• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRODUKTIVITAS KARYAWAN DITINJAU DARI PEMBAGIAN SHIFT KERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PRODUKTIVITAS KARYAWAN DITINJAU DARI PEMBAGIAN SHIFT KERJA"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era informasi dan kemajuan teknologi seperti sekarang ini tuntutan

konsumen atau pasar terhadap suatu produk atau jasa semakin meningkat pula.

Bekerja merupakan faktor utama bagi sebagian sebagian besar orang. Seseorang rela

bekerja siang dan malam agar dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari. . Kemajuan

teknologi, kepentingan-kepentingan ekonomi, atau meningkatnya tuntutan

masyarakat akan pelayanan 24 jam semakin tidak dapat terelakkan. Di bidang

transportasi misalnya, di dunia penerbangan, diperlukan operator yang dapat

mengawasi menara pengawas secara bergiliran selama 24 jam. Demikian pula di

bidang jasa, misalnya di rumah sakit, dinas kebakaran atau polisi. Mereka dituntut

untuk dapat memberikan pelayanan 24 jam. Tak jarang jika kemudian banyak ditemui

para pekerja yang bekerja hingga larut malam. Tenaga manusia tidak seperti mesin

atau bahan baku yang kapan dan dimana saja dapat digunakan oleh perusahaan.

Mengingat akan kebutuhan produksi yang meningkat dan melihat keterbatasan tenaga

yang dimiliki oleh karyawan, maka tidak jarang perusahaan mengambil kebijakan

(2)

tidak memforsir tenaga karyawan. Pembagian waktu kerja memang salah satu strategi

perusahaan untuk menyiasati keberlangsungan produksi di perusahaan.

Secara alamiah, sebagian besar manusia dilahirkan untuk menjadi mahluk

siang hari, artinya manusia bangun dan beraktivitas pada siang hari, dan tidur atau

beristirahat pada malam hari.

Kehidupan seperti ini mengikuti suatu ritme biologis yang disebut ritme

circadian (circadian rhythm) yang berulang setiap 24 jam (Grandjean, 1988).

Terganggunya system pada tubuh atau yang biasa disebut dengan Circadian rhythms.

Istilah circadian pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Franz Halberg, seorang

berkebangsaan Jerman pada tahun 1959, untuk menjelaskan terjadinya perubahan

fungsi-fungsi tubuh pada diri manusia. Istilah ini berasal dari bahasa latin, circa yang

berarti ”sekitar” dan dies yang berarti “satu hari”. Jadi yang disebut circadian adalah

perubahan fungsi-fungsi tubuh pada diri manusia yang terjadi dalam satu hari. Karena

perubahan fungsi-fungsi tubuh tersebut mengikuti satu ritme tertentu, maka konsep

circadian ini lebih dikenal dengan sebutan ritme circadian (circadian rhytm). Circadian rhythms adalah proses-proses yang saling berhubungan yang dialami tubuh

untuk menyesuaikan dengan perubahan waktu selama 24 jam (Tayyari dan Smith,

1997).

Masalah timbul ketika pekerja harus bekerja pada sore atau malam hari,

karena ini bertentangan dengan ritme circadian mereka. Tubuh yang seharusnya

(3)

menimbulkan berbagai gangguan, baik bersifat fisik dan psikis (gangguan

pencernaan, meningkatnya resiko penyakit jantung, kelelahan fisik dan mental,

kecemasan, serta depresi) maupun masalah-masalah kehidupan sosial seperti

meningkatnya kasus-kasus perceraian, terganggunya hubungan orang tua-anak, serta

terganggunya hubungan dengan teman dan lingkungan tetangga (Saskatchewan

Labour, 2001).

Pada malam hari, semua fungsi tubuh akan menurun dan timbulah rasa

kantuk. Hal ini didukung oleh kondisi alam seperti adanya siang dan malam. Kondisi

tubuh yang sudah terpola ini tentunya sulit untuk diubah. Oleh karena itu apabila

tubuh dituntut untuk bekerja pada malam hari, tentunya perlu penyesuaian dan

pengaturan jadwal kerja yang tepat sehingga para pekerja tetap dapat berprestasi

secara optimal (Grandjean, 1993). Kemudian, di dalam meletakkan pengaturan waktu

kerja harus benar – benar diupayakan untuk dapat menciptakan keseimbangan antara

tuntutan tugas, lingkungan kerja dan kemampuan kerja (Grandjean, 1993 dan

Manuaba,2000). Menurut Eastman Kodak Company (1986) dibutuhkan waktu antara

1 – 2 hari untuk menyesuaikan kembali ritme circadian individu dengan lingkungan

alamiah di sekitarnya.

Shift kerja berperan penting terhadap permasalahan pada manusia yang dapat

meluas menjadi gangguan tidur, gangguan kesehatan fisik dan psikologis, gangguan

social serta kehidupan keluarga. United Electrical (UE) News Health and Safety

(4)

mengakibatkan gangguan pencernaan, gangguan tidur dan kelelahan. Shift kerja

mempengaruhi berbagai perubahan fisik dan psikologis tubuh manusia diantaranya

adalah kelelahan. Hal ini sesuai dengan pendapat Kuswadji yang menyatakan bahwa

disamping dapat mengakibatkan gangguan tidur, pekerja dengan shift juga mengakibatkan kelelahan kerja (80%).

Adnan (2002) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa pada sistem shift

rotasi terdapat aspek positif dan aspek negatif. Aspek positifnya adalah memberikan

lingkungan kerja yang sepi khususnya shift malam dan memberikan waktu libur yang

banyak. Sedangkan aspek negatifnya adalah penurunan kinerja, keselamatan kerja

dan masalah kesehatan. Kinerja menurun selama kerja shift malam yang diakibatkan

oleh efek fisiologis dan efek psikososial. Menurunnya kinerja dapat mengakibatkan

kemampuan mental menurun yang berpengaruh terhadap perilaku kewaspadaan

pekerjaan seperti kualitas kendali dan pemantauan. Survei pengaruh shift kerja

terhadap kesehatan dan keselamatan kerja yang dilakukan Smith et. al, melaporkan

bahwa frekuensi kecelakaan paling tinggi terjadi pada akhir rotasi shift kerja (malam)

dengan rata-rata jumlah kecelakaan 0,69% per tenaga kerja (Adiwardana dalam

Yasir, 2008).

Seperti penelitian yang pernah dilakukan oleh Endah Sriwahyuni (2003) pada

sebuah rumah sakit ”X” di Jakarta mengenai ”Penurunan Kewaspadaan Perawat

dengan Kerja Bergiliran (Shift) pada Rumah Sakit “X” di Jakarta dan Faktor-faktor

(5)

terutama yaitu adalah gangguan Circadian ritme yang menyebabkan gangguan pada

pola tidur, kekurangan tidur dan kelelahan yang berakibat terjadinya penurunan

kewaspadaan. Di rumah sakit ini beberapa kesalahan pemberian obat terjadi terutama

pada perawat dinas shift malam, oleh karena itu dilakukan penelitian dengan tujuan

mengetahui prevalensi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan penurunan

kewaspadaan. Penelitian ini merupakan studi cross sectional (potong lintang). Jumlah

sampel pada kelompok perawat rawat inap sebesar 45 orang yang diambil secara

alokasi proporsional dari masing-masing unit.

Data penelitian Endah Sriwahyuni didapat dari medical check up, PK3RS, observasi, pemeriksaan fisik, pengisian kuesioner dan tes Pauli yang dilakukan dua

kali setelah shift pagi dan setelah shift malam. Hasil penelitian Endah Sriwahyuni ini

menunjukkan penurunan tingkat kewaspadaan pada perawat shift malam dan

prevalensi penurun kewaspadaan sebesar 71,1%. Faktor yang berhubungan paling

kuat dengan penurun kewaspadaan adalah beban kerja berlebih (p=0,0004) dan faktor

yang tidak bermakna tetapi mempunyai angka yang mendekati adalah pola tidur/lama

tidur siang (p=0,0767).

Dari penelitian ini terbukti bahwa shift malam mengakibatkan penurunan

kewaspadaan dan secara statistik terbukti bahwa faktor beban kerja berlebih (p>0,05)

bermakna dalam mempengaruhi penurunan kewaspadaan. Faktor lain seperti pola

tidur, strategi tidur dan kualitas tidur walaupun secara statistik tidak terbukti tetapi

(6)

(et. al.). Untuk mencegah dan mengurangi penurunan kewaspadaan perlu pemahaman

yang sama baik dari pihak manajemen, perawat dan dokter perusahaan.

Selain itu juga pernah dilakukan oleh Purbawati (2007) penelitian terhadap

sebuah perusahaan yaitu PT. Kusuma Tex, perusahaan ini bergerak dibidang industri

textile dan menghasilkan kain mori atau grey. Dalam perusahaan itu sering dijumpai

penyimpangan dari kualitas kain tenun yang berupa cacat pada permukaan kain yang

dihasilkan perusahaan. Dalam usaha untuk memperoleh kualitas kain tenun yang

baik, maka perlu diperhatikan faktor-faktor sistem kerja yang mempengaruhinya.

Penelitian dengan fokus di bagian pertenunan memperhatikan faktor -faktor dominan

yang diduga mempunyai kontribusi dalam menimbulkan ketidaksesuaian (cacat) pada

kain tenun yaitu faktor operator, mesin dan shift.

Dari beberapa penelitian baik di Amerika maupun Eropa, shift kerja memiliki

pengaruh pada kinerja pekerja (Tayyari &Smith, 1997). Kinerja pekerja, termasuk

tingkat kesalahan, ketelitian dan tingkat kecelakaan, lebih baik pada waktu siang hari

dari pada malam hari, sehingga dalam menentukan shift kerja harus diperhatikan

kombinasi dari tipe pekerjaan, sistem shift dan tipe pekerja. Shift kerja akan

berpengaruh negative terhadap hubungan keluarga seperti tingkat berkumpulnya

anggota keluarga dan sering berakibat pada konflik keluarga. Secara sosial, shift kerja

juga akan mempengaruhi sosialisasi pekerja karena interaksinya terhadap lingkungan

menjadi terganggu. Banyak penelitian model shift kerja dilakukan untuk mengurangi

(7)

Kerja shift memberikan kesenangan tertentu pada sebagian pekerja. Menurut

mereka, kerja shift rotasi dapat meningkatkan pendapatan, memberikan lingkungan

kerja yang sepi, atau bagi pasangan yang keduanya bekerja, mereka dapat bergantian

menjaga anak-anak mereka (Saskatchewan Labour, 2001). Bagi perusahaan dengan

pembagian shift pada karyawan perusahaan akan mendapatkan untung dengan proses

produksi yang terus berjalan meskipun dalam waktu malam hari. Perusahaan pun

dapat mencapai target yang diinginkan.

Selain menguntungkan, kerja shift ternyata juga merugikan. Berbagai

gangguan fisik, psikis dan sosial yang dialami pekerja, menyebabkan antara lain

terjadinya penurunan produktivitas, peningkatan angka ketidakhadiran pekerja

(absenteeism), dan peningkatan kecelakaan kerja (Rogers, Roberts & Dawson, 1997)

seperti kecelakaan kapal tanker minyak Exxon Valdez, atau kecelakaan di reaktor

nuklir Three Mile Island dan Chernobyl (Rogers dkk., 1997; Akersted & Landstrom,

1998). Kecelakaan-kecelakaan ini terjadi pada saat shift malam, antara pukul 01.00

sampai dengan pukul 06.00. Diduga penyebabnya adalah rasa ngantuk dan lelah

yang dialami pekerja akibat kerja shift (Scott & LaDou, 1998). Smith (dalam

Akerstedt & Landstrom, 1998), dalam penelitiannya di suatu industri mobil,

menemukan adanya peningkatan resiko kecelakaan 30%-50% pada malam hari.

Peningkatan produktivitas merupakan motor penggerak kemajuan ekonomi

dan keuntungan perusahaan. Produktivitas juga penting untuk meningkatkan upah

(8)

produktivitasnya akan segera mengalami penurunan dalam standar kehidupannya.

Produktivitas didefinisikan sebagai hubungan antara input dan output suatu sistem

produksi. Hubungan ini sering lebih umum dinyatakan sebagai rasio output dibagi

input. Jika lebih banyak output yang dihasilkan dengan input yang sama, maka

disebut terjadi peningkatan produktivitas. Begitu pula kalau input yang lebih rendah

dapat menghasilkan output yang tetap, maka produktivitas dikatakan meningkat

(Nasution, 2006)

Hasil dari penelitian yang dilakuukan olehKusmindari (2008) yaitu dari hasil

perhitungan, maka simpulan yang dapat diambil adalah : (1) data waktu baku

perusahaan adalah 487 menit, (2) data waktu baku dari penelitian adalah 561.32

menit, (3) selisih waktu baku adalah sebesar 74.32 menit, (4) waktu baku penelitian

tidak memenuhi target perusahaan, (5) data dari penelitian belum seragam untuk

dinyatakan dalam batas kendali yang diinginkan, (6) indikator performansi bulan

november 2008 pada shift I adalah 240, (7) nilai indeks produktivitas kerja bulan

november 2008 pada shift I adalah - 58.97, (8) penurunan nilai produktivitas kerja

pada bulan november 2008, (9) indikator performansi bulan november 2008 pada

shift II adalah 615, (10) nilai indeks produktivitas kerja bulan november 2008 pada shift II adalah - 7.51, (11) nilai produktivitas kerja pada shift II masih kurang dari

harapan perusahaan, (12) Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja pada

PT. Sumatera Prima Fibreboard adalah faktor bahan baku, mesin, tenaga kerja dan

(9)

Penelitian lain yang dilakukan oleh Suprapto (2008) yaitu pengumpulan data

yang dilakukan dengan mengukur kecepatan kerja pada pria dan wanita dalam

penglintingan rokok yaitu Sigaret retek Tangan (SKT). Pegukuran kerja

dikelompokkan menjadi tiga yaitu shift pagi, shift siang dan shift malam dengan mengambil sampel masing-masing 3 operator laki-laki dan wanita. Yang memperoleh

hasil dari penelitian pada pekerja penglinting rokok dapat disimpulkan sebagai

berikut: 1. Ada pengaruh antara shiftI kerja terhadap produktivitas keja operator. 2.

Ada pengaruh antara jenis kelamin terhadap produktivitas kerja operator. 3. Ada

pengaruh interaksi antara shift kerja dengan jenis kelamin pada produktivitas kerja.

Dian (2000) dalam penelitiannya Perbedaan kecepatan Kerja dan Jumlah

Hasil produksi Pengemas dan Sesudah Penataan Alur Kerja pada Ruang Pengemasan

di PT. TEXMACO TAMAN SYNTHETICS Kaliwungu Kendal yang memperoleh

hasil Untuk memenuhi permintaan itu perlu didukung alur kerja yang baik PT

Texmaco Taman Synthetics Kaliwungu Kendal pada bagian pengemasan untuk

penataan alur kerjanya kurang baik, karena mengakibatkan tenaga kerja kurang dapat

mencapai hasil produksi yang ditargetkan. Pengaturan letak peralatan/bahan/material,

pengermasan dilakukan penataan yang sesuai dengan prinsip-prinsip ergonomi dan

tenaga yang harus dikeluarkan oleh tenaga kerja dapat seminimal mungkin. Selain itu

juga tenaga kerja menghasilkan hasil produksinya dengan baik. Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui perbedaan jumlah hasil produksi pengemas sebelum dan

(10)

menggunakan metode One Group prevalensi and Post Test Design. Populasi

penelitian adalah tenaga kerja laki-laki bagian pengemasan sebanyak 49 orang,

sedangkan sampel dipilih dari jumlah populasi yang memenuhi kriteria tertentu yaitu

29 orang dari 3 shift. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa rata-rata

kecepatan pengemas dalam 1 kali penyelesaian pekerjaan sebelum penataan alur kerja

9 menit dan rata-rata kecapatan pengemas dalam 1 kali penyelesaian pekerjaan

sesudah penataan alur krja sebesar 3 menit. Sedangakan rata-rata jumlah hasil

produksi pengemas sebelum penataan alur kerja 38 box dan rata-rata jumlah hasil

produksi pengemas sesudahpenataan alur kerja sebanyak 63 box. Terdapat perbedaan

yang bermakna (p<0,05) kecepatan kerja dan jumlah hasil produksi pengemas

sebelumdan sesudah penataan alur kerja. Untuk itu disarankan agar pihak perusahaan

menggunakan alurkerja yang udah ditata tersebut dan memahami tentang keserasian

antara manusia dengan pekerjaannya, yang meliputi alat, bahan, dan perlengkapan

kerja lainnya.

Dari berbagai penjelesan diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti

produktifitas ditinjau dari perbedaan pembagian shift kerja yaitu shift pagi, shift

(11)

B. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari gambaran umum yang telah dipaparkan dalam latar

belakang masalah, maka timbul keinginan untuk meneliti bagaimana produktivitas

karyawan ditinjau dari pembagian shift kerja (shift pagi, shift siang, shift malam)?

C. Tujuan Penelitian

Peneliti bertujuan untuk mengetahui bagaimana produktivitas ditinjau dari

pembagian shift kerja (shift pagi, shift siang, shift malam).

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Diharapkan penelitian ini mampu memberikan sumbangan teoritis khususnya

pada bidang Psikologi Indutri Organisasi tentang produktivitas ditinjau dari

pembagian shift kerja (shift pagi, shift siang, shift malam)

2. Secara Praktis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran,

(12)

PRODUKTIVITAS KARYAWAN

DITINJAU DARI PEMBAGIAN SHIFT KERJA

SKRIPSI

Disusun oleh:

ELVIRA FARANITA MAHARDI

06810234

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(13)

PRODUKTIVITAS KARYAWAN

DITINJAU DARI PEMBAGIAN SHIFT KERJA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana (S1) Psikologi

Disusun oleh:

ELVIRA FARANITA MAHARDI

06810234

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(14)
(15)
(16)
(17)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT, pemilik dan penguasa alam semesta beserta

isinya, atas segala limpahan rahmat dan hidayah serta karunia yang tak terhingga

banyak dan besarnya. Hanya dengan seizin-Nyalah akhirnya penulisan tugas akhir ini

dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada suri

tauladan junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW, yang telah menuntun umat

manusia dari kegelapan menuju cahaya Islam.

Adapun maksud penulisan skripsi adalah sebagai salah satu syarat dalam

penyelesaian studi tingkat Strata 1 (S-1) di Fakultas Psikologi Universitas

Muhammadiyah Malang. Penulis menyadari, bahwa penyusunan skripsi ini tidak

mungkin dapat terselesaikan tanpa bantuan, dorongan, dan dukungan dari berbagai

pihak. Maka patut kiranya penulis mengucapkan terima kasih dengan segala

kerendahan hati kepada:

1. Ibu Dra.Cahyaning Suryaningrum, M. Si selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Bapak Zakarija Achmad, S.Psi., M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, masukan, arahan, serta motivasi bagi penulis untuk terus

(18)

3. Ibu Tri Muji Ingarianti, S. Psi., M. Psi selaku dosen pembimbing II yang telah

menjadi ibu yang senantiasa sabar memberikan bimbingan, masukan, arahan,

serta motivasi kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

4. Seluruh Dosen dan pegawai TU Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah

Malang yang telah banyak membantu penulis selama kuliah.

5. Bapak Farid yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

melaksanakan penelitian. dan seluruh karyawan pada PT. Berdikari Meubel

Nusantara.

6. Ayah Mardi Hartono dan ibu Siswatik yang dengan segenap kasih sayangnya,

usaha, senantiasa mendo’akan, dan memberikan dorongan baik moril maupun

materil dengan tulus ikhlas yang tiada hentinya pada penulis.

7. Adikku, Augie Prigandi Mahardi yang selalu memberikan canda tawa serta

dukungannya.

8. Seseorang yang terkasih Steve Jackson Rumbiak yang telah memberikan waktu

yang berharga, segenap perhatian, kasih sayang, dukungan, motivasi dan cinta

yang besar kepada penulis.

9. Sahabat-sahabatku tercinta (‘Similikithi Lovers’) Kinan, Fuat, Putri, Lenggang,

dan Nadhif terirma kasih atas support, do’a, kerjasama, kebersamaan, dan kasih

sayang kalian selama ini. Semua takkan pernah bisa terlupakan dan tergantikan

(19)

10.Sahabat Ready To Marry, kinan dan mas Odjan yang telah memberikan waktu,

semangat, dam senantiasa bersama-sama berjuang.

11.Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini dengan tulus dan

ikhlas, yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT senantiasa membalasnya dengan limpahan berkah dan

nikmat atas seluruh kebaikan yang diberikan kepada penulis. Akhir kata, tiada

satupun karya manusia yang sempurna, saran dan kritik yang membangun sangat

penulis harapkan dan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, 27 Januari 2012

(20)

DAFTAR ISI

2. Pengukuran Produktivitas ... 14

(21)

BAB III. METODE PENELITIAN

A.Rancangan Penelitian ... 24

B.Variabel Penelitian ... 24

C.Populasi dan Sampel Penelitian ... 26

D.Jenis Data dan Instrumen Penelitian ... 28

E.Prosedur Penelitian ... 29

F. Metode Analisa Data ... 29

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Data ... 31

1. Produktivitas... 32

2. Shift Kerja ... 32

B.Hasil Analisa Data... 31

C.Pembahasan ... 39

BAB V. PENUTUP A.Kesimpulan ... 43

B.Saran ... 43

DAFTAR PUSTAKA ... 45

(22)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Rancangan Analisa Data ... 30

Tabel 2 Hasil Pengelompokan Berdasarkan Kelas Interval ... 35

Tabel 3 Hasil Pengelompokan Berdasarkan Shift I yaitu Shift Pagi ... 36

Tabel 4 Hasil Pengelompokan Berdasarkan Shift II yaitu Shift Sore ... 37

Tabel 5 Hasil Pengelompokan Berdasarkan Shift III yaitu Shift Malam ... 37

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Adnan. (2007). Hubungan Antara Tipe kepribadian dan Tipe Circardian dengan Sikap

Terhadap Kerja Shift. Diperoleh dari http:// garuda.dikti.go.id /

jurnal/detil/id/0:8016/q/pengarang:;Irma/offset/0/limit/15. Pdf.

Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian, Suatu pendekatan Praktik. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Azwar. (2009). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Dewi. R. K., (2010). Perbedaan Tingkat Stres kerja Ditinjau Dari Penggunaan Strategi

Koping Pada Pekerja Shift Bagian Finishing Di PT dan Laris Sukoharjo. Surakarta.

Diperoleh dari http://digilib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=detail&d_id=17481

Dian. W. (2000). Perbedaan Kecepatan Kerja dan Jumlah Hasil Produksi Pengemas Sebelum dan Sesudah Penataan Alur Kerja Pada ruang Penngemasan di PT.

TEXMACO TAMAN SYNTHETICS Kaliwungu Kendal. Diperoleh dari

http://eprints.undip.ac.id/8663

Fakultas Psikologi UMM. (2010). Pedoman Penyusunan Skripsi. Malang: UMMPress

Iskandar. A. C. (2010). Jadwal kerja. Diperoleh dari http:// wartawarga. gunadarma.ac.id/2010/03/tugas.

Kodrat. K. F., (2009). Pengaruh Shift kerja terhadap Kemungkinan Terjadinya Kelelahan

Pada Pekerja Pabrik Kelapa sawit PT. x Labuhan Batu. Medan.

Mautirs dan Widodo. (2008). Faktor dan Penjadwalan Shift Kerja. Diperoleh dari

http://journal.uii.ac.id/index.php/jurnal-teknoin/article/viewFile/792/710

Mulyono. M. (1993). Penerapan Produktivitas dalam Organisasi. Jakarta. Penerbit Bumi Aksara

Purbawati. (2005). Analisis Faktor-Faktor yang Dominan yang Berpengaruh terhadap Kualitas Kain Tenun Pada Perusahaan Tenun Kusuma Tex Di Yogyakarta. Diperoleh dari http://digilib.its.ac.id/detil.php?id=683

Rahman. R. J., (2008). Pengaruh Shift Kerja Terhadap Motivasi Berprestasi Pramuniaga di

PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk Malang. Malang. Diperoleh dari

(24)

=f&aqi=&aql=&gs_sm=e&gs_upl=6284l6284l0l6988l1l1l0l0l0l0l0l0ll0l0&bav=on. 2,or.r_gc.r_pw.,cf.osb&fp=7bdad3ae8dd2dc5c&biw=1024&bih=426

Serdamayanti. (2002). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: penerbit Mandar Maju

Simanjuntak dan Situmorang. (2010). Analisis pengaruh Shift Kerja Terhadap Beban kerja

Mental Dengan Metode Subjective Workload Assessment Technique (SWAT).

Yogyakarta

Suprapto. (2008). Pengaruh Shift Kerja dan Jenis Kelamin Terhadap Produktivitas Kerja

Operator. Diperoleh dari http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/2208242251.pdf

Syam. R. J., (2007). Analisis Pengaturan Shift Kerja Yang Tepat Untuk Menjaga Kestabilan

Performasi Kerja Karyawan Dengan Menggunakan Psychopsysiology Method.

Yogyakarta.

Wahyuni. E. S. (2003). Penurunan Kewaspadaan Perawat dengan Kerja Bergiliran (Shift)

ppada Rumah Sakit “X” di Jakarta dan factor-Faktor yang Berhubungan.

Diperoleh dari

http://digilib.Litbang.depkes.go.id/go.php?id=jkpkbppk-gdl-res-2003-endah-1733-shift-badan litbang Kesehatan

Wijaya., Mautits. S. L., Supraniati. E., (2006). Hubungan Antara Shift Kerja dengan Gangguan Tidur dan Kelelahan Kerja Perawat Instalasi Rawat Darurat Rumah

Sakit DR. Sardjito Yogyakarta. Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Perawat dengan shift kerja pagi akan memiliki kondisi yang lebih baik dan menyenangkan karena mereka memulai pekerjaan di pagi hari dan pulang pada siang hari sehingga

perbedaan tingkat stress kerja pada tenaga kerja baik shift pagi, shift siang dan. shift malam, dimana pekerja setiap shift mengalami

Bintang Makmur Sentosa Tekstil Industri mengenai perbedaan kelelahan akibat kerja antara shift kerja pagi, siang, dan malam pada karyawan di bagian produksi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat kelelahan kerja antara shift pagi, shift sore, dan shift malam di bagian Weaving PT.. Iskandar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan produktivitas kerja karyawan ditinjau dari tingkat pendidikan; (2) perbedaan produktivitas kerja karyawan ditinjau

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan produktivitas kerja karyawan ditinjau dari tingkat pendidikan; (2) perbedaan produktivitas kerja karyawan ditinjau

bekerja pada shift pagi maka akan menimbulkan perbedaan yang cukup jelas, yang mana perbedaan itu terlihat karena pada shift malam, tidur mereka akan berubah

Hubungan dengan rekan kerja antar shift kerja yaitu shift I (pagi), shift II (sore), dan shift III (malam) dapat diketahui dari 36 responden (100%) yang bekerja saat shift