1 BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit infeksi di negara sedang berkembang seperti di Indonesia masih merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. Pada tahun 1990 misalnya, di antara 39,5 juta kematian di negara sedang berkembang, lebih dari 25% atau sekitar 9,2 juta diduga disebabkan oleh penyakit infeksi (Dwiprahasto, 2005). Pengatasan penyakit infeksi tersebut umumnya menggunakan antibiotika. Besarnya dana yang harus dikeluarkan untuk antibiotika ternyata cukup mengejutkan. Pada tahun 1997 dilaporkan bahwa pasar antibiotika di dunia mencapai US$ 17 miliar atau sekitar 136 triliun. Dari nilai tersebut sekitar 40-62% digunakan untuk penyakit-penyakit yang ternyata tidak memerlukan antibiotika.
Penggunaan antibiotika, dalam perjalanannya cenderung berlebihan dan umumnya justru diberikan pada penyakit atau kondisi yang sebenarnya tidak memerlukan antibiotika. Salah satu penyakit yang sering mendapatkan terapi antibiotika adalah penyakit diare.
mencapai 5–19 juta, tingkat serangannya mencapai 200 per 1000 anak dan menyebabkan kematian pada sekitar 500 ribu anak per tahun. Angka tersebut hanya sebagian besar (70%-80%) dari penderita diare. Secara umum angka kesakitan diare mencapai 200 sampai 400 kejadian tiap 1000 penduduk (Harianto, 2004).
Diare dapat ditimbulkan oleh infeksi bakteri, seperti Vibrio cholerae, Salmonela typhi, Shigella, dan oleh strain patogen Escherichia coli (Anonim, 1994). E.coli penghasil enteroktoksin merupakan organisme penyebab yang paling sering ditemukan (Walsh, 1997).
Terapi penyakit diare dengan antibiotika dilakukan hanya pada bentuk yang disebabkan oleh bakteri yang serius atau sering disebut dengan diare kronis. Pilihan utamanya adalah amoksisilin, kotrimoksazol, tetrasiklin atau siprofloksasin (Tjay dan Rahardja, 2002). Namun, dalam prakteknya banyak penggunaan antibiotika pada penderita diare yang bukan disebabkan oleh bakteri atau sering dikenal dengan diare akut dan penggunaan yang tidak memperhatikan sensitivitas bakterinya. Penggunaan antibiotika pada penanganan diare yang belum rasional ini memunculkan terjadinya resistensi pada E.coli, bakteri penyebab utama diare.
3 (Triatmodjo, 1996), dan pada akhir dekade 1990-an resistensi terhadap amoksisilin dan eritromisin telah meningkat sehingga dokter beralih kepada antibiotik jenis baru yang disebut sefalosporin, namun sekarang ini bakteri telah mulai resisten terhadap antibiotik baru ini (Halim, 2003).
Penelitian tahun 1999 di Jakarta, menunjukkan bahwa E.coli masih sensitif 100% terhadap sparfloksasin, siprofloksasin dan sefotaksim, sedangkan terhadap sefaklor sensitifitas E.coli sebesar 55,2% (Sjahrurachman dkk, 1999). Hasil penelitian di salah satu rumah sakit swasta di Surakarta menunjukkan bahwa telah terjadi resistensi pada E.coli yang berasal dari penderita diare. Sebesar 4,17% resisten terhadap siprofloksasin, 54,17% resisten terhadap kloramfenikol, 62,5% resisten terhadap amoksisilin-asam klavulanat, 79,17% resisten terhadap tetrasiklin, 87,5% resisten terhadap amoksisilin, dan 95,83% resisten terhadap kotrimoksazol (Laksmi, 2004).
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, A., 1990, Penggunaan Antibiotik dan Infeksi Nosokomial, Majalah Medika, Nomor 8 (16), 642 – 645.
Anief, M., 1997, Apa Yang Perlu Diketahui Tentang Obat, 38, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Anief, M., 2000, Penggolongan Obat Berdasarkan Khasiat dan Penggunaan, 17, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, 879, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1989, Bakteriologi Klinik, 4, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1992, Pedoman Penggunaan Antibiotika Nasional, Edisi I, xvi-xviii, 30, Dirjen Pelayanan Medik Depkes RI, Jakarta.
Anonim, 1993a, Dasar-dasar Pemeriksaan Mikrobiologi, 15-21, Laboratorium Mikrobiologi : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Anonim, 1993b, Performance Standards For Antimicrobial Disk Susceptibility
Test, Fifth Edition, Approved Standards The National Committe For Clinical Laboratory Standards, Number 24, 13.
Anonim, 1994, Farmakologi, Jilid II, 46, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1995, Farmakologi dan Terapi, editor Ganiswara, Edisi 4, 571-683, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Anonim, 1996, Kompedia Obat Bebas, 25-26, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta. Anonim, 1997, Mikrobiologi Kedokteran, 37, Bagian Mikrobiologi Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
36 Anonim, 2001, Petunjuk Praktikum Mikrobiologi, 9, 12-17, Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Anonim, 2004, Tatalaksana Penderita Diare, (On Line), (http://www.depkes.go. id/downloads/Diare.pdf, diakses tanggal 19 Agustus 2004).
Bonang, G., dan Koeswardono, E.S., 1982, Mikrobiologi Kedokteran untuk Laboratorium dan Untuk Klinik, 71-78, Gramedia, Jakarta.
Buckle, K.A., Edwards, R.A., Fleet, G.H., Woolton, M., 1987, Ilmu Pangan, diterjemahkan oleh Purnomo dan Adiono, 25, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Djaja, S., Ariawan, I., Afifah, T., 2002, Perilaku Pencarian Pengobatan Diare Pada Balita. Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 30 No. 1, 25, 27.
Dwiprahasto, I, 2005, Evidence Based Medicine Sebagai dasar Penggunaan Antibiotika Yang Rasional, makalah dalam Seminar Nasional ISMAFARSI, Fakultas Farmasi Sanata Dharma, Jogjakarta
Fardiaz, S., 1993, Analisis Mikrobiologi Pangan, 104, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Halim, H., 2003, Resistensi Bakteri Terhadap Antibiotik, (on line), (http://warta.ubaya.ac.id/indexusp?c=101,id=588, diakses tanggal 16 Juni 2004).
Hardjasaputra, P., Budipranoto, G., Sembiring, S.U., Kamil, I., 2002, Data Obat di Indonesia, Edisi 19, 311, Grafidian Medipress, Jakarta.
Harianto, 2004. Penyuluhan Penggunaan Oralit untuk Menanggulangi Diare di Masyarakat, Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. 1, No. 1, 27.
Hidayati, W.B., 2004, Co-Amoksiklav Atasi Kegagalan Terapi Antibiotik Akibat Resistensi, (on line), (http://www.tempo.co.id/medika/arsip/092001/ kes-j.htm, diakses tanggal 16 Juni 2004).
Indan, E., 2003, Mikrobiologi dan Patologi Modern Untuk Perawat, 23 – 25, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Jawetz, E., Meinick, J.L., Adelberg, E.A., 2001, Mikrobiologi Kedokteran, diterjemahkan oleh Tonan, H., editor Bonang, Edisi Pertama, 358-359, Salemba Medika, Jakarta.
Joklik, W.K., Willet, HP., Amos, DB., Wilfert, CM., Zingger, 1992, Microbiology, Ed. 20, 576, Norwalk, Conn Appleton.
Karsinah, Lucky, Soeharto, H.M. dan Mardiastuti, H.W., 1994, Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran, Edisi Revisi, Cetakan Pertama, 165-167, Penerbit Bina Rupa Aksara, Jakarta.
Laksmi, 2004, Uji Kepekaan Isolat Bakteri E.coli Usapan Tinja Pasien Diare di Rumah Sakit Islam Surakarta, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta
Lay, B.W., 1994, Analisis Mikroba di Laboratorium, 161-163, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Masduki, 1996, Efek Antibakteri Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu) Terhadap S. aureus dan E. coli in vitro, Cermin Dunia Kedokteran, Vol. 322.
Mutschler, E., 1991, Dinamika Obat, Edisi V, diterjemahkan oleh Widianto M.B., dan Rantai, A.S., 623-625, Penerbit TA Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Nurkusuma, D., 2002, Tingkat Penggunaan Antimikroba di Puskesmas Pare Kabupaten Temanggung, Majalah Medika, No. 2, Tahun 18.
Salle, A.J., 1961, Fundamental Principles of Bacteriology, 5th Ed., 719, Mc. Graw Hill Book Company Inc., New York.
Sastramihardja, W., dan Herry, S., 1997, Penggunaan Antibiotik Yang Rasional, Cetakan Pertama, 1-113, Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ikatan Dokter Indonesia, Jakarta.
Shulman, S.T., Phair, J.P., Sommer, H.M., 1994, Dasar Biologi dan Klinis Penyakit infeksi, diterjemahkan oleh Wahab, S., Editor Sutaryo, Edisi Keempat, 576, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Sjahrurachman, A., Kumala, W., Nurjadi, T., 1999, Kepekaan Kuman Terhadap Antibiotik Golongan Kuinolon dan Sefalosporin, Cermin Dunia Kedokteran, No. 124, 18.
Soekardjo, B., Hardjono, S., Sondakh, R., Kimia Medisinal, Hubungan Struktur Aktivitas Obat Antibiotika, editor Siswandono dan Soekardjo, B., Edisi Kedua, 109-161, Airlangga University Press, Surabaya.
38 Tambayong, 2000, Mikrobiologi untuk Keperawatan, Cetakan I, 5, Penerbit
Widya Medika, Jakarta.
Tjay, T.H., dan Rahardja, K., 1993, Swamedikasi, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, 111– 113, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.
Tjay, T.H., dan Rahardja, K., 2002, Obat-obat Penting, Khasiat, Penggunaan dan Efek-efek Sampingnya, Edisi Kelima, Cetakan kedua, 56, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Triatmodjo, P., 1996, Infeksi Bakteri Enteropatogen Pada Balita Penderita Diare di Jawa Barat dan Pola Resistensinya Terhadap Beberapa Antibiotik, Cermin Dunia Kedokteran, No. 109, 16.
Volk,W.A., Wheeler, M.F., 1989, Mikrobiologi Dasar, penerjemah Adisoemitro, S., Edisi Kelima, Jilid 2, 97-98, Erlangga, Jakarta.
Walsh, T.D., 1997, Kapita Selekta Penyakit dan Terapi, alih bahasa dari Wijaya, C., editor Erlan, 99-109, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Wattimena, J.V.R., Nelly, Sugiarso, M., Mathalda, B.,Widianto, 1991,
Farmakodinamik dan Terapi Antibiotik, 18-23, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
LAPORAN PENELITIAN
DOSEN MUDA
IDENTIFIKASI RESISTENSI BAKTERI Eschericia coli PADA
PENDERITA DIARE DI RUMAH SAKIT X SURAKARTA
Oleh :
Tri Yulianti, M.Si, Apt
Peni Indrayudha, S.F., Apt
Dibiayai oleh
Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional RI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
OKTOBER 2008
RINGKASAN
Penyakit diare merupakan salah satu penyakit penting di Indonesia yang masih merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian, terutama pada anak. Terapi penyakit diare biasanya menggunakan antibiotika. Penggunaan antibiotika pada penanganan diare memunculkan terjadinya resistensi pada E.coli, bakteri penyebab utama diare. Meningkatnya resistensi bakteri terhadap antibiotik memerlukan upaya serius untuk menangani dan mengendalikannya, terutama di tempat pelayanan kesehatan masyarakat seperti rumah sakit. Penelitian dilakukan untuk mengetahui mengetahui resistensi yang terjadi pada bakteri E.coli pada Rumah Sakit X Surakarta untuk meningkatkan efektivitas pengobatan.
Penelitian ini dilakukan dengan mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri E.coli dari tinja pasien penderita diare. Usapan tinja ditanam di media TBX (Triptone Bile-X Glucuronide) untuk identifikasi E.coli. Uji resistensi menggunakan metoda Kirby Bauer dengan media Mc. Conkey dengan antibiotik uji : Kloramfenikol, Tetrasiklin, Kotrimoksazol, amoksisilin-Asam klavulanat, dan siprofloksasin. Data dianalisis dengan melihat zona hambatan yang terbentuk yang dibandingkan dengan standar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteri E.coli telah mengalami resistensi pada antibiotik kotrimoksazol. Tingkat resistensi pada Tetrasiklin sebesar 89,5%, pada kloramfenikol sebesar 84,2 % dan amoksisilin-asam klavulanat sebesar 73,7%. Tingkat resistensi terendah pada antibiotik siprofloksasin sebesar 52,6%.
iv SUMMARY
Diarrhea was one of important disease in Indonesia which caused morbidity and mortality, especially to children. Disease diarrhoea therapy usually use antibiotic. The use of antibiotic at diarrhoea causing resistence at E.coli, bacterium was the root cause diarrhoea. The increasing bacterium resistence to antibiotic needs serious effort to controlling, especially in hospital. The research done to know the resistence that happened at E.coli bacterium in Hospital X Surakarta.
This research was done with insulation and identifies E.coli bacterium from diarrhea patient faeces. Faeces stroke planted in TBX medium (Triptone Bile-X Glucuronide) to identify E.coli. The resistance test used Kirby Bauer method with Mc Conkey medium with antibiotic: Chloramphenicol, Tetracycline, Cotrimoxazol, clavulanat amoxicillin-Acid, and Ciprofloxacin. Data analyzed seen formed resistance zone compared to standard.
Results of research indicate that E.coli bacterium has of resistence at Cotrimoksazol antibiotic. Mount resistence at Tetracycline was to 89,5%, Chloramfenicol was 84,2 % and Clavulanat acid-amoxicillin was 73,7%. The lowest resistance level at Ciprofloxacin antibiotic was 52,6 %.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil’aalamin, puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah, karunia dan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul Identifikasi Resistensi Bakteri E. coli Pada Penderita Diare Di Rumah Sakit X Surakarta
Selesainya penelitian ini tentunya tidak terlepas dari bantuan banyak pihak, maka pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak.
Pertama kepada DP2M Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang telah membiayai penelitian ini dengan Program Penelitian Dosen Muda. Kepada Ibu Prof. Dr. Markhamah, M.Hum, selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) UMS. Kepada Ibu Dra Nurul Mutmainah, MSi, Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Peni Indrayudha, S.F., Apt, selaku mitra peneliti yang telah bekerja sama dalam penelitian ini. Terima kasih banyak, semoga terkabul semua doa-doanya!
Kepada Bapak-Ibu Dosen Fakultas Farmasi UMS atas dukungannya, khususnya kepada Bapak-Ibu di Bagian Biologi Farmasi lantai 3 tercinta. Kepada para laboran: Mbak Nur Qomariah dan Mas Awang yang telah banyak membantu hingga penelitian ini dapat terselesaikan. Terima kasih atas lemburnya dan terus semangat.
vi
Penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak lepas dari kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bermanfaat untuk keberlanjutan penelitian ini. Demikian semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dan kemajuan ilmu farmasi, khususnya mikrobiologi.
Surakarta, Oktober 2008
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... .. i
HALAMAN PENGESAHAN………... ii
RINGKASAN...………... iii
SUMMARY... iv
KATA PENGANTAR………... .. v
DAFTAR ISI………... vii
DAFTAR GAMBAR………... ix
DAFTAR TABEL………... x
DAFTAR LAMPIRAN……….. xi
BAB I. PENDAHULUAN……… 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare………..…………... 4
B. Penatalaksanaan Diare………. 6
C. Bakteri Eschericia coli……….... .. 9
D. Antibiotika dan Antimikroba...………..….….... 12
E. Resistensi Bakteri terhadap Antibiotik... 15
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN A. Tujuan Penelitian………...…………. 19
B. Manfaat Penelitian………....…… 19
BAB IV. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian……….…………. 20
B. Rancangan Penelitian……… ………..……… 20
C. Definisi Operasional Penelitian………... 20
D. Populasi dan Sampel………... 21
E. Pengumpulan Data……… 21
F. Jalannya Penelitian ……….. 22
viii BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Distribusi Pasien Diare……….. 26 B. Isolasi dan Identifikasi Bakteri E.coli…………... 26 C. Uji Resistensi Bakteri E.coli……….…... 28 BAB VI. KESIMPULAN
A. Kesimpulan……….. 34
DAFTAR PUSTAKA……….………... 35
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. Skema rencana penelitian tentang resistensi terhadap
bakteri E.coli pada penderita diare di Rumah Sakit X
Surakarta……... 22 Gambar 2. Hasil biakan usapan tinja pasien diare Rumah Sakit X
Surakarta pada media TBX... 26 Gambar 3. Hasil biakan bakteri E.coli pada uji resistensi bakteri di
x
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Distribusi pasien diare bulan Agustus- September 2008 di
Rumah Sakit X Surakarta... 26 Tabel 2. Hasil identifikasi bakteri E.coli dari usapan tinja pasien
diare Rumah Sakit X Surakarta... 27 Tabel 3. Hasil uji resistensi bakteri E.coli dengan antibiotic
Kotrimoksazol ………….... ... 29 Tabel 4. Hasil uji reistensi bakteri E.coli dengan antibiotic
Kloramfenikol ... 30 Tabel 5. Hasil uji resistensi bakteri E.coli dengan antibiotic
Tetrasiklin ... 31 Tabel 6 Hasil uji resistensi bakteri E.coli dengan antibiotic
Amoksisilin-Asam klavulanat... 31 Tabel 7. Hasil uji resistensi bakteri E.coli dengan antibiotic
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Foto hasil identifikasi Bakteri E.coli ... 39 Lampiran 2. Foto hasil uji resistensi bakteri E.coli ……….. ... 47 Lampiran 3. Biodata peneliti ... . 51
RINGKASAN
LAPORAN PENELITIAN
DOSEN MUDA
IDENTIFIKASI RESISTENSI BAKTERI Eschericia coli PADA
PENDERITA DIARE DI RUMAH SAKIT X SURAKARTA
Oleh :
Tri Yulianti, M.Si, Apt
Peni Indrayudha, S.F., Apt
Dibiayai oleh
Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional RI
FAKULTAS FARMASI
IDENTIFIKASI RESISTENSI BAKTERI Eschericia coli PADA PENDERITA
DIARE DI RUMAH SAKIT X SURAKARTA
Tri Yulianti, Peni Indrayudha
Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl A Yani Tromol Pos I, Pabelan, Kartasura, Surakarta
E-mail: yulie_ums@yahoo.com
RINGKASAN
Penyakit diare merupakan salah satu penyakit penting di Indonesia yang masih
merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian, terutama pada anak. Terapi penyakit
diare biasanya menggunakan antibiotika. Penggunaan antibiotika pada penanganan diare
memunculkan terjadinya resistensi pada
E.coli
, bakteri penyebab utama diare.
Meningkatnya resistensi bakteri terhadap antibiotik memerlukan upaya serius untuk
menangani dan mengendalikannya, terutama di tempat pelayanan kesehatan masyarakat
seperti rumah sakit. Penelitian dilakukan untuk mengetahui resistensi yang terjadi pada
bakteri
E.coli
pada Rumah Sakit X Surakarta untuk meningkatkan efektivitas pengobatan.
Penelitian ini dilakukan dengan mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri
E.coli
dari tinja pasien penderita diare. Usapan tinja ditanam di media TBX (Triptone Bile-X
Glucuronide) untuk identifikasi
E.coli
. Uji resistensi menggunakan metoda Kirby Bauer
dengan media Mc. Conkey dengan antibiotik uji : Kloramfenikol, Tetrasiklin,
Kotrimoksazol, amoksisilin-Asam klavulanat, dan siprofloksasin. Data dianalisis dengan
melihat zona hambatan yang terbentuk yang dibandingkan dengan standar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteri E.coli telah mengalami resistensi
kloramfenikol sebesar 84,2 % dan amoksisilin-asam klavulanat sebesar 73,7%. Tingkat
resistensi terendah pada antibiotik siprofloksasin sebesar 52,6%.
Kata kunci
: resistensi,
E.coli
, rumah sakit
SUMMARY
Diarrhea was one of important disease in Indonesia which caused morbidity and
mortality, especially to children. Disease diarrhoea therapy usually use antibiotic. The
use of antibiotic at diarrhoea causing resistence at E.coli, bacterium was the root cause
diarrhoea. The increasing bacterium resistence to antibiotic needs serious effort to
controlling, especially in hospital. The research done to know the resistence that
happened at E.coli bacterium in Hospital X Surakarta.
This research was done with insulation and identifies E.coli bacterium from
diarrhea patient faeces. Faeces stroke planted in TBX medium (Triptone Bile-X
Glucuronide) to identify E.coli. The resistance test used Kirby Bauer method with Mc
Conkey medium with antibiotic: Chloramphenicol, Tetracycline, Cotrimoxazol,
clavulanat amoxicillin-Acid, and Ciprofloxacin. Data analyzed seen formed resistance
zone compared to standard.
Results of research indicate that E.coli bacterium has of resistence at
Cotrimoksazol antibiotic. Mount resistence at Tetracycline was to 89,5%, Chloramfenicol
was 84,2 % and Clavulanat acid-amoxicillin was 73,7%. The lowest resistance level at
Ciprofloxacin antibiotic was 52,6 %.