• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan agen fitoterapi tanaman Blimbing wuluh (AverrhoabilimbiL.) & Daun tapak dara (Catharanthusroseus G) sebagai agen hipoglikemik (Uji keamanan, formulasi dan pengembangan kemasan produk)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan agen fitoterapi tanaman Blimbing wuluh (AverrhoabilimbiL.) & Daun tapak dara (Catharanthusroseus G) sebagai agen hipoglikemik (Uji keamanan, formulasi dan pengembangan kemasan produk)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR

HIBAH BERSAING

Pengembangan agen fitoterapi tanaman Blimbing wuluh (AverrhoabilimbiL.) & Daun tapak dara (Catharanthusroseus G) sebagai agen hipoglikemik

(Uji keamanan, formulasi dan pengembangan kemasan produk) Tahun ke 2 dari rencana 2 tahun

Oleh

Dr.dr. EM Sutrisna,M.Kes NIDN.0620087001 Tanti AzizahS.MSc.Apt

NIDN.0605087601

(2)
(3)

ABSTRAK

Blimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) & Daun tapakdara (Catharanthusroseus G) dalam penelitian sebelumnya telah terbukti mampu menurunkan kadar glukosa darah pada tikus putih jantan galur Wistar yang diindukasi aloksan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kombinasi kedua ekstrak tersebut dalam menurunkan kadar glukosa darah.

Pada tahun kedua ini peneliti melakukan uji ketoksikan akut dan subkronis dari kombinasi blimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) & Daun tapak dara (Catharanthus roseus G) dengan dosis (40:40 mg/kgbb) dan (80:80 mg/kgbb). UJi ketoksikan akut dilakukan selama 14 hari, sedang uji ketoksikan subkronis dilakukan selama 90 hari.

Hasil uji ketoksikan akut didapatkan data bahwat idak ada perbadaan bermakna dari berat badan antara kontrol negatif dengan perlakuan ekstrak. Tidak ada perubahan sifat defekasi dan kesadaran sebelum perlakuan dan setelah perlakuan. LD50 kombinasi ekstrak etanol 70% Blimbing wuluh (AverrhoabilimbiL.) & Daun tapak dara (Catharanthusroseus G) perbandingan 1:1 dengan metode Miller tainter adalah 16142 mg/kgbb. Pada ketoksikan sub kronis didapatkan bahwa pemberian kombinasi ektrak selama 90 peroral tidak menimbulkan perubahan pada profil darah rutin, fungsi hepar maupun fungsi ginjal. Sediaan ekstrak dibuat dalam bentuk kapsul.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah kombinasi ekstrak etanol 70% Blimbing wuluh (AverrhoabilimbiL.) & daun Tapak dara (Catharanthusroseus G) perbandingan 1:1 relatif aman dan relative tidak toksik

Kata Kunci: Blimbing wuluh (Averrhoa bilimbiL.), Tapak dara (Catharanthusroseus G), uji keamanan

(4)

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT karena limpahan rahmat dan karunianya, sehingga penulis berhasil menysun Laporan penelitian hibah bersaing tahun ke duadengan judul “Pengembangan agen fitoterapi tanaman Blimbing wuluh (AverrhoabilimbiL.) & Daun tapak dara (Catharanthusroseus G) sebagai agen hipoglikemik” (Uji keamanan, formulasi dan pengembangan kemasan produk )ini.

Laporan kemajuan ini disusun untuk memenuhi kewajiban penyusunan laporan sebagai bentuk pertanggungjawaban penelitian. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini sehingga kritik dan saran sangat kami nantikan.

Terima kasih

Surakarta, November 2014

EM Sutrisna

(5)

Pendahuluan

Penyakit diabetes merupakan salah satu penyakit indokrin yang paling sering dijumpai di Indonesia. Jumlah penderita penyakit Diabetes melitus setiap tahunnya terus meningkat. Data yang dipublikasikan dalam jurnal Diabetes Care tahun 2004, pada tahun 2000 penderita diabetes

di Indonesia mencapai 8,4 juta orang (Subroto, 2006) dan Menurut data WHO, Indonesia

menempati urutan ke-4 penderita DM diidunia dengan prevalensi 8,6% dari total penduduk

(Anonim, 2005).

Pada tahun pertama, peneliti telah mendapatkan data bahwa kombinasi blimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) & Daun tapak dara (Catharanthus roseus G) dosis IV (40:80 mg/kgbb) dan kelompok V (80:40 mg/kgbb) mempunyai efek menurunkan kadar glukosa darah pada hari 7. Pada hari ke 9;13 dan 19 kombinasi dosis I ((40:40 mg/kgbb), II dan III mempunyai efek menurunkan kadar glukosa darah (P<0,05). Semua tikus mengalami peningkatan ureum dan kreatinin pada hari ke 19. Tidak terdapat perbedaan bermakna kadar ureum dan kreatinin antar kelompok perlakuan. Kombinasi dosis I; II dan III tidak mampu mencegah keruskan ginjal akibat indukai aloksan (P>0,05).

Melihat Hasil pada penelitian tahun pertama, peneliti melanjutkan dengan uji keamanan,

(6)

B. Tujuan Khusus

Penelitian ini merupakan penelitian multitahun dengan tujuan sebagai berikut:

1. Tujuan jangka panjang:

Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah pemanfaatan secara maksimal biodiversitas

hayati Indonsia untuk meningkatkan derajad kesehatan, sehingga dalam pengelolaan

kesehatan Indonesia tidak tergantung lagi pada obat-obat sintetik yang masih diimpor

dari Luar negri, tetapi lebih mengandalkan Obat herbal produksi Indonesia

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah mendapatkan produk berupa obat herbal

terstandar untuk penyait kencing manis (DM) berbahan dasar ekstrak etanol 70%

tanaman blimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) & Daun tapak dara (Catharanthus roseus G)

C. Urgensi Penelitian

Jumlah penderita penyakit DM terus meningkat setiap tahunnya. Menurut data yang

dipublikasikan dalam jurnal Diabetes Care tahun 2004, penderita diabetes di Indonesia pada

tahun 2000 mencapai 8,4 juta orang (Subroto, 2006) dan hasil survey yang dilakukan oleh

organisasi kesehatan dunia WHO, Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dengan prevalensi

8,6% dari total penduduk dalam jumlah penderita penyakit DM (Anonim, 2005). Dengan

meningkatnya prevalensi DM di Indonesia dapat menimbulkan dampak negatif berupa

penurunan kualitas sumber daya manusia (SDM) akibat sifat penyakit yang menahun.

Pengobatan yang dilakukan tidak murah karena penderita DM harus mengkonsumsi obat dalam

jangka waktu yang cukup lama. Padahal obat sintetis kimia (obat konvensional) yang dikonsumsi

dan beredar di pasaran cukup mahal.

Indonesia memiliki alam yang menyediakan beragam tanaman obat berkhasiat untuk

mengatasi berbagai macam penyakit. Tanaman-tanaman yang diduga berkhasiat untuk

pengobatan, sebenarnya telah digunakan secara tradisional. Obat tradisional ini penggunaannya

(7)

menekankan pada keluhan-keluhan subjektif (Subroto, 2006). Saat ini penggunaan obat-obatan

dari bahan alami (obat herbal) dalam pengobatan semakin meningkat. Obat herbal memiliki

kelebihan yang tidak dimiliki obat-obatan sintetis kimia yaitu efek samping relatif kecil dan lebih

ekonomis. Namun, bukti ilmiahnya pada umumnya masih sangat sedikit, sementara tuntutan

bukti-bukti ilmiah dari pengguna obat tradisional semakin meningkat dengan semakin

meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan.

Tanaman obat terbukti merupakan salah satu sumber bagi bahan baku obat DM karena

pada tanaman tersebut memiliki senyawa-senyawa yang berkhasiat sebagai antidiabetes mellitus.

Penelitian bahan obat berbentuk tunggal maupun ramuan dalam industri jamu biasanya

didasarkan atas pemakaian empiris secara turun temurun oleh masyarakat.

Pengobatan DM yang selama ini dilakukan adalah dengan obat sintetik berupa injeksi

Insulin maupun dengan obat antidiabetik (golongan sulfonilurea, biguanid, tiazolodinedion,

acarbose dan meglitinide). Obat obat sintetik tersebut banyak kontraindikasi dan menimbulkan

efek samping antaralain: lipodistrofi pada tempat suntikan insulin, gangguan saluran cerna, laktat

asidosis (metformin), gangguan penglihatan (sulfonilurea), nafsu makan berkurang dan lain-lain.

Obat tersebut tidak boleh diberikan (kontraindikasi) pada penderita dengan gangguan fungsi hati,

ganguan ginjal, hamil & menyusui(untuk obat oral)

Karena banyaknya kontraindikasi dan efek samping tersebut maka perlu dikembangkan suatu penemuan obat DM yang relatif minimal efek samping dengan bahan baku dari tanaman asli Indonesia

Penemuan agen fitoterapi untuk DM ini menjadi sangat penting karena beberapa alasan: 1. Insidensi penyakit Diabetes mellitus (DM) sangat besar di Indonesia

2. Biodiversitas hayati Indonesia yang besar sehingga usaha-usaha eksplorasi penemuan obat herbal terstandar dengan tanaman asli Indonesia menjadi suatu kebutuhan yang mutlak

3. Banyaknya efek samping pada pemakaian obat sintetik DM

(8)

Peneliti dengan tim selama beberapa tahun telah melakukan penelitian antidiabetes dengan tujuh macam tanaman antara lain: blimbing wuluh, daun tapak dara, ceplukan, keji beling, seledri, daun sendok, & jambu biji yang diujikan pada hewan uji tikus dan kelinci. Kesemua tanaman tersebut mempunyai efek menurunkan gula darah. Penelitian yang telah dilakukan tim peneliti terhadap blimbing wuluh dan daun tapak dara menggunanakan metode induksi aloksan, sedangkan terhadap 5 tanaman lain dengan metode toleransi glukosa.

Dari ketujuh tanaman tersebut hasil yang signifikan adalah sebagai berikut: ekstrak etanol 70% buah belimbing wuluh, dosis 20 mg/200 grBB, 40 mg/200 grBB, 80 mg/200 grBB mampu menurunkan kadar glukosa darah dengan PKGD (Penurunan Kadar Glukosa Darah) berturut-turut 42.72%, 43.3% dan 58.95% (Mulyadin & Sutrisna, 2012), ekstrak etanol 70% daun tapak dara (Catharanthus roseus), dosis 20 mg/200 grBB, 40 mg/200 grBB, 80 mg/200 grBB mampu menurunkan kadar glukosa darah dengan PKGD (Penurunan Kadar Glukosa Darah) berturut-turut 43.56%, 53.7% dan 58.8% (Putro & Sutrisna, 2012), tanaman buncis (Phaseolus vulgaris L) dosis 200, 300 dan 450 mg/kgBB memiliki efek menurunkan kadar glukosa darah dengan

persentase penurunan kadar glukosa darah (% PKGD) masing-masing 16,00%, 27,59% dan

50,863% (Erlita et al., 2008), sedang herba jaka tuwa dalam bentuk ekstrak etanol dosis 100

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Ali A, Alkhawajah A, Randhawa MA, Shaikh NA. Oral and intraperitoneal LD50 of thymoquinone, an active principle of Nigella sativa, in mice and rats. J Ayub Med Coll Abbotabad 2008;20(2):25–7.

Anonim, 1993, Pedoman Pengujian dan Pengembangan Fitofarmaka Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik, 15-16, Pengembangan dan Pemanfaatan Obat Bahan Alam, Jakarta.

Anonim, 2000, IONI (Informatorium Obat Nasional Indonesia), 263-269, Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 2005, Diabetes Mellitus Masalah Kesehatan Masyarakat yang

Serius,(online),(http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewart icle&sid=942&itemid=2, diakses 22 Jan 2009).

Anonim, 2007, Acarbose, (online), (http://www.wikipedia.org/wiki/Acarbose, diakses 15 Agustus 2007)

Carol S A (1995) Acute, Subchronic, and Chronic Toxicology. In: Michael, J.D., ManfredAH. Eds. CRC Handbook of Toxicology. US. CRC Press

Dheer R. dan Bhatnagar P., 2010. A study of the Antidiabetic Activity of Barleria prionitis Linn. Indian Journal of Pharmacology. Vol 42 (2): 70-3.

DiPiro, T, 2002, Pharmacotherapy, Mc Grwill, USA

Erlita, B., Sutrisna, E. & Munawaroh, R., 2008, Efek hipoglikemik infusa buah buncis (Phaseolus vulgaris L) pada kelinci jantan yang dibebani glukosa, Skripsi, Farmasi, UMS, Surakarta

Eryzal, R 2002, Perkembangan Penemuan Obat Antidiabetes Pada Industri Farmasi, disampaikan pada Seminar Nasional “Terapi Diabetes Mellitus secara Medis dan Alternatif” , Universitas Muhammadiyah Surakarta.

(10)

Katzung, B.G.,2002, Farmakologi Dasar dan Klinik, Buku 2, Edisi 8, 671-673, Penerjemah dan Editor Bag Farmakologi Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, Salemba Medika, Jakarta

Lathifah Q. A., 2008. Antibakteri Pada Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Dengan Variasi Pelarut, skripsi, Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Malang

Miller LC, Tainter ML. Estimation of LD50 and its error by means of log-probit graph paper. Proc Soc Exp Bio Med 1944;57:261.Inc. pp:51-104

Mulyadin, Sutrisna,E.M. & Ermawati, S., 2012, Uji efek ekstrak etanol 70% buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap kadar glukosa darah tikus putih jantan galur wistar, Skripsi, Kedokteran, UMS, Surakarta

Nwachukwu D. C., Okwuosa C.N., Achukwu P.U., Azubieke N., Eze G., 2010. Investigation of the Anti-Hyperglycaemic Effect of the Leaf Extracts of Solanum Dulcamara in Diabetic Rats. Indian Journal of Novel Drug delivery. Vol 2: 138-43

Onyeyilli P.A., Iwuoha, C.L & Akinniyi, J.A., 1998, Chronic toxicity study of Fiscus Platyphylla blumme in rats, West Afric J Pharmacol.Drugs Res., 14, 27-30

Putro, M.A.S., Sutrisna, E.M., 2012, Uji Efek Ekstrak Etanol 70% Daun Tapak Dara (Catharanthus roseus G) Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar, Skripsi, Kedokteran, UMS, Surakarta

Santoso, M.H., dan Zaini, N. C., 2002, Prospek, Tantangan Penelitian, dan Pengembangan Tanaman Obat Untuk Terapi Diabetes, Seminar Nasional Diabetes Mellitus, Fakultas Farmasi, universitas Muhammadiyah Surakarta

Siswandari, I.S., Sutrisna, E. & Sriwahyuni, A., 2008, Uji penurunan kadar glucosa darah ekstrak etanol 70% herba jaka tua (Scoparia dulcis L.) pada kelinci jantan yang dibebani glucosa, Skripsi, Farmasi, UMS, Surakarta

Soedibyo B. R. A. M., 1998. Alam Sumber Kesehatan Manfaat dan Kegunaan. Jakarta: Balai Pustaka. pp: 81.

Sofiudin, D, 2011, Statistik untuk kedokteran dan Kesehatan, EGC, Jakarta

(11)

Sudarsono P. N., Gunawan D., Wahyuono S., Donatus I.A., Purnomo, 2002. Tumbuhan Obat II : Hasil Penelitian, Sifat-Sifat, dan Penggunaan. Yogyakarta: Pusat Studi Obat Tradisional UGM. pp: 15-7

Suharmiati, dan Handayani, 2006, Cara Benar Meracik Obat Tradisional, PT. Agromedia Pustaka, Yogyakarta,

Syed Imtiaz Haider,Syed Erfan Asif, Cleaning Validation Manual: A Comprehensive Guide for the Pharmaceutical and Biotechnology Industries 2010, Taylor & Francis group, ISSN 978-1-14398-26607,New York, hal 57

Tjay, T.H. dan Rahardja K., 2002, Obat-obat Penting Khasiat Penggunaan dan Efek Sampingnya, Edisi V, 693-704, Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Ada dua jenis tungku yang digunakan yaitu yang pertama : tungku drum modifikasi dengan pipa pengalir asap berbentuk spiral, tungku kedua adalah tungku yang

menyelesaikan Laporan Akhir yang berjudul “ Pemanfaatan Bambu Betung Dan Buah Bintaro Dalam Pembuatan Briket Arang Dengan Menggunakan Perekat Tepung Beras ”.. Laporan ini

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, hikmat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul

pengetahuan tentang akhlak terpuji yang kemudian dilanjutkan dengan memberikan keteladanan (contoh) dalam kehidupan yang direalisasikan dalam perbuatan.. terpuji kepada

  Ada  dua  konteks  yang  harus  dipahami  agar  siswa  mampu  belajar  secara  baik  dalam  proses  pembelajaran  dengan  pendekatan  metakognitif,  yaitu 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap konsumen terhadap dodol rumput laut Phoenix Food berdasarkan hasil analisis adalah menyukai dodol, sikap konsumen pria dan wanita

Melakukan analisa pemasaran untuk mendapatkan gambaran umum mengenai produk dan fasilitas yang diinginkan, membuat desain produk yang diinginkan konsumen, dan menyusun sebuah analisa

Hipotesis yang menyatakan Diduga faktor Pengawasan secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap Semangat Kerja paramedis Rumah Sakit Nusalima pekanbaru