• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN VISUAL-SPASIAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD SWASTA DR WAHIDIN SUDIROHUSODO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN VISUAL-SPASIAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD SWASTA DR WAHIDIN SUDIROHUSODO."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN

VISUAL-SPASIAL TERHADAP HASIL BELAJAR

MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD SWASTA

DR WAHIDIN SUDIROHUSODO

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh:

RIRIS

NIM : 8146122035

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, penulis panjatkan kepada Allah SWT yang memberikan

kekuatan dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Penulisan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagai persyaratan

memperoleh gelar Magister Pendidikan pada program studi Teknologi Pendidikan

Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Dalam penelitian tesis ini tentunya penulis banyak mengahadapi kendala dan

keterbatasan. Namun berkat bantuan berbagai pihak akhirnya penulisan tesis ini

dapat diselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tulus

kepada :

Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., selaku Rektor Universitas Negeri

Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti

perkuliahan di Program Pascasarjana Unimed.

Bapak Dr. R. Mursid, M.Pd., sebagai pembimbing I dan Ibu Dr. Samsidar

Tanjung, M.Pd., sebagai pembimbing II yang selalu memberikan pengarahan serta

bimbingan kepada penulis .

Bapak / Ibu dosen Program Studi Teknologi Pendidikan Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah memberikan berbagai ilmu

pengetahuan selama penulis mengikuti perkuliahan dan tak terlupakan juga rekan

mahasiswa Pascasarjana Unimed Program Studi Teknologi Pendidikan Angkatan

(6)

iv

Secara khusus terima kasih kepada SD Dr. Wahidin Sudirohusodo tempat

penulis melakukan penelitian. Kepada Ketua Yayasan Bapak Abdul Rahman

Batubara penulis ucapkan terim kasih atas motivasinya. Ucapan terima kasih juga

penulis ucapkan kepada Ibu Pelangi W. Wijaya, M.Pd., Ibu Madjakani Widjaja,

yang senantiasa memberikan motivasi dan semangat bagi penulis agar terus

berjuang untuk menggapai gelar Magister Pendidikan yang nantinya dapat

mengabdikan ilmu yang diperoleh untuk perkembangan dunia pendidikan. Terima

kasih juga kepada rekan-rekan Guru di SD Dr. Wahidin Sudirohusodo yang telah

memberikan bantuan kepada penulis selama kegiatan penelitian berlangsung.

Akhir kata ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada ibunda Titi, suami

tercinta yang telah memberikan dukungan dan motivasi selama penulis mengikuti

perkuliahan S2. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan berhasil guna

bagi pendidikan di masa sekarang dan masa yang akan datang.

Penulis

Riris

(7)

v

(8)

vi

F. Prosedur dan Pelaksanaan Penelitian ………. 73

G. Pengontrolan Perlakuan ………. 77

H. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian……… 79

I. Instrumen Penelitian………... 84

J. Teknik Analisis Data ………. 87

BAB IV. HASIL PENELITIAN ……….. 90

A. Deskripsi Data Penelitian ………. 90

B. Pengujian Persyaratan Analisis ……… 100

C. Pengujian Hipotesis Penelitian ……… 103

D. Pembahasan dan Hasil Penelitian ……… 110

E. Keterbatasan Penelitian ………... 124

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ……… 126

A. Simpulan ……….. 126

B. Implikasi ……….. 126

C. Saran ……… 132

DAFTAR PUSTAKA ……….. 134

(9)

vii

4.1 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Matematika Untuk Perlakuan Strategi Pembelajaran Picture and Picture ……….. 90

4.2 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Matematika Untuk Perlakuan Strategi Pembelajaran Langsung ……….. 91

5.1 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Matematika Siswa dengan Kecerdasan Visual-Spasial Tinggi ……….. 93

5.2 Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Memiliki Kecerdasan Visual- Spasial Rendah ………. 94

6.1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelompok Kecerdasan Visual-Spasial Tinggi Untuk Perlakuan Strategi Pembelajaran Picture And Picture ……… 95

6.2 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelompok Kecerdasan Visual-Spasial Rendah Untuk Perlakuan Strategi Pembelajaran Picture And Picture ………. 97

7.1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelompok Kecerdasan Visual-Spasial Tinggi Untuk Perlakuan Strategi Pembelajaran Langsung 98 7.2 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelompok Kecerdasan Visual-Spasial Rendah Untuk Perlakuan Strategi Pembelajaran Langsung 99 8.1 Hasil Pengujian Normalitas Data (Uji Liliefors) ………. 100

9.1 Rangkuman Hasil Pengujian Homogenitas Varians ……… 101

9.2 Rangkuman Hasil Pengujian Homogenitas Varians Antar sampel KVS … 102 10.1 Rangkuman Hasil Anava Secara Keseluruhan ……….. 104

(10)

viii

DAFTAR GAMBAR

No. Uraian Halaman

1 Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa yang dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Picture and Picture ……….. 91 2 Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa yang dibelajarkan dengan

Strategi Pembelajaran Langsung ……….. 92 3 Histogram Hasil Belajar Matematika untuk Kelompok Siswa

Kecerdasan Visual-Spasial Tinggi ……… 93 4 Histogram Hasil Belajar Matematika untuk Kelompok Siswa

Kecerdasan Visual-Spasial Rendah ……….. 95 5 Histogram Hasil Belajar Matematika Kelompok Kecerdasan

Visual-spasial tinggi Untuk Perlakuan Strategi Pembelajaran

Picture and Picture ……… 96 6 Histogram Hasil Belajar Matematika Kelompok Kecerdasan

Visual-spasial rendah Untuk Perlakuan Strategi Pembelajaran

Picture and Picture ……… 97 7 Histogram Hasil Belajar Matematika Kelompok Kecerdasan

Visual-spasial tinggi Untuk Perlakuan Strategi Pembelajaran Langsung 99 8 Histogram Hasil Belajar Matematika Kelompok Kecerdasan

Visual-spasial rendah Untuk Perlakuan Strategi Pembelajaran Langsung 100 9 Model Interaksi Antara Strategi Pembelajaran Dan Kecerdasan

(11)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

No Uraian Halaman

1. Angket Kecerdasan Visual-Spasial 137

2. Tes Hasil Belajar Matematika Siswa 139

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 151

4. Silabus pembelajaran 172

5. Uji validitas dan reliabilitas tes hasil belajar matematika 175

6. Perhitungan Hasil Data Ujicoba Instrumen Penelitian 178

7. Data Induk Penelitian 189

8. Distribusi Frekuensi Data Penelitian 190

9. Perhitungan Statistik Dasar 194

10. Perhitungan Uji Normalitas Data dengan Uji Liliefors 197

11. Uji Homogenitas Varians 203

12. Pengujian Hipotesis Penelitian 206

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

manusia Indonesia seutuhnya. Oleh karenanya pendidikan sangat perlu untuk

dikembangkan dari berbagai ilmu pengetahuan, karena pendidikan yang

berkualitas dapat meningkatkan kecerdasan suatu bangsa.

Mutu pendidikan perlu diperhatikan untuk mencapai tujuan pendidikan,

sedangkan mutu itu sendiri dapat dilihat dari keberhasilan yang diraih oleh

seorang siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar. Salah satu faktor yang

menentukan adalah bagaimana proses belajar dan mengajar dapat berjalan

sebagaimana yang diharapkan. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat

yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja, tetapi merupakan

keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Di samping

mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat

mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan

digunakannya apabila media tersebut belum tersedia.

Salah satu cara untuk dapat menciptakan sumber daya manusia berkualitas,

guru dalam mengajar dapat menggunakan beberapa metode dan strategi. Jadi

sebelum guru memulai pembelajaran di dalam kelas, guru harus mempersiapkan

gambar-gambar yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan.

Tugas Guru dalam rangka optimalisasi proses belajar mengajar adalah

sebagai fasilitator yang mampu mengembangkan kemauan belajar siswa,

(13)

2

wajar dengan penuh kegembiraan, dan mengadakan pembatasan positif terhadap

dirinya sebagai seorang guru. Seorang Guru harus bisa membimbing,

mengarahkan dan menciptakan kondisi belajar siswa. Untuk mencapai hal

tersebut, guru harus berusaha mengurangi metode ceramah dan mulai

mengembangkan metode lain yang dapat melibatkan siswa secara aktif.

Konsep lingkungan meliputi tempat belajar, metode, media, sistem

penilaian, serta sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mengemas

pembelajaran dan mengatur bimbingan belajar sehingga memudahkan siswa

belajar.

Peserta didik Sekolah Dasar (SD) berada pada umur yang berkisar antara

usia 6 hingga 12 tahun, pada tahap ini peserta didik masih berpikir pada fase

operasional konkret. Dalam pembelajaran Matematika yang abstrak, peserta didik

memerlukan alat bantu berupa media dan alat peraga agar pebelajar lebih cepat

memahami dan mengerti materi yang disampaikan oleh Guru. Oleh karena peserta

didik masih terikat dengan objek yang bersifat konkret maka peserta didik

Sekolah Dasar (SD) masih memiliki pola pikir berdasarkan objek yang ditangkap

oleh panca indra mereka.

Dengan memanfaatkan media, siswa yang dihadapkan pada obyek yang

lebih nyata dan memberikan rangsangan pada aktivitas daya indera secara

bervariasi sehingga memungkinkan materi yang disajikan lebih mudah dipahami

dan dipertahankan dalam ingatan. Pemanfaatan media dapat memberikan berbagai

pengalaman yang memungkinkan keterlibatan aktif siswa dalam pembelajaran.

(14)

3

menumbuhkembangkan daya pikir dan kreativitas siswa serta memungkinkan

terjadinya belajar sendiri.

Salah satu materi Matematika yang terdapat dalam sekolah dasar kelas IV

adalah materi geometri yang meliputi bangun ruang sederhana, jaring-jaring

bangun ruang sederhana, simetri, dan pencerminan. Materi tersebut sangat dekat

hubungannya dengan benda-benda yang sering ditemui oleh siswa dalam

kehidupan mereka sehari-hari, untuk itu penyampaian materi harus lebih berkesan

dan menarik agar siswa lebih memahami penggunaannya dalam kehidupan

sehari-hari dan bukan bersifat hafalan konsep saja.

Fenomena di sekolah menunjukkan bahwa selama ini dalam pembelajaran

Matematika, siswa kurang berminat dan bergairah dalam mengikuti kegiatan

belajar mengajar. Hal itu dapat dilihat dari aktifitas pembelajaran sehari-hari di

kelas IV SD Dr Wahidin Sudirohusodo Medan Labuhan.

Hasil observasi dan tanya jawab dengan guru tentang aktifitas siswa pada

materi geometri dalam pembelajaran Matematika, ketika guru menerangkan

materi, siswa tidak memperhatikan penjelasan guru dengan baik dan serius,

ditambah lagi guru cenderung menggunakan metode ceramah tanpa disertai media

pembelajaran seperti gambar-gambar sehingga siswa hanya membayangkan

bagaimana sebenarnya Kubus dan Balok itu tanpa mengetahuinya secara konkrit

atau dalam bentuk kata-kata dan pada akhirnya dapat mengakibatkan siswa

cenderung pasif terhadap materi pelajaran yang disampaikan. Metode ceramah

yang digunakan oleh guru, pembelajaran yang kurang variatif, serta kurangnya

sarana dan prasarana sebagai media dalam pembelajaran Matematika

(15)

4

guru harus memahami karakteristik siswa dan mencari strategi yang seperti apa

yang bisa memotivasi siswa sehingga siswa merasa senang belajar dan terlibat

langsung dengan sesuatu yang nyata dalam proses pembelajaran.

Upaya peningkatan pendidikan dan pembelajaran Matematika sebagai

ilmu-ilmu dasar perlu ditangani dengan sungguh-sungguh pada masa sekarang ini.

Untuk mencapai pemahaman siswa dalam Matematika bukanlah hal yang mudah.

Walaupun usaha perbaikan pendidikan Matematika dilakukan terus menerus,

seperti penambahan jam belajar, pengadaan buku panduan dan pemanfaatan

media dalam mengajar namun masih saja terhadap hambatan serta kekurangan

maupun kegagalan. Hal ini menunjukkan bahwa mutu pendidikan Matematika

belum sesuai dengan yang diharapkan. Sebagaimana diungkapkan oleh Karnasih

(2001:2) bahwa “nilai rata-rata Matematika siswa disekolah sangat rendah dan

masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan nilai mata pelajaran yang lain,

masih banyak siswa memiliki sikap yang tidak positif terhadap matematika”.

Dari pendapat ini dapat disimpulkan bahwa rendahnya hasil belajar

matematika yang diperoleh siswa disebabkan siswa mengalami kesulitan dalam

memahami materi matematika maupun penyelesaian soal matematika yang

disebabkan sikap tidak positif siswa pada pelajaran matematika. Matematika

sebagai salah satu ilmu dasar telah berkembang amat pesat, baik dari segi

pengembangan materi maupun penggunaannya. Perkembangan ini sejalan dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang membutuhkan

penggunaan matematika. Perkembangan IPTEK juga telah memacu

(16)

5

Kesalahan ini diduga karena belum diterapkannya pembelajaran Matematika

yang melibatkan siswa secara aktif dalam belajar. Guru cenderung lebih banyak

mengajarkan Matematika satu arah dengan menggunakan metode ceramah saja,

sesekali dilakukan tanya jawab. Dampaknya adalah siswa kurang terlibat dalam

pembelajaran, pembelajaran didominasi oleh guru, siswa kurang terlibat dalam

pembelajaran, sehingga materi-materi Matematika yang di ajarkan guru tidak

dapat dipahaminya dengan baik dan karena tidak diarahkan dan dimotivasi, siswa

takut aktif dan takut salah dalam pembelajaran.

Pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain)

sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa

tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi

mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Uno (2007:2-3) mengatakan

bahwa pembelajaran memusatkan perhatian pada ‘bagaimana membelajarkan

siswa’, dan bukan pada ‘apa yang dipelajari siswa’.

Jadi dalam teori belajar sosial menekankan melalui fenomena strategi,

dimana seseorang meniru perilaku orang lain yang disebut belajar. Belajar melalui

strategi, yaitu : “belajar atas kegagalan dan keberhasilan orang, dan pada akhirnya

seseorang yang meniru dengan sendirinya akan matang karena telah melihat

pengalaman-pengalaman yang dicoba dengan meniru suatu strategi. Sistem

pendidikan yang baik adalah justru bila seorang anak didik yang kurang memiliki

kecerdasan dan kemampuan keterampilan setelah diproses dalam sistem tersebut

menjadi meningkat dan mampu mengembangkan keterampilan dan

(17)

6

Strategi pembelajaran picture and picture merupakan suatu rangkaian

penyampaian materi ajar dengan menggunakan gambar-gambar konkrit kepada

siswa sehingga siswa dapat memahami secara jelas tentang makna hakiki dari

materi ajar yang disampaikan kepada peserta didik. Jadi, bahan utama dari

penggunaan strategi picture and picture adalah gambar-gambar yang menyangkut

materi pembelajaran. Tanpa ada gambar, tidak mungkin bisa dilakukan proses

belajar mengajar dengan menggunakan strategi picture and picture.

Gambar-gambar ini menjadi perangkat utama dalam proses pembelajaran. Untuk itulah,

sebelum proses pembelajaran berlangsung, guru sudah menyiapkan gambar yang

akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta berukuran

besar. Gambar-gambar tersebut juga bisa ditampilkan melalui bantuan power

point atau software-software lain. Digunakannya aplikasi power point disebabkan

peneliti melihat realita dilapangan bahwa kebanyakan para pendidik sering

menggunakan dan merancang media pembelajaran menggunakan aplikasi tersebut

karena dianggap lebih familiar.

Power point merupakan software yang tepat untuk membuat berbagai

bentuk sajian visual yang dapat menginterprestasikan berbagai media, seperti

video, animasi, gambar, suara serta output penilaian langsung yang dapat

dimodifikasi dalam slide pembelajaran. Dengan media pembelajaran ini

diharapkan mampu menjadikan pembelajaran matematika lebih bervariasi dan

mendapatkan respon positif dari siswa serta memfasilitasi kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa.

Sangat jarang guru menggunakan strategi atau memberikan materi

(18)

7

menilai bahwa dengan banyaknya strategi pembelajaran serta pendekatan yang

digunakan sekarang ini, memperlambat pencapaian target pembelajaran atau tidak

cukup waktu untuk menyesuaikan strategi dengan waktu kalender pendidikan

yang telah ditentukan. Alasan ini menjadikan para guru tetap menggunakan

pola-pola yang mononton, seperti ceramah dan mencatat/menggandakan materi yang

ada dibuku ajar sampai habis. Pada situasi yang berbeda, para siswa yang diajar

dengan strategi yang demikian itu, banyak yang kelihatan tidak bergairah, tidak

memperhatikan pelajaran dengan serius, ada pula yang kelihatan mengantuk

disaat jam pelajaran dimulai dan sebagian ada yang menggambar diselembar

kertas pada saat guru menjelaskan materi pembelajaran. Akibatnya, prestasi

belajar matematika di semua jenjang pendidikan (SD-SMA) tidak mengalami

peningkatan yang signifikan atau naik turun dari tahun ke tahun. Hal ini terlihat

dari hasil belajar Matematika siswa kelas IV SD Dr Wahidin Sudirohusodo yang

menunjukkan nilai rata-rata dibawah KKM.

Strategi pembelajaran picture and picture memiliki ciri aktif, inovatif,

kreatif, dan menyenangkan. Oleh karena itu, perlu ada suatu strategi pembelajaran

yang dapat memberikan kemudahan dan meningkatkan hasil belajar siswa. Maka

untuk itu sangat perlu bagi seorang guru menggunakan model pembelajaran dalam

hal ini adalah model pembelajaran Picture and Picture, karena dengan

penggunaan model pembelajaran ini dapat mengatasi sikap pasif anak didik.

Model pembelajaran Picture and Picture merupakan salah satu solusi untuk

meningkatkan hasil belajar siswa dan minat dalam belajar. Dengan model

pembelajaran Picture and Picture anak didik dapat belajar sendiri menurut

(19)

8

menggunakan pendekatan komunikatif dimana pendekatan pembelajaran yang

berbasis komunikasi memungkinkan siswa untuk : (1) membaca dan menulis

dengan baik, (2) belajar dengan orang lain, (3) menggunakan media, (4) menerima

informasi, (5) menerima informasi dan (6) menyampaikan informasi.

Sedangkan strategi pembelajaran langsung adalah suatu pendekatan

mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan

memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah.

Pendekatan mengajar ini sering disebut strategi pembelajaran langsung (Kardi dan

Nur, 2000a:2). Pembelajaran langsung adalah strategi pembelajaran yang berpusat

pada guru, yang mempunyai 5 langkah dalam pelaksanaannya, yaitu menyiapkan

siswa menerima pelajaran, demonstrasi, pelatihan terbimbing, umpan balik, dan

pelatihan lanjut (Nur, 2000:7). Ciri-ciri strategi pembelajaran langsung, (1) proses

pembelajaran didominasi oleh keaktifan guru, (2) suasana kelas ditentukan oleh

guru sebagai perancang kondisi, (3) lebih mengutamakan keluasan materi ajar

daripada proses terjadinya pembelajaran, (4) materi ajar bersumber dari guru.

Dua faktor utama yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa adalah

karakteristik siswa dan kualitas pembelajaran. Dalam penelitian ini karakteristik

siswa adalah kecerdasan visual spasial. Kecerdasan visual-spasial meliputi

kumpulan kemampuan yang saling berkait, termasuk perbedaan visual,

pengenalan visual, proyeksi, gambaran mental, pertimbangan ruang, manipulasi

gambar, dan duplikasi dari gambaran dalam atau gambaran eksternal, setiap atau

semua yang dapat diekspresikan. Pada sekolah dasar dan menengah, banyak

pelajar yang berorientasi visual merespon dengan baik pada film, televisi, slide,

(20)

9

tersebut dapat disajikan atau ditunjukkan dengan cara menggambar, memetakan,

atau menyimbolkan informasi secara visual.

Penelitian Kurniati (2013) tentang Pengaruh Metode Picture and Picture

Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Semester Genap Di Gugus I

Kecamatan Buleleng menyimpulkan bahwa penerapan metode Picture and

Picture memberikan pengaruh yang lebih besar dari pada pembelajaran

konvensional terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD di Gugus I Kecamatan

Buleleng.

Penelitian Paramita (2013) tentang Penerapan Pembelajaran Langsung pada

Kompetensi Dasar Mengoperasikan Peralatan Perkantoran pada Mesin Ketik

Manual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X APK 3 di SMK

Pawiyatan Surabaya menemukan bahwa hasil belajar siswa yang diajarkan dengan

model pembelajaran langsung mengalami peningkatan yang sangat baik dimana

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran langsung sangat baik dan siswa

sudah sangat baik dalam proses pembelajaran.

Penelitian Suherman (2010) tentang Pengaruh Strategi Pembelajaran dan

kecerdasan Visual Spasial Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMP Negeri 2

Padang tualang menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kecerdasan visual

spasial tinggi memperoleh hasil belajar Biologi yang lebih tinggi jika diajarkan

dengan strategi pembelajaran Elaborasi dibandingkan dengan siswa yang

memiliki kecerdasan visual spasial rendah yang diajarkan dengan strategi

pembelajaran ekspositori. Selanjutnya siswa yang memiliki kecerdasan visual

(21)

10

memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan jika diajarkan

dengan strategi pembelajaran Elaborasi.

Uraian diatas menarik perhatian penulis dan melatar belakangi penulis untuk

melakukan penelitian Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kecerdasan

Visual-Spasial Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa kelas IV SD Dr Wahidin

Sudirohusodo.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka diperoleh identifikasi

masalah sebagai berikut :

1. Apakah dengan strategi pembelajaran dan siswa yang berbeda hasil belajar

Matematika juga berubah ?

2. Apakah dengan kecerdasan visual-spasial siswa yang berbeda diajarkan dengan

strategi pembelajaran yang berbeda, hasil belajarnya juga berbeda ?

3. Apakah siswa yang mempunyai kecerdasan visual-spasial tinggi, efektif diajar

dengan strategi pembelajaran Picture and Picture dalam pembelajaran

Matematika ?

4. Apakah siswa yang mempunyai kecerdasan visual-spasial rendah, efektif diajar

dengan strategi pembelajaran picture and picture ?

5. Apakah siswa yang mempunyai kecerdasan visual-spasial tinggi, efektif diajar

dengan strategi pembelajaran langsung dalam pembelajaran matematika ?

6. Apakah siswa yang mempunyai kecerdasan visual-spasial rendah, efektif diajar

(22)

11

7. Apakah siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran picture and picture

menunjukkan hasil belajar matematika yang lebih tinggi dibandingkan siswa

yang diajar dengan strategi pembelajaran langsung?

8. Apakah siswa dengan kecerdasan visual-spasial tinggi yang diajar dengan

strategi pembelajaran picture and picture menunjukkan hasil belajar

matematika lebih tinggi dibandingkan yang diajarkan dengan strategi

pembelajaran langsung?

9. Apakah siswa dengan kecerdasan visual-spasial rendah yang diajar dengan

strategi pembelajaran picture and picture menunjukkan hasil belajar

matematika lebih tinggi dibandingkan yang diajarkan dengan strategi

pembelajaran langsung?

10. Apakah strategi pembelajaran picture and picture dan strategi pembelajaran

langsung yang lebih efektif bila diterapkan pada siswa yang memiliki

kecerdasan visual-spasial yang berbeda ?

11. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kecerdasan

visual-spasial dalam mempengaruhi hasil belajar matematika ?

C.Pembatasan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dan identifikasi

masalah yang telah diuraikan tersebut, mengingat faktor-faktor yang terkait dalam

proses belajar mengajar sangat kompleks, serta agar penelitian lebih terarah, maka

masalahnya dibatasi berdasarkan aspek-aspek yang akan diteliti dan tempat

(23)

12

penelitian ini terbatas pada kajian terhadap faktor yang dapat diduga berpengaruh

terhadap hasil belajar matematika dengan strategi pembelajaran.

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada :

1. Hasil belajar matematika dibatasi dalam ranah koqnitif dengan materi geometri

semester I tahun ajaran 2016/2017 di SD Swasta Dr Wahidin Sudirohusodo

Pasar V Marelan.

2. Strategi pembelajaran dibatasi dengan strategi pembelajaran picture and

picture dan strategi pembelajaran Langsung dengan kecerdasan visual-spasial

tinggi dan kecerdasan visual-spasial rendah, berdasarkan kurikulum KTSP

mata pelajaran matematika dengan materi geometri kelas IV SD semester

ganjil.

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah serta pembatasan

masalah yang telah dikemukakan, maka masalah penelitian dirumuskan sebagai

berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa antara yang diajar

dengan menggunakan strategi pembelajaran picture and picture dan yang

diajar menggunakan strategi pembelajaran langsung ?

2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa antara yang

memiliki Kecerdasan Visual-Spasial tinggi dan yang memiliki Kecerdasan

Visual-Spasial rendah ?

3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan Kecerdasan

(24)

13

E.Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh masukan tentang

pengaruh strategi pembelajaran picture and picture dengan strategi pembelajaran

langsung, sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajarkan

dengan strategi pembelajaran picture and picture dan strategi pembelajaran

langsung.

2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika siswa yang memiliki

kecerdasan spasial tinggi dan siswa yang memiliki kecerdasan

visual-spasial rendah

3. Untuk mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran dengan kecerdasan

visual-spasial terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Swasta Dr

Wahidin Sudirohusodo

.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoritis dan praktis

Manfaat secara teoritis adalah :

1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah

pengetahuan dan ilmu pengetahuan khususnya teori-teori yang berkaitan

dengan strategi pembelajaran, selain itu juga dijadikan bahan masukan bagi

para guru dalam memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajarannya.

2. Sebagai salah satu alternative dalam menerapkan strategi pembelajaran untuk

(25)

14

3. Sebagai bahan rujukan bagi penelitian berikutnya, terutama penelitian atau

kajian yang membahas masalah strategi pembelajaran khususnya strategi

pembelajaran picture and picture dalam mengajarkan mata pelajaran

matematika.

Manfaat secara praktis adalah :

1. Secara praktis penelitian ini diharapkan memberi masukan kepada guru mata

pelajaran matematika dalam menerapkan strategi pembelajaran picture and

picture dan pada akhirnya dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar

matematika yang optimal. Penelitian ini juga dapat memberikan masukan bagi

siswa tentang cara belajar yang baik, efektif dan efisien sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar matematika.

2. Diharapkan dapat dijadikan bahan masukan terhadap upaya-upaya peningkatan

mutu pelajaran di sekolah khususnya sekolah dasar.

3. Diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dalam rangka meningkatkan dan

(26)

126

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

1. Rata-rata hasil belajar Matematika siswa yang diajar dengan Strategi

Pembelajaran Picture and Picture lebih tinggi dibandingkan yang diajar

dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Langsung.

2. Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang memiliki kecerdasan

visual-spasial tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki

kecerdasan visual-spasial rendah.

3. Terdapat interaksi antara Strategi Pembelajaran dan Kecerdasan

Visual-Spasial dalam hasil belajar Matematika siswa.

4. Untuk siswa yang memiliki kecerdasan visual-spasial tinggi lebih efektif

dalam meningkatkan hasil belajar Matematika siswa menggunakan strategi

pembelajaran Picture and Picture, sedangkan untuk siswa yang memiliki

tingkat kecerdasan visual-spasial rendah, ternyata strategi pembelajaran

Langsung lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar Matematika siswa

dibandingkan jika menggunakan strategi pembelajaran Picture and Picture.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan pertama dari hasil penelitian ini yang menyatakan

bahwa siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran Picture and picture,

memiliki hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan jika diajar dengan

strategi pembelajaran Langsung. Dengan demikian, diharapkan agar para guru di

(27)

127

pemahaman dan wawasan yang luas dalam memilih dan menyusun strategi

pembelajaran khususnya strategi pembelajaran Matematika. Dengan penguasaan

pengetahuan, pemahaman dan wawasan tersebut, seorang guru diharapkan mampu

merancang suatu desain pembelajaran Matematika dengan menggunakan strategi

pembelajaran yang efektif.

Jika melihat luasnya cakupan dan objek mata pelajaran Matematika, maka

dibutuhkan strategi pembelajaran yang mampu untuk mendeskripsikan uraian

pembelajaran secara rinci, mendefinisikan dan memahami konsep-konsep secara

terstruktur, memahami teori-teori pembelajaran, dan mampu mengevaluasi dan

menganalisis materi pembelajaran Matematika itu sendiri agar dapat

mengasosiasikannya dalam pembelajaran yang efektif dan efisien. Dengan

demikian, siswa mampu membangun dan menemukan sendiri pengetahuan dan

keterampilan yang dibutuhkannya dalam menyelesaikan persoalan belajarnya

untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Selain itu, siswa diharapkan

mampu untuk meningkatkan retensinya dengan cara menemukan materi-materi

penting dari pembelajarannya, menemukan pengetahuan dan keterampilan yang

dibutuhkannya, bukan karena diberitahukan oleh orang lain saja. Strategi

pembelajaran tersebut di desain sedemikian rupa agar siswa mampu

mengkonstruk pengetahuan dalam benaknya, mencatat sendiri pola-pola

bermakna dari pengetahuan baru, dan mengalami sendiri perolehan hasil belajar

dengan cara menentukan dan mengambil materi-materi penting dari apa yang

dipelajarinya.

Implikasinya dalam memilih strategi pembelajaran bahwa salah satu faktor

(28)

128

kecerdasan visual-spasial siswa. Dalam memahami materi pelajaran Matematika,

semua pengetahuan harus terangkai dalam suatu sistem yang saling berhubungan.

Dengan demikian, untuk dapat mengamati, mendeskripsikan, dan menganalisis

gejala-gejala alam sehingga menjadi sebuah struktur pengetahuan yang bersistem

tersebut, seorang siswa membutuhkan suatu kecerdasan atau kemampuan untuk

mengungkapkan atau menunjukkan makna dan esensi yang terkandung dalam

suatu objek dan atau benda tertentu secara visual, sehingga siswa dapat lebih

mudah memahami dan mempertajam makna dan esensi dari gejala-gejala alam

tersebut.

Kecerdasan visual-spasial adalah kemampuan untuk mengungkapkan atau

menunjukkan makna dan esensi yang terkandung dalam suatu objek, benda, dan

informasi atau keterampilan tertentu. Kemampuan tersebut dapat disajikan atau

ditunjukkan dengan cara menggambar, memetakan atau menyimbolkan informasi

secara visual. Kemampuan tersebut saling berkait, termasuk kemampuan dalam

memahami perbedaan visual, pengenalan visual, proyeksi gambaran mental,

pertimbangan ruang, manipulasi gambar, dan duplikasi dari gambaran eksternal,

setiap atau semua yang dapat diekpresikan. Kemampuan visual-spasial meliputi :

(a) kemampuan menggambar, memetakan, (b) menyimbolkan informasi secara

visual, (c) proyeksi gambaran mental, (d) pertimbangan ruang, (e) manipulasi

gambar, (f) duplikasi dari gambaran eksternal, (g) memungkinkan

memvisualisasikan informasi, dan (h) mensintesakan data-data dan konsep-konsep

ke dalam metaphor visual.

Siswa dengan kecerdasan visual-spasial tinggi akan memperoleh hasil belajar

(29)

129

and Picture dibandingkan dengan jika diajarkan dengan strategi pembelajaran

Langsung. Siswa dengan kecerdasan visual-spasial tinggi dapat berkembang

dengan baik, sebab dengan kecerdasan visual-spasial tinggi ini siswa akan : (1)

belajar mengamati dan mengenali konsep-konsep materi pelajaran Matematika

secara detail, (2) mengarahkan dirinya kepada benda-benda secara efektif,

merasakan dan menghasilkan sebuah bayangan-bayangan mental, berpikir dalam

menggambar dan memvisualisasikan detail, (3) belajar dengan grafik atau

media-media visual, menikmati gambar-gambar tak beraturan, lukisan, ukiran, atau

obyek-obyek repro lain dalam bentuk-bentuk yang dapat dilihat, (4) secara mental

dapat merubah bentuk dari sebuah obyek, seperti melihat selembar kertas ke

dalam bentuk yang kompleks dan memvisualisasikan bentuk baru, atau secara

mental menggerakkan obyek di dalam ruangan untuk menentukan, bagaimana

berinteraksi dengan obyek lain, dan (5) merasakan pola-pola yang lembut maupun

rumit pada konsep-konsep pembelajaran Matematika.

Selanjutnya, siswa yang memiliki kecerdasan visual-spasial tinggi jika

dibelajarkan dengan strategi pembelajaran Picture and Picture mampu dan siap

untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi materi pelajaran baru yang

diterimanya, sebab siswa dengan kecerdasan visual-spasial tinggi merasa lebih

siap dan mampu mengikuti proses pembelajaran atau pada saat akan memperoleh

ilmu pengetahuan dan keterampilan Matematika yang dibutuhkannya. Dengan

demikian, kecerdasan visual-spasial tinggi sangat berperan dalam meningkatkan

hasil belajar Matematika siswa, sebab kecerdasan visual-spasial tinggi akan

memberikan bekal dan wawasan ilmu pengetahuan dan keterampilan bagi siswa

(30)

130

Bagi siswa dengan kecerdasan visual-spasial tinggi, jika dibelajarkan dengan

strategi pembelajaran Langsung, akan memperoleh hasil belajar yang kurang

maksimal, sebab strategi pembelajaran Langsung berpusat pada guru (teacher

centered), di mana guru berfungsi sebagai sumber utama pembelajaran. Strategi

pembelajaran Langsung memberikan tekanan utama pembelajaran untuk seluruh

anggota kelas, di mana guru mengajar kepada seluruh siswa tanpa memandang

aspek individual, biologis, intelektual, dan psikologis siswa. Guru bertindak

sebagai satu-satunya sumber belajar dan sekaligus sebagai penyaji isi perkuliahan,

sehingga proses pembelajaran menimbulkan suasana belajar yang kurang menarik,

di mana siswa tidak terlibat secara aktif pada proses pembelajaran, tidak atau

kurang mendorong dan memberdayakan siswa dalam membangun pengetahuan

dan keterampilan yang dibutuhkannya untuk memperoleh hasil belajar yang lebih

maksimal.

Sedangkan siswa dengan kecerdasan visual-spasial rendah jika dibelajarkan

dengan strategi pembelajaran Picture and Picture akan mengalami kesulitan

dalam meningkatkan hasil belajarnya, sebab siswa yang memiliki kecerdasan

visual-spasial rendah cenderung kurang mampu atau lambat untuk beradaptasi

dalam menyesuaikan apa-apa yang diketahui dengan apa-apa yang akan

dipelajarinya. Dengan kata lain, siswa dengan kecerdasan visual-spasial rendah

tidak memiliki bekal atau wawasan ilmu yang memadai, sehingga dengan

sendirinya siswa tersebut akan mengalami kesulitan untuk memperoleh ilmu dan

pengetahuan selanjutnya. Hal tersebut disebabkan siswa dengan kecerdasan

visual-spasial rendah tidak mampu mengaitkan dan tidak mampu mengidentifikasi

(31)

131

yang dibutuhkannya, sehingga siswa pasif dalam memahami materi dan

menyelesaikan soal-soal, karena tidak mampu memberikan kontribusi dan ide

yang berarti dalam proses pembelajaran.

Oleh sebab itu, strategi pembelajaran Langsung akan lebih efektif dalam

memberikan hasil belajar yang lebih baik untuk siswa yang memiliki kecerdasan

visual-spasial rendah. Pada strategi pembelajaran Langsung, proses pembelajaran

berlangsung cenderung satu arah di mana guru menjadi satu-satunya sumber

belajar dan siswa dapat membaca, menyimak dan mendengarkan materi-materi

penting yang disampaikan oleh guru. Pada pembelajaran seperti ini, siswa cukup

bertanya, menghafal, dan mencatat hasil atau rangkuman pelajaran yang

dibutuhkan melalui penjelasan guru. Selain itu, guru berperan sebagai narasumber

dan merangsang siswa untuk mengeluarkan ide-ide atau konsep dengan

pertanyaan-pertanyaan yang mudah dipahami dalam memecahkan masalah.

Dengan demikian, meskipun siswa memiliki kecerdasan visual-spasial rendah,

siswa tersebut cenderung dapat menerima dan memahami makna dan esensi

materi-materi penting pelajaran tersebut, sebab guru senantiasa mengarahkan dan

membimbing siswa untuk memperoleh hasil belajar sesuai dengan tujuan

instruksional yang telah ditetapkan. Siswa diarahkan untuk membuat rangkuman

secara individual didampingi oleh guru untuk mengetahui secara langsung apa

yang dikerjakan siswa dalam membuat rangkuman, dan apabila siswa kurang

mampu untuk mengidentifikasi materi yang harus dirangkum, maka guru

mengarahkannya. Oleh karena itu perolehan pengetahuan dan keterampilan secara

sistematis yang bersumber dari guru sebagai sumber utama pengetahuan dan

(32)

132

C. Saran

(1) Mengupayakan mutu pendidikan di SD Dr Wahidin Sudirohusodo Medan

Labuhan dapat dikembangkan melalui proses pembelajaran yang bervariasi.

Salah satu alternatif pengembangannya adalah melalui pemilihan strategi

pembelajaran yang tepat dengan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,

kemampuan, kondisi dan karaktersitik siswa. Strategi yang dapat dipilih

antara lain adalah strategi pembelajaran Picture and picture dan strategi

pembelajaran Langsung. Untuk siswa yang memiliki kecerdasan

visual-spasial tinggi penggunaan strategi pembelajaran Picture and Picture sangat

efektif dalam memberikan hasil belajar yang diharapkan, tetapi untuk siswa

yang memiliki kecerdasan visual-spasial rendah penggunaan strategi

pembelajaran berdasarkan urutan buku teks akan lebih efektif dalam

memberikan hasil belajar Matematika.

(2) Diharapkan kepada para guru Matematika atau tenaga pengajar umumnya

agar senantiasa memperhatikan dan mempertimbangkan faktor kecerdasan

visual-spasial siswa sebagai pijakan dalam merancang pembelajaran, sebab

kecerdasan visual-spasial merupakan kemampuan siswa untuk

mengungkapkan atau menunjukkan makna dan esensi yang terkandung dalam

suatu objek dan atau benda tertentu secara visual, sehingga siswa dapat lebih

mudah memahami dan mempertajam makna dan esensi dari gejala-gejala

alam tersebut. Selain itu, guru perlu melakukan pengkajian yang mendalam

tentang karakteristik siswa untuk dijadikan sebagai pijakan atau acuan untuk

mengoptimalkan penerapan strategi pembelajaran Picture and Picture dalam

(33)

133

(3) Guru perlu memiliki pemahaman dan wawasan yang baik tentang strategi

pembelajaran Picture and Picture, sehingga strategi pembelajaran ini dapat

dijadikan menjadi salah satu strategi pembelajaran untuk mengoptimalkan

hasil belajar Matematika siswa dengan kecerdasan visual-spasial tinggi

maupun kecerdasan visual-spasial rendah.

Selanjutnya, penelitian ini perlu ditindaklanjuti untuk setiap jenjang

pendidikan dan pada sampel yang lebih luas, serta variabel penelitian berbeda

(34)

134

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman, (2009), Belajar dan Pembelajaran, Bandung : Alfabeta.

Arends, R.I. (2001), Learning To Teach. New York:Mc graw Hill Companies, Inc

Arends, R.I. (2001a), Learning To Teach. New York:Mc graw Hill Companies, Inc

Arikunto, S. (2002), Manajemen Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, S. & Saffruddin A.J. (2004), Evaluasi Program Pendidikan Pedoman

Teoritis Praktis Bagi Praktisi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara.

Armstrong, T. (2000), Multiple Intelligence in The Classroom. Alexandria, Virginia US : ASCD.

Armstrong, T. (2004), Kamu Itu Lebih Cerdas daripada yang kamu Duga. Alih bahasa : Arvin Saputra, Batam : Interaksara.

Arsyad, Azhar (1997), Media Pembelajaran, Jakarta, Rajawali.

Astuti, Yuni, Anna, Miyanto. (2010), Buku Panduan Pendidik Matematika, Klaten : Intan Pariwara.

Azwar, S. (2001), Reliabilitas dan Validitas, Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Briggs Leslie J. (1979), Instructional Design: Principles and Aplication. Engelwood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Bloom, B.S.et all. 1982. Taxonomy Of Education Objektives : The Classification

Of Educational Goals. Handbook I : Cognitive Domain. New York : Logman,

Inc.

Butar-butar, Parningotan, A. (2010), “Pengaruh Model Pembelajaran Dan

Kemampuan Awal Terhadap Hasil belajar Fisika Kelas XI IA SMA NEGERI

1 RANTAU UTARA”. Tesis. Medan : Program Pascasarjana Unimed.

Campbell, Linda., Campbell Bruce, Dickinson Dee, (2006), Metode Praktis

Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences, Depok : Intuisi Press.

Campbell, Linda., Campbell Bruce., & Dickinson, Dee., (2002), Multiple

Intelligence: Metode Terbaru Melesatkan Kecerdasan, Depok: Inisiasi Press.

Dahar, R.W., (2011), Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Erlangga.

Daryanto, (2010), Media Pembelajaran, Bandung: Satu Nusa.

Depdiknas, (2002), Kecakapan Hidup (Life Skill) Melalui Pendekatan Pendidikan

Berbasis Luas, Surabaya : SIC.

(35)

135

Dick, W and Carey, L. (2005), The Systematic Design of Instruction. New York: Holt, Rinehart and Winston Company.

Gagne, (1985), The Cognitive Pscchology Of School Learning, Boston, Little Brown.

Gardner, H. (2003), Kecerdasan Majemuk : Teori dalam Praktek. Alih bahasa : Arvin Saputra, Batam : Interaksara.

Hakim, Thursan. (2000), Belajar secara efektif, Jakarta : Puspa Swara.

Hamalik, Oemar (2010), Proses Belajar Mengajar, Jakarta, Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar (2001), Kurikulum dan Pembelajaran, Bandung, Bumi Aksara.

Hamdani, (2010), Strategi Belajar Mengajar, Bandung, Pustaka setia.

Herdian, (2009), Model Pembelajaran Picture and Picture.

http://herdy07.wordpress.com/2009/04/29/model-pembelajaran-picture-and-picture.21/07/2010.

(http://www.blogspot.com/2013/03) (http://www.slideshare.net/mobile/ismdn)

(http://www.novemdejavu.blogspot.com/2011/01)

Huda, Miftahul (2014), Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran, Yogyakarta, Pustaka Pelajar

Istarani, (2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Medan, Media Persada.

Joice, B. Dan Weill, M. (1996), Models Of Teaching, Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall Inc

Jurusan Pendidikan Matematika, FMIPA (2001), Strategi Pembelajaran

Matematika Kontemporer, Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia.

Kardi S. & Nur, M. (2000), Pengajaran Langsung. Surabaya: UNESA University Press.

Keysar, P., (2014), Pengantar Belajar dan Pembelajaran, Gorontalo, Nurul Jannah.

Mursid R., (2013), Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Medan: UNIMED PRESS.

Musfiroh, Tadkiroatun, (2008), Pengembangan Kecerdasan Majemuk, Jakarta: Universitas Terbuka.

(36)

136

Roestiyah N.K., (2001), Strategi Belajar Mengajar, Cetakan keenam. Jakarta: Rineka Cipta.

Romizowski, A.Z. (1981), Designing Instructional System. New York : Nichol Publishing Company.

Rusman, (2011), Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, Jakarta, RajaGrafindo Persada.

Sadiman, Arief, (1984), Media Pendidikan, Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sadiman, D., (2007), Model Pembelajaran Picture and Picture. Online.

http://model-pembelajaran-picture-and-picture.20/02/2010

Sanjaya, Wina, (2006), Strategi Pembelajaran, Jakarta : Kencana Frenada Media.

Semiawan, Conny, (2010), Kreativitas Keberbakatan, Jakarta : Indeks.

Shearer, C.B. (2004), Multiple Intelligences After 20 years. Teachers College Record, 106(1), 2-16.

Slameto, (2013), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Jakarta, Rineka Cipta.

Sudjana, (1992), Metoda Satistika, Bandung, Tarsito.

Sudjarwo, S, (1988), Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta : MSP.

Suherman, S, (2010), “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan kecerdasan Visual Spasial Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMP Negeri 2 Padang

tualang”, Tesis, Medan : Program Pasca Sarjana Unimed.

Sumadi, Suryabrata, (1998), Psikologi Pendidikan, Jakarta, Raja Grafindo Persada.

Tim Bina Karya Guru, (2007), Terampil Berhitung Matematika Untuk SD kelas

IV, Jakarta, Erlangga.

Uno, B., Hamzah, Masri, Keysar, (2014), Variabel Penelitian dalam Pendidikan

dan Pembelajaran , Jakarta, INA PUBLIKATAMA

Wijaya, C., Tabrani R. (1992), Kemampuan Dasar Guru dalam proses Belajar

Mengajar, Bandung : Remaja Rosdakarya.

Winkel, W.S. (1984), Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta : Gramedia.

Gambar

Tabel Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Picture and Picture…           33
gambar-gambar yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan.
gambar, (f)

Referensi

Dokumen terkait

 Atas perbedaan pengakuan besarnya laba atau rugi penjualan aset yang terjadi antara akuntansi dan pajak, maka perusahaan tidak perlu membuat jurnal

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tipe kesalahan siswa dalam menyelesaikan masalah konseptual pada materi SPLTV yang ditinjau berdasarkan analisis kesalahan

Sedangkan communication berarti memberi tahu atau bertukar pikiran tentang pengetahuan, informasi atau pengalaman seseorang (throught communication people share

RENCANA UM UM PENGADAAN BARANG DAN JASA SATKER KANTOR PENGELOLAAN PASAR4. TAHUN ANGGARAN

Dalam rancangan implementasi protokol S/MIME pada layanan e-mail yang peneliti usulkan, telah ditentukan bahwa rancangan tersebut tidak akan mengubah konfigurasi mail

Oleh karena itu di dalam penelitian ini menggunakan metode SERVQUAL (Service Quality) dan AHP (Analytic Hierarchy Process) yang bertujuan untuk mengidentifikasi

Bentuk lensa dapat berubah-ubah, diatur oleh otot siliaris ruang yang terletak diantara lensa mata dan retina disebut ruang viretus, berisi cairan yang lebih

While the role of an investor is as a buyer of a sugar share owned by sugarcane farmers, usually they should coordinate with APTR because all of the farmers’ sugar is submitted to