• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Rancang Bangun Aplikasi Monitoring Proyek Dengan Metode Earned Value Pada CV Putra Jaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Rancang Bangun Aplikasi Monitoring Proyek Dengan Metode Earned Value Pada CV Putra Jaya."

Copied!
261
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN APLIKASI MONITORING PROYEK DENGAN METODE EARNED VALUE

PADA CV PUTRA JAYA

TUGAS AKHIR

Program Studi S1 Sistem Informasi

Oleh:

DIMAS REZA KURNIAWAN 07.41010.0084

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

(2)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Pembatasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... 4

1.5 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Sistem Informasi ... 6

2.2 Sistem Informasi Manajemen ... 6

2.3 Pengembangan dan Pengadaan Sistem Informasi ... 7

2.4 Process Modelling (Pemodelan Proses) ... 8

2.5 Data Modelling (Pemodelan Data) ... 9

2.6 Aplikasi ... 10

2.7 Jasa Konstruksi... 10

2.8 Manajemen Pengendalian Proyek ... 11

2.9 Manajemen Sumber Daya ... 13

(3)

x

Halaman

2.11 Sistem Pengendalian Metode Earned Value ... 13

2.11.1 Indikator Variansi ... 15

2.11.2 Indeks Kinerja Biaya dan Waktu ... 18

2.11.3 Estimasi Biaya dan Waktu ... 20

BAB III PERANCANGAN SISTEM ... 22

3.1 Analisis Sistem ... 22

3.1.1 Identifikasi Masalah ... 22

3.1.2 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak ... 24

3.2 Perancangan Sistem ... 26

3.2.1 Model Pengembangan Sistem ... 27

3.2.2 Data Flow Diagram (DFD) ... 42

3.2.3 Struktur Basis Data... 57

3.2.4 Perancangan Input dan Output ... 69

3.2.5 Desain Uji Coba ... 94

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 126

4.1 Implementasi Aplikasi ... 127

4.1.1 Halaman Login ... 127

4.1.2 Halaman Manajemen Pimpinan ... 128

4.1.3 Halaman Manajemen Pencari Proyek ... 129

4.1.4 Halaman Manajemen Pengawas Lapangan ... 130

4.2 Evaluasi Sistem ... 130

4.2.1 Uji Coba Kesesuaian Fitur Aplikasi ... 131

(4)

xi

Halaman

4.2.3 Uji Coba Kompabilitas Aplikasi ... 253

BAB V PENUTUP ... 255

5.1 Kesimpulan ... 255

5.2 Saran ... 255

(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

CV Putra Jaya merupakan sebuah perusahaan yang berdiri pada tahun 2012. CV Putra Jaya bergerak di bidang pengadaan barang dan jasa baik untuk jalan, saluran air, bangunan, dan lain-lain. Perusahaan ini terletak di Jalan Kertajaya No.8 Jember, Jawa Timur. CV Putra Jaya selama ini merima pekerjaan berdasarkan proyek yang diselengarakan oleh pemerintahan. Untuk mendapatkan proyek di pemerintahan sesuai dengan peraturan presiden nomer 54 tahun 2010 pasal 35 ayat 3, terdapat 5 metode untuk mendapatkan sebuah proyek, yaitu pelelangan umum, pelelangan terbatas, pemilihan langsung, penunjukan langsung, dan pengadaan langsung.

Ketika sebuah perusahaan akan mengikuti sebuah pelelangan maka perusahaan akan menerima rancangan dokumen pengadaan sesuai peraturan presiden nomer 54 tahun 2010 pasal 64 ayat 4, yaitu rancangan SPK, rancangan surat perjanjian (syarat-syarat umum kontrak, syarat-syarat khusus kontrak, spesifikasi teknis, KAK, dan/atau gambar, daftar kuantitas dan harga, dan dokumen lainya), dan HPS. Dari dokumen-dokumen tersebut perusahaan akan menawarkan berdasarkan permintaan dari pemerintah dengan membuat Rencana Anggaran Biaya dan Rencana Anggaran Pelaksanaan.

(6)

proyek yang digunakan untuk memonitoring kualitas dari produk yang dihasilkan proyek tersebut. Selain memonitoring kualitas dari konstruksi proyek yang dilaksanakan Sub Bagian Pengawas Lapangan juga harus memenuhi kebutuhan bahan, pembayaran tukang, dan pembayaran alat-alat di lapangan yang kemudian dicatat dan diarsipkan menjadi satu berdasarkan nama proyek yang diawasi.

Dalam pelaksanaan sebuah proyek seringkali adanya permintaan dari instansi terkait untuk melakukan pekerjaan tambahan yang mengakibatkan diperlukanya keputusan dari pimpinan proyek apakah pekerjaan itu diterima, ditolak, atau dilakukan negosiasi ulang. Untuk dapat mengambil keputusan terhadap permasalahan berikut pemimpin proyek meminta rekapitulasi data berdasarkan data yang telah diarsipkan.

(7)

Berdasarkan permasalahan yang terjadi di atas maka CV Putra Jaya memerlukan suatu aplikasi monitoring yang mampu untuk menampilkan informasi perkembagan sub proyek, informasi pembengkakan biaya yang terjadi, dan informasi tentang estimasi biaya dan jadwal sampai dengan terselesaikanya proyek.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan dalam Tugas Akhir ini adalah:

1. Bagaimana membuat aplikasi yang mampu menampilkan perbandingan antara rencana biaya dengan realisasi biaya berdasarkan sub proyek dan periode yang diminta?

2. Bagaimana membuat aplikasi yang mampu untuk memonitoring pekerjaan pada periode pertama hingga periode saat monitoring dilakukan?

3. Bagaimana membuat aplikasi yang mampu menampilkan penyimpangan biaya dan waktu pada saat monitoring dilakukan?

4. Bagaimana membuat aplikasi yang mampu untuk menampilkan sisa keuntungan pada akhir proyek dan mampu menampilkan dalam periode yang diminta?

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam pembuatan aplikasi ini, agar tidak menyimpang dari dari tujuan yang ingin dicapai maka pembahasan masalah dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:

1. Hanya membahas monitoring pada waktu dan biaya.

2. Rencana Anggaran Biaya dan Rencana Anggaran Pelaksanaan digunakan sebagai input.

(8)

1.4 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari tugas akhir ini adalah: 1. membuat aplikasi yang mampu menampilkan perbandingan antara rencana biaya dengan realisasi biaya berdasarkan sub proyek dan periode minggu yang diminta.

2. Bagaimana membuat aplikasi yang mampu untuk memonitoring pekerjaan pada minggu pertama hingga minggu saat monitoring dilakukan.

3. membuat aplikasi yang mampu menampilkan penyimpangan biaya dan waktu pada saat monitoring dilakukan.

4. membuat aplikasi yang mampu untuk menampilkan sisa keuntungan pada akhir proyek dan mampu menampilkan dalam periode yang diminta. 1.5 Sistematika Penulisan

Penyusunan laporan Tugas Akhir ini dapat dikelompokkan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan secara garis besar tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan sistematika penulisan tugas akhir ini.

BAB II LANDASAN TEORI

(9)

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini berisi penjelasan tentang langkah-langkah untuk pemecahan masalah dalam tugas akhir termasuk: menganalisis permasalahan, identifikasi masalah, analisis kebutuhan perangkat lunak, gambaran sistem yang akan dibuat dalam document flow, Diagram Berjenjang (HIPO), Data Flow Diagram (DFD),

Entity Relation Diagram (ERD), Struktur Database, Design Input dan Output, dan

desain uji coba.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini menjelaskan tentang implementasi dari program, berisikan langkah-langkah implementasi dari penggunaan program dan hasil implementasi dari program.

BAB V PENUTUP

(10)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi

Definisi sistem secara umum adalah kumpulan dari bagian-bagian yang bekerja sama atau sekumpulan objek yang saling berinteraksi dirancang untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan Informasi adalah data yang diolah sehingga dapat menjadi bentuk yang dapat lebih berarti bagi penerimana informasi dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Sehingga Sistem Informasi adalah Sekumpulan objek yang saling bekerja sama yang dirancanag untuk mengolah data menjadi bentuk yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan penggunanya.

Dalam Pengembangan suatu sistem, maka diperlukan identifikasi karakteristik dari unsur-unsur yang membedakan dalam suatu sistem tersebut. Karakteristik tersebut dapat dibedakan menjadi 7 (Tujuh) Yaitu Batasan, Lingkungan, Masukan, Keluaran, Komponen, Penghubung dan Penyimpanan. (Fatta, 2007)

2.2 Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen adalah sistem informasi yang digunakan untuk menyajikan informasi yang digunakan untuk mendukung operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. (Kadir, 2014: 106)

(11)

memudahkan akses terhadap informasi-informasi yang digunakan untuk poengambilan keputusan.

Dalam pelaksaan sistem informasi manajemen terdapat 5 (lima) laporan yang dapat dihasilkan berdasarkan tipe pelaporanya. Macam-macam laporan yang dihasilkan oleh Sistem Informasi Manajemen adalah Laporan Periodis, Laporan Ikhtisar, Laporan Perkecualian, dan Laporan Perbandingan. (Kadir, 2014)

2.3 Pengembangan dan Pengadaan Sistem Informasi

Dalam mengembangkan suatu sistem, terdapat metodologi pengembangan sistem yang disebut dengan SDLC (System Development Life Cycle). Tahapan-tahapan SDLC digambarkan dalam diagram seperti pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Tahapan SDLC (Kadir, 2014: 344)

(12)

kelayakan dan analisis kebutuhan sehingga sistem yang diusulkan sesuai dengan kebutuhan sistem pada perusahaan tersebut.

Tahapan Desain sistem adalah tahapan membuat konsep sistem menjadi bentuk fisik atau gambar sesuai sehingga dapat dapat dipahami oleh pengguna sistem. Tahapan ini menghasilkan desain gambar sistem yang sesuai dengan kebutuhan sistem pengguna. Desain Sistem merupakan suatu proses SDLC yang mencakup perancangan konseptual dan perancangan fisik.

Tahapan Implementasi Sistem merupakan tahap pembangunan sistem informasi yang terdiri dari pemrograman dan pengujian, instalasi perangkat keras dan perangkat lunak, pelatihan terhadap pemakai, pembuatan dokumentasi, dan melakukan konversi antara sistem lama dengan sistem baru.

Tahapan terakhir dari SDLC adalah operasi dan pemeliharan, yaitu tahapan dimana pengembang melakukan pemeliharaan terhadap masalah-masalah yang tidak terdeteksi selama pembuatan sistem berlangsung. (Kadir, 2014)

2.4Process Modeling (Pemodelan Proses)

Pemodelan Proses adalah cara formal untuk menggambarkan bagaimana bisnis beroperasi (Fatta, 2007: 105). Dalam pelaksaan pembuatan tugas akhir ini dalam mempresentasikan model proses adalah dengan menggunakan DFD (Data

Flow Diagram).

(13)

Tabel 2.1 Elemen-elemen dari DFD dan Lambangnya (Fatta, 2007: 107) Elemen Data Flow

Diagram

Field Tipikal yang biasa Digunakan

Simbol Gene and Sarson

Simbol De Marco and Jourdan Setiap Proses

memiliki nomor, nama, deskripsi proses, satu/lebih output data flow, satu/lebih input flow

Label(Nama) Type(Proses) Deskripsi Nomor Proses

Setiap Data Flow memiliki nama, deskripsi, satu/lebih koneksi ke suatu proses Label Type Deskripsi Alias Komposisi

(Deskripsi dari elemen-elemen data)

Nama Nama

Setiap Data Store memiliki nomor, nama, deskripsi, satu/lebih input data flow, satu/lebih input data flow Label(nama) Type Deskripsi Alias Komposisi Catatan Setiap entitas memiliki eksternal memiliki nama,desktipsi Label Type Deskripsi Alias Deskripsi entitas

2.5Data Modelling (Pemodelan Data)

Data Model adalah cara formal untuk mengambarkan data yang digunakan dan diciptakan dalam suatu sistem bisnis (Fatta, 2007: 121). Model yang digambarkan dalam pemrosesan model ini menunjukkan hubungan antar data pada setiap tabel yang dibuat. Pengambaran pemodelan data dilakukan dengan menggunkan Entity Relationship Diagram (ERD). ERD adalah gambar atau diagram yang menunjukkan informasi dibuat, disimpan, dan digunakan dalam sistem bisnis (Fatta, 2007: 121)

Nama

No Proses

Nama Proses

(14)

2.6Aplikasi

Program Aplikasi adalah program yang dibuat oleh pemakai, yang ditujukan untuk suatu tujuan khusus. Program ini dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu program aplikasi serbaguna dan program aplikasi spesifik. (Kadir, 2014: 181)

Proram Serbaguna merupakan program yang pekerjaanya tidak dikhususkan untuk perseorangan atau suatu perusahaan tertentu. Program jenis ini melakukan hal-hal yang tidak spesifik seperti program dalam melakukan pengetikan, surat elektronik, dan lain-lain.

Sedangkan program aplikasi spesifik adalah program yang tujuan pembuatanya jelas untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu. Contoh program jenis ini adalah aplikasi POS (point-of-sales) dan ATM. (Kadir, 2014)

2.7Jasa Konstruksi

Mengingat jasa konstruksi sebagai salah satu kegiatan ekonomi, sosial dan budaya berperan penting dalam menunjang terwujudnya pembangunan nasional, maka dibawah ini dijelaskan mengenai definisi dan ketentuan umum dalam UU No. 18/1999, yaitu sebagai berikut:

1. Jasa konstruksi adalah layanan jasa konstruksi perencanaan, pelaksanaan, dan konstruksi pengawasan pekerjaan konstruksi.

2. Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan serta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektur, sipil, mekanikal elektrikal, tata lingkunagan untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain.

(15)

4. Penyedia jasa adalah orang perseorangan atau badan yang kegiatan usahanya menyediakan jasa konstruksi.

5. Kontrak kerja konstruksi adalah keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelengaraan pekerjaan konstruksi.

6. Perencana konstruksi adalah penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang pelaksanaan jasa dalam bentuk dokumen perencanaan bangunan atau bentuk fisik yang lain. 7. Pelaksana konstruksi adalah penyedia jasa orang perseorangan atau badan

usaha yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang pelaksanaan jasa konstruksi yang mampu menyelenggarakan kegiatanya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi bentuk bangunan atau bentuk fisik lain. Pengawas konstruksi adalah penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang pengawasan jasa konstruksi yang mampu melaksanakan pekerjaan pengawasan sejak awal pelaksanaan pekerjaan konstruksi selesai dan diserah-terimakan.

2.8Manajemen Pengendalian Proyek

(16)

Pengendalian dibagi menjadi 2 (Dua) fungsi utama yaitu monitor pelaksanaan pekerjaan dan mengambil tindakan koreksi. Berdasarkan fungsi tersebut maka dapat diketahui bahwa kegiatan monitoring merupakan bagian dari kegiatan pengendalian. Dalam pelaksanaan pengendalian melakukan terdapat 4 ( Empat) tahap yang harus dilakukan yaitu penentuan sasaran dan standar, pengukuran kinerja sesunguhnya, membandingkan hasil kinerja dengan sasaran dan standar yang ditetapkan, melakukan tindakan perbaikan. (Schermerhorn, Jr., 2009)

Pengendalian feedforward atau disebut juga pengendalian pendahuluan

(preliminary control) berfungsi untuk menjamin bahwa tujuan atau sasaran

proyek adalah jelas, dan arahan-arahan yang tepat ditentukan. Pengendalian

feedforward adalah preventif atau pencegahan secara alamiah. Tujuan

pengendalian ini adalah pemecahkan masalah sebelum masalah terjadi dengan menanyakan sesuatu yang penting yang sering terabaikan. (Kasmarudin, 2010: 20)

Pengendalian concurrent memfokuskan pada apa yang terjadi selama proses kerja proyek. Kadang-kadang pengendalian inii dinamakan sterring control. Pengendalian ini adalah untuk meyakinkan bahwa segala sesuatu yang sedang dilakukan dalam proyel sesuai dengan rencana. Tujuan pengendalian ini adalah memecahkan masalah ketika masalah terjadi. (Kasmarudin, 2010: 21)

(17)

2.9 Manajemen Sumber Daya

Dalam pelaksaan sebuah proyek terdapat dibutuhkan perencanaan sumber daya yang matang supaya dapat membantu pencapaian dan tujuan proyek secara maksimal. Dalam menentukan alokasi sumber daya untuk proyek, beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan adalah Jumlah sumber daya yang tersedia dengan kebutuhan maksimal proyek, Kondisi keuangan untuk membayar sumber daya yang akan digunakan, Produktivitas sumber daya, Kemampuan dan kapasitas sumber daya yang akan digunakan, dan Efektivitas dan Efisiensi sumber daya yang akan digunakan. (Husen, 2011)

2.10 Manajemen Sumber Daya modal/Keuangan

Manajemen sumber daya modal atau keuntungan merupakan proses manajemen dengan melakukan monitoring aliran kas sehingga dapat mencapai keuntungan sesuai dengan rencana yang dibuat dan menjadi bahan referensi dalam pengambilan kebijakan yang akan dilakukan oleh perusahaan.

Terdapat 3 (tiga) laporan yang dapat dibuat untuk mendukung pengambilan kebijakan, laporan tersebut adalah Laporan per periode baik dalam periode hari, minggu dan bulan, laporan akhir proyek yang berisi tentang total pengeluaran dan pemasukan, dan penggunaan keuangan yang berisi tentang seluruh pengeluaran dalam bentuk sub jadwal induk. (Husen, 2011).

2.11Sistem Pengendalian Metode Earned Value

(18)

banyak pekerjaan yang telah selsai dengan jumlah biaya yang telah dikeluarkan. menyebutkan kelemahan sistem konvensional adalah tidak mencocokkan time pashing biaya dengan aktivitas-aktivitas terjadwal, pengendalian biaya tidak dapat mengasilkan informasi yang reliabel untuk tujuan pengendalian. Hal ini dikarenakan banyak faktor yang tidak terbaca dalam sistem tersebut seperti pembayaran tenaga kerja diawal, sampai dimanakah pekerjaan proyek yang selesai, dan lainya.

Untuk menyelesaikan permasalahan pada pada sistem pengendalian konvensional maka diperlukan suatu metode yang dapat mengukur pengeluaran berdasarkan pada nilai aktual pekerjaan yang telah diselesaikan. Sistem EV menggunakan dua data yang dikembangkan dari struktur pembagian kerja (WBS,

Work breakdown structure), jaringan proyek, dan jadwal. Sistem biaya terjadwal

terintegrasi ini menyediakan varian biaya dan jadwal, juga digunakan untuk proyek yang sedang dikerjakan. (Kasmarudin, 2010)

(19)

2.11.1 Indikator Variansi

Dalam melakukan analisis variansi biaya dan waktu diperlukan dua variabel yang terdapat pada metode earned value. Variabel tersebut adalah Schedule

Varians (SV) dan Cost Varians (CV). Kegunaan Analisis Varian adalah

mengetahui jumlah penyimpangan waktu dan biaya yang terjadi dalam suatu proyek yang sedang dilakukan.

A. Schedule Varians (SV)

Schedule Varians (SV) adalah nilai yang menunjukkan keterlambatan atau

percepatan dalam sebuah proyek yang sedang dilakukan. Dalam melakukan perhitungan SV terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan. Tahapan Tersebut adalah:

1. Membuat tabel Cost Baseline berdasarkan waktu jadwal rencana yang dibuat dengan total biaya pada setiap sub pekerjaan dalam suatu proyek. 2. Proses berikutnya adalah mencari Budget Cost of Work Schedule (BCWS)

dan Budget Cost of Work Performance (BCWP) dengan rumus sebagai

berikut : (Kasmarudin, 2010)

BCWSn = ∑(CBn) ... (2.1) BCWPn = ∑(RAP1*PWn)+∑( RAP2*PWn)+...+(RAPz * PWn) ... (2.2) Dimana:

BCWS = Budget Cost of Work Schedule BCWP = Budget Cost of Work Performance CB = Cost Baseline

(20)

n = Periode Jadwal

x = Sub Pekerjaan Pertama z = Total Sub Pekerjaan

3. Proses selanjutnya dilakukan pencarian Planned Value (PV) dan Earned

Value (EV) dengan rumus sebagai berikut : (Kasmarudin, 2010)

PVn = BCWS1+BCWS2+BCWS3+... + BCWSn ... (2.3) EVn = BCWP1+BCWP2+BCWP3+...+BCWPn ... (2.4) Dimana:

PV = Planned Value EV = Earned Value

BCWS = Budget Cost of Work Schedule BCWP = Budget Cost of Work Performance n = Periode Monitoring

4. Proses terakhir adalah menghitung Schedule Varians (SV) dengan rumus sebagai berikut : (Kasmarudin, 2010)

SVn = EVn – PVn ... (2.5) Dimana:

SV = Schedule Varians EV = Earned Value PV = Planned Value n = Periode Monitoring

Berdasarkan Schedule Variable (SV) yang telah ditemukan maka dapat dianalisa dengan kriteria sebagai berikut: (Kasmarudin, 2010)

(21)

SV = 0 (Nol) = Tepat Waktu

SV > 0 (Positive) = Lebih cepat dari jadwal

B. Cost Varians (CV)

Cost Varians (CV) adalah nilai yang menunjukkan keterlambatan atau

percepatan dalam sebuah proyek yang sedang dilakukan. Dalam melakukan perhitungan CV terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan. Tahapan tersebut adalah:

1. Proses diawali dengan mencari Budget Cost of Work Performance

(BCWP) menggunakan Rumus 2.2 dan Actual Cost of Work Performance

(ACWP) dengan rumus sebagai berikut : (Kasmarudin, 2010)

ACWPn = MCn + + LCn + TFn ... (2.6) Dimana:

ACWP = Actual Cost of Work Performance MC = Material Cost

LC = Labor Cost TF = Tool Usage Fee n = Periode Monitoring

2. Proses selanjutnya dilakukan pencarian Earned Value (EV) menggunakan Rumus 2.4 dan Actual Cost (AC) dan dengan rumus sebagai berikut : (Kasmarudin, 2010)

ACn = ACWP1+ACWP2+ACWP3+... + ACWPn ... (2.7) Dimana:

AC = Actual Cost

(22)

n = Periode Jadwal

3. Proses terakhir adalah menghitung Cost Varians (CV) dengan rumus sebagai berikut : (Kasmarudin, 2010)

CVn = EVn – ACn ... (2.8) Dimana:

CV = Cost Varians EV = Earned Value AC = Actual Cost n = Periode Monitoring

Berdasarkan Cost Varians (CV) yang telah ditemukan maka dapat dianalisa dengan kriteria sebagai berikut: (Kasmarudin, 2010)

CV <0 (Negative) = Terjadi Pembengkakan Biaya CV = 0 (Nol) = Biaya Sesuai

CV > 0 (Positive) = Biaya lebih rendah dibandingkan rencana 2.11.2 Indeks Kinerja Biaya dan Waktu

Dalam melakukan monitoring pemimpin proyek lebih menyukai menggunakan indeks karena indeks dapat menunjukkan rasio terhadap dua Variabel. Indeks pada metode earned value ditunjukkan oleh Schedule

Performance Indeks (SPI) dan Cost Performance Indeks (CPI) dimana indeks

1,00 menunjukkan 100%. (Kasmarudin, 2010)

A. Schedule Performance Indeks (SPI)

Schedule Performance Indeks (SPI) adalah indeks yang menunjukkan rasio

(23)

1. Membuat tabel Cost Baseline berdasarkan waktu jadwal rencana yang dibuat dengan Total Biaya pada setiap sub pekerjaan dalam suatu proyek. 2. Proses berikutnya adalah mencari Budget Cost of Work Schedule (BCWS)

menggunakan Rumus 2.1 dan Budget Cost of Work Performance (BCWP) menggunakan Rumus 2.2.

3. Proses selanjutnya dilakukan pencarian Planned Value (PV) menggunakan Rumus 2.3 dan Earned Value (EV) menggunakan Rumus 2.4

4. Proses terakhir adalah menghitung Schedule Performance Indeks (SPI) pada setiap periodenya dengan rumus sebagai berikut : (Kasmarudin, 2010)

SPIn = EVn / PVn ... (2.9) Dimana:

SPI = Schedule Performance Indeks PV = Planned Value

EV = Earned Value n = Periode Monitoring

Berdasarkan data Schedule Performance Indeks (SPI) tersebut dapat dilakukan analisis dengan indikator sebagai berikut: (Kasmarudin, 2010)

SPI > 1,00 = Lebih Cepat dari Jadwal SPI = 1,00 = Sesuai Jadwal

SPI < 1,00 = Lebih Lambat dari Jadwal

B. Cost Performance Indeks (CPI)

Cost Performance Indeks (CPI) adalah indeks yang menunjukkan rasio

(24)

sesuai dengan progress work jadwal realisasi. Proses ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

1. Proses diawali dengan mencari Budget Cost of Work Performance

(BCWP) menggunakan Rumus 2.2 dan Actual Cost of Work Performance

(ACWP) menggunakan Rumus 2.6.

2. Proses selanjutnya dilakukan pencarian Earned Value (EV) menggunakan Rumus 2.4 dan Actual Cost (AC) menggunakan Rumus 2.7.

3. Proses terakhir adalah menghitung Cost Performance Indeks (CPI) dengan rumus sebagai berikut : (Kasmarudin, 2010)

CPIn =EVn/ACn ... (2.10) Dimana :

CPI = Cost Performance Indeks EV = Earned Value

AC = Actual Cost n = Periode Monitoring

Berdasarkan data Cost Performance Indeks (CPI) tersebut dapat dilakukan analisis dengan indikator sebagai berikut: (Kasmarudin, 2010)

CPI > 1,00 = Terjadi Pembengkakan Biaya CPI = 1,00 = Sesuai Rencana

CPI < 1,00 = Terjadi Penghematan Biaya 2.11.3 Estimasi Biaya dan Waktu

(25)

tidak diambil tindakan koreksi. Perhitungan estimasi pada metode ini adalah

Estimate All Schedule (EAS) dan Estimate All Cost (EAC).

A. Estimate All Schedule (EAS)

Estimate All Schedule (EAS) adalah perhitungan estimasi waktu mulai dari awal proyek sampai dengan akhir proyek berdasarkan SPI terakhir. Tahapan perhitungan EAS adalah sebagai berikut:

1. Membuat tabel Cost Baseline berdasarkan waktu jadwal rencana yang dibuat dengan Total Biaya pada setiap sub pekerjaan dalam suatu proyek.

2. Proses berikutnya adalah mencari Budget Cost of Work Schedule

(BCWS) menggunakan Rumus 2.1 dan Budget Cost of Work

Performance (BCWP) menggunakan Rumus 2.2.

3. Proses selanjutnya dilakukan pencarian Planned Value (PV) menggunakan Rumus 2.3 dan Earned Value (EV) menggunakan Rumus 2.4

4. Proses berikutnya adalah menghitung Schedule Performance Indeks

(SPI) menggunakan Rumus 2.9 pada periode terakhir.

5. Proses terakhir adalah menghitung Estimate All Schedule (EAS) dengan rumus sebagai berikut : (Kasmarudin, 2010)

EAS = ((Waktu total-n) /SPI) + n ... (2.11) Dimana :

EAS = Estimate All Schedule

(26)

n = waktu monitoring B. Estimate All Cost

Estimate All Cost (EAC) adalah perhitungan estimasi biaya dari awal proyek

sampai dengan akhir proyek berdasarkan CPI pada periode terakhir. Tahapan perhitungan EAC adalah sebagai berikut:

1. Proses diawali dengan mencari Budget Cost of Work Schedule (BCWS) menggunakan Rumus 2.1 , Budget Cost of Work Performance (BCWP) menggunakan Rumus 2.2 ,dan Actual Cost of Work Performance

(ACWP) menggunakan Rumus 2.6.

2. Proses selanjutnya dilakukan pencarian Total Planned Value (PV) menggunakan Rumus 2.3, Earned Value (EV) menggunakan Rumus 2.4 terakhir, dan Actual Cost (AC) menggunakan Rumus 2.7 terakhir.

3. Proses berikutnya adalah menghitung Cost Performance Indeks (CPI) menggunakan Rumus 2.10 pada periode terkahir.

4. Proses Terakhir adalah menghitung Estimate All Cost (Estimate All Cost) dengan rumus sebagai berikut: (Kasmarudin, 2010)

EAC = ( ( PV – EVn ) / CPI ) + ACn ... (2.12) Dimana :

EAC = Estimate All Cost

PV = Planned Value (Total Rencana Biaya) CPI = Cost Performance Indeks

(27)

BAB III

PERANCANGAN SISTEM

3.1.Analisis Sistem

Tahapan analisis adalah tahapan dimana sistem yang sedang berjalan dipelajari dan sistem penganti diusulkan (Fatta, 2007). Pelaksanaan Analisis sistem dilakukan dengan melakukan studi kelayakan dan analisis kebutuhan terhadap sistem yang akan diusulkan.

3.1.1. Identifikasi Masalah

Dalam pelaksanaan sebuah proyek diperlukan pengawasan yang dilakukan secara terus – menerus supaya kualitas dari hasil proyek terjaga namun tidak menimbulkan biaya yang lebih besar dibandingkan dengan rencana yang telah dibuat. Pemimpin proyek memiliki tanggung jawab dalam mengawasi serta memberikan kebijakan apabila terjadi masalah yang berhubungan dengan kualitas proyek sehingga hasil proyek sesuai dengan kontrak yang dilakukan dengan instansi terkait dengan biaya yang minimal.

(28)

Daam pelaksanaan sebuah proyek seringkali adanya permintaan dari instansi terkait untuk melakukan pekerjaan tambahan yang mengakibatkan diperlukanya keputusan dari pemimpin proyek apakah pekerjaan tersebut akan diambil, ditolak, atau dilakukan negosiasi. Dalam pengambilan keputusan tersebut pimpinan proyek meminta rekapitulasi data pengeluaran dan rencana anggaran pelaksanaan. Dalam proses bisnis dalam melakukan monitoring yang ada di atas maka dapat digambarkan dalam Document Flow sesuai pada gambar 3.1.

Document Flow Proses Rekapitulasi Biaya Realisasi

Instansi Pemerintahan Sub Bidang Pencari Pekerjaan Sub Bidang Pengawasan Mandor Pimpinan Perusahaan

P

h

a

s

e

Start

Rancangan Dokumen Penawaran

Rancangan Dokumen Penawaran

Membuat Dokumen Penawaran

Membuat Dokumen Rencana (Rencana Anggaran

Pelaksanaan

Rencana Anggaran Pelaksanaan

Dokumen PenawaranDokumen

Penawaran Dokumen

Penawaran

Dokumen Penawaran Rencana Anggaran

Pelaksanaan

Pembelian Bahan dan Pembayaran

Alat

Buktu Pembayaran Absensi Tukang Absensi Tukang

Melakukan Rekapitulasi

Hasil Rekapitulasi

A

Hasil Rekapitulasi

A

Rencana Anggaran Pelaksanaan

Finish

Gambar 3.1 Document Flow Proses Rekapitulasu Biaya Realisasi

(29)

informasi yang reliabel untuk tujuan pengendalian. Hal ini dikarenakan banyak faktor yang tidak terbaca dalam sistem tersebut seperti pembayaran tenaga kerja diawal, sampai dimanakah pekerjaan proyek yang selesai, dan lainya. Maka dapat disimpulkan terdapat beberapa masalah yang terjadi dalam proses bisnis tersebut. Masalah tersebut adalah:

1. Rekapatulasi hanya berisi tentang total pengeluaran sehingga tidak diketahui apabila terjadi pembengkakan biaya pada suatu sub poryek. 2. Perbandingan antara total pengeluaran dan rencana anggaran pelaksanaan

hanya dapat dilakukan pada saat proyek telah selesai. Hal ini mengakibatkan pimpinan proyek kesulitan dalam mengambil keputusan apabila terjadi permintaan penambahan pekerjaan pada saat proyek berjalan.

3. Tidak diketahuinya apabila terjadi keterlambatan dalam proyek yang sedang berjalan. Hal ini mengakibatkan pemimpin proyek tidak dapat mengambil keputusan untuk mempercepat kinerja proyek.

Masalah tersebut dapat menyebabkan pemimpin proyek salah mengambil kerputusan. Berdasarkan data proyek periode tahun 2014 diketahui 44% proyek mengalami pembengkakan biaya dari nilai maksimal Rencana Anggaran Pelaksanaan yang telah dibuat.

3.1.2.Analisis kebutuhan Perangkat Lunak

(30)

yang telah dilakukan, dan menampilkan sisa biaya yang diperlukan sampai dengan proyek selesai dilakukan.

[image:30.595.94.513.321.721.2]

Metode yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan metode Earned Value. Metode ini memiliki kemampuan untuk menampilkan informasi biaya realisasi yang telah dilakukan dan menunjukkan rencana pada sub proyek dan jadwal mana yang telah diselesaikan, menampilkan pembengkakan biaya dan waktu yang terjadi, menampilkan informasi total pengeluaran dari pertama hingga akhir proyek berdasarkan biaya yang telah terealisasi ditambah dengan biaya rencana yang belum dilakukan, dan menampilkan indeks kinerja biaya dan waktu.

Tabel 3.1 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak

NO Kebutuhan Identifikasi Tujuan Data Yang dibutuhakan

Nama Detail

1 Laporan Penggunaan Biaya Menunjukkan penggunaan biaya pada 1(satu) periode Mengetahui total biaya penggunaan sumber daya dalam 1 (satu) periode.

 Daftar Harga

Bahan

 Daftar Harga

Tukang

 Daftar Harga

Alat Berat

 Realisasi Bahan  Realisasi Tukang  Realisasi Alat

Berat

 Realisasi Biaya

lain-lain 2 Perbandingan Penggunaan Biaya dengan Rencana Anggaran Pelaksanaan Menunjukkan perbandingan penggunaan biaya realisasi dengan rencana berdasarkan detil rencana Mengetahui letak perubahan penggunaan sumber daya antara rencana dan realisasi.

 Laporan

Penggunaan Biaya

 Rencana Bahan

dan Tukang

(31)
[image:31.595.95.513.95.539.2]

Tabel 3.1 Lanjutan Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak

NO Kebutuhan Identifikasi Tujuan Data Yang dibutuhakan

Nama Detail

3 Analisa Monitoring Biaya dan Jadwal Laporan Analisa dari metode Earned Value Melakukan monitoring terhadap rencana yang sedang berjalan dan memberikan analisa perubahan yang terjadi sehingga pimpinan proyek dapat mengambil kebijakan terhadap perbuahan waktu dan biaya.

 Laporan

Penggunaan Biaya

 Informasi

Proyek

 Rencana Bahan

dan Tukang

 Rencana Jadwal

 Data Penawaran

4 Laporan Akhir Proyek Laporan yang berisi tentang total realisasi dengan rencana pada akhir proyek Evaluasi pelaksanaan Proyek

 Analisa

Pengendalian Biaya dan Jadwal

5 Laporan Laba Per Periode Rekapitulasi Laporan Akhir Proyek Menghitung keuntungan dalam 1(satu) periode

 Laporan Akhir

Proyek

3.2.Perancangan Sistem

(32)

3.2.1. Model Pengembangan Sistem

(33)

INPUT Proses Output

Daftar Harga Bahan

Daftar Harga Tukang

Realisasi Volume Bahan

Absensi Tukang

Menghitung Penggunaan Biaya (Setiap Sub Proyek dalam satu periode)

Laporan penggunaan Biaya

Rencana Anggaran Pelaksanaan

Status Realisasi

Menghitung dan Menganalisis Kinerja Biaya dan

Jadwal (Setiap Proyek)

Analisa Pengendalian Biaya

dan Jadwal

Data Penawaran

Menghitung Keuntungan dan Analisis Pekerjaan

Proyek (Setiap Proyek)

Laporan Akhir Proyek

Laporan Keuntungan Per

periode Informasi

Proyek

Perbandingan Penggunaan Biaya

dengan Rencana Anggaran Pelaksanaan

Rencana Anggaran Pelaksanaan Daftar Harga Penggunaan Alat

Realisasi Penggunaan Alat

Realisasi Biaya Lain-Lain

Rencana Jadwal

(34)

A. Input

Secara umum setiap proyek mempunyai komponen inputyang sama. Komponen input yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah:

1. Daftar Harga Bahan

Daftar Harga Bahan merupakan kumpulan dari satuan harga bahan. Daftar Harga Bahan berisi tentang ID Bahan, Nama bahan, Nama Toko, Satuan Volume, dan Harga Satuan Bahan dari setiap bahan.

2. Daftar Harga Tukang

Daftar harga tukang merupakan kumpulan dari satuan harga dari setiap tukang. Daftar Harga tukang berisi tentang ID Tukang, Nama Tukang, Satuan Volume Pembayaran, Harga Satuan Pembayaran dari setiap tukang.

3. Daftar Harga Penggunaan Alat

Daftar harga pengguanaan alat merupakan kumpulan harga penggunaan alat baik milik sendiri ataupun sewa alat. Daftar harga penggunaan alat berisi tentang ID Alat, Nama Alat, Nama Tempat Sewa, Biaya Sewa, Satuan Sewa, Biaya Operasional, Satuan Operasional.

4. Realisasi Volume Bahan

(35)

5. Absensi Tukang

Absensi tukang adalah daftar kehadiran tukang yang yang berfungsi untuk menghitung biaya pembayaran tukang dan menghitung penggunaan tukang pada 1(satu) periode setiap sub proyek.

6. Realisasi Penggunaan Alat

Realisasi penggunaan alat adalah total penggunaan alat yang dalam penggunaanya diperlukan biaya yaitu biaya sewa atau biaya pelaksanaan yang digunakan untuk mengetahui total biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam menggunakan alat tersebut.

7. Realisasi Biaya Lain-lain

Realisasi biaya lain-lain merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan yang tidak terdapat dalam rencana seperti pembelian alat, maintenance alat, pekerjaan tambahan, bonus tukang, dan lain-lain yang merupakan pengeluaran dalam pengeluaran pekerjaan suatu proyek.

8. Rencana Anggaran Pelaksanaan

Merupakan rencana penggunaan bahan, tukang, dan alat dan rencana jadwal dalam suatu proyek yang telah dibuat oleh sub bagian pencari pekerjaan yang berguna untuk mengetahui total harga pelaksanaan proyek tersebut.

9. Informasi Proyek

(36)

diperlukan untuk mengidentifikasi proyek yang akan dianalisa oleh pemilik proyek.

10. Status Realisasi

Merupakan prosentase perkembangan proyek berdasarkan sub pekerjaan proyek dan waktu.inputan ini diperlukan untuk mengetahui sampai dimana proyek telah selesai dibandingkan dengan rencana yang telah dibuat.

B. Proses

1. Menghitung Penggunaan Biaya

Merupakan proses rekapitulasi realisasi biaya berdasarkan data realisasi yang diinputkan oleh sub bidang pengawas lapangan. Data realisasi bahan, absensi tukang, realisasi alat berat, dan realisasi lain-lain dipisah berdasarkan nama proyek, satuan periode, dan nama sub proyek. Berdasarkan pemisahan tersebut dicari harga bahan, harga tukang dan harga alat. Kemudian data tersebut ditotal berdasarkan pemisahan yang telah dilakukan.

(37)

Proses Menghitung Penggunaan Biaya

Start

Membuat Tabel Penggunaan Biaya Berdasarkan Nama proyek, Nama Sub Pekerjaan, Periode

Monitoring

Daftar Harga Bahan Daftar Harga Tukang Daftar Harga Alat

Realisasi Bahan Realisasi Tukang Realisasi Alat

Membuat Laporan Penggunaan Biaya

Laporan Penggunaan Biaya

Membuat Tabel Perbandingan

Realisasi Lain

Rencana Anggaran Pelaksanaan

Rencana Jadwal

Tabel Perbandingan

Finish Tabel Pengguanaan

Biaya

Gambar 3.3 Document Flow Proses Menghitung Penggunaan Biaya 2. Menghitung dan Menganalisis Kinerja Biaya dan Jadwal

Proses diawali dengan Cost Baseline dari rencana anggaran pelaksanaan dan jadwal rencana yang telah dibuat sebelumnya. Berdasarkan Cost Baseline tersebut dicari Budget Cost of Work Schedule(BCWS). Berdasarkan BCWS yang telah ditemukan maka dicari Planned Value pada setiap periode jadwal rencana.

Proses selanjutnya adalah mencari Budget Cost of Work performance

(38)

pekerjaan di lapangan. Berdasarkan BCWP yang telah ditemukan maka dicari

Earned Value (EV) pada masing-masing periode.

Proses berikutnya adalah mengambil data laporan penggunaan biaya pada proses penggunaan biaya yang kemudian dicari Actual Cost (AC) pada setiap periode realisasi.

Berdasarkan variabel PV, EV, dan AC tersebut maka dilakukan perhitungan pencarian data variabel variansi yang terdiri dari Schedule Varians (SV) dan Cost

Varians (CV) untuk mengetahui apakah proyek yang sedang dilaksanakan terjadi

percepatan jadwal, sesuai jadwal, atau terjadi keterlambatan dan mengetahui apakah proyek mengalami proyek mengalami pembengkakan biaya, penghematan biaya, atau sesuai dengan rencana.

Pada proses ini juga dicari tren perubahan berdasarkan indeks yang terdiri dari Schedule Performance Indeks (SPI) dan Cost Performance Indeks (CPI) yang berfungsi untuk melihat tren perubahan indeks jadwal berdasarkan jadwal rencana dengan jadwal realisasi dan melihat tren perubahan indeks biaya berdasarkan biaya rencana dengan biaya realisasi.

(39)

Menghitung dan Menganalisis Kinerja Biaya dan Jadwal

P

h

a

s

e

Start

Membuat Cost Baseline

Menghitung BCWS

Status Realisasi Menghitung BCWP

Rencana Anggaran

Pelaksanaan Jadwal Rencana

Menghitung Total Biaya Per Sub

Menghitung EV

Menghitung ACWP Proses Menghitung Penggunaan Biaya

Menghitung AC Menghitung PV

Menghitung SV Menghitung SPI Menghitung CV Menghitung CPI

Melakukan Analisa SV

Melakukan Analisa SPI

Melakukan Analisa CV

Melakukan Analisa CPI

PV EV

AC

SV

SPI CV

Menghitung EAS Menghitung EAC PV EV

Jadwal Rencana

Menghitung Total Periode SPI

Membuat Laporan Monitoring

SV SPI CPI CPI

CV

FInish Laporan Monitoring

Gambar 3.4 Document Flow Proses Menghitung dan Menganalisis Kinerja Biaya dan Jadwal

(40)
(41)

Proses dimulai dengan menghitung membuat tabel cost baseline berdasarkan rencana jadwal yang telah dibuat. Contoh tabel total Cost Baseline dapat dilihat pada tabel 3.2. Berdasarkan cost baseline tersebut maka dilanjutkan dengan melakukan perhitungan Budget Cost of Work Schedule (BCWS).Perhitungan BCWS dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.2 Tabel Total Cost Baseline

Periode

Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Sub Pekerjaan

Pembersihan 80

Pecah Batu 270

Pemasangan Batu 80

Leveling 170

Pengaspalan 300

Tebal 3.3 Perhitungan BCWS Proyek A (Contoh Kasus) Hari BCWS

1 80

2 270+80

3 170

4 300

Proses selanjutnya adalah menghitung Budget Cost of Work Performance

(BCWP). Proses ini dilakukan dengan menghitung progress work pada realisasi dikalikan dengan total biaya pada setiap sub pekerjaan. Perhitungan BCWP pada proyek A dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tebal 3.4 Perhitungan BCWP Proyek A (Contoh Kasus) Hari BCWP

1 80

2 270+(80*70%)

(42)

Proses selanjutnya adalah menghitung Actual Cost of Work Performance

(ACWP). ACWP merupakan total realisasi yang dilakukan pada suatu periode. Perhitungan ACWP pada proyek A dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tebal 3.5 Perhitungan ACWP Proyek A (Contoh Kasus) Hari ACWP

1 80 2 370+50 3 50+170 4 -

Setelah dilakukan perhitungan BCWS BCWP dan ACWP pada Proyek A, selanjutnya dilakukan perhitungan mencari Planned Value(PV), Earned

Value(EV), dan Actual Cost (AC). Perhitungan PV,EV dan AC pada proyek A

dapat dilihat pada tabel 3.6.

Tebal 3.6 Perhitungan PV,EV,CV Proyek A (Contoh Kasus) Hari Perhitungan

PV

PV Perhitungan EV

EV Perhitungan CV

CV

1 80 80 80 80 80 80

2 80 + 350 430 80 + 326 406 80 + 420 500

3 80 + 350 + 170

600 80 + 326 + 109

515 80 + 420 + 220

720 4 80 + 350 +

170+400

1000

- -

-

-

(43)

Tebal 3.7 Perhitungan SV Proyek A (Contoh Kasus) Hari PV EV Perhitungan

SV SV Analisa

1 80 80 80-80 0 Jadwal sesuai dengan rencana

2

430 406

406-430 -24

Jadwal mengalami keterlambatan 3

600 515

515-600 -85

Jadwal mengalami keterlambatan

Berdasarkan perhitungan tersebut diketahui SV dari monitoring pada hari ke– 3 adalah –85. Artinya pada contoh kasus di atas proyek A mengalami keterlambatan sebesar Rp 85,-. Berdasarkan informasi tersebut pemimpin proyek dapat memberikan kebijakan mempercepat pekerjaan proyek atau tetap membiarkanya.

Proses Selanjutnya adalah melakukan perhitungan serta melakukan analisa terhadap Cost Varians (CV) yang digunakan untuk mengetahui besarnya pembengkakan biaya atau penghematan biaya. Perhitungan dan Analisa SV dapat dilihat pada tabel 3.8.

Tebal 3.7 Perhitungan CV Proyek A (Contoh Kasus) Hari AC EV Perhitungan

CV CV Analisa

1 80

80

80-80 0

Biaya sesuai dengan rencana

2 500

406

406-500 -94

Terjadi

pembengkakan biaya

3 720

515

515-720 -205

Terjadi

(44)

Untuk memudahkan pimpinan dalam melihat tren perubahan jadwal yang terjadi di proyek A maka diperlukan untuk melakukan perhitungan Schedule

Performance Indeks (SPI). Perhitungan SPI dapat dilihat pada tabel 3.9.

Tebal 3.9 Perhitungan SPI Proyek A (Contoh Kasus) Hari PV EV Perhitungan

SPI

SPI Analisa

1 80 80 80/80 1 Jadwal sesuai dengan

rencana

2 430 406 406/430 0,94419 Jadwal mengalami keterlambatan 3 600 515 515/600 0,85833 Jadwal mengalami

keterlambatan

Pada tabel 3.7 terlihat bahwa terjadi penambahan keterlambatan pada proyek A setiap hari pertama sebesar 0,05 atau sebesat 5% dan pada hari kedua sebesar 0,9 atau 9% dengan total pembengkakan biaya terakhir sebesar 0,14 atau sebesar 14 %. Berdasarkan data tersebut maka diperlukan suatu estimasi jadwal yang dapat memberikan perkiraan terselesaikanya pekerjaan. Perhitungan Estimate All

Schedule (EAS) pada proyek A dapat dilihat pada tabel 3.10.

Tebal 3.10 Perhitungan EAS Proyek A (Contoh Kasus) Total

Hari

Periode Monitoring

PV EV SPI Perhitungan EAS

EAS

4 3 600 515 0,858 ((4 – 3 ) /

0,858 ) + 3

4,1655

Berdasarkan perhitungan EAS tersebut diketahui estimasi perkiraan jadwal sampai dengan proyek ini selesai adalah 4,1 Hari.

Untuk memudahkan pimpinan dalam melihat tren perubahan biaya yang terjadi di proyek A maka diperlukan untuk melakukan perhitungan Cost

(45)

Tebal 3.11 Perhitungan CPI Proyek A (Contoh Kasus) Hari AC EV Perhitungan

SPI

SPI Analisa

1 80 80 80/80 1 Biaya sesuai dengan

rencana

2 500 406 406/500 0,812 Terjadi

pembengkakan biaya 3 720 515 515/720 0,71528 Terjadi

pembengkakan biaya

Pada tabel 3.8 terlihat bahwa terjadi penambahan keterlambatan pada proyek A setiap pada hari pertama terdapat pembengkakan biaya sebesar 0,2 atau sebsar 20% dan pada hari kedua 0,1 atau sebesar 10%.. Berdasarkan data tersebut maka diperlukan estimasi pengeluaran apabila prosentase tetap berada pada 0,715. Perhitungan All Estimate Cost (AEC) dapat dilihat pada tabel 3.12.

Tebal 3.12 Perhitungan EAC Proyek A (Contoh Kasus) PV

Terakhir

EV AC CPI Perhitungan EAC

EAC

1000 515 720 0,715

((1000-720)/0,715)+720

1111,61

Berdasarkan perhitungan EAC tersebut diketahui estimasi perkiraan biaya sampai dengan proyek ini selesai adalah Rp 1.254,73.

3. Menghitung Keuntungan dan Analisis Pekerjaan Proyek

(46)

C. Output

1. Laporan Pengguaan Biaya

Merupakan laporan yang berisi tentang total pengeluaran bahan, tukang, alat pada setiap sub proyek dan periode. Laporan ini berguna untuk pemimpin proyek untuk mengetahui pengeluaran dalam suatu periode waktu sesuai dengan jadwal dan sub proyek yang telah direncanakan.

2. Perbandingan Penggunaan Biaya dan Rencana dengan Rencana Anggaran Pelaksanaan

Merupakan laporan yang berisi tentang total pengeluaran bahan, tukang, alat pada setiap sub proyek dan periode beserta Rencana Anggaran Pelaksanaan. Laporan ini berguna untuk pemimpin proyek untuk mengetahui penyebab pembengkakan biaya atau penghematan biaya yang terjadi dalam setiap rencana yang telah dibuat.

3. Analisa Monitoring Biaya dan Jadwal

Merupakan laporan yang berisi tentang perhitungan dengan metode

Earned Value yang berisi tabel total pengeluaran berdasarkan periode dan sub

proyek beserta perhitungan BCWS, BCWP, ACWP pada setiap periode. Juga berisi analisis Kinerja Jadwal Proyek, Kinerja Biaya Proyek, Indeks Kinerja, Estimasi Jadwal Penyelesaian Proyek, dan Estimasi Biaya Penyelesaian proyek. Laporan ini berguna untuk pemimpin proyek dalam memonitoring perkembangan proyek yang sedang berjalan.

4. Laporan Akhir Proyek

(47)

setelah proyek berakhir. Hal ini diperlukan untuk menganalisa apabila terjadi pembengkakan biaya sehingga dapat meningkatkan keuntungan pada proyek berikutnya.

5. Laporan Laba Per Periode

Merupakan laporan laba proyek dalam satu periode yang digunakan untuk menganalisa pendapatan dalam satu periode serta memanajemen keuangan kantor.

3.2.2. Data Flow Diagram (DFD)

DFD Merupakan gambaran arus data dari sistem secara tersetruktur dan jelas. DFD menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus data dan sistem secara logika. Keuntungan menggunakan DFD adalah memudahkan pemakai yang kurang mengusai komputer dapat mengerti tentang aplikasi yang dibuat.

(48)

Aplikasi Monitoring Proyek

Maintenance Data Master

Input Proyek Baru

Input Jadwal Rencana Input Rencana Anggaran Biaya Input Rencana Anggaran Pelaksanaan Input Penyelesaian Sub Input Realisasi Menghitung Penggunaan Biaya Menghitung dan Menganalisis Kinerja Biaya dan

Jadwal Menghitung Keuntungan Maintenance Master User Maintenance Master Toko Maintenance Master Bahan Maintenance Master Tukang Maintenance Master Alat Membuat Laporan Rekap

Input Data Sub Input Jadwal

Input RAB Bahan Input RAB Tukang Input RAB ALat Menghitung Total Kebutuhan

Input RAP Bahan Input RAP Tukang Input RAP Alat Input RAP Lain

Membuat Total Biaya RAP per Sub

Pekerjaan

Inut Realisasi Bahan Input Realisasi

Tukang Input Realisasi Alat Input Realisasi Lain

Menghitung Total Realisasi Membuat Rekap Data RAB Membuat Rekap Data RAP Membuat Rekap Data Realisasi Membuat Laporan Perbandingan Menghitung Budget Cost of Work

Schedule

Menghitung Budget Cost of Work

Schedule

Menghitung Actual Cost of Work

Schedule Menghitung Planned Value Menghitung Earned Value Menghitung Actual Cost Menghitung Schedule Variable Menghitung Cost Variable Menghitung Schedule Performance Indeks Menghitung Cost Performance Indeks Menghitung Estimate All Schedule Menghitung

Estimate All Cost Membuat Kurva S

Membuat Kurva SPI CPI Membuat Laporan Monitoring Membuat Laporan Akhir Proyek Membuat Laporan Keuntungan/ Kerugian per Periode

(49)

A. Context Diagram

Gambar 3.6 Context Diagram Aplikasi Monitoring Proyek

Pada Context Diagram diatas, terdapat satu proses utama yaitu Aplikasi Monitoring Proyek dan memiliki tiga entitas yaitu:

a) Sub Bagian Pencari Proyek

Sub Bagian Pencari Proyek memiliki tugas untuk menginputkan Data Master, Data Perubahan Harga, Data Proyek Baru, Data Rencana Jadwal, Data Rencana Anggaran Biaya dan Rencana Anggaran Pelaksanaan. Sub Bagian Pencari Proyek akan menerima laporan RAB, Laporan RAP, dan Rekapitulasi data master untuk melakukan pengecekan input yang telah dilakukan.

b) Sub Bagian Pengawas Lapangan

Sub Bagian Pengawas Lapangan bertugas untuk menginputkan data pemakaian bahan, tukang dan alat yang terjadi di tempat proyek dan juga mengukur penyelesaian pada suatu proyek yang digunakan untuk penghitungan perkembangan proyek. Untuk memastikan data yang diinput sub bagian pengawas lapangan juga dapat melihat data realisasi.

Data Master Perubahan Harga

Data Proyek Rencana Jadwal

RAP RAB Laporan RAB

Laporan RAP Rekapitulasi Data

Master

Data Realisasi Status Penyelesaiaan Data Realisasi

Laporan Penggunaan Biaya

Laporan Perbandingan Realisasi dan Rencana Laporan Analisis

Monitoring

Laporan Akhir Proyek Laporan Keuntungan/ Kerugian Per Periode

Data User Data Otoritas Sub Bagian Pencari Proyek

Sub Bagian Pengawas Lapangan

Pimpinan 1

(50)

c) Pemimpin Proyek

Pemimpin proyek memberikan input data otoritas dan data user serta menerima laporan berdasarkan input dari Sub Bagian Pencari Proyek dan Sub Bagian Pengawas Lapangan. Laporan yang diterima oleh Pemimpin Proyek antara lain Laporan Penggunaan Biaya, Laporan Perbandingan Realisasi dan Rencana, Laporan Perhitungan dan Analisis Monitoring, Laporan Akhir Proyek, dan Laporan Keuntungan per Periode.

B. DFD Level 1

(51)
[image:51.595.86.500.84.713.2]

Gambar 3.7 DFD Level 1 Aplikasi Monitoring Proyek Data Master Perubahan Harga Data Toko Data Bahan Harga Bahan Data Tukang Harga Tukang Data Alat Harga Alat Data Proyek Rekapitulasi Data Master Data Proyek Rencana Jadwal Nama Sub Jadwal Rencana Rencana Anggaran Biaya RAB Bahan RAB Tukang RAB Alat Laporan RAB Rencana Anggaran Pelaksanaan Laporan RAP RAP Bahan RAP Tukang RAP Alat RAP Lain Data Realisasi

Status Penyelesaiaan Status Penyelesaian

Realisasi Bahan Realisasi Tukang Realisasi Alat Realisasi Lain Data Realisasi Laporan Penggunaan Biaya Laporan Perbandingan Cost Baseline Rekap Pengeluaran Total Realisasi Total RAB Total RAP Laporan Monitoring

Laporan Akhir Proyek

Laporan Keuntungan/ Kerugian Per Periode

Data Monitoring Harga Bahan Harga Tukang Harga Alat Harga Bahan Harga Tukang Harga Alat Harga Bahan Harga Tukang Harga Alat

Rekap Data Master

Laporan Progress Work

Target Progress Ptogress Work Data User Data User Data User Data User Data Otoritas Data User Sub Bagian Pencari Proyek Sub Bagian Pengawas Lapangan

Pimpinan : 1

1.1 Maintenance Data

Master : 1

1 Toko 2 Bahan 3 Harga Bahan : 1

4 Tukang 5 Harga Tukang : 1

6 Alat 7 Harga Alat : 1

1.2 Input Proyek Baru

8 Proyek : 1

1.3 Input Jadwal

Rencana 9 Rencana : 1

10 Jadwal Rencana : 1 1.4

Input Rencana Anggaran Biaya

11 RAB Bahan : 1 12 RAB Tukang : 1 13 RAB Alat : 1 1.5

Input Rencana Anggaran Pelaksanaan

14 RAP Bahan : 1 15 RAP Tukang : 1

16 RAP Alat : 1 17 RAP Lain : 1

1.6 Input Realisasi

18 Jadwal Realisasi : 1 19 Realisasi Bahan : 1

20 Realisasi Tukang : 1 21 Realisasi Alat : 1 1.7

Input Penyelesaian Sub : 1

22 Realisasi Lain : 1

1.8 Menghitung Penggunaan

Biaya

18 Jadwal Realisasi : 2 19 Realisasi Bahan : 2 20 Realisasi Tukang : 2 21 Realisasi Alat : 2

22 Realisasi Lain : 2 8 Proyek : 2

9 Rencana : 2 10 Jadwal Rencana : 2 11 RAB Bahan : 2 12 RAB Tukang : 2 13 RAB Alat : 2 14 RAP Bahan : 2 15 RAP Tukang : 2 16 RAP Alat : 2 17 RAP Lain : 2

1.9 Menghitung dan Menganalisis Kinerja

Biaya dan Jadwal 1.10 Menghitung Keuntungan 3 Harga Bahan : 2

5 Harga Tukang : 2 7 Harga Alat : 2

3 Harga Bahan : 3 5 Harga Tukang : 3 7 Harga Alat : 3

1.1 Maintenance Data

Master : 2

1.7 Input Penyelesaian

Sub : 2

10 Jadwal Rencana : 3 23 Otoritas

24 User : 1

(52)

C. DFD Level 2 Maintenance Data Master

[image:52.595.97.507.279.708.2]

Proses maintenance data master merupakan proses yang dilakukan oleh sub bagian pencari proyek dalam melakukan input maupun edit data terhadap data master. Terdapat 7 proses dalam melakukan maintenance data master yang ada yaitu maintenance master toko, maintenance master bahan, maintenance master tukang, maintenance master alat, maintenance data otoritas, dan maintenance data user. Proses digambarkan lebih rinci pada gambar 3.8.

Gambar 3.8 DFD Level 2 Proses Maintenance Data Master

Data Toko Data Bahan Harga Bahan Data Tukang Harga Tukang Data Alat Harga Alat Data Toko Data Bahan Data Tukang Data Alat Harga Bahan Harga Tukang Harga Alat Data Toko Data Toko Data Toko Data Bahan Harga Bahan Data Tukang Harga Tukang Harga Alat Data Alat Rekapitulasi Data Master Laporan Rekap Data Otoritas Data User Data Otoritas Sub Bagian Pencari Proyek 1 Toko

2 Bahan : 1

3 Harga Bahan : 1

4 Tukang : 1

5 Harga Tukang : 1

6 Alat : 1

7 Harga Alat : 1 1.1.1 Maintenance Master Toko 1.1.2 Maintenance Master Bahan 1.1.3 Maintenance Master Tukang 1.1.4 Maintenance Master Alat 1.1.5 Membuat Laporan Rekap

2 Bahan : 2

3 Harga Bahan : 2

4 Tukang : 2

5 Harga Tukang : 2 6 Alat : 2

7 Harga Alat : 2

(53)

D. DFD Level 2 Tambah Jadwal Rencana

Proses Tambah Jadwal Rencana merupakan proses menginputkan data sub yang berisi tentang tentang nama sub dan total penyelesaian dalam suatu sub proyek dan proses menginputkan jadwal rencana yang digunakan untuk mencari target pekerjaan pada suatu sub pekerjaan. Proses lebih detil digambarkan pada gambar 3.9.

Gambar 3.9 DFD Level 2 Tambah Jadwal Rencana E. DFD Level 2 Input Rencana Anggaran Biaya

Proses input rencana anggaran biaya merupakan input yang dilakukan berdasarkan total anggaran dikali dengan analisa pada setiap sub pekerjaan. Pada input ini sub bagian pencari proyek menginputkan total kebutuhan bahan, total kebutuhan tukang, dan total kebutuhan alat, dan Menghitung Total Kebutuhan pada setiap sub proyek. Gambar pada proses ini dapat dilihat pada gambar 3.10.

Gambar 3.10 DFD Level 2 Input Rencana Anggaran Biaya Data Sub

Jadwal Rencana

Data Sub

Data Rencana Data User

Sub Bagian

Pencari Proyek 9 Rencana

10 Jadwal Rencana 1.3.1

Input Data Sub

1.3.2 Input Jadwal

24 User

Kebutuhan Bahan

Kebutuhan Tukang

Kebutuhan Alat

Kebutuhan Bahan

Kebutuhan Tukang

Kebutuhan Alat

Kebutuhan Bahan

Kebutuhan Tukang Kebutuhan Alat

Harga Bahan

Harga Tukang

Harga Alat Laporan Rekapitulasi

RAB Sub Bagian

Pencari Proyek

11 RAB Bahan

12 RAB Tukang

13 RAB Alat 1.4.1

Input RAB Bahan

1.4.2 Input RAB Tukang

1.4.3

Input RAB Alat

1.4.4

Menghitung Total Kebutuhan

3 Harga Bahan

5 Harga Tukang

(54)

F. DFD Level 2 Input Rencana Anggaran Pelaksanaan

Proses input rencana anggaran pelaksanaan yang dilakukan oleh sub bagian pencari proyek. Pada proses ini terdapat 4 proses yaitu menginputkan total kebutuhan bahan, total kebutuhan tukang, total kebutuhan alat, total kebutuhan lain, dan membuat total biaya rap sesuai dengan rencana anggaran pelaksanaan pada setiap sub proyek. Gambar pada proses ini dapat dilihat pada gambar 3.11.

Gambar 3.11 DFD Level 2 Input Renacana Anggaran Pelaksanaan

G. DFD Level 2 Input Realisasi

Proses input realisasi merupakan proses menginputkan data pengeluaran yang terjadi selama proyek berlangsung. Input realisasi terdiri dari realisasi bahan, realisasi tukang, realisasi alat, realisasi lain, dan menghitung total realisasi. Proses lebih detil digambarkan pada gambar 3.12.

Total Kebutuhan RAP Bahan

Total Kebutuhan RAP Tukang

Total Kebutuhan RAP Alat

Total Kebutuhan RAP Lain

Data RAP Bahan

Data RAP Tukang

Data RAP Alat

Data RAP Lain

Kebutuhan Bahan Kebutuhan Tukang Kebutuhan Lain

Kebutuhan Alat Harga Bahan

Harga Tukang

Harga Alat Laporan Toral Biaya

RAP Per Sub Pekerjaan Sub Bagian

Pencari Proyek

14 RAP Bahan

15 RAP Tukang

16 RAP Alat

17 RAP Lain 1.5.1

Input RAP Bahan

1.5.2

Input RAP Tukang

1.5.3

Input RAP Alat

1.5.4

Input RAP Lain

3 Harga Bahan

5 Harga Tukang

7 Harga Alat

1.5.5

Membuat Total Biaya RAP Per Sub

(55)

Gambar 3.12 DFD Level 2 Proses Input Realisasi H. Menghitung Penggunaan Biaya

Proses menghitung penggunaan biaya merupakan proses yang dilakukan untuk melakukan rekapitulasi penggunaan biaya berdasarkan periode waktu dan berdasarkan sub pekerjaan pada pekerjaan proyek. Terdapat 4 proses yang terjadi pada proses ini, yaitu membuat rekap data rab, membuat rekap data rap, membuat rekap data realisasi dan membuat laporan perbandingan. Proses ini digambarkan pada gambar 3.13.

Realisasi Bahan

Realisasi Tukang

Realisasi Alat

Realisasi Lain

Realisasi Bahan

Realisasi Tukang

Rekap Realisasi

Harga Bahan

Harga Tukang

Harga Alat

Realisasi Alat

Realisasi Lain

Realisasi Bahan Realisasi Tukang

Realisasi Alat Realisasi Lain Sub Bagian

Pengawas Lapangan

19 Realisasi Bahan

20 Realisasi Tukang

21 Realisasi Alat

22 Realisasi Lain

3 Harga Bahan

5 Harga Tukang

7 Harga Alat

1.6.1

Input Realisasi Bahan

1.6.2

Input Realisasi Tukang

1.6.3

Input Realisasi Alat

1.6.4

Input Realisasi Lain

1.6.5

(56)
[image:56.595.99.510.83.509.2]

Gambar 3.13 DFD Level 2 Menghitung Penggunaan Biaya

I. DFD Level 2 Menghitung dan Menganalisis Kinerja Biaya dan Jadwal Proses diawali dengan menghitung BCWS, BCWP, dan ACWP pada setiap sub dan periode yang dipilih yang didapat dari data rekapitulasi yang dilakukan pada proses menghitung penggunaan biaya. Proses dilanjutkan dengan menghitung Planned Value, Earned Value, dan Actual Cost pada setiap sub dan periode. Berdasarkan data Planned Value dan Earned Value dapat dihitung Hasil Schedule Varians dan Cost Performance Indeks dan berdasarkan Earned Value dan Actual Cost dapat dihitung Cost Varians dan Cost Performance Indeks. Dari

Rekap Data Master Kebutuhan Bahan

Kebutuhan Tukang RAB Alat

Data Proyek Data Rencana Data Jadwal Rencana

Data Proyek Data Rencana Data Jadwal Rencana Rekap Data Master

Kebutuhan Bahan Kebutuhan Tukang Kebutuhan Alat Kebutuhan Lain Jadwal Realisasi Penggunaan Bahan Penggunaan Tukang Penggunaan Alat Penggunaan Lain Rekap Data Master

Rekapitulasi Kebutuhan RAP per

Periode Rekapitulasi RAB Bahan Rekapitulasi Realisasi per Periode Rekapitulasi Realisasi Rekapitulasi RAB Rekapitulasi RAP Laporan Perbandingan Rekapitulasi Realisasi Rekapitulasi RAP Rekapitulasi RAB Rekapitulasi RAB Rekapitulasi RAP Rekapitulasi Realisasi Pimpinan 1.9 Menghitung dan Menganalisis Kinerja

Biaya dan Jadwal (Aplikasi Monitoring Proyek) 1.10 Menghitung Keuntungan (Aplikasi Monitoring Proyek) 18 Jadwal Realisasi 19 Realisasi Bahan 20 Realisasi Tukang 21 Realisasi Alat 22 Realisasi Lain 8 Proyek 9 Rencana 10 Jadwal Rencana 11 RAB Bahan 12 RAB Tukang 13 RAB Alat

14 RAP Bahan 15 RAP Tukang 16 RAP Alat 17 RAP Lain

1.8.1 Membuat Rekap Data

RAB : 1

1.8.2 Membuat Rekap Data

RAP : 1

1.8.3 Membuat Rekap Data

Realisasi : 1 1.8.4 Membuat Laporan

Perbandingan : 1 1.1

Maintenance Data Master : 1 (Aplikasi Monitoring

Proyek)

1.1 Maintenance Data

Master : 2 (Aplikasi Monitoring

Proyek)

1.8.1 Membuat Rekap Data

RAB : 2

1.8.1 Membuat Rekap Data RAB : 3

1.8.2 Membuat Rekap Data RAP : 2

1.8.4

Membuat Laporan Perbandingan : 2 1.8.3

(57)
(58)

Gambar 3.14 DFD Level 2 Proses Menghitung dan Menganalisis Kinerja Biaya dan Jadwal

J. DFD Level 2 Menghitung Keuntungan atau Kerugian

Proses ini merupakan proses yang terjadi apabila proyek telah selesai. Laporan yang dihasilkan pada proses ini merupakan laporan yang berisi tentang

Rekap Realisasi

Rekap Rencana

Rekap Rencana

ACWS per Periode

BCWP per Periode

PV per Periode

AC per Periode EV per Periode

AC per Periode

EV per Periode

EV per Periode

EV per Periode PV per Periode

EV T erakhir PV T erakhir

EV T erakhir SPI T erakhir

AC T erakhir

PV Periode Monitoring CPI T erakhir

CPI per Periode SPI per Periode

EV per Periode

AC per Periode PV per Periode

Progress Work

SV per Periode

CV per Periode

SPI per Periode

CPI per Periode Kurva S

Kurva SPI CPI

Laporan Monitoring

Laporan Monitoring Kurva SPI CPI

Kurva S 1.8 Menghitung Penggunaan Biaya (Aplikasi Monitoring Proyek) Pimpinan 1.10 Menghitung Keuntungan (Aplikasi Monitoring Proyek) 1.9.1 Menghitung Budget Cost of Work Schedule

1.9.2 Menghitung Budget

Cost of Work Performance 1.9.3

Menghitung Actual Cost of Work Performance 1.7 Input Penyelesaian Sub (Aplikasi Monitoring Proyek) 1.9.4 Menghitung Planned

Value : 1

1.9.5 Menghitung Earned

Value : 1 1.9.6

Menghitung Actual Cost : 1

1.9.7 Menghitung Schedule

Varians : 1

1.9.8 Menghitung Cost

Varians : 1

1.9.9 Menghitung Schedule Performance Indeks : 1

1.9.10 Menghitung Cost Performance Indeks :

1 1.9.11 Menghitung Estimate All Schedule 1.9.12 Menghitung Estimate All Cost 1.9.13 Membuat Kurva S : 1 1.9.14

Membuat Kurva SPI CPI 1.9.9 Menghitung Schedule Performance Indeks : 2

1.9.10 Menghitung Cost Performance Indeks :

2

1.9.4 Menghitung Planned

Value : 2

1.9.5 Menghitung Earned

Value : 2

1.9.6 Menghitung Actual

Cost : 2

1.9.16 Membuat Laporan

Monitoring

1.9.7 Menghitung Schedule

Varians : 2

1.9.8 Menghitung Cost

Varians : 2

1.9.9 Menghitung Schedule Performance Indeks : 3

1.9.10 Menghitung Cost Performance Indeks :

3 1.9.13

(59)

informasi yang mendukung dalam proses evaluasi yang akan dilakukan oleh perusahaan setiap proyek selesai. Dalam proses ini terdapat dua proses yang terjadi yaitu proses membuat laporan akhir proyek dan proses membuat laporan kerugian atau keuntungan per periode. Proses ini dapat dilihat pada gambar 3.15.

Gambar 3.15 DFD Level 2 Proses Menghitung Keuntungan atau Kerugian K. ERD

1. CDM

CDM pada Rancang Bangun Aplikasi Monitoring Proyek dengan Metode Earned Value ini, merupakan gambaran dari struktur database yang akan digunakan dalam pembuatan aplikasi. Dalam CDM ini terdapat 16 tabel yang terdiri dari 8 tabel master dan 17 tabel transaksi

Keuntungan Proyek Laporan Monitoring

Laporan Rekap Laporan Akhir Proyek

Laporan Keuntungan/ Kerugian per Periode 1.8

Menghitung Penggunaan Biaya (Aplikasi Monitoring

Proyek)

1.9 Menghitung dan Menganalisis Kinerja

Biaya dan Jadwal (Aplikasi Monitoring

Proyek)

Pimpinan 1.10.1

Membuat Laporan Akhir Proyek

1.10.2 Membuat Laporan Keuntungan/Kerugian

(60)

Gambar 3.16 CDM Rancang Bangun Aplikasi Monitoring menggunakan Metode

Earned Value

2. PDM

Physical Data Model (PDM) pada proses Rancang Bangun Aplikasi Monitoring menggunakan metode Earned Value ini, merupakan gambaran

Memiliki Otoritas Memiliki Hak Akses

Direncanakan oleh

Memiliki Nama Sub

Bahan dibeli di

Alat dibeli di

Alat Dengan harga Bahan dengan harga

Menggunakan Tukang Memiliki Jadwal

Dilakukan pada

RAB Bahan pada

Menawarkan Total Tukang

Merencanakan Alat

merencanakan bahan merencanakan total tukang

Merencanakan alat dengan total Merencanakan Pengeluaran

Menawarkan Tukang Menawarkan Alat

Menawarkan Bahan Penggunaani Bahan Menggunakan

Realisasasi Tukang Menggunakan Realisasi Alat Menggunakkan

Realisasi Lain Menggunakan

Penggunaan Alat Dengan Harga Penggunaan Tukang Dengan harga Pengunaan Bahan dengan Harga

Diawasi Oleh

Merencanakan Bahan dengan harga

Merencanakan tukang dengan harga Merencanakan dengan harga User # * * Kode User Nama Sandi

Variable characters (7) Variable characters (20) Variable characters (20)

Otoritas #

* Kode Otoritas Nama Otoritas

Variable characters (7) Variable characters (20)

Hak Akses o Hak Akses Data Variable characters (7)

Proyek # * * * o o o * Kode Proyek NamaProyek Alamat Proyek Nama Instansi No SPK Tgl Mulai Total Hari Status Proyek

Variable characters (11) Variable characters (7) Text Text Text Date Integer Characters (1) Rencana # * * * Kode Rencana NamaSub Pekerjaan Total Pekerjaan Satuan Pekerjaan

Variable characters (12) Text Integer Characters (10) Toko # * * o Kode Toko Nama Toko Alamat Toko No Telp Toko

Variable characters (11) Text Text Variable characters (15)

Bahan # * * Kode Bahan Nama Bahan Satuan Bahan

Variable characters (11) Text Variable characters (10)

Alat # * * o * Kode Alat Nama Alat Satuan Alat Satuan Sewa Status Alat

Variable characters (11) Text Variable characters (10) Variable characters (10) Characters (1)

Harga Bahan #

*

Kode Harga Bahan Harga Bahan

Variable characters (11) Integer

Harga Alat #

* o

Kode Harga Alat Harga Harga Operasional

Long characters (11) Integer Integer Tukang # * * o * * * Kode Tukang Nama Tukang Alamat Tukang No Telp Tukang Kemampuan Satuan Tukang Max Input

Variable characters (11) Text Text Variable characters (15) Variable characters (45) Variable characters (10) Integer

Harga Tukang #

*

Kode Harga Tuka

Gambar

Tabel 3.1 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak
Tabel 3.1 Lanjutan Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak
Gambar 3.7 DFD Level 1 Aplikasi Monitoring Proyek
Gambar 3.8 DFD Level 2 Proses Maintenance Data Master
+7

Referensi

Dokumen terkait

Masalah yang akan dibahas oleh penulis adalah bagaimana merancang sebuah komunikasi visual buku pengetahuan ilmiah tentang pengetahuan luar angkasa

nirmana mengajarkan tentang unsur atau elemen yang ada pada suatu lukisan atau gambar serta estetika seni dalam mengorganisasi unsur atau elemen agar menjadi

Mikroenkapsulasi pigmen klorofil daun pandan dapat dilakukan untuk mendapatkan pewarna hijau dalam bentuk kering dan mengandung pigmen yang lebih banyak dibandingkan dengan

Auntie : Dear satsu and little chiyo, as one who was once an orphan child my self..this humbleperson is sorry to inform you..that six weeks after you left for your new life

 Setelah memberi penjelasan singkat tentang materi “Upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman disintegrasi”, guru memberi kesempatan bagi peserta didik

Saat pertemuan mahasiswa Hubungan Internasional se-Indonesia di Padang bulan April kemarin, seorang mahasiswa yang menjadi delegasi dari Papua mengklaim bahwa rakyat Papua

Renstra Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) tahun 2020-2024 ini disusun sebagai upaya menetapkan pedoman bagi arah pelaksanaan kegiatan BBKB dalam 5 tahun

Adalah suatu metode peramalan serangkaian waktu yang sesuai dengan garis tren terhadap serangkaian titik-titik data masa lalu, kemudian diproyeksikan ke dalam peramlan