamaguchi (1999) yang menyatakan bahwa padatan terlarut total digunakan sebagai indikator tingkat kemanisan pada buah melon. Kandungan tersebut diperoleh dari mengurangi jumlah buah menjadi satu buah per tanaman. Menurut Poerwanto (2004) kandungan PTT (Padatan Terlarut Total) yang tinggi dalam buah disebabkan oleh tingkat persaingan yang rendah dalam memperoleh suplai zat makanan. Selain jumlah buah per tanaman, pangkas pucuk juga mempengaruhi suplai makanan ke buah (Yuda dan Susila, 2008).

(75)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Melon merupakan tanaman asli daerah Afrika.Di Eropa melon diperkenalkansejakawal tahun masehi. Jenis melon yang pertama kali ditanam adalah Cucumis melo var.reticulatus yang diduga dari Asia dan Afrika. Jenis melon ini populer dengan nama “muskmelon” (Rukmana, 1994).

Melon mulai dikembangkan di Indonesia pada tahun 1980-an di daerah Cisarua (Bogor) dan Kalianda (Lampung) oleh PT. Jaka Utama Lampung. Tanaman melon juga menyebar ke beberapa daerah di Indonesia seperti Sukabumi, Ngawi (Jawa Timur),Madiun,Ponorogo, dan daerah-daerah lainnya (Prajnanta, 2003).

Konsumsi buah melon semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlahpenduduk Indonesia yang membutuhkan buah segar sebagai salah satu menu gizi sehari-hari. Selain untuk konsumsi buah segar, melon juga bermanfaat sebagai bahan baku industri makanan dan minuman. Melon digemari masyarakat karena rasanya yang enak, banyak mengandung vitamin A dan C, rendah kalori, tidak mengandung lemak maupun kolesterol, sedikit mengandung sodium, serta sumber potassium yang baik (Sobir dan Siregar, 2010).

(76)

dengan luas penanaman sekitar 3.245 hektar. Pada tahun 2007, produksi melon mencapai 59.653 ton dengan produktivitas rata-rata sebesar 16.50 ton/ha (Departemen Pertanian, 2008).

Tanaman melon membutuhkan banyak unsur hara untuk pertumbuhan dan produksinya, sehingga pada budidaya tanaman melon harus dilakukan pemupukan secara berkala. Unsur hara yang banyak dibutuhkan tanaman melon adalah Nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K).Sobir dan Siregar (2010) menyatakan bahwa unsur hara utama yang harus tersedia bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman melon adalah unsur hara N, P, dan K. Pemberian unsur hara bisamelalui pemupukan secara berkala untuk menghasilkan buah yang berkualitas, selain pemupukan juga diperlukan pemangkasan terutama buah.

(77)

Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk mengetahuipertumbuhan danproduksimelon(Cucumis melo L.) terhadap pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah.

Hipotesa Penelitian

Pemberian pupuk NPK pada taraf tertentu dan pemangkasan buah serta interaksi keduanya nyata dalam meningkatkan pertumbuhan dan kualitas buah melon (Cucumis melo L.).

Kegunaan Penelitian

(78)

Pemberian Pupuk NPK dan Pemangkasan Buah, dibimbing oleh ASIL BARUSdan ROSITA SIPAYUNG.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah tertentu yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi melon. Penelitian dilaksanakan di lahan petani di desa Tiga Juhar, kecamatan STM Hulu, kabupaten Deli Serdang dengan ketinggian ± 300 meter di atas permukaan laut, pada bulan Mei hingga Agusutus 2015. Metode penelitian menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan dua faktor yaitu pupuk NPK (0 g/tanaman, 40 g/tanaman, 80 g/tanaman dan 120 g/tanaman) dan pemangkasan buah (tanpa pemangkasan, 1 buah ditinggal/tanaman, 2 buah ditinggal/tanaman, dan 3 buah ditinggal/tanaman). Parameter yang diamati adalah panjang tanaman, jumlah daun, jumlah cabang primer dan sekunder, rasio bunga betina dan jantan, produksi per tanaman, produksi per plot, dan persentase mutu buah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap parameter panjang tanaman umur 2 - 9 MST, jumlah daun 2 - 8 MST, jumlah cabang primer, dan jumlah cabang sekunder. Pemberian pupuk NPK dan pemaangkasan buah tidak berpengaruh nyata terhadap parameter rasio bunga betina dan jantan. Interaksi antara pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah daun pada umur 9 MST, produksi per tanaman, produksi per plot, persentase mutu buah kelas A, persentase mutu buah kelas B, dan persentase mutu buah kelas C.

(79)

giving NPK Fertilizer and fruit cutting, guided by ASIL BARUS and ROSITA SIPAYUNG

The aim of this study to find the dose of NPK fertilizer and Fruit pruning who can increase the growth and production of melon. This research was held at farmer field in Tiga Juhar village, sub district STM Hulu, District Deli Serdang with altitude ± 300 m above sea level, began from May until August 2015. This research used factorial randomized block design with 2 factor i.e. NPK (0 g/plant, 40 g/plant, 80 g/plant dan 120 g/plant) and fruit cutting (without cutting, 1 pieces left/plant, 2 pieces left/plant, and 3 pieces left/plant). Parameter observed were plant height, number of leaves, number of primary and secondary branch, ratio of pistil and stamens, production per plant, production per plot and percentage of fruit quality.

This research showed NPK fertilizer has significantly affected to plant height parameter at 2 - 9 weeks after planting, number of leaves at 2 - 8 weeks after planting, number primary and secondary branch. NPK fertilizer and fruit pruning has not significantly affected to parameter ratio pistil and stamens. Interaction between NPK fertilizer and fruit pruning has significantly affected to parameter number of leaves at 9 weeks after planting, production per plant, production per plot, percentage of quality grade A fruit, percentage of quality grade B fruit, and percentage of quality grade C fruit.

(80)

SKRIPSI

OLEH :

ARI PERMANA GINTING 110301115

BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

(81)

SKRIPSI

OLEH :

ARI PERMANA GINTING 110301115

BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

(82)

NIM : 110301115 Program Studi : Agroekoteknologi

Minat : Budidaya Pertanian dan Perkebunan

Disetujui Oleh Komisi Pembimbing

(Ir. Asil Barus, MS.) (Ir. Rosita Sipayung, MP.

Ketua Anggota

)

Mengetahui,

(Prof. Dr. Ir. T Sabrina, M. Agr. Sc. Ketua Program Studi Agroekoteknologi

(83)

Pemberian Pupuk NPK dan Pemangkasan Buah, dibimbing oleh ASIL BARUSdan ROSITA SIPAYUNG.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah tertentu yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi melon. Penelitian dilaksanakan di lahan petani di desa Tiga Juhar, kecamatan STM Hulu, kabupaten Deli Serdang dengan ketinggian ± 300 meter di atas permukaan laut, pada bulan Mei hingga Agusutus 2015. Metode penelitian menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan dua faktor yaitu pupuk NPK (0 g/tanaman, 40 g/tanaman, 80 g/tanaman dan 120 g/tanaman) dan pemangkasan buah (tanpa pemangkasan, 1 buah ditinggal/tanaman, 2 buah ditinggal/tanaman, dan 3 buah ditinggal/tanaman). Parameter yang diamati adalah panjang tanaman, jumlah daun, jumlah cabang primer dan sekunder, rasio bunga betina dan jantan, produksi per tanaman, produksi per plot, dan persentase mutu buah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap parameter panjang tanaman umur 2 - 9 MST, jumlah daun 2 - 8 MST, jumlah cabang primer, dan jumlah cabang sekunder. Pemberian pupuk NPK dan pemaangkasan buah tidak berpengaruh nyata terhadap parameter rasio bunga betina dan jantan. Interaksi antara pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah daun pada umur 9 MST, produksi per tanaman, produksi per plot, persentase mutu buah kelas A, persentase mutu buah kelas B, dan persentase mutu buah kelas C.

(84)

giving NPK Fertilizer and fruit cutting, guided by ASIL BARUS and ROSITA SIPAYUNG

The aim of this study to find the dose of NPK fertilizer and Fruit pruning who can increase the growth and production of melon. This research was held at farmer field in Tiga Juhar village, sub district STM Hulu, District Deli Serdang with altitude ± 300 m above sea level, began from May until August 2015. This research used factorial randomized block design with 2 factor i.e. NPK (0 g/plant, 40 g/plant, 80 g/plant dan 120 g/plant) and fruit cutting (without cutting, 1 pieces left/plant, 2 pieces left/plant, and 3 pieces left/plant). Parameter observed were plant height, number of leaves, number of primary and secondary branch, ratio of pistil and stamens, production per plant, production per plot and percentage of fruit quality.

This research showed NPK fertilizer has significantly affected to plant height parameter at 2 - 9 weeks after planting, number of leaves at 2 - 8 weeks after planting, number primary and secondary branch. NPK fertilizer and fruit pruning has not significantly affected to parameter ratio pistil and stamens. Interaction between NPK fertilizer and fruit pruning has significantly affected to parameter number of leaves at 9 weeks after planting, production per plant, production per plot, percentage of quality grade A fruit, percentage of quality grade B fruit, and percentage of quality grade C fruit.

(85)

Bapak Ir. J. Ginting, M.P. dan Ibu Dra. E. Sebayang.

Pendidikan formal yang telah diperoleh penulis antara lain : 1. SD Kristen Kaisarea di Medan pada tahun 1999 - 2005 2. SMP Budi Murni 2 di Medan pada tahun 2005 - 2008 3. SMA Budi Murni 2 di Medan pada tahun 2008 – 2011

4. Terdaftar sebagai mahasiswa di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada tahun 2011. Penulis memilih program studi Agroekoteknologi minat Budidaya Pertanian dan Perkebunan (BPP).

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif mengikuti kegiatan organisasi di Himpunan Mahasiswa Agroekoteknologi (HIMAGROTEK) FP USU sebagai anggota Bidang Kerohanian Kristen pada tahun 2014-2015. Penulis aktifsebagai asisten Praktikum Dasar Agronomi pada tahun 2015.

(86)

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pertumbuhan dan Produksi Melon (Cucumis melo L.) terhadap Pemberian Pupuk NPK dan Pemangkasan Buah”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepadaAyahanda Ir. J. Ginting, MP dan Ibunda Dra. E. Sebayang yang telah memberikan dukungan finansial dan spiritual.Penulis juga menyampaikan terima kasih kepadabapakIr. Asil Barus, MS., selaku ketua komisi pembimbing dan kepada ibu Ir. Rosita Sipayung,MP. selaku anggota komisi pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan masukan selama penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada seluruh staf pengajar, pegawai serta sahabat dan teman di lingkungan Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang telah berkontribusi dalam kelancaran studi dan penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Juni 2016

(87)

ABSTRAK ... i

Hipotesis Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ... 11

Bahan dan Alat ... 11

Metode Penelitian ... 11

(88)

Pengendalian Hama dan Penyakit ... 15

Panen ... 16

Peubah Amatan ... 16

Panjang Tanaman (cm) ... 16

Jumlah Daun (helai) ... 16

Jumlah Cabang Primer dan Sekunder (buah) ... 16

Rasio Bunga Jantan dan Betina ... 16

Produksi Per Tanaman (kg)... 17

Produksi Per Plot (kg) ... 17

Persentase Mutu Kelas Buah... 17

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 18

Pembahasan ... 35

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 41

Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 42

(89)

1. Kriteria mutu buah ... 17 2. Rataan panajng tanaman (cm) tanaman melon umur 2 - 9 MST pada

perlakuan pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah ... 19 3. Rataan jumlah daun (helai) tanaman melonumur 2 - 9 MST pada

perlakuan pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah ... 22 4. Rataan jumlah cabang primer (buah) tanaman melon padaperlakuan

pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah ... 24 5. Rataan jumlah cabang sekunder(buah) tanaman melon pada

perlakuan pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah ... 26 6. Rataan rasio bunga betina dan jantan (%) tanaman melon pada

perlakuan pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah ... 27 7. Rataan produksi per tanaman (kg) tanaman melon pada perlakuan

pemberian pupuk NPK dan pemangkasan Buah ... 28 8. Rataan produksi per plot (kg) tanaman melon pada perlakuan

pemberian pupuk NPK dan pemangkasan Buah ... 29 9. Rataan persentase mutu kelas A (%) tanaman melon pada perlakuan

pemberian pupuk NPK dan pemangkasan Buah ... 31 10. Rataan persentase mutu kelas B (%) tanaman melon pada perlakuan

pemberian pupuk NPK dan pemangkasan Buah ... 32 11. Rataan persentase mutu kelas C (%) tanaman melon pada perlakuan

(90)

1. Hubungan panjang tanaman melon umur 9 MST dengan pemberian

pupuk NPK ... 20 2. Hubungan jumlah daun tanaman melon umur 8 MST dengan

pemberian pupuk NPK ... 23 3. Hubungan jumlah daun tanaman melon umur 9 MST dengan

pemberian pupuk NPK ... 23 4. Hubungan jumlah cabang primer tanaman melon dengan pemberian

pupuk NPK ... 25 5. Hubungan jumlah cabang sekunder tanaman melon dengan

pemberian pupuk NPK ... 26 6. Hubungan produksi per tanaman melon dengan pemberian pupuk

NPK ... 28 7. Hubungan produksi per plot tanaman melon dengan pemberian

pupuk NPK ... 30 8. Hubungan persentase mutu buah kelas A tanaman melon dengan

pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah ... 31 9. Hubungan persentase mutu buah kelas B tanaman melon dengan

pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah ... 33 10. Hubungan persentase mutu buah kelas C tanaman melon dengan

(91)

1. Data Pengamatan Panjang Tanaman (cm) 2 MST ... 44

2. Data Sidik Ragam Panjang Tanaman 2 MST ... 44

3. Data Pengamatan Panjang Tanaman (cm) 3 MST ... 45

4. Data sidik Ragam Panjang Tanaman 3 MST ... 45

5. Data Pengamatan Panjang Tanaman (cm) 4 MST ... 46

6. Data Sidik Ragam Panjang Tanaman 4 MST ... 46

7. Data Pengamatan Panjang Tanaman (cm) 5 MST ... 47

8. Data Sidik Ragam Panjang Tanaman 5 MST ... 47

9. Data Pengamatan Panjang Tanaman (cm) 6 MST ... 48

23. Data Pengamatan Jumlah Daun (helai) 5 MST ... 55

24. Data Sidik Ragam Jumlah Daun 5 MST ... 55

25. Data Pengamatan Jumlah Daun (helai) 6 MST ... 56

26. Data Sidik Ragam Jumlah Daun 6 MST ... 56

27. Data Pengamatan Jumlah Daun (helai) 7 MST ... 57

28. Data Sidik Ragam Jumlah Daun 7 MST ... 57

29. Data Pengamatan Jumlah Daun (helai) 8 MST ... 58

30. Data Sidik Ragam Jumlah Daun 8 MST ... 58

31. Data Pengamatan Jumlah Daun (helai) 9 MST ... 59

32. Data Sidik Ragam Jumlah Daun 9 MST ... 59

33. Data Pengamatan Jumlah Cabang Primer (buah) ... 60

34. Data Sidik Ragam Jumlah Cabang Primer ... 60

35. Data Pengamatan Jumlah Cabang Sekunder (buah) ... 61

36. Data Sidik Ragam Jumlah Cabang Sekunder ... 61

37. Data Pengamatan Rasio Bunga Betina dan Jantan (%)... 62

(92)

42. Data Sidik Ragam Produksi Per Plot ... 64

43. Data Pengamatan Mutu Buah Kelas A (%) ... 65

44. Data Sidik Ragam Mutu Buah Kelas A ... 65

45. Data Pengamatan Mutu Buah Kelas B (%) ... 66

46. Data Sidik Ragam Mutu Buah Kelas B ... 66

47. Data Pengamatan Mutu Buah Kelas C (%) ... 67

48. Data Sidik Ragam Mutu Buah Kelas C ... 67

49. Data Pengamatan Mutu Buah Kelas A (%) setelah transformasi data . 68

50. Data Sidik Ragam Mutu Buah Kelas A setelah transformasi data ... 68

51. Data Pengamatan Mutu Buah Kelas B (%) setelah transformasi data . 69

52. Data Sidik Ragam Mutu Buah Kelas B setelah transformasi data ... 69

53. Data Pengamatan Mutu Buah Kelas C (%) setelah transformasi data . 70

54. Data Sidik Ragam Mutu Buah Kelas C setelah transformasi data ... 70

55. Bagan penanaman pada plot ... 71

56. Bagan plot penelitian ... 72

57. Jadwal kegiatan pelaksanaan penelitian ... 73

58. Deskripsi Varietas Action 434 ... 74

59. Foto Lahan Penelitian ... 75

Gambar

Tabel 1. Kriteria Mutu Buah
Tabel 2. Rataan panjang tanaman (cm) tanaman melon umur 2 - 9 MST pada perlakuan pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah
Gambar 1. Hubungan panjang tanaman melon umur 9 MST dengan pemberian  pupuk NPK
Tabel 3. Rataan jumlah daun (helai) tanaman melon umur 2–9MST pada perlakuan pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengamatan terhadap umur panen setelah dilakukan analisis sidik ragam menunjukkan bahwa interaksi antara ethrel dengan pupuk NPK tidak memberikan pengaruh yang

Hasil pengamatan terhadap umur panen setelah dilakukan analisis sidik ragam menunjukkan bahwa interaksi antara ethrel dengan pupuk NPK tidak memberikan pengaruh yang nyata

Tanaman melon membutuhkan banyak unsur hara untuk pertumbuhan dan produksinya, sehingga pada budidaya tanaman melon harus dilakukan pemupukan secara berkala.. Unsur hara yang banyak

Fungsi nitrogen yang selengkapnya bagi tanaman adalah sebagai berikut: untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, dapat membantu pertumbuhan daun, meningkatkan kadar protein dalam

Dari hasil analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan pemangkasan buah dan aplikasi pupuk hayati menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap berat buah per tanaman sedangkan

Pemangkasan Buah, dibimbing oleh ASIL BARUS dan SYUKRI. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis pupuk NPK yang tepat dan pemangkasan buah yang sesuai untuk pertumbuhan

Hasil penelitian Pasaribu, Syafrizal, Mawarni (2018) menunjukkan bahwa peningkatan dosis pupuk NPK majemuk meningkatkan panjang tanaman mentimun, produksi per plot,

Hasil penelitian dan analisis data statistik yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa, Interaksi antara pemberian berbagai komposisi pupuk NPK dengan Waktu pemangkasan tidak memberikan