• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SD HARAPAN MANDIRI MEDAN TP 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SD HARAPAN MANDIRI MEDAN TP 2015/2016."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

TERHADAP HASIL BELAJAR PKn DAN KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS SISWA SD HARAPAN

MANDIRI MEDAN TP 2015/2016

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh

INDRIANI SUSIWI

NIM 8146181006

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

i

ABSTRACT

Indriani Susiwi, NIM 8146181006, The Influence of Problem Based Learning Model Towards Critical Thinking Skills and Learning Outcomes of Civic Education Students. Thesis. Basic Education Program Post Graduate Studies, State University of Medan, March 2016.

This study aims to determine: (1) learning outcomes Civics students using problem based learning model is higher than conventional learning models in SD Harapan Mandiri Medan on the subject of globalization, (2) the increasing of civics learning outcome using problem based learning model is higher than conventional learning models in SD Harapan Mandiri Medan on the subject of globalization (3) to determine civics critical thinking skills students using problem based learning model is higher than conventional learning models in SD Harapan Mandiri Medan on the subject of globalization, and (4) the increasing of civics learning outcome using problem based learning model is higher than conventional learning models in SD Harapan Mandiri Medan in SD Harapan Mandiri Medan on the subject of globalization. The sample in this study conducted by cluster random sampling two classes, where class IV A class IV-A of 40 students as an experimental class learning model base on issues and class IV-B as the control class of 40 students that learned with conventional learning model. Instrumen used in this research achievement test Civics and critical thinking skills in the form of multiple choice which has been declared valid and reliable. From the research results can be concluded: (1) The results of studying Civics is taught using problem-based learning model is higher than conventional learning models,

with sig P = 0.00 <α = 0.05, (2) critical thinking skills students are taught to use problem based learning model is higher than conventional learning model with P

= 0.0006 <α = 0.05 (3) Activities of students in learning, students seemed

enthusiastic and challenged by issues of globalization presented really exist around them and they experienced, students conduct discovery process from problem situations that used try own concepts by practicing in the discussions between the members and the result presented, so the atmosphere will make learning fun motivated students to communicate ideas or his ideas. This atmosphere is not found in conventional learning.

(3)

ii

ABSTRAK

Indriani Susiwi, NIM

8146181006

, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Pkn Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SD Harapan Mandiri Medan TP 2015/2016. Tesis. Program Studi

Pendidikan Dasar Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan (Unimed), Maret 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh hasil belajar PKn siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dibandingkan model pembelajaran konvensional di SD Harapan Mandiri Medan pada pokok bahasan Globalisasi, (2) Peningkatan hasil belajar PKn siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dibandingkan model pembelajaran konvensional di SD Harapan Mandiri Medan pada pokok bahasan Globalisasi, (3) Pengaruh kemampuan berpikir kritis PKn siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dibandingkan model pembelajaran konvensional di SD Harapan Mandiri Medan pada pokok bahasan Globalisasi, dan (4) Peningkatan kemampuan berpikir kritis PKn siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dibandingkan model pembelajaran konvensional di SD Harapan Mandiri Medan pada pokok bahasan Globalisasi. Sampel dalam penelitian ini dilakukan secara cluster random sampling sebanyak dua kelas, kelas IV-A sebanyak 40 siswa sebagai kelas eksperimen dengan model pembelajaran berbasisi masalah dan kelas IV-B sebagai kelas kontrol sebanyak 40 siswa yang dibelajarkandengan model pembelajaran konvensional.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrumen tes hasil belajar PKn dan kemampuan berpikir kritis dalam bentuk pilihan berganda yang telah dinyatakan valid dan reliabel. Berdasarkan pengujian

hipotesis dengan α = 5% diperoleh bahwa: (1) Terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar siswa, (2) Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah lebih meningkat daripada konvensional, (3) Terdapat pengaruh Kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah lebih baik dari pada siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional di SD Harapan Mandiri Medan,dan (4) Kemampuan berpikir kritis siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah lebih meningkat daripada konvensional. Dari hasil penelitian, maka peneliti menyarakan bahwa penerapan pembelajaran berbasis masalah dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan hasil belajr PKn dan kemampuan berpikir kritis siswa.

Kata Kunci : Pembelajaran berbasis masalah, Kemapuan berpikir kritis dan Hasil

(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan, karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Hasil Belajar PKn dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SD Harapan Mandiri Medan T.P. 2015/2016”. Penulisan tesis ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Master Pendidikan pada Prodi Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari dan merasakan sepenuhnya, bahwa dalam penyelesaian tesis ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. selaku Rektor Unimed yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan perkuliahan. 2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd. selaku Direktur PPs Unimed.

3. Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si. selaku Ketua Prodi Pendidikan Dasar, dan Ibu Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd. selaku Sekretaris Prodi Pendidikan Dasar. 4. Ibu Dr. Reh Bungana Br.Perangin-angin, M.Hum. dan Bapak Dr. Deny

Setiawan, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing, memberikan ilmu, dan memotivasi dalam penyelesaian tesis.

5. Bapak Dr. Dede Ruslan, M.Si. Bapak Dr. Wisman Hadi, M.Hum. dan Bapak Dr. KMS. M. Amin Fauzi, M.Pd. selaku dosen narasumber/penguji tesis yang telah memberikan saran untuk penyempurnaan tesis ini.

6. Bapak/Ibu dosen Prodi Pendidikan Dasar yang telah memberikan ilmu, motivasi dan saran yang bermanfaat selama perkuliahan berlangsung.

(5)

iv

8. Ibu Lim Kim Kiok selaku kepala sekolah SD Harapan Mandiri, Ibu Juliana, S.Pd. dan Bapak Muhhamad Hafis Lubis, S.Pd. selaku guru kelas 4 yang telah memberikan izin penelitian.

9. Ayahanda Dermawan Lubis S.E. dan Tiomanna Marpaung yang telah memberikan semangat dan bantuan secara riil maupun materiil, memberikan ilmu yang bermanfaat dunia akhirat, serta tidak hentinya memberikan doa untuk keberhasilan dan kebahagiaan peneliti.

10. Abang dan kakak yaitu Rahmat Lubis S.E., David Hariando Lubis S.H., Nela Siagian S.E., Jonatan Sirait yang senantiasa menemani suka duka, memberikan bantuan, saran, motivasi, serta selalu mendoakan peneliti.

11. Teman-teman seperjuangan kelas A1Reguler 2014 dan konsentrasi PKn, khususnya teman-teman yang telah membantu penelitian yaitu Suci Perwita Sari, Maisarah, Putri Rahmi, Inge Ayudia, Lia Sa’adah, Kautsar Iranda, Mutia Sari, Waliyul Maulana Siregar, dan teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

12. Sahabat tersayang Jessisca S.E. dan Martogi Sinaga yang senantiasa menemani, membantu, memotivasi, memberikan doa serta dukungan kepada peneliti.

13. Semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

(6)

v

1.2 IdentifikasiMasalah ... 9

1.3 BatasanMasalah ... 10

1.4 RumusanMasalah ... 10

1.5 TujuanPenelitian ... 11

1.6 ManfaatPenelitian ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KajianTeoritis ... 14

2.1.2 BerpikirKritis ... 17

2.1.3 Model Pembelajaran BerbasisMasalah……… ... . 25

2.1.4 Hakikat Model Konvensional………... ... 36

2.1.5 TeoriBelajarRelevan……… ... 40

2.1.6 PenelitianRelevan……… ... 44

2.2 Kerangka Konseptual……… ... 45

2.3 Hipotesis Penelitian……….. ... 50

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 TempatdanLokasiPenelitian……… ... 51

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian……….. ... 51

3.3 VariabelPenelitian……….. ... 52

3.4 Definisi Operasional Variabel………. ... 52

3.5 Jenis Dan DesinPenelitian……….. ... 54

4.1.4 Deskripsi Petes Kemampuan Berpikir Kritis………. ... 86

4.1.5 Deskripsi Postes Kemampuan Berpikir Kritis……… ... 89

(7)

vi

4.2 Pembahsaan………. ... 94

4.2.1 Hasil Belajar PKn Siswa……… ... 94

4.2.2 Peningkatan Hasil Belajar PKn Siswa……… ... 98

4.2.3 Kemampuan Berpikir Kritis……….. ... 101

4.2.4 Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis……….. ... 104

4.3 KeterbatasanPenelitian……… ... 106

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Simpulan………. ... 108

5.2 Implikasi ... 110

5.3 Saran……….. ... 111

(8)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Hasil Ujian Semester Mata Pelajaran PKn ... 6

Tabel 2.1 Aspek Kemampuan Berpikir Kritis ….. ... 24

Tabel 2.2 Sintak Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 32

Tabel 2.3 Sintak Konvensional ... 38

Tabel 2.4 Perbedaan Model PBM Dengan Model Pembelajaran Konvensional ... 43

Tabel 3.1 Desain Eksperimen ... 54

Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 61

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar PKn Materi Globalisasi ... 63

Tabel 3.4 Kategori Ketuntasan Belajar ... 64

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas ... 67

Tabel 3.6 Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 67

Tabel 3.7 Hasil Uji Daya Beda ... 68

Tabel 3.8 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar (setelah uji coba) ... 68

Tabel 3.9 Hasil Uji Kemampuan Berpikir Kritis ... 69

Tabel 3.10 Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 70

Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Beda ... 70

Tabel 3.12 Kisi-kisi Kemampuan Berpikir Kritis (Setelah Uji Coba) ... 71

Tabel 4.1 Deskripsi Pretes Hasil Belajar Siswa ... 77

Tabel 4.2 Uji Normalitas Pretes Hasil Belajar ... 79

Tabel 4.3 Uji Homogenitas Pretes Hasil Belajar………. 80

Tabel 4.4 Uji Perbedaan Pretes Hasil Belajar ... 81

Tabel 4.5 Deskripsi Postes Hasil Belajar……… 81

Tabel 4.6 Uji Normalitas Postes Hasil Belajar ... 83

Tabel 4.7 Uji Homogenitas Postes Hasil Belajar ... 84

Tabel 4.8 Uji Perbedaan Postes Hasil Belajar………. 85

Tabel 4.9 Peningkatan Hasil Belajar………... 85

Tabel 4.10 Deskripsi Pretes Kemampuan Berpikir Kritis ... 86

Tabel 4.11 Uji Normalitas Pretes Kemampuan Berpikir Kritis ... 87

Tabel 4.12 Uji Homogenitas Pretes Kemampuan Berpikir Kritis ... 88

Tabel 4.13 Uji Perbedaan Pretes Kemampuan Berpikir Kritis... 89

Tabel 4.14 Deskripsi Postes Berpikir Kritis……… 90

Tabel 4.15 Uji Normalitas Postes Hasil Belajar………... .. 91

Tabel 4.16 Uji Homogenitas Postes Kemampuan Berpikir Kritis………. . 92

Tabel 4.17 Uji Perbedaan Postes Kemampuan Pemahaman Relasional ... 93

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Bagan 2.1 Tahap-Tahap Proses Kemampuan Berpikir Kritis... 22

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian ... 58

Gambar 4.1 Grafk Pretes Hasil Belajar PKn ... 78

Gambar 4.2 Grafik Normalitas Pretes Hasil Belajar PKn ... 79

Gambar 4.3 Grafik Postes Hasil Belajar PKn ... 82

Gambar 4.4 Grafik Normalitas Postes Hasil Belajar PKn ... 83

Gambar 4.5 Grafk Pretes Kemampuan Berpikir Kritis ... 86

Gambar 4.6 Grafik Normalitas Pretes Kemampuan Berpikir Kritis ... 90

Gambar 4.7 Grafik Postes Kemampuan Berpikir Kritis ... 90

Gambar 4.8 Grafik Normalitas Kemampuan Berpikir Kritis ... 91

Gambar 4.9 Prosedur Pembelajaran Berbasis Masalah ... 95

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus ... 115

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah ... 118

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Konvensional ... 129

Lampiran 4 Instrumen Tes Hasil Belajar ... 139

Lampiran 5 Kunci Jawaban dan Penskoran Hasil Belajar... 144

Lampiran 6 Instrumen Tes Berpikir Kritis ... 145

Lampiran 7 Kunci Jawaban dan Penskoran Tes Berpikir Kritis ... 150

Lampiran 8 Hasil Uji Coba Tes Hasil Belajar PKn ... 151

Lampiran 9 Hasil Uji Coba Kemampuan Berpikir Kritis ... 153

Lampiran 10 Uji N-Gain Score Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis ... 155

Lampiran 11 Uji N-Gain Score Kemampuan Berpikir Kritis ... 156

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Badan Standar Nasional Pendidikan (2006) mengemukakan bahwa tujuan

pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,

akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut. Dalam hal ini berarti proses pendidikan berujung pada pembentukan

sikap, pengembangan kecerdasan atau intelektual serta pengembangan

keterampilan siswa sesuai kemampuan dan kebutuhan. Ketiga aspek ini

(sikap, kecerdasan dan keterampilan) adalah arah dan tujuan pendidikan yang

harus diupayakan.

Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, banyak usaha yang

dilakukan oleh pemerintah, diantaranya ialah melakukan perubahan kurikulum

pendidikan yaitu dari Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK) hingga Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Kurikulum KTSP saat ini menuntut peningkatan mutu pengajaran yang dilakukan

berdasarkan kreativitas guru. Namun kenyataannya pada saat ini dalam kegiatan

belajar mengajar guru hanya berceramah dihadapan siswa dan sesekali

memberikan pertanyaan kepada siswa. Siswa hanya mendengarkan dan mencatat

apa yang dikatakan guru, serta sesekali menjawab pertanyaan yang diajukan oleh

guru. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru masih belum dapat

mengaktifkan siswa secara optimal karena pembelajaran masih berpusat pada guru

(12)

2

Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

mengajar. Oleh karena itu, meskipun kurikulum sudah disajikan secara baik dan

sarana prasarana telah terpenuhi dengan baik, apabila guru belum melaksanakan

proses pembelajaran secara optimal maka proses belajar mengajar belum bisa

dikatakan baik. Dalam hal ini, guru merupakan salah satu unsur di bidang

pendidikan yang harus berperan aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai

tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan pendidikan di tengah-tengah

masyarakat. Dalam arti khusus dapat dikatakan bahwa setiap diri guru terletak

tanggung jawab untuk membawa para siswanya pada suatu kedewasaan dan taraf

kematangan dalam pendidikan.

Dengan demikian, maka sangatlah perlu dibina dan dikembangkan

kemampuan profesional guru untuk mengelola program pembelajaran dalam

meningkatkan kualitas pendidikan yakni kemampuan menggunakan strategi,

pendekatan, model dan tekhnik pembelajaran. Penggunaan satu model saja akan

membuat siswa merasa bosan sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar

yang pada akhirnya menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Guru yang

menggunakan metode dan media yang baik dalam kegiatan belajar mengajar akan

membuat siswa memperoleh hasil belajar yang lebih baik (Frend dalam Djamarah,

2006:61)

Pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan kurikulum

dan potensi siswa merupakan kemampuan dan keterampilan dasar yang harus

dimiliki oleh seorang guru. Hal ini didasari asumsi bahwa ketepatan guru

(13)

3

dan hasil belajar siswa. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru

berpengaruh terhadap kualitas proses belajar mengajar yang dilakukannya pada

setiap tingkatan salah satunya tingkat pendidikan dasar. Kondisi proses belajar

mengajar di lingkungan sekolah khususnya tingkat sekolah dasar masih diwarnai

oleh penekanan pada aspek pengetahuan dan masih sedikit yang mengacu pada

pelibatan siswa dalam proses belajar itu sendiri. Pada tingkat pendidikan

sekolah dasar, akan diajarkan lima pengetahuan utama yang terdiri dari

matematika, bahasa Indonesia, pendidikan kewarganegaraaan, ilmu

pengetahuan alam, dan ilmu pengetahuan sosial yang wajib dikuasai. PKn

merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang dibelajarkan di sekolah

dasar.

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai salah satu mata pelajaran

wajib mulai dari Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi (UU No. 20 Tahun 2006

tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 37) memiliki peranan yang sangat

penting dalam upaya membentuk warga negara yang memiliki kecerdasan, rasa

bangga, dan tanggung jawab serta mampu berpartisipasi dalam kehidupan

bermasyarakat dan bernegara. Hal ini dapat dilihat dari tujuan PKn yang

tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 22 Tahun 2006

tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar :

(14)

4

Untuk mencapai tujuan PKn tersebut, Sumantri (2001 : 3) mengungkapkan

bahwa “guru harus mendidik siswa melalui proses berpikir kritis, analitis dan

kreatif yang dikembangkan cara-cara berpikir warga negara yang demoktratis,

cerdas dan bertanggung jawab”.

Namun, proses pembelajaran PKn selama ini masih terjebak pada proses

indoktrinasi yang menyebabkan siswa terpaku pada menghapal materi sehingga

hanya menyentuh kemampauan berpikir kritis tingkat rendah. Sedangkan dalam

proses pembelajaran PKn memerlukan keterlibatan siswa secara aktif untuk

mengembangkan kemampuan berpikir analitis agar proses pembelajaran tersebut

dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Seperti dinyatakan oleh

Silver (Turmudi, 2009:56) bahwa pada pembelajaran konvensional, aktivitas

siswa sehari-hari umumnya menonton gurunya menyelesaikan soal-soal di

papan tulis kemudian meminta siswa bekerja sendiri dalam buku teks atau

lembar kerja siswa (LKS) yang disediakan. Menurut Sumarmo (2000:87),

untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir dalam pembelajaran, guru

juga perlu mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam diskusi, bertanya

serta menjawab pertanyaan, berpikir secara kritis, menjelaskan setiap jawaban

yang diberikan, serta mengajukan alasan untuk setiap jawaban yang diajukan.

Berpikir kritis merupakan sebuah kebiasaan berpikir yang seharusnya

ditanamkan sejak usia dini. Berpikir kritis dapat membantu seseorang memahami

bagaimana ia menandang dirinya sendiri, bagaimana ia memandang dunia, dan

bagaimana ia berhubungan dengan orang lain, membantu meneliti prilaku diri

(15)

5

menganalisis pemikiran sendiri untuk memastikan bahwa ia telah menentukan

pilihan dan menarik kesimpulan cerdas. Sedangkan orang yang tidak berpikir

kritis, ia tidak dapat memutuskan untuk dirinya sendiri apa yang harus dipikirkan,

apa yang harus dipercaya, dan bagaimana harus bertindak. Karena gagal berpikir

mandiri, maka ia akan meniru orang lain, mengadopsi keyakinan dan menerima

kesimpulan orang lain dengan pasif.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan guru kelas IV SD

Swasta Harapan Mandiri, Muhhamad Hafis, S.Pd. pada hari Jumat, tanggal 18

Juni 2015 mengatakan dalam proses pelaksanaannya masih menggunakan model

pembelajaran konvensional dalam menyampaikan materi PKn dengan alasan

model pembelajaran konvensional sangat tepat digunakan sebagai salah satu

model pembelajaran untuk jumlah siswa 40 orang dalam satu kelas. Guru telah

mencoba untuk menerapkan berbagai model pembelajaran kooperatif seperti

diskusi dan bermain peran dalam menyampaikan pengetahuan dan menugaskan

siswa untuk beraktivitas, namun kurang dari 50% siswa yang mau

mengerjakannya dengan baik dan benar. Adapun jika pembelajaran diadakan

melalui model active learning, siswa juga belum giat dalam mengerjakan tugas

yang diberikan guru.

Pelaksanaan proses pembelajaran konvensional hanya berpusat pada guru,

hasil belajar siswa terbatas, peluang siswa untuk menemukan sendiri

pengetahuannya sangat rendah dikarenakan model pembelajaran konvensional

dalam pelajaran PKn yang berlangsung hanya bersifat transfer pengetahuan dari

(16)

6

dalam proses pembelajaran dan pengkonstruksian pengetahuan dalam dirinya.

Siswa cenderung menghafalkan fakta-fakta dan konsep-konsep tanpa mengetahui

bagaimana fakta dan konsep itu terbentuk yang pada akhirnya membuat

kemampuan berpikir kritis siswa hanya terbatas pada kemampuan berpikir kritis

tingkat rendah yaitu mengingat dan memahami karena tidak diaktifkan selama

kegiatan pembelajaran di kelas. Selain masalah model konvensional yang masih

terus digunakan, ditemukan bahwa masih banyak guru yang belum secara

maksimal menggunakan media pembelajaran, padahal pembelajaran PKn adalah

pembelajaran yang mengutamakan alam dan lingkungan sebagai sumber

belajarnya. Namun jarang sekali terlihat guru yang menggunakan fasilitas sekitar

sekolah sebagai sumber belajar. Kurangnya pengembangan dan referensi soal

terkait materi menjadi masalah rendahnya hasil belajar siswa, ketika siswa

diberikan soal yang bermakna sama dengan dengan kata-kata yang sedikit

berbeda, siswa merasa soal tersebut sulit. Kurangnya kegiatan berorientasi siswa

ini, ternyata sangat berpengaruh terhadap pencapaian rendahnya hasil belajar

siswa. Hal ini terbukti pada hasil nilai ujian semester II PKn siswa kelas IV pada

bulan Juni 2015 di SD Harapan Mandiri, yaitu :

Tabel 1.1. Nilai Hasil Ujian Semester II PKn Kelas IV SD Harapan Mandiri T.P.

2014/2015

No. Kelas Siswa Tuntas Tidak Tuntas Presentase Ketuntasan

1 IV-A 19 22 46,3%

2 IV-B 17 23 42,5%

Jumlah 36 45 44,4%

sumber : Tata Usaha SD. Harapan Mandiri Medan)

Berdasarkan tabel 1.1. diatas, syarat ketuntasan adalah 80% siswa harus

(17)

7

orang (100%) siswa yang tuntas dan IV-B sebanyak 17 siswa (57,5%) yang

tuntas. Jika diakumulasikan siswa yang mampu mencapai KKM sebanyak 44,4%.

Hal ini membuktikan bahwa nilai siswa masih berada di bawah KKM.

Untuk dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa secara optimal dan

baik pada aspek kognitif, maka diperlukan perubahan serta inovasi dalam

mengembangkan model pembelajaran yang mampu melibatkan siswa secara aktif

dalam proses pembelajaran. Agar kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang

diharapkan dapat tercapai dengan baik, maka diperlukan model pembelajaran

yang bersifat ilmiah. Model ini dimaksudkan untuk memberikan pengalaman

belajar kepada siswa agar siswa mampu membangun sendiri pengetahuannya

sehingga pengetahuan tersebut bertahan lama dalam pikiran siswa. Salah satu

model yang mampu menaungi semua karakteristik tersebut adalah model

Pembelajaran Berbasis Masalah.

Model pembelajaran berbasis masalah merupakan alternatif tindakan untuk

memecahkan masalah yang diterapkan dalam upaya meningkatkan keefektifan

pembelajaran sekaligus peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dan hasil

belajar siswa. Model pembelajaran berbasis masalah menekankan pada proses

berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban

dari suatu permasalahan yang dipertanyakan.

Pertimbangan lain guru untuk menggunakan model pembelajaran berbasis

masalah karena model ini merupakan salah satu dari tiga model pembelajaran

yang sangat direkomendasikan dalam kurikulum 2013. Hal ini dikarenakan model

(18)

8

yang menerapkan langkah-langkah ilmiah sehingga terbukti menuntut adanya

pembelajaran aktif (active learning). Fraus dan Paulson (1998:4-5) dalam

(Ramadhani, 2015:8) berpendapat bahwa pada proses belajar aktif, siswa terlibat

secara langsung secara aktif dalam aktivitas kelompok ketimbang menjadi

pendengar ceramah pasif. Dalam pembelajaran aktif siswa tidak hanya

mendengarkan penjelasan guru tetapi siswa melihat, mendengar, bertanya dengan

guru atau teman, berdiskusi dengan teman, melakukan, dan mengajarkan pada

siswa lainnya sehingga mereka menguasai materi pembelajaran.

Adapun langkah-langkah pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian

ini yaitu menyajikan pertanyaan atau masalah, berfokus pada interdisipliner

(masalah yang nyata), investigasi autentik, menghasilkan produk/karya dan

memamerkannya, kolaborasi (kerja sama). Model pembelajaran pembelajaran

berbasis masalah juga mempunyai kelebihan yaitu siswa akan mempunyai

pengetahuan baru untuk memahami masalah dunia, mendorong siswa untuk

melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya,

mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, situasi

proses belajar menjadi lebih merangsang (Sanjaya 2008:220). Dengan

menggunakan model pembelajaran berbasis masalah ini di kelas, siswa dapat

mengasah kemampuan berpikir kritis siswa, penalaran, mempresentasikan

pengetahuan konseptual dan prosedural siswa, serta terbentuknya interaksi antara

(19)

9

Berdasarkan hal di atas, maka sangat perlu diadakan penelitian tentang

“Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Berpikir

Kritis dan Hasil Belajar Siswa”.

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka beberapa masalah

yang dapat diidentifikasikan pada proses pembelajaran PKn di kelas IV

SD.Harapan Mandiri Medan, yaitu :

1. Kurangnya aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran didalam kelas

merupakan salah satu faktor rendahnya hasil belajar.

2. Model pembelajaran teacher centerred dan cooperative learning yang

tidak pernah berubah dari waktu ke waktu menimbulkan rasa jenuh dan

bosan di diri siswa.

3. Kurangnya pemanfaatan media, baik yang berasal dari lingkungan maupun

yang dibuat guru sehingga menimbulkan rasa jenuh dalam diri siswa.

4. Rendahnya kemampuan berpikir dan hasil belajar siswa.

5. Materi PKn membutuhkan kemampuan berpikir kritis siswa.

6. Strategi pembelajaran berbasis masalah belum banyak diterapkan dalam

upaya meningkatkan kemampuan berpikir dan hasil belajar siswa.

7. Pembelajaran PKn dalam kelas-kelas cenderung menggunakan strategi

(20)

10

1.3. Batasan Masalah

Agar penelitian yang dilakukan lebih fokus dan terarah perlu adanya

pembatasan masalah. Masalah yang diteliti dalam penelitian di ini dibatasi

pada:

1. Model pembelajaran dalam penelitian ini dibatasi dengan menggunakan

pembelajaran berbasis masalah dan konvensional.

2. Materi pembelajaran dalam penelitian ini mengenai Globalisasi yang

berdasarkan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

3. Hasil belajar siswa pokok bahasan Globalisasi kelas IV semester genap.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah di atas,

maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Apakah pengaruh model pembelajaran berbasis masalah lebih baik

dibandingkan dengan model konvensional terhadap hasil belajar PKn

siswa SD Harapan Mandiri Medan?

2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan

model pembelajaran berbasis masalah dan model konvensional?

3. Apakah pengaruh model pembelajaran berbasis masalah lebih baik

dibandingkan dengan model konvensional terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa SD Harapan Mandiri Medan?

4. Bagaimanakah peningkatan kemampuan tes berpikir kritis siswa yang

diajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah dan model

(21)

11

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pada penelitian ini

adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah lebih baik dibandingkan

dengan model konvensional terhadap hasil belajar PKn siswa SD Harapan

Mandiri Medan.

2. Peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model

pembelajaran berbasis masalah dan model konvensional.

3. Pengaruh model pembelajaran pembelajaran berbasis masalah lebih baik

dibandingkan dengan model konvensional terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa SD Harapan Mandiri Medan.

4. Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang diajarkan dengan

model pembelajaran berbasis masalah dan model konvensional.

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik secara teoritis

maupun secara praktis.

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai bahan refrensi yang dapat digunakan untuk memperoleh

gambaran mengenai pengaruh model pembelajaran berbasis masalah

terhadap kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa

b. Sebagai bahan pertimbangan, landasan empiris maupun kerangka acuan

(22)

12

c. Memperkaya dan menambah khazanah ilmu pengetahuan untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan

penerapan model pembelajaran dan kemampuan berpikir kirtis siswa.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain :

a. Bagi peserta didik

1) Memberi pengalaman pembelajaran baru untuk dapat meningkatkan

hasil belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran PKn melalui

model pembelajaran berbasis masalah.

2) Melatih siswa untuk berpikir kritis, ilmiah, kreatif, dan inovatif dalam

proses pembelajaran khususnya dalam mata pelajaran PKn.

b. Bagi sekolah

1) Memberikan sumbangan model pembelajaran inovatifdalam upaya

meningkatkan hasil belajar PKn siswa khususnya di SD Harapan

Mandiri Medan.

2) Sebagai tambahan informasi bagi guru guru di sekolah dasar

khususnya di SD Harapan Mandiri Medan mengenai pembelajaran

melalui model pemebelajaran berbasis masalahdan pengaruhnya

terhadap hasil belajar PKnsiswa.

c. Bagi Kepala Sekolah

1) Menjadi bahan masukan model pembelajaran baru dalam

(23)

13

2) Menjadi sumber penambahan wawasan dalam meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa agar dapat melakukan kegiatan

pembelajaran aktif.

3) Bagi pimpinan sekolah yaitu bisa menjadi bahan pertimbangan kepada

tenaga edukatif untuk dapat menerapkan model pembelajaran berbasis

masalahdalam kegiatan belajar mengajar di berbagai disiplin ilmu di

(24)

108

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dan pembahasan maka dapat diperoleh

beberapa kesimpulan sebagai berikut: (1) Terdapatpengaruh model

pembelajaranberbasismasalah lebih baik dibandingkan dengan model

pembelajaran konvensional terhadap hasilbelajar siswa SD HarapanMandiri

Medan TP 2015/2016. (2) Hasilbelajar siswa yang diajarkan dengan model

pembelajaran berbasismasalahlebihmeningkat daripadakonvensional.

(3)Terdapatpengaruhmodel pembelajaranberbasismasalahyang

dibelajarkandengan model pembelajaranberbasismasalahlebihbaikdaripadasiswa

yang dibelajarkandenganmodel

pembelajarankonvensioalterhadapkemampuanberpikirkritissiswa di SD

HarapanMandiri MedanTP 2015/2016. (4) Kemampuanberpikirkritis siswa yang

diajarkan dengan model pembelajaranberbasismasalahlebihmeningkat

daripadakonvensional.

ModelPembelajaran Berbasis Masalah adalah model-model pembelajaran

yang menggunakan masalahdi dunia nyata sebagai materi dalam pembelajaran dan

mengharuskan siswaberpikir kritis untuk memecahkan masalah tersebut.Menurut

Rusmono (2012: 74)masalah yang menjadi materi dalam model Pembelajaran

Berbasis Masalah harusmemiliki lima kriteria berikut: (1) harus mengandung

isu-isu yang mengandungkonflik yang dapat bersumber dari berita, rekaman video,

(25)

109

familier dengan siswa,sehingga semua siswa dapat mengikutinya dengan baik; (3)

materi yang dipilihmerupakan bahan yang berhubungan dengan keperluan orang

banyak (universal)sehingga dirasakan manfaatnya; (4) materi yang dipilih harus

mendukungkompetensi yang harus dimiliki siswa sesuai kurikulum yang berlaku;

dan (5)materi yang dipilih sesuai dengan minat siswa.

Berdasarkan kriteria di atas, Globalisasimerupakan masalah yang

tepatuntuk diajarkan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah karena

Globalisasimerupakan masalah yang mengandung konflik dan bersumber dari

berita atau media lainnya. Selain itu Globalisasijuga termuat dalam kurikulum

pendidikandan sudah menjadi masalah yang familier dan universal bagi siswa.

Sebagaimana telah diuraikan diatas, bahwa model Pembelajaran Berbasis

Masalah merupakan salah satu model yang dirancanguntuk menumbuhkan rasa

ingin tahu siswa terhadap suatu masalah sehingga akanmeningkatkan

keterampilan siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapinyadengan cara

berpikir kritis atau berpikir tingkat tinggi.

Tujuan pembelajaran berdasarkan masalah ada tiga, yaitu membantu siswa

mengembangkan keterampilan-keterampilan penyelidikan dan pemecahan

masalah, memberi kesempatan kepada siswa mempelajari

pengalaman-pengalaman dan peran-peran orang dewasa, dan memungkinkan siswa

meningkatkan sendiri kemampuan berpikir mereka dan menjadi siswa mandiri.

John Dewey mengemukakan bahwa perkembangan pengetahuan dibentuk

melalui keterampilan antar pribadi (kelompok) dan keterampilan penentuan

(26)

110

pembelajaran dapat dilihat melalui hasil belajar siswa yang dilakukan melalui

proses kerjasama antara siswa dengan siswa lainnya (kelompok) dan juga

hubungan siswa dengan lingkungannya. Dewey percaya bahwa siswa harus

berpartisipasi dalam bekerja sama dengan orang lain agar lebih memahami situasi

yang bermakna (Joyce, 2004).

Menurut Dewey (Trianto, 2009) dalam memecahkan masalah terdapat lima

langkah, yaitu (1) siswa mengenali masalah, (2) siswa menyelidiki dan

menganalisis kesulitannya dan menentukan masalah yang dihadapinya, (3) siswa

menghubungkan semua kemungkinan yang dapat digunakan untuk memecahkan

masalah tersebut, (4) siswa menimbang kemungkinan jawaban yang ia temukan

dengan akibatnya masing-masing, dan (5) siswa mencoba menerapkan salah satu

kemungkinan yang ia pandang terbaik untuk memecahkan masalah tersebut dan

hasilnya akan membuktikan apakah kemungkinan pemecahan masalah tersebut

benar atau salah.

5.2Implikasi

Berdasarkanhasil penelitian dan simpulandi atasmenyatakanbahwa

pengaruh model pembelajaranberbasismasalahlebih baik dibandingkan dengan

model konvensionalterhadap hasilbelajar siswa, kemampuanberpikirkritissiswa

yang diajarkandenganpembelajaranberbasismasalahlebihmeningkatdaripada

model konvensional, pengaruh model pembelajaranberbasismasalahlebih baik

dibandingkan dengan model konvensionalterhadaphasilbelajarsiswa.Siswa yang

(27)

111

pembelajaranberbasismasalahmemilikikemampuanberpikirkritispadamateriglobali

sasi di SD HarapanMandirilebihbaikdibandingkansiswa yang diajardengan model

konvensional.Siswa yang diajardenganmodel

pembelajaranberbasismasalahmengalamipeningkatanpadakemampuanberpikirkriti

ssiswaketikapembelajaranPKnpadamateriglobalisasi di SD

HarapanMandirilebihsedikitjumlahnyadibandingkansiswa yang diajardengan

model konvensional.

ModelPembelajaran Berbasis Masalah adalah model-model pembelajaran

yang menggunakan masalahdi dunia nyata sebagai materi dalam pembelajaran dan

mengharuskan siswaberpikir kritis untuk memecahkan masalah

tersebut.Berdasarkan kriteria di atas, Globalisasimerupakan masalah yang

tepatuntuk diajarkan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah karena

Globalisasimerupakan masalah yang mengandung konflik dan bersumber dari

berita atau media lainnya.

Dapat dikatakan bahwa apabila dalam pembelajaran seorang guru

mengajarkan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalahdengan

baik dan benar sesuai dengan fase-fase yang telah ditentukan, yaitu menyajikan

pertanyaan atau masalah, berfokus pada interdisipliner (masalah yang nyata),

investigasi autentik, menghasilkan produk/karya dan memamerkannya, kolaborasi

(kerja sama), maka tujuan pembelajaran yang diharapkan akan tercapai.

(28)

112

Berdasarkan penelitian yang telahdikemukakan,maka saran yang

dapatdiberikanadalahsebagaiberikut : (1) Pembelajarandenganmenggunakan

model pembelajaranberbasismasalahmerupakansalahsatualternatifbagi guru

PKndalammenyajikanmateripelajaranPKndanmembelajarkansiswa. (2)

Dalamsetiappembelajaran guru sebaiknyamenciptakansuasanabelajar yang

memberikesempatankepadasiswauntukmengungkapkangagasan-gagasanmerekadalambahasadancaramerekasendiri,

sehinggadengandemikiandalampembelajaranPKnsiswalebihberaniberagumentasi,

lebihpercayadiridanberpikirkritisdalammenyelesaikansuatupermasalahan yang

terkaitdenganmateriPKnsertadapatmembangkitkanminatbelajardangairahuntukbel

ajarpembelajaranPKn. (3) Penerapan model pembelajaran yang

sesuaidengankarakteristiksiswadankarakteristikmatapelajaransangatmempengaruh

ihasilbelajarsiswa. Maka guru perlumerancangdanmengembangkan model

(29)

111

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta : Pustaka Belajar.

Atkinson. 2007. Pengantar Psikologi edisi kesebelas jilid satu. Harcourt Brace Company: Interaksara.

Arends. 2009. dalam Suprijono, Agus. Cooperative Learning. Yogyakarta:Pustaka Belajar.

Arends. 2007. Learning to Teach Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta:Pustaka Belajar.

Badar, Trianto Ibnu. 2015. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini dan Anak Kelas Awal SD/MI Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Prenada Media Group.

Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rieneka Cipta

Cooper Fisher danHarmenCerbin.2006. Problem-solving modules in large introductory biology enhance student understanding. The American Biologi Teacher, 68,9:524

Ennis, R.H. 1964. The Cornell Class-Reasoning Test, Form X. Departement Of Educational Policy Studies, University of Illionis at Urbana-Champaign: Illionis Critical Thinkhing Project.

Dimyanti dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rieneka Cipta

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta

Fathur, dkk. 2012. “Penerapan Model Discovery Learning Termbimbing pada Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif”.Unnes Physics Education Journal, ISSN No. 2257-6935, 2. Fathurrohman, Pupuh. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT

RefikaAditama.

Fisher, A. 2009. Berfikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta : Erlangga

(30)

114

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Kemendikbud. 2015. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2015. Jakarta: Kemendikbud.

Kunandar. 2010. Guru Profesional. Jakarta: Rajawali Press

Ramadhani, Irham. 2015. “Efek Model Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Strategi Think Talk write dan Kreativitas Ilmiah Terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika Siswa SMA”. Tesis. Medan. Universitas Negeri Medan,

Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Pranada Media Grup

Shoimi, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Siregar, Eveline.dkk. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sudjana. 1984. Metoda Statistika. Bandung : Penerbit Tarsito

Trianto, 2010. Mengembangkan Model Pembelajran Tematik. Jakarta : PrestasiPusaka

Wina Sanjaya. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar ProsesPendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media.

Gambar

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian .........................................................................
Tabel 1.1. Nilai Hasil Ujian Semester II PKn Kelas IV SD Harapan Mandiri T.P.    2014/2015
gambaran mengenai pengaruh model pembelajaran berbasis masalah

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah, pertanyaan terbuka dan konvensional terhadap hasil belajar biologi

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan model pembelajaran berbasis masalah terhadap penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh strategi pembelajaran berbasis masalah dalam tatanan pembelajaran think pair share , strategi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor dikelas

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah dan group investigation terhadap: (1) hasil belajar; (2) kemampuan berpikir kreatif;

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap hasil belajar siswa pada materi Suhu dan Kalor kelas X semester II SMA Negeri

Kegiatan perkuliahan PKn SD yang akan kami selenggarakan ini menggunakan model perkuliahan inovatif, yaitu model pembelajaran yang berbasis permasalahan

Kegiatan perkuliahan PKn SD yang akan kami selenggarakan ini menggunakan model perkuliahan inovatif, yaitu model pembelajaran yang berbasis permasalahan