• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buah Adas5 9

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Buah Adas5 9"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

KELOMPOK-6

5. Bagian

Pengamatan jumlah dan pengukuran sel minyak pada buah dan tangkai daun adas bertujuan untuk mengetahui apakah jumlah dan ukuran sel minyak berpengaruh terhadap rendemen minyak atsiri yang dihasilkan. Sel minyak pada tangkai daun adas memiliki ukuran yang lebih besar yaitu 49,97 μm dibanding ukuran sel minyak pada buah yang hanya berukuran 2,5984 μm. Hal ini disebabkan tangkai daun memiliki ukuran parenkim yang lebih besar. Jaringan parenkim disebut juga jaringan dasar yang berarti bahwa hampir setiap bagian tumbuhan akan terdapat jaringan parenkim dimana jaringan – jaringan lain terdapat di dalamnya (Fahn, 1990). Meskipun sel parenkim pada tangkai daun berukuran lebih besar, rendemen pada biji cenderung lebih tinggi dibandingkan di daun. Hal ini disebabkan sel–sel pada biji berukuran lebih kecil, tersusun padat tanpa ruang antar sel dan dipenuhi butir – butir minyak, sementara pada parenkim tangkai daun diantara sel – selnya terdapat banyak rongga dan pada vakuolanya banyak menyimpan air. Menurut Fahn (1990) sel – sel yang menyusun jaringan parenkim terdiri dari sel – sel yang bahannya merupakan zat setengah cairan. Selain itu sel – sel parenkim pada tangkai daun diduga tidak hanya diisi oleh minyak saja. Cadangan makanan yang tersimpan dalam parenkim berbentuk zat – zat yang dapat larut berupa karbohidrat serta protein dan berwujud bahan – bahan padat, misalnya butir – butir tepung, kristaloid, protein, lemak atau tetes – tetes minyak (Hidayat, 1995). Oleh karena itulah rendemen minyak atsiri pada biji lebih tinggi yaitu 3,567% dibanding rendemen minyak atsiri pada daun yang hanya memiliki kadar rendemen 0,02%. Dari pengamatan jumlah dan ukuran sel minyak pada adas, maka sebaiknya minyak atsiri adas diambil dari bijinya, sedangkan daun adas sebaiknya tidak dijadikan sumber penghasil minyak atsiri.

(Pustaka : Kridati, Esti Meita, dkk. Rendemen Minyak Atsiri dan Diameter Organ serta Ukuran Sel Minyak Tanaman Adas (Foeniculum vulgare Mill) yang Dibudidayakan di Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga. 2012. Univesitas Diponegoro)

6. Biosintesa

Pada minyak adas, diperoleh bahwa hasil metabolit sekundernya sebagian besar adalah trans-anetol, yang termasuk golongan senyawa fenilpropanoid, yang biosintesisnya melalui jalur shikimat.

(2)

Pustaka : Badgujar, Shamkant, dkk. Foeniculum vulgare Mill: A Review of Its Botany. 2014. India

Gross,M., Friedman,J., Dudai, N., Larkov, O., Cohen, Y., Bar, E., Ravid, U., Putievsky, E., 2002. Biosynthesis of Estragole and T-anethole in Bitter Fennel (Foeniculum vulgare Mill. Var. Vulgare) Chemotypes. Changes in SAM:

Phenylpropenene Omethyltransferase activities during development, Plant Science 163

7. Metode

Proses ekstraksi minyak atsiri pada adas dapat dilakukan dengan metode mekanis, penyulingan, dan ekstraksi menggunakan pelarut. Proses ekstraksi dapat pula dilakukan dengan mengkombinasikan 2 metode misalnya ekstraksi dengan mekanis dan penyulingan.

(3)

Proses mekanis adalah proses ekstraksi tanpa menggunakan panas atau disebut juga cold pressing. Proses mekanis merupakan upaya pengecilan ukuran dan memperbesar luas penampang dengan tujuan memudahkan proses ekstraksi selanjutnya jika metode ekstraksi dilakukan dengan kombinasi beberapa metode. Proses yang dilakukan adalah melakukan penumbukan/pengepresan pada biji adas. Jika hanya dilakukan ektraksi tanpa dilanjutkan proses destilasi, maka hasil pemerasan/pengepresan menggunakan alat pressing langsung disaring supaya minyak atsiri yang sudah diektraksi dapat terpisahkan dari ampas. Kekurangan jika metode ini adalah kurang efektif dalam mengektraksi karena dibutuhkan tenaga mekanis yang besar.

b. Proses Destilasi

Cara penyulingan menggunakan uap (hidrodestilasi) ini memisahkan minyak atsiri dari tanaman adas dengan cara memasukkannya ke dalam ketel penyulingan, kemudian ditambahkan sejumlah air dan dididihkan, atau uap panas dialirkan ke dalam alat penyuling tersebut. Campuran uap yang terdiri dari uap air dan uap minyak selanjutnya akan mengalir menuju kondensor untuk dicairkan kembali dengan sistem pendinginan dari luar. Kondensat yang keluar dari kondensor ditampung dalam tabung pemisah (decanter) agar terjadi pemisahan (dekantasi) antara minyak atsiri dan air suling.

Prinsip kerjanya sebagai berikut. Campuran (baik berfasa uap/cair/maupun campuran

(4)

c. Proses Ektraksi dengan Pelarut

Selain destilasi menggunakan air atau uap air, dapat pula dilakukan dengan ekstraksi pelarut mudah menguap. Ekstraksi dengan pelarut mudah menguap menggunakan prinsip kelarutan senyawa-senyawa minyak atsiri terhadap beberapa jenis pelarut semi polar atau non polar.

Setiap proses ekstraksi memiliki kelemahan masing-masing. Ekstraksi mekanis memililiki kelemahan dalam efektifitas menghasilkan rendemen atsiri, namun kelebihannya adalah minyak atsiri yang dihasilkan tidak rusak oleh panas. Metode destilasi kelemahannya adalah melibatkan panas pada saat proses ekstraksi sehingga ada potensi merusak komponen atsiri, sedangkan kelebihannya adalah biayanya relatif murah dan mudah dilakukan. Metode ekstraksi pelarut tidak merusak minyak atsiri karena suhu yang digunakan untuk mengekstrak tidak terlalu tinggi, namun kelemahannya adalah kandungan residu pelarut kimia di dalam minyak atsiri. Residu ini berpotensi menimbulkan bahaya bagi kesehatan sehingga harus dihilangkan dengan penambahan proses lebih lanjut, tentu saja proses ekstraksi pelarut membutuhkan biaya yang lebih mahal. Proses ekstraksi terbaik adalah kombinasi ekstraksi mekanis dan destilasi dengan alasan kemudahan proses dan biaya yang relatif lebih murah.

(Pustaka : Rusli MS. 2010. Sukses Memproduksi Minyak Atsiri. PT Agromedia Pustaka. Jakarta

Yuliani S, Satuhu S. 2012. Panduan Lengkap Minyak Atsiri. Penebar Swadaya. Jakarta)

8. Deteksi

- Gas Kromatografi - Gas Kromatografi-MS - Spektometer-IR

(Pustaka : Sastrohamidjojo, Hardjono. Minyak Atsiri. 2002. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta)

9. Penyiapan Simplisia

 I s o l a s i M i n y a k A d a s d e n g a n D e s t i l a s i U a p

Jemur biji adas yang telah dipanen sampai kering dengan kadar air sekitar 10-15%. Biji adas yang berwarna kuning kecoklatan, ditumbuk, lalu disiapakan alat penyulingan. Oleh karena ukuran biji adas yang kecil, sekat ketel dialasi dengan kain agar bijinya tidak jatuh/lolos ke bagian bawah ketel. Masukkan biji adas ke dalam ketel, kemudian disuling melalui penyulingan air dan uap sekitar 6 jam atau sampai minyaknya tidak menetes lagi. Rendemen minyak yang diperoleh sekitar 2-6%. Pisahkan minyak yang masih tercampur air dengan membuka kran corong pisah. Tambahkan natrium sulfat anhidrat atau magnesium sulfat anhidrat 2-5% ke dalam minyak sehingga diperoleh minyak yang bebas air. Keluarkan bahan sisa penyulingan dari ketel setelah ketel penyuling dingin, kemudian ketel dibersihkan. Minyak yang diperoleh dari destilasi uap biji adas berwarna kuning muda, mempunyai aroma khas biji adas.

(5)

Yuliani S, Satuhu S. 2012. Panduan Lengkap Minyak Atsiri. Penebar Swadaya. Jakarta)

 Biji Adas Diekstraksi dengan Menggunakan Metode Soxhletasi

Rendemen yang diperoleh diuji kualitasnya berdasarkan standar Food Chemical Codex. Kesimpulan menunjukkan bahwa kualitas minyak biji adas dengan metode soxhletasi memberikan hasil yang baik.

Tanaman adas diambil bijinya dan dihaluskan sampai menjadi bubuk dengan menggunakan blender. Pelarut yang digunakan adalah petroleum eter. Ditimbang 50 g biji adas yang telah dihaluskan kemudian dibungkus dengan kertas saring, selanjutnya dimasukkan dalam alat Soxhlet dan diekstrak selama 8 jam. Minyak hasil ekstrasi dipisahkan dari pelarut dengan cara diuapkan dengan menggunakan rotary evaporator. (Pustaka : Damayanti, A dan E. Setyawan. 2012. Essential Oil Extraction of Fennel Seed

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa inovasi teknologi TBS dipersepsi positif oleh petani di DIY, sebagian besar petani mempunyai persepsi

Hasil pengelompokkan dan distribusi patotipe bakteri Xoo yang berasal dari areal pertanaman padi di Sulawesi Selatan menunjukkan keragaman varietas dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Respon siswa terhadap penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada

Hasil dari penelitian ini adalah menjelaskan bahwa wisatawan yang berkunjung mayoritas berasal dari Karanganyar sebanyak 65%, wisatawan yang berkunjung ke Edupark

Peneliti melakukan penyajian data dengan tahapan mengumpulkan dan menyusun informasi yang telah melalui tahapan reduksi tentang pengelolaan kegiatan CSR pada program Bina

KEBIJAKAN SEKTOR PERSAMPAHAN Berdasarkan analisa Pokja Sanitasi Kota Surabaya 2016, tujuan dari sektor persampahan Kota Surabaya adalah mewujudkan lingkungan yang

Selain pada lingkungan keluarga, anak juga terjun dalam dunia pendidikan (sekolah). Pada sekolah inilah telah dibenturkan oleh berbagai macam karakter dari semua anak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kualitas layanan administrasi kesiswaan dan tingkat kepuasan peserta didik di SMA Negeri 1 Gedangan Sidoarjo,