• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SD SWASTA DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO - MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SD SWASTA DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO - MEDAN."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR

MATEMATIKA SISWA SD SWASTA

Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MEDAN

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh : B U D I M A N NIM. 8136122009

PRODI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

(2)

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR

MATEMATIKA SISWA SD SWASTA

Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MEDAN

T E S I S

Disetujui Untuk Melakukan Ujian Mempertahankan Tesis Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Oleh B U D I M A N NIM. 8136122009

Menyetujui, Tim Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd. Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd. NIP. 19610104 198703 1 017 NIP. 19600705 198601 1 001

Diketahui:

Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan

(3)
(4)
(5)
(6)

i

ABSTRACT

BUDIMAN. NIM. 8136122009. The Effect of Media Learning and Critical Thinking Ability Against Private Elementary Mathematics Learning Outcomes Dr. Wahidin Sudirohusodo - Medan. Thesis. Graduate Program, State University of Medan.

(7)

ABSTRAK

BUDIMAN. NIM. 8136122009. Pengaruh Media Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar Matematika SD Swasta

Dr. Wahidin Sudirohusodo - Medan. Tesis. Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan.

(8)

v

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 9

D. Perumusan Masalah... 9

E. Tujuan Penelitian... 10

F. Manfaat Penelitian... 10

BAB II. KAJIAN TEORETIS, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 13

A. Kajian Teoritis... 13

1. Hakikat Hasil Belajar... 13

2. Hakikat Hasil Belajar Matematika... 21

3. Hakikat Pembelajaran Kooperatif... 26

4. Hakikat Media pembelajaran... 29

5. Hakikat Kemampuan berpikir kritis ... 46

B. Penelitian yang Relevan ... 54

C. Kerangka Berpikir ... 55

D. Pengajuan Hipotesis ... 64

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 65

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 65

B. Populasi dan Sampel... 65

C. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian ... 67

D. Metode dan Rancangan Penelitian ... 68

E. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan ... 71

F. Pengontrolan Perlakuan... 73

G. Teknik Pengumpulan Data dan Instrrumen Penelitian... 75

H. Uji Coba Instrumen ... 77

(9)

BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 85

A. Deskripsi Data Penelitian ... 85

B. Pengujian Persyaratan Analisis Data... 99

C. Pengujian Hipotesis Penelitian... 102

D. Temuan Penelitian... 106

E. Pembahasan Hasil Penelitian... 112

F. Keterbatasan Penelitian ... 122

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 124

A. Simpulan... 124

B. Implikasi... 124

C. Saran... 127

DAFTAR PUSTAKA ... 129

(10)

vii

DAFTAR TABEL

No. Uraian Hal.

1.1. Tabel Nilai Matematika Siswa Kelas V ... 6

2.1. Sintaks Pembelajaran Kooperatif ... 27

2.2. Unsur-Unsur Kemampuan Berpikir Kritis ... 50

3.1. Jumlah Siswa/Siswi Kelas V SD Dr. Wahidin Sudirohusodo Medan Tahun Ajaran 2014/2015... 65

3.2. Sampel Penelitian... 65

3.3. Rancangan Penelitian Desain Faktorial 2 x 2... 68

3.4. Kisi-Kisi Tes Hasil belajar matematika ... 75

3.5. Kisi-Kisi Tes Kemampuan berpikir kritis ... 76

4.1. Distribusi Frekuensi Skor Hasil belajar matematika Kelas Media pembelajaran model ... 84

4.2. Distribusi Frekuensi Skor Hasil belajar matematika Kelas Media pembelajaran gambar ... 86

4.3. Distribusi Frekuensi Skor Hasil belajar matematika pada Kemampuan berpikir kritis tinggi ... 87

4.4. Distribusi Frekuensi Skor Hasil belajar matematika pada Kemampuan berpikir kritis rendah... 89

4.5. Distribusi Frekuensi Skor Hasil belajar matematika Kelas Media pembelajaran model dengan Kemampuan berpikir kritis tinggi ... 90

4.6. Distribusi Frekuensi Skor Hasil belajar matematika Kelas Media pembelajaran model dengan Kemampuan berpikir kritis rendah... 92

4.7. Distribusi Frekuensi Skor Hasil belajar matematika Kelas Media pembelajaran gambar dengan Kemampuan berpikir kritis tinggi ... 93

4.8. Distribusi Frekuensi Skor Hasil belajar matematika Kelas Media pembelajaran gambar dengan Kemampuan berpikir kritis rendah... 95

4.9. Rangkuman Hasil Perhitungan Normalitas Data ... 96

4.10. Rangkuman Data Hasil Perhitungan Analisis Deskriptif... 99

4.11. Ringkasan Analisis Varians Hasil belajar matematika... 99

(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Uraian Hal.

2.1. Diagram Taksonomi Bloom Yang Direvisi ... 17

2.2. Kerucut Pengalaman Belajar Edgar Dale... 31

2.3. Bentuk Media Pembelajaran Model ... 38

2.4. Bentuk Media Pembelajaran Gambar ... 42

4.1. Histogram Skor Hasil belajar matematika Kelas media pembelajaran model ... 85

4.2. Histogram Skor Hasil belajar matematika Kelas media pembelajaran gambar ... 86

4.3. Histogram Skor Hasil belajar matematika pada Kemampuan berpikir kritis tinggi... 88

4.4. Histogram Skor Hasil belajar matematika pada Kemampuan berpikir kritis rendah ... 89

4.5. Histogram Skor Hasil belajar matematika Kelas media pembelajaran model dengan Kemampuan berpikir kritis tinggi ... 91

4.6. Histogram Skor Hasil belajar matematika Kelas media pembelajaran model dengan Kemampuan berpikir kritis rendah... 92

4.7. Histogram Skor Hasil belajar matematika Kelas media pembelajaran gambar dengan Kemampuan berpikir kritis tinggi ... 94

4.8. Histogram Skor Hasil belajar matematika Kelas media pembelajaran gambar dengan Kemampuan berpikir kritis rendah... 95

(12)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

No. Uraian Hal.

1. Rencana Program Pembelajaran (RPP)... 132

2. Instrumen Penelitian... 150

3. Perhitungan Validitas, Reliabilitas, Taraf Kesukaran, dan Daya Pembeda Butir Tes Hasil Belajar Matematika ... 160

4. Sebaran Data Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Matematika... 169

5. Data Pokok Penelitian ... 173

6. Perhitungan Distribusi Frekuensi... 174

7. Uji Normalitas Variabel Penelitian ... 193

8. Uji Homogenitas Varians Data ... 203

9. Perhitungan ANAVA ... 206

10. Uji Scheffe... 209

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting dalam

kehidupan sehari-hari maupun dalam menunjang kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi. Secara tidak langsung kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi juga menuntut matematika untuk ikut berkembang, seperti diketahui

bahwa ilmu ini telah diperkenalkan kepada siswa pendidikan usia dini sehingga

penerapannnya dalam kehidupan siswa di masa yang akan datang.

Seefeldt dan Nita (1993:451) mengemukakan: “Mathematics during

early childhood encompasses a broad range of content. This content has been

divided into the catergories of attitudinal, conceptual, and procedural goals by

the National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) in the document of

Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics (Matematika

pada anak usia dini meliputi berbagai konten. Konten ini telah dibagi ke dalam

kategori tujuan sikap, konseptual, dan prosedural olehThe National Council of

Teachers of Mathematics (NCTM) dalam dokumen Standar Kurikulum dan

Evaluasi untuk sekolah matematika).

Grockhoft dalam Runtukahu dan Selpius (2014:15) mengemukakan

setiap generasi manusia menyadari pentingnya mempelajari matematika. Pada

masa Plato, matematika diajarkan sebagai pengasah otak untuk kebutuhan

(14)

2

dan matematika untuk saat ini diajarkan untuk memenuhi kebutuhan industri,

ilmu pengetahuan, perdagangan, teknologi dan untuk hampir semua kebutuhan

sehari-hari.

Salah satu upaya dalam bidang pendidikan yang dapat dilakukan untuk

mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas yaitu dengan

membiasakan membentuk budaya berpikir kritis pada siswa dalam proses

pembelajarannya. Berpikir kritis adalah kemampuan berpikir reflektif yang

berfokus pada pola pengambilan keputusan tentang apa yang harus diyakini

dan harus dilakukan (Ennis, 2011). Siswa dituntut untuk dapat menganalisis,

mensintesis dan menyimpulkan informasi-informasi yang didapatkan dengan

kemampuan berpikir kritisnya, sehingga siswa mampu membedakan antara

informasi yang baik dan buruk, serta dapat mengambil keputusan terhadap

informasi yang didapatkannya melalui berpikir kritis. Selain itu menurut

Redhana dan Liliasari (2008), tujuan melatihkan kemampuan berpikir kritis

kepada siswa adalah untuk menyiapkan siswa menjadi seorang pemikir kritis,

mampu memecahkan masalah, dan menjadi pemikir independen, sehingga

mereka dapat menghadapi kehidupan, menghindarkan diri dari indoktrinasi,

penipuan, pencucian otak, mengatasi setiap masalah yang dihadapi, dan

membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung jawab.

Menurut Sutarmo (2012: 94) “Kemampuan berpikir kritis, otak dipaksa

berpikir serius untuk memecahkan masalah yang dihadapi individu yang

berpikir atau memikirkan tindakan yang akan dilakukan nanti.” Karena setiap

(15)

3

dipecahkan, maka seharusnya setiap orang juga memiliki kemampuan berpikir

kritis sehingga mereka dapat memikirkan apa langkah yang harus ditempuh

untuk memecahkan masalah serius yang mereka hadapi. Salah satu cara

mengembangkan kemampuan berpikir kritis yaitu melalui pembelajaran

Matematika.

Hasil penelitian Saefudin (2011), Syahbana (2012), dan Husnidar

(2014) menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah

dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran

matematika. Pada pembelajaran matematika, siswa diajarkan untuk

memperoleh pengetahuan melalui pengumpulan data dengan eksperimen,

pengamatan, dan komunikasi untuk menghasilkan suatu penjelasan yang dapat

dipercaya.

Kenyataan di sekolah, pendidikan matematika belum banyak yang

berorientasi ke arah pembiasaan dan peningkatan kecakapan keterampilan

berpikir tingkat tinggi (berpikir kritis), tetapi masih menitik beratkan pada hasil

belajar kognitif tingkat rendah. Pembelajaran yang seperti ini mengakibatkan

siswa tidak memperoleh pengalaman untuk mengembangkan kemampuan

berpikir kritisnya. Hal ini berdampak pada mutu lulusan pendidikan yang

rendah, terutama dalam hal kompetensi matematika dan penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari.

Dewasa ini pembelajaran matematika masih didominasi oleh

penggunaan metode ceramah dan kegiatannya lebih berpusat pada guru.

(16)

4

sangat memprihatinkan lagi, bahwa belajar matematika di sekolah masih

menjadi hal yang mengerikan bagi siswa. Anggapan belajar matematika itu

sulit, hanya bisa dikerjakan oleh siswa yang pintar, dan membosankan.

Guru menjelaskan matematika hanya dalam bentuk ceramah. Padahal

dalam membahas matematika tidak cukup hanya menekankan pada hasil yang

dapat dicapai melalui ceramah, tetapi yang lebih penting adalah proses. Oleh

karena itu, alat peraga sebagai media pembelajaran sangat diperlukan.

Pembelajaran matematika dengan menggunakan media dengan pendekatan

pembelajaran berbasis masalah sangat efektif untuk menanamkan dan

mengembangkan pengetahuan dan kemampuan berpikir kritis siswa.

Lerner dalam Runtukahu dan Kandou (2014:17) mengemukakan guru

matematika yang profesional akan memerhatikan hakikat matematika dan

hakikat anak didiknya. Hal ini karena pengajaran konsep matematika apa saja

akan dipengaruhi oleh hakikat konsep matematika. Matematika adalah bahasa

simbol yang memungkinkan manusia berpikir dan mengomunikasikan berbagai

gagasan tentang elemen dan berbagai hubungan kuantitatif.

Hasil belajar matematika yang rendah disebabkan oleh siswa yang

mengalami kesulitan dalam memahami materi matematika serta rendahnya

minat yang disebabkan pembelajaran yang monoton oleh guru. Kemampuan

guru dalam menggunakan media pembelajaran sangat membantu terciptanya

kondisi pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan, sehingga kegiatan

(17)

5

Belajar matematika lebih abstrak jika dibandingkan dengan bidang

lainnya yang diajarkan di kelas-kelas yang sama di sekolah. Oleh sebab itu

media pembelajaran yang sesuai akan sangat membantu proses pembelajaran

yang berlangsung di kelas. Siswa yang dihadapkan pada objek yang lebih nyata

dan memberikan rangsangan pada aktivitas daya indera secara bervariasi

sehingga memungkinkan materi yang disajikan lebih mudah dipahami siswa.

Pemanfaatan media dapat memberikan berbagai pengalaman yang

memungkinkan keterlibatan aktif siswa dalam pembelajaran. Pemanfaatan

media yang sesuai dengan karakteristik siswa dapat menumbuhkembangkan

daya pikir siswa serta memungkinkan terjadinya belajar sendiri sehingga dapat

meraih hasil belajar sesuai yang diharapkan.

Kegiatan pembelajaran di sekolah akan berlangsung dengan baik

apabila guru dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis untuk

berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran matematika yang

memakai media sebagai alat bantu untuk menciptakan dan mengembangkan

kemampuan berpikir sangat diperlukan sehingga siswa dapat termotivasi untuk

mempelajarinya.

Salah satu contoh rendahnya prestasi belajar matematika siswa di

sekolah dasar kelas 5 dapat dilihat dari nilai semester ganjil dan genap SD

Swasta Dr. Wahidin Sudirohusodo Medan pada tiga tahun terakhir masih

rendah sementara kriteria ketuntasan minimal yang ditargetkan sekolah cukup

(18)

6

Tabel 1.1. Tabel Nilai Matematika Siswa Kelas V

No Nilai 2011/2012Jumlah Siswa per Tahun Ajaran2012/2013 2013/2014

1 0 – 10 - -

-Sumber: Daftar Nilai Siswa dari SD Dr. Wahidin Sudirohusodo - Medan

Sadiman, dkk (2012:85) mengemukakan pemilihan media pembelajaran

sangatlah penting. Kriteria pemilihan media harus dikembangkan sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada dengan

mengingat kemampuan dan sifat-sifat khasnya (karakteristik) media yang

bersangkutan. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar dapat

membangkitkan keinginan dan kemampuan berpikir siswa, membangkitkan

motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa dampak

psikologis terhadap peserta didik. Penggunaan media pembelajaran pada tahap

orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran.

Pada hakikatnya media pembelajaran untuk belajar matematika sudah

banyak dikembangkan guru. Dalam pembelajaran di kelas media tersebut

sangatlah jarang dipakai dan bahkan tidak pernah dipakai. Guru hanya

cenderung menyelesaikan pembelajaran tanpa melihat proses pembelajaran itu

sendiri. Padahal dengan menggunakan media pembelajaran yang ada dan

dipadukan dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah maka akan dapat

(19)

7

Hasil penelitian Istianah (2013) dan Ayong (2013) menjabarkan bahwa

penggunaan model dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar

siswa. Pada pembelajaran matematika menggunakan media pembelajaran

sebagai model, guru akan memulai dengan menunjukkan berbagai macam

model bangun ruang yang terdiri dari kubus, balok, prisma, limas yang terdiri

dari 2 macam yaitu berupa kerangka bangun ruang dengan ukuran yang lebih

besar dan model bangun ruang yang dapat dibongkar pasang sehingga dapat

diketahui jaring-jaring dari bangun ruang tersebut. Guru pada saat

pembelajaran menunjukkan sifat-sifat pada bangun ruang dengan

menggunakan model kerangka. Siswa dapat melihat secara langsung, meraba

bentuk konkret dari bangun ruang.

Model pembelajaran seperti ini memberikan pengalaman langsung

sehingga siswa dapat mengingat sifat dari bangun ruang dalam jangka waktu

yang lebih lama. Guru juga akan mengajak siswa untuk membuat bangun ruang

dari jaring-jaring bangun ruang bervariasi yang telah diperisapkan sehingga hal

ini akan memberikan pengalaman langsung dan dapat memberikan daya

imajinasi untuk siswa itu sendiri ketika menemukan soal matematika yang

berkaitan dengan jaring-jaring bangun ruang.

Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menggunakan suatu media

yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar matematika di sekolah dasar.

Media belajar yang ditawarkan penulis adalah media model (media tiga

dimensi) yang dapat memberikan pengalaman langsung. Dengan media model

(20)

8

digunakan guru. Pengalaman belajar yang lebih konkrit akan lebih tepat bagi

anak usia sekolah dasar dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar

siswa.

Melalui media pembelajaran model diharapkan mampu memberikan

motivasi kepada anak agar tidak merasa takut, merasa sulit ketika belajar

matematika. Dengan adanya media ini anak juga dapat bermain sambil belajar.

Media pembelajaran yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran berbasis

masalah akan meningkatkan kemampuan berpikir kritis, sehingga siswa tidak

akan berpikir bahwa matematika adalah hal yang sangat menakutkan.

Berdasarkan pemikiran tersebut maka penulis merasa tertarik untuk

mengadakan penelitian yang berkaitan dengan penggunaan media

pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran yang disajikan dengan judul

“Pengaruh media pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil

belajar matematika siswa SD Swasta Dr. Wahidin Sudirohusodo Medan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan di

atas, maka dapat diidentifikasikan masalah yang ada sebagai berikut: Berapa

besar pemanfaatan media pembelajaran pada pelajaran matematika?

Faktor-faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam meningkatkan hasil belajar

siswa? Untuk mencapai hasil belajar yang baik pada pelajaran matematika,

penggunaan media belajar apa yang efektif? Jika menggunakan media model,

apakah kelebihan dan kekurangannya? Apakah media model berpengaruh

(21)

9

Apakah kemampuan berpikir kritis berpengaruh terhadap hasil belajar siswa?

Media pembelajaran manakah yang sesuai untuk siswa dengan kemampuan

berpikir kritis tinggi, dan media manakah yang sesuai untuk siswa dengan

kemampuan berpikir kritis rendah? Apakah ada interaksi antara media

pembelajaran dengan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar siswa

kelas 5 sekolah dasar?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka

masalah dalam penelitian dibatasi pada masalah yang berkaitan dengan hasil

belajar siswa sekolah dasar yaitu pengaruh media pembelajaran dan

kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar matematika siswa kelas lima

SD Dr. Wahidin Sudirohusodo – Medan. Adapun hasil belajar yang diharapkan

dicapai oleh siswa kelas V SD tersebut lebih ditekankan pada ranah kognitif.

D. Perumusan Masalah

Masalah-masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini, dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan media

pembelajaran model lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan media

pembelajaran gambar?

2. Apakah hasil belajar matematika siswa yang memiliki kemampuan berpikir

(22)

10

3. Apakah ada interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan

kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar matematika siswa?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan media pembelajaran

model lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan media gambar.

2. Hasil belajar matematika siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis

tinggi lebih tinggi daripada siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis

rendah.

3. Interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan kemampuan berpikir

kritis terhadap hasil belajar matematika siswa.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan bidang pendidikan, khususnya pada

pelajaran matematika sekolah dasar yang berkaitan dengan media

pembelajaran, kemampuan berpikir kritis, dan hasil belajar. Selain itu

penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah sumber kepustakaan dan

dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan penunjang lebih banjut pada masa

(23)

11

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru

Diharapkan dapat dijadikan sebagai:

1. Bahan pertimbangan dan masukan dalam menentukan media

pembelajaran yang tepat dan efektif serta sesuai dengan kemampuan

berpikir kritis siswa.

2. Bahan informasi keefektifan penggunaan media pembelajaran untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Bagi kepala sekolah

Diharapkan dapat dijadikan sebagai:

1. Bahan pertimbangan dalam melakukan tes kemampuan berpikir kritis

pada setiap siswa di SD Dr. Wahidin Sudirohusodo Medan.

2. Bahan pertimbangan untuk melengkapi media pembelajaran guna

mendukung setiap proses pembelajaran di SD Dr. Wahidin

Sudirohusodo Medan.

3. Bahan pertimbangan dalam meningkatkan kemampuan guru SD Dr.

Wahidin Sudirohusodo Medan dalam menggunakan media

pembelajaran yang sesuai dengan minat siswa.

c. Bagi Pihak Pemilik Sekolah

Diharapkan dapat dijadikan sebagai:

1. Bahan pertimbangan untuk melakukan tes kemampuan berpikir kritis

pada setiap siswa yang mengikuti pembelajaran di SD Dr. Wahidin

(24)

12

2. Bahan pertimbangan untuk melengkapi media pembelajaran guna

mendukung setiap proses pembelajaran di SD Dr. Wahidin

Sudirohusodo Medan

3. Bahan pertimbangan dalam meningkatkan kemampuan guru SD. Dr.

Wahidin Sudirohusodo Medan dalam menggunakan media

pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa.

d. Bagi Peneliti

Diharapkan dapat menjadi pembelajaran dalam penulisan penelitian

ilmiah untuk mengembangkan kemampuan sebagai pendidik di masa

(25)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka

dapat disimpulkan:

1. Hasil belajar matematika kelas media pembelajaran model lebih tinggi dari

hasil belajar matematika kelas media pembelajaran model pada siswa SD

Dr. Wahidin Sudirohusodo - Medan.

2. Hasil belajar matematika siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis

tinggi lebih tinggi dari hasil belajar matematika siswa yang memiliki

kemampuan berpikir kritis rendah pada siswa SD Dr. Wahidin

Sudirohusodo - Medan.

3. Terdapat interaksi antara Media pembelajaran dan Kemampuan berpikir

kritis terhadap Hasil belajar matematika pada siswa SD Dr. Wahidin

Sudirohusodo - Medan. Untuk siswa dengan kemampuan berpikir kritis

tinggi lebih unggul bila diajarkan dengan model pembelajaran media

pembelajaran gambar, dan sebaliknya untuk siswa dengan kemampuan

berpikir kritis rendah lebih unggul bila diajarkan dengan media

pembelajaran model.

B. Implikasi

(26)

125

1. Dengan diterimanya hipotesis pertama yang diajukan, yakni hasil belajar

matematika kelas media pembelajaran model lebih tinggi dari hasil belajar

matematika kelas media pembelajaran gambar pada siswa SD Dr. Wahidin

Sudirohusodo - Medan. Dengan demikian, hasil penelitian memberikan

informasi bahwa penggunaan media pembelajaran model memiliki kaitan

dengan hasil belajar matematika. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan media

pembelajaran model untuk pembelajaran matematika yang lebih baik.

Dengan demikian, guru harus dapat membuat dan menggunakan

model-model bangun ruang untuk pembelajaran matematika selanjutnya. Bagi

kepala sekolah dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk

menerapkan media pembelajaran model guna mendukung setiap proses

pembelajaran matematika di kelas. Selain itu, kepala sekolah harus dapat

memberikan pelatihan kepada guru dalam pembuatan model bangun ruang

kepada guru-guru yang mengajarkan matematika. Bagi siswa digunakan

sebagai bahan masukan dalam peningkatan hasil belajar matematika.

2. Dengan diterimanya hipotesis kedua yang diajukan, yakni hasil belajar

matematika siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi lebih

tinggi dari hasil belajar matematika siswa yang memiliki kemampuan

berpikir kritis rendah pada siswa SD Dr. Wahidin Sudirohusodo - Medan.

Dengan demikian, hasil penelitian memberikan informasi bahwa

kemampuan berpikir kritis memiliki kaitan dengan hasil belajar matematika.

(27)

126

dalam pemberian materi pelajaran sesuai tingkat kemampuan berpikir kritis

siswa. Bila tingkat berpikir kritis siswa belum baik, sebaiknya materi

matematika diberikan guru secara perlahan sampai siswa mampu

mencernanya. Bagi kepala sekolah, sebagai bahan pertimbangan dalam

melakukan tes kemampuan berpikir kritis pada setiap siswa di SD Dr.

Wahidin Sudirohusodo-Medan. Bagi siswa sebagai bahan masukan dalam

mengetahui kemampuan berpikir kritis.

3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga yang diajukan, yakni terdapat terdapat

interaksi antara media pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis terhadap

hasil belajar matematika pada siswa SD Dr. Wahidin Sudirohusodo

-Medan. Dari hasil penelitian diperoleh informasi tentang interaksi media

pembelajaran dengan kemampuan berpikir kritis yang kaitannya dengan

hasil belajar matematika. Bagi guru hasil penelitian dapat digunakan sebagai

bahan pertimbangan dalam menerapkan media pembelajaran yang sesuai

dengan kemampuan berpikir kritis siswa. Bila dalam satu kelas dijumpai

seluruh siswa memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi, sebaiknya guru

menggunakan media pembelajaran gambar. Akan tetapi bila kemampuan

berpikir kritis siswa dalam satu kelas beragam dan dominan pada kategori

rendah, sebaiknya guru menggunakan media pembelajaran model. Bagi

kepala sekolah sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan tes

kemampuan berpikir kritis dan melakukan upaya dalam meningkatkan

(28)

127

siswa sebagai bahan masukan untuk lebih aktif dalam proses kegiatan

pembelajaran khususnya dalam pembelajaran matematika.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai

berikut:

1. Untuk dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa perlu

dilakukan upaya dengan menggunakan media pembelajaran model.

penggunaan media pembelajaran model dalam pembelajaran di kelas dapat

dilakukan dengan: (a) mengadakan pelatihan di sekolah kepada guru-guru

dalam pembuatan media pembelajaran model (benda konkrit), (b) pihak

sekolah membantu guru dalam menyediakan model bangun ruang sesuai

kebutuhan, dan (c) mengikutsertakan guru dalam kegiatan pelatihan di luar

sekolah yang terkait dalam pembuatan media pembelajaran model.

2. Untuk dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada siswa perlu

dilakukan upaya sebagai berikut: (a) melakukan tes awal untuk melihat

kemampuan berpikir kritis saat penerimaan siswa baru, (b) sekolah

mengadakan pelatihan kepada guru dalam upaya meningkatkan kemampuan

berpikir siswa, dan (c) mengikutsertakan guru dalam kegiatan pelatihan di

(29)

128

3. Kepada peneliti disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan yang lebih

mendalam mengingat banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Matematika, khusus tentang keterkaitan hasil belajar matematika siswa

ditinjau dari penggunaan media pembelajaran dan kemampuan berpikir

(30)

129

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Arief. 2007. Memahami Berpikir Kritis, http://researchengines. com/1007arief3. html. diakses 29 Desember 2014

Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Yrama Widya

Arends, Richard. 2008.Learning to Teach. New York: McGraw Hill Company Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi).

Jakarta: Rineka Cipta

Arsyad, Azhar. 1995.Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers

Ayong. 2013. “Pengaruh Media Pembelajaran dan Kreativitas terhadap Kemampuan Menulis Huruf Peserta Didik Taman Kanak-Kanak Dr. Wahidin Sudirohusodo – Medan”. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Barbara B. Seels, Rita C. Richey. 1994. Teknologi Pembelajaran Definisi dan Kawasannya. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta

Budiningsih, C. Asri. 2012.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Dahar, R.W. 2011.Teori-teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga

Daryanto. 2011.Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. Jakarta: AV Publisher

Ennis, R.H. 2011. “The Nature of Critical Thinking: An Outline of Critical Thinking Dispositions and Abilities”. University of Illinois. On line at http://faculty.education.illinois.edu/rhennis/documents/TheNatureofCriti-calThinking_51711_000.pdf [diakses tanggal 19 Januari 2015].

Fisher, A. 2009.Berpikir Kritis-Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga

Fraenkel, J., Wallen, N. 2008. How to Design and Evaluate Research in Education. New York: McGraw-Hill Higher Education

(31)

130

Heinich, Robert., Michael Molenda, dan James D. Russell. 1996. Intructional Media and The New Technologies of Instruction. United State of Amerika: SAGE Publications, Inc.

Husnidar, M. Ikhsan, dan Syamsul Rizal. 2014. “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Disposisi Matematis Siswa”. Jurnal Didaktik Matematika, Vol. 1, No. 1, April 2014

Ibrahim, R. dan Nana Syahodih. 1992. Perencanaan Pengajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Istianah, Euis. 2013. “Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematik dengan Pendekatan Model Eliciting Activities (MEAs) pada Siswa SMA”. Infinity, Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 2, No.1, Februari 2013

Kemendikbud. 2013. Matematika SD/MI Kelas V – Studi dan Pengajaran. Jakarta: Kemendikbud

Liliasari. 2009. Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sains Kimia Menuju Profesionalitas Guru, http://file.upi.edu/direktori. Diakses 26 Desember 2014

Redhana, IW dan Liliasari. 2008. “Program Pembelajaran Keterampilan Berpikir Kritis Pada Topik Laju Reaksi Untuk Siswa SMA”. Jurnal Forum Kependidikan 27 (2): 103-112.

Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran – Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta

Runtukahu, Tombokan dan Selpius Kandou. 2014. Pembelajaran Matematika Dasar Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Yogyakarta: Ar-Ruzz-Media Rusman, 2010. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: Rajawali Press

Russefendi, E.T. 1991. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito

Sadiman, Arif S. 2012. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan. Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali

(32)

131

Sanjaya, W. 2005. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media

Seefeldt, Carol dan Nita Barbour. 1994. Early Childhood Education: An Introduction. United State of Amerika: MacMillan Publishing Company Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta

Sudjana, Nana. 2009.Dasar-Dasar Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Sudjana. 2002.Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung: Alfabeta

Sumantri, Mulyani dan Johar Permana. 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud

Sumarmo, Utari. 2010. Berpikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan Pada Peserta Didik. Bandung: FPMIPA UPI Sundayana, R. 2013.Media Pembelajaran Matematika. Bandung: Alfabeta

Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. 2009.Media Pembelajaran. Bandung: Wacanan Sutarmo, Setiadji, V. 2012. Otak dan Beberapa Fungsinya. Jakarta: Fakultas

Kedokteran UI

Suwarma, Dina Mayadiana. 2009. Kemampuan Berpikir Kritis Matematika. Jakarta: Cakrawala Maha Karya

Syahbana, Ali. 2012. “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning”. Edumatica Volume 02 Nomor 01, April 2012

Gambar

Tabel Nilai Matematika Siswa Kelas V .............................................
Tabel 1.1. Tabel Nilai Matematika Siswa Kelas V

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh: (1) hasil belajar Matematika siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Posing lebih tinggi dari hasil

Penelitian ini bertujuan untuk ( 1) mengetahui hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif struktural NHT lebih tinggi daripada hasil

Hasil penelitian memmjukkan bahwa: (I) Hasil belajar Matematika siswa yang diajar dengan Strategi Pembelajaran · Berbasis Masalah lebih tinggi daripada basil belajar

Penelitian ini bertujuan: (1) mengetahui perbedaan hasil belajar IPS Terpadu yang diajarkan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing ( guided inquiry ) dan hasil belajar

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar PKn peserta didik yang diajarkan denganModel pembelajaran Contextual Teaching and Learning lebih tinggi dari peserta

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan model kooperatif tipe Snowball Throwing lebih baik daripada

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kemampuan matematika siswa yang diajarkan menggunakan metode pembelajaran lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan menggunakan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan media stick Puzzle dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran